1.
4.1
yaitu dalam Sistem Tata Ruang Nasional, RTRW Pulau Jawa
R E NC A NA S I S T EM P ER K O T AA N
Bali, Koridor Pantai Selatan Jawa, Provinsi Jawa Timur, RTR Citragung dan RTR Pawonsari
Wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan. Jenis kegiatan
yang
akan
dikembangkan
disesuaikan
dengan
2.
kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan,
belakangnya, terutama dalam kegiatan perdagangan dan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW II/C/2); sebagai
pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan oleh hutan
pusat
lindung dan pertanian disamping memberikan pelayanan sosial
Kegiatan Lokal (PKL) dengan hirarki K-2 meliputi: Ibukota
dan jasa. Beberapa pusat permukiman/kota yang dikaitkan
Kecamatan Punung, Ibukota Kecamatan Ngadirojo, dan
untuk mengemban fungsi sebagai kegiatan pusat akomodasi
Ibukota Kecamatan Bandar; 3.
Ibukota
Kecamatan
yang
berfungsi
sebagai
Pariwisata harus memiliki fasilitas dan prasarana yang memadai
pusat
untuk berlangsung kegiatan secara atraktif serta mempunyai
Pelayanan Kawasan (PPK) dengan hirarki K-3 meliputi: Ibukota
Kecamatan
Pringkuku, Ibukota
Donorojo,
Kecamatan
Ibukota
potensi,
diarahkan untuk mampu berfungsi sebagai pusat wilayah
Kawasan perkotaan Pacitan dengan hirarki K-1 berfungsi berfungsi
dengan
Setiap pusat permukiman (yang mengarah menjadi kota)
Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
yang
sesuai
Pacitan seperti dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan peta 4.1
Adapun hirarki kawasan perkotaan dan Ibukota Kecamatan di
Kecamatan
pertumbuhan
Secara lebih rinci pengembangan fungsi wilayah Kabupaten
ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
Ibukota
pusat
permasalahan, peluang dan tantangan yang dihadapi.
olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan
2.
Fungsi Kabupaten Pacitan secara mikro, yaitu bagaimana peran
fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan
1.
Kedudukan dan Peran Kabupaten Pacitan secara makro,
akses yang tinggi terhadap daerah tujuan wisata Yogyakarta
Kecamatan
atau daerah tujuan wisata Nasional lainnya.
Kebonagung, Ibukota
Kecamatan Arjosari, Ibukota Kecamatan Tegalombo,
Kecamatan Pacitan yang berfungsi sebagai pusat permukiman
Ibukota Kecamatan Nawangan, Ibukota Kecamatan
yang skala luas/pusat administrasi pemerintahan dan pusat
Tulakan, Ibukota Kecamatan Sudimoro.
perdagangan
Disamping itu terdapat Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu
kecamatan
atau beberapa kampung.
oleh
PPK
ditunjang
oleh
yang
mengarah
pada
fungsi
kota/pusat
perkembangan
berdasarkan
atas
fungsi
kota
peluang-peluang
tetapi
ekonomi
hinterland dari rencana pengembangannya itu sendiri.
PPK
PKW
Sehubungan dengan hal tersebut arahan pengembangan
Pacitan
fungsi Kecamatan Pacitan di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028,
PKL PPK PPK
harus
maupun rencana-rencana pengembangan sektoral wilayah
Bandar
Punung
PPK
ini
kecenderungan
ditentukan
PKL
jasa
permukiman untuk kurun waktu 20 tahun tidak saja ditetapkan
Gambar 4. 1 Rencana Sistem Pusat Perkotaan
PKL
dan
dengan status administrasinya. Kecenderungan perkembangan
pusat pelayanan yang melayani kegiatan skala desa/kelurahan
PPK
regional
kecukupan fasilitas kelengkapan pelayanan administrasi sesuai
Ngadirojo
akan
tetap
berfungsi
sebagai
pusat
administrasi
kabupaten, dan berkembang menjadi pusat penampungan hasil produksi pertanian, pasca panen di daerah sekitarnya,
PPK
pusat pendidikan, pusat perdagangan/pemasaran serta pusat
PPK
akomodasi kegiatan wisata Kabupaten Pacitan. Keterangan:
Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana
Orientasi Pergerakan dari PPK menuju PKL
pengembangan
Orientasi Pergerakan dari PKL menuju PKW
jumlah
penduduk
dan
rencana
sistem
kegiatan produksi ekonomi basis tiap kecamatan di Kabupaten
Fungsi dan Peran Perwilayahan Kabupaten Pacitan pada dasarnya
Pacitan hingga tahun 2028 adalah sebagai berikut:
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-1
6. Kecamatan Pringkuku
1. Kecamatan Pacitan
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-1,
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
dengan fungsi sebagai PKW II/C/2 dan sentra kegiatan
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
sektor pariwisata, Sektor industri makanan minuman
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku
ringan dan peristirahatan, Industri pengalengan ikan
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
dan sektor pertambangan, serta sektor industri produksi
Sebagai sentra produksi kelapa.
batik tulis.
7. Kecamatan Kebonagung
Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan Selatan.
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pacitan
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
sebagai PKW II/C/2 adalah 100.000-150.000 jiwa.
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan sentra produksi kelapa serta gula merah.
2. Kecamatan Punung
Target
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2,
Jumlah
penduduk
untuk
Kecamatan
Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra
8. Kecamatan Arjosari
kegiatan kelautan. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Punung
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa.
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
terbuat dari kayu jati dan sentra produksi keramik/
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari
gerabah seni.
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
3. Kecamatan Bandar
9. Kecamatan Nawangan
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2,
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
produksi
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan
dan
kegiatan
industri
pertanian,
pertambangan, dan merupakan kawasan strategis
merupakan kawasan strategis agropolitan.
agropolitan.
Sebagai sentra produksi sektor pertambangan.
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Bandar
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Nawangan
sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa.
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
4. Kecamatan Ngadirojo
10. Kecamatan Tegalombo
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2,
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
dengan
sentra
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
kegiatan sektor perikanan dan kelautan (budidaya
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul serta
keramba), pertambangan dan sektor industri produksi
sebagai sentra produksi jahe gajah.
batik tulis dan sale pisang.
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tegalombo
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Ngadirojo
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa
fungsi
PKL
dan
kegiatan
sebagai
sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa
11. Kecamatan Tulakan
5. Kecamatan Donorojo
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
dan kegiatan utama sebagai sentra kegiatan tanaman
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tulakan
perkebunan
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
(kapas),
rumput
laut
dan
kacang-
kacangan sebagai pengepul, industri perkayuan, biofuel
Sebagai sentra produksi sektor pertanian (kelapa, jeruk
dan gula merah.
manis, kolong), dan sektor pertambangan.
Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Donorojo sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-2
Tabel 4. 1 Pengembangan Fungsi Wilayah dan Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Pacitan No 1
Hirarki K-1
Fungsi PKW
Nama Pusat Pacitan
Kondisi Eksisting Berfungsi sebagai Pusat
Strategi Pengembangan Menyiapkan agar semua
Kegiatan Lokal yang
kawasan perkotaan dan
menampung kebutuhan
perdesaan memiliki rencana
masyarakat tingkat
tata ruang yang terpadu,
kabupaten
sehingga tidak terjadi
Masih mendominasi perkembangan Kabupaten (menjadi
ketimpangan perkembangan
Rencana Fungsi Pusat Pelayanan 1. 2.
3.
sistem prasarana wilayah di kawasan perkotaan dan
wilayah Kabupaten
perdesaan dalam rangka
Pacitan)
meningkatkan hubungan
pemerataan ekonomi wilayah.
2
K-2
PKL
Punung
Berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Sebagai orientasi pergerakan masyarakat di bagian barat Kabupaten Pacitan
memanfaatkan semaksimal
7.
Pusat Jasa Informasi dan
kecamatan
Akomodasi Pariwisata kabupaten 1.
2.
3.
4.
5.
penyediaan sarana angkutan umum. Menyediakan fasilitas 3
K-2
PKL
Ngadirojo
Berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Sebagai orientasi pergerakan masyarakat di bagian timur Kabupaten Pacitan
pelayanan dan fasilitas penunjang kegiatan budidaya di wilayah laut, seperti pelabuhan
Pusat kegiatan pariwisata
1. 2.
tempat pelelangan ikan (TPI),
Wilayah
pantai, gua dan budaya
Kecamatan
(terkait dengan
Donorojo,
pengembangan pariwisata
Punung dan
Pawonsari);
Pringkuku ;
Pintu gerbang barat untuk
2.
Wilayah pesisir
kegiatan pariwisata Selatan
pantai Selatan
Pacitan
barat
Pusat pelayanan sosial dan
Kabupaten
pertumbuhan wilayah
Pacitan,
Kecamatan Donorojo,
kegiatan
Punung dan Pringkuku
utama
Pusat komunikasi antar
pertanian,
permukiman perdesaan di
perikanan laut,
kecamatan Donorojo,
pariwisata,
Punung dan Pringkuku
perkebunan
Pusat pengembangan
3.
Kegiatan
wilayah belakang
utama sektor
kecamatan Donorojo,
primer,
Punung dan Pringkuku
sekunder dan
Pusat kegiatan pariwisata
3.
1.
Wilayah
pantai, gua dan budaya;
Kecamatan
Pintu gerbang timur untuk
Ngadirojo,
kegiatan pariwisata Selatan
Tulakan dan
Pacitan (terkait dengan
Sudimoro;
pengembangan Selatan-
stasiun bahan bakar, sarana
2.
Wilayah pesisir
Selatan Provinsi Jawa Timur)
pantai Selatan
Pusat pelayanan sosial dan
timur
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-3
1.
tersier
pendaratan ikan (PPI),
pelayanan industri kelautan,
kegiatan
tersier antar
pelayanan jalan, penyediaan pelabuhan laut dan
4.
Pusat Permukiman Perkotaan
kualitas, dan tingkat pedestrian, fasilitas terminal,
Pacitan
6.
dengan membangun jalan, peran jalan, kuantitas,
Pusat komunikasi antar
sekunder dan
kawasan, dan antar wilayah meningkatkan fungsi dan
Kabupaten
wilayah Kabupaten Pacitan
perdesaan. hubungan antar lokasi,
Seluruh wilayah
primer,
sebagai daerah
Meningkatkan kemudahan
3.
kabupaten
wilayah belakang , seluruh
daya kawasan perdesaan
fungsi/tipologi kawasan
Pacitan
utama sektor
mungkin potensi sumber
belakangnya sesuai dengan
Kabupaten
Pusat pengembangan
Pengembangan kawasan perkotaan diarahkan untuk
Wilayah
Pusat pelayanan sosial dan
kecamatan 5.
ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan dan
Pacitan 2.
wilayah Kabupaten; pertumbuhan wilayah 4.
Wilayah sekitar Kabupaten
Pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa
Meningkatkan pelayanan
masyarakat di seluruh
1.
sekitar Kabupaten Pacitan
wilayah.
titik orientasi pergerakan
Pusat pelayanan wilayah
Jangkauan Ruang Lingkup Pelayanan
No
Hirarki
Fungsi
Nama Pusat
Kondisi Eksisting
Strategi Pengembangan
Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
dan sarana wisata bahari. Menyediakan fasilitas pelayanan fasilitas
Jangkauan Ruang Lingkup Pelayanan
pertumbuhan wilayah
Kabupaten
Kecamatan Tulakan,
Pacitan,
Sudimoro dan Ngadirojo
kegiatan
Pusat komunikasi antar
utama
masing-masing obyek wisata
permukiman perdesaan di
pertanian,
guna mendukung
Kecamatan Ngadirojo,
perikanan laut,
perkembangan objek wisata
Tulakan dan Sudimoro
pariwisata,
Pusat pengembangan
perkebunan
wilayah belakang
dan
Lintas Selatan Selatan guna
Kecamatan Ngadirojo,
pertambangan
menghubungkan sistem
Tulakan dan Sudimoro
penunjang pariwisata pada
yang ada.
4.
5.
Mengembangkan Jalan
3.
Kegiatan
perdesaan antar wilayah dan
utama sektor
mendorong pertumbuhan
primer,
wilayah.
sekunder dan tersier
Menyediakan dan meningkatkan 4
K-2
PKL
Bandar
Berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Sebagai orientasi
pengembangan fasilitas
1.
penunjang kehidupan ekonomi, sosial dan budaya,
pergerakan masyarakat
mencakup fasilitas
di bagian utara
perbelanjaan/pasar, fasilitas
Kabupaten Pacitan
pendidikan, fasilitas
2. 3.
kesehatan, fasilitas
Meningkatkan
4.
pengembangan sumbersumber air bersih, kapasitas instalasi pengolahan, sistem distribusi pelayanan, dan mewujudkan sistem produksi air bersih siap minum untuk melayani seluruh wilayah
5.
1.
Wilayah
dan budaya
Kecamatan
Fungsi perlindungan bagi
Bandar ,
kawasan di bawahnya
Nawangan
Pusat pelayanan sosial dan
dan
pertumbuhan wilayah
Tegalombo;
Kecamatan Bandar ,
peribadatan, fasilitas rekreasi dan olahraga dan lain-lain.
Pusat kegiatan agrowisata
2.
Kawasan
Nawangan dan Tegalombo
perbukitan di
Pusat komunikasi antar
wilayah Utara
permukiman perdesaan di
Kabupaten
Kecamatan Bandar ,
Pacitan,
Nawangan dan Tegalombo
kegiatan
Pusat pengembangan
utama pertanian,
wilayah belakang
perkebunan,
Kecamatan Bandar ,
agrowisata ,
Nawangan dan Tegalombo
dan
Kabupaten Pacitan. Menjaga kelestarian badan-
pertambangan 3.
Kegiatan
badan air serta mata air-
utama sektor
mata air dan meningkatkan
primer,
sediaan air tanah melalui
sekunder dan
pemantapan perlindungan
tersier
kawasan-kawasan resapan air bagi pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan perdesaan, serta kawasan-kawasan lain yang belum atau tidak terlayani oleh sistem perpipaan Pengembangan sistem jaringan drainase air hujan, sistem pembuangan limbah RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-4
No
Hirarki
Fungsi
Nama
Kondisi Eksisting
Pusat
Strategi Pengembangan
Rencana Fungsi Pusat Pelayanan
Jangkauan Ruang Lingkup Pelayanan
domestik, limbah industri, dan persampahan secara terpadu, terencana dan terprogram untuk seluruh wilayah Kabupaten Pacitan dalam rangka penanggulangan banjir dan penyehatan lingkungan permukiman kota. Peningkatan pengembangan sistem pelayanan energi listrik dengan, perluasan jaringan distribusi pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan sistem telekomunikasi dan informasi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi dan informasi. Sumber : Hasil Analisis, 2008
mempunyai jumlah penduduk memadai dan di seluruh pusat-pusat
12. Kecamatan Sudimoro
lingkungan permukiman. Adapun kegiatan yang diperlukan di
Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3,
dalam kehidupan pertanian di kawasan perdesaan antara lain:
dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan
1.
dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.
kehutanan;
Diarahkan sebagai kawasan strategis pengembangan PLTU. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sudimoro
2.
Industri pengolahan hasil pertanian;
3.
Penyaluran hasil-hasil pertanian untuk menunjang kegiatan pariwisata pantai dan agrowisata.
sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.
Kegiatan pertanian (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan
Sebagai sentra produksi kelapa, pertambangan. Kegiatan
ekonomi
yang
diharapkan
dapat
kehutanan berada di daerah pedesaan sedangkan kegiatan
memacu
lainnya berlokasi di pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan
perkembangan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Pacitan adalah
pertanian,
pengolahan
pariwisata,
perikanan,
pertambangan,
pertanian,
hutan
produksi
Pertanian (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan
yang merupakan konsentrasi permukiman dicerminkan dalam satu
industri
titik lokasi dan daerah belakangnya.
serta
Sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan
pariwisata.
kawasan perdesaan secara berhirarki, meliputi:
4.2
1.
R E N C A N A K A W A S A N P E R D E SA A N
Pembangunan
kawasan
pembangunan
pertanian.
pedesaan Pusat
dititikberatkan pelayanan
pusat
pelayanan
setiap
desa
(Pusat
Pelayanan
Lingkungan /PPL); 2.
pada
pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman;
lingkungan
permukiman pedesaan, dengan jangkauan pelayanan lokal dialokasikan tersebar merata di pusat-pusat kelurahan, yang RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-5
Peta 4. 1
Rencana Struktur Ruang
Pemanfaatan lahan kawasan pedesaan di Kabupaten Pacitan
Pusat pelayanan kawasan perdesaan secara berhirarki memiliki
merupakan
hubungan dengan pusat kegiatan di kawasan perkotaan atau
kelompok
penggunaan
lahannya
perkebunan
dan
dari
beberapa
didominasi
pemukiman.
oleh
pemukiman kegiatan
Sedangkan
untuk
yang
Ibukota Kecamatan.
pertanian, kawasan
perkotaan penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan yang lebih
beraneka
ragam,
terutama
untuk
kegiatan
4.3
pusat
perdagangan, jasa dan pemerintahan.
R E NC A NA S I S T EM J AR I NG A N P RA S ARA N A W IL AY AH
Dalam keberlangsungan kehidupannya, perdesaan merupakan
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan
hinterland dari perkotaan. Pelayanan yang belum didapatkan di
meliputi prasarana yang memiliki skala pelayanan lokal, kota dan
perdesaan akan dipenuhi di kawasan perkotaan.
regional. Rencana sistem jaringan prasarana terdiri atas rencana sistem jaringan prasarana transportasi, listrik dan sumber daya
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-6
energi lainnya, telekomunikasi, sumber daya air, dan jaringan
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi
prasarana lainnya.
yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
Semua tingkatan sistem jaringan dan pelayanan infrastruktur
nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan
lainnya dengan tingkatan yang lebih tinggi terletak di wilayah-
lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan;
wilayah dengan orde tinggi, sedangkan sistem jaringan dan prasarana wilayah dengan tingkatan yang lebih rendah terletak di
wilayah dengan orde kota yang lebih rendah. Bentuk struktur sarana wilayah Kabupaten Pacitan
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan
menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Sistem jaringan jalan primer yang berada di Kabupaten
berdasarkan struktur ruang
Pacitan merupakan sistem jaringan jalan yang berperan
perkotaannya dapat dilihat pada gambar berikut.
sebagai pelayanan jasa distribusi yang menghubungkan
Gambar 4. 2 Struktur Sarana Wilayah Berdasarkan Struktur Ruang
kota-kota lain dengan Kabupaten Pacitan. Adapun sistem jaringan jalan sekunder disusun untuk masyarakat
di
dalam
menghubungkan
kawasan
secara
menerus
perkotaan
yang
kawasan
yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Sistem jaringan dengan fungsi sebagai jalan sekunder di Kabupaten Pacitan merupakan sistem jaringan jalan yang berperan sebagai pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat antar Kecamatan di Kabupaten Pacitan. B.
Fungsi jalan Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan di Kabupaten Pacitan dibedakan atas kolektor, lokal, dan lingkungan. Dengan demikian fungsi jalan di Kabupaten Pacitan terdiri dari:
jalan
kolektor
primer;
merupakan
jalan
yang
menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal,
4.3.1 RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
Rencana sistem jaringan transportasi yang akan dikembangkan
di Kabupaten Pacitan meliputi rencana pengembangan sistem
A.
kegiatan
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
merupakan
secara
nasional
berdaya
dengan
jalan
yang
guna
pusat
pusat
kegiatan
kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat
kegiatan
lokal
dengan
pusat
kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan
jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan
jalan lingkungan primer; merupakan jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam
sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan
hubungan hierarki. jaringan
primer;
lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat
Sistem jaringan jalan
Sistem
lokal
menghubungkan
jaringan transportasi darat, laut dan udara.
4.3.1.1
jalan
kawasan perdesaan. jalan
primer
disusun
untuk
jalan kolektor sekunder; merupakan jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-7
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder
Kelurahan Ploso – (terhubung dengan dibangunnya
kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
Jembatan Ploso), sebagai jalan bypass (bagian dari
jalan
lokal
sekunder;
jalan
jalan lintas selatan selatan).
yang
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
Pembangunan Jembatan Cangkring Ngadirojo.
perumahan,
Pembangunan
kawasan
perumahan,
merupakan sekunder
kawasan
sekunder
kedua
dengan
ketiga
dan
antar
Jalan lingkungan sekunder; merupakan jalan yang
kecamatan.
menghubungkan
Pembangunan
dalam
kawasan
perkotaan. C.
Berdasarkan
administrasi
pembinaannya,
jalan
atau
di
Kabupaten
antara
ibukota
kecamatan
dengan dan
peningkatan
jalan
lingkungan
Jalan Nasional adalah jalan dibawah pembinaan
Mempertahankan kondisi jalan dengan
Jalan Provinsi adalah jalan dibawah pembinaan
pemeliharaan rutin.
Pemerintah Provinsi atau Instansi yang ditunjuk Jalan Kabupaten adalah jalan dibawah pembinaan
2.
