Pengolahan Air Rumah Tangga dan Penyimpanan yang Aman: Sebuah Solusi bagi Indonesia
Robert Ainslie Konferensi Nasional PAM RT, Agustus 20, 2008 Aman Tirta
[email protected]
Berapa banyak yang menderita dapat dicegah? Berapa banyak yang beresiko? • 1.1 juta orang kekurangan akses persediaan air minum yang “ditingkatkan”; banyak yang meminum air yang sangat tercemar.
Berapa banyak yang menjadi sakit? • 4 juta kasus diare terjadi setiap tahun, sebanyak 88% berasal dari air yang tidak aman serta sanitasi dan higinitas yang tidak memadai.
Berapa banyak penderitaan yang bisa dicegah • Berapa banyak yang meninggal? 1.8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit diare, mayoritas terjadi pada balita.
Komitmen pada Pertemuan Internasional 1.1 juta orang kekurangan akses sumber air minum yang “ditingkatkan” ¾ Prioritas: memperluas akses 5.2 juta mendapat sumber yang ditingkatkan, tetapi banyak rumah tangga yang mengambil air yang tidak aman ¾ Prioritas: membantu keluarga dalam memastikan keamanan air rumah tangga
Source: G Allgood
Berapa banyak yang menderita dapat dicegah? • Berapa banyak yang dapat dicegah? WHO memperkirakan sebanyak 94% kasus diare dapat dicegah melalui modifikasi lingkungan, termasuk melalui intervensi untuk meningkatkan ketersediaan air bersih, dan untuk meningkatkan sanitasi dan hygiene.
Penyebab Utama Kematian dari Penyakit Infeksi 3963 2777 1798
1566
1272
Measles
Malaria
Tuberculosis
Diarrhoeal Diseasea
611 HIV/AIDS
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Respiratory Infections
Deaths (000)
Leading Causes of Deaths
Potensi Intervensi untuk Pencegahan Diare HWTS
39 45
Practicing Hand Washing Improving Sanitation
32
Improving Water Supply
25
Environmental Modification
94 0
20
40
60
80
100
Penemuan terbaru di tahun 2006
• HWTS intervensi air yang berkwalitas dapat memainkan peranan penting dalam mengurangi peristiwa diare dengan perkiraan kasar separuh, di atas rata-rata, yang melalui beberapa studi dapat menghasilkan pengurangan sampai 70% atau lebih.
Air yang Aman di Indonesia • Lebih dari 100 juta orang kekurangan akses air yang aman • Lebih dari 70% populasi di Indonesia mengandalkan air yang berasal dari sumber yang berpotensi tercemar • Akses yang kurang untuk air minum yang aman menjadi penyebab utama penyakit diare pada anak-anak
Air yang Aman di Indonesia • Penyakit diare menjadi pembunuh nomer 2 bagi anak-anak di Indonesia (20% dari semua kasus kematian atau lebih dari 100,000 balita) • Tingkat tertinggi untuk penyakit dan kematian yang diderita oleh bayi yang disebabkan oleh diare tetapi tingkat terendah dari pengetahuan akan kekejaman atau hubungan sebab akibat dari penyakit tersebut
Analisa Situasi di Indonesia % Praktek pengolahan air yang dilakukan saat ini 100 80 60 40 20 0 Binjai
Bantaeng
Sumber air yang diolah
Maros
Tangerang
Tidak diolah
•Lebih dari 90% mengolah dengan merebus •Tidak diolah termasuk botol, isi ulang, filter, khlorinasi, dan tidak ada sama sekali •Merebus telah dipromosikan lebih dari 50 tahun
Analisa Situasi % E- coli (positif) 96
100 80
76
96
80 55
60
44
47
50
40 20 0 Sumber air Tangerang
Mauk
Air yang disimpan Binjai
Sulawesi Selatan
Contoh air dari 4 kabupaten di Indonesia positif mengandung Escherichia coli positive (E-coli)
Analisa Situasi
Merebus • Semakin mahal untuk merebus
Biaya dalam Rupiah 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 1100 546 0 2005
6000 • Karena harga minyak
2800
2800
1456
1456
65
75
2006
2007
tanah naik, banyak 3003 orang mencari alternatif untuk merebus 75 2008
biaya per 10 liter air yang direbus biaya per liter minyak tanah biaya per 10 liter air yang diolah oleh AR
• Sangat kecil kepercayaan pada pengolahan alternatif karena telah berurat akar praktek merebus, air mendidih
Konteks Terkini • Teknologi HWTS sangat baru di Indonesia • Tidak ada sejarah pengolahan alternatif selain merebus • Kecurigaan orang pada penambahan zat lain ke dalam air (kimia) • Analisa situasi mengidentifikasikan bahwa kita membutuhkan sebuah pendekatan yang dapat melahirkan kepercayaan dan menambah nilai dari HWTS
Mengapa HWTS? • Penyimpanan air yang lebih baik (mengurangi kontaminasi) • Mengurangi biaya pengolahan air • SODIS: hanya botol • Khlorinasi: Rp.7-10 per liter air yang diolah • Filters: bervariasi • Boiling: Rp.100-300 per liter air yang diolah • Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah (biaya, subsidi pemerintah) • Mengurangi pemakaian kayu sebagai bahan bakar (berwawasan lingkungan dan lebih sedikit polusi yang dalam rumah)
Langkah selanjutnya • Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan untuk memperluas HWTS dan berbagai macam teknologi • Pengesahan dari pemerintah dan kebijakan yang baik • Teknologi yang tersedia di pasar, bersama dengan LSM, dan pemerintah (nasional, propinsi dan lokal) • Advocacy efforts to all levels of government, NGOs, and community leaders • Usaha advokasi pada semua tingkat pemerintah, LSM, dan tokoh masyarakat