KATA PENGANTAR
R
encana Strategis Universitas Terbuka Tahun 2010-2021 (Renstra UT 2010-2021) yang merupakan arah pengembangan UT untuk periode tersebut, telah disahkan oleh Senat UT beberapa waktu yang lalu. Renstra yang memuat visi dan misi dimaksud, merupakan tujuan yang akan dicapai pada 2021. Selain itu, Renstra ini juga berisi analisis situasi dan rencana strategis, yang di dalamnya tergambar pula azas pelaksanaan dan pembangunan bertahap dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan dan dinamika baik secara internal maupun eksternal, maka beberapa sasaran mengalami penyempurnaan. Berikut adalah hasil penyempurnaan sasaran-sasaran, khususnya pada bidang Akademik, Daya Jangkau dan Tata Kelola. Konsep penyempurnaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Strategis 2010-2021: Rencana Operasional 20102013. Dengan demikian, maka sasaran-sasaran disempurnakan tesebut menjadi acuan kita menggapai visi dan misi bersama.
yang semua
telah untuk
Tangerang Selatan, 16 Agustus 2011 Rektor Universitas Terbuka, selaku Ketua Senat Universitas Terbuka
Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP 19620401 198601 2 001 i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ANALISIS SITUASI
3
A. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL BAB III
BAB IV
BAB V
VISI, MISI DAN TUJUAN
3 20 47
A. VISI
47
B. MISI
49
C. TUJUAN
50
RENCANA STRATEGIS
51
A. ASAS
51
B. SASARAN STRATEGIS
52
PENUTUP
105
ii
BAB I PENDAHULUAN
U
niversitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) ke-45 yang pendiriannya diresmikan pada
tanggal
4
September
1984
dengan
Keputusan
Presiden
(Keppres) Nomor 41 Tahun 1984 tentang Pendirian UT. Sejak didirikan, UT telah melakukan berbagai perubahan yang dipicu oleh perubahan ketentuan perundang-undangan. Di samping itu, telah terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan otonomi pendidikan
dalam
kerangka
daerah dan
otonomi
daerah.
pengelolaan Pemerintah
daerah memiliki peran yang semakin besar dalam pengelolaan sumber daya publik. Hal ini menyebabkan UT juga perlu melakukan repositioning terhadap Pemerintah dan pemerintah daerah. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
mengarah
pada
pemanfaatan
berbagai
media
dan
bersifat personal serta semakin mudah diakses, sehingga menyebabkan
terjadinya
peningkatan
transaksi
informasi.
Namun peningkatan tersebut berpeluang juga menyebabkan terjadinya
peningkatan
penyimpangan.
Untuk
itu
telah
diterbitkan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik,
yang
antara
lain
bertujuan
untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta akuntabilitas pemanfaatan TIK. Kemajuan TIK tersebut akan berpengaruh
besar
terhadap
penyelenggaraan
UT
secara
keseluruhan. 1
Perubahan perundang-undangan dan penyelenggaraan otonomi daerah serta peningkatan perkembangan TIK menyebabkan asumsi yang digunakan dalam perumusan Rencana Strategis (Renstra) UT tahun 2005-2020 perlu disesuaikan. Di samping perubahan dalam lingkungan
eksternal tersebut, secara
internal
perubahan.
UT
juga
mengalami
Hal
tersebut
bertepatan pula dengan berakhirnya masa berlaku Rencana Operasional (Renop)
2005-2010. Untuk itu perlu disusun
kembali rumusan Renstra yang berlaku pada saat ini.
2
sesuai dengan asumsi yang
BAB II ANALISIS SITUASI A.
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
L
ingkungan eksternal yang merupakan lingkungan strategis UT, akan mempengaruhi serta menentukan perkembangan dan pertumbuhan UT dalam upaya menjadi institusi Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) berkelas dunia di masa yang akan datang. Beberapa faktor lingkungan strategis utama yang mempengaruhi perkembangan UT meliputi: (1) (2) (3) (4)
Perkembangan dan perubahan strategi ekonomi; Perkembangan kondisi sosial politik dan budaya; Perkembangan paradigma pendidikan; Paradigma baru dan strategi jangka panjang pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan Nasional; (5) Perkembangan TIK; dan (6) Citra publik tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). 1.
Perkembangan dan Perubahan Strategi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu bangsa, dan biasanya merujuk pada peningkatan pendapatan. Padahal pembangunan ekonomi seharusnya lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk pendapatan dan sisi lainnya yang menunjang kesejahteraan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesejahteraan masyarakat seperti jumlah masyarakat miskin dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi terkadang menyebabkan arah kebijakan pembangunan ekonomi cenderung hanya bertumpu pada 3
pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat tidak tercapai. Hal ini terbukti dengan pembangunan yang dilakukan di Indonesia, sampai dengan tahun 1996 pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tujuh persen per tahun. Namun jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan mencapai 16,58 persen dari total penduduk (BPS, 2007). Rendahnya tingkat pendapatan tersebut menyebabkan investasi untuk pendidikan, yang merupakan human-capital bagi pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, tidak menjadi prioritas. Padahal, ilmu pengetahuan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan ekonomi, setelah bahan baku dan kapital (Thurow, 1999). Oleh karena itu, negara miskin dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah akan sulit untuk mencapai keberhasilan ekonomi. Mencermati kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia di masa lampau dan kondisi global saat ini, Indonesia harus memperhatikan kekuatan-kekuatan penggerak penting berikut ini. 1.1 Peningkatan kualitas sumber daya manusia Era globalisasi yang didukung percepatan perkembangan teknologi, menuntut setiap individu memiliki kompetensi minimal yang dipersyaratkan untuk bisa berpartisipasi di dalamnya. Agar bangsa Indonesia tidak tersisih dari persaingan global, maka peningkatan kualitas SDM yang mandiri harus menjadi semangat bangsa. Semangat kemandirian tersebut akan mendorong keunggulan daya saing SDM yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society) yang dicapai melalui pengembangan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan anak bangsa berkualitas.
4
1.2 Peningkatan peran perguruan tinggi Untuk mewujudkan suatu masyarakat berpengetahuan, peran perguruan tinggi (PT) dalam peningkatan kualitas SDM sangat penting. PT hendaknya menghasilkan lulusan yang bukan hanya memiliki pengetahuan tetapi juga mempunyai jiwa wirausaha dan keunggulan daya saing. Sebagai PT terbuka jarak jauh, UT dapat berperan penting di dalamnya melalui pengembangan program-program pendidikan berkelanjutan (continuing education) ataupun program berjenjang (degree). Program-program pendidikan berkelanjutan harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat dan memacu semangat belajar sepanjang hayat. Sementara itu, program-program berjenjang selain memenuhi kebutuhan masyarakat juga harus memiliki standar kualitas nasional. 1.3 Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang cepat berdampak pada perubahan radikal terkait dengan kebutuhan dan kompetensi SDM yang memerlukan pendidikan secara berkelanjutan. Makin tinggi tingkat teknologi yang digunakan, makin tinggi pula tingkat pendidikan dan kompetensi SDM yang dituntut. SDM yang terdidik dan terlatih dengan baik sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing serta kelestarian suatu bangsa. Peningkatan proses belajar berbasis TIK yang dilaksanakan UT merupakan suatu proses pembudayaan pemanfaatan teknologi bagi masyarakat, yang juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Selain itu, penggunaan TIK dapat lebih mendorong pendidikan yang diselenggarakan oleh UT menjadi lebih transparan, akuntabel, responsif, dan dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat.
5
2.
Perkembangan Kondisi Sosial, Politik, dan Budaya
Ditinjau dari sisi perkembangan sosial, politik, dan budaya, pada abad-21 muncul faktor-faktor baru yang akan mewarnai perkembangan dunia selama abad ke-21. Faktor tersebut antara lain munculnya masyarakat jaringan, munculnya kekuatan lokal yang menentang kekuatan global, menguatnya isu tentang lingkungan, berakhirnya masa patriarchal, berkurangnya peran Negara, dan berkembangnya politik informasi. Kemajuan TIK telah mampu menyatukan kepentingankepentingan dan individu dalam jaringan global. Jaringanjaringan kepentingan yang terbentuk dalam bentuk kerja sama global atau pasar global yang berbasis teknologi komunikasi, misalnya muncul pasar keuangan global, kerja sama antaruniversitas, universitas virtual, dan organisasi-organisasi yang beroperasi di banyak negara dan disatukan oleh jaringan komunikasi global. Teknologi komunikasi dan informasi juga telah mampu menyatukan individu-individu dalam berbagai komunitas, misalnya blog, friendster, facebook, dan fans club. Teknologi komunikasi dan informasi telah mempercepat penyebaran ide-ide baru, keterampilan baru, preferensi baru, dan informasi dapat diterima seketika di belahan dunia lain sehingga menyebabkan perubahan yang terjadi pada satu wilayah secara cepat berpengaruh pada wilayah yang lain. Kemajuan teknologi memang telah mampu menyatukan kepentingan-kepentingan dan individu secara lintas negara, secara ekonomi memang terjadi globalisasi, namun secara politik dan budaya terjadi perkembangan sebaliknya. Secara politik, muncul kekuatan-kekuatan lokal yang menentang upaya merebaknya globalisasi. Secara budaya, muncul gerakan untuk menandingi dominasi budaya global dalam bentuk gerakan untuk kembali dan memelihara budaya lokal.
6
Dalam skala nasional, faktor tersebut akan memperkuat tuntutan otonomi daerah dan pada gilirannya berpengaruh terhadap sikap daerah untuk mempertahankan dan memperkuat ciri khas daerahnya. Otonomi daerah akan berpengaruh terhadap pembiayaan program-program pemerintah dan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan UPBJJ-UT yang merupakan unit pelaksana UT di daerah. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dengan tetap dipertahankannya ciri khas lokal yang akan memunculkan jenis kebutuhan yang berbeda untuk setiap wilayah. Ini berarti UT harus melakukan diversifikasi produk dan pelayanan. Dampak selanjutnya adalah pada peningkatan biaya pelayanan karena adanya perbedaan tingkat kebutuhan dan perlakuan terhadap situasi lokal. Pembangunan ekonomi yang didasarkan atas pertumbuhan ternyata berakibat pada ketidakseimbangan lingkungan. Hutan-hutan telah berubah fungsi dan banyak vegetasi yang mati karena pencemaran. Ketidakseimbangan telah mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu udara dan kandungan karbon dalam udara dan air, serta pencemaran udara, air, dan tanah. Eksploitasi yang berlebihan atas energi minyak menyebabkan pada abad-21 persediaan minyak semakin menipis dan perlu dicari pengganti bahan-bakar yang berbasis fosil dan aman bagi lingkungan. Ketidakseimbangan lingkungan dan menipisnya persediaan energi fosil telah mendorong munculnya gerakan-gerakan baik pada tingkat lokal, regional, dan global untuk membangun kesadaran terhadap lingkungan. Gerakan tersebut bahkan telah masuk ke dalam kurikulum sekolah dan berbagai kebijakan politik, baik lokal maupun global. Kesadaran terhadap pentingnya menciptakan keseimbangan lingkungan pada tingkat masyarakat akan menciptakan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tentang lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan, pelestarian lingkungan hidup, dan pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang. Ini adalah peluang UT untuk memasarkan program-program baik 7
program tingkat pendidikan tinggi, pelatihan, maupun program-program continuing education yang berjangka kurang dari satu tahun. Faktor berikutnya adalah melemahnya kekerabatan patriarchal. Gejala ini sebenarnya sudah nampak pada tatanan sebagian masyarakat Indonesia pada masa lampau, seperti peran kaum perempuan terutama perempuan pedagang. Teknologi telah mampu mengambil alih peran otot manusia. Pekerjaanpekerjaan yang memerlukan kekuatan otot telah mampu diambil alih oleh mesin. Pekerjaan berbasis kekuatan otot adalah pekerjaan yang secara tradisional dikerjakan oleh kaum pria. Di sisi lain industri jasa berbasis pada teknologi informasi dan leisure seperti mode, pariwisata, pendidikan, dan teknologi informasi yang tidak berbasis pada kekuatan otot semakin meningkat. Berkembangnya industri jasa meningkatkan kebutuhan terhadap SDM perempuan yang akhirnya berdampak pula pada meningkatnya peran perempuan dalam industri dan rumah tangga. Secara nasional, kecenderungan ini akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah terutama kebijakan tentang pemberdayaan perempuan. Akan semakin banyak peluang pekerjaan yang tersedia untuk perempuan, sedangkan mayoritas pengetahuan dan keterampilan perempuan Indonesia masih belum mencukupi untuk masuk ke dalam sektor formal. Oleh karena itu terbuka kesempatan untuk mengembangkan program-program pendidikan, pelatihan, dan continuing education yang berkaitan dengan industri jasa. Kemajuan ekonomi, globalisasi ekonomi, dan semakin banyaknya kekuatan-kekuatan di luar negara, telah memunculkan suatu konstelasi politik baru. Negara bukan satu-satunya kekuatan, terdapat kekuatan lain yang muncul seperti industri, universitas, dan bahkan individu. Pengambilan kebijakan politik bukan lagi wewenang penuh negara, banyak kelompok kepentingan dan individu yang harus dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan. Pada sisi lain pergeseran 8
sumber kekuasaan ini telah mendorong negara untuk merumuskan kembali makna pelayanan publik. Urusan yang sebelumnya banyak dilakukan oleh negara kini banyak yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu masyarakat menjadi semakin otonom dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam konteks akademik, penguatan peran masyarakat dalam mengurus dirinya sendiri (civil society) akan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang mencukupi dalam mengorganisasikan urusan-urusan masyarakat secara mandiri. Dalam masyarakat yang terbuka dan mandiri tuntutan terhadap peningkatan pengetahuan sangat tinggi. Masyarakat berpengetahuan akan terus menerus memerlukan peningkatan pengetahuan, sehingga kebutuhan untuk belajar formal dan nonformal akan terus muncul. Dengan demikian, akan tercipta kebutuhan untuk belajar sepanjang hayat. Memperhatikan perkembangan masyarakat yang demikian, maka lingkup pendidikan tidak hanya mencakup rentang usia yang semakin lebar, namun juga rentang wilayah yang luas, rentang sosial ekonomi yang tinggi, serta rentang bidang studi yang beragam. Faktor besar terakhir adalah penggunaan informasi untuk kepentingan politik. Manusia semakin tergantung pada informasi. Hampir semua bidang kehidupan manusia bersentuhan dengan informasi. Pada sisi lain, informasi merupakan sesuatu yang tidak netral artinya informasi dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi persepsi. Media informasi merupakan kekuatan sentral dalam menghubungkan antar kelompok masyarakat dan antara masyarakat dengan Negara. Kekuatan media informasi telah menjadikan masyarakat mampu mewakili dirinya sendiri, sehingga mereka tidak memerlukan wakil rakyat. Media informasi juga menjadi alat sekaligus simbol dominasi politik, ekonomi, dan budaya. Kelompok yang memegang dominasi media memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi kelompok masyarakat lain, misalnya melalui pemasaran politik, 9
pengaburan fakta, dan sebagainya. Namun pada sisi lain, secara positif media juga merupakan alat yang ampuh untuk menyebarkan kebijakan-kebijakan pemerintah, sosialisasi, dan mengendalikan perilaku masyarakat oleh pemerintah, serta dapat digunakan untuk menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat secara massal maupun individual. 3.
Perkembangan Paradigma Pendidikan
Seiring perubahan jaman dan kemajuan teknologi, wajah dunia pendidikan 2021 dapat dipastikan jauh berubah. Inovasi dan gagasan baru terus bermunculan baik pada tataran global maupun regional dan memberikan imbas kepada praktek pendidikan di Indonesia. Perkembangan masyarakat tidak selalu harus mengikuti garis linier, dapat terjadi lompatan bahkan pembelokan sesuai arah yang dikehendaki. Paling tidak ada tiga faktor makro yang perlu diperhatikan implikasinya pada arah pengembangan dan pelaksanaan misi UT; yakni 1) 2) 3)
Akses dan pemerataan pendidikan, Kualitas program pendidikan, dan Globalisasi dan internasional pendidikan.
