1
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
1
11/28/2013, 2:56 PM
Diterbitkan oleh PR Departemen, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. • Penanggung Jawab : Kevin Monteiro • Editor in Chief : R. Artsanti Alif • Executive Editor : Defina Romasi T. • Kontributor : Chinta Saparini, Agus Mulyono, Merry Damayanti, Azrie Sofyan 03/IV/2013
Alamat Korespondensi: Dept. Public Relations • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk • Wisma Millenia, Lt. 5 • Jl. MT Haryono Kav. 16 • Jakarta 12810
Sekapur Sirih Bangga dan haru menyelimuti perasaan saya saat mengikuti malam pemberian penghargaan bagi para pemenang JAPFA4Kids Awards 2013 Student and School Competitions tingkat nasional. Setelah memenangi tingkat wilayah, para juara kembali mengukir prestasi di Jakarta. Mereka sungguh pejuang tangguh. Di atas panggung, saya memberikan piala dan mengucapkan selamat pada mereka. Saya usap pipi Ahmad Hardianto yang basah karena air mata bahagia. Dian, nama panggilan Ahmad Hardianto, adalah murid kelas 6 SDN Sedayu, Purworejo, Jawa Tengah. Kelompoknya baru saja memenangi lomba Majalah Dinding. Saya sampaikan kepada Dian dan kelompoknya bahwa kemenangan yang baru saja diraih ini hanya langkah awal.“Kalian akan tetap menjadi yang terbaik asal terus belajar dan melakukan kebaikan pada sesama,” begitu pesan saya selain juga nasihat agar patuh pada orang tua. Banyak kisah di balik layar kegiatan JAPFA4Kids Awards 2013. Semuanya meninggalkan kesan, tidak hanya bagi saya pribadi, tapi juga bagi anggota tim Public Relations lainnya. Anak-anak pun menuliskan kesan-kesan baik yang mereka tinggalkan untuk kami. Laporan mengenai JAPFA4Kids Awards 2013 selengkapnya bisa dibaca pada newsletter edisi 03 ini. Pada halaman lain bisa dibaca
pula laporan Kampanye Gizi di Pasawaran, Lampung dan Simalungun, Sumatera Utara. Kami juga menurunkan tulisan tentang kerja sama JAPFA dengan Pondok Pesantren Modern Al Barokah Simalungun. Kerja sama kali ini meliputi pemberian bantuan bangunan sekolah dan Teaching Farm dari JAPFA untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sana. Salam,
R. Artsanti Alif
DAFTAR ISI 1
2 3 4
Cover Ajeng Linggani, murid SDN 1 Srikaton, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Sekapur Sirih Pesan Komisaris Utama Tulisan Utama: JAPFA4Kids Awards 2013: Meraih Prestasi, Merengkuh Cita-cita
10 Hari-hari JAPFA4Kids Awards 2013
12 Catatan Dewan Juri 14 Kampanye Gizi Kampanye Gizi di Pesawaran dan Simalungun
8
Para Pemenang
17 Panggung JAPFA4Kids 18 Kerja Sama Teaching Farm Al Barokah – JAPFA: Laboratorium Wirausaha Santri
20 Galeri Foto RALAT Edisi 02/IV/2013: Pada Rubrik Kerja Sama, hal. 23, kolom ke-2, paragraf ke-2 terdapat kalimat: "Nilai keseluruhan dari kerja sama JAPFA dan Bank Mandiri itu berjumlah Rp50juta." Angka yang tercantum dalam kalimat tersebut keliru. Yang benar adalah: "Nilai keseluruhan dari kerja sama JAPFA dan Bank Mandiri itu berjumlah Rp150juta." Demikian kekeliruan ini telah diperbaiki. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) salah satu perusahaan agribisnis terkemuka Indonesia yang memproduksi pakan ternak dengan merk “Comfeed”. JAPFA memiliki bidang usaha lain, seperti pembibitan ayam, pembibitan dan penggemukan sapi, budidaya perairan, dan produksi vaksin hewan.
2
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
2
11/28/2013, 2:56 PM
PESAN KOMISARIS UTAMA
DEMI PRESTASI ANAK NEGERI
U
ntuk ke empat kalinya JAPFA kembali menyelenggarakan JAPFA4Kids Awards Student and School Competitions. Pada tahun ini, pesertanya terdiri dari 87 sekolah dasar negeri dan 15.032 murid yang merupakan peserta Kampanye Gizi periode 2012. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, inilah ajang yang dibuat demi melahirkan prestasi anak negeri. Di berbagai wilayah di Indonesia, melalui kerja sama dengan Unit Daerah dan Pemerintah Daerah setempat, JAPFA menemukan betapa banyak anak-anak yang berpotensi memajukan bangsa dan negara. Sejak 2008, Program JAPFA4Kids berkeliling dari satu lokasi ke lokasi lainnya mendampingi dan menjaga kesehatan anak-anak itu melalui kegiatan Kampanye Gizi di sekolah-sekolah dasar negeri. Data terakhir menunjukkan kegiatan Kampanye Gizi telah berhasil menjangkau sejumlah 365 sekolah dasar negeri, 71.700 murid, dan 3.886 guru dari 61 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Dari puluhan ribu murid itu, telah lahir pula ribuan Dokter Kecil JAPFA. Peran mereka kiranya penting untuk membantu temantemannya berperilaku bersih dan sehat, di antaranya melalui asupan gizi seimbang dan memastikan lingkungan sekitar terjaga kesehatannya. JAPFA4Kids Awards yang diadakan secara berkala satu tahun sekali merupakan ajang tolok ukur keberhasilan kegiatan
Kampanye Gizi. Selain beragam lomba untuk melihat sejauh mana anak-anak mampu berprestasi; diadakan juga lomba 5S untuk melihat apakah Pelatihan 5S yang diberikan saat Kampanye Gizi diterapkan dengan baik di lingkungan sekolah. Hasilnya sungguh menggembirakan. JAPFA4Kids Awards 2013 membuktikan anak-anak mampu meraih prestasi gemilang. Konsep 5S yang diterapkan di sekolah-sekolah terbukti mampu mendukung proses belajar mengajar dan, bahkan mampu mendatangkan keuntungan finansial melalui penjualan kreasi daur ulang limbah sekolah. Manajemen JAPFA mengucapkan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang mendukung penyelenggaraan JAPFA4Kids Awards 2013. Selamat untuk semua peserta JAPFA4Kids Awards 2013 Tingkat Nasional. Kalian semua adalah pemenang. Kiranya prestasi yang baru saja diraih itu melecut lebih banyak lagi prestasi baru. Terus lah berusaha menjadi yang terbaik, untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi •J•
Syamsir Siregar Komisaris Utama
3
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
3
11/28/2013, 2:56 PM
TULISAN UTAMA
JAPFA4Kids AWARDS 2013: MERAIH PRESTASI, MERENGKUH CITA-CITA JAPFA4Kids Awards 2013 yang dimulai sejak Maret mencapai puncaknya pada September. Inilah kegiatan tahunan Program JAPFA4Kids yang dirancang untuk mengasah potensi anak daerah dan memotivasi mereka agar semangat mewujudkan cita-cita.
A
da obat-obatan herbal dalam kemasan sachet dalam kantong plastik transparan Duta. Mereka bercampur dengan peralatan tulis, tergeletak begitu saja di samping Duta Arya Pradana. Pagi itu, Duta, murid kelas 3 SD Muhammadiyah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur tengah mengikuti lomba menggambar JAPFA4Kids Awards Tingkat Nasional di Hotel Park, Jakarta. Ayah Duta, Sujai cerita bahwa obatobatan itu dibawa untuk persiapan jika kondisi fisik Duta menurun. Maklum, baru kali ini Duta melakukan perjalanan jauh dengan pesawat terbang. Namun, yang dikhawatirkan tidak terjadi. Duta baik-baik saja, ia melalui hari demi hari di ibukota dengan riang. Ketrampilan menggambar Duta agaknya diturunkan dari Sujai yang kini menjadi guru lukis dan punya sanggar lukis di rumah. Berkat sering berlatih, Duta sering meraih beberapa penghargaan melukis di Gresik. Dalam kompetisi tingkat nasional JAPFA4Kids Awards 2013, Duta mendapat posisi sebagai Juara III. Memang tidak semua bisa jadi juara pertama. Inilah kompetisi - meski kemampuan terbaik sudah ditampilkan, faktor keberuntungan turut menyertai. Insiden kadang tak terhindarkan. Indo Putra Alidayanto dari SDN 04 Srikaton, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, misalnya, ia menangis tersedu saat menyadari cat semprot yang dibawa ternyata keliru. Dan itu menjadikan hasil akhir lukisan tidak seperti yang diharapkan. Panitia lantas berusaha menenangkan Indo. Meski penuh rasa sesal, lambat laun Indo menerima kenyataan. Ia meraih Juara II lomba menggambar dan lekas berbaur dengan teman-teman lainnya. Larut dalam keriangan saat mengunjungi beragam tempat wisata.
JAPFA4Kids Awards memang dirancang menjadi ajang bagi anak-anak dan guruguru untuk berkompetisi secara sehat. Sesudah mereka bertarung di tingkat wilayah, kemampuan mereka masih harus diasah lagi di tingkat nasional untuk menemukan siapa pejuang sejati. Perolehan hasil akhir Direktur JAPFA, Ign. Herry Wibowo berfoto bersama para pemenang Lomba Menggambar JAPFA4Kids Awards 2013 Tingkat Nasional. sebenarnya bukan keunggulan lawan. Sukarti, SPd, Kepala tujuan utama. Lawan yang tangguh dan Sekolah SDN 04 Srikaton, Kabupaten Musi jalannya permainan yang sehat akan Rawas, Sumatera Selatan bahkan masih memunculkan pejuang sejati yang tak merasa sekolahnya perlu banyak belajar sungkan mengakui kelebihan lawan dan meski sudah ditetapkan sebagai Juara tetap rendah hati meski jadi pemenang. Pertama Lomba 5S. Para peserta yang mengikuti JAPFA4Kids “Saya pergunakan waktu selama di Awards 2013 Tingkat Nasional di Jakarta Jakarta untuk menyerap ilmu dari sekolahpada 1-5 September lalu kiranya telah sekolah lain. Saya minta mereka mengajari menunjukkan permainan yang baik. bagaimana cara membuat barang-barang Masing-masing saling mengakui dari limbah seperti yang mereka tampilkan
Peserta JAPFA4Kids Awards 2013 Tingkat Nasional berfoto bersama.
