E
PL M SA
SA
GEMBALA IDEAL BAGI JEMAAT:
PL
M
Apa yang Jemaat Ingin Anda Ketahui
DENISE GEORGE
E PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
SA
Originally published in the U.S.A. under the title: What Women Wish Pastors Knew Copyright ©2007 by Denise George Published by permission of Zondervan, Grand Rapids, Michigan Hak cipta terjemahan Indonesia Penerbit Gandum Mas Cetakan Pertama 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang Penerjemah: Adrianto J. Timisela Korektor: Yenny Agus Salim
M
E
PL
Tiada ungkapan yang lebih manis selain mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena Anda telah menghargai dan tidak memperbanyak karya tulis saudara seiman ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit Gandum Mas
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
DAFTAR ISI
Pengantar oleh Eugene Peterson ....................................................................7 Ucapan Terima Kasih .......................................................................................9 Pendahuluan ....................................................................................................11 BAGIAN
1:
Kehidupan Pribadi Wanita di Gereja Anda ..................17
SA
1. “Pendeta, Saya Lelah” .........................................................19 2. “Pendeta, Saya Terluka” .....................................................37
BAGIAN
2:
Iman Wanita di Gereja Anda ...........................................49
3. “Pendeta, Saya Memerlukan Konseling Secara Alkitabiah”..........................................................................51
4. “Pendeta, Saya Sangat Merindukan Teman-teman dan Persekutuan Kristen” ................................................67
M
5. “Pendeta, Saya Sangat Mengharapkan Pendalaman Alkitab dan Pertumbuhan Rohani” ................................79
BAGIAN
3: Kehidupan Keluarga Wanita di Gereja Anda ................97
6. “Pendeta, Ada Masalah di dalam Pernikahan Saya” .....99
BAGIAN
4:
PL
7. “Pendeta, Anak-anak Saya Penting bagi Saya”.............119
Persepsi Wanita Tentang Pendeta .................................139
8. “Pendeta, Ketika Anda Berkhotbah . . .” ........................141 9. “Pendeta, Tolong Izinkan Saya Melayani Anda
dan Keluarga Anda” .......................................................151 10. “Pendeta, Tolong Layani Saya dan Keluarga Saya”...159 BAGIAN
5:
Persepsi Wanita Tentang Kehidupan Gereja ..............173
E
11. “Pendeta, Ada Beberapa Masalah di Gereja Kita” ......175 12. “Pendeta, di Mana Posisi yang Cocok bagi Wanita
Lajang di Gereja?” ...........................................................193 13. “Pendeta, Haruskah Wanita Menjadi Pemimpin
Gereja?” .............................................................................199 14. “Pendeta, Tolong Tugaskan Saya Melayani” ..............211
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
PENDAHULUAN
E
PL
M
SA
KEPADA PENDETA (dan staf gereja, pekerja gereja, pendeta wanita, pemimpin pelayanan wanita, guru sekolah Minggu, para istri pendeta, dan anggota gereja lain yang tertarik): Seandainya Anda dapat mengumpulkan ratusan wanita Kristen, dari segala usia dan tahap kehidupan, wanita lajang ataupun yang telah menikah, wanita bercerai ataupun janda yang ditinggal mati – mewakili lebih dari tiga puluh denominasi, hampir semua negara bagian di Amerika Serikat, dan beberapa negara lain, juga dari semua karier yang dapat dibayangkan – dan mengajukan sebuah pertanyaan khusus kepada mereka: “Apa yang Anda harap diketahui pendeta Anda?” Apakah Anda akan merasa bahwa jawaban yang mereka sampaikan secara terus terang itu berharga? Apakah informasi tersebut akan membantu Anda untuk lebih memahami dan melayani para wanita dalam jemaat Anda? Itulah yang saya lakukan. Saya mengajukan pertanyaan itu (melalui surat maupun email), dan meminta para wanita untuk tidak mencantumkan nama mereka serta informasi pribadi mereka. Tanggapan mereka begitu banyak dan masuk akal, saya sadar telah bertindak lancang! Saya mendengar dari para ibu rumah tangga, juga para wanita baik yang bekerja sebagai karyawan purna waktu ataupun paruh waktu – dosen seminari atau perguruan tinggi, penulis, guru, pengusaha wanita, eksekutif perusahaan, sekretaris, wiraniaga mobil, perawat atau pekerja kesehatan, pengacara, akuntan, perancang interior, kepala koki, dan bahkan sopir truk tronton! Beberapa orang mengirim email singkat; yang lainnya menulis sangat panjang sehingga membutuhkan perangko ekstra! Hampir setiap hasil survei yang dikembalikan menyertakan catatan pribadi: “Akhirnya! Denise, terima kasih telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengungkapkan perasaan, impian, hasrat, dan harapanharapan saya bagi para pendeta di semua tempat. Saya tidak pernah dapat mengatakan hal-hal tersebut kepada pendeta saya secara pribadi. Doa saya menyertai Anda saat Anda menulis buku yang sangat diperlukan ini.” Yang lain menulis: “Terima kasih karena telah menyampaikan pendapat kepada pendeta kami. Saya berdoa kiranya para pendeta di mana pun mau mendengar keluhan kami.” Kebanyakan wanita mengungkapkan kasih serta penghargaan yang mendalam kepada pendeta mereka. Mereka tahu bahwa menggembalakan jemaat bisa sangat sulit. Mereka juga ingin meyakinkan pendeta mereka tentang doa, dorongan, serta dukungan mereka. Beberapa tanggapan yang diberikan memang sudah bisa saya duga. Tanggapan lainnya cukup mengejutkan – bahkan membuat saya tercengang. Para wanita Kristen menceritakan rasa takut mereka, cobaan yang mereka
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
12
Gembala Ideal bagi Jemaat: Apa yang Jemaat Ingin Anda Ketahui
M
SA
alami, rasa tidak aman, kesepian, keletihan, kepedihan, kekhawatiran akan pernikahan dan peran sebagai orang-tua, masalah-masalah gereja, pendapatpendapat yang dipendam dalam hati, dengan tujuan agar pendeta mereka dapat lebih memahami mereka, sehingga dengan demikian dapat lebih baik dalam melayani mereka serta keluarga mereka. Saya bingung dengan banyaknya tanggapan, sehingga saya segera melibatkan bantuan yang dengan murah hati ditawarkan oleh Dr. Ed Coyne, guru besar di Samford University’s School of Business. Kami bersama-sama memilah-milah, mencatat, mengevaluasi, serta melakukan analisa komputer terhadap jumlah data utama yang begitu banyak. Ternyata ini merupakan pekerjaan yang sulit! Setelah “mendengarkan” perasaan ratusan wanita Kristen, saya sepenuhnya setuju dengan apa yang dikatakan Dr. Rick Warren: “Gereja merupakan sebuah konsep paling luar biasa yang pernah diciptakan. Kehadirannya telah bertahan menghadapi kekerasan tanpa henti, penganiayaan mengerikan, pengabaian yang meluas. Namun meskipun ada kesalahan yang dibuat gereja sendiri (karena keadaan kita yang berdosa), gereja masih tetap menjadi alat yang dipilih Allah untuk memberkati sejak 2.000 tahun yang lalu.”1 TANTANGAN YANG DIHADAPI GEREJA
E
PL
Saya juga menghargai gereja seperti halnya para wanita yang memberikan tanggapan terhadap survei. Itulah sebabnya mengapa saya berpikir buku ini sangat penting untuk para pendeta di gereja zaman sekarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zaman sekarang banyak gereja – “alat yang dipilih Allah untuk memberkati” – mengalami penurunan angka kehadiran jemaat dan “ditinggalkan.” “Setiap hari ribuan orang meninggalkan gereja-gereja kita,” tulis Dr. Thom Rainer. “Dan yang lainnya pelan-pelan menjadi semakin kurang aktif.”2 Mengapa? Salah satu alasan yaitu kompetisi sengit yang dihadapi gerejagereja saat ini dalam hal kesetiaan dan partisipasi anggota-anggotanya. Gereja setempat tidak lagi menjadi pusat kehidupan rohani, sosial, dan bermasyarakat. Mobilitas jemaat tak terbatas, dan mereka sering kali memenuhi kebutuhan sosial/komunitas mereka di kedai kopi atau restoran sushi setempat. Daya tarik dunia di dalam masyarakat kita terbukti sangat kuat dan terkadang tidak dapat ditolak – bahkan di kalangan orang-orang Kristen Injili yang sudah “lahir baru” dan penuh pengabdian. Waktu, energi, dan rentang perhatian kita yang terbatas ditarik kepada mal-mal mewah, gedung bioskop, restoran yang menyajikan hidangan dari berbagai etnik, klub-klub sosial, klub-klub kesehatan, televisi satelit, per-
1. Rick Warren, “Instrument of Blessing,” The Alabama Baptist, Januari 19, 2006, 19. 2. Thom S. Rainer, High Expectations: The Remarkable Secret for Keeping People in Your Church (Nashville: Broadman and Holman, 1999), 1.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
13
Pendahuluan
3. 4.
PL
M
SA
mainan-permainan komputer yang canggih, dan Internet. Para peneliti meramalkan bahwa tahun 2010, 10 sampai 20 persen penduduk dunia akan mengandalkan Internet untuk memenuhi kebutuhan keagamaan mereka! Mereka meramalkan “gereja maya” akan menggoda puluhan juta orang untuk meninggalkan gereja yang ada.3 Gereja juga terus-menerus dihadapkan pada dan ditantang oleh pilihanpilihan “spiritual” – kelompok-kelompok “keagamaan” yang menarik jemaat untuk meninggalkan gereja. Baik itu penyembahan berhala, ilmu sihir, Wicca, Zaman Baru, ataupun ibadah/spiritualitas kepada dewi, kepercayaankepercayaan palsu ini segera “mengubah” kaum wanita bangsa kita, terutama mereka yang sedang kuliah di perguruan tinggi.4 Kaum remaja pada saat ini secara luas bereksperimen dengan “agama-agama supernatural dunia” yang baru maupun yang ditemukan kembali. “Tiga perempat (73 persen) anakanak muda Amerika telah terlibat paling sedikit dengan satu jenis aktivitas yang berhubungan dengan sihir, melalui media atau horoskop.”5 Sebagai tanggapan atas situasi tersebut, gereja-gereja setempat menggunakan berbagai macam strategi untuk mempertahankan anggotaanggota mereka juga untuk membawa orang-orang yang belum ke gereja ke dalam jemaat mereka. Mereka membangun pusat-pusat ibadah yang amat besar dan melengkapinya dengan penataan lampu dan teknologi penataan suara ala teater. Mereka merancang pusat-pusat rekreasi yang dilengkapi peralatan fitnes mahal, lapangan tenis, bowling, dan kolam renang. Mereka melapisi bangku gereja yang terbuat dari kayu itu dengan bantal yang “menyesuaikan bentuk tubuh”, menggunakan proyektor layar besar untuk membantu khotbah, membayar selebriti Hollywood dan tokoh-tokoh olahraga profesional untuk memberi kesaksian, menampilkan artis pemenang Grammy untuk menampilkan pertunjukan aksi panggung, mengadakan pesta pizza gratis dan makan malam gereja, mengorganisir perjalanan muda mudi “berski bagi Yesus,” mengajak jemaat-jemaat yang lebih tua
E
www.barna.org/FlexPage.aspx? Page=Topic&TopicID=14 (diakses 19 Januari 2006). Tahun 1950, belum ada seorang pun yang pernah mendengar tentang spiritualitas kepada dewi; sekarang . . . dewi diberitakan dan dirayakan dalam sektor-sektor penting dari masyarakat modern, dan ia tidak menunjukkan tanda-tanda kemunduran ke tempatnya sebelumnya yang tidak jelas . . . Gerakan dewi ini menciptakan tuntutan yang memprovokasi di bidang-bidang yang berbeda dari teologi, antropologi, sejarah kuno, sosiologi, psikologi, dan sejarah seni. Spiritualitas kepada dewi hidup dan memperoleh kredibilitas di kampus-kampus universitas negara kita. Beberapa universitas menawarkan kelas-kelas ilmu sihir sebagai bagian dari kurikulum mereka, dan mendukung kelompok-kelompok Masyarakat Kafir u nt u k m u ri d me re ka . D a r i: w w w .bo u ndl e s s .o r g / 2002 _200 3/ fe a tu r e s / a0000712.html (diakses 18 Januari 2006); www.boundless.org/1999/departments/pages/ a0000032.html (diakses 18 Januari 2006). www.barna.org/FlexPage.aspx?Page=BarnaUpdatenarrow&BarnaUpdate I D=216 (diakses 24 Januari 2006).
5.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
14
Gembala Ideal bagi Jemaat: Apa yang Jemaat Ingin Anda Ketahui
PL
M
SA
berdarmawisata ke tempat-tempat eksotis, bahkan menyeret televisi super besar untuk menonton acara Super Bowl Sunday! Namun taktik hiburan seperti ini tampaknya tidak akan berjalan lama. Banyak orang mengeluh bahwa ibadah hari Minggu telah berubah menjadi pertunjukan Hollywood, menciptakan suasana karnaval dan pencari kenikmatan, merendahkan Injil. Sejumlah orang dan semakin bertambah lagi memohon teologi serius, khotbah yang didasarkan pada Alkitab dan pendalaman Alkitab. Mereka bertanya: “Bukankah firman Allah cukup berkuasa untuk membawa orang ke gereja, dan mempertahankan mereka tetap ke gereja?” “Sesuatu bergejolak di dalam diri saya,” tulis Dr. Charles Swindoll, “ketika saya merasakan bahwa program [ibadah] sudah diatur sampai sepuluh detik terakhir dan saya hanyalah seorang penonton sebuah pertunjukan alih-alih terlibat dalam ibadah. . . . Ketika sesuatu yang sangat berarti dan indah seperti ibadah meleset atau mempunyai ciri-ciri dari sebuah pertunjukan panggung yang rumit atau mulai terlihat dibuat-buat, maka saya mulai mencari pintu keluar terdekat.”6 Demikian juga halnya dengan para wanita Kristen. Tentu saja dunia yang saat ini kebingungan, kasar, dan terluka membutuhkan gereja lebih dari sebelumnya! Namun meskipun bangunan gereja banyak terdapat di sudut jalan dan Alkitab ada di hampir setiap rumah dan kamar hotel, pengaruh gereja baik di dalam maupun di luar terlihat semakin melemah. “Kebanyakan gereja Kristen berusaha untuk memberi pengaruh positif terhadap masyarakat dan individu,” kata George Barna. “Pertanyaan pentingnya adalah apakah yang sedang mereka kerjakan itu berhasil.” Ia menambahkan: “Jika kesimpulannya adalah bahwa usaha mereka tidak menghasilkan akibat yang diinginkan, maka tantangan besarnya adalah apakah mereka mau mengubah strategi-strategi mereka untuk memaksimalkan potensi mereka.”7 TULANG PUNGGUNG JEMAAT
E
Pendeta, saya akan memberi tahu Anda sesuatu tentang wanita-wanita Kristen yang menghadiri ibadah Anda. Mereka seperti tambang emas yang belum diketemukan yang berada jauh di bawah tanah. Ketika atap Anda bocor, tungku Anda berasap, dan keran air Anda tidak mengalirkan air – ketika Anda mencemaskan kehadiran jemaat yang semakin menurun, sukarelawan yang lebih sedikit, dan tidak adanya komitmen – para wanita Kristen sangat ingin Anda mendengarkan mereka. Wanita Kristen (tanpa berbicara, hanya di dalam hati mereka) mempunyai solusi untuk banyak 6. 7.
Charles Swindoll, Simple Faith (Dallas: Word, 1991), 118. George Barna, www.barna.org/FlexPage.aspx?Page=Excerpt&ProductID=55 (diakses, 15 Juni 2005).
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
15
Pendahuluan
masalah gereja saat ini. Tetapi, kata mereka kepada saya, tidak ada yang mau mendengarkan. Sebenarnya banyak yang hendak mereka katakan kepada Anda. George Barna menyatakan bahwa wanita Kristen adalah “tulang punggung jemaat Kristen di Amerika.” Baru-baru ini ia mengadakan survei berskala nasional dan mempublikasikan penemuannya yang luar biasa, yang mencatat bahwa, dibandingkan pria, wanita:
SA
100 persen lebih mungkin untuk terlibat dalam pemuridan; 57 persen lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam kelompok kecil pendalaman Alkitab atau kelompok doa; 46 persen lebih mungkin untuk memuridkan orang lain dalam iman; 33 persen lebih mungkin untuk mengorbankan waktu mereka demi membantu gereja; 29 persen lebih mungkin untuk membaca Alkitab; 29 persen lebih mungkin untuk membagikan iman mereka kepada orang lain; 23 persen lebih mungkin untuk menyumbang gereja; 16 persen lebih mungkin untuk berdoa.
E
PL
M
Barna juga menyatakan bahwa wanita yang “lahir baru” lebih banyak sekitar 11 juta sampai 13 juta daripada pria yang “lahir baru” di Amerika Serikat. Tanpa wanita, kekristenan akan memiliki anggota hampir 60 persen lebih sedikit! “Salah satu karakteristik wanita yang muncul dari penelitian tersebut,” tulisnya, “adalah tingkat kedalaman rohani mereka yang tinggi. . . . Separuh dari seluruh wanita (49 persen), memiliki keinginan yang sangat kuat untuk aktif secara pribadi di gereja, dibandingkan dengan hanya sepertiga pria (35 persen).”8 Penemuan Barna cocok dengan hasil penemuan saya. Wanita Kristen, tanpa keraguan, adalah “tulang punggung” gereja zaman sekarang. Banyak pendeta dewasa ini bertanya bagaimana gereja mereka dapat menggenapi Amanat Agung Kristus – “Menjadikan semua bangsa murid, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan mengajar mereka untuk menaati semua yang telah Kuperintahkan” (Mat. 28:18-20, penekanan oleh saya). Bagaimana gereja mereka dapat menemukan fokus baru, energi baru, dan vitalitas rohani, dan sekali lagi menjadi pusat dari kehidupan keluarga, sosial, dan spiritual yang sejati? Jawabannya singkat tetapi lengkap. Ajak, ajarkan, latih, libatkan, dan andalkan wanita Kristen yang berdedikasi di gereja Anda. Mereka duduk di pinggir bangku mereka mengharapkan Anda menemukan mereka. Mereka 8.
The Barna Group, “Women Are the Backbone of the Christian Congregations in A m eric a , ” 6 Ma ret 2 0 0 0 , w ww .ba r na .o r g/F le xPa ge. as px?Pa ge = Ba r naUpdate&BarnaUpdateID=47 (diakses 28 Juni 2005).
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
16
Gembala Ideal bagi Jemaat: Apa yang Jemaat Ingin Anda Ketahui
PL
M
SA
adalah harta karun yang belum dimanfaatkan yang sangat menanti-nantikan untuk ditemukan, digali, dan dipekerjakan bagi Kerajaan Allah! Mengapa kita membiarkan kemunduran rohani terjadi di gereja kita padahal 60 persen dari jemaat kita sangat ingin dilibatkan serta dipekerjakan dalam nama Kristus? “Gereja akan ada selamanya,” tulis Rick Warren, “dan karena gereja adalah alat yang dipakai Allah untuk melayani di bumi, maka gereja sungguh-sungguh merupakan kekuatan terbesar di permukaan bumi. . . . Allah akan memberikan kuasa-Nya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Inilah cara Tuhan – jemaat biasa yang diperkuat oleh Roh-Nya.”9 Wanita Kristen biasa, yang diperkuat oleh Roh Allah, dapat membantu gereja zaman sekarang untuk menyelesaikan tugas yang Allah berikan. Pendeta, saya menulis buku ini hanya untuk Anda. Karena itu lepaskan sepatu Anda, cari kursi yang nyaman, siapkan secangkir kopi hitam yang kental untuk diri Anda sendiri, dan bacalah apa yang diharapkan wanita Kristen di seluruh dunia agar Anda ketahui. Saya berdoa kiranya Anda mau menerima respons mereka dan mempergunakan mereka untuk memperkaya gereja Anda bagi kemuliaan Tuhan. (Catatan: Nama-nama dan beberapa fakta telah diubah untuk menjaga privasi para wanita yang menanggapi survei. Ini adalah proyek penelitian tidak resmi; bukan penelitian ilmiah.) Saya akan menambahkan beberapa komentar pribadi di sini. Ada tempat istimewa di hati saya bagi para pendeta zaman sekarang. Menjadi pendeta adalah tugas yang sulit. Para pendeta menerima banyak kritik, tetapi bukan itu maksud dari buku ini. Lagi pula, saya menikah dengan seorang pendeta (Timothy) selama tiga puluh delapan tahun. Kami berdua telah melayani di gereja setempat, di ladang misi, dan di tiga seminari. Sekarang Timothy melayani sebagai dekan di Beeson Divinity School di Samford University, Birmingham, Alabama. Kakek saya, George M. Williams, dan ayah saya, Robert C. Wyse, juga pendeta. Putra saya yang berumur dua puluh empat tahun, Christian, seorang mahasiswa program M.Div. (Sarjana Teologi) di Beeson Divinity School, dalam pelatihan sebagai pendeta. Saya telah menulis dua buku khusus untuk mahasiswa seminari (How to Be a Seminary Student – And Survive dan The Student Marriage, keduanya diterbitkan oleh Broadman & Holman).
E
Denise George Paskah 2006
9.
Warren, “Instrument of Blessing,” 19 (penekanan oleh saya).
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAGIAN 1
PL
M
SA
E
KEHIDUPAN PRIBADI WANITA DI GEREJA ANDA
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAB 1 “PENDETA, SAYA LELAH”
SA
Masuklah ke kebanyakan gereja di Amerika, lihatlah ke sekeliling, dan ajukanlah pertanyaan ini kepada diri Anda sendiri: “Apa itu wanita Kristen?” . . . Jangan perhatikan apa yang dikatakan, tetapi lihatlah apa yang Anda temukan di sana. Tidak ada keraguan tentang hal ini. Anda harus 1 mengakui bahwa wanita Kristen itu . . . lelah.
mereka ingin membenarkan alasan mengapa mereka duduk di bangku bagian belakang dan datang terlambat untuk mengikuti ibadah? Apakah mereka ingin agar Anda berhenti meminta mereka untuk bekerja di ruang perawatan anak, memasak untuk acara perjamuan gereja, dan merangkai bunga untuk altar? Jawabannya adalah bukan. Mereka ingin Anda mengerti bahwa kehadiran dan keterlibatan mereka di gereja sering kali memerlukan pengorbanan pribadi yang besar. Agar bisa hadir dan bekerja di gereja, seorang wanita sering kali harus mengurangi waktu tidur, waktu istirahat, waktu untuk menyendiri, serta semua aktivitas yang memberi penyegaran – seperti berjalan-jalan di taman atau minum kopi bersama teman. Ia akan mendorong dirinya memasuki kelelahan dengan menerima tugas yang Anda minta darinya.
1.
E
PL
M
PARA WANITA DATANG KE GEREJA karena banyak alasan: Mereka mengasihi Tuhan. Mereka ingin mendukung Anda, keluarga Anda, dan pelayanan Anda. Mereka ingin melihat orang-orang yang tersesat dipimpin kepada Kristus; yang bersalah dan berdosa diampuni, yang sakit disembuhkan, dan yang tidak punya kasih dikasihi. Mereka ingin bekerja keras bagi Allah dan meninggalkan warisan kekal bagi orang-orang yang mengikuti teladan mereka. Namun, Pendeta, Anda harus tahu: wanita Kristen zaman sekarang merasa lelah. Mereka menyebut kelelahan sebagai masalah nomor satu dalam daftar. Mengapa wanita Kristen ingin Anda tahu hal ini? Apakah mereka menginginkan simpati Anda? Apakah mereka mau Anda menganggap mereka sebagai wanita pekerja keras seperti yang ditulis dalam Amsal 31? Apakah
John Eldredge
John Eldredge, Wild at Heart (Nashville: Thomas Nelson, 2001), 17.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAB 2 “PENDETA, SAYA TERLUKA”
SA
Sepertinya . . . tampak seolah-olah masyarakat kita diatur untuk mematahkan semangat manusia. Daripada disebut gaya hidup, lebih cocok 1 disebut gaya kematian.
Kelelahan yang berbahaya adalah kondisi suasana jiwa yang mudah berubah dan menandai risiko untuk mengalami kehancuran besar. Ini merupakan kelelelahan jiwa yang 2 kronis.”
M
DALAM BAB SEBELUMNYA, kita telah melihat bagaimana wanita zaman sekarang bekerja melampaui batas, memikul banyak beban, dan mengalami kelelahan. Mari saya jelaskan apa yang saya maksud dengan “kelelahan.” Ada dua macam “kelelahan.” Pertama adalah “kelelahan yang baik,” kelelahan yang kita rasakan setelah mengerjakan sebuah pekerjaan dengan baik, atau menyelesaikan sebuah tugas yang sulit. Tubuh, pikiran, dan emosi kita mungkin merasa sangat lelah, tetapi setelah makan dan beristirahat seperti Elia, kita menjadi pulih dan memperoleh kembali kekuatan kita serta pandangan positif tentang kehidupan. Kelelahan yang lain adalah “kelelahan yang berbahaya.” Kondisi ini lebih dalam dan lebih serius daripada kelelahan sementara yang terjadi setelah masa-masa sibuk dalam jadwal dan beban kerja kita . . . .
Arthur Gish
KELELAHAN YANG BERBAHAYA
1. 2. 3.
E
PL
“Kelelahan yang berbahaya” terjadi ketika seorang wanita terus-menerus bekerja secara berlebihan dan mengalami stres berlebihan dalam kehidupan sehari-harinya. Stresstres kecil sehari-hari berakumulasi – saling bertumpuk, sampai menyebabkan seorang wanita merasa kelelahan – kelelahan jiwa yang kronis.” Karl Menninger menulis: “Kejengkelan-kejengkelan serta rasa frustrasi kecil yang terjadi secara berulang-ulang efeknya akan bersifat kumulatif hingga tahap tertentu.”3 Jika stres-stres kecil sehari-hari terus berakumulasi tanpa pemecahan, dan
Arthur Gish, Beyond the Rat Race (Scottdale, Pa.: Herald Press, 1973), 20. Ruth Haley Barton, “Are You Dangerously Tired?” www.christianitytoday.com/ childrensministry/articles/le_040408.html (diakses 30 Juli 2005). Karl Menninger, Whatever Became of Sin? (New York: Hawthorn Books, 1973), 91.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAGIAN 2
PL
M
SA IMAN WANITA DI GEREJA ANDA
E PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAB 3 “PENDETA, SAYA MEMERLUKAN KONSELING SECARA ALKITABIAH”
SA
Struktur otak kita secara dramatis dipengaruhi oleh pengalamanpengalaman buruk . . . . Kepedihan yang berusaha kita tekan atau tutuptutupi tidak akan sirna; kecuali bila pengalaman-pengalaman tersebut diakui, diungkapkan, dan dipecahkan, tekanan emosional akan terus 1 meningkat, menghasilkan penderitaan dan kesusahan.
bersama wanita-wanita lain yang mengalami rasa sakit akibat perceraian. Merupakan hal yang lazim bagi para pendeta untuk berdoa bersama dan untuk para janda di gereja. Tetapi wanita yang bercerai sering kali ‘dikesampingkan’ dan diabaikan. Pendeta saya membantu saya sehingga saya merasa ditopang ketika saya merasa ‘hancur’ dan ‘terombang-ambing tanpa henti.’” Seorang wanita dari Alabama menulis: “Saya diberkati oleh seorang pendeta dan staf pendukung yang melakukan pekerjaan yang sangat patut dipuji dalam menyampaikan kebenaran secara alkitabiah maupun belas kasih yang tulus kepada para wanita di jemaat kami.” Wanita lain dari Arkansas, menulis: “Saya rasa saya dimanjakan oleh pendeta saya. Ia memahami wanita dan melayani mereka dengan
1.
E
PL
M
PARA WANITA MENGHARGAI konseling oleh pendeta. Seorang wanita dari Lousiana menulis: “Pendeta saya sangat baik dan lembut kepada para wanita yang terluka di gereja kami. Ketika suami saya yang sudah mendampingi saya selama dua puluh lima tahun meninggalkan saya begitu saja, pendeta saya mengajak istrinya datang ke rumah saya dan sering berdoa bersama saya. Pendeta saya memanggil saya ke depan pada suatu ibadah Minggu pagi, dan jemaat-jemaat yang mengenal saya maju ke depan dan berdoa bersama saya. Ia memanjatkan ‘doa untuk melindungi’ saya. Ia berdoa agar saya dapat melihat tangan Allah yang menopang saya sampai kesulitan saya selesai. Ia tidak tahu betapa hal itu sangat berarti bagi saya. Saya berdoa semoga banyak pendeta mau berdoa
Harold Bloomfield
Harold Bloomfield dengan Philip Goldberg, Making Peace with Your Past (New York: HarperCollins, 2000), xiv.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAB 4 “PENDETA, SAYA SANGAT MERINDUKAN TEMANTEMAN DAN PERSEKUTUAN KRISTEN”
SA
Kita hidup di tengah masyarakat yang sangat terpecah dan terisolasi dalam hal relasi. Orang-orang berpindah tempat, berganti pekerjaan, bercerai, jamjam pulang pergi setiap hari, bepergian mengelilingi negara setiap minggu, kemudian menghabiskan seluruh waktu luang mereka menjelajahi 1.700 saluran televisi kabel dan jutaan situs Internet, dan semuanya mengorbankan hubungan dengan orang lain. Kita telah meningkatkan modal finansial kita, tetapi itu mengorbankan modal hubungan kita. Ditambah dengan trend sosial setengah abad terakhir, maka akan ada satu 1 generasi yang merasa sangat kesepian.
John Burke
M
“masyarakat yang sangat terpecah, terisolasi dalam hal relasi . . . dari orang-orang yang merindukan komunitas, tetapi takut untuk menjadi akrab – dikelilingi oleh teman-teman, namun merasa kesepian.”2 Isolasi di dalam masyarakat kita telah menyakiti wanita masa kini. Bahkan wanita yang paling sibuk sekalipun merasa kesepian. Mereka membutuhkan teman-teman yang dapat menolong mereka menghadapi masyarakat yang bergerak dengan sangat cepat ini. Wanita membutuhkan komunitas – jaringan pertemanan khusus yang benarbenar peduli, dapat dipercaya, dan saling menolong. Saya mendengar pendapat ini berulang kali dinyatakan dalam ratusan tanggapan survei.
WANITA MEMBUTUHKAN TEMAN-TEMAN WANITA Wanita saat ini merindukan komunitas, namun kita hidup di tengahtengah “budaya menyendiri” – suatu 1. 2.
E
PL
PADA SAAT SEORANG PENDETA dan jemaatnya melayani wanita yang terluka, seluruh gereja akan memperoleh manfaat. Di dalam bab sebelumnya, kita melihat pentingnya konseling oleh pendeta, profesional maupun jemaat biasa, demikian juga ajaran dan sarana yang mendorong seperti seminar, lokakarya, dan pendalaman Alkitab. Di dalam bab ini, kita akan meneliti cara lain untuk membantu dan memulihkan wanitawanita Kristen.
John Burke, No Perfect People Allowed (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2005), 46. Ibid., 45.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
BAB 5 “PENDETA, SAYA SANGAT MENGHARAPKAN PENDALAMAN ALKITAB DAN PERTUMBUHAN ROHANI”
SA
Teologi seorang wanita dapat memberikan perbedaan yang sangat besar dalam hal sebaik apa ia berjuang dalam pertempuran yang merupakan bagian dari rencana Allah baginya. Terkadang teologi adalah satu-satunya 1 yang kita miliki di medan perang.
orang lain harus mengais-ngais tempat sampah kota untuk mendapatkan sisa-sisa makanan? Kita tentu memiliki teknologi dan sumbersumber yang diperlukan untuk memberi makan dunia yang kelaparan! Tetapi mengapa kita tidak melakukannya?
M
SAYA TERGUNCANG dan menjadi sangat sedih ketika melihat foto-foto orang-orang yang kelaparan, baik mereka yang selamat dari kampkamp konsentrasi perang dunia II Jerman dan Jepang maupun korban kelaparan dan kemiskinan abad dua puluh satu di Haiti, Afrika, dan Bangladesh. Sungguh menghancurkan hati saya mengetahui beberapa negara memerangi obesitas sementara negara-negara lain memerangi kemiskinan. Saya juga heran melihat orang-orang kelaparan di pinggir jalan di India sementara “daging sapi” berkeliaran dengan bebas di jalan-jalan. Atau hotel-hotel mewah di Mexico menyajikan makanan pencuci mulut “serba-coklat” sementara seorang bayi kelaparan di perkampungan padat penduduk dekat hotel tersebut. Mengapa beberapa pihak memerlukan sistem saluran pembuangan sampah untuk menghancurkan sisa-sisa makanan, sementara
Carolyn Custis James
PL
WANITA ZAMAN SEKARANG MENGALAMI KELAPARAN ROHANI
E
1.
Manusia membutuhkan makanan dan gizi untuk tubuh agar hidup dan bertumbuh. Namun lebih penting dari kehidupan fisik, mereka membutuhkan firman Allah untuk hidup dan bertumbuh secara rohani. Sama seperti tubuh membutuhkan daging, makanan yang bersifat sementara. Jiwa membutuhkan makanan dari Kitab Suci – ini bersifat kekal. Di sekitar saya, saya melihat para wanita yang hidup tanpa dasar Kitab Suci, dan hidup dengan kulit
Carolyn Custis James, When Life and Beliefs Collide (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2001), 95.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
E
PL
M
SA PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])