3.1 Akses dan pemerataan pendidikan Visi pendidikan nasional “terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah” menuntut instrumentasi pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Untuk mewujudkan visi tersebut dalam Penjelasan Umum Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) digariskan upaya sistemik bagi perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa 10
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Lebih lanjut ditegaskan dalam Pasal 5 Undang-undang tersebut bahwa: (1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; (2) warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus; (3) warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus; (4) warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus; dan (5) setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Semua butir dalam Pasal 5 tersebut mengandung makna bahwa pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan harus menjadi komitmen nasional seluruh pemangku kepentingan dalam konteks sistemik pendidikan nasional. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, maka UT menjadikan amanat tersebut sebagai misi utama dan menggunakan berbagai strategi guna mewujudkan misi tersebut. Sebagai PTTJJ, jangkauan layanan UT tidak diragukan lagi, hal ini disadari oleh Pemerintah yang memberikan kepercayaan pada UT untuk meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di seluruh tanah air. Dengan sistem penyelenggaraan PTTJJ yang dilaksanakan UT, maka UT telah membuka akses ke PT bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkendala ruang dan waktu. Apalagi dengan berkembangnya TIK, maka jalur komunikasi antara peserta didik dan pendidik semakin diperluas, sehingga berbagai alternatif komunikasi dapat digunakan oleh kedua belah pihak dalam penyelenggaraan 11
proses belajar. Dengan demikian, diharapkan bahwa SDM Indonesia dapat maju secara bersamaan untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini. Dalam menyelenggarakan pendidikan, UT berkolaborasi dengan berbagai PT di tanah air. Penulis bahan ajar dan bahan ujian UT, serta pembimbing akademik adalah dosen-dosen yang berasal dari berbagai PT negeri ternama di Indonesia. Kepakaran para dosen tersebut selama ini hanya dapat diperoleh mahasiswa dari PT tempat dosen tersebut bertugas. Dengan pengembangan bahan ajar, bahan ujian, dan pembimbing akademik yang dilaksanakan oleh UT maka pada dasarnya kepakaran dari dosen-dosen tersebut telah tersebar secara meluas ke semua tempat domisili mahasiswa UT. Secara konseptual telah terjadi transfer ilmu pengetahuan dari kelompok pakar kepada mahasiswa di seluruh tanah air, sehingga terjadi pemerataan kualitas pendidikan. Lebih lanjut UU Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena itu sifat keterbukaan UT merupakan kemungkinan terbesar untuk dapat mewujudkan amanat dari UU ini. Konsep pendidikan sepanjang hayat antara lain bermakna bahwa untuk dapat mengikuti suatu pendidikan maka umur dan tahun ijazah misalnya, tidak menjadi kendala lagi. Sifat keterbukaan UT ini merupakan suatu kekuatan yang bersifat unik yang sulit kiranya dilaksanakan oleh PT tatap muka. Selain itu, konsep pendidikan sepanjang hayat juga berarti bahwa setiap orang dapat menentukan jenjang dan jenis pendidikan yang dibutuhkannya. Dengan demikian PT tidak hanya menyediakan program pendidikan yang berjenjang seperti program sarjana ataupun magister, namun juga harus mengakomodasi program-program pendidikan jangka pendek seperti program sertifikat. Jadi, 12
kontribusi UT sebagai PT dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia seperti yang akan dituliskan dalam Visi UT 2010-2021 dapat terlaksana. 3.2 Kualitas program pendidikan Kualitas merupakan tuntutan semua pemangku kepentingan pendidikan, terlepas dari jenis, jenjang, jalur, dan metode pendidikan yang diterapkan. Tuntutan kualitas pendidikan terkait erat dengan berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi lulusan, daya saing SDM maupun akuntabilitas. Upaya peningkatan kualitas PJJ bersifat menyeluruh, sistemik dan berkelanjutan, yang mencakup produk, proses, rancangan, penyampaian, dan filosofi Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ). Ada beberapa hal pokok yang menjadi perhatian penting berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas. Kualitas menentukan keberlanjutan atau kelanggengan UT sebagai institusi PTTJJ yang disegani, handal, dan terpercaya. Peningkatan kualitas harus berfokus pada upaya pemberian layanan PJJ terbaik kepada peserta didik dan pihak pemangku kepentingan. Kualitas merupakan indikator kredibilitas dan citra institusi yang harus menjadi tanggungjawab bersama dalam upaya pencapaiannya. Peningkatan kualitas berkaitan dengan penilaian internal dan eksternal. Penilaian internal dilakukan melalui mekanisme audit internal secara periodik dan konsisten dengan tujuan perbaikan secara berkelanjutan. Penilaian eksternal melibatkan pihak luar seperti lembaga akreditasi, badan sertifikasi, asosiasi profesi, serta benchmarking dengan institusi penyelenggara PJJ yang memiliki standar kualitas tinggi. Sebuah institusi PTTJJ yang berkualitas tinggi akan mampu memberikan layanan terbaik kepada pengguna jasa dari berbagai lapisan tanpa dibatasi oleh lokasi geopolitik, status sosial, kemampuan ekonomi, dan akses pada teknologi. Institusi yang 13
berkualitas akan mampu bersaing dan sekaligus bersinergi dalam berbagai bidang yang menjadi misi utama institusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. berkualitas harus mampu Institusi PTTJJ menyelenggarakan program pendidikan terbuka jarak jauh (PTJJ) berkualitas sehingga dapat menghasilkan SDM yang kompeten, handal dan kompetitif. Program PTJJ berkualitas dapat menjangkau mahasiswa secara nasional dan memiliki standar penyelenggaraan berkualitas internasional. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas bersifat komprehensif, sistemik, berkelanjutan dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memastikan keberlanjutan program dan kelanggengan institusi PTTJJ. 3.3 Globalisasi dan internasionalisasi pendidikan Dari menjamurnya berbagai institusi lintas negara yang bekerja sama dalam menyelenggarakan jasa pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga PT, dapat diperkirakan bahwa untuk 20 tahun ke depan, kecenderungan menawarkan pendidikan dengan kolaborasi institusi antar negara akan semakin menguat. Semakin mudahnya akses kepada sumber-sumber pembelajaran secara terbuka seperti yang tersedia pada berbagai website, akan semakin mendorong munculnya globalisasi dan internasionalisasi pendidikan tanpa batas. Ke depan, para penyelenggara pendidikan seyogyanya memikirkan strategi-strategi pemasaran yang lebih luwes dan sangat memperhatikan kebutuhan pendidikan per individu dengan kemudahan cara mendapatkan layanan pendidikan tersebut. Trend strategi penawaran program pendidikan misalnya dengan multibahasa, atau dengan sistem pengakuan kredit multi institusi, akan banyak nampak dan hal ini sangat mempengaruhi pengemasan program-program di 14
UT. Saat ini, UT baru melakukan pengembangan berbagai strategi seperti diuraikan sebelumnya, yaitu penawaran program dengan multi bahasa, joint program atau mata kuliah dengan institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri, dan pengembangan sistem alih kredit multi institusi. Melihat perkembangan strategi penawaran pendidikan secara global tersebut, semestinya UT sudah mulai mendesain strategi penawaran program yang bersifat global dan internasional. Melalui rintisan Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) akan terlihat kekuatan dan kelemahan UT dalam menginternasionalisasikan dan mengglobalkan programnya. Program BIPA merupakan program sertifikat yang dapat memberikan inspirasi untuk menyisipkan muatan-muatan vokasional dalam program-program sarjana yang sifatnya akademis. Peluang untuk mendesain program-program secara kolaboratif dengan berbagai strategi penyelenggaraannya akan dapat dipelajari melalui penawaran program BIPA. Dari penyelenggaraan Program BIPA, UT akan belajar menemukan berbagai alternatif strategi pengelolaan bahan atau sumber belajar serta proses pembelajaran. 4.
Paradigma Baru dan Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah memasukkan konsep-konsep baru dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Salah satu konsep baru adalah masuknya sistem pendidikan jarak jauh sebagai bagian integral dari instrumentasi dan praksis pendidikan nasional. Di samping itu, UU Sisdiknas juga menekankan pentingnya otonomi perguruan tinggi untuk mendorong peningkatan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara umum. Dengan demikian, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan jarak 15
jauh, yang sudah sejak berdirinya pada tahun 1984 menjadi ciri utama Universitas Terbuka dapat diwujudkan dalam konteks otonomi perguruan tinggi. Dalam konteks itu, UT sebagai perguruan tinggi perlu terus melakukan upaya penyempurnaan organisasi dan manajemen yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang menjadi turunan dari UU Sisdiknas tersebut. Dengan demikian UT tetap menjadi perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh yang diselenggarakan secara efektif, efisien, dan berkualitas. Sebagai perguruan tinggi negeri, UT beroperasi berdasarkan PP RI Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta ketentuan yang menjadi turunannya, yang secara normatif telah menggantikan PP RI Nomor 60 Tahun 1999. Merujuk pada PP tersebut semua kebijakan kelembagaan, akademik, pengelolaan, dan keuangan UT dengan sendirinya harus merujuk, memperoleh persetujuan, atau penguatan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun demikian, karena PP RI Nomor 17 tahun 2010 ini belum mengakomodasi tata kelola perguruan tinggi yang mencerminkan semangat otonomi, saat ini Pemerintah sedang menyusun RPP RI Perubahan atas PP RI Nomor 17 Tahun 2010 yang menggariskan tata kelola perguruan tinggi secara umum. Sebelum tata kelola baru resmi diundangkan, maka semua perguruan tinggi termasuk UT, menggunakan tata kelola status quo berdasarkan ketentuan perundangaundangan sebelumnya. Dalam status apapun, UT tetap dituntut untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Sampai saat ini UT telah melakukan perbaikan-perbaikan berkelanjutan di antaranya dalam pengembangan SDM, sistem dan prosedur, sarana dan prasarana, sistem pengelolaan keuangan, dan budaya kerja. Walaupun demikian, proses perbaikan tersebut masih perlu dipercepat dan dievaluasi lagi pelaksanaannya. Ke depan UT harus tetap bekerja dengan merujuk pada etika, norma, dan nilai-nilai good governance, total quality management, dan 16
organisasi yang selalu belajar (learning organization). Prinsipprinsip good governance mencakup akuntabilitas, transparansi, taat hukum, partisipatif, profesional, efektif, dan efisien. Prinsip total quality management (TQM) adalah pencapaian kualitas secara total dan berkelanjutan. Sementara itu learning organization dibangun atas disiplin dalam proses pembelajaran individu, kelompok, dan pembelajaran pada tingkat organisasi. Berbagai kebijakan di atas, pada dasarnya sudah terlaksana, meskipun budaya kerja birokrasi masih dominan. Perubahan budaya kerja dari budaya birokrasi menuju budaya organisasi korporat termasuk kompensasinya masih harus terus menerus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Dari evaluasi diri dapat diketahui bahwa sebagian staf sudah berubah cara kerjanya, namun masih perlu usaha yang konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut di lingkungan UPBJJ-UT. Sejak awal berdirinya, UT sudah menyadari bahwa kemitraan/kerjasama antarinstitusi merupakan keharusan dalam menjalankan PTJJ. Saat ini kemitraan dengan berbagai instansi seperti pemerintah daerah, universitas lain, dan lembaga penyedia jasa,yang dilakukan dalam penulisan bahan ajar, pengembangan soal, pelaksanaan tutorial, peningkatan angka partisipasi mahasiswa, dukungan operasional UT, dan pengadaan sarana dan prasarana UT. Kerja sama antarinstansi atau lembaga ini masih perlu terus ditingkatkan baik dalam jumlah maupun jenisnya. 5.
Perkembangan TIK
TIK berkembang sangat pesat baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Dampak dari perkembangan ini menunjukkan bahwa penetrasi TIK dalam hampir seluruh aspek kehidupan semakin kuat. Penetrasi ini terjadi secara global, sehingga Indonesia tak dapat menghindarkan diri untuk dijadikan sebagai salah satu pasar produk TIK. Pemerintah berkepentingan untuk merespon dampak penetrasi TIK secara 17
bijak baik di sektor ekonomi, pemerintahan, maupun pendidikan yang masing-masing dikenal dengan e-commerce, e-government, dan e-education. Di dunia pendidikan, pemanfaatan TIK juga berjalan sangat cepat untuk kepentingan administrasi, manajemen, dan pembelajaran. Dari waktu ke waktu selalu bermunculan institusi-insitusi pendidikan yang menyatakan bahwa mereka mengintegrasikan TIK dalam sistem mereka. Jargon TIK dalam pendidikan seperti e-learning, virtual learning, mobile-learning sepertinya bersaing satu sama lain walaupun pada hakikatnya secara substansial tidak terlalu berbeda. Dalam konteks PTTJJ, konsep e-learning sepertinya menjanjikan suatu alternatif baru dalam hal proses pembelajaran karena e-learning juga berkonotasi online learning yang artinya pembelajaran berbasis web atau internet. TIK dapat dimanfaatkan untuk online learning pada pendidikan jarak jauh antara lain; course websites, audiovideo capture via web, web conferencing, dan penggunaan telepon genggam (HP) untuk melakukan mengunduh materi. Dengan adanya course websites, mahasiswa dan/atau dosen mendapatkan berbagai keuntungan diantaranya mahasiswa dapat mengakses materi website kapan dan dari manapun, staf pengajar dapat mengembangkan website sendiri untuk mata kuliahnya, dan terdapat banyak sumber yang sudah dikembangkan dan dapat direvisi untuk dipergunakan kembali. Selain itu, audiovideo capture via web mempunyai kelebihan karena mahasiswa dapat mengakses dari rumah ataupun kantor, materi dapat direviu sesuai dengan kebutuhan dan sumber yang sudah ada dapat dikembangkan untuk jangka panjang. Web conferencing sangat bermanfaat dalam menyelenggarakan konferensi jarak jauh dengan murah dan mudah, dan mahasiswa dapat berpartisipasi dari rumah atau kantor. Keuntungan lain yang didapat adalah bahwa mahasiswa mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan komunitas mahasiswa yang lain dan merupakan media yang baik untuk 18
interaksi antara dosen dan mahasiswa. Di samping itu, kemajuan teknologi pada telepon genggam memudahkan mahasiswa untuk memperoleh informasi penting dan bahkan untuk mendapatkan materi yang diperlukan. Pada masa mendatang, diharapkan TIK menjadi semakin murah dan merata di seluruh Indonesia. Ke depan, UT perlu mengembangkan infrastruktur dan SDM yang sesuai dengan tuntutan program dan institusi, baik pusat maupun UPBJJ-UT. Pemanfaatan TIK dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. 6.
Citra Publik tentang Pendidikan Jarak Jauh
Pencapaian kualitas UT yang ditandai dengan diperolehnya sertifikat akreditasi internasional dari Internasional Council for Distance Education (ICDE) yang berpusat di Oslo, Swedia, tahun 2005 dan kemudian diikuti dengan pemerolehan sertifikat ISO dalam berbagai bidang telah menyebabkan UT diliput banyak media dan UT menjadi semakin dikenal oleh para pemangku kepentingan. Di samping itu jumlah mahasiswa dan alumni yang semakin besar turut berperan dalam menyebarluaskan nama UT. Persoalan yang dihadapi oleh UT sekarang adalah bukan bagaimana mensosialisasikan UT tetapi lebih kepada mempertahankan dan meningkatkan citra yang positif tentang UT serta keunggulan sistem pendidikan jarak jauh dalam menghasilkan SDM berkualitas. Keunggulan sistem pendidikan jarak jauh yang telah terbukti mampu menjangkau daerah yang luas dan massal menyebabkan biaya yang harus ditanggung mahasiswa juga menjadi lebih murah. Namun, bukan hanya luas jangkauan sistem dan besarnya jumlah mahasiswa yang menjadi fokus penyelenggaraan UT, tetapi peningkatan kualitas layanan baik layanan akademik maupun administrasi akademik juga menjadi fokus utama. 19
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UT mampu mengendalikan kualitas layanan sampai pada tingkat desa. Terlaksananya strategi pengembangan kualitas sistem layanan secara tidak langsung akan meningkatkan citra UT. B.
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Secara umum faktor internal yang mempengaruhi pengembangan UT pada masa mendatang meliputi aspek: (1) Kualitas dan relevansi akademik; (2) Daya jangkau dan kualitas layanan pendidikan; dan (3) Tata kelola organisasi. 1.
