SAMBUTAN
KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga dengan inayahNya kita bisa melaksanakan tugas rutin akademik di lembaga yang kita cintai. Terlebih dahulu saya sangat bangga dan mengapresiasi dengan hadirnya pedoman penulisan karya ilmiah ini untuk mahasiswa seluruh Program Studi dilingkungan
Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Sebagaimana dimaklumi bersama, bahwa proses pendidikan pada jenjang Strata 1 (S1) seluruh Program Studi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan tidak lepas dari kegiatan penulisan karya ilmiah baik di awal, di tengah, atau pun diakhir perkuliahan. Tujuan dari penulisan karya ilmiah tersebut adalah sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Untuk menilai kecakapan dalam
penulisan karya ilmiah
tersebut,
mahasiswa harus mempertanggungjawabkannya. Kualitas penulisan karya ilmiah tidak hanya ditentukan oleh substansi atau materinya tulisan saja, akan tetapi juga ditentukan oleh tata cara penulisannya. Oleh karena itu, untuk
i
menjamin tercapainya kualitas tersebut maka diperlukan pedoman penulisan karya ilmiah. Disamping itu manfaat dari pedoman penulisan karya ilmiah ini adalah untuk membantu memperlancar proses dan pembimbingan penulisan karya ilmiah. Menyadari bahwa
pedoman ini masih
karena itu saran dan kritik akan
sangat
jauh dari sempurna, oleh
bermanfaat untuk melengkapi
kekurangan tersebut. Namun kami berharap semua pihak yang berkepentingan memanfatkan pedoman ini dengan baik. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Nashrun minallhi wa Fathun Qorib, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kuningan, Januari 2015 Ketua, ttd.
Kasdar Al Ade Saputra, MA. NIK/NIDN 2231001001/0405097406
ii
KATA PENGANTAR Lembaga
Penelitian
Pengembangan
dan
Pengabdian
kepada
Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan terus melakukan upaya-upaya yang
progresif
dalam mengembangkan produktivitas kerja ilmiah. Upaya penyempurnaan tata kelola penelitian adalah sebuah keniscayaan yang harus disadari
dan
dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas penelitian sebagai Catur Dharma Perguruan Tinggi. Penelitian akan berjalan baik apabila ditunjang oleh pedoman yang terstandarisasi dan mampu di implementasikan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari panduan sebelumnya yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Panduan ini, secara garis besar terdiri dari (enam) bagian yaitu pedoman penulisan makalah, penulisan laporan buku dan artikel
jurnal
ilmiah,
penulisan
proposal
skripsi,
penulisan
skripsi,
bimbimbingan skripsi, dan ujian skripsi. Diharapkan dengan adanya pedoman ini,
penelitian yang diusulkan lebih berkualitas dan menghasilkan output,
outcome, benefit dan impact yang sesuai dengan kebutuhan stakeholders serta mendukung program pembangunan pendidikan. Pedoman ini mengakomondasi beberapa informasi penting yang perlu diketahui dan diikuti oleh pengelola dan pelaksana penelitian di lapangan. Jika ada isi dalam pedoman ini belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mohon disampaikan ke Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan untuk segera dilakukan revisi. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi kita semua.
iii
Kuningan, Januari 2015 Ketua LP3M ttd. Usep Sukmana, M.PFis NIK 201009007
iv
DAFTAR ISI
SAMBUTAN………………………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................
1
A.
Latar Belakang................................................................
1
B.
Fungsi Pedoman …………............................................
2
C.
Tujuan Penyusunan Pedoman ....................................
2
PENULISAN MAKALAH......................................................
3
A.
Pengertian Makalah ......................................................
3
B.
Karakteristik Makalah...................................................
3
C.
Jenis Makalah .................................................................
4
D.
Makalah yang Dibuat...................................................
6
E.
Sistematika Makalah .....................................................
5
BAB II
BAB III
BAB IV
PENULISAN LAPORAN BUKU DAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH ...................................................................
10
A.
Pengertian........................................................................
10
B.
Jenis-jenis Laporan ........................................................
11
C.
Sistematika Laporan ......................................................
12
D.
Sistematika dan Tata Tulis Jurnal……………………
12
PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI .....................................
15
v
BAB V
A.
Proposal Skripsi Kuantitatif..........................................
15
B.
Proposal Skripsi Kualitatif............................................
24
C.
Sistematika Proposal Skripsi.........................................
29
D.
Sistematika Proposal PTK …………………………...
30
PENULISAN SKRIPSI ............................................................
32
A.
BAB VI
Wilayah Penelitian Skripsi ...........................................
32
B.
Sistematika Penyajian Skripsi ......................................
34
C.
Sistematika Penyajian PTK ..........................................
35
D.
Deskripsi Sistematika Penyajian Proposal dan Skripsi ..............................................................................
37
RANCANGAN ANALISIS DALAM PENELITIAN .........
47
A.
Model-model Rancangan Analisis ..............................
49
B.
Skala Pengukuran Variabel ..........................................
51
C.
Beberapa Alat Statistik Deskriptif (Univariat) ..........
54
D.
Beberapa Alat Statistik Korelasional (Bivariat/Multivariat) …………………………………
55
Berberapa Alat Analisis Statistik Komparasi ............
58
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI ...........................................
65
A.
Ketentuan Umum ..........................................................
65
B.
Ketentuan Khusus .........................................................
66
C.
Beberapa Contoh Penulisan Daftar Pustaka .............
79
E. BAB VII
Pengertian Skripsi, Karakteristik, Fungsi, dan
vi
BAB VIII
BAB IX
BIMBINGAN SKRIPSI ...........................................................
81
A.
Pendahuluan...................................................................
81
B.
Ketentuan Bimbingan Skripsi .....................................
83
C.
Pembimbing dan Mahasiswa ......................................
88
D.
Penggantian Pembimbing Skripsi ...............................
91
E.
Perbedaan Pendapat ………………………………….
92
UJIAN SKRIPSI ......................................................................
93
A.
Tujuan Kegiatan.............................................................
93
B.
Ruang Lingkup……………….......................................
93
C.
Definisi…………………….............................................
93
D.
Referensi……………………….. ...................................
93
E.
Ketentuan Umum……………………………………..
94
F.
Tujuan Ujian Skripsi…………………………………..
94
G.
Persyaratan……………………………………………..
95
H.
Tata Cara Pelaksanaan…………………………...……
96
I.
Perbaikan dan Ujian Ulang Skripsi…………………..
97
J.
Kegiatan Ujian Skripsi dalam DiagramAlir………...
98
K.
Lembar Penilaian Ujian Proposal, Penilaian Skripsi, dan ujian Skripsi……………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
99 103
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
104
1.
Format Penulisan Proposal Skripsi Kuantitatif..................................
105
2.
Format Penulisan Proposal Skripsi Kualitatif ....................................
106
3.
Format Penulisan Proposal PTK...........................................................
107
4.
Format Penulisan Skripsi Kuantitatif...................................................
108
5.
Format Penulisan Skripsi Kualitatif ....................................................
110
6.
Contoh Format Penulisan Laporan PTK.............................................
112
7.
Contoh Halaman Sampul Luar.............................................................
114
8.
Contoh Halaman Sampul Luar PTK....................................................
115
9.
Contoh Halaman Sampul Dalam..........................................................
116
10. Contoh Lembar Persetujuan (Untuk Mengikuti Ujian Skripsi) .......
117
11. Contoh Halaman Pengesahan (Setelah Ujian Skripsi) ......................
118
12. Contoh Halaman Persembahan............................................................
119
13. Contoh Halaman Motto.........................................................................
120
14. Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi...................................
121
15. Contoh Halaman Riwayat Hidup.........................................................
122
16. Contoh Halaman Kata Pengantar.........................................................
123
17. Contoh Halaman Daftar Isi....................................................................
125
18. Contoh Halaman Daftar Tabel..............................................................
127
19. Contoh Halaman Daftar Gambar..........................................................
128
20. Contoh Halaman Daftar Lampiran......................................................
129
21. Contoh Halaman Abstrak......................................................................
130
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan
kerja ilmiah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan menempati posisi yang strategis sebagai usaha dari kesanggupan dan kualitas akademik. Lulusan suatu perguruan tinggi dapat dilihat integritasnya melalui karya ilmiah yang dihasilkan. Kualitas intelektual lulusan dapat diukur dari cara mereka
mengungkapkan
pikiran,
gagasan,
dan
temuannya
yang
dituangkan kedalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kepekaan terhadap disiplin ilmu yang digelutinya. Karya tulis ilmiah merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil-hasil pengkajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa. Dengan sifat dan kedudukan ini maka karya tulis ilmiah, dalarn lingkungan masyarakat akademik dapat memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang atau disiplin ilmu yang relevan. Proses akumulasi, validasi dan bahkan falsifikasi dalam kegiatan ilmiah melalui penelitian-penelitian dan pengkajian-pengkajian ilmiah ini dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan suatu disiplin keilmuan. Kerja ilmiah tidak akan berjalan baik apa bila tidak ada ramburambu yang mengaturnya. Ide yang baik membutuhkan penyaluran yang baik dalam bentuk sistematika kerja yang relevan. Arti lainnya adalah, perlu adanya pedoman sebagai pijakan dalam realisasi ide supaya lebih fokus dan terstandarisasi. Pedoman ini mengacu pada karya tulis yang penyusunannya berdasarkan kajian ilmiah. Penyusunan karya ilmiah didahului oleh penelitian pustaka dan penelitian empirik. Dalam kaitan ini karya tulis ilmiah merupakan wahana komunikasi hasil-hasil penelitian ilmiah dan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
1
masyarakat akademiknya untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Seluruh rangkaian kerja ilmiah bermuara pada upaya meningkatkan pemahaman dan kesanggupan dalam: 1.
mengasah keterampilan menulis,
2.
mengidentifikasi masalah, menggali, mencari, mengembangkan, dan menciptakan produk ilmiah (sistem, cara, metode, dll.) sebagai upaya pemecahannya,
3.
menyampaikan hasil kerja ilmiahnya secara lisan dan tertulis. Semua ini akan bermanfaat sebagai ruang nyata untuk melakukan
kerja cerdas dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikirannya secara kritis, logis, sistematis, dan estetis dalam bentuk tulisan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara
ilmiah,
serta
dapat
memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan. B. Fungsi Pedoman Penyusunan pedoman ini berlaku untuk semua program studi yang ada
Sekolah
Tinggi
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan. Pedoman ini berfungsi untuk menyamakan model dan kaidah-kaidah penulisan, baik antar dosen pembimbing, maupun antara dosen dan mahasiswa. Tentunya pedoman ini tidak mengabaikan kekhasan yang dimiliki oleh setiap prodi, selama tidak menyimpang ketentuan baku dari pedoman umum. C. Tujuan Penyusunan Pedoman Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bersama dalam penulisan karya ilmiah bagi para dosen dan mahasiswa. Melalui buku pedoman ini diharapkan tercipta keseragaman dalam pola dasar karya ilmiah yang meliputi: ruang lingkup isi, karakteristik, format penulisan, serta proses bimbingan, evaluasi dan penilaiannya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2
BAB II PENULISAN MAKALAH A. Pengertian Makalah Menurut Surakhmad (1998:10) paper atau makalah adalah segala jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku maupun sebagai hasil karangan tentang sesuatu pokok persoalan. Sedangkan, menurut Tanjung dan Ardial (2010:7) makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman, bahwa yang dimaksud makalah adalah sebuah karya tulis yang membahas pokok persoalan tertentu dan ditulis secara sistematis serta melalui analisis yang logis dan objektif. B. Karakteristik Makalah Suatu makalah mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1.
Merupakan hasil kajian literatur dan/atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan;
2.
Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan;
3.
Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan;
4.
Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh. Menurut Alek dan H. Ahmad HP, (2010: 120-121) ciri – ciri makalah,
yaitu:
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
3
1. Logis. Artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji. 2. Objektif. Artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya. 3. Sistematis. Artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan berkesinambungan. 4. Jelas.
Artinya
keterangan,
pendapat
dan
pandangan
yang
pandangan,
serta
dikemukakan jelas dan tidak membingungkan. 5. Kebenaran
dapat
diuji.
Artinya
pernyataan,
keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya. C. Jenis Makalah Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang dipakai, makalah dibedakan menjadi tiga katagori, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. 1.
Makalah Deduktif adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2.
Makalah Induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang bersifat objektif sesuai apa yang diperoleh dari lapangan serta relevan dengan permasalahan yang dibahas.
3.
Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan sesuai dengan topik yang dibahas. Makalah campuran ini bisa disebut juga dengan malalah ilmiah. Karena didalamnya membahas mengenai
permasalahan
tertentu
berdasarkan
data
yang
ada
dilapangan, bersifat objektif, dan didasarkan pula dengan teori – teori yang ada. Makalah campuran dibagi menjadi 6 macam (Maimunah, 2011:90 – 91), yaitu :
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
4
a)
Makalah Ilmiah. Istilah makalah ilmiah pada umumnya dipakai bagi karya tulis hasil studi ilmiah yang berisi masalah dan pembahasannya karena studi semacam ini bersifat ilmiah, sudah selayaknya bila makalah ini ditulis secara obyektif-empiris melalui proses berpikir deduktif-induktif, dan tidak mengungkapkan pendapat penulis yang subyektif. Gaya bahasa yang dipakai dalam makalah
ilmiah
adalah
sederhana,
lugas-tegas
dan
tidak
mementingkan keindahan bahasa, seperti dalam sastra seni. Makalah ilmiah biasanya ditulis dari belakang meja dan dimaksudkan sebagai suatu sarana pemecahan suatu masalah secara ilmiah. Sudah menjadi kewajiban penulis makalah ilmiah memerlukan studi kepustakaan dan ini terlihat pada refrensi yang dicantumkan. b)
Makalah Kerja. Makalah ini hampir sama dengan makalah penelitian. Makalah kerja pada umumnya dibaca dalam seminar. Makalah kerja disampaikan dalam bentuk argumentasi sebagai suatu hasil penelitian. Jadi, dalam makalah kerja yang dibacakan itu harus ada masalah.
c)
Makalah Kajian. Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan sarana pemecahan suatu masalah yang kontroversial tanpa maksud untuk dibaca dalam suatu seminar. Makala kajian lazimnya tidak digolongkan sebagai makalah kerja.
d)
Makalah Posisi. Istilah ini dipakai untuk karya tulis yang disusun karena terdapat masalah kontroversial. Makalah posisi ditulis karena diminta oleh suatu pihak sebagai alternatif pemecahan suatu masalah yang kontroversial. Prosedur pembahasan dan penulisannya dilakukan secara ilmiah, masalahnya pun ilmiah.
e)
Makalah Analisis. Makalah analisis adalah istilah yang sering dipakai didalam mata kuliah untuk membedakannya dengan expository essay, creative essay, ataupun komposisi yang merupakan karya – karya tulis berisi karangan biasa dan tidak berisi analisis.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
5
Makalah analisis berisi suatu analisis yang masalahnya telah ditentukan sebelumnya. Karya tulis semacam ini sifatnya obyektifempiris. f)
Makalah Tanggapan. Bentuk karya tulis ini sering ditugaskan kepada mahasiswa. Makalah tanggapan dipakai untuk karya tulis pemenuhan tugas yang berupa reaksi terhadap suatu bacaan. Makalah tanggapan dimaksudkan sebagai latihan dan biasanya pendek karena pembahasan dilakukan secara ilmiah, maka pemberian data dari bacaan biasanya berupa kutipan langsung.
D. Makalah yang dibuat Pembuatan makalah dipersyaratkan sebagai salah satu tugas pada setiap program studi yang ada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Makalah yang diwajibkan adalah makalah analisis dan makalah posisi. Makalah analisis diwajibkan bagi mahasiswa smester V (lima) ke atas. Makalah posisi seyogianya berhubungan dengan mata kuliah pokok suatu program studi, karena idealnya satu makalah untuk setiap mata kuliah. E. Sistematika Makalah Secara garis besar isi dan sistematika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. 1.
Bagian awal a) Halaman Sampul Hal – hal yang ada pada bagian sampul adalah: judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat, dan penulisan makalah. b) Daftar Isi Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Penulisan daftar isi dipandang perlu jika panjang makaah lebih dari 15 makalah. Penulisan daftar isi
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
6
dilakukan dengan ketentuan bagian makalah yang merupakan sub judul ditulis menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata ditulis dengan huruf besar), penulisan subjudul yang dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah. c) Daftar Tabel dan Gambar (jika ada) Identitas tabel dan gambar dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan secara terpisah; tetapi jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar sebaiknya penulisan daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah. 2.
Bagian Inti Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama, dan penutup. Ada tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam menulis
makalah yaitu:
penulisan dengan
menggunakan angka (Romawi atau Arab), penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad dan penulisan tanpa menggunakan abjad maupun angka. a) Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan
makalah,
masalah
atau
topik
bahasan
beserta
batasannya, dan tujuan penulisan makalah. 1) Latar Belakang Penulisan Makalah Butir – butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal – hal yang melandasi ditulis makalah. Hal – hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoritis maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. 2) Masalah atau Topik Bahasan Masalah atau topik bahasan tidak hanya terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan yang lebih lanjut,
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
7
persoalan yang memerlukan pendiskripsian lebih lanjut, persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali dalam penulisan makalah. 3) Tujuan Penulisan Makalah Perumusan tujuan penulisan makalah yang dimaksud bukan hanya memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulis makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah rumusan
tujuan
penulisan
makalahdapat
mengarahkan
kegiatan yang harus dilakukan selanjutny dalam penulisan makalah. Bagi pembaca perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi tentang apa yang disampaikandalam makalah tersebut. Rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup tersebut. b) Teks Utama Bagian utama teks makalah berisi pembahasan topik – topik makalah. Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah. c)
Penutup Pada bagian penutup dapat juga diberikan saran – saran atau rekomendasi sehubungan dengan masaah yang telah dibahas. Saran sebaikny diberikan secara spesifik maksudnya ditujukan kepada siapa, dalam bentuk apa saran itu dilaksanakan.
3.
Bagian Akhir a) Daftar Rujukan Berisi sebuah daftar acuan yang memuat daftar bibliografi sebuah buku yang dijadikan sebagai rujukan. Dengan kata lain daftar rujukan bias disebut sebagai daftar pustaka.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
8
b) Lampiran (Jika Ada) Bagian lampiran berisi hal – hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal – hal yang dimaksud dapat berups angka maupun yang berupa diskripsi teba dan yang dipandang sangat penting tapi tidak dimaksudkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya diberi nomer halaman.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
9
BAB III PENULISAN LAPORAN BUKU DAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH A. Pengertian Laporan buku/bab/artikel jurnal ilmiah pada dasarnya adalah karya ilmiah yang mendemonstrasikan pemahaman siswa terhadap isi buku/bab/ artikel jurnal ilmiah yang dilaporkannya disertai dengan pandangan penulis terhadap isi buku /bab/artikel yang ditelaahnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi, laporan buku/bab/artikel jurnal juga mendemonstrasikan
kemampuan
mahasiswa
dalam
menganalisis,
menarik inferensi, menilai (mengkritik) isi buku/bab/artikel jurnal yang dibacanya. Oleh karena itu, laporan buku/bab/artikel jurnal lebih dari sekedar ringkasan apalagi terjemaahan, tetapi berisi kajian yang bersifat kritis analitis. Sebagai bagain dari tugas perkuliahan, buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan ditentukan oleh dosen atau diusulkan oleh mahasiswa kepada dosennya untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. Karena
laporan
buku/bab/artikel
jurnal
bertujuan
untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap topik atau teori tertentu sesuai dengan yang program studi ditempuhnya, maka criteria berikut ini perlu menjadi acuan. 1. Buku/bab/artikel jurnal ilmiah harus aktual, diterbitkan pertama kali tidak lebih dari 5 (lima) tahun terakhir. 2. Buku/bab/artikel sebaiknya terpilih karena kualitas (otoritatif) isinya dan merupakan sumber primer pada bidangnya. 3. Buku/bab/artikel jurnal yang lama dapat dijadikan sebagai bahan laporan sejauh dinilai amat mnedasari kajian terbaru , misalnya karena buku
tersebut
merupakan
masterpiece
dalam
bidangnya
atau
merupakan sumber primer. Dalam
laporan
buku/jurnal
ini,
mahasiswa
diperbolehkan
mengutif beberapa bagian dari buku/bab/artikel jurnal yang dibahasnya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
10
Kutipan tersebut sifatnya hanyalah memperkuat atau mendukung pendapat penulis laporan buku tentang isi bagian tertentu dari buku/bab/artikel jurnal tersebut. Kutipan ini tidak boleh menjadi sesuatu yang dominan dalam laporan yang disampaikan. Dalam laporan tersebut mahasiswa diharuskan merumuskan isi pokok pikiran pengarang pada buku/bab/artikel yang dibedahnya serta komentar terhadap isinya. Rumusan ini pokok ini meliputi permasalahan yang diajukan pengaran, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan yang diajukan, konsep dan teori yang dikembangkan dalam buku/bab/artikel tersebut, serta kekhasan pendapat pengarang. Dalam hal laporan bab harus pula dinyatakan kedudukan bab tersebut, serta kekhasan pendapat pengarang. Dalam hal laporan bab, harus pula dinyatakan kedudukan bab tersebut dalam keseluruhan isi buku. B. Jenis-jenis Laporan Adapun jenis-jenis laporan adalah sebagai berikut. 1. Laporan buku; bila laporan tersebut berisi laporan dan kajian tentang isi satu judul buku secara utuh. 2. Laporan Bab; bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi satu atau beberapa bab/bagian dari sebuah buku. 3. Laporan artikel jurnal; bila laporan tersebut berisi laporan atau kajian tentang isi satu atau beberapa artikel yang dipilih dari jurnal ilmiah, baik jurnal tercetak maupun jurnal ilmiah dalam internet. 4. Annoted bibliography; berisi ringkasan singkat yang dituangkan dalam 23 paragraf tulisan tentang isi sesuatu buku atau artikel jurnal yang memuat judul buku/artikel, nama pengarang, tahun terbit, nama penerbit, kata-kata kunci, dan pokok-pokok isi buku/artikel jurnal tersebut dalam beberapa kalimat. 5. Kajian tentang situs/home page dalam internet. Laporan atau kajian tentang sisi sesuatu situs atau home page di dalam internet/ website
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
11
merupakan perkembangan baru yang perlu diikuti dan dikuasai mahasiswa. 6. Pada dasarnya mahasiswa dapat mengakses secara Cuma-cuma pokokpokok hasil penelitian dalam internet sesuai dengan topik yang dipilihnya. Hasil pencarian tersebut dapat dilaporkan sebagi tugas dalam mata kuliah tersebut. C. Sistematika Laporan 1. Pendahuluan; Memberikan gambaran tentang keadaan buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan seperti judul, pengarang, tahun terbit, beserta penerbitan serta alasan pemilihan buku/bab (bukan alasan formal karena ditugaskan). 2. Isi buku/bab/artikel; Mengemukakan isi dari buku/bab/artikel yang dilaporkan sebagi bukti pemahaman pelapor terhadap buku/bab/artikel yang dilaporkan. 3. Komentar; Komentar penulis terhadap isi buku/bab/artikel tersebut sebaiknya analitis dan kritis. 4. Kesimpulan; Kesimpulan tentang buku/bab/artikel jurnal yang dilaporkan atau saran terhadap studi yang dipelajari. D. Sistematika dan Tata Tulis Jurnal 1. Sistematika a. Artikel Journal dari Hasil Penelitian Judul Abstrak Pendahuluan (Bockground) Metode Penelitian (Research Method) Hasil Penelitian dan Pembahasan (Finding and Discussion) Simpulan dan Saran (Conclusion and Recommendation) Daftar Pustaka.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
12
b. Artikel Journal dari Hasil Kajian Judul Abstrak Pendahuluan (Background) Pembahasan (Discussion)* Simpulan (Conclusion/Recommendation) Daftar Pustaka. Untuk bidang seni disertai foto karya 2. Tata Tulis Jurnal a. Abstrak dibuat dari keseluruhan artikel, ditulis dalam satu paragraf dalam dua bahasa (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). b. Panjang Abstrak antara 130-150 kata maksimal 1 halaman diketik 1 spasi TNR-11. ditulis naratif memuat tujuan, metode serta hasil penelitian. c. Panjang artikel kurang lebih 15 halaman A4, diketik 1 spasi, format 1 kolom, font Time New Roman (TNR) 11, ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku dan benar. d. Judul dalam bahasa Indonesia, ditulis dengan huruf TNR-11 bold, maksimal 15 kata, rata tengah. Untuk judul versi bahasa Inggris ditulis dengan huruf TNR-11 bold, rata tengah. e. Nama penulis diikuti lembaga afiliasi atau instansi, ditulis dengan huruf kecil (lowercase) TNR-11 disertai alamat korespondensi (khususnya email). f. Kata kunci: satu atau lebih kata atau frase yang penting, spesifik, atau representatif bagi artikel ini. g. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia baku, memuat: (1) Judul, (2) Abstrak, (3) Pendahuluan, (4) Metode, (5) Hasil Penelitian dan Pembahasan, (6) Simpulan dan Saran, (7) Daftar Pustaka, dan (8) Biodata Penulis. h. Daftar Pustaka ditulis dengan meratifikasi APA Edisi IV. Ditulis dalam spasi tunggal atau at least 12pt, antardaftar pustaka diberi
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
13
jarak satu spasi. Sebagian contoh cara penulisan referensi/acuan di dalam DAFTAR PUSTAKA, diberikan berikut. 1) Contoh jika berasal dari buku teks: Gronlund, N.E. & Linn, R.L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. (6 ed.). New th York: Macmillan. 2) Dari buku teks yang dirangkum oleh editor. Effendi, Sofian. (1982). Unsur-unsur penelitian ilmiah. Dalam Masri Singarimbun (Ed.). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES. 3) Dari buku terjemahan Daniel, W.W. (1980). Statistika nonparametrik terapan. (Terjemahan Tri Kuntjoro). Jakarta : Gramedia. 4) Dari skripsi/tesis/desertasi Suyanto, Slamet (2009). nasional ditinjau
Keberhasilan sekolah
dalam ujian
dari organisasi belajar. Disertasi, tidak
dipublikasikan. Universitas Negeri Jakarta. 5) Dari jurnal: Pritchard,
P.E.
(1992).
Studies
on
the
bread-improving
mechanism of fungal alpha-amylase. Journal of Biological Education,26 (1), 14-17. 6) Dari kumpulan abstrak penelitian atau proceeding: Paidi. (2008). Urgensi pengembangan kemampuan pemecahan masalah dan metakog-nitif siswa SMA melalui pembelajaran biologi. Prosiding, Seminar dan Musyawarah Nasional MIPA yang diselenggarakan
oleh
FMIPA UNY,
tanggal 30
Mei 2008.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 7) Dari internet White, H. (2007). Problem-based learning in introductory science across
disciplines.
Diakses
tanggal
27
Maret
2007
dari
http://www.udel.edu/chem/white/finalrpt.html
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
14
BAB IV PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI A. Proposal Skripsi Kuantitatif Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan
para
pengalamannya,
ahli,
ataupun
kemudian
pemahaman
dikembangkan
peneliti menjadi
berdasarkan permasalahan-
permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. 1. Latar Belakang Masalah Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan
seminar
dan
diskusi
ilmiah
ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti
mendapat
landasan berpijak
yang
lebih
kokoh.
(lihat
pendahuluan ) 2.
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah itu merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.
3.
Pembatasan Masalah Pembatasan masalah adalah membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas/lebar agar penelitian lebih fokus dan terarah. Batasan masalah berati pemilihan masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah dalam arti lain menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
15
4.
Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya
dapat
diuji
secara
empiris,
dalam
arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika? 5.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya.
Masalah
penelitian
dirumuskan
dengan
menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika. 6.
Hipotesis Penelitian (jika ada) Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
16
peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. 7.
Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
17
8.
Asumsi Penelitian (jika diperlukan) Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan
asumsi
metodologis
berkenaan
dengan
metodologi
penelitian. 9.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabelvariabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
10. Definisi Istilah atau Definisi Operasional Definisi
istilah
atau
definisi
operasional
diperlukan
apabila
diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
18
konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifatsifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep
atau
konstruk
yang
diselidiki
akan
memudahkan
pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. (Lihat Glossary) 11. Metode Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. 12. Rancangan Penelitian Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental.
Rancangan
penelitian
diartikan
sebagai
strategi
mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
19
penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan variabelvariabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabelvariabel tersebut. (Lihat beberapa kesalahan dalam desain penelitiian) 13. Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel pemilihan
sampel
menggeneralisasikan
merupakan
dalam
kaitannya
hasil-hasil
populasinya.
Jika
kakarteristik
populasinya,
keadaan
kriteria
penelitian
sampel maka
semakin
semakin
terpenting
dalam
dengan
maksud
sampel
terhadap
berbeda
besar
dengan
kemungkinan
kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
20
tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. 14. Instrumen penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan. 15. Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
21
berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. 16. Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan
statistik
nonparametrik
tidak
menuntut
persyaratan
tertentu. Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. (lihat analisis ) 17. Landasan Teori Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
22
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembagalembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
23
historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teoriteori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. 18. Daftar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit. (Lihat Contoh cara membuat rujukan) B. Proposal Skripsi Kualitatif Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif
dan
cenderung
menggunakan
analisis
dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
24
2. Konteks Penelitian atau Latar Belakang Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. 3. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasanalasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan. 3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.
4.
Landasan Teori Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
25
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. 5.
Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
6.
Metode Penelitian Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
7.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada bagian II peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasanalasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi
teoretik,
yaitu landasan berfikir
untuk
memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas. 8.
Kehadiran Peneliti Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
26
peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laopran penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. 9.
Lokasi Penelitian Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
10. Sumber Data Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, da teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciriciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling). Istilah
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
kualitatif
harus
digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
27
11. Prosedur Pengumpulan Data Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi
partisipan,
wawancara
mendalam,
dan
dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas da struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data. 12. Analisis Data Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknikteknik
misalnya
analisis
domain,
analisis
taksonomis,
analisis
komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika. (lihat analisis ) 13. Pengecekan Keabsahan Temuan Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan
teknik-teknik
perpanjangan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
kehadiran
peneliti
di
28
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar
lain
(transferrability),
ketergantungan
pada
konteksnya
(dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) . 14. Tahap-tahap Penelitian Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan. 15. Daftar Rujukan Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul (termasuk subjudul), kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. C. Sistematika Proposal Skripsi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Pembatasan Masalah Penelitian D. Perumusan Masalah Penelitian E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
29
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Penelitian Sebelumnya C. Operasional Variabel Penelitian D. Kerangka Berfikir E. Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Teknik Penentuan Sampel 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Instrumen Penelitian 5. Teknik Analisis DAFTAR PUSTAKA D. Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Cara Memecahkan Masalah E. Hipotesis Tindakan F. Tujuan Penelitian G. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN TEORI A. ..................................................................................................... B. .....................................................................................................
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Persiapan PTK C. Subjek Penelitian D. Sumber Data E. Teknik dan Alat Pengumpul Data F. Indikator Kinerja G. Teknik Analisis Data H. Prosedur Penelitian DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
31
BAB V PENULISAN SKRIPSI A. Pengertian Skripsi, Karakterirtik, Fungsi, dan Wilayah Penenlitian Skripsi 1. Pengertian Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah resmi seorang mahasiswa untuk mernyelesaikan program Sarjana (S1) dan memperoleh gelar sarjana pada program studi yang ditekuninya. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan bidang keahliannya. Penyusunan skripsi didasarkan pada kajian ilmiah yang didahului oleh penelitian pustaka dan atau penelitian lapangan, serta hasil akhir dipertanggungjawabkan secara resmi dan terbuka kepada komunitas ilmiah dalam sidang skripsi. 2. Karakteristik Sebagai
karya
ilmiah,
skripsi
memiliki
karakteristik
yang
membedakannya dengan karya ilmiah lain. Skripsi disusun dengan karakteristik sebagai berikut: a. mengarahkan pada eksplorasi permasalahan atau pemecahan masalah dan topik-topik bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi yang ditempuh; b. ditulis atas dasar hasil penelitian lapangan dan /atau penelitian pustaka yang relevan; c. ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. d. skripsi berbobot 6 SKS 3. Fungsi dan Kedudukan Skripsi Skripsi berfungsi sebagai media publikasi hasil penelitian ilmiah masyarakat perguruan tinggi dalam rangka pengembangan ilmu, khususnya dalam ilmu pendidikan. Dalam jangkauan yang lebih luas, skripsi juga dapat menjadi media komunikasi dalam masyarakat ilmiah
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
32
pada umunya, apabila memenuhi syarat untuk dipublikasikan secara luas. 4. Wilayah Penelitian Skripsi Wilayah kajian setiap jurusan secara umum disesuaikan dengan visi dan misi jurusan, dan memperhatikan kontekstualisasi pendidikan dan perkembangannya. 5. Bimbingan Skripsi i. Persyaratan 1. Telah lulus minimal 75% dari seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 2,50. 2. Telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dengan nilai minimal 2,0. ii. Prosedur bimbingan 1) Tahap persiapan a) Pemilihan wilayah kajian hendaknya didiskusikan tersebih dahulu dengan dosen pembimbing akademik. b) Mahasiswa menyusun proposal skripsi
sesuai
dengan
wilayah kajian yang sudah disetujui ketua prodi dan berkonsultasi dengan dosen wilayah kajian, selanjutnya menjadi dosen pembimbing skripsi. c) Selain dengan dosen wilayah kajian yang telah ditunjuk, mahasiswa dianjurkan juga untuk berkonsultasi dengan dosen lain yang ahli pada bidang yang relevan dengan masalah penelitian dalam proposal itu untuk mempertajam rumusan masalah dan mendapatkan rancangan skripsi yang lebih lengkap. d) Setelah
mendapat
mahasiswa
persetujuan
mengajukan
dosen
prosposal
wilayah
kajian,
kepada
ketua
prodimasing-masing untuk diseminarkan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
33
e) Dalam seminar proposal, mahasiswa akan mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan proposal skripsi. f) Proposal ytang telah disetujui diajukan kepada ketua prodi untuk
mendapatkan
penentapan
dan
penunjukan
pembiimbing I dan II. g) Pembimbing resmi akan ditetapkan dengan SK Puket I. bersaaam dengan itu, mahasiswa juga mendapatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian ke lokasi yang telah ditentukan. B. Sistematika Penyajian Skripsi COVER COVER Dalam LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT (Bahasa Inggris) ABSTRAK (Bahasa Indonesia) KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I.
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian
B.
Identifikasi Masalah penelitian
C.
Pembatasan Masalah Penelitian
D.
Perumusan Masalah Penelitian
E.
Tujuan Penelitian
F.
Manfaat Penelitian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
34
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B.
Penenlitian Sebelumnya
C.
Operasional Variabel Penelitian
D.
Kerangka Berfikir
E.
Hipotesis
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian
B.
Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Instrumen Penelitian 5. Teknik Analisis
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian
B.
Analisis Data Penelitian
C.
Pembahasan Hasil Analisis
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA C. Sistematika Penyajian PTK COVER COVER Dalam LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PTK DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT (Bahasa Inggris) ABSTRAK (Bahasa Indonesia)
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
35
KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Perumusan Masalah
D.
Cara Memecahkan Masalah
E.
Hipotesis Tindakan
F.
Tujuan Penelitian
G.
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI A.
................................................................................................
B.
................................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Setting Penelitian
B.
Persiapan PTK
C.
Subjek Penelitian
D.
Sumber Data
E.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
F.
Indikator Kinerja
G.
Teknik Analisis Data
H.
Prosedur Penelitian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Simpulan B. Implikasi DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
36
D. Deskripsi Sistematika Penyajian Proposal dan Skripsi Memperhatikan sistimatika penulisan proposal dan Skripsi tersebut, maka berikut akan dielaborasi beberapa hal yang berkaitan dengan penulisan, yang pada gilirannya akan memberikan penguatan pada penulisan baik proposal maupun Skripsi. 1.
Judul Judul
harus
merupakan
pernyataan
yang
singkat
dan
jelas,
mencerminkan variabel penelitian dan objek yang diteliti, dan judul disesuaikan dengan bidang konsentrasi Program Studi. 2.
Abstraksi Abstrak yang dimaksudkan merupakan extended abstract terdiri atas satu halaman yang memuat abstrak Skripsinya sendiri. Abstraksi ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Abstrak terdiri atas 300 – 400 kata dan memuat permasalahan yang dikaji, metode yang digunakan, ulasan singkat serta penjelasan hasil dan kesimpulan yang diperoleh. Di dalam abstrak tidak boleh ada referensi. Abstrak
Skripsi
dicetak
dengan jarak
satu spasi
dan
mempunyai batas tepi yang sama dengan tubuh utama Skripsi. Lembar abstrak diakhiri dengan daftar kata kunci (keywords) 3.
Latar Belakang Penelitian Latar belakang penelitian berisikan alasan-alasan dalam memilih tema, yang didukung oleh data-data empiris (emperical evidence). Uraian tersebut seyogyanya didukung dengan elaborasi kondisi, kebijaksanaan dan permasalahan umum yang ada kaitannya dengan tema penelitian. Dalam kondisi dimana peneliti diilhami dari hasil penelitian terdahulu, maka data hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar pembanding. Latar belakang penelitian juga memuat identifikasi masalah dan batasan masalah. Identifikasi masalah yaitu temuan-temuan yang dapat diteliti, bertujuan agar peneliti mendapatkan sejumlah masalah
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
37
yang dapat diteliti terkait dengan masalah pokoknya. Mengidentifikasi masalah hendaknya realistik, beralasan, dianggap penting untuk ditindaklanjuti, dianggap mampu untuk melaksanakan dan faktanya ada di dalam latar belakang masalah. Sedangkan batasan masalah yaitu temuan-temuan pada identifikasi masalah yang akan diteliti bedasarkan alasan-alasan tertentu hingga lebih fokus. Jadi batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor mana saja yang akan dimaksukkan ke dalam ruang lingkup masalah penelitian dan mana yang tidak dimasukkan. 4.
Identifikasi Masalah Penelitian Bagian ini memuat topik penelitian berdasarkan temuan-temuan berupa data empirik yang akan memperjelas arah penelitian.
5.
Pembatasan Masalah Penelitian Pembatasan masalah dilakukan supaya penelitian lebih fokus pada masalah yang diangkat mengingat masih luasnya objek penelitian.
6.
Perumusan Masalah Perumusan
masalah
merupakan
masalah
yang
perlu
ditindaklanjuti yang diturunkan secara sistematis teoritis dari latar belakang penelitian, yang formulasinya dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Perumusan masalah tersebut mencerminkan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dan harus dijelaskan dengan menjelaskan, membandingkan, dan menyimpulkan dari sekumpulan data pendukung yang berupa fakta atau realita dengan kondisi yang ideal. 7.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian dapat menggambarkan arah dari penulisan serta konsisten dengan masalah, jadi merupakan solusi dari permasalahan yang ada. Solusi terpilih diharapkan dapat
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
38
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu, lembaga maupun masyarakat. 8.
Tinjauan Pustaka Dalam usaha mencari solusi dari permasalahan penelitian, diperlukan acuan teori yang tepat agar dapat mencapai tujuan penelitian dan memberikan manfaat. Untuk itu diperlukan adanya beberapa sumber terseleksi, seperti : 1. Teori yang digunakan adalah teori yang relevan dengan masalah. 2. Penelitian terdahulu adalah penelitian yang pernah dilakukan yang ada hubungannya dengan tema penulisan penelitian. 3. Dari teori dapat dikembangkan model-model untuk menganalisis masalah 4. Hipotesis
yang
merupakan
kesimpulan
jawaban
sementara
terhadap masalah secara teoritis yang harus dibuktikan secara empiris. Hipotesis tersebut merupakan suatu pernyataan hubungan dua variabel atau lebih. Pembuktian dapat dilakukan melalui analisis kuantitatif diskriptif dan analisis inference (induktif), atau salah satu (boleh tidak menggunakan hipotesis). 9.
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deSkripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya.
10. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kenerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
39
1.
Hipotesis Deskriptif. Hipotesis deskriptif adalah hipotetis yang menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana (How) peristiwa-peristiwa atau variabel-variabel tersebut terjadi.
2.
Hipotesis Argumentatif. Hipotesis argumentatif adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (Why) peristiwa-peristiwa
atau
variabel-variabel
tersebut
terjadi.
Hipotesis ini merupakan persyaratan sementara yang dibuat secara sistematis, sehingga salah satu persyaratan merupakan kesimpulan atau konsekuen dari persyaratan yang lainnya. 3.
Hipotesis
Kerja.
menjelaskan
Hipotesis
akibat
dari
kerja suatu
adalah variabel
hipotesis yang
yang
menjadi
penyebabnya. Hipotesis ini menjelaskan tentang suatu ramalan bahwa apabila sebuah variabel berubah, maka variabel lain akan berubah pula. 4.
Hipotesis Statistik (Hipotesis Nol). Hipotesis statistik atau hipotesis nol adalah hipotesis yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini menggunakan alat-alat statistik maka disebut hipotesis statistik dan dalam hipotesis ini peneliti akan membuat dugaan-dugaan yang berhati-hati dimana menurut peneliti tidak terjadi hubungan atau pengaruh yang berarti dan dugaan ini akan dibuktikan atas dugaan tersebut.
11. Metodologi Penelitian Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan
pendekatan
penelitian
kuantitatif
yang
kedua
format
metodologi dengan pendekatan penelitian kualitatif . a. Metodologi ( Kuantitatif ) a) Metode penelitian Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
40
Lokasi
penelitian,
menunjukan
tempat
penelitian
itu
dilaksanakan. Metode penelitian, menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian bersangkutan. Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Teknik pengombilan sampel, memuat cara atau metode pengambilan sampel. Metode
pengumpuran
data,
menjelaskan
bagaimana
cara/metode data dalam penelitian tersebut dikumpulkan. Sumber data, menjelaskan dari mana data peneiitian tersebut diperoleh dan jenis data apa yang digunakan. b) Teknik analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis da; kriteria penerimaan hipotesis. b. Metodologi (kualitatif ) a) Model penelitian. Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. Secara garis besar model penelitian kualitatif meliputi : Etnografi. memusatkan pada kajian latar ( setting ) penelitian tunggal, yaitu budaya atau konteks yang asing atau bukan konteks
penelitinya.
Dalam
perkembangannya
muncul
Etnometodologi, yaitu etnografi yang diarahkan pada studi mengenal masyarakat yang juga bagian dari masyarakat modern seperti yang dimiliki penelitinya. Mikroetnografi,
merupakan
pendekatan
etnografi
tetapi
sasarannya sangat terbatas, misalnya pada konteks yang sangat kecil atau khusus. Studi kasus, membatasi studi pada kekhususan konteks dengan karakteristik dan keterbatasannya ( wilayah ). Model
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
41
ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal model studi kasus tunggal ( bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus ganda ( bila kasusnya lebih diri satu).menelusuri
cukup
lama
di
lapangan
studi
dan
menemukan hal yang sangat menarik dan dipandang sebagai sangat penting untuk dijadikan fokus dalam laporannya. Bentuk pendekaton kritik, yaitu studi yang mengungkap makna sesuatu ( karya, peristiwa, atau kondisi sesuaiu ), dengan
menggunakan
pendekatan
yang
menggunakan
struktur kritik seni. b) Teknik pengumpulan data. Jenis data : Data kualitatif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kuantitatif
bisa dimanfaatkan bilamana memang
diperlukan sebagai dukungan deskripsi. Karena penelitian ini mementingkan pertanyaan,
proses
selain
dan
makna,
menanyakan
maka
mengenai
rumusan apa,
juga
cenderung mementingkan pertanyaan mengenai mengapa dan bagaimana. Rumusan mengenai beragam sumber data yang akan dimanfaatkan didalam penelitian yang meliputi : peristiwa, benda, orang (informan) dan tempat serta dokumen atau arsip. Teknik pegumpulan data yang terpenting meliputi : observasi berperan
(spradley,1980),
interview
mendalam
dan
dilengkapi dengan catatan dokumen (conten analysis). Pengembangan validitas datanya biasanya menggunakan triangulasi ying meliputi triangulasi sumber (data), peneliti, metode dan teori (patton, 1980). Disamping itu masih terdapat beberapa cara lain guna rneningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
42
Model
analysis
penelitian
kualitatif
berbeda
dengan
penelitian kuaniitatif. Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan
proses
dilapangan.
pengumpulan
Model
analysis
data,
yang
atau
dilakukan
biasanya
digunakan
meliputi :
Analysis mengalir ( jalinan ), dimana tiga kompouen analysis (reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan) dilakukan saling menjalin dalam proses pengimpulan data.
Analysis
interaktif,
reduksi
dan
sajian
sementara
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan bila pengumpulan data sudah berakhir maka tiga komponeu analysis tersebut berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. ( Miles & Hubermon, 1984 ) c. Ruang Lingkup Penelitian Dalam ruang lingkup diperlukan adanya penekanan batasan lokasi, waktu atau sektor dan variabel-variabel yang dibahas. Hal ini sangat diperlukan agar peneliti tidak keluar dari wilayah yang ditelitinya, dan akan sangat berguna bagi para pemula. d. Teknik Penentuan Sampel Metode penentuan sampel akan sangat membantu dalam penelitian yang dihadapkan pada sampel yang beragam dari suatu populasi, misalnya untuk meneliti perusahaan sepatu, sepatu mana, mengapa dan lainnya. Kondisinya akan menjadi lain bagi mahasiswa akuntansi yang sampelnya hanya berupa laporan keuangan satu perusahaan saja, maka pilihan tersebut menjadi hak peneliti dan dalam kelompok metodenya dapat dikelompokkan dalam purposive sampling.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
43
a. Quota Sampling. Metode penarikan sampel quota besarnya strata atau sub-kelas dalam populasi ditaksir secara kasar dari statistik yang
dipublikasikan dan pencacah (interviewer)
memiliki kebebasan memilih responden. b. Judgement Sampling. Pada metode judgement sampling atau purposive sample pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada dasarnya jika pihak interviewer menganggap jika calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam bagian objek penelitian, tanpa memperhatikan segi hubungannya dengan interviewer, maka pihak interviewer dapat langsung memilih calon responden tersebut sebagai bagian unit sampel. Dengan kata lain, asal saja calon responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai elemenelemen sampel penelitian c. Accidental Sampling. Metode penarikan sampel ini, pihak pencacah atau interviewer melakukan pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan aspek penelitiannya ataukah tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Peneliti pada prinsipnya dapat mengumpulkan data dari setiap responden yang dapat ditemui, siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. d. Convenience Sampling. Convinience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. e. Snowball Sampling. Snowball sampling merupakan penarikan sampel secara berantai, dari satu sampel responden yang
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
44
diketahui diteruskan kepada responden berikutnya sesuai dengan informasi responden pertama, begitu seterusnya, sehingga jumlah responden yang dihubungi semakin lama semakin besar. Metode penarikan sampel ini dijumpai pada jenis-jenis penelitian yang respondennya sulit dipantau secara umum dan penelitian yang datanya bersifat rahasia. f.
Simple Random Sampling. Simple random sampling merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden. Metode ini umumnya dipakai jika sampel dalam populasi jumlahnya relatif sedikit. Pada kondisi demikian, penggunaan metode ini akan menjadi efisien dan efektif. Tetapi, jika jumlah elemen-elemen populasi sangat besar, penggunaan metode ini menjadi kurang fleksibel. Penerapan metode penarikan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan sistem loteri atau dengan membuat daftar terlebih dahulu setiap calon responden (tabel random)
g. Systematic Sampling. Penarikan sampel secara sistematik elemen-elemen dalam sampel relatif diketahui dan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Dalam metode ini besarnya sampel n yang diperbolehkan dilukiskan diketahui dan memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih, sementara besarnya sampel n yang tertinggal memiliki probabilitas nol untuk dipilih. Jika populasi mengandung N susunan elemen dan besarnya sampel yang diinginkan adalah n, maka rasio N/n mendekati angka untuk mendapatkan interval sampel. h. Stratified Sampling. Stratified sampling secara umum dapat diartikan
sebagai
memperhatikan
metode
penarikan
stratum-stratum
dalam
sampel
dengan
populasi.
Jika
penarikan sampel responden dilakukan secara berimbang atau
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
45
proporsional pada setiap masing-masing strata metode ini deisebut proporsional stratified sampling. Selanjutnya, jika proporsional stratified sampling menggunakan teknik acak, maka metode ini disebut proporsional stratified random sampling. Sebaliknya, jika penarikan sampel stratifikasi tidak memperhatikan perimbangan atau proporsi, maka metode ini disebut unproportional stratified random sampling. Metode penarikan sampel stratifikasi biasanya digunakan kalau populasi memiliki susunan bertingkat. Dengan kata lain, elemen-elemen populasi memiliki karakteristik yang beragam atau heterogen. Sebelum metode ini digunakan, ada baiknya diperhatikan terlebih dahulu keadaan strata yang terdapat di dalam populasi, yaitu berapa banyak jumlah strata yang terdapat dalam populasi dan berapa banyak kemungkinan sampel individu yang harus ditarik dari setiap strata tersebut. Jika jumlah strata cukup besar diperlukan kehati-hatian dalam melakukan penarikan sampel agar masing-masing strata dalam populasi dapat terwakili. i. Cluster Sampling. Cluster sampling atau sampling daerah atau sampling wilayah merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas di mana sampel-sampel dikelompokkan menurut petak-petak daerah dan setiap petak daerah memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. e.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dilakukan melalui studi pustaka, terutama
yang
berhubungan
dengan
data-data
sekunder.
Sementara itu data primer dapat dilakukan melalui studi lapangan, berupa; eksperimen, observasi atau wawancara dengan metode kuesioner. Cara mengumpulkan data dapat ditentukan pada setiap penentuan sampel secara jelas.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
46
f.
Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
menghimpun data. g. Teknik Analisis Dalam analisis data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua katagori besar, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, yang
kadangkala ada yang menambahkan kata
deskriptif. Pada dasarnya analisis ini dapat berupa penjelasan dari suatu grafik, tabel dan lainnya, atau mendiskusikan atau membandingkan dua kelompok atau lebih variabel, keduanya
harus
bermuara
pada
kemampuan
yang
mengambil
kesimpulan. Suatu yang perlu diingat adalah analisis seyogyanya diarahkan untuk menjawab masalah-masalah penelitian dengan menggunakan landasan teori yang sudah ditentukan sebelumnya. Analisis dapat juga berupa analisis dari hasil pengujian hipotesis bila menggunakan model-model yang perlu pembuktian. h. Batasan Operasional Variabel Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Hal ini dipandang perlu agar ada kesamaan makna atas suatu variabel yang mungkin mempunyai makna ganda. Dalam pendefinisian variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya. 12. Deskripsi Data Penelitian Dalam
suatu
laporan
penelitian
Skripsi
tidak
jarang
ditemukan bahwa bagian ini digunakan untuk mempertebal Skripsi dan ini adalah tidak benar. Dalam bagian ini yang ditampilkan adalah data-data penelitian yang menunjang permasalahan yang diperoleh dari penelitian dan akan bermuara pada tahap analisis. Disamping itu juga diperluka adanya tampilan Informasi yang bersifat umum serta
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
47
beberapa catatan penting tentang informasi termasuk sumber informasinya. 13.
Simpulan Simpulan penelitian adalah temuan-temuan dalam analisis data penelitian, baik sesuai dengan harapan maupun tidak. Hasil penelitian dapat dijadikan koreksi bagai besar kecilnya sampel, proses pengambilan sampel dan lain-lain. Kesalahan metode dapat membuat simpulan menjadi lain dengan harapan peneliti dan untuk itu kecermatan dalam metoda merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.
14. Saran Penelitian Suatu pertanyaan dasar yang bermakna besar, apa saran penelitian yang kita lakukan, apa searah dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan atau mempunyai manfaat bagi dunia usaha, dunia pendidikan dan dunia-dunia lain saran penelitian. Atas dasar kesimpulan
penelitian
kita
maka
ada
tuntutan
untuk
dapat
mengimplementasikan penelitian tersebut ke arah tujuan dan manfaat yang diharapkan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
48
BAB VI RANCANGAN ANALISIS DALAM PENELITIAN A. Model-model Rancangan Analisis Model analisis ini sangat tergantung langsung dari hipotesis atau pertanyaan penelitian yang akan dibuktikan dan dijawab. Misalnya, seorang peneliti ingin melihat "bagaimanakah model belajar mahasiswa Sekolah
Tinggi
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan?". Disini tampak bahwa peneliti ingin mengeksplor berbagai model belajar yang digunakan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dan termasuk jenis penelitian eksplorasi. Kemungkinan yang dapat diperoleh dari informasi mahasiswa adalah mungkin mahasiswa menggunakan belajar melalui tutorial intensif yang dikelola oleh suatu institusi swasta. Kemungkinan lainnya adalah mahasiswa membentuk kelompok belajar bersama rekan-rekannya yang bertempat tinggal saling berdekatan, atau seorang mahasiswa karena suatu hal maka dia hanya belajar sendiri disela-sela kesibukannnya, dan masih banyak lagi kemungkinan lainnya. Model analisis yang digunakan adalah model analisis deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan berbagai model kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. Bila peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang seberapa banyakkah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan yang belajar utamanya mengandalkan kepada tutorial intensif ? Berapa banyakah mahasiswa yang belajar dengan membentuk kelompok belajar, ... dan seterusnya. Berbeda pada pertanyaan pertama dimana peneliti belum memiliki informasi apa-apa tentang model belajar mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan, pada tahap ini tentunya peneliti telah mendapatkan informasi sebelumnya tentang berbagai model
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
49
belajar yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
(STKIP)
Muhammadiyah
Kuningan.
Pertanyaan
penelitian ini merupakan pertanyaan dari jenis penelitian deskriptif. Model analisis yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini adalah analisis deskriptif. Mungkin peneliti ingin lebih lanjut mengembangkan pertanyaan penelitiannya, dengan menyusun pertanyaan "Dari kelompok program studi apa saja model belajar tutorial intensif itu diminati ?" atau pertanyaan umumnya adalah "apakah setiap model belajar itu diminati oleh mahasiswa dari berbagai program studi ?". Pertanyaan ini relatif lebih kompleks karena tidak hanya menyangkut variabel model belajar saja tetapi juga menyangkut variabel program studi. Peneliti berusaha untuk melihat adanya keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Model analisis yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan itu adalah analisis korelasional. Peneliti ingin juga melihat "Apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa menggunakan model belajar tutorial intensif dengan yang menggunakan model kelompok belajar?". Disini peneliti hendak memperbandingkan hasil belajar dari dua kelompok mahasiswa yang menggunakan model belajar yang berbeda. Model analisis yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ini adalah analisis komparatif. Dalam model analisis komparatif peneliti tidak mempunyai suatu intervensi atau perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Artinya peneliti tidak merancang sejak awal tentang model belajar yang harus diikuti oleh sekelompok mahasiswa tertentu. Peneliti hanya ingin membandingkan suatu
kelompok
dengan
kelompok-kelompok
lainnya.
Jika
kita
mengabaikan adanya aturan/etika dalam penelitian, peneliti mungkin merancang
untuk
memperlakukan
sekelompok
mahasiswa
untuk
mengikuti model belajar tertentu (misalnya tutorial intensif) sedangkan pada kelompok mahasiswa lainnya peneliti mengusahakan untuk belajar
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
50
mandiri tanpa mengikuti tutorial intensif, maka model analisis yang dapat digunakan adalah model analisis eksperimental. B. Skala Pengukuran Variabel `Dalam menentukan alat analisis statistik yang tepat dan cocok, seorang peneliti tidak hanya harus mengetahui model analisisnya tetapi juga harus memperhatikan skala pengukuran variabel dari data yang akan dianalisis. Misalnya saja seorang peneliti ingin mendeskripsikan seberapa besar penghasilan suatu kelompok masyarakat, maka statistik yang mungkin dapat digunakan adalah menggunakan rata-rata hitung (mean) dan simpangan baku (standar deviasi). Tetapi rata-rata (mean) ini kurang tepat kalau digunakan untuk menggambarkan tingkat pendidikan masyarakat tersebut. Salah satu statistik yang lebih cocok digunakan untuk menggambarkan tingkat pendidikan masyarakat adalah modus, atau dapat juga menggunakan persentase. Meskipun model analisis yang dapat digunakan menggambarkan penghasilan dan tingkat pendidikan suatu masyarakat adalah analisis deskriptif, tetapi alat statistik yang digunakan berbeda. Kenapa hal ini berbeda ? Perbedaan penggunaan alat analisis sangat terkait dengan skala pengukuran variabel yang akan dideskripsikan itu. Oleh karena itu, pemahaman tentang skala pengukuran variabel yang akan dianalisis harus diperhatikan. Ada empat macam skala pengukuran variabel, yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. 1.
Skala nominal Misalnya saja saat ini kita sebagai dosen perguruan tinggi X sedangkan Pak Ali yang tinggal di sebelah rumah kita bekerja di sebuah bank pemerintah. Maka variabel jenis pekerjaan atau profesi itu mempunyai skala pengukuran nominal. Nilai dari skala nominal ini hanyalah menunjukkan sebagai perbedaan saja, tenaga pengajar tentunya berbeda dengan seorang bankir. Contoh lainnya adalah misalnya seorang peneliti ingin mengetahui jenis transportasi apa saja yang digunakan oleh karyawan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
51
PT BATAGOR. Untuk maksud itu peneliti menjaring pertanyaan "Alat angkutan apakah yang Anda gunakan untuk ke kantor?". Ada banyak kemungkinan jawaban dari karyawan itu, misalnya saja dengan bersepeda motor, dengan berkendaraan umum, dengan bersepeda, atau dengan mobil jemputan yang di sediakan oleh perusahaan. Maka variabel alat transportasi itu berskala pengukuran nominal. 2.
Skala ordinal Seorang ketua Lembaga Penelitian di perguruan tinggi bermaksud mengetahui usulan-usulan penelitian yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi lima tahun terakhir berdasarkan
jabatan
fungsional
peneliti
utamanya.
Tentunya
informasi yang mungkin diperoleh adalah sekian peneliti utamanya lektor muda, sekian orang peneliti utamanya lektor, lektor madya, dan
sebagainya.
Nilai
dari
variabel
jabatan
fungsional
itu
menunjukkan adanya tingkatan atau order disamping adanya perbedaan. Varaibel yang demikian dinamakan sebagai skala pengukuran yang ordinal. Skala pengukuran ini memberikan nilai yang dapat diurutkan, jabatan lektor muda tentunya lebih rendah daripada lektor atau lektor madya. Contoh lain untuk skala pengukuran ordinal adalah nilai matakuliah mahasiswa. Ferry mendapat nilai C untuk matakuliah Metodologi Penelitian, Sukino mendapat nilai B, Khaeruman mendapat nilai D. Nilai matakuliah yang telah dikatagorikan dengan A, B, C, D, dan E merupakan variabel yang berskala pengukuran ordinal. Nilai-nilai itu selain dapat membedakan kemampuan Ferry, Sukina, dan Khaeruman dalam matakuliah Metodologi Penelitian tersebut tetapi juga menggambarkan kedudukan, posisi, atau urutan kemampuan tiap mahasiswa dalam matakuliah tersebut.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
52
3.
Skala interval Variabel temperatur atau suhu merupakan contoh yang pas dan baik untuk menggambarkan varaibel berskala pengukuran interval. Misalnya air di gelas A bersuhu 100 derajat Celcius, di gelas B 60 derajat Celsius, dan di gelas C 30 derajat Celsius. Disini terlihat bahwa suhu air di tiga gelas itu saling berbeda, air digelas A paling panas, dan di gelas C paling dingin diantara ketiga gelas yang ada. Selisih suhu air di gelas A dan gelas B adalah 40 derajat Celsius, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa suhu air di gelas B dua kali suhu di gelas C. Dari contoh ini terlihat bahwa variabel suhu air selain memenuhi sifat adanya perbedaan dan dapat diurutkan, tampak juga bahwa kita dapat melihat berapa selisih suhu air dari tiap gelas yang berbeda itu. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel berskala pengukuran interval mempunyai ciri membedakan, mengurutkan, dan mengandung unsur jarak.
4.
Skala rasio Variabel
penghasilan
merupakan
contoh
untuk
skala
pengukuran rasio. Misalnya penghasilan Rini setiap bulan sebagai dosen yang mempunyai jabatan Lektor Muda adalah 500 ribu rupiah, sedangkan Lusi yang baru setahun lalu menjabat Asisten Ahli berpenghasilan 300 ribu rupiah, ataupun Eko yang baru saja diangkat sebagai Asisten Ahli Madya hanya memperoleh 250 ribu rupiah per bulan. Penghasilan ketiga tenaga pengajar itu berbeda satu sama lainnya, dan juga Rini merupakan dosen yang berpenghasilan tertinggi diantara teman-temannya, dan Eko menduduki posisi yang terendah. Variabel penghasilan ini juga dapat memberikan informasi bahwa selisih penghasilan antara Rini dengan Lusi adalah 200 ribu rupiah, selisih penghasilan Lusi dengan Eko hanya sebesar 50 ribu rupiah. Dari contoh ini terlihat bahwa variabel penghasilan berskala pengukuran interval mempunyai ciri perbedaan, urutan, dan mengandung unsur adanya jarak atau selisih yang jelas dian-tara nilai
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
53
variabelnya itu. Selain itu dapat juga dikatakan bahwa Rini berpenghasilan dua kali penghasilan Eko yang baru saja mengajar. Rasio dua kali ini sangat esak karena kedua nilai mempunyai nilai nol (titik nol) yang sama dan mutlak. Nol mutlak inilah yang membedakan skala pengukuran rasio dengan interval. C. Beberapa Alat Analisis Statistika Deskriptif (Univariat) Ada berbagai macam alat analisis statistik untuk membantu model penelitian yang bersifat eksploratif dan penelitian deskriptif. Modus, median dan rata-rata (mean) merupakan gambaran dan ukuran kecenderungan tengah untuk suatu atau sekelompok subyek. Modus merupakan ukuran atau sifat yang paling sering muncul atau sifat yang paling banyak ada.
Statistik modus ini bisa digunakan untuk
menggambarkan variabel yang berskala apa saja, terutama untuk variabel yang berskala nominal dan ordinal. Adapun statistik median dapat digunakan bila sifat yang akan digambarkannya itu berskala ordinal maupun interval. Tetapi median ini tidak dapat digunakan untuk menggambarkan varibel yang berskala nominal.
Sedangkan
statistik
rata-rata
hanya
cocok
untuk
menggambarkan variabel yang berskala pengukurannya minimal interval. Rata-rata ini tidak dapat digunakan untuk menggambarkan variabel berskala nominal ataupun ordinal. Untuk menggambarkan suatu fenomena atau gejala atau variabel, seringkali kita tidak puas hanya memaparkan ukuran kecenderungan pemusatan saja, tetapi masih perlu memaparkan ukuran penyebarannya. Misalnya saja kita ingin mendeskripsikan bagaimanakah penghasilan petani di suatu desa. Maka kita tidak cukup hanya menggambarkan penghasilan rata-rata saja tetapi kita perlu juga memaparkan berapakah penghasilan petani yang tertinggi? berapakah yang terendah ? ... dan sebagainya. Statistik yang menggambarkan ukuran penyebaran data diantaranya yang paling sering digunakan adalah simpangan baku,
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
54
varian, simpangan atau selisih maksimum dengan minimum, frekuensi relatif dan sebagainya. Pada Tabel 1 berikut ini disajikan berbagai alat statistika deskriptif yang dapat digunakan untuk berbagai model analisis eksplorasi dan model analisis deskriptif. Tabel 6.1 Beberapa Alat Statistik Deskriptif SIFAT YANG INGIN
SKALA PENGUKURAN VARIABEL NOMINAL
ORDINAL
INTERVAL/RAS
DIKETAHUI KECENDERUNG
IO Modus
AN TENGAH
Modus
Rata-rata
Median
Median Modus
PENYEBARAN
Frekuensi relatif
Simpangan
Varian
Kuartil
Simpangan baku Range Maksimum Minimum
FREKUENSI
Persentase
Persentase
Angka mutlak
Angka mutlak Komulatif
D. Beberapa Alat Analisis Statistika Korelasional (Bivariat/Multivariat) Statistika juga menyediakan berbagai jenis dan alat yang dapat digunakan untuk membantu model analisis korelasional, model analisis komparasi dan model analisis eksperimental. Statistik korelasi Spearman, korelasi Pearson, regresi, uji t, analisis varian (ANOVA), Chi Square, dan sebagainya merupakan contoh-contoh statistik yang dapat digunakan untuk berbagai model analisis itu. Tentunya statistik-statistik ini tepat digunakan untuk suatu kondisi tertentu. Misalnya saja kita ingin
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
55
mengetahui apakah ada hubungan antara nilai tes seleksi masuk perguruan tinggi (UMPTN) dengan nilai evaluasi murni (NEM) sewaktu mereka meninggalkan SMA. Alat analisis statistika yang mungkin dapat digunakan untuk melihat hubungan dua variabel tersebut adalah korelasi Pearson. Korelasi ini cocok digunakan karena kedua variabel tersebut berskala pengukuran interval. Pada dasarnya suatu penelitian (begitu juga dalam bidang bisnis) ingin mengkaji hubungan antar variabel dari suatu fenomena. Misalnya, apakah ada hubungan antara IQ siswa dengan prestasi belajarnya, apakah ada hubungan antara nilai tes masuk dengan IPK yang diperoleh mahasiswa, dan sebagainya. Pertanyaan ini memberikan indikasi bahwa peneliti ingin mengkaji bagaimana hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Analisis yang dapat digunakan menjawab pertanyaanpertanyaan semacam ini dinamakan analisis korelasional. Tentunya, analisis korelasional ini tidak hanya menyangkut hubungan satu variabel dengan satu variabel lainnya (bivariate), tetapi juga mencakup hubungan lebih dari dua variabel (multivariate). Statistika yang dapat digunakan dalam analisis korelasional ini sangat banyak, misalnya saja korelasi Pearson (product moment), korelasi Spearman (rank correlation), Kendal tau, Khi kuadrat, dan sebagainya. Alat statistika ini dapat menggambarkan hubungan antar variabel, namun pemilihan statistika inipun sangat tergantung juga pada skala pengukuran dari varaibel-variabel yang dihubungkannya itu. Tabel 6.2 dan Tabel 6.3 berikut ini menyajikan beberapa statistika untuk analisis korelasional.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
56
Tabel 6.2. Beberapa Alat Statistik Korelasional (Bivariate) Variabel Independen
Variabel Dependen
Kemungkinan Analisis
Nominal
Nominal
Tabel silang Chi square Lambda
Nominal
Ordinal
Kruskall-Wallis Friedman test
Nominal
Interval
t-tes Anova
Ordinal
Ordinal
Korelasi Spearman Rank Correlation Gamma
Interval
Interval
Korelasi/regresi sederhana Korelasi/regresi ganda
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
57
Tabel 6.3 Beberapa Alat Statistik Korelasional (Bivariate/Multivariate)
E. Beberapa Alat Analisis Statistika Komparasi Pada dasarnya suatu penelitian (begitu juga penelitian dalam bidang pendidikan) ingin mengkaji hubungan antar variabel dari suatu fenomena, atau juga sering ingin membandingkan suatu fenomena dengan fenomena lainnya. Misalnya, (1) apakah ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa wanita, (2) apakah perbedaan metode mengajar akan memberikan hasil belajar yang berbeda, (3) apakah hasil belajar fisika siswa SMA sama dengan hasil belajar kimianya, (4) apakah kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris sama baiknya dengan kemampuan berbicara dalam bahasa Indonesia untuk lulusan program studi S1 Bahasa Inggris, (5) Apakah kemampuan siswa setelah mengikuti klinik pelajaran lebih baik daripada sebelum mengikuti klinik pelajaran, dan sebagainya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
58
Biasanya analisis komparasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya saja membandingkan antar kelompok untuk suatu variable. Pada contoh nomor (1) di atas peneliti ingin membandingkan kelompok pria dengan kelompok wanita untuk variable prestasi belajar. Begitu juga pada contoh nomor (2) di atas, peneliti ingin membandingkan antar kelompok yang diberi metode belajar yang berbeda untuk variable hasil belajar. Tujuan lainnya penggunaan analisis komparasi adalah untuk membandingkan antar variable dalam sutau kelompok, misalnya yang digambarkan pada contoh (3) dan (4) di atas. Sedangkan pada contoh (5) di atas menggunakan analisis komparasi untuk tujuan melihat pengaruh suatu (atau beberapa) perlakuan. Pemberian klinik pelajaran merupakan perlakuan (treatment/stimulus) yang diberikan suatu kelompok siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya. Ada ahli yang memandang bahwa analisis komparasi ini sebenarnya
juga
dapat
dimasukan
kedalam
kelompok
analisis
korelasional. Misalnya saja untuk contoh nomor (1) di atas, kita dapat mengidentifikasi dua variable yaitu variable hasil belajar dan jenis kelamin. Pertanyaan penelitian yang hampir sama juga dapat dinyatakan dengan apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan prestasi belajarnya. Dimana disini tampak bahwa ingin diketahui hubungan antar variable yaitu variable jenis kelamin dan hasil belajar. Tentunya kita ingin mengetahui kapan suatu analisis koerelasional dapat dipandang juga sebagai analisis komparasi, atau sebaliknya. Suatu analisis korelasional dapat dipandang sebagai analisis komparasi atau sebaliknya, bila minimal satu variable yang dihubungkan itu berskala pengukuran nominal atau data kategorik. Karena analisis komparasi ini juga dapat dipandang sebagai analisis korelasional, maka beberapa statstik yang ada pada Tabel 2 dab Tabel 3 di atas dapat digunakan untuk memilih statistic komparasi.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
59
Pengujian Hipotesis - Menetapkan :
hipotesis null (nullified) hipotesis alternatif
Ho :
= 0
H1 :
= 0 > 0 < 0
- Tindakan Peneliti 1. Menolak Ho, yang berarti menerima H1 (Signifikan/nyata) 2. Tidak menolak Ho, yang berarti menolak H1 (tidak signifikan/tidak nyata) Situasi Nyata Populasi Ho benar Tolah Ho
Ho salah
Kesalahan Tipe I
Benar
Keputusan Peneliti Terima Ho Benar
Kesalahan Tipe II
=
- Taraf nyata - Peluang membuat kesalahan tipe I - Peluang menolah Ho padahal Ho benar
=
- Peluang membuat kesalahan tipe II - Peluang menerima Ho padahal Ho salah
Penetapan dan tergantung dari : - Permasalahan - Tujuan Contoh Permasalahan : Apakah obat baru X berguna untuk menyembuhkan sakit ginjal ?
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
60
Hipotesis
:
Ho
:
Obat baru X tidak berguna untuk menyembuhkan sakit ginjal
H1
:
Obat baru X berguna untuk menyembuhkan sakit ginjal
Kesalahan Tipe I
: Menolak Ho padahal Ho benar (Obat baru X berguna padahal obat baru X itu tak berguna)
Kesalahan Tipe II : Menerima Ho padahal Ho salah (Obat baru X tak berguna padahal obat baru itu berguna) Untuk kasus ini lebih baik mengambil à yang kecil Permasalahan
:
Apakah tingkat ketelitian 5 orang pengetik yang telah diberi kursus mengetik lebih baik dari ketelitian rata-rata pengetik yang ada.
Hipotesis : Ho
:
Tingkat ketelitian 5 orang pengetik yang diberi kursus sama dengan ketelitian rata-rata pengetik yang ada.
H1
:
Tingkat ketelitian 5 orang pengetik yang diberi kursus lebih tinggi dari ketelitian rata-rata pengetik yang ada.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
61
ANALISIS DESKRIPTIF 1.
Distribusi Frekuensi (angka mutlak/persen) misal : Tabel 1 : Hasil Tes Statistika 26 70 37 23 15
52 39 60 85 24
63 65 36 58 38
30 56 60 38 15
49 65 58 38 51
42 63 56 76 18
27 51 24 46 26
56 53 80 14 60
40 37 27 48 81
63 64 27 14 36
Kelimapuluh sampel ini misalnya dikelompokkan menjadi 5 kelompok hasilnya dan hasilnya lebih mudah untuk dipahami. Contoh print out SPSS/PC+ ========================= Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Hasil Tes Statistika
Value Label 1 21 41 61 81
-
Value
Frequency
Percent
Valid Percent
Cum Percent
1 2 3 4 5
5 18 16 9 2 ------50
10.0 36.0 32.0 18.0 4.0 ------100.0
10.0 36.0 32.0 18.0 4.0 ------100.0
10.0 46.0 78.0 96.0 100.0
20 40 60 80 100
Total Mean Mode Kurtosis S E Skew Maximum
45.600 27.000 -.836 .337 85.000
Valid cases 2.
Std err Std dev S E Kurt Range Sum
50
2.684 18.980 .662 71.000 2280.000
Missing cases
Median Variance Skewness Minimum
47.000 360.245 .082 14.000
0
Ukuran Kecenderungan Sentral a. Mode/Modus
:
- nilai yang sering muncul - pada umumnya
b. Median
:
- nilai yang membagi dua sama banyak - 50% diatas, 50% dibawah
c. Mean
:
- rata-rata
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
62
3. Ukuran Variabilitas : - tingkat ketersebaran (dispersi) - tingkat homogenitas Hasil Tes Kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II --------------------------102 128 99 78 103 93 96 101 --------------------------rata-rata 100 100
Bagaimana dengan statistik berikut untuk data diatas ? a. Nilai minimum dan maksimum b. Range c. Ragam (Variansi) d. Simpangan baku (standar deviasi)
ANALISIS BIVARIAT/MULTIVARIAT - Digunakan untuk melihat hubungan dua variabel Var indep Var dep Kemungkinan Analisis -----------------------------------------------------nominal
nominal
Tabel silang Chi square Lambda
nominal
ordinal
Kruskall Wallis Friedman tes
nominal
interval
t-tes Anova
ordinal
ordinal
Korelasi Spearman Rank Correlation Gamma
interval
interval
Korelasi/regresi sederhana Korelasi/regresi ganda
------------------------------------------------------------
Analisis Tabel Silang Permasalahan : Apakah karyawati cenderung lebih banyak terlambat masuk kantor
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
63
daripada karyawan ? Dari hasil pemantauan diperoleh
Terlambat
Tak terlambat
:
pria
wanita
12 (31%)
94 (37%)
106 (36%)
27 (69%)
163 (63%)
190 (64%)
257 (87%)
296
39 (13%) Apakah kesimpulannya ?
CARA MEMBACA DAN MEMBUAT TABEL SILANG ==================== 1. Tentukan mana variabel independen dan mana varaibel dependen 2. Buat kelompok tiap variabel berdasarkan kategori/atribut 3. Susun tabel silang : Var. independen
----->
kolom (di atas)
Var. dependen
----->
baris (di samping kiri)
4. Tentukan frekuensi tiap sel dan hitung persen dengan arah vertikal/kolom. Posisi 100% ada di bawah, bukan samping kanan. 5. Pembandingan dilakukan antar persen kolom (kesamping) untuk tiap kategori baris ---->
mana persen terbesar
6. a) Bila letak persen terbesar itu membentuk pola diagonal, maka ada kecenderungan var. independen berhubungan dengan var. dependen. b) Bila letak persen terbesar itu tersebar dan tidak membentuk pola diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa var. independen cenderung tidak berhubungan dengan var. dependen
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
64
BAB VII TEKNIK PENULISAN SKRIPSI A.
Ketentuan Umum Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam menulis Skripsi adalah: 1.
Isi Skripsi a.
Bagian Awal. Bagian awal Skripsi meliputi Cover dalam, Lembar pernyataan Keaslian Skripsi, Lembar Persetujuan Pembimbing, Lembar Pengesahan (setelah ujian), Biodata Diri, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
b. Bagian
Isi/Bab.
Bagian
isi
Skripsi
berisi
Bab
I
(Proposal/Pendahuluan), Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V (Penutup). c.
Bagian Akhir. Bagian akhir Skripsi berisi daftar pustaka, lampiranTebal Skripsi.
2.
Tebal Skripsi minimal 75 halaman dan maksimal tidak terbatas.
3.
Penggunaan Bahasa. Bahasa yang dipakai Skripsi adalah bahasa Indonesia baku dengan gaya bahasa keilmuan yang bercirikan antara lain: a.
Berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk Skripsi yang berbahasa Inggris diserahkan kepada masingmasing pembimbing.
b. Penulisan Skripsi harus menggunakan bahasa baku (formal) yaitu bahasa yang tidak berbelit-belit, sistematis dan logis serta mudah dapat dipahami. c.
Penggunaan kata dan istilah harus mengacu pada Kamus Umum Bahasa Indonesia atau kamus lain yang relevan dan otoritatif.
d. Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang. e.
Format dan tata cara penulisan harus konsisten.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
65
f.
Penulisan nama, kata atau kalimat yang berasal dari bahasa Arab yang belum diadopsi dalam bahasa Indonesia harus berpedoman pada sistem transliterasi.
g. Tanda baca seperti titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda persen, tanda penghubung, garis miring dan lainnya harus mengikuti pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. h. Untuk penulisan kata atau kalimat Arab yang belum diadopsi ke dalam
bahasa
Indonesia,
gunakanlah
sistem
transliterasi
(sebagaimana dijelaskan di bawah). B.
Ketentuan Khusus 1.
Cover Skripsi dibuat dari kertas tebal (hard cover) dengan warna merah tua. Pada sampul tersebut dicetak judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa S-1, baris SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
KUNINGAN
dan
tahun
penyelesaian. Judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa dan baris SEKOLAH
TINGGI
KEGURUAN
DAN
ILMU
PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal. Judul Skripsi, kata “SKRIPSI”, nama mahasiswa, NIM, dan Program Studi ditulis dengan huruf Time New Roman Capital ukuran 12 cetak tebal (bold). Kata oleh ukuran 12, cetak tebal. 2.
Kertas yang digunakan untuk pengetikan menggunakan kertas putih jenis HVS 80 gram ukuran A4 (210 mm x 297 mm).
3.
Jenis huruf yang digunakan Times New Roman dengan ukuran huruf (front size) 12. Khusus untuk penulisan Bab dan Sub Bab ditulis dengan huruf Kapital yang tebal (Bold), dan diletakkan di tengah-tengah kertas (aligment center).
4.
Batas pengetikan (Margins) a.
Batas Atas/Top Margin = 4 cm.
b. Batas Bawah/Bottom Margin = 3 cm. c.
Batas Kiri/Left Margin = 4 cm.Batas Kanan/Right Margin = 3 cm.
d. Batas Header = 2 cm.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
66
e. 5.
Batas Footer = 2 cm.
Spasi dan Paragraf : a.
Penulisan Skripsi dari Bab I dan Bab V adalah 2 spasi.
b. Abstrak ditulis dengan 1 spasi, tidak lebih dari satu halaman dan memuat secara singkat latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan temuan penelitian. c.
Kata Pengantar Skripsi ditulis 1 ½ spasi.
d. Awal Paragaraf (paragraph ideantation) atau alenia baru diketik menjorok = 1 tab atau 7 ketukan dari kiri. 6.
Penomoran Halaman (Page Numbers) a.
Penomeran halaman bagian awal Skripsi diletakkan di bagian bawah tengan (buttom-centre) dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya).
b. Penomeran halaman bagian isi dan bagian akhir Skripsi diletakkan di bagian bawah kanan dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya, kecuali pada setiap halaman pertama Bab. Penomeran pada halaman pertama/awal setiap Bab diletakkan di bagian bawah tengah. 7.
Numbering Bab, Sub bab dan sub dari sub bab. a.
Penomoran Bab menggunakan angka Romawi besar (I, II, III, dst).
b. Penomoran sub bab menggunakan Huruf Besar (A, B, C, dst). c.
Penomoran sub dari sub bab menggunakan angka (1, 2, 3, dst).
d. Jika di dalam sub dari sub bab masih terdapat perincian, penomoran menggunakan huruf latin kecil (a, b, c, dst). e.
Apabila di dalam perincian tersebut masih terdapat perincian, penomoran menggunakan angka yang diberi tanda kurung tutup 1). 2), 3), dst.
Secara lebih detail penjelasan penomoran Bab, sub bab, dan sub dari sub bab dapat dilihat pada contoh di bawah ini:
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
67
Gambar 2.1. Contoh Penomoran
BAB I PENDAHULUAN A. Sub Bab 1. Sub dari sub bab a. Rincian sub dari sub bab 1) …………. a) ………….. 8.
Pengetikan naskah pada setiap alinea ditulis sejajar dengan judul sub bab atau sub dari sub bab Gambar 2.2. Contoh Pengetikan Naskah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adanya tingkat kesulitan yang cukup signifikan dalam usaha meningkatkan kedisiplinan mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan berpakaian rapi berkerah dan harus bersepatu……..dst. Kondisi di atas menunjukkan bahwa kehadiran itelektual muslim masi sebatas wacana bagi generasi muda yang seharusnya menjadi pelopor… dst. Dst …………. 9.
Huruf Kapital (besar). Penulisan huruf kapital (besar) ditulis pada setiap : a.
Bab dan judul bab.
b. Setiap huruf awal dalam kalimat pada subbab, kecuali “dan” dan “yang”.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
68
c.
Setiap huruf awal dalam kalimat pada judul tabel, judul gambar, dan judul lampiran, kecuali “dan” dan “yang”.
d. Serta nama-nama lain yang dianggap penting, seperti nama orang dan kota. 10. Penulisan Terjemahan a.
Terjemahan al-Qur’an, hadis dan teks-teks asing ditulis miring / italic. Terjemahan diawali dan diakhir dengan tanda kutip ganda (“). Setiap terjemahan diberi keterangan ‘Artinya:’ dan ditulis satu spasi.
b. Khusus untuk al-Qur’an diberi keterangan surat dan ayat diakhir terjemah seperti ini, (Q.S. al-Baqarah [2]:30) dan untuk hadis diberi keterangan perawinya, (H.R. Bukhari). Sedangkan terjemahnya juga diawali dengan kata “Artinya”. Contoh: Artinya: “...Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maidah [5]: 2). c.
Setiap terjemahan Al-Qur’an dan hadis atau teks-teks asing yang panjang ditulis secara menjorok rata dengan satu kali TAB. Contoh: Artinya: “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al- Mâ’idah [5]:30).
d. Potongan ayat yang tidak lengkap menggunakan tanda elipsis “titik tiga” (...) dan di akhiri tanda titik. Jadi, ada empat titik (...[.]). 11. Kutipan Sebagai suatu kajian yang bersifat analitis dan kritis, karya ilmiyah sangat membutuhkan kutipan-kutipan. Paling tidak ada dua fungsi kutipan. Pertama, sebagai bukti keterbukaan dan kejujuran ilmiah seorang peneliti/penulis. Kedua, kutipan juga dibutuhkan sebagai konfirmasi bagi yang melakukan penelitian dalam rangka pengayaan analisis. Kutipan ada dua macam:
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
69
a. Kutipan langsung yaitu kutipan yang sama persis dengan sumber asli,
baik dari segi struktur kalimat maupun tanda baca yang
digunakan. Kutipan langsung harus mengikuti aturan sebagai berikut: 1) Kutipan tidak boleh melebihi satu halaman. 2) Kutipan digunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti arti bahasa, definisi, komentar, atau pendapat pakar. 3) Kutipan yang panjangnya kurang dari 6 baris ditulis dua spasi, diberi tanda petik rangkap pada awal dan akhir kutipan dan dimasukkan ke dalam teks. 4) Kutipan yang panjangnya enam baris lebih diketik satu spasi (untuk huruf latin) tanpa tanda petik rangkap di awal dan akhir kutipan. Baris pertama ditulis menjorok (dengan TAB), begitu seterusnya pada awal-awal baris. 5) Kutipan terjemah al-Qur’an, hadis Nabi atau teks-teks lainnya dianggap seperti kutipan langsung yang panjangnya enam baris ke atas, meskipun kurang dari enam baris ditulis miring, berspasi satu serta tidak perlu menuliskan “artinya”. 6) Kutipan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis ditulis dengan huruf Arab sebagaimana aslinya, khusus untuk ayat-ayat al-Qur’an perlu disebutkan nama dan nomor surat serta nomor ayat yang dikutip dan dituliskan di antara tanda kurung. Sedangkan kutipan hadis harus dilengkapi dengan sanad dan perawinya. 7) Kutipan baik Arab, Inggris maupun Latin harus ditulis satu spasi dan dipisahkan dari teks. 8) Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan di antara tanda kurung. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki. 9) Kalimat elipsis adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang Kutipan yang berbentuk kalimat elipsis dimasukkan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
70
dalam bagian teks karya tulis dan diberi tanda titik tiga (…) baik di awal, di tengah maupun diakhir. b. Kutipan tidak langsung yaitu kutipan yang didasarkan pada ide atau pokok pikirannya saja. Aturan penulisan kutipan tidak langsung biasanya mengikuti aturan sebagai berikut : 1) Kutipan ini dapat
berbentuk saduran,
ringkasan,
atau
kesimpulan. 2) Penulis atau peneliti tidak perlu diberi tanda petik. 3) Pokok pikiran yang dikutip ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber rujukannya, dan catatan pengutipannya diletakkan di bagian akhir kutipan. 4) Sumber kutipan harus merujuk pada tulisan atau pandangan pakar atau ilmuan yang ahli dalam bidangnya. Sumber kutipan bukan berupa buku daras untuk para pelajar SD, SMP dan SMU, meskipun subtansinya sama. 5) Untuk memberi bobot akademik dan sebagai bukti penguasaan bahasa harus mencakup minimal dua sumber/buku yang berbahasa Arab atau berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus atau ensiklopedi. 6) Kutipan dapat pula bersumber dari situs internet atau CD dengan mencantumkan nama situs, tanggal akses, dan menunjukkan print outnya secara lengkap (bila diperlukan). 12. Catatan Kaki (footnote). Untuk rujukan dalam Skripsi bisa menggunakkan catatan kaki (footnote). Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pandangan, atau teori mengenai masalah tertentu yang dijelaskan dalam teks. Catatan kaki juga berfungsi sebagai penjelasan ekstra (tambahan) yang berisi komentar, kritik, dan informasi lain yang dianggap penting, tetapi tidak dapat dinarasikan dalam teks. Pembuatan catatan kaki (footnote) :
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
71
a. Nomor catatan kaki ditempatkan di dalam teks dengan angka secara berurutan, yang diletakkan setengah spasi di atas akhir kata atau kalimat yang dikehendaki. b. Nomor catatan kaki dengan catatan kakinya harus berada dalam satu halaman yang sama. c. Jarak antara baris di dalam catatan kaki adalah satu spasi. d. Penulisan catatan kaki pada baris pertama, dimulai pada ketukan keenam dari garis margin kiri. Sedangkan baris kedua tetap pada margin yang telah ditentukan. e. Ukuran huruf pada catatan kaki adalah 10. f. Ketentuan penulisan catatan kaki: Nama Penulis, Judul buku, Tempat Terbit, Penerbit, Tahun Terbit dan halaman. g. Untuk menghindari pengulangan pada catatan kaki digunakan sejumlah ketentuan sebagai berikut: menuliskan ulang nama penulis, judul buku dan halaman. Ibid., Op., Cit., dan Loc., Cit., tidak lagi digunakan. Berikut disajikan pola penulisan catatan kaki berdasarkan jumlah penulis, model karya yang ditulis dan system penulisan entri awal, serta penulisan entri jika digunakan kembali. No 1.
Tipe Entri Buku
oleh
Sistem Penuliasn Entri satu
orang penulis
Brubacher, John S. Modern Philosophy of Education. (New York: McGraw-Hill, Inc. 1981), p. 21.
2.
Buku oleh dua orang
Suyanto dan Djihad Hisyam. Pendidikan
penulis
di
Indonesia
Refleksi
dan
Memasuki Reformasi.
Milenium
III:
(Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa, 2000), h. 3. 3.
Buku oleh tiga orang
Niswonger
et
(atau lebih) penulis
Akuntansi,(Jakarta:
al.,
Prinsip-prinsip
Erlangga, Jakarta, 1999), h. 67
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
72
4.
Buku tanpa penulis
New Life Option: The Working Women’s
yang jelas
Resource Book (New York: McGraw-Hill, 1976), p. 42.
5.
Institusi dan asosiasi
Bursa Efek Jakarta, Kinerja Pasar Modal
(atau yang sejenis)
Indonesia Tahun 2002, BEJ Annual Report.
sebagai
2002., h. 3
“penulis” 6.
Kumpulan tulisan
J.N.D. Anderson, ed., The World’s Religion
dengan Editor
(London: Inter-Varsity Fellowship, 1950), p. 143.
7.
Buku atau
C.K. Patel (ed.), Fiscal Reforms in the Least
kumpulan tulisan
Developed
yang dicetak lebih
Edward Elgar, 1997), p. 50
Countries,
(Cheltenham,
dari 1 (satu) kali 8.
Tulisan di dalam
Paul Tillich, “Being and Love,” in Ruth
buku atau
N. Anshen, ed., Moral Principles of Action
kumpulan tulisan
(New York: Harper & Bros., 1952), p. 663.
9.
Proceeding
Mohammad Salis Boni, “Al-Dawabit al-
konferensi,
Shar`iyyah
workshop atau
Mu`amalat fi al-Bursah”, Proceeding of
seminar yang
International Conference on Ijtihad and Ifta’
Dipublikasikan
in
the
21st
al-Muqtarahah
Century:
Li
Challenges
al-
and
Prospects, IIUM, Malaysia, 2008 vol. 2, pp. 337-358. 10.
Dokumen elektronik
J.
Johnson,
“Ten
Tips
for
Time
dari internet
Management”, 2001. Retrieved August 18, 2003, from http://b5z.net/i/u/578445/f/timetips.pdf
11.
Entri encyclopedia
Mindoro,” in Collier’s Encyclopedia, vol. II
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
73
tanpa nama penulis
(NewYork: Harper, 1994), p. 675.
dan editor 12.
Entri encyclopedia
C. Hugh Holman, “Romanticism,” in
dengan nama
Ruth
penulis dan editor
Americana, vol. IX (New York: Harper &
N.
Anshen,
ed.,
Encyclopedia
Bros., 1952), pp. 663-669. 13.
Wawancara pribadi
Wawancara
Pribadi
dengan
Arief
Rahman Hakim (Pakar Pendidikan) , Jakarta, tanggal 16 Desember 2010. 14.
Artikel dan koran
Ahmad Rodoni ”Peluang dan Tantangan Ekonomi
Syariah,”
REPUBLIKA,
11
November 2009, h. 4. 15.
Berita dalam koran
“Pemerintah Menaikkan Tarif Bensin, Rakyat Susah,” Republika, 21 April 2002, h. 1.
16.
17.
18
Artikel dalam jurnal
Sinaga, B.M. “Pendekatan Kuantitatif
atau majalah
dalam Agribisnis”. Jurnal Sosial Ekonomi,
akademik berkala
10 (1), 1997, h. 48
Artikel dalam jurnal
Robin Knight, Poland’s Feud in the
atau majalah non
Family,” U.S. News and World Report, 10
akademik berkala
September 1990, p. 52.
Skripsi, thesis atau
Jajat Sudrajat , “ Pemanfaatan Kualitas
disertasi
Tekhnologi
Informasi
dalam
Meningkatkan Proses Pembelajaran di SMK
2
Muhammadiyah
Kuningan
(Skripsi S1 Program Studi PTIK STKIP Muhammadiyah
KuninganKuningan,
2011), h. 18.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
74
19.
Ulasan Buku
Nugroho
Rubiyanto,
“Kegagalan
Modernisme,” Jurnal Ulumul Islam 3, no. 4 (September 1997): h. 34-46, review buku K. Rockland, The Idea of Being Modern
(Oxford:
Oxford
University
Press, 1996).
13. Catatan tubuh (Bodynote) Adalah
cara
mempertanggungjawabkan
sumber/referensi
yang
digunakan secara langsung ditulis dalam teks. Caranya adalah data tentang referensi dimaksud ditulis di akhir kutipan. Data referensi itu meliputi 3 unsur, yaitu: Nama pengarang, angka tahun publikasi, dan nomor halaman. Contoh 1 : Kekerasan fisik akibat penganiyaan adalah apabila didapati perlukaan bukan karena kecelakaan (non-accident). Batasan intensitas kekerasan fisik tersebut sangat relatif, karena dapat ditinjau dari akibat kekerasan dan cara melakukan kekerasan (Herkutanto, 2000: 269). Contoh 2 : Menurut Herkutanto (2000: 269), kekerasan fisik akibat penganiyaan adalah apabila didapati perlukaan bukan karena kecelakaan (nonaccident). Batasan intensitas kekerasan fisik tersebut sangat relatif, karena dapat ditinjau dari akibat kekerasan dan cara melakukan kekerasan. 14. Catatan akhir (Endnote) Catatan akhir adalah salah satu cara mempertanggungjawabkan referensi yang digunakan dengan cara menuliskan data referensi itu pada bagian akhir karangan (setelah kesimpulan). Data referensi yang harus ditulis adalah sama dengan data referensi pada sistem catatan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
75
kaki. Perbedaannya dengan catatan kaki hanyalah pada letak saja. Yang satu di kaki halaman sedangkan yang satunya di akhir karangan. 1 Penggunaan istilah efektif di sini lebih dimaknai pada analisis fungsional, sehingga sesuatu dikatakan efektif apabila sesuatu tersebut dapat menjalankan fungsinya sesuai sistem yang dikehendaki oleh sesuatu tersebut, sedangkan sistem itu sendiri lebih mengarah pada sebuah tatanan. 2 Susanne K. Langer, Phylosopy in A New Key, (New York: New American Library, 1955), p..49. 3
Joel
M.
Charon,
Symbolic
Interactionism:
An
Introduction, An Interpratation, and An Integration, (Englewood, New Jersey: Prentice Hall, 1989), p. 50. 4 Susanne K. Langer, Op. Cit., p. 51. Penulisan rujukan yang digunakan di dalam skripsi bisa menggunakan salah satu dari ketiga jenis di atas dengan catatan konsisten. 15. Penyajian Tabel, Gambar dan Lampiran a.
Ketentuan penyajian tabel : 1) Nomor dan judul ditulis di atas tabel di di tengah atas, simetris dengan tabel tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul tabel. 2) Untuk penomoran tabel, disesuaikan dengan pada bab berapa tabel tersebut berada dan ditulis secara berurutan, misalnya Tabel.2.5. artinya tabel ke 5 di Bab 2. 3) Apabila judul tabel lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul tabel tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi. 4) Apabila terdapat sumber tabel, maka sumber tabel tersebut ditulis di bagian bawah tabel sejajar dengan tabel dari sebelah kiri. 5) Setiap awal kata pada judul tabel ditulis dengn huruf besar.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
76
b. Ketentuan penyajian gambar 1) Nomor dan judul ditulis di atas, tengah, simetris (justify) dengan gambar tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul gambar. 2) Untuk penomoran gambar, disesuaikan dengan pada bab berupa gambar tersebut berada dan ditulis secara berurutan, misalnya gambar ke 12 di Bab 4.
Gambar. 4.12 Alur Kesulitan Memaksa Mahasiswa Disiplin
3) Apabila judul gambar lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul gambar tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi. 4) Apabila terdapat sumber gambar, maka sumber gambar tersebut ditulis setelah judul gambar. 5) Setiap awal kata pada judul gambar ditulis dengan huruf besar. c.
Ketentuan penyajian lampiran : 1)
Nomor dan judul ditulis di atas lampiran di sebelah kiri, sejajar dengan lampiran tersebut. Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul lampiran.
2)
Khusus untuk nomor lampiran, ditulis secara berurutan tanpa nomor bab, misalnya: Lampiran 9 : Jumlah Mahasiswa Bersendal dan Berkaos Oblong
3)
Apabila judul lampiran lebih dari satu baris, maka baris kedua ditulis sejajar dengan judul lampiran tersebut, di mana spasi antara baris pertama dengan baris kedua adalah 1 spasi.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
77
4)
Setiap awal kata pada judul lampiran ditulis dengan huruf besar.
16.
Penulisan Daftar Pustaka a.
Daftar pustaka diurut berdasarkan huruf abjad nama pengarang.
b. Untuk setiap huruf abjad yang sama, diurutkan lagi berdasarkan huruf kedua dari huruf pertama nama pengarang. Contoh : Abdul Hamid, “ ……. Ahmad Rodoni,”…… c.
Ketentuan penulisan daftar pustaka secara berurutan yaitu ; 1) Nama pengarang (tanpa gelar), koma, kemudian tanda kutip. 2) Judul buku, ditulis dengan huruf miring (Italic), tanda kutip, koma. 3) Edisi buku dan cetakan keberapa, kemudian tanda koma. 4) Percetakan, kemudian tanda koma. 5) Nama daerah tempat percetakan, kemudian tanda koma. 6) Tahun kemudian titik. 7) Nama pengarang dari luar negeri, ketentuannya adalah; nama belakangnya (biasanya family name) ditulis di depan, kemudian nama depannya. Jika buku tersebut dikarang oleh lebih dari satu orang, maka untuk nama pengarang selanjutnya ditulis seperti adanya. 8) Khusus untuk pengarang dari dalam negeri, jika nama belakang pengarang tersebut sudah pasti adalah nama marga, maka ketentuannya sama dengan ketentuan pada penulisan nama pengarang dari luar negeri.
d. Jarak antara baris pertama dengan baris kedua jika satu buku kutipan lebih dari satu baris, berjarak 1 spasi. e.
Baris kedua dimulai pada ketukan ke-7 1) Jarak antara satu judul buku dengan judul buku lainnya adalah 2 spasi. 2) Setiap huruf awal dari seluruh kalimat pada daftar pustaka ditulis dengan huruf kapital (huruf besar).
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
78
Daftar Pustaka merupakan rangkuman sumber-sumber bacaan yang digunakan dalam suatu tulisan. Sumber kepustakaan diupayakan bersumber pada buku-buku edisi terakhir, kecuali ditentukan lain oleh pembimbing dan dapat pula berupa jurnal, hasil penelitian, dan laporan/dokumen lain yang relevan. C.
Beberapa Contoh Penulisan Daftar Pustaka: Ahmadi, Iif Khoiru dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Aminuddin. 1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press. Awe, Mokko. 2003. Iwan Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan. Yogyakarta: Ombak Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Faizah, Hasnah .2008. Linguistik Umum. Pekanbaru: Cendikia Insan Fraenkel, J.R. and Wallen, N.E. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc Graw-Hil Inc. Hermintoyo, M. 2003. ”Metafora dalam Lirik Lagu Indonesia Populer Kajian Atas Jenis, fungsi, dan Implikaturnya”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
79
Jaenudin, Ujam. 2012. Psikologi Kepribadian. Bandung:Pustaka Setia. Luxemburg, Jan Van. dkk.1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick Hartoko. Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nugraheni, Novi Tri. 2002. “Analisis Lirik Lagu Jamrud karya Aziz M.S. Suatu Tinjauan Stilistika”. Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Diponegoro: Semarang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan.2010. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nurgiyantoro, Burhan.2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Oemarjati, Boen S. 1992. Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa: Memperkaya Pengalaman dan Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
80
BAB VIII BIMBINGAN SKRIPSI A. Pendahuluan 1. Landasan Empiris Skripsi
adalah
karya
ilmiah
yang
dihasilkan
oleh
mahasiswa tingkat sarjana strata satu yang merupakan syarat utama
kelulusan.
Sebagai
salah
satu
syarat
kelulusan,
mahasiswa dituntut untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang berkualitas dan secara ilmiah dapat mencerminkan tingkat penguasaan mahasiswa terhadap teori-teori dan bidang keahlian yang telah dipelajari.Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi juga harus mampu
dipertanggungjawabkan
keasliannya.
Atas
dasar
tuntutan inilah, seorang mahasiswa yang sedang dalam proses pembuatan skripsi membutuhkan bimbingan dari seorang dosen yang memiliki komitmen dan kemampuan untuk membimbing. N amun
dalam
perj alanannya
proses
b imb ingan
skripsi, baik dari seg i mahasiswa maupun dosen, menghadapi banyak
kendala
yang
mengakibatkan tujuan dari
skripsi
tersebut tidak dapat dicapai secara optimal. Beberapa permasalahan yang dihadapi seputar bimbingan skripsi: a.
Dosen 1)
Tidak memiliki keahlian dan interest yang sama/sesuai dengan topik penelitian;
2)
Sulit ditemui;
3)
Kurang memberikan pengarahan substantif dan metodologis;
4)
Bersikap otoriter (memaksakan pendapat);
5)
Membatalkan janji dengan mahasiswa secara sepihak;
6)
Pada kasus dimana terdapat lebih dari satu pembimbing: a) Ada
kecenderungan
pembagian
tugas
yang
tidak
terkoordinasi dan tidak adil antara pembimbing I dan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
81
pembimbing II; b) Mahasiswa seringkali merasa
dirugikan dengan
perbedaan pendapat yang terjadi antara pembimbing I dan II; c) Kurang komunikasi antara pembimbing I, pembimbing II, dan mahasiswa; 7)
Memanfaatkan mahasiswa untuk kepentingan subyektif pembimbing semata;
8) b.
Tidak memahami standar penulisan skripsi.
Mahasiswa 1)
Kurang
memiliki
integritas
akademik
(melakukan
tindakan plagiatisme, memanipulasi data); 2)
Bersikeras dalam mempertahankan pendapat;
3)
Kurang memiliki motivasi dan komitmen;
4)
Tidak
memberikan
wakt u
yang
c uk up
kepada
peng uj i dan pemb imbing unt uk membaca skripsiyang akan diujikan; 5)
Mendesak untuk ujian skripsi disaat belum siap untuk diujikan;
6)
Ingin
sesegera
mungkin
menyelesaikan
skripsitanpa
memperhatikan kualitas; Pedoman ini merupakan sebuah acuan praktis dari proses pembimbingan
skripsi
yang
berusaha
untuk
meminimalisir
kendala yang selama ini terjadi. Pedoman ini mengedepankan konsistensi dan komitmen pembimbingan dalam melakukan bimbingan untuk menghasilkan skripsi yang berkualitas. Dalam kaitannya dengan prosedur skripsi, pedoman ini dilengkapi dengan prosedur yang lebih rinci yang dikembangkan oleh Lembaga
Penelitian
Pengembangan
dan
Pengabdian
kepada
Masyarakat (LP3M) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
82
2.
Landasan Yuridis
a.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 45 menyatakan bahwa: "Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, Serta memiliki kemampuan
untuk
mewujudkan
tuj uan
pendidikan
nasional".
b.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46 ayat 2 menyatakan bahwa: "Dosen memiliki kualifikasi magister
akademik untuk
pascasarjana;
minimum.
program
dan
b)
A)
lulusan
program
atau
program
diploma
lulusan
program
doktor
untuk
program pascasarana.
c.
Kep. Menkowasbangpan no. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.
d.
Kepmendiknas
no.
232/U/2000
tentang
Pedom an
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
e.
Kepmendiknas no. 36/D/0/2000, khususnya lampiran II a tentang Beban Dosen; yaitu bahwa beban kerja ideal seorang dosen adalah 40 jam/minggu; dan membimbing skripsi per mahasiswa per semester setara dengan 2 jam/minggu.
B. Ketentuan Bimbingan Skripsi 1.
Bimbingan Skripsi a. Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dan Proposal yang disetujui harus diserahkan kepada pembimbing dan mahasiswa paling lambat 2 (dua) minggu dari tanggal penetapannya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
83
b. Konsultasi/bimbingan dilakukan minimal 8 (delapan) kali dengan masing-masing
pembimbing
dibuktikan
dengan
lembar
konsultasi. c. Konsultasi dilakukan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) bulan dan selambat-lambatnya selama 4 (empat) semester. d. Jika lewat dari 1 (satu) semester, mahasiswa wajib melakukan perpanjangan bimbingan skripsi. e. Bagi mahasiswa yang belum selesai bimbingan sampai batas 4 (empat) semester akan diberi surat peringatan oleh pimpinan Sekolah
Tinggi
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan. f. Proses bimbingan dianggap selesai apabila telah disetujui oleh pembimbing, dibuktikan dengan skripsi asli yang ditandatangani oleh pembimbing. 2.
Pembimbing Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa memperoleh pengarahan danbimbingan dari pembimbing yang terdiri atas sebanyak-banyaknya dua orang. a. Kriteria Pembimbing adalah staf pengajar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah Kuningan
yang
memenuhi syarat sebagai berikut.
1) Pembimbing I minimal bergelar Doktor (sedang menyelesaikan kuliah strata 3) dan Pembimbing II minimal bergelar Magister.
2) Cakap dalam bidang ilmu yang diambil sebagai pokok skripsi. 3) Bersedia bertindak sebagai pembimbing mahasiswa yang bersangkutan, dengan tugas dan tanggung jawab sebagaimana yang tercantum dalam uraian tugas tim pembimbing.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
84
b. Tugas Pembimbing bertanggung jawab untuk mengarahkan, membimbing danmengawasi semua tahap kegiatan dalam proses penyusunan skripsi sampaidengan tersusunnya skripsi yang memenuhi syarat. Apabila pembimbing terdiri dari dua orang, keduanya secara bersama-sama bertanggung jawab dalam proses pembimbingan serta saling mengisi guna mendapatkan hasil yang optimal. Pembimbing I dalam proses pembimbingan lebih bertanggungjawab pada aspek metode penelitian dan keilmuan yang diteliti. Sedangkan Pembimbing II lebih bertanggung jawab dalam aspek metode penulisan ilmiah. Pembagian ini tidak bersifat
mutlak
sehingga
saling
mengisi/melengkapi
antar
pembimbing akan sangat menguntungkan dalam pengembangan wawasan keilmuan serta pola pikir ilmiah mahasiswa yang dibimbing. 3.
Prinsip Bimbingan Bimbingan skripsi hendaknya didasarkan kepada prinsipprinsip sebagai berikut. a. Ramah dan saling menghargai. b. Jujur, adil dan obyektif. c. Komitmen bersama untuk mutu. d. Menghindari bentuk kekerasan verbal maupun fisik. e. Tidak terlihat konflik kepentingan. f. Tidak terlibat personal affair. g. Tidak menerima/memberi gratifikasi dalan bentuk apapun selama proses bimbingan.
4.
Kesepakatan Bimbingan Skripsi Kesepakatan antara pembimbing dan mahasiswa selama satu semester tertuang dalam lembar kesepakatan bimbingan skripsi yang memuat:
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
85
a. jadwal pertemuan berkala, sekurang-kurangnya 2 kali dalam sebulan; b. rencana kerja selama penelitian berlangsung; c. mekanisme pemberian respon atau feedback, baik dalam hal waktu maupun metodenya (via e-mail atau hard copy); d. jadwal pengembalian perbaikan setelah mendapatkan feed back; e. harapan dan peran masing-masing pihak (dosen pembimbing dan mahasiswa). Lembar kesepakatan bimbingan skripsi merupakan alat untuk: a. memfasilitasi hubungan antara pembimbing dan mahasiswa dalam memastikan perkembangan penulisan skripsi mahasiswa; b. memperjelas harapan, peran dan kewajiban dari mahasiswa dan pembimbing; c. memberikan pedoman mengenai proses pembimbingan; d. menjaga penelitian agar tetap pada tujuannya; e. memastikan kualitas penelitian sesuai dengan jadwal. 5.
Frekuensi Bimbingan Proses bimbingan mahasiswa harus dilakukan secara berkala. Pertemuan ini hendaknya merupakan sebuah forum interaktif dan konstruktif untuk berdiskusi seputar penelitian skripsi. a. Pertemuan Pertama Pertemuan
pertama
antara
mahasiswa
dan
pembimbing merupakan pertemuan yang paling menentukan proses bimbingan yang akan terjadi. Tujuan umum dari pertemuan pertama ini adalah:
1)
mengenal kedua belah pihak;
2)
mendiskusikan dan membuat topik penelitian;
3)
memperjelas harapan, peran, dan tanggung jawab pembimbing dan
mahasiswa
melalui
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
sebuah
kesepakatan
yang
86
ditandatangani kedua belah pihak. 6.
Pertemuan Berkala Hal-hal yang dilakukan dalam pertemuan berkala.
a. Menentukan target-target pencapaian dalam setiap pertemuan. b. Mendiskusikan masalah-masalah terkait dengan penelitian (kurangnya fasilitas dan akses terhadap sumber-sumber referensi, Serta masalah yang terjadi di lapangan).
c. Memonitor perkembangan proses penelitian. 7.
Materi Bimbingan Materi bimbingan skripsi meliputi :
a. b. c. d. e. f. g. h. i. 8.
latar belakang; batasan dan perumusan masalah; Outline (garis besar) tujuan dan manfaat penelitian; landasan teoritis (theoretical framework) dan kerangka berpikir; metodologi; analisis data; hasil dan pembahasan; kesimpulan; referensi.
Model Interaksi Pembimbing skripsi dan Mahasiswa Interaksi antara pembimbing
skripsi
dan mahasiswa
dilakukan melalui tatap muka dan dapat dikembangkan komunikasi melalui telepon, sms, atau e-mail. 9.
Ketidakpuasan Selama Proses Bimbingan Ketidakpuasan
yang
terjadi
selama
proses
bimbingan
berlangsung antara pembimbing dan mahasiswa bimbingan dapat disesuaikan melalui mekanisme arbitrase oleh Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan atau yang ditunjuk.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
87
C. Pembimbing dan Mahasiswa 1. Kualifikasi Pembimbing Selama proses penyusunan dan penulisan skripsi, mahasiswa harus dibimbing oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing yang memiliki persyaratan sebagai berikut.
a.
Bergelar Magister S-2.
b.
Menguasai topik penelitian tesis/disertasi mahasiswa yang dibimbing.
c.
Menguasai metodologi penelitian.
d.
Memiliki track record yang sangat baik bagi yang sudah membimbing.
2. Hak dan Kewajiban Pembimbing a.
Hak Pembimbing 1)
Memperoleh insentif dan layanan yang layak.
2)
Mendapatkan
fasilitas
yang
diperlukan
untuk
melakukan bimbingan (ruang kerja, komputer, telpon, internet, rak buku, dan lain-lain. 3)
Memperoleh
kredit
dan
penghargaan
setara
dengan
mengampu mata kuliah sekurangkurangnya 6 sks untuk setiap mahasiswa. 4)
Menolak penugasan menjadi pembimbing skripsi jika topik skripsi diluar bidang keilmuannya atau alasan-alasan lain yang disetujui ketua Prodi.
5)
Mengembalikan mandatnya sebagai pembimbing skripsi mahasiswa tertentu kepada ketua prodi jika mahasiswa bersangkutan
tidak
melaksanakan
kesepakatan yang
sudah ditandatangani dalam jangka waktu tertentu. b.
Kewajiban Pembimbing terhadap Mahasiswa
1)
Pembimbing
harus
menjelaskan
sedini
mungkin
ekspektasinya kepada mahasiswa, komitmen mahasiswa dan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
88
hal-hal lain yang dipandang perlu.
2)
Menginformasikan hak-hak mahasiswa selama program bimbingan skripsi.
3)
Membantu mahasiswa mengklarifikasi topik permasalahan dan tujuan penelitian.
4)
Menjaga agar selalu mengacu kepada norma-norma ilmiah.
5)
Mematuhi kesepakatan yang telah ditandatangani.
6)
Memberi dukungan dan semangat kepada mahasiswa untuk bekerja keras.
7)
Menyediakan waktu yang memadai untuk bimbingan.
8)
Mengarahkan mahasiswa kepada informasi yang berkaitan langsung dengan topik penelitian dan sumber-sumber literatur yang dapat dijangkau.
9)
Memberikan bimbingan terhadap metodologi dan teknik penelitian yang tepat.
10) Membantu mahasiswa menyusun desain penelitian. 11) Melarang plagiatisme. 12) Memonitor kerja mahasiswa dengan menggunakan catatan bimbingan khusus.
13) Memastikan
jadual
penelitian
(timetable)
mahasiswa
terlaksana dengan baik.
14) Memberikan feedback tertulis kepada mahasiswa secara kritis, konstruktif, sportif dan membangun yang disampaikan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah draft awal diberikan.
15) Memberi arahan tentang gaya dan teknik penulisan, penggunaan bahasa, serta pemakaian referensi yang baik dan benar.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
89
16) Membantu mahasiswa memperoleh beasiswa, atau bantuan lain yang mendukung penyelesaian skripsi.
17) Mendorong
dan
memfasilitasi
mahasiswa
untuk
mempublikasikan/ mempresentasikan hasil skripsinya di luar lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. c.
Kewajiban Pembimbing terhadap Prodi dan Pembimbing lain 1)
Memberikan progress report bimbingan skripsi secara berkala kepada
Ketua
Sekolah
Tinggi
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. 2)
Melakukan komunikasi yang efektif secara reguler.
3)
Menyepakati tugas bimbingan dengan jelas.
4)
Perbedaan
pendapat
yang
mungkin
timbul
harus
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat sehingga tidak merugikan mahasiswa. 3.
Hak dan Kewajiban Mahasiswa a.
Hak Pembimbing 1)
Mendapat layanan bimbingan berkualitas dan dukungan penyelesaian skripsitepat waktu.
2)
Memperoleh nilai secara obyektif.
3)
Mendapatkan pembimbing yang sesuai dengan topik penelitian.
4)
Mengusulkan
pergantian
pembimbing
jika
pembimbing berhalangan atau tidak menunaikan tugas sesuai kesepakatan. 5) b.
Menyampaikan harapan kepada pembimbing.
Kewajiban Mahasiswa terhadap Pembimbing
1)
Memiliki komitmen untuk menyelesaikan skripsi
yang
berkualitas dan tepat waktu.
2)
Mematuhi isi lembar kesepakatan yang telah ditandatangani
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
90
bersama pembimbing.
3)
Melaksanakan jadual penelitian (timetable) dengan baik.
4)
Memberikan progress report penelitian skripsi secara berkala kepada pembimbing.
5)
Berinisiatif
merencanakan
pertemuan
atau
komunikasi
dengan pembimbing.
6)
Mempersiapkan materi pertemuan yang akan didiskusikan dengan pembimbing.
7)
Memperbaiki draf sesuai feedback dari pembimbing.
8)
Mencari informasi yang berkaitan langsung dengan topik penelitian dari literature lain.
9)
Menggunakan gaya dan teknik penulisan, bahasa, serta pemakaian referensi yang baik dan benar.
10) Mencari sumber daya yang mendukung penyelesaian skripsi jika diperlukan.
11) Mengupayakan publikasi penelitiannya dalam bentuk buku atau jurnal D. Penggantian Pembimbing Skripsi Tugas pembimbing skripsi dapat dialihkan kepada pembimbing lain jika
1. 2.
Pembimbing sakit keras atau meninggal dunia. Pembimbing mendapat tugas visiting scholar, visiting professor, postdoctoral atau tugas negara dalam waktu lebih dari enam bulan.
3. 4.
Pembimbing pindah kerja. Pembimbing tidak melaksanakan tugasnya lebih dari 5 bulan berturut-turut.
5. 6.
Pembimbing mengundurkan diri. Terjadi perubahan arah penelitian mahasiswa di luar bidang keilmuan pembimbing.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
91
7.
Terdapat konflik antara pembimbing dan mahasiswa yang dapat diterima oleh Ketua Prodi Mekanisme penggantian pembimbing skripsi dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. E. Perbedaan Pendapat Jika
terjadi
perbedaan
pendapat
antara
pembimbing
dan
mahasiswa, pembimbing harus melakukan hal sebagai berikut. 1. Melihat kembali peran dan kewajiban pembimbing berdasarkan kesepakatan bimbingan yang keputusan
terhadap
hal
sudah
yang
ditandatangani,
menjadi
konflik
apakah
merupakan
tanggung jawab mahasiswa atau pembimbing. 2. Mengkomunikasikan secara jelas kepada mahasiswa. 3. Memberikan alternatif yang dapat diterima mahasiswa. 4. Jika perbedaan tidak dapat dikomunikasikan lagi, pembimbing harus berinisiatif melakukan mediasi dengan bantuan pihak ketiga, yaitu Ketua Prodi atau pejabat yang ditunjuk. Pada kasus dimana terdapat pembimbing lebih dari satu, perbedaan pendapat yang terjadi hendaknya: 1. dikomunikasikan antara pembimbing I dan pembimbing II; 2. tidak merugikan mahasiswa. Jika
proses
komunikasi
tidak
menghasilkan
mufakat,
baik
pembimbing I maupun pembimbing II dapat mengkomunikasikan masalah tersebut dengan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
92
BAB IX UJIAN SKRIPSI A. Tujuan Kegiatan Proses
ujian skripsi
disiapkan untuk
memberi
penjelasan kepada
mahasiswa, dosen pembimbing dan dosen program studi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan ujian skripsi. B. Ruang Lingkup Prosedur ini dipergunakan sebagai petunjuk dalam persiapan dan pelaksanaan ujian skripsi yang meliputi: 1. Tujuan dan persyaratan ujian skripsi 2. Pelaksanaan 3. Aspek penilaian C. Definisi 1. Ujian Skripsi Ujian
yang
menguji
kemampuan
mahasiswa
dalam
mempertanggungjawabkan skripsi yang ditulis dan pengetahuan dasardasar ilmu pendidikan yang telah diperoleh sewaktu kuliah. 2. Dosen Pembimbing Dosen yang membimbing mahasiswa dalam penulisan skripsi 3. Dosen Penguji Para dosen yang diundang memberi tanggapan tentang skripsi yang ditulis mahasiswa dan menguji dasar-dasar ilmu pendidikan mahasiswa. D. Referensi 1. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
93
3. Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 4. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 5. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 6. SK Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan
No.
002/KEP/I.3.1/PTM/B/2014
tentang
Peraturan Sistem Organisasi dan Tata Kerja 7. STANDAR MUTU Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan 2014-2018 E. Ketentuan Umum Setelah
mahasiswa
melaksanakan
seminar
proposal
skripsi
dan
mendapatkan beberapa saran perbaikan atau rekomendasi tambahan dari dosen penguji, maka mahasiswa menyelesaikan penulisan skripsi tersebut. Setelah skripsi mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing, mahasiswa dapat mengajukan ujian skripsi kepada Prodi. Ujian dihadiri oleh dosen pembimbing dan dosen penguji. Untuk melaksanakan ujian skripsi ini peserta harus memenuhi persyaratan-persyaratan dan aturan-aturan tertentu. F. Tujuan Ujian Skripsi Tujuan pelaksanaan ujian skripsi adalah: 1.
Menguji mahasiswa dalam mempertahankan skripsi yang ditulisnya maupun dan bersedia menerima secara akademik terhadap berbagai kelemahan dari penulisan skripsi tersebut.
2.
Menguji kemampuan mahasiswa dalam dasar-dasar ilmu pendidikan.
3.
Menguji
kemampuan
mahasiswa
tentang
pengetahuan
dan
ketrampilan yang terkait dengan penelitiannya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
94
G. Persyaratan Untuk dapat mengikuti ujian skripsi, mahasiswa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.
Ujian skripsi diadakan paling lambat pada akhir semester kedua belas dan dilaksanakan dalam forum tertutup yang dihadiri oleh panitia ujian skripsi. a. Panitia ujian skripsi 1) Ketua Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) mengusulkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan untuk membentuk panitia ujian skripsi yang terdiri atas dosen pembimbing dan anggota penguji lainnya untuk menguji mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan. 2) Panitia ujian skripsi beranggotakan 4 (empat) orang yang terdiri atas ketua/sekretaris Prodi
sebagai
ketua
panitia,
dosen
pembimbing dan dua orang dosen penguji. 3) Apabila ketua/sekretaris Prodi berhalangan, maka ujian skripsi dapat dilanjutkan dengan menunjuk dosen pembimbing sebagai ketua ujian skripsi. 4) Ujian skripsi dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang penguji. Apabila dosen penguji berhalangan hadir, maka ketua panitia ujian skripsi menunjuk dosen penguji pengganti. 5) Pembiayaan panitia ujian skripsi ditanggung oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan. b. Tugas panitia ujian skripsi 1) Panitia ujian skripsi bertugas menilai hasil penulisan skripsi sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing; 2) Panitia ujian skripsi dapat memberikan masukan perbaikan skripsi;
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
95
3) Penilaian ujian skripsi dilaksanakan atas kesesuaian usulan proposal skripsi yang telah disetujui. 2.
Menyelesaikan semua mata kuliah pada Prodi di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan dan syarat-syarat sebagai berikut. a.
IPK minimal 3,00
b. Telah mengikuti seminar minimal 4 kali, dengan pokok bahasan sesuai dengan keilmuan di masing-masing prodi. c.
Telah lulus TOEFL 400 lebih
d. Lulus ujian Komprehensif 3.
Skripsi telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing dan Ketua/Sekretaris Prodi.
4.
Memenuhi kewajiban administrasi yang berlaku.
5.
Menyusun skripsi sesuai dengan format yang telah ditentukan
6.
Mendapat konfirmasi tanggal dan pelaksanaan ujian skripsi oleh panitia ujian skripsi serta mendapat kelulusan dari Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan. 7.
Undangan skripsi diusulkan selambat-lambatnya 1(satu) minggu dari tanggal ujian skripsi.
8.
Undangan ujian skripsi sudah harus beredar dan diterima oleh panitia ujian skripsi selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum ujian dilaksanakan
9.
Menyerahkan skripsi yang akan diujikan kepada seluruh panitia ujian skripsi.
H. Tata Cara Pelaksanaan Tata cara pelaksanaan ujian antara lain: 1.
Ujian skripsi berlangsung sekitar 90 menit, dengan alokasi waktu sebagai berikut: a.
40 menit untuk ujian skripsi
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
96
b. 40 menit untuk ujian pengetahuan dasar-dasar ilmu pendidikan. c.
10 menit untuk usulan atau tanggapan dari panitia ujian, pada saat ini ketua panitia ujian membacakan kesimpulan dari tanggapan, komentar dan saran perbaikan skripsi, serta pengumuman hasil ujian skripsi.
2.
Nilai dan kelulusan ujian skripsi akan ditentukan oleh panitia ujian skripsi yang meliputi: a.
Kemampuan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan
b. Penampilan dan sikap dalam ujian skripsi. c.
Cara menjawab dan penggunaan bahasa dalam menjawab pertanyaan.
3.
Penilaian ujian skripsi antara lain: a.
Lulus tanpa perbaikan
b.
Lulus dengan perbaikan
c.
Tidak lulus dan kesempatan mengulang satu atau tiga bulan
d.
Nilai kelulusan minimal B
I. Perbaikan dan Ujian Ulangan Skripsi 1.
Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan perbaikan diberi kesempatan melakukan perbaikan skripsi di bawah bimbingan dosen pembimbing dan diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal lulus ujian skripsi.
2.
Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus pada ujian skripsi diberi kesempatan mengulang 1 (satu) kali ujian ulangan dengan kriteria: a.
Apabila nilai ujian skripsi yang diperoleh adalah D, maka mahasiswa berhak meminta ujian ulangan 1 bulan yang akan datang.
b.
Apabila nilai ujian skripsi yang diperoleh adalah E, maka mahasiswa berhak meminta ujian ulangan 3 bulan yang akan datang.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
97
J. Kegiatan Ujian Skripsi Dalam Diagram Alir PELAKSANAAN
PROSES Mulai
Mahasiswa
Pengusulan Ujian oleh Mahasiswa tidak
Prodi Memenuhi Persyaratan?
BAAK BAUK
LP3M
Ya
Penentuan Panitia Ujian Skripsi
Panitia Ujian Skripsi BAAK BAUK
WK I STKIP Muhammadiyah Kuningan
Mahasiswa
Penentuan Hari Ujian Skripsi
Persetujuan Hari Ujian Skripsi
Penyerahan Undangan Ujian ke Panitia Ujian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
98
B
A Mahasiswa
Ujian Skripsi
Gagal Lulus / Gagal Ujian
Mahasiswa
Lulus
Selesai
K. Penilaian Ujian Proposal, Penilaian Skripsi, dan Penilaian Ujian Skripsi FORMAT PENILAIAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1.
Nama
:
2.
NIM
:
3.
Program Studi
:
No. 1.
Komponen Penilaian Judul Penelitian a. Kekinian b. Ketepatan c. Relevansi bidang ilmu
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
Interval Skor 0-15
Skor
99
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
Ketepatan Latar Belakang dan Rumusan Masalah Ketepatan teori dengan variabel penelitian Ketajaman analisis dalam penyusunan kajian teori Ketepatan Metodologi Penelitian Ketepatan dalam penyusunan indikator variabel penelitian Keterkinian Referensi dalam rancangan penelitian Penggunaan Bahasa yang baik dan benar JUMLAH Angka
Huruf
Mutu
Mutu
91-100
A
4
84-90
A-
3,7
77-83
B+
3,3
72-76
B
3
64-71
B-
2,7
56-63
C+
2,3
46-55
C
2
25-45
D
1
0-24
E
0
0-15 0-15 0-15 0-10 0-10
0-10 0-10 0-100
Bobot Kuningan……………………….
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
Penguji,
………………………………
100
FORMAT PENILAIAN UJIAN SIDANG SKRIPSI STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1.
Nama
:
2.
NIM
:
3.
Program Studi
:
No.
Interval
Komponen Penilaian
Skor
1.
Penguasaan materi
0-15
2.
Analisis data
0-15
3.
Kedalaman dan keluasan pembahasan hasil
0-15
Skor
penelitian 4.
Penarikan kesimpulan, implikasi, dan saran
0-10
5.
Ketepatan jawaban
0-10
6.
Kemampuan mempertahankan argumen
0-15
7.
Teknik mengemukakan pendapat
0-10
8.
Penguasaan bahasa
0-10
JUMLAH
0-100
Angka
Huruf
Bobot
Mutu
Mutu
91-100
A
4
84-90
A-
3,7
77-83
B+
3,3
72-76
B
3
64-71
B-
2,7
56-63
C+
2,3
46-55
C
2
25-45
D
1
0-24
E
0
Kuningan, ……………………… Penguji,
………………………………
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
101
FORMAT PENILAIAN SKRIPSI STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN 1.
Nama
:
2.
NIM
:
3.
Program Studi
:
No.
Komponen Penilaian
Interval Skor
1.
Sistematika Penulisan
0-10
2.
Argumentasi Teoretis dalam Menyusun
0-15
Skor
Kerangka Berpikir 3.
Kedalaman dan keluasan teori Keilmuan
0-10
yang Relevan 4.
Ketepatan dalam pengambilan Data
0-20
5.
Relevansi Teori Dengan Bidang Keahlian
0-10
6.
Ketetapan penggunaan Teknik
0-20
Pengumpulan Data/Teknik Analisis Data/Indikator variabel dan Instrumen Penelitian 7.
Penggunaan Bahasa yang baik dan benar JUMLAH
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
0-15 0-100
102
Angka
Huruf
Bobot
Mutu
Mutu
91-100
A
4
84-90
A-
3,7
77-83
B+
3,3
72-76
B
3
64-71
B-
2,7
56-63
C+
2,3
46-55
C
2
25-45
D
1
0-24
E
0
Kuningan, ………………………… Penguji,
………………………………
Daftar Rujukan: Alek A. dan H. Achmad HP. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana. Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational research. An introduction. New York: Longman. Keppel, G. and Zedeck, S. 1989. Data analysis for research designs. Analysis of variance and multiple regression/correlation approaches. New York: W.H. Freeman and Company. Maimunah, Siti Annijat. 2011. Bahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Malang : UIN - Maliki Press. McMillan, J.H. and Schumacher, S. 1989. Research in education. A conceptual introduction (Second Edition). Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
103
Prayitno, Harun Joko, dkk. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press Robson, Colin (1993). Real World Research. A Resource for Social Scientists and Practitioner-Researchers. Oxford: Blackwell Publishers, Ltd. Surakhmad, Winarno. 1998. Paper Skripsi Thesis Disertasi. Bandung : Tarsito. STAIN Cirebon.2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cirebon: STAIN Press STKIP Muhammadiyah Kuningan.2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Kuningan: STKIP Muhammadiyah Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi ke-IV. Malang: Biro Administrasi dan Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi. http://www.infoskripsi.com/2013/01/proposal-penelitian-pengembangan.html
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
104
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
104
Lampiran 1 : Format Penulisan Proposal Skripsi Kuantitatif BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Pembatasan Masalah Penelitian D. Perumusan Masalah Penelitian E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Penenlitian Sebelumnya C. Operasional Variabel Penelitian D. Kerangka Berfikir E. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Instrumen Penelitian 5. Teknik Analisis DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
105
Lampiran 2 : Format Penulisan Proposal Skripsi Kualitatif BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Pembatasan Masalah Penelitian D. Perumusan Masalah Penelitian E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori B. Penelitian Sebelumnya C. Operasional Variabel Penelitian D. Kerangka Berfikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penenlitian B. Kehadiran Peneliti C. Lokasi Penelitian D. Sumber Data E. Prosedur Pengumpulan Data F. Analisis Data G. Keabsahan Temuan H. Tahap Penelitian DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
106
Lampiran 3 : Format Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Cara Memecahkan Masalah E. Hipotesis Tindakan F. Tujuan Penelitian G. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN TEORI A.
.........................................................................................
B.
.........................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Setting Penelitian
B.
Persiapan PTK
C.
Subjek Penelitian
D.
Sumber Data
E.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
F.
Indikator Kinerja
G.
Teknik Analisis Data
H.
Prosedur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
107
Lampiran 4 : Format Penulisan Skripsi Kuantitatif COVER COVER Dalam LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT (Bahasa Inggris) ABSTRAK (Bahasa Indonesia) KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian
B.
Identifikasi Masalah Penelitian
C.
Pembatasan Masalah Penelitian
D.
Perumusan Masalah Penelitian
E.
Tujuan Penelitian
F.
Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Kajian Teori
B.
Penelitian Sebelumnya
C.
Operasional Variabel
D.
Kerangka Berpikir
E.
Hipotesis
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
108
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian
B.
Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Instrumen Penelitian 5. Teknik Analisis
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian
B.
Analisis Data Penelitian
C.
Pembahasan Hasil Analisis
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
109
Lampiran 5 : Format Penulisan Skripsi Kualitatif COVER COVER Dalam LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT (Bahasa Inggris) ABSTRAK (Bahasa Indonesia) KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Pembatasan Masalah Penelitian D. Perumusan Masalah Penelitian E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Teori yang Berkenaan dengan Variable yang Diambil
B.
Penelitian Sebelumnya
C.
Operasional Variabel Penelitian
D.
Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.
Kehadiran Peneliti
C.
Lokasi Penelitian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
110
D.
Sumber Data
E.
Prosedur Pengumpulan Data
F.
Analisis Data
G.
Keabsahan Temuan
H.
Tahap Penelitian
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian
B.
Analisis Data Penelitian
C.
Pembahasan Hasil Analisis
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
111
Lampiran 6 : Format Penulisan Laporan PTK COVER COVER Dalam LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PTK DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT (Bahasa Inggris) ABSTRAK (Bahasa Indonesia) KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Perumusan Masalah
D.
Cara Memecahkan Masalah
E.
Hipotesis Tindakan
F.
Tujuan Penelitian
G.
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI A.
................................................................................
B.
................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Setting Penelitian
B.
Persiapan PTK
C.
Subjek Penelitian
D.
Sumber Data
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
112
E.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
F.
Indikator Kinerja
G.
Teknik Analisis Data
H.
Prosedur Penelitian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Simpulan B. Implikasi DAFTAR PUSTAKA
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
113
Lampiran 7 : Contoh Halaman Sampul Luar PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh LENA HERAWATI NIM 104223058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2015
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
114
Lampiran 8 : Contoh Halaman Sampul Luar PTK
PENGGUNAAN BILAH BAMBU DAN PRISMA BERBUNYI EFEKTIF UNTUK MENANAMKAN KONSEP FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR LAPORAN PTK diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh LENA HERAWATI NIM 104223058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2015
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
115
Lampiran 9 : Contoh Halaman Sampul Dalam
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh LENA HERAWATI NIM 104223058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2015
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
116
Lampiran 10 : Contoh Lembar Persetujuan (Untuk Mengikuti Ujian Skripsi) LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU
Yang disusun oleh
Nama
: Lena Herawati
NIM
: 104223058
Program Studi
: PGPAUD
Disetujui untuk digunakan dalam ujian sidang skripsi.
Kuningan, 04 Januari 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Usep Sukmana, M.Pfis. NIK 223091013
Moch. Chaeri, M.Pd.I. NIK 223091030
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
117
Lampiran 11 : Contoh Halaman Pengesahan (Setelah Ujian Skripsi) LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul: PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU Yang disusun oleh: Nama NIM Program Studi
: Lena Herawati : 104223058 : PGPAUD
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 25 Januari 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima. Susunan Dewan Penguji, Penguji I
Penguji II
Dr. H. Uci Sanusi, M.Pd. NIK 201009002
Drs. H. Cucu Rojikin, M.Si. NIK 201009001 Mengetahui
Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan
Ketua Program Studi PGPAUD,
Kasdar Al Ade Saputra, MA. NIK/NIDN 2231001001/0405097406
Erna Juherna, M.Pd.I NIK 2231209008
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
118
Lampiran 12 : Contoh Halaman Persembahan
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan Skripsi ini kepada: Ibunda dan Ayahhanda tersayang yang selalu mendo’akan dan menemaniku. Harapan dan impian yang menjadikan semangat untuk jadi lebih baik, Sahabat-sahabatku di Prodi PAUD STKIP Muhammadiyah Kuningan
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
119
Lampiran 13 : Contoh Halaman Motto
MOTTO
Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan ( Q.S. Al Mujadalah : 11 )
Tetap tegar dalam menghadapi sesuatu, karena keyakinan dan kepercayaan kepada Allah SWT akan menuntun kita melewati cobaan ( Penulis ) Berterimakasihlah kepada orang yang telah melukai hatimu karena dia telah mengasah ketegaranmu ( Penulis )
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
120
LAMPIRAN 14 : Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Program Studi
: Lena Herawati : 104223058 : PGPAUD
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul: PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK PGRI CINIRU adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari Skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan Saya tidak benar, maka Saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanannya). Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakann bilamana diperlukan. Kuningan, 08 Januari 2015 Pembuat Pernyataan, Meterai 6000.-
Lena Herawati NIM : 104223058
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
121
LAMPIRAN 15 : Contoh Halaman Riwayat Hidup RIWAYAT HIDUP
Nama Jenis Kelamin Tempat /Tanggal Lahir Agama Status Alamat Rumah Alamat Email
: Lena Herawati : Perempuan : : Islam : Belum Menikah : :
Pendidikan Formal 1. Sekolah Dasar 2. SLTP 3. SMU 4. Perguruan Tinggi
: : : : :
Pendidikan Non Formal :
Pengalaman Organisasi :
Penghargaan
:
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
122
LAMPIRAN 16 : Contoh Halaman Kata Pengantar
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK PGRI Ciniru”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Pendidikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) STKIP Muhammadiyah Kuningan. Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak... selaku Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan
2.
Bapak... selaku dosen pembimbing 1 (satu) yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
3.
Bapak... selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
4.
Bapak... selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) STKIP Muhammadiyah Kuningan
5.
Bapak ... selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) STKIP Muhammadiyah Kuningan
6.
Bapak/ibu .... selaku dosen penguji 1 (satu) yang sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi saya.
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
123
7.
Bapak/ibu ... selaku dosen penguji 2 (dua) yang juga banyak membantu memberikan masukan di dalam perbaikan skripsi.
8.
Ayahanda dan Ibundan tersayang yang telah mencurahkan segenap perhatian dan waktunya dalam mendorong penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9.
Teman-teman diskusi yang telah memberikan keluasan wawasan sehingga penulis bisa memperdalam materi dalam skripsi ini.
10.
Para pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu…. Semoga amal baik beliau diterima oleh Allah SWT, mendapatkan balasan
yang lebih baik dan lebih banyak dariNya. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Harapan penulis semoga laporan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya yang tertarik dengan dunia anak.
Kuningan, 5 januari 2015 Penyusun,
Lena Herawati NIM : 104223058
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
124
Lampiran 17 : contoh lampiran Daftar Isi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ii
ABSTRACT (Bahasa Inggris)
iii
ABSTRAK (Bahasa Indonesia)
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN…
viii
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian
00
B.
Identifikasi Masalah Penelitian
00
C.
Pembatasan Masalah Penelitian
00
D.
Perumusan Masalah Penelitian
00
E.
Tujuan Penelitian
00
F.
Manfaat Penelitian
00
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Kajian Teori
00
B.
Penelitian Sebelumnya
00
C.
Operasional Variabel
00
D.
Kerangka Berpikir
00
E.
Hipotesis
00
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
00
125
B.
Metode Penelitian
00
1. Rancangan Penelitian
00
2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
00
3. Teknik Pengumpulan Data
00
4. Instrumen Penelitian
00
5. Teknik Analisis
00
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
00
B.
Analisis dan Pembahasan
00
1.
Temuan, dapat berupa hasil hitung, tabel, yang dapat
dibahas
dengan
cara
menerangkan,
menganalisis, dan mengambil kesimpulan.
BAB V
2.
Analisis
00
3.
Interpretasi
00
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Simpulan
00
2.
Saran
00
DAFTAR PUSTAKA
00
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
126
LAMPIRAN 18: Contoh Halaman Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Fasilitas Sekolah
00
Tabel 4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Siswa
00
Tabel 4.2.Pola dan Variasi Metode Pembelajaran
00
Tabel 4.3 Daftar Informan
00
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
127
LAMPIRAN 19: Contoh Halaman Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa
00
Gambar
2.2
Hubungan Antara Kebutuhan dan Tindakan
00
Gambar
2.3
Struktur Organisasi Sekolah
00
Gambar
2.4
Struktur Organisasi Siswa
00
Gambar
3.1
Situasi sosial (Social situation)
00
Gambar
3.2
Komponen dalam analisis data (interactive model)
00
Gambar
4.3
Latar Belakang Penggunaan Perpustakaan dan
00
Hambatannya Gambar
4.7
Kriteria Penanganan Masalah (Penyimpangan)
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
00
128
LAMPIRAN 20: Contoh Halaman Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Struktur Organisasi SD Hantara 2
00
Lampiran
2 Aturan tentang pemijaman buku di perpustakaan
00
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
129
Halaman 21: Contoh Halaman Abstrak
ABSTRAK Lena Herawati (NIM:104223058), Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK PGRI Ciniru, Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD), 2012, 80 halaman. Kreativitas anak perlu ditingkatkan, oleh karena itu pembelajaran harus menarik dan menyenangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas adalah melalui cerita bergambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui cerita bergambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK TK PGRI Ciniru, semester II tahun pelajaran 2011/2012. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK TK PGRI Ciniru adalah 30 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, kepala sekolah, dan guru kelas pendamping. Data dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas anak melalui cerita bergambar, yakni kreativitas pra siklus sebesar 13.33 %, peningkatan kreativitas siklus I sebesar 46.67 % dan peningkatan kreativitas siklus II mencapai 80.00 %. Untuk meningkatkan kreativitas anak melalui cerita bergambar juga didukung oleh beberapa indikator yaitu reaksi kreatif, rantang perhatian yang penjang, pengorganisasian diri / kepercayaan diri, mengaitkan ide atau gagasan / bercerita, pengembangan imajinasi dan penambahan kosakata baru. Selain itu keberhasilan dalam peningkatan kreativitas ini juga didukung metode pendukung diantaranya adalah pemberian waktu untuk bereskplorasi dan pemberian motivasi berupa very good. Kesimpulan dari penelitian ini adalah cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas anak.
Kat-kata Kunci: Kreativitas, Cerita Bergambar
LP3M | STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN
130
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN
Nama : ………………………………………… NIM : …………………………………………. Program Studi : …………………………………………. Judul Penelitian : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Pembimbing I : ………………………………………… Pembimbing II : ………………………………………...
No
Tanggal
Topik Bimbingan
Paraf Pembimbing
Keterangan
No
Tanggal
Topik Bimbingan
Paraf Pembimbing
Pembimbing I,
Keterangan
Pembimbing II,
………………………
……………………… Mengetahui, Ketua Program Studi ………………………