SEJARAH DESA PAMOTAN KECAMATAN KALIPUCANG KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT A. SEJARAH Berdasarkan keputusan Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan ditindaklanjuti oleh Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.939/Pem/120.Pemdes/SK/1978 Tanggal 15 Juni 1978 Tentang Pemekaran Desa di Kabupaten Daerah Tingkat II Ciamis, maka sejarah telah mencatat
peristiwa penting yaitu
pada tanggal 15 Juni 1978 Desa Kalipucang
dimekarkan menjadi 2 bagian wilayah yaitu Desa Kalipucang dengan Desa Pamotan dan ketua panitia Pemekaran Desa pada saat itu adalah saudara DAHLAN yang sekaligus menjadi ketua panitia peresmian Pamekaran Desa Pamotan. Sebelum dimekarkan Desa Kalipucang terdiri dari 4 (empat) Kampung (Dusun Red.) yaitu Kalipucang Kaler, Kalipucang Kidul, Kampung Selaawi dan Kampung Majingklak. Setelah Pamekaran Kampung Selaawi dan Kampung Majingklak masuk wilayah Desa Pamotan kemudian terbagi menjadi 3 ( tiga ) Dusun yaitu : 1.
Dusun Pamotan;
2.
Dusun Ciawitali;
3.
Dusun Majingklak; Dengan batas-batas desa seagai baerikut :
Sebelah Utara
: Desa Kalipucang dan Sungai Citanduy
Sebelah Selatan
: Samudra Indonesia dan Desa Bagolo
Sebelah Barat
: Desa Emplak dan Desa Kalipucang
Sebelah Timur
: Segara Anakan / Nusa Kambangan.
Akhirnya setelah pamekaran sejarah kepemerintahan Pamotan pun dimulai kembali sesuai cerita dari Para Tokoh Masyarakat Pamotan bahwa Pamotan zaman dulupun merupakan Pusat Pemerintahan ( Kadaleman Red.) sesuai cerita dari berbagai Versi sbb:
PANEMBAHAN JAGARESMI Versi 1 : Pamotan menurut cerita dari mulut -
kemulut (Dari berbagai
sumber) mulai di “Babad/dibuka” lebih kurang abad ke-16 oleh keturunan Cina bernama “Ci Lin“ yang bergelar Embah Dalem Pamotan dan merupakan “Kadaleman / Kerajaan Kecil” yang pusat Kadalemannya di Pamotan (ditandai adanya
tempat
yang
diyakini
oleh
Penduduk
Pamotan
sebagai
“Kaputren/Kaputrian” di Tempat Pemakaman Umum/Pekuburan depan Kantor Desa Pamotan). Kadaleman Pamotan juga merupakan sebuah padepokan yang subur dan makmur, sehingga terkenal ke luar daerah. Maka sampailah cerita kemakmuran dan kekuatan Kadaleman/Padepokan Pamotan ke Kerajaan Mataram, maka saat Kerajaan Mataram mau menggempur Kompeni (VOC) di Batavia ( Jakarta) Raja Mataram Sultan Agung mengutus Adiknya yang bergelar Pangeran Alit untuk meminta Bantuan Kadaleman Pamotan menggempur Kompeni di Batavia. Dengan berlayar lewat Laut Selatan dan masuk ke Sagara Anakan/Nusa Kambangan lalu menyusuri muara Sungai Citanduy maka Pangeran Alit berlabuh di Pelabuhan Bulan mendaratlah Pangeran Alit Di Kadaleman Pamotan. Konon saat itu Kadaleman Pamotan belum masuk Agama Islam maka Pangeran Alit disamping untuk memohon bantuan juga berniat menyebarkan Agama Islam di Kadaleman Pamotan. Untuk memudahkan penyebaran