Kualitas dan Relevansi Akademik
1.1 Program pendidikan Saat ini UT memiliki 31 program studi, mulai dari strata diploma, sarjana, sampai dengan pascasarjana. Secara khusus dalam penerimaan mahasiswa program diploma dan sarjana, UT tidak melakukan seleksi masuk seperti halnya di PT tatap muka. Semua calon mahasiswa yang memiliki ijasah sekolah menengah atas atau yang sederajad dapat menjadi mahasiswa program diploma dan sarjana UT tanpa seleksi masuk. Namun demikian, syarat administrasi harus dipenuhi. Sementara itu, untuk penerimaan mahasiswa baru program magister, UT melakukan seleksi berupa tes masuk bagi calon mahasiswa. Hal ini dilakukan karena lulusan program magister diharapkan menjadi pengembang ilmu serta memiliki kompetensi profesional yang tinggi dalam bidangnya sehingga mahasiswa harus memenuhi syaratsyarat khusus yang ditetapkan. Mengantisipasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, UT mensyaratkan calon mahasiswa magister memiliki akses internet karena sistem pembelajaran program 20
Pascasarjana mensyaratkan partisipasi aktif dalam tutorial terintegrasi antara tutorial tatap muka dan online. Di samping itu, sekalipun secara umum penyelenggaraan pendidikan di UT bersifat massal, namun khusus untuk program magister jumlah minimal mahasiswa satu angkatan dalam satu wilayah ditetapkan 20 orang. Pembatasan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin keefektifan dan efisiensi kegiatan tutorial tatap muka. Seleksi masuk dalam penyelenggaraan pendidikan di atas memperlihatkan bahwa UT sangat menyadari bahwa untuk mengikuti suatu program pendidikan pada jenjang tertentu, diberlakukan pula kekhususan sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dituntut oleh program tersebut. Demikian pula halnya dengan program-program yang membutuhkan adanya praktikum, UT memberikan persyaratan khusus. Misalnya untuk Program Studi Biologi hanya dibuka di UPBJJ-UT yang telah memiliki kerja sama dengan institusi yang dapat memfasilitasi pelaksanaan praktikum. Dengan penerapan berbagai kebijakan akademik di atas, UT sangat menyadari bahwa proses pembelajaran merupakan bagian yang harus tetap dapat dimonitor. Bagi program pendidikan yang mempersyaratkan kontrol proses belajar secara tatap muka seperti halnya praktikum, maka pembatas adalah tempat pelaksanaan praktikum. Bagi program-program yang mempersyaratkan kontrol proses pembelajaran secara online atau dengan memanfaatkan TIK maka UT mengenakan persyaratan dapat menggunakan TIK bagi calon mahasiswa. Penerapan kebijakan dalam bidang akademik ini merupakan upaya UT untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
21
1.2 Mahasiswa dan lulusan Pada dasarnya program pendidikan UT ditawarkan secara terbuka yang memungkinkan mahasiswa bebas melakukan registrasi sesuai dengan situasi dan kondisinya. Mahasiswa dapat melakukan registrasi mata kuliah kapan saja dan untuk jumlah dan jenis mata kuliah apa saja. Namun demikian, UT juga menawarkan program pendidikan berbasis kelompok belajar dan layanan bantuan belajar yang lebih terstruktur yang disebut dengan Sistem Paket Semester (SIPAS). SIPAS ini diterapkan untuk program pendidikan dasar (pendas) dan nonpendas berdasarkan jumlah mahasiswa dalam suatu kelompok atau mitra. Jumlah total mahasiswa (aktif dan registrasi) UT dalam 4 (empat) tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 1 menunjukkan perkembangan data mahasiswa termasuk mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Tabel 1 Total Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana Aktif dan Registrasi 2006 – 2009 Program Total Program Non-FKIP dan FKIP Non-FKIP
Tahun
Registrasi Baru
Ulang
FKIP Registrasi
Total Total
Aktif
Baru
Ulang
Registrasi
Total Total
Aktif
Baru
Ulang
Total Total
Aktif
2006
10.166 28.563
38.729
58.729
110.866 137.437 248.303 252.558 121.032 166.000 287.032
311.287
2007
13.188 26.979
40.167
61.167
166.059
247.982 275.381 179.247 108.902 288.149
336.548
2008
20.527 25.200
45.727
66.469
170.165 195.518 365.683 486.677 190.692 220.718 411.410
553.146
2009
32.237 32.464
64.701
78.094
140.712 329.108 469.820 557.458 172.949 361.572 534.521
635.552
81.923
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa registrasi (termasuk mahasiswa baru) program studi non-FKIP meningkat dari 38.729 pada tahun 2006 menjadi 64.701 tahun 2009. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 67.06%. Sedangkan mahasiswa registrasi (termasuk mahasiswa 22
baru) FKIP meningkat dari 148.303 orang pada tahun 2006 menjadi 469.820 orang pada tahun 2009. Ini berarti terjadi lonjakan jumlah mahasiswa yang sangat fenomenal yaitu sebesar 216.8%. Salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah mahasiswa FKIP ini adalah UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mempersyaratkan guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau sarjana sains terapan. Kecenderungan peningkatan mahasiswa FKIP diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2013. Khusus untuk mahasiswa baru non-FKIP, peningkatan terjadi dari 10.166 pada tahun 2006 menjadi 32.237 pada tahun 2009 atau terjadi peningkatan sebesar 217.11%. Sementara itu, jumlah mahasiswa baru FKIP meningkat dari 110.866 orang pada tahun 2006 menjadi 140.712 orang pada tahun 2009, yang berarti kenaikan sebesar 26.92%. Jumlah mahasiswa baru tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 170.165 orang (peningkatan 53.49% dari tahun 2006). Jumlah lulusan UT juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Jumlah Lulusan UT 2006-2009 dan Lulusan Total sejak 1984 Program Non FKIP
2006
2007
2008
2009
Total 1984-2009
1.161
2.469
1.835
1.706
48.612
FKIP
30.579
38.807
62.784
87.377
947.752
Total
31.740
41.376
64.619
89.083
996.364
Seperti terlihat dalam Tabel 2 jumlah lulusan program non-FKIP yang pada tahun 2006 sebanyak 1.161 orang meningkat menjadi 1.706 orang pada tahun 2009. Jumlah kumulatif lulusan program-program non FKIP dari tahun 2006 – 2009 adalah 7.171 orang. Sementara itu, jumlah 23
lulusan program-program FKIP yang pada tahun 2006 sebanyak 30.579 orang meningkat menjadi 87.377 orang pada tahun 2009. Secara kumulatif, jumlah total lulusan program-program FKIP UT dalam empat tahun terakhir (2006-2009) adalah 219.547 orang, sedang total lulusan sejak tahun 1984 adalah 996.364 orang. Jika dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus, rerata masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 6 tahun 5 bulan. Sementara itu untuk lulusan programprogram FKIP rerata masa studi bervariasi tergantung tingkat pendidikan terakhir sebelum masuk UT. Untuk program jenjang sarjana masukan lulusan diploma II, rerata masa studi adalah 3 (tiga) tahun 9 (sembilan) bulan. Untuk program sarjana masukan lulusan diploma III adalah 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sedangkan untuk program sarjana masukan SLTA saat ini belum dapat dilihat karena belum menghasilkan lulusan. Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata, dalam empat tahun terakhir, rerata IPK lulusan program jenjang sarjana non-FKIP, adalah antara 2,19 sampai 2,27. Di lain pihak, rerata IPK lulusan jenjang sarjana pada program di FKIP dalam empat tahun terakhir berkisar antara 2,29 sampai 2,31. Khusus untuk Program Pendas (PGSD dan PG PAUD), rerata IPK lulusan dalam empat tahun terakhir adalah 2,36 sampai 2,63. IPK tertinggi yang pernah dicapai oleh lulusan FKIP adalah 3,98, sedangkan untuk mahasiswa non-FKIP adalah 3,72. Jumlah total mahasiswa Progam Pascasarjana (PPs) baik yang aktif maupun registrasi dalam empat tahun terakhir juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 3 menunjukkan perkembangan data mahasiswa PPs termasuk mahasiswa baru dari tahun ke tahun.
24
Tabel 3 Total Mahasiswa PPs Aktif dan Registrasi 2006–2009
Tahun
Registrasi
MahasiswaAktif
Total Aktif
219
65
284
656
44
700
469
794
6
800
563
1022
8
1030
Baru
Ulang
Total
2006
14
205
2007
504
152
2008
325
2009
459
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang registrasi (termasuk mahasiswa baru) PPs meningkat dari 219 pada tahun 2006 menjadi 1.022 tahun 2009. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 366.66%. Ini berarti lonjakan jumlah mahasiswa PPs juga sangat fenomenal. Salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah mahasiswa PPs ini adalah keberhasilan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan banyaknya pemerintah daerah yang mempersyaratkan pejabat eselon III ke atas berkualifikasi akademik magister. Jumlah lulusan PPs UT juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4 Jumlah Lulusan UT 2006 – 2009 dan Lulusan Total sejak 1984 Program PPs
Tahun 2006
2007
2008
2009
Total s/d 2009
18
31
58
74
181
Seperti terlihat dalam Tabel 4 jumlah lulusan PPs pada tahun 2006 sebanyak 18 orang meningkat menjadi 74 orang pada tahun 2009. Ini berarti terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 311, 11%. Jumlah kumulatif lulusan PPs dari mulai menghasilkan lulusan yaitu sejak tahun 2005 – 2009 adalah 187 orang. Jika dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus, rerata masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 2 tahun 6 25
bulan. Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata dalam empat tahun terakhir rerata IPK lulusan PPs adalah antara 3.02 sampai 3,92. Kegiatan yang dilakukan dalam bidang kemahasiswaan, di antaranya adalah pemberian beasiswa, Orientasi Mahasiswa Baru (OSMB), pembinaan kemahasiswaan dan kelompok belajar, pembinaan paduan suara dan kerohanian. Sementara itu, untuk menampung aspirasi alumni UT serta menggalang kebersamaan, UT juga memfasilitasi para alumni UT mendirikan Ikatan Alumni UT (IKA UT). Sejumlah aktivitas telah dilakukan IKA UT di berbagai daerah dengan mengundang para alumni dan pengelola UT. Beberapa kegiatan IKA UT antara lain seminar ilmiah, disporseni, dan pameran/kegiatan sosial untuk menggalang dana bantuan bagi saudara-saudara kita di wilayah yang terkena bencana. 1.3 Layanan bantuan belajar Penyelenggara PTTJJ wajib menyediakan layanan bantuan belajar sesuai kebutuhan mahasiswa yang umumnya merupakan orang dewasa yang mampu mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Walaupun demikian, tidak semua mahasiswa wajib memanfaatkan layanan bantunan belajar tertentu. Layanan bantuan belajar UT meliputi antara lain; tutorial (tatap muka dan online), program radio dan TV, suplemen (cetak dan web), dry lab, perpustakaan digital UT, dan jurnal online, open sources, pembimbingan akademik, dan konseling di UPBJJ-UT. Berbagai jenis layanan bantuan belajar UT disediakan dengan memperhatikan faktor demografi dan geografi mahasiswa serta kondisi lingkungan belajar mahasiswa. Saat ini UT menyelenggarakan dua model tutorial, yaitu tutorial online (Tuton) berbasis jaringan internet dan tutorial tatap muka (TTM). Baik tuton maupun TTM 26
bersifat wajib disediakan oleh UT sesuai dengan permintaan mahasiswa. Mahasiswa memiliki kelonggaran untuk mengikuti atau tidak mengikuti tuton atau TTM sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Setiap semester, UT menyediakan layanan tuton untuk lebih dari 500 mata kuliah. Tutor untuk Tuton sejauh ini masih menggunakan dosen tetap UT, baik yang ada di UT Pusat maupun di UPBJJ-UT. Sementara itu, jumlah mata kuliah yang di-TTM-kan bervariasi tergantung pada jumlah permintaan mahasiswa. Secara total jumlah mata kuliah yang di-TTM-kan pada tahun 2009 adalah 149 mata kuliah (termasuk matakuliah Pendas dan Sipas), yang diikuti oleh 399.521 mahasiswa dan melibatkan 14.091 tutor, 5.184 Pengurus Pokjar dan 1.296 Pemantau. 1.4 Bahan ajar Secara umum, proses pembelajaran mahasiswa UT dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa dengan memanfaatkan bahan ajar yang dirancang khusus untuk mahasiswa PTTJJ. UT menyediakan bahan ajar yang selfcontained dan dapat dipelajari secara mandiri (selfinstructional) oleh mahasiswa. Bahan ajar UT berbentuk multi media yang meliputi antara lain bahan ajar cetak (buku materi pokok/BMP) yang dikenal dengan modul, serta bahan ajar noncetak seperti kaset/CD audio, VCD, dan bahan ajar berbasis web. Setiap bahan ajar UT disusun oleh satu tim yang terdiri atas pakar-pakar dari PT negeri/swasta ternama, baik pakar di bidang ilmu, pakar media, maupun pakar disain instruksional. Pengembangan bahan ajar UT dilaksanakan oleh Fakultas bersama Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak (PPBAC) dan Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak (PPBANC) UT. Fakultas mengkoordinasikan penulisan, sedangkan PPBAC dan PPBANC mengkoordinasikan proses produksi bahan ajar cetak mulai dari pengetikan sampai dengan pencetakan bahan ajar, serta produksi 27
bahan ajar noncetak (kaset/CD audio, VCD, dan web suplemen). Pemutakhiran bahan ajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh UT untuk menjamin kualitas bahan ajar sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Secara reguler, UT mendesain agar setiap bahan ajar mulai dievaluasi ketika berumur 5 (lima) tahun untuk persiapan pemutakhiran atau revisi, dan bahan ajar harus dipastikan telah direvisi setelah berumur 7 (tujuh) tahun. Namun demikian, untuk bahan ajar tertentu yang sifatnya sangat cepat berubah (misalnya terkait perubahan UU dan PP lainnya), maka pemutakhiran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanpa harus menunggu bahan ajar berumur 5 (lima) tahun. Proses pemutakhiran bahan ajar UT dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik. Proses ini dimulai dengan identifikasi bahan ajar yang sudah berumur 5 (lima) tahun, kajian atau penelitian bahan ajar termasuk reviu substansi oleh pakar eksternal dari PT ternama bagi bahan ajar yang telah digunakan mahasiswa, penentuan pakar dari PT sebagai calon pereviu, perevisi/penulis bahan ajar, dan dilanjutkan dengan proses penulisan/revisi berdasarkan masukan dari hasil penelitian bahan ajar dan hasil reviu pakar eksternal. Sebelum diproses oleh PPBAC dan PPBANC, hasil penulisan/revisi selanjutnya ditelaah terlebih dahulu, baik dari segi materi, bahasa, maupun desain instruksionalnya. Setelah selesai ditulis dan ditelaah sesuai dengan perbaikan, PPBAC dan PPBANC akan memproduksi bahan ajar menjadi master siap cetak sampai mencetaknya. Demikian selanjutnya, proses berulang kembali sehingga terjamin bahan ajar yang berkualitas sesuai dengan perkembangan terkini dapat tersedia tepat waktu bagi mahasiswa. UT telah merencanakan bahwa dalam beberapa tahun kedepan, bahan ajar UT juga akan tersedia dalam bentuk online. Selain itu, ke depan, UT akan melakukan scanning 28
terhadap seluruh bahan ajar dan mengunggah dalam web UT sehingga tersedia bagi mahasiswa dengan mudah. Setiap semester UT menawarkan sekitar 1.065 mata kuliah. Setiap mata kuliah memiliki bahan ajar termasuk bahan ajar yang digunakan bersama. Jumlah bahan ajar aktif hingga tahun 2009 adalah 974 judul yang ditulis oleh 2.032 orang. Data jumlah bahan ajar yang diampu setiap fakultas berdasarkan umur bahan ajar ditunjukkan dalam Tabel 5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa bahan ajar cetak UT cukup mutakhir, yaitu 96 % berumur kurang dari 5 tahun. Tabel 5 Rekapitulasi Umur Bahan Ajar Fakultas
≤ 5 Tahun
6-7 Tahun
8-12 Tahun
Total
1.
FKIP
356
2
0
358
2.
FMIPA
201
11
0
212
3.
FISIP
250
14
1
265
4.
FEKON
90
3
0
93
5.
PPs
43
1
0
44
Total
940
31
1
972
%
96.7
3.2
0.1
100,00
Hingga tahun 2009, dari 1.592 judul bahan ajar, terdapat 278 (17 %) bahan ajar telah dalam bentuk paket bahan ajar multimedia (BAMM). Di samping itu, UT juga telah memiliki beragam bahan ajar suplemen non-cetak dengan jumlah seperti pada Tabel 6.
29
Tabel 6 Beragam Bahan Ajar Non-Cetak untuk Siarandan Suplemen No.
Jenis Program
Jumlah
1
Televisi
800
2
Video
70
3
Radio
3000
4
Audio
163
5
Web Suplemen
120
Mahasiswa UT tidak wajib membeli bahan ajar namun mahasiswa wajib memiliki akses terhadap bahan ajar baik dengan cara membeli maupun meminjam. Pembelian bahan ajar dilakukan melalui toko buku online. Khusus untuk mahasiswa Pendas dan peserta layanan Sistem Paket Semester (SIPAS), bahan ajar otomatis diberikan sebagai bagian dari paket pembayaran biaya pendidikan. 1.5 Evaluasi hasil belajar Untuk menjamin kualitas pembelajaran, UT menerapkan evaluasi hasil belajar mahasiswa baik yang bersifat formatif maupun sumatif. Evaluasi hasil belajar formatif dirancang sebagai evaluasi mandiri yang diberikan langsung sebagai bagian dari buku materi pokok (BMP). Selain itu, UT juga menyediakan latihan mandiri yang dapat diakses secara online (Latihan Mandiri/LM online). Evaluasi hasil belajar mandiri lainnya berupa tugas tutorial bagi mahasiswa yang mengikuti tutorial dan laporan praktik/praktikum bagi mata kuliah tertentu. Evaluasi formatif diharapkan dapat melatih mahasiswa mempersiapkan diri untuk evaluasi hasil belajar sumatif yang berbentuk ujian akhir semester atau ujian akhir program (tugas akhir program). Evaluasi sumatif dapat bersifat obyektif atau esai. Untuk menjamin terlaksananya UAS, soal ujian UT dikelola dalam satu bank soal yang hingga saat ini telah memiliki koleksi 478.509 butir soal
30
ujian dari 974 mata kuliah yang ditulis oleh sekitar 1.069 orang. Setiap semester, UAS dilakukan secara tatap muka dan serentak dengan sistem dua tahap di 794 tempat/kota ujian, di 1.606 lokasi ujian, dan 50.123 ruang ujian di seluruh Indonesia. Pada setiap penyelenggaraan UAS dilibatkan rata-rata 77.429 orang yang bertugas sebagai panitia, pengawas dan pemantau, tenaga kebersihan, dan keamanan. Khusus penyelenggaraan UAS di luar negeri diatur tersendiri dengan melibatkan pegawai Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Konsulat Jendral Republik Indonesia setempat. Akuntabilitas dan kualitas persiapan dan pelaksanaan UAS UT dijamin dengan dilakukannya penempatan seorang pengawas di tiap-tiap ruangan ujian, seorang pengawas keliling per lima ruang ujian, seorang penanggungjawab setiap lokasi ujian, seorang pemantau untuk memonitor keterlaksanaan UAS (umumnya para pimpinan di UT dan tenaga akademik dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan). Di samping itu, para auditor baik internal maupun eksternal juga melakukan audit pada saat persiapan dan pelaksanaan ujian di UPBJJ-UT. Pencapaian hasil belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk nilai mutu (grade) yang merupakan integrasi dari nilai evaluasi hasil belajar formatif dan sumatif. Komposisi kontribusi skor tugas tutorial program diploma dan sarjana terhadap nilai mutu akhir adalah sebagai berikut: a. Tugas dan partisipasi dalam TTM mata kuliah 50% b. Tugas dan partisipasi dalam Tuton mata kuliah 30% c. Tugas dan partisipasi dalam Tuton TAP 50% d. Tugas dan partisipasi dalam TTM TAP 50% (khusus untuk Program Pendas) e. Praktikum (termasuk bimbingan) f. Praktek 50 %
31
Sementara itu, ketentuan skor tugas tutorial (TTM dan Tuton) pada Program Pascasarjana adalah 60%. 1.6 Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 1.6.1
Penelitian
Dukungan UT dalam kegiatan penelitian ditunjukkan dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian dan diseminasi hasil penelitian/publikasi karya ilmiah. Untuk menjamin keefektifan penggunaan dana yang disediakan, setiap tahun UT mengembangkan acuan desain penelitian yang mengacu pada visi dan misi UT. Setiap tahun UT mengalokasikan sejumlah dana untuk membiayai penelitian dan publikasi. Pada Tabel 7 disajikan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen UT sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Dari Tabel 7 terlihat bahwa jumlah penelitian mengalami peningkatan yaitu sebesar 129.73%. Sementara itu, jumlah publikasi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 14.29%. Dari Tabel 7 tersebut juga terlihat bahwa dana penelitian dan publikasi yang dialokasikan UT mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 meningkat sebesar 1.931.29%. Peningkatan ini karena UT meningkatkan jumlah biaya per penelitian yang meningkat hampir dua kali lipat. Demikian juga dengan jumlah penelitian yang dibiayai meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah alokasi dana tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen yang meneliti, kualitas penelitian, dan jumlah publikasi.
