PEMBUATAN FILM DOKUMENTER TENTANG CERITA DAN SEJARAH TARI LANGEN KUSUMA BANJARANSARI PURO PAKUALAMAN DI YOGYAKARTA
Chiska Septefani Tri Hapsari 07.51016.0009 DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya
ABSTRACT
Yogyakarta which is famous for its cultural arts keep a lot of cultures that has not been published. One of them is classical dance Puro Pakualaman which is one of the four corners of the island kingdom in Central Java. A dance that is named langen kusuma banjaransari is a dramatari dialogue who formerly performed by the keparak alit as entertainment for the Kings. This dance is a kind of sacred dance where the dance is displayed only when the execution of a traditional ceremony that took place in the Puro Pakualaman. This dance is not allowed to be displayed outside the area Puro because Puro's dance is pure and simply to Puro Pakualaman only. But for now the keraton more entrust on cultural as academics to preserve it. While the Palace gives an opportunity for Tourism and dance workshop of d.i Yogyakarta to display these dances in Puro Pakualaman.. Based on the descriptions above, then made a documentary film investigasi as a final assignment with the intention to introduce a dance that is very rare for the display and reveal the stories and history of dance Langen Kusuma Pakualaman Banjaransari with Puro.
Keyword: Yogyakarta, Tari Langen Kusuma Banjaransari, Film, Investigasi Documentary.
Ditengah
menjamurnya
sanggar-
dengan tari ini maupun Puro Pakualaman,
sanggar yang menyuguhkan tari tradisional
pengumpulan
data
yang
kreasi baru, tari tradisional klasik masih
dengan film dokumenter.
berhubungan
Dengan adanya film dokumenter ini
menjadi kunci utama untuk mempelajari Namun seiring
semoga dapat memberi gambaran kepada
berjalannya waktu seni tari tradisional
masyarakat tentang sebuah tarian yang
klasik khususnya yang berasal dari Puro
sudah lama tidak dipertunjukkan di dalam
Pakualaman tidak pernah terdengar lagi
Puro Pakualaman maupun di kalangan
gaungnya.
masyarakat D.I Yogyakarta sendiri.
suatu bentuk tarian.
Hal
ini
dikarenakan
masyarakat
maupun wisatawan lebih mengenal tari
Pengertian Film Menurut Rayya Makarim dalam
tradisional klasik yang berasal dari keraton Hadiningrat.
Sehingga
bila
ada
tari
Askurisal
Baksin
(2003:1)
dijelaskan
berhubungan
bahwa film adalah salah satu sarana
dengan Pakualam, maka masyarakat akan
komunikasi massa, selain jaringan radio,
berasumsi bahwa tarian tersebut berasal
televisi
dari Solo. Akan tetapi Tari Langen
membawa pesan-pesan komunikasi utnuk
Kusuma
sepenuhnya
diperlihatkan pada penonton, sesuai yang
merupakan tarian milik Puro Pakualaman
ingin diberikan oleh sutradara entah dalam
Yogyakarta.
drama, horor, komedi, dan action.
tradisional
klasik
yang
Banjaransari
Berdasarkan
ini
penjelasan
di
dan
Eky
atas,
telekomunikasi.
Imanjaya
(2006:
Film
20)
dokumenter
menjelaskan bahwa berdasarkan teori film,
investigasi sebagai bahan Tugas Akhir ini.
film adalah arsip sosial yang menangkap
Metode yang digunakan ialah wawancara
jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu.
dengan narasumber yang berhubungan
Film
maka
dibuatlah
film
akan
menunjukan
kehidupan
masyarakat saat itu, seperti kehidupan
Secara umum film dapat dibagi
sosial suatu masyarakat, impian suatu
menjadi tiga jenis, yakni: dokumenter,
masyarakat, dan lain-lain.
fiksi, dan eksperimental. Menurut Marcel
Menurut Himawan Prastita (2008: 1-
Danesi (2010: 134) film dokumenter
2) film, secara umum dapat dibagi atas dua
merupakan
unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan
menggambarkan situasi kehidupan nyata
unsur
naratif
dengan setiap individu menggambarkan
berhubungan dengan aspek cerita atau
perasaan dan pengalamannya dalam situasi
tema film. Setiap film cerita tidak mungkin
apa adanya, tanpa persiapan, atau langsung
lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti
pada kamera atau pewancara.
sinematik.
memiliki
Unsur
unsur-unsur
seperti
film
Dalam
tokoh,
nonfiksi
yang
www.kawanusa.co.id
masalah, konflik, lokasi, waktu, serta
perkembangan dokumenter dan genre-nya
lainnya.
saat ini sudah sangat pesat dan beragam,
Sedangkan
merupakan
unsur
aspek-aspek
sinematik
teknis
dalam
tetapi ada beberapa unsur yang tetap dan
produksi sebuah film.
penggunaannya; yakni unsur-unsur visual
Jenis Film
dan verbal yang biasa digunakan dalam
Adapun
jenis-jenis
film
dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu film fiksi dan non-fiksi. Film fiksi terdiri dari drama
dokumenter. 1.
Unsur Visual a. Observasionalisme
yang bercerita tentang kehidupan sehari-
pembuatan
hari. Sedangkan film non-fiksi terdiri dari
dengan bahan sebisa mungkin
propaganda dan film dokumenter.
diambil langsung dari subyek yang
Film Dokumenter
film
reaktif:
difilmkan.
dokumentter
Hal
ini
berhubungan dengan ketepatan
pengamatan
oleh
pengarah
a. Overheard
proaktif:
atau lebih yang terkesan direkam
dokumenter
secara tidak sengaja dan secara
b. Observasionalisme
dengan
film
memilih
materi
sebelumnya
langsung.
film
secara khusus sehubungan dengan pengamatan
b. Kesaksian: rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang
oleh
diungkapkan secara jujur oleh
pengarah kamera atau sutradara. c. Mode
ilustratif:
terhadap
saksi mata, pakar, dan sumber
pendekatan
dokumenter
lain yang berhubungan dengan
yang
berusaha menggambarkan secara
subyek
langsung
tentang
merupakan tujuan utama dari
dikatakan
oleh
apa
yang
narator
(yang
direkam suaranya sebagai voice
dokumenter.
Hal
ini
wawancara. c. Eksposisi: penggunaan voice over atau
over).
orang
berhadapan
d. Mode asosiatif: pendekatan dalam
yang
langsung
dengan
kamera,
film dokumenter yang berusaha
secara
menggunakan potongan-potongan
penonton
yang
menerima
gambar dengan berbagai cara.
informasi
dengan
argumen-
Dengan demikian, diharapkan arti
argumennya.
metafora dan simbolis yang ada
2.
rekaman
pembicaraan antara dua sumber
kamera atau sutradara.
pembuatan
exchange:
khusus
mengarahkan
Dokumenter yang diambil dalam
pada informasi harafiah dalam
Tugas
film itu dapat terwakili.
investigasi. Dimana jenis dokumenter ini
Unsur Verbal
Akhir
ini
adalah
memang kepanjangan
dokumenter
dari investigasi
jurnalistik. Biasanya aspek visualnya tetap
diangkat
sebelumnya. Penambahan narasi berupa
merupakan peristiwa yang ingin diketahui
voice over bertujuan untuk menjelaskan
lebih mendalam, baik diketahui oleh
peristiwa saat ini.
ditonjolkan.
publik
Peristiwa
terkadang
Dengan menggunakan beberapa shot
ini
membutuhkan
yang diambil maka terdapat kombinasi
untuk
membantu
runtutan gambar agar penonton tidak cepat
maupun
dokumenter
yang
tidak,
seperti
rekronstruksi
memperjelas peristiwa yang sudah terjadi.
bosan untuk menonton film dokumenter
Pra Produksi
ini.