Pemerintah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk.
jalan
Pembangunan
Pacitan
Pemerintah Pusat.
dan
pusat pertumbuhan.
wewenang
dikelompokkan sebagai berikut:
ibukota
peningkatan
Status jalan
jalan
seterusnya sampai ke perumahan. antarpersil
dan
peningkatan
PENINGKATAN JALAN Peningkatan
Jalan Desa adalah jalan dibawah pembinaan
jalan
nasional
Pemerintah Desa/Kelurahan.
ruas
Glonggong – Pacitan –
Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi pada
Batas
tahun 2009-2028 di Kabupaten Pacitan diarahkan pada
Trenggalek.
peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan sesuai dengan
Peningkatan
fungsinya serta rencana pengembangan terminal. Rencana
nasional wilayah kota
pengembangan sistem jaringan jalan pada tahun 2009-2028
(ruas
di Kabupaten Pacitan terdiri dari:
Supratman
1.
Kabupaten jalan
jalan
WR.
-
Gatot
SSubroto - P. Sudirman
PEMBANGUNAN JALAN
- Maghribi).
Pembangunan jalan lintas selatan selatan meliputi
Peningkatan
ruas jalan:
provinsi ruas Batas Kabupaten Ponorogo – Pacitan.
a.
Mukus – Wareng – Ploso – Sirnoboyo - Kayen –
Peningkatan jalan provinsi ruas Arjosari – Purwantoro
Sidomulyo
(Batas Provinsi Jateng).
b.
–
Jetak
–
Hadiwarno
–
Batas
jalan
Kabupaten Trenggalek.
Peningkatan jalan provinsi wilayah kota (ruas jalan
Lingkar Kota Pacitan
Basuki Rahmat dan Tentara Pelajar)
Pelebaran Jalan nasional ruas Glonggong – Pacitan
Peningkatan
– Batas Kabupaten Trenggalek.
pariwisata wilayah barat (ke pantai Klayar, Gua
Pembangunan Lingkar Barat Kota Pacitan dari
Gong, dsb.) maka untuk memenuhi persyaratan
Kelurahan Sidoharjo – Pucangsewu – Semanten –
kemudahan manuver kendaraan dan geometrik
Gunungsari
jalan, dilakukan dengan pelebaran jalan menjadi
(terhubung
dengan
dibangunnya
jaringan
jalan
untuk
mendukung
Jembatan Gunungsari).
lebar minimum 5,5 meter dan perbaikan kondisi
Pembangunan Lingkar Timur Kota Pacitan dari Desa
perkerasan jalan.
Gunungsari – Desa Sirnoboyo – Desa Kembang – RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-8
Peningkatan
jaringan
jalan
untuk
mendukung
No.
pariwisata wilayah timur (ke Pantai Segara Anakan, dsb.), dilakukan dengan pembangunan akses jalan yang menghubungkan ruas jalan lintas selatan selatan dengan lokasi pariwisata. Peningkatan jalan kabupaten dan poros desa.
8
Rencana pembangunan dan peningkatan jalan di
Rencana
Fungsi Jalan Primer
Lokasi
peningkatan jalan antara ibukota kecamatan dengan pusat pertumbuhan. Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan Mempertahankan kondisi jalan dengan pemeliharaan rutin.
Kab. Pacitan
Lingkungan
Kab. Pacitan
Kolektor primer, Lokal Primer, jalan sekunder, jalan lingkungan Kolektor primer
Kabupaten Pacitan diupayakan tidak hanya sekedar memperhalus ataupun menambal kerusakan yang ada, tetapi harus dituntaskan dengan pembebasan lahan untuk
memperlebar
jalan.
Secara
rinci
Rencana
pembangunan dan peningkatan jalan di kabupaten pacitan
dapat
dilihat
pada
Tabel
9
Peningkatan jalan nasional ruas Donorojo – Pacitan – Panggul Trenggalek
10
Peningkatan jalan nasional wilayah kota (ruas jalan WR. Supratman - Gatot Subroto - P. Sudirman - Maghribi). Peningkatan jalan provinsi ruas Pacitan – Dengok. Peningkatan jalan provinsi ruas Arjosari – Nawangan
Rencana
Pembangunan dan Peningkatan Jalan. Tabel 4. 2 Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jalan No.
Rencana
Lokasi
1
Pembangunan jalan lintas selatan selatan (meliputi ruas jalan Donorojo – Pacitan – Kayen – Sudimoro dan Lingkar Kota Pacitan)
Kec. Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro Kec. Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro Kec. Pacitan, Arjosari
2
3
4
5 6
7
Pelebaran Jalan nasional ruas Donorojo – Pacitan – Panggul Trenggalek
Pembangunan Lingkar Barat Kota Pacitan dari Kelurahan Sidoharjo – Pucangsewu – Semanten – Gunungsari (terhubung dengan dibangunnya Jembatan Gunungsari). Pembangunan Lingkar Timur Kota Pacitan dari Desa Gunungsari – Desa Sirnoboyo – Desa Kembang – Kelurahan Ploso – (terhubung dengan dibangunnya Jembatan Ploso), sebagai jalan bypass (bagian dari jalan lintas selatan selatan). Pembangunan Jembatan Cangkring Ngadirojo. Pembangunan dan peningkatan jalan antar ibukota kecamatan. Pembangunan dan
Kec. Pacitan, Arjosari
Fungsi Jalan Kolektor primer
11 12 Kolektor primer
13
14
Kolektor primer
15
Kolektor primer 16
Peningkatan jalan provinsi wilayah kota (ruas jalan Basuki Rahmat dan Tentara Pelajar) Peningkatan jaringan jalan untuk mendukung pariwisata wilayah barat (ke pantai Klayar, Gua Gong, dsb.) Peningkatan jaringan jalan untuk mendukung pariwisata wilayah timur (ke Pantai Segara Anakan, dsb.), dilakukan dengan pembangunan akses jalan yang menghubungkan ruas jalan lintas selatan selatan dengan lokasi pariwisata. Peningkatan jalan kabupaten dan poros desa.
Kec. Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro Kec. Pacitan
Kolektor primer
Kec. Pacitan, Tegalombo
Kolektor primer
Kec. Arjosari, Nawangan, Bandar Kec. Pacitan
Lokal Primer Lokal Primer
Kec. Punung, Donorojo
Lokal Primer
Kab. Ngadirojo
Lokal Primer
Kab. Pacitan
Lokal Primer, jalan sekunder
Sumber: Hasil Analisis 2008
3.
Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan
Lokal Primer
Kab. Pacitan
Lokal
PENGEMBANGAN TERMINAL Struktur
pengembangan
terminal
penumpang
di
Kabupaten Pacitan diarahkan pada pengembangan Terminal
tipe
A
di
Kecamatan
Pacitan
dengan
merevitalisasi terminal yang telah ada sebagai simpul
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4-9
Peta 4. 2
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
utama yang melayani angkutan AKAP. Adapun kriteria
100 m, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
terminal type A adalah:
terminal.
Terletak dalam jaringan trayek Antar Kota Antar
Untuk keperluan kecamatan-kecamatan pendukung,
Propinsi dan/atau angkutan lalu lintas batas negara;
pembangunan terminal tipe B direncanakan akan
Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-
dibangun di Kecamatan Punung Kecamatan Ngadirojo.
kurangnya kelas IIIA;
Direncanakan
pula
pengembangan
sub-terminal
di
Jarak antara dua terminal penumpang tipe A,
kecamatan-kecamatan lainnya (Donorojo, Pringkuku,
sekurang-kurangnya 20 Km;
Kebonagung, Tulakan, Sudimoro, Arjosari, Nawangan,
Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha;
Bandar dan Tegalombo), pengembangan sub terminal
Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke
direncanakan dibangun sebagai simpul pergerakan
dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya
penumpang. Penambahan rute dan sarana angkutan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 10
umum dilakukan dalam rangka mendukung aksesibilitas
No
wilayah, khususnya ke daerah-daerah potensi wisata.
4.3.1.2
2018
15,275,025
16,254,000
26,583,318
5
Kebonagung
10,668,825
11,130,075
17,496,663
6
Arjosari
9,372,600
9,826,425
15,601,279
Nawangan
11,603,925
12,165,750
19,315,397
8
Bandar
10,082,250
10,491,975
16,412,149
9
Tegalombo
11,771,325
12,341,250
19,594,055
10
Tulakan
18,503,550
19,447,425
31,029,657
11
Ngadirojo
10,590,300
11,213,325
18,159,180
12
Sudimoro
6,954,300
7,219,125
11,236,501
130,896,225
137,367,000
218,552,959
pertanian dan perikanan yang ada di Kabupaten Pacitan, dapat berkembang secara maksimal jika didukung oleh infrastruktur laut, sehingga lokasi pacitan dapat dengan mudah dijangkau dengan cara lain selain jalan darat. Adapun pengembangan sistem jaringan transportasi laut
Jumlah
dilakukan dengan:
2028
7
Potensi wisata, serta sumberdaya alam lainnya termasuk
Sumber: Hasil Analisis 2008
Membangun pelayanan pelabuhan laut yang mampu
Pemenuhan kebutuhan listrik dimasa datang memiliki prospek
melayani pergerakan barang dan manusia. Pelabuhan
yang bagus karena adanya pembangunan PLTU Pacitan di
umum dikembangkan di Kecamatan Pacitan sedangkan
Kecamatan Sudimoro kapasitas 2 x 315 MW, pengembangan
pelabuhan khusus untuk mendukung PLTU dikembangkan
Gardu
di Kecamatan Sudimoro. Pengembangan pelabuhan
Induk
Pacitan
di
Kecamatan
Pacitan,
serta
pengembangan SUTT 150 kV:
khusus lainnya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
dari PLTU – Gardu Induk Pacitan (melewati sebagian wilayah
Mengadakan rute angkutan laut yang menghubungkan
Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo, Tulakan, Kebonagung,
Kabupaten Pacitan dengan kabupaten/kota lainnya.
4.3.1.3
2013
Pacitan
4
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut
Kebutuhan Daya Listrik (Volt Amper)
Kecamatan
Arjosari, Pacitan);
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara
dari Gardu Induk Pacitan – Ponorogo (melewati sebagian wilayah Kecamatan Pacitan, Arjosari, Bandar, Tegalombo); dari Gardu Induk Pacitan – Wonogiri (melewati sebagian
Untuk memaksimalkan pertumbuhan Pacitan, dikembangkan
wilayah Kecamatan Pacitan, Pringkuku, Punung).
