Selasa, 4 Oktober 2011
Saksi #12: Nuraini
PU
: Saksi berikut. Saksi Nuraini. (Saksi N memasuki ruang persidangan)
Hakim Ketua
: Saudara di PLN bagian apa?
Saksi (N)
: Di bagian Hukum.
Hakim Ketua
: Dari tahun berapa?
Saksi (N)
: Ehh.. saya masuk dari tahun ’92 diangkat tahun ’93.
Hakim Ketua
: Sampai sekarang ini masih disitu?
Saksi (N)
: Sejak tahun 2000 saya ditugas karyakan ke Kantor Hukum.
Hakim Ketua
: Di?
Saksi (N)
: Dibawah Yayasan nya PLN.
Hakim Ketua
: Apa itu?
Saksi (N)
: Kantor Hukum Reksa Paramitra.
Hakim Ketua
: Reksa Paramitra. Ketika masalah CIS RISI ini, saudara dimana?
Saksi (N)
: Hmm.. pertama kali saya mengetahui masalah CIS RISI saya sudah ada di Kantor Reksa Paramitra.
Hakim Ketua
: Hmm.. apa yang saudara ketahui yang berhubungan dengan CIS RISI ini? Yang ada hubungannya dengan posisi saudara di Reksa Paramitra?
Saksi (N)
: Jadi sekitar Bulan Mei 2001, GM PLN Disjaya waktu itu Pak Margo Santoso datang ke kantor kami, menceritakan adanya rencana proyek di PLN Disjaya. Dan untuk itu kami dari Kantor Hukum Reksa Paramitra diminta untuk melakukan kajian sekaligus pendapat hukum, begitu. Waktu itu kami ada beberapa kali bertemu dengan beberapa orang dari Disjaya, karena... (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Siapa itu?
Saksi (N)
: Ada Pak Dodoh, terus kalo nggak salah Pak Pandu, dan Pak Margo sendiri. Jadi dari dokumen-dokumen yang diberikan kepada kami, menurut tim dari kantor kami masih kurang cukup memberikan gambaran sehingga kami perlu melakukan pertemuan dengan mereka itu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Jadi dari beberapa keterangan, mereka menceritakan bahwa kalau nggak salah akhir 2000 ada proposal dari Netway masuk ke Disjaya dengan rencana untuk memasukan program OSCO dan seterusnya. Nah dari kantor kami menerbitkan suatu Legal Memorandum, Yang Mulia. Dan itu disampaikan kepada PLN Disjaya. Hakim Ketua
: Apa isinya itu?
Saksi (N)
: Jadi dari garis besar dari Legal Memorandum itu, dari data-data yang kami kaji, kami menyimpulkan bahwa kerja sama atau proyek CIS RISI itu harus dilakukan dengan model semacam outsourcing dengan cara membentuk joint venture operation. Karena tidak ada alasan dalam hal ini bagi PLN Disjaya untuk menunjuk langsung perusahaan untuk melaksanakan itu. Jadi kita menyarankan dari beberapa aturan yang ada pada waktu itu, ada beberapa alternatif untuk mendirikan perusahaan dalam bentuk Joint Venture, dimana PLN ada di dalam perusahaan itu. Malah kita mengusulkan pada waktu itu, karena PLN itu adalah bisnis listrik, kebetulan PLN punya anak perusahaan yang namanya Icon, kita menyarankan apa tidak sebaiknya Icon yang diikut sertakan di dalam salah satu satu pendiri atau apapun di dalam Joint Venture tersebut?
Hakim Ketua
:
Saksi (N)
: Jadi begini Yang Mulia. Setelah Legal Memorandum itu kita sampaikan, karena hubungan kami ketahui dengan PLN Disjaya, PLN Disjaya melaporkan ke PLN Pusat. Dan di Legal Memorandum itu juga, kita juga menyarankan bahwa sesuai Anggaran Dasar PLN bahwa untuk melakukan Joint Venture itu kan harus ijin RUPS. Nah karena informasi yang kita terima bahwa ini mendesak, ini harus segera dilaksanakan dan sebagainya, kita memberikan solusi alternatif sambil menunggu ijin RUPS untuk disetujuinya pembentukan Joint Venture tersebut bisa dilakukan dengan Joint Operation atau KSO dimana di dalam Anggaran Dasar cukup meminta ijin kepada Dekom. Jadi sepertinya usul kami itu ditindak lanjuti, tapi saya tidak tahu pasti itu yang terjadi di internal, karena saya untuk sementara kan tidak berada di dalam PLN waktu itu. Jadi dari Disjaya melaporkan ke Pusat, terus dari Direksi melaporkan ke Dekom. Begitu Yang Mulia.
Terus bagaimana itu?
Hakim Anggota : Saudara saksi ya. Ini perlu diluruskan dulu sebentar. Dalam Berita Acara saudara bahwa saudara katakan itu analisis dari RSRP itu. Saksi (N)
: Betul.
Hakim Anggota : Adalah untuk penunjukan langsung mitra Joint Operation terhadap PLN. Itu bagaimana itu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Saksi (N)
: Begini Yang Mulia, jadi pertama kali waktu permintaan Disjaya kepada kami untuk melakukan kajian, kami memberikan Legal Memorandum kalau tidak salah yang pertanggal bulan Mei. Setelah itu tugas kami sudah selesai. Kita sudah deliver ke Disjaya. Menurut informasi kan sudah ada komunikasi dari Disjaya dengan PLN Pusat. Sampai kemudian, saran kami yang bahwa ini perlu ditindak lanjuti oleh Direksi kepada Dekom dan seterusnya, RUPS kalau misalnya itu yang ditempuh adalah Joint Venture, kebetulan saya waktu itu pernah mendapat telepon dari Pak Dodoh itu Bu, ini ada permintaan dari Dekom atau dari hasil rapat Direksi atau apa saya lupa bahwa ini Dekom meminta kajian lebih lanjut dari Legal Memorandum yang sudah disusun mengenai 2 hal. Jadi satu mengenai IPR, yang kedua mengenai penunjukan langsung. Nah, sejalan dengan Legal Memorandum kami yang pertama, konteksnya adalah bukan penunjukan langsung Netway atau siapapun langsung sebagai rekanan, tapi dalam konteks kita menunjuk Netway sebagai mitra di dalam JV atau JO. Jadi opini kami atau kajian kami yang berikutnya yang bulan September itu adalah dalam konteks penunjukan langsung Netway sebagai mitra Joint Operation, begitu.
