SATUAN ACARA PENYULUHAN i.
TOPIK Waspada Akan Bahaya TBC
ii.
PERMASALAHAN Kurangnya informasi akan bahaya penyakit TBC
iii.
SASARAN Pemuda Karang Taruna RT 005/RW 003 Pulo Tawangsari Jombang
iv.
TEMPAT dan WAKTU Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012 Waktu : 10.00 WIB – Selesai Tempat : Posyandu Pulo Tawangsari gg. 01 Pulolor Jombang
v.
TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Peserta mampu memahami dan lebih waspada akan bahaya TBC (Tuberkulosis). B. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, Peserta dapat: Menjelaskan pengertian penyakit TBC Menjelaskan penyebab TBC Menjelaskan kewaspadaan terhadap TBC Menjelaskan tentang penanganan TBC
vi.
MATERI Terlampir
vii. a. b.
METODE PENYAMPAIAN Ceramah Tanya Jawab
viii.
MEDIA Leaflet Powerpoint
ix.
TABEL KEGIATAN Tahap Kegiatan dan Waktu
Pembukaan ( 5 menit )
Penyajian ( 15 menit )
Penutupan ( 10 menit )
x.
EVALUASI A. Evaluasi Struktur yang B. Evaluasi proses selesai C. Evaluasi Hasil penyakit
Kegiatan Perawat
i. Salam Pembuka ii. Memperkenalkan diri iii. Menjelaskan maksud dan tujuan iv. Membagikan leaflet
Menyampaikan materi
i. Melakukan tanya jawab ii. Menutup pertemuan
Peserta
Mendengarkan dan memperhatikan perawat/penyaji
Mendengarkan dan memperhatikan penyaji Memperhatikan dan ikut bertanya serta menjawab
: Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur telah dibuat. : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan dilaksanakan. : Diharapkan peserta mengerti tentang waspada TBC.
Media
Powerpoint dan leaflet
Powerpoint dan leaflet
Powerpoint dan leaflet
xi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurchasanah. 2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Familia 2. Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto 3. Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani 4. Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan Obor Indonesia 5. Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius
MATERI A.
Definisi TBC TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak. Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.
B.
Penyebab TBC Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.
C.
Penularan TBC Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.
D. Gejala TBC Gejala Umum 1. Batuk lebih dari empat minggu. Pengobatan biasa yang dilakukan seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi batuk. 2. Batuk menahun dan berlendir., terutama waktu bangun tidur. 3. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari. 4. Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas. 5. Berat badan turun dan badan semakin lemah dalam beberapa tahun berturutan. 6. Pada anak-anak seringkali dapat diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan kelenjar-kelenjar). Gejala Khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terserang, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak. 2. Jika ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit di dada. 3. Jika mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. 4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran, dan kejang-kejang. E.
1. 2. 3. 4.
Diagnosa TBC TBC dapat kita diagnosa melalui pengkajian dari gejala klinis ,pemeriksaan fisik ,gambaran radiologi atau Rontgen Paru dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun bakteriologis. Gejala klinis yang sering ditemui pada tuberculosis paru adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif. Pada pemeriksaan fisik kadang kita dapat menemukan suara yang khas tergantung seberapa luas dan dan seberapa jauh kerusakan jaringan paru yang terjadi. Pemeriksaan Rontgen dapat menunjukkan gambaran yang bermacam macam dan tidak dapat dijadikan gambaran diagnostik yang absolut dari Tuberculosis Paru. Pada pemeriksaan laboratorium ,peningkatan Laju Endap Darah dapat menunjukan proses yang sedang aktif ,tapi laju endap darah yang normal bukan berarti menyingkirkan adanya proses Tuberculosis.
5. Penemuan adanya BTA pada Dahak , bilasan bronkus ,bilasan lambung ,cairan pleura atau jaringan paru adalah sangat penting untuk mendiagnosa TBC Paru. Sering dianjurkan untuk pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali untuk dahak yang diambil pada pagi hari. F. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pencegahan TBC Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang. Olahraga teratur. Istirahat yang cukup. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh. Biasakan mencuci tangan. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau penenang. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan penderita TBC. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
G.
Pengobatan TBC Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 bulan berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup serta teratur dalam menjalankan proses pengobatan. Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal sehingga kuman TBC sulit sembuh. Ada dua jenis obat yang diberikan kepada penderita TBC; Obat Primer : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Streptomycin, Ethambutol. bat Sekunder : Exonamide, Paraaminosalisilat, Amikacin, Cycloserin, Kapreomicin, Kanamicin. Demi suksesnya pengobatan ini WHO menganjurkan menggunakan strategi penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung yang dikenal dengan istilah DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) yang meliputi mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung. Anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan penderita dalam meminum obatnya secara teratur dan benar.
