Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
Sebuah Tanya yang Kerap Muncul bagi Seorang Pencipta Puisi Sugesti jika dirunut pengertiannya berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta (1999:970) diartikan sebagai: anjuran; saran dan disebut juga pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang lain. Pengaruh ini dibahas dalam hal menciptakan karya sastra puisi. Sugesti yang baik dan memadai akan mampu menggerakkan hati pembaca puisi yang ditulis seseorang, juga dapat merubah bahkan bermanfaat untuk menciptakan pemahaman yang sama, perasaan yang sama. Lalu sugesti yang berhasil tersebut mendasari munculnya penghargaan tinggi terhadap penulis puisi dalam mengkomunikasikan seni puisi sehingga berakibat terjadinya proses penyadaran tertentu dari hasil membaca puisi.
Menulis puisi bagi siapa pun, pada awalnya bertujuan untuk melepaskan penat pikiran. Kekuatan berpikir seseorang bergantung dan sejalan beriringan dengan jauhnya perjalanan hidup yang dialaminya sendiri. Keluasan pikiran ikut membangun kedewasaan dan penghargaan terhadap nilai-nilai kehidupan yang dicermati seseorang. Namun untuk memperoleh hikmah dari adanya pemikiran bagi kemaslahatan umat manusia, seorang penulis sastra puisi tidak boleh berhenti dalam berkarya. Kreativitas harus tetap mampu dimunculkan tanpa dibatasi keadaan lingkungan, suasana apalagi kurs mata uang.
Kecamuk ide-ide hasil buah pikir seseorang penulis puisi selanjutnya diramu menjadi sebentuk laporan (puisi). Bentuk puisi tidak boleh hanya bersifat individualistis belaka namun ranah humanitas yang lebih luas dan universal amat penting menjadi pertimbangan dalam setiap kesempatan berkarya seorang penulis puisi. Pembaca perlu diantar untuk terus dapat melihat dua rangkum dunia sekaligus yakni dunia konkret (realitas) dan dunia abstrak (rekaan).
Kedua jenis dunia tersebut acapkali hadir secara bersamaan. Bagi penulis puisi itu sendiri kedua dunia ini dapat diistilahkan dengan ‘bertukar tangkap dengan lepas’. Maksudnya apa yang diperoleh dan ditangkap penulis terhadap sesuatu yang mendasari hadirnya imajinatif (Usnaya) yang akan hanya ada dalam dunia miliknya pribadi itu selanjutnya ‘sesuatu’ tersebut ia jaring/saring menjadi karya puisi. Setelah berhasil terciptanya sebuah puisi selanjutnya dengan cara yang amat terbuka juga ‘lepas’, para pembaca puisinya dapat secara bebas untuk menikmati sekaligus memaknai apa yang telah dihasilkan dari teks sastra tersebut.
Sugesti sering muncul secara perdana dalam pikiran penulis puisi. Apa yang ia cermati secara beragam imaji (misalnya: imaji visual, imaji auditif dll. ) dari suatu perlambangan tertentu yang diperolehnya baik dari suatu peristiwa atau kejadian yang dapat difaktualkan maupun berdasarkan simbol-simbol dunia mimpi sekalipun yang telah dialami oleh penulis puisi
1/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
tersebut.
Dalam sebuah puisi, kita tidak hanya merasakan keindahan kata dan larik-lariknya, tetapi kita juga turut merasakan sugesti terhadap sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh penulis puisi itu. Dengan kata lain, ada sesuatu yang membuat pembacanya ikut ambil bagian dalam merasakan sesuatu yang digambarkan penulis puisi. Sugesti erat pula kaitannya dengan tema sebuah puisi, sebab tema puisi itu sendiri adalah suatu gagasan yang hendak dikemukakan penulis harus mampu menyatukan semua komponen yang melingkari sebuah tema tertentu sebagaimana yang dikehendaki penulis puisi.
Membaca puisi diartikan pula oleh Teeuw dalam kata pengantar bukunya Tergantung pada Kata (1983:5) bahwa membaca puisi berarti bergulat terus menerus untuk merebut makna sajak yang disajikan oleh sang penyair. Sajak yang baik merupakan bangunan bahasa yang menyeluruh dan otonom, hasil ciptaan seorang manusia dengan segala pengalaman dan suka-dukanya, oleh karena itu sajak memerlukan dan berhak untuk dicurahi daya upaya yang total pula dari pihak pembaca yang bertanggung jawab sebagai pemberi makna sajak itu.
Amat mustahil suatu karya puisi mampu mensugesti sehingga dapat memberi pengaruh besar dalam memacu pemaknaan dari dalam diri pembacanya jika tidak ada upaya yang luar biasa pula dari si penulis puisi itu sendiri. Sebagaimana yang dikupas Teeuw terhadap sepuluhan sajak Indonesia dalam buku tersebut di atas, kita perlu menyadari apa-apa yang diberikan oleh penulis puisi kepada pembacanya, hal itu pulalah yang akan diperoleh saat puisi itu dibacakan.
Sugesti secara gamblang dapat dicermati pada jenis puisi auditorium atau sering dikenal dengan jenis puisi lugas. Akibat kelugasan inilah, puisi-puisi jenis ini sering dipilih untuk dibacakan dalam perlombaan baca puisi. Kelugasan yang dikandung dari makna puisi tersebut memudahkan penyaluran daya sugesti kepada para pendengar yang sering dihadirkan dalam ruang-ruang publik. Sugesti menjadi penting dalam puisi lugas terutama untuk mempersingkat waktu dalam upaya mengkomunikasikan ide-ide dari bait-bait puisi yang dibacakan sehingga pendengar dapat memahami makna yang disugestikan penulis puisi secara langsung. Namun dalam dunia puisi yang lebih luas, penciptaan sugesti adalah upaya pokok yang mampu menghasilkan kekalnya makna puisi di ingatan pembaca karya puisi tersebut.
Pada jenis puisi liris (nonlugas) atau jenis puisi kias, konsep sugesti dalam penulisan puisi ini jauh berbeda dibanding jenis puisi lugas (auditorium). Untuk memperoleh daya ungkap yang mensugesti tersebut, seorang pembaca perlu melakukan repetisi (pengulangan) baca terus
2/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
menerus terhadap puisi yang ia cermati. Hal ini bahkan tidak boleh memunculkan kejenuhan sama sekali pada diri pembaca puisi dan menjadi tugas tersendiri bagi penulis puisi jenis ini dalam mengupayakan kualitas sugestif tersebut. Bahkan semakin sering puisi tersebut dibaca berulang, lagi dan lagi justru menambah tingkat keindahan karya puisi tersebut, bukan sebaliknya. Sugesti yang demikian inilah yang mampu menghantarkan seorang penulis puisi menjadi penyair sastra puisi, akibat kekuatan diksi, larik maupun bait puisi yang berhasil diciptakannya sehingga kepuasan pembaca puisi miliknya bisa saja sampai-sampai menghafal puisi yang diciptakannya ini. Sungguh merupakan idaman dari segala penulis puisi.
Sebelum menuju kiat-kiat apa saja yang dapat dijadikan cara seorang pencipta puisi dalam melamar sugesti baik dari dalam dirinya sendiri maupun pembacanya, ada baiknya mencermati apa itu yang dimaksud dengan interpretasi?
Interpretasi dalam buku Pengantar Ilmu Sastra yang ditulis oleh Jan van Luxemburg, Mieke Bal, dan Willen G. Weststeijn diIndonesiakan oleh Hartoko (1992:62) diartikan sebagai penafsiran yaitu bentuk khusus mengenai laporan penerimaan. Sama seperti dalam proses penerimaan biasa, maka pembaca yang menafsirkan mengartikan sebuah teks, tetapi tafsiran-tafsiran selalu disusun secara sistematik. Selain itu penafsir pada pokoknya berusaha untuk mengartikan teks itu secara tepat atau adekuat (memadai).
Interpretasi terhadap suatu karya puisi termasuk dipelajari dalam bidang kritik sastra. Keberagaman penafsiran yang dihasilkan pada suatu teks puisi berkaitan dengan latar belakang yang beragam pula dari muasal si pembaca puisi tersebut.
Untuk memperoleh interpretasi yang memadai seperti yang dikehendaki uraian buku Pengantar Ilmu Sastra tersebut di atas, maka penguasaan unsur intrinsik karya sastra puisi maupun unsur ekstrinsik karya sastra puisi sudah menjadi modal utama yang mendasari penikmatan maksimal terhadap karya puisi. Penguasaan kedua unsur itu pula yang menjadi dasar penguasaan ilmu sastra Indonesia dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada tingkat SMA baik di lembaga pendidikan negeri maupun swasta.
Sugesti dan interpretasi amat erat kaitan keduanya, jika sugesti yang dikehendaki penulis puisi berupa munculnya rasa cemas, maka harus pula rasa cemas tersebut berhasil terinterpretasi dalam jiwa pembaca puisinya. Begitu pula sebaliknya, interpretasi menjadi dasar yang penting dalam proses awal penciptaan suatu puisi oleh penulisnya. Meskipun sugesti tentu menjadi awal dari segala proses interpretasi karya sastra untuk selanjutnya menghadirkan penikmatan
3/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
dan apresiasi yang lebih luas terhadap karya puisi.
Sebuah contoh dapat dicermati dari adanya kaitan erat antara sugesti dengan interpretasi seperti yang pernah penulis konsep dan praktekkan pada suatu kesempatan pelatihan drama teater yang berkaitan dengan materi penjiwaan dan karakter pada sekumpulan siswa tingkat SMA guna memperoleh kemampuan basik teater. Pada kenyataannya dunia sastra puisi dan dunia sastra drama tetap memiliki kaitan erat dalam soal-soal sugesti dan interpretasi.
Saat keadaan konsentrasi penuh dan pengosongan pikiran, para siswa sekitar belasan tersebut diajak untuk terlebih dahulu mengatur pernafasan lalu menutup mata mereka sendiri secara tulus tanpa tekanan berlebihan dalam keadaan duduk bersila, lalu setelah dianggap mereka telah benar-benar siap untuk memasuki dunia sugesti agar berhasil memperoleh penjiwaan suatu peran selanjutnya barulah penulis yang saat itu menjadi pelatih mengucapkan kata-kata tertentu yang berupaya mempengaruhi berupa simbol-simbol tertentu yang menjadi kata kunci penjiwaan yang dikehendaki dapat muncul dari para calon pemain teater tingkat sekolah tersebut.
Dengan memunculkan kata-kata sugestif mereka perlahan diajak memasuki dunia imajinatif yang berupa sebuah gua yang gelap penuh dengan sarang laba-laba dan tampak menyeramkan tanpa ada cahaya sedikitpun. Sambil terus berkonsentrasi dan melepaskan dunia konkret mereka, para siswa mulai tampak menunjukkan reaksi yang sesuai seperti bergidik, merinding, menggerak-gerakkan tangan hendak menggapai benda-benda tertentu yang memang tak terlihat dalam bayangan pekatnya suasana gua imaji mereka sendiri. Lalu upaya pembangkitan sugestif dan interpretasi ini berlanjut mencapai bagian akhir pada penghayatan selanjutnya. Mereka, lewat kata-kata sugesti pelatih perlahan diajak seolah telah menemukan setitik cahaya yang selanjutnya berangsur-angsur menjadi makin jelas berwujud seperti jalan keluar dari gua yang gelap gulita tersebut.
Kegiatan akhir yang dirasakan para siswa sampai pada perangkuman sugestif ke alam konkret (realita). Mereka perlahan dianjurkan membuka mata mereka tanpa paksaan dan selanjutnya pelatih mensugesti mereka untuk melihat salah satu jari tangan kiri mereka ada yang tanggal, hilang atau putus akibat masuk ke gua tadi. Apa yang terjadi selanjutnya... dapat kita bayangkan bagaimana dunia imajinatif yang pada awalnya dianggap tak berkekuatan namun jika dikemas secara teknis dan mempertimbangkan diksi berupa simbol-simbol utama dari segala sesuatu yang diharapkan dapat muncul. Akhirnya para siswa menjerit histeris dengan berbagai karakter di luar kebiasaan, ada yang memegang dengan kuat tangan kirinya, ada yang menangis tersedu dan ada pula hanya dapat terdiam terpana tak dapat berujar satu kata pun namun hanya air mata yang terus mengalir.
4/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
Hasil akhir sugesti dalam pelatihan basik teater tersebut di atas menghasilkan banyaknya pencampuran perasaan dari siswa yang melatih dirinya untuk dapat peka terhadap keadaan berkesenian drama. Ada perasaan takut, sedih, histeris dan akhirnya menghasilkan jeritan tanda seolah-olah peristiwa yang awalnya hanya upaya sugestif yang dilakukan pelatih tersebut menjadi nyata/benar adanya. Dengan model konsep dan praktek sugestif dan interpretasi tersebut barangkali dapat memperjelas bagaimana hubungan keduanya.
Interpretasi dan sugestif dapat disimpulkan sebagai dua hal yang saling berkaitan, berjalan seiring untuk menuju keberhasilan apresiasi yang bermuatan utama menjadi ranah yang paling diharapkan dari adanya penciptaan karya sastra dan proses pengkomunikasiannya kepada pihak pembaca atau penikmat puisi. Keberhasilan dalam meramu kedua hal tersebut menjadi modal awal keberhasilan penulis puisi dalam menciptakan karyanya yang dapat terus digali dan dikaji agar menghasilkan karya unggul atau disebut karya mutakhir yang sering pula menjadi m asterpiece kepenyairan seseorang dalam sastra puisi Indonesia.
Beberapa kiat melamar sugesti dalam melakukan serangkaian proses penciptaan puisi berikut ini ada baiknya dicermati sebagai hal-hal lumrah dan dapat saja dialami oleh siapa saja yang berkenan untuk terus menggali potensi kreativitasnya dalam berkesenian sastra puisi. Penulis selama ini turut pula mengalami pasang surut dari kondisi dalam rangka penciptaan puisi menuju tingkat sugesti yang lebih berkualitas di masa-masa yang akan datang.
Berikut ini kiat-kiat guna meningkatkan daya sugesti karya puisi:
a. Tulislah sesuatu hal yang benar-benar dialami
5/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
Berkenaan dengan dasar kepenulisan sebuah puisi, para penulis puisi akan lebih maksimal kerjanya dalam merangkai kata-kata, imajinasi, perlambangan, metafora maupun personifikasi lewat puisinya dengan menulis sesuatu yang benar-benar dialami olehnya, meskipun tetap tersisip pula di dalam karyanya hal-hal lain di luar kenyataan yang dialaminya tersebut. Menulis puisi akan lebih bernilai jika bukan sekedar hasil khayalan belaka, namun suatu pengalaman yang memberi kesan yang sarat akan nilai-nilai kehidupan tentu menjadi lebih utama dan dapat lebih dipertanggungjawabkan pula.
b. Segera menulis puisi saat ilham tulisan itu datang dan tidak menunda terlalu lama
Suasana saat teks puisi ditulis sangat berpengaruh dengan hasil yang akan dicapai seorang penulis puisi. Bagaimanapun sulitnya berkonsentrasi dalam upaya menciptakan karya puisi seperti suasana duka-lara misalnya, maka akan lebih mudah jika tulisan tersebut langsung ditulis saat sedang mengalami suasana yang sesuai pula sebagaimana yang dikehendaki agar dapat turut hadir dalam suasana hati calon pembaca puisinya. Menulis dalam atmosfir tertentu turut didukung oleh suasana tempat, keadaan, suara, pergerakan tubuh dan faktor suasana lainnya yang akan dengan mudah dapat mengalir berkesesuaian dalam bait-bait puisi yang diciptakan. Maka tidak heran jika seseorang memilih tempat yang sunyi untuk sekedar mengkhidmati kesunyian dan selanjutnya puisi yang dihasilkan sering pula lebih teresapi jika dibacakan di tempat teduh dan sunyi pula.
c. Tidak Membuat-buat, Berlebihan dalam Menggunakan Kata Konkret dalam Puisi yang Hendak Diciptakan
Pernah sekali waktu kita mendapati suatu karya puisi ditulis secara amat berlebihan bahkan cenderung mengada-ngada sehingga malah membesar-besarkan sesuatu yang sejatinya biasa saja juga sebaliknya mengecil-ngecilkan sesuatu padahal realitanya tidak demikian. Kesalahan seperti ini dapat memunculkan rasa bosan pada diri pembaca sehingga membuat pembaca kecewa karena telah melakukan sesuatu kegiatan yang kurang bermanfaat yakni hanya membuang waktu untuk membaca puisi murahan. Jika pun puisi semacam ini pernah memunculkan pembicaraan sana-sini dan membuat heboh, namun kadar usia perhatian dunia sastra kepada jenis puisi semacam ini tidaklah bertahan lama sebab seiring waktu akan hilang dari peredaran akibat proporsi penciptaan yang tidak wajar dan tidak tepat.
d. Tulislah Hal Tertentu yang Turut Dirasakan (Dialami) oleh Segala Usia, Jenis Kelamin, Jenjang Profesi Maupun Tingkat Pengetahuan Calon Pembaca
6/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
Dunia sastra puisi teramat sering mengacuhkan pihak-pihak atau tingkatan kalangan tertentu dari latar belakan pembaca sastra puisi di Indonesia, hal inilah yang mungkin selalu menjadi faktor rendahnya minat masyarakat kita dalam menggeluti dunia sastra puisi sehingga perkembangan dan kemajuan sastra puisi di Indonesia masih jauh panggang dengan api. Ketidakberhasilan para penulis puisi dalam menyuguhkan bacaan puisi lintas usia, lintas jenis kelamin, lintas profesi dan juga lintas tingkat pengetahuan pembaca juga segala latar belakang lainnya membuat dunia puisi menjadi amat asing, banyak orang menjadi sesat dibuatnya seolah-olah dunia puisi dunia orang setengah dewa yang khusus milik punggawa kesenian sastra saja. Hal tersebut dapat pula terjadi dari terbatasnya nilai-nilai yang terkandung dari jenis puisi yang terlalu dieksklusifkan.
Akan lebih bijaksana jika hendak menulis puisi justru tidak membatasi ruang gerak ke mana saja pun arah makna yang ditawarkan karya tersebut, oleh siapa saja yang dapat dan mampu menikmatinya namun tentu tanpa kehilangan sisi interpretasi yang kaya dengan meramu keindahan dan kekuatan lainnya yang menjadi standar utama penciptaan karya puisi.
e. Tujukan Terlebih Dahulu Tulisan Puisi Tersebut kepada Diri Sendiri, Keluarga atau Kalangan Paling Dekat dari Si Penulisnya Sendiri.
Apa yang diperoleh dari aktivitas menulis puisi harus turut dirasakan pula terutama oleh penulisnya sendiri, keluarganya dan kalangan yang paling dekat baru berlanjut terhadap kalangan lebih jauh dari itu.
Kegagalan awal sugesti dalam puisi, justru diciptakan tanpa sadar oleh penulisnya sendiri. Jika daya gerak dan daya pengaruh yang dikehendaki tidak membuat penulis puisi itu berpikir lebih baik, berperilaku lebih arif dan moralis dan mengkomunikasikan karya puisinya lebih inspiratif terutama terhadap dirinya sendiri, maka akhir yang diperoleh dari suatu perjalanan menuju kepenyairan seorang penulis puisi adalah kesia-siaan belaka.
Tentu masih banyak lagi kiat atau tips yang dapat terus memacu aktivitas juga meningkatkan dara kreatif seorang penulis puisi dalam memunculkan tingkatan sugesti yang semakin baik. Penting pula bagi seorang peminat karya sastra puisi untuk tak merasa cepat puas terhadap pencapaian-pencapaiannya selama ini dengan terus membaca, mempelajari, menulis dan turut pula memperbincangkan kesusastraan puisi di Indonesia sehingga regenerasi kesusastraan
7/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
puisi di negara kita dapat terus dipupuk. Sebagian besar tulisan ini secara sadar penulis alami sendiri dalam berbagai upaya kreatif yang dialami selama menjalani kerja berkesenian sastra Indonesia khususnya puisi. Semogalah tulisan ini menjadi hibah pengetahuan yang sesungguhnya masih amat minim dimiliki penulis.
Berpuisi adalah suatu potensi yang harus terus dikaji-gali guna menuju kemaslahatan manusia Indonesia di masa-masa yang akan datang.
Semoga.
Salam Sastra Indonesia terhatur pada segala pembaca.
Salam puisi tak pernah mati.
Aceh-Indonesia, 18 Juni 2010
8/9
Bagaimana Caranya Melamar Sugesti? - Esai - Horison Online Ditulis oleh Muhammad Rain Rabu, 08 September 2010 01:24
Muhammad Rain atau Muh Rain, berdomisili di Langsa-Aceh. Ia merupakan salah satu staf guru di SMAN 4 Langsa sekaligus dosen di PTN dan beberapa PTS di daerah Langsa maupun Aceh Timur. Selain itu, ia juga seorang penggiat seni teater dan menulis tentang sastra berupa, esai, naskah drama, cerpen maupun puisi. Joomla SEO by AceSEF
9/9