ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan I Nyoman Narawidia1, I Gede Mahendra Darmawiguna2, Gede Saindra Santyadiputra3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak— Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan; (2) mengetahui respon masyarakat terhadap Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan menggunakan metode cyclic strategy. Film dokumenter sejarah drama tari Gambuh Desa Batuan menganut jenis film dokumenter sejarah, namun dalam beberapa bagian akan dimunculkan unsur rekonstruksi berbantuan animasi 2D, di mana film ini nantinya akan menceritakan bagaimana awal mula drama tari Gambuh muncul hingga berkembang sampai sekarang di Desa Batuan. Dalam film ini tipe film dokumenter yang diusung yaitu tipe interactive, di mana nantinya akan ada beberapa tokoh yang menyampaikan langsung fakta dilapangan lewat wawancara yang ditampilkan dalam film ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi literatur, angket, dan dokumentasi. Penelitian ini diimplementasikan menggunakan Adobe Premiere Pro CS 6 sebagai aplikasi pengedit video dan Adobe After Effect CS 6 sebagai aplikasi penambahan efek serta animasi pada video. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dalam kriteria baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis uji ahli isi, uji ahli media, dan uji respon penonton. Untuk isi dari film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan sudah sesuai dengan realitas. Respon penonton terhadap film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dapat dikategorikan baik dengan persentase 89.51%. Kata kunci : Cyclic Strategy, Film Dokumenter, Drama Tari Gambuh. Abstract—The aims of this research are; (1) to produce and to implement the result design of documentry film the historical of drama Gambuh dance of Batuan village, (2) to know about responses from audiens about documentry film the historical of drama Gambuh dance of Batuan village. This research use
cyclic strategy method. Documentry film the historical of drama Gambuh dance of Batuan village genre is historical’s film, but on some scene there’s will be showed a recontruction use on 2D animation, where’s this film will let’s us know how drama Gambuh dance raise and grow up untill now at Desa Batuan. Film type of this documentry is interactive, where’s there will be some people who will bring the facts that’s exist with live interview that’s shown up on this film. The technique that use for collecting data are observation, interview, study literature, questionnaire and documentation. The implementation of this research is uses Adobe Primer Pro CS 6 as the application in editing the video and Adobe After CS 6 as the application that use to adding the effect and animation into the video. This research show that documentry film the historical of drama Gambuh dance of Batuan village has an good criteria. The result of this research are based on the analyzes; test of the content, test of the media and test of the audiens response. The content from documentry film the historical of drama Gambuh dance of Batuan village is based on reality. The category of this film is good with percentages 89.51% that stated by audiens. Keyword’s: Cyclic Strategy, Documentary Film, drama Gambuh dance.
I.
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya zaman, generasi muda Indonesia semakin lupa akan keragamannya sendiri, khususnya pada seni tradisional [1]. Salah satunya adalah kesenian drama tari Gambuh. Gambuh berbentuk total teater karena di dalamnya terpadu dengan baik dan harmonis elemen-elemen tari, vocal/dialog, musik, drama, sastra dan seni rupa sehingga menjadi inspirator seni pertunjukan yang lahir kemudian. Sejauh ini ada dua tempat yang masih menpertunjukan drama tari Gambuh sebagai salah satu ikon daerah, salah satunya yaitu Desa Batuan yang berada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Kendatipun Gambuh kini jarang dipentaskan hanya sebatas upacara tertentu yang memerlukannya. Jero Mangku Bawa yang merupakan jero mangku Pura Puseh Desa Batuan dan juga salah satu seniman Gambuh di Desa Batuan dalam wawancara yang dilakukan Minggu, 27 Desember 2015 menyatakan, sebagai kesenian klasik, Gambuh saat ini kurang begitu diminati oleh generasi-generasi muda. Mereka lebih menyukai kesenian seperti kekebyaran yang sifatnya lebih enerjik dan dinamis. Begitu pula yang disebutkan oleh salah seorang penerus drama tari Gambuh yang ada di Desa Batuan yaitu I Wayan Artawa, beliau merupakan cucu dari I Nyoman Kakul dan anak dari I Ketut Kantor. Dalam wawancara dengan I Wayan Artawa yang dilaksanakan Jumat, 19 Maret 2016, beliau menyatakan bahwa anak muda sekarang masih termotivasi untuk ikut latihan Gambuh dikarenakan kewajibannya untuk tampil sebagai “pengayah” di pura. Bila tidak dengan alasan tersebut akan sulit untuk memotivasi mereka untuk ikut latihan. Dari hasil angket yang disebarkan Senin, 29 Februari 2016 pada anak usia 8-15 tahun yang tersebar di sekolah menengah pertama dan sanggar-sanggar yang berada di Desa Batuan. Didapatkan hasil sejumlah 55% dari 40 responden tidak mengetahui apa saja kesenian unik yang ada di Desa Batuan, lebih disayangkan lagi 47.5% dari responden tidak mengetahui kesenian drama tari Gambuh. Mengenai pada upacara apa saja ditampilkan drama tari Gambuh, 75% responden menyatakan tidak mengetahuinya. Apalagi mengenai sejarah, cerita apa saja yang ditampilkan serta makna dalam pementasan drama tari Gambuh, 97,5% responden mengaku tidak mengetahui. Dapat disimpulkan dari hasil data tersebut bahwa masih banyak yang belum terlalu mengenal drama tari Gambuh, terutama dikalangan anak-anak dan remaja Desa Batuan. Namun mengenai apakah perlu kesenian ini untuk dilestarikan, keseluruhan responden setuju akan hal tersebut dan ada sejumlah 27.5% responden yang pernah melihat sebuah media yang digunakan untuk melestarikan kesenian drama tari Gambuh tersebut. Selain itu 100% dari hasil angket menyatakan drama tari Gambuh perlu untuk dibuatkan semacam media untuk melestarikannya dan agar lebih dikenal oleh masyarakat.