Dengan
melihat
hasil
video
dokumenter berjudul Nomad Girl, maka
Sinopsis
film
Daerah Istimewa Yogyakarta atau
dokumenter yang bertema investigasi.
yang sering disebut dengan DIY adalah
Dimana jenis dokumenter ini memang
sebuah propinsi yang terletak di bagian
kepanjangan dari investigasi jurnalistik.
selatan Pulau Jawa. Secara geografis
Biasanya
tetap
Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian
diangkat
Tengah. Keraton Pakualaman merupakan
merupakan peristiwa yang ingin diketahui
keraton yang termuda. Seperti halnya
lebih mendalam, baik diketahui oleh
dengan sub wilayah Mangkunegaran di
publik
terkadang
Solo, Pakualaman adalah kerajaan terpisah
ini
membutuhkan
di dalam kerajaan Yogyakarta. Secara
untuk
membantu
keseluruhan sangat mencerminkan pusat
tercetuslah
ide
untuk
aspek
ditonjolkan.
visualnya
Peristiwa
maupun
dokumenter rekronstruksi
membuat
yang
tidak,
seperti
memperjelas peristiwa yang sudah terjadi.
budaya Jawa. Salah satu budaya yang
Wawancara yang dilakukan dengan
hingga kini tetap dilestarikan oleh Puro
narasumber bertujuan untuk menguatkan
Pakualaman ialah sebuah tarian klasik
cerita serta data yang sudah dikumpulkan
bernama
Tari
Langen
Kusuma
gambar menggunakan dua kamera dengan angle yang berbeda.
Banjaransari. Tari ini dipertunjukkan untuk yang
Serta
beberapa
variasi
shot
yang
terakhir kalinya sekitar tahun 1980-an.
digunakan dan diterapkan dalam film
Saat ini tari yang telah dipercayakan
dokumenter ini diataranya adalah Extreme
kepada budayawan Yogyakarta ini telah
Long Shot, Long Shot, Medium Shot,
jarang dipertunjukkan karena mengingat
Medium Close Up, Close Up.
kondisi tari yang berupa drama berdialog yang juga membutuhkan sedikitnya 12
Pasca Produksi
wanita untuk memperagakan tiap-tiap
1.
Capturing Pada
karakter yang dimainkan.
proses
capturing
ini
Produksi
menggunakan salah satu software video
Kegiatan yang dilakukan dalan produksi
yang sudah familiar di kalangan editor di
film documenter ini adalah melakukan
Indonesia
pendekatan gabungan antara deskriptif dan
dilakukan adalah menghubungkan capture
naratif,
menjelaskan
device (handycam) ke komputer melalui
mengenai fakta yang ada di lapangan
kabel data, setelah terhubung maka proses
beserta peranan seorang narasumber yang
pemindahan segera dilakukan.
pernah menarikan tarian ini terdahulu
2.
yaitu
dengan
sebelum di pertontonkan untuk umum.
ini.
Langkah
awal
yang
Editing Setelah proses capturing selesai
dilakukan, maka produksi film memasuki tahap editing. Dalam proses editing ini
Pengambilan Gambar menggunakan
menggunakan editing Non Linear. Dimana
metode 2 kamera, yaitu pengambilan
editing Non Linear adalah editing yang
Pengambilan
gambar
dikerjakan melalui komputer dengan cara
memindahkan hasil shot ke dalam bentuk
7.
Editing Tata Cahaya Potongan shot yang telah dipilih
data pada komputer. 3.
Import File Dalam proses editing ini diawali
kemudian
digabungkan
dan
proses
pewarnaan pada gambar segera dilakukan,
dengan membuka program editing video,
memberikan
kemudian diawali dengan meng import file
video ini untuk memberikan efek secara
video yang telah dipilih dan memulai
dramatis agar film yang akan ditampilkan
memotong beberapa bagian shot yang
dapat maksimal sesuai dengan
digunakan.
diharapan.
4.
pewarnaan
pada
gambar
yang
Sesudah pemberian color grading
Membuat Title Tahap selanjutnya ialah membuat
maka yang dilakukan adalah memberikan
title pada video yang akan digunakan. Title
garis hitam pada bagian atas dan bawah
disini ialah judul dari film dokumenter
pada tampilan video tersebut agar terlihat
yang telah dibuat sebelumnya.
kesan wide screen, efek ini diberikan
5.
karena penulis melakukan syuting video
Bekerja dengan Panel Timeline Setelah title selesai dibuat, tahap
dokumenter ini dengan menggunakan
selanjutnya ialah men-drag file yang sudah
kamera yang tidak wide screen.
di import ke panel timeline untuk
8.
