J
ffiRIH
Ditujukan untuk memberikan berita seputar kegiatan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Volume:
BAIDAN POM RI
tssN 1979-t216 e ilililrrilriltilllilililil
7 Etlisi: MeiJuni f
ssN
2009 1979 - 1216
771979 121683
:. , :
',;
sarana dan prasaranayang memadai serta sistem manajemen yang berkualitas. Selain itu penerapan prinsip-prinsip cara berlab o ratorium y angb atk (G o o d L ab o rat o ry Pra ct i c e s) di PROM harus diimplementasikan secara terus menerus. Karena ifu, di s elengg ar akan Pelatihan G o o d L a b orat o ry P ra ct i c e s ( GLP) b agi SDM khususnya para staf yang bekerj a di laboratorium pada 68 Mei 2009. Bertempat di Bandung, pelatihan ini diikuti oleh 14 peserta dari Pusat Riset Obat dan Makanan dan 1 peserta dari Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN). Pelatihan berlangsung selama 3 harr, antara lain membahas materi mengenai Good Laboratory Practices (GLP) dan Sistem
elomo moso reses, Komisi lX DPR Rl melokukon kuniungon kerio ke Boloi Besor POM (BBPOM) di Polembong, BBPOM di Bondung don Boloi POM (BPOM) di Jombi. Mosolohmosqloh yong dlidentifikosi dolom kuniungon tersebut disompoikon dqlom Ropot Dengor Pendopot Komisi lX DPR Rl dengon Bodon POM tgnggol 5 Mei 2009, meliputi hql-hol sebogoiberikut: /Terhodop produk obot, obot trodisionol, kosmetik, produk komplemen yong tidok memenuhi syorot keomonon, monfoot don mutu, ditindokloniuti BBPOM/BPOM ontoro loin dengon
Manajemen Mutu Laboratorium Riset yarug masing-masing disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas
pembinoon, peringoton, peringoton keros, pemberhention
Arclangga, Prof.
sementoro kegioton, pengomonon setempot produk yong tidok memdnuhisyorot, pemusnohon don pro iusficio. dBodon POM memberikirn pelotihon don'penyuluhon kepodo
Dr. Mochammad Yuwono dan Dr. Julia
Kanta Subrata dari Pusat Penelitian Kimia LIPI. Sedangkan materi implementasi ISO-17025 disampaikan oleh Dra. Hotma Limbong, Apt. selaku manajer mutu di PPOMN.
petugos Pemerintoh Doeroh ogor dopot berkontribusi
^terhodop pengowoson obot don mokonon diwiloyohnyo.
Sebagai tindak lanjut, PROM bertekad unfuk mendapatkan
TMenonggqpi usulon onggoto Komisi lX tentong penguoton kopositos loborotorium pengowoson obot don mokonon, teloh dilqksonokon peningkoton kopositos loborotorium ontoro loin dertgon melengkopi peroloton loborotorium, pembentukon lbborotorium unggulon don peningkoton
sertifikat akreditasi dari Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengemb angan (KNAPPP) yang berada dibawah Kementrian Riset dan Teknologi pada tahun 2010 mendatang. Sebagai bahan perbandingan, didiskusikan juga hasil kunjungan staf PROM ke laboratorium SGS Jakafta dan HSA (Health and Sciences Authority) Singapura yang telah
^kopositos sdm.
?Membongun Boloi POM lrion Joyg Borqt don Pos POM Merouke untuk perluoson cokupon.
::f,$cl?=:,i-.,t
/
menerapkanGLP.
J
enjadi lembaga riset yang berkualitas dan terpercaya, terutama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yairu melakukan kegiatan riset
toksikologi, keamanan pangan dan produk terapetik, merupakan salah salu sasaran kerja Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) B adanPOM. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mencapai sasaran kerja PROM tersebut adalahmempunyai sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan terlatih dengan baik,
RAPAT DENGAN PEI{DAPAT
BAI}AN PODI - DPR NI 5 Mei 2009
hf
PTI,ATIHAN
P]ITUSNMAil PNODUI
000D [ilB0n[T0il pmfTt0[$
OIIIOBA II,IfiAI.
6-8 Mei 2009
& R[I,HS[ BII}AN POII
14 Mei 2009
PUBI,IT WANilIilG
tl{
t
tYOnK[0P P]t{GAwl$il
PRDSS
Juni 2009
PruIilR$ON
I
PIilNRAIAI{ BIBN
pm$ilN [atr0R I}I TIRAIIIil
p0ll
PROTIIO$I ITAIiIAI{Ail
2-4 Juni 2009
KIIUN'MNGII{ 22
Juni 2009
PIilOAil
pn0vtilst mIBAn r[m[{ 2009
IANAITAI{ OBIT
IASII, I,ABONAIORIIIII
POs
HARING
s0srar,tsa$t
il0ttw ptilYmmil{
ruMil{Iil PII{fiII{ III{TUI KUN|UNGAN IID BAIIAN POII Mei-Juni 2tXl9
il{I}USTNI
MilMil
$AP $UT Mei - Juni 2ffi9
ejumlah
oloh sotu bentuk upoyo Bodon POM untuk
1.191 item,l 196.941 kemasan dengan nilai taksirarl kurang lebih dua milyar
meningkotkqn pemohomon, komitmen dqn
kewospodqqn bersqmo ontor lintos sektor terkqit dengon efedrin don pseudoephedrin dolom peloyonon kesehotqn don resiko penyimpongonnyo ke iolur ilegol odoloh dengon menyelenggorokon Workshop Pengowqson Prekursor dengon temo "Optimolisosi Pengowoson untuk Mencegoh Diversi Ephedrine don Pseudoephedrine".
rupiah, yang merupakan
Kegioton diselenggorokon oleh Direktorot Pengowoson Nopzo podo tonggol I 8-20 Mei 2OO9 di Hotel Broiomustiko Bogor. Acqro dibuko oleh Direktur Pengowoson Nopzo Bodon POM Donordi Sosrosumihordio, Sp.Ki (K) Diikuti oleh 65 peserto yong terdiri dori Kedepution I Bodqn POM, Boloi Besor POM di Jokorto, Dinkes DKI Jokorto, Sudinkes di wiloyoh DKI Jokqrto, Ditien Binfor, Bqdon Norkotiko Nosionol, lndustri Formosi don PBF yong memproduksi don menyolurkon obot iodi yong 'don mengondung high risk prekuisor (efedrin tunggol pseudoefedrin 60 mg - 120 mg) di wiloyoh Jobotobek. Beberopo pembicoro yqng memberikon moteri qntoro loin yoitu Direktur Pengowoson Nopzo, Direktur Peloyonon Obqt Publik Depkes, Dinos Kesehoton DKI Jokorto, Kopusdik OM, GP Formosi serto Koorsotgos V Bqdon Norkotikq Nosionol.
produk-produk
obat dan makanan (Q!{KABA) ilegal hasil pengawasan Batai Besar pOM
(?qP^O^U di Denpasar dimusnahkan Kamis tanggat 14
Mei 2009. Produk-produk yang dinrusnahkan secara simbolis oleh sekretaris Daprah Bali, Ketua Komisi E DPRD Bali dan Kepala BBPOM di D'enpailr tersebut antara lain berup.a: produk tanpa izin edar (TlE), produk
mengandung bahan berbahaya, produ'k' tidak mencantumkan nomor izin edar (NlE), produk kadaluarsa, produk tidak me_Ienuhi ' syaiat ' (TMS) penandaan, prodgk.ggnggn NIE fiktif dan-produt yangj
d isa I u rka n ta n pa
ij
i
n/ti da k be rh a k/ta n pa kewe
nangan
.
Dalam sambutalnya, Kepala BBPOM di Denpasar, Dra. Sri Utami Ekaningtyas, Apt, MM, mengatakan bahwa pengamanan dan penertiban produk OMKABA ilegal merup.akan salal s?tu bentuk pengawasan yang secara rutin dilaksanakbn BBPoM di Denpasar sesuaidengan tugas Qan _tq.nggung jawab dalam melindu-ngi masyarakat Bali dari obat dan makanan yang berisik-o terhadap kesehatan. Produk yang dimusnbhkln adalah !e-!q"l pengawasan BBPOM di Denpasar tahun 20082009 di 31 (tiga puluh satu) sarana distribusi OMKABA yalg tersebar di 8 (delapaQ kabupaten dan 1 (satu) kota di wilayah propinsi Bali. L'ebih lanjut beliau menyampaikan tugas pengawasan obat dan makanan merupakan tugqg berat yung tidak dapat diemban
woRh5t()r,t,{N(,^!!,,,i,.)Irr't^tUr{rruAt
\/
mllntrmmmw
sendiri oleh BBPOM di Denpasar. Diperlukan partisipasi, kerjasama dan dukungan pemda dan lintas sektor terkait agar tugas pengawasan dapat dilaksanakan secara optimal. s.ementara itu, sekretaris Daerah provinsi Bari, Drs.
Berikut ini merupokon beberopo poin rongkumon hosil Workshop Pengowqson Prekursor tersebut: l. Setiop pihok terkoit dqlom pengeloloon ephedrine dqn pseudoephedrine (importir, industri, distributor, sorono
I
Nyoman Yasa, M.Si berharap agar kegiatan qg.nggwasan ini senantiasa dilanjutkan, b-ahkan
peloyonon kesehoton, ososiosi, instqnsi pemerintoh) berkewqiibon melokukon upoyo pencegohon diversi
ditingkatkan baik frekuensi pelaksan-aannya maupun q!'.ogeg penegakan hukumnya. Tindak l-anjut yang dilakukan agar bisa memberikan efek jera pbO a'pard pelaku sehingga yang bersqngkutan tidak dkan mengulangi lagi perbuata nnya.J
ephedrine dqn pseudoephed rine;
2. Perkuotqn kebiiokon pengeloloon obot di sqrono peloyonon obot publik meliputi seluruh siklus operosionol ontoro loin: perenconoon, pengodoon, penyimponon, pendistribusion don penggunoon; 3.
Fffiffi
Diperlukon peningkoton kepedulion
don
tonggungiowob bersomo (responsible core), boik dori stokeholder mqupun lintos sektor dolom mengelolo ephedrine don pseudoephedrine dengon boik don benor; Peneropon sqnksi secoro tegos, konsisten don sungguhsungguh sehinggo menimbulkon efek iero sesuoi dengon peroturon perundong-undongon yong berloku; don 5. Kepedulion, komitmen, don kemitroon/keriosomo odoloh kunci (key word) pengowoson prekursor yong I efektif. /
t; {'
t{
2
BADAN PENGAWAS OEAT DAN i/lAKANAN FEPUBLIK INDONESIA
PERINGATAN
I
PUBLIC WARNING
TENTANG
\
PERALATAN TIAKAN "TELATIN" NoMoR; KH.oo.o1.t.23.22s8 TANGGAL 1 JUNI
2OO9
Berdaearkan hasil pengawasan terhadap peralatan makan'Melamin", Badan pOM Rl perlu mengeluarkan peringatan (Public Waming) sebagai berikut:
1. Bahwa Badarl POM Rl telah melakukan pengujian laboratorium terhadap 62 sampel peralatan makan "Melamin'. Dari hasil pengujian tersebut ditemukan 30 positif melepaskan formalin.
2. Bahwa 30 jenis peralatan makan 'Melamin" yang melepaskan formalin (terlampir) berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan bila digunakan untuk mewadahi makanan yang berair atau b€rasa asam, terlebih dalam keadaan panas.
3. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih tanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen Badan POM Rl cleogan nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau email utpk@pom qo.id
dan
[email protected],
atau melihat
di
website Badan pOM,
www.Dom.qo_id.
Demikian peringatan ini disampaikan untuk disebarluaskan. /\
/l
/,i eooo* Ll- -""' !
pENGAwAs oBAT DAN MAKANAN RL/
--""-"'q,
Va^ata Kepala,
erdasarkan hasil pengawasan,
sampling dan pengujian laboratorium, Kepala Badan POM mengeluarkan 1 (satu) Keterangan Pers dan 3 (riga) Public Warning selama periode bulan Juni 2009. Yang pertama, adalah Keterangan Pers yang merupakan Penjelasan Lanjutan Produk Dendeng/ Abon Babi yang dikeluarkan pada tanggal I Juni 2009. Bersamaan dengan itu, juga dikeluarkan Public Warning tentang Peralatan Melamin. Selanjutnya pada Kamis 4 Juni 2009, Badan POM mengadakan jumpa pers terkait Public Warning tentang Obat Tradisional dan Suplemen Makanan Mengandung Bahan Kimia Obat. Terakhir, Kepala Badan POM kembali mengundang media massa untuk ikut menyebarluaskan berita mengenai
Public Warning tentang Kosmetik
Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes,SpFK
Mengandung Bahan Berbahaya/Bahan Dilarang.
Dalam keterangan persnya, Kepala Badan POM memerintahkan kepada seluruh Balai Besar/Balai POM di Indonesia untuk melakukan penarikan dan pemusnahan serta proses pro justicia. Bagi masyarakat, Kepala Badan POM menyerukan agar tidak membeli/menggunakan produk-produk yang dilarang Badan POM karena membahayakan kesehatan. Masyarakat juga diminta untuk menghubungi Badan POM melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPI() jika menemukan produk-pioduk yang tidak memenuhi syarat beredar di pasaran.J
istem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) diperlukan untuk meniamin agar pangan aman dan layak dikonsumsi, SKPT terdiri dari 3 (tiga) jejaring, yaitu Jejaring Inteligen Pangan, Jejaring Pengawasan Pangan dan Jeiaring Promosi Keamanan Pangan. Balai Besar POM di Pontianak menyelenggarakan Jejaring Promosi Keamanan Pangan pada targgal z'4 Juni bertempat di Mahkota Hotel Pontianak, Jeiaring yang rnerupakan kemitraan antar anggota dari berbagai instansi inibertugas untuk mengkomunikasihan resiko-resiko keamananpangan. Acara yang dibuka resmi oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah Provinsi Kalbar ini diikuti oleh 3o (tigapuluh) peserta, antara lain Dinas Kesehatan Provinsi,/Kota, Dinas Perindag, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan, Dinas Kelautan & Perikanan, Dinas Pendidikan, Bakorninfo, BAPPEDA dan Pusat Kajian Makanan Tradisional Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sertapejabat struktural BBPOM di Pontianak. Suatu rekomendasi dirumuskan dari acara ini, salah satunya menyarankan agar dibentuk Jejaring Promosi Keamanan Pangan Provinsi Kalbaryang dituangkandalam Surat Keputusan Gubernur Kalbar. r/
n t{ ,
danya resesi ekonomi dunia, mendorong munculnya' modus perdagangan dunia yang selain -semakin
lprotektif terhadap produk impor jugb ekspansif dalam ekspor. Persoalan menonjol yang menjadi
tantangan utama penyelenggaraan pengawasan obat dan makanan terkait hal iniadalah peredaran luas dari berbagai produk obat dan makanan tanpa izin edar (TlE)dan produk yang menganddhg bahan berbahaya. Selain itu, pemekaran wilayah dan terbentuknya provinsi dan kota/kabupaten baru, menyebabkan tumbuh dan berkembangnya sentra-sentra ekonomi baru yang berakibat semakin luasnya peredaran produk obat dan makanan. Hal ini beriarti beban kerja sistem pengawasan obat dan makanan semakin meningkat. Perubahah ini pun berimplikasi pa.da perencanaan dan pelaksanaan pembentukan Pos POM. Pos POM merupakan satuan [erja Balai Besar POM. Demikian disampaikan Kepala Badan POM, Dr. l-fusniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK dalam sambutan pada acara Peresmian Kantor Pos POM di Tarakan padb hari Kamis tanggal 18 Juni 2009. Acara peresmian tersebut antara lain dihadiri oleh Walikota Takaran H. Udin Hianggio, BSc & Wakil
Walikota Tarakan Suhardjo Trianto, Sekretaris Daerah p-rq._Badrun, M.Si, Ketua DPRDTarakan Drs. H. Hasyim, ryl.AP, dan Para Kepala Dinas, serta unsur masyarikat Tarakan.
Pos POM di Tarakan merupakan perpanjangan tangan Balai Besar POM di Samarinda yang didirrikan untuk membantu penyelenggaraan tugas dan fungsi balai dalam melaksanakan kegiatan pengawasan obat dan makanan di wilayah administrasi provinsi, pelabuhan, bandar udara dan perbatasan negara yang secara
geografis sulit dijangkau. Untuk kelancaran pelaksanaan lugas, Pos POM wajib berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pada awalnya Badan POM berencana untuk membangun 2 (dua) pbs POM di provinsi Kalimantan Timur, yaftu Tarikan dan Nunukan. Namun, karena berdasarkan studi kelayakan, kondisi wilayah daerah kerja, dukungan saran-a dan prasarana dan kesiapan lahan, maka diprioritaskan pembangunan Pos POM diTarakan terlebih dahulu.
Saat ini pegawai yang bertugas di Pos POM Tarakan hanya berjumlah 3 (tiga) orang. Terdiri dari 2 (dua) orang tenaga kerja D3 farmasi dan 1 (satu) orang koordinatoi. Karena itu, Kepala Badan POM, beiharap agar
masyarakat juga berperan serta dalam pengawasan obat dan makanan ini, jika menemukan produk-produk yang pos Qil_arang Badan POM segera melaporkannya kePOM agar bisa ditindaklanjuti dengan melakukan sweeping, kemudian ditarik dari peredaran dan dimusngil
enetapan pedoman penggunaan, konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman obat merupakan
salah satu fungsi dan kewenangan Badan POM, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden No. ro3/zoor. Sebagai wujud dari tanggung jawab tersebut, Badan POM mengelola dan
mengembangkan Kebun Tanaman Obat (KIO) Citeureup. Ini merupakan salah satu strategi induk organisasi Badan POM yang diarahkan untukmemantapkanjejaring lintas sektor dalam pengembangan, pengawasan dan konseryasi tanaman obat. Seperti diketahui, tumbuhan obat banyak digunakan untukpengobatan dan pemulihan kesehatan. Dewasa ini permintaan tanaman obat terus meningkat, sehingga kegiatan eksplorasi bahan baku obat tidak terhindarkan lagi. Karena ltu, Citeureup mengembangkan teknologi kultur iaringan dalam upaya mendapatkan tanaman unggulan dengan bahan aktif tinggi dan seragam. Budidaya secara kultur jaringan adalah suatu perbanyakan di atas media dalam kondisi steril/aseptik atau bebaJdari gangguan mikroba. Keuntungan dari budidaya ini antara lain dapat dilakukan kapan saia, dapat memperbanyak dalam waku singkat dan tidak mengubah sifat genetikdari tanaman induk. Dari 4oo jenis tanaman obatyang dikoleksi, laboratorium kultur jaringan KTO Citeureup telah berhasil membudidayakan (lima) 5 species tanaman obat yaitu Nilam, Ki Saat/Valeriana, Poko, Inggu dan Baru Cina. Senin, zz Juni zoo9, Kepala Badan POM, Dr. Husniah Rubiana ThamrinAkib, MS, memberikan secara gratis bibit tanaman obat hasil budidaya laboratorium kulturlaringan KTO Citeureup ini kepada produsen dan pelaku bisnis iamu terutama produsen Usaha Mikro Kecil dan Menengah lUuxlrrt). O"l.sambutannya, Dr. Husniah mengatakan bahwa pengembangan laboratorium kultur iaringan ini salah satunya diarahkan untuk mendukung perkembangan iamu dan memberikan nilai tambah pada produk iamu. Karena itu kedepannya, Badan POM ingin mengetahui kebutuhan para produsen jamu terhadap bahan baku tanaman yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengembangan laboratorium kulturjaringandapat mendukung kemitraan Badan POM dengan pelaku bisnis jamu./
ffO
4
:
ahun 2007, Direktorat Survellan
dan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) Badan POM bersama dengan Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan menyusun draft modul penyuluban keamanan pangan untuk industri pangan siap s4ji. Modul ini selain dapat menjadi acuan bagi para pelaku usaha industri pangan siap saji juga dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah dan Swasta dalam penyuluhan keamanan pangan di sektor industri pangan siap saji. Tghun 2008, modul ini difinalisasi setelah diujicobakan di 3 (tiga) ibukota provinsi yaitu Medan, Mataram dan Makassar. Pada tahun 2009 ini, Direktorat Surveilan dan PKP mengadakan Sosia'lisasi Modul Penyuluhan Keamanan Pangan untuk Industri Pangan Siap Saji di 4 (empat) kota yaitu Jakarta, Semarang, Palembang dan Padang. Kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari penyusunan modul ini dilaksanakan di Hotel Lumire Jakarta pada 6 Mei 2009, Hotel Siliwangi Semarang dan Hotel Ambacang Padang pada 26 Mei 2009 serta Hotel Swarna Dwipa Palembang pada 9 Juni 2009.
eriode Mei-Juni 2oog, Badan POM menerima setidaknya 3 (tiga) kunjungan delegasi asing yang ingin berbagi informasi dan pengalaman dengan Badan POM, antara lain: A. Kunjungan Delegasi New Zealand Selasa, tz Mei 2oo9. Dr. Kathy Lloyd, Programme Manager New Zealond Food Safety Authority dan Mr. Philip Houlding, Secretary II New Zealand Embassy datang mengunjungi
Badan POM. Dr. Kathy menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk mengetahui tata cara registrasi pangan dan proses impor produk pangan di lndonesia. Pihak New Zealand lebih tertarik bila di tndonesia dapat dilakukan sistem sertifikasi dengan cara elektronik
(EI e ctr o ni c
S e cu r ity Sy ste m). B. Kuniungan Delegasi Thailand Tanggal 23-24 Juni zoo9. Delegasi Thailand yang
terdiri dari
National Vaccine Committee Off ice (NVCO), Dept, Of Desease Control, Centre of Vaccine Development-Mahidol University,
Division of Biological Products-Dept. Of Medical Sciences, Food and Drug Administration dan The Government Pharmaceutical Organization berkunjung ke Badan POM dengan maksud untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam memproduksi vaksin dan mengetahui penerapan standar WHO di lndonesia sehingga hasil produksi vaksin dapat terjamin keamanan, manfaat dan mutunya. Dalam sambutannya, Plh. Sekretaris Utama, Dra. Lucky 5. Slamet, M.Sc mengatakan bahwa di lndonesia dalam memproduksi
vaksin menggunakan standar dari WHO yaitu 6 fungsi pengawasan untuk vaksin. Ke-6 fungsi itu adalah Marketing Authorization and Clinical Evaluation, Surveillance of Vaccine Field Performance, Lot Release System, Laboratory Access maupun Regular Inspection dalam penerapan Good Manuf acturing P r actices.
Selain ku'njungan ke Badan POM dan meninjau laboratorium PPOMN, delegasiThailand juga berkunjung ke Biofarma sebagai satu-satunya pabrik produksi vaksin di lndonesia. C. Kunjungan Delegasi Kementerian Timor Leste Diterima oleh Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) Drs. Siam Subagyo, Apt, delegasi Kementrian Kesehatan Timor Leste berkunjung ke Badan POM tanggal 23-z4J uni zoo9. Bermaksud menindaklanjuti kesepakatan yang tercantum dalam MoU antara Badan POM dengan Kementerian Timor Leste, delegasimenyampaikan3 halyaitu: a. Permohonan bantuan Badan POM Rl untuk mengirimkan tim teknis untuk meninjau Gedung Permanen Laboratorium serta selanjutnya memberikan saran dan masukan apa yang harus disiapkan dan dibutuhkan sesuai standar pembangunan laboratorium baru; b. Peningkatan SDM dengan penyelenggaraan pelatihanpelatihan khususnya di bidang laboratorium; c. Badan POM dapat menerima pengiriman sampel obat dan makanan dari Kementerian Kesehatan untuk di
Di masing-masing kota, sosialisasi dihadiri oleh 50 orang, perwakilan dari Departemen Kesehatan,/Dinas Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM (Usaha
Kecil dan Menengah)/Dinas Koperasi dan UKM, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata/Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Ketahanan Pangan (BKP), Dinas Pendidikan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), akademisi,/universitas, asosiasi seperti GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia), ICA (lndonesian Chef Assosiation), APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia) dan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), serta industri pangan siap saji seperti katering, hotel, cafe, restoran, kantin sekolah dan rumah makan. Para peserta sosialisasi banyak memberikan masukan dan saran sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan modul penyuluhan. Mereka menginginkan agar diadakan acara sosial sasi,/penyu luhan tersendiri mengingat kegiatan ini dapat menambah pengetahuan tentang keamanan pangan d.an kewenangan masingmasing i nstansi pe meri n tah.ul i
periksa
5
diPPOMN./
I
I
I I
Foto-foto berikut rrtr tlr.ii:tli,
a.
--
{ "-- -)-'
r
i",:](l;.r
sJJt oelrputarl k€lqicit.rrl kehumasan
\,
B.
Foto hersama petugas upacara Hari keban$kitan Nasional 2O Mel zOOq
,.lt;frti;
'
WARTAPOM Penasihat: Kepala Badan POM; Penanggung |awab: Plh. Sekretaris Utama; Redaktur: Kepala Biro Hukum dan Humas; Editor: Kepala Bagian Humas; Redaksi Pelaksana: Dra. Sri Mulyani; Nellv L. Rachman, S.Sos.; Ristanti K., A.Md; Sekretariah Sri Hayanti, S.Si, Apt.; Ambang Budianto, S.Sos.; Arief Ludyansyah D., S.Sos.; Triswanto. Alamat Redaksi : Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, Telepon 027-4209221,4263333, Fax. 027-4209221., E-mail : [email protected]
6