SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang studi : Kegawatdaruratan Topik
: Trauma Abdomen
Sasaran
: Pasien dengan Trauma Abdomen
Tempat: Ruang Melati Rs Hang Tuah Surabaya Hari/ Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015 Waktu
I.
: 30 menit
Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan masyarakat kelurahan Jagir dapat memahami tentang Trauma Abdomen
II.
Tujan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Menyebutkan tentang pengertian dari Trauma Abdomen 2. Menyebutkan tentang penyebab dari Trauma Abdomen 3. Menyebutkan tentang tanda dan gejala dari Trauma Abdomen 4. Menyebutkan tentang penanganan Trauma Abdomen
III. Sasaran Pasien Trauma Abdomen IV. Materi Terlampir V. Media a. Leaflet b. Flip Chart VI. Metode 1. Ceramah 1
2. Diskusi 3. Tanya jawab VII. Evaluasi 1. Prosedur
: Post Tes
2. Jenis Tes
: Lisan
3. Butir Soal
:
1. Sebutkan pengertian tentang Trauma Abdomen? 2. Apa penyebab Trauma Abdomen? 3. Sebutkan tanda dan gejala pada Trauma Abdomen? 4. Bagaimanakah pencegahan terhadap Trauma Abdomen? 5. Bagaimana cara penanganan Trauma Abdomen? VIII. Kegiatan Penyuluhan No 1
2
3
Waktu 5 menit
15 menit
5 menit
Kegiatan Penyuluhan Pembukaan : 1. Mengucapkan salam. 2. Memperkenalkan diri. 3. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari kegiatan penyuluhan. 4. Menyebutkan materi yang akan disampaikan. Pelaksanaan : 1. Menjelaskan tentang pengertian Trauma Abdomen 2. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya Trauma Abdomen. 3. Menjelaskan tanda dan gejala Trauma Abdomen 4. Menjelaskan cara penanganan pada Trauma Abdomen Evaluasi : Menanyakan kepada klien tentang materi yang telah disampaikan.
Kegiatan Peserta 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan
Metode Ceramah
4. Memperhatikan
1. Memperhatikan 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan
Ceramah dan Flip Chart
4. Memperhatikan
Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang materi yang disampaikan.
2
4
5 menit
Terminasi : 1. Mengucapkan terimakasih atas waktu yang diluangkan, perhatian serta peran aktif klien selama mengikuti kegiatan penyuluhan. 2. Salam penutup.
1. Mendengarkan dan membalas ucapan terimakasih. 2. Menjawab salam.
IX. Pengorganisasian 1. Moderator : Dadang S 2. Penyaji
: a. Renny W. b. Joel Karo Karo
3. Fasilitator : Rizka Indrawati 4. Notulen
: Rizta Novitasari
5. Observer
: a. Nita Kurniawati b. Putu Theda R.K.M.
X. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Alat dan media sesuai dengan materi penyuluhan. b. Peserta datang pada tempat yang telah ditentukan dengan tepat waktu. c. Pemateri dating tepat waktu. d. Jumlah peserta yang hadir 80% dari seluruh undangan. 2. Evaluasi Proses a. Peserta
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
dari
awal
hingga akhir dengan antusias b. Tidak ada distraksi selama kegiatan penyuluhan. c. Peserta
berperan
ditunjukkan
dengan
aktif
dalam
mengajukan
kegiatan
diskusi
pertanyaan
dan
berdiskusi bersama secara antusias.
3
3. Evaluasi Hasil Klien mengerti tentang Trauma Abdomen dan mampu menjelaskan ulang tentang: a. Pengertian b. Etiologi c. Tanda dan gejala d. Pencegahan e. Penanganan
4
MATERI PENYULUHAN A. Definisi Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 1998). Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk. Cedera abdomen bisa terbuka atau tertutup. Cedera abdomen tertutup terjadi akibat pukulan langsung dari suatu benda tumpul. Cedera abdomen terbuka meliputi luka tembus, benda yang tertanam (menusuk), dan organ-organ yang protusi. Resiko infeksi tinggi. Benda yang tertanam (menusuk) dalam abdomen ditangani dengan cara yang sama seperti saat menangani benda yang tertanam (menusuk) dalam dada : stabilkan benda tersebut dan telepon 118 atau layanan medis darurat setempat. B. Etiologi Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya. Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen. Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu : 1. Paksaan /benda tumpul
5
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. 2. Trauma tembus Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak. C. Menifestasi Klinis Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu : 1) Nyeri Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas. 2) Darah dan cairanAdanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi. 3) Cairan atau udara dibawah diafragma. 4) Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben. 5) Mual dan muntah. 6) Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah). Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi. D. Penanganan Pre Hospital Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal
6
dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan napas. 1. Airway Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan napas menggunakan teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas. Muntahan, makanan, darah atau benda asing lainnya. 2. Breathing Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat-dengar-rasakan’ tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukan pemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknya pernapasan). 3. Circulation Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengalsengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas). Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul) 1. Stop makanan dan minuman. 2. Imobilisasi. 3. Kirim kerumah sakit. Penetrasi (trauma tajam) 1. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis. 2. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka.
7
3. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban steril. 4. Imobilisasi pasien. 5. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum. 6. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan. 7. Kirim ke rumah sakit. Hospital 1. Trauma penetrasi Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan. a. Skrinning pemeriksaan rontgen Foto rontgen torak tegak berguna untuk
menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara retroperitoneum. b. IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning Ini di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada. c. Uretrografi Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra. d. Sistografi Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung kencing, contohnya pada : 1. fraktur pelvis 2. trauma non-penetrasi
8
2. Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit : a. Pengambilan contoh darah dan urine Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa, amilase. b. Pemeriksaan rontgen Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera. c. Study kontras urologi dan gastrointestinal Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon ascendens atau decendens dan dubur (Hudak & Gallo, 2001).
DAFTAR PUSTAKA Eliastam, Michael., George L. Sternb ach., Michael Jay Bresler. 1998. Buku Saku Penuntun Kedaruratan Medis. Jakarta : EGC. Thygerson, Alton., Benjamin Gulli., Jon R. Krohmer. 2011. Pertolongan Pertama, Edisi Kelima. Amerika : Erlangga
9