Editing Suara
selanjutnya diolah. 6.
Setelah
proses
pewarnaan
dan
Menghapus dan Menggabungkan
pemberian efek wide screen selesai maka
Sebagian Video
pemberian sound efek atau sound editing
File-file yang sebelumnya sudah di-
harus segera dilakukan, ada berbagai
drag ke panel timeline untuk selanjutnya
macam sound yang bisa dibuat sendiri
dipotong dan digabungkan menjadi satu
dengan alat-alat tertentu dan ada juga situs
kesatuan.
yang
menyediakannya
dengan
gratis.
Dalam hal ini, film ini memakai sound-
Kesimpulan
sound yang disediakan gratis dari berbagai
Dari Laporan Tugas akhir ini dapat
situs.
disimpulkan, yaitu:
Untuk mengatur sound adalah dengan
1.
Bahwa
tari
Langen
Kusuma
memilih menu High low pass dan
Banjaransari merupakan sebuah tari
parametric. Dengan begitu, maka sound
klasik yang sangat sakral. Tarian ini
bisa diatur sedemikian rupa sehingga
hanya bisa ditarikan pada saat upacara
sesuai dengan keperluan.
adat anggota keluarga kerjaan.
9.
2.
Rendering
Jika saat ini sudah dipertontonkan
Rendering merupakan format yang
untuk umum, naskah yang digunakan
menggabungkan file-file yang sudah diedit
merupakan perkembangan naskah dari
dan dijadikan satu format file sendiri.
naskah asli. Namun tidak sepenuhnya melenceng dari naskah asli yang
Seperti pada proses editing, yang dilakukan
adalah
mengatur
berkaitan dengan Puro Pakualaman itu
settingan
sendiri.
render seperti resolusi dan format video. Waktu yang dibutuhkan untuk merender
3.
Dokumenter
investigasi
cukup
proyek ini cukup lama. Setelah selesai
mewakili untuk mengungkap hal yang
merender, maka film telah terselesaikan.
belum terjelaskan.
10. Mastering Mastering merupakan proses dimana file yang telah dirender dipindahkan ke
Saran 1.
Adanya kesimpulan pada akhir film
dalam media kaset, VCD, DVD atau
yang bersifat subyektif, diharapkan
media
akan membentuk sebuah opini publik
lainya.
Film
dokumenter
menggunakan media DVD.
ini
di kalangan pemirsa.
2.
Hasil Tugas Akhir ini nantinya dapat menambah wawasan dan pengetahuan
Rustopo. 2001. Gendhon Humardani,
tentang aplikasi kajian cerita, sejarah
’Sang Gladiator’, Arsitek Kehidupan Seni
maupun
hubungan
Tradisi Modern. Yogyakarta: Yayasan
dengan
Puro
antara
tarian
Pakualaman
D.I
Mahavhira
Yogyakarta melalui film dokumenter. 3.
Hasil
Tugas
diharapkan
Akhir
dapat
ini
nantinya
menjadi
bahan
I Made Bandem. 2005.
Kekhasan
Penelitian
Ekkspresi,
Bidang
Seni,
masukkan dalam pembuatan film
Yogyakarta: Jurnal Institut Seni Indonesia
dokumenter dan menjadi bahan untuk
Yogyakarta: Penciptaan Seni Ke Aras Hak
kepentingan
Intelektual.
pendidikan
adik-adik
yang mendalami dunia multimedia Soedarsono.
khususnya.
1977.
Tari
–
Tarian
Indonesia. Pengembangan Kebudayaan, Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Jenderal
Kebudayaan.Departemen Pendidikan dan Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto. 2007.
Teori-teori
Kebudayaan.
Kebudayaan,
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Himawan Prastita. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Ekky Imanjaya. 2006. Ato Z About Indonesian Film. Bandung: DAR! Mizan
www.wikipedia.org www.kawanusa.co.id
Elizabeth Lutters. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta: PT Grasindo