BAB ID
METODOLOGIPENELIT1AN
A. Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Inkordan International yang berlokasi di Jl. H. Ashari No. 52 Desa Cibinong-Kabupaten Bogor, Indonesia.
B. Gambaran Umura PT. Inkordan International 1. Sejarah Singkat PT. Inkordan International
Di tahun 1998 PT. Euro Star Indonesia mendirikan perusahaan yang memproduksi jaket. Kemudian di bulan Februari 1998, pada mulanya perusahaan tersebut berstatus home industri yang berlokasi di Jakarta.
Produksi perdananya adalah jaket yang terbuat dan bahan dan
kulit, oleh karena itu produk pertamanya menghasilkan jaket kulit. Ternyata jaket kulit yang semula hanya di jual di toko-toko, tetapi
beberapa bulan kemudian mampu menembus pangsa pasar yang luas.
Sehingga pada tahun 1999 PT. Euro Star Indonesia mendirikan pabrik sendiri yang diberi nama PT. Euro Star Garmindo yang bergerak di bidang garmen. Pabrik tersebut berada di Kawasan Berikat Nusantara yang terletak di Marunda di dekat Tanjung Priok.
28
29
Pada tahun 2000 tepat bulan Desember jumlah ekspor mencapai Rp 900.000.000,00 jumlah ekspor tersebut menurut perusahaan sangat
besar dikarenakan permintaan ekspor yang meningkat. Tetapi pada tahun 2001
perusahaan mengalami penurunan jumlah ekspor sekitar Rp
700.000.000,00. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian yang kurang baik. Akibat mengalami penurunan tingkat jumlah ekspor, maka perusahaan
termotivasi
untuk
mencari
dan
menemukan
beberapa
pelanggan baru seperti Porsche, Fusalp, TBS. Seiring dengan waktu perusahaan di tahun 2002 mengalami kenaikan volume produksi dan di
tahun ini pula perusahaan telah berhasil mengoperasikan 450 mesin jahit dengan 650 pekerja lokal.
Dengan berhasilnya mengoperasikan 450 mesin jahit dan 650 para
pekerja lokal, maka pada tahun 2003 jumlah ekspor meningkat menjadi Rp 800.000.000,00. tetapi itu semua tidak berjalan lama karena di tahun 2004 perusahaan
mengalami
kebangkrutan
yang
disebabkan
terjadinya
kebakaran yang telah membakar seluruh alat-alat produksi dan persediaan bahan baku. Dengan adanya kejadian tersebut produksi kami jadi terhambat sehingga jumlah ekspor mengalami penurunan kembali menjadi Rp 600.000.000,00. Oleh karena itu perusahaan memutuskan untuk mendirikan perusahaan kembali di daerah Bogor dengan nama baru yaitu PT. Inkordan International. Di awal tahun 2005 perusahaan semakin
berkembang dan mampu menembus pangsa pasar sehingga perusahaan mempekerjakan 700 pekerja lokal dan 2 teknisi dari Korea.
30
2.
Bidang Usaha PT. Inkordan International
Setelah PT.
Inkordan International
berkembang dan mampu
menembus pangsa pasar, maka perusahaan tidak hanya memproduksi jaket
saja, tetapi perusahaan telah mampu memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen.
Adapun kegiatan usaha PT. Inkordan International adalah sebagai berkut:
a.
Memproduksi jaket dari pengolahan bahan baku sampai menjadi barang jadi, dengan kapasitas produksi 460.800 pcs/tahun.
b.
Memproduksi pakaian olah raga dan pakaian dalam. Produk tersebut diproduksi mulai dari pengolahan bahan baku sampai menjadi
barang jadi dengan kapasitas produksi 230.400 pcs/tahun. c.
Melakukan penjualan dan penyaluran jaket, pakaian olah raga dan pakaian dalam ke berbagai distributor.
d.
Melakukan perdagangan ekspor jaket, pakaian olah raga dan pakaian dalam dengan kualitas ekspor.
Didalam melaksanakan kegiatan usahanya untuk menyalurkan
hasil produksi dibuatlah suatu tempat khusus untuk mengadakan penjualan dan pameran (bazaar) yang biasa tempatnya telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
31
3. Struktur Organisasi PT. Inkordan International
Organisasi memegang peranan penting dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Didalam penentuan organisasi sangat dipengaruhi oleh ruang lingkup kegiatan dari perusahaan dan dalam
hal ini merupakan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan perusahaan.
Struktur organisasi merupakan suatu alat yang secara tidak
Iangsung dapat memberikan bantuan kepada pimpinan, sebagai alat kontrol didalam kegiatan atau operasi serta fimgsi dari organisasi. Struktur organisasi yang tepat merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam anggaran dasar.
Sesuai dengan keadaan perusahaan, dimana masing-masing
departemen menghimpun orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tertentu yang berkaitan dengan fimgsi departemen tersebut. Untuk
selanjutnya akan dijelaskan tugas dan wewenang masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: a.