32
Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Penelitian, Publikasi, dan DanaPenelitian UT Tahun 2006-2009 Komponen
2006
2007
2008
2009
Penelitian
74
94
145
170
Publikasi
28
47
22
32
407.659.000
917.287.000
1.855.946.000
8.280.730.000
Dana (Rp)
Untuk mendiseminasikan karya ilmiah dan hasil penelitian, saat ini UT mengelola empat jurnal ilmiah berskala nasional, yaitu: 1) Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (terakreditasi sampai dengan tahun 2008), 2) Jurnal Pendidikan, 3) Jurnal Organisasi dan Manajemen, serta 4) Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. Jurnal-jurnal tersebut terbit 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan September. Di samping itu, UT juga mengelola satu jurnal berskala internasional yaitu: The AAOU Journal (The Asociation Open University Journal) yang terbit dua kali setahun. Di samping itu, UT juga memberikan kesempatan kepada setiap dosen untuk mengikuti seminar dan penulisan karya ilmiah di luar UT baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional. 1.6.2
Pengabdian kepada masyarakat
Agar tidak menjadi menara gading di tengah masyarakat, UT juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) sehingga masyarakat ikut berkembang seiring dengan perkembangan UT. Sesuai dengan visi dan misi UT, kegiatan abdimas UT diarahkan pada penyediaan program sertifikat atau program pendidikan berkelanjutan, kegiatan pemberdayaan masyarakat, serta kegiatan konsultasi. Berdasarkan cakupan pelaksanaan abdimas, kegiatan abdimas UT dapat dilakukan secara mandiri oleh dosen, secara berkelompok (lintas program studi ataupun lintas fakultas), dan secara institusi. Dana abdimas 33
diperoleh dari: kerja sama dengan instansi lain, UT, serta dari individu dosen UT. Pada tahun 2006 sebanyak 15 kegiatan, tahun 2007 sebanyak 13 kegiatan, tahun 2008 sebanyak 16 kegiatan, dan tahun 2009 sebanyak 14 kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang dilaksanakan dengan dana dari UT ada juga kegiatan yang dilaksanakan dengan dana kerja sama dengan mitra. Program abdimas UT meliputi kegiatan antara lain peningkatan kesejahteraan masyarakat, kewirausahaan, mendukung program Pemerintah, dan mendukung dunia usaha/industri. Program abdimas tersebut dilaksanakan dalam bentuk: program peningkatan jumlah warga yang melek aksara melalui program pemberantasan buta aksara, peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga, peningkatan keterampilan mengajar, peningkatan keterampilan guru dalam menulis bahan ajar, dan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. 2.
Peningkatan Daya Jangkau dan Kualitas Layanan Akademik
2.1 Peningkatan pengakuan masyarakat (pencitraan) Sebagai PTTJJ yang telah masuk dalam jajaran institusi besar di dunia UT harus tetap meningkatkan kualitas layanan pendidikannya di Tanah Air. Berbagai upaya telah dikembangkan dan akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas layanan tersebut di antaranya dengan meningkatkan penggunaan TIK di bidang layanan akademik dan administrasi akademik. Upaya tersebut bertujuan untuk menjadikan sistem PTTJJ yang mudah diakses dengan cepat dan akurat, serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
34
Kemampuan menjangkau masyarakat perlu terus menerus ditingkatkan. Kemampuan tersebut dalam bentuk jaminan ketepatan dalam distribusi bahan ajar, jangkauan dalam pelayanan administrasi akademik, jangkauan dalam pemberian layanan bantuan belajar, jangkauan dalam penyelenggaraan ujian, dan sertifikasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa UT harus mampu mengendalikan kualitas pelayanannya sampai ke desa-desa. Keunggulan jangkauan ini dapat dicapai jika UT memiliki kemampuan membangun sistem pelayanan yang kompleks dan berdayajangkau luas, kemampuan membentuk jaringan hingga ke desa-desa, dan kemampuan manajemen pengendalian jaringan. Jika UT mampu melaksanakan strategi tersebut maka secara tidak langsung citra UT akan terangkat. 2.2
Kemitraan Kemitraan dengan institusi lain, baik institusi pendidikan maupun nonpendidikan merupakan kekuatan UT yang harus terus dikembangkan. Dengan meningkatnya pemanfaatan TIK, maka jaringan kerjasama tersebut akan semakin berkembang terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan produk akademik dan non-akademik UT. Kemitraan dalam bidang akademik dengan lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran merupakan suatu terobosan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Karena itu, ke depannya perlu terus diupayakan adanya kemitraan antarinstitusi pendidikan yang saling bersinergi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Dengan memanfaatkan TIK, kendala ruang dan waktu akan dapat diatasi sehingga kerja sama ini akan lebih mudah dilaksanakan.
35
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah mitra kerja yang berhubungan dengan UT kelihatan menurun dalam jumlah. Namun jika ditinjau dari sisi kebutuhan UT dan jumlah mahasiswa menunjukkan peningkatan. Tabel 8 Potret Kerja sama 2006 – 2009
No.
Kerja Sama
Tahun
Jumlah
2006
2007
2008
2009
262
221
184
114
781
1
Instansi Pemerintah & Swasta
2
Penyedia Jasa
8
2
6
3
19
3
Mitra Luar Negeri
4
1
-
2
7
Peningkatan kualitas kemitraan dengan lembaga nonakademik akan lebih diarahkan untuk meningkatkan layanan administrasi akademik dan layanan akademik bagi mahasiswa. Sebagaimana umumnya lembaga PTTJJ, sebagian besar mahasiswa UT adalah mahasiswa yang berasal dari lembaga tertentu. Kerja sama dengan lembaga lain dalam bidang penyediaan prasarana untuk pelaksanaan tutorial misalnya, akan mempermudah mahasiswa menjalankan proses belajar. 3.
Tata kelola Organisasi
Adanya pengakuan dari pihak luar atas kualitas penyelenggaraan dan program pendidikan, mendorong UT berupaya mempertahankan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan antara lain dengan terus mengupayakan peningkatan tatakelola organisasi dalam bidang-bidang struktur organisasi, SDM, keuangan, prasarana dan sarana serta penjaminan kualitas.
36
3.1 Status dan struktur organisasi UT Struktur organisasi UT yang saat ini berlaku disusun berdasarkan PP 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Menurut PP tersebut, struktur organisasi UT disamakan dengan struktur organisasi PT tatap muka sehingga banyak fungsi operasionalisasi PTTJJ yang tidak terwadahi. Oleh sebab itu, pada tahun 2002 UT mengajukan perubahan struktur oganisasi yang mengakomodasi kepentingan fungsi-fungsi PTTJJ dan telah ditetapkan oleh Mendiknas pada tahun 2004 melalui SK Nomor 123/0/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UT. Dalam perkembangannya, struktur ini disempurnakan lagi agar sesuai dengan perubahan dan kebutuhan UT. Struktur lengkap UT yang berlaku saat ini, baik yang dibentuk dengan SK Mendiknas maupun tambahannya melalui SK Rektor Nomor 112/J31/2005 tanggal 10 Maret 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja di Lingkungan UT adalah sebagai berikut.
37
Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi UT REKTOR dan 4 PEMBANTU REKTOR
BAAPM
BAUK
LPPM
LPBAUSI
Fakultas
PPs*)
PK
Pusjian
PPSDM*)
PPM
Puskom
Puslata
PAU-PPI
PPBAC
Pusminta
Puslitgasis
Puslaba
s
PPBANC
UPBJJ
Keterangan Bagan: BAUK BAAPM LPPM LPBAUSI PPs PPSDM
38
: Biro Administrasi Umum dan Keuangan : Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Monitoring : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat : Lembaga Pengembangan Bahan Ajar, Ujian, dan Sistem Informasi : Program Pascasarjana*) : Pusat Pengembangan Sumber daya Manusia*)
Puslata Pusmintas PK PPM PAU-PPI Puslitgasis Pusjian Puskom PPBAC Puslaba PPBANC UPBJJ
: Pusat Layanan Pustaka : Pusat Jaminan Kualitas : Pusat Keilmuan : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat : Pusat Antar Universitas–Pengembangan dan Peningkatan Instruksional : Pusat Penelitian Kelembagaan dan Pengembangan Sistem : Pusat Pengujian : Pusat Komputer : Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak : Pusat Layanan Bahan Ajar : Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak : Unit Program Belajar Jarak Jauh
*) Unit ini dibentuk dengan SK Rektor
3.2 Sumber daya manusia SDM merupakan salah satu unsur utama yang menyebabkan program-program pendidikan di UT dapat terselenggara dengan baik sesuai dengan standar yang berlaku. Untuk itu dibutuhkan SDM dalam jumlah, kualifikasi dan komposisi bidang studi dan keahlian yang memadai serta dikelola dengan baik. Dosen UT terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap yang secara administratif berada dalam satuan administrasi pangkal (satminkal) UT dan mitra UT. Secara fungsional, dosen tetap adalah dosen dalam Satminkal UT, sementara dosen tidak tetap adalah penulis bahan ajar/ujian Satminkal mitra UT. Penulis bahan ajar/ujian jumlahnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan bahan ajar/ujian. Selain dosen, UT juga memiliki tenaga akademik tidak tetap yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan tutorial yang disebut tutor. Tutor tidak sama dengan dosen dan oleh karena itu kriteria pemilihannya tidak terikat pada ketentuan kualifikasi dosen seperti yang diatur dalam UU Nomor 14 39
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, sehingga tutor dapat berasal dari akademisi, praktisi, dan anggota masyarakat lainnya selama yang bersangkutan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan UT. Seluruh dosen tetap Satminkal UT adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang direkrut sejak UT berdiri tahun 1984 hingga saat ini. Masalah yang dihadapi UT dalam penyediaan SDM adalah kualifikasi akademik sebagian dosen belum memadai dan komposisi jumlah dosen per rumpun ilmu yang belum seimbang. Sekitar 55% dosen UT masih berkualifikasi pendidikan sarjana dan 56% dosen UT terkonsentrasi pada bidang ilmu pendidikan dan keguruan. Ketimpangan dalam kualifikasi pendidikan dan komposisi bidang ilmu para dosen UT ini sudah sejak awal disadari dan tidak mudah diselesaikan. Hal ini terjadi karena UT sebagai PTN berkewajiban mempekerjakan dosen yang telah ada dan membina karir para dosen tersebut. Cara yang ditempuh UT untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan para dosen adalah melalui programprogram percepatan studi lanjut, sedangkan untuk memperbaiki komposisi dosen pada setiap bidang ilmu adalah dengan merekrut tenaga dosen PNS baru yang sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan dan tidak menambah dosen melebihi jumlah dosen yang pensiun. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2013, secara perlahan-lahan kualifikasi dan komposisi dosen UT terpenuhi. Total pegawai (dosen dan non dosen) UT di awal 2010 adalah 1.860 orang, terdiri atas 788 orang dosen dan 1.054 orang non dosen (tenaga administrasi dan tenaga pustakawan). Sedangkan perbandingan jumlah pegawai yang ditempatkan di UT Pusat dan UPBJJ-UT adalah 886 orang : 974 orang. Kemudian, komposisi dosen berdasarkan jabatan fungsional akademik dan pendidikan tertinggi sebagaimana terlihat dalam Tabel 9.
40
Tabel 9 Jumlah Dosen UT per Jenjang Pendidikan pada setiapJabatan Fungsional Akademik Per 10 Desember 2009
No.
Pendidikan
Jabatan
Jumlah
S1
S2
S3
0
0
4
4
11
92
16
119
1
Guru Besar
2
Lektor Kepala
3
Lektor
190
177
4
371
4
Asisten Ahli
172
41
0
213
5
Tenaga Pengajar
62
18
0
80
435
328
25
788
Jumlah Total
Hingga tahun 2010, jumlah dan kualifikasi akademik untuk tenaga kependidikan UT sudah dapat dikatakan cukup baik namun masih belum ideal dalam hal keterampilan atau keahlian teknisnya. Untuk menunjang tata kelola organisasi sesuai dengan fungsi UT sebagai penyelenggara PTTJJ, disamping tenaga-tenaga teknis dengan kualifikasi akademik minimal diploma dalam bidang administrasi seperti yang sudah ada saat ini, UT masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga teknis dalam bidang TIK, keuangan/akuntansi, hukum, dan bidangbidang kreatif seperti desain grafis/komunikasi visual. Dengan demikian, dalam sistem rekrutmen tenaga kependidikan UT akan difokuskan pada bidang-bidang yang belum tersedia dalam jumlah yang memadai dan meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan yang sudah ada melalui studi lanjut dan pelatihan.
41
3.3 Keuangan Sebagai PTN, UT bertekad untuk menerapkan sistem pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel sesuai dengan tuntutan UU Keuangan Negara. Komposisi sumber pendanaan UT yang didominasi dana bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memaksa UT selama ini untuk menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip tatakelola yang baik, mulai dari diterapkannya kebijakan dekonsentrasi keuangan, penertiban sistem pengelolaan keuangan, peningkatan kompetensi tenaga-tenaga pengelola keuangan, hingga dikembangkannya sistem pengendalian internal. Dalam implementasinya, sebagai konsekuensi besarnya jumlah dana yang dikelola dan luasnya wilayah kerja UT yang mencakup seluruh Indonesia, pengelolaan keuangan UT acapkali dihadapkan pada berbagai kendala, ketatnya ketentuan-ketentuan yang mengatur pengelolaan keuangan negara. Perkembangan keuangan UT dalam empat tahun terakhir cukup menggembirakan. Tabel 10 menunjukkan perkembangan realisasi penerimaan PNBP UT yang meningkat dari Rp 331,7 milyar pada tahun 2006 menjadi Rp 1,2 triliyun pada tahun 2009. Peningkatan ini mengubah komposisi sumber pendanaan UT yang pada tahun 2006 adalah 14% dana bersumber dari rupiah murni (RM) dan 86% berasal dari PNBP, kemudian pada tahun 2009, perbandingan berubah menjadi 8% dana bersumber dari RM dan 92% dana berasal dari PNBP. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 total realisasi penerimaan dana UT meningkat 253,5% dibandingkan realisasi penerimaan dana UT tahun 2006.
42
Tabel 10 Sumber Pendanaan UT Tahun 2006-2009 Per 31 Desember 2009 (dalam milyar rupiah) Tahun
Dana RM*
Dana PNBP**
%
2006
54,089
14
331,726
86
2007
83,241
11
650,727
89
733,968
2008
86.940
8
1.012,596
92
1.099,536
2009
106,724
8
1.264,385
92
1.371,109
*
Jumlah
%
Total
Jumlah
385,815
sesuai Pagu DIPA
** sesuai dana disetor ke kas negara, termasuk dana luncuran dari tahun sebelumnya
3.4 Prasarana dan sarana kerja Dalam upaya mendukung penyelenggaraan program dan layanan akademik, UT terus berupaya melengkapi prasarana dan sarana kerja, baik di Kantor Pusat maupun di kantor-kantor UPBJJ-UT. Prasarana dan sarana kerja di lingkungan UT ini merupakan harta kekayaan yang kepemilikannya dikuasai oleh UT mencakup tanah, gedung dan bangunan, kendaraan dinas, peralatan mesin, peralatan kantor, serta harta kekayaan tidak tetap seperti bahan ajar, peralatan/bahan pendukung kerja dan sistem aplikasi komputer yang mendukung penyelenggaraan UT. Hingga tahun 2010, seluruh lahan/gedung/ bangunan di kantor pusat dan sebagian besar lahan/gedung kantorkantor di UPBJJ-UT juga merupakan milik UT dan merupakan harta kekayaan UT dengan total nilai sebesar Rp 775.486.289.794,- pada tahun akhir tahun 2009. Jenis, volume, dan nilai harta kekayaan UT dalam bentuk sarana dan prasarana berupa barang modal yang dimanfaatkan oleh UT pada saat ini dijabarkan dalam Tabel 11.
43
Tabel 11 Jenis, Volume dan Nilai Harta Kekayaan UTTahun 2009Per 30 Desember 2009 Jenis Harta Kekayaan Tanah Peralatan Mesin
Volume 243.432 62.206
Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, Jembatan, KDP dan aset lainnya Total
167
-
-
Nilai (rupiah)
m2
167.403.931.600
unit/buah
209.565.557.778
unit
375.597.094.579
22.919.705.837 775.486.289.794
3.5 Sistem jaminan kualitas Upaya penjaminan kualitas di UT merupakan suatu proses berkelanjutan yang tidak akan pernah berhenti dan mencakup hampir seluruh kegiatan penyelenggaraan UT. Sistem jaminan kualitas (simintas) UT bersifat komprehensif dan mengupayakan agar setiap aspek kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan diterapkan sesuai dengan standar. Penerapan simintas UT dilaksanakan pada 9 komponen kegiatan utama UT yakni dalam kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan pengembangan SDM, manajemen dan administrasi, mahasiswa, rancangan dan pengembangan program, rancangan dan pengembangan matakuliah, bantuan belajar bagi mahasiswa, penilaian mahasiswa, dan media pembelajaran. Dalam upaya menjamin bahwa kualitas sistem penyelenggaraan UT setara dengan kualitas penyelenggaraan organisasi-organisasi kelas dunia, dalam periode tahun 2006-2009 UT menerapkan sistem 44
penjaminan kualitas berbasis Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 dalam berbagai bidang penyelenggaraan seperti Layanan Bahan Ajar, Layanan Belajar Jarak Jauh, Pengembangan Akademik, Layanan Administrasi Akademik, Promosi dan Kerja sama, serta bidang-bidang yang sampai tahun 2009 masih dalam proses penjajagan seperti Manajemen Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja serta Manajemen Layanan Teknologi Informatika. Kemudian, untuk memantapkan sistem penjaminan kualitas, UT juga mengembangkan sistem pengendalian internal dengan harapan manajemen UT berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah penyelenggaraan organisasi pemerintah yang baik (good governance). Untuk menghindarkan terjadinya kerumitan dalam implementasinya, berbagai sistem jaminan kualitas yang telah diterapkan di UT harus dikoordinasikan dan disinergikan satu sama lain, hingga didapat suatu sistem jaminan kualitas yang komprehensif yang mampu mengintegrasikan berbagai sistem yang berlaku, termasuk Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
45
46
BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN A.
VISI
P
ada saat didirikan Pemerintah tahun 1984, UT mengemban dua misi utama, yaitu: (1) memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi, dan (2) meningkatkan kualitas dan kualifikasi guru sampai dengan jenjang yang dipersyaratkan. Dalam perjalanan UT sejak didirikan hingga sekarang, telah terjadi banyak perubahan baik secara internal maupun eksternal. Berbagai upaya dilakukan untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi tersebut, termasuk perumusan ulang, penajaman, serta perluasan kedua misi awal tersebut sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemerintah dan masyarakat luas. Perkembangan lingkungan eksternal ke depan diperkirakan akan tetap menempatkan pendidikan tinggi pada posisi sentral dalam pengembangan SDM suatu bangsa. Di samping itu, semakin kaburnya batas-batas wilayah suatu negara mendorong terjadinya migrasi baik itu informasi, pengetahuan, orang, maupun barang secara lintas negara. Akibatnya secara tidak langsung menimbulkan terjadinya saling ketergantungan antar-negara atau antarinstitusi, termasuk di bidang pendidikan. Untuk dapat masuk ke dalam jaringan global PT, UT harus memiliki kualitas akademik yang setara atau lebih tinggi dari anggota jaringan PT tersebut, di samping tetap mengemban mandatnya sebagai institusi PTTJJ. Berdasarkan perkembangan lingkungan dan pemikiran tersebut, visi UT dirumuskan sebagai berikut: 47
Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ. Penetapan 2021 sebagai tahun pencapaian Renstra didasarkan pemikiran bahwa tahun capaian Renstra saat ini adalah 2020. Agar program-program yang dilaksanakan dapat berkesinambungan tanpa harus mengubah titik tujuan sasaran pencapaian Renstra dan disesuaikan periode masa jabatan Rektor, maka target capaian Renstra ini ditetapkan harus dicapai tahun 2021. UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia mengandung makna bahwa penyelenggaraan UT telah memenuhi standar penyelenggaraan terbaik PTTJJ yang diakui, baik oleh komunitas maupun lembaga-lembaga atau asosiasi institusi PTTJJ dunia. Sebagai konsekuensi dan sesuai dengan prinsip sistem PTTJJ, UT juga menghasilkan berbagai produk pendidikan tinggi berkualitas tinggi yang terstandar. Pengertian produk pendidikan tinggi meliputi produk akademik yang secara substansi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tetap terjaga relevansinya dengan perkembangan masyarakat dan pembangunan nasional; serta lulusan yang kompetitif secara global. Pengertian terstandar adalah kualitas produk yang dijamin baku di setiap tempat penyelenggaraan PTTJJ oleh UT. Sistem pendidikan terbuka mengandung arti bahwa UT dalam menyelenggarakan pendidikan mengutamakan dan menekankan keterbukaan sistem yang merupakan operasionalisasi filosofi pendidikan sepanjang hayat (tanpa seleksi masuk, tanpa batasan usia, tanpa batasan lokasi geografis, tidak mempersyaratkan latar belakang pendidikan tertentu, tanpa batasan tahun ijazah SLTA, tanpa batasan masa studi, serta bersifat multi entry-multi exit). Sementara itu dengan sistem pendidikan jarak jauh berarti UT mendorong 48
terjadinya kemandirian belajar bagi peserta didikagar mampu mengarahkan diri sendiri dalam mengorganisasikan proses belajar dan dalam memanfaatkan layanan bantuan belajar yang disediakan oleh UT. Dengan demikian, sistem PTTJJ yang diterapkan UT menghasilkan fleksibilitas sistem dan menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan tinggi sesuai misi UT. Dengan demikian UT harus memiliki sistem penyelenggaraan yang adaptif terhadap perubahan dalam masyarakat. Untuk mencapai kualitas dunia seperti yang diberikan di atas, UT harus secara terus menerus melakukan pengembangan sistem maupun produk akademik yang berbasis penelitian. Selanjutnya, dalam melaksanakan tri dharma PT, UT harus mempublikasikan hasil penelitian tentang penyelenggaraan UT dan produk akademik melalui jurnal, website, dan seminar. B.
MISI
Misi yang diamanatkan kepada UT melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984, pada prinsipnya masih tetap menjadi misi utama UT. Namun, selaras dengan Tridharma PT dan perkembangan lingkungan strategis, rumusan misi UT disempurnakan menjadi sebagai berikut. 1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ. 2. Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ. 3. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Nasional.
49
C. TUJUAN Untuk mencapai Visi dan menjalankan Misi, penyelenggaraan UT dirumuskan sebagai berikut.
Tujuan
1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ. 2. Menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi akademik dan/atau profesional yang mampu bersaing secara global. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). 4. Menghasilkan produk-produk akademik dalam bidang PJJ, khususnya PTTJJ, dan bidang keilmuan lainnya. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengembangan sistem PJJ, khususnya PTTJJ. 6. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan nasional. 7. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pelayanan pendidikan tinggi secara luas dan merata. 8. Meningkatkan pemahaman lintas budaya dan jaringan kerja sama melalui kemitraan pendidikan pada tingkat lokal, nasional, dan global.
50
BAB IV RENCANA STRATEGIS A.
ASAS
A
sas pengembangan dan penyelenggaraan UT dalam semua aspek pelayanannya didasarkan pada nilai-nilai yang bukan saja dikembangkan bersama tetapi juga dipahami, diyakini, dan diterapkan secara bersama. Nilai utama yang melandasi semua aspek eksistensi UT adalah sebagai berikut. Kualitas Produk dan layanan UT berkualitas tinggi sehingga memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan. Aksesibilitas Seluruh program UT dapat diakses oleh semua masyarakat tanpa terkendala tempat dan waktu.
lapisan
Relevansi Pengembangan seluruh program UT dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara kontekstual. Integritas Setiap penyelenggara UT menjunjung tinggi etika dan standar profesionalisme. Akuntabilitas Penyelenggaraan seluruh program UT dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara transparan.
51
B.
SASARAN STRATEGIS
Secara umum, profil UT pada akhir tahun 2021 adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Menjadi PTTJJ berkualitas dunia. Memiliki mahasiswa 250.000 orang yang minimal 50% diantaranya adalah mahasiswa nonguru. Menyediakan berbagai bentuk layanan bantuan belajar berbasis TIK dengan tingkat akurasi tinggi. Telah menerapkan sistem tata kelola dan pembelajaran berbasis TIK.
Atas dasar asas dan asumsi profil UT pada akhir tahun 2021 yang akan datang, maka disusunlah tiga sasaran strategis yang meliputi bidang akademik, daya jangkau, dan tata kelola organisasi. Adapun sasaran strategis masing-masing bidang untuk Renstra akhir tahun 2021 dan sasaran operasional periode tahun 2010-2013 dijabarkan di bawah ini. Sasaransasaran operasional yang dijabarkan merupakan program kegiatan yang bersifat pengembangan, peningkatan dan inovasi baru disamping program kegiatan yang sedang berjalan. 1.
SASARAN BIDANG AKADEMIK
Berkembangnya institusi pendidikan tinggi jarak jauh yang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut UT untuk meningkatkan kualitas bidang akademik sehingga dapat lebih kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk menjadi PTTJJ berkualitas dunia, UT harus menerapkan best practices PTTJJ di dunia sebagai dasar acuan pengembangan program akademik UT. Peningkatan kualitas dan relevansi akademik UT pada kurun waktu 2010 – 2021 akan difokuskan pada enam aspek sebagai berikut.
52
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik. Kualitas Produk Akademik. Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar. Layanan Administrasi Akademik. Kualitas Evaluasi Hasil Belajar. Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Publikasi.
Keenam aspek ini menjadi landasan kebijakan bidang akademik secara terpadu dengan memanfaatkan TIK melalui Portal Akademik Terintegrasi (PAKET). PAKET merupakan sarana untuk lebih mengoptimalkan mobilisasi sumber daya akademik dan produk akademik secara lebih efisien. Sumber daya akademik meliputi tenaga akademik, layanan pustaka, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat serta publikasi, sedangkan produk akademik mencakup kurikulum, bahan ajar cetak (BAC), bahan ajar non cetak (BANC), bahan tutorial, dan bahan evaluasi hasil belajar (BU dan LM), serta publikasi ilmiah. Terintegrasinya pengelolaan program akademik melalui PAKET menghasilkan tata kelola akademik yang efisien dan akuntabel. 1.1 Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik Pengembangan dan diversifikasi program akademik dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal, seperti: perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, kebijakan pemerintah, tuntutan dan kebutuhan masyarakat, kebutuhan dan tuntutan lapangan pekerjaan yang beragam. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu dikembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik program berjenjang maupun program sertifikat yang tidak berjenjang (non-degree). Kompetensi lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki kemampuan analisis dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan kompleks.
53
Setiap program yang dikembangkan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan baik yang berupa meningkatnya tuntutan terhadap kompetensi lulusan, arah kebijakan pemerintah, maupun pengaruh globalisasi. Oleh karena itu arah pengembangan program akademik adalah tersedianya program-program yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan disampaikan dengan mengoptimalkan pemanfaatan media yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mengakomodasi perkembangan TIK, program-program pendidikan didesain khusus, sehingga mudah diakses dengan teknologi dan terjangkau. Sasaran 1 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.1.
Pada tahun 2013, UT
Pada tahun 2021, UT
Pengembangan dan
telah menyelengga-rakan
telah menyelengarakan
Diversifikasi
12 program pendidikan
20 program pendidikan
Program Akademik
berkelanjutan, 30
berkelanjutan, 35
program sarjana, 2
program sarjana, 4
program pendidikan
(empat) program
profesi, 10 program
pendidikan profesi, 15
magister, 1 (satu)
program magister, 1
program magister
(satu) program magister
internasional, 2 (dua)
internasional, 5 (lima)
program doktor yang
program doktor yang
berkualitas dengan sistem
berkualitas dengan
pelayanan akademik dan
sistem pelayanan
non-akademik termasuk
akademik dan non-
yang sudah sepenuhnya
akademik termasuk
online (fully online) dan
yang sudah sepenuhnya
berakreditasi.
online (fully online) dan berakreditasi.
54
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.1.1 Menyelenggarakan 5 (lima) program pendidikan berkelanjutan; 1.1.2 Menyelenggarakan paling sedikit 4 (empat) program magister; 1.1.3 Menyelenggarakan 1 (satu) program magister yang sepenuhnya online (fully online); 1.1.4 Mendapatkan peringkat akreditasi minimal B dari BAN-PT untuk 24 program sarjana; dan 1.1.5 Mendapatkan perpanjangan sertifikat kualitas internasional dari ICDE. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.1.
1.1.6
1.1.6
Pengembangan &
Menyelenggarakan 8
Menawarkan 3 program
Diversifikasi
(delapan) program
pendidikan berkelanjutan
Program Akademik
pendidikan berkelanjutan 1.1.7 Menyelenggarakan 5 program pendidikan berkelanjutan 1.1.7
1.1.8
Menyelenggarakan
Menawarkan paling sedikit
paling sedikit 28
3 program sarjana
program sarjana 1.1.9 Menyelenggarakan paling sedikit 25 program sarjana 1.1.8 Menyelenggarakan 1
Dihilangkan dari target
(satu) program pendidikan profesi
55
Aspek
Target Renop
Perubahan
1.1.9
1.1.10
Menyelenggarakan
Menyelenggarakan paling
paling sedikit 5 (lima)
sedikit 4 (empat) program
program magister
magister
1.1.10
1.1.11
Menyelenggarakan 2
Menyelenggarakan 2
(dua) program magister
program magister yang
yang sepenuhnya
sepenuhnya online (fully
online (fully online)
online) untuk proses tutorial
1.1.11 Menyelenggarakan 1
Ditangguhkan
program doktor 1.1.12 Memiliki akreditasi 3
Dipindahkan ke 2012
(tiga) program magister 1.1.13
1.1.12
Menawarkan program
Tidak ada perubahan
magister internasional
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.1.
1.1.14
1.1.13
Pengembangan &
Menyelenggarakan paling
Tidak ada perubahan
Diversifikasi
sedikit 10 program
Program
pendidikan berkelanjutan
Akademik
1.1.15
1.1.14
Menyelenggarakan paling
Tidak ada perubahan
sedikit 29 program sarjana 1.1.16 Menyelenggarakan 2 (dua) program pendidikan profesi
56
Dihilangkan dari target
Aspek
Target Renop
Perubahan
1.1.17
1.1.15
Menyelenggarakan paling
Menyelenggarakan paling
sedikit 7 (tujuh) program
sedikit 5 (lima) program
magister
magister
1.1.18
1.1.16
Menyelenggarakan paling
Menawarkan paling sedikit
sedikit 2 (dua) program
1 (satu) program doktor
doktor 1.1.17 Memiliki akreditasi 3 (tiga) program magister
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.1.
1.1.19
1.1.18
Pengembangan &
Menyelenggarakan paling
Tidak ada perubahan
Diversifikasi
sedikit 12 program
Program
pendidikan berkelanjutan
Akademik
1.1.20
1.1.19
Menyelenggarakan paling
Tidak ada perubahan
sedikit 30 program sarjana 1.1.21
1.1.20
Menyelenggarakan paling
Menyelenggarakan paling
sedikit 10 (sepuluh)
sedikit 7 (tujuh) program
program magister
magister
1.2 Kualitas Produk Akademik Pengembangan produk akademik dilakukan dengan memperhatikan standar kualitas akademik yang mampu menjamin pencapaian kompentensi lulusan yang dipersyaratkan dan kemudahan akses oleh mahasiswa. UT secara terus menerus telah mengembangkan quality assurance (QA) dalam pengembangan produk akademik sebagai bagian dari peningkatan kualitas produk
57
akademik. Pada tahun 2021 setiap bahan belajar dikembangkan melalui berbagai media dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Bahan belajar tersebut dapat diakses secara mudah dan terjangkau oleh masyarakat. Sasaran 2 Komponen 1.2.
Sasaran 2013
Sasaran 2021
Seluruh produk akademik
Seluruh produk akademik
Peningkatan
UT sudah dapat diakses
UT sudah dapat diakses
Kualitas
oleh peserta didik dan
oleh peserta didik dan
seluruh pemangku
pemangku kepentingan
kepentingan lainnya
lainnya melalui portal
dengan paling sedikit 50%
layanan akademik online
diantaranya dapat diakses
terpadu.
Akademik
Produk
melalui portal layanan akademik online terpadu.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.2.1 Menyediakan bahan ajar suplemen noncetak paling sedikit 80% dari matakuliah yang ditawarkan; 1.2.2 Menyediakan Tutorial Kit untuk 30% matakuliah yang ditawarkan; 1.2.3 Melakukan validasi paling sedikit 40% dari substansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya; 1.2.4 Melengkapi paling sedikit 10% mata kuliah dengan bahan ajar multimedia; dan 1.2.5 Memiliki fasilitas drylab paling sedikit 10% dari matakuliah praktikum/berpraktikum.
58
Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.2.
1.2.6
1.2.6
Kualitas Produk
Menyediakan bahan ajar
Menyediakan bahan ajar
Akademik
suplemen noncetak
suplemen noncetak untuk
untuk 100% matakuliah
100% matakuliah tawar
yang ditawarkan
yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi
1.2.7
1.2.7
Menyediakan tutorial kit
Menyediakan tutorial kit
untuk 60% matakuliah
untuk 60% matakuliah
yang ditawarkan
tawar yang bahan ajar cetak nya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi
1.2.8
1.2.8
Menyediakan 60%
Menyediakan 60%
substansi bahan ajar
substansi bahan ajar cetak
cetak yang telah
dari total bahan ajar cetak
divalidasi oleh pakar
yang berumur maksimal 5
dalam bidangnya
tahun dan tidak sedang proses revisi yang telah divalidasi oleh pakar dalam bidangnya
1.2.9
1.2.9
Menyediakan 20%
Menyediakan 20%
matakuliah yang telah
matakuliah dari
dilengkapi dengan bahan
matakuliah tawar yang
ajar multimedia
bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi yang telah
59
Aspek
Target Renop
Perubahan dilengkapi dg bahan ajar multimedia
1.2.10
1.2.10
Menyediakan 50% dari
Tidak ada perubahan
matakuliah praktikum/berpraktikum yang telah memiliki fasilitas drylab 1.2.11
1.2.11
Bahan ajar suplemen
Tidak ada perubahan
yang dapat diakses melalui internet TV-UT (ITV-UT)
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.2.
1.2.12
1.2.12
Kualitas produk
Menyediakan tutorial kit
Menyediakan tutorial kit
akademik
untuk 80% matakuliah
untuk 80% matakuliah
yang ditawarkan
tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi
1.2.13
1.2.13
Melakukankan validasi 80%
Melakukan validasi 80%
substansi bahan ajar cetak
substansi bahan ajar cetak
oleh pakar dalam
dari total bahan ajar cetak
bidangnya
yang berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses revisi oleh pakar dalam bidangnya
60
Aspek
Target Renop
Perubahan
1.2.14
1.2.14
Melengkapi 30% mata
Melengkapi 30%
kuliah dengan bahan ajar
matakuliah dari matakuliah
multimedia
tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi dg bahan ajar multimedia
1.2.15
1.2.15
Memiliki fasilitas 50%
Tidak ada perubahan
drylab untuk seluruh matakuliah praktikum/berpraktikum
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.2.
1.2.16
1.2.16
Kualitas Produk
Menyediakan Tutorial Kit
Menyediakan tutorial kit
Akademik
untuk 100% matakuliah
untuk 100% matakuliah
yang ditawarkan
tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi
1.2.17
1.2.17
Melakukan validasi seluruh
Melakukan validasi seluruh
subtansi bahan ajar cetak
substansi bahan ajar cetak
oleh pakar dalam
oleh pakar dalam
bidangnya
bidangnya dari total bahan ajar cetak yang berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses revisi
61
Aspek
Target Renop
Perubahan
1.2.18
1.2.18
Melengkapi 35%
Melengkapi 35%
matakuliah telah dilengkapi
matakuliah dari matakuliah
dengan bahan ajar
tawar yang bahan ajar
multimedia
cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi dengan bahan ajar multimedia
1.2.19
1.2.19
memiliki fasilitas drylab
Tidak ada perubahan
untuk seluruh matakuliah praktikum/berpraktikum
1.3 Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar SPJJ memungkinkan proses pembelajaran mahasiswa dilakukan tanpa kendala ruang, dan waktu. Untuk membantu mahasiswa dalam belajar, UT menyediakan berbagai layanan bantuan belajar yaitu tutorial dengan berbagai modus (tutorial tatap muka, tutorial elektronik, tutorial radio, dan tutorial tertulis), konseling, dan bimbingan akademik. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mahasiswa, berbagai ragam tutorial yang disediakan UT memiliki kontribusi pada nilai akhir suatu mata kuliah secara signifikan. Dengan demikian, ketersediaan tutor untuk setiap mata kuliah menjadi sangat penting. Penyediaan tutor dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan PT ataupun institusi lainnya dan merekrut secara terbuka dosen-dosen PT setempat atau para profesional yang memenuhi kriteria sebagai tutor. Di samping itu, UT juga melaksanakan tutorial tertulis yang disampaikan melalui media massa nasional dan daerah.
62
Agar kualitas tutor dapat terjamin maka UT melakukan berbagai upaya di antaranya melalui pengembangan standar dan prosedur layanan prima serta berbagai pelatihan, baik melalui modus tatap muka maupun jarak jauh. Upaya perbaikan layanan tersebut bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan tutor/konselor dan pengelola, tetapi juga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar mandiri. Pada tahun 2021 diharapkan UT sudah menyediakan beragam bentuk layanan bantuan belajar, antara lain: tutorial (baik tatap muka maupun jarak jauh), konseling, pembimbingan akademik, dan layanan pustaka digital. Secara kelembagaan, UT wajib menyediakan berbagai bentuk tutorial agar mahasiswa memiliki kebebasan untuk memanfaatkan beragam layanan belajar yang tersedia sesuai dengan kemampuan dan kondisi mahasiswa. Sasaran 3 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.3.1.
Seluruh layanan tutorial
Mempertahankan dan
Layanan Tutorial
sudah tersedia dalam
meningkatkan kualitas
berbagai modus dan dapat
seluruh layanan tutorial
diakses mahasiswa melalui
yang tersedia.
berbagai media termasuk peralatan komunikasi mobile, yang difasilitasi oleh tutor berakreditasi UT.
1.3.2. Konseling
Tersedia layanan konseling
Mempertahankan dan
secara online untuk seluruh
meningkatkan kualitas
mahasiswa termasuk yang
layanan konseling yang
diakses melalui peralatan
tersedia secara online.
komunikasi mobile.
63
Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.3.3.
Telah tersedia layanan
Mempertahankan dan
Layanan
perpustakaan digital bagi
meningkatkan kualitas
Perpustakaan
seluruh mahasiswa
layanan perpustakaan
Digital
termasuk yang dapat
digital bagi seluruh
diakses melalui peralatan
mahasiswa.
komunikasi mobile.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 1.3.1 Layanan Tutorial Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.3.1.1 Menyediakan seluruh layanan tutorial, termasuk bimbingan penelitian dan penulisan tesis/disertasi dalam berbagai modus dan dapat diakses mahasiswa melalui berbagai media termasuk peralatan komunikasi mobile, yang difasilitasi oleh tutor berakreditasi UT; 1.3.1.2 Mengakreditasi 50% tutor; dan 1.3.1.3 Menyelenggarakan sistem pengelolaan tutor dan tutorial yang berstandar di semua kantor UPBJJ-UT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.3.1.
1.3.1.4
1.3.1.4
Layanan
Menyediakan seluruh
Melengkapi layanan
Tutorial
layanan tutorial online
tutorial online dengan
telah dilengkapi dengan
pengiriman reminder
fasilitas akses melalui
melalui jaringan sosial dan
jejaring komunitas sosial
SMS
(social platform) dan layanan pesan singkat (SMS)
64
Aspek
Target Renop
Perubahan
1.3.1.5
1.3.1.5
Mengakreditasi 75% tutor
Mengakreditasi 50% tutor
1.3.1.6
1.3.1.6
Menyediakan fasilitas
Menyediakan fasilitas
akses terhadap layanan
akses terhadap layanan
tutorial online paling
tutorial online paling
sedikit di 20%
sedikit di 15%
kabupaten/kota berbasis
kabupaten/kota berbasis
kemitraan
kemitraan
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.3.1.
1.3.1.7
1.3.1.7
Layanan Tutorial
Mengakreditasi seluruh
Mengakreditasi 60% tutor
tutor 1.3.1.8 Menyediakan fasilitas akses
Dihilangkan dari target
terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 35% kabupaten/kota berbasis kemitraan
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
1.3.1.
-
Layanan Tutorial
Perubahan 1.3.1.8 Mengakreditasi 75% tutor
1.3.1.9 Menyediakan fasilitas akses
Dihilangkan dari target
terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 50% kabupaten/kota berbasis kemitraan
65
1.3.2 Konseling Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.3.2.1 Menyediakan layanan informasi melalui newsletter berbasis teknologi push e-mail kepada seluruh mahasiswa yang alamat e-mailnya terdaftar di UT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.3.2.
1.3.2.2
1.3.2.2
Konseling
Menyediakan layanan
Menyediakan layanan
konseling secara online
konseling secara online
untuk seluruh mahasiswa
untuk seluruh mahasiswa
dengan pengelolaan
dengan pengelolaan
berbasis program studi dan
berbasis program studi
wilayah
1.3.3 Layanan Perpustakaan Digital Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.3.3.1 Menyediakan layanan perpustakaan digital bagi seluruh mahasiswa termasuk yang dapat diakses melalui peralatan komunikasi mobile. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.3.3.
1.3.3.2
1.3.3.2
Layanan
Menyediakan BMP digital
Tidak ada perubahan
Perpustakaan
untuk semua matakuliah di
Digital
dalam layanan perpustakaan digital
66
1.4 Layanan Administrasi Akademik Salah satu faktor penting dalam mengelola UT adalah pengelolaan registrasi mahasiswa. Kegiatan registrasi menyangkut penyediaan informasi UT, prosedur registrasi, biaya kuliah, dan produk UT untuk mahasiswa, penyediaan formulir, pelaksanaan registrasi oleh mahasiswa, pengolahan data mahasiswa dan alumni, penyediaan data mahasiswa dan alumni, dan penyimpanan data mahasiswa dan alumni. Di samping itu, sistem registrasi menyangkut pula integrasi antara sistem pencatatan data mahasiswa dengan sistem pencatatan keuangan pembayaran registrasi dan produk UT lain yang berkaitan dengan registrasi mahasiswa. Sasaran 4 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.4.
UT telah menerapkan
UT telah menerapkan
Sistem
sistem registrasi online
sistem registrasi online
Registrasi
yang terintegrasi dengan
yang terintegrasi dengan
sistem aplikasi keuangan
sistem aplikasi keuangan
dan sistem aplikasi ujian,
dan sistem aplikasi ujian
disamping sistem
sesuai dengan
registrasi yang telah ada.
perkembangan teknologi mutakhir dan kebutuhan, disamping sistem registrasi yang telah ada.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.4.1 Memiliki sistem registrasi online, di samping sistem registrasi yang telah ada.
67
Pada akhir tahun 2011, UT telah:
Aspek
Target Renop
1.4.
1.4.2
Layanan
Menerapkan sistem
Administrasi
registrasi online yang
Akademik
terintegrasi dengan sistem
Perubahan 1.4.2 Tidak ada perubahan
aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.4.
1.4.3
1.4.3
Layanan
Menerapkan sistem
Tidak ada perubahan
Administrasi
registrasi online yang
Akademik
terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.4.
1.4.4
1.4.4
Layanan
Menerapkan sistem
Tidak ada perubahan
Administrasi
registrasi online yang
Akademik
terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada
68
1.5 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar (EHB) yang dilaksanakan oleh UT terdiri dari: (a) tugas mata kuliah, laporan praktek/praktikum, UAS, tugas akhir program (untuk program sarjana), (b) Project/tesis (untuk program magister), dan (c) Disertasi (untuk program doktor). Selain itu ada pula UAS berbentuk: (a) penilaian unjuk kerja, lisan, atau tertulis (ujian pilihan ganda atau ujian uraian), (b) ujian tertulis dilaksanakan secara tatap muka dan online, serta (c) ujian tesis dan disertasi yang dilaksanakan secara tatap muka dan melalui media. Bahan UAS, TM, dan TAP dikembangkan dengan prosedur dan format yang telah distandardisasi. Para pengembang bahan ujian tersebut dapat berasal dari dalam dan dari luar UT. Bahan ujian yang telah divalidasi disimpan di Bank Soal yang terkomputerisasi dan dijamin kerahasiaannya. Selanjutnya, naskah ujian yang akan digunakan dirakit dari Bank Soal UT. Mahasiswa dapat mengikuti ujian di tempat ujian atau di lokasi yang sesuai dengan pilihannya. Tempat ujian tersebar sampai di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan beberapa lokasi di luar negeri. Hal ini sangat memudahkan mahasiswa dalam mengikuti ujian walaupun mereka tidak berada di kota asalnya. Naskah ujian disiapkan di UT Pusat dan berlaku di seluruh lokasi ujian. Dengan demikian, terdapat ukuran baku atau standarisasi materi yang diujikan termasuk sistem penilaiannya bagi setiap mahasiswa. Untuk mengelola penyelenggaraan UAS ini, UT telah mengembangkan dan menerapkan prosedur pedoman baku pelaksanaan ujian. Meskipun demikian, karena cakupan UAS UT yang sangat luas dan menyebar, kadangkala muncul kesulitan dalam memonitor pelaksanaan ujian. Untuk mengatasi masalah ini, UT 69
menjalin kerja sama dengan berbagai instansi di daerah. Saat ini, UT telah bekerja sama dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota dalam bentuk penggunaan fasilitas fisik (sekolah-sekolah untuk tempat ujian dan untuk kegiatan praktek dan praktikum). Di samping itu, UT juga melakukan kerja sama dengan PT lain dalam penyediaan pengawas ujian. Sistem ujian UT saat ini mengharuskan mahasiswa datang ke lokasi ujian pada waktu yang telah ditentukan secara serentak di seluruh Indonesia dan di beberapa tempat di luar negeri. Dalam perkembangannya, terdapat kebutuhan mahasiswa akan ujian secara perorangan pada waktu yang mereka inginkan. Mengingat keterbatasan sarana dan prasarana serta memperhatikan unsur kerahasiaan ujian, sampai saat ini UT belum dapat memberikan layanan ujian perorangan. Untuk meningkatkan layanan UT dalam pelaksanaan ujian dan karena terbatasnya waktu ujian untuk setiap mata kuliah UT telah menyiapkan sistem ujian online (SUO) yang akan diujicobakan pada tahun 2010 dan akan dilaksanakan secara penuh setelah melakukan evaluasi terhadap sistem tersebut. Untuk menjamin keamanan pelaksanaan ujian, pelaksanaan SUO yang akan dilakukan di seluruh UPBJJ-UT akan diawasi dengan ketat oleh staf UPBJJ-UT. Sasaran 5 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.5.
UT telah memiliki sistem
UT telah memiliki sistem
Sistem
penyelenggaraan ujian,
penyelenggaraan ujian
Penyelenggaraan
termasuk ujian online jenis
dengan memanfaatkan
Ujian
soal obyektif dan esai, yang
perkembangan teknologi
akuntabel dan efisien.
terkini, yang fleksibel, akuntabel, dan efisien.
70
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.5.1 Menyediakan ujian online untuk 80% matakuliah dengan jenis soal obyektif; dan 1.5.2 Menyediakan ujian berbasis komputer (UBK) untuk semua matakuliah. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.5.
1.5.3
1.5.3
Evaluasi Hasil
Menyediakan ujian online
Menyediakan ujian online
Belajar
untuk seluruh matakuliah
untuk matakuliah yang
dengan jenis soal obyektif
memiliki minimal 6 set soal sudah divalidasi dengan jenis soal obyektif
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.5.
1.5.4
1.5.4
Evaluasi Hasil
Menyediakan ujian online
Tidak ada perubahan
Belajar
untuk 50% mata kuliah dengan jenis soal esai
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.5.
1.5.5
1.5.5
Evaluasi Hasil
Menyediakan ujian online
Tidak ada perubahan
Belajar
untuk 100% matakuliah dengan jenis soal esai
71
1.6. Peningkatan Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Publikasi Ilmiah Hasil-hasil penelitian harus dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan masyarakat, perumusan kebijakan UT, dan publikasi ilmiah. Kebijakan penelitian, abdimas, dan publikasi ilmiah harus didasarkan pada kemanfaatan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen. Sebagai PT, UT memiliki kewajiban untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu setiap dosen memiliki kewajiban untuk melaksanakan penelitian, mengujicobakan hasilnya di masyarakat, dan mempublikasikannya melalui berbagai forum atau jurnal ilmiah. Sasaran 6 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
1.6.1.
Menghasilkan 400
Setiap tahun menghasilkan
Peningkatan
penelitian pertahun yang
penelitian sejumlah dosen,
Kualitas
dilakukan oleh dosen,
dimana 50% diantaranya
dimana 50% diantaranya
dipublikasikan dalam jurnal
dipublikasikan dalam jurnal
ilmiah termasuk 25%
ilmiah termasuk 25%
diantaranya dalam jurnal
diantaranya dalam jurnal
internasional.
Penelitian
dan
Publikasi ilmiah
internasional. 1.6.2.
UT telah menyelenggara-
UT telah menyelengga-
Peningkatan
kan program pengabdian
rakan program pengabdian
Kualitas
kepada masyarakat,
kepada masyarakat,
Pengabdian
program pemberdayaan
program pemberdayaan
kepada
masyarakat di 10 wilayah,
masyarakat di 18 wilayah,
Masyarakat
serta 1 (satu) program
serta 3 (tiga) program
abdimas berskala nasional.
abdimas berskala nasional.
72
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 1.6.1.
Peningkatan Kualitas Publikasi ilmiah
Penelitian
dan
Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.6.1.1 Melaksanakan 200 penelitian; 1.6.1.2 Mempublikasikan paling sedikit 20% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional; 1.6.1.3 Mempublikasikan paling sedikit 5% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional; dan 1.6.1.4 Mendiseminasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional atau internasional. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.1.
1.6.1.5
1.6.1.5
Peningkatan
Melaksanakan 250
Melaksanakan 215
Kualitas
penelitian
penelitian
Penelitian dan
1.6.1.6
1.6.1.6
Publikasi Ilmiah
Mempublikasikan paling
Mempublikasikan paling
sedikit 30% dari jumlah
sedikit 25% dari jumlah
penelitian dalam jurnal
penelitian dalam jurnal
ilmiah nasional
ilmiah nasional
1.6.1.7
1.6.1.7
Mempublikasikan paling
Mempublikasikan paling
sedikit 10% dari jumlah
sedikit 6% dari jumlah
penelitian dalam jurnal
penelitian dalam jurnal
ilmiah internasional
ilmiah internasional
1.6.1.8
1.6.1.8
Mendesiminasikan paling
Mendesiminasikan paling
sedikit 50% dari jumlah
sedikit 65% dari jumlah
penelitian dalam pertemuan
penelitian dalam pertemuan
ilmiah nasional dan
ilmiah nasional dan
internasional
internasional
73
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.1.
1.6.1.9
1.6.1.9
Peningkatan
Menyelenggarakan 300
Menyelenggarakan 230
Kualitas
penelitian
penelitian
Penelitian dan
1.6.1.10
1.6.1.10
Publikasi Ilmiah
Mempublikasikan paling
Mempublikasikan paling
sedikit 40% dari jumlah
sedikit 30% dari jumlah
penelitian dalam jurnal
penelitian dalam jurnal
ilmiah nasional
ilmiah nasional
1.6.1.11
1.6.1.11
Mempublikasikan paling
Mempublikasikan paling
sedikit 15% dari jumlah
sedikit 10% dari jumlah
penelitian dipublikasikan
penelitian dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah
dalam jurnal ilmiah
internasional
internasional
1.6.1.12
1.6.1.12
Mendesiminasikan paling
Mendesiminasikan paling
sedikit 50% dari jumlah
sedikit 65% dari jumlah
penelitian dalam pertemuan
penelitian dalam pertemuan
ilmiah nasional dan
ilmiah nasional dan
internasional
internasional
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.1.
1.6.1.13
1.6.1.13
Peningkatan
Menyediakan 400 penelitian
Menyediakan 250 penelitian
Kualitas
1.6.1.14
1.6.1.14
Penelitian dan
Mempublikasikan paling
Mempublikasikan paling
Publikasi Ilmiah
sedikit 50% dari jumlah
sedikit 35% dari jumlah
penelitian dalam jurnal
penelitian dalam jurnal
ilmiah nasional
ilmiah nasional
1.6.1.15 Mempublikasikan paling sedikit 25% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional
1.6.1.15 Mempublikasikan paling sedikit 15% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional
74
Aspek
1.6.2
Target Renop
Perubahan
1.6.1.16
1.6.1.16
Mendesiminasikan paling
Mendesiminasikan paling
sedikit 50% dari jumlah
sedikit 65% dari jumlah
penelitian dalam pertemuan
penelitian dalam pertemuan
ilmiah nasional atau
ilmiah nasional atau
internasional
internasional
Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat
Pada akhir tahun 2010, UT telah: 1.6.2.1 Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat paling sedikit di 5 (lima) Wilayah Binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJUT; dan 1.6.2.2 Menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) program pengabdian kepada masyarakat berskala nasional. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.2.
1.6.2.3
1.6.2.3
Peningkatan
Menyelenggarakan program
Tidak ada perubahan
Kualitas
pemberdayaan masyarakat
Pengabdian
paling sedikit di 7 (tujuh)
kepada
Wilayah Binaan, termasuk
Masyarakat
yang dilakukan oleh UPBJJUT
75
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.2.
1.6.2.4
1.6.2.4
Peningkatan
Menyelenggarakan program
Tidak ada perubahan
Kualitas
pemberdayaan masyarakat
Pengabdian
paling sedikit di sembilan
kepada
Wilayah Binaan, termasuk
Masyarakat
yang dilakukan oleh UPBJJUT 1.6.2.5
1.6.2.5
Menyelenggarakan paling
Tidak ada perubahan
sedikit dua program pengabdian masyarakat berskala nasional
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
1.6.2.
1.6.2.6
1.6.2.6
Peningkatan
Menyelenggarakan program
Tidak ada perubahan
Kualitas
pemberdayaan masyarakat
Pengabdian
paling sedikit di sepuluh
kepada
wilayah binaan, termasuk
Masyarakat
yang dilakukan oleh UPBJJUT
2.
DAYA JANGKAU DAN KUALITAS LAYANAN
2.1 Peningkatan dan Pemantapan Jaringan Kemitraan Sistem PTTJJ relatif masih dirasakan baru kehadirannya di Indonesia. Sampai saat ini institusi PTTJJ yang diakui secara resmi sejak tahun 1984 adalah UT. Sistem pendidikan jarak jauh (SPJJ) merupakan budaya belajar dan pembelajaran baru bagi masyarakat kita sehingga wajar bila keberadaan UT sampai saat ini masih sering diragukan terutama dari segi kualitas lulusannya. Hal ini 76
dipengaruhi budaya belajar mandiri yang belum tersosialisasi dan terinternalisasikan dengan baik. Masyarakat masih terbiasa dibimbing secara tatap muka. Hal ini menyebabkan mahasiswa lebih menyukai mengikuti perkuliahan tatap muka daripada jarak jauh, sehingga menimbulkan persepsi bahwa UT merupakan PT kelas dua. Terbitnya SK Mendiknas Nomor 107/U/2001 tentang penyelenggaraan institusi PTTJJ membuat UT harus siap berkompetisi dengan PT lain yang kemungkinan besar akan menyelenggarakan SPJJ. Sehubungan dengan hal tersebut, UT harus mampu mengubah pengakuan masyarakat (citra) menjadi PT pilihan berkualitas berbasis TIK, mudah diakses, cepat, akurat, dan murah serta terjangkau bagi semua golongan masyarakat (quality mass distance education institution). Pembentukan citra ini dapat diwujudkan melalui beberapa pencapaian, yaitu semua program, bahan ajar, layanan bantuan belajar, sarana dan prasarana yang sudah berkualitas dan relevan dengan perkembangan teknologi mutakhir serta didukung oleh SDM yang profesional di bidangnya. Sasaran 7 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
2.1.
Melayani paling sedikit
Melayani paling sedikit
Daya Jangkau
550.000 mahasiswa
250.000 mahasiswa
registrasi per semester,
registrasi per semester dari
yang terdiri dari 150.000
berbagai lapisan
mahasiswa nonguru dan
masyarakat dan tersebar
400.000 mahasiswa guru,
baik di seluruh wilayah
dari berbagai lapisan
Nusantara maupun luar
masyarakat dan tersebar
negeri.
baik di seluruh wilayah Nusantara maupun luar negeri.
77
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 2.1.1 Melayani paling sedikit 90.000 mahasiswa nonguru dan 460.000 mahasiswa guru registrasi per semester; 2.1.2 Memiliki kerja sama dengan Pemerintah, yang mencakup paling sedikit 60% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, 7 (tujuh) lembaga pemerintah, 5 (lima) lembaga pendidikan, dan 1 (satu) lembaga nonpemerintah; 2.1.3 Menyediakan titik akses internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet di Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas); 2.1.4 Memberikan pelayanan registrasi secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di 10 UPBJJ-UT; 2.1.5 Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu bulan; 2.1.6 Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun televisi nasional dan satu televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu semester; 2.1.7 Melakukan sosialisasi melalui satu media cetak nasional dan satu media cetak lokal per UPBJJUT paling sedikit dua kali dalam satu semester; dan 2.1.8 Melakukan sosialisasi melalui situs jejaring sosial.
78
Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
2.1.
2.1.9
Peningkatan dan
Melayani paling sedikit
Pemantapan
100.000 mahasiswa
Jaringan
nonguru dan 450.000
Kemitraan
mahasiswa guru registrasi
Perubahan 2.1.9 Tidak ada perubahan
per semester; 2.1.10 Memiliki kerja sama paling
2.1.10 Tidak ada perubahan
sedikit dengan Pemerintah, 65% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, 10 lembaga pemerintah, 10 lembaga pendidikan, serta 2 (dua) lembaga nonpemerintah; 2.1.11 Memiliki jaringan komunitas
2.1.11 Tidak ada perubahan
yang secara aktif menggalang dana beasiswa dalam rangka pengembangan daya jangkau; 2.1.12 Menyediakan titik akses
2.1.12 Tidak ada perubahan
internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakat di paling sedikit 10% dari jumlah kabupaten/kota yang ada;
79
Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.13
2.1.13
Memberikan pelayanan
Memberikan pelayanan
registrasi dan persiapan
registrasi secara mobile,
ujian secara mobile,
khususnya bagi mahasiswa
khususnya bagi mahasiswa
Pendas di 15 UPBJJ-UT
Pendas di 15 UPBJJ-UT 2.1.14
2.1.14
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui satu stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu bulan; 2.1.15
2.1.15
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui satu stasiun televisi nasional dan satu televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu semester; 2.1.16
2.1.16
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui satu media cetak nasional dan satu media cetak lokal per UPBJJUT paling sedikit dua kali dalam satu semester.
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.
2.1.17
2.1.17
Peningkatan dan
Melayani paling sedikit
Tidak ada perubahan
Pemantapan
125.000 mahasiswa
Jaringan
nonguru dan 425.000
Kemitraan
mahasiswa guru registrasi per semester
80
Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.18
2.1.18
Memiliki kerja sama paling
Tidak ada perubahan
sedikit dengan Pemerintah; 70% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; 12 lembaga pemerintah; 10 lembaga pendidikan; serta 5 (lima) lembaga nonpemerintah 2.1.19
2.1.19
Menyediakan titik akses
Tidak ada perubahan
internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakar di paling sedikit 30% dari jumlah kabupaten/kota yang ada 2.1.20
2.1.20
Memberikan pelayanan
Memberikan pelayanan
registrasi dan persiapan
registrasi secara mobile,
ujian secara mobile,
khususnya bagi mahasiswa
khususnya bagi mahasiswa
Pendas di 25 UPBJJ-UT
Pendas di 25 UPBJJ-UT 2.1.21
2.1.21
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui 1 (satu) stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 1 (satu) kali satu bulan
81
Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.22
2.1.22
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui 1 (satu) televisi nasional dan 1 (satu) televise lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester 2.1.23
2.1.23
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui 1 (satu) media cetak nasional dan 1 (satu) media cetak lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.
2.1.24
2.1.24
Peningkatan dan
Melayani paling sedikit
Tidak ada perubahan
Pemantapan
150.000 mahasiswa
Jaringan
nonguru dan 400.000
Kemitraan
mahasiswa guru registrasi per semester 2.1.25
2.1.25
Memiliki kerja sama paling
Tidak ada perubahan
sedikit dengan pemerintah, 75% pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, 15 lembaga pemerintah, 30 lembaga pendidikan, serta 10 lembaga nonpemerintah
82
Aspek
Target Renop
Perubahan
2.1.26
2.1.26
Menyediakan titik akses
Tidak ada perubahan
internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakat di paling sedikit 50% dari jumlah kabupaten/kota 2.1.27
2.1.27
Memberikan pelayanan
Memberikan pelayanan
registrasi dan persiapan
registrasi
ujian secara mobile,
khususnya bagi mahasiswa
khususnya bagi mahasiswa
Pendas di semua UPBJJ-UT
secara mobile,
Pendas di semua UPBJJ-UT 2.1.28
2.1.28
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui 1 (satu) stasiun radio nasional dan 1 (satu) radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali 1 (satu) bulan 2.1.29
2.1.29
Melakukan sosialisasi
Tidak ada perubahan
melalui 1 (satu) stasiun televisi nasional dan 1 (satu) televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali 1 (satu) semester 2.1.30 Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) media cetak nasional dan 1 (satu) media cetak lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) semester
2.1.30 Tidak ada perubahan
83
2.2 Peningkatan Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi UT sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan PTTJJ akan mampu berperan secara efektif dan efisien apabila mempunyai jaringan kerja sama yang kuat dengan berbagai lembaga pendidikan dan lembaga nonpendidikan. Pembentukan, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan kerja sama yang dilakukan secara terus-menerus dalam bidang penyediaan dan layanan produk akademik dan nonakademik, seyogyanya menggunakan berbagai strategi yang memanfaatkan perangkat teknologi komunikasi mutakhir. Dengan demikian, secara logis jumlah pengguna layanan pendidikan melalui UT yang berasal dari berbagai segmen pasar dapat meningkat dan stabil. Sasaran 8 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
2.2.
UT telah diakui oleh
UT telah diakui oleh
Peningkatan
komunitas pendidikan
masyarakat luas sebagai
citra institusi
sebagai institusi yang
institusi yang membuka
membuka akses pendidikan
akses pendidikan tinggi
tinggi berkualitas bagi
berkualitas bagi seluruh
seluruh warga negara
warga negara Indonesia,
Indonesia, termasuk warga
termasuk warga negara
negara berkebutuhan
berkebutuhan khusus, yang
khusus, yang tinggal di
tinggal di daerah terisolasi,
daerah terisolasi, yang
serta memiliki keterbatasan
sedang berdomisili di luar
ekonomi.
negeri serta memiliki keterbatasan ekonomi.
84
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 Pada akhir tahun 2010, UT telah: 2.2.1 Memiliki website yang menarik, komunikatif, dan mengandung informasi komprehensif dan mutakhir; 2.2.2 Memiliki gedung kantor UPBJJ-UT yang dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 75% UPBJJ-UT; dan 2.2.3 Memiliki produk dan layanan akademik yang diakui oleh komunitas pendidikan yang ditunjukkan dengan pemanfaatan produk dan layanan akademik di berbagai instansi pendidikan lain. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
2.2.
2.2.4
2.2.4
Peningkatan
Memiliki gedung kantor
Tidak ada perubahan
Pengakuan
UPBJJ-UT yang dilengkapi
Masyarakat
dengan fasilitas terstandar
terhadap
di 90% UPBJJ-UT;
Institusi
2.2.5
2.2.5
Memiliki jaringan komunitas
Tidak ada perubahan
yang secara aktif melakukan program kegiatan dalam rangka meningkatkan citra institusi.
85
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek 2.2. Peningkatan Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi
Target Renop
Perubahan
2.2.4 Memiliki gedung kantor UPBJJ-UT yang dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 90% UPBJJ-UT
2.2.6
2.2.5
2.2.7
Memiliki jaringan komunitas
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
yang secara aktif melakukan program kegiatan dalam rangka meningkatkan citra institusi
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
2.2.
2.2.8
2.2.8
Peningkatan
Memiliki staf yang mampu
Tidak ada perubahan
Pengakuan
melakukan komunikasi
Masyarakat
kepada masyarakat
terhadap
mengenai eksistensi dan
Institusi
keunggulan UT 2.2.9
2.2.9
Mendapat pengakuan
Tidak ada perubahan
masyarakat luas sebagai PT yang memanfaatkan teknologi terkini 2.2.10
2.2.10
Memiliki jaringan komunitas
Tidak ada perubahan
yang secara aktif membantu meningkatkan pendanaan UT dari berbagai sumber
86
Aspek
Target Renop 2.2.11 Mendapat pengakuan
Perubahan 2.2.11 Tidak ada perubahan
sebagai PT yang bisa melayani warga negara berkebutuhan khusus, yang tinggal di daerah yang terisolasi, sedang berdomisili di luar negeri, dan memiliki keterbatasan ekonomi
3.
TATA KELOLA
Sasaran akhir pengembangan dan implementasi tata kelola yaitu UT memiliki manajemen PTTJJ yang handal dan sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut, UT mengembangkan berbagai strategi dan menetapkan sasaran antara agar sasaran akhir bidang tata kelola dapat dicapai. Secara umum, tatakelola UT diarahkan kepada adanya suatu sistem pengendalian yang efektif, efisien, dan akuntabel sekaligus adaptif terhadap perubahan lingkungan. Tata kelola UT didesain dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip good public governance yaitu transparansi, akuntabilitas, adil, taat hukum, dan kualitas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance, stakeholders termasuk pegawai UT diharapkan memiliki kepekaan dan tanggungjawab yang tinggi dalam bekerja. Prinsip-prinsip good governance diharapkan menjadi faktor pendorong dan pengendali dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor, serta melaporkan seluruh kegiatan UT. Pengendalian dimulai dari proses perumusan kebijakan dan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan. Oleh karena itu, proses perumusan kebijakan dan perencanaan merupakan titik awal pengendalian seluruh kegiatan di UT. Pengendalian tidak hanya dilakukan melalui pengendalian 87
formal namun juga melalui penanaman nilai, norma, dan etika dalam bekerja. Pada akhirnya seluruh sistem dan prosedur kerja harus menjiwai setiap insan pegawai UT dalam bekerja. Mekanisme pengendalian yang dikembangkan harus mampu menyeimbangkan antara sistem dan prosedur yang cenderung kaku namun tetap memberikan ruang gerak bagi munculnya ide-ide baru dalam bekerja. Sistem juga didesain mampu memberikan umpan balik yang cepat (feedback prompted) sehingga kesalahan-kesalahan dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan perbaikan. Dengan demikian setiap staf dan unit perlu diberikan kewenangan yang cukup untuk menangani umpan balik sekaligus melakukan perbaikan. Sistem ini didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan dapat melakukan kegiatan secara multitasking. Di samping itu, tatakelola UT juga harus didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai dalam jumlah dan kualitasnya. 3.1 Kebijakan dan Perencanaan Kebijakan yang efektif adalah kebijakan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang jelas akan mampu menghindarkan salah tafsir dan memudahkan bagi unit dalam menyusun perencanaan. Kebijakan yang dijadikan acuan adalah UU dan PP yang mengatur urusan akademik perguruan tinggi, sumber daya manusia perguruan tinggi, keuangan, aset, serta akreditasi perguruan tinggi, Rencana Strategis UT, dan Rencana Operasional UT. Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam kebijakan yang lebih tinggi, Pimpinan UT perlu menyusun kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Rektor dan turunannya. Penyusunan kebijakan dan perencanaan dilaksanakan berdasarkan prinsip dekonsentrasi yang partisipatif artinya setiap pegawai sesuai dengan kewenangannya memiliki kontribusi dalam proses penyusunan perencanaan di UT berdasarkan kebijakan di atasnya. Proses perencanaan 88
unit disusun dengan melibatkan seluruh komponen yang berkepentingan. Sasaran yang ingin dicapai proses penyusunan kebijakan adalah sebagai berikut. Sasaran 9 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.1.
Setiap kebijakan dan
Setiap kebijakan dan
Kebijakan dan
perencanaan di UT
perencanaan di setiap unit
Perencanaan
dirumuskan dalam bentuk
di UT dirumuskan dalam
yang dapat diukur, realistis,
bentuk yang dapat diukur,
dan didasarkan pada
realistis, dan didasarkan
sasaran yang ditetapkan
pada sasaran yang
oleh kebijakan yang lebih
ditetapkan oleh kebijakan
tinggi dengan prinsip
yang lebih tinggi dengan
partisipatif.
prinsip partisipatif.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.1.1.
Kebijakan dan Perencanaan
Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.1.1.1 Mengusulkan UT sebagai PTN yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 3.1.1.2 Menyiapkan seluruh perangkat-perangkat aturan, sarana dan prasarana, dan personalia yang dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan BLU; 3.1.1.3 Melakukan sosialisasi tentang PK BLU UT pada seluruh staf dan pemangku kepentingan
3.2 Struktur Organisasi Ruang lingkup struktur organisasi meliputi pembagian tugas, sistem dan prosedur kerja, kewenangan, rumusan garis komando dan koordinasi, dan bentuk struktur 89
organisasi. Pada tahun 2010 ini jumlah mahasiswa UT melebihi angka 600.000 orang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia hingga ke tingkat kecamatan. Untuk itu UT perlu memiliki mekanisme pengendalian yang efektif. Mekanisme ini diakomodasikan dalam struktur organisasi dan tatakerja (OTK) yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Fleksibilitas dicapai dengan dimungkinkannya pembentukan tim-tim kerja adhoc untuk mendukung struktur organik, sedangkan adaptabilitas dicapai melalui evaluasi-evaluasi dan penyesuaian secara periodik dan berkelanjutan terhadap kinerja struktur organisasi. Sementara itu, 37 UPBJJ-UT yang merupakan frontliners di daerah, belum seluruhnya memiliki kemampuan melayani sesuai dengan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Sebagai PTTJJ, UT tidak akan mampu memenuhi sendiri seluruh kebutuhannya, karena itu dukungan dari mitra kerja mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, sasaran ke depan yang hendak dicapai sebagai berikut. Sasaran 10 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.2.1.
UT telah memiliki struktur
UT telah memiliki struktur
Struktur
organisasi secara utuh yang
organisasi yang sesuai
Organisasi
sesuai dengan kebutuhan
dengan perubahan
UT dan peraturan yang
lingkungan, fleksibel, dan
berlaku.
mampu menjadi pedoman dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
90
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.2.1
Struktur Organisasi
Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.2.1.1 Menyempurnakan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan UT dengan mengusulkan UT sebagai PTN yang menerapkan Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.2.1.
3.2.1.2
3.2.1.2
Struktur
Menyempurnakan struktur
Perkiraan SK UT dengan
Organisasi
organisasi yang sesuai
PK BLU baru akan
dengan kebutuhan UT
diterbitkan tahun 2011,
dengan mengusulkan UT
sehingga penerapan
sebagai UT sebagai PTN
struktur UT dengan PK BLU
yang menerapkan
baru akan dapat
Pengelolaan Keuangan-
direalisasikan tahun 2012
Badan Layanan Umum
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
3.2.1.
3.2.1.3
Perubahan 3.2.1.3
Struktur
Menerapkan struktur
Tidak ada perubahan
Organisasi
organisasi dengan PK BLU
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek 3.2.1. Struktur Organisasi
Target Renop 3.2.1.4 Memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan UT
Perubahan 3.2.1.4 Tidak ada perubahan
91
3.3 Pengelolaan SDM Untuk menyelenggarakan berbagai program pendidikan tinggi berkualitas melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh yang berkualitas dan mudah diakses, UT perlu memanfaatkan berbagai macam instrumen dan peralatan termasuk TIK dalam bidang akademik dan manajemen. Untuk itu UT harus didukung oleh SDM yang berkualitas dan kompeten, serta memiliki etika dan norma kerja yang sesuai dengan UT sebagai PTTJJ berkualitas dunia. Sebagai PTTJJ, UT perlu mendorong SDM agar selalu belajar melalui proses belajar secara mandiri baik pada tingkat individu, kelompok, maupun organisasi sehingga setiap SDM menjadi sangat mahir dalam pekerjaannya masing-masing. Kondisi SDM UT saat ini dari sisi jumlah sudah mencukupi, namun dari sisi kompetensi dan komposisi masih perlu ditingkatkan dan direformulasi baik di UT-Pusat maupun di UPBJJ-UT, agar mampu bekerja sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dan nilai-nilai yang ditetapkan UT. Pengembangan kompetensi dan komposisi SDM UT diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan UT akan SDM dalam bidang akademik, manajemen termasuk operasional, pengembangan dan produksi bahan ajar, dan pelayanan. Dosen perlu dikelompokkan berdasarkan bidang studi masing-masing. Kelompok bidang studi ini merupakan basis pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. Komposisi SDM kelompok bidang studi ini perlu diatur agar tercapai komposisi yang seimbang antara Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor, dan Asisten Ahli dalam setiap program studi. Di samping itu, UT harus mengembangkan sistem perencanaan, rekrutmen, pengembangan, rotasi dan mutasi, sistem informasi SDM, remunerasi, penilaian kinerja, penanganan hukum, pemensiunan, dan pemutusan hubungan kerja dengan berbasis TIK. 92
Sasaran 11 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.3.1.
UT memiliki SDM dalam
UT secara terus menerus
Komposisi SDM
jumlah, kualifikasi, dan
mengembangkan SDM agar
komposisi yang memadai
tercapai jumlah, kualifikasi,
dalam berbagai bidang
dan komposisi yang
keahlian akademik maupun
memadai dalam berbagai
administratif yang sesuai
bidang keahlian akademik
dengan kebutuhan dan
maupun administratif yang
kompetensinya.
sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya.
3.3.2.
UT telah menerapkan
UT telah memiliki sistem
Sistem
sistem pengelolaan SDM
pengelolaan SDM yang
manajemen SDM
yang efektif dengan
integratif berbasis TIK.
berbasis TIK.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.3.1. Komposisi SDM Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.3.1.1 Memiliki 50% dosen berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; dan 3.3.1.2 Memiliki 5% dosen berkualifikasi akademik doktor
93
Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.3.1.
3.3.1.3
3.3.1.3
Komposisi SDM
Memiliki 53% dosen
Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; 3.3.1.4
3.3.1.4
Memiliki 7% dosen
Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik doktor. 3.3.1.5 -
10% pelatihan dosen dilakukan secara online
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.3.1.
3.3.1.5
3.3.1.6
Komposisi SDM
Memiliki 60% dosen
Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; 3.3.1.6 Memiliki 7% dosen
3.3.1.7 Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik doktor. 3.3.1.8 Memiliki 1 tenaga Teknologi Pendidikan (TP) di setiap jurusan (14 jurusan)
94
Pada akhir tahun 2013, UT telah:
Aspek
Target Renop
Perubahan
3.3.1.
3.3.1.7
3.3.1.9
Komposisi SDM
Memiliki 90% dosen
Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; 3.3.1.8 Memiliki 15% dosen
3.3.1.10 Tidak ada perubahan
berkualifikasi akademik doktor. 3.3.1.9
3.3.1.11
Menempatkan seluruh
Tidak ada perubahan
pegawai berdasarkan kebutuhan organisasi UT dan kentrampilan serta kompetensi SDM.
3.3.2. Pengelolaan SDM Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.3.2.1 Mengembangkan desain sistem pengelolaan SDM yang terarah dan terukur Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.3.2.
3.3.2.2
3.3.2.2
Pengelolaan SDM
Menerapkan sistem
Tidak ada perubahan
pengelolaan SDM yang efektif berbasis TIK
95
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.3.2.
3.3.2.3
3.3.2.3
Pengelolaan SDM
Memiliki sistem audit SDM
Tidak ada perubahan
3.4
Pengelolaan Keuangan Sebagai PTN, sistem pengelolaan keuangan UT mengacu pada UU Keuangan Negara dan UU PNBP. Kedua peraturan perundangan ini menjadikan pendapatan UT dalam kategori pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebelum dapat digunakan oleh UT. Dengan demikian, UT tidak memiliki otonomi dan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya keuangan yang digali dari masyarakat. Untuk memiliki otonomi pengelolaan keuangan, UT perlu merujuk pada pilihan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Pengadopsian pola PK-BLU ini telah mendapatkan persetujuan Kemendiknas dan telah diterapkan oleh beberapa PTN. Dengan pola pengelolaan BLU, UT akan dapat mengelola langsung pendapatannya walaupun tetap menjadi PNBP. Dengan ketentuan tersebut, UT dituntut melakukan reformasi secara mendasar dalam sistem pengelolaan pendapatan, pengalokasian, dan pertanggungjawaban anggaran. Wilayah kerja UT yang luas, urusan UT yang kompleks, dan rentang kendali yang lebar menuntut UT agar mampu menyusun sistem keuangan yang mampu menjamin kecukupan dan keberlanjutan pemasukan UT, mengalokasikan anggaran dana secara tepat berdasarkan prinsip ketepatan alokasi dan efisiensi, mengelola penggunaannya secara profesional dan akuntabel, dan melaporkannya kepada stakeholders. Karena menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan dengan sistem ‘good governance’
96
dan adanya kebijakan yang membatasi pemasukan UT dari dana masyarakat, maka selain harus mencari alternatif sumber pendapatan, UT juga dituntut untuk mengelola keuangan secara profesional. Sasaran 12 Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.4.1.
Komponen
UT telah menerapkan
UT telah menerapkan
Sistem
sistem pengelolaan
sistem pengelolaan
Pengelolaan
keuangan berbasis TIK
keuangan berbasis TIK
Keuangan
yang mampu menjamin
yang mampu menjamin
pengelolaan keuangan yang
pengelolaan keuangan yang
profesional, akuntabel, dan
profesional, akuntabel, dan
transparan yang akan
transparan yang telah
disesuaikan secara terus
disesuaikan secara terus
menerus sesuai dengan
menerus sesuai dengan
tuntutan profesional dan
tuntutan profesional dan
peraturan.
peraturan.
3.4.1.
Sistem Pengelolaan Keuangan
Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.4.1.1 Mengajukan usulan untuk menjadi PTN yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
3.4.1.
3.4.1.2
Sistem
Menerapkan pola
Pengelolaan
pengelolaan keuangan BLU
Keuangan
yang berbasis TIK.
Perubahan Target digeser ke tahun 2012
97
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
3.4.1.
Perubahan 2.4.1.2
Sistem
Menerapkan pola
Pengelolaan
pengelolaan keuangan BLU
Keuangan
yang berbasis TIK. 3.4.1.3 Melakukan audit
3.4.1.3 Tidak ada perubahan
nonakademik oleh auditor eksternal
3.5 Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan aset yang dimaksud di sini adalah aset yang berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset). Aset berwujud berbentuk antara lain gedung, tanah, dan peralatan, sedangkan aset tak berwujud berbentuk desain sistem, aplikasi, hak cipta, dan hak paten. Penyediaan akses pendidikan tinggi yang berkualitas perlu didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang memadai. Sarana dan prasarana selalu disesuaikan dengan perkembangan TIK, sesuai dengan kebutuhan operasional UT dan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Saat ini kondisi sarana prasarana di UT Pusat 75% sudah sesuai dengan kebutuhan, namun sarana prasarana di UPBJJ-UT masih perlu ditingkatkan. Dengan status sebagai PTN, maka aset-aset UT tetap merupakan kekayaan yang tidak terpisah dari aset negara. Tidak semua sarana dan prasarana pendidikan di UT dapat dipenuhi oleh UT seperti tempat ujian, tempat tutorial, laboratorium, perpustakaan, dan studio radio/TV. Oleh karena itu, UT harus juga mampu menjalin kerjasama untuk menjamin tersedianya sarana dan 98
prasarana belajar dan administrasi. Untuk UPBJJ-UT, secara bertahap terus diupayakan agar gedung kantor dibangun di atas tanah milik UT. Dengan perkembangan TIK, berbagai infrastruktur dan sistem UT dibangun berbasis TIK. Proses implementasi TIK memerlukan kesiapan desain, perangkat keras, perangkat lunak, dan SDM. Di samping itu, setelah tiga tahun instalasi terpasang perlu dilakukan lagi reinvestasi. Perangkat TIK akan digunakan UT untuk mendukung program-program layanan akademik seperti Sistem Ujian Online (SUO), video conference, Tutorial Online, serta introduksi mobile technology dalam sistem PJJ di UT dan layanan administrasi. Hal lain yang perlu dilaksanakan adalah menyangkut pengelolaan aset-aset yang tidak berwujud. Pengelolaan asset yang tak berwujud perlu dilakukan secara terpadu dan sistematis, termasuk di dalamnya pengelolaan pendaftaran dan perlindungan hak cipta dan paten, di samping kekayaan seperti sistem registrasi, ujian, dan layanan bahan ajar. Sasaran 13 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.5.1.
UT memiliki sarana dan
UT memiliki sistem
Pemenuhan
prasarana kerja dalam
pengelolaan sarana dan
Sarana dan
kuantitas, kualitas dan
prasarana kerja yang
Prasarana
fungsi yang menjamin
mampu menjamin
terselenggara-nya PTTJJ
terselenggara-nya PTTJJ
secara efektif dan efisien.
secara efektif dan efisien.
99
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.5.1 Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.5.1.1 Memiliki sarana dan prasarana lengkap yang mendukung layanan operasional UT secara merata di seluruh Indonesia dan 3.5.1.2 Menyediakan jaringan komunikasi internal UT Pusat dan UPBJJ-UT secara online. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.5.1.
3.5.1.3
3.5.1.3
Pemenuhan
Menerapkan sistem
Tidak ada perubahan
Sarana dan
pengelolaan aset yang
Prasarana
berbasis TIK. 3.5.1.4 -
Setiap UPBJJ-UT memiliki ruang sumber belajar
3.6 Budaya organisasi Budaya organisasi terdiri dari seperangkat sistem nilai dan asumsi yang menjadi dasar setiap pegawai UT dalam bekerja. Sistem nilai ini dibangun dengan tujuan agar seluruh pegawai memiliki sikap dan keyakinan yang akan membentuk perilaku pegawai dalam bekerja. Untuk mencapai keunggulan sebagai PTTJJ, baik dalam bidang penyelenggaraan maupun dalam bidang akademik, sistem UT perlu ditopang oleh adanya kemampuan dan kesempatan untuk melakukan inovasi produk dan perubahan manajemen tatkala diperlukan. Efisiensi dan akuntabilitas dalam manajemen dan alokasi anggaran dicapai dengan implementasi prinsip-prinsip good governance dan kewirausahaan. Kewirausahaan 100
dimaknai dua hal yaitu pertama setiap penetapan alokasi anggaran harus selalu memperhitungkan manfaat dan biaya. Kedua, setiap pegawai memiliki jiwa sebagai petugas hubungan masyarakat UT yang senantiasa mampu memberikan informasi tentang UT dan produk UT kepada siapa saja yang membutuhkan informasi tersebut. Sasaran 14 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.6.1.
UT memiliki budaya
UT telah memiliki budaya
Budaya Organisasi
organisasi berorientasi
organisasi yang inovatif.
pada kinerja berkualitas
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.6.1. Budaya Organisasi Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.6.1.1 Menerapkan prinsip-prinsip budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan kualitas produk, program dan layanan Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.6.1
3.6.1.2
3.6.1.2
Budaya Organisasi
Mengembangkan prinsip-
Tidak ada perubahan
prinsip budaya organisasi yang inovatif
3.7 Sistem Penjaminan Kualitas Prinsip-prinsip total quality management dan corporate and good governance dijadikan filosofi pembentukan budaya organisasi dalam rangka mencapai 3 (tiga) fokus 101
pengembangan UT. Budaya organisasi tidak akan dapat diimplementasikan secara baik jika tidak disertai dengan instrumen dan metode penerapannya. Instrumen yang digunakan untuk membangun budaya organisasi dikembangkan dengan mengadopsi pedoman yang telah dikembangkan dan digunakan oleh Asian Association of Open Universities (AAOU). Hasil modifikasinya kemudian dituangkan dalam bentuk Sistem Jaminan Kualitas Universitas Terbuka (Simintas-UT). Penyelenggaraan PTTJJ berkualitas mensyaratkan sistem manajemen yang handal yang mampu melayani kebutuhan mahasiswa yang beragam dan bertempat tinggal di berbagai wilayah Indonesia. Sistem jaminan kualitas UT paling tidak mencakup 9 (sembilan) komponen yaitu kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), manajemen dan administrasi, mahasiswa, rancangan dan pengembangan program, rancangan dan pengembangan matakuliah, bantuan belajar bagi mahasiswa, penilaian mahasiswa, dan media pembelajaran. Di samping mengembangkan sistem pengendalian mutu, UT juga mengembangkan dan mengimplementasikan sistem penilaian kinerja pegawai dan sistem pengendalian internal. Ketiga sistem ini secara bertahap, konsisten, dan berkesinambungan akan diintegrasikan sehingga pada akhirnya UT akan memiliki suatu sistem pengendalian mutu yang efisien sekaligus akuntabel. Pada akhirnya diharapkan SPM-PT terinternalisasi dalam setiap jiwa pegawai dan selalu menjadi prinsip dalam bekerja. Sasaran akhir dari implementasi sistem jaminan mutu adalah terintegrasi mutu layanan UT yang tinggi, akuntabel, efisien, mudah diakses, dan memiliki tingkat kepastian yang tinggi yang dibuktikan adanya pengakuan nasional dan internasional atas sistem UT baik dalam bentuk akreditasi nasional maupun pengakuan dalam 102
bentuk diperolehnya sertifikat kualitas internasional pada tahun 2013. Sasaran 15 Komponen
Sasaran 2013
Sasaran 2021
3.7.1.
UT telah memiliki sistem
UT telah memiliki sistem
Sistem
penjaminan mutu
penjaminan mutu
Penjaminan Mutu
penyelenggaraan PTTJJ dan
penyelenggaraan PTTJJ
produk akademik yang
dan produk akademik
berkualitas tinggi yang
yang terus menerus
memenuhi standar
dikembangkan untuk
nasional, regional, dan/atau
mempertahankan dan
internasional.
meningkatkan kualitas yang berstandar nasional, regional, dan/atau internasional.
Tahapan pencapaian sasaran 2010-2013 3.7.1 Sistem Penjaminan Mutu Pada akhir tahun 2010, UT telah: 3.7.1.1 Mengembangkan sistem penjaminan mutu terintegrasi yang memenuhi standar SPM-PT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.7.1.
3.7.1.2
3.7.1.2
Sistem
Menerapkan sistem
Tidak ada perubahan
Penjaminan Mutu
penjaminan mutu terintegrasi yang memenuhi standar SPM-PT dan sistem penilaian kinerja individu dan unit.
103
Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek
Target Renop
3.7.1.
Perubahan 3.7.1.3
Sistem
Setiap unit memiliki
Penjaminan
seorang auditor internal
Mutu
untuk monitoring implementasi QA unit Pusat.
Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek
Target Renop
Perubahan
3.7.1.
3.7.1.4.
Sistem
Setiap unit memiliki
Penjaminan
seorang auditor internal
Mutu
untuk monitoring implementasi QA unit Pusat dan UPBJJ.
104
BAB V PENUTUP
T
ahun 2010-2013 adalah masa-masa yang sangat krusial bagi UT. Masa ini masa di mana UT harus melakukan perubahan-perubahan mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah perubahan UT menjadi PT dengan PK-BLU. Perubahan menjadi PT dengan PK-BLU merupakan perubahan strategi pengelolaan pendanaan UT. Perubahan ini perlu dibarengi dengan perubahan peningkatan kualitas produk akademik, peningkatan citra UT di mata masyarakat, perubahan menuju tata kelola yang efektif dan perubahan komposisi mahasiswa UT. Perubahan komposisi mahasiswa UT dari mayoritas mahasiswa Pendas menjadi mayoritas mahasiswa non Pendas menuntut perumusan dan pelaksanaan strategi yang efektif. Renstra 2010-2021 dirumuskan dengan memperhatikan perubahan pada lingkungan strategis tersebut. Renstra 2010-2013 ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam membawa UT menjawab tema utama perubahan UT seperti yang disebutkan di atas. Visi, misi, dan strategi ini tidak akan banyak berguna sebagai pengarah jika setiap kebijakan yang dirumuskan tidak didasarkan atas visi, misi, dan strategi yang telah disepakati dan pegawai tidak bekerja dengan niat memberikan pelayanan yang baik bagi mahasiswa dan stakeholder lainnya.
105