Agama Islam dan kebetulan Mbah Dalem Pamotan mempunyai anak perempuan yang Cantik yang bernama DEWI ANDANSARI, untuk itu Pangeran Alit melamar Putri Mbah Dalem Pamotan. Setelah resmi menjadi menantu Mbah Dalem Pamotan, mulailah Pangeran Alit menyebarkan Agama Islam dan sebelum masuk Agama Islam untuk kaum lelaki harus “disunat” terlebih dahulu. Sementara Mbah Dalem Pamotan tidak keberatan Pangeran Alit menyebarkan Agama Islam namun saat Mbah Dalem Pamotan mau disunat dan setelah orang-orang melingkar berkumpul tiba-tiba mbah Dalem Pamotan
sembunyi di bawah meja
bundar lalu “Tilem / menghilang“ (Dari berbagai sumber) lokasi menghilangnya Mbah Dalem Pamotan sampai sekarang diyakini di Pekuburan yang berada di Pojok Barat Daya Lapang Sepak Bola Pamotan atau Pojok Timur Lokasi SMPN 2 Kalipucang. Sejak “Tilemnya” Mbah Dalem Pamotan “Kadaleman” dipimpin oleh Pangeran Alit dengan Gelar “Eyang Jaga Resmi”, Kadaleman Pamotan semakin maju dan Pangeran Alit semakin lupa akan tugas pokok mencari bantuan untuk menggempur kompeni (VOC) di Batavia. Karena lama tidak ada berita maka Sultang
Agung menyuruh ponggawanya untuk mencari Pangeran Alit, setelah memperoleh kabar dari ponggawanya, Sultan Agung penasaran dan ingin melihat sendiri, kemudian Sultang Agung berangkat menuju Kadaleman Pamotan setelah terlabih dahulu menitipkan Kerajaan kepada Patihnya. Sultan Agung berangkat menggunakan Kereta Kencana dan disembunyikan di Pelabuhan Bulan, kemudian Sultan Agung menyamar sebagai Pengemis lalu mendatangi Pangeran Alit/Eyang Jaga Resmi. Begitu melihat pengemis Eyang Jaga Resmi memberikan nasehat bahwa “kalau mau makan harus mau bekerja dulu” kemudian Sultang Agung yang menyamar jadi pengemis di Suruh menjaga kekayaan Kadaleman. Patih yang dititipi kerajaan oleh Sultan Agung merasa gelisah mengapa raja tidak kunjung pulang, akhirnya Patihpun memutuskan untuk menyusul Raja Sultan Agung sesampainya di Kadaleman Pamotan, Patih melihat Raja sedang bekerja menjaga padi di sawah maka Patih luar biasa kagetnya dan mengingatkan Pangeran Alit/Eyang jaga Resmi bahwa “Gara-gara Harta, Tahta dan Wanita Pengeran telah gelap mata tidak tahu Kakak sendiri (Raja Mataram)” mendengar teguran itu Pangeran Alit/Eyang Jaga Resmi lalu menyesali kekeliruannya dan bersumpah “ Sampai tujuh turunan warga Pamotan tidak akan maju dan dalam kekurangan”. Sejak saat itu penduduk di wilayah Pamotan kesulitan untuk kehidupan ekonominya maka saat telah Pamekaranpun disandanglah bahwa Pamotan merupakan daerah tertinggal. Namun setelah diyakini bahwa keturunan ke tujuh telah wafat maka berangsur-angsur warga Desa Pamotan mulai sejahtera bahkan banyak yang menjadi pejabat di Pemerintahan, Bisa Naik Haji dan banyak pula yang memiliki kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 bahkan lebih.