4
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
4
11/28/2013, 2:56 PM
saat Lomba 5S supaya nanti bisa saya ajarkan ke murid dan guru di sekolah,” ujar Sukarti. Ia rupanya pandai memanfaatkan waktu yang ada, sikapnya rendah hati, dan tak sungkan bertanya demi kemajuan sekolahnya. Begitulah kilasan beberapa peristiwa yang terjadi selama JAPFA4Kids Awards 2013 Tingkat Nasional di Jakarta. Kegiatan ini selain menjadi tolok ukur bagi keberhasilan Kampanye Gizi juga menyediakan ajang untuk berkompetisi secara sehat. JAPFA4Kids Awards adalah salah satu upaya Program JAPFA4Kids untuk mempersiapkan anak-anak bangsa agar selain sehat, juga bermental baja menghadapi segala rintangan. JAPFA4Kids Awards 2013 kali ini memotivasi mereka untuk terus meraih prestasi, merengkuh cita-cita, dan jadi pemenang di masa depan. JAPFA4Kids AWARDS 2013 Secara keseluruhan, kegiatan JAPFA4Kids Awards 2013 berlangsung selama tujuh bulan dari Maret hingga September. Kegiatan ini diawali dengan perencanaan di balik meja, persiapan dan pengadaan materi, sosialisasi ke daerah, hingga kompetisi di tingkat wilayah dan berakhir pada kompetisi tingkat nasional sekaligus pemberian penghargaan bagi mereka yang telah berkompetisi. JAPFA4Kids Awards 2013 adalah penyelenggaraan yang ke empat semenjak dimulai empat tahun lalu pada 2010. Ia menjadi tindak lanjut untuk melihat sejauh mana dampak positif Kampanye Gizi JAPFA4Kids terhadap para murid dan
manajemen sekolah. Oleh karena itulah, Manajemen JAPFA memutuskan agar JAPFA4Kids Awards diadakan rutin satu tahun sekali. Sesuai dengan nama kegiatan, JAPFA4Kids Awards Student and School Competitions adalah perlombaan yang diadakan bagi murid dan manajemen sekolah. Untuk murid ada tiga jenis lomba yaitu: menggambar (kelas 1-3), Tari tradisional Lombok persembahan peserta dari Lombok mengarang (kelas 3-5), dan Timur membuka Malam Penghargaan. membuat majalah dinding seturut wilayah pelaksanaan Kampanye (kelas 3-5). Sementara bagi manajemen Gizi pada tahun 2012. Empat wilayah sekolah diadakan lomba 5S untuk melihat tersebut adalah: Wilayah I (Jawa Bagian sejauh mana hasil Pelatihan 5S diterapkan Timur) meliputi Gresik, Surakarta, di sekolah. Pemalang; Wilayah II (Jawa Bagian Barat) Peserta JAPFA4Kids Awards terdiri dari meliputi Wanayasa, Bandung, Cibugel, sekolah-sekolah yang telah mengikuti Purworejo; Wilayah III (Indonesia Tengah) Kampanye Gizi pada tahun sebelumnya. meliputi Sidreng Rappang dan Lombok; Dari tahun ke tahun, jumlah kepesertaan Wilayah IV (Sumatera) meliputi Sumatera baik sekolah maupun murid terus Selatan dan Lampung. meningkat seturut peningkatan yang Putaran pertama lomba diadakan di terjadi dalam kegiatan Kampanye Gizi tingkat wilayah. Pada tahap ini peserta JAPFA4Kids. hanya akan berlomba dengan peserta lain Untuk tahun ini, JAPFA4Kids Awards yang berada dalam satu wilayah. Mereka diikuti oleh 87 sekolah dasar negeri dan yang menjadi juara pertama di masing15.032 murid yang merupakan peserta masing wilayah berhak mendapat Kampanye Gizi tahun 2012 lalu. Mereka kesempatan mengikuti putaran kedua atau berkompetisi memperebutkan hadiah kompetisi tingkat nasional yang diadakan senilai total Rp490 juta. Seiring dengan di Jakarta. tema Kampanye Gizi yaitu “Anak Indonesia Sebanyak 20 anak dan 8 guru berprestasi Sehat dan Peduli Gizi”, tema JAPFA4Kids akhirnya berangkat ke Jakarta. Setiap satu 2013 kali ini masih sama seperti tahun orang peserta anak boleh didampingi oleh sebelumnya yakni:“Gizi dan Pendidikan”. satu orang pendamping yang bisa saja Dalam pelaksanaannya, JAPFA4Kids orang tua/wali murid atau guru. Awards dibagi menjadi empat wilayah Untuk mendampingi para peserta JAPFA4Kids Awards 2013, JAPFA Unit Daerah dari masing-masing wilayah yang berpartisipasi mengutus satu orang karyawan yang bertindak sebagai Person in Charge (PIC). Para PIC ini bertanggung jawab untuk mendampingi dari semenjak persiapan keberangkatan, dalam perjalanan, selama mengikuti kegiatan di Jakarta, hingga kepulangan ke daerah masing-masing. Selama kegiatan berlangsung di Jakarta, ada beberapa pemandu khusus yang mendampingi dan mengarahkan anakanak dan guru-guru untuk mengikuti harihari JAPFA4Kids Awards 2013 yang padat (Lihat: Hari-hari JAPFA4Kids Awards).
5
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
5
11/28/2013, 2:56 PM
TULISAN UTAMA mengalami sejenak kehidupan di kota yang sarat dengan kesibukan itu adalah salah satu upaya untuk menunjukkannya. Usai upacara pembukaan yang singkat. Perlombaan pun dimulai. Anak-anak berlomba dalam satu ruangan. Ada empat meja bundar dan dua meja persegi empat di sana. Peserta lomba mengarang dan menggambar masingKelompok Mading dari SDN 1 Srikaton, Sumatra Selatan asyik masing menempati satu meja bekerja dalam Lomba Mading. persegi empat. Tiap peserta berada di satu sisi meja. Sementara empat Novia Septi Ramdani dari salah satu meja bundar masing-masing anggota kelompok Majalah Dinding dari diperuntukkan bagi peserta lomba majalah SDN 08 Masbagik Utara, Lombok Timur dinding. mengaku tak membayangkan bisa naik Suasana perlombaan mengarang dan pesawat pergi ke Jakarta. Mulanya ia menggambar berlangsung hening. Masingkhawatir tidak betah tapi di akhir kegiatan masing peserta tenggelam dalam Novia cerita,“Saya nyaman karena kakakkesibukan menyelesaikan tugas. Mereka kakak (pemandu) semuanya ramah hingga seperti terpaku pada kursi, hingga lomba membuat saya betah di Jakarta meskipun berakhir tidak ada satupun yang beranjak jauh dari kedua orang tua dan keluarga dari sana. saya”. Namun, tidak demikian halnya dengan yang terjadi dalam perlombaan majalah KOMPETISI TINGKAT NASIONAL dinding. Mulanya, masing-masing Acara pembukaan JAPFA4Kids Awards kelompok duduk di kursi masing-masing. 2013 berlangsung sederhana saja. Mereka mengerjakan rubrikasi sesuai R. Artsanti Alif, Head of Public Relations pembagian tugas kelompok - ada yang JAPFA mengundang rombongan dari menulis, menggambar, dan menggunting. Wilayah IV untuk menyanyikan yel-yel Setelah rubrikasi selesai, kini tinggal mereka. Begini lirik yel-yel itu: Kami datang, menyelesaikan bagian akhir, yaitu kami tanding, kami menang/Kalau tidak menempel semua rubrikasi dan memberi menang, kami senang-senang/Kalau sudah dekorasi agar menyatu dalam satu kertas senang, kami pulang, Horee!! ukuran plano (79x109 cm). Semua Adalah Fadly Kusuma, PIC JAPFA yang kelompok serempak memindahkan menciptakan yel-yel itu. Staf PT Suri Tani pekerjaan ke lantai. Kursi-kursi tak lagi Pemuka, Lampung, salah satu Unit Daerah dipakai. JAPFA itu cerita, perjalanan keberangkatan Asyik sekali melihat anak-anak itu dari Musi Rawas menuju bandara bekerja. Masing-masing tampak berusaha Fatmawati Soekarno, Bengkulu memerlumemberikan yang terbaik yang bisa kan waktu berjam-jam. Untuk menghindari mereka lakukan. kebosanan, Fadly mengajak anak-anak Di ruangan yang lain, perlombaan 5S bernyanyi.“Yel-yel itu tercipta begitu saja, berlangsung seru. Ke empat peserta waktu itu saya hanya ingin memotivasi beradu kemampuan baik teori maupun mereka,” tutur Fadly. praktik 5S di hadapan para juri. Selain Yel-yel ciptaan Fadly itu kiranya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, menggambarkan semangat tanding dalam masing-masing peserta juga melakukan kegiatan JAPFA4Kids Awards . Kemenangan presentasi untuk memperlihatkan bukan tujuan utama, tujuan lain yang ingin bagaimana penerapan konsep 5S di dicapai adalah memperlihatkan kepada sekolah. anak-anak betapa besarnya peluang dan Praktik 5S di sekolah pada pokoknya banyaknya pilihan yang bisa diraih di masa ditentukan oleh kreativitas guru-guru di depan. Berkunjung ke Jakarta dan
masing-masing sekolah. Dalam setiap Kampanye Gizi JAFPA4Kids, pengajar dari JAPFA mengajarkan materi yang sama dengan durasi pelatihan yang sama pula di setiap daerah. Yang paling menarik adalah mendengarkan yel-yel 5S dari masingmasing peserta serta melihat hasil kreasi daur ulang mereka. SDN Sukadami dari Purwakarta, Jawa Barat misalnya, mereka fokus mengolah limbah dari kertas. Hasilnya sungguh beragam; ada kotak tissue, tempat pensil, sandal, dsb. Peserta dari SDN 1 Amparita, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan memamerkan kerajinan tas dari plastik air minum kemasan yang disatukan. Sama seperti SDN 1 Amparita, SDN 04 Srikaton, Musi Rawas, Sumatera Selatan juga mendaur ulang plastik bekas air minum kemasan, hanya saja bukan jadi tas melainkan jadi tudung saji penutup makanan di meja. MALAM PENGHARGAAN Akhirnya saat yang dinanti pun tiba. Malam pemberian penghargaan dibuka oleh dua peserta dari Lombok yang menyumbangkan tarian tradisional Lombok. Di malam yang telah dinantikan itu, Direktur JAPFA, Ign. Herry Wibowo berkenan hadir dan memberikan sambutan. Direktur menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang diraih anakanak dan guru-guru hingga ke kompetisi
Sugiyono memeluk puterinya, Riva Ma’muroh yang memenangkan Lomba Menggambar. Keduanya tak kuasa menahan tangis bahagia.
