ABSTRAKSI ANALISA PENERAPAN TOPOLOGI STAR PADA JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) PT. SANYO ELECTRONICS INDONESIA Local Area Network (LAN) adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan Peer to Peer dan jaringan Client-Server. Hal mendasar dalam perancangan jaringan komunikasi adalah pemilihan topologi jaringan, yang dapat berbentuk bus, ring, star ataupun hierarki. Topologi erat kaitannya dengan metode akses dan media transmisi yang akan digunakan. Sistem operasi jaringan local area network (LAN) pada PT. Sanyo Electronics Indonesia adalah client server dengan topologi star dan ethernet sebagai topologi logicnya. Ethernet merupakan perwujudan utama dari teknologi LAN yang digunakan oleh TCP/IP saat ini dan digunakan sebagai media akses utama antara datalink layer dan bagian fisik jaringan. Standar LAN Ethernet adalah IEEE 802.3 yang memakai metode CSMA/CD (carrier sense multiple acces with collision detection) dan sistem pengalamatan MAC (Media Acces Control) dalam pentransmisian datanya. Panjang minimal frame Ethernet adalah 64 byte dan maksimal 1518 byte. LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia terdiri dari 230 workstation yang tebagi menjadi 6 segmen. Masing-masing segmen dihubungkan menggunakan switch untuk mengurangi trafik jaringan. Pada jaringan LAN perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja jaringan, antara lain throughput dan utilitas jaringan, komponen dan media transmisi yang digunakan, struktur pengkabelan dan jumlah node yang dikoneksikan. Sesuai dengan hasil perhitungan dan analisa yang dilakukan pada bab IV, menunjukkan bahwa topologi ring lebih baik unjuk kerjanya dengan utilitas sebesar 98,14% dibandingkan dengan topologi star dengan utilitas sebesar 91,58%. Tetapi tinjauan dari sisi praktis seperti pemeliharaan dan pengembangan jaringan menyebabkan LAN PT.Sanyo Electronics Indonesia harus memilih penggunaan topologi star. Kata kunci: Local area network (LAN), topologi star, topologi ring, ethernet
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer dimana setiap
komputer didalam jaringan dapat saling berkomunikasi, baik antara workstation dengan server maupun antara workstation dengan workstation. LAN adalah jaringan lokal di suatu lokasi, misalnya jaringan didalam sebuah gedung atau kampus. Jaringan LAN yang efektif dan efisien merupakan kunci penting dalam berkomunikasi data untuk menyampaikan informasi secara cepat dan benar, sehingga pengguna dapat berkomunikasi secara nyaman. LAN umumnya menampilkan rate data dalam rentang 1 sampai 16 Mbps dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. rate data ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan pertumbuhan dalam aplikasi multimedia hingga sebesar 100 Mbps sampai 1 Gbps. Selain didukung oleh teknologi telekomunikasi yang modern dan canggih, faktor penentu kelancaran komunikasi data lainnya adalah pemilihan topologi jaringan yang tepat, yang dapat berupa star, ring, bus maupun hierarki. Dalam perancangan jaringan komunikasi pemilihan topologi jaringan, erat kaitannya dengan metode akses dan media transmisi yang akan digunakan karena masingmasing tipe topologi mempunyai karakteristik metode akses dan media transmisi yang berbeda pula. Hampir setiap perusahaan seperti di PT Sanyo Electronics Indonesia terdapat jaringan komputer yang berfungsi untuk memperlancar arus informasi. Dengan semakin bertambahnya PC (personal computer) yang sudah mencapai lebih dari 230 PC pada jaringan LAN PT. SEI, administrator jaringan memutuskan untuk menggunakan topologi star. Dipilihnya topologi star karena memungkinkan untuk diterapkan pada LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia yang memiliki banyak PC dan server sehingga mudah dalam pemeliharaan dan pengembangan untuk kebutuhan jaringan komunikasi data yang akan datang. Pada Tugas Akhir ini penulis ingin
1
2 Bab I Pendahuluan
menganalisa performansi jaringan topologi star yang diterapkan pada LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia. 1.2
Perumusan Masalah Sebuah perusahaan besar yang memiliki kantor yang terdiri dari dua lantai
pastinya memiliki jaringan komputer untuk menghubungkan komputer yang ada pada masing-masing lantai dalam satu gedung untuk mendukung kegiatan operasinya. Dalam hal di atas Local Area Network (LAN) sangat diperlukan. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, permasalahan yang diajukan oleh penulis antara lain:
Penerapan topologi star pada jaringan LAN PT. Sanyo dengan topologi logic ethernet yang menggunakan metode akses CSMA/CD (carrier sense multiple acces with collision detection).
Performansi jaringan topologi star dibandingkan dengan topologi ring jika diterapkan pada jaringan LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia.
1.3
Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan pada
pembahasan masalah, yaitu :
Parameter yang akan dianalisa secara teoritis dan perhitungan adalah throughput dan utilitas jaringan.
Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan jumlah workstation pada topologi star diasumsikan sama dengan topologi ring.
Tidak membahas perangkat (elemen jaringan) yang digunakan dan protocol TCP/IP.
1.4
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah menganalisa performansi
topologi star jika diterapkan pada jaringan local area network (LAN) PT. SEI dalam optimalisasi komunikasi data.
3 Bab I Pendahuluan
1.5
Metode Penulisan Metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
sebagai berikut: •
Metode Kajian Pustaka Metode ini mencari landasan teori sebagai sumber bahan penulisan tugas akhir, berdasarkan data-data atau informasi dari buku-buku yang berhubungan dengan pokok bahasan, baik literatur, majalah, jurnal ilmiah maupun bahan-bahan kuliah dari staff pengajar selama penulis kuliah.
•
Metode observasi Yaitu melakukan penelitian terhadap berbagai jenis perangkat yang digunakan dalam jaringan.
1.6
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan laporan ini, maka dibagi menjadi
beberapa bab, yaitu : Bab I
PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penulisan,
pembatasan masalah penulisan, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II DASAR TEORI Pada bab ini membahas dasar-dasar teori yang menunjang dalam penulisan tugas akhir ini. Umumnya mengenai dasar-dasar jaringan LAN yang meliputi topologi jaringan, Ethernet, Perangkat jaringan yang digunakan dan parameter jaringan. Bab III INSTALASI DAN SISTEM JARINGAN LAN PT.SEI Pada bab ini membahas instalasi dan sistem jaringan LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia yang meliputi sistem LAN PT. SEI,
4 Bab I Pendahuluan
perangkat jaringan yang digunakan, instalasi kartu Ethernet, teknik pengkabelan dan sistem komunikasi client-server. Bab IV PERHITUNGAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan perhitungan dan analisa utilitas dan throughput topologi star yang dibandingkan dengan topologi ring jika diterapkan pada jaringan LAN PT. SEI. Bab V
PENUTUP Merupakan penutup dari penulisan Tugas Akhir ini yang berisi tentang kesimpulan.
BAB II DASAR TEORI 2.1
Pendahuluan Berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi menyebabkan suatu
model komputer tunggal pada suatu organisasi kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem seperti ini disebut jaringan komputer. Dalam beberapa tahun terakhir ini, teknologi komputer telah berkembang sangat pesat. Akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, maka teknologi-teknologi menjadi saling terkait. Konsep jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi, melalui media komunikasi, sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya dengan tujuan membawa informasi secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (Transmitter) menuju ke sisi penerima (Receiver). Berikut adalah contoh manfaat dari jaringan komputer:
Resource Sharing. bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai.
Reliabilitas tinggi yaitu adanya sumber-sumber alternatif pengganti jika terjadi masalah pada salah satu perangkat dalam jaringan, artinya karena perangkat yang digunakan lebih dari satu jika salah satu perangkat mengalami masalah, maka perangkat yang lain dapat menggantikannya
Skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem dengan hanya menambahkan sejumlah prosesor dan media komunikasi yang baik bagi para pegawai yang terpisah jauh.
5
6 Bab II Dasar Teori
2.2
Jaringan Local area Network (LAN) Jaringan Local area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di
dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran beberapa meter persegi. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi. Dua dasar standard operasi LAN yaitu ethernet dan token ring. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik : 1
ukuran: mempunyai ukuran terbatas.
2
transmisi data: sering menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal yang beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps dengan delay rendah dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil.
3
topologi: terdapat banyak macam topologi yang dapat digunakan pada LAN seperti bus, ring, star, hierarki dan lain-lain.
Gambar 2.1 Jaringan LAN
2.3
Topologi Jaringan LAN Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan
peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan perangkat hardware yang terhubung dengan jaringan. Untuk menghubungkan antar komputer ini menggunakan media yang membentuk suatu topologi tertentu. Topologi ini
7 Bab II Dasar Teori
disebut Topologi Jaringan. Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode akses dan media pengiriman yang digunakan. Topologi jaringan dibedakan atas layout antar node secara fisik dan logic. Secara fisik topologi jaringan berupa sistem bus, ring, star ataupun hierarki. Topologi logic jaringan dibedakan atas bagaimana data dilewatkan melalui jaringan. Secara fundamental hanya ada dua topologi logic yaitu:
Topologi bus: sistem ini menggunakan metoda broadcast ke jaringan untuk komunikasi data dari node ke node. Setiap node akan menerima data dari broadcast ini dan akan diabaikan jika memang bukan tujuannya. Bila memang tujuannya, maka akan di lanjutkan.
Topologi ring: sistem ini menggunakan metoda token-passing dimana data yang dikirim akan berputar melalui node ke node sampai node tujuan ditemukan.
Pada saat pemilihan topologi jaringan, faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan adalah :
Biaya, sistem apa yang paling effisien yang dibutuhkan organisasi.
Kecepatan, sampai sejauh mana kecepatan yang dibutuhkan dalam sistem.
Lingkungan, adakah faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh.
Ukuran, sampai seberapa besar ukuran jaringan. Apakah jaringan memerlukan file server atau sejumlah server khusus.
Konektivitas, apakah pemakai yang lain misalkan petugas lapangan yang menggunakan komputer laptop perlu mengakses jaringan dari berbagai lokasi.
2.3.1
Topologi Star Beberapa workstation dihubungkan dengan titik pusat, yang membentuk
jaringan fisik seperti bintang. Dalam topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi, maksudnya semua komputer mengelilingi HUB pusat yang mengontrol komunikasi jaringan. Batas jarak komputer dengan Hub sekitar 100 meter. Setiap
8 Bab II Dasar Teori
workstation pada jaringan akan berkomunikasi melalui koneksi pusat atau konsentrator terlebih dahulu sebelum menuju server. Kabel yang biasa digunakan adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair).
Pada Gambar 2.2 berikut
ditunjukkan gambar topologi untuk jaringan star.
Gambar 2.2 Topologi Star Keuntungan dan kerugian dari jaringan komputer dengan topologi Star adalah :
Keuntungan, paling fleksibel karena pemasangan kabel mudah, penambahan atau pengurangan workstation sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan yang lain karena jika salah satu titik koneksi terputus maka tidak akan mengganggu kerja lainnya.
2.3.2
Kerugian, boros kabel, perlu penanganan khusus bundel kabel. Topologi Bus Pada topologi Bus digunakan sebuah kabel tunggal atau kabel pusat di
mana seluruh workstation dan server dihubungkan. Pada Gambar 2.3 berikut ini ditunjukkan gambar dari topologi bus.
Gambar 2.3 Topologi Bus
9 Bab II Dasar Teori
Keunggulan topologi B u s adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
2.3.3
Topologi Ring Di dalam topologi ring semua workstation dan server dihubungkan
sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat - alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan. Pada Gambar 2.4 berikut ditunjukkan gambar dari topologi ring.
Gambar 2.4 Topologi Ring Kelemahan dari topologi ini adalah setiap workstation dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu workstation maka seluruh jaringan akan terganggu. Keunggulan topologi ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu workstation dapat mengirimkan data pada suatu saat.
10 Bab II Dasar Teori
2.3.4
Topologi Hierarki Topologi hierarki ini berbentuk seperti pohon yang bercabang, yang terdiri
dari central node dihubungkan dengan workstation yang lain secara berjenjang. Central node biasanya berupa mainframe komputer sebagai host komputer yang merupakan jenjang tertinggi (top hierarchical) yang bertugas mengkoordinasi dan mengendalikan node jenjang di bawahnya yang dapat berupa mini komputer atau mikro komputer.
Gambar 2.5 Topologi Hierarki 2.4
Sistem Operasi Jaringan LAN Untuk mengelola suatu jaringan diperlukan adanya sistem operasi
jaringan. Sistem operasi jaringan dibedakan menjadi dua yaitu sistem operasi client-server dan sistem operasi jaringan peer to peer. 2.4.1
Jaringan Client-Server Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas layanan bagi
komputer-komputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server pada jaringan tipe client-server disebut dengan dedicated server karena server murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.
11 Bab II Dasar Teori
Keunggulan: 1. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server). 2. Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan. 3. Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan. Kelemahan: 1. Biaya operasional relatif lebih mahal. 2. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server. 3. Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu. 2.4.2
Jaringan Peer To Peer Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server
di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation. Keunggulan: 1. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan. 2. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan.
12 Bab II Dasar Teori
Kelemahan 1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. 2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena setiap komputer/peer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri. 2.5
Komponen Jaringan LAN Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data
dalam sebuah LAN, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras. Penggabungan perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur LAN.
2.5.1
Kartu Jaringan (Network Interface Card) Network Interface Card adalah kartu atau papan elektronik yang ditanam
pada setiap komputer yang terhubung ke jaringan LAN. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token ring, dan lainnya, sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter yang disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah.
Gambar 2.6 Kartu jaringan Ethernet
13 Bab II Dasar Teori
2.5.2
Perangkat Lunak Perangkat lunak jaringan terdiri dari driver interface (NIC), Sistem Operasi
Jaringan atau Network Operating System (NOS), Aplikasi Jaringan, Aplikasi Manajemen dan Aplikasi Backup. Beberapa dari elemen-elemen ini terbundel dalam satu paket NOS dan sebagian berbentuk sebagai software. 2.5.3
HUB atau Concentrator HUB adalah perangkat yang memiliki banyak port yang akan
menghubungkan beberapa workstation sehingga membentuk suatu jaringan pada topologi star. Salah satu port menghubungkan HUB ke komputer Server, sedangkan port lainnya digunakan untuk menghubungkan komputer atau workstation yang sudah memiliki NIC untuk membentuk suatu jaringan. Jika akan dilakukan pengembangan HUB juga bisa dihubungkan ke HUB berikutnya secara up-link. Dari segi pengelolaan HUB yang saat ini beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu HUB aktif dan HUB pasif.
Gambar 2.7 Koneksi jaringan HUB
2.5.4
Switch Switch merupakan perluasan dari konsep bridge. Switch ada beberapa
keuntungan karena setiap segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh, tidak terbagi seperti pada "shared network." Dengan demikian kecepatan transfer data lebih tinggi. Saat ini perusahaan umumnya memilih jaringan Ethernet 10 Mbps pada segmen-segmennya dan Fast Ethernet 100 Mbps untuk koneksi ke
14 Bab II Dasar Teori
server. Biasanya mereka menggunakan switch 10/100 yang memiliki beberapa port 10 Mbps untuk koneksi ke komputer client dan 1 port 100 Mbps untuk koneksi ke server.
Gambar 2.8 Panel depan switch
2.6
Media Transmisi Media transmisi adalah media yang berfungsi untuk menyalurkan
informasi dari suatu tempat ketempat lain. Media transmisi Ini dapat berupa kabel maupun tanpa kabel (wireless). Pemilihan jenis media transmisi yang akan digunakan bergantung pada kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media dari transmisi adalah sebagai berikut:
Harga
Keterandalan (reliability).
Kemudahan instalasi, dan perawatan.
Laju pengiriman data maksimal,
Ketahanan terhadap interferensi
2.6.1
Jenis-Jenis Media Transmisi Media transmisi dapat berupa gelombang elektromagnet, sepasang kawat
(twisted pair), serat optik, kabel coax dan lain-lain. Kabel coaxial
15 Bab II Dasar Teori
Kabel Coaxial terbuat dari tembaga yang dikelilingi oleh anyaman tembaga halus dan diantara keduanya terdapat isolator. Kabel ini dapat digunakan untuk pengiriman suara, teks, dan garnbar, serta dapat digunakan juga sebagai tulang punggung jaringan (backbone).
Gambar 2.9 Kabel Coaxial Kabel Twisted Pair Ada dua macam jenis kabel twisted pair yaitu UTP dan STP. Perbedaan kedua jenis Twisted Pair adalah terletak pada lapisan kabel, pada STP terdapat lapisan pelindung kabel internal, sedangkan pada UTP tidak ada. UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted Pair”. Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi elektromagnetik. Dan disebut twisted pair karena di dalamnya terdapat pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan. Ada 5 kategori kabel UTP. Dari kategori 1 sampai kategori 5. Untuk jaringan komputer yang terkenal adalah kategori 3 dan kategori 5. Kabel ini sering digunakan sebagai kabel telepon, paling mudah digunakan dan harganya paling murah.
Gambar 2.10 Kabel STP dan UTP
16 Bab II Dasar Teori
Kabel Serat Optik Media ini merupakan media terbaik untuk LAN. Harganya jauh lebih mahal dari kedua jenis kabel di atas dan penggunaannya juga jauh lebih sulit. Kabel Serat Optik memiliki jangkauan lebih luas, lebih ringan, berukuran kecil, tidak ada radiasi elektrik, kebal terhadap derau dan isolasi ground yang baik.
Gambar 2.11 Kabel serat optik Tabel berikut ini adalah perbandingan jarak kabel UTP dan serat optik yang digunakan pada jaringan topologi star. Tabel 2.1 Perbandingan kabel UTP dan serat optik Jenis 10BaseT
Data rate 10
100BaseTX 10BaseFL 100BaseFX 1000BaseTX
100 10 100 1000
UTP cat 3, 4, 5 UTP Cat 5 Fiber Optik Fiber Optik UTP cat 5
1000BaseSX 1000BaseLX
1000 1000
Fiber Optik Fiber Optik
2.7
Kabel
Topologi
Jarak Maks.
Konektor
Star
100 meter
RJ-45
Star Star Star Star
100 meter 2000 meter 412 meter 100 meter
RJ-45 SC, ST SC, ST RJ-45
Star Star
550 3000
SC, ST SC, ST
Banwidth (Kapasitas kanal transmisi) Bandwidth adalah lebar pita komunikasi data di dalam jaringan komputer.
Bandwidth menunjukkan sejumlah data yang dapat ditransmisikan untuk satu unit
17 Bab II Dasar Teori
waktu yang dinyatakan dalam satuan bit per second (bps). Misalnnya 1 Mbit/detik (1 Mbps) berarti dapat mengirimkan data 1 juta bit setiap detik atau bandwidth 1 Mbps artinya diperlukan waktu 1 mikro-detik untuk mengirimkan 1 bit. Bandwidth dipengaruhi oleh jenis jenis perangkat jaringan yang dipasang di dalamnya. Perangkat jaringan adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk penyambungan antar komputer ke server. Perangkat ini antara lain bisa berupa ethernet card, HUB, LAN switch (atau orang sering menyebut switch hub), wireless LAN, modem dan lain-lain yang berperan menjaga sambungan aliran data antara komputer dengan server. Bila LAN yang dibangun ingin memiliki kecepatan data yang lebih besar dari 10 Mbps, maka perangkat yang digunakan untuk menghubungkan komputer ke server harus memiliki kapasitas lebih besar dari 10 Mbps. Seperti ethernet card yang dipasang di komputer dekstop ataupun server bisa dipilih dari jenis ethernet card berkapasitas 10/100 Mbps. Pemilihan perangkat-perangkat network ini ada baiknya disesuaikan dengan kapasitas aliran data yang dimiliki kabel atau sarana komunikasi data network yang akan digunakan. Bila hanya menggunakan kabel UTP jenis 4, sebaiknya tidak menggunakan peralatan network yang berkapasitas 100 Mbps, karena perangkat anda tidak akan bekerja secara optimal dan data yang diterima oleh komputer pengguna jaringan komputer tidak optimal juga. 2.8
Dasar Arsitektur TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah
sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain, sepanjang ia masih bisa saling mengirim dan menerima data. Protokol TCP/IP dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan interface jaringan, karena sebagian besar isi kumpulan protokol ini tidak bisa spesifik terhadap satu komputer atau peralatan jaringan tertentu. Sekumpulan
18 Bab II Dasar Teori
protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini. Transport Layer (TCP, UDP)
Internet Layer (IP, ICMP, ARP)
TCP / IP Stack
Network Interface Layer (Ethernet, X25, SLIP, PPP)
Jaringan Fisik
Gambar 2.12 Layer TCP/IP TCP/IP terdiri atas empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapis/layer tersebut adalah: a. Network Interface Layer b. Internet Layer c. Transport Layer d. Application Layer Dalam TCP/IP terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol yang berada di layer yang lain. Setiap potokol memperlakukan semua informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data. Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya. Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.
19 Bab II Dasar Teori
TCP
Data
Application Layer
IP Header
Data
Transport Layer
IP Header
Data
Network Layer
IP Header
Data
Header Network Interface Header
TCP Header
Gambar 2.13 Pergerakan data dalam layer TCP/IP Lapisan/layer terbawah, yaitu Network Interface Layer, bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Karena tugasnya ini, protokol pada layer ini harus mampu menterjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis. Lapisan/layer protokol berikutnya, ialah Internet Layer. Protokol yang berada pada layer ini bertanggungjawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol, yaitu IP, ARP, dan ICMP. IP (Internet Protocol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ARP (Address Resolution Protocol) ialah protokol yang digunakan untuk menemukan alamat hardware dari komputer yang terletak pada network yang sama. Sedangkan ICMP (Internet Control Message Protocol) ialah protokol yang digunakan untuk mengirimkan pesan dan melaporkan kegagalan pengiriman data. Layer berikutnya, yaitu Transport Layer, berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua komputer. Kedua protokol tersebut ialah TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Layer teratas, ialah Application Layer. Pada layer inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP ini.
20 Bab II Dasar Teori
2.9
Ethernet Ethernet merupakan sistem jaringan yang dikembangkan oleh xerox
sebelum akhirnya diserahkan kepada komite IEEE 802 untuk menjadi standar IEEE 802.3. Ethernet merupakan perwujudan utama dari teknologi LAN yang digunakan oleh TCP/IP saat ini dan digunakan sebagai media akses utama antara datalink layer dan bagian fisik jaringan. Standar LAN ethernet adalah IEEE 802.3 yang memakai metode akses CSMA/CD (carrier sense multiple acces with collision detection). Panjang minimal frame ethernet adalah 64 byte dan maksimal 1518 byte. Pada awalnya, ethernet didesin untuk dijalankan di atas kabel koaksial pada kecepatan maksimum 10 MBps. Sekarang ethernet beroperasi pada kabel koaksial dan unshielded twisted-pair (UTP). Pada perkembangan berikutnya, muncul teknologi switch ethernet untuk menghindari problem tabrakan paket. Switch ethernet menggantikan pengkabelan HUB. Berikutnya adalah Fast Ethernet, yang membesarkan bandwidth LAN dari 10 MBps menjadi 100 MBps. Fast ethernet menggunakan 2 standar yaitu Gigabit 100Base-T (IEEE 802.3u) dan Gigabit 100VG-AnyLAN (IEEE 803.12). Pada jaringan Ethernet, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja jaringan, antara lain : delay, througput, komponen dan media transmisi yang digunakan, struktur pengkabelan dan jumlah workstation yang dikoneksikan. 2.9.1
Metode Akses CSMA/CD CSMA/CD merupakan teknik medium access control (MAC) yang
digunakan pada topologi bus dan star. CSMA/CD dikategorikan sebagai teknik random access. Random access disini dalam arti tidak terdapat prediksi atau rencana (schedule) bahwa suatu station akan melakukan transmit data, dengan kata lain transmisi data dari suatu workstation dilakukan secara acak (tidak terduga). Dengan CSMA, sebuah workstation yang ingin melakukan transmit data, memeriksa media transmisi untuk menentukan apakah sedang terjadi suatu transmisi data lain (carrier sense). Jika media transmisi sedang digunakan, workstation tersebut harus menunggu. Jika media sedang kosong, maka ia akan
21 Bab II Dasar Teori
melakukan transmit data. Dapat saja terjadi dua atau lebih workstation melakukan transmit data secara bersamaan pada waktu yang sama. Jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan terjadinya tubrukan, sehingga data akan rusak dan tidak dapat diterima dengan sempurna. Untuk mengatasi hal ini, sebuah workstation setelah melakukan transmit akan menunggu selama waktu tertentu untuk menerima acknowledgement. Jika workstation pengirim tidak menerima acknowledgement, maka ia berpikir bahwa telah terjadi tubrukan, dan akan melakukan transmisi data kembali (retransmit). Jika sebuah station mulai transmit sebuah frame dan tidak terjadi tubrukan selama pengiriman sampai workstation terjauh, maka tidak akan terjadi sebuah tubrukan terhadap frame ini karena semua workstation waspada terhadap transmisi ini. 2.10
Parameter Performasi Jaringan
2.10.1 Path Delay Value (PDV) Latency atau delay adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengirimkan pesan dari workstation sumber ke workstation penerima. Ukuran delay adalah satuan waktu. Umumnya kita menghitung delay untuk mengetahui berapa lama transmisi data/paket. Path delay value (PDV) merupakan jumlah waktu yang diperlukan oleh data dari workstation sumber ke workstation penerima untuk melintasi setiap komponen rangkaian. PDV dihitung dari delay total panjang kabel yang digunakan, total delay semua perangkat keras yang digunakan dan delay savety margin untuk batas nilai toleransi. Penggunaan HUB atau repeater yang diikuti dengan panjang kabel harus mengikuti aturan delay yang ditetapkan. Delay propagasi maksimum sinyal LAN Ethernet 802.3 adalah kurang 512 waktu bit sebagai syarat agar jaringan dapat bekerja dengan baik. Waktu bit adalah parameter waktu yang diperlukan untuk mentransmisikan satu bit dari data, sehingga untuk fast Ethernet 100 Mbps adalah sebesar: 1 waktu bit =
1bit = 10 − 2 µs 100 Mbps
22 Bab II Dasar Teori
Pedoman pengukuran Path Delay Value (PDV) adalah sebagai berikut: 1. Menghitung total delay panjang kabel. Delay ini disebut LSDV (link segmen delay value). LSDV= 2 x total panjang kabel segmen x delay kabel (waktu bit). 2. Menghitung delay pada masing-masing HUB. Delay pada HUB sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. (Lihat lampiran 1 hal.5) 3. Menambahkan delay safety margin dari 0-5 waktu bit. Untuk amannya sebaiknya dipilih 5 waktu bit. 4. Menghitung total delay DTE yang digunakan. (Lihat lampiran 1 hal. 5). Nilai PDV atau delay propagasi jaringan Ethernet dapat dihitung dengan rumus1: PDV = τ dte + τ c + τ h + τ sm
Dimana:
PDV = delay propagasi bolak-balik (waktu bit) _dte = delay total DTE (waktu bit) _c
= delay total kabel-kabel (waktu bit)
_h
= delay total HUB (waktu bit)
_sm = nilai batas pengaman (safety margin) 2.10.2 Throughput dan Utilitas Jaringan Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Sedangkan bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik. Utilitas didefinisikan sebagai waktu efektif (yang betul-betul digunakan) paket dari waktu total pengiriman paket, atau dapat didefinisikan sebagai penggunaan jalur maksimum. Utilitas secara umum adalah perbandingan antara throughput total jaringan dan kapasitas maksimal jaringan atau bandwidth, sehingga utilitas dapat dituliskan sebagai berikut:
U= 1
throughput (T ) banwidth( R)
Anthony Bruno and Jackqueline Kim. 2002. Cisco Network Topology and LAN Design: hal. 21
23 Bab II Dasar Teori
Jika waktu perambatan setara terhadap jarak d dibagi dengan kecepatan perambatan v dan waktu transmisi setara terhadap panjang frame dalam bit L dibagi dengan data rate R akan berguna jika menetapkan parameter a adalah2: d ( ) τ τ prop xR prop = a= v = L τ frame L ( ) R
Untuk transmisi diudara (unguided) v adalah kecepatan cahaya yaitu 3 x 108. Sedangkan untuk transmisi guided v kira-kira 0,67 kali kecepatan cahaya untuk serat optik dan kabel UTP. Dimana:
_prop = waktu propagasi d
= jarak maksimal antara dua stasiun (m)
v
= kecepatan propagasi sinyal (m/s)
L
= panjang frame
R
= bit rate maksimal yang dapat dikirim tiap satu detik (bps)
Total waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data satu frame dan menerima balasan adalah:
τ f = τ prop + τ frame + τ proc + τ prop + τ ack + τ proc Dimana:
_prop
= waktu perambatan dari stasiun 1 ke stasiun 2
_framee = waktu untuk mentransmisikan sebuah frame _proc
= waktu pemrosesan pada masing-masing stasiun
_ack
= waktu untuk mentransmisikan suatu balasan
Jika diasumsikan waktu pemrosesan sangat kecil dan dapat diabaikan, dan frame balasan terlalu kecil dibandingkan dengan frame data, maka Tf akan menjadi:
τ f = 2τ prop + τ frame
atau
τ f = 2τ prop +
L R
Dari waktu tersebut hanya _frame yang benar-benar dihabiskan untuk mentransmisikan data, sehingga utilitas atau rasio perbandingan waktu paket dengan waktu total pengiriman paket adalah:
2
Thamir Abdul hafedh Al-Hamdany (Penterjemah). 2002. Dasar-dasar komunikasi data. Data link control: hal. 233
24 Bab II Dasar Teori
U=
U=
τ frame Tf
τ frame 2t prop +
L R
L R U= 2τ prop R + L R L U= 2τ prop R + L U=
1 2τ prop R
L 1 U= 1 + 2a
+1
Karena jaringan ethernet dan fast ethernet menggunakan metode transmisi broadcast dengan misalnya sejumlah N stasiun berada dalam satu jaringan, maka kemungkinan tabrakan frame harus diperhatikan pula. Dengan mendefinisikan A sebagai nilai kemungkinan maksimum, maka didapat persamaan3: A = (1 −
Dimana:
1 N −1 ) N
A = kemungkinan maksimal N = jumlah node/worstation
Sehingga utilitas maksimum jaringan ethernet akan menjadi :
U =
3
1 2a (1 − A) 1+ A
Ethernet Performance. cs522F99-802-11/15/99-hal. 8
25 Bab II Dasar Teori
Throughput jaringan akan menjadi:
T = UxR 1 xR 2a(1 − A) 1+ A R T= 2a(1 − A) 1+ A T=
Utilitas jaringan untuk topologi ring adalah4:
U=
1 1+
a' N
dimana a’ adalah ring latency dibagi dengan waktu frame. a' =
τ τ frame
d b τ = N + v R
sehingga throughput jaringan topologi ring adalah:
T = UxR 1
T=
a' 1+ N R T= a' 1+ N
Dimana:
4
xR
τ
= ring latency.
d
= jarak antar node/workstation.
N
= jumlah node/workstation pada jaringan ring.
b
= delay HUB/repeater.
R
= bit rates maksimal yang dapat dikirim tiap detik (bps).
www.nicemice.net/eecs122/exams/midterm.2solution.pdf
BAB III INSTALASI DAN SISTEM JARINGAN LAN PT. SEI 3.1
Jaringan LAN PT. SEI Pada struktur jaringan LAN yang dimiliki PT. Sanyo Electronics
Indonesia, transfer data yang stabil dan cepat menjadi kebutuhan utama. Kecepatan transfer data dalam lingkup lokal dan internet mempengaruhi efektifitas produksi. Jaringan yang dibangun terdiri dari 5 server dan sekitar 230 workstation terhubung dengan menggunakan lingkup transfer data Local Area Network ( LAN ). Topologi jaringan yang diterapkan adalah jaringan bintang (star network) dengan fast ethernet (100 Mbps) yang menggunakan perangkat jaringan HUB dan Switch. Secara struktur, jaringan LAN PT. SEI sudah memiliki kemampuan yang mendukung hubungan transfer data lokal maupun internet. Analisa yang tepat pada pembangunan struktur sistem jaringan LAN, tentu memiliki nilai tinggi dalam optimalisasi serta kinerja dalam jaringan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun suatu jaringan LAN antara lain: 1. Bentuk dan luas ruangan 2. Kebutuhan jenis transfer data 3. Perangkat jaringan yang digunakan
3.1.1
Bentuk dan Luas Ruangan Bentuk dan luas ruangan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
pembuatan struktur jaringan. Pemilihan bentuk media komunikasi berupa kabel serat opik, twisted pair atau wireless tentunya disesuaikan dengan cakupan jaringan komputer yang dibangun. Bangunan utama di PT. Sanyo Elecstronics Indonsia terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri dari main office area, part contro arel, personalia dan mezanin area. Lantai dua terdiri dari area design engineering dan produksi. Setiap ruangan rata-rata mempunyai luas sekitar 300m2 sehingga memungkinkan untuk menerapkan topologi star dan menggunakan media transmisi berupa kabel UTP
26
27 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
kategori. Backbone (kabel jaringan utama) sebagai penghubung antar segmen menggunakan serat optik yang mempunyai data rate 1Gbps.
3.1.2
Kebutuhan Jenis Transfer Data
Kebutuhan utama transfer data yang sering digunakan adalah file sharing, file transfer, download file, audio video sharing, printing, scanning dan lain lain. Dengan melihat prioritas dan jenis transfer data, maka dapat menjadi acuan khusus dalam menentukan media network. PT. Sanyo Electronics Indonesia mempunyai transfer data dengan trafik tinggi terjadi dengan ukuran file (besar file) rata-rata berkisar 100 KB sampai dengan 6 MB.
3.1.3
Perangkat Jaringan Perancangan jaringan awalnya mempunyai keterbatasan dalam pemilihan
perangkat untuk membangun sebuah jaringan kampus atau jaringan antar LAN. Pesatnya perkembangan PC dan kebutuhan aplikasi client-server membutuhkan bandwidth yang lebar dan cepat, terutama untuk aplikasi multimedia. Pemenuhan kebutuhan ini antara lain adalah dengan menggunakan switch sebagai penghubung antar segmen untuk mengurangi trafik jaringan. 3.1.3.1 Switch Switch adalah perangkat yang secara tipikal mempunyai beberapa port yang menghubungkan beberapa segmen LAN. Sebuah switch mempunyai bandwidth yang dedicated untuk setiap portnya. Untuk kinerja yang tinggi biasanya satu port dipasang untuk satu workstation . Contoh sederhana seperti terlihat di gambar 3.1 berikut ini.
28 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
Gambar 3.1 koneksi switch LAN
Ketika switch mulai bekerja maka pada saat yang sama setiap workstation memulai request data ke workstation lain (atau server), setiap request yang diterima ditampung oleh switch, kemudian switch akan memfilter MAC address port yang tersambung dari masing-masing workstation, lalu disusun ke dalam sebuah tabel. Switch pada saat ini rata-rata mampu menampung tabel MAC address sebanyak 8000.
Ketika host A pada port 1 akan melakukan transfer data ke host B di port 2 switch akan mem-forward paket dari port 1 ke port 2. Pada saat yang bersamaan host C melakukan transmisi data ke host D maka komunikasi masing-masing tidak akan saling terganggu sebab switch telah menyediakan jalur logik dan fisik secara dedicated.
Ketika perangkat yang terhubung ke switch akan melakukan transmisi data ke sebuah host yang tidak termasuk dalam tabel MAC di atas maka switch akan mengalihkan paket data tersebut ke seluruh port dan tidak termasuk port asal data tersebut. Teknik ini disebut dengan flooding.
Dalam jaringan TCP/IP setiap workstation juga mempunyai tabel MAC address, tabel ini biasa disebut dengan ARP (Address Resolution Protocol). Tabel ini disusun sebagai pasangan MAC address dengan IP address.
Persiapan yang perlu dilakukan saat memilih switch/ HUB pada jaringan adalah: a. Menentukan spesifikasi switch •
Kapasitas jaringan saat ini dan masa yang akan datang ditetapkan berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa yang akan datang.
29 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
•
Jumlah dan tipe dari switch ditetapkan berdasarkan kebutuhan jaringan saat ini dan masa yang akan datang.
•
Topologi jaringan diidentifikasi.
•
Persyaratan keamanan dan manajemen jaringan ditetapkan
b. Memasang switch dan peralatan pendukung •
Switch dan perangkatnya dirangkai berdasarkan kebutuhan sistem.
•
Hubungan antar switch dibuat.
•
Koneksi jaringan yang valid dibuat menggunakan perangkat jaringan yang sesuai spesifikasi.
•
Perangkat lunak dikonfigurasi untuk beroperasi didalam lingkungan yang baru jika dibutuhkan.
c. Menguji switch dan jaringan •
Perangkat switch dan Jaringan diuji berdasarkan persyaratan pabrik dan atau petunjuk pengujian. Jaringan dijamin tidak gagal atau terpecah dalam segmen-segmen yang terisolasi.
3.2
Implementasi Jaringan Ethernet Aturan deteksi tabrakan pada ethernet membatasi ukuran jaringan ethernet
100Mbps dan 1Gbps. Aturan deteksi tabrakan menyatakan bahwa pengirim harus mendeteksi tabrakan sebelum selesai mengirimkan frame. Ukuran maksimum jaringan fast ethernet bila digunakan ukuran frame minimum ethernet 512 bits, kecepatan propagasi sinyal 2 x 108 m/s (kecepatan dalam serat optik atau UTP), dan diasumsikan tidak ada HUB atau repeater yang mungkin menambah delay. Tabel 3.1 Perbandingan kecepatan ethernet Kecepatan Ethernet 10 Mbps 100 Mbps
Ukuran frame minimum 64 byte 64 byte
1 Gbps
64 byte
Maksimum delay RTT collision 51.2 msec 5.12 msec 0.512 msec
Maksimum diameter jaringan 5120 m 512 m 51 m
30 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
Proses transmisi frame pada jaringan Ethernet:
Ketika suatu frame akan ditransmisikan, isi frame dikapsulasi ke dalam format frame Ethernet.
Untuk mencegah rebutan (contention) dengan transmisi lain, unit MAC dari suatu workstation melakukan proses carrier sense, jika terasa ada sinyal carrier maka pengiriman ditunda.
Bila tidak terasa ada sinyal carrier, maka pengiriman frame dilakukan setelah interframe gap (jarak antara dua frame yang tidak mengalami collision) switch yaitu sebesar 96 bit-times untuk memberi kesempatan kepada workstasiun lain untuk mengirimkan frame.
Jika tabrakan terdeteksi, maka workstation akan mengirimkan 32-bit jam sequence, tujuannya agar workstation lain yang sedang menerima frame dapat menerima sinyal jam sehingga CRC-nya akan error.
Untuk menjamin agar tabrakan dapat terdeteksi ketika sebuah node masih mengirimkan frame maka ethernet mendefinisikan panjang frame minimum 512 bit.
Ukuran minimum frame berhubungan dengan jangkauan jaringan, jenis media yang digunakan, dan jumlah repeater yang digunakan oleh sinyal untuk mencapai tujuan terjauh.
3.2.1
Instalasi Kartu Ethernet Network interface Card merupakan circuit board yang memberi
kemampuan komunikasi jaringan ke dan dari komputer – komputer personal adapter. NIC dipasang ke dalam motherboard sehingga tersedia sebuah port untuk kebutuhan koneksi ke jaringan. Tahapan – tahapan instalasi Network Interface Card pada sistem operasi Windows yaitu: 1. Memasang Kartu Jaringan pada PC.
31 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
2. Membuka Wizard Add New Hardware Control Panel > klik ganda icon Add New Hardware.
Gambar 3.2 Menu Wizard Add New Hardware 3. Memilih Tipe Hardware Network adapters , dan klik Next.
Gambar 3.3 Menu Pemilihan Tipe Hardware 4. Menentukan Software Kartu Jaringan Klik button Have disk, lalu button Browse.
Gambar 3.4 Menu Penentuan Sofware NIC
32 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
5. Mengecek Network Interface Card (NIC) Untuk memeriksa apakah kartu jaringan sudah terinstal pada sistem. Buka Control Panel > klik ganda icon System > pilih tab Device Manager. Cara lain untuk mengecek kartu jaringan adalah dengan ping. Start > Run, ketikan ping 127.0.0.1 klik OK.
Gambar 3.5 Run program dengan Ping 6. Jika respon yang dikeluarkan adalah reply from 127.0.0.1 maka kartu jaringan dalam kondisi baik dan siap pakai, sedangkan jika request time out atau pesan yang lain dapat dikatakan bahwa kartu jaringan mengalami trouble.
Gambar 3.6 Respon dari perintah ping
3.3
Koneksi SMAU Token Ring Token ring dikembangkan oleh IBM yang diatur menurut standart oleh
IEEE 802.5. Token ring secara fisik menggunakan topologi star, namun secara logic beroperasi secara token passing. Prakteknya komputer dihubungkan ke
33 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
jaringan token ring melalui suatu HUB khusus yang disebut Multi-Station Access Unit (MSAU). MSAU seperti HUB ada yang mempunyai 8, 16 atau 24 port. Satu port sebagai ring input (Ri), satu port sebagai ring output (Ro) dan port lainnya digunakan untuk koneksi dengan workstation. Kartu yang digunakan adalah kartu jaringan token ring. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat merancang jaringan token ring adalah:
Maksimum SMAU dalam jaringan adalah 33.
Data rate : 4 Mbps dan16 Mbps
Panjang frame adalah 4 Kbyte – 17,8 Kbyte.
Panjang maksimum workstation ke MAU (lobe) dengan kabel UTP 45,5 m.
Panjang lingkaran token (main ring) tidak boleh lebih dari 121.2 meter (tidak termasuk panjang lobe)
Menggunakan kabel 22-AWG, dan jack konektor RJ45.
Gambar 3.7 koneksi SMAU token ring Metode akses token ring merupakan pengembangan dari Token Passing. Dalam token ring ini, sinyal akan berjalan sepanjang jaringan dari satu komputer ke komputer yang lainnya dalam sebuah jaringan lingkaran logic. Sebuah ‘token’ akan berjalan sepanjang jaringan, dari satu komputer ke komputer yang lainnya. Bila komputer tersebut tidak memiliki informasi untuk melakukan transmisi, maka token tersebut akan diteruskan ke komputer berikutnya, sampai ada
34 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
komputer yang akan melakukan pengiriman data. Dengan kecepatan datanya berkisar 4 s/d 16 Mbps. Berikut ini adalah proses pengiriman frame pada token ring. 1. DTE A akan mengirimkan frame ke DTE C. DTE A menunggu datangnya token. D
C
A
B
2. DTE A mengirimkan frame ke ring, DTE C mengopi frame. D
C
A
B
3. DTE A menunggu datangnya awal frame, tetapi tidak Mengulangi perngiriman frame sehingga DTE A Menghilangkan frame dari ring. D
C
A
B
4. Ketika bit terakhir dari frame telah dikirimkan, DTE A akan langsung membangkitkan kembali token (early release token) D
C
A
B
35 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
3.4
Teknik Pengkabelan (cabling) Untuk dapat menghubungkan komputer kedalam jaringan tentunya
diperlukan suatu cara. Cara yang biasa digunakan untuk menghubungkan dua komputer atau lebih adalah menggunakan kabel. Alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan kabel minimalnya sebagai berikut:
Crimping tool
LAN Tester
Kabel UTP cat 5
Konektor RJ 45
Faktor yang ikut serta dalam penentuan pemilihan kabel : a. Capacity : mendukung trafik network yang diharapkan. b. Reliability : mencukupi kebutuhan untuk tersedianya jalur transmisi. c. Type data yang disupport : disesuaikan dengan aplikasinya. d. Environmental scope : menyediakan layanan sepanjang jarak yang dibutuhkan. Dengan kata lain faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media transmisi adalah biaya, kemudahan pemasangan dan pemeliharaan, kehandalan, kecepatan dan jarak. Berikut beberapa hal yang dapat membantu dalam menentukan biaya dan system pengkabelan : •
mengukur panjang kabel sebenarnya.
•
menentukan banyaknya simpul.
•
mengevaluasi jenis data yang akan ditransmisikan.
•
menetapkan prioritas : Biaya atau kecepatan. Untuk membangun jaringan LAN PT SEI, kabel yang digunakan adalah
kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair) kategori 5 yang dapat mencapai kecepatan 100 Mbps. Untuk menghubungkan komputer ke switch/HUB kabel UTP disusun dengan konfigurasi straight. Untuk menyusun kabel straight ujungujung kabel UTP disusun dengan urutan warna sebagai berikut mengikuti standard EIA/TIA-568A kemudian di crimp dengan konektor RJ-45.
36 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
Gambar 3.8 konektor RJ45
Ujung A
Ujung B
Gambar 3.9 Pemasangan kabel cara straight Pada dasarnya kabel yang di pakai hanya 4, sisa nya sebagai ground dan pin-pin yang di pakai (hubungkan) adalah pin 1,2,3 dan 6. Sedangkan untuk koneksi HUB ke HUB kabel disusun dengan cara cross/crossover. Crossover adalah pemasangan kabel yang secara manual sinyal output pada satu konektor dimapingkan ke input di konektor yang satu nya lagi atau TX + dari satu konektor di maping ke RX + di konektor yang lain, dan TX - di konektor yang satu ke RX di konektor yang lain.
37 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
3.5
Sistem Komunikasi Client-Server PT. SANYO mulai memanfaatkan komputer untuk kegiatan komunikasi
data mulai tahun 1996 atau sejak dimulainya kegiatan produksi. Dengan memanfaatkan jaringan komputer akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh, misalnya dalam hal resource dan sharing. Perangkat komunikasi yang terhubung dalam LAN PT SEI berjumlah besar, karena memang kesemuanya digunakan untuk menunjang komunikasi data berupa pertukaran data berita dan gambar. Komunikasi LAN PT SEI juga dilakukan dengan LAN-LAN perusahaan yang menjadi mitra bisnis dan PT Sanyo yang berpusat di Jepang. Dalam jaringan LAN PT. SEI semua kegiatan pertukaran data antar komputer dijalankan melalui protokol TCP / IP. Sistem komunikasi yang digunakan pada LAN PT SEI adalah CientServer. Dengan sistem ini memungkinkan client untuk menggunakan file-file dan program-program file server seolah-olah program tersebut berada pada disk-nya. Selain itu juga memungkinkan komunikasi antara client dengan server, serta antar client dengan client lain. Sebuah client selain dapat mengakses file juga dapat mengakses hardware lain yang dimiliki oleh server misalnya printer. 3.1.1
Client Client atau workstation yang dimiliki oleh LAN PT SEI sebanyak 230
unit, terdiri dua jenis komputer yaitu Personal Computer (PC) dan Mac Apple Computer (MAC). Pada client, PC digunakan untuk keperluan administrasi, pengolahan data, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penulisan dan laporan. Sedangkan MAC Apple digunakan untuk keperluan layout dan graphis. Sistem operasi yang digunakan pada IBM PC adalah Windows XP. Untuk lebih memudahkan pengaturan aliran data, client-client tersebut dikelompokkan dalam kelompok HUB dan Switch untuk kemudian dihubungkan ke server-server, sesuai dengan fungsi masing-masing.
38 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
3.1.2
Server Peranan utama suatu program server adalah melayani client yang
berjumlah banyak yang memiliki tujuan untuk menggunakan secara bersama sumber daya yang dimiliki oleh server tersebut. File server merupakan pusat Jaringan yang dapat berupa komputer yang sangat cepat, mempunyai memori yang besar, harddisk yang memiliki kapasitas besar, dengan kartu jaringan yang cepat. Sistem operasi jaringan tersimpan disini, juga termasuk didalamnya beberapa aplikasi dan data yang dibutuhkan untuk jaringan. File server bertugas mengontrol komunikasi dan informasi diantara client dalam suatu jaringan. Sebagai contoh mengelola pengiriman file database atau pengolah kata dari workstation atau salah satu node ke node yang lain, atau menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain. Tugas file server sangat kompleks, dia juga harus menyimpan informasi dan membaginya secara cepat. Jaringan LAN PT SEI mempunyai 5 server yaitu, mail server (untuk layanan email), Anti virus (sebagai proteksi untuk melindungi sitem dari virus), AS 400 server (untuk pengolahan data part-part televisi), proxy server, dan FTP server. Access Control Folder pada file sharing
3.6
PT.Sanyo Electronics Indonesia menggunakan metode file sharing untuk penanganan dokumen internal perusahaan. Access control Folderini meliputi: •
Sharing file pada sistem multi user.
•
Sharing dapat dilakukan melalui skema proteksi.
•
Pada sistem terdistribusi, file dapat di-share lintas jaringan.
•
Network File System (NFS) adalah bentuk umum sharing file terdistribusi.
pada file sharing diatur oleh departemen IT internal perusahaan. Apabila diperlukan dan disetujui oleh pihak manajemen, maka departemen IT dapat berkonsultasi dan meminta pendapat dari praktisi di bidang security IT.
39 Bab III Instalasi dan Jaringan LAN PT. SEI
Gambar 3.10 Jaringan LAN PT. SEI
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA Topologi erat kaitannya dengan metode akses dan media transmisi, karena seperti yang telah diuraikan di bab sebelumnya masing-masing tipe topologi mempunyai karakteristik metode akses dan media transmisi yang berbeda pula. Selanjutnya akan dianalisa utilitas dan throughput dari topologi star dan topologi ring, jika diterapkan pada LAN PT. SEI. Dipilihnya topologi star dan ring untuk dianalisa karena topologi lainnya yaitu topologi bus dan topologi hierarki tidak memungkinkan untuk diterapkan pada LAN PT. SEI yang memiliki banyak client maupun server dan membutuhkan kecepatan transmisi data yang tinggi. Metode yang digunakan untuk perhitungan performansi jaringan untuk setiap parameter adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan nilai PDV disimulasikan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A, B dan C. Perhitungan PDV dilakukan hanya untuk topologi star, karena pada topoloi ring tidak ditetapkan delay propagasi maksimum (PDV) sebesar 512 bit atau 5,12 µs. 2. Perhitungan utilitas dan throughput disimulasikan hanya pada satu segmen yaitu segmen PRS area. 3. Perhitungan dilakukan dengan cara mengambil data-data pada perangkat jaringan yang digunakan pada jaringan LAN PT. SEI. 4.1
Perhitungan Path Delay Value (PDV) Pada dasarnya perhitungan delay yang akan dilakukan merupakan perhitungan path delay value (PDV). Perhitungan PDV digunakan khususnya pada jaringan Ethernet untuk mengetahui ethernet slot time yang dihasilkan tidak melebihi standar IEEE 802.5 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5,12_s (512 bit) pada jaringan fast ethernet. Perangkat jaringan yang digunakan untuk mensimulasikan perhitungan PDV ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. DTE dengan delay 100 bit.
40
41 Bab IV Perhitungan dan Analisa
2. Kartu jaringan fast ethernet 100 Mbps. 3. Switch LAN 8 port kelas 2 (class 2 repeater). 4. Hub 24 port kelas 2 (class 2 repeater). sebuah repeater kelas dua mempunyai delay 92 bit. (Lihat lampiran 1) 5. Kabel UTP kategory 5 dengan delay 1,112 bit per meter. (lihat lampiran ) Menurut “Cisco Network Topologies and LAN design” tabel dibawah ini adalah data delay komponen jaringan untuk ethernet dan fast Ethernet. Tabel 4.1 delay komponen jaringan ethernet Komponen jaringan
Delay (waktu bit)
Class II repeater
92
DTE
50
1 meter kabel UTP kategori 5
1,112
A. Kelompok A Kelompok A adalah workstation 1 yang berkomunikasi dengan workstation 2 yang ada di departemen design engineering.
Gambar 4.1 Kelompok A
Dari gambar 4.1 diatas diperoleh data-data sebagai berikut:
42 Bab IV Perhitungan dan Analisa
Tabel 4.1 Data perhitungan PDV kelompok 1 Komponen Jaringan
Spesifikasi
Total Delay (waktu bit)
Link 1
15 m
15 x 1,112 = 16,68
Link 2
30 m
30 x 1,112 = 33,6
Link 3
30 m
30 x 1,112 = 33,6
Link 4
20 m
20 x 1,112 = 22,24
HUB 1
Class 2 repeater
92
HUB 2
Class 2 repeater
92
100 waktu bit
100
5 waktu bit
5
DTE 1 dan DTE 2 Safety margin
LSDV = total panjang link (kabel) x delay kabel = (15+30+30+20) x 1,112 = 105,64 waktu bit PDV
= LSDV + delay repeater + delay DTE + safety margin = 105, 64 + 92 + 92 + 100 + 5 = 394,64 waktu bit.
B. Kelompok B Kelompok B adalah workstation 1 yang mengakses mail server.
Gambar 4.2 Kelompok B
43 Bab IV Perhitungan dan Analisa
Dari gambar 4.2 diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 4.2 Data perhitungan kelompok 2 Komponen Jaringan
Spesifikasi
Total Delay (waktu bit)
Link 1
15 m
15 x 1,112 = 16,68
Link 2
30 m
30 x 1,112 = 33,6
Link 3
50 m
50 x 1,112 = 55,6
Link 4
20 m
20 x 1,112 = 22,24
HUB 1
Class 2 repeater
92
100 waktu bit
100
5 waktu bit
5
DTE 1 dan DTE 2 Safety margin
LSDV = total panjang link (kabel) x delay kabel = (15+30+50+20) x 1,112 = 127,88 waktu bit. PDV
= LSDV + delay repeater + delay DTE + safety margin = 127,88 + 92 + 100 + 5 = 324,88 waktu bit.
C. Kelompok 3 Kelompok C adalah workstation 1 di departemen design engineering yang berkomunikasi dengan workstation 2 yang ada di departemen main office.
Gambar 4.3 Kelompok C
44 Bab IV Perhitungan dan Analisa
Dari gambar 4.3 diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 4.3 Data perhitungan PDV kelompok 3 Komponen Jaringan
Delay komponen
Total Delay (waktu bit)
Link 1
15 m
15 x 1,112 = 16,68
Link 2
30 m
30 x 1,112 = 33,6
Link 3
50 m
50 x 1,112 = 55,6
Link 4
25 m
25 x 1,112 = 27,8
Link 5
15 m
15 x 1,112 = 16,68
HUB 1
Class 2 repeater
92
HUB 2
Class 2 repeater
92
100 waktu bit
100
5 waktu bit
5
DTE 1 dan DTE 2 Safety margin
LSDV = total panjang link (kabel) x delay kabel = (15+30+50+25+15) x 1,112 = 150,12 waktu bit. PDV
= LSDV + delay repeater + delay DTE + safety margin = 150,12 + 92 + 92 + 100 + 5 = 439,12 waktu bit
Analisa: Aturan deteksi tabrakan menyatakan bahwa pengirim harus mendeteksi tabrakan sebelum selesai mengirimkan frame. Pada ketiga kelompok percobaan diatas, masing-masing kelompok diperoleh nilai PDV kurang dari 512 waktu bit (5,12µs) seperti yang telah ditetapkan standar IEEE 802.3. Jika nilai PDV melebihi 512 bit maka workstation pengirim akan mengira telah terjadi tabrakan frame (collision). Akibatnya data frame akan rusak dan tidak dapat diterima dengan sempurna sehingga workstation pengirim akan melakukan transmisi data kembali (retransmit). Jika hal ini terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan trafik jaringan yang padat dan jaringan tidak dapat bekerja dengan baik.
45 Bab IV Perhitungan dan Analisa
4.2 Perhitungan Utilitas Jaringan Utilitas jaringan secara umum dapat didefinisikan sebagai waktu efektif (yang betul-betul digunakan) paket dari waktu total pengiriman paket. Pengukuran utilitas diasumsikan dengan cara mengirimkan suatu file dengan ukuran tertentu. Pada percobaan ini, FTP digunakan untuk mentransfer suatu file dengan ukuran 100 byte dari workstation 1 ke workstation 2 pada segmen PRS area.
Gambar 4.4 Segmen PRS area Dari gambar 4.4 diperolah hasil sebagai berikut:
4.2.1
Jarak/ panjang segmen (d)
135 meter
Panjang packet (L)
100 byte = 800 bit
Kecepatan medium (kabel)
0,67 (3x108) = 2,01x108
Delay proses pada device (b)
5 bit
Bit rate (star ethernet)
100 Mbps
Bit rate (token ring)
16 Mbps
Node/workstation (N)
45 workstation
Utilitas Topologi Star
Perhitungan Utilitas pada jaringan Ethernet: d τ prop v a= = L τ frame R
46 Bab IV Perhitungan dan Analisa
d v
τ prop =
135m = 0,67 µs 2,01x10 8 m / s L = R 800bit = = 8µs 100Mbps
τ prop = τ frame τ frame a=
τ prop
0,67 µs = 0,084 8µs
=
τ frame
Dengan mendefinisikan A sebagai nilai kemungkinan maksimum tabrakan frame maka didapat:
1 A = 1 − N
N −1
1 A = 1 − 45 44 A= 45
45 −1
44
= 0,38
Sehingga utilitas maksimum jaringan menjadi: 1 2a (1 − A) 1+ A 1 U = = 0,9058 2 x 0,084(1 − 0.38) 1+ 0,38 U = 0,9158 x100% = 91,58% U =
4.2.2
Utilitas Topologi Ring
Perhitungan utilitas jaringan topologi ring: U=
a' =
1 1+
a' N
τ τ frame
47 Bab IV Perhitungan dan Analisa
d b τ = N + v R 135m 5bit τ = 45 + 8 6 2,02 x10 m / s 16 x10 bps
τ = 45(0,67 + 0,3)µs τ = 43,65µs L τ frame = R 800bit τ frame = = 50µs 16 x10 6 bps τ 43,65µs = = 0,87 a' = τ frame 50 µs 1
U=
a' 1 + N 1 1 = U= 0,87 (1 + 0,019 ) 1+ 45 U = 0,09814 = 98,14% Analisa: Pada topologi star, HUB akan membroadcast semua paket yang akan dikirim ke salah satu IP Tujuan. HUB mengambil bit-bit yang datang dari satu port dan mengirimkan copynya ke tiap-tiap port yang lain. Setiap workstation yang tersambung ke HUB akan melihat paket ini tapi hanya workstation yang ditujukan saja yang akan memprosesnya. Ini dapat menyebabkan masalah trafik jaringan, karena paket yang ditujukan ke satu workstation sebenarnya dikirimkan ke semua workstation (meskipun ia hanya diproses oleh salah satu yang ditujukannya saja). Jika lebih dari satu workstation berusaha mentransmit data pada waktu yang bersamaan maka akan terjadilah collision. Setelah collision terjadi maka setiap workstation tadi harus melakukan proses pengiriman data kembali (re-transmit). Hal ini mungkin tidak akan terasa bila jaringan hanya memiliki sedikit workstation yang terkoneksi, tapi jika jumlah workstation dalam jaringan semakin bertambah maka kemungkinan akan terjadinya collision juga
48 Bab IV Perhitungan dan Analisa
semakin besar, akibatnya secara otomatis traffic jaringan akan menjadi relatif lebih lambat dan utilitas jaringan juga semakin berkurang. Pada topologi ring sebuah paket kontrol yang dikenal sebagai token akan berputar-putar dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai untuk pengiriman data. Workstation pada topologi ring disebut devais. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data dan kemudian dikembalikan ke ring lagi. Devais penerima atau tujuan akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan akhirnya mengembalikan token ke pengirim lagi. Protokol semacam ini dapat mencegah terjadinya kolisi data (tumbukan antar pengiriman data) dan dapat menghasilkan performansi yang lebih baik, sehingga utilitas atau efisiensi jaringan dapat ditingkatkan.
4.3 Perhitungan Throughput Jaringan Perhitungan throughput yang akan dibahas pada bagian ini dilakukan dengan cara mengirimkan sejumlah paket tertentu dari workstation sumber ke workstation tujuan. Jaringan topologi star dengan fast ethernet mempunyai bandwidth (bit rate) 100Mbps, dan jaringan topologi ring dengan token ring mempunyai bandwidth 16 Mbps. A. Throughput topologi star
R 2a(1 − A) 1+ A 100Mps T= 2 x0,084(1 − 0,38) 1+ 0,38 100 Mbps T= 1,274 T = 78,49Mbps T=
49 Bab IV Perhitungan dan Analisa
B. Througput topologi ring:
T=
R a' 1+ N
16 Mbps 0,87 1+ 45 16 Mbps T= 1,019 T = 15,7 Mps T=
Analisa: Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu menggunakan rute yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. Pada topologi star menggunakan fast ethernet dengan bandwidth sebesar 100Mbps. File yang akan didownload berukuran 100 Mbps (800 bit) dengan efisiensi 91,58% didapatkan bandwidth yang sebenarnya atau bisa kita sebut sebagai throughput sebesar 78,49 Mbps. Ini artinya pada jaringan Ethernet tersebut dalam waktu satu detik hanya mampu mengirimkan data sebesar 78,49 mega bit. Sedangkan pada topologi ring hanya mempunyai bandwidth 16 Mbps untuk mendownload file 800 bit, throughput yang didapatkan sebesar 15,7 Mbps. Throughput kadang sangat jauh dari bandwidth maksimum yang mungkin dari suatu media. Beberapa faktor yang menentukan bandwidth dan throughput adalah:
Perangkat jaringan (misalnya, sudah terlalu tinggi loadnya, setting yang kurang tepat, dll)
Tipe data yang ditransfer ( misalnya, umumnya web lebih cepat dari ftp)
Topologi jaringan
Jumlah pengguna jaringan
Spesifikasi komputer client/user
50 Bab IV Perhitungan dan Analisa
Dari hasil perhitungan parameter-parameter diatas, dapat kita buat tabel perbandingan performansi antara topologi ring dan topologi star Tabel 4.4 Perbandingan topologi star dan topologi ring Topologi Star
Topologi Ring
τpropagasi
0,67µs
43,65µs
τframe
8µs
50µs
utilitas
91,58%
98,14%
Throughput
78,49 Mbps
15,7 Mbps
Reliabilitas
Bagus sekali
Bagus
Pemeliharaan
Mudah
Sulit
Pengembangan jaringan
Mudah
Sulit
Pengkabelan
Mudah, workstation lain masih bisa bekerja kalo ada koneksi kabel yang terputus
Sulit, Jika ada kabel yang terputus, maka seluruh jaringan tidak bias bekerja.
Disamping perhitungan secara teoritis, didalam menerapkan suatu topologi jaringan, hendaknya diperhitungkan keuntungan dan kerugian secara praktis apabila topologi tersebut diterapkan pada jaringan LAN. Secara praktis, topologi star memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh topologi ring, terutama dalam menangani suatu jaringan lokal yang besar. Selain itu akses ke server yang cepat, mudah dalam pemasangan dan pengkabelan, karena tiap node (file server, workstation, dan perangkat lainnya) tidak tersambung semua dalam sebuah kabel utama melainkan terkoneksi ke jaringan melewati sebuah HUB. Disamping itu tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan ketika akan memasang atau memindahkan perangkat jaringan lainnya. Apabila terjadi suatu gangguan, mudah untuk mendeteksi letak gangguan tersebut dan jika satu kabel terputus, workstation yang lainnya tak terganggu. Hal tersebut sangat besar pengaruhnya pada LAN PT.SEI, mengingat LAN tersebut sangat komplek dan sangat mengutamakan kelancaran dalam transmisi data, sehingga apabila terjadi suatu gangguan harus segera dapat diatasi.
BAB 5 KESIMPULAN Berdasarkan analisa perhitungan performansi dari topologi star dan topologi ring sebagai pembanding, serta dengan memperhitungkan karakteristik jaringan yang dimiliki oleh LAN PT. Sanyo Electronics Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada perhitungan PDV ketiga kelompok diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok A dengan dengan total panjang kabel 95 meter dan menggunakan dua repetar kelas II, nilai PDV nya adalah 394,64 waktu bit (3,94µs).
kelompok B dengan total panjang kabel 115 meter dan menggunakan tiga repeater kelas II, nilai PDV nya adalah PDV 416,88 waktu bit (4,17 µs).
kelompok C dengan total panjang kabel 135 meter dan menggunakan empat repeater kelas II, nilai PDV nya adalah 439, 12 waktu bit (4,39 µs).
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin panjang kabel/link pada jaringan maka akan menambah nilai PDV, begitu juga dengan pemakaian perangkat jaringan seperti HUB atau switch juga akan menambah nilai PDV. 2. Topologi star dengan fast Ethernet mempunyai bandwidth 100 Mbps dapat menghasilkan throughput sebesar 78,49 Mbps, sedangkan topologi ring dengan banwidth 16 Mbps menghasilkan througput sebesar 15,7 Mbps. 3. Topologi ring lebih memenuhi persyaratan untuk diterapkan pada LAN PT. Sanyo electronics Indonesia dengan utilitas sebesar 98, 14% dibanding topologi star yang memiliki utilitas 91,58%, tetapi karena dari segi pemeliharaan dan pengembangan jaringan, maka dengan jumlah workstation 230, PT. Sanyo electronics Indonesia memutuskan untuk menerapkan topologi star pada jaringan LAN.
51
DAFTAR PUSTAKA Andri Kristanto. 2003. Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bruno, Anthony and Jackqueline Kim. 2001. Cisco Network Topology and LAN Design. Cisco Press. Chandra Setiawan. Understanding Topologies. Universitas Sriwijaya: Jurusan Manajemen Informatika Program Diploma Komputer Ethernet Performance. cs522F99-802-11/15/99-Page 8 http://standards.ieee.org/getieee802/download/802.3-2002.pdf: Carrier sense multiple access with collision detection (CSMA/CD) access method and physical layer specification. www.nicemice.net/eecs122/exams/midterm.2solution.pdf Leon-Garcia & Widjaja. 2000: Communication Networks. The McGraw Hill Companies Thamir Abdul hafedh Al-Hamdany (Penterjemah). 2002. Dasar-dasar komunikasi data. Jakarta: Salemba Teknik. Tutun Juhana. 2003. Review Underlying Technologies ET5044. Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung: Laboratorium Telematika.
52