PANEMBAHAN JAGARESMI Versi 2 : Pamotan menurut cerita dari (Sdr. Koko Komarudin) mulai di “Babad/dibuka” lebih kurang abad ke-16 oleh keturunan Cina bernama “Ci Lin“ yang bergelar Embah Dalem Pamotan dan merupakan “Kadaleman / Kerajaan Kecil” yang pusat Kadalemannya di Pamotan (ditandai adanya tempat yang diyakini oleh Penduduk Pamotan sebagai “Kaputren/Kaputrian” di Tempat Pemakaman Umum/Pekuburan depan Kantor Desa Pamotan). Kadaleman Pamotan juga merupakan sebuah padepokan yang subur dan makmur, sehingga terkenal ke luar daerah. Maka sampailah cerita kemakmuran dan kekuatan Kadaleman/Padepokan Pamotan ke Kesultanan Cirebon (Daerah Matraman), terdengar pula oleh Eyang Bagus Suta Pura. Eyang Bagus Suta Pura yang ingin menambah kesaktiannya maka pergilah ke wilayah Selatan Cirebon yaitu ke Kadaleman Pamotan. Konon saat itu Kadaleman Pamotan saat itu belum masuk Agama Islam maka Eyang Bagus Suta Pura disamping untuk berguru juga berniat menyebarkan Agama Islam di Kadaleman Pamotan. Untuk memudahkan penyebaran Agama Islam dan kebetulan Mbah Dalem Pamotan mempunyai anak perempuan yang Cantik yang bernama DEWI ANDANSARI, untuk itu Eyang Bagus Suta Pura melamar Putri Mbah Dalem Pamotan sebagai istri mudanya karena sebelumnya Eyang Bagus Suta Pura telah mempunyai istri yang bernama DEWI NAWANGWULAN . Setelah resmi menjadi menantu Mbah Dalem Pamotan, mulailah Eyang Bagus Suta Pura menyebarkan Agama Islam dan sebelum masuk Agama Islam untuk kaum lelaki harus “disunat” terlebih dahulu. Sementara Mbah Dalem Pamotan tidak keberatan Eyang Bagus Suta Pura menyebarkan Agama Islam namun saat Mbah Dalem Pamotan mau disunat
dan setelah orang-orang melingkar berkumpul tiba-tiba mbah Dalem
Pamotan
sembunyi di bawah meja bundar lalu “Tilem / menghilang“
lokasi
menghilangnya Mbah Dalem Pamotan sampai sekarang diyakini di Pekuburan yang berada di Pojok Barat Daya Lapang Sepak Bola Pamotan atau Pojok Timur Lokasi SMPN 2 Kalipucang. Sejak “Tilemnya” Mbah Dalem Pamotan “Kadaleman” dipimpin oleh Eyang Bagus Suta Pura dengan Gelar “Eyang Jaga Resmi”, Kadaleman Pamotan semakin maju dan Eyang Bagus Suta Pura semakin makmur. Kadaleman Pamotan semakin lama semakin maju. Di riwayatkan ada seorang Sultan dari Solo menyamar sebagai Pengemis lalu mendatangi Eyang Jaga Resmi. Begitu melihat pengemis Eyang Jaga Resmi memberikan nasehat bahwa “kalau mau makan harus mau bekerja” kemudian
Sultan itu yang menyamar jadi pengemis di Suruh menjaga kekayaan Kadaleman Pamotan . Patih yang dititipi kerajaan oleh Sultan merasa gelisah mengapa Sultan tidak kunjung pulang, akhirnya Patihpun memutuskan untuk menyusul Sultan, sesampainya di Kadaleman Pamotan, Patih melihat Sultan sedang bekerja menjaga padi di sawah. Maka Patih luar biasa kagetnya. Eyang jaga Resmi mendengar ada yang memanggil Sultan pada penjaga kekayaannya, Eyang Jaga Resmi baru sadar bahwa Penjaga itu seorang Sultan namun saat Eyang jaga Resmi mau memanggilnya Sulta itu lari hingga Gobangnya (Pedang) tercecer maka tempat jatuhnya pedang dinamakan Cigobang. Eyang jaga Resmi lalu menyesali kekeliruannya dan bersumpah
“ Sampai tujuh
turunan warga Pamotan tidak akan maju dan dalam kekurangan”. Sejak saat itu penduduk di wilayah Pamotan kesulitan untuk kehidupan ekonominya maka saat telah Pamekaranpun disandanglah bahwa Pamotan merupakan daerah tertinggal (IDT).
Nama Desa Pamotan adalah berdasarkan hasil musyawarah seluruh tokoh masyarakat Pamotan yang diambil dari bahasa jawa yaitu PAMOMOTAN mengandung arti WADAH/TEMPAT MUATAN
yang
atau dalam arti lainnya
PELABUHAN. Karena dahulu alat transportasi yang paling dominan di wilayah Pamotan dan sekitarnya adalah lewat air dan terdapat PELABUHAN yang diberi nama PELABUHAN BULAN, pelabuhan ini tempat bonkar muat baik muatan dari wilayah Pamotan, Kalipucang, Bagolo dan lainnya menuju wilayah Cilacap, Jawa Tengah pada umumnya, maupun sebaliknya.