Hakim Anggota : Iya, intinya kan tetap sebagai penunjukan langsung walaupun disitu mungkin disebutkan Joint Operation, begitu ya? Saksi (N)
: Betul.
Hakim Anggota : Apakah kira-kira yang waktu itu menjadi dasar daripada RSP atau kajian hukum itu? Apa yang menjadi pertimbangan pada waktu itu? Kenapa bisa analisis hukumnya seperti itu? Saksi (N)
: Mungkin begini Yang Mulia. Jadi kajian hukum itu, saya termasuk di dalamnya yang ikut mengkaji tapi kajian hukum dan Legal Memorandum itu ada yang bertanggung jawab sebagai yang penanda tangannya. Jadi mungkin nanti.. ya, saya sebagai salah satu saja dari tim.
Hakim Anggota : Sebagai salah satunya. Apakah saudara tahu apa yang menjadi pertimbangan analisis terhadap RSP saat itu? Kenapa? Misalnya saya beri contoh apakah ini pekerjaannya spesifik, atau misalnya harus berkelanjutan, atau misalnya mengacu kepada Keputusan Direktur. Saksi (N)
: Oh ya..
Hakim Anggota : Keputusan Direktur PLN tentang Penunjukkan Langsung, apakah mengacu kepada kesana? Apa coba? Saksi (N)
: Jadi begini Yang Mulia. Pada waktu itu kami sebagai kantor hukum, tidak mempunyai kapasitas untuk mengkaji aspek di luar hukum. Nah, waktu itu kami diberikan bahan-bahan dari PLN Disjaya tentunya karena ini sudah ada kajian teknis nya. Bahwa secara teknis ini sudah ada
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
kajian hukumnya, bahwa ini apa namanya “tidak mungkin dilakukan oleh orang lain”. Karena kalau dilakukan oleh orang lain akan memakan waktu. Jadi hal-hal yang seperti itu. Jadi karena ini sifatnya spesifik, karena ini sifatnya bussiness process PLN, dan bussiness process itu tidak ada di perusahaan yang lain, misalnya seperti itu. Terus, dan ini sudah dilakukan sekian tahun oleh Netway, maka tidak ada alasan untuk dilakukan oleh orang lain kecuali kalau PLN mau rugi waktu, rugi tenaga, dan lain sebagainya. Hakim Anggota : Oh begitu, jadi itulah salah satu perimbangannya ya. Saksi (N)
: Iya.
Hakim Anggota : Baik. Produk dari pada RSP pada waktu itu berbentuk apa? Surat atau apa? Saksi (N)
: Bentuknya Legal Memorandum dan Legal Opini.
Hakim Anggota : Saksi (N)
Legal Memorandum dan Legal Opini.
: Iya.
Hakim Anggota : Kemudian apakah ada misalnya RSP waktu itu mempertimbangkan perusahaan lain? Saksi (N)
: Ehh.. itu tidak dalam kapasitas kami untuk.. (dipotong Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Tidak? Saksi (N)
: Iya.
Hakim Anggota : Cukup. Hakim Ketua
: Silahkan Penuntut Umum.
PU
: Terima kasih Yang Mulia. Ijin bertanya. Tadi saudara sebutkan tidak ada perusahaan lain ya? Yang seperti saudara tadi terangkan?
Saksi (N)
: Maksudnya.. (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Itu di luar kewenangannya.
Saksi (N)
: Tidak ada perusahaan lain karena kami mendapat dokumennya cuman proposal Netway itu.
PU
: Iya. Jadi tidak pernah mencari bahwa apa... saudara tidak pernah mencari bahwa ada kemungkinan perusahaan lain yang mampu mengerjakan ya?
Saksi (N)
: Surat Disjaya kepada kami kan nggak mencakup itu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PU
: Baik. Tadi saudara ada menyampaikan ya kajian hukum. Saudara ingat tidak tanggal berapa itu disampaikan ke Disjaya oleh saksi?
Saksi (N)
: Ehh.. kalau saya tidak salah ingat pertama kali Legal Memorandum itu pada 29 Mei 2001. Terus yang ada permintaan berikutnya.. (dipotong oleh PU)
PU
: Yang IPR?
Saksi (N)
: Yang IPR tanggal 17 September.
PU
: 17 September ya? Baik.
Saksi (N)
: Iya. Itu berbarengan dengan kajian yang penunjukkan langsung, jadi dalam hari yang sama ada 2 kajian sesuai permintaan Dekom.
PU
: Baik. Atas dasar apa jadi Kantor Hukum Reksa Paramitra, IPR CIS RISI ini adalah Netway? Bisa saksi ceritakan?
Saksi (N)
: Hmm.. mohon diulang.
PU
: IPR CIS RISI ini adalah PT. Netway. Apa dasar saksi?
Saksi (N)
: Jadi begini, kalau dikajian kami kalau tidak salah itu karena ini adalah secara kontraktual waktu itu, Disjaya kontrak nya kan dengan Poltek ya. Tapi di lapangan, maksud saya, dari dokumen-dokumen yang kami terima ada daftar hadir, ada laporan. Itu menunjukkan bahwa ada keterlibatan Netway di kontrak antara Poltek dengan Disjaya. Nah, dari situ kami juga memperoleh dokumen bahwa ada perjanjian antara Poltek dengan Netway yang intinya semua pekerjaan yang di Disjaya itu dilakukan oleh Netway. Nah, dari analisa seperti itu, kami menyimpulkan bahwa hasil karya yang dilakukan oleh teman-teman itu adalah, Hak Cipta-nya adalah milik bersama. Nah, tapi dalam hal ciptaan itu merupakan pesanan, dalam hal ini PLN, seharusnya itu adalah milik PLN dan itu juga tersirat dan tersurat di dalam kontrak-kontraknya Disjaya dan PLN bahwa IPR itu miliknya Disjaya. Nah, kecuali diperjanjikan lain dalam arti bahwa Disjaya melepaskan hak atas ciptaan itu kepada yang di.. di apa nama nya, di pesan, begitu. Nah, kembali ke masalah ciptaan itu tadi di Jaksa menyatakan bahwa itu milik Netway, sebetulnya kita tidak men-state seperti itu. Jadi secara, ada Hak Cipta secara Intelektual itu milik bersama, secara komersial itu harus di... jadi katakan ciptaan itu mau diimplementasikan di tempat lain selain di Disjaya, itu harus seijin Disjaya dan PLN. Kalau nggak salah kajian kita seperti itu.
PU
: Ini ada di keterangan saksi ya, pada BAP No. 7 tanggal 22 April 2010 ya, No. 7 bagian O. Dasar dalam pembuatan kajian hukum IPR RISI dan
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
CIS RISI yang dibuat RSP tersebut antara lain perjanjian antara Disjaya dengan Poltek ITB, perjanjian Poltek dengan PT.Netway Utama, Surat Dirut Poltek No.252.1N09/LL/2001 tanggal 18 Agustus 2001 tentang Pengembangan SIMPEL RISI. Bener ya? Ini keterangan saksi. Saksi (N)
: Surat yang terakhir tanggal... (dipotong oleh PU)
PU
: Surat ya.. jadi saya ulang ya. Jadi keterangan saksi menerangkan bahwa pada BAP No.7 poin O, sebagai berikut : dasar dalam pembuatan Kajian Hukum IPR RISI dan CIS RISI yang dibuat RSP tersebut antara lain perjanjian antara PT.PLN Disjaya dengan Poltek ITB, perjanjian antara Poltek dengan PT.Netway Utama, Surat Dirut Poltek No. 252.1/N09.R/LL/2001 tanggal 18 Agustus 2001 tentang Pengembangan SIMPEL RISI.
Saksi (N)
: Seingat saya surat yang dari Poltek bukan tanggal 18 tapi tanggal 8 Agustus.
PU
: 18 Agustus 2001?
Saksi (N)
: 8 Agustus 2001, bukan 18.
PU
: Oke, oke. Baik. Tapi bener ini ya? Oke. Ini apakah saksi kenal dengan Gani Abdul Gani dari PT.Netway, ya?
Saksi (N)
: Kenal tidak, Cuma pernah ketemu.
PU
: Pernah ketemu dalam konteks apa?
Saksi (N)
: Dalam konteks kita datang ke rapat Disjaya. Jadi waktu mau menyusun Legal Memorandum yang pertama kali, kita kan minta penjelasan sebenernya kegiatannya seperti apa sih yang mau dikerjakan ini? Jadi dari internal ada Pak Dodoh, Pak Pandu, trus salah satunya ada dari Netway dipimpin langsung oleh Pak Gani.
PU
: Baik. Dari Bapak Abdul Gani apa saja, apakah dari Kantor Hukum Reksa Paramitra ada meminta bahan? Atau Pak Abdul Gani itu sendiri memberikan bahan? Dan apa yang disampaikan oleh, baik secara lisan maupun secara surat menyurat apakah ada yang disampaikan kepada Kantor Hukum Reksa Paramitra?
Saksi (N)
: Seingat kami setiap ada permintaan dokumen atau apapun yang kurang jelas dalam penyusunan kajian, kami selalu minta dari Pak Dodoh. Jadi kita tidak pernah berhubungan langsung dengan Pak Gani.
Hakim
: Kepada Penasehat Hukum, apakah ada yang ingin ditanyakan?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Ada beberapa Yang Mulia. Saudara saksi ya, saksi ingat berapa lama ya, kontrak yang di perjanjikan antara RSP dan Disjaya? Ketika itu?
Saksi (N)
: Kontrak yang mana?
PH (MI)
: Untuk mengkaji, memberikan kajian hukum terhadap kegiatan yang hendak dilakukan oleh Disjaya ketika itu?
Saksi (NA)
: Jadi permintaan dari Disjaya kepada RSP untuk melakukan kajian hanya berbentuk surat, waktu itu kami sudah menyusuli dengan proposal penawaran tapi sampai hari ini kontrak itu tidak pernah terjadi. Jadi untuk penyusunan Legal Memorandum itu kami tidak pernah ada kontraknya. Nah.. kalau kontrak yang dimaksud Disjaya dengan RSP itu adalah kontrak penyusunan kontrak. Jadi, kita diberik.. ehh.. ada kontrak antara RSP dengan Disjaya untuk menyusun kontrak yang akhirnya di tanda tangani pada tahun 2004. Kalau 2001 kita nggak pake kontrak. Cuma selembar surat saja.
PH (MI)
: Hanya selembar surat saja?
Saksi (N)
: Betul.
PH (MI)
: Apakah ketika itu.. terhentinya kegiatan pada tahun 2001 itu karena memang
ketika itu.. pihak Dewan komisaris menghentikan sementara
kegiatan yang direncanakan oleh Disjaya dan PT. Netway itu? Saksi (N)
: Kalau mengenai itu.. kami kurang tau.
PH (MI)
: Jadi saksi tidak pernah mendengar bahwa.. atau mengetahui ada satu keputusan dari Dewan komisaris ya.. yang menghentikan sementara ya, Kegiatan CIS RISI ini pada tahun 2001 itu.. inget ga?
Saksi (N)
: Eehh… kalau mengenai.. (dipotong oleh PH MI)
PH (MI)
: Atau 2002.
Saksi (N)
: Eh.. kita, kita tidak tahu. Jadi, terakhir.. apa yang kita lakukan adalah penyerahan kajian yang tanggal 17 September itu. Setelah itu kita ga tau apa-apa. Kita baru mulai dipanggil lagi setelah 2004.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Kajian terhadap OSCO itu menurut ingatan saudara saksi.. ya, dihentikan kapan itu?
Saksi (N)
: Jadi setelah kajian itu kami sampaikan ke Disjaya… setelah itu ada komunikasi atau apapun kami tidak tahu.
PH (MI)
: Apakah saudara saksi bisa membedakan ya, antara permintaan dari Disjaya ini kepada RSP mengenai kajian OSCO, ya, yang tahun 2000 itu tadi, ya, dengan hasil kajian yang kemudian lahirnya kontrak yang tahun 2003 itu, ini bisa dipisahkan atau tidak itu, kegiatan yang dilakukan oleh RSP?
Saksi (N)
: Eh…. jadi begini, pada waktu pertama kali Mei itu tadi kita diminta melakukan kajian dengan hasil Legal Memorandum, kita sempat berhenti karena waktu itu ada Keppres mengenai perubahan TDL yang bulan Juli pada tahun 2001. Waktu itu kami juga diminta untuk melakukan kajian yang crash program. Nah.. setelah kajian crash program itu kami sampaikan, sekitar bulan Agustus kalau tidak salah kami pernah diajak Pak Margo untuk rapat direksi… waktu itu justru semangatnya
sepertinya Joint Venture itu bakal terbentuk dengan
mengikut sertakan Icon waktu itu. Nah.. setelah selesai dari rapat Direksi yang Agustus itu kami sempat menyiapkan draft-draft surat juga bahwa dari direksi harus menindak lanjuti kepada Dekom dan RUPS akan mengikut sertakan Icon dan sebagainya. Nah.. informasi yang diterima oleh RSP bahwa komunikasi antara direksi dengan Dekom, disitulah muncul permintaan dari Komisaris untuk melakukan kajian lebih detail mengenai dua hal yang tadi sudah saya sampaikan mengenai IPR dan penunjukan langsung. Terakhir kami menyampaikan hasil kajian itu karena permintaannya seperti itu bahwa kita diminta menyampaikan dua kajian dan itu sudah kita lakukan, setelah itu kami tidak pernah dilibatkan lagi. Memang kami pernah beberapa kali diundang, waktu tahun 2002 kalau tidak salah, tapi kalau tidak salah timnya sudah berganti.. tim re-evaluasi.. eh, renegosiasi atau apa saya lupa seperti itu.. 2003 kami tidak pernah dilibatkan, sampai tiba-tiba awal 2004 kami dipanggil lagi, karena informasinya bahwa ini sudah ada persetujuan dan
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
kalau tidak salah waktu itu Disjaya sudah mengeluarkan letter to proceed untuk Netway, untuk segera ditanda tangani kontrak, kita diminta menyiapkan kontrak. Jadi memang.. memang.. sempat terfikir, kok jadinya outsourcing ya? Padahal waktu itu kan mau bentuk Joint venture gitu.. memang kita sempat berfikir seperti itu.. tapi dengan dokumen-dokumen yang disampaikan ke kami bahwa ini sudah BA Nego.. segala macem itu, terus ini persetujuannya begini begini begini, akhirnya yang terjadi kontrak yang 2004 itu. PH (MI)
: Oke. baik.. saya belum sampai kepada kontrak yang tahun 2004 itu ya. Dalam proses awal ya, mulai dari awal, ketika saudara saksi tadi mengatakan diminta atau dihubungi oleh Pak Margo, Pak Dodoh, dan satu lagi tadi.. Pak Pandu ya, apakah ketika itu saksi tau, bahwa Pak Dodoh, Pak Margo, dan lain-lain itu mendapat perintah dari Pak Eddie sebagai Dirut, untuk melakukan kajian itu, pernah mendengar itu tidak?
Saksi (N)
: nggak.
PH (MI)
: Saksi tidak pernah mendengar?
Saksi (N)
: Nggak.
PH (MI)
: Jadi ketika dihubungi oleh Pak Margo itu, kedudukan Pak Margo ketika itu sebagai apa?
Saksi (N)
: Sebagai GM.
PH (MI)
: Sebagai GM ya. Oke. Kemudian apakah saksi mengetahui dibentuknya beberapa tim oleh Pak margo ketika itu?
Saksi (N)
: Tidak.
PH (MI)
: Tim Evaluasi, Tim Re Evaluasi. Dan Tim Negosiasi, itu saudara saksi pernah tahu?
Saksi (N)
: Yang saya tahu cuma tim yang waktu pertama kali hasil.. hasil.. apa, laporan teknisnya atau apa,yang menjadi bahan untuk membuat legal memorandum itu aja setelah itu.. itu tadi, kita pernah sesekali diundang untuk menghadiri rapat, dan itu sudah ada Tim Hukum. Tim apa..itu
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
kalau tidak salah namanya tim re-evaluasi atau negosiasi itu. Cuma kita gak denger, cuma sekali itu saja.. PH (MI)
: Oke, pertanyaan saya lebih lanjut, ketika saksi dan tim ini melakukan kajian itu, ya, pernah berhubungang atau diminta untuk menghadap secara khusus kepada Dirut untuk mempresentasikan hasil kajian itu atau tidak?
Saksi (N)
: Tidak. Kami tidak pernah diminta untuk mempresentasikan itu, nggak, tapi pada waktu satu kali sidang direksi, kami diminta mendampingi Pak Margo, ya. Tapi kita tidak pernah ada session khusus untuk mempresentasikan didepan Dirut, tidak pernah.
PH (MI)
: Oke. Ketika mendampingi Pak Margo itu, seingat saudara saksi yang disampaikan oleh saksi dan teman-teman ini apa?
Saksi (N)
: Yang mempresentasikan juga bukan kami, yang mempresentasikan tetap Pak Margo, kami duduk di belakang.. begitu Pak.
PH (MI)
: Oke. Nah, saya ingin sekali lagi ketegasan dari saudara saksi ya, bahwa dalam proses awal itu tidak ada keterlibatan atau perintah dari terdakwa ini, untuk menunjuk kepada RSP untuk melakukan kajian hukum?
Saksi (N)
: Kami tidak tahu.
PH (MI)
: Tidak tahu ya? Oke. Saya menjelang perjanjian yang ditanda tangani saudara saksi katakan tadi, Febuari atau Maret 2004 ya.
Saksi (N)
: Di tanda tangani April 2004.
PH (MI)
: April 2004 ya. Seingat saudara saksi ya, persiapan atau melakukan kontrak untuk menyusun draft atau kontrak itu ya, seingat saudara saksi dimulai kapan itu?
Saksi (N)
: Kontrak yang dengan Netway atau RSP?
PH (MI)
: Dengan Netway
Saksi (N)
: Ehh.. akhir Januari kalau tidak salah.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Akhir Januari ya..
Saksi (N)
: Setelah Letter to Proceed itu keluar.
PH (MI)
: Setelah ada Letter to Proceed ya? Oke. Menurut pengetahuan saudara saksi yang mengeluarkan Letter to Proceed itu apakah Dirut Pak Eddie ini, atau Disjaya?
Saksi (N)
: Seingat saya Letter to Proceed itu dikeluarkan oleh GM.
PH (MI)
: Oleh GM ya
Saksi (N)
: Atas usulan tim penunjukan langsung.
PH (MI)
: Atas usulan tim penunjukan langsung ya?
Saksi (N)
: Iya.
PH (MI)
: Apakah saudara saksi pernah menemukan adanya dokumen, misalnya yang berasal dari Dirut, yang memerintahkan tim atau GM untuk meneruskan, membicarakan kontrak dengan Netway itu? Pernah ada dokumen seperti itu?
Saksi (N)
: Tidak.
PH (MI)
: Tidak pernah ada? Ketika menyusun kontrak ya, saudara saksi. Yang saya mau tau mengenai nilai kontrak, ya? Waktu itu seingat saksi yang mengusulkan nilai kontrak itu siapa?
Saksi (N)
: Eehh… Kami dari RSP, memasukkan kedalam klausula-klausula kontrak itu berdasarkan dokumen-dokumen yang diserahkan ke kami. Jadi ada angka yang sudah disepakati adalah hasil nego, kita masukkan jadi kita tidak mendapatkan angkanya harus sekian. Pokoknya semuanya berdasarkan dari dokumen, kalau tidak salah ada Berita Acaranya itu.. Berita Acara teknis, harga, terus ada Berita Acara Nego ulang atau apa gitu, jadi ada empat Berita Acara yang menjadi dasar didalam penyusunan kontrak kami.
PH (MI)
: Mengenai Berita Acara – Berita Acara itu tadi ya, menurut ingatan saudara saksi, ya, yang menandatangani berita acara itu siapa?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Saksi (N)
: Kalau tidak salah masih tim penunjukan.
PH (MI)
: Masih tim penunjukan. Apakah saksi pernah membaca atau mengingat, bahwa di dalam Berita Acara itu, ditulis, atau di beri note atau catatan bahwa mengenai harga dan lain-lain ini, sudah di setujui oleh Dirut atau atas perintah dari Dirut? Pernah baca seperti itu?
Saksi (N)
: Sepertinya di Berita Acara tidak ada kata-kata seperti itu..
PH (MI)
: Tidak ada kata-kata seperti itu.. atau saudara saksi pernah menemukan satu surat pengantar yang ditujukan kepada tim yang melakukan negosiasi itu, bahwa itu semua angka-angka atau bentuk-bentuk pekerjaan atau jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan karena itu sesuai dengan perintah Dirut ketika itu?
Saksi (N)
: Saya tidak tahu.
PH (MI)
: Tidak tahu. Tidak pernah menemukan dokumen tentang itu?
Saksi (N)
: Tidak.
PH (MI)
: Tidak, ya. oke. Saya kembali ke soal IPR tadi ya, menurut ingatan saudara saksi, ya, akhirnya yang disepakati oleh Netway dan Disjaya ya, mengenai IPR itu, itu bagaimana?
Saksi (N)
: Kalau tidak salah, didalam salah satu rapat yang pernah saya hadiri, waktu itu, tim hukum dari Disjaya itu masih mempertanyakan mengenai IPR nya Netway. Nah, waktu itu didalam pembahasan sempat kita sampaikan bahwa prinsip hukum dalam hal ini hak cipta itu negatif deklaratif, dalam artian tidak perlu ada bukti apapun sepanjang pencipta itu sudah men-declare “bahwa ini ciptaan saya”, khalayak harus mempercayai itu.. Nah, waktu itu akhirnya didalam rapat disepakati “kalau gitu, Netway buktikan dong.. kalo memang sudah berani mendeclare bahwa itu memang ciptaan anda, tolong daftarkan ke HAKI”, gitu. Jadi,
yang saya ketahui terakhir dari Netway memang
menyampaikan atau mendaftarkan ke Direktorat HAKI.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Menurut pengetahuan saudara saksi, ya, sehingga sampai pada satu posisi, Netway mendaftarkan IPR tadi di Dirjen HAKI, ya, itu atas kehendak mereka sendiri atau atas permintaan terdakwa ini?
Saksi (N)
: Sepertinya atas tuntutan forum didalam rapat.
Hakim Ketua
: Baiklah.. Saksi, saksi jangan menggunakan “sepertinya, sepertinya..” sepertinya itu gak tau! Kalau memakai kalimat sepertinya, kalau tidak salah, ini faktanya bagaimana? Ya, jadi jangan sampai merugikan yang lain..ya! kalau tau bilang tau.. kalau tidak tau.. jangan “sepertinya”, “kalau tidak salah” itukan kalimatnya ngambang semua.. iya kan? Apa yang saudara tau, saudara sampaikan. Simak dulu pertanyaan itu apa? Jawab seperlunya.. ya?
Saksi (N)
: Iya.
PH (MI)
: Saya teruskan Yang Mulia, terimakasih. Menurut ingatan saudara saksi ya, yang mengambil inisiatif untuk mendaftarkan IPR di Dirjen HAKI itu siapa? Saudara saksi tau?
Saksi (N)
: Ga tau.
PH (MI)
: Tidak tau ya. Apakah saksi pernah mendengar bahwa terdakwa ini mendorong atau menyuruh Gani Abdul Gani untuk mendaftarkan IPR itu, Hak Milik Intelektual ini kepada Dirjen HAKI?
Saksi (N)
: Ya, Tidak tau.
PH (MI)
: Tidak tau. Kemudian, sedikit lagi saudara saksi ya, dari saya. Kalau didalam surat dakwaan ini, Pak Eddie ini didakwa melakukan bersamasama dengan Pak Fahmi Mochtar, kemudian Margo Santoso, dan Gani Abdul Gani, ini dalam dakwaan disebut seperti itu. Pertanyaan saya, apakah saksi pernah mendengar atau mengetahui atau diperiksa untuk tersangka-tersangka yang katanya di dalam surat dakwaan ini bersama-sama dengan Eddie Widiono melakukan perbuatan pidana?
Saksi (N)
: Belum pernah.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Oh.. belum pernah.. yah, Apakah saksi juga pernah di konfirmasi bahwa saksi, mengenai peneriman uang oleh Pak Eddie Widiono sebesar Rp. 2.000.000.000,- Pak Margo Santoso Rp. 1.000.000.000,- dan Fahmi Mochtar sebesar Rp. 1.000.000.000,- sesuai dengan catatan yang ada pada.. kalau disini dikatakan sesuai dengan Business Plan dari PT. Netway Utama?
Saksi (N)
: Tidak pernah.
PH (MI)
: Oh.. tidak pernah dengar itu ya? Oke.. satu lagi saudara saksi ya, karna sedikit, agak agak beda ini, saudara saksi. Di dalam BAP saudara saksi, ya, saksi mengatakan bahwa ada konsultan lain, yang bersama-sama melakukan kajian dengan RSP, mewakili PT. Netway. Saudara saksi bisa cerita kepada kita mengenai itu? Apa sih sebenarnya yang terjadi?
Saksi (N)
: Jadi begini, RSP diminta untuk melakukan kajian atas surat yang dikirimkan oleh GM Disjaya. Dari beberapa kali pembicaraan dikatakan bahwa RSP akan dibayar untuk itu. Nah entah karena apa didalam, mungkin didalam perjalanannya, atau bagaimana, Disjaya pernah mengusulkan atau bagaimana, karena bukan saya yang ini ya, mungkin dengan rekan saya nanti.. (dipotong oleh hakim)
Hakim Ketua
: Saudara saksi.. Kalau tidak jelas jangan ngomong. Jangan mungkanmungkin, mungkan-mungkin itu apa? Hal yang anda jelaskan dalam persidangan ini adalah hal apa yang saudara tau, saudara liat, saudara alami, saudara jalani dan saudara dengar langsung. Jangan analisis, jangan berpendapat. Kalau mungkin kan bisa beberapa pendapat tuh.
PH (MI)
: Sebentar, saya teruskan. Oke kalau kalau seperti itu ya, begini, saya kembali ke kontrak tadi saudara saksi ya. Apakah saksi pernah tahu, Pak Eddie ini berulang kali menelfon, menghubungi, Fahmi Mochtar? Sebagai GM Disjaya ketika itu, agar supaya mempercepat proses terjadinya kontrak antara PT.Netway dengan PLN Disjaya? Pernah dengar nggak? Pernah tau tidak?
Saksi (N)
: Tidak tau.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MI)
: Oh tidak tau. Kemudian satu mengenai surat kuasa, khusus yang ditanda tangani oleh Pak Eddie Widiono kemudian digunakan oleh Fahmi Mochtar menandatangani kontrak, yang saudara ikut menyusun kontrak ini. Yang saya mau tahu ya, ide untuk mendapatkan surat kuasa khusus ini seingat saudara saksi berasal dari mana? Tahu nggak?
Saksi (NA)
: Tidak tahu.
PH (MI)
: Oh nggak tahu. Apakah saksi pernah mengetahui bahwa surat kuasa khusus
ini,
kemudian
di
konsultasikan
dengan
saudara
Rex
Panamunan? Saksi (NA)
: Tidak tahu.
PH (MI)
: Oh tidak tahu. Apakah didalam pendapat atau dalam diskusi antara saksi sabagai RSP, dan Disjaya, ya, pernah dikemukakan pendapat, bahwa surat kuasa khusus ini adalah merupakan kelengkapan dari adanya persetujuan RUPS, pernah mengusulkan seperti itu?
Saksi (N)
: Enggak.
PH (MI)
: Tidak pernah? Tidak pernah dengar atau tidak pernah tahu?
Saksi (N)
: Tidak pernah tahu.
PH (MI)
: Oh tidak pernah tahu ya. Akan diteruskan, Yang Mulia, terimakasih.
PH (MR)
: Terimakasih atas waktunya Yang Mulia. Saudara saksi, ya, saudara tadi mengatakan bahwa nama Netway ini sudah tegas-tegas ya disampaikan bahwa pada saat PLN Disjaya mengajukan permintaan untuk melakukan telaah hukum ya, begitu ya?
Saksi (N)
: Saya lupa, apakah itu eksklusif surat, tapi itu sejak awal kita tahu.
PH (MR)
: Ini ya. Di dalam BAP nomor 7 ya, ini nomor 546 ya, surat Disjaya yang ditandatangani oleh saudara Margo Santoso, dalam kaitannya akan adanya investasi PT. Netway.
Saksi (N)
: Kalo bunyi suratnya seperti itu, iya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MR)
: Iya.. oke. Ini berkaitan dengan investasi ya, investasi PT. Netway. Artinya seperti apasih bentuknya? Investasi yang dimaksudkan dalam suratnya Pak Margo itu seperti apa?
Saksi (N)
: Ya itu tadi. Dari penjelasan yang kami terima sebelum menyusun memorandum, Netway telah menyampaikan proposal kepada Disjaya, untuk melakukan investasi dalam bentuk OSCO perusahaan Outsourcing dibidang IT, kalau tidak salah untuk kurun waktu 5 tahun atau berapa gitu.
PH (MR)
: Itu konsep awalnya investasi ya? OSCO ya?
Saksi (N)
: Yang kita tahu seperti itu.
PH (MR)
: Yang pertama yang diminta pendapat hukumnya kepada RSP itu. Nah dalam konteks ini apakah yang dimaksud dengan investasi ini adalah apakah PT. Netway menanamkan modal ke PLN Disjaya?
Saksi (N)
: Nggak tahu.
PH (MR)
: Lho saudara nggak tahu investasi seperti apa yang dimaksudkan? Kan tadi saudara katakan OSCO kan?
Saksi (N)
: Iya bukan menanamkan di Disjaya, tetapi menanamkan dalam bentuk Joint Venture .
PH (MR)
: Oh membuat Joint Venture? Uangnya darimana itu?
Saksi (N)
: Kalau nggak salah sih informasi penjelasannya dari Netway uangnya dari.. (dipotong Hakim ketua)
Hakim Ketua
: kan sudah saya sampaikan kalau nggak salah kaya gitu.. nanti bagaimana kita mencatatnya? Itu faktanya bagaimana? Tahu nggak saudara?
PH (MR)
: saudara kan rapat-rapat itu.. masa nggak tahu?
Hakim Ketua
: tahu nggak saudara?
Saksi (N)
: Iyaa.. dari dokumennya ga ada, tapi dari penjelasan orang di Disjaya dan Netway.. (dipotong Hakim Ketua)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Hakim Ketua
: itu kata orang??!
Saksi(NA)
: Iya.
Hakim Ketua
: Saudara sendiri tidak tahu? Lah ya, itukan kalau kata orang berarti saudara tidak mengalami sendiri kan?
PH (MR)
: Nggak, gini ajalah ya, pertanyaan saya, konsepnya kan konsep OSCO, Joint Venture atau Joint Operation ya, antara Netway dengan apa? Dengan PLN Disjaya. Konsep awalnya seperti itu. Itu yang melakukan pendanaan atau investasi siapa?
Saksi (N)
: Nggak tahu.
PH (MR)
: Saudara ngga tahu? Didalam rapat-rapat itu tidak dijelaskan? Dari mana uangnya?
Saksi (N)
: Itu ada tim komersial itu.
PH (MR)
: Tim komersial ya.. saudara nggak tahu uang ini dari mana? Kemudian, pertanyaan saya selanjutnya ya, tidak lanjut dari Joint Venture atau Joint Operation Netway itu seperti apa? Tindak lanjutnya seperti apa?
Saksi (N)
: Nggak tahu.
PH (MR)
: nggak tahu. Pertanyaannya gini ajalah saudara saksi, ada tindak lanjutnya ngga? Gitu. Konsep Joint Operation atau Joint Venture yang saudara sebutkan tadi juga OSCO, itu ada tindak lanjutnya ngga?
Saksi (N)
: Tidak ada.
PH (MR)
: Setelah tidak ada kemudian konsep berikutnya apa yang dibahas?
Saksi (N)
: Saya cuma terlibat di penyusunan legal opini itu saja. Setelah itu, itu urusan internal Disjaya.
PH (MR)
: Saudara nggak tahu perkembangannya seperti apa? Saya bacakan BAP saudara ya. Saudara disini saya nggak tau maksudnya apa ini? Tapi mungkin saudara bias menjelaskan. BAP nomor 9, “Adapun yang
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
melakukan pengetikan kontrak Outsourcing ya, Roll out implementasi PT. PLN Disjaya dan Tangerang adalah saya sendiri.” Saksi (N)
: Ya maksudnya kontrak yang 2004
PH (MR)
: Kontrak yang 2004, apakah kontrak yang 2004 itu sebagai revisi atau perbaikan atau perubahan dari konsep outsourcing, OSCO, Outsourcing Company tadi atau JO atau JV menjadi kontrak yang 2004?
Saksi (N)
: Tadi sudah saya jelaskan, saya tidak tahu perkembangan perubahan konsep itu. Yang pasti 2004 kita sudah diberi tugas untuk menyiapkan kontrak dengan judul seperti ini.
PH (MR)
: Roll Out ya? Roll Out? Oke. Setelah Roll Out, kemudian setelah berkaitan dengan investasi oleh Netway tadi ya, saudara disini menerangkan dalam BAP saudara ya, saya mundur sejenak dalam konsep Investasi atau Joint Operation, Outsourcing Company. Saudara menerima informasi ya, bahwa dari Disjaya, bahwa selama ini yang bekerja dilapangan yang terkait dengan PT. PLN Disjaya adalah Netway ya?
Saksi (N)
: Betul.
PH (MR)
: Betul ya, itu dari Pak Margo?
Saksi (N)
: Pak Margo juga iya, Pak Pandu juga demikian.
PH (MR)
: Pak Pandu walaupun kontrak kerja samanya dengan PT. PLN Disjaya adalah Politeknik ITB,?
Saksi (N)
: Betul.
PH (MR)
: Tapi yang mengerjakan adalah Netway?
Saksi (N)
: Betul.
PH (MR)
: Betul.. kemudian.. (dipotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Informasinya begitu.. “dari mana?” “dari Pak Margo” ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MR)
: Iyakan tadi sudah di jelaskan oleh saudara saksi, kemudian berkaitan dengan legal opinion dari RSP tadi, tentang konsep JV ya, atau JO, apakah ada surat-surat dari terdakwa yang dijadikan rujukan pada waktu itu? Untuk saudara membuat analisis gitu loh.
Saksi (N)
: Saya lupa.
PH (MR)
: Saudara lupa ya?
Hakim Ketua
: Lupa. Lupa kan?
PH (MR)
: (Tertawa)
Saksi (N)
: Iya.
PH (MR)
: Iya, kalau sudah lupa gimana? (tertawa) Saya lanjutkan ya saudara saksi ya, kemudian beralih kepada kontrak yang proses pada tahun 2004. Sepengetahuan saudara saksi ya, apakah ada surat-surat dari Pak Eddie ya, yang juga dijadikan pertimbangan pada waktu membahas kontrak yang di tandatangani pada tahun 2004 tadi?
Saksi (N)
: Semua dokumen yang diberikan Disjaya, sepanjang ada relevansinya dengan penyusunan kontrak itu sudah kita masukkan didalam dibagian bagian considerence, di kontrak yang 2004 itu.
PH (MR)
: Apakah itu dijadikan bukti? Jadi bukt i ya? Baik. Kemudian setelah Roll Out itu diproses, saudara tadi ada katakan ada Letter to Proceed yang dibuat oleh Pak Margo ya? Nah,
Saksi (N)
: Maaf, kalau Letter to Proceed ditandatangani oleh Pak Fahmi pada waktu itu. GM nya sudah Pak Fahmi..
PH (MR)
: Oh GMnya sudah Pak Fahmi ya? Kalau saudara ingat, apa itu isi dari Letter to Proceed itu?
Saksi (N)
: Letter to Proceed itu, intinya adalah Persetujuan Penunjukan Langsung kepada Netway dan pemberian waktu kepada Netway selama dua bulan untuk melakukan mobilisasi.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
PH (MR)
: Seingat saudara, ini kapan ini Letter to Proceed ini di tandatangani Pak Fahmi?
Saksi (N)
: Tanggal 16 Januari 2004.
PH (MR)
: 16 Januari 2004 ya, kemudian ya, yang seingat saudara, apakah ada keputusan dari saudara Terdakwa yang memerintahkan adanya PL (Penunjukan Langsung) yang berkaitan dengan Roll Out CIS RISI ini?
Saksi (N)
: Nggak tahu.
PH (MR)
: Saudara tidak tahu? Kemudian pertanyaan saya yang terakhir ya, berkaitan dengan BAP saudara ya, saudara juga pernah menyebutkan ,saudara masih ingat ga? Ada saudara sebutkan dalam BAP saudara ada Kemenkeu
740/KMK/00989
tentang
peningkatan
efisiensi
dan
produktivitas BUMN. Saudara masih ingat ya? Apakah ketentuan ini yang melatar belakangi boleh melakukan Penunjukan Langsung yang berkaitan Joint Venture atau Outsourcing Company itu? Saksi (N)
: Kalau KMK 740 itu bukan masalah Penunjukan Langsungnya, tapi beberapa alternatif yang bisa ditempuh, salah satunya adalah untuk mendirikan JV atau melakukan JO atau KSO. Itu yang jadi salah satu aturan untuk mengkaji pada waktu penyusunan Legal Memorandum yang 29 Mei 2001.
PH (MR)
: Oke. Nah berkaitan dengan apa yang ada di dalam konsep yang pertama tadi, konsep yang JO tadi, apakah segala persyaratan yang ada didalam konsep JO itu apakah juga dipergunakan dalam proses penyusunan atau prosedur penyusunan kontrak yang tahun 2004?
Saksi (N)
: Mengenai prosedur kan bukan urusannya RSP, tapi urusannya Tim Penunjukan Langsung.
PH (MR)
: Nggak, maksud saya, pembahasannya gitu loh. Pembahasan waktu saudara di RSP ya, itu apakah segala persyaratan atau dokumen yang berkaitan dengan JO juga digunakan didalam hal atau dalam rangka penunjukan langsung untuk Roll Out 2004?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Saksi (N)
: 2002 dan 2003 kami sudah tidak terlibat.
PH (MR)
: Cukup Pak.
PH (MI)
: Saya satu lagi yang mulia, boleh ya? Saya cuma mau, yang pertama saya cuma mau kepastian, hilangnya ada rencana OSCO itu tadi menurut pengetahuan saksi dari pembicaraan dengan GM itu tahun berapa? Tahun 2001? Tahun 2002? Atau 2003? Atau 2004?
Saksi (N)
: Kalau soal hilang saya tidak tahu. Kalau mengenai konsep saya tidak tahu.
PH (MI)
: Oke. Kemudian yang kedua yang saya mau tanya mengenai kontrak – kontrak yang terjadi di PLN Disjaya, dari yang kecil-kecil ini 2001, Juli 2001, sampai September 2003 ya, apakah saksi juga mengetahui adanya kontrak-kontrak ini?
Saksi (N)
: Hanya mengetahui yang pertama kali, jadi waktu perubahan yang TDL yang Juli 2001, karena kami di minta untuk melakukan kajian, seterusnya kita nggak tahu.
PH (MI)
: Oh nggak tahu. Maret.. 14 Maret 2002 tidak tahu ya? Yang terakhir 29 September 2003, ini tidak ada hubungannya dengan kontrak yang di tanda tangani April 2004 itu?
Saksi (N)
: Kita tidak tahu.
PH (MI)
: Tidak tahu? Ketika saudara saksi katakan tadi mengetahui bahwa, yang berhubungan dengan TDL itu, ya, apakah menurut ingatan saudara saksi, ditanda tanganinya perjanjian ini karena, ada perintah dari terdakwa ketika itu?
Saksi (N)
: Tidak tahu..
PH (MI)
: Oke.. cukup Yang Mulia.. terimakasih..
Hakim Ketua
: Terdakwa ada pendapat?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Terdakwa
: Satu pertanyaan saja yang mulia. Bu Nuraini, apakah dalam kontrak yang disusun tahun 2004 oleh RSP, masih ada konsep Outsourcing Company?
Saksi (N)
: Tidak ada.
Terdakwa
: Tidak ada.. terimakasih Yang Mulia.
Hakim Ketua
: Ada lagi?
PU
: Yang mulia, satu pