Volume 3, Nomor 5, Tahun 2010
rssN 2085-1049
Pengaruh Terapi Seft (Spiritual EmotionalFreedom Technique) Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien GagalGinjal- Di RSUD Kota Semarang Ike Mei Nuryani', Nur Hidajah', Andriyani Mustika N'
Hubungan Antara Faktor Psikologi Dengan Kejadian Enuresis Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Pertiwi - Kabupaten Kendal Dan TK Walijoko Kendal Siti Rochmaedah', Fitria Handayani2, Lestari Eko Darwati3
Perbedaan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Sebelum Dan Setelah Dilakukan Pelatihan Pada Perempuan Usia Subur Di Dusun Bengkle Desa Karang Manggis Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Nur Cholifah', Hj. Kunsianah2, Riani Pradara Jati3
Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam OralHygyene Dengan Perilaku OralHygiene (Sikat Gigi) Saat Malam Hari Pada Anak Usia Madya Di SD Negeri Petarangan Kledung Temanggung Agustya Anggarenil, Agus Santoso', Ahmad Asyrofi3
Hubungan Perilaku Kebersihan Kulit Dengan Kejadian Scabies Di Pondok Pesantren Nurul Huda Ngawen Blora Eka Tiiyantil, Megah Andriany', Yulia Susanti3
diterbitkan oleh: Proeram Studi IImu Keperawatan Sekolal Tinggi IImu Kesehatan Kendal STIKES
KENDAL
Volume 3
Nomor 5
Halaman 281 - 336
2085-1049 re\ ^ .K"ld'l^^.^ 2010 rssN
September
Terbit 2 kali setatrun pada bulan Maret dan September. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analisis-kritis di bidang keperawatan
Pengasuh danPengelola Jurnal Ke,perawatan STIKES Kendal Pengarah /Penasehat Ketua STIKES Kendal Pensnggung Jawab LP3M STIKES Kendal
Ketua Dewan Penyunting Andriyani Mustika Nurwij ayanti Dewan Penyunting Andriyani Mustika Nurwijayanti Ahmad Asyrofi Ahmad Saekhu
Mitra Bcstari Meidiana Dwidiyanti (I-TNDIP Semarang) Sri Rejeki., SKp, M.Kep (tINIMUS Semarang) Nur Hidaja (Poltekes Semrang) Kunsianah (STIKES KENDAL)
Distribusi Amirudin Safwan MuhamtnadNurofiq Tata Usqha Anna Prihatini Devi Cafitriani
?
Alamat Penyunting dau TataUsaha: STIKES Kendal Jl. Laut No. 31 Kendal JawaTengah 51311. (0294) 38[343, X (0294) 381343. ht@//: stikeskendal.ac.id e-mail Stikes_Kendal@Yahoo. com
JURNAL KEPERAIIIATAN STIKES KEhIDAI diterbitkan sejak bulan Maret 2007 Oleh STIKES Kendal
:
JURNAL KEPERAWATAN
STIKES KBI{DAL Volume 3, Nomor 5, September 2010, Hal. 281 - 336
L r!
ii
: I
tI
I
I
ll
DAFTAR
ISI
Hal.
Technique)
Pengaruh Tempi Seft (Spiritual Emotional Freedom Terhda nngkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Di RSUD Kota Semarang
I
II
28L-2gO
Ike Uei Nrrgrani, Nur Htdaiah, Andriyani Muetika N Hubungan Antara Faktor Psikologi Dengan Kejadian Enuresis Pada Anak Lbia PraSekolah Di TK Pertiwi Kabupaten Kendal Dan TKWalijoko Kendal
291-3Oz
Sili Rochmaedah, Fitrta Handayani, Lestarl Eko Danrati
li
i 1i
i
I
Perbedaan kakfik Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)Sebelum Dan Setelah Dilakukan Pelatihan Pada Perempuan Usia Subur Di Dusun Bengkle Desa Karang Manggis l{ecamatan Boja lhbupaten Kendal Nur Cholifah, Hj. Kunsianah, Btant Pradara Jati
303-312
I I
I
p"ngetahuan Dan Tindakan lbu Dalam Oral Hygyene Dengan Perilaku OriUWdene (Sikat Gigi) Saat Malam Hari Paia Anak {JsiJMadya Di SD Neged Petarangan KledungTeman[relung
313-326
Anggreni, Agus Santoso, Ahmad Asgoft Hubungan Perilaku Kebenihan Kulit Dengan Kejadian Di Pondok Pesanhen Nurul Huda Ngawen Blora Eka Triyanti, Megah Andriany, Yulta Sueanti
-I
Scobies
327-336
DI PONDOK PESANTREN NURUL XUOE NGAWEN BLORA
Eka Triyantii, Megah Andriany2, yulia Susanti3
ABSTRAK
sca0ies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sanitasi terhadap sarcopfes scabieivarian homonis yang produk dan penularannya terjadi secara langsung dan tidak langsung. survei pendahuluan di pondok pesantren NURuL HUDA Ngawen Blora didapatkan dari 60 santri 30 santri terkena scabies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabrbs di
pondok pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
cross secfiona/. penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan total sampel atau sampeljenuh, yaitu jumlah semua santri baik laki-laki dan perempuan yang ada di pondok pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora
sebanyak 60 orang' waktu penelitian dilakukan buran Maret- Juli 2010 dari pembuatan proposal sampai penyusunan hasil, teknik analisa data analisa univariat meliputi perilaku kebersihan kulit dan kejadian scabies, dan analisa bivariat apakah ada hubungan atau tidak perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabies. Hasil penelitian di pondok pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora diketahui bahwa perilaku kebersihan kulit sebagian besar relatif baik sebanyak 33 orang (55,0%), kejadian scabies sebagian besar terkena scabies sebanyak 31 orang (51,7o/o). Ada hubungan antara perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabies dengan nilai p value= 0,000 (< 0,05). saran penelitian ini dapat sebagai masukan dan garnbaran bagi pengelola pondok pesantren supaya lebih memperhatikan kebersihan lingkungan serta sarana dan prasarana pondok yang lebih memadai serta menanamkan perilaku kebersihan yang memenuhi standar kesehatan. Kata Kunci : periraku kebersihan kurit, kejadian scaDies, pesantren Daftar Pustaka: 22 (2OOA-2O1O! ABSTRACT Scables be skin disease that caused
by infestasi and sanitation towards sarcopfes scaDrbs variant homanis and the product the infection happens direcgy and nat direct. foreword research at hovet pesantren NURTJL HTJDA Ngawen Btora got from 60 retigious studenfs 30 religious sfudenfs hitted sca0ies. this watchfutness arm defecfs skin cteanliness behaviour connection with incidenf scabies at hovel pesantren NTJRUL HTJDA Ngawen Btora. method that used in this watchfulness uses anatytic descriptive method with approaches cross secflonal' this wafchfulness is done by using sample totat or safisfed sampte, that is total all religious sfudenfs good man and woman exrsf in hovet pesantren NIJRUL HTJDA Ngawen Blora as much as 60 person. watchfutness time is done month March- July 2010 from maker proposat untit result arrangement, analysis data analysis technique univariate 327
lurnal Keperrwaton Sfut
K*M'Vd' 3'No**' 5'
riate analysis is there -----rL ^l scab,.es. watchfulness result at incident with behaviour cteanliness connection or not skin a rarge Brora known that skin creanriness behaviour hovet pesantren NtJRnL HUDA Ngawen scabies incidents scabies a large part hitted part good retative as muchas 33 perso n (55,0%, skin cleanliness behaviour with as muchas 31 person (51,7%0). there connection between can as input o,ooo (< o,o5)' this watchfulness suggestion incidentscabies with vatue p value= pay aftention enviranment hovel manager pesantren so that more cover skin
and
cteantines
description
for
cleanlinesswithtoolandhovelinfrastructuremoresufftcewithembeddedcleanliness behaviour that futfil standard well-being'
Keyword:skincleanlinessbehaviour,incidentscabies,pesantren BibliograPhY t 22(2000-2010)
PENDAHULUAN
Kulitmerupakanbagiantubuhmanusiayangcukupsensitifterhadapberbagai diantaranya' faktor disebabkan oleh banyak faktor bisa kulit Penyakit penyakit. macam
lingkungandankebiasaanhidupsehari-hari.Lingkunganyangsehatdanbersihakan membawaefekyangbaikbagikulitdemikianpulasebaliknya'lingkunganyangkotorakan Penyakit kulit yang
macam penyakit (Faulkner' 2OO8)' menjadi sumber munculnya berbagai buruk adalah scabies dan kebersihan peroerangan yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau kudisan (Dwi, 2008)'
scabiesmerupakanpenyakitzoonosisyangmenyerangkulit,mudahmenular
darimanusiakemanusia,darihewankemanusiaatausebaliknya(chin'2003)'Penyakitini pada anak dan golongan di seluruh dunia' banyak diiumpai dapat mengenai semua ras dan pada pria dan wanita mengenai semua umur' insiden sama orang dewasa muda, tetapidapat (Soedjajadi,
2005).
a..r.a..A-i ,a menuniukkan fluktuasi yang sampal lnsiden scabies di negara berkembang dan permulaan antara akhir dari suatu epidemi saat ini belum dapat dijelaskan interval penyakit scabl'es di negara 10-15 tahun . Angka prevalensi lebih kurang berikutnya epidemi di lndonesia sebesar 4'6A-12'950/o' di PaSUruan berkembang sebesar 6-270/o, sedangkan di sebuah pondok di Jakarta mencapai 78,7oo/o sebesar 66,7006, prevalensi scaDjes
(Nugraheni,2008).BerdasarkanhasilpenelitianyangdilakukanolehNurFaridapadatahun diri pengetahuan dan sikap tindakan kebersihan 2008 dengan hubungan antara tingkat
terhadapkejadianpenyakitkulit(scabies)diPondokPesantrenHidayatulMubtadien 55% terhadap 22 angka kejadian scabies sebesar Jambearum patebon Kendal dengan responden (Farida, 2008)'
Pesantrendengansistemasramaataupondokdihadapkanberbagaimasalah
dalammemenuhikebutuhanbagiparasantriyangtinggaldipesantren,sepertipenyediaan ,AlumniPrognmstuditlmuKeperawatanSekotahTinggittmuKesehatanKendal
2starEdukatirKepr^;;;;,';;;;i1i11tooi.tlyyf?2!1'::['j:2!, Z"Jff,'#frZiiii#":;;;;iisiiininiiig:sirr*uKesehatanKendat 328
lurnal Keperawatan Stikes Kendal, Vol. 3, Nomor. S,
2A1A
air bersih untuk kebutuhan sehari dengan tempatnya, hal tersebut memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat pesantren secara keseluruhan. Disamping itu pengelolaan lingkungan pondok pesantren yang salah juga dapat mempengaruhi timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit kulit yang
penularanya dapat terjadi secara serentak. Dengan keaadaan tersebut akan memberikan dampak yang negatif pada aspek kesehatan untuk kehidupan masyarakat pesantren, sehingga dapat simpulkan bahwa dampak bagi pesantren adalah terganggunya aspek kesehatan yang ada di pondok pesantren tersebut. Kejadian scabies masih ditemukan
di Pondok pesantren NURUL
HUDA
Ngawen Blora hal ini dikarenakan oleh faktor perilaku kebersihan kulit santri yang tidak mendukung kesehatan, dimana para santri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti nrandi kurang memenuhi standar kesehatan. Para santri biasanya sering bertukar pakaian dan handuk sehingga memungkinkan terjadinya penularan penyakit scabr'es. Memperhatikan keadaan tersebut' Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora sebagai tempat yang potensial untuk terjadinya penyakit scabrbs, maka perlu adanya upaya pencegahan penyakit scablbs ini bagi santri di pondok pesantren tersebut. Sebelumnya penulis telah melakukan studi pendahuluan ke Dinas Kesehatan Blora bahwa angka kejadian scabies pada tahun 2005 sebesar 4,5o/o dan pada tahun 2006 sebanyak 2,60/o- Dampak yang ditimbulkan akibat penyakit scabies bagi santri di Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora yaitu santri tidak bisa tidur pada waktu malam hari, tidak bisa belajar dengan tenang karena rasa gatal yang sangat dibagian tubuh yang terkena penyakit scabies. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora dari 60 orang santri, 30 orang diantaranya terkena scabies. Seharusnya santri yang memiliki perilaku kebersihan kulit baik tidak terkena scabrbs, namun masih banyak Santri yang memiliki perilaku kebersihan kulit baik terkena scabieg sedangkan santri yang memiliki perilaku kebersihan kulit tidak baik tidak terkena scaol'es.
Berdasarkan permasalahan
ini peneliti merasa
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scables di pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan pendekatan cross secfiona/. Populasinya adalah semua santri
yang berada di Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 responden. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampel atau sampel jenuh. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah santri laki-laki dan perempuan yang ada di pondok pesantren
NURUL HUDA Ngawen Blora' Subyek penelitian yaitu santri diminta menjawab pertanyaan mengenai
perilaku kebersihan kulit mereka (berdasarkan pengalaman pribadinya) dalam bentuk
329
I!rd,9y awatan
S.
tike s Kendnl, V ol. 3, N omor.
5, 2010
kuesioner sesuai dengan petunjuk pengisian. Setelah itu peneliti metinat, rnernerifsa, Oan mencatat apakah santri terkena scabr'es atau tidak. Analisa data menggunakan alat bantu komputer melalui program komputer, data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat meliputi: perilaku kebersihan kulit dan kejadian scabieg dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan prosentase. Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabies. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square.
HASIL PENELITIAN Daiam bagian ini peneiiti akan menyajikan hasil penelitian, interpretasi dan hasil pembahasan yang diperoleh dari hasiljawaban 60 orang responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di Pondok pesantren NUP.UL HUDA Ngawen Blora
pada bulan Mei
-
Juni 2010. Penyajian data ditampilkan dalam bentuk table frekuensi dan kemudian dideskipsikan dalam bentuk narasi. Pembahasan meliputi gambaran tentang perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabies.
Tabe! 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Kebersihan Kulit di Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora Bulan Mei- Juni Tahun 2010 (N=60)
Perilaku kebersihan kulit
Frekuensi
(F)
Persentase
(016)
Relatif baik
33
55,0
Kurang
27
45,0
60
100,0
Total
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora Bulan Mei-JuniTahun 2010 (N=60)
Kejadian Scabies
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Scabies
31
51,7
Tidak Scabies
29
48,3 100.0
Tabel. 4.3. Hubungan Perilaku Kebersihan kulit dengan Kejadian scabies Bulan MeiJuni Tahun 2010 (N=60)
Perilaku Kebersihan Kulit
Scabies
Keiadian Scabies Tidak Scabies
o/b
Relatif baik Kurang
330
P value
Total oh
o/o
5 9,3 28 26 43,3 31 51,7 29 1
46,7
33
55,0
1,7
27
45,0
48,3
60
100.0
0,000
lurnal Kepermoatan Stikes Kendal, Vol.3, Namor. 5, 2010
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang mempunyai perilaku kebersihan kulit relatif baik banyak dibandingkan responden yang mempunyai kebersihan kulit kurang. Responden yang mempunyai perilaku kebersihan kulit relatif baik sebanyak 33 responden (55,07o), sedangkan yang mempunyai perilaku kebersihan kulit kurang sebanyak
27 responden (45,0%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai kebersihan kulit relatif baik seperti perilaku responden dalam penggunaan pakaian dan handuk bersama, kebiasaan mandidua kalidalam sehari.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan (Nuraini, 2008) yang berjudul "Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku kebersihan terhadap prevalensi penyakit scabies" di pondok pesantren putra Sidogiri Jawa Timur pada bulan maret 2008, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa perilaku kebersihan responden paling terbanyak adalah relatif baik ( 48,6%), penelitian inijuga menyatakan bahwa perilaku santri dipengaruhi perilaku santri yang lain atau orang yang terdekat dengan santri tersebut. Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan responden dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Anam, 2009).
Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora sebagian santri kebersihannya
sudah mendukung kesehatan seperti menggunakan sabun mandi milik sendiri, sehingga penularan penyakit kulit ditemukan sedikit, hal ini dapat diketahui pada kuesioner pernyataan
perilaku kebersihan kulit pada pernyataan no 5,15 kuesioner B yaitu dengan pemyataan rnandi menggunakan air bersih, memakai pakaian dan handuk bersama dengan teman, responden sebagian besar menjawab 'ya' untuk kuesioner no 5 sedangan untuk no 15 meniawab 'tidaK. Dengan demikian perilaku kebersihan kulit santri dalam kategori relatif baik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh orang yang bersangkutan dan lingkungan disekitar responden, sehingga responden yang perilakunya tidak baik bisa terpengaruh responden yang perilakunya baik dengan demikian perilaku responden dikatakan relatif baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodlo, 2003) yang mengatakan bahwa, perilaku merupakan bentuk {espon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme atau orang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan dengan responden, dengan demikian menyebabkan perilaku kebersihan kulit santri menjadi relatif baik. Berdasarkan tabel4.2 diketahui bahwa responden yang terkena scabies lebih tinggi
dibandingkan responden yang tidak terkena scabies. Responden yang terkena scabies sebesar 31 responden (51,7olo), sedangkan yang tidak terkena scaDies sebesar 29 responden
(48,3%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian responden masih terkena scabies dengan ditemukanya tanda kardinal adanya, kunikulus pada sela-sela jari, pergelangan tangan responden, sedangkan yang tidak terkena scabies tidak ditemukan tanda-tanda kardinal
tersebut dan hanya ditemukan satu dari tanda kardinal seperti terlihat gatalgatal pada pergelangan tangan. 331
lurnal Keperawatan Stikcs Kendal, Vol.3, Nomor. 5,2010
Hal ini sesuai dengan pendapat (Mansjoer, 2000) mengatakan bahwa keluhan utama pada penderita scabr'es atau kudisan mempunyai 4 tanda kardinal yaitu adanya, gatal-
gatal pada malam hari, adanya terowongan atau kunikulus pada sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar dan lipat ketiak bagian depan, penyakit scabies menyerang manusia secara berkelompok,menemukan tungau. Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora, sebagian responden mempunyai 4 tanda kardinal di atas, dengan demikian Pondok Pesantren NURUL HUDA ngawen Blora masih banyak ditemukan kejadian scabies.(Soedjajadi, 2005) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian scabies adalah kebersihan perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak seniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan penduduk, faktor yang paling dominan adalah perilaku kebersihan yang tidak menciukung kssehatan. Pondok Pesantt'en NURUL HUDA Ngawen Blora, sebagian santri perilaku kebersihann kulitnya sudah relatif baik dan
mendukung kesehatan seperti mandi menggunakan air bersih, mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun milik sendiri. Dengan keadaan ini sehingga santri tidak mudah untuk tertular penyakit scabies, namun dalam kenyataan walapun kebersihan santri sudak relatif baik di Pondok Pesantren NURUL HUDA ngawen Blora masih banyak ditemukan santri yang terkena sca6r'es, hal ini diakibatkan karena penularan scabies terjadi penularan dari santri yang terkena scabies menular kesantriyang tidak terkena scabies.
Berdasarkan keadaan di atas sesuai dengan pendapat dari (Djuanda, 2008) mengatakan bahwa penularan penyakit kulit scabies dapat terjadi secara kontak langsung maupun tidak langsung, secara langsung misalnya bersentuhan, secara tidak langsung misalnya melalui pakaian dan handuk, dengan keadaan ini sehingga penyakit scabies masih banyak ditemukan. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa ada hubungan antara perilaku kebersihan kulit dengan kejadian scabies, Hal ini dikarenakan perilaku responden yang baik dipengaruhi perilaku responden yang tidak baik dan penularan penyakit scabies dapat kontak langsung
maupun tidak langsung sehingga responden yang tidak terkena scabl'es bisa tertular responden yang terkena scabies, walaupun santri mandi dua kalisehari, mandi menggunakan air bersih tetapi masih banyak ditemukan scabie.s Hasil penelitian ini didukung oieh hasil pdnelitian yang dilakukan oleh Nur Farida (2008), yang mengatakan bahwa perilaku kebersihan diri berhubungan dengan timbulnya kejadian penyakit scabies, penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadien Jambearum Patebon Kendal, dengan sampel penelitian 70 responden. Menyatakan bahwa perilaku kebersihan diri yang dimaksud
diantaranya adalah perilaku kebersihan menjaga kulit dengan hasil cukup sebesar (57,2o/o), perilaku kebersihan menjaga kulit seperti memakai sabun mandi milik sendiri, mandi menggunakan air bersih.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Alfarisi, 2008), mengatakan
bahwa
kebersihan tidak hanya kebersihan tempat tapi kebersihan badan juga harus diperhatikan karena penyakit kulit seperti scabrbs akan mudah menular dengan cepat dengan demikian, responden yang perilaku kebersihan baik yang didasari dengan tindakan yang baik pula tidak 332
dan didasari tindakan yang kurang pula penyakit scabies akan terjadi. Berdasarkan penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku responden maka akan menyebabkan responden cenderung tidak menderita scabies. KESIMPULAN DAN SARAN
-
Perilaku kebersihan kulit santridi Pondok pesantren NURUL HUDA Ngawen Btora sebanyak 33 orang (55,0%) dalam kategori relatif baik dan ZT orang (45olo) dalam kategori kurang. Kejadian sca0ies di Pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Blora sebanyak 31 orang (51,7o/o) terkena scabres, dan 2g orang (4g,3o/o) tidak terkena sca0r-es.
