Sebuah Pemaknaan: Pengalaman Seorang Guru Muda Buku ini merupakan buku pertama yang saya tulis sendiri. Buku ini berisi kisah-kisah dan sharing pengalaman yang pernah saya alami sebagai pengajar dan pendidik yang masih muda. Usia pengalaman mengajar dan mendidik saya belum menyentuh 5 tahun. Namun, dalam pengalaman saya, saya berusaha untuk memaknainya sebaik mungkin agar saya dapat semakin bertumbuh menjadi pendidik dan pembelajar yang terus mau mengembangkan diri. Mohon maaf jikalau ada kata-kata yang tidak berkenan atau tatanan bahasa yang kurang tepat atau kurang enak untuk dibaca. Kiranya buku ini pun dapat menjadi bermakna dan inspirasi buat para pembaca, seperti pengalaman-pengalaman yang ada menginspirasi saya.
ISI PENGALAMAN
ISI PENGALAMAN ....................................................... 6 KATA PENGANTAR .................................................... 8 Satu Momen Pertama ............................................................ 9 Dua Belajar Terus, Terus Belajar?Error! Bookmark not defined. Tiga Belajar untuk Mengajar ...... Error! Bookmark not defined. Empat Karakter vs Materi .......... Error! Bookmark not defined. Lima You Know Nothing! ........... Error! Bookmark not defined. Enam G - Factor ........................ Error! Bookmark not defined. Tujuh Guru yang melayani ........ Error! Bookmark not defined. Delapan Guru yang memimpin . Error! Bookmark not defined. Sembilan Trust Me, I’ll Show You!Error! Bookmark not defined. Sepuluh Teori itu gak penting! .. Error! Bookmark not defined.
6
Sebelas Agents of Change ........ Error! Bookmark not defined. Daftar Referensi .................. Error! Bookmark not defined. Tentang Penulis .................... Error! Bookmark not defined.
7
KATA PENGANTAR Atas anugerah Sang Khalik saya pada akhirnya berusaha memulai, mengerjakan, dan menyelesaikan buku ini. Ini adalah buku pertama saya, dan bukan hal mudah bagi saya hingga pada akhirnya saya mencoba menuliskan pengalaman saya dan apa yang saya pelajari selama mengajar. Buku ini berisikan sharing pengalamanpengalaman saya selama menjadi guru, dan saya berusaha untuk memberikan refleksi atau pemaknaan dari setiap pengalaman yang saya alami. Bukan hanya ditujukan bagi para guru atau pendidik, tetapi saya berharap buku ini dapat dibaca oleh siapapun yang ingin belajar lebih lagi. Saya hanyalah seorang yang senang belajar dan berusaha untuk membagikan kesenangan saya untuk belajar tersebut kepada orang di sekitar saya. Tanpa latar belakang atau kemampuan untuk menulis secara profesional, saya mencoba untuk menulis buku ini. Kiranya buku ini dapat diterima dengan baik dan dapat menjadi berkat atau inspirasi bagi para pembaca. Salam belajar! Penulis, Riyanto D. Setyawan
8
Satu Momen Pertama
“Momen pertama belum tentu merupakan momen yang menyenangkan dalam perjalanan hidup kita, tetapi itu pastilah berkesan”
Momen pertama ketika melakukan atau mengalami sesuatu hal biasanya menjadi sesuatu yang kita ingat hingga lama. Begitu pula dengan saya ketika pertama kali mengajar. Mengapa? Karena itu menjadi pengalaman pertama yang menjengkelkan! Namun… sekaligus menyenangkan! Saya bukanlah lulusan S.Pd. (Sarjana Pendidikan), hanya seorang lulusan S.Si. (Sarjana Sains) dengan jurusan matematika yang bercita-cita menjadi guru. Dengan latar belakang yang minim mengenai pendidikan, berusaha memperlengkapi diri untuk bisa mengajar dengan baik. Oktober 2011. Sebelumnya saya bekerja di divisi LitBang (Penelitian dan Pengembangan) sekolah. Namun, karena suatu alasan, tiba-tiba saya harus menggantikan seorang guru kelas 4 SD National Plus yang akan mengundurkan diri dari sekolah tempat saya bekerja waktu itu. Saya harus mengajar matematika 9
dalam Bahasa Inggris dan sekaligus menjadi wali kelas. Bagi saya waktu itu, kira-kira ini suara hati saya, ”Gue, gak punya pengalaman ngajar, tiba-tiba mesti ngajar anak SD!? National Plus pula! Bahasa Inggris gini-gini aja padahal! Matilah!” Namun, karena tidak dapat ditolak, mau tidak mau yaa dihadapi saja! Menjengkelkan bukan? Tidak punya pengalaman mengajar secara formal, bukan lulusan S.Pd., tidak punya teori atau pemahaman tentang mengajar yang baik, mengajar anak SD pula. Matematika sih ngerti! (yaaah berhubung lulusan jurusan matematika yah ) Kalau ngajar biasa sih pernah jadi AsDos (Asisten Dosen), tapi … kalau pakai Bahasa Inggris?? Tambahan jadi wali kelas pula? Mainan apa itu wali kelas? Pasti susahnya bukan main ini semua! Akhirnya, tibalah harinya! Saya masuk ke kelas dengan amat sangat dag-dig-dug! Doa tidak putusputusnya saya panjatkan, berharap semoga ada ilham yang membuat saya bisa tahu bagaimana harus mengajar anak-anak itu. Materi yang harus saya ajarkan adalah mengenai Bilangan Bulat, dan jangan bayangkan bagaimana saya mengajar waktu itu! Boro-boro lancar ngomong Bahasa Inggris, ini ngajar matematika pakai Bahasa Inggris, sudah pasti isinya “eee...”, “hm…”, dan seterusnya. Saya mengajar matematika dan menjadi wali kelas di kelas 4 tersebut selama mulai dari bulan Oktober 2011 hingga tahun ajaran selesai di Juni 2012. Beberapa minggu dan bulan pertama menjadi momen adaptasi yang aduhai sulitnya, tetapi lambat laun saya 10
bisa beradaptasi. Lucunya, di akhir tahun ajaran, saya malah menjadi sangat dekat dengan anak-anak itu, dan di situ saya merasakan bahwa Tuhan amatlah baik. Dalam segala keterbatasan saya, Sang Khalik mengizinkan saya mengajar mereka tanpa ada keluhan dari para murid maupun dari orang tua. (Thanks God!) Jika pengalaman itu saya ingat kembali sekarang, semuanya itu menjadi pengalaman yang menjengkelkan, tetapi sekaligus lucu, menarik, dan menyenangkan. Tahun pertama saya mengajar, menjadi momen pertama saya mengajar yang menarik. Saya belajar betapa sulitnya menjadi guru: harus mengerti materi dengan baik dan benar, bisa menyampaikan materi ajar dengan baik dan menarik bagi murid, mendidik karakter mereka, menjadi teladan dalam segala hal, memahami para murid, tetap dekat dengan murid tetapi tetap hormat, dan masih banyak lagi. Di sisi lain, saya pun belajar betapa menyenangkannya menjadi guru. Bertemu anak murid yang berbeda di setiap tahun ajaran, dengan keunikan, kemampuan, dan kelucuan masing-masing. Sebuah kebahagiaan tersendiri dan tak terbayarkan ketika anak murid saya bisa berhasil dalam hidupnya, apalagi jika lebih berhasil dari saya sebagai gurunya. Ini pengalaman pertama saya ketika bekerja, dalam hal ini sebagai guru atau pengajar, bagaimana dengan Anda?
11