6
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
6
11/28/2013, 2:56 PM
tingkat nasional. Ia berharap, JAPFA4Kids Awards 2013 lebih memacu semangat mereka untuk terus berprestasi demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Tampak pula GM Utut Adianto, Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang juga menjabat sebagai Ketua JAPFA Chess Club. Sama seperti Direktur, Utut pun senang bertemu dengan anak-anak dan guru-guru berprestasi di Jakarta. Meskti tidak selalu hadir dalam setiap Kampanye Gizi JAPFA4Kids di lapangan, Utut telah mengirimkan pecatur-pecatur terbaik JAPFA Chess Club seperti GM Susanto Megaranto, MI Tirta Chandra Purnama, dan MN Surya Wahyudi untuk bermain catur bersama anak-anak dan guru-guru. Ia berharap kelak ada salah satu anak peserta JAPFA4Kids yang menjadi grand master di Indonesia. Beberapa anak tak kuasa menahan tangis saat nama-nama mereka diumumkan sebagai juara pertama. R. Artsanti Alif, Head of Public Relations JAPFA terpaksa mengusap air mata Dian Hardianto, murid SDN Sedayu, Purworejo, Jawa Tengah yang terus mengalir saat ia hendak menerima piala di atas panggung. Ahmad dan kelompok majalah dinding nya meraih Juara Pertama. Riva Ma’muroh dari SDN Mudalrejo I, Purworejo, Jawa Tengah juga terus menangis bahkan hingga piala sudah di tangan. Ayahnya, Sugiyono pun tak kuasa menahan tangis bahagia karena tak menyangka anaknya jadi juara pertama. Ia hanya bisa memangku dan mendekap anak sulungnya itu usai menerima piala dari Ign. Herry Wibowo di atas panggung. Untuk merayakan prestasi peserta JAPFA4Kids Awards 2013, kelompok Saung Angklung Mang Ujo mengajak semua yang hadir malam itu untuk bermain angklung dan bernyanyi bersama. Seru dan meriah suasananya. BERSENANG-SENANG Jika mengingat kembali ke yel-yel ciptaan Fadly Kusuma, inilah saatnya. Hari-hari berikutnya usai berlomba dan menerima piala adalah saat semua peserta bersenang-senang dan melihat seperti apa ibukota negara itu. Kilasan hari-hari yang mereka lalui bisa disimak dalam foto-foto di halaman tengah. Jika dibandingkan dengan kegiatan
Manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Tangerang berfoto bersama peserta JAPFA4Kids Awards Tingkat Nasional 2013.
Gembira usai bermain peran di arena bermain Kidzania, Jakarta.
JAPFA4Kids Awards sebelumnya, tahun ini panitia menambah satu tempat kunjungan lagi yaitu Kidzania. Ini adalah tempat bermain bagi anak-anak yang unik karena dibangun sebagai replika sebuah kota. Dan selayaknya sebuah kota, di dalamnya ada beragam kegiatan yang menghidupkan kesibukan penduduk kota. Di Kidzania anak-anak diajak untuk berpartisipasi melalui peran-peran yang mereka pilih sendiri untuk dimainkan. Ada yang memilih sebagai polisi, wartawan, penyiar radio, dan pembuat roti. Ada juga yang berperan sebagai model. Mereka bergaya dan berlenggak-lenggok bak peragawati. Fia Rizqi Amanda, murid SDN 08 Masbagik, Lombok Timur, NTB mengaku sangat senang di ajak ke Kidzania. “Saya berpura-pura jadi penyiar radio. Setelah bekerja saya dapat uang, terus saya tukar uangnya dengan barang. Ini saya dapat jepit,” ujarnya.
Kunjungan lain yang tak kalah seru adalah ke Monumen Nasional, Taman Mini Indonesia Indah, Dunia Fantasi Ancol, dan Pabrik Pakan Ternak JAPFA di Cikupa. Riva Ma’muroh kini tak menangis lagi. Ia cerita, “Di pabrik kami disambut dengan ramah dan sopan. Saya nggak menyangka semua karyawan JAPFA baik-baik. Saya juga senang ternyata Manajer JAPFA dan semua staf mau berfoto bersama kami”. Silva Tamara, dari SDN 04 Srikaton, Musi Rawas, Sumatera Selatan juga mengungkapkan rasa senangnya saat berada di Jakarta,“Terima kasih kepada JAPFA karena berbuat baik. Kami semua telah diajak jalan-jalan keliling Jakata. Makan minum dibayarin, bersenangsenang pun dibayarin”.
RAIH PRESTASI, RENGKUH CITA Rangkaian kegiatan JAPFA4Kids Awards 2013 kini telah usai. R. Artsanti Alif, Head of Public Relations JAPFA dan penggagas Program JAPFA4Kids menyatakan bahwa JAPFA4Kids Awards ini diharapkan bukan menjadi tujuan akhir bagi anak-anak,“Kami ingin kegiatan ini jadi penyemangat bagi mereka untuk terus berprestasi. Anak-anak daerah punya potensi besar untuk berkembang, seharusnya mereka juga punya peluang sama untuk menjadi “seseorang” kelak. JAPFA4Kids Awards menjadi salah satu usaha untuk menggali potensi itu agar anak-anak melihat betapa banyak pilihan-pilihan yang terbuka bagi mereka di masa depan”. Sebagai salah satu bagian dari Program JAPFA4Kids, JAPFA4Kids Awards mengajak anak-anak agar mampu melihat potensi diri masing-masing. Teruslah meraih prestasi dan rengkuhlah cita-cita untuk kejayaan negeri di masa mendatang •J•
7
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
7
11/28/2013, 2:56 PM
TULISAN UTAMA
PARA PEMENANG Bangga. Itu yang dirasakan saat meraih juara pertama. Mereka mampu membuktikan bahwa prestasi bisa diraih oleh siapa saja asal mau berupaya sungguh-sungguh.
JUARA MENGARANG Anwaril Mu’arif As’ad (Kelas 5) SDN Kebongunung, Kab. Purworejo, Jawa Tengah
P
erangainya lebih tenang dibanding peserta JAPFA4Kids Awards 2013 lainnya. Jika bercakap, Anwaril akan diam sejenak sebelum berkata-kata. Tampaknya ia memikirkan dahulu apa yang hendak disampaikan agar tak keliru Anwaril Mu’arif As’ad menanggapi lawan bicara. desa yang tinggal di daerah pegunungan. Saat mengikuti lomba Anwaril tidak Ia bangga JAPFA4Kids mau mendatangi terlihat grogi ataupun canggung. Anwaril sekolahnya, terlebih saat Anwaril kemudian menulis dengan huruf latin. Tulisannya mendapat Paket Gizi. kecil, rapih, dan konsisten. Entah disengaja Menurut Anwaril, berkat mengikuti atau tidak, karangan Anwaril seperti ajakan JAPFAuntuk mengonsumsi menjelaskan kenapa ia berperangai seperti makanan bergizi dan menjalani pola hidup itu. Judulnya: “Berfikirku Jernih Berkat bersih sehat, badannya menjadi sehat dan JAPFA”. berfikir pun jernih. Anwaril menuliskan itu Tulisan itu berkisah tentang betapa sebabnya ia meraih juara pertama dalam senangnya Anwaril saat JAPFA4Kids Lomba Mengarang JAPFA4Kids Awards menyambangi sekolahnya. Mulanya 2013 Tingkat Wilayah. Anwaril cerita kehidupannya sebagai anak
Nyatanya, bukan soal penampilan yang dinilai melainkan hasil karya Riva yang memang layak untuk dinobatkan sebagai juara pertama. Meskipun beda sekolah, Riva tinggal satu desa dengan Anwaril yang meraih juara pertama lomba mengarang. Di desanya hampir semua penduduk berprofesi sama. Para pria sebagai buruh pembuat etalase dan wanita sebagai penganyam besek. Dalam lomba, Riva menggambar anak yang berprestasi karena mengonsumsi makanan bergizi. Riva membagi kertas gambarnya menjadi dua panel untuk menceritakan urutan kejadian “sebelum dan sesudah”. Imajinasi Riva soal waktu itu barangkali yang memikat Dewan Juri. Saat ditanya cita-citanya, Riva bilang ingin jadi pelukis.
LOMBA MENGGAMBAR Riva Ma’muroh (Kelas 3) SDN Mudalrejo I, Kab. Purworejo, Jawa Tengah
R
iva menangis saat namanya diumumkan sebagai juara pertama. Ayahnya, Sugiyono pun tak kuasa menahan haru. “Saya sungguh tidak menyangka,” ujar Sugiyono. Saat malam pemberian penghargaan, ada rasa minder menyelimuti.“Soalnya Riva tidak punya seragam sekolah yang bagus seperti anakanak lainnya. Ia hanya memakai seragam pramuka saja,” akunya. SDN Mudalrejo tempat Riva bersekolah memang belum punya seragam sekolah yang khusus. Selama ini murid-murid mengenakan baju seragam nasional berwarna putih merah dan seragam pramuka saja.
Anak tengah dari tiga bersaudara itu dari kecil memang terlihat beda. Begitu penuturan sang ayah, Zubaidi yang mendampingi Anwaril selama di Jakarta. “Jika diberi penjelasan, ia cepat mengerti. Juga dalam hal mengaji, lebih cepat menghapal ketimbang kakaknya,” terang Zubaidi. Berderet penghargaan pernah diraih Anwaril seperti: Juara Baca Puisi, Juara Fashion Show, dan Juara Baca Al’Quran. Anwaril yang hobi bermain badminton itu bercita-cita jadi polisi. Zubaidi bekerja sebagai buruh di pabrik pembuat etalase toko, sementara istrinya bekerja di rumah sebagai pembuat besek (kotak dari anyaman bambu). Bangga dan rasa syukur terpancar dari wajah Zubaidi atas prestasi Anwaril, “Selama ini saya selalu berpesan agar ia menggunakan waktu sebaik-baiknya karena waktu sangat berharga, apalagi kami ini orang desa. Tapi, tidak ada impian untuk jadi seperti ini. Barangkali ini sudah suratan Tuhan. Terima kasih setulus-tulusnya kepada JAPFA”.
Riva Ma’muroh
8
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
8
11/28/2013, 2:56 PM
LOMBA MAJALAH DINDING RM Hamdani Yusuf (Kelas 6), Ahmad Hardianto (Kelas 6), Usnal Fuadi (Kelas 5) SDN Sedayu, Kab. Purworejo, Jawa Tengah
M
enit-menit terakhir saat perlombaan sungguh menegangkan. “Kami lihat kelompok lain sudah selesai, sementara kami belum. Aduuuhh…rasanya panik dan grogi,” cerita RM Chamdani Yusuf, ketua kelompok Majalah Dinding. Dua anggota lain, Ahmad Hardianto dan Usnal Fuadi pun mengakuinya. Beruntung, Dani, nama panggilan Hamdani Yusuf mampu menguasai diri dan mengajak kedua kawannya untuk tetap berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaan. Meski selesai tepat waktu, ketegangan masih menyelimuti ketiganya hingga menjelang pengumuman pemenang. “Penyebutan pemenang dimulai dari juara ke empat, saat kelompok kami belum
LOMBA 5S SDN 04 Srikaton, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan
S
ukarti belum lama menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN 04 Srikaton ketika JAPFA4Kids mengundang sekolahnya untuk mengikuti Kampanye Gizi. Sebagai peserta, Sukarti beserta seluruh guru-guru dan staf sekolah wajib mengikuti Pelatihan 5S di hari pertama Kampanye Gizi. Tidak mau menyia-nyiakan ilmu yang didapat, Sukarti lantas membentuk Komite 5S dan mengundang orang-orang dari luar sekolah untuk mengajarkan ketrampilan mengolah limbah. “Saya ajak guru-guru untuk bekerja tanpa imbalan dan tulus ikhlas, Insya Allah..Tuhan akan membalas,” cerita Sukarti saat memulai 5S di sekolah. Dalam bekerja, ia menerapkan sistem kekeluargaan dan kemandirian. Tidak hanya bagi guru-guru tapi juga bagi murid-murid. Begitu sampai di sekolah, murid-murid diajak untuk membersihkan sekolah terlebih dahulu secara bergotong royong. Sesudah rapi, pada pukul 07.00 muridmurid wajib Shalat Duha di salah satu ruangan serba guna sekolah.
membagi tugas; Dani sebagai ketua tugasnya menggambar, menggunting, dan memeriksa hasil anggota lainnya, Dian tugasnya menulis, dan Usnal menempel. Usnal cerita ada seorang mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Jogyakarta yang mendampingi saat berlatih membuat mading. Mahasiswi itu tengah menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata di desa Sedayu.“Kami diajari menulis, menggambar, dan membuat Ki-ka: Usnal Fuadi, RM Chamdani Yusuf, Ahmad Hardianto majalah dinding yang baik” cerita Usnal. disebut hingga juara kedua, kami yakin Usai pulang sekolah, ketiganya tekun kami lah juaranya,” kenang Dian nama berlatih. Kerja keras tidak sia-sia. Mereka panggilan Ahmad Hardianto. mampu jadi pemenang. Saat ditanya untuk Secara bergantian, ketiga anak yang apa uang hadiah yang diperoleh. Ketiganya tengah berbangga hati itu menceritakan mengaku belum tahu pasti.“Yang jelas, persiapan lomba. Mulanya mereka ditabung,” ujar ketiganya nyaris serempak.
Usai shalat, guruguru membereskan ruangan.“Itu ruang multi fungsi. Kami bisa menyulapnya jadi perpustakaan atau kantin sekolah. Benar yang disampaikan dalam Pelatihan 5S, pengaturan ruang yang benar dan tertata akan menyisakan ruang yang cukup”. Apakah untuk menerapkan 5S di Ki-ka: Sukarti, SPd dan Sugeng Riyadi, SPd. sekolah perlu biaya? tempat perlombaan. Berkat upaya dan Sukarti tegas menggeleng. “Tidak. Justru kerja keras itu, SDN 04 Srikaton mendapat kami mendapatkan pemasukan dari hasil sederet penghargaan. Dua tahun semenjak menjual kerajinan dari limbah”. Awalnya Sukarti menjabat sebagai Kepala Sekolah sekolah tidak berniat menjual kerajinan. Tak dan menerapkan 5S, sekolahnya disangka tamu-tamu sekolah berminat dan mengoleksi 27 piala. mengajukan penawaran. Tudung saji dari Rencananya hadiah berupa uang akan limbah kemasan air minum misalnya, digunakan untuk membuat lemari-lemari menjadi produk yang laris manis. untuk menyimpan piala dan etalase Uang hasil penjualan digunakan untuk kerajinan daur ulang dari limbah•J• mempersiapkan murid mengikuti lomba di luar sekolah sekaligus transportasi ke
9
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
9
11/28/2013, 2:56 PM
TULISAN UTAMA
HARI-HARI JAPFA4Kid
Mengikuti lima hari kegiatan JAPFA4Kids Awards tingkat nasional sungguh mengesankan. Anak-anak da Berderet apresiasi pun diberikan. Semenjak kedatangan hingga kepulangan, mereka mendapat banyak ke Pabrik Pakan Ternak JAPFA di Cikupa, Tangerang. Beriku
Hari 1: Kedatangan
Peserta JAPFA4Kids Awards 2013 dari Lombok tiba di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Tampak Mica Ricarda, PIC JAPFA dari Lombok mendampingi anak-anak menuju mobil yang akan mengantar mereka ke hotel.
Makan malam di hari pertama di Pizza Hut. Tampak Anwaril Mu’arif As’ad dan RM Chamdani Yusuf (membelakangi kamera) dari Purworejo sedang membuat Mix4Fun Es Krim sebagai makanan penutup.
Hari 2: Pembukaan dan Perlombaan
R. Artsanti Alif, Head of Public Relations JAPFA memberikan sambutan interaktif dengan mengajak anak-anak bernyanyi bersama dalam acara Pembukaan JAPFA4Kids Awards Tingkat Nasional 2013.
Kelompok Mading SDN Wangkelang, Pemalang, Jawa Tengah tengah beraksi. Mereka meraih juara III.
Duta Arya Pradana, SD Muhammadiyah, Kab. Gresik, Jawa Timur mengikuti lomba menggambar. Ia meraih juara III.
Guru-guru berlomba memilah barang agar lebih tertata dalam lomba 5S
Silva Tamara, SDN 04 Srikaton, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan mengikuti lomba mengarang. Ia meraih juara II.
10
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
10
11/28/2013, 2:56 PM
A4Kids AWARDS 2013
nak-anak dan guru-guru berprestasi itu kembali berkompetisi menunjukkan kemampuan terbaik mereka. apat banyak kesempatan untuk menikmati tempat-tempat hiburan di ibukota di samping juga berkunjung erang. Berikut foto-foto kilasan hari-hari yang mereka lewati.
Hari 2: Malam Pemberian Penghargaan
Hari 3: Monas dan Kidzania
Pada malam penghargaan JAPFA4Kids 2013, Wilayah II memenangi Lomba Menggambar, Mengarang, dan Majalah dinding. Tampak para pemenang berfoto bersama PIC Wilayah II, Ario Puguh dan Rigen Supriyadi.
Berfoto di depan Monumen Nasional
Usai pembagian piala, seluruh peserta gembira bermain angklung bersama kelompok Saung Angklung Mang Udjo
Gembira bermain peran di Kidzania. Berpura-pura jadi polisi (kiri) dan pembuat roti (kanan).
Hari 4: Pabrik Pakan Ternak JAPFA, Dunia Fantasi, dan Mendengarkan Dongeng
Kagum melihat berkarung-karung pakan ternak yang telah dihasilkan pabrik.
Tertawa lepas bersama teman-teman di Dufan
Asyik mendengarkan dongeng.
Hari 5: Kepulangan “Semoga JAPFA tetap jaya dan bermanfaat bagi masyarakat…” tulis Usnal Fuadi, murid kelas 5 SDN Sedayu, Kab. Purworejo, Jawa Tengah dalam lembar Kesan Pesan sesaat sebelum berangkat pulang.
11
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
11
11/28/2013, 2:56 PM
CATATAN DEWAN JURI
CATATAN DEWAN JURI* PENGANTAR Menyelesaikan suatu pekerjaan, apapun, dalam kurun waktu yang singkat tentu membutuhkan kerja keras berlebih jika dibandingkan dengan saat yang lebih luang. Termasuk penjurian. Kami, para juri yang terdiri dari S. Jai (pengarang), Amir Kiah (desain grafis), Ndindy Indijati (Pengajar/Seniman), dan Sabrot D Malioboro (Jurnalist/Penyair) sudah memprediksi hal ini, ketika hampir keseluruhan karya siswa dari 87 sekolah yang terbagi dalam 4 wilayah nusantara itu datang pada hari-hari terakhir batas penerimaan. Apalagi jumlahnya belasan ribu (karya dari 15.032 siswa sesuai catatan panitia). Menghadapi belasan ribu karya siswa itu, praktis kami hanya memiliki waktu selambat-lambatnya seminggu untuk menentukan tiga yang terbaik dari setiap wilayah. Jelas hal ini menuntut kami kerja
S.Jai, Ketua Dewan Juri JAPFA4Kids Awards 2013
mekanisme penentuan pemenang untuk masing-masing jenis lomba (mengarang, menggambar, majalah dinding) sebagai berikut: Kriteria lomba mengarang berdasar
“
...tidak ada yang sempurna memenuhi seluruh kriteria penjurian. Namun tugas kami adalah menemukan kecenderungan-kecenderungan yang tinggi dari karya siswa yang mengarah pada aspek-aspek karya yang baik
“
yang berlebih. Kerja keras kami bukan hanya memilih karya yang baik dalam waktu singkat, melainkan juga ‘membaca’ potensi-potensi baik sadar maupun tidak sadar yang dimiliki siswa, mengingat karyakarya mereka adalah karya seorang (atau sekelompok siswa) selaku pemula. Jelas, tidak ada yang sempurna memenuhi seluruh kriteria penjurian. Namun tugas kami adalah menemukan kecenderungan-kecenderungan yang tinggi dari karya siswa (baik disadari maupun tidak disadari oleh siswa) yang mengarah pada aspek-aspek karya yang baik. POIN PENILAIAN DAN MEKANISME Sebelum penjurian yang hanya berlangsung tujuh hari itu, dewan juri menyepakati poin-poin penilaian dan
pada: (1) Penyesuaian isi dengan tema, (2) Kemampuan berbahasa: Penguasaan bahasa Indonesia yang baik, mempertimbangkan ilmu kalimat, paragraf, efektifitas, kualitas, kreativitas, logika bahasa, gaya bahasa, (3)Teknik penulisan/ gaya: yaitu gaya siswa dalam mengekplorasi aspek kognisi (keyakinan pada pendapatnya), persepsi (daya nalar yang didorong visi dan penginderaannya), emosi (keadaan psikis), interpretasi (tafsir) yang dimilikinya, (4) Imajinasi: Daya kreativitas dan pikiran aktif yang didorong kecerdasan pikiran. Kemampuan mendiskripsikan abstraksi ide, gagasan, obsesi, mimpi, fantasi yang dapat diwujudkan, (5) Orisinalitas: Orisinalitas hanya bisa dicapai apabila aspek-aspek di atas telah memperlihatkan kekuatannya. Kriteria lomba menggambar, meliputi:
(1) Gagasan (Kemampuan anak memvisualkan perasaan dan pikiran, menyentuh berbagai aspek kehidupan dari objek yang diungkapkan atau digambar anak yang bersangkutan), (2) Dialogis (Karya anak yang memberikan ruang interaksi pada penikmat, sehingga karya tersebut merangsang penikmat bercerita lebih jauh tentang kehidupan), (3) Eksplorasi Bahan dan Teknik (kemampuan anak mendayagunakan bahan dan teknik, memiliki keberkaitan erat dengan objek atau tema yang diangkatnya), bisa diterapkan pada karya anak-anak, namun hasilnya kurang maksimal. Sementara itu pada lomba Majalah Dinding, empat kriteria penting adalah: (1) Kelengkapan rubrikasi (prestasi, ekstra kurikuler, kesehatan, curhat, dan kreativitas), (2) Orisinalitas, (3) Kreativitas, dan (4) Artistik. Lebih dari itu kami pun masih perlu menambah ‘batasan-batasan’ dari panitia sebagai persyaratan. Ada sejumlah karya yang melanggar dan oleh karena itu kami abaikan. Pada penentuan nominasi dan para pemenang lomba menggambar dan majalah dinding, kami secara bersamasama menyeleksi karya siswa juga dalam beberapa kali pertemuan. CATATAN UMUM Pada bagian terdahulu telah kami ungkap, tidak ada karya ‘pemula’ yang sempurna. Tentu saja. Sehingga pilihan para juri adalah pilihan terbaik dari yang ada. Meski kesan ‘keberuntungan’ bisa hadir pula pada karya pemenang, hal itu bukanlah hal yang mustahil. Yang terakhir itu bukanlah wilayah juri. Berikutnya, yang menjadi kewajiban juri adalah mengungkap hal-hal tertutup yang
12
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
12
11/28/2013, 2:56 PM
bisa ditarik dengan tali berupa poin-poin penilaian. Bahwa sebagian besar karya disertakan dalam lomba kali ini ‘amat disayangkan’ dalam beberapa hal, semisal pada lomba mengarang; Pertama, dalam hal keperajinan alias orisinalitas. Ini persoalan yang menjadi catatan utama dewan juri pada lomba sebelumnya. Dan tampaknya catatan itu masih harus diperpanjang sampai hari ini. Masalah orisinalitas karya ini penting oleh karena di antara karya-karya siswa yang terbilang lumayan penggunaan bahasanya, akan tetapi justru didapati ciri-ciri keseragaman struktur karangan maupun gaya pengucapan. Kedua, keterbatasan dalam menggali imajinasi dan gaya. Dua hal ini tentu kekayaan yang penting bagi anak. Sayang, bahan bacaan dan metode belajar tidak memperkaya itu. Internalisasi daya nalar dan emosi anak justru tenggelam oleh materi-materi buku teks yang menyediakan bahan tema mengarang. Sehingga teknik penceritaan, gaya bertutur, dan dalam mengupayakan berbagai kemungkinan bentuk tidak muncul. Ketiga, ada kecenderungan besar untuk menjadikan sebuah karya sebagai kendaraan pengangkut ‘dakwah,’ atau teori sehingga terasa bahwa para siswa justru dikuasai oleh tema maupun pesan tulisan, dan siswa gagal menampilkan kesan. Dengan kata lain, hal ini memiskinkan seluruh potensi yang seharusnya sangat penting bagi seluruh poin penilaian di atas. Para pemenang lomba mengarang adalah karya yang ditulis siswa dengan memperlihatkan kesadaran yang sangat tinggi pada gaya, bahasa, imajinasi dan juga orisinalitas pengucapannya. Siswa berhasil menjaga intensitas kesadaran, stamina, kontrol yang tinggi keseluruhan aspek itu. Jikapun siswa tidak sadar hal itu, atau karena ada yang lebih menonjol, boleh jadi oleh karena telah menjadi kebiasaan dalam latihan-latihan kesehariannya. Pada lomba menggambar, catatan yang bisa kami ungkap di antaranya banyak
karya yang tidak selesai, sehingga sebagian besar karya gagal sebelum memasuki poin penilain juri. Dapat diduga, hal demikian terjadi oleh karena siswa sangat jauh dari kemampuannya untuk menyadari gagasan gambar, lalu kemungkinan merangsang dialog, serta penguasaan bahan dan teknik menggambar.
yang kurang mempertimbangkan poin penilaian. Demikian sebaliknya. Tentu saja, para pemenang pada lomba ini adalah upaya kami mencari dan menemukan yang ideal; artistik dan estetik (isi) yang betul-betul mengedepankan orisinalitas dan muatan kreativitas siswa.
“
...usaha dewan juri hanyalah satu cara untuk menilai berdasarkan poin-poin penilaian dan pengetahuan kami, tetapi kami kira nilai sesungguhnya adalah tergantung pada semangat dalam proses belajar pada waktu selanjutnya...
“
Dengan kata lain, boleh jadi tema mempersulit ruang gerak kreativitas siswa untuk memasuki ranah gagasan, dialog dan teknik menggambar. Dengan kata lain, serupa pada lomba mengarang, catatan untuk lomba menggambar juga berkait dengan media (tepatnya kemampuan media) dalam menerjemahkan tema, gagasan, abstraksi ke dalam bentuk karya. Semestinya peran media itu bisa diambil oleh pembimbing dalam menerjemahkannya karena potensipotensi itu ada pada anak-anak. Sementara untuk lomba majalah dinding, catatan umum yang bisa kami sampaikan, bahwa kelengkapan rubrikasi masih belum dianggap sesuatu hal yang penting. Di samping tidak sedikit ada masalah dengan orisinalitas karena menyederhanakan kerja dengan menampilkan guntingan-guntingan koran atau majalah. Di sana-sana juga terlihat semangat kreativitas yang berlebih, namun tidak fokus pada ketentuan yang telah digariskan. Dari sisi artistik, hampir keseluruhan karya telah memperlihatkan pertaruhan keindahan tawaran dari siswa, dan memang tampaknya ada semacam kesadaran bahwa nilai tertinggi ada di sana. Namun demikian, artistik yang bagus tidak jarang kemudian jatuh pada sisi isi
PENUTUP Terlepas dari catatan yang berisi sejumlah ‘kelemahan’ karya para peserta, kami tidak lantas mendorong praktik peribahasa buruk muka cermin dibelah. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan sekolah yang telah mengirimkan karya siswanya. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan pada pihak penyelenggara JAPFA4Kids Awards 2013 yang terus mempertahankan tradisi penyelenggaraan even ini. Sebagai penutup, kami perlu sampaikan bahwa usaha dewan juri hanyalah satu cara untuk menilai berdasarkan poin-poin penilaian dan pengetahuan kami, tetapi kami kira nilai sesungguhnya adalah tergantung pada semangat dalam proses belajar pada waktu selanjutnya dan tentu saja berkat ‘campur tangan’ dan kehendak Tuhan nantinya. Tiada gading yang tak retak, apapun yang telah dilakukan para siswa peserta JAFPA4Kids Awards 2013 adalah upaya kerja keras yang patut diapresiasi dan ditingkatkan prestasinya di masa mendatang. Surabaya, 7 Juni 2013 *Tulisan ini adalah ringkasan dari Catatan Dewan Juri terhadap lomba di tingkat wilayah.
13
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
13
11/28/2013, 2:56 PM
KAMPANYE GIZI
KAMPANYE GIZI DI PESAWARAN DAN SIMALUNGUN Setelah satu bulan libur puasa, Kampanye Gizi JAPFA4Kids kembali berkunjung ke sekolah-sekolah. Meski hanya dua lokasi, jumlah murid yang terlibat cukup banyak. Jika di Pesawaran ada 1.784 anak; di Simalungun jumlahnya mencapai 1.986 anak.
S
etelah satu bulan libur puasa, Kampanye Gizi JAPFA4Kids kembali berkunjung ke sekolah-sekolah. Meski hanya dua lokasi, jumlah murid yang terlibat cukup banyak. Jika di Pesawaran ada 1.784 anak; di Simalungun jumlahnya mencapai 1.986 anak. Jumlah kepesertaan murid dalam Kampanye Gizi dari waktu ke waktu menunjukkan angka yang terus membesar. Meski bukan tujuan utama, angka ini diterima sebagai adanya respon positif dari masyarakat terhadap Kampanye Gizi yang diselenggarakan. Data terakhir menunjukkan kegiatan Kampanye Gizi telah berhasil menjangkau
pertama Kampanye Gizi diadakan pada 2008, SGF telah menjadi mitra kerja mengisi Paket Gizi untuk anak-anak. Ini adalah Kampanye Gizi kedua bagi SGF setelah di Boyolali pada Juni lalu. Partisipasi SGF terlihat kembali dalam Kampanye Gizi di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Sebagaimana halnya di Pesawaran, beberapa staf SGF membagikan Ronice (roti isi sosis So Nice) dan juga nugget ayam pada anak-anak sebagai tambahan isi Paket Gizi di Simalungun. Kampanye Gizi diadakan terutama untuk meningkatkan pemahaman anak-anak akan pentingnya hidup bersih-sehat dan
drg. Ida Farida, Kepala Puskesmas Gedong Tataan tengah mengajar kelas Pelatihan Dokter Kecil JAPFA dalam Kampanye Gizi di Lampung.
sejumlah 365 sekolah dasar negeri, 71.700 murid, dan 3.886 guru dari 61 kota/ kabupaten di seluruh Indonesia. Kampanye Gizi JAPFA4Kids adalah kegiatan utama Program JAPFA4Kids. Ini adalah kegiatan kepedulian sosial PT Japfa Comfeed Indonesia,Tbk (JAPFA) bagi murid-murid Sekolah Dasar Negeri di sekitar Unit Daerah JAPFA. Dari dua Kampanye Gizi kali ini ada satu yang diselenggarakan di wilayah PT So Good Food (SGF), salah satu perusahaan afiliasi JAPFA, yakni di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Sejak
guru sekolah peserta. Konsep 5S adalah konsep pengelolaan yang diterapkan di seluruh Unit Daerah dan entitas bisnis JAPFA untuk mengoptimalkan kerja. Hari kedua adalah puncak acara yang diisi dengan Pemeriksaan Kesehatan dan Pembagian Paket Gizi bagi seluruh murid peserta, pembagian kenang-kenangan bagi sekolah peserta, dan Gebyar Budaya yang berisi beragam penampilan kreasi seni dari murid-murid sekolah peserta. Usai dua hari kegiatan inti, Kampanye Gizi masih terus berlanjut hingga lima bulan ke depan melalui pembagian Paket Gizi satu kali dalam satu bulan. Dalam kunjungannya kembali ke sekolah-sekolah
Petugas memberikan sebutir telur yang dibungkus ketupat dari pita warna-warni dan tas Paket Gizi kepada seorang anak peserta Kampanye Gizi.
asupan gizi seimbang, serta kesadaran untuk mengonsumsi pangan hewani bagi kecerdasan otak. Selain itu, kegiatan ini juga menyasar pengelola sekolah agar menata sekolah lebih baik lagi guna mendukung proses belajar mengajar. Kegiatan inti Kampanye Gizi berlangsung selama dua hari. Hari pertama kegiatan diisi dengan Pelatihan Dokter Kecil bagi murid perwakilan sekolah peserta dan Pelatihan 5S (Seiri/Pilah, Seiton/Tata, Seiso/Bersihkan, Seiketsu/ Mantapkan, Shitsuke/Biasakan) bagi guru-
peserta, JAPFA juga mengadakan evaluasi terhadap hasil Pelatihan 5S dan Dokter Kecil yang telah diberikan. Yang juga menarik dalam setiap Kampanye Gizi adalah kegiatan Catur Simultan. Bekerja sama dengan JAPFA Chess Club, Program JAPFA4Kids menghadirkan pecatur-pecatur ternama untuk memotivasi anak-anak bermain catur. Ini adalah bagian dari komitmen JAPFA untuk turut mendukung olahraga catur di Indonesia.
14
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
14
Petugas dari PT So Good Food memberikan Ronice kepada seorang anak peserta Kampanye Gizi sebagai tambahan isi Paket Gizi.
11/28/2013, 2:56 PM
Penampilan kelompok boyband Dul Joni dari PT So Good Food di panggung Gebyar Budaya Kampanye Gizi di Lampung.
Prof. Bungaran Saragih, tokoh masyarakat Simalungun, berbincang dengan Dokter Kecil JAPFA dalam Kampanye Gizi di Simalungun.
PESAWARAN Kampanye Gizi di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung memilih lokasi di Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan. Lokasi ini hanya berjarak satu kilometer dari pabrik SGF yang memproduksi sosis merek So Nice rasa sapi dan ayam. Setiap harinya, pabrik SGF Pesawaran mampu mengemas hingga 9000 kardus yang masing-masing berisi 6 toples sosis. Wilayah distribusi pemasaran sosis dari SGF Pesawaran meliputi berbagai wilayah di Sumatera seperti Bandar Lampung, Bandar Jaya, Palembang, dan Medan. Kegiatan Kampanye Gizi di Pesawaran diadakan selama dua hari pada 28-29 Agustus. Ada sepuluh sekolah dasar negeri yang terlibat. Mereka adalah: SDN 1 Negeri Sakti, SDN 2 Negeri Sakti, SDN 3 Negeri Sakti, SDN 1 Sungai Langka, SDN 2 Sungai Langka, SDN 3 Sungai Langka, SDN 1 Tamansari, SDN 2 Tamansari, SDN Bernung, dan SDN 3 Kurungan Nyawa. Jumlah murid yang terlibat sebanyak 1.784 anak, 50 orang di antaranya mengikuti Pelatihan Dokter Kecil yang diajar oleh trainer JAPFA dan tim Puskesmas Gedong Tataan. Sementara sejumlah 151 orang guru mengikuti Pelatihan 5S. Mengingat banyaknya peserta 5S, pelatihan diberikan oleh dua pengajar secara bergantian Iryanti, trainer TrainCom Dept JAPFA dan Deden Sukmawan, PGA Safety Officer JAPFA Unit Lampung. Selama dua hari kegiatan, Harry Pribadi, Plant Manager SGF Lampung, tampak sibuk memandu karyawannya untuk teknis lapangan. Harry mengaku sudah pernah ikut Kampanye Gizi di Lampung beberapa tahun lalu sebagai tamu. Tapi baru kali ini ia berpartisipasi aktif dan memegang
SDM jika harus menyelenggarakannya sendiri. Hal berikutnya adalah adanya pemeriksaan kesehatan. Ia mengaku, data yang diperoleh itu penting bagi pihaknya untuk memantau perkembangan kesehatan anak-anak Gedong Tataan. Oleh karena itu Ida berpesan kepada JAPFA agar jangan segan menghubungi pihaknya kembali jika sewaktu-waktu hendak mengadakan kerja bersama lagi. Ia percaya bahwa,“Kerja lintas sektoral yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula”. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran, Heksus juga memberikan apreasiasinya terhadap JAPFA dan SGF atas terselenggaranya Kampanye Gizi di wilayahnya. Kehadiran Heksus mewakili Bupati Pesawaran, Aries Sandi yang berhalangan datang. Dalam sambutannya, ia berpesan pada guru-guru agar menerapkan apa yang sudah diajarkan dalam Pelatihan 5S. Sementara Nugroho Edi Sasongko, Marketing Manager SGF lebih senang memberikan sambutan dengan cara interaktif. Ia mengundang anak-anak untuk tampil ke panggung dan berdialog tentang gizi. Meski demikian, Edi tak lupa mengucapkan terima kasih pada pihakpihak yang berpartisipasi dalam Kampanye Gizi terutama para guru yang sudah berkenan mengikuti Pelatihan 5S. Kampanye Gizi di Pesawaran berlangsung meriah. Saat Gebyar Budaya, para penampil cilik membawakan beragam budaya daerah dan modern baik tari, drama, maupun bermain musik. Untuk menambah kemeriahan, SGF mendatangkan kelompok boyband Dul Joni dari Jakarta.
Plt. Asisten III Pemerintah Kabupaten Simalungun, Irwan Prawira memberikan sambutan dalam Kampanye Gizi di Simalungun.
tanggung jawab pelaksanaannya di lapangan. “Karyawan menyambut antusias, kami senang, terlebih karena respon pihak-pihak yang terlibat juga positif,” ujar Harry. Ia sulit menolak saat hampir semua karyawan administrasi SGF ingin turut terlibat membantu Kampanye Gizi. Hal senada diungkapkan drg. Ida Farida, Kepala Puskesmas Gedong Tataan. Ida dan seluruh staf Puskesmas menyambut baik kehadiran Kampanye Gizi. Bukan saja karena adanya keterlibatan SGF yang sudah sangat dikenal masyarakat Pesawaran; Ida menganggap JAPFA juga bukan perusahaan yang asing lagi. Maklum saja, adik kandung Ida, Taufik Robina, adalah salah satu karyawan JAPFA Unit Medan. Tapi, tentu saja, kedekatan itu tidak terkait langsung dengan Kampanye Gizi. Ida mengatakan sungguh mengucapkan terima kasih untuk beberapa hal, seperti Pelatihan Dokter Kecil karena Puskesmas memiliki keterbatasan waktu, dana, dan
15
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
15
11/28/2013, 2:56 PM
KAMPANYE GIZI Selain pejabat daerah setempat, hadir pula perwakilan entitas bisnis JAPFA di Sumatera seperti Poultry and Breeding Division JAPFA Unit Lampung, Nana Kusna dan HR Section Head AustAsia Stockfeed, Jabung-Lampung, Yulia Frida.
jenjang Tsanawiyah (SMP) dan Aliyah (SMU). Penyelenggaraan Kampanye Gizi diadakan di sana bertepatan dengan adanya upacara peresmian kerja sama JAPFA dan Al Barokah (Lihat: Rubrik Kerja Sama). Peserta Kampanye Gizi yang SIMALUNGUN sebenarnya adalah sekolah-sekolah Kampanye Gizi di Simalungun berlangsung dasar yang berlokasi tak jauh dari pada 25-26 September. Seluruh kegiatan Al Barokah. Mereka adalah: SDN dipusatkan di Pondok Pesantren Modern Al 091270, SDN 091587, SDN 091590, Barokah (Al Barokah), yang terletak di Desa SDN 091580, SDN 091600, SDN Silinduk, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, 091611, SDN 091617, SDN 092257, GM Utut Adianto, Ketua JAPFA Chess Club bermain Catur Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Buta melawan Sukardi, staf PT Indojaya Agrinusa Medan SDN 094128, SDN 096745, SDN Utara. (membelakangi kamera) dengan perantara GM Susanto Megaranto dalam Kampanye Gizi di Simalungun. 098021, dan Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Simalungun adalah salah JR Saragih yang tidak bisa hadir menitipkan Swasta Miftahus Salam. satu wilayah pemasaran Unit Daerah JAPFA kata sambutan yang dibacakan Irwan Total jumlah peserta Kampanye Gizi di yaitu PT Ciomas Adisatwa ex PKP (CAS) Prawira, Plt Asisten III Pemkab Simalungun. Simalungun mencapai 1.986 anak. Di Medan yang mengembangkan usaha Pemerintah menyadari bahwa masalah gizi antara mereka, sejumlah 65 anak mengikuti kemitraan ternak ayam broiler. adalah masalah yang kompleks, oleh Pelatihan Dokter Kecil. Sementara guruDi Medan, unit kerja CAS meliputi karena itu perlu kampanye gizi yang guru yang terlibat berjumlah 127 orang. seluruh wilayah Sumatera Utara. Di terpadu dari pemerintah, swasta, dan Mengingat jumlah kepesertaan yang luar Kabupaten Simalungun dan Kabupaten masyarakat. biasa itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Siantar, CAS memiliki sekitar 90 peternak Atas kegiatan Kampanye Gizi JAPFA4Kids Simalungun menurunkan tim gabungan plasma dengan populasi sekitar 250ribu di Simalungun, Pemerintah Kabupaten yang terdiri Dinas Kesehatan, Puskesmas ekor ayam. Al Barokah adalah salah satu Simalungun secara resmi mengucapkan Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu plasma CAS sejak tahun 2012 yang terima kasih kepada JAPFA sebagai Nanggar dan Puskesmas Bosar Maligas, memiliki dua kandang ayam dengan perusahaan yang dianggap memberikan Kecamatan Bosar Maligas. dampak positif bagi masyarakat Tim gabungan ini turun Simalungun. lapangan tidak hanya untuk Bersamaan dengan acara Gebyar Budaya, mengajar dalam Pelatihan diadakan juga penandatanganan Nota Dokter Kecil, namun juga Kesepahaman antara JAPFA dan Al Barokah berpartisipasi dalam serta seremonial serah terima bantuan dari Pemeriksaan Kesehatan. JAPFA ke Al Barokah berupa Lokal Sementara Pelatihan 5S Bangunan seluas 832 meter persegi dan harus dibagi menjadi dua Teaching Farm seluas 900 meter persegi. kelas. Satu kelas diajar oleh Yang istimewa dari Kampanye Gizi kali ini Iryanti, trainer dari TrainCom adalah kehadiran dua pecatur handal Dept. JAPFA dibantu oleh Penampilan kelompok band Pondok Pesantren Modern Al Barokah di Bobby Aswatama dari PGA tanah air yaitu GM Susanto Megaranto panggung Gebyar Budaya di Simalungun. yang bermain Catur Simultan serta GM Feed Indojaya Agrinusa Utut Adianto yang bermain Catur Buta Medan, dan kelas lainnya diajar oleh Chevy populasi 22ribu ekor. (Blindfold Chess) melawan Sukardi, staf PT Firmansyah, trainer dari TrainCom Dept. Selain untuk mendukung kegiatan Indojaya Agrinusa Medan, salah satu Unit JAPFA. operasional Al Barokah, keberadaan Daerah JAPFA di Medan. Zaenah, SPd, Kepala UPTD Kecamatan kandang ayam dikemas sebagai Teaching Catur Buta adalah salah satu cara Dolok Batu Nanggar yang mengikuti Farm dan difungsikan sebagai bermain catur yang mengharuskan pemain Pelatihan 5S mengungkapkan rasa laboratorium wirausaha bagi santri. Dalam untuk tidak melihat posisi bidak-bidak gembiranya terhadap Kampanye Gizi, hal ini, JAPFA melalui CAS juga mendapat catur atau melakukan kontak fisik dengan “Kegiatan ini luar biasa, kami bersyukur dan kepercayaan membimbing para santri mereka. Pemain hanya mengandalkan daya merasa beruntung. Kalau semua belajar menjalankan peternakan dengan ingat saja. Untuk membantu mengetahui kecamatan ada kegiatan seperti ini pasti cara yang benar dengan menggunakan posisi bidak-bidak catur, seorang perantara hasilnya luar biasa. Saya bangga sekali, teknologi tepat guna. mengucapkan notasi catur yang dilakukan Kami akan mengerjakan apa yang tadi Sejatinya, Al Barokah bukanlah sasaran lawan dan membantu memindahkan bidak diajarkan untuk memotivasi masa depan.” kegiatan Kampanye Gizi, karena mereka catur sesuai permintaan pemain •J• Pada puncak acara, Bupati Simalungun, menyelenggarakan pendidikan untuk
16
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
16
11/28/2013, 2:56 PM
PANGGUNG JAPFA4Kids
Pasawaran – Lampung, 29 Agustus 2013 1. TARI SIGEH PENGUTEN/TARI SEMBAH Tari Sigeh Penguten atau Tari Sembah adalah tari tradisional Lampung dari Suku Pepadun/Pedalaman untuk menghormati para tamu dalam suatu acara. Di masa lalu, ia ditampilkan untuk menyambut kedatangan raja. Tarian ini ditampilkan secara berkelompok dalam formasi segitiga. Satu penari pemimpin yang disebut Ratu berada di depan membawa tepak (kotak perlengkapan mengunyah sirih). Memberikan sekapur sirih pada tamu adalah ungkapan rasa hormat dan terima kasih atas kehadiran mereka.
Insert: Nugroho Edi Sasongko, Marketing Manager PT So Good Food mengambil permen yang dibungkus daun sirih dari tepak yang diangsurkan Ratu.
2. GAMOLAN PEKHING/GAMELAN LAMPUNG Gamolan Pekhing atau Gamelan Lampung adalah alat musik tradisional Lampung yang disebut juga cetik atau Gamelan Pring karena terbuat dari bambu/pring. Di masa lalu, Gamolan Pekhing dimainkan dalam ritual adat. Masyarakat adat percaya bunyi-bunyian yang berasal dari alat musik bambu mampu memberi daya magis. Kini Gamolan Pekhing banyak dimainkan di berbagai acara. Pemerintah Daerah Lampung memasukkannya ke dalam muatan lokal kurikulum sekolah dan menjadikannya sebagai salah satu identitas budaya Lampung.
Simalungun – Sumatera Utara, 26 September 2013 3. TARI SIMALUNGUN Lagu pengiring: Sabar Maham dan Haruan Bolon Tarian ini menggambarkan kegiatan bertani di sawah. Para penari menampilkan dua tarian sekaligus, yang pertama memperlihatkan gerakan bertanam padi dan berikutnya adalah memanen padi. Simalungun adalah daerah penghasil beras kedua di Sumatera Utara, bertanam padi merupakan mata pencaharian turun-temurun. Tak heran jika seni budaya mereka menggambarkan kehidupan masyarakat pertanian.
17
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
17
11/28/2013, 2:56 PM
KERJA SAMA
TEACHING FARM AL BAROKAH – JAPFA: LABORATORIUM WIRAUSAHA SANTRI Teaching Farm Al Barokah – JAPFA adalah hasil kerja sama Pondok Pesantren Modern Al Barokah dan JAPFA di Simalungun, Sumatera Utara. Ia dibangun untuk memotivasi santri agar bisa hidup mandiri melalui kegiatan wirausaha ternak ayam pedaging dengan cara yang benar.
P
ondok Pesantren Modern Al Barokah terletak di Jalan Raya Gotong Royong, Desa Silinduk, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Dari Medan jaraknya sekitar 115 km atau sekitar 3 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Kompleks Al Barokah berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektar. Kontur lahan bergelombang, mirip perbukitan. Masjid berada di lokasi paling tinggi, dikelilingi bangunan-bangunan lainnya seperti lokal (bangunan) sekolah, laboratorium, kantin, asrama santri, mes tamu, perumahan guru dan karyawan, kebun santri, dan peternakan. Jika berdiri di halaman depan masjid dan menghadap gerbang utama, di sisi kiri bawah akan terlihat lokasi Teaching Farm Al Barokah – JAPFA. Inilah hasil kerja sama Yayasan Al Barokah dan PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JAPFA) sejak 2012. Lokasinya paling pinggir, berbatasan dengan kebun jagung dan kebun sawit milik penduduk. Sebuah papan nama yang baru dicat menandai keberadaannya. Pada 26 September lalu Syamsir Siregar, Pendiri Al Barokah dan Komisaris Utama JAPFA membuka selubung papan nama
Seorang santri tampak menuruni tangga Mesjid Al Barokah
menandai serah terima dan peresmian operasional Teaching Farm dari JAPFA ke Al Barokah. Di hari yang sama pula, Syamsir menggunting pita menandai serah terima dan peresmian Lokal Sekolah yang juga merupakan bantuan dari JAPFA untuk Al Barokah. Acara seremonial disaksikan beberapa tamu kehormatan dari JAPFA, Al Barokah, pejabat daerah, dan wartawan setempat.
