1
SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA SEMINAR FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN SLEMAN TANGGAL : 21 MEI 2014 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yang kami hormati, Para Narasumber, Para peserta seminar, Serta hadirin yang berbahagia, Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini kita dapat hadir dan bersilaturahmi di acara seminar ini dalam keadaan sehat wal afiat. Penyelenggaraan seminar ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita
2
mengenai konflik sosial dan agama di kabupaten Sleman. Oleh karenanya, seminar forum kerukunan antar umat beragama ini sangat strategis bagi meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan Sleman yang benar-benar SEMBADA yaitu Sejahtera, Elok, makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan Adil, Damai dan Dinamis serta Agamis. Hadirin yang berbahagia. Untuk mewujudkan Sleman yang SEMBADA tersebut, dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat mutlak diperlukan. Sebagai salah satu unsur dalam SEMBADA yaitu Aman dan Dinamis merupakan kondisi masyarakat yang jauh dari pertikaian dan silang sengketa, mantap dalam berbagai bentuk kerukunan. Semua permasalahan yang muncul harus diselesaikan
dengan
jalan
musyawarah
namun
tetap
menggalakkan dinamika masyarakat secara individu maupun kelompok. Sebagai bagian dari keistimewaan DIY, nilai-nilai kearifan lokal untuk bermasyarakat harus dikedepankan. Bagaimanapun juga potensi konflik di Sleman cukup tinggi,
3
hal ini dikarenakan masyarakat Sleman sangat heterogen dengan berbagai latar belakang suku, agama dan bangsa merupakan salah satu potensi bagi kita untuk saling mengenal dan menghargai satu sama lain. Oleh
karena
itu
saya
harapkan
agar
seluruh
masyarakat Sleman baik sebagai penduduk Sleman maupun pendatang, dapat senantiasa menghargai keberagaman suku, agama dan budaya yang ada. Pendatang juga harus memiliki cara berfikir yang sama dalam setiap penanganan konflik. Dengan pendekatan ini diharapkan masyarakat pendatang juga dapat melakukan akulturasi dengan penduduk asli setempat. Komunikasi lintas budaya juga menjadi salah satu upaya akulturasi tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga komitmen, sinergi, keterpaduan dan saling menjaga keharmonisan hubungan demi terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera lahir dan batin. Kedepankan upaya bermusyawarah dalam setiap penyelesaian masalah dan konflik yang timbul sehingga masing-masing pihak yang bertikai dapat saling menghormati dan menghargai.
4
Hadirin yang berbahagia. Sesuai dengan tema Hari Jadi ke 98 Kabupaten Sleman yaitu ”Dengan Hari Jadi Ke-98 Kabupaten Sleman, Kita Kedepankan nilai-nilai budaya dalam mewujudkan masyarakat
Sleman
yang
demokratis”,
maka
sudah
sepantasnya jika kita mampu menjadi masyarakat yang demokratis. Artinya bahwa masyarakat Sleman diharapkan memiliki peran dalam setiap aspek pembangunan termasuk didalamnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi. Dengan demikian seluruh aturan, tatanan kehidupan sosial dan lain sebagainya merupakan perwujudan dari kesepakatan yang di bentuk, diatur atau disepakati oleh masyarakat pula. Dengan proses tersebut maka kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pembangunan dapat terwujud dengan baik untuk terus menjamin berlangsungnya proses pembangunan guna mewujudkan masyarakat Sleman yang sejahtera lahir dan batin. Kondisi ini terwujud jika kerukunan antar umat beragama tetap terjaga. Bahkan antar umat beragama
saling
masyarakat Sleman.
bersatu
padu
untuk
pembangunan
5
Hal tersebut merupakan salah satu tantangan bagi kita untuk memelihara kondisi yang kondusif mengingat berbagai hal dapat menimbulkan konflik baik bersifat SARA, konflik tenaga kerja, pemilu dan lain sebagainya pernah terjadi di 17 kecamatan di Sleman. Selama tahun 2013, di Kabupaten Sleman telah terjadi konflik baik SARA, maupun konflik tenaga kerja sebanyak 6 kasus. Sebagian besar kasus tersebut dapat diselesaikan di tingkat bawah dan sisanya menunggu proses persidangan. Berkaca dari kasus-kasus tersebut saya harapkan agar apabila terjadi konflik, hendaknya dapat dimusyawarahkan dulu di tingkat kecamatan, dalam hal ini peran Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat dan Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban di kecamatan memiliki porsi yang besar. Jika konflik dapat diselesaikan maka tidak perlu dibawa hingga ke tingkat kabupaten. Dalam hal keberagaman SARA, Pancasila merupakan salah satu contoh bagi adanya keberagaman namun harus tetap sesuai dengan regulasi yang ada. Disinilah peran FKUB sangat dibutuhkan yaitu dengan mengupayakan kegiatankegiatan budaya bersama. Terakhir saya menghimbau masyarakat untuk tetap melakukan pengawasan dan kontrol yang dimulai dari
6
keluarga terhadap maraknya miras di masyarakat. Saya harapkan
masyarakat
sadar
bahwa
berbagai
kasus
kriminalitas sebagian besar merupakan dampak negatif dari miras. Berikanlah perhatian yang cukup kepada anggota keluarga agar penggunaan miras dapat dideteksi sejak dini. Demikian, Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan meridhoi upaya dan langkah kita dalam mewujudkan
keamanan,
ketertiban
dan
kesejahteraan
masyarakat. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Sleman, 21 Mei 2014 Bupati Sleman Sri Purnomo