PAMOTAN mengandung maksud
bahwa daerah PAMOTAN masyarakatnya sejak sebelum dimekarkan dari Desa Kalipucang banyak tokoh masyarakat Pamotan yang menjadi Panutan bahkan menjadi pilar anutan masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan, bahkan ada salah satu tokoh masyarakat Pamotan pada saat belum dimekarkan menjadi Kepala Desa
(
Kuwu ) di Desa Kalipucang yaitu Sdr. ACE AHMAD SOBANDI yang menjabat pada tahun 1955 sampai dengan tahun 1960. Pamotan mengambil arti yang mandiri pula diambil dari nama sungai kecil yaitu kali Cipamotan yang lokasinya berada Dusun Pamotan yang bermuara di Citanduy yang alirannya bermuara di Samudra Hindia dan saat dimekarkan kantor desa ditempatkan di Kampung Pamotan sehingga para tokoh sepakat nama desa dengan nama Desa PAMOTAN. Sebelum memiliki gedung kantor Desa, pusat pemerintahan Desa Pamotan menggunakan rumah Bapak OTONG ES yang dipinjamkan untuk jangka waktu 1 (
satu ) tahun. Sementara jabatan Kepala Desa pada saat itu adalah dijabat oleh saudara A SUKIN
dari Prangkat Desa Kalipucang ( jabataan saat itu sebagai Jurutulis 2 )
menjabat jadi Pjs dari tahun 1978 s/d 1979. Dalam rangka untuk memperlancar, mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, maka Lembaga Musyawarah Desa ( LMD ) atas usulan pejabat sementara Kepala Desa sesuai dengan Undang – Undang Nomor 5 tahun 1979 melengkapi dan mengangkat Perangkat Desa sesuai dengan kebutuhan.
Adapun Perangkat Desa pertama yang ada pada saat itu sudah dilengkapi adalah sebagai berikut :
1.
Kepala Desa (Pjs)
: A Sukin
2.
Jurtulis 1
: Mahmud
3.
Jurtulis 2
: Endang Sukirna
4.
PTD
: Saman Karjo
5.
Amil
: M Hanafi
6.
Kaur Umum/Polisi Desa I
: Sudarsa
7.
Kaur Umum/Polisi Desa II
: Elon Sajidin
8.
Kepala Dusun Pamotan
: Acim Jaya Darmana
9.
Kepala Dusun Ciaiwtali (Pjs)
: Elon Sajidin
10. Kepala Dusun Majingklak
: Hamim
Pada tahun 1980 Desa Pamotan mengadakan Pemilihan Kepala Desa Pertama untuk memilih Kepala Desa Definitif, pada saat itu muncul dua kandidat calon Kepala Desa yaitu : 1.
DAHLAN
(Pensiunan ABRI)
2.
A SUKIN
(Pjs Kepala Desa Pamotan)
Setelah dilakukan penghitungan suara ternyata dari hasil perhitungan suara didapat perolehan suara sebagai berikut : 1. DAHLAN memperoleh suara sebanyak :
948 suara
2. A SUKIN memperoleh suara sebanyak : 1.160 suara
Setelah Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan ternyata dari hasil perhitungan suara Sdr. A SUKIN memperoleh suara terbanyak.
Maka sejak saat itulah Desa Pamotan telah memiliki Kepala Desa yang definitif hasil pilihan masyarakat yaitu saudara A SUKIN dan menjadi catatan dalam lembaran sejarah sebagai Kepala Desa Pertama di Desa Pamotan. Saudara A SUKIN memangku jabatan sebagai Kepala Desa Pamotan yang pertama yaitu dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1989 Setelah masa jabatannya berakhir kemudian LMD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa dan membukan pendaftaran sebagai Calon Kepala Desa, saat itu mendaftar 4 (Empat) calon kandidat Kepala Desa, yaitu: 1. A SUKIN 2. DAYAT 3. DASIMAH 4. S. WIHARDI Tetapi setelah diadakan uji kelayakan/testing ditingkat Kabupaten Ciamis keempatnya gugur dan tidak bisa dilangsungkan pemilihan kepala desa. Maka kembali Panitia Pemilihan Kepala Desa membuka pendaftaran dan berhasil menjaring 3 (tiga) calon Kepala Desa, yaitu : 1. ENDANG SUKIRNA 2. TEMAN SUBAGIJO 3. ABDUL PATAH Setelah Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13-091989 ternyata dari hasil perhitungan suaradi menangkan oleh Saudara ENDANG SUKIRNA untuk masa jabatan 10 (Sepuluh) tahun
berlangsung dari tahun 1989
sampai dengan tahun 1998. Setelah dilakukan penghitungan suara ternyata dari hasil perhitungan suara didapat perolehan suara sebagai berikut : 1. ENDANG SUKIRNA
memperoleh suara sebanyak : 870 suara
2. TEMAN SUBAGIJO
memperoleh suara sebanyak : 592 suara
3. ABDUL PATAH
memperoleh suara sebanyak : 264 suara
Setelah masa jabatannya berakhir kemudian BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa dan kemudian membuka pendaftaran calon Kepala Desa, dalam perjalanan waktu akhirnya PanitiaPemilihan Kepala Desa berhasil menjaring 2 (dua) calon Kepala Desa, yaitu : 1. ENDANG SUKIRNA 2. DUDUNG HERYADI
Setelah Panitia
Pemilihan Kepala Desa menutup pendaftaran, maka
dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1611-1998 di halaman Kantor Desa Pamotan. Pemilihan berlangsung aman, lancar, tertib dan demokratis. Setelah dilakukan penghitungan suara ternyata dari hasil perhitungan suara didapat perolehan suara sebagai berikut :
1.
ENDANG SUKIRNA
memperoleh suara sebanyak : 1.062 suara
2.
DUDUNG HERYADI
memperoleh suara sebanyak :
891 suara
Sesuai dengan hasil perolehan suara, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa berdasarkan hasil Rapat Pleno memutuskan saudara ENDANG SUKIRNA berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Desa ( PILKADES ) dan berhak memangku jabatan Kepala Desa Pamotan untuk priode yang ke-2. Sesuai dengan tahapan dan prosedur yang sudah ditentukan, maka BPD kemudian mengajukan surat kepada Bupati Ciamis melalui Camat Kalipucang untuk melantik saudara ENDANG SUKIRNA sebagai Kepala Desa Pamotan untuk masa jabatan tahun 1998
s/d 2006. Dan sejak tahun 2006 s/d Oktober 2007 Saudara
ENDANG SUKIRNA, S.Sos, M.Si menjabat sebagai Pjs KEPALA DESA PAMOTAN. Kemudian BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa dan kemudian membuka pendaftaran calon Kepala Desa, dalam perjalanan waktu akhirnya Panitia Pemilihan Kepala Desa berhasil menjaring 3 (tiga) calon Kepala Desa, yaitu : 1. DUDUNG HERYADI, SH 2. ENDI SUHENDI, S.IP 3. SUPIN Setelah Panitia
Pemilihan Kepala Desa menutup pendaftaran, maka
dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa ( PILKADES ) yang dilaksanakan pada hari Minggu
tanggal 10-09-2007 di halaman Kantor Desa Pamotan. Pemilihan
berlangsung aman, lancar, tertib dan demokratis. Setelah dilakukan penghitungan suara ternyata dari hasil perhitungan suara didapat perolehan suara sebagai berikut : 1. ENDI SUHENDI, S.IP
memperoleh suara sebanyak : 784 suara
2. DUDUNG HERYADI
memperoleh suara sebanyak : 747 suara
3. SUPIN
memperoleh suara sebanyak : 271 suara
Sesuai dengan hasil perolehan suara, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa berdasarkan hasil Rapat Pleno memutuskan saudara ENDI SUHENDI, S.IP berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Desa ( PILKADES ) dan berhak memangku jabatan Kepala Desa Pamotan. Sesuai dengan tahapan dan prosedur yang sudah ditentukan, maka BPD kemudian mengajukan surat kepada Bupati Ciamis melalui Camat Kalipucang untuk melantik saudara ENDI SUHENDI, S.IP sebagai Kepala Desa Pamotan untuk masa jabatan tahun 2007 s/d 2013. Maka pada tanggal 30-10-2007 ENDI SUHENDI, S.IP dilantik oleh H. Ekon Komara (Bupati Ciamis). Kembali Desa Pamotan mempunyai Kepala Desa Definitif hasil pilihan masyarakat. Masa Jabatan ENDI SUHENDI, S.IP sebagai kepala Desa Pamotan berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2013, bertepatan dengan dilantiknya Kepala Desa Pamotan yang baru yaitu Sdr. PAIMAN, sesuai hasil dari Pemilihan Kepala Desa Pamotan pada tanggal 20 Agustus 2013. Setelah dibentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Pada 03 Juli 2013, maka Panitia Pilkades membuka pendaftaran dan menjaring 3 calon yitu : 1. UHYANA HERYANTO 2. PAIMAN 3. KOKO KOMARUDIN Setelah Panitia
Pemilihan Kepala Desa menutup pendaftaran, maka
dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa ( PILKADES ) yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2013 di Lapang Sepak Bola Desa Pamotan. Pemilihan berlangsung aman, lancar, tertib dan demokratis. Setelah dilakukan penghitungan suara ternyata dari hasil perhitungan suara didapat perolehan suara sebagai berikut : 1. UHYANA HERYANTO
memperoleh suara sebanyak : 888 suara
2. PAIMAN
memperoleh suara sebanyak : 942 suara
3. KOKO KOMARUDIN
memperoleh suara sebanyak : 374 suara
Sesuai dengan tahapan dan prosedur yang sudah ditentukan, maka BPD kemudian mengajukan surat kepada Bupati Pangandaran melalui Camat Kalipucang untuk melantik saudara PAIMAN sebagai Kepala Desa Pamotan untuk masa jabatan tahun 2013 s/d 2019. Maka pada tanggal 31-10-2013 Sdr. PAIMAN dilantik oleh Dr.Drs., H. ENDJANG NAFFANDI, M.Si. (Penjabat Bupati Pangandaran) bertempat di Gedung Islamic Centre Padaherang. Kembali Desa Pamotan Desa Definitif hasil pilihan masyarakat
mempunyai Kepala
TABEL PEMANGKU JABATAN KEPALA DESA PAMOTAN
NO.
NAMA
MASA JABATAN
KETERANGAN
1
A SUKIN
1978-1979
Pjs
2
A SUKIN
1979 – 1989
Definitif
3
ENDANG SUKIRNA,S.Sos, M.Si
1989- 2006
Definitif
4
ENDANG SUKIRNA,S.Sos, M.Si
2006-2007
Pjs
5
ENDI SUHENDI, S.IP
2007-2013
Definitif
6.
PAIMAN
2013-2019
Definitif
B. DEMOGRAFI Keadaan wilayah Desa Pamotan secara umum merupakan desa dengan tofography dataran rendah, sedangkan mata pencaharian masyarakatnya sekitar 34,8% adalah Petani, 24,2% buruh tani, pedagang 7,7%, PNS dan Swasta 3,5 %, Nelayan 22 %, bidang jasa tukang dan service 7,8 %. Mengingat potensi sumber daya yang cukup baik Alam maupun Manusia, maka masyarakat Desa Pamotan memandang perlu sebuah Rancangan Pembangunan di segala bidang untuk kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang karena Pembangunan adalah usaha yang terus menerus dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi tercapainya rasa keadilan yang merata. Desa Pamotan dengan luas wilayah 1.171,6 Hektar terdiri dari 3 kewilayahan Dusun, 8 RW dan 37 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 4.285 jiwa dengan Kepala Keluarga sebanyak 1.240 KK. Dengan kondisi wilayah dan keadaan masyarakat di atas menjadi sebuah pertimbangan yang sangat penting demi keberlangsungan pembangunan di segala bidang, sehingga perlu sebuah pijakan dalam merencanakan pembangunan di Desa Pamotan untuk lebih memaksimalkan maksud dan tujuan pembangunan yang berkaitan dengan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara merata, sehingga diperlukan kajian – kajian dalam pembangunan yang bersifat partisipatif. Secara Geografis Desa Pamotan adalah salah satu daerah yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kalipucang, dengan kondisi terdiri dari dataran pegunungan yang sebagian besar berbukit – bukit, ke arah selatan dataran rendah dan sebagian kecil terdiri dari hamparan sawah tadah hujan yang termasuk daerah rawan banjir. Adapun batas wilayah Desa Pamotan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat
: berbatasan dengan Sungai Citanduy dan Desa Kalipucang : berbatasan dengan Segara anakan / Nusa Kambangan : berbatasan dengan Desa Bagolo dan Samudra Indonesia; : berbatasan dengan Desa Kalipucang dan Desa Emplak.
Desa Pamotan berada pada muara suangai Citanduy dan merupakan daerah penyangga kawasan Pariwisata Pangandaran.
PENUTUP
Catatan sejarah Desa Pamotan ini disusun dari berbagai sumber dengan harapan untuk dapat menelusuri asal mula Desa Pamotan. Dengan harapan semoga dapat memacu warga masyarakat untuk dapat menghargai para pendahulunya serta dengan semangat untuk terus membangun untuk kemajuan Desa Pamotan sesuai Visi dan Misi Kepala Desa.
Visi Desa Pamotan tahun 2014 – 2019 adalah
“Menuju Perubahan Yang Lebih Baik dengan
berlandaskan
rasa
persatuan
dan
berasaskan gotong royong” Untuk mencapai Visi tersebut dilaksanakan dengan Misi yaitu : 1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 2. Menciptakan hubungan Komunikasi yang baik dengan semua unsur lembaga Desa; 3. Menciptakan Jalinan Koordinasi dan Kerjasama yang baik diantara semua unsur lembaga Desa; 4. Meningkatkan kualitas pendidikan; 5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi pertanian sebagai basis perekonomian masyarakat; 6. Meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ); 7. Meningkatkan sarana pelayanan kesehatan; 8. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur Desa. 9. Terciptanya tempat wisata alam yang tertata dengan baik Kami Penulis menyadari dalam penyusunan Sejarah ini masih sangatlah jauh dari kesempurnaan dan kepada para pembaca terutama yang tahun persisi sejarah Pamotan kami mohon keritik, saran dan bimbingannya agar dalam Penyusunan Sejarah Pamotan ini akan mendekati yang lebih sempurna. Atas segala keritik, saran dan bimbingannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
PENYUSUN
1. Penulis Teks 2. Penggagas 3. Juru Kunci/Kuncen
: YONO PUJIONO ( Ekbang Desa Pamotan) : TATANG SUNENDAR ( Budayawan) : Pak KOKO KOMARUDIN
KOKO KOMARUDIN JURU KUNCI/KUNCEN PANEMBAHA JAGARESMI
YONO PUJIONO PENYUSUN NASKAH
TATANG SUNENDAR PENGGAGAS NASKAH
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang memberikan kekuatan kepada kita sehingga kegiatan partisifatif melalui Wawan cara dan cerita dari mulut-kemulut sampai tersusunnya Sejarah Desa Pamotan telah selesai. Alat kajian yang digunakan dalam penyusunan Sejarah Desa Pamotan, di antaranya menggunakan tahapan-tahapan wawancara dan diskusi. Melalui kajian tersebut, yang menjadi bahan penyususnan Sejarah Desa Pamotan. Dengan tersusunnya Sejarah Desa Pamotan ini, yang dilakukan secara partisifatif bersama masyarakat, mudah-mudahan dapat menjadi motivasi yang refrensitatif terhadap pembangunan sesuai dengan harapan yang tertuang dalam Visi dan Misi Desa Pamotan Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung penyusunan Sejarah Desa Pamotan di Desa Pamotan, semoga semua dukungan bantuan dan do’a mendapatkan Imbalan dari Alloh SWT dan dicatat sebagai amal soleh, amiiin.... Kami menyadari dalam penyusunan Sejarah Desa Pamotan masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapakan Kritik saran dan Evaluasi demi perbaikan di masa yang akan datang. Demikian penyusunan Sejarah Desa Pamotan di Desa Pamotan, semoga bermanfaat bagi kita semua.. Pamotan, Januari 2014
Penyusun
BUKU SEJARAH
DESA PAMOTAN
DESA PAMOTAN KECAMATAN KALIPUCANG
KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT