SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1
ANALISA NON-FISIK
4.1.1
Analisa Pelaku Kegiatan
1. Kelompok Edukatif a. Mahasiswa Sekolah Tinggi, merupakan sekelompok orang yang melakukan aktifitas yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan yang diselenggarakan. b. Pengajar, adalah sekelompok orang yang melakukan aktifitas yang berkaitan dengan pemberian bimbingan dan pengajaran materi perkuliahan serta terdiri dari dosen dan asisten dosen. 2. Kelompok Non-Edukatif a. Pengelola, adalah sekelompok orang yang aktifitasnya berkaitan dengan administrasi dan pengelolaan Sekolah Tinggi Seni Teater. b. Pengunjung, merupakan seseorang atau sekelompok orang yang datang mengunjungi Sekolah Tinggi Seni Teater di Jakarta dengan kepentingankepentingan, antara lain:
Menyaksikan pertunjukan teater yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Seni Teater di Jakarta.
Mengikuti seminar-seminar atau acara-acara lain sejenis yang diadakan secara berkala.
Mencari informasi dan referensi mengenai seni teater.
c. Karyawan, merupakan sekelompok orang yang melakukan aktifitas yang berkaitan dengan tugas operasional perawatan gedung dan servis.
4.1.2 Analisa Skema Aktifitas Kegiatan 1. Skema Analisa Kelompok Edukatif
Belajar/Mengajar Teori Datang
Masuk
Menggnakan Fasilitas Lain/Istirahat
Belajar/Mengajar Praktek
Selesai
Pulang SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.1.3
Interaction
Hubungan Ruang
SERVICE
PARKIR
ENTRANCE
R.GENSET DAN MESIN
DROP OFF
GUDANG
R.PERANTARA RETAIL
KANTIN
INDOOR
OUTDOOR
R. SENAT PENGHUBUNG
HALL
R. KELAS
R. LATIHAN
LABOLATORIUM ATRIUM
R.TUNGGU PRIVAT DAN SEMI PRIVAT
ENTRANCE
R. LATIHAN
BAK DAN BAA
KANTOR
LOBBY R. INFORMASI
R. IPENDAFTARAN
TUNGGU
R. RAPAT
R.KAJUR & SEKJUR
R.DOSEN PARKIR PANTRY PERPUSTAKAAN PUBLIK
ENTRANCE
PERPUSTAKAAN
LOBBY R. SERBAGUNA
R. SEMINAR
ATM CENTER
BANK R. TUNGGU & SMOKING ROOM
TIKETING
TEATER
20
BACKSTAGE SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.2
Interaction
PERHITUNGAN KAPASITAS a. Analisa Perhitungan Jumlah Mahasiswa Program Studi Sekolah Tinggi Seni Teater (S1 dan D3)
a. Jumlah mahasiswa (S1) dalam 1 angkatan adalah : (Asumsi)
Angkatan 2012
= 90 Mhs
Angkatan 2013
= 90 Mhs
Angkatan 2014
= 90 Mhs
Angkatan 2015
= 90 Mhs
Total
= 360 Mhs
b. Jumlah Mahasiswa (D3) dalam 1 angkatan adalah : (Asumsi)
Angkatan 2012
= 60 Mhs
Angkatan 2013
= 60 Mhs
Angkatan 2014
= 60 Mhs
Total
= 180 Mhs
Total Keseluruhan Mahasiswa (S1) + (D3) = 360 Mhs + 180 Mhs = 540 Mhs
b. Analisa Perhitungan Jumlah Kelas
Program S1 ( Kelas Teori) •
Jumlah total sks mata kuliah teori = 88 sks/8 semester = 11 sks/ semester
•
Satu mata kuliah teori diasumsikan 2 sks
•
Maka mata kuliah dalam 1 semester = 11 sks : 2 = 5,23 ≈ 6 Mk (tiap mahasiswa 6 kali pertemuan dalam 1 minggu)
•
Peserta kelas teori dalam sehari 1 angkatan = 90 mahasiswa
•
1 MK butuh 90 mhs : 30 mhs/klas = 3 kelas
•
MK teori butuh = 3 kls x 6 MK = 18 pertemuan/mgg
•
Untuk 4 angkatan = 18 pertemuan/mgg x 4 = 72 pertemuan/mgg
•
Daya tampung 1 kelas 3 kali sehari x 5 hari/mgg = 15 pertemuan/mgg
•
Jumlah kelas yang dibutuhkan = 72 : 15 = 4,8 ≈ 5 kls
21 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Program S1 ( Kelas Praktek) •
Jumlah total sks mata kuliah praktek = 75 sks/8 semester = 9,3 ≈ 10sks/ semester
•
Satu mata kuliah praktek diasumsikan 2 sks
•
Maka mata kuliah dalam 1 semester = 10 sks : 2 = 5 (tiap mahasiswa 5 kali pertemuan dalam 1 minggu)
•
Peserta kelas teori dalam sehari 1 angkatan = 90 mahasiswa
•
1 MK butuh 90 mhs : 30 mhs/klas = 3 kelas
•
MK teori butuh = 3 kls x 5 MK = 15 pertemuan/mgg
•
Untuk 4 angkatan = 15 pertemuan/mgg x 4 = 60 pertemuan/mgg
•
Daya tampung 1 kelas 3 kali sehari x 5 hari/mgg = 15 pertemuan/mgg
•
Jumlah kelas yang dibutuhkan = 60 : 15 = 4 kls
Program D3 ( kelas Teori) •
Jumlah total sks mata kuliah teori = 48 sks/6 semester = 8 sks/ semester
•
Satu mata kuliah teori diasumsikan 2 sks
•
Maka mata kuliah dalam 1 semester = 8 sks : 2 = 4 Mk (tiap mahasiswa 4 kali pertemuan dalam 1 minggu)
•
Peserta kelas teori dalam sehari 1 angkatan = 60 mahasiswa
•
1 MK butuh 60 mhs : 30 mhs/klas = 2 kelas
•
MK teori butuh = 2 kls x 4 MK = 8 pertemuan/mgg
•
Untuk 3 angkatan = 8 pertemuan/mgg x 3 = 24 pertemuan/mgg
•
Daya tampung 1 kelas 3 kali sehari x 5 hari/mgg = 15 pertemuan/mgg
•
Jumlah kelas yang dibutuhkan = 24 : 15 = 2 kls
Program D3 (Kelas Praktek) •
Jumlah total sks mata kuliah praktek = 66 sks/6 semester = 11 sks/ semester
•
Satu mata kuliah praktek diasumsikan 2 sks
•
Maka mata kuliah dalam 1 semester = 11 sks : 2 = 5,23 ≈ 6 Mk (tiap mahasiswa 5 kali pertemuan dalam 1 minggu)
•
Peserta kelas teori dalam sehari 1 angkatan = 60 mahasiswa
•
1 MK butuh 60 mhs : 30 mhs/klas = 2 kelas
•
MK teori butuh = 2 kls x 6 MK = 12 pertemuan/mgg
•
Untuk 3 angkatan = 12 pertemuan/mgg x 3 = 36 pertemuan/mgg SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
o
Interaction
•
Daya tampung 1 kelas 3 kali sehari x 5 hari/mgg = 15 pertemuan/mgg
•
Jumlah kelas yang dibutuhkan = 36 : 15 = 3 kls
Tabel total jumlah ruang kelas No
Jenis Kelas
1 2
Kelas Praktek Kelas Teori
Program Studi S1
Program Studi D3
4 5
Total
3 2
7 7
c. Analisa Perhitungan Jumlah Dosen/Pengajar Asumsi 1 dosen mengajar 2 mata kuliah (1:2) Jumlah mata kuliah 72 Mk Jadi 72 Mk : 3 = 24 Jadi jumlah dosen yang mengajar = 24 pengajar
d. Analisa Perhitungan Jumlah Penonton Pertunjukan Untuk pagelaran kolosal diperkirakan jumlah penonton sekitar 300 orang
23 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.3
4.3.1
Interaction
ANALISA KEBUTUHAN LUAS RUANG
Kebutuhan Luas Bangunan
a. Kelompok Pendidikan No
Nama Ruang
Standar Sumber Kapasitas Jumlah (M²/Org) (Orang) (Ruang) 1 Entrance Hall 1 NAD 50 1 2 Kelas Teori 1.5 MH 30 7 3 Studio Seni Peran 1.5 + SL 30 6 2.139 4 Studio Olah Vocal 1.83 SB 30 3 5 Labolatorium 2 30 2 6 Ruang Pertunjukan 8.556 SL 30 1 7 workshop 15 TSS 1 m²/ruang 8 R. Ganti 1.5 PAH 20 6 9 Toilet (Wc) 2 TSS 15 15 Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % =2000 + 400= 2400 m²
Perhitungan
Luas (M²)
1 X 50 1.5x30x7 1.5+2.139x30x6
50 315 700.2
1.83x30x3 2x30x2 8.556x30 15x1
117 120 351 15
1.5x20x6 2x15x15
180 450
b. Kelompok Pengembangan
o Teater Tertutup
No
Nama Ruang
1
Panggung Pertunjukan + gamelan R. Persiapan Pentas R. Ganti Dan Rias Wanita R. Ganti Dan Rias Pria Toilet Wastefel Toilet Wastafel Urinoir Tata Cahaya Tata Surya
2 3 4 5 6
7
8
9
Dekor: Gudang Persiapan Workshop G.Kostum
Standar (M²/Org) 8.556 + 52 m²/set
Sumber Kapasitas (Orang) STAGE SL 20
Jumlah Perhitungan Luas (Ruang) (M²) 1
8.556x20 + 52
223,12
20 % panggung
TD
20
1
20%x 223,12
44,6
1.5
PAH
15
1
1.5x15
22.5
1.5
PAH
15
1
1.5x15
22.5
2 0.8 2 0.8 0.6 7.2 m²/ruang 20 m²/ruang
TSS TSS TSS TSS TSS TD TD
1 unit/10 org 1 unit/1 wc 1 unit/10 org 1 unit/1 wc 1 unit/5 org 2 2
4 4 2 2 4 1 1
2x4 0.8x4 2x2 0.8x2 0.6x4 7.2x1 20x1
8 3.2 4 3.2 2.4 7.2 20
15 m²/ruang 15 m²/ruang 15 m²/ruang 9 m²/ruang
TSS TSS TSS TSS
1 1 1 1
15x1 15x1 15x1 9x1
15 15 15 9
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 10 11
G. Alat R. Jahit
Interaction
12 m²/ruang 12 m²/ruang
TSS 1 12x1 TSS 12x1 AUDITORIUM 0.8 TD 300 1 0.8x300 12 R. Penonton 1.8 m²/250 org TSS 300 3 1.8x3 13 Loket Tiket 0.15 TD 300 1 0.15x300 14 Hall 2 (3 unit/100) TSS 150 6 2x6 15 Wc wanita Wastafel 0.8 TSS 150 6 0.8x6 2 (1 unit/100) TSS 150 2 2x2 16 Wc Pria Wastafel 0.8 TSS 150 2 0.8x2 Urinoir 0.6 (2 unit/100) TSS 150 4 0.6x4 1.5 NAD 100 2 1,5x100x2 17 R. Seminar SB 18 R.Serba Guna 1.7 TD 30 1 1.7x30 19 Cafe 0.225 TD 50 1 0.225X50 20 Smoking Room Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % = 1300 + 300 = 1560 m²
12 12 240 5.4 45 12 4.8 4 1.6 2.4 300 150 51 11,25
c. Kelompok Informatif No
Nama Ruang
1 2
R.Informasi Perpustakaan Rak Buku
Standar Sumber Kapasitas (M²/Org) (Orang) 5.25 SB 5 164 bk/m²
NAD
Jumlah Perhitungan Luas (Ruang) (M²) 1 5.25x5x1 26.25
10.000 Bk
1
R. Baca 2.32 NAD 30 2 R. Audio Visual 0.8 NAD 2 1 R. Penitipan Barang 0.15 NAD 150 1 R. Foto Copy 5 m²/ unit NAD 2 unit 1 Gudang Naskah 3 SB R.Karyawan 4 2.2 NAD 3 1 Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % = 306.45+ 62=368 m²
10.000 x 1 164 2.32x30x2 0.8x2 0.15x50 5x2 2.2x3
60,9 139.2 1.6 7.5 10 54.4 6.6
d. Kelompok Pengelolaan dan Administrasi No
Nama Ruang
1 2 3 4 5 6 7
R. Pimpinan Dan Wakil R. Sekretaris R. Manager Umum R. Ka. Bag Akademik R. Ka. Bag Keuangan R. Ka. Bag Personalia R. Ka. Bag
Standar Sumber Kapasitas Jumlah Perhitungan Luas (M²/Org) (Orang) (Ruang) (M²) PENGELOLA 20 NAD 2 1 20x2 40 20 NAD 1 1 20x1 20 10 NAD 1 1 10x1 10 10 NAD 1 1 10x1 10 5 SB 1 1 5x1 5 5 SB 1 1 5x1 5 5
SB
1
1
5x1
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
25
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 8 9 10 11 12 13 14
Kemahasiwaan R. Staf Administrasi R. Rumah Tangga R. Rapat Divisi R. Rapat Umum R. Arsip Pantry Gudang
Interaction
5.5 5.5 2 2 2 9 9
NAD 2 1 2x2 NAD 5 1 5.5x5 NAD 10 1 2x10 NAD 25 1 2x25 NAD 2 1 2x2 SB 1 9x1 SB 1 9x1 ADMINISTRASI 5.5 NAD 5 1 5,5x5x1 15 R. Pendaftaran 5.5 NAD 15 1 5.5x15 16 R. Biro Akademik 2 NAD 2 1 2x2 17 R. Biro Kemahasiswaan 2 NAD 3 1 2x3 18 R. Biro Keuangan 5 SB 3 1 5x3 19 Tata Usaha 10 NAD 2 1 10x2 20 R. Kajur Dan Sekjur S1 10 NAD 2 1 10x2 21 R. Kajur Dan Sekjur D3 2 NAD 24 1 2x32 22 R. Dosen 5 BDS 4 1 5x4 23 R. Bimbingan Mhs 3.4 SB 16 1 3.4x16 24 R. Rapat 2 NAD 5 1 2x5 25 R.Tunggu 2 NAD 1 Unit/10 6 2x6 26 Wc Urinoir 0.6 NAD Org 6 0.6x6 Wastafel 0.8 NAD 1 Unit/5 6 0.8x6 Org 1 Unit/Wc SB 1 27 Pantri Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % =580.3+116=696.3 m²
4 27.5 20 50 4 9 9 27,5 82.5 4 6 15 20 20 64 20 54.4 10 12 3.6 4.8
14
e. Kelompok Penunjang No 1 2
Nama Ruang
Standar Sumber (M²/Org) 8.75 SB 0.9 NAD 0.5 NAD 1.33 TSS
Kapasitas Jumlah (Orang) (Ruang) 3 2 70 3 50 3 300 1
Perhitungan
R. Senat 8.75x3x2 Musholla 0.9x70x3 R. Wudhu 0.5x50x3 Kafetaria 1.33x300 3 Bank 4 R. Tunggu 2 NAD 5 1 2x5 CS 2.89 NAD 1 1 2.89x1 Teller 2.89 NAD 2 1 2.89x1 Retail 17.5/rg SB 5 17.5x5 5 Book Store 17.5/rg SB 1 17.5 6 Toko Kostum 60 SB 1 7 Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % =905.28+181=1086.4 m²
Luas (M²) 52.5 198 75 399
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10 2.89 2.89 87.5 17.5 60 26
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
f.
Interaction
Kelompok Service
Jumlah Perhitungan (Ruang) R. Workshop SB 1 1 R. Mesin Ac SB 1 2 R. Generator 5 m²/unit SB 3 unit 1 5x3 3 R. Kontrol Panel SB 1 4 R. Karyawan 2 NAD 2 1 2x2 5 Gudang 15 m²/rg NAD 1 6 R. Jaga 2 m²/rg SB 2 7 Luas Total Kelompok Pendidikan + Sirkulasi 20 % =133+26.6=186.2 m² No
Nama Ruang
Standar (M²/Org)
Sumber
Total Kebutuhan Luas Bangunan
No 1 2 3
Kelompok Ruang Pendidikan Pengembangan Informatif Pengelolaan Dan 4 Administrasi Penunjang 5 Service 6 Total
Total 2400 m² 1560 m² 368 m² 696.3 m² 1086.4 m² 186.2 m² 6296.9²
Kapasitas (Orang)
Luas (M²) 30 50 15 15 4 15 4
Keterangan NAD
: Neufert, Ernest, Architec’s Data
TSS
: Time Saver Standard
AJM
: A.J Matrix Handbook
BDS
: Building Desain Standard
PAH
: Planing The Architec Handbook
TD
: Theatre Design
SB
: Study Banding
SL
: Study Literatur
Diah Sally, Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta
Donna Khurnia, Gedung Pagelaran Teater Di Taman Ismail Marjuki
Pertimbangan 2 dasar gerakan untuk perhitungan standart panggung dan ruang kelas: 1. Gerakan dinamis yaitu gerakan yang mengikuti arah busur lingkaran Luas : 22/7 x(1,61)2 = 8,556 m² 2. Gerakan statis yaitu gerakan yang mengikuti jari-jari lingkaran
Luas : 22/7 x (1,65/2) 2 = 2,139 m²
27 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
4.3.2 Perhitungan Kebutuhan Ruang Luar a. Perhitungan Jumlah Kendaraan No 1 2 3 4 5
Pengguna
Jumlah
Mahasiswa Pengajar Pengelola Karyawan Adm Pengunjung Total
540 24 17 28 300 901
Parkir Mahasiswa Mobil
= Standar 1 mobil /6 orang (DKI) Kebutuhan + sirkulasi 15 m²/mobil Total keb parkir = 540 : 6 = 90 mobil x 15 m²/mobil = 1350 m²
Motor
= Standar 1/3 jumlah mobil (DKI) Kebutuhan + sirkulasi 4 m²/motor Jumlah total = 1/3 x 90 mobil = 30 motor x 4 m²/motor = 120 m²
Parkir Pengelola, Dosen, Karyawan Mobil
= Standar 1 mobil /6 orang (DKI) Kebutuhan + sirkulasi 15 m²/mobil Total keb parkir = 81 : 6 = 13,5 ≈ 14 mobil x 15 m²/mobil = 210 m²
Motor
= Standar 1/3 jumlah mobil (DKI) Kebutuhan + sirkulasi 4 m²/motor Jumlah total = 1/3 x 14 mobil = 5 motor x 4 m²/motor = 20 m²
Parkir Tamu/Pengunjung Tidak semua pengunjung membutuhkan tempat parkir, namun hanya 50 % saja, yaitu: Mobil
= Standar 1 mobil untuk 3 kursi penonton Kebutuhan + sirkulasi 15 m²/mobil total keb parkir = 0,5 x 300 = 150 org : 3 = 50 mobil 50 mobil x 15 m²/mobil = 750 m²
Motor
= Standar 1/3 jumlah mobil (DKI) 28
Kebutuhan + sirkulasi 4 m²/motor SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Jumlah total = 1/3 x 50 mobil = 17 motor x 4 m²/motor = 64 m²
b. Perhitungan Jumlah Kendaraan No
Jumlah Kendaran
154 Mobil 1 100 Motor 2 3 bus 3 Total Kebutuhan Parkir
Standard
Luas Parkir 2310 m² 400 m² 195 m² 2905 m²
65 m² / Bus
c. Perhitungan Luasan Taman dan Plaza No
Jenis Taman
Ratio (Parkir : Taman)
Taman Buffer 1 % : 40 % 1 Plaza 1 % : 20 % 2 Pedestrian 1 % : 40 % 3 Total Luas Taman dan Plaza
Luas Parkir 1173,44 m² 586,72 m² 1173,44 m² 2933,6 m²
d. Perhitungan Luasan Bangunan dan Ruang Luar No
Kebutuhan
Luas Parkir
Bangunan 1 Ruang luar 2905 + 2933,6 2 Total Luas Bangunan dan R. Luar
6296.9 m² 5838.6 m² 12.135,5 m²
4.3.3 Perhitungan Kebutuhan Luas Tapak Luas kebutuhan tapak = luas Total Bangunan + luas Ruang Luar Luas kebutuhan Tapak = 12.135,5 m² = 1.3 Ha
29 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.4
Interaction
1Analisa Fisik
4.4.1
Kondisi Fisik Tapak
Tapak berada di lingkungan bangunan pendidikan
Luas tapak = ± 1.2 Ha
Topografi datar
Batas tapak:
Utara
: Ruko Mutiara Taman Palem Kantor Perpajakan Jakarta Barat
Selatan
: SMK Negri 42
Barat
: JL. Lingkar Luar Kamal Raya JORR W-1
Timur
: Ruko Mutiara Taman Palem
Peraturan Pemerintah:
KDB
: 40 % (12.000 x 40 % = 4800 m²)
KLB
: 1.6
Tinggi Mak: 4 Lantai
Peruntukan Lahan : SPD Suka Pendidikan
( 12.000 x 1.6 = 19.200 m²)
30 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
4.4.2 Data Fasilitas Sekitar dan Keadaan Tapak Penghijauan pada area tapak baik, karena masih terdapat banyak pohonpohon rindang yang melindungi dari kebisingan yg berasal dari jalan raya dan juga jalan tol.
Mall Taman Palem
Tapak bersampingan dengan perumahan, kantor pajak, SMKN 42 dan pemukinan warga. Jalur pedestrian keadaanya sudah tidak layak karena sering dilalui sepeda motor.
Ruko Taman Palem
Ruko Taman Palem
Keadaan Jalan disisi utara tapak
Keadaan pedestrian didepan tapak
Kantor Perpajakan
SMKN 42
Tapak diapit 2 jalan yaitu jalan utama yg dilalui oleh dua lajur dengan satu arah. dan jalan alternatif dengan dua jalur dari arah perumahan. Pertemuan dua jalan ini sering mengakibatkan kemacetan.
Pemukiman Warga Fasilitas disekitar tapak banyak berupa ruko-ruko perumahan, apartment, sekolah, pemukiman, mall, kantor perpajakan, halte bus, dll.
31 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.4.3
Interaction
Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak Dalam menentukan pencapaian menuju tapak perlu mempertimbangkan:
Pencapaian pengguna bangunan yang mengendarai mobil / motor
Pencapaian pengguna bangunan yang berkendaraan umum dan berjalan kaki
Pencapaian bagian service Dengan adanya dasar pertimbangan tersebut, ditentukan criteria-kriteria penilaian pencapaian menuju tapak sebagai berikut:
Pencapaian mudah di jangkau
Memiliki kenyamanan dan keamanan sirkulasi
Tidak mengganggu arus loalu lintas jalan utama atau jalan lingkungan
Mempunyai kejelasan sebagai pintu utama dan lingkungan sekitarnya,
Dan berikut merupakan data pencapaian menuju tapak:
Gambar Pencapaian Manusia
Pencapian Manusia
•
Pencapaian Kendaraan
Angkutan Umum Jembatan penyebrangan Pemukiman dan perumahan
Kendaraan Umum Metro Mini 84, KWK M-13, Carry (mobil pribadi yg dijadikan angkutan Umum) Kendaraan Pribadi Mobil, Sepeda Motor
32 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Pada sisi barat tapak baik untuk dijadikan pencapaian utama karena: Jelas sebagai pintu utama karena disisi jalan utama Cukup banyak dilalui kendaraan umum, pribadi dan pejalan kaki Jalan yang cukup lebar sehingga tidak mengganggu lalu lintas jalan utama. Namun tidak dapat dijadikan pintu keluar karena kondisi jalan yang sering mengalami kemacetan.
Pada sisi utara tapak ini bukan berada pada jalan utama, namun merupakan akses masuk dan keluar perumahn taman palem dan pemukiman jadi baik untuk dijadikan pintu masuk alternative dan juga pintu keluar.
Pintu masuk pejalan kaki diletakan berdekatan dengan arah dating pejalan kaki.
33 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
4.4.4 Analisa Kebisingan Faktor kebisingan merupakan faktor yang penting pada perencanaan dan perancangan bangunan sekolah. Karena untuk suatu bangunan sekolah dituntut kondisi yang tenang sehingga membantu kemudahan orang dalam belajar. Dasar pertimbangan salam mencari penyelesaian masalah kebisingan antara lain:
Keadaan disekitar tapak
Arus kendaraan disekitar tapak
Hubungan ruang dalam bangunan
Penataan kelomp[ok ruang/zoning disesuaikan dengan skala prioritas dari tingkat kebisingan
Data Kebisingan Tapak
Gambar
Area dengan kebisingan tinggi
Area dengan kebisingan Sedang
• Berhadapan langsung dengan jalan raya utama • Berhadapan langsung dengan jalan tol • Intensitas kendaraan yang sangat padat
• Intensitas kendaraan sedang • Berhadapan langsung dengan jalan raya • Vegetasi pohon rindang banyak
Area dengan kebisingan Rendah • berada didlam tapak • Jauh dari jalan raya
34 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Tanggapan
Gambar
Keterangan
Area-area publik dapat diletakan pada area dengan tingkat kebisingan tinggi dan dapat dijadikan buffer untuk area-area private. Area semi publik dapat diletakan di area dengan tingkat kebisingan rendah dan diberikan buffer sebagai peredam bising. Area private bisa diletakan pada area belakang tapak karena berada pada tingkat kebisingan rendah.
4.4.5 Analisa Orientasi
Data Orientasi pada Tapak
Gambar
Data Bangunan-bangunan yang berada disekitar tapak pada umumnya berorientasi kearah jalan utama yang sering dilewati oleh pengguna jalan.
35 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Tanggapan
Gambar Sisi yang cukup berpotensi karena pandangan dari dan ke arah tapak cukup baik.
Kantor dan Ruko
Pandangan dari arah tapak kearah jalan utama dan jalan tol jak- merak cukup baik karena jalan yang lebar dan masih banyak pepohonan dan merupakan sisi yang menjadi pusat pandangan
TAPAK
Sekolah dan Pemukiman
Sisi yang tidak berpotensi, karena berdempetan dengan lahan kosong yang suatu saaat akan dibangun dan akan menghalangi pandangan dari arah tapak.
Pandangan dari tapak kurang baik, karena terhalang dinding pembatas juga bangunan sekolan dan pemukiman. Tanggapan Agar bangunan dapat berinteraksi dengan baik ke lingkungan dan bangunan maka diutamakan orientasi mengarah ketapak dan ke luar tapak.
Orientasi ke arah barat karena dapat dilihat jelas dari jalan - jalan utama yang bersimpangan. Orientasi juga akan kearah utara karena bentuk tapak yang memamanjang dan berhadapan langusng dengan jalan sehingga dapat dilihat dengan baik
36 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA 4.4.1
Interaction
Zonning Dalam Tapak Penempatan zoning berkaitan dengan sifat jegiatan dalam tapak: a. Zoning publik, merupakan daerah yang bersifat umum b. Zoning Semi Publik, merupakan daerah yang bersifat perantara antara daerah publik dan daerah private c. Zonning Private, merupakan daerah yang bersifat pribadi dan membutuhkan privacy yang khusus d. Zonning Service, merupakan daerah yang bersifat memberikan pelayanan dalam bangunan. Dasar pertimbangan penempatan zoning dalam tapak: o
Kondisi fisik tapak, potensi tapak, keadaan sekitar tapak
o
Bentuk sirkulasi manusia antar bangunan dan ruang luar bangunan
o
Pengelompokan kegiatan ruang.
Alternatif 1 Publik Service
Semi Publik
Daerah penerima lebih luas
Sirkulasi antar bangunan mudah
Private
Alternatif 2 Daerah Penerima Terbatas Publik
Semi Publik
Sirkulasi antar bangunan mudah Service
Private
37 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
4.5 Analisa Fisik Bangunan 4.5.1 Pola Masa Bangunan Pola massa bangunan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Pola Massa Tunggal
Gambar
Pencapaian terhadap bangunann relatif dekat Pencapaian antar kegiatan mudah dan sirkulasi relafif dekat/langsung Orientasi terhadap bangunan terpusat Pemakaian lahan cukup efisien Komposisi fasade bangunan lebih monoton Pola Massa Majemuk
Gambar
Pencapaian antar kegiatan relative jauh Sesuai untuk jenis kegiatan yang cukup banyak Orientasi terhadap bangunan tersebar Pemakain lahan yang besar Komposisi fasade bangunan lebih dinamis. Berdasarkan pertimbangan tapak dan jenis kegiatan yang banyak dan berbeda-
beda, maka pola masa yang dipilih adalah pola masa majemuk dengan pengaturan Gedung Pertunjukan beserta sarana penunjangnya berada pada satu blok masa bangunan. Sedangkan untuk area Pendidikan beserta sarana penunjangnya berada pada satu masa bangunan yang berbeda. .
4.5.2 Pola Organisasi Ruang Terpusat
Linear
Radial
Cluster
Grid
Bersifat Introfet (hanya berinteraksi ke dalam bangunan).
Bersifat fleksible dan dapat menanggapi bermacammacam kondisi tapak.
Bersifat Ekstrofet (hanya berinteraksi ke luar bangunan.)
Bersifat fleksible dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
Bersifat moduler yang berulang. (terlalu tertutup)
Berdasarkan bentuk tapak yang memanjang dan pertimbangan bentuk yang bisa berinteraksi ke dalam dan ke luar bangunan maka organisasi linear yang bersifat fleksibel dianggap sesuai untuk Sekolah Tinggi Seni Teater ini. SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Organisasi Linear1 Organisasi linear pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung atau dihubungkan melalui ruang linear yang berbeda dan terpisah.
Contoh Organisasi linear
yang biasa nya terdiri dari ruang-ruang yang
berulang, serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi, cocok untuk Kelompok Pendidikan (ruang-ruang kelas) yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
Organisasi linear juga dapat terdiri dari ruang linear yang berbeda ukuran, bentuk, atau fungsi. Hal ini cocok untuk Kelompok Pengelola, Administrasi, Penunjang dan Informatif. Dalam kedua kasus diatas tiap-tiap ruang disepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.
4.5.3 Analisa Bentuk Auditorium Bentuk auditorium utama pada gedung pagelaran seni drama dipengaruhi oleh segi rancangan akustik untuk mendapatkan bentuk dasar denah yang menguntungkan secara akustik. Gambar a. Lantai Segi Empat
1
Keterangan Dinding yang sejajar akan menimbulkan
gelombang menerus (flutter echo) yang tidak diperkenankan pada akusitk pembicaraan, bila dinding tidak diolah. Dinding belakang yang luas dapat menimbukan gema. Hanya dapat menampung sedikit penontonjika dibangun sesuai dengan aturan akustik.
39 D.K. Ching, Francis, Arsitektur Bentuk Ruang, dan Tatanan/Edisi Kedua, Erlanga, Jakarta, 2000, hal 198
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
b. Lantai Bentuk Kipas
Terjadi pemusatan bunyi pada sudut denah sehingga distribusi suara kurang merata. Membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi Dinding belakang yang dilengkungkan cenderung menciptakan gema atau pemusatan bunyi.
c. Lantai Bentuk Tapal Kuda
Bentuk masa melingkar memiliki cacat akustik yang khas berupa pemusatan bunyi pada daerah belakang sehingga distribusi suara tidak merata. Cacat yang lainnya adalah menghasilkan gema dan pemantulan dengan waktu tunda yang panjang.
Kelebihan dari bentuk masa melingkar adalah memperpendek jarak antara pemain dan penonton d. Lantai Berbentuk Tak Beratur
Dapat membawa penonton lebih dekat dengan sumber bunyi Hubungan yang bebas antara daerah penonton dan manggung memungkinkan rancangan ruang yang lebih lebar Memungkinkan distribusi elemen-elemen penyerap bunyi secara acak dan permukaan-permukaan tak teratur yang difusif.
Ditinjau dari segi pandang akustik bentuk kipas dan tak beratur memiliki keuntungan yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sehingga mendapatkan kualitas ruang yang baik. Tetapi dalam penerapannya kedalam bangunan dapat dimodifikasi sesuai situasi dan kondisi yang memungkinkan.
4.5.4 Analisa Bentuk Panggung Panggung sedianya dapat dapat sebagai arena dalam menyelenggarakan beberapa jenis pagelaran teater. Apakah itu Teater Tradisional, Modern maupun Kontemporer disesuaikan dengan keadaan dan minat masyarakat pengunjung. Ada beberapa bentuk panggung berdasarkan hubungan antara penonton dengan pemain atau dengan kata lain antara panggung dengan auditorium. Macam-macam bentuk dasar panggung: 40 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA Gambar
a. Pentas Relung Proscecium
b. Pentas Ujung Terbuka
c. Pentas Arena
d. Pentas Pusat (theatre in The Ro und)
e. Pentas Terbuka
Interaction
Keterangan Meningkatkan pandangan kepanggung. Semua penonton dapat melihat pertunjukan secara merata. Membatasi orientasi pandangan atau memperkecil sudut pandangan dari pemain ke penonton . Memudahkan pengontrolan pemain dari samping panggung. Memudahkan penyebaran suara karena bunyi menghadap penonton. Karena luasnya panggung, maka penonton tidak dapat menyaksikan pertunjukan sepenuhnya sebab harus mengalihkan pandangan. Mengurangi pemisahan antara penonton dan pemain oleh lubang proscecium. Jarak pandang baik. Faktor akustik kurang merata. Komunikasi antara penonton dan pemain cukup erat. Tidak menggunakan dekor atau latar belakang untuk menciptakan suasana. Karisma pemain kurang menonjol. Persyaratan jarak penglihatan ke panggung baik. Faktor akustik berupa penyebaran suara kearah penonton kurang merata. Dapat memuat penonton dalam jumlah banyak. Menghilangkan pemisah antara pemain dengan penonton, sehingga terjadi hubungan yang akrab. Memungkinkan penyediaan tempat bagi banyak penonton dodekat pentas. Karena penonton mengelilingi pentas, maka kadang-kadang pemain membelakangi penonton sehingga mengurangi integilibilitas bunyi pembicaraan. Membutuhkan sistem penyahayaan yang rumit. Penonton dan pemain berada dalam suasana tempat yang sama sehingga menimbulkan kesan intim. Persyaratan jarak penglihatan baik. Penonton tidak dapat menikmati ekspresi pemain sepenuhnya karena tidak semua penonton berhadapan muka dengan pemain. Keluar masuknya pemain atau naik turunnya pemain kurang mewujudkan karisma pemain. 41 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Pentas yang dapat dipergunakan untuk Gedung Pertunjukan Seni Teater dapat dilihat pada Tabel berikut: No
Jenis Pergelaran
Kemungkinan Pentas A
1
2 3
Teater Traditional Teater Rakyat Teater Klasik Teater Modern Teater Kontemporer
B
● ● ●
C
●
D ●
Jumlah Pemain (Max Orang)
E ●
● ● ●
●
30 Orang 20 Orang 2 Orang 20 Orang
Dari tabel diats dapat dilihat bahwa pentas yang mempunyai kesesuaian terbanyak adalah Pentas Relung Proscecium dan Pentas Terbuka. Berdasarkan jenis pagelarannya, dapat ditentukan bahwa ruang Pagelaran Tertutup menggunakan Pentas Proscecium.
4.5.5 Analisa Bentuk Lantai Gambar
Keterangan Penyebaran bunyi kurang baik karena energi bunyi terserap selama merambat melalui tubuh penonton. Sehingga bagian paling belakang tidak memperoleh energi bunyi yang kuat.
Bentuk ini lebih baik dari kondisi diatas, namun untuk jarak tertentu masih memiliki kelemahan seperti diatas. Lebih baik dari 2 diatas, dengan kemiringan lantai penonton 1 : 8 dapat dirasakan setiap penonton memproleh energi bunyi langsung, namun tetap terbatas untuk jarak dan jumlah penonton tertentu saja.
42 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Bentuk ini cukup baik karena memungkinkan setiap penonton memperoleh bunyi langsung dan dapat pula memenuhi syarat akustik ruangan yaitu bentuk ruang yang kompak. Hanya yang perlu diperhatikan adalah perbandingan antara d dan h agar tidak terjadi bayangan bunyi dan distorsi. Dengan pertimbangan-pertimbangan diatas ditambah dengan jumlah penonton yang tidak terlalu banyak yaitu 300 orang. Maka untuk lantai auditorium tertutup dipilih bentuk no 3. 4.5.6
Sistem Struktur Bangunan Pada umumnya bangunan sekolah tinggi seni teater memiliki beberapa criteria
ruang pemilihan struktur, yaitu:
Ruang dengan bentang lebar dengan syarat bebas kolom untuk ruang-ruang pertunjukan atau auditorium
Ruang yang tidak memerlukan bentang lebar dapat menggunakan sistem struktur sederhana dan dibagi-bagi dalam modul yang kecil sesuai dengan kegiatan.
Pertimbangan terhadap pelaksanaan konstruksi yang efisien dan ekonomis
Pertimbangan terhadap esteyika penampilan bangunan.
a. Sistem Sub Struktur Sistem
Keadaan Tanah
Keuntungan
Kerugian
Pondasi Tiang Pancang
Tanah cukup dalam Muka air tanah tinggi
Pondasi Bor Pile
Tanah sangat dalam Dapat digunakan pada berbagai jenis tanah Digunakan pada muka tanah keras yang lebih besar dari 8 m
Pelaksanaan konstruksi mudah dan ekonomis Pondasi dapat ditaman rapat Waktu pelaksanaan cepat Pondasi dapat ditanam pada jarak tertentu Kebisingan rendah Getaran pada tanah cukup rendah Biaya konstruksi sedang
Kebisingan padanwaktu pelaksanaan Menimbulkan getaran yang besar pada tanah Biaya konstruksi cukup tinggi Pelaksanaan cukup sulit dan memakan waktu yang lama Pemakaian bahan kurang ekonomis Tidak dapat digunakan pada tanah dengan muka air yang cukup 43 tinggi
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA Pondasi Rakit
Sesuai untuk tanah dengan daya dukung rendah
Interaction
Sifat kekakuan dan stabilitas yang cukup besar dalam menahan gaya lateral Waktu pelaksanaan cepat Kebisingan sedang
Sukar dalam pelaksanaan Getaran pada tanah cukup tinggi Biaya konstruksi tinggi
b. Sistem Upper Struktur Merupakan struktur yang berdiri diatas tanah. Sistem Upper Struktur dibagi menjadi:
Sistem Struktur Rangka, yaitu struktur yang terdiri dari komponen vertical dan horizontal berupa kolom dan balok yang dihubungkan secara rigid. Komponen-komponen
tersebut
disusun
menurut
bentangan
tertentu.
Keuntungan dari sistem ini adalah dapat memberikan fleksibilitas ruang. Pemakaian bahan cukup ekonomis, dapat digunakan untuk bentang lebar.
Sistem Struktur Dinding Pemikul, yaitu sistem struktur yang initi kekuatannya
terletak
pada
dinding-dinding
strukturnya
yang
mampu
menerima beban bangunan, grafitasi dan gaya lateral. Pemakaian bahan pada struktur ini relative banyak dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama, dan memberikan kesan berat pada bangunan. Berdasarakan pertimbangan diatas, sistem upper struktur yang cocok digunakan untuk Sekolah Tinggi Seni Teater adalah sistem struktur rangka (portal), dan sub struktur yang digunakan pondasi bor pile. c. Sistem Upper Struktur
Struktur atap rangka 1. Sesuai untuk bangunan berbentang lebar 2. Pemasangan relative cepat dan efisien 3. Mudah dibentuk sesuai dengan bentuk ruang yang ada 4. Dapat memberikan estetika pada bangunan secara optimal
44 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Struktur Rangka Plat Beton/Cangkang
1. Dapat berupa plat datar atau cangkang 2. Terbatas pemakaiannya pada bentang yang sangat lebar 3. Memberikan kesan fasade datar dan monumental.
4.5.7
Sistem Utilitas Bangunan
1. Plumbing a. Air Bersih Sistem Distribusi
Keuntungan
Down Feed Distribution Sumber air dari PAM
Up Feed Distribution Sumber Air dari PAM
Kekurangan
Kelancaran air bersih tiap saat meskipun listrik mati, karena sistem ini mengandalkan gaya grafitasi pada saat pendistribusian air. Keamanan penyaluran air pada kebakaran terjamin. Tidak memerlukan tempat penampungan air diatas bangunan.
Memerlukan ruang khusus diatas bangunan untuk penampungan air.
Pada waktu aliran listrik padam, air tidak dapat dipompa keatas. jika terjadi kebakaran sukar untuk menyalurkan air.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem pengadaan air bersih yang digunakan adalah Down Feed Distribution dengan sumber air dari PAM. b. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem Pembunagan Air Kotor
Ruang Sanitari, Dapur
Pipa Pembuangan Sewage Treatment Plant
Riol Kota
Bak Penampungan
45 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Sistem Pembuangan Kotoran Bahan Ruang Sanitari
Shaft
Pipa Pembuangan
Septic Tank
2. Sistem Penyediaan Tenaga Listrik Sumber daya listrik berasal dari PLN, yang mempunyai keuntungan praktis dan mudah. Demi kenyamanan siswa, pengunjung dan
pengguna bangunan untuk
mengatasi kemungkinan terputusnya aliran listrik dari PLN, maka dibutuhkan:
Generator Set yang dapat menyalurkan aliran listrik secara otomatis bila psokan dari PLN terputus dan memiliki kapasitas sebesar 100 % dari daya yang dihasilkan oleh PLN.
Automatic main panel yang bekerja secara otomatis mengalirkan sumber daya kepada generator set pada saat aliran listrik dari PLN terputus.
3. Sistem Pengudaraan Jenis Pengudaraan
Kelebihan
Kekurangan
Pengudaraan Alami
Tidak membutuhkan biaya besar dalam pengadaannya. Penghematan energy listrik Tidak membuthkan perawatan Temperatur suhu yang diinginkan terkontrol Suhu yang lebih stabil Tidak membawa partikel debu dari luar bangunan
Banyak debu yang masuk Kenyamanan suhu bergantung pada kecepatan angin Adanya biaya ekstra Adanya biaya perawatan Pemakaian enrgi listrik yang besar Usia pemakaian terbatas
Alternatif 1 Pengudaraan Buatan Alternatif 2
Pada sistem pengudaraan menggunakan kedua alternatif tersebut sehingga dapat menyesuaikan kegiatan yang dilakukan dan lebih terkontrol dalam pengetahuan dan kenyamanan di dalam ruangan. 4. Sistem Pencahayaan Jenis Pencahayaan
Kelebihan
Pencahayaan Alami
Alternatif 1
Pencahayaan Buatan
Alternatif 2
Kekurangan
Tidak membutuhkan daya listrik / biaya murah Memberikan kesan alamiah pada bangunan Tidak membutuhkan perawatan Intensitas cahaya dapat diatur sesuai kebutuhan dan sifatnya. Dapat digunakan pada kapasitas ruang yang besar dan banyak Tidak bergantung pada keadaan cuaca
Intensitas cahaya tidak stabil terganrung kondisi cuaca. Hanya dapat digunakan pada siang hari. Biaya relative sangat mahal. Membutuhkan perawatan
SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
Penerapan sistem pencahayaan menggunakan kedua alternatif tersebut sehingga dapat menyesuaikan kegiatan yang dilakukan dan lebih terkontrol dalam pengeluaran dan keamanan. 5. Sistem Pencegah Kebakaran Sistem
Kelebihan
Kekurangan
Hydrant Pilar
Dapat memadamkan kebakaran api yang besar. Memiliki pasokan air yang besar, karena terhubung dengan saliuran PAM Efisiensi dalam penempatan karena bentuknya yang kecil. Dapat bekerja otomatis bila sensor yang dipasang mendeteksi kebakaran. Berada didalam ruangan yaitu diplafond Berada didalam bangunan tepatnya area public. Lebih efektif untuk memadamkan api yang belum terlalu besar
Membutuhkan bantuan alat dari dinas kebakaran. Tidak efektif bila berada didalam bangunan
Alternatif 1 Springkler Alternatif 2
Hidrand Box (CO2) Alternatif 3
Kurang dapat memadamkan api yang kecil. Bila sensor pecah maka mengakibatkan ruangan akan menjadi basah Membutuhkan tempat untuk penempatannya. Membutuhkan tenaga manusia untuk mengoperasikannya.
Ketiga sistem kebakaran tersebut dapat digunakan namun dengan jumlah yang disesuaikan
dengan kebutuhan fungsi
bangunan
agar
dapat
meminimalkan
pengadaan dan perawatan.
47 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
6. Sistem Akustik Dalam perancangan auditorium pada Sekolah Tinggi Seni Teater ini persyaratan sistem akustik yang perlu dipertimbangkan adalah:
Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin terlihat
Lantai tempat penonton duduk harus cukup landai, karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton dengan sinar datang miring.
Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan – permukaan pemantul bunyi (plaster, gypsum board, plywood, papan plastic kaku, dll) yang besar dan banyak.
Luas lantai dan volume auditorium harus dijaga agar ckup kecil, sehingga jarak yang harus ditempuh bunyi langsung dan bunyi pantul lebih pendek.
Penggunaan bahan-bahan penyerap bunyi yang ditempatkan pada bagian dinding, lantai, dan pada daerah-daerah dengan permukaan cekung untuk menghindari pemusatan bunyi. Bahan penyerap bunyi antara lain: a. Bahan berpori Karakteristik akustik dasar semua bahan berpori adalah suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan, dimana bahan ini dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 4. Unit akustik siap pakai Unit yang khas dalam kelompok ini adalah bermacam-macam jenis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang maupun tidak, bercelah, atau bertekstur, panel penyisip dan lembaran logam dengan bantalan penyerap.
48 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
Interaction
5. Plesteran akustik dan bahan yang disemprotkan Lapisan akustik ini digunakan terutama pada bentuk permukaan yang melengkung atau tidak teratur. 6. Selimut (Isolasi) Akustik Dibuat dari serat-serat karang (rock wool), serat-serat gelas (glass wool), serat-serat kayu lakan, (felt), rambut dan sebagainya. d. Karpet dan Kain Digunakan karena penyerap bunyi dan bising di udara yang ada didalam ruang. Kain-kain fenestrasi dan bahan gorden juga menunjang penyerapan bunyi, dimana makin berat kainnya, makin banyak penyerapan bunyi.
Penggunaan bahan-bahan pemantul bunyi yang ditempatkan pada plafond ruang, sisi dinding bagian depan, seperti plaster, gypsum board, plywood, plexiglass, dan papan plastik kaku.
49 SKRIPSI | Resty Dwi Hartati
http://digilib.mercubuana.ac.id/