Bandar Udara khusus yang pengembangannya dilaksanakan
Desa-desa yang belum memiliki jaringan listrik dan tidak
sesuai dengan kebutuhan.
memungkinkan untuk dikembangkan jaringan baru akibat medan yang berbukit, tetap bisa memperoleh pelayanan listrik
4.3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN LISTRIK DAN SUMBER DAYA ENERGI LAINNYA Energi
listrik
dibutuhkan
merupakan untuk
dapat
komponen
dasar
berlangsungnya
yang
sangat
hampir
seluruh
dengan pengembangan pelayanan sistem non jaringan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan Desa Mandiri Energi (DME). DME
listrik
yang
cukup,
maka
dapat
desa
yang masyarakatnya memiliki
kemampuan memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energinya
aktivitas dan kehidupan manusia modern, sehingga tanpa energi
adalah
(listrik dan bahan bakar) dari energi terbarukan yang dihasilkan
dipastikan
keberlangsungan dan perkembangan kegiatan ekonomi dapat
melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat.
terhambat. Perhitungan kebutuhan daya listrik tahun 2028
Energi terbarukan yang dapat dikembangkan meliputi:
didasarkan pada jumlah kepala keluarga dan dengan jumlah
a. bahan bakar nabati (bio ethanol, bio diesel);
rumah yang masing-masing dipenuhi standar kebutuhan 1300
b. tenaga panas bumi;
VA/rumah, untuk fasilitas umum 30% dan penerangan umum
c. tenaga surya;
10% dari total dari kebutuhan daya listrik domestik.
d. tenaga angin; e. tenaga mikro hidro;
Tabel 4. 3 Rencana Peningkatan Sistem Prasarana Listrik No
Kecamatan
f.
Kebutuhan Daya Listrik (Volt Amper) 2013
2018
Energi terbarukan dalam DME dapat dikembangkan dengan
2028
1
Donorojo
9,593,325
10,008,000
15,732,982
2
Punung
8,827,200
9,277,425
14,802,691
3
Pringkuku
7,653,600
7,992,225
12,589,086
bio mass dari ternak dan sampah.
satu
atau
lebih
energi
terbarukan
yang
bersama-sama
(kombinasi) menuju target memenuhi 60% kebutuhan energi masyarakat desa yang bersangkutan. Adapun Desa yang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 11
Peta 4. 3
Rencana Listrik dan Sumber Daya Energi
menjadi prioritas DME adalah satu atau sekelompok desa yang
c. Persebaran lokasi dengan potensi tenaga surya meliputi
masyarakat serta wilayahnya relatif terpencil. Kecamatan yang
seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
dapat mengembangkan DME berdasarkan jenis energi non-
d. Persebaran lokasi dengan potensi tenaga angin meliputi
listrik, adalah:
sebagian wilayah Kabupaten Pacitan.
a. Persebaran lokasi dengan potensi bahan bakar nabati
e. Persebaran lokasi dengan potensi tenaga mikro hidro
meliputi sebagian wilayah Kecamatan Donorojo, Punung,
meliputi sungai yang di musim kemarau secara kontinyu
Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, dan Kecamatan
memenuhi standar mikro hidro untuk menghasilkan daya
Ngadirojo.
listrik di sebagian wilayah Kecamatan Punung, Arjosari,
b. Persebaran lokasi dengan potensi tenaga panas bumi meliputi
sebagian
wilayah
Kecamatan
Punung
Tegalombo, Nawangan, Bandar, Tulakan, dan Kecamatan
dan
Sudimoro.
Kecamatan Arjosari.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 12
Peta 4. 4 f.
Rencana Telekomunikasi
Persebaran lokasi dengan potensi bio mass dari ternak dan
4.3.3 RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI
sampah meliputi sebagian wilayah Kecamatan Punung, Pacitan, Nawangan, Bandar, Tulakan, dan Kecamatan Ngadirojo.
Rencana sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Pacitan
Disamping itu, dalam rangka penyediaan energi alternatif
ditujukan untuk menyediakan arus informasi sebagai penunjang
lainnya, dikembangkan penyediaan sarana pendistribusian Liquid Petroleum Gas
kegiatan sosial, ekonomi dengan mendukung peruntukan ruang di
(LPG) berupa penyediaan Stasiun
kawasan budidaya dan penyebaran pusat-pusat permukiman.
Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).
Untuk pengembangan jaringan telekomunikasi diarahkan pada pusat-pusat kegiatan seperti pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata, industri dan permukiman.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 13
Pelayanan jaringan telepon yang ada di Kabupaten Pacitan belum
Dengan asumsi tersebut diatas, maka hingga 5 tahun kedepan
mencakup
sarana
dibutuhkan maksimal sejumlah 117 titik koordinat/zona menara
peningkatan mutu dibeberapa kecamatan meliputi pembangunan
bersama telekomunikasi untuk mengcover seluruh wilayah.
Sistim Transmisi Digital Induk (STDI) di Kecamatan Pacitan, Punung
Penetapan titik koordinast/zona tersebut dilakukan dengan
dan Ngadirojo telah dilaksanakan. Rencana perluasan jangkauan
mempergunakan alat bantu Global Positioning System (GPS),
pelayanan komunikasi dilakukan disamping dengan perluasan
komputer, dan software yang relevan.
semua
desa,
namun
pembangunan
sistem kabel juga mengembangkan jaringan telekomunikasi seluler oleh sektor swasta hingga ke pelosok kecamatan dan desa.Pada
4.3.4 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA A IR
masa mendatang perlu pengembangan sistem telekomunikasi seluler dengan mengaplikasikan pembangunan menara bersama
Beberapa hal yang terkait dengan rencana sumber daya air
telekomunikasi. Menara bersama telekomunikasi ini disamping ditujukan untuk memperluas area yang terjangkau telekomunikasi,
antara lain rencana drainase, irigasi, dan air bersih.
juga untuk melakukan penataan terhadap menara telekomunikasi
A. Drainase
yang masih bersifat menara tunggal.
Pada dasarnya perencanaan drainase adalah sistemik tanpa bisa memandang batas administrasi. Sistem prasarana drainse
Mengingat sangat pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informatika,
perkembangan
teknologi
khususnya
di Kabupaten Pacitan melingkupi drainase Primer, Sekunder,
dalam
bidang komunikasi dan informatika untuk 20 tahun kedepan sangat
dan Tersier.
sulit untuk diprediksikan. Namun demikian, sebagai gambaran
Drainase primer di Kabupaten Pacitan merupakan drainase
dapat disampaikan kebutuhan menara bersama telekomunikasi
alami yaitu sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Pacitan.
untuk 5 tahun mendatang. Asumsi yang dipergunakan dalam
Sedangkan drainase sekunder dan tersier merupakan drainase
menentukan
buatan, yang rencananya akan dikembangkan disepanjang
kebutuhan
menara
bersama
telekomunikasi
di
Kabupaten Pacitan 5 tahun mendatang adalah: 1.
ruas jalan di kawasan perkotaan.
Tingkat penetrasi layanan seluler rata-rata saat ini adalah
Kawasan
10%-30%, yang pada 5 tahun kedepan di Kabupaten
utama
topografi kabupaten pacitan tidak daat mendukung seluruh daerah untuk diberi pelayanan berupa prasarana drainase.
Wilayah lainnya bercirikan rural dengan karakteristik yang kecil dan tersebar.
Rencana drainase di Kabupaten Pacitan, dititikberatkan pada
Lama rata-rata panggilan atau menerima panggilan untuk
permasalahan banjir yang sering dialami di kabupaten ini. Banjir
setiap handphone adalah 3 menit per hari pada jam sibuk
di Kabupaten Pacitan terjadi karena kapasitas alur sungai yang
di area urban, 2 menit pada sub urban, dan 1 menit pada
tidak mampu menampung banjir dan selain itu di beberapa
rural.
tempat ditemukan adanya dimensi saluran atau gorong-
Berdasarkan data teknis traffic handling BTS per sektor
gorong yang tidak memadai dimana saluran primer menuju
minimal dengan 4 kanal frekuensi dan 7 time slot voice (4
outlet sungai dengan dimensi lebih kecil daripada saluran
channel x 7 time slot = 28 kanal) adalah 20,15 Erlang pada
sekundernya.
tingkat kualitas layanan 2% (GOS, grade of Servise = 2%),
Penentuan
yang berarti terjadi kegagalan panggilan sebanyak 2 kali
skala
prioritas
penanganan
genangan
mempertimbangkan faktor teknis dan non-teknis. Dari penilaian
dari 100 kali panggilan. Maka dengan asumsi seluruh BTS
terhadap beberapa faktor tersebut dilakukan pembobotan.
menggunakan 3 sector dan total 12 kanal frekuensi
Pertimbangan yang dinilai berperan dan memiliki relevansi yang
mampu menghandle traffic sebesar 60,45 Erlang (60,45 jam
memadai sebagai kriteria untuk penentuan skala prioritas
panggl/calling dan terima/called). 5.
tujuan
menyerap air hujan yang jatuh ke tanah. Selain itu kondisi
Kawasan perkotaan di Kecamatan Pacitan bercirikan sub urban dengan karakteristik residensial yang relatif padat.
4.
menjadi
besar penggunaan lahan di kawasan pedesaan masih mampu
memiliki 1 handphone.
3.
tidak
pengembagan prasarana drainase, dikarenakan sebagian
Pacitan diasumsikan 50%, yang berarti setiap 2 penduduk 2.
pedesaan
penanganan adalah:
Setiap menara bersama telekomunikasi minimal mampu menampung 3 BTS/RF.
1. Faktor genangan. Faktor genangan terdiri atas: luas, lama dan frekuensi genangan dalam waktu 1 tahun. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 14
volume dan waktu alir. Untuk mengendalikan volume aliran
2. Faktor kerusakan harta benda. Berkait dengan besarnya
di permukaan dan mempertahankan kuantitas air tanah,
kerugian harta benda akibat terjadi genangan.
maka di bagian hulu direncanakan adanya kolam tandon
3. Faktor gangguan ekonomi. Berkait dengan kemungkinan terganggunya
kegiatan
perekonomian
wilayah
(penampungan). Lokasi penempatan kolam tandon dipilih
akibat
pada
genangan tersebut.
bagian
wilayah
perkotaan
yang
mempunyai
topografi cekungan (lembah) sehingga secara mudah
4. Faktor gangguan sosial dan pemerintahan. Gangguan
limpasan permukaan air hujan dan suplesi dari sungai atau
terhadap fasilitas publik dan pelayanan sosial termasuk
anak sungai akan dapat mengalir mengisi kolam tandon.
gangguan kelancaran aktivitas pemerintahan kota.
Tujuan pembuatan kolam tandon adalah untuk menjaga
Gangguan
agar tidak terjadi banjir di bagian hulu dan sebagai
terhadap kelancaran lalulintas barang dan jasa akibat
penyediaan air yang terkendalikan dalam hal ini suplai
genangan pada beberapa jalan raya dan jalan desa yang
irigasi. Karenanya hal terpenting adalah penentuan tingkat
dianggap vital.
pengaliran sungai sebagai pensuplai air tandon agar
5. Faktor
gangguan
6. Faktor
gangguan
kelancaran
lingkungan
lalulintas.
pemukiman.
mampu mencukupi kebutuhan pengairan secara teratur.
Penurunan
2. Untuk
kualitas kesehatan lingkungan beserta gangguan terhadap
rawan
banjir,
sub
sistem
ujung hilir sub sistem dengan tujuan menyalurkan debit air
2028 di Kabupaten Pacitan, sesuai dengan bahasan terdahulu kawasan
diwilayah
adalah dengan melakukan pemasangan pompa air di
Rencana pengembangan prasarana drainase hingga tahun pengelolaan
banjir
nanggungan, maka langkah pertama yang perlu dilakukan
aktivitas bermukim penghuni akibat genangan.
mengenai
menanggulangi
yang berasal dari wilayah Nanggungan langsung ke Sungai
dimana
Grindulu. Setelah itu perlu dilakukannya penataan sistem
drainase di Pacitan terbagi atas 4 (empat) sub sistem yang
drainase di wilayah sub sistem Nanggungan dengan
terdiri dari Sub sistem Nanggungan, Sub sistem Utara, Sub sistem
menghindari masuknya air yang berasal dari pengaliran
Selatan, dan Sub sistem Timur. Perencanaan teknis drainase
sungai lain. Adapun penataan sistem drainase dilakukan
yang diperlukan bagi Kabupaten Pacitan secara keseluruhan
dengan penataan sistem saluran irigasi dan pengaturan
yang harus dilaksanakan dalam lima tahun pertama, adalah:
pengoperasian pintu air.
a. Inventarisasi Daerah Aliran Sungai. Dalam Inventarisasi
3. Banjir yang terjadi di wilayah sub sistem utara dilakukan
tersebut mencakup:
dengan:
Pendataan semua Daerah Aliran Sungai termasuk performansi sungai
penataan sistem saluran drainase, yaitu memaksimalkan
Perencanaan Zona Teknis Daerah Aliran Sungai
fungsi
Penentuan Ledger Saluran Air Hujan termasuk sungai
pengembangan drainase di Jalan Komodor Yos Sudarso
sebagai sistem pendukungnya
sepanjang ±250 m dengan dimensi saluran sekitar 1-1.5
Kabupaten
Pacitan.
Dalam
Rencana
di
Jalan
Kolonel
Sugiono;
m; memfungsikan kembali Kali Tani-Buk Dekem dengan
b. Pembuatan rencana induk drainase yang meliputi seluruh wilayah
drainase
memperbesar dimensi saluran melebarkan alur yang
Induk
ada dan melakukan pelapisan batu pada saluran;
Drainase tersebut mencakup:
memperbaiki dan meningkatkan kapasitas saluran Buk
Strategi Umum Pengelolaan Sistem Drainase
Dekem-Walanda Maramis serta dengan pemasangan
Strategi Pengembangan Teknis Sistem Drainase
pintu air atau lubang pemasukan (inlet); Memfungsikan
Strategi Pengembangan Kelembagaan
saluran drainase di Jalan Jend. A. Yani- Mayjen
Strategi Pengembangan Pendanaan
Panjaitan
Pentahapan Program Pembangunan Berjangka
melakukan
dengan
memperbesar
pengerukan
dimensi
kali secara
saluran,
berkala untuk
Adapun rencana yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
menanggulangi masalah sedimentasi, serta membuat
permasalahan banjir di Kabupaten Pacitan adalah sebagai
saluran baru di lokasi persawahan disebelah selatan;
berikut:
kemudian melakukan pemeliharaan drainase-drainase lainnya dengan pengerukan sedimen yang mengendap
1. Banjir atau genangan yang terjadi di Kabupaten Pacitan salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 15
didasar
drainase
serta
menghindari
pembuangan
Tabel 4. 4 Rencana Pembangunan/Pengembangan Embung
sampah ke saluran drainase. Peningkatan
kapasitas
bangunan
dengan:
NO
memperbesar kapasitas bangunan dan meningkatkan
KETERANGAN
NAMA
DESA
EMBUNG
KECAMATAN
DAS
Luas (ha)
luas penampang lubang sadap 2 Ploso, Pemasangan
1
Sambi
Sendang
pintu air atau lubang aliran berukuran kecil di pintu air
2
Rejo
Sendang
Donorojo
Baksoko
0,62
Saluran Buk Dekem (Sudetan Kali Tani), melebarkan
3
Ngrampal
Kendal
Donorojo
Baksoko
0,71
bangunan pelimpah banjir (emergency spillway) yang
4
Ayu
Sendang
Donorojo
Baksoko
0,53
5
Waru
Sendang
Donorojo
Baksoko
0,30
6
Klangon
Kalak
Donorojo
Baksoko
0,32
7
Dayakan
Sendang
Donorojo
Baksoko
0,61
8
Gedongan
Sendang
Donorojo
Baksoko
1,21
berada di Pintu Klep Kali Teleng dan memfungsikan kembali pintu klep otomatis untuk menahan intrusi air laut, serta memperbaiki kembali bangunan pelimpah banjir (emergency spillway) dengan menambah lebar
Donorojo
Baksoko
0,84
9
Tukul
Sekar
Donorojo
Baksoko
0,31
10
Pagergunung
Sukodono
Donorojo
Baksoko
0,25
11
Jambu
Gendaran
Donorojo
Baksoko
0,17
4. Penanggulangan banjir wilayah sub sistem selatan dilakukan
12
Kotlik
Sukodono
Donorojo
Baksoko
0,79
dengan membangun sistem perpompaan di saluran Muso
13
Karet
Sekar
Donorojo
Baksoko
0,05
14
Karet
15
Garing
pelimpah sebagai modifikasi struktur pelimpah yang mampu meningkatkan kapasitas alur sungai.
yaitu di Pulosari dan pemasangan pintu air otomatis dan pintu klep di pintu air buk Muso.
16
5. Banjir yang terjadi di Wilayah Sub Sistem Timur yang meliputi
Krajan
17
Watulumbu
wilayah Desa Purworejo, Mentoro, Menadi, Arjowinangun,
18
Jati
Sirnoboyo, Kayen dan Sukoharjo ditanggulangi dengan
19
mengganti pintu-pintu klep otomatis di saluran drainase
20
Klepu
Donorojo
Baksoko
0,71
Gedompol
Donorojo
Baksoko
0,37
Cemeng
Donorojo
Baksoko
0,91
Gendaran
Donorojo
Baksoko
0,26
Cemeng
Donorojo
Baksoko
0,69
Tirisan
Gedompol
Donorojo
Baksoko
0,46
Butuh
Cemeng
Donorojo
Baksoko
0,26
dengan bahan yang lebih ringan, pemasangan pompa
21
Suruh
Cemeng
Donorojo
Baksoko
0,32
pengendali banjir dan penyempurnaan saluran-saluran
22
Karangsempu
Cemeng
Donorojo
Baksoko
0,47
drainasenya.
23
Poso
Cemeng
Donorojo
Baksoko
1,46
24
Klepu
Klepu
Donorojo
Baksoko
0,74
25
Nguni 1
Gedompol
Donorojo
Baksoko
0,61
26
Boto
Gedompol
Donorojo
Baksoko
0,60
27
Nguni 2
Klepu
Donorojo
Baksoko
0,19
28
Serenan
Sawahan
Donorojo
Baksoko
0,58
29
Butong
Kalak
Donorojo
Baksoko
0,59
30
Pethuk
Widoro
Donorojo
Baksoko
0,19
31
Gemblong
Widoro
Donorojo
Baksoko
0,43
32
Ngunut
Widoro
Donorojo
Baksoko
1,44
33
Harjo
Widoro
Donorojo
Baksoko
1,33
34
Rejo
Widoro
Donorojo
Baksoko
0,61
35
Baksoko
Tenggar
Widoro
Donorojo
Baksoko
0,34
36
Jero
Widoro
Donorojo
Baksoko
0,71
7 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Tumpakrejo Bapangan Kletek Winong Lengkong Balong Klueh Ngemplak Pangilon Sumur
Sawahan Sidomulyo Hadiluwih Sidomulyo Sidomulyo Sidomulyo Poko Poko Candi Dersono
Donorojo Ngadirojo Ngadirojo Ngadirojo Ngadirojo Ngadirojo Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku
Baksoko Lorog Lorog Lorog Pagotan Pagotan Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko
0,39 0,61 1,65 0,87 0,32 0,41 0,57 0,62 0,41 0,30
B. Irigasi Pembangunan dan pengembangan embung disamping dapat dimanfaatan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, juga dapat dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, meliputi: 37 embung di Kecamatan Donorojo dalam DAS Baksoko 3 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Lorog 2
embung di
Kecamatan
Ngadirojo
dalam
DAS
Pagotan 29 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS
1 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Bawur 2 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Lorog 1 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Grindulu 7 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Pagotan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 16
NO 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
DESA
EMBUNG Growong Palem Dokbalong Wuni Plalar Kuan Gebang Dondong Melian Tumangan Bentis Pelem Jambu Pasiran Tekil Watu Blue Asem Ketro Karet Dokrejo Dokpucung Ngejring Mati Mati Wareng Tritis Guyangwarak Dasar Gudel Banjarejo Tanggul Bakalan Ngepak Tum Petung Winong Ngemplak Sono Kowang Tumpang Kalijagan Godean
Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi primer
KETERANGAN
NAMA
KECAMATAN
Dersono Jlubang Dersono Dersono Dersono Dersono Jlubang Dersono Dersono Sobo Watukarung Watukarung Watukarung Watukarung Watukarung Jlubang Jlubang Jlubang Watukarung Watukarung Dersono Dersono Watukarung Watukarung Dersono Wareng Sekar Kendal Piton Kendal Piton Bomo Sudimoro Pager Lor Pager Kidul Kalikuning Padi Padi Padi Padi Padi Padi Padi
Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Pringkuku Punung Punung Punung Punung Punung Punung Punung Sudimoro Sudimoro Sudimoro Tulakan Tulakan Tulakan Tulakan Tulakan Tulakan Tulakan Tulakan
DAS Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Baksoko Bawur Lorog Lorog Grindulu Pagotan Pagotan Pagotan Pagotan Pagotan Pagotan Pagotan JUMLAH
Luas
dan sekunder.
(ha)
Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi tersier
0,69 0,61 0,49 0,33 0,13 0,32 0,72 1,92 1,02 10,42 0,67 0,55 0,53 0,25 0,32 0,34 0,52 0,75 0,64 0,79 1,17 0,57 0,89 0,33 0,48 11,02 1,13 8,94 5,63 3,03 1,19 0,56 0,61 1,20 1,03 2,43 0,61 0,40 0,65 0,64 0,19 0,31 0,53 92,68
oleh perkumpulan petani pemakai air. Terkait dengan penurunan kapasitas air tanah dari waktu kewaktu karena lingkungan perkotaan yang tumbuh dengan kepadatan yang cenderung meningkat, perlu direncanakan suatu upaya untuk melakukan pengisian kembali air tanah dengan air hujan yang jatuh di daerah tersebut dengan melakukan perluasan area resapan air hujan. Air hujan tidak seluruhnya dialirkan ke sungai, namun sebagian dimasukkan ke dalam tanah melalui sumur-sumur resapan. Hal yang penting dipertimbangkan dalam aplikasi strategi sumur resapan air hujan disajikan dalam gambar 4.3 Gambar 4. 3 Skema Pembangunan Sumur Resapan Air Hujan < 3 meter
Pemeriksaan Tinggi Muka Air Tanah > 3 meter
< 2 cm/jam
Permeabilitas Tanah ≥ 2 cm/jam
Tidak memenuhi syarat
Persyaratan Jarak Memenuhi syarat Sumur Resapan Air Hujan
C.
Sistem Penampungan Air Hujan Terpusat (Waduk dan lan-lain)
Air Bersih
Pengembangan jaringan air bersih di Kabupaten Pacitan memperhatikan hal-hal berikut: a. Pemanfaatan sumber air baku saat ini, b. Pola pelayanan air bersih kepada penduduk saat ini, c. Ketersediaan air baku di daerah yang direncanakan, d. Proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2028 e. Rencana pola pelayanan air bersih ke penduduk sampai dengan tahun 2028 f.
Target MDG 2015 untuk melayani kebutuhan air minum 80% penduduk sampai dengan tahun 2015.
Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2008
Rencana
pelayanan
terhadap
air
bersih
berdasarkan
Pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi yaitu
kebutuhan air bersih Kabupaten Pacitan sampai Tahun 2028
saluran,
yang
yaitu sebesar 56.749 m3/hari atau 506 liter/detik, sedapat
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
mungkin dipenuhi dengan mencari alternatif sumber air baku
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air
yang kapasitasnya memadai, diantaranya adalah:
bangunan,
dan
bangunan
pelengkapnya
irigasi khususnya untuk irigasi lahan pertanian beririgasi teknis,: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 17
Secara khusus kendala teknis yang dihadapi oleh PDAM
Pengembangan air permukaan pada sungai di seluruh
Kabupaten Pacitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih
wilayah Kabupaten Pacitan. Pengembangan
sumber
air
permukaan
penduduk Kabupaten Pacitan adalah:
lainnya
(embung dan mata air) di seluruh wilayah Kabupaten
Pacitan.
oleh variasi musiman,
Pengembangan air hujan dengan: a.
Pengembangan Sistem Penampungan Air Hujan Pengembangan Simpanan
Air
perdesaan
Sistem Hujan
Akuifer
Buatan
(SABSAH)
Kecamatan
dan
di
kawasan
Donorojo,
Punung,
layanan
PDAM
di
seluruh
Tingginya tingkat kehilangan air,
Rendahnya cakupan pelayanan.
Sumber air baku yang digunakan saat adalah mata air, sumur bor dan air permukaan:
wilayah
Tabel 4. 6 Sumber Air Baku yang Dimanfaatkan Oleh PDAM Pacitan
Kabupaten Pacitan. Pelayanan air bersih untuk kegiatan non-domestik di Kabupaten
Kapasitas, Liter/Dtk
Pacitan adalah sebesar 20% dari kebutuhan air domestik, atau No
pada tahun 2028 jumlah kebutuhan air untuk kegiatan non-
Kec.
Nama Sumber
domestik adalah 19192.6 liter/ detik. 1
Tabel 4. 5 Rencana Kebutuhan dan Target Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih No.
Untuk Kegiatan Domestik,
Untuk Kegiatan Non-
M3/Hari
Domestik, Liter/Detik
Kecamatan 2013
2018
2028
2013
2018
Donorojo
3,411
3,558
5,809
682.2
711.6
1161.8
2
Punung
3,139
4,123
6,832
627.8
824.6
1366.4
3
Pringkuku
2,041
2,131
3,874
408.2
426.2
774.8
4
Pacitan
6,789
8,669
16,359
1357.8
1733.8
3271.8
5
Kebonagung
3,319
3,957
6,460
663.8
791.4
1292
6
Arjosari
2,916
3,494
5,760
583.2
698.8
1152
7
Nawangan
4,126
5,407
8,915
825.2
1081.4
1783
8
Bandar
3,137
3,730
6,060
627.4
746
1212
9
Tegalombo
4,185
5,485
9,043
837
1097
1808.6
10
Tulakan
6,579
8,643
14,321
1315.8
1728.6
2864.2
11
Ngadirojo
3,765
4,984
8,381
753
996.8
1676.2
12
Sudimoro
2,164
2,567
4,149
432.8
513.4
829.8
45,144
56,749
95,963
9114.2
11349.6
19192.6
Total
Pacitan
2028
1
ini oleh PDAM
Kabupaten Pacitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Pringkuku, Arjosari, Kebonagung, Tulakan. Peningkatan
Berkurangnya pasok air baku karena penggundulan dan erosi daerah tangkapan air,
(SPAH) di kawasan perkotaan Kecamatan Pacitan. b.
Tidak stabilnya pasok air baku, terutama disebabkan
Sumber: Hasil Analisis 2008
2
Arjosari
Tremas
3
Kebon agung
4
Dono rojo
Banjarjo Kebon agung Pandan Arum Belah Karang Endek Dung Banteng Sumbon Kendal 1 Kendal 2 Masjid Barong
5
Punung
6
Pring kuku Tulakan
7
Saat ini salah satu sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku (air bersih) PDAM adalah air yang berasal dari DAS
8
Grindulu. Namun mengingat ketersediaan air sangat terbatas dalam kualitas dan kuantitas, maka diperlukan langkah-langkah
9
pemeliharaan sumber-sumber air di Kabupaten Pacitan harus
Jaten Slare Nang gungan Widoro Purworejo
Ngadi rojo Nawa ngan
Kali Putih Kali Rendeng Kali Bedali Dung Biru
Terpa sang
Grafitasi Grafitasi Sumur Bor
7,5 12,5 -
5 5 -
Sumur Bor IPA Sungai IPA Sungai Grafitasi IPA Sungai Perpomp aan Sumur Bor Sumur Bor
40
35
5
IPA Sungai Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Sumur Bor Perpomp aan Grafitasi IPA Sungai IPA Sungai Grafitasi Jumlah
lebih menjadi prioritas utama dan perlu dicarikannya suatu
Dimanfaat kan Ke Ratama rata rau
Sistem Pengolaha n
2,5 2,5
Idle Ratarata
Ke ma rau
2,5 7,5 -
5 10 -
35
5
5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5 5
2 2,5
1,5 2,5
0,5 2,5
1 2,5
2,5
2,5
1,5
0
1
7,5 5
7,5 5
5 5
0 0
2,5 0
7,5
5
5
2,5
2,5
10 7,5 4,5 7,5 7,5
10 0 4,5 7,5 7,5
7,5 0 2,5 5 7,5
0 7,5 0 0 0
2,5 7,5 2 2,5 0
2,5 5
2,5 5
0 5
0 0
2,5 0
5
1,5
1,5
3,5
3,5
5
5
2
0
3
149,5
115,5
94
34
55,5
Sumber: PDAM Kab.Pacitan
solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh kegiatan di Kabupaten Pacitan dan peningkatan
Solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah
layanan PDAM.
rawan kekeringan yang tidak memiliki potensi mata air, adalah RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 18
Peta 4. 5
Rencana Pengelolaan Air Bersih
dengan mengembangkan pemanfaatan air hujan. Sistem
hujan. Air hujan dialirkan ke dalam akuifer buatan
pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan membangun
kemudian ditampung/disimpan dalam reservoir. Akuifer
Sistem Penampungan Air Hujan (SPAH) di kawasan perkotaan,
buatan mempunyai fungsi utama untuk memperkaya
dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) di
kandungan mineral di dalam air melalui kontak dengan
kawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem
akuifer selama mungkin, pengaliran selambat mungkin
ABSAH, maka diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam
dan lintasan sepanjang mungkin. Fungsi lain akuifer
penampung. Kedua sistem ini pada dasarnya sama yaitu
buatan adalah sebagai filter. Bangunan ABSAH harus
menampung air hujan yang berlebihan di musim hujan dan
tertutup untuk
dimanfaatkan di musim kemarau pada saat terjadi kekeringan
bangunan akuifer buatan dan reservoir. Ketertutupan ini
1. Pada
ABSAH,
pembuatan
akuifer
buatan
mencegah sinar matahari ke dalam
dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya ganggang
yang
dan lumut serta untuk menjaga suhu air tetap konstan.
merupakan bangunan penyediaan air baku mandiri
Konsep susunan bangunan ABSAH terdiri dari:
yang dibuat tertutup rapat dengan memanfaatkan air
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 19
5. Kecamatan
2. Bak Pemasukan Air dengan penyaringan bantalan pasir,
Arjosari,
untuk
mengatasi
daerah
rawan
dimana air yang tertangkap oleh atap bangunan
kekeringan di 3 desa dilakukan secara bertahap dengan
dimasukkan ke dalamnya melalui talang.
menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
3. Bak Akuifer Buatan (yang terdiri dari pasir, pasir laut, batu gamping, kerikil, hancuran, bata merah, arang, ijuk dll) yang berfungsi untuk memperkaya kandungan mineral
Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 2 desa
Tahap III, tahun 2019-2023
: melayani 1 desa
6. Kecamatan Kebonagung, untuk mengatasi daerah rawan
dan penyaring.
kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan
4. Bak Penyimpan Air atau reservoir.
konsep SABSAH, yaitu:
5. Bak Pengambilan Air dengan penyaring bantalan pasir.
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
Adapun lokasi yang sesuai untuk penerapan ABSAH adalah; 1. Daerah kering karena faktor iklim
7. Kecamatan
Tulakan,
untuk
mengatasi
daerah
rawan
2. Daerah sulit air karena faktor geologi: daerah karst (lolos air)
kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan
3. Daerah berair asin, payau, rawa, mengandung Fe dan Mn
konsep SABSAH, yaitu:
Tinggi.