Ada hubungan antara perilaku kebersihan kulit dengan kejadian sca6r'es di pondok Pesantren NURUL HUDA Ngawen Brora dengan nirai p varue=o,I00< a (0,0s). Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, hasil penelitian ini harus dijadikan sebagai bahan
referensi khususnya bidang keperawatan dan dilakukan asuhan keperawatan dalam bidang penyakit kulit mengenai scabies. Bagi Pengelola Pondok Pesantren, dapat memberikan tempat tidur satu tempat tidur dua
orang santri serta tempat tidur yang bersusun, pengelola pondok menjalin kerjasama dengan petugas kesehatan Puskesmas Ngawen sehingga kejadian scaDies dapat ditekan seminimal mungkin.
-
Bagi Peneliti, dapat dilakukan penelitian lebih tanjut dengan metode yang lebih tengkap yaitu metode kualitatif atau metode eksperimen, dimana pengumpulan data tidak hanya dengan menggunakan kuesioner dan observasi, tetapi diikuti dengan wawancara yang mendalam terhadap peritaku kebersihan kulit sehingga didapatkan data yang lebih baik.
333
lurnal Kepermoatan Stikes Kendal, Vol. 3, Nomor. S,
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi,.l,K, (2008).,Pentingnya Menjaga Kebersihan. Diambil tanggat 11 Mei 2010. http ://www. wi kimu.
com/News/displav.
2A1.0
Dari
Anam, K' (2009). Pesantren dan Perilaku Santri. Diambil tanggal 15 April 2010. Dari Arikunto, S. (2006). Prosedur penetitian suatu pendekatan pra&ek Jakarta: Rineka Cipta. Chin, J. (2006). Manuat Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: lnfo Medika. Djuanda,. Adhi. (2007). tlryu Penyakit Kulit Universitas lndonesia.
dan Ketamin. Jakarta: Fakuttas
Kedokteran
Hasan J, (20a2). Pokok-pokok Materisfafisfik. Jakarta: BumiAksara.
Hastono, s. P. (2001). Analisa Data. Jakarta: universitas lndonesia.
Hidayat, A. A. (2007). Risef Keprawatan dan Teknik Penutisan ttmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat,-A. A. (2007). Metode Penetitian Keperawatan dan Teknik Analisis Dafa. Jakarta: Salemba Medika. Loetfia, D. H. (2oo7). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem lntegumen. Jakarta: EGC.
Machfoed' lrcham. QaoT). Teknik Membuat Atat tJkur Penetitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidan an. yogyakarta: Fitramaya.
Mansjoer, A. (2000). Kapita seleffia KedoQeran Jakarta: Media Aesculapius. Mardalis. (2004). Metodotogi Penetitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: BumiAksara. Notoatmodjo, S' (2002). Metodotogi penetitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraheni, N. D. (2008). Pengaruh Kebei'sihan diri Terhadap Timbulnya Scabies. Diambil tanggal '13 Maret 2010. Dari htto://etd.eorints.ums.ac.iri. reaytil*oa$oii.oar. Nuraini'- (2009). Hubung.an Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Terhadap Prevalensi Penyakit Scabies. Diarnbiitanggal 15 April. Dari htto://oiolib.umm.ac.idloois1-2009-nuraini.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodotogi Penetitian. Jakarta: Salemba Medika.
Soedjajadi, [ (2005) Faktor Sanitasi Lingkungan Terhadap Prevalensi penyakit Scabies. Diambiltanggal 13 Maret. Dari hftp:l/Jouinat.unair.ac.'id.ffrter/Nf/kesiino. sugiyono. (2005). sfafisfrk rJntuk penelitian. Bandung: Arfabeta. Udiyono, A. (2007). Metodotogi Penelitian Kesehatan. Semarang: Universitas Diponegoro.
335