Film sebagai media komunikasi yang tepat karena film merupakan karya cipta seni dan budaya yang memiliki fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik di bidang sosial, ekonomi, maupun budaya dalam rangka menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelenggaraan bernegara [1]. Karena film dokumenter yang baik adalah, dapat membawa penonton kedalam gambar yang disajikan dan merasa bersemangat untuk menggali lebih dalam materi setelah selesai menyaksikan film tersebut [2]. Penelitian terkait pembuatan film dokumenter sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Contoh penelitian tersebut yaitu penelitian Putri yang berjudul Perancangan Video Dokumenter Batik Khas di Pekalongan [3]. Film ini memperkenalkan batik khas Kota Pekalongan yaitu batik motif Jlamprang dan Buketan. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa 93% responden menilai informasi dalam video dokumenter tersebut dapat dipahami dengan baik. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk membuat “Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan”. II.
KAJIAN TEORI
A. Drama Tari Gambuh Gambuh adalah tarian drama tari Bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan merupakan drama tari klasik Bali yang paling kaya akan gerak-gerak tari sehingga dianggap sumber segala jenis tari klasik Bali [4]. Dalam Formaggia dinyatakan bahwa Gambuh adalah pertunjukan yang pada awalnya berasal dari cerita Malat, sebuah epik Panji yang berasal dari kebudayaan Majapahit kuna, dimana mengambil peran pokok dalam lingkungan budaya kerajaan [5]. B. Desa Batuan Desa Batuan adalah salah satu tempat wisata dan tujuan wisata di Bali. Desa Batuan jug merupakan salah satu desa di pulau Bali yang masih mempertahankan segala aspek kebudayaannya hingga kini. C. Metode Cyclic Strategy Metode cyclic strategy atau strategi berputar merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini dimaksudkan untuk menampung umpan balik (feedback) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
[6]. Tahap - tahap yang ada pada metode cyclic strategy dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Metode Cyclic Strategy [6].
D. Sinematografi Sinematografi dapat diartikan sebagai bidang ilmu terapan yang membahas tehnik menangkap gambar kemudian menggabungkan gambargambar yang telah ditangkap agar dapat menjadi rangkaian gambar yang dapa menyampaikan ide, atau dengan kata lain dapat mengamban cerita [7]. III.
METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan dalam film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan adalah metode cyclic strategy. Berikut tahap-tahap dalam metode cyclic strategy. A. Brief Di mana pada tahapan ini terdapat beberapa fase yakni : 1. Pemantapan ide 2. Penawaran ide 3. Penemuan masalah B. Tahap 1 (Pengumpulan Data dan Analisis) Pada tahap 1 terdapat beberapa fase yaitu fase pengumpulan data dan analisis kebutuhan film. 1. Pengumpulan Data 2. Analisis Kebutuhan Film C. Tahap 2 (Pra Produksi) Pada tahap 2 terdapat fase pra produksi. Pra produksi meliputi beberapa tahapan, yaitu perancangan ide cerita, sinopsis, skenario dan storyboard. D. Evaluasi 1 Pada tahap evaluasi 1 akan ada pengujian yang bertujuan mengecek kembali apakah semua bagian dalam tahap 1 dan tahap 2 telah benarbenar terlaksana. E. Tahap 3 (Produksi dan Pasca Produksi) Pada tahap ini terdiri dari fase produksi, pasca produksi. Setelah tahap 3 ini akan melakukan evaluasi terhadap film yang telah dibuat. F. Evaluasi 2 Fase pengujian merupakan fase yang dilakukan untuk mendapatkan hasil evaluasi dari perancangan film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan. Dalam evaluasi ini tedapat
uji ahli isi, uji ahli media dan uji ahli film dokumenter. G. Tahap 4 Pada tahap 4 merupakan tahap akhir sebelum film disebarluaskan. Pada tahap ini dilakukan proses pengkemasan film ke dalam bentuk DVD sesuai dengan format yang telah di tentukan. H. Outcome Tahap terakhir yaitu dipublikasikan ke masyarakat luas. Pada tahap outcome ini akan dilakukan publishing terhadap film yang telah di buat. I. Uji Respon Penonton Uji Respon Penonton dilakukan untuk mengetahui kepuasan penonton dan tanggapan penonton tentang film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung hasil dari pengujian [8] Persentase = Dimana hasil akhir perhitungan nantinya akan berupa persentase yang nantinya akan dijadikan jawaban sesuai dengan rumusan masalah dari penelitian ini. Berikut ketetapan katagori tingkat pencapaian film sebagai media visual dapat di lihat pada table 3.1. [9] Tabel 3.1. Konversi Tingkat Pencapaian
Tingkat Pencapaian 90% - 100%
Sangat Baik
75% - 89%
Baik
65% - 74%
Cukup
Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi
55% - 64%
Kurang
Direvisi
0% - 54 %
Sangat Kurang
Direvisi
IV.
Kualifikasi
Keterangan
HASIL & PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Film dokumenter sejarah drama tari Gambuh Desa Batuan menganut jenis film dokumenter sejarah, namun dalam beberapa bagian akan dimunculkan unsur rekonstruksi berbantuan animasi 2D, di mana film ini nantinya akan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
menceritakan bagaimana awal mula drama tari Gambuh muncul hingga berkembang sampai sekarang di Desa Batuan. Dalam film ini tipe film dokumenter yang diusung yaitu tipe interactive, di mana nantinya akan ada beberapa tokoh yang memperkenalkan Desa Batuan, memperkenalkan drama tari Gambuh, menyampaikan sejarah dari drama tari Gambuh yang ada di Desa Batuan dan perkembangannya hingga sekarang. Dalam penelitian ini mengunakan metode penelitian model cyclic strategy dengan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Hasil Tahap Brief Di mana tahap awal dari film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan yaitu pemantapan ide dan penawaran ide/topik terhadap Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Ide/topik tersebut di ajukan dan disetujui pada tanggal 5 januari 2016. Kemudian dilakukan riset awal terkait permasalahan pada drama tari gambuh yang ada di Desa Batuan. 2. Hasil Tahap 1 (Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan Film) Hasil dari masing-masing fase dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Hasil Pengumpulan Data 1) Observasi Observasi dilakukan penulis selama satu minggu kepada sanggar-sanggar gambuh dengan cara mengunjungi langsung sanggar gambuh yang masih dapat dijumpai di Desa Batuan. 2) Wawancara Adapun narasumber yang diwawancarai untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai berikut. a) (Alm.) Made Suamba (Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. b) Jero Mangku Bawa (Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. c) I Wayan Artawan (Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. d) I Wayan Budiarsa, S. Sn., M. Si. (Akademisi Seni/Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Sanggar Satrya Lelana.
e)
Made Bukel (Mantan Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Sanggar Satrya Lelana. f) Nyoman Suwida (Penabuh Gamelan Pegambuhan). Wawancara dilakukan di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. g) Ni Wayan Narti (Guru Seni dan Budaya, Prodi Menari dan Menabuh). Wawancara dilakukan di Dusun Peninjoan, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. h) I Made Jimat (Penari Drama Tari Gambuh). Wawancara dilakukan di Sanggar Tri Pusaka Sakti. i) Made Mahesa Yuma Putra, SS.MSI (Kepala Bidang Kesenian dan Perfilman, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali). Wawancara dilakukan di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 3) Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan sumber tertulis maupun tidak tertulis seperti buku, jurnal, internet, majalah, koran, dan artikel terkait, baik yang dipublikasikan mau pun non publikasi. 4) Penyebaran Angket Total keseluruhan jumlah responden sebanyak 50 responden. Hasil penyebaran angket observasi awal dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil angket ini akan dikalkulasikan menjadi sebuah data awal dari generasi muda (8-15 tahun) terkait pengetahuannya terhadap drama tari gambuh. 5) Dokumentasi Dokumentasi dilakukan secara terjadwal untuk wawancara dengan narasumber sedangkan dokumentasi selain itu akan dilakukan secara acak. b) Hasil Analisis Kebutuhan Film. Adapun subjek film tersebut yaitu : 1) Penentuan Talent a) Narasumber 1. I Wayan Martha (Budayawan/Mantan Bendesa Desa Batuan). 2. I Made Bukel (Mantan Penari Drama Tari Gambuh). 3. I Wayan Budiarsa, S. Sn., M. Si. (Akademisi Seni/Penari Drama Tari Gambuh) 4. I Ketut Wirtawan (Penari Drama Tari Gambuh).
