ntu saja tidak kupikirkan didalam hati.” “Oooow, kiranya begitu” ia merandek sejenak, kemudian terusnya. “Ilmu silat yang dimiliki Shen-sam Koay sangat lihay sekali, tatkala aku sipengemis tna melangsungkan pertarungan sengit satu bari diatas gunung Hoa-san tempo dahulu, sulit bagi Kami menetapkan siapa menang siapa kalah. Setelah terjadi peristiwa itu aku dengar katanya ia terluka ditangan seorang padri sakti dari partai Siauwiim yang bergelar Boe Ngo Thaysu, sejak itulah kabar beritanya lenyap tak berbekas, dari peredaran Bu-lim, sungguh tak nyana kiranya ia bersembunyi didalam perkampungan Pek Hoa san-cung. Nama besar Shen sam Koay dimasa silam amat menggetarkan sungai telaga. pamornya tidak berada dibawah Shen Bok Hong sendiri, entah apa sebabnya kini ia masih sudi diperalat oleh gembong iblis Itu.” Secara tiba iba Sianw Ling teringat kembali mata mata dari Shen Bok Hong yang tersebar diberbagai partai serta pergu-ruan besar, ia sadar bahwa setiap garak gerik partai besar itn telah diketahui semua dengan jelas oleh Shen Bok Hong, seandainya mata mata tersebut ikut ambil bagian dalam perasaan partai. maka keadaan dari partai partai besar mungkin tidak lama lagi dalam keadaan seperti ini pihak Shen Bok Hong akan menduduki posisi yang tak terkalah lagi. Tatkala Soen Put-shia menyaksikan Siauw Ling bungkam diri tak berbicara tidak tahan ia lantas menegur, “Saudara Siauw, apa yang sedang kau pikirkau?” “Panjang untuk membicarakan persoalan ini, dikemudian hari akan boanpwe jelaskan lebih seksama lagl kepada diri locianpwe!” Berbicara sampai disitu ia lantas bergerak lebih dahulu kearah kiri. Soen Put-shia tidak berani berayal. diam-diam dia mengempos tenaga lain…. wnuut…. ia mengirim sebuah babatan kearah semak dihadapannya Dengusan berat berkumandang keluar dari balik alang alang, seorang lelaki kekar berbaju hitam terpental dari tempat persembu-nyiannya setelah termakan oleh hantaman pengemis tua itu. Pedang Siauw Ling Berkelebat mengirim sebuah sapuan kearah semk belukar itu. Cahaya tajam, berkilat dari balik alang-ilang meuyongsong datang sebilah golok baja menyambut kedatangan pedang si anak muda Itu. Sianw Ling segera salurkan hawa murninya kedalam pedang. dengan keras lawan keras ia sambut benturau golok itu…. Trang….! ditengah bentrokan nyaring yang menimbulkan percikan api. golok tadi terpental jatuh dari semak setelah terhajar oleh pedang Siauw Ling. Dalam pada itu Soen Put shia telah berteriak lantang, “Cioe Cau Liong serta Kim Hoa Hujien telah melarikan diri terbirit-birit, bila anda semua masih tetap ngotot berada disini terus, berarti kalian mencari kematian buat diri sendiri. Ditengah bentakan keras, sepasang telapak berputar serentak wuunt wuuut….! berpuluh puluh desiran tajam meluncur kearah semak kedua orang jagoan lihay ini turun tangan, dalam sekejap mata tujuh delapan orang ja-goan yang bersembunyi dibalik alangalang mencelat keangkasa dan menderita luka pa-rah. Tetapi dengan adanya perisitwa ini maka para jago dari perkampungan Pek Hoa-
sancung yang bersembunyi didalam semakpun jadi marah. mereka melancarkan serangan balasan yang tak kalah gencarnya. hujan anak panah serta senjata rahasiapun melanda diseluruh tempat. Siauw Ling putar pedangnya menjadi segulung hawa pedang yang sangat kuat, dibaawah hujan senjata rahasia yang deras ia teruskan terjangannya kemuka. Dimana ujung pedangnya menyambar. Jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema memenuhi angkasa, hujan darah menyelubungi seluruh semak. kutungan tangan serta kaki mencelat dan menyebar keempat penjuru. Soen Put-shia yang berada di pihak lain-pun tidak kalah hebatnya, angin pukulan yang ia lepaskan dahsyat laksana gulungan ombak ditengah samudra, semua babatan di arahkan kebalik semak. Demikianlah, dibawah serangan dahsyat nya orang jago lihay ini meski jago-jago per kampungan Pek Hoa-san-cung yang bersembunyi disekitar semak amat banyak sekali namun mereka tak sanggup membendung terjangan kedua orang itn. Dalam sekejap mata separuh dari mereka sudah tewas atau luka parah, sisanya segera mengundurkan diri terbirit-birlt dari situ sebab siapapun sadar bahwa mereka bukan tandingan dari kedua orang jagoan tersebut. Tidak sampai sepertanak nasi kemudian, kedua orang itu telah berhasil menyapu bersih seluruh jago perkampungan Pek Hoa-san cung yang bersembunyi dibalik semak. Sambil mencekal pedangnya Siauw Ling melayang kehadapan Soen Put-shia, kemudi-an tegurnya dengan suara lirih, “Locianpwue, kau tidak kekurangan sesuatu bukan?” “Haaa…. haaa haaa…. sunggah beruntung Thian masih melindungi selembar jiwa ku. Nah, mumpung mereka sedang lari terbirit birit mari kita cepat cepat tinggalkan tempat ini. “Perkataan Loocianpwee sedikitpun tidak salah.” merekapun segera lari balik kedalam gubuk. “Apakah semua jago dari perkampungan Pek Hoa san cnng telah menguudurkun diri Sementara Si raja obat bertangan keji seger menegur. “Berkat bantuan Soen Locianpwee, sungguh beruntung semua musuh berhasil kami pukul mundur!’ “Niat Shen Bok Hong untuk menangkap dirimu amat besar sekaii, untuk itu tak boleh terlalu lama berdiam disini “ “Baik! biar locianpwe sudi menggendong putri kesayanganmu, sekarang juga kita berangkat.” Berbicara sampai disitu, dengan langknh lebar ia lantas menghampiri Siauw thayjien, berjongkok dan berkata, “Tia, harap kau suka memberi kesempatan bagi ananda untuk menunjukkan kebaktian-ku kepada kau orang tua, mari kugendong!” “Toako!” Sie-poa emas Sang Pat segera menyela dari samping. “Dewasa ini urusan yang paling penting bagi kita. adalah pukul mundur musuh tangguh yang menghalangi jalan pergi kita, Loo-pek serahkan saja kepadaku, tentu kau tidak keberatan bukan?” “Tapi…. hal ini akan merepotkan dirimu.” “Situasi yang kita hadapi sekarang amat kritis sekali, harap toako tak usah menampik lebih jauh!” seraya berkata ia lantas berjongkok menggendong Siauw Thay-jien. Begitulah dengan Kim Lan menggendong Siauw Hujien. Sang Pat menggendong Sianw Thayjien, Siraja obat bertangan keji menggendong putrinya. Siauw Ling segera membnka jalan dipaling depan diiringi Tn Kioe serta Giok Lan bertahan dibarisan paling belakang mereka menerjang keluar dari dalam gubuk.
setibanya dimuka rumah. terlihatlah caha-ya api berkobar diarah sebelah Utara, cahaya itu bergerak amat cepat sekali. dalam sekejap mata telah berada dekat sekali dengan rombongan. Menyaksikan cahaya tersebut, Soen Put-shia mendekati pemuda kita dan berbisik, “Kemungkinan benar cahaya obor itu di-bawa oleh bala bantuan dari perkampungan Pek Hoa San cung, mereka datang dengan membawa lampu dus berarti jagoan yang datang pastilah jagoan yang terpilih!” Jilid 9 “Dalam keadaan serta situasi seperti ini tidak beruntung bagi kita untak melakukan pertarungan melawan mereka, lebih baik kita menghindar saja…. Mereka semua sadar bahwa situasi yang dihadapan saat ini sangat berbahaya sekali. maka tak seorangpun berani berayal. dengan gerakan paling cepat mereka lari terus ke muka, dalam sekejap mata empat lima li telah dilalui. Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang santar berkumandang disisi mereka. seekor kuda dengan cepatnya berkelebat menuju kearah jalan raya dari sisi beberapa orang itu. Orang itu pasti adalah mata mata perkam-pungan Pek Hoa San cung yang bersembunyi disini,” seru yok Ong cepat. Siauw Ling segera berjongkok mengambil sebutir batu cadas, kemudian hawa murninya disalurkan kearah kepergelangan seraya membentak “Siapa itu? ayoh cepat berhenti!” Orang itu berlagak pilon, ia tetap membandel, kudanya lari menjauhi tempat itu. Siauw Ling segera melayang kedepan, di dalam dua tiga kali loncatan tubuhnya sudah berada dibelakang knda itu, tangan kanan di ayun maka pecahan batu cadas itupun segera meluncur kedepan. Orang itu mendengus berat tubuhnya jatuh bergelindingan dari atas pelana dan menggeletak disisi jalan, Sementara Siauw Ling hendak maju kedepan untuk memeriksa lebih jelas lagi raut wajah orang itu, tiba-tiba dari sisi tubuh orang itn rneluncur keluar segulung cahaya api dimana langsung menerjang keangkasa dan meledak dengan kerasnya, terciptalah serentetan bunga-bunga api berwarna perak menerangi jagad yang gelap “Hmm! keparat cilik ini belum modar!” seru Tn Kioe sambil mendengus dingin, tubuhnya segera meloncat kedepan. Menanti ia periksa orang itu lebih seksa-ma terlihatlah lelaki kekar tadi sudah menggeletak diatas tanah tak berkutik. dari mulut serta lubang hidangnya mengeluarkan darah segar berwarna hitam, jiwanya telah putus Rupanya serangan yang dilancarkan Siauw Ling teramat berat, setelah punggung orang terhajar telak tubuhnya langsung terjatuh ke tanah, namun sebelum putns nyawa ia masih sempat melepaskan bom udara untuk memberi kabar kepada rekan rekannya. Tu Kioe amat kheki, sekali tendang ia melemparkan mayat orang itn hingga mencelat enam tujuh depa dari tempat seniula. “Jejak kita sudah konangan,” seru Yok Ong sambil memandang sekejap kearah bunga api diangkasa. Arah perjalanan kita harus dirubah.” “Mari kita lari kearah timur.” Para jago tidak membuang tempo lagi, mereka sama-sama berlari menuju kearah timur. Emapt lima li kembali dilalui, sampailah rombongan jago teresbut tiba disisi hutan.
Dalam pada itu Siauw hujien yang digendong oleh kim Lan, meski tidak bisa berjalan sendiri namun setelah berlari-lari lama tubuhnya tidak tahan, dengan suara lirih pintanya, “Ling jie bagaimana kalau kita beristirahat dulu, kemudian baru melanjutkan perjalanan kembali.” Ucapan Mama tidak salah sedikitpun, sekarang kita sudah keluar dari daerah yang berbahaya memang sepantasnya kita beristirahat terlebih dahulu. Tiba-tiba dari empat arah delapan penjuru bermunculan boesu-boesu yang telah mengurung rapat sekeliling tempat itu dengan bersenjatakan gendewa dan pedang. Sinar mata Siauw Ling berputar, terlihat olehnya dibelakang setiap batang obor berdirilah sepuluh orang lelaki berbaju hitam, dua orang mencekal gendewa otomatis dari delapan orang yang mencekal senjata tajam. Rupanya orang-orang itu telah berdiri pada posisi yang telah teratur rapi, meskipun mengurung datang dari empat arah delapan penjuru namun posisinya sama sekali tidak menjadi kacan. Tampak cahaya api berkilauan. dalam sekejap mata rombongan Siauw Ling telah terkurung rapat rapat. Kepungan yang dibuat orang orang. bukan saja ketat bahkan berlapis-lapis, setiap gendewa didampingi oleh empat orang boe-su berbaju hitam yang bersenjata lengkap…. DiAM-DIAM Siauw Ling menghitung jumlah obor yang ada disana, semuanya berjumlah dua puluh empat buah. itupun belum termasuk Shen Bok Hong serta para jagonya yang belum munculkan diri. Cukup para boe-su berbaju bitam yang hadir pada saat itu saja, semuanya telah ber jumlah dua ratus empat puluh- orang, ditam-bah dengan lelaki berbaju hitam yang mencekal obor, semuanya berjumlah dua ratui enam puluh empat orang lebih. Sewaktu beraada didalam perkampungan Pek Hoa-san-cung tempo dulu, Siauw Ling pernah merasakan kelihayan dari para bos-su berbaju hitam itu. meski ilmu silat yang mereka miliki belum dapat terhitung sebagai seorang jagoan kelas satu, namun setiap boe-su boe-su itu rata -rata tidak takut mati, sewaktu turun tangan gerak gerik mereka mendekati kalap, depan rontok belakang menyusul datang tiada hentinya, cara bertarung macam begitu betul-betel mengerikan sekali. Dalam situasi seperti ini dengan cepat Tiong chiu Siang Ku, Kim Lan, Giok Lan serta Tok Chiu Yok Oag menurunkan Siauw Thayjien suami istri serta Wan-jie keatas tanah, kemudian mereka bentuk sebuah barisan yang mengelilmgi ketiga orang itu guna berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan. Dibawah sorotan cahaya obor yang terang benderang…. tidak mungkin lagi bagi si Raja Obat bertangan keji untuk menyembunyikan tubuhnya lebih jauh. terpaksa dengan busungkan dada ia tampil kedepan. Sementara itu para boe-su berbaju hitam yang sedang bergerak maju, tiba-tiba menghentikan gerakan mereka kira kira beberapa tombak dari beberapa orang itu. Terdengar suara Shen Bok Hong yang serak-serak sember berkumandang datang, “Saudara Siauw, siauw-heng mengerti bahwa boe-su ku yang berjumlah dua ratus orang tidak akan berhasil mengurung dirimu, tetapi di bawah hujan anak panah yang dilepaskan dari empat puluh lembar gendewa otomatis, aku rasa bukan pekerjaan yang gampang bagimu untik melindungi kedua orang tuamu lolos dari kepungan dalam keadaan selamat.”
Air muka Siauw Liag berubah jadi hijau membesi, ia bungkam dalam seribu bahasa. “Hmmm! Kawan Bu-lim semua mengatakan bahwa Shen Bok Homg adalah seorang manusia yang tidak mengindahkan sahabat, namun hubungan persaudaraan mereka itu dengan dirinya amat akrab, perkenalan kamipun sudah berlangsung lama sekali, aku rasa asal loohu munculkan diri niscaya persoalan yang terjadi pada saat ini segera dapat diselesaikan….” Ia merandek sejenak, kemudian teriakaya lantang, ‘Shen-heng, apakah kau dapat menjumpai diri siauwte. “Sudah kulihat sejak tadi “ Tak menanti Shen Bok Hong melanjutkan kata-katanya lebih jauh, Si raja bertangan keji menyela lebih jauh ; “Shen-heng, kau terlalu mengerti tentang keadaan siauwte, jiwa Wanjie putri kesayanganku lebih jauh berharga dari pada jiwa siauw-te sendiri. Setelah Siauw Ling menolong dirinya berulang kali, bagaimanapun juga siauwte harus membalas budi kebaikannya ini.” ‘Heee…. heee.heee…. aku rasa penyakit dari keponakan perempuanku itu sudah merasuk kedalam tulang, sekalipun Siauw Ling ada niat menolongnya belum tentu sanggup melaksanakannya.” “Peristiwa yang terjadi sungguh kebetulan sekali dan merupakan kebalikan dari dugaan Sheng-heng, dengan menempuh bahaya Siauw Ling telah berhasil mendapatkan obat muja-rab untuk menyembuhkan penyakit siauwli. kini penyakit yang ia derita sudah mulai sembuh mungkin setelah beristirahat sepuluh sampai setengah bulan, ia akan sehat kembali seperti orang biasa “ ‘Kalau begitu Siauw-heng harus mengha-turkan Kiong hie kepadamu!” “Persahabatan kita erat melebihi saudara, selama banyak tahun siauwte pun sudah banyak mencurahkan tenaga uutuk membantu usahamu. Perkampungan Pek Hoa san-cung dapat jaya seperti sekarang. bisa memiliki Boe su Boe-su yang tidak takut mati sehingga menakutkan hati para jago Kangouw, meski siauwte tidak berani merebut pahala, namun hitung2 tenagaku yang kusumbangkan kepadamu tidaklah sedikit…. “Sedikit pun tidak salah, kau bantu aku dalam perkampungan Pek Hoa san-cung, apakah kau sekarang hendak membantu orang lain untuk menghancurkan kembali kesemua itu. “Siauwte tidak berani berbuat demikian cuma saja siauwte mempunyai satu permohonan hendak di ajukan kepada diri Shen-heng!” “Katakanlah!” “Siauw Ling telah menyelamatkan jiwa siauwli, sudah sepantasnya kalau siauwte menolong orang tua dari Siauw Ling. Seandainya Shen-heng suka memberi muka kepada diriKu. bubarkanlah para boasu berbaju hitam yang mengurung disekeliling tempat itu, lepaskanlah Siauw Ling dari sini. Sete-lah hutang budi siauwte terhadap Siauw Ling dibayar lunas, dikemudian hari kita masih tetap merupakan saudara karib. Menanti kelemahan tubuh siauwli telah pulih, siauwte akan mendidik dirinya menjadi seorang jagoan yang tak terkalahkan didalam Bu-Iim. Saa itulah kami ayah dan anak pasti akan sumbangkan seluruh tenaga kami buat Shen-heng guna mencapai cita-cita merajai kangouw.” “Hna. haa…. meskipun tiga liima tahun tidak terhitung panjang, dan aku orang si Shen bisa menunggu dirimu. Tetapi aku takut partai-partai besar yang ada dikolong langit
dewasa ini tidak sudi menanti lebih jauh. Menurut pandangan aku orang she Shen. didalam tiga tahun mendatang, dunia persilatan pasti akan terjadi sesuatu penyeIcsaian secara besar-besaran, tatkala saudara turun gunung kembali pada tiga lima tahun mendatang, mungkin kalau bukan siauwte telah menjagoi seluruh Bu-lim, tulang belulangku mungkiu sudah jadi dingin!” “Kalau begitu Shen-heng tidak sudi memberi muka buat siauwte untuk membayar hutang budiku mi?” “Haaa…. haaa…. haha…haaaaa.haaaaaaaa…. lain dulu lain sekarang, lain belalang lainpadangnya,dahulu kau siraja obat bertangan keji adalah air untuk memelihara ikan, rumput untuk memelihara kuda bagi perkampungan Pek Hoa san-cung, kini bunga telah bersemi indah bunga harum semerbak telah menyebar keempat penjuru, kau siraja obat bertangan keji sudah tak berguna lagi bagi mereka, keadaanmu sekarang bagaikan kotoran kuda yang disisikan. Ecee Yok Ong, terpaksa aku sipengemis tua harus memakai dirimu, lebih baik sedikitlah tahu diri dari pada mendapatkan malu yang tak berguna,” seru Soen Put shia sembari tertawa terbahak-bahak, “Hmmm!” Yok Ong mendengus dingin. “Persoalan diantara kami dua persaudaraan lebih baik tak usah kau Campuri!” Terdenqar Shen Bok Hong telah berbicara: “Siauw Ling telah menoloug selembar jiwa keponakan perempuanku, saudarapun telah menolong jiwa orang tuanya bahkan meracuni sampai mati kedua belas orang boe-su ku, kalau dihitung-hitung rasanya kau sudah tidak berhutang budi lagi terhadap diri-nya.”…. “Kalau mau tolong orang harus menolong sampai akhir, siauwte ada maksud menolong kedua orang tua Siauw Ling, sudah tentu aku tidak logis menyaksikan mereka ditawan kembali kedalam perkampungan Pek Hoa san-cung oleh diri Shen-heng. Aku harap Shenheng suka membubarkan para boe-su berbaju hitam yang ada disekeliling tern-pat ini, bukalah jaring untuk malam ini sa-ja dan melepaskan mereka semua pergi dari sini. Setelah peristiwa ini siauwte tidak akan mencampuri urusan mengenai diri Siauw Ling lagi.” “Saudaraku kau memiliki gelar sebagsi si Raja Obat bertangan keji, mengapa tabiatmu pada malam ini kok berubah jadi begitu welas kasih….? sungguh mengherankan…. bagaimana mungkin sifatmu bias berubah dratis begitu…!” “Harimau yang ganaspun tidak akan mencaplok anaknya sendiri masa siaw-te sebagai seorang manusia jadi lebih bejad moralnya dari pada seekor binatang? Kendati siauwte disebut orang Raja obat bertangan keji, namun aku terhadap siauw-heng tak bisa dibanding-bandingkan dengan apapun. Siauw ling telah menyelamatkan jiwa putriku, dalam perasaan siauwtem budi yang telah ia lepaskan kepadaku jauh lebih besar dari pada menolong jiwaku sendiri. Aku tetap berharap agar Sianw heng suka memberi muka kepada siauwte dan lepaskanlah mereka….” ‘ Siauw Ling yang berada disisi kalangun sebenarnya ingin menukas perkataan dari si raja obat tersebut, tapi teringat akan keselamatan kedua orang tuanya terpaksa ia telan penghinaan tadi dan pasrah. “Dengan hubungan persahabatan kita yang akrab, sepantasnya siauw-heng kabulkan permintaanmu itu,” sahut Shen Bok Hong “Tetapi….” “Tetapi kenapa?”
“Melepaskan harimau pulang gunung. meninggalkan bencana bagi kemudian hari bukanlah tindakan dari seorang lelaki sejati dalam menghadapi situasi seperti ini kita tak boleh berhati lemah seperti wanita, maka…. “Shen heng!” sela Tok-chlu Yok-Ong dengan wajah berubah hebat. “Selama hidup belum pernah aku memohon kepada siapa-pun juga, apabila Shen-heng begitu keras kepala dan tak sudi memberi muka kepada siauwte, hal ini sama arti kau hendak paksa siauwte untuk memutuskan hubungan persaudaraan kita.” Mendadak, para boe su berbaju Mtam yang berada disebelah timur sama-sama menyingkir kesamping, shen Bok Hong dengan membawa kedelapan lelaki kekar berbaju merah perlahan-lahan muculkan diri dari balik pohon. Pada punggung kedelapan orang lelaki berbaju merah itu menyoren sebilah pedang yang amat besar, wajah mereka dingin kaku dan sama sekali tiada perubahan apapun, seolah-olah kedelapan orang itu merupakan delapan sosok mayat hidup yang baru saja keluar dari dalam peti mati. “Hmm! Delapan orang bayangan berdarah!” jengek Yok Ong sambil tertawa sinis. ”Sedikitpun tidak salah, aku rasa kau pun seharusnya mengerti bahwa kedatangan ku kesini telah disertai dengan susunan rencana yang sempurna’.” Ia merandek sejenak, kemudian sambil tersenyum tambahnya, “Bila kau hendak berubah niat, mungkin pada saat ini masih belum terlambat!” Raut wajah si Raja obat bertangan keji yang kaku itu berkerut kencang. tangan kirinya perlahan-lahan menyingkap ujung jubahnya kemudian laksana kilat tangan kanannya merampas pedang Poo-kiam dari tangan Kim Lan ‘Sreei! ia babat putus ujung jubahnya seraya berseru, “Sejak saat ini hubungan persaudaraan kita telah putus “ Pedangnya membabat kebawah, sebuah babatan yang amat panjang muncul diatas tanah lapang yang berlumpur itu, tambahnya, “Menggurat tanah memutuskan hubungan sejak kini siapapun tak usah lagi mempunyai perasaan persaudaraan!” Senyuman yang menghiasi wajah Shen Bok hong lenyap tak berbekas, dengan wajah serius, serunya “Saudaraku.apakah kau tidak memikirkan lagi keputusanmu itu?’ “Telah loohu pikirkan berulang kali, mulai Saat ini, aku tak berani lagi saling menyebut saudara dengan diri Shen Toa Cung cu” Haaa…. haaa…. haa apabila Yok Ong memang bersikeras hendak memutuskan hubungan persaudaraan dengan aku orang Shen, akupun tidak memaksa lebih mengingat hubungan kita selama belasan tahun, aku orang she Shen ingin memperingatkan lebih dulu satn persoalan padamu.” “Silahkan Shen Toa Cungcu utarakan.” “Dalam pertarungan nanti, golok dan panah tak bermata, seandainya sampai melukai jiwa putrimu, jangan menyalahkan aku orang she Shen turun tangan terlalu telengas.” Selembar wajah Tok Chiu Yok Ong yang sudah jelek sekali, kini bertambah semakin jelek saja, sahutnya sepatah demi sepatah, “Barang siapapun yang berani melukai jiwa siauw li, looou tidak akan mengampuni jiwanya….” ‘ Hmm’ orang lain mungkin takut dengan racunmu. sedang aku orang she Shen takutkah kepada racunmu, rasanya dalam hati kecilmu sudah ada perhitungan sendiri bukan.” tukas gembong iblis itu dengan tertawa hambar. Racun ada beribu-ribu jenis banyaknya, aku yakin kau oranh she Sben belum sampai kebal terhadap segala jenis racun. Dalam hubungan kita selama belasan tahun. aku orang she Shen sudah memahami caramu menggunakan racun.” .heee heheee heeeeeeee…. kau anggap aku si raja obat bertangankeji tak dapat
menyimpan beberapa macam kepandaian untuk berjaga diri. - Kini kita berdua telah betdiri dalam posisi saling bermusuhan, aku orang she Shenpun tidak akan mengelabui dirimu lagi. Sebelum hujan sedia pajung, jauh hari sebelum kejadian ini secara diam-diam aku telah meracuni dirimu, agar tubuhmu menderita luka parah, asal di dalam setahun mendatang aku tidak berjumoa muka dengan dirimu, maka racun yang mengeram pasti akan kambuh dan mulai bekerja. “Loohu sudah menduga kau bisa meracuni diriku secara diam-dam, maka akupun secara diam-diam telah meracuni pula dirimu, tidak sampai setengah tahun racun dalam tubuhmu akan mulai bekerja. Dari tanya jawab kedua orang ini, terlihatlah dengan jelas betapa keji dan berbahayanya dunia persilatan. Diam-diam Siauw Ling menghela napas panjang, pikirnya, “Aaaai meskipun mereka telah saling bersahabat selama belasan tahun lamanya sungguh tak nyana nmsingmasing pibak telah saling meracuni pihak yang lain peristiwa ini benar-benar membuat diri bulu roma orang….” Sementara Itu terdengar shen bok hong mendongak tertawa terbahak-bahak. lalu berkata kembali, “Anggap Saja perkataanmu tidak salah dan kau benar-benar telah menanamkan racun keji kedalam tubuhku, namun aku masih punya kesempatan hidup selama setengah tanun lamanya. Sedang kau kau si raja obat ber-tangan keji tidak akan bisa lolos pada malam hari ini juga “ “Hmmmm, dewasa ini menang kalah masih belum bisa ditentukan, lebih baik Shentoacungcu tak usah bicara sumbar lebih duln.” Siauw Ling yang meninjau situasi dari sisi kalangan mulai menyadari bahwa keadaannya sudah bagaikan anak panah diatas busur menunggang diatas punggung harimau pertempuran antara mati dan hidup diantara merekapun tak bisa dihindari lagi, maka sambil ayunkan pedangnya ia berseru lantang, “Shen Bok Hong, nama besarmu telah belasan tahun bersemayam dalam dunia persilatan sebagai seorang lelaki sejati tunjukanlah kejantananmu sebagai seorang lelaki dan jang-an bicarakan lebih dulu hasil dari pertem-puran ini hari. Aku Siauw Ling dengan bilah pedang ditangan ingin menantang dirimu untuk berduel, aku rasa Shen Toa Cung-cu sebagai lelaki tulen tidak akan menolak tantanganku ini bukan?” Sepasang mata Shen Bok Hong yang tajam bagaikan pisau perlahan-lahan menatap wajah Siauw Ling, kemudian ia menjawab ; “Berbicara dari situasi yang ada dewasa ini, aKulah yang memegang posisi untuk menang. bila aku layani tantanganmu untuk berduel, bukankah tindakan ini merupakan tindakan seorang tolol?” Siauw Ling tertawa dingin, ia berpaling memandang sekejap kearah Soen Put-shia serta si Raja Obat bertangan Keji, kemudian katanya “Aku orang she Siauw ada beberapa- patah perkataan hendak kuutarakan kepaada kalian, aku mohon loocianpwe berdua suka bertin-dak mengikuti permintaanku ini.” “Haas…. haaa haaa…. sekalipun pada malam ini kita tak dapat menerjang keluar dari kepungan, paling sedikit jumlah jagoan perkampungan Pek Hoa-san ong yang mati pun ada separuhnya, bila dibicarakan menurut cara dagang, bukan saja modal sudah di dapat kembali bahkan mendapat untung pu-la, Siauw thay-hiap apa perintahmu katakan lah segera, suruh terjun keair aku akan terjun ke air, suruh ke api aku akan terjun ke api!”
seru Soen Put-shia. “Kalau begitu eayhe ucapkan banyak teri-ma kasih lebih dulu” seraya berkata ia lan-tas menjura dalam-dalam, sementara sinar matanya berputar kearah si raja obat menantikan jawabannya. Si Raja Obat Be tangan Keji mendehem ringan, lantas berkata, “Loohu telah memutuskan persaudaraanku dengan Shen Bok Hong, dalam hati kecilpun tiada hal yang patut kutakuti lagi. perduli apa perintahmu segeralah perintahkan.” “Tatkala cayhe turan tangan menghadapi Sheu Bok Hong nanti, aku minta kalian berdua tak usah turun tangan membantu diriku’Ujar Siauw Ling dengan wajah serius. aku berharap agar kalian sudi membawa sepasang pedagang dari Tiong-ciu serta Kim Lan,giok Lan sekalian untuk menerjang keluar dari kepungan. Dengan kepandaian yang dimiliki locianpwee berdua rasanya para boesu dari perkampungan Pek Hoa san cung tidak nanti biSa menghalangi kepergian kalian, harapan untuk menerjang keluar kepunganpun besar sekali. “Apa? kau hendak melayani Shen Bok Hong serta kedelapan orang bayangan berdarah seorang diri….?” tanya Soen put-shia dengan wajah tertegun “Ditambah pula dengan dua ratus orang boe su berbaju hitam yang tidak tatut mati.” Yok Ong menambahkan. Siauw Ling menggeserkan tubuhnya dan mengambil sebuah posisi menguntungkan yang kebetulan sekali menghalangi Shen Bok Hong serta kedelapan orang bayangan berdarahnya lalu menjawab perlahan, “Cayhe yakin aku masih mempunyai kemampuan untuk meloloskan diri dari kepungan, aku mohon agar locianpwee suka mengabulkan permiutaan cayhe ini…. “Kalau begitu biarlah Yok Ong yang memimpin rombongan untuk menerjang keluar dari kepungan, sedang aku sipengemis tua akan tinggal disini untuk membantu dirimu.” “Tidak bisa jadi,” tampak Yok Ong seraya geleng kepala. “Tenaga pukulan yang kau miliki sangat libay, justru kepandaianmu itulah yang paling diandalkan untuk melindungi mereka menerjang keluar dari kepungan, biarlah aku yang tetap tinggal membantu Siauwheng menahan serbuan mereka “ Saking gelisahnya sepasang mata Siauw Ling pada waktu itusudah berubah jadi merah, segera teriaknya lantang, “Loocianpwee berdua, apabila kalian berdua tidak mau mendengarkan perkataan dari akuorang she siauw, mulai hari in kita putus hubungan… “Sam-te, kau tak usah marah-marah,” ejek shen bok Hong sambil tertawa seram, mungkin si pengemis tua serta si raja obat itu menyadari bahwa kekuatan mereka tidak sanggup uatuk melindungi kedua orang tuamulolos dari kepungan maka mereka tak berani mengabulkan permintaan itu.” Tak usah anda ikut cerewet!” teriak -Sianw Ling…. naik pitam Sinar matanya berputar, ia lihat para lelak berbaju hitam yang berada disekeliling tempat itu sudah mulai mencabut keluar senjata tajamnya dan mempersiapkan gendewa. Kiranya Shen Bok Hong yang diluaran membiarkan musuhnya berunding, padahal secara diam-diam ia telah mempersiapkan orang-orangnya dengan menggunakan kesempatan itu. Dari antara delapan orang lelaki berbaju merah yang berada dibelakang Shen Bok Hong secara tiba-tiba ada empat orang meninggal-kan tempatnya dan menyebarkan diri kearah utara, Barat dan Selatan Siauw Ling yang menyaksikan Shen Bok Hong telah mengatur
orang-orangnya sedemikian rupa sehingga kian lama kian bertam-bah rcpat, diamdiam ia menghela napas panjang, pikirnya, “Mengulur waktu terus tidak akan menda-tangkan keuntungan bagiku, malahan akan merugikan, ditinjau dari situasi yang terbentang dewasa ini terpaksa. aku harus melaku-kan serangan secara kejam. bila beruntung aku bisa membinasakan Shen Bok Hong, peristiwa ini akan merupakan suatu keberuntungan bagi umat Bu-lim, kalau aku harus mati dalam pertempuran tersebut, akupun mati tanpa menyesal.” Berpikir sampai disitu, ia lantas mengem-pos napas, pedangnya perlahan-lahan diangkat siap turun tangan. Mendadak…. “Jangan bertindak gegabah!” suara seorang yang merdu namun lemah sekali berkuman-dang datang. Tatkala semua orang berpaling, maka tampaklah putri Yok Oeg yang berpenyakitan itu secara tiba-tiba meronta bangun, seraya mencekal pergelangan tangan Kim Lan seru-? ya, “Ooooh ayah! bukankah kau selalu memuji putrimu adalah seorang gadis yang pintar,Aku ingin memohon kepada empek agar ia suKa melepaskan diri kita. Aku mempunyai hubungan persaudaraan selama belasan tahun dengan dirinya. membantu pula usahanya membangun perkampungan Pek hoa-san-cungv namun ia sama sekali tidak mau memberi mnka kepadaku.” katanya. “Mulai detik ini hubunganku dengan dirinya telah putus, mana ia sudi mendengarkan perkataanmu…. “Tentang soal ini harap tia tak usah ikut campur, putrimu yakin mempunyai akal yang bisa memaksa ia untuk membuyarkan boe-su-boe-su berbaju hitam itu.” sahut Wan jie sambil bersandar dibahu Kim Lan. kemudian lambat lambat ia berjalan kearah Shen Bok Hong. “Kematian merupakan suata kejadian yang maha besar. dan kematian bukanlah suatu permainan. Nona cepat mundur….!” teriak Siauw Ling. Wan Jie berpaling, dengan sepasang matanya yang bulat besar ia pandang sekejap wajah si anak muda itu lalu tersenyum manis. “Kenapa, apakah kau takut kalau aku sampai’.serunya. Dalam situasi yang amat gawat serta mengancam selembar jiwanya, bukannya takut gadis in malah menunjukan senyuman serta tingkah laku yang yang tenang, peristiwa in membuat siauw ling khaki bercampur jengah akhirnya ia menghela napas dan membungkam Si Raja Obat Bertangan Kejilah yang paling gelisah. keringat dingin mengucur ke luar membasahi seluruh tubuhnyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/ “Wan-jie!” serunya cemas. “Ucapan Siauw Ling sedikitpun tidak salah, kematian adalah suatu peristiwa yang besar, janganlah kau gunakan kematian sebagai bahan lelucon-ayoh cepat mundur!” “Anak buah empek Shen amat banyak,” bisik Wau jie dengan nada yang lembut setelah rnemandang sekian para boesu yang mengurung disekeliling tempat itu. “Sulit bagi kalian untuk lolos dari kepungan dalam keadaan selamat….” “Sekalipun mereka berhasil menerobos keluar dari kepungan, nona serta kedua orang tua Siauw Ling pun tak dapat lolos dalam keadaan hidup,” sambung Shen Bok Hong
sambil tertawa berat. Wan-jie tidak berbicara lagi, ia dorong tu-buh Kim Lan sambil berbisik, “Ayoh Jalan.” Tatkala menjumpai Shen bok hong tadi saking takutnya seluruh tubuh kimlan teal berubah jadi lemas, untuk maju melangkah ke depan rasanya berat sekali, namun ketika teringat akan keadaan wan jie yang lemah dan tidak mengerti ilmu silat namun tidak takut mati, terpukullah hati kecillnya, sambil gertakan giginya dan keraskan hatinya ia berjalan menuju kearah shen bok hong. Keadaan siRaja Obat Bertangan Keji lebih lebih mengenaskan iagi, saking cemasnya keringat dingin mengucur keluar tiada henti-nya membasahi seluruh tubuhnya. Siauw Ling yang menyaksikan tingkah laku kedua orang gadis tersebut dari kejauhan, diam-diam mengempos tenaga guna melakukan persiapan, pedang dicekal kencangkencang lalu berseru dengan dingin dengan keras, Shen Bok Hong, dia adalah seorang gadis lemah yang sama sekali tidak mengerti akan ilmu silat, bila kau berani melukai dirinya, maka namamu akan jatuh pamor, kau tidak akan punya muka lagi untuk unjuk muka lagi untuk berjumpa dengan enghiong di kolong langit ini. Keadaan S Raja Obat bertangan keji lebih mengenaskan lagi, saking cemasnya keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh tubuhnya. “Shen Bok Hong!” iapun berseru. “Kalau kau lukai siauwli. maka aku akan meracuni pula seluruh penghuni perkampungan Pek Hoa san-cung mu, anjing ayam tak akan kubiarkan hidup!” “Tia, Siauw-ling, harap kalian legakan hatimu. Empek Shen tidak nanti melukai di-riku.” seru Wanji sambil berpaling. “Haapa.—haa…. jangan terlalu yakin dengan jalan pikiranmu sendiri,” seru Shen Bok Hong tertawa terbahak-bahak. “Ayahmu telah memutuskan persaudaraan dengan diriku sedang empek Shen mu bukan seorang manusia yang berjiwa besar, kemungkinan besar akan melukai dirimu.” Semeutara pembicaraan berlangsung. Wan jie dengan Kim Lan telah berada dihadapan tubuhnya. Wan jie tersenyum. “Empek Shen. Boanpwe tidak dapat menggunakan racun, kau tak usah jeri padaku.” Katanya. “Hmm! sekalipun kau dapat menggunakan racunpun. aku tidak nanti jeri kepadamu “ “Kalau begitu bagus sekali, silahkan Em-pek Shen tempelkan telingamu ke tepi bibirku, hendak membisikkan sesuatu kepadamu.” „Persoalan apa?” tanya sben Bok Hong rada tertegun. “Silahkan nona utarakan begitu saja.” “Tidak bisa, apa yang akan kuucapkan merupakan suatu rahasia yang amat besar, aku tidak ingin merekapun ikut mendengar.” “Apakah ayah mu sendiripun tak boleh ikut mendengarkan?” “Bila ia tahu, mungkin aku akan di caci-maki habis-habisan, tentu taja ia tak bolch ikut mendengarkan.” Shen Bok Hong termenung berpikir seben-tar, akhirnya ia bongkokkan tubuhnya yang tinggi besar itu dan ditempelkan telinganya disisi biblr gadis tersebut. Tampak Wan-jie kasak kusuk membisikan sesuatu ketelinga Shen Bok Hong, diikut air muka gembong lblis itu berubah hebat. “Sungguh?” tanyanya sambil bangun ber-diri.
“Banyak perkataan telah kuucapkan, badan ku terasa amat lelah sekali, kalau kau tidak mau percaya, akupun tak dapat berbuat apa-apa.” Sekilas eahaya penuh napsu membunuh berkelebat diatas mata Shen Bek Hong lalu ia berseru, “Budak cilik, aku harus menghancur lumatkan tubuhmu terlebih dahulu!” Wan jie tersenyun. “Janganlah disebabkan urusan kecll ini hingga mengakibatkan masalah besar jadi terbengkelai. apa gunanya kau bunuh seorang gadis lemah yang tidak mengerti ilmu silat macam aku?” Seandainya aku kabulkan permintaanmu dan membuyarkan para boe-su yang mengurung disekelillng tempat ini?” perlahan-lah napsu membunuh diatas wajah gembong iblis itu menyusnt. “Tentu saja kupenuhi janjiku tadi itu!” “Seandainya kau membohongi aku?” “Lepaskan dulu mereka agar berlalu dari sini, akn akan tetap tinggal disini sebagai sandera.” Para jago tidak tahu apa yang telah di-ucapkan gadis tersebut kepada Shen Bok Hong namun setelah mendengar kesanggupan gembong iblis itu untuk membnyarkan para boesu yang berada disekitar tempat itu, mereka sama sama tercengang dan tidak habis mengerti. “Baik! kita tetapkan demikian saja,” seru Shen Bok Hong, ia ulapkan tangannya dan menambahkan. “Buka sebuah jalan buat mereka! sekitar tempat itu sama-sima mengiakan, dari arah Tiraur. Barat. utara maupun Selatan terbukalah sebuah jalan untuk Icwat. “Empat pintu telah kubuka semua. terserah kalian hendak berlalu dengan lewati arah mana!” ujar gembong iblis itu kembali. Wan-jie segera berpaling dan memandang sekejap kearah Sianw Ling, pintanya, “Siauw.ling, aku mohon kepadamu sudi-lah msndengarkan perkataanku, mau bukan?” “Nona Wan, katakanlah permintaanmu itu!” “Oawaiaii kedua orang tuamu serta para jago. berangkatlah menuju kearah Selatan.” “Bagaimana dengan nona sendiri?” “Aku akan tetap berada disini sebagai sandera.” “Tidak bisa, aku Siauw Ling sebagai seorang lelaki sejati tidak sudi melakukan perbuatan seperti itu, lebih baik aku bertempur sampai tiiik darah penghabisan daripada mendengarkan permintaan nona….” “Aaaa! kau, sebagai seorang enghiong memang sepantasnya bartempur sampai titik darah penghabisan tetapi bagaimana nasib ke dua orang tuamu? apakah merekapun harus menemani kau untuk bertempur sampai mati….?” Siauw Ling tertegun, untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengungkapkan sepatah katapun. “Shen-heng!” Tiba-tiba si Raja obat ber-tangan keji berseru sambil menjura. “Sianw-te akan tetap tinggal disini sebagai sandera, bagaimana kalau kau bebaskan siauwli.” “Percuma aku menahan dirimu!” “Oooh Tia!” Seru Wan jie. “Detik ini pu-trimu berada disisi empek Shen. seandainya ia membabatkan telapak tangannya niscaya putrimu segera akan mati binasa, sekalipun Tia ada maksud menolong akupun percuma. “Anaku, siapa suruh kau hantarkan diri kemulut harimau?” “Kini putrimu telah berada diambang mulut harimau, banyak bicarapun tak ada gunanya “ Mendadak gadis itu tersenynm, tambahnya
“Tapi aku percaya bahwa empek Shen tidak akan melukai diriku”sinar matanya beralih keatas wajah Shen Bok Hong “Benar bukan empek Shen?” “Asal kau tidak membohongi aku, tentu saja ttdak nanti kulukai dirimu….!” “Nah, sudah kalian dengar perkataannya itu? kenapa belum juga pergi?”seru Wanjie sambil menyeka air keringat diatas kepalanyaMendadak Sianw Ling menggertak gigi, kepada si Raja obat serta sepasang pedagang cerunya, “Aku minta agar cuwi sekalian dengan membawa serta kedua orang tuaku segera berlalu dari sini, aku orang she Siauw akan tetap berada disini mendampingi nona Wan.” “Begitupun balk juta.” Wan jle mengang-guk sambil membenahi rambutnya yang kusut, meski situasi amat gawat namun gadis lemah tersebut sama sekali tidak gentar, malahan ia kelihatan begitu tenang. “Meskipun tabiat empek Shen rada licik dan jahat, namun otaknya amat pintar, tidak nanti membinasa diri kita karena mengikuti napsu sehingga merusak citacita untuk menjagoi dunia persilatan….” Sinar matanya menyapu sekejap wajah Shen Bok Hong, tanyanya, “Benar bukan Empek Shen?” “Hmm, anggap saja benar!” Wan-jie.tersenyum, sinar matanya kembali beralih keatas wajah Siauw Ling dan menambahkan “Anakku jangan bunuh diri,” seru Raja obat bertangan keji dengan air mata bercucuran. “Nah. Kalan begitu kalian harus segera pergi dari sini!” Kim Lan tidak berani membangkang, ber-sama-sama si Raja Obat Bertangan Keji mereka segera berlalu kearah Selatan. Menanti semua orang telah berlalu. wanjie jadi lemas karena mengeluarkan banyak tenaga untuk bicara, kakinya lemas dan badannya roboh keatas tanah. Untung Siauw Ling berada didekatnya, dengan cepat si anak muda itu menyambar tubuhnya dan dipeluknya erat-erat. Wan-jie menghembuskan napas panjang, dengan sikap yang tenang ia bersandar didada Siauw Ling lalu ujarnya sambil tertawa, “Aku masih ingat bahwa aku pernah memberitahukan namaku kepadamu, kau tentu masih ingat bukan?” “Tentu saja masih ingat?” “Coba katakan siapa namaku?” “Bukankah nona bernama Lam-kong Giok?” “Ehmm, sedikltpun tidak salah.” Selama ini Shen Bok Hong hanya berdiri mematnng disisi kalangan, sejak para jago meninggalkan tempat itu tak sepatah kata-pun yang diucapkan, kini kesabarannya telah habis, dengan suara dingin segera tegurnya, “Perkataan semacam itu lebih baik dibicarakan nanti saja, meski kesabaran loohu baik, namun kalian harus tahu bahwa bahwa kesabaran seseorang itu terbatas!” Siauw Ling menoleh, setelah dilihatnya bayangan para jago lenyap tak berbekas, ia lantas berseru sambil busungkan dada, “Shen Toa Cungcu, kau ingin ajak aku orang she Shiauw berdue!?” Seluruh tubuh Shen Bok Hong tergetar keras saking marahnya, dengan paksa ia menahan hawa marahnya itu, katanya, “Shen Toa Cung-cu sangat berharap bisa menawan aku serta kedua orang tuamu kembali keperkampungan Pek Hoa-san-cung, kini harapannya susah terwujud, aku tebak dalam hati ia tentu merasa mendongkol sekali.” Siauw Ling segera berpikir setelah mende-ngar perkataan itu, “Bocah ini rupanya sedang cari gara-gara, dalam keadaan serta situasi seperti ini sudah untung kalau Shen Bok Hong tak mau turun tangan melukai dirinya. apa gunanya sih mengolok olok dia sehingga membangkitkan hawa amarahnya? jaraknya dengan dia begitu dekat seumpama kata gembong iblis itu berubah pikiran, mungkia tidak sempat bagiku untuk
menolong jiwamu….” Dalam hati ia berpikir demikian, dimulut ia mengiakan. “Ucapan nona sedikitpun tidak salah” Lam kong giok tersenyum. “Tapi…. sayang seribu kali sayang,” kata-nya kembali. “Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, sepintar- pintarnya seseorang akhirnya kena dipecundangi pula oleh orang lain, disebabkan hendak membinasakan kita berdua, cita-citanya untuk menguasai dunia kangouw akan beran-takan.” Siauw Ling tidak mengerti apa yang sedang dimaksudkan gadis tersebut, namun ia rnenjawab juga sekedarnya. “Sedikitpun tidak salah!” “Selama ini aku selalu menyebut ShenToa Cung-cu sebagai empek, tapi kini ia telah memutuskan hubungan persaudaraan dengan ayahku. apa boleh buat…. akupun tak bisa me nyebut dia sebagai empek lagi!” Tidak malu Shen Bok Hong disebut sebagai seorang pemimpin dunia kangouw, kendati Larn Kong Giok mengejek, menyindir maupun mengolok-olok dia dengan kata apa pun, ia tetap membungkam dalam seribu bahasa, sikapnya tetap serius dan tubuhnya sama sekali tidak berkutik dari tempat semula. Kurang lebih seperminum teh kemudian gembong iblis ini baru buka suara menegur, “Nona, waktunya sudah habis!” “Ehmm. benar, waktunya memang sudah habisl” “Sekarang kau harus penuhi janji yang telah kau katakan pada diri loohu itu!” “Begini saja, seru Lam-kong Giok sambil menyapu sekejap sekeliling tubuhnya. “Buyarkan dulu para boo-su berbaju hitam itu, dengan demikian aku bisa segera melarikan diri setelah barang itu kuserahkan kepadamu…. Sinar mata Shen Bok Hong berputar, ia termenung dan membungkam. “Sudahlah, tak usah mencari akal setan lagi,” tegur Lam-kong Ciok tersenynm. “Peta tersebut telah kubagi menjadi beberapa ba-gian dan kusembunyikan dibeberapa tempat yang berbeda pula, sekalipun kau berhasil membinasakan diriku dan mendapatkan sebagian dari peta itupun percuma saja, tidak nanti kau mendapat sesuatu dari peta yang tak lengkap.” “Heeeh…. heeeh nona, apakah kau tidak merasa terlalu banyak syarat yang kau ajukan.” “Kau telah menyetujui untuk tidak mencelakai kami, apa bedanya kalau cuma membuyarkan para boe-su disekeliling tempat ini?” “Dengan cara apa kau hendak membukti-kan kepadaku bahwa kau bukan lagi membohongi diriku -?” “Aku tidak nanti membohongi dirimu, kalau kau tetap banyak curiga, yah…. apa boleh buat….” Sinar matanya berputar menyapu sekejap tempat itu, lalu tambahnya, “Paling banter kau cuma dapat membinasa kan diriku seorang, Siauw Ling pasti berhasil meloloskan diri dari kepungan. Eeeei orang she Shen, pada saat ini kau berdiri pada posisi yang tidak menguntungkan, mengapa tidak mau mengalah satu tindak?” “Budak cilik.” seru Shen Bok Hong sambil menarik napas panjang. “Kalau kau bohongi aku, maka sekalipun kau bersembunyi diujung langitpun akan kucari sampai ketemu dan akan kusuruh kau mencicipi bagaimanakah rasanya siksaan yang terhebat dikolong la-ngit
ini.” “Sebaliknya kalau aku tidak membohongi dirimu?” “Timbal balik yang loohu berikan kepadamu rasanya tidak terhitung kecil….” ia ulapkan tangannya. “Buyarkan semua orang disekitar tempat ini!” Tampak para boe-su yang berada disekitar tempat itu sama-sama mengundurkan diri, dalam sekejap mata mereka telah bubar semua. “Nona, para boesu disekeliling tempat ini Sudah pada bubar, dan loohu-pun sudah berulang kali mengalah kepadamu, harap kau sedikit tahu diri….” Shen Bok Hong memperingatkan. Lam kong Giok tidak langsung menjawab, ia menyapu sekejan para lelaki berbaju merah yang berada dibelakang gembong iblis itu, kemudian berkata, “Toa-cung-cu, setelah kau membubarkan para boe-su berbaju hitam yang berada disekeliling tempat ini. rasanya kau tak perlu menahan pula lelaki berbaju merah itu.” “Nona, janganlah membangkitkan hawa gusar dalam hati loohu, kalau kau mendesak diriku terus menerus, kemungkinan besar aku akan berubah pikiran.” Siauw Ling yang selama ini membungkam terus, tiba-tiba mencela dari simping ; “Peluang bagimu untuk menghalangi perjalanan aku orang she-siauw kian lama kian bartambah kecil. kalau Toa-chung-cu tidak percaya silahkan coba sendiri.” “Perjalanan sejauh seratus li telah kau le-wati sembilan puluh li. ini merupakan langkahmu yang terakhir. Kalau kau tetap keras kepala maka usahamn selama ini akan menemui kegagalan total,” Lam Kong Giok menambahkan. Tiba-tiba Shen Bok Hong angkat kepala dan tertawa terbahak-bahak “Haaa…. haaa haaa…. sungguh tak kunyana aku Shen Bok Hong sebagai seorang pemimpin kangouw harus tunduk dan kecun-dang ditangan seorang gadis lemah yang ber-penyakitan!” “Toa cung-cu, kau terlalu memiji!” Shen Bok Hong berpaling kearah lelaki berbaju merahnya dan menitahkan, “Kalian mundurlah sejauh setu tombak” Lelaki-lelaki berbaju merah yang berdiri dibelakang gembong iblis itu tidak membangkang. dengan mulut tertutup mereka sama-sama mengundurkan diri kebelakang. Menanti orang-orang Itu telah lenyap di-tengah kegelapan, Shen Bok Hong baru berkata kembali, “Nona, apakah kau masih ada syarat lain?” “Tidak ada ” ia merogoh saknnya ambil keluar sebuah bungkusan kain kuning lain melanjutkan. “Padahal peta ini ada didaiam saku bajuku dalam keadaan komplit, perduli dengan cara apapun kau tawan atau bunuh aku. benda ini dapat kan peroleh dengan gampang sekali.” Shen Bok Hong siap meayambut bungkusan itu, tapi secara tiba-tiba Siauw Ling membentak keras, “Tunggu sebentar!” “Saudara Siauw, apa maksudmn?” Pedang ditangan si anak mnda itu memben-tuk gerakan satu lingkaran, bunga pedang berkelebat melindungi tubuh Lam Kong Giok, kemudian menjawab Memandang kearah dimana Siauw Ling melenyapkan diri, gembong iblis ini menghembuskan napas panjang, perlahan-lahan ia putar badan berlalu dari situ. Ditiujau dari gerakan tubuh Siauw Ling kala meninggalkan tempat Itu, ia sadar bahwa ilmu meringankan tubuhnya masih rada rendah jika dibandingkan dengan si anak muda tersebut, tapi justru karena hal inilah niataya untuk membunuh Siauw Ling semakin tebal. Dalam pada itu Siauw Ling dengan menggendong Lam Kong Giok melakukan perjalanan cepat meninggalkan tempat yang sangat berbahaya itu. dalam sekejap mata puluhan li telah dilewatkan. menanti dirasakannya Shen Bok Hong tidak mengejar datang ia baru berhenti. “Nona, perlukah kita beristirahat sejenak?” “Oooh; sungguh cepat larimu. angin di-ngin yang menyabok wajahku hampir hampir saja membinasakan dirikul” “Aaaah nona maaf seribu kali maaf ber-hubung keadaan kita pada waktu itu amat
berbahaya, maka cayhe cuma sempat berpi-kir bagaimana caranya membawa nona melarikan diri dari situ, cayhe telah lupa kalan nona baru saja sembuh dari sakit.” Lam-kong Giok tersenyum. •’Sebenarnya aku sudah pingsan sejak tadi.” “Apakah disebabkan cayhe keburu ber-henti.” “Bukan. berhubung kau membopong aku maka seandainya aku jatuh tidak sadarkan diri, bukankah tak dapat kurasakan keha-ngatan tubuh yang bisa kurasakan hanya sejenak ini saja?” Siauw Ling tertegun, ia bungkam dalam seribu bahasa “Masih ingatkah kau? ketika ayahku hendak menjodohkan diriku sebagai binimu, tapi kau menolak dengan tegas…. 000O000 SIAUW LING menghela napas panjang. “Aiii. nona Giok, kejadian yang sudah lampau lebih baik tak usah diungkap lagi. kita harus cepat-cepat menemukan kembali ayahmu.” Perlahan-lahan Lam-kong Giok memejam-kan kembali sepasang matanya dan membungkam, dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya yang pucat. Menyaksikan gadis itn melelehkan air mata, ingin sekali Siauw Ling menghibur dirinya dengan beberapa patah kata, namun ia sadar sepatah kata lebih banyak ia ucap kan berarti akan mendatangkan pula kere-potan bagi dirinya, maka ia berlagak pilon dan purapura tidak melihat. Sambil membopong gadis itu cepat cepat Siauw Ling me lanjutkan kembali perjalanannya, Kurang lebih beberapa li kemudian, mendadak tampak dua sosok bayangan manusia laksana sambaran kilat cepat meluncur da-tang, Siauw Ling ingin menghindari namun tidak sempat lagi, terpaksa dengan tangan kiri ia menyambar Lam Kong Giok, tangan kanannya segera mencabut keluar pe-dang poo-kiamnya. Ketika tiba dihadapan si anak muda itu kedua sosok bayangan manusia tadi secara mendadak berhenti, kiranya mereka bukan lain adalah Soen Put-shla serta si Raja obat Bertangan Keji. Tatkala si Raja obat Itu menyaksikan Siauw Ling telah kembali membopong putri kesayangannya, hati yang semula gelisah kini jadi tenang kembali, tanyanya sambil menghembus napas panjang, “siauw thayhiap apakah Siauwli terluka “ “Putrimu dalam keadaan sehat walafiat.” Perlahan-lahan Tok chiu Yok ong mende-kati putrinya dan berbisik lirih “Wan-jie, apakah kau baik-baik saja?” “Tia, aku baik-baik saja ” sahut Lam-kong Giok sambil membuka matanya dan memandang sekejap ayahnya. Seolah-olah mendapatkan harta karun, cepat-cepat siraja obat itu membopong putrinya dari tangan Siauw Ling. “Anakku sayang. dengan cara apakah kau berhasil mengundurkan Shen Bok Hong?” Rupanya Lam Kong Giok merasakan amat lelah sekali, dengan nada lemah ia menyahut, “Oooo ayah! aku sudah tiada tenaga lagi untuk berbicara!” “Baik baik, jangan bicara, jangan bicara, kau benar-benar putri si Raja Obat, mes-ki baru sembuh diri penyakit parah namun kehebatannya luar biasa!” Wajahnya penuh rasa gembira yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, hal ini bisa dibayangkan betapa bangganya ia memiliki seorang anak yang cerdik. “Kecerdikan serta keberanian putrimu benar-benar tidak berada dibawah seseorang enghiong hoohan, cayhe merasa sangat ka-gum,”seru Siauw Ling memuji. “Haaaa…. haaa…. pujian semacam ini muncul dari mnlut Siauw-thayhiap, tentu saja kenyataannya tak bisa ditambah iagi.”
“Aku sipengemis tua benar-benar tidak mengerti dengan cara apakah nona Lam Kong Giok berhasil mengundurkan musuh tang-gnh?” tanya Soen Put-shia. “Tentu saja ia selalu menggunakan suatu siasat yang amat lihay sekali!” Kiranya ia sendiripun tidak tahu dengan akal apakah putri kesayangannya berhasil menaklukkan Shen Bok Hong yang terkenal akan kelicikan serta kekejiannya itu, bahkan dapat membuyarkan pula para boe-su yang mengurung mereka. Jilid 10 Soen Put-shia yang berada disisi kalangan pun ikut putar otak berpikir keras, “Putrinya selalu berada dalam keadaan tidak sadarkan diri, selama belasan tabun hanya beberapa hari saja berada dalam keadaan sadar: Dengan kejadian seorang gadis lemah tak bertenaga ternyata berhasil menaklukkan seorang gem bong iblis kenamaan, hal ini memang merupakan suatu peristiwa yang patut digirangkan, namun ditinjau sikapnya yang latah…. apakah kegembiraan ini tidak sedikit berlebihan….” Suatu ingatan berkelebat lewat dalam bona nya, kepada Siauw Ling segera ia bertanya, “Saudara Siauw, tahukah anda dengan cara apakah nona Lam kong mengundurkan musuh tangguh?” “AKU kurang begitu jelas” sahut Siauw Ling seraya geleng kepala. “Yang cayhe ketahui hanyalah nona Lam kong te-lah menyerahkan sebuah bungkusan kuning kepada Shen Bok Hong.” “Saudara Sianw. tahukah kau benda apakah yang ada di dalam bungkusan kain kuning itu?” “Agaknya sejenis peta rahasial” “Peta rahasia tersebut tentu penting artinya. bahkan jauh lebih penting daripada kematian kita beberapa orang “ “Sungguh aneh! sunggub mengherankan,” tiba-tiba si Raja Obat bsrtangan keji menimbrung dan samping. “Selama ini putriku selalu berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. darimana ia dapatkan peta rahasia tersebut. “Si makhluk beracun paling suka memuji ke pintaran putrinya,” pikir Soen Put shia “Sampai-sampai dimasa tuanya ia rela melepaskan kejahatan kembali kejalan yang benar, kenapa aku sipengemis tua tidak memuji-muji putrinya agar ia merasa gembira? dengan berbuat demikian mungkin ia bisa merasakan banyak perbedaan antara manusia yang ber-ada digolongan sesat serta manusia yang berada didalam golongan kaum lurus.” Berpikir akan hal itn, ia lantas tersenyum dan berkata, “Kecerdikan putrimu tiada tandingnya di kolong langit, perhitungannya selalu masak dan tepat, mana bisa kita duga semua jalan pikirannya Tidak salah lagi, si Raja Obat Bertangan Keji kontan jadi kegirangan setengah mati setelah mendengar pujian itu. “Soen-heng, terlalu berat ucapanmu itu.” serunya “Pada saat putriku muncul kembali dalam dunia persilatan dikemudian hari, ma-sih sangat mengharapkan perhatian serta bimbingan dari Soen-heng.” “Dengan senang hati akan kulaksanakan permintaanmu itu.” “Pada saat ini kedua orang tua Siauw thayhiap sedang menantikan kehadiran putra kesayangannya, silahkah Soen-heng memba-wa Siauw thayhiap untuk berjumpa dengan ayah ibunya, rasa cinta seorang ayah dan ibu terhadap putra putrinya akulah yang tau paling jelas!” “Bagaimana dengan loocianpwe….” “Untuk sementara waktu loohu hendak berpisah dulu dengan cuwi sekalian.” “Kemana kau akan pergi?” tanya sipengemis tua.
Keadaan putriku dalam kondisi penyembuhan, bila knbiarkan dia berada dalam keadaan begini terus. bukankah tindakanku ini meru-pakan suatu tindakan yang patut disesalkan sepanjang masa? Aku hendak mencari suatu tempat ditengah pegunungan yang sunyi dan terpencil untuk mengasingkan diri, aku akan menggunakan seluruh kepandaian yang kumiliki untuk mencari bahan obat mujarab, membuat pil mustajab dan dengan meminjam kasiat obat obatan tersebut akan kugunakan untuk menutupi kekurangan kekurangan tubuh putriku, aku hendak menggunakan tempo selama tiga tabun untuk menciptakan sekuntum bunga aneh bagi dunia persilatan.” “Entah dimana terdapat obat mujarab, di-mana kau hendak mencarinya….” “Tentang sosl ini harap Soen-heng tak usah kuatirkan, tatkala siauw te sedang mencari obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit putriku tempo dulu, hampir seluruh puncak serta lembah gunung yang tersohor telah ku jelajahi, meski obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit putriku tak berhasil kuda-patkan namun secara sambil lalu aku berhasil mengumpulkan beberapa jenis bahan obat obatan yang sukar didapat, kini benda-benda itu telah ditimbun di dalam suatu tempat yang rahasia sekali letaknya.” Ia tarik napas dalam dalam memandang bintang yang bertaburan diangkasa, sambungnya lebih jauh, “Aku selalu bercita cita, setelah penyakit putriku sembuh aku akan membuat obat mujarab untuk menguatkan tubuhnya, kemudian mewariskan seluruh kepandaian silatku kepadanya, agar ia berhasil melampaui batas waktu untuk belajar silat, aku hendak menggunakan tempoùsesingkat mungkin untuk memperoleh hasil sebesar mungkin, dan kini apa yang kucita citakan semula hampir menjadi kenyataan.” “Apabila Yok Ong memang memiliki semangat sebesar itu, aku sipengemis tua tak akan menahan dirimu lebih jauh.” “Waktu dikemudian hari masih panjang, selama gunung masih hijau dan air masih mengalir kesempatan bagi kita untuk berjnmpa dikemudian hari masih banyak. Nah. selamat berpisah dan sampai jumpa lagi.” Berbicara sampai disitu, ia putar badan dan berkelebat pergi, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya telah lenyap. Memandang bayangan punggung si raja obat bertangan keji yang menjauh, Soen Put Shia menghela napas panjang. “Aaai….! Selama ini perbuatan serta tindak-tanduknya selalu keji dan telengas, sungguh tak nyana ia begitu besar cinta kasih nya terhadap putrinya sendiri.” “Sejak jamnn dahulu kala yang ada hanya lah anak yang tak berbakti, selamanya tiada orang tua yang tak menyayangi putra-putri-nya.” “Aaai kini Lam-kong telah pergi, kitapun harus berangkat pula.” Seolah-olah terperanjat Siauw Ling memandang sekejap kearah Soen Put-shia, bibir nya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya dengan mulut membungkam ia nunyusul di belakang pengemis itu. Ditengah kegelapan malam yang mencekam kedua orang itu melakukan perjalanan cepat, dalam sekejap mata empat lima li telah dilewati. Mendadak Soen Put-shia berhenti, dengan kepala tertunduk ia meneliti sejenak permukaan tanah, kemudian berbelok kearah sawah dan melanjutkan perjalanannya. Siauw Ling pun tidak banyak bertanya mengikuti dibelakang Soen Put shia kembali mereka lakukan perjalanan sejauh beberapa li. Tiba-tiba…. dari balik semak belukar dihadapan mereka berkumandang keluar suara bentakan seseorang, “Siapa disana “ “Aku sipengemis tua!” Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, si siepoa emas Sang Pat telah meloncat
keluar dari dalam semak! “Dimana ayah ibuku?” Siauw Ling segera menegur. “Siauwte menganggap tempat ini kurang aman dan sangat berbahaya, maka aku telah memerintahkan Tu Kioe serta Kiem Lan, Giok Lan dengan membawa kedna orang tua meninggalkan tempat ini lebih dahulu, sedangkan siauwte menanti kedatangan toako berdua disini.” Sepasang alis Sianw Ling langsung berkerut namun mulutnya membungkam, dalam hati ia berpikir ; “Kekuatan Tu Kioe; serta kedua orang dayang itu minim sekali, seandianya ditengah jalan mereka berjumpa dengan para jago dari perkampungan Pek Hoa San-cung, entah bagaimana jadinya?” Rupanya Sang Pat dapat menebak apa yang dirasakan dalam hati Siauw Ling, buru buru ia menyambung kembali, “Kami menggunakan kedua ekor anjing raksasa tersebut sebagai penuajuk jalan, mereka dapat menghindari setiap mata-mata perkampungan Pek Hoa San-cung!” “Mereka sudah berangkat berapa lama?” tanya sang pengemis tua. “Belum sampai sepertanak nasi lamanya.” “Kalau begitu mari kita susul mereka!” “Siauwte akan membawa jalan!” sambil menyimpan sie-poa emasnya mereka segera lari kearah Tenggara. Malam amat gelap, pemandangan disekeliling mereka susah dilihat jalas. Siauw Ling takut mereka telah salah ambil jalan maka dengan suara berat segera tegurnya, “Saudara Sang, kita jangan lari terlala cepat, jangan sampai kita salah jalan….” äTak usah toako kuatirkan, siauwte punya perhitungan!” Siauw Ling tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa ia mengintil dibelakangnya. Kurang leblh satu li kemudian mendadak tamnak sesosok bayangan hitam laksana kilat meluncur datang. Siauw Ling segera mengempos tenaga telapaknya diangkat keatas siap melancarkan serangan, tapi secara tiba-tiba ia saksikan Sang Pat membentangkan sepasang tangannya, bayangan hitam tadi langsung menubruk kedalam pelukan Sang Pat. Kiranya bayangan hitam yang meluncur datang tadi bukan lain adalah salah seekor anjlngnya. Soen Put-shia memiliki pengetahuan amat luas, meski ia tak paham dengan gerakgerik anjing tersebut, namun ia merasakan keada-an kurang menguntungkan, tak tahan segera serunya, “Aaaah, rupanya telah terjadi peristiwa diluar dugaan!” Beberapa patah kata tersebut berat bagai-kan martil yang menggoda hati Siauw Ling, sekujur tabuhoya gemetar keras. “Peristiwa apa yang telah terjadi ayoh cepat kita lari kesana!” Mengikuti dibelakang anjing tersebut, mereka lari kedepan dengan segenap tenaga. Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siauw Ling sekalian amat lihay dan sempurna sekali, lari anjing raksasa itupun laksana sambaran kilat, maka dalam sekejap mata mereka telah melakukan perjalanan sejauh enam tujuh li. Ditengah kegelapan malam yang mence-kam tampak sebuah lampu lentera berwarna merah jauh tersungging ditengah angkasa, gulungan ombak yang amat santar bergelora disisi telinga. Tatkala semua orang angkat kepalanya memandang keluar, terlihatlah Tu Kioe sedang berdiri diatas sebuah jembatan gantung yang menonjol keatas dengan sepasang tangannya memainkan senjata Pit serta gelang perak pelindung tangannya, waktu itu ia
sedang melangsungkan pertarungan seru mela-wan seorang lelaki berbaju hitam. Luas jembatan gantung itu hanya tiga depa lagipula Sudah kuno sekali bentuknya, pertarungan sengit antara dua jago tersehut mengakibatkan jembatan gantung tadi goncang dengan dahsyatnya, suara gemercitan berkumandang nyaring dan setiap saat kemungkinan besar jembatan ambruk dan jatuh kedalam sungai…. Kurang lebih enam tujuh depa dibelakang lelaki berbaju hitam itu berdiri pula seorang lelaki berbaju hitam yang mempunyai pera-wakan badan kurus kecil, tangannya membawa sebuah lampu lentera berwarna merah sebagai penerangan. Dibawab sorotan sinar lampu tampak dua sosok mayat lelaki berbaju hitam menggeletak diatas tanah, jelas mereka semua terluka diujung senjata Tu Kioe. Dalam pada itu diujung jembatan gantung tadi tampak bayangan manusia saling berkelebat, secara lapat-lapat tampak sebuah pa-tung yang maha besar berdiri dengan angkernya ditengah kegelapan. “Aaah! manusia-manusia keparat dari perkumpulan Sin Hong Pang!” Gumam Siauw Ling buru-buru ia lari kedepan dan melon-cat naik keatas jembatan gunung itu. “Saudara Siauw,” Teriak Soen Put shia “keadaan jembatan gantung itu sudah terlalu parah, mungkin tidak kuat memuat dirimu pula, jangan gegabah…. apa gunanya menempuh bahaya dengan percuma? setelah kita tiba disini rasanya tak usah lari pada mereka lagi. suruh Tu Kioe mengundurkan diri dari atas jembatan-jembatan.” Siauw Ling menimbang sejenak keadaan situasi diatas jembatan, kemudian menjawab, “Posisi Tu Kiojbardiri pida saat ini Cuma terpaut satu tombak dari permukaan tanah. sekalipun jembatan gantung itu tidak kuat dan jebol rasanya ia masih sempat meloncat balik ketepian…. “Biarlah siauwte yang menyambnt keda-tangan saudara Tu’ sela Sang Pat sambil memperslapkan senjata Sie-poa emasnya. “Sedang toako temuilah lebih dahulu kedua orang tuamu.” Tidak menunggu jawaban lagi sang loo-toa dari sepasang pedagang ini segera meloncat naik keatas jembatan teriaknya keras, “Loo jie, cepat mundur dan beristirahat sejenak, serahkan saja manusia ini kepadaku!’ Meski bentakan itu tidak begitu keras, namun Tu Kioe tetap tidak menggubris ucapan tadi, senjata ditangan tetap diputar gencar hal ini jelas menunjukkan bahwa pertarungan tersebut barjalan amat sengit. Pengalaman Sang Pat amat luas, tatkala ia saksikan Tu Kioe tidak menjawab segera tahulah dia bahwa keadaan sedikit tidak beres, hawa murni dengan cepat disalurkan keseluruh tubuh kemudian menerjang keatas jembatan. Dalam pada itu Siauw Ling sedang memutar sepasang biji matanya mencari tahu tempat persembunyian kedua orang tuanya, ketika ia tidak berhasil menjumpai Kiem Lan. Giok Lan sekalian, hatinya terasa amat gelisah, pikirnya, “Seandainya kedua orang dayang itu membawa kedua orang tuaku bersembunyi disekitar sini, semestinya sekarang telah mnnculkan diri…. ämengapa hingga kini tidak kelihatan juga batang hidungnya….?” Belum habis ia berpikir, tampak sesosok bayangan manusia meluncur datang dengan cepatnyaKetajaman mata Siauw Ling melebihi orang lain, dalam sekejap mata ia telah saksikan bahwasannya orang itu bukan lain adalah Kiem Lan, maka ia lantas berseru, “Kiem Lan? kedua orangà….” “Loo-ya serta hujien berada dalam keadaan aman dan tidak kekurangan apa pun jua.” tugas Kiem Lan sambil menerjang kehadapan Siauw Ling. “Sebaliknya Giok Lan telah menderita luka parah, Budak telah memba-wa mereka bersembunyi dibalik semak
belukar yang lebar. Hingga kini Tu jie-ya telah membinasakan empat orang musuh tangguh. mungkin isi perutnya telah terluka. Kongcu! cepatlah tolong dia dan gantikan kedudukannya.” Siauw Ling tidak membuang banyak waktu lagi, kepada Soao Put shia segera pesannya, “Loocianpwe! aku minta kau suka memeriksa sejenak keadaan luka dari Giok Lan, sedang Boanpwe akan membantu Sang-heng menghadapi musuh tangguh!” “Aliran air sungai amat deras keadaan situasipun amat berbahaya, lebih baik pertahankanlah keutuhan dari jembatan gantung ini,” pesan sang pengemis. “boanpwe akan Mengingat pesan itu!” dengan langkah lebar anak mjda itupun berjalan ke atas jembatan. Sepeninggalnya si anak muda tadi, Soen Pot shia berpaling kearah kiem Lan sambil berkata, “Harap nona suka membawa aku sipenge-mis tua ketempat persembunyian, akan coba kuperiksa keadaan luka dari nona Giok Lan.” Kiem Lan mengiakan, buru-burn ia berlalu untuk membawa jalan. Dalam pada itu Siauw Ling telah mendekati jembatan gantung, sedang Sang Pat telah tiba diatas jembatan menggantikan kedudukan Tu Kioe. Sedang Tu Kioe sendiri dengan langkah sempoyongan mengundurkan diri dari atas jembatan, baru saja tiba dihadapan Siauw Ling dan berteriak “Toako” badannya tidak kuat mem pertahankan diri, lagi. ia jatuh rubnh keatas permukaan tanah. Laksana kilat Siauw Ling ayunkan tangannya mencengkeram tubuh Tu Kioe, tampak dada serta kaki kirinya telah terluka lebar, darah segar membasahi seluruh tububnya dan keadaan mengenaskan sekali. “Saudara Tu!’ segera serunya dengan nada sedih. “Korbankan semangatmu siauw-heng akan membantu dirimu untuk memberi bantuan tenaga,jangan keburu pingsan!” Dengan tangan kiri menahan tubuh Tu Kioe ia tempelkan telapak kananya keatas punggung Tu Kioe dan salurkan hawa murninya lewat jalan darah Ming Bou-hiat diatas tubuh Tu Kioe. Beberapa saat kemudian terdengar Tu Kioe menghembuskan napas panjang dan membuka sepang matanya “Toako, ilmu silat siauwte amat…. cetek hampir-hampir saja aku tak melindungi keselamatan kedua orang tuamu, tapi aku telah berusaha dengan segenap tenaga….” Berbicara sampai disitu, ia pejamkan kem bali sepasang matanya. “Aaaai….! atas bantuan Tu-heng. siauw-heng pun merasa amat berterima kasih sekali. la merandek sejenak, kemudian sambung nya, “Lukamu tidak ringan, tidak baik digunakan untuk banyak berbicara. Cepatlah salur kan hawa murnimu untuk bergabung dengan hawa murni yang ku alirkan kedalam tubuhmu, berusahalah tenangkan peredaran darah mu kemudian siauw-heng akan mengobati luka-lukamu itu.” “Terima kasih Toako!” sekilas senyuman tiba-tiba tersungging diatas wajah Tu Kioe yang cidera. Teringat kegagahan serta semangat jantan saudaranya ini Siauw Ling merasa hatinya pedih bercampur terharu, sembari salurkan hawa murninya ia mengobati luka dalamnya yang parah, iapun memeriksa mulut luka di atas dada serta kaki kiri saudaranya itu. untung luka bacokan itu tidak sampai melukai tulang. Setelah memperoleh bantuan hawa murni Siauw Ling yang tiada hentinya mengalir masuk kedalam tubuhnya itu, daya tahan Tu Kioe pun berangsur pulih, rasa lelah sehabis bertempur pun menjadi berkurang.
Menengok keatas kening Siauw Ling yang basah kuyup oleh keringat, saudara kedua dari sepasang pedagang ini merasa sangat ter haru bisiknya, “Berkat bantuan hawa murni dari toako, saat ini siauwte sudah dapat mengatur pernapasan sendiri. Toako. kaupun boleh beristirahat sejenak….” Tiba-tiba…. Suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang datang memotong ucapan Tu Kioe yang belum selcsai. Semua orang berpaling, tampak lelaki berbaiju hitam yang melangsungkan pertempuran sengit melawan Sang pat itu berhasil dipukul jatuh dari atas jembatan gantung Jeritan ngeri tadipun dengan cepat tenggelam ditengah aliran sungai yang deras dibawah jembatan…. Siauw Ling segera ambil keluar sebung-kus obat luka dari sakunya, membububi obat tadi keatas mulut luka, membungkusnya dengan kain baju kemudian berpesan, “Saudara Tu, baik-baiklah merawat lukamu, aku akan membantu saudara Sang. “ Sementara itu, dan pihak lawan telah muncul dua orang lelaki kekar untuk menggantikan rekan-rekannya yang menemui naas. Sang Pat siapkan senjata Sie-poanya untuk menyambut kedatangan mereka. namun Siauw Ling dengan keluarkan ilmu meringankan tubuh delapan langkah naik kelangitnya telah melampaui tubuhnya. Begitu si anak muda itu melayang turun ke atas tanah, jaraknya dengan Sang Pat telah terpaut delapan depa lebih, segera pesan nya, “Saudara Sang, cepat kembali dan rawat luka dari saudara Tu. biarlah siauw-heng yang harus membuka jalan!” Sang Pat mengerti sampai dimanakah ta-raf kepandaian siiat yang dimiliki si anak muda itu, ia tidak membantah dan segera mengiakan. “Toako hati-hatilah menghadapi mereka!” Dengan mengempos tenaga Siauw Ling maju menyongsong kehadiran musuh-musuhnya. Pada waktu itu lelaki yang membawa lentera tersebut telah mengundurkan diri kebelakang setelah menyaksikan rekannya dihan-tam jatuh kedalam sungai oleh senjata sie-poa Sang pat. Gerakan tubuh Siauw Ling amat cepat. dalam sekejap mata ia telah mengejar sampai dihadapan lelaki berlentera merah itu. Menyaksikan jalan perginya terhadap musuh, terpaksa lelaki itu memindahkan lenteranya ketangan kiri, sedang tangan kanannya meloloskan tubuh Siauw Ling. Pada saat ini hati Siauw Ling penuh dili-Puti rata sedih, gusar dan gelisah, serangan yang dilancurkan pun amat berat sekali. Traang! Ditengah suara bentrokan nyaring yang memekikan telinga. golok lelaki tadi kena dipukul sampai mental kesamping. Bersamaan dengan gerakan pedangnya membal kemuka, Siauw Ling mengirim pula serangkaian tendangan kilat berantai. Cepat-cepat lelaki itu menghindar, ia berhasil menghindari ancaman kaki kiri lawan, namun tendangan kaki kanan berikutnya tak bisa dihindari lagi duuuk! lambungnya kena tertendang telak, seluruh tubuhnya mencelat ketengah udara dan bersama sama lampu lentera tadi terbanting diatas jembatan. Dengan padamnya lampu lentera tadi. suasana diatas jembatanpun seketika jadi gelap gulita. Sianw Ling membentak keras, pedangnya berputar dan melancarkan serangan terlcbih
dahulu. Lelaki yang berada dipaling depan itu menggunakan sebuah golok raksasa sebagai senjatanya, melihat datangnya tusukan buru-buru ia babat senjata kedepan. Rupanya orang itu terlalu mengandalkanj kekuatan tangannya, ketika dilihatnya Siauw Ling menyambut golok raksasanya dengan keras lawan keras, ia menduga senjata lawan pasti akan berhasil dipukul lepas. Siapa smgka peristiwa yang kemudian terjadi jauh diluar dugaannya, tatkala golok serta pedang itu saling membentur, dari ujung pedang Siauw Ling seolah olah muncul suatu tenaga yang berwujud, kekuatan dahsyat yang dipancarkan keluar dari tangannya tadi dengan amat gampang berhasil dibuyarkan. sementara pedang lawan laksana kilat telah membabat kebawahTerasa cahaya tajam berkelebat didepan mata, lelaki bersenjata goiok tadi menjerit ngeri, lengan kanannya tahu-tahu sudah kena terbabat kutung menjadi dua bagian Telapak kiri Siauw Ling bergerak cepat…. Duuuuk! sebuah pukulan bersarang pula didepan dadanya, membuat tubuh lelaki ter-sebut mencelat kebelakang dan roboh dibawah jembatan. setelah pukul roboh lelaki tadi, kaki kanan Siauw Ling bergerak cepat mencukil golok raksasa lawannya yang menggeletak diatas tanah, kemudian dengan tangan kiri mencekal gagang golok tadi ia sambit senjata tersebut sebagai senjata rahasia mengancam lelaki kedua yang telah menyongsong datang itu. Ketika menyaksikan rekannya telah roboh ditangan musuh belum sampai dua jam, lelaki itu sudah. tertegun, kini menyaksikan datangnya sambaran golok raksasa ia makin mendekat. Disaat-saat yang paling kritis itulah, ba-dannya buru-buru berkelit kesamping untuk menghindarkan diri. Luas jembatan gantung Itu cuma tiga depa dalam keadaan gugup lelaki itu menghindar kesamping, maka tidak ampun lagi kepalanya menumbuk diatas tiang pengaman jembata