2014
PROPOSAL TENDER MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN
PT. KERETA MAINAN KAYU
A PT. ANNAFI’ PONDOK KARYA PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK 1 [Type the company name] UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG1/1/2014
PROPOSAL TENDER MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF)
Disusun Oleh : Kelompok
: 4 (Satu)
Nama/ NPM : Iyep
(10070211022)
Muhammad Aulia Andani (10070211027)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014 M / 1435 H
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pembahasan tentang lokasi pasti tidak dapat dipisahkan dengan ruang dan wilayah, karena yang menjadi landasan dari lokasi adalah ruang. Ruang dalam studi tentang wilayah dinyatakan bahwa permukaan bumi baik yang ada diatas maupun yang ada di bawahnya sepanjang manusia masih dapat menjangkaunya. Lokasi mengambarkan posisi atau koordinat pada ruang tertentu. Dalam ilmu ekonomi regional telah diterapkan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan wilayah serta sudah memasukkan unsur lokasi dalam pembahasannya. Pembahasan tentang lokasi yang menjadi perhatian bukanlah kemampuan untuk membuat daftar posisi berbagai benda dan kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut, melainkan analisis akan dampak dan keterkaitan antara kegiatan di suatu lokasi dengan berbagai kegiatan lain pada lokasi yang berbeda. Studi tentang lokasi adalah bagaimana melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain serta apa dampaknya atas setiap kegiatan tersebut karena lokasi yang berdekatan atau berjauhan tersebut. Tata letak atau layout pabrik merupakan salah satu masalah yang sangat penting karena tata letak sangat berpengaruh terhadap efisiensi operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya dan mutu kehidupan kerja. Sistem tata letak memegang peranan yang sangat penting dalam perencanaan suatu pabrik. Dari hasil pengamatan, tata letak pabrik dapat mereduksi biaya pemindahan bahan (material handling). Dengan demikian jelaslah bahwa perencanaan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas pabrik akan berkaitan erat dengan perencanaan proses pemindahan bahan. Perencanaan tata letak pabrik tidak bisa mengabaikan signifikasi dari aktifitas pemindahan bahan dan juga sebaliknya, tidak mungkin menerapkan sistem pemindahan bahan secara efektif tanpa memperhatikan tata letak fasilitasnya. 1.2
Perusahaan 1. Badan Hukum Perusahaan PT Annafi’merupakan perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Untuk mendirikan perusahaan Perseroan Terbatas (PT) membutuhkan modal yang besar. Untuk memperluas usaha persusahaan dengan badan hukum Perseroan Terbatas (PT) dapat memperoleh tambahan modal. Manajemen dari Perseroan Terbatas (PT) memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal secara efisien.
2. Struktur Organisasi Direktur
Manager Arsitektur
Manager Struktur
Manager Mekanik dan Elektrik
Pelaksana Utama
Manager Proyek
Logistik & Peralatan
HRD & Keuangan
Uraian jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Direktur -
Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan
Manager Arsitektur - Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan arsitektural bangunan Manager Struktur - Perencanaan dan perhitungan kontruksi Manager Mekanik - Perencanaan gambar kontruksi Pelaksana Utama - Memahami gambar desain dan spesifikasi Teknik dan pedoman lain terkait sebagai pedoman dalam memimpin pelaksanaan kerja dilapangan - Bersama bagian teknik dan Adm Kontrak menyususn metode kontruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan - Membuat program kerja mingguan, dan mengadakan pengarahan kegiatan harian pada pelaksanaan dilapangan Logistik Dan Peralatan - Bersama dengan bagian Teknik dan Adm kontrak membuat jadwal pengadaan matrial dan peralatan di proyek - Melakukan survey dan dan memberikan informasi kepada Kepala Proyek tentang sumber dan harga material, alat dan sewa alat. - Menyelenggarakan pemebelian material dan alat yang telah diputuskan oleh Kepala Proyek sesuai dengan jadwal pengadaan dan prosedur perusahaan. - Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman material dan alat diproyek.
HRD & Keuangan - Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat dalam proses produksi - Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan 3. Deskripsi Perusahaan PT. Annafi’ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi untuk membuat dan merancang suatu perusahaan baru serta mengatur kinerja perusahaan tersebut. Visi PT. Annafi’ adalah menjadi perusahaan konsultan yang dapat memajukan perusahaan yang dirancangnya. Misi perusahaan yaitu menghasilkan perusahaan yang berkualitas dan menghasilkan produk yang aman untuk digunakan semua kalangan masyarakat. PT. Annafi’ bertujuan untuk memuaskan pelanggan, memperoleh keuntungan yang progresif untuk perusahaan, memberikan harga termurah kepada pelanggan, dan membangun perusahaan yang ramah lingkungan.
1.3
Prosedur Standar Perancangan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik pada umumnya terdiri dari sejumlah masalah terpisah dari pengaturan fasilitas, dan setiap masalah sekecil apapun pada dasarnya dapat dikelola dengan baik. Pernyataan ini belum tentu benar jika sebuah Industri dihadapkan pada permasalahan rumit terkait dengan masalah-masalah besar dan kompleks. Namun demikian, prosedur pengelolaan masalah dapat dijelaskan dalam bab ini dengan mengikuti rancangan tata letak untuk membantu arstiktektur pabrik dalam pemecahan masalah komplek yang dihadapi perusahaan sehingga masalah sebesar apapun dapat diatasi dengan baik Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Kita tidak dapat menghindarinya, sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan atau mesin didalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta sederhana. Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Dalam tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin(machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout).Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru (the new layout plan). Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukanefisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan industri yang mahal harganya, peralatan yang canggih, dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan layout yang sembarangan saja.
BAB II TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan ini yaitu : 1. Menentukan bentuk badan hukum yang akan digunakan perusahaan berdasarkan kriteria badan hukum 2. Mendeskripsikan perkembangan perusahaan dan rencana perkembangan perusahaan. 3. Menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan. 4. Menentukan pasar untuk penjualan produk tersebut dan proyeksi kebutuhan produk sebagai informasi untuk perencanaan produksi. 5. Melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran. 6. Menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi menggunakan teori fasilitas.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1
Organisasi Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. (Daft, 2001) Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun sebuah perusahaan, adalah : 1. Fungsi Perencanaan (Planning) Dalam membangun sebuah perusahaan fungsi dari perencanaan sangatlah penting. Karena menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan dating dan untuk menentukan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Perencanaan yaitu: Menetapkan tujuan dan target bisnis Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pecapaian tujuan dan target bisnis
2.
Fungsi Pengorganisasian Merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengorganisasian, yaitu: Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3.
Fungsi Pengarahan dan Implementasi Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi, yaitu: Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien daam pencapaian tujuan Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan Menjelaskan kebijaksanaan yang ditetapkan 4.
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Adapun kegiatan yag dilakukan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian, yaitu: Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan Melakukan bebagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis 3.2
Perusahaan Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusi serta melakukan uapaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Atau suatu unit kegiatan ekonomi yang di organisasikan dan dijalankan sebagai organisasi produksi yang tujuannya untuk menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berkaitan dengan organisasi dan perusahaan, maka hakekat dari organisasi perusahaan adalah adanya orang-orang yang usahanya harus dikoordinasi, tersusun dari sejumlah sub-sistem yang saling berhubungan dan saling bergantung, bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mmepunyai tujuan yang hendak dicapai. Elemen dari lingkungan internal perusahaan dapat dibagi atas elemen fungsional perusahaan dan tingkatan manajemen. Secara umum fungsional perusahaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa fungsi yaitu pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, produksi atau operasi dann sistem informasi mannajemen. Sedangkan tingkatan manajemen dapat dibagi menjadi manajemen tingkat atas, menengah, dan bawah.
Selain lingkungan internal perusahaan perlu juga diketahui aspek lingkunagn eksternal, yaitu kondisi-kondisi yang berada diluar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan hidup. Lingkungan ekstenal lain adalah lingkungan persaingan, dimana produk-produk dari berbagai perusahaan yang ada bersaing selain bekerja sama agar produk-produknya 3.3
Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Pabrik atau dalam istilah asing dikenal dengan istilah factory atau plant, adalah tempat dimana faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin dan fasilitas atau peralatan produksi, material, energi, uang atau modal, informasi dan sumber daya alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman. Istilah pabrik ini sering dihubungkan dengan industri, meskipun industri sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas. Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu jenis industri yang terutama akan menghasilkan produk jadi (finished good product), seperti halnya yang dijumpai dalam industri manufaktur. Industri manufaktur (the manufacturing industries), yaitu industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk atau model produk, baik yang masih berbentuk produk setengah jadi (semi finished goods product) ataupun sampai berupa produk jadi (finished goods product). Disini akan terjadi suatu transformasi proses baik secara fisik maupun kimiawi terhadap input material, dan akan memberikan nilai tambah pada material tersebut. Untuk mendukung proses produksi dalam industri manufaktur, diperlukan suatu rancangan fasilitas yang dapat memfasilitasi serangkaian kegiatan produksi dan memberikan kebutuhan secara sistematis. Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan fisik dan manusi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout. Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material. Perancangan sistem fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan memepertimbangkn beberapa aspek seperti sistem pencahayaan, kelistrikan, sistem komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuanagan limbah dan lain sebagainya. Aspek yang perlu diperhitungkan secara matang dalam perancangan tata letak antara lain meliputi peralatan-peralatan yang akan digunakan, mesinmesin dan semua perabotan perusahaan. Sedangkan dalam perancangan sistem material handling meliputi
mekanisme yang dibutuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti material, personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan sempurna. Perencanaan fasilitas yang baik harus dapat memberikan kemungkinan yang besar bahwa fasilitas yang dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dimasa yang akan datang. Perencanaan fasilitas meliputi perancagan sistem fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material atau material handling. Untuk lebih jelas, dibawah ini disajikan skema dari perencanaan fasilitas manufaktur. 3.4
Teori Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti, 2004). Namun, penelitian-penelitian tersebut masih didominasi oleh pemilihan lokasi di sector manufaktur, industri teknologi tinggi, dan perusahaan besar, dimana pemilihan lokasi usaha-usaha tersebut didorong oleh pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan produksi. Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan tersebut Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Asumsi dari teori lokasi Von Thunnen adalah sebagai berikut : Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri dari daeerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok komoditas pertanian. Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain. Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan tersebut. Daerah pedalaman merupakan daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah. Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat didaerah perkotaan. Angkutan yang ada hanya angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda. Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil dalam bentuk segar.
Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah pertanian. Di lain pihak, Melvin Greenhut berusaha menyatukan teori lokasi biaya minimum dengan teori ketergantungan lokasi. Greenhut lebih menekankan segi permintan, permintaan tidak hanya ditentukan oleh lokasi tetapi juga mempengaruhi pemilihan lokasi usaha. William J. Reilly menerbitkan buku pertamanya tentang model kawasan perdagangan pada tahun 1929. Hukum Reilly menyatakan gravitasi usaha berurusan dengan seberapa besar daerah perkotaan menarik pelanggan dan melayani masyarakat yang lebih kecil di pedesaan. Dua dekade kemudian Paulus Converse merevisi hokum Reilly dengan menentukan batas-batas suatu kawasan perdagangan kota atau membuat sebuah “titik ketidakpedulian” antara dua kota. Titik ketidakpedulian ini adalah titik dimana pembeli akan acuh tak acuh untuk pergi ke satu kota maupun ke kota lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhannya. Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Pemilihan lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi pemilik. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka. Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat, sumber-sumber alam, tenaga kerja, pasar, transport, pembangkit tenaga, dan tanah untuk ekspansi (Harding, 1976 : 67). Lingkungan masyarakat adalah kesediaan dari masyarakat disuatu daerah untuk menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negative daripada didirikannya suatu tempat usaha didaerah tersebut merupakan suatu syarat
untuk dapat atau tidaknya didirikannya usaha tersebut didaerah itu. Besarnya populasi, kepadatan penduduk, dan karakteristik masyarakat menjadi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan. Basis ekonomi yang ada seperti industry daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas keuangan di daerah sekitar juga harus diperhatikan oleh pemilik dalam memilih lokasi usahanya. Suatu perusahaan juga senang berdekatan dengan pesaingnya. Trend ini, disebut sebagai clustering, sering terjadi jika sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan juga bakat. Menurut Alcacer (2004) dengan lokasi yang berdekatan dengan pesaing usaha, perusahaan dapat melakukan strategi kompetisi total baik dalam kepemimpinan harga atau jasa lain yang diberikan. Seorang pengusaha harus mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi persaingan yang ada di daerah tersebut. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka. Biaya tanah dan pajak lokal kadang-kadang merupakan salah satu faktor pemilihan lokasi, meskipun pada umumnya kedua hal tersebut relatif tidak penting. Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan biasanya kurang dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya, kadang-kadang seperti faktor kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk menyumbangkan tanah (atau menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu organisasi yang mau mencari di daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu usaha didaerah tersebut akan membawa keuntungan bagi masyarakat disekitarnya. Suatu usaha apabila terletak jauh daripada suppliernya maka akan semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi barang. Harga jual barang akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan dasar dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga daripada bahan-bahan dasar dan bahanbahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus ditanggung oleh supplier untuk mendistribusikan barang tersebut. Pemasok mempunyai pengaruh pada usaha dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan sumber pemasok perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha. Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang terpenting. Di dalam penentuan lokasi usaha harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan tenaga kerja baik tenaga kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka harus dipertimbangkan kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut. Hampir setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan dengan infrastruktur perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi usaha.
Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih mahal dibandingkan didaerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang luas perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan datang pemilik usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Layout atau penataan ruang usaha perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Hal ini selain memudahkan dalam alur pergerakan pegawai dalam bekerja juga dapat memberikan kenyamanan pada pelanggan serta memberikan ciri khas tempat usaha yang dapat membedakannya dengan para pesaingnya. Tiap-tiap jenis usaha memerlukan penataan ruang yang berbeda, namun satu hal yang sama adalah mempertimbangkan kemudahan pergerakan karyawan dan kenyamanan pelanggan. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi suatu usaha.
3.5
Konsep Dasar Perancangan Tata Letak Pabrik Pengertian desain suatu pabrik (Plant Design) dengan pengaturan tata letak pabrik (Plant Layout) seringkali membingungkan dan diartikan sama. Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai arti yang berbeda, meskipun ada kaitannya satu dengan yang lain. Istilah Plant Design mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi: Perencanaan Finansial Penentuan Lokasi Pabrik Seluruh perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik pabrik. Secara umum desain pabrik ini dapat didefinisikan sebagai ‘the overall design of enterprise’. Selanjutnya dengan tata letak pabrik, akan dilakukan perencanaan dan pengaturan tata letak fasilitas - fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi secara optimal. Tujuan utama perancangan tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya, yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut: Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan, mesin maupun fasilitas produksi lainnya. Biaya pemindahan bahan (material handling cost) Biaya produksi, tenaga kerja, safety, dan storage cost. (Wignjotosoebroto, 1996 : 68) dapat diterima pasar, bertahan, dan terus berkembang.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 4.1.1
Aspek Manajemen Organisasi Badan Hukum Perusahaan Annafi’ pondok karya didirikan oleh 2 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas merupakan perserikatan
beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan. Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan: “ Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemiliknya (pemegang saham). Kekuasaan tertinggi dalam PT dipegang oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan setiap hasil keputusan rapat umum pemegang saham biasanya dilimpahkan kepada komisaris yang membawahi dewan direksi untuk menjalankan kebijaksanaan manajemennya. Saham-saham yang dikeluarkan pada umumnya ada dua yaitu saham biasa dan saham istimewa.
Kelebihan dan Kekurangan Badan Usaha Perseroan Terbatas KELEBIHAN KEKURANGAN Memiliki masa hidup yang Pajak yang besar karena PT merupakan tidak terbatas. subyek pajak tersendiri sehingga bukan perusahaan saja yang kena pajak, tetapi Pemisahan kekayaan dan deviden yang dibagikan kepada pemegang utang-utang pemilik dengan saham juga kena pajak kekayaan dan utang-utang perusahaan. Kemampuan keuangan yang Penangan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian PT memerlukan akta sangat besar. notaris dan izin khusus untuk usaha Kemampuan manajerial yang tertentu. tinggi Biaya pembentukkan yang relatif tinggi Kontinuitas kerja karyawan dibandingkan dengan badan usaha lain yang panjang. Kerahasian perusahaan kurang terjamin karena setiap aktivitas perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham.
Sumber : Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto (2010)
4.1.2
Perencanaan dan Perkembangan Perusahaan Kereta Api Mainan adalah perusahaan kereta mainan kayu yang berkeinginan untuk terus mengembangkan pangsa pasar baik domestik maupun global. Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan visi dan strategi melalui: Mengembangkan konsep bisnis dan visi jangka panjang dengan mengikuti perubahan lingkungan eksternal, mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar, serta melakukan perbaikan internal, dan Mengambangkan staregi bisnis. Dengan siklus hidup produk yang semakin pendek, maka perusahaan terus melakukan desain dan pengembangan terhadap produk dan jasa agar dapat diterima pasar. Untuk itu, maka perusahaan melakukan pengembangan strategi pemasaran dan sistem distribusi, periklanan, pricing, dan promosi. Untuk menjamin kualitas produk, maka membuat sistem pengadaan material dan jasa yang dibutuhkan melalui tahapan mulai dari sistem transaksional sampai dengan sistem kolaborasi dengan para supplier. Selain kualitas produk, harga produk juga harus dijamin lebih murah dari pesaing melalui sistem produksi atau sistem manufaktur yang ramping. Kecepatan memasuki pasar juga akan menentukan keberhasilan perusahaan dalam memperkenalkan produk. Oleh karena itu, perusahaan mengembangkan sistem distribusi melalui kerjasama dengan para partner yang terpercaya. Selanjutnya, kepuasan pelanggan harus dijamin melalui sistem pelayanan purna jual yang dikelola dengan baik. Semua upaya yang dilakukan melalui proses-proses diatas tidak akan berjalan sesuai rencana jika tidak ditunjang oleh proses pendukung, seperti: pengembangan dan pengelolaan SDM, pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi, pengelolaan sistem finansial, pengelolaan properti perusahaan, pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan hubungan dengan investor, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, dan pengelolaan perbaikan dan perubahan diantaranya mengukur kinerja organisasi. Visi Menjadi perusahaan yang padat karya. Misi Menyediakan produk kereta mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan nilai masyarakat, partner, dan lingkungan. Tujuan 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa yang berkualitas tinggi. 2. Menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa melalui kegiatan produksi yang bersih dan ramah lingkungan. 3. Meningkatkan kualitas kehidupan dalam bekerja. 4. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan beraktivitas.
Strategi Untuk mecapai tujuan-tujuan diatas maka perusahaan menyusun starategi melalui kegiatan SWOT analysis/strategi yang disusun melalui SWOT analysis adalah: A. Stertegi pengembangan produk dan jasa Melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menghitung dan menentukan target biaya yang dibutuhkan dan tingkat kualitas yang diinginkan. Memperkirakan umur produk dengan menentukan waktu setiap tahap pada siklus hidup dari produk yang dikembangkan. Mencari dan mengintegrasikan teknologi dan komponen yang dibutuhkan kedalam produk. Memuat prototype dan melalukan uji pasar. B. Strategi pengembangan pasar Mencari pasar baru melalui kolaborasi dengan pelaku bisnis setempat untuk menambah agent penjualan. Membuat sistem periklanan dan sistem promosi yang lebih menarik minat pelanggan. Menawarkan harga produk dan sistem pembelian yang meringankan pelanggan. Membuat sitem pelayanan yang memudahkan konsumen mendapatkan informasi tentang produk, mendapatkan layanan perbaikan, mendapatkan layanan complain, dan pelayanan untuk resale. C. Strategi pengembangan kualitas produk Membina dan memberikan bantuan menajemen kepada supplier baru untuk membuat komponen yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Mengajak supplier lama untuk meningkatkan kerjasama kearah kolaborasi untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan pasokan. Mengambangkan cara berproduksi dengan mengadopsi metodemetode yang membuat sistem produksi menjadi ramping dan ramah lingkungan. D. Strategi pengembangan SDM Membuat gugus mutu agar pekerjaan dapat dilibatkan dalam penyelesaian masalah. Mengambangkan pekerjaan agar meningkatkan respek pekerjaan terhadap sejawat,atasan, perusahaan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Mengambangkan pekerjaan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap kualitas produk dan jasa. Mengembangkan pekerjaan melalui cross training untuk mencegah kejenuhan karena rutinitas. Mengembangkan pekerjaan tentang kesadaran akan pentingnya perawatan terhadap asset/properti/ perusahaan.
E.
Starategi pengembangan teknologi informasi Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem transaksi yang memudahkan bagi pelanggan, supplier, agent, dan pihak lainnya. F. Strategi Pengembangan pengembangan masyarakat dan lingkungan Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa beasiswa pendidikan bagi masyarakat kurang mampu yang berpotensi manimbulkan masalah sosial. Membantu masyarakat dengan menyediakan fasilitas untuk menjaga kelestarian lingkungan. Membantu pemerintah untuk program kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan 4.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. (Daft, 2001) Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru. Skema Organisasi hasil pengelompokkan unit organisasi secara keseluruhan dipresentasikan dalam bentuk skema organisasi perusahaan, yang di dalamnya termuat nama jabatan. Skema organisasi PT. Annafi’ Pondok Karya ditampilkan pada Gambar 3.1. Direktur Wakil Direktur General Manager
Manager Produksi
Manager Pemasaran
Manager Keuangan
Manager HRD
Gambar 4.1 Skema Organisasi Perusahaan
Uraian jabatan dari setiap fungsi organisasi pada PT. Annafi’ adalah sebagai berikut. Direktur ● Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan
Wakil Direktur Mengkoordinasi Manajer-manajer bidang dalam menjalankan kinerjanya. Mengkoordinasi Manajer dalam peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan. Membantu Direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya. General Manager Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan Manager Produksi Melakukan perencanaan produksi mengenai jumlah produk yang harus diproduksi, duedate produksi Mengontrol inventory yang tersedia di gudang seperti jumlah dan status barang Melakukan pengadaan material yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung Membuat rencana kualitas dengan menentukan spesifikasi-spesifikasi. Manager Pemasaran Mempromosikan produk dengan cara membuat brosur untuk disebarkan kepada konsumen atau memasang iklan pada space-space iklan yang terdapat di tempat strategis. Membuat strategi-strategi promosi lain agar menarik minat pasar. Menentukan target pasar yang akan dituju berdasarkan pangsa pasar, tingkat persaingan, dan kapabilitas perusahaan. Melakukan penerimaan order, negosiasi dan rekap order dengan data seperti nama pemesan, banyaknya produk yang dipesan, tujuan pengiriman.
Manager Keuangan Melakukan audit keuangan dan membuat laporannya yang berisi tingkat pencapaian perusahaan dan melaporkannya kepada pihak yang berkepentingan. Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat dalam proses produksi Membuat laporan keuangan yang menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, serta piutang. Manager HRD Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan Mengkoordinasikan perumusan pengadaan, penempatan, dan pengembangan pegawai
Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai Tabel 4.1 Tabel Uraian Tugas Nama Elemen No Level Organisasi 1 Marketing 1
2
3
4
Tanggung Jawab
2
Market Research
2 2 2 1
Periklanan Penangan Order Penjualan Produksi
2
PPIC
2 2
Produksi Quality Assurance
Menarik minat pasar terhadap produk Kereta mainan kayu Menganalisis Pasar & memberikan informasi tentang pasar yang menjadi target pemasaran Mempromosikan produk Kereta mainan kayu Melayani pemesananpelanggan Menjual produk Kereta mainan kayu Memproduksi Produk Kereta mainan kayu sesuai standar Melakukan perencanaan produksi, dan mengontrol inventory / persediaan Melakukan kegiatan produksi Mengawasi & mengendalikan kualitas produk
1
Finance&Account
(sesuai proses bisnis yang telah diidentifikasi)
2
Audit
2
Badgeting
1
HRD
Mengontrol & memeriksa keuangan perusahaan Mengatur pemasukan & pengeluaran keuangan perusahaan Pengembangan kinerja pegawai & perusahaan
Berdasarkan uraian tugas pada Tabel 4.1 maka struktur organisasi perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut. Direktur Wakil Direktur General Manager
Manager Marketing
Market Research
Penjualan
Promosi
Manager Keuangan
Manager Produksi
Penanganan Order
PPIC
Quality Assurance
Produksi
Accounting
Budgeting
Manager HRD
Audit
Gambar 4.2 Skema Organisasi Perusahaan Berdasarkan Fungsi
4.2.1 Aspek Pemasaran 4.2.1.1 Penentuan Pasar 4.2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41' - 7°,19' Lintang Selatan dan diantara 107°22' - 108°5' Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283
jiwa (Hasil Analisis 2006) dengan mata pencaharian yaitu disektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. (http://www. Kabupaten Bandung.go.id/). Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara puncakpuncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung Tangkubanperahu (2.076 m) (Wilayah KBB) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Wilayah Kabupaten Bandung beriklim tropis dipengaruhi oleh angina muson dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 1500 sampai dengan 4000 mm/tahun, suhu rata-rata berkisar antara 19°C sampai dengan 24°C. ((http://www. Kabupaten Bandung.go.id/).
Sumber : KBDA 2010
Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan perusahaan. Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui kecamatan dengan luas wilayah tertinggi yaitu: Kecamatan Pangalengan Kecamatan Pasirjambu Kecamatan Kertasari, dan Kecamatan Rancabali Semantara itu, kecamatan dengan potensial potensial market tertinggi terletak di kecamatan soreang yang merupakan Ibukota Bandung Barat. Empat kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bandung tersebut dapat dilihat dari Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Struktur Ruang Kota Kabupaten Bandung Sumber: http://www.bandungkab.go.id/
4.2.1.2 Jumlah Penduduk Kebutuhan produk dari kereta mainan kayu sangat banyak diminati oleh anak-anak di usia moda (0-14 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki. Pengambilan keputusan dalam memilih wilayah pemasaran di Kabupaten Bandung, perusahaan juga mempertimbangkan dari data jumlah perkembangan penduduk di Kabupaten Bandung, khususnya jumlah penduduk yang berumur muda yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.
Sumber : KBDA 2010
Selama tiga tahun terakhir tingkat pertumbuhan penduduk di Kab. Bandung cukup tinggi mencapai 2.6 per tahun. (http://www.soreangonline.com) . Dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar antara 2.6 persen (Asumsi: Laju pertumbuhan penduduk berlaku untuk semua kelompok umur) maka dapat diketahui: Jumlah penduduk usia muda tahun 2011 = 513.714 + (2.6 % * 513.714) = 527.071 Jiwa Jumlah penduduk usia muda tahun 2012 = 527.071 + (2,6 % * 527.071) = 540.775 Jiwa Jumlah penduduk usia muda tahun 2013 = 540.775 + (2,6 % * 540.775) = 554.836 Jiwa Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Muda di Kab. Bandung
No 1 2 3 4 5
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk 453.081 513.714 527.071 540.775 554.836
4.2.1.3 Peramalan Peramalan adalah suatu tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. (Biegel, 1992, hal 19). Dalam melakukan peramalan (forecasting) ini, prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : 1.
Plotting Data Analisis serial time dimulai dengan memplotting data pada suatu skala waktu, mempelajari plotting tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang konsisten pada data. Plotting data dari data pada tabel jumlah penduduk usia muda di kab. bandung dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Plotting data peramalan
Berdasakan plotting data diatas dapat diketahui bahwa data permintaan masa lalu berpola Trend. Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Trend dapat dimodifikasi oleh fenornena musiman. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya sepanjang waktu. Metode peramalan yang sesuai dengan pola data Trend adalah double moving average (DMA), double exponential smoothing dan single exponential smoothing. 2. a.
Melakukan Peramalan Metode Double Moving Average (DMA) Metode Double moving Average secara tidak langsung dinamakan set pertama dihitung moving averagenya dan set kedua dihitung sebagai moving average dari set pertama. Tujuannya dari metode DMA ini adalah untuk dapat mengatasi adanya trend yang lebih baik. Rumus yang digunakan dalam perhitungan peramalan dengan metode Double Moving Average adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Hasil Ramalan Double Moving Average (DMA)
Untuk melihat grafik Peramalan dengan menggunakan Metode Double Moving Average dadpat dilihat Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil Peramalan metode DMA
Berdasarkan hasil perhitungan peramalan permintaan produk kereta kayu mainan dengan mengguanakan metode double moving average untuk periode tahun 2014 sampai periode tahun 2018 yang telah ditampilkan pada Grafik 4.4, dapat diketahui bahwa jumlah permintaan senantiasa meningkat. Peningkatan permintaan produk kereta mainan kayu yang terjadi pada setiap periode cenderung konstan yaitu sebanyak 14061 produk.
b.
Metode Single Exponential Smoothing (SES) Metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing) menambahkan parameter dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Metode pemulusan eksponensial tunggal hanya akan efektif apabila serial data yang diamati memiliki pola horizontal (stationer). Jika metode itu digunakan untuk serial data yang memiliki unsur trend (kecenderungan) yang konsisten, nilai-nilai prakiraannya akan selalu berada di belakang nilai aktualnya (terjadi lagging yang terus-menerus). Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi masalah penyimpanan data karena tidak perlu lagi menyimpan semua data historis. Nilai ramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini
c.
Metode Double Exponential Smoothing (DES) Metode ini merupakan metode forecast yang dikemukakan oleh Brown dengan menggunakan persamaan kuadrat. Di dalam metode double exponential smoothing brown dilakukan proses smoothing dua kali, yaitu menghitung nilai pemulusan eksponensial tunggal dan nilai pemulusan eksponential ganda.
3.
Uji Kesalahan Peramalan Suatu peramalan sempurna jika nilai variabel diramalkan sama dengan nilai sebenarnya. Untuk melakukan prakiraan yang selalu tepat sangat sukar, bahkan dapat dikatakan tidak mungkin. Oleh karena itu, diharapkan prakiraan dapat dilakukan dengan nilai kesalahan sekecil mungkin. Kesalahan prakiraan tidak semata-mata disebabkan kesalahan dalam pemilihan metode, tetapi dapat juga disebabkan jumlah data yang diamati terlalu sedikit sehingga tidak menggambarkan perilaku atau pola yang sebenarnya dari variabel yang bersangkutan. Berikut ini beberapa ukuran yang dipakai untuk menghitung kesalahan prakiraan. Uji kesalahan peramalan dilakukan pada semua metode peramalan. Metode uji kesalaha yang digunakan dalam peramalan ini terdiri dari Mean Absolute Error (MSE), Mean Square Error (MSE), Standard Deviation Error (SDE), Mean Average Percentage Error (MAPE), U-theil, dan Batting, a.
Mean Absolute Error (MAE) Mean absolute error (MAE) digunakan untuk mengukur ketepatan peramalan oleh pengukuran rata-rata dari peramalan yang error (nilai absolute pada setiap error). MAE paling banyak digunakan ketika analisis ingin mengukur peramalan yang error dalam unit yang sama sebagai seri yang asli.
b.
Mean Square Error (MSE) Mean Square Error (MSE) atau rata – rata kuadrat kesalahan adalah pengestimasian nilai kesalahan dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. c.
Standard Deviation Error (SDE) Standard Deviation Error (SDE) merupakan pengestimasian nilai kesalahan dengan menjumlahkan semua kesalahn peramalan pada setiap perode dan membaginya dengan jumlah peramalan yang kemudian diakarkan. Uji kesalahan peramalan ini berhubungan dengan standar deviasi dari nilai error. d.
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran ketelitian dengan cara persentase kesalahan absolute. MAPE menunjukkan rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data aktualnya. e.
U-Theil dan Batting U-Theil adalah suatu metode evaluasi ketepatan ramalan yang membandingkan antara metode peramalan formal dengan pendekatan naif dan juga mengkuadratkan kesalahan yang terjadi sehingga kesalahan yang besar diberikan lebih banyak bobot daripada kesalahan yang kecil. Karakteristik positif yang ditimbulkan dalam menggunakan U-Theil sebagai ukuran ketepatan adalah mengenai interpretasi yang intuitif. Sedangkan Batting merupakan penyelesaian daru U-theil, ukuran rata-rata batting digunakan untuk mengukur keakuratan suatu pengukuran.
a.
Metode Double Moving Average (DMA) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.3. Tabel 4.3 Uji kesalahan Peramalan Double Moving Average
Periode 1 2 3 4 5
Data Aktual 453081 513714 527071 540775 554836
Ramalan Permintaan 574347 540428 554479 Jumlah
Error 47276 -347 -357
Abs. Error 47276 347 357 47980.000
Mean Absolute Error (MAE) n
MAE
e
i
i 1
n
= 15.993,33 Mean Square Error (MSE) N
MSE
E I 1
2 I
n
MSE = = 745089344.667 Standard Deviation Error (SDE) N
SDE
E I 1
2 I
N 1 √
= 176.018
Sqr. Error
PE
APE
Pembilang
Penyebut
2.235.020.176 120.409 127.449 2235268034
-8.970 0.064 0.064
8.97 8.97 0.064 41.19
0,000 0,000 0,000
0.0179 0.0007 0.0007 0.0007 0.0199
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) X FI 100 PE I I XI
= -8.970 N
MAPE
PE I 1
I
n
= -2.987 U-Theil dan Batting Pembilang
= 0.0000
Penyebut
= 0.0199 n
Pembilang
U Theil
i 1 n
Penyebut i 1
√ = 0.000 Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 – 0.000) x 100 = 400 b.
Metode Single Exponentian Smooting (SES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.4.
Periode 1 2 3 4 5
Data Aktual 453081 513714 527071 540775 554836
Tabel 4.4 Uji kesalahan Peramalan Single Exponentian Smooting (SES) Ramalan Abs. Error Sqr. Error PE APE Pembilang Permintaan Error 453081.00 60633.000 60633.000 3676360689.000 11.803 11.803 0.0000 527070.00 1.000 1.000 1.000 0.000 0.000 0.0000 541128.00 -353.000 353.000 124609.000 -0.065 0.065 0.0000 554754.00 82.000 82.000 6724.000 0.015 0.015 61069.000 3676492023.000 11.753 11.883 0.0000 Jumlah
Penyebut 0.0179 0.0007 0.0007 0.0007 0.0199
Mean Absolute Error (MAE) n
MAE
e
i
i 1
n
= 15267,250 Mean Square Error (MSE) N
MSE
E I 1
2 I
n
= 919123005,750 Standard Deviation Error (SDE) N
E
SDE
I 1
2 I
N 1 √
= 18281.864
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) X FI 100 PE I I XI
= 11.803 N
MAPE
PE I 1
n
= 2.938
I
U-Theil dan Batting Pembilang = 0.0000 Penyebut = 0.0199 n
Pembilang
U Theil
i 1 n
Penyebut i 1
√ = 0.004 Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 – 0.004) x 100 = 399.600
c.
Metode Double Exponentian Smooting (DES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.5.
Periode 1 2 3 4 5
Tabel 4.5 Uji kesalahan Peramalan Double Exponentian Smooting dari Brown (DESBrown) Data Ramalan Error Abs. Error Sqr. Error PE APE Pembilang Aktual Permintaan 453.081 453.081 60.633 3.676.360.689 11.803 11.803 0.0028 513.714 499.887 27.184 738.969.856 5.158 5.158 0.0000 527.071 47276 540.711 64 4.096 0.012 0.012 0.0017 540.775 -347 576.877 22.041 485.805.681 -3.973 3.973 554.836 -357 109.922 4901140322 13 20.946 0.0044614 Jumlah
Mean Absolute Error (MAE) n
MAE
e i 1
i
n
= 27480.500
Penyebut 0.0179 0.0007 0.0007 0.0007 0.0199
Mean Square Error (MSE) N
MSE
E I 1
2 I
n
= 122528080.500 Standard Deviation Error (SDE) N
E
SDE
I 1
2 I
N 1 √
= 23336.048 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) X FI 100 PE I I XI =11.803 N
MAPE
PE I 1
I
n
= 3.15 U-Theil dan Batting Pembilang = 0.00044614 Penyebut = 0.0199 n
U Theil
Pembilang i 1 n
Penyebut i 1
√ = 0.473 Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 – 0.4735) x 100 = 352.700 Error
MAE MSE SDE MAPE Utheil Batting
DMA 15993.333
SES 15267.250
DES 27480.5
Terpilih 15267.250
Metode SES
745089344.7
919123005.750
1225285081
1225285081
DES
176.018
18281.864
23336.048
176.018
DMA
-2.94
2.938
3.25
-2.947
DMA
0
0.004
0.473
0
DMA
400
399.600
352.7
400
DMA
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji kesalahan peramalan pada tabel 2.15, dapat diketahui metode yang digunakan dalam peramalan adalah Double Moving Average (DMA) karena memiliki tingkat error yang paling kecil dan memiliki nilai Batting paling tinggi. Metode yang terpilih ini akan dilakukan Moving Range Test atau uji validitas 4.
Moving Range Test (Uji Validitas ) Moving range digunakan untuk membandingkan nilai-nilai observasi atau
data aktual dengan nilai peramalan dari kebutuhan yang sama. Dapat dikatakan bahwa moving range adalah peta kontrol statistik yang digunakan pada pengendalian kualitas. Peta moving range memiliki batasan-batasan yang terdiri dari batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Jika ada sebuah titik atau data yang berada di luar batas tersebut maka ada beberapa data yang harus dihilangkan atau mencari metode peramalan yang lain. Moving Range digunakan untuk mengetahui sejauh mana arah pergerakan (misal: permintaan) bergerak. Perhitungan Moving Range menggunakan rumus: MRt X t Ft X t 1 Ft 1 n
MR
MR
i
i 1
n
Contoh perhitungan Moving Range Test pada peramalan metode Double Exponential Smoothing Brown (DES Brown) MR5 = | (X5-F5) –(X4-F4) | = | (3319.000 – 3111.968 )-( 3201.000 – 3078.720) | = 84.752 MR = 1022.317/8 = 127.790
Hasil perhitungan keseluruhan ditampilkan pada tebel 4.6.
Periode
Data Aktual
1
453081 513714 527071 540775 554836
2 3 4 5
Tabel 4.6 Moving Range Test Ramalan Permintaan Error
MR
I MR I
-
-
-
-
-
-
-
574347.00
47276.000 -347.000 -357.000
47623.000 10.000
47623.000 10.000
540428.00 554479.00 JUMLAH
n
= jumlah periode MR
UCL
= + 2.66 MR = + 2.66 (47633)
CL
= 0
LCL
= - 2.66 MR = - 2.66 (47633)
47633.000
= 63351.890
= -63351.890
Region A = + 1.77 MR = + 1.77 (47633)
= 42155.205
Region A = - 1.77 MR = - 1.77 (47633)
= -42155.205
Region B = + 0.89 MR = + 0.89 (47633)
= 21196.685
Region B = - 0.89 MR = - 0.89 (47633)
= -21196.685
Region C =
CL
= 0
Gambar 4.6 Moving Range Test
Berdasarkan perhitungan moving range test atau uji validitas yang ditampilkan pada gambar 4.6 dapat diketahui
semua nilai Moving Range (MR)
berada didalam batas kendali atas (Under Class Limmit) dan batas kendali bawah (Lower Class Limmit), sehingga dapat disimpulkan hasil peramalan dengan menggunakan metode Double Moving Average adalah valid dan dapat digunakan untuk memprediksi permintaan kereta mainan kayu untuk 5 periode yang akan datang. Grafik data aktual dan ramalan dari metode terpilih dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Grafik Pola Double Moving Average (DMA)
Berdasarkan hasil perhitungan peramalan terhadap permintaan produk mainan kayu cargo dengan menggunakan metoda Double Moving Average yang telah ditampilkan dalam bentuk grafik 4.7, maka diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai periode 10 senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu mainan pada setiap periode cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk. Hasil peramala Untuk 5 priode yang akan datang dengan menggunakan metode yang terpilih yaitu Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Tabel Hasil Pemilihan Ramalan Terbaik Double Moving Average (DMA) Data Aktual Peramalan Permintaan 453081 513714
-
527071
574347.00
540775
540428.00
554836
554479.00 568897.00 582958.00 597019.00 611080.00 625141.00
4.2.1.4 Menentukan Lokasi Pabrik Menggunakan Teori Fasilitas
Perencanaan fasilitas yang pertama berkaitan dengan perencanaan dan penentuan lokasi usaha. Perencanaan dan pertimbangan penentuan lokasi usaha untuk usaha baru dan perluasan usaha, akan berbeda.Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancanagan pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen. Pertimbangan lain dalam perencanaan dan pemilihan lokasi pabrik yaitu faktor sumber bahan baku, area pemasaran, dan tersedianya tenaga kerja. Setiap pabrik akan berusaha menjaga agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan dengan harga layak dan transportasi rendah. Berbagai industri memilih tempat fasilitas produksinya di dekat area pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai di tangan konsumen. Meskipun tidak semua perusahaan menyadari dan menggunakannya, beberapa metode ilmiah yang biasanya dipergunakan untuk perencanaan dan penentuan lokasi usaha. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pabrik yaitu metode Factor Rating. Penentuan lokasi usaha dengan metode Metode Factor Rating dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut : Pertama, menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi aktivitas perusahaan nantinya. Kedua, setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya. Semakin penting pengaruh faktor tersebut pada operasional perusahaan, semakin besar bobot yang harus diberikan. Perlu diingat bahwa total bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%. Ketiga, tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya bandingkan beberapa alternatif lokasi tersebut dengan mengacu pada faktor yang telah ditentukan sebelumnya Keempat, menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada masing-masing lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik kondisinya untuk setiap faktor akan diberikan nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di bawah, untuk faktor pasar, ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2, sehingga nilainya diberi lebih tinggi. Kelima, Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi memiliki nilai, kalikan masing-masing nilai dalam setiap lokasi dengan bobotnya, dan selanjutnya dijumlah ke bawah. Lokasi yang memiliki nilai total tertinggi akan dipilih menjadi lokasi usaha perusahaan. Berikut adalah faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk sangat penting dijadikan sebagai salah satu indicator penenruan lokasi pabrik. Wilayah dengan jumlah penduduk yang tinggi dapat mempermudah perusahaan untuk memasarkan produk yang dihasilkannya.
Gambar 4.7 Peta Administratif Kab. Bandung Dilihat dari luas wilayah setiap kecamatan yang ada pada Kab. Bandung, dapat diketahui bahwa Kecamatan Pasirjambu memiliki luas wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui kecamatan mana yang memiliki luas daerah lebih luas dibandingkan kecamatan lainnya, hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah jumlah penduduk yang ada pada di setiap kecamatan. Dalam pemilihan lokasi pabrik sebaiknya memilih daerah yang memiliki jumlah penduduk yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah pabrik. Atas dasar tujuan tersebut, maka dapat diketahui data jumlah penduduk Kota banjar per kecamatan pada tahun 2013, sbb :
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Kota Banjar 2013 Jumlah Penduduk Wilayah Jumlah Laki-laki Perempuan Kecamatan Pangalengan 69863 68980 138843 Kecamatan Pasirjambu 40863 39095 79958 Kecamatan Kertasari 33281 32433 65714 Kecamatan Rancabali 24129 23571 47700 Kecamatan Soreang 53,427 50,961 104,388 Dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Rancabali memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dibandingkan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui luas daerah dan jumlah penduduk dari setiap kecamatan , hal berikutnya yang perlu diketahui adalah distribusi penduduk per km2 dari setiap kecamatan. Adapun hal tersebut dapat diketahui, berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 4.9 Jumlah Kepadatan Penduduk Kab. Bandung per kecamatan (Distribusi Penduduk) 2013 Jumlah Penduduk Luas Kepadatan Wilayah Jumlah Wilayah Penduduk Laki-laki Perempuan Kecamatan Pangalengan Kecamatan Pasirjambu Kecamatan Kertasari Kecamatan Rancabali Kecamatan Soreang
69863 40863 33281 24129 53,427
68980 39095 32433 23571 50,961
138843 79958 65714 47700 104,388
19540,93 23957,64 15207.36 14837.00 2550.68
5 4 4 4 43
Dengan mengasumsikan untuk NILAI Distribusi kepadatan penduduk (input Rating Factor), adalah sebagi berikut : Tabel 4.10 Nilai Rating Kepadatan Penduduk Nilai Rating 0-5 10 6-10 20 11-15 30 16-20 40 21-25 50 26-30 60 31-35 70 36-40 80 45-50 90 45-55 100 Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga berikut : Kecamatan Pangalengan =5 Kecamatan Pasirjambu =4 Kecamatan Kertasari =4 Kecamatan Rancabali =4 Kecamatan Soreang = 43
kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai = 10 = 10 = 10 = 10 = 80
Luas Wilayah ` Luas wilayah penting dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pabrik. Dalam pelaksanaannya suatu pabrik selalu berusaha untuk melakukan pengembangan pabrik. Luas wilayah sangat penting karena dengan wilayah yang luas maka perusahaan dapat dengan mudah menyusun rencana pengembangan pabrik.
Tabel 4.11 Nilai Rating Luas Wilayah Nilai Rating 0 – 2500 10 2501 – 5000 20 5001 – 7500 30 7501 – 10000 40 10001 - 12500 50 12501 - 15000 60 150001 - 1750 70 17501 - 20000 80 20001 - 22501 90 22501 - 25000 100
Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai berikut : Kecamatan Pangalengan = 19540,93 = 80 Kecamatan Pasirjambu = 23957,64 = 100 Kecamatan Kertasari = 15207.36 = 70 Kecamatan Rancabali = 14837.00 = 60 Kecamatan Soreang = 2550.68 = 20 Bahan Baku ` Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya didirikan di lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan pengolahan kayu, miniman, makanan, dll). Dalam penentuan nilai dari setiap faktor-faktor tersebut, penulis tidak mampu memberikan data yang valid untuk disajikan, dikarenakan penulis tidak menemukan data pendukung untuk faktor-faktor tersebut. Adapun langkah yangdiambil penulis adalah dengan memberikan nilai adalah dengan cara mengasumsikan nilai untuk setiap faktor tersebut. Faktor Bahan Baku : Diasumsikan nilai bahan baku oleh penulis adalah sebagai berikut : Kecamatan Pangalengan = 80 Kecamatan Pasirjambu = 70 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 60 Kecamatan Soreang = 50 Faktor Transportasi : Diasumsikan nilai transportasi oleh penulis adalah sebagai berikut : Kecamatan Pangalengan = 70 Kecamatan Pasirjambu = 60 Kecamatan Kertasari = 70 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 90
Faktor Listrik dan Air : Diasumsikan nilai listrik dan air oleh penulis adalah sebagai berikut : Kecamatan Pangalengan = 90 Kecamatan Pasirjambu = 80 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 80 Setelah mengetahui nilai dari setiap faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi pabrik PT. Kereta Api Mainan maka dalam pemilihan daerah untuk dijadikan lokasi pabrik penulis menggunakan pendekatan metode rating factor. Adapun hasil rating factor tersebut ditampilkan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Factor Rating Lokasi Pabrik PT.Kereta Api Mainan Faktor Kepadatan Penduduk Luas Wilayah Bahan Baku Transportasi Listrik dan air Jumlah
Bobot 0.15 0.15 0.3 0.3 0.1 1
Pangalengan N BxN 10 1.5 80 12 80 24 70 21 80 8 66.5
Pasirjambu N BxN 10 1.5 100 15 70 21 60 18 80 8 63.5
Kertasari N BxN 10 1.5 70 10.5 80 24 70 21 80 8 65
Rancabali N BxN 10 1.5 60 9 70 21 80 24 80 8 63.5
Berdasarkan hasil data di atas, maka dapat diketahui maka Kecamatan Purwaharja merupakan lokasi terideal dalam penempatan lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya yang terdapat di Kab. Bandung.
Soreang N BxN 80 12 20 3 80 24 90 27 80 8 74
BAB V ANALISIS Aspek manajemen organisasi dari PT. Kereta Api Mainan merupakan perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dimana kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemiliknya (pemegang saham). Dalam merencanakan dan mengembangkan perusahaan dijelaskan melalui visi dan strategi perusahaan yang mana visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang padat karya, dan misi perusahaan adalah Menyediakan produk kereta mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan nilai masyarakat, partner, dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan perusahaan disusun melalui kegiatan SWOT analysis yang mencakup strategi pengembangan produk dan jasa, strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan kualitas produk, strategi pengembangan SDM, strategi pengembangan teknologi informasi, dan strategi pengembangan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan strategi – strategi perusahaan tersebut kemudian dibuat skema organisasi PT. Kereta Api Mainan. Struktur organisasi PT. Kereta Api Mainan terdiri dari direktur, wakil direktur, general manager yang membawahi langsung manager produksi, manager pemasaran, manager keuangan, dan manager HRD. Struktur organisasi teresebut bekerja bersama – sama untuk mencapai tujuan perusahaan berdasarkan uraian jabatan masing masing bagian. Untuk aspek pemasaran produk,, penentuan pasar dipengaruhi oleh letak geografis kabupaten Bandung. Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan perusahaan. Semantara itberdasarkan hal tersebut, dapat diketahui kecamatan dengan potensial potensial market tertinggi terletak di kecamatan soreang yang merupakan Ibukota Bandung Barat. Perusahaan tidak lupa melakukan peramalan untuk permintaan produk mainan kereta api yang sesuai dengan prosedur peramalan (forecasting). Berdasarkan hasil plotting data diketahui pola data actual untuk peramalan yaitu pola data trand. Metode terpilih yang digunakan untuk peramalan yaitu double moving average (DMA) dan diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai periode 10 senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu mainan pada setiap periode cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk. Peramalan telah dilakukan, dilanjutkan dengan menentukan lokasi pabrik menggunakan teori fasilitas. Dalam menentukan lokasi pabrik mainan kereta api di kabupaten Bandung dibantu menggunakan metode Factor Rating, dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk dan luas wilayah, kabupaten Bandung, Bahan baku, factor bahan baku, dan factor tranportasi. Dapat diketahui bahwa kecamatan Soreang merupakan lokasi terideal dalam penempatan lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya yang terdapat di Kab. Bandung berdasarkan perhitungan menggunakan metode Factor Rating.
BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan uraian manajemen organisasi dan pemasaran, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pemilihan lokasi pabrik dapat menentukan keberhasilan maupun kegagalan usaha yang dilakukan perusahaan karena merupakan elemen penting dalam menentukan pendapatan yang diperoleh maupun biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Berbagai faktor perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik. b. Manajemen organisasi dan pemasaran dilakukan untuk menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan . c. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan pasar untuk penjualan produk kereta kayu mainan dan proyeksi kebutuhan produk kereta kayu mainan sebagai informasi untuk perencanaan produksi. d. Manajemen organisasi dan pemasaran untuk melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran kereta kayu mainan di kabupatem bandung. e. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi untuk memproduksi kereta kayu mainan.