Lokal Bangunan bantuan JAPFA untuk mendukung proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Modern Al Barokah
Syamsir Siregar, Pendiri Pondok Pesantren Al Barokah membuka selubung papan nama Teaching Farm. Tampak Imam Wahyudi, Kepala Divisi Wilayah III Divisi Broiler CAS (berdiri sebelah kiri) bertepuk tangan.
PESANTREN MODERN AL BAROKAH Pesantren Modern Al Barokah (Al Barokah) didirikan oleh dua putera daerah Simalungun: Syamsir Siregar dan Amri Siregar. Al Barokah dirancang untuk menyelenggarakan kegiatan belajar bagi jenjang pendidikan dasar (Tsanawiyah) dan menengah (Aliyah). Melalui Yayasan Wakaf Al Barokah, keduanya mengumpulkan dana dan mulai membangun Al Barokah pada 2009 secara bertahap.
Hingga kini, proses pembangunan masih terus berjalan. Di salah satu lokasi, tampak sebuah traktor bulldozer mondar-mandir. Ia menggusur sekaligus meratakan tanah. Menurut rencana, di sana akan dibuat lapangan sepak bola. Maklum saja, sepak bola adalah olahraga favorit para santri Al Barokah. Sembari menunggu lapangan rampung, setiap sore para santri memuaskan kegemaran menyepak bola di lapangan futsal depan asrama. Lapangan futsal adalah salah satu fasilitas milik Unit Olahraga, setiap sore ada saja kegiatan unit ini. Ada yang bermain pingpong, pencak silat, badminton, juga catur.
18
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
18
11/28/2013, 2:56 PM
Menyediakan beragam fasilitas untuk mendukung kemajuan para santri menjadi salah satu tujuan didirikannya Al Barokah. Abdul Somad SPd, Pimpinan Pondok Pesantren Al Barokah mengatakan, bahwa melaksanakan pembelajaran secara efektif dan Islami dalam menumbuhkembangkan potensi (bakat/minat) santri adalah salah satu misi Al Barokah. Tak heran jika di Al Barokah, kita bisa menjumpai beragam fasilitas itu. Unit Kesenian/Budaya, misalnya, punya satu kelompok band yang sudah beberapa kali tampil di panggung. Ada juga Unit Pramuka yang sering mengadakan kegiatan lintas alam.
biologi, dan komputer. Ada pula Al Qur’an Learning Centre, sebuah ruang yang diperuntukkan khusus untuk mendalami Al Qur’an. Al Barokah diresmikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Agil Siradj pada 24 September 2011. Peresmiannya dihadiri beberapa tokoh daerah dan pejabat setempat. Masyarakat menyambut baik keberadaan Al Barokah. Pada brosur yang disebarkan, Al Barokah menyatakan punya visi untuk membentuk dan menciptakan generasi Islam yang akhlaqul kharimah, cerdas, dan trampil. Di awal proses pembelajaran, jumlah santri hanya 30 anak. Mereka berasal dari
menumbuhkan semangat wirausaha dan mengembangkan kemampuan mereka melalui praktik nyata. Teaching Farm itu cukup besar, yakni seluas 832 m2 terdiri dari dua unit kandang. Berbahan beton-kayu-bambu dan menggunakan sistem ventilasi fans system (positif pressure), kandang dengan model panggung tersebut mampu menampung sejumlah 20.000 hingga 22.000 ekor ayam. Dalam waktu satu tahun sejak chick-in perdana pada 26 Juli 2012, Teaching Farm Al Barokah telah panen selama 7 siklus dengan Indeks produksi (IP) 370. Sebuah indeks produksi terbaik di antara
Bermain futsal, salah satu olahraga favorit para santri
M. Irham Syabban, santri Al Barokah memeriksa kematangan buah pepaya di kebun.
Sholat lima waktu, wajib diikuti seluruh santri Al Barokah.
Untuk kegiatan pertanian, Al Barokah punya Unit Usaha Berladang, Unit Usaha Peternakan, dan Unit Nursery (pembibitan tanaman hias). Menurut Abu Somad, Unit Usaha Berladang sudah sudah beberapa kali panen hasil kebun seperti kangkung, kacang panjang, bayam, terong, singkong, dan pepaya. Hasil kebun dijual ke kantin untuk kemudian diolah dan dikonsumsi santri. Secara berkala, saat orang tua santri datang menjenguk, hasil kebun dijajakan juga. Unit Usaha Peternakan saat ini memelihara lembu, kambing, lele, dan ayam. Teaching Farm Al Barokah – JAPFA berada di bawah pengelolaan unit ini. Keuntungan finansial yang diperoleh dari unit-unit usaha digunakan untuk mendukung kegiatan operasional santri. Sementara hasil dari Unit Nursery dipergunakan untuk keperluan menyediakan tanaman hias di dalam kompleks Al Barokah. Tak heran jika, lingkungan Al Barokah tampak asri. Untuk kegiatan di dalam ruang, saat ini Al Barokah memiliki lima laboratorium yaitu laboratorium bahasa, kimia, fisika,
rumah yatim piatu di Pematangsiantar, Simalungun, Sidikalang, dan Aceh. Anakanak yang beruntung itu mendapat kesempatan untuk belajar di Al Barokah secara gratis, tanpa dipungut biaya untuk jangka waktu enam tahun. Pada tahun ajaran kedua, Al Barokah mengabulkan keinginan masyarakat membuka pintu bagi orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya di sana. Saat ini jumlah santri Al Barokah ada 162 anak dan guru 25 orang.
peternakan yang dimiliki oleh JAPFA Group di seluruh Indonesia. Kerja sama semacam ini sebenarnya bukan yang pertama dilakukan JAPFA terhadap dunia pendidikan. Pada 2003, JAPFA pernah membangun Teaching Farm untuk Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Selanjutnya pada 2010, JAPFA kembali membangun Teaching Farm untuk Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Di masing-masing daerah tersebut, melalui unit-unit daerah di Yogyakarta dan Malang, JAPFA menjalin kerja sama dan memberikan bimbingan kepada para mahasiswa. Untuk Teaching Farm Al Barokah, JAPFA memberikan kepercayaan kepada unit daerah di sana yaitu PT Ciomas Adisatwa ex PKP (CAS) unit Medan. Imam Wahyudi, Kepala Divisi Wilayah III, Divisi Broiler CAS yang membawahi unit Medan mengibaratkan Teaching Farm JAPFA sebagai sebagai sebuah laboratorium wirausaha. Dengan begitu ia bisa juga diartikan sebagai sebuah tempat bagi santri untuk belajar dan melakukan riset maupun eksperimen secara terkendali dalam hal wirausaha ternak ayam •J•
KERJA SAMA Kerja sama JAPFA dan Al Barokah terjalin karena keduanya memiliki perhatian yang sama terhadap pendidikan. Kedua pihak percaya bahwa melalui pendidikan, generasi penerus bangsa ini mampu mewujudkan masa depan yang lebih baik lagi. Pembangunan Teaching Farm yang dilakukan oleh JAPFA bekerja sama dengan Pesantren Al Barokah punya dua tujuan. Pertama, menyediakan wadah bagi santri untuk mempelajari serta mengembangkan penelitian tentang teknologi perunggasan melalui praktik secara langsung. Kedua,
19
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
19
11/28/2013, 2:56 PM
GALERI FOTO
1
2
4
3
6
5
7
8
1. Nugroho Edi Sasongko, Marketing Manager PT So Good Food berbincang tentang gizi dengan Shelly Ayudia, Dokter Kecil JAPFA dari SDN 2 Tamansari dalam Kampanye Gizi di Pesawaran. 2. Dewan Juri JAPFA4Kids Awards 2013 (ki-ka): S. Jai, Sabrot D. Malioboro, Amir Kiah, dan Ndindy Indijati. 3. Ki-Ka: Herianto. Ath, Head of Training and Communications JAPFA; Ign. Herry Wibowo, Direktur JAPFA; dan GM Utut Adianto, Wakil Komisi X DPR RI/Ketua JAPFA Chess Club hadir di malam penghargaan JAPFA4Kids Awards 2013. 4. Nasrun Siregar, Ketua Yayasan Al Barokah memberikan sambutan dalam Kampanye Gizi di Simalungun, Sumatera Utara. 5. Achmad Syaifuddin, Direktur Utama PT Ciomas Adisatwa menandatangani MoU disaksikan Amri Siregar, Pembina Yayasan Al Barokah; Nasrun Siregar, Ketua Yayasan Al Barokah; dan Imam Wahyudi, Kepala Wilayah III Divisi Broiler PT Ciomas Adisatwa. Secara bergantian mereka membubuhkan tanda tangan pada nota kesepahaman antara JAPFA dan PonPes Modern Al Barokah, Simalungun.
6. Amri Siregar, Pembina Yayasan Al Barokah melakukan langkah pertama Catur Simultan disaksikan GM Utut Adianto dan Syamsir Siregar, Komisaris Utama JAPFA dalam Kampanye Gizi JAPFA4Kids di Simalungun. 7. Syamsir Siregar, Pendiri PonPes Modern Al Barokah dan Komisaris Utama JAPFA menggunting pita menandai serah terima Lokal Sekolah dari JAPFA untuk PonPes Modern Al Barokah. 8. Kepala Sekolah peserta Kampanye Gizi JAPFA4Kids di Simalungun berfoto bersama Amri Siregar, Pembina Yayasan Al Barokah; GM Utut Adianto; Achmad Dawami, Kepala Wilayah II Divisi Broiler CAS; Syamsir Siregar, Komisaris Utama JAPFA; Imam Wahyudi, Kepala Wilayah III Divisi Broiler CAS; Prof. Bungaran Saragih, tokoh masyarakat Simalungun; dan Yahya Djanggola, Kepala Wilayah I Divisi Broiler CAS.
20
JAPFA 03IV2013_TO2KG.pmd
20
11/28/2013, 2:56 PM