SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES
OLEH :
Feradatur Rizka Eninea 11.1101.1022
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KARIES GIGI
Pokok bahasan
: Pencegahan Karies Gigi
Sasaran
: Anak Usia Prasekolah
Tempat
I.
: TK ABA Kalisat
Hari/tanggal
:
Waktu
: 60 menit
Tujuan umum Anak mampu memahami konsep tentang Pencegahan Karies Gigi serta memiliki Sikap untuk dapat mengerti dan memahami Pencegahan Karies Gigi.
II.
Tujuan Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan pendidikan kesehatan terhadap Pencegahan Karies Gigi, anak mampu: 1. Menjelaskan pengertian dan Pencegahan Karies Gigi. 2. Memiliki Sikap terhadap Pencegahan Karies Gigi dengan cara sebagai berikut: III. Materi (terlampir) Konsep Pencegahan Karies Gigi. IV. Metode Biblioterapi. V. Media dan alat penyuluhan Puzzle dan Leaflet. VI. Proses Kegiatan Penyuluhan. N
Langkah
Kegiatan Penyuluh
Kegitan Anak
Waktu
O 1.
Pembukaan
- Membuka salam dan do’a - Menjawab salam dan pembuka
5 menit
mengikuti do’a
- Perkenalan - Menjelaskan maksud dan tujuan dari penyuluhan.
2.
Inti
- Memberikan penjelasan
- Memperhatikan
tentang pengertian,
penjelasan yang
penyebab, gejala,
diberikan.
40 menit
pencegahan dari Karies Gigi - Memberikan sebuah
- Menyusun puzzle dan
ganbaryang
menjawab pertanyaan
menggambarkan
yang diberikan.
penyebab dan pencegahan dari Karies Gigi. - Menyimpulkan dan
- Memperhatikan, terlibat
diskusikan apa saja
aktif dalam
penyebab.gejala dan
penyuluhan, dan
pencegahan Karies gigi
menanyakan hal-hal yang tidak dipahami.
- Mengucapkan terimakasih 3.
Penutup
- Berdo’a dan menjawab dan do’a penutup salam
5 menit
VII.
Evaluasi Menilai sikap anak tentang Karies Gigi dengan menggunakan lembar kuesioner.
VIII.
Referensi Kidd and Bechal, (2012 dalam Pinatih, 2012). Karies Pada Anak Yang Menyikat Gigi Di Sekolah Di Denpasar. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar Tarigan, Rasinta, Prof., DR. drg. (2014). Karies Gigi, Jakarta:EGC Kidd, Edwina A. M., & Sally Joyston-Bechal. (2013). Dasar-Dasar Karies. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
MATERI PENYULUHAN KARIES GIGI 1. a. Pencegahan Karies Gigi a. Definisi 2. Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentil dan sementrum, yang disebabkan oleh aktivitas yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, 2013). a. Etiologi Proses terjadinya karies gigi merupakan fenomena multifaktor yaitu faktor host, mikroflora mulut, substrat dan waktu. Karies terjadi karena interaksi antara gigi, bakteri dan gula. Dilain pihak terhadap satu faktor penghambat karies, yaitu antibodi. Beberapa faktor yang saling berinteraksi pada patogenesis karies gigi dapat digambarkan sebagai beberapa lingkaran yang tumpang tindih sebagai deskripsi daerah karies dan non karies. dengan memperluas lingkaran antibosi, diharapkan daerah karies dapat diperkecil. Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktor, yaitu adanya 4 faktor yang saling mempengaruhi. Keempat faktor tersebut adalah host (tuan rumah), agent (mikroorganisme), substrat (lingkungan), dan time. Kesimpulannya adalah karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya, tetapi disebabkan oleh serangkaian terjadi selama beberapa kurun waktu beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun
sampai di bawah 5 menit dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan deminerilasasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun di mulai (Kidd and Bechal, 2012). Secara lebih jelas, faktor etiologi karies gigi adalah sebaga
Gambar 2.1. Diagram empat lingkaran faktor yang berperan dalam terjadinya karies gigi
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama (Kidd and Bechal 2012). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi karies adalah: 1. Host Untuk terjadinya karies gigi antara lain dibutuhkan gigi (host) yang rentan. Lapisan keras gigi terdiri dari enamel dan dentin, enamel adalah lapisan yang paling luar, dan seperti diketahui, karies selalu dimulai dari lapisan luar, oleh karena itu enamel sangat menentukan proses terjadinya karies. Enamel lebih tahan terhadap karies dibandingkan lapisan dibawahnya
Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, flour), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak flour, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral, maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten (Pintauli dan Hamada 2008). Karies yang mula-mula terjadi pada permukaan enamel disebut karies awal, karies dini atau white spot. Karies awal ditandai dengan permukaan yang putih dan buram serta kasar, tetapi pada rabaan dengan menggunakan sonde belum terdapat tahanan. Bila proses karies berlangsung lebih lanjut maka proses karies akan berlangsung lebih cepat karena lapisan yang terdapat di bawah enamel kurang tahan terhadap asam penyebab karies. 2. Substrat Substrat adalah campuran makanan yang halus dan minuman yang dimakan sehari-hari yang menempel pada permukaan gigi. Telah diketahui bahwa orang-orang yang banyak memakan makanan yang mengandung karbohidrat terutama Perlu diingat bahwa bukan saja tipe makanan yang penting, kadar konsumsi juga berperan penting dalam pembentukan karies. Pemaparan
yang
lama
dan
berulang
kepada
karbohidrat
dapat
meningkatkan resiko karies. Streptococcus mutans akan meragi semua jenis karbohidrat, tetapi mikroorganisme tersebut paling efisien dalam menghasilkan asam dari gula jenis sukrosa. Gula dapat membantu perlekatan plak dan merupakan sumber energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi bakteri-bakteri tersebut. Sukrosa, glukosa dan
fruktosa dapat dijumpai di kebanyakan makanan dan minuman seperti minuman manis serta susu formula. (Vadiakas 2008). 3. Mikroorganisme Karies gigi salah satunya disebabkan oleh hasil dari perkembangan beberapa organisme spesifik yang berlebih dan merupakan bagian dari flora normal pada mulut. Mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan
dengan
karies
antara
lain
adalah
berbagai
strain
streptococcus, lactobasillus, actynomises dan lain-lain. Streptococcus mutans sangat berperan terhadap karies pada gigi yang berhubungan dengan karbohidrat, plak gigi dan saliva di dalam mulut (Kash 2003). Individu yang terinfeksi oleh streptokokus mutans dalam jumlah banyak merupakan individu yang berisiko terserang karies, disebabkan sifat streptokokus mutans yang dapat memfermentasi berbagai jenis karbohidrat menjadi asam dan menurunkan pH, menambah sifat adhesif dan kohesif plak pada permukaan gigi. Karies terjadi karena asam yang dihasilkan mikroorganisme yang difermentasi dari karbohidrat. Asam ini menghancurkan
dengan
cepat
bagian
anorganik
gigi.
Kemudian
mikroorganisme yang sama maupun berbeda menghancurkan bagian organik gigi. Kombinasi kedua proses perusakan ini dapat menimbulkan karies (Fayle 2001). 4. Waktu Interaksi antara ketiga faktor tersebut selama suatu periode akan merangsang pembentukan karies, yang dimulai dengan munculnya white spot pada permukaan gigi tanpa adanya kavitas akibat proses demineralisasi pada bagian enamel. Faktor waktu yang dimaksudkan
adalah lamanya pemaparan gigi terhadap penyebab-penyebab di atas yang menyebabkan terjadinya karies dan bervariasi pada setiap orang. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini (Pinkham et al 2005). a. Gejala klinis Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif. Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya (Ludwig's Anigna, 2006). b. Pencegahan
Menjaga kebersihan mulut adalah merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi dan radang gusi. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dalam mulut, penyebab utama penyakit tersebut adalah plaque. Beberapa cara pencegahan karies gigi antara lain: 1. Plaque control Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control, antara lain: a. Scalling Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi. b. Penggunaan dental floss (benang gigi) Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat dari nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua gigi), serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah titik kontak. c. Diet Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula makanan yang lengket hendaknya dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque control adalah makanan yang banyak mengandung serat dan
air. Jenis makanan ini memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan penyangga gigi. d. Kontrol secara periodik Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini. e. Fluoridasi Fluor adalah suatu bahan mineral yang digunakan oleh manusia sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email tahan terhadap asam. Menurut YKGI (1999), penggunaan fluor ada dua macam yaitu secara sistemik dan lokal. Secara sistemik dapat dilakukan melalui air minum mengandung kadar fluor yang cukup sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh. f. Menyikat gigi Menyikat gigi ádalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya. Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara lain: 1). Sikat gigi Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri, seperti: bulu-bulu sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat menjangkau
seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran mulut. Dalam memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang terbuat dari nilon karena sifatnya yang elastis (Budiman, 2009). 2). Pasta gigi Pasta Gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung flour, karena flour akan bereaksi dengan email gigi dan membuat email lebih tahan terhadap serangan asam pasta gigi yang mengandung flour apabila digunakan teratur akan dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi mengandung bahan abrasive ringan seperti kalsium karbonat dan dikalsium fosfat tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisien pembersihan plaque. pasta gig yang mengandung flourida dapat meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan- kimia seperti formaldehid yang dapat membantu mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi gingival (Manson dan Eley, 1993). 3). Alat bantu menyikat gigi Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi, dan sikat
sela-sela
gigi.
Penggunaan
benang
gigi
akan
membantu
menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela gigi dan di bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi. 4). Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan pada gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kumanpun akan tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam ini bisa dicegah dengan menyikat gigi (Budiman, 2009). 5). Teknik menyikat gigi teknik menyikat gigi adalah: a. Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi b. Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun c. Permukaan gigi yang mengahdap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar d. Permukaan gigi yang digunakan untuk menguyah disikat dengan gerakan maju mundur e. Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi f. Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi g. Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat berada di atas.