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
5. I Wayan Karyawan, S. Skar., M. Si. (Kepala Bidang Perfilman dan Kesenian, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar) 6. I Nyoman Sutjiathi (Warga Desa Batuan) 7. Anak-anak anggota sanggar Satrya Lelana. b) Pementasan Drama Tari Gambuh: Anggota Sanggar Satrya Lelana. c) Pelatihan Drama Tari Gambuh: Pembina: I Wayan Budiarsa, S. Sn., M. Si. Peserta: Anak-anak anggota sanggar Satrya Lelana. 2) Penentuan Lokasi Lokasi shooting berpusat di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar karena fokus film ini untuk mengangkat drama tari gambuh yang ada di Desa Batuan. 3) Penentuan Alat Kamera DSLR Canon 70 D Kamera DSLR Canon 60 D Kamera DSLR Nikon D5500 Kamera DSLR Nikon D700 Kamera Mirrorless Sony a6000 Lensa EF 55 mm (fix) Lensa EF 18-55 mm (zoom) Lensa EF 17-50 mm (zoom) Lensa EFS 18-135mm (zoom) Lensa EFS 10-18mm (wide) Drone Dji Phantom Tripod Rode microphone 4) Penentuan Crew Produser : I Nyoman Narawidia Penulis Skenario : I Nyoman Narawidia Sutradara : I Nyoman Narawidia Cameraman 1 : Made Anggadipta R. Cameraman 2 : I Made Dedi Suardika Cameraman 3 : Dewa Gede Angga S. Editor 1 : I Nyoman Narawidia Editor 2 : I Kt. Bagus Merta H. Drone Pilot : Gede Jupi P. Bayu 5) Analisa SWOT Strength (Kekuatan) a) Dalam kaitannya untuk media sosialisasi, terdapat ilustrasi berupa animasi 2D yang akan menarik untuk anak usia dini dan masyarakat secara umum.
b) Film ini mengangkat drama tari pertama yang ada di Bali sehingga akan menggugah penonton untuk mencari tahu lebih banyak tentang kebudayaan tradisional yang ada di Bali ataupun daerah Indonesia lainnya, khususnya drama tari gambuh Desa Batuan. c) Terjalinnya komunikasi yang baik dengan narasumber, sehingga dalam proses pembuatan film ini mendapatkan dukungan penuh dari narasumber. Weakness (Kelemahan) a) Keterbatasan dana dalam proses penggarapan film. b) Jumlah crew yang terbatas dan masih amatiran. c) Alat yang digunakan dalam pembuatan film ini juga masih terbilang belum maksimal. Opportunity (Peluang) a) Nantinya film ini akan menjadi media sosialisasi pertama dalam bentuk film dokumenter yang mengangkat drama tari gambuh. b) Dapat digunakan untuk mensosialisasikan drama tari gambuh oleh organisasi atau perorangan yang membutuhkan, contohnya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Threat (Ancaman) Dalam menentukan jadwal pengambilan gambar untuk momen pertunjukkan drama tari Gambuh sulit untuk dilakukan dikarenakan pementasannya yang telah jarang dilakukan. 6) Hasil Analisis STP Segmentating a) Geografis Ditujukkan untuk semua wilayah yang ada di Indonesia serta nantinya akan disertakan subtitle berbahasa inggris agar segementasi target pemasaran bisa mencapai luar negeri. b) Demografis Film ini dapat ditonton oleh usia 8 s.d 60 tahun serta penonton mencangkup kaum lakilaki maupun perempuan dengan segala jenis pekerjaan tanpa ada batasan. c) Psikografis Dapat disaksikan oleh segala lapisan sosial. Targeting
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Target utama penyebaran film adalah badan/organisasi/komunitas yang memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Bali. Dimana target umum tidak dibatasi, hanya berpatok pada usia yang berada dikisaran 8 s.d 60 tahun. Positioning Film ini akan menjadi film pertama yang mengangkat mengangkat sejarah drama tari Gambuh di Desa Batuan yang merupakan cikal bakal drama tari pertama yang ada di Bali selain itu film ini juga akan mengajak penonton untuk peduli dan ikut melestarikan drama tari tersebut. 3. Hasil Tahap 2 (Pra Produksi) Pada tahap 2 terdapat fase pra produksi. Adapaun hasil yang dilakukan pada tahapan ini antara lain: a. Ide Cerita (Konsep) Ide cerita dari pembuatan film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dibuat berdasarkan cerita hasil wawancara dengan Jero Mangku Bawa, I Wayan Artawa selaku seniman drama tari gambuh di Desa Batuan dan Ni Wayan Narti sebagai guru seni budaya di salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Desa Batuan. b. Sinopsis Sinopsis film Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan merupakan ringkasan dari cerita yang akan ditampilkan dalam film. c. Storyboard Storyboard adalah kumpulan grafis dalam bentuk ilustrasi atau gambar yang ditampilkan secara berurutan untuk tujuan mempravisualkan film, animasi ataupun interaktif. d. Skenario Dari skenario dapat diketahui soal jalan cerita, bukan hanya soal karakterisasi pemain, melainkan juga gambaran perkiraan pembiayaan, atau bahkan kira-kira siapa yang akan memainkan. 4. Hasil Evaluasi 1 Evaluasi 1 dilakukan bertujuan untuk mengecek bahwa semua proses yang berada pada tahap 1 dan 2 sudah dikerjakan atau terlaksana. Evaluasi dilakukan menggunakan uji instrumen peneliti. 5. Hasil Tahap 3 (Produksi dan Pasca Produksi) Berikut hasil dari fase-fase tersebut.
a. Produksi Tahap produksi film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan merupakan proses yang dilakukan sesuai dengan skenario dan storyboard yang telah di buat pada tahap pra produksi. b. Pasca Produksi Tahap-tahap yang ada pada pasca produksi dijelaskan sebagai berikut. 1) Tahap Video Editing Tahap video editing film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan mengunakan software Adobe Premiere Pro CS6. Proses editing video dalam film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses Video Editing Menggunakan Adobe Premiere Pro CS6
Dalam tahap editing video ini juga terdapat proses color grading (perubahan warna) yang bertujuan menambah ketajaman warna dalam unsur visual sehingga dapat memberikan kesan yang menarik.
Gambar 3. Proses Color Grading Menggunakan Adobe Premiere Pro CS6
2) Tahap Sound Editing Tahap sound editing film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan mengunakan software Adobe Audition Pro CS6. Pada Gambar 4. menunjukan proses
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
editing audio guna membersihkan suara noise
. Gambar 4. Proses Editing Noise Audio Menggunakan Adobe Audition Pro CS6
3) Tahap Mixing Tahap mixing dalam pembuatan film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan ini menggunakan software Adobe Premiere Pro CS6. Proses mixing dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Proses Mixing Menggunakan Adobe Premiere Pro CS6
4) Rendering Proses rendering film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dilakukan setelah proses mixing selesai. Proses rendering dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses Rendering Menggunakan Adobe Premiere Pro CS6
6.
Hasil Evaluasi 2 (Uji Ahli Isi dan Media) Tahap Evaluasi yang ke dua ini merupakan tahap pengujian terhadap film dokumenter yang telah dibuat. Pengujian dilakukan terhadap beberapa ahli yaitu :
a. Uji Ahli Isi Pengujian ini dilakukan dari tanggal 2 Februari 2017. Pengujian ahli isi film dokumenter ini dilakukan oleh 4 orang penguji. Namun pada pernyataan nomer 4 oleh bapak I Wayan Martha ditambahkan keterangan yang berisi saran yaitu, untuk mengenal gambuh lebih dalam mungkin nanti bisa dibuatkan film khusus tentang pengenalan gambuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase keseluruahan adalah 99,15%. dengan predikat sangat baik dan tidak perlu adanya revisi. b. Uji Ahli Media Pengujian ini dilakukan dari tanggal 3 Februari 2016. Pengujian ahli media film dokumenter ini dilakukan oleh 3 orang penguji. Ada sedikit saran dari penguji ahli media, yaitu saran dari Bapak I Putu Nova A. Putra, SE adalah dalam pengambilan gambar narasumber ketika wawancara lebih diperhatikan komposisinya agar terlihat proporsional dan menarik. Sedangkan dari bapak I Nyoman Rediasa, S. Sn., M. Si. mengomentari pada pernyataan nomer 5 dan nomer 9. Pada pernyataan nomer 5 beliau mengimbuhkan keterangan yang berisi pujian yaitu animasinya menarik karena menggunakan ilustrasi yang bagus apalagi itu merupakan karya seni lokal. Pada pernyataan 9 beliau menambahkan pada keterangan yaitu sangat menarik karena menggunakan musik yang cocok dengan tema. Sedangkan bapak I Wayan Karyawan, S. Skar., M. Si. mengomentari pernyataan nomer 1 dengan menambahkan saran pada keterangan yang berbunyi, latih kembali komposisi dalam pengambilan gambar. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing penguji ahli media dapat disimpulkan bawa rata-rata persentase keseluruahan adalah 98,7% dengan predikat sangat baik dan tidak perlu adanya revisi. c. Uji Ahli Film Dokumenter Pengujian ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2017. Oleh satu orang penguji. Namun pada pernyataan nomer 2 dan nomer 4 dicantumkan pujian dan saran yang berisi, pada pernyataan nomer 2 yaitu, sudut pandang dan tujuan penyampainnya bagus, serta pada nomer 4 yaitu latih kembali
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
tehnik/komposisi pengambilan gambar dalam wawancara. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing penguji ahli film dokumenter dapat disimpulkan bawa rata- rata persentase keseluruahan adalah 100% dengan predikat sangat baik dan tidak perlu adanya revisi. 7. Hasil Tahap 4 (Burning, Label DVD dan Sampul DVD) Pada tahap 4 merupakan tahap akhir dari pembuatan film dokumenter. a. Hasil Desain Label DVD Sesuai dengan konsep yang telah dirancang dengan beberapa tambahan, maka didapatkan hasil implementasi dari desain label DVD film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan pada Gambar 7
Tahapan terakhir pada pembuatan film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan dilakukan tahapan publikasi yang mengunakan media promosi berupa poster. Berikut adalah hasil poster dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 7. Hasil Label DVD Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan.
Hasil Desain Cover Sampul Sesuai dengan konsep yang telah dirancang dengan beberapa tambahan, maka didapatkan hasil implementasi dari desain cover sampul DVD film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan pada Gambar 8.
Gambar 9. Hasil Poster Film Dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan.
b.
Gambar 8. Hasil Desain Cover Sampul Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan.
8.
Hasil Outcome
9.
Hasil Uji Respon Penonton Berdasarkan data uji respon penonton yang telah diujikan terhadap 30 orang, diperoleh hasil rata-rata persentase keseluruhan yaitu 89,51% dengan tingkat pencapaian baik. B. PEMBAHASAN Film dokumenter sejarah drama tari Gambuh Desa Batuan menganut jenis film dokumenter sejarah, namun dalam beberapa bagian akan dimunculkan unsur rekonstruksi berbantuan animasi 2D, di mana film ini nantinya akan menceritakan bagaimana awal mula drama tari Gambuh muncul hingga berkembang sampai sekarang di Desa Batuan. Dalam film ini tipe film dokumenter yang diusung yaitu tipe interactive, di mana nantinya akan ada beberapa tokoh yang memperkenalkan Desa Batuan, memperkenalkan drama tari Gambuh, menyampaikan sejarah dari drama tari Gambuh yang ada di Desa Batuan dan perkembangannya hingga sekarang.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Dalam pengembangan film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan menggunakan metode cyclic strategy. Metode cyclic strategy memilki beberapa tahapan, antara lain:
Gambar 10. Tahapan Metode Cyclic Strategy
Pada tahap brief melakukan pengajuan ide atau topik terhadap ketua Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Setelah ide atau topik sudah diterima selanjutnya lanjut ke tahap 1 yaitu melakukan pengumpulan data dan analisis kebutuhan film. Pada tahap 2 dilakukan tahapan pra produksi yang meliputi penentuan ide cerita, sinopsis, skenario dan storyboard. Selanjutnya dilakukan evaluasi 1 untuk menguji tahap 1 dan tahap 2. Tahap 3 merupakan tahapan produksi dilanjutkan pasca produksi film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan. Setelah dilakukannya uji ahli isi terhadap empat orang, diperoleh hasil pengujian menggunakan angket dengan persentase rata-rata penilaian yang diperoleh 99,15%. Berarti bila dikonversikan ke dalam tabel konversi, berada pada kualifikasi sangat baik. Hal ini berarti isi cerita pada film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan tidak perlu direvisi dan menunjukan bahwa isi informasi di dalam film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan sudah sesuai dan layak untuk dilanjutkan. Namun pada pernyataan nomer 4 oleh bapak I Wayan Martha
ditambahkan keterangan yang berisi saran yaitu, untuk mengenal gambuh lebih dalam mungkin nanti bisa dibuatkan film khusus tentang pengenalan gambuh. Pada hasil uji media film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan yang dilakukan oleh tiga orang menyatakan bahwa film tersebut sudah sesuai dan memperoleh rata-rata persentase penilaian sebesar 98,7%. Dan bila dikonversikan ke dalam tabel konversi, berada pada kualifikasi sangat baik. Namun, ada sedikit saran dari penguji ahli media, yaitu saran dari Bapak I Putu Nova A. Putra, SE adalah dalam pengambilan gambar narasumber ketika wawancara lebih diperhatikan komposisinya agar terlihat proporsional dan menarik. Sedangkan dari bapak I Nyoman Rediasa, S. Sn., M. Si. mengomentari pada pernyataan nomer 5 dan nomer 9. Pada pernyataan nomer 5 beliau mengimbuhkan keterangan yang berisi pujian yaitu animasinya menarik karena menggunakan ilustrasi yang bagus apalagi itu merupakan karya seni lokal. Pada pernyataan 9 beliau menambahkan pada keterangan yaitu sangat menarik karena menggunakan musik yang cocok dengan tema. Sedangkan bapak I Wayan Karyawan, S. Skar., M. Si. mengomentari pernyataan nomer 1 dengan menambahkan saran pada keterangan yang berbunyi, latih kembali komposisi dalam pengambilan gambar. Selanjutnya pada hasil uji film dokumenter, film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan yang dilakukan oleh satu orang menyatakan bahwa film tersebut sudah sesuai dan memperoleh rata-rata persentase penilaian sebesar 100%. Dan bila dikonversikan ke dalam tabel konversi, berada pada kualifikasi sangat baik. Namun pada pernyataan nomer 2 dan nomer 4 dicantumkan pujian dan saran yang berisi, pada pernyataan nomer 2 yaitu, sudut pandang dan tujuan penyampainnya bagus, serta pada nomer 4 yaitu latih kembali tehnik/komposisi pengambilan gambar dalam wawancara. Pada tahap 4 dilakukan proses mastering file yang sudah dirender, kemudian dikemas dalam bentuk DVD dan dapat dipublikasikan. Tahapan outcome ini adalah pempublikasian film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan dalam bentuk DVD yang telah dibuat dan disosialisasikan dengan media poster. Pada uji respon penonton film dokumenter ini peneliti melakukan pengujian terhadap 30 orang responden yang merupakan anggota dari sanggar-
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
sanggar tari yang ada di Desa Batuan, yaitu Sanggar Satrya Lelana dan Sanggar Kakul Mas serta masyarakat umum dengan rentangan usia 12 tahun keatas. Hasil dari keseluruhan uji respon penonton diperoleh presentase sebanyak 89.51% yang dikonversikan ke dalam tabel konversi menyatakan pencapaian baik. Untuk hasil rekapitulasi tingkat pencapaian pada uji respon penonton film dokumenter ini dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Hasil Rekapitulasi Uji Respon Penonton.
Dalam pembuatan film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan tidak lepas dari berbagai kendala. Adapun kendala-kendala yang dihadapi salah satunya yaitu keterbatasan dokumentasi tentang beberapa acara keagamaan yang menjadi tempat pemetasan drama tari gambuh yang akan berakibat pada kurangnya video ilustrasi pada pengenalan drama tari gambuh tersebut. Namun, hal tersebut dapat diatasi penulis dengan mencari dokumentasi tersebut di internet. Hasil shoot video-video tersebut didapatkan pada website dengan tetap mencantumkan sumber pada film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan, dengan hal tersebut, kendala dapat di atasi dengan baik. Dalam pengambilan gambar, penulis juga mengalami beberapa kendala seperti banyaknya suara noise yang masuk karena kebanyakan pengambilan gambar di lakukan di luar ruangan. Namun dengan memanfaatkan software Adobe Audition CS 6 untuk mengurangi noise suara, kendala tersebut dapat diatasi. Film dokumenter ini dapat menyampaikan realitas yang ada di lapangan dengan inovasi yang lebih menarik terhadap drama tari tradisional Bali khususnya drama tari gambuh. Film dokumenter ini tentunya tidak luput oleh kekurangan, diantaranya dalam tehnik pengambilan gambar. Penulis dan anggota disini masih belum
mempunyai banyak pengalaman dalam tehnik pengambilan gambar, seperti salah satu pendapat dari responden uji respon penonton yang bernama Diah Astiti Sari yang mengomentari masalah tehnik pengambilan gambar yang masih dirasa kurang. Yang dimaksud kurang disini yaitu dalam hal penentuan komposisi pengambilan gambar, misalnya saat wawancara dengan narasumber. Dibalik kekurangan tersebut dalam film dokumenter juga terdapat beberapa kelebihan yaitu dalam film dokumenter ini ditampilkan beberapa sudut pandang terkait proses pelestarian drama tari Gambuh Desa Batuan. Dimana disini tidak hanya menampilkan dari satu sudut pandang, baik itu dari sudut pandang seniman/pemerintah, tapi dalam berbagai sudut pandang, agar dalam film ini tidak terkesan menyalahkan salah satu pihak tapi lebih ke menyadarkan dan mengajak masyarakat secara umum bahwa baik dari seniman maupun pemerintah telah berusaha dengan baik dalam proses pelestarian drama tari Gambuh Desa Batuan, jadi ada baiknya masyarakat umum juga ikut serta dalam proses pelestarian tersebut. Begitu pula berdasarkan salah satu pendapat responden uji respon penonton yang bernama Ni Putu Sapna Maharani M., yang menyatakan bahwa film ini sudah bagus dan menarik serta dari film ini bisa menarik penonton untuk melestarikan budaya yang ada di Bali. Selain itu kelebihan film dokumenter ini yaitu konten yang digunakan merupakan karya seni tardisional asli dari Bali, contohnya suara latar dalam film dokumenter ini memperdengarkan suara gamelan pegambuhan dan suara rekaman kidung kawitan wargasari selain itu sketsa gambar yang digunakan sebagai ilustrasi gambar dalam animasi 2D film dokumenter ini menggunakan lukisan dengan gaya melukis asli dari daerah Desa Batuan yang dikenal dengan nama Batuan Style Painting. Dari pembahasan dapat disimpulkan, bahwa informasi yang terdapat pada film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan telah tersampaikan dengan baik dan memperoleh respon pencapaian yang baik dari penonton. Penelitian sejenis yang memiliki tujuan sama dengan film dokumenter sejarah drama tari gambuh Desa Batuan yaitu penelitian Putri yang berjudul “Perancangan Video Dokumenter Batik Khas di Pekalongan”. Bertujuan untuk memperkenalkan batik khas Kota Pekalongan yaitu batik motif Jlamprang dan Buketan. Selain itu sekaligus
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
memberikan informasi tentang batik khas Kota Pekalongan yaitu batik motif Jlamprang dan Buketan kepada masyarakat [3]. V.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan penelitian film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perancangan film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan telah berhasil dilaksanakan dengan menggunakan model cyclic strategy dan menggunakan tahapan produksi film yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pengimplementasian film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan telah sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya dengan tambahan. Berdasarkan hasil uji respon film dokumenter Sejarah Drama Tari Gambuh Desa Batuan terhadap 30 responden yang berasal dari masyarakat terutama generasi muda anggotaanggota sanggar yang ada di Desa Batuan, diperoleh persentase keseluruhan sebanyak 89,51%. Hasil yang diperoleh ini dikategorikan ke dalam pencapaian baik. Disarankan dalam pembuatan film dokumenter harus dapat menyampaikan informasi yang realitas dan narasumber yang digunakan harus berkompeten agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang dirancang sebelumnya. Diusahakan untuk menggunakan alat perekam yang sejenis agar resolusi warna tidak jauh berbeda. Dalam proses produksi pula sebelumnya harus menyiapkan jadwal produksi yang baik namun tetap berjaga-jaga akan segala kemungkinan agar jika menemukan masalah atau hambatan bisa segera teratasi dengan baik. Tahap pengujian respon penonton pada penelitian film dokumenter ini menggunakan skala likert. Untuk peneliti selanjutnya bisa menggunakan angket user experience atau sejenis agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari film dokumenter yang telah dibuat. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang pembuatan film dokumenter, diharapkan agar bisa membuat film dokumenter kreatif yang di dalam scene film tersebut terdapat unsur konflik.
REFERENSI [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7] [8]
[9]
[10]
Lawrence, Evan. (2014). Perancangan Film Dokumenter Seni Pertunjukan Topeng Malang. Universitas Kristen Petra Siwalankerto 121–131, Surabaya. Hermanto, Arief. 2015. Film Dokumenter “Exotic Temples: Sukuh & Cetho”. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Program Studi Penyiaran-D3, Universitas Dian Nuswantoro Putri, Y. I. dan M. B. Wenas. 2013. “Perancangan Video Dokumenter Batik Khas di Pekalongan, Menggunakan Analisis SWOT”. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Program Studi Desain Koumnikasi Visual, Universitas Kristen Stya Wacana Salatiga. Sunarsa, I Wayan. 2015. “Strategi Pengembangan Sekehe Tari Gambuh Desa Adat Batuan untuk Menarik Kunjungan Wisatawan”. Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional. (hlm. 193-208). Kertiasih, N. K. (2011). Pengembangan E-Learning MPK Bahasa Indonesia Menggunakan Model Addie Untuk Perkuliahan Di Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Taufik, Andhika. (2014). Perancangan Film Dokumenter Perjalanan Hidup RA Kartini. Universitas Kristen Petra Siwalankerto 121–131, Surabaya. Formaggia, M. Cristina. 2000. “Gambuh Drama Tari Bali”. Bali: Yayasan Lontar. Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI. Ciptadi, Agustina. (2013). Perancangan Film Dokumenter Pasar Terapung Muara Kuin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tegeh, I. M. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan Dengan Addie Model. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.