SATUAN ACUAN PENYULUHAN
Materi : PENULARAN TB PARU ahasan : PROSES PENULARAN DAN GEJALA PENYAKIT TB
PARU
Sub pokok bahasan : Pengertian TB PARU Cara penularan penyakit TB PARU Gejala penyakit TB PARU
Waktu/Jam Hari/Tanggal Sasaran
: 08.00-12.00 Wib : Rabu, 19 Oktober 2011 : Penderita TBC dan klien
Tujuan intruksional umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
Tujuan intruksional khusus : Setelah mengikuti penyuluhan penularan TB PARU, maka klien dapat: Memahami pengertian TB PARU Mengetahui cara penularan TB PARU Mengetahui gejala-gejala penyakit TB PARU
Media : Laptop LCD
Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu : N o
Kegiatan
Metode
Pendahuluan /pembukaan Salam Apresiasi(menan yakan hal-hal umum yg berhubungan dengan topic) Memberitahu materi penyuluhan dan tujuan 2 Penyajian materi penyuluhan Pengertian TB PARU Cara penularan TB PARU Gejala penyakit TB PARU
Tegur sapa Tanya jawab
3 Penutup Evaluasi Rangkuman/men yimpulkan Salam penutup
Tanya jawab menjela skan
1
Ceram ah Diskusi Tanya jawab
Esti masi wakt u 10’
reference
20’
http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update .tbcindonesia.or.id/index.php www.tbcindonesia.or.id
MATERI
1.Pengertian TBC/Tuberkulosis Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan olehbakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
(Bakteri Mikobakterium tuberkulosa) Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwaTuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC . 2. Cara Penularan Penyakit TBC Sumber penularan TBC adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anakanak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC. 3. Gejala Penyakit TBC Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik. Gejala sistemik/umum Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
DAFTAR PUSTAKA http://www.medicastore.com/tbc/%20http://update.tbcindonesia.or.id/index.php www.tbcindonesia.or.id Dr. Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI http://www.beritaiptek.com/ http://www.keepkidshealthy.com/welcome/infectionsguide/tuberculosis.html
KOMPLIKASI TBC Komplikasi berikut sering terjadi pada pasien lanjut:
Hemoptisis masif (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan napas, atau syok hipo¬volemik,
Kolaps lobus akibat sumbatan bronkus,
Bronkietasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru,
Pneumotoraks (pnemotorak/ udara didalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan karena bula/ blep yang pecah,
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal dan sebagainya,
Insufisiensi kardio pulmoner (cardio pulmonary insufficiency).
1. Hemoptisis berat ==> sumbatan jalan napas bawah & syok hipovolemik 2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial 3. Bronkhiektasis (pelebaran bronchus) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru 4. Pneumothoraks ==> udara di dalam rongga pleura 5. Penyebaran TB ke jaringan lain ==> otak, tulang, ginjal, dll 6. Insufisiensi Kardiopulmonal TBC tanpa pengobatan TBC tanpa pengobatan secara alamiah setelah 5 tahun ==> 50% penderita meninggal, 25% sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi dan 25% sebagai “kasus kronik”
PENCEGAHAN TBC Pencegahan TBC Dengan Melindungi Diri dan Orang lain Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi. Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TBCkepada teman dan keluarga dari infeksi bakteri:
Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc aktif. Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar. Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan TBC secara efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun) Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan Menghindari udara dingin Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
GEJALA TBC Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini : 1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah. 2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada. 3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan 4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas. 5. Badan penderita lemah dan lesu 6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan 7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya
Gejala Sistemik Tuberkulosis Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam berlangsung pada sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa aktifitas, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan kemudian seperti demam, influenza biasa, dan kemudian seolah-olah sembuh tidak ada demam. Gejala lain adalah malaise (perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronis, disertai rasa tidak fit, tidak enak badan, lemah, lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik pada TB Paru maupun TB yang menyerang organ lain. Gejala Respiratorik Tuberkulosis Adapun gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung secara terusmenerus selama 3 mingggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah melibatkan brochus. Gejala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum. Dahak ini kadang bersifat purulent. Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang sering membawa penderita berobat ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula dengan rasa nyeri pada dada.
PENGOBATAN TBC Pengobatan TBC pada orang dewasa
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada: o Penderita baru TBC paru BTA positif. o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3 Diberikan kepada: o Penderita kambuh. o Penderita gagal terapi. o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 Diberikan kepada: o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TBC pada anak Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu: 1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH). 2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH). Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb. Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus: TB tidak berat INH
: 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC) INH
: 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison
: 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)