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
4. Daerah puncak bukit. 5. Daerah
permukiman
yang
terpencar
atau
Berdasarkan rencana tersebut lokasi pengembangan SPAH
sistem
yang direncanakan akan dikembangkan pada tahun 2010-2013
penyediaan airnya kurang bisa diandalkan.
adalah di Kelurahan Pacitan Kecamatan Pacitan. Sedangkan
Rencana pengembangan konsep SPAH dan Sistem ABSAH di
untuk
Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut: 1. Daerah Perkotaan Kecamatan Pacitan, SPAH tahun 2010-
SABSAH
pada
tahun
2010-2013
Kecamatan Arjosari, Desa Losari, Desa Sugihwaras, Desa
2013
Gendaran, Desa Tanjunglor. Lokasi SABSAH pada tahun 2014-
2. Kecamatan Donorojo, untuk mengatasi daerah rawan
2018 terletak di Desa Gayuhan Kecamatan Arjosari, Desa
kekeringan di 10 desa dilakukan secara bertahap dengan
Jetislor Kecamatan Nawangan, Desa Sempu, Desa Gendaran,
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013
pengembangan
dilaksanakan di Desa Kledung Kecamatan Bandar, Desa Temon
Desa Mendolo Lor, Desa Pringkuku, Desa Gembuk, Desa
: melayani 3 desa
Ngumbul,
Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 3 desa
pengembangan
Tahap III, tahun 2019-2023
: melayani 2 desa
Donorojo), Desa Mendolo Lor (Kecamatan Punung), Desa
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa
Jlubang, Desa Tulakan, Desa Tanjung Lor. Tahun 2024-2028
3. Kecamatan
Punung,
untuk
mengatasi
daerah
dan
Desa
Wonodadi
dilakukan
di
Kulon.
Desa
Tahun
Klepu
2019-2023
(Kecamatan
Pengembangan SABSAH dilakukan di Desa Kebonsari, Desa
rawan
Klepu, Desa Dersono, Desa Kebonsari dan Desa Bodag.
kekeringan di 8 desa dilakukan secara bertahap dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013
: melayani 2 desa
Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 2 desa
Tahap III, tahun 2019-2023
: melayani 2 desa
4.3.5 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA LA I N N YA A. Rencana Sistem Air Limbah
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa
Sistem pelayanan yang diterapkan di Kabupaten Pacitan dengan
4. Kecamatan Pringkuku, untuk mengatasi daerah rawan
memperhatikan
kepadatan
penduduk,
kekeringan di 7 desa dilakukan secara bertahap dengan
penyediaan air bersih, kemiringan muka tanah dan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
kemampuan membangun jaringan saluran air limbah, maka ditetapkan pentahapan sebagai berikut:
Tahap I, tahun 2010-2013
: melayani 2 desa
Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 1 desa
Tahap III, tahun 2019-2023
: melayani 1 desa
mempunyai karakteristik Kepadatan penduduk > 150
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
jiwa/ha, Sarana air bersih sudah tersedia baik
1.
Kawasan Perkotaan Kecamatan Pacitan. Daerah ini
terpusat maupun dari sumur dangkal, Kemiringan permukaan RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 20
tanah
<2%,
Sifat
tanah
adalah
2.
impermeable dan kedalaman air tanah <1.5 m,
sistem pengelolaan setempat dengan menggunakan
mempunyai kemampuan membangun small bore
septic tank dan resapan. Resapan yang dimaksud
sewer. Sehingga di daerah ini direncanakan akan
dapat berupa bidang resapan maupun sumur resapan,
dikembangkan Sistem Tangki Septik dengan bidang
bergantung kepada kondisi tanah dan kondisi muka air
resapan atau cubluk yang dapat ditingkatkan
tanah yang ada. Namun demikian apabila penduduk
menjadi small bore sewer.
pada kawasan tersebut tidak mampu membuat septic tank, dapat dilakukan:
Ibukota Kecamatan. Kawasan ibukota Kecamatan
Pembangunan dengan bantuan dana dari
memiliki karakteristik sebagai berikut: Kepadatan
pemerintah, pemerintah daerah, swasta.
penduduk < 150 jiwa/ha, Sarana air bersih sebagian sudah tersedia baik terpusat maupun dari sumur
Penggunaan sistem pengelolaan air limbah
dangkal, atau mata air dan sifat tanah adalah
secara komunal (dapat melayani beberapa
impermeable dan kedalaman air tanah > 1,5 m.
rumah).
Sehingga di kawasan ini dikembangkan dengan
penduduk
Sistem Tangki Septik dengan bidang resapan yang
umumnya sporadis/terpencar, maka alternatif ini
diperbaiki
dapat
dengan
target
pencapaian
80%
Dengan di
karakteristik
kawasan
diterapkan
pada
perumahan
perdesaan kawasan
yang dengan
penduduk di tahun 2015, dengan pentahapan
rumah-rumah yang berdekatan untuk menekan
sebagai berikut:
biaya pembangunan.
a. Kecamatan
Nawangan,
Tegalombo
dan
Pengembangan sistem terpusat dapat diawali dari satu
Ngadirojo (2010-2013) b. Kecamatan
Bandar,
Sudimoro
dan
wilayah kecil sebagai daerah percontohan dengan
Tulakan
desain yang dapat dikembangkan untuk wilayah yang
(2013-2018)
lebih luas yaitu di kawasan perkotaan Kecamatan
c. Kecamatan Kebonagung, dan Arjosari (2019-
Pacitan.
2023)
Mengingat
Kabupaten
Pacitan
termasuk
wilayah yang sulit air, maka Sistem Terpusat Air Limbah
d. Kecamatan Donorojo, Pringkuku dan Punung
yang dikembangkan adalah sistem terpisah, yaitu
(2024-2028)
antara air kotor (dari kamar mandi, cuci dan dapur) dan
Septik tank direncanakan terdiri dari ruang lumpur, ruang
air kotoran (dari Kakus/Kloset). Air kotor diolah di IPAL
basah (ruang cairan) dan ruang udara. Biasanya kapasitas
untuk menjadi air baku air bersih, sedangkan air kotoran
tangki septik tergantung beberapa faktor yaitu:
diolah di IPAL yang lain untuk bisa dibuang ke badan air
a. Besarnya aliran air limbah yang masuk
penerima setelah memenuhi persyaratan baku mutu.
b. Jumlah pemakai, maksimal 300 orang minimal 4
Pemantauan terhadap kualitas pengolahan dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
orang
lingkungan hidup.
c. Produksi lumpur per orang per tahun d. Frekuensi penyedotan (1-3 tahun) e. Pengelolaan air limbah
dibedakan atas dua
kategori yaitu: air limbah domestik dan air nondomestik 1.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Sistem pengelolaan air limbah domestik dari pemukiman penduduk dibedakan menjadi sistem setempat dan sistem terpusat. Untuk kawasan pemukiman dengan kepadatan penduduk lebih dari 500 jiwa/ha, maka perlu dikembangkan sistem pengelolaan air limbah terpusat dan dilengkapi dengan sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) yang
dapat
dimulai dari kawasan
perkotaan Kecamatan Pacitan. Sedangkan kawasan pemukiman dengan kepadatan rendah dikembangkan RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 21
limbahnya diperbolehkan masuk ke sistem perpipaan
Tabel 4. 7 Rencana Produksi Air Limbah dan Lumpur Tinja No.
Kecamatan
pengelolaan air limbah terpusat. Demikian pula air
Produksi Air Limbah, M3/hari
Produksi Lumpur Tinja, M3/Hari
2013
2013
2018
2028
2018
limbah dari kegiatan binatu (laundry) harus melewati pengolahan pendahuluan berupa “Unit Penangkap
2028
Busa atau Unit Pemecah Busa” sebelum masuk ke sistem
1
Donorojo
2.729
3.558
4.647
4,67
4,87
5,31
2
Punung
2.511
3.299
5.466
4,30
4,52
4,99
3
Pringkuku
1.633
1.705
3.099
3,73
3,89
4,25
4
Pacitan
5.431
6.935
13.087
7,44
7,92
8,96
5
Kebonagung
2.655
3.166
5.168
5,20
5,42
5,90
6
Arjosari
2.333
2.795
4.608
4,57
4,79
5,26
7
Nawangan
2.888
3.46
7.132
5,65
5,93
6,51
8
Bandar
2.868
3.73
4.848
4,91
5,11
5,53
9
Tegalombo
2.93
3.51
7.235
5,73
6,01
6,61
10
Tulakan
4.605
5.532
11.457
9,01
9,47
10,46
11
Ngadirojo
3.012
3.987
6.705
5,16
5,46
6,12
12
Sudimoro
1.731
2.053
3.319
3,39
3,52
3,79
Lokasi pengolahan lumpur tinja (instalasi pengolahan
Total
35.326
43.732
76.771
63,75
66,91
73,70
lumpur tinja = IPLT) harus berada tidak jauh dari pusat
perpipaan yang ada. Dengan memperhatikan kepadatan penduduk dan kedalaman muka air tanah, maka pengelolaan air limbah di Kabupaten Pacitan masih dimungkinkan dengan sistem setempat yaitu dengan menggunakan septik tank dan dilengkapi dengan sumur resapan atau bidang resapan.
Sebagai lanjutan dari pengelolaan
setempat dimasing-masing penghasil air limbah, harus dilakukan pengolahan lanjutan terhadap lumpur tinja dari septik tank.
Sumber: Hasil Analisis 2008
produksi
Pengembangan sistem setempat harus menggunakan
penggunaan truk pengangkut tinja. Namun karena
septik tank dan resapan seperti yang telah disyaratkan
alasan estetika, IPLT sebaiknya tidak berada di pusat
oleh Ditjen Cipta Karya tentang septik tank yang benar.
kepadatan penduduk melainkan di luarnya dengan
Sosialisasi kepada masyarakat
mengenai septik tank
jarak tidak lebih dari 20 km dari titik terjauh. Untuk
yang benar harus dilakukan secara intens oleh Dinas
pelayanan 5% dari penduduk Kecamatan Pacitan pada
terkait di Kabupaten. Masyarakat mengeluarkan biaya
tahun 2028, sistem off site membutuhkan IPAL dengan
pembuatan septik tank ini merupakan wujud dari azas
kapasitas 25 liter/detik. Sedangkan untuk melayani
pengelolaan lingkungan diantaranya adalah pencemar
lumpur tinja sebanyak 80% dibutuhkan IPLT dengan
membayar biaya lingkungan (Polluters Pay Principles).
kapasitas 54 m3/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
lumpur
tinja
sehingga
efisien
terhadap
pada tabel berikut: 2. Sistem Pengelolaan Air Limbah Non-Domestik
Tabel 4. 8 Rencana Kebutuhan Sarana Truk Tinja Kabupaten Pacitan
Kegiatan industri yang menimbulkan dampak terhadap
Target Pemenuhan
lingkungan (termasuk dampak sosial) yang bersifat penting, harus membuat studi AMDAL atau UKL-UPL yang
direkomendasi
pihak
yang
No.
Kecamatan
berwenang
Pengeloaan Lumpur Tinja, M3/hari 2013
2018
2028
Kebutuhan Truk Tinja dengan operasional 2 rit/hari, unit 2013
2018
2028
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
1
Donorojo
3,74
3,90
5,809
1
1
1
Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006, tentang jenis usaha
2
Punung
3,44
3,61
6,832
1
1
1
dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
3
Pringkuku
2,98
3,11
3,874
1
1
1
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dari studi
4
Pacitan
5,95
6,33
16,359
1
1
1
AMDAL atau UKL-UPL tersebut akan diketahui langkah
5
Kebonagung
4,16
4,34
6,460
1
1
1
apa saja yang perlu dilakukan untuk mitigasi dampak
6
Arjosari
3,65
3,83
5,760
1
1
1
7
Nawangan
4,52
4,74
8,915
1
1
1
8
Bandar
3,93
4,09
6,060
1
1
1
9
Tegalombo
4,59
4,81
9,043
1
1
1
kawasan
10
Tulakan
7,21
7,58
14,321
2
2
1
pariwisata di Kabupaten Pacitan harus melengkapi
11
Ngadirojo
4,13
4,37
8,381
1
1
1
sarana pembuangan air limbah dapurnya dengan “Unit
12
Sudimoro
(pengelolaan dan pemantauan lingkungan), salah satunya adalah jenis/teknis pengolahan limbah cair. Setiap
kegiatan
Penangkap
hotel
Lemak
dan
dan
restoran
Minyak”.
di
Selanjutnya
Total
air
2,71
2,81
4,149
1
1
1
51,00
53,53
95,963
13
13
12
Sumber: Hasil Analisis 2008
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 22
Peta 4. 6
Rencana Pengelolaan Limbah
B. Rencana Sistem Persampahan
Pengelolaan yang masih dilakukan secara individual secara bertahap diganti pelayanan secara terpusat.
Dengan memperhatikan faktor jarak, kondisi topografi
Disamping
dan pengembangan pusat-pusat pelayanan, maka tidak secara
terpusat
kelompok-kelompok
sehingga
masyarakat
perlu
untuk
diperlukan
pengembangan
pengelolaan TPA di Kecamatan Pringkuku minimal
memungkinkan mengembangkan sistem pengelolaan sampah
itu,
menggunakan sistem controled landfill dan ramah
dibentuk
lingkungan.
mengelola 2.
sampah. Secara bertahap lokasi yang perlu ditangani
Kecamatan Nawangan, Bandar, Tegalombo dan
adalah:
Arjosari.
1.
Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Punung, Pacitan,
Daerah ini merupakan daerah perkebunan dan
dan Kebonagung.
pertanian, sehingga banyak menghasilkan sampah
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 23
3.
organik. Sehingga bisa dikembangkan pembinaan
Untuk sampah yang bersumber dari kegiatan non-
pembuatan kompos secara berkelompok.
domestik
timbulan sampah adalah sebesar 25% dari jumlah total
dilakukan daur ulang atau pemanfaatan kembali.
timbulan sampah, yaitu pada tahun 2028 timbulan yang
Sehingga sampah tidak hanya menjadi tanggung
dihasilkan adalah sebesar 441 m3/hari.
jawab pemerintah namun juga masyarakat .
Tabel 4. 10 Rencana Kebutuhan Pelayanan Pengangkutan Sampah Berdasarkan Prediksi Timbulan Sampah Non-Domestik
Penghitungan produksi sampah tahun 2028 diprediksikan penduduk,
rencana
Perkiraan Produksi Sampah Non-Domestik,
pengembangan Kabupaten Pacitan sehingga terjadi
No
peningkatan nilai unit produksi sampah per orang per hari
2013 1
Donorojo
Tata Cara Menghitung Timbulan Sampah, Ditjen Cipta
2
Punung
Karya. Adapun asumsi yang digunakan:
3
Pringkuku
-
Pedesaan
:
0,75-2,0 liter/orang/hari
4
Pacitan
-
Kota Kecil
:
2,50-2,75 liter/orang/hari
5
Kebonagung
2,75-3,25 liter/orang/hari
6
Arjosari
Kota Sedang :
Berdasarkan
perkiraan
produksi
sampah
penduduk
Jika
66.458
16.595
19.7875
26.918
14.58
17.47
24.003
33.795
44.575 25.248
23.5425
34.2825
45.218
41.12
54.02
71.608
11
Ngadirojo
23.535
31.1475
41.905
12
Sudimoro
10.8175
12.835
17.288
Total
257.75
329.5
441
hingga
Tabel 4. 9 Rencana Kebutuhan Pelayanan Pengangkutan Sampah Berdasarkan Prediksi Timbulan Sampah Domestik
tahun
2028
TPA
Dadapan
masih
mampu
menampung sampah perkotaan. Akan tetapi lokasi TPA yang
terletak
di
pinggir
jalan
propinsi
dan
pada
Unit Timbunan Sampah,
Perkiraan Produksi
kemiringan lahan yang agak curam perlu diperhatikan,
liter/orang/hari
Sampah, M3/Hari
karena dengan meningkatnya jumlah produksi sampah
2013
2018
2028
2013
2018
2028
dan
timbunan
1
Donorojo
1.4
1.6
2
59.69
71.17
96.82
2
Punung
1.8
2.5
3
70.62
103.08
136.64
3
Pringkuku
1.4
1.6
2
47.62
56.83
77.47
4
Pacitan
2.6
2.75
3.25
176.51
198.66
265.83
350
5
Kebonagung
1.4
1.6
2
66.38
79.15
107.67
300
6
Arjosari
1.4
1.6
2
58.32
69.88
96.01
250
7
Nawangan
1.8
2.5
3
92.83
135.18
178.30
200
8
Bandar
1.4
1.6
2
62.73
74.61
100.99
150
9
Tegalombo
1.8
2.5
3
94.17
137.13
180.87
100
10
Tulakan
2
2.5
3
164.48
216.08
286.43
50
11
Ngadirojo
2
2.5
3
94.14
124.59
167.62
0
12
Sudimoro
1.4
1.6
2
43.27
51.34
69.15
1.7
2.07
3
1,031
1,318
1,764
Total
19.368
49.665
Dengan kapasitas TPA sebesar 45.000 m3/hari, maka
adalah sekitar 936,03 m3/hari.
Kecamatan
14.2075
Sumber: Hasil Analisis 2008
sampah pada tahun 2013, maka kenaikan yang terjadi
No.
11.905 44.1275
18.6525
dibandingkan antara jumlah produksi sampah pada tahun 2004 (94,97 m3/hari) dengan jumlah produksi
34.16
15.6825
Tegalombo
dan pada tahun 2028 sebesar 1.764
24.205
25.77
23.2075
Tulakan
m3/hari.
17.7925
17.655
Nawangan
9
pada tahun 2018 sebesar 1.318
14.9225
Bandar
10
m3/hari,
2028
8
yang akan dihasilkan Kabupaten Pacitan pada tahun 2013 sebesar 1.031
2018
7
Kabupaten Pacitan tahun 2013-2028, produksi sampah m3/hari,
M3/Hari
Kecamatan
akibat semakin meningkatnya taraf hidup penduduk dan
-
komersial/perdagangan,
umum, jalan dan taman serta industri. Adapun besaran
Dikembangkan sistem pemilahan sampah untuk
proyeksi
dari
perkantoran dan pendidikan, pariwisata dan fasilitas
Kecamatan Sudimoro, Tulakan dan Ngadirojo.
berdasarkan
bersumber
sampah
hingga
tahun
2028
ancaman terjadinya longsor akan semakin besar. Gambar 4. 4 Estimasi Peningkatan Produksi Sampah Donorojo Arjosari Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Sudimoro 2013
Sumber: Hasil Analisis 2008 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 24
Series12 2018
2028
maka
Peta 4. 7
Rencana Pengelolaan Sampah
Tabel 4. 11 Rencana Kebutuhan Prasarana Persampahan Transfer Depo 2013 2018 2028 1 Donorojo 2 2 2 2 Punung 2 2 2 3 Pringkuku 2 2 2 4 Pacitan 3 4 4 5 Kebonagung 2 2 3 6 Arjosari 2 2 2 7 Nawangan 3 3 3 8 Bandar 2 2 3 9 Tegalombo 3 3 3 10 Tulakan 4 4 5 11 Ngadirojo 2 2 3 12 Sudimoro 2 2 2 Total 29 31 34 Sumber: Hasil Analisis 2008 No.
Kecamatan
Truk Sampah 2013 2018 2028 3 3 3 3 3 3 2 2 3 5 5 5 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 6 6 3 3 4 2 2 2 39 41 45
2013 11 10 9 17 12 10 13 11 13 21 12 8 145
Kontainer 2018 2028 11 12 10 11 9 10 18 20 12 13 11 12 14 15 12 13 14 15 22 24 12 14 8 9 153 168
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 25
Kereta sampah 2013 2018 2028 85 89 97 78 82 91 68 71 77 136 144 164 95 99 108 83 87 96 103 108 119 90 93 101 105 110 121 164 173 191 94 100 112 62 64 69 1164 1221 1345
Arahan pengembangan sistem pengelolaan persampahan :
TPA terpadu yang dikelola bersama terletak di lokasi yang rawan bencana serta jauh dari kegiatan masyarakat setempat. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan
serta
mencegah
menurunnya
kualitas masyarakat
Pelayanan pengelolaan sampah ke kecamatan yang belum terlayani sehingga sampah dapat diolah dengan lebih baik.
Pelaksanaan pengelolaan sampah dengan cara yang telah diisyaratkan yaitu menggunakan sistem controlled landfill
Sistem pengelolaan sampah dengan metode 3 R (Reduce, Reuse and Recycle), dan komposting.
Untuk melindungi lingkungan dan manusia di masa mendatang, maka pengelolaan TPA yang direkomendasikan adalah Sistem Controled landfill dengan jumlah kebutuhan utilitas disajikan pada tabel kebutuhan prasarana persampahan. Rencana pengembangan sistem prasarana lingkungan yang digunakan lintas wilayah administratif meliputi:
Kerjasama
antar
wilayah
dalam
penanggulangan
masalah
sampah
pengelolaan terutama
dan pada
kawasan perkotaan.
Pengalokasian tempat pembuangan akhir sesuai dengan persyaratan teknis.
Pengolahan
dilaksanakan
dengan
teknologi
ramah
lingkungan sesuai dengan kaidah teknis.
Pemilihan lokasi untuk prasarana lingkungan harus sesuai dengan daya dukung lingkungan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
4 - 26