Presiden Direktur
Presiden Direktur dipegang oleh salah satu pemegang Sahara dan pengangkatan Presiden Direktur diputuskan dalam RUPS. Tugas Presiden Direktur adalah sebagai berikut:
32
1. Menyusun dan mengawasi pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan pokok
perusahaan
dalam
usaha
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan.
2. Mengkoordinasi kegiatan serta memberikan pembinaan kepada para
bawahannya
dalam
usaha
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan.
3. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dari rencana kerja yang dibuat.
4. Mewakili perusahaan baik ke dalam maupun keluar dari kepentingan perusahaan.
5. Bertanggung jawab atas kelancaran operasi perusahaan secara keseluruhan. b.
Direktur Tugas Direktur adalah :
1. Menentukan kebijaksanaan umum perusahaan.
2. Menyusun dan mengadakan prasarana sistem administrasi dan komunikasi perusahaan.
3. Memelihara dan menyempurnakan sistem administrasi dan komunikasi dari perusahaan.
4. Memberikan penjelasan dan keterangan yang dibutuhkan oleh Presiden Direktur.
5. Mengkoordinir
seluruh
manajemen
perusahaan
terkoordinatif agar tercapai tujuan perusahaan.
secara
33
c.
Departemen Human Resources Development (HRD) Mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan organisasi perusahaan secara keseluruhan.
2. Mengambil berbagai
keputusan dan
melaksanakan fungsi
organisasi perusahaan.
d.
Departemen Accounting
Bagian ini bertugas melakukan semua kegiatan akuntansi, mulai dari pencatatan sampai dengan pelaporan dalam financial statement. e.
Departemen Expor Impor
Bagian ini bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan expor
hasil produksi serta bertanggung jawab mengenai impor bahan baku dan bahan penunjang untuk produksi. f.
Bagian Umum
Bagian ini bertugas sebagai penunjang dibagian produksi. Seperti : pelayanan catering, kebersihan pabrik, dan sisa hasil produksi. g.
Manager Produksi
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengawasi jalannya produktifitas kegiatan produksi.
2. Mengkoordinasi
atas
pelaksanaan
seluruh
aktifitas
para
karyawan dilokasi pabrik.
3. Menyusun dan mengembangkan kegiatan operasional pabrik dengan secara efektif dan efisien.
34
h.
Cutting (Pemotongan)
Bagian cutting ini hanya bertugas untuk memotong bagian-bagian
dari bahan baku yang dipergunakan dengan menggunakan alat/mesin pemotong.
i.
Patrun (Desain/Pola)
Bagian ini hanya bertugas untuk membuat pola-pola dari bagian hasil produksi yang telah disesuaikan oleh kebutuhan. j.
Ware House (Gudang)
Bagian ini yang menangani penyimpahan barang-barang pendukung produksi.
k.
Mechanic (Mekanik)
Bagian mekanik ini bertugas melakukan perawatan rutin dan perbaikan-perbaikan jika terjadi kerusakan pada mesin produksi. 1.
Manager Quality Control Mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengontrol kualitas barang-barang yang selesai diproses apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maupun spesifikasi yang dipesan pelanggan.
2. Mencatat
penyimpangan-penyimpangan
melaporkan kepada manager produksi.
yang
terjadi
dan
35
m.
Line 1 s/d 6
Bagian ini mempunyai tugas untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi berupa jaket, pakaian olah raga dan pakaian dalam.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pemyusunan skripsi ini adalah metode
deskriptif, yaitu suatu metode yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan obyek yang diteliti serta dapat menjelaskan secara tepat dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
PT. Inkordan International khususnya mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21.
D. Definisi Operational Variabel
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
2. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya sehubungan dengan
36
pekerjaaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
3. Penghasilan Kena Pajak adalah penghasilan yang dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak dihitung setelah mengurangi penghasilan bruto dengan
berbagai pengurangan-pengurangan yang diperkenankan oleh undangundang.
E. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: I. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur yang ada, studi kepustakaan ini untuk memperoleh landasan teori dimana landasan tersebut hams relevan dengan
masalah yang ada sehingga dapat digunakan sebagai pemecahan suatu masalah.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Kegiatan memperoleh data-data yang berhubungan dengan penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu salina dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Inkordan International. a.
Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti,
dengan melakukan observasi ke lokasi dalam hal ini PT. Inkordan
37
International dan dengan wawancara langsung dengan karyawan yang bersangkutan. b.
Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa
laporan pajak PPh Pasal 21 atas karyawan. Dalam hal ini adalah lampiran yang diberikan oleh perusahaan sebagai tambahan informasi yang tidak didapat dari hasil wawancara langsung maupun observasi langsung.
F. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode analisa data kuantitatif dan metode analisa data kuaiitatif. 1.
Metode Analisa Data Kuantitatif
Dalam analisis ini, penulis menggunakan cara perhitungan sebagai berikut: PPh Pasal 21 yang terutang = Tarif Pajak x PKP
2. Metode Analisa Data Kuaiitatif
Yaitu dengan membandingkan kenyataan yang ada dengan teori-teori peraturan perpajakan, sehingga dalam metode ini di dapat mengenai suatu
gambaran permasalahan yang ada dan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan untuk diambil suatu kesimpulan.