20
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Demografi Penduduk
Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah penduduk, persebaran geografis, dan komposisi penduduk serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu ke waktu (Riningsih Saladi, 1990) Penduduk adalah setiap warga negara yang tinggal di daerah dalam waktu enam bulan atau lebih, tetapi ada keinginan untuk menetap (Tri Setianingsih, 2004). Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, kedua variabel ini sangat mempengaruhi jumlah penduduk di masa yang akan datang. 2.2
Kabupaten Labuhan Batu
Kabupaten Labuhan Batu adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Ibu kota Kabupaten ini terletak di Rantau Prapat.Kabupaten Labuhan Batu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet. Memiliki luas wilayah
atau setara dengan
dari luas Wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Sebagai Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Labuhan Batu merupakan jalur lintas timur Pulau Sumatera dengan jarak
dari Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
dan
dari Provinsi Riau
dari Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Labuhan Batu terletak pada
koordinat
Lintang Utara dan
Bujur Timur
dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Universitas Sumatera Utara
21
Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara. Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di Provinsi Sumatera Utara secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan, 209 Desa dan 33 Kelurahan. Kabupaten Labuhan Batu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka. 2.2.1 BPS Labuhan Batu Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhan Batu adalah bagian integral dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melakukan tugas, fungsi, dan wewenang BPS di Kabupaten Labuhan Batu. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah NonKementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan di bawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain : Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
22
Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut: Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia. 2.3
Analisa Deret Berkala
Metode deret berkala adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat diiddentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Ada empat pola data yang bisa didefinisikan dalam metode deret berkala, antara lain: 1. Pola Horizontal (H) Pola data ini terjadi apabila nilai data fluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. (Deret seperti ini adalah deret yang konstan terhadap nilai rata-ratanya). Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis Horizontal.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Pola Musiman (Seasonal) Pola data ini terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misal kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk minuman ringan, es krim dn bahan bakar, semuanya termasuk pola musiman. 3. Pola Siklis (Cycle) Pola data ini terjadi bila datanya dipegaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklis bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja dan peralatan utama lainnya. 4. Pola Trend Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan naik atau turun terus menerus dalam jangka panjang. 2.3.1 Uji Validitas Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono.2006). Adapun rumus yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi dan uji koefisien korelasi sebagai berikut:
(2.1)
di mana: = Jumlah nilai ke-t. = Jumlah nilai keseluruhan ke-t.
Universitas Sumatera Utara
24
(2.2)
di mana: = Koefisien korelasi = Jumlah data
2.4
Metode peramalan
Metode peramalan digunakan untuk memprediksikan data dimasa yang akan datang dengan menggunakan data yang lalu. 2.4.1 Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal Metode pemulusan eksponensial tunggal menambahkan parameter
dalam modelnya
untuk mengurangi faktor kerandoman. Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus: (2.3) di mana: = data permintaan pada periode = faktor atau konstanta pemulusan = peramalan untuk periode
Universitas Sumatera Utara
25
2.4.2 Metode Pemulusan Eksponensial Berganda Holt Metode pemulusan eksponensial tunggal hanya akan efektif apabila serial data yang diamati memiliki pola horizontal (stasioner). Jika metode itu digunakan untuk serial data yang memiliki unsur trend (kecenderungan) yang konsisten, nilai-nilai peramalannya akan selalu berada di belakang nilai aktual nya. Metode yang tepat untuk melakukan peramalan serial data yang memiliki unsur trend adalah metode pemulusan eksponensial linier. Salah satu metode yang digunakan adalah metode pemulusan eksponensial linier Holt, yang menggunakan persamaan sebagai berikut: (2.4)
(2.5) (2.6) di mana: nilai pemulusan eksponensial ganda Holt = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya = parameter pemulusan eksponensial yang besarnya Persamaan (2.4) menyesuaikan sebelumnya, yaitu
secara langsung untuk trend periode
dengan menambah nilai pemulusan yang terakhir yaitu
Hal ini membantu untuk menghilangkan kelambatan dan menempatkan
.
ke nilai data
saat ini. Kemudian persamaan (2.5) yang ditunjukan sebagai perbedaan antara dua nilai pemulusan yang terakhir. Hal ini tepat karena jika terdapat kecendrungan di dalam data,nilai yang baru akan lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai yang sebelumnya karena mungkin masih terdapat sedikit kerandoman. Maka dapat dihilangkan oleh pemulusan
(gamma) trend pada periode terakhir (
dengan taksiran trend sebelumnya dikalikan
) dan menambahkannya
). Jadi persamaan (2.5) sama dengan
bentuk pemulusan tunggal persamaan (2.3). Akhirnya, persamaan (2.6) digunakan untuk ramalan yang akan datang. Trend
) dikalikan dengan jumlah periode ke depan yang
diramalkan (m) dan ditimbulkan pada nilai dasar (
Universitas Sumatera Utara
26
2.5
Nilai Kesalahan Galat
Dalam suatu pengamatan dengan n periode, maka akan terdapat sejumlah n penyimpangan sehingga penyimpangan yang terjadi dapat didefinisikan sebagai berikut: (2.7) di mana: = data yang sebenarnya pada periode i = hasil peramalan pada periode yang sama. Beberapa rumus yang dapat digunakan untuk mengukur ketelitian peramalan adalah sebagai berikut: 1. ME (Mean Error) atau Nilai Tengah Kesalahan
(2.8)
2. MSE (Mean Square Error) atau Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat
(2.9)
3. MAE (Mean Absolute Error) atau Nilai Tengah Absolut
(2.10)
4. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)
(2.11)
5. MPE (Mean Percentage Error)
(2.12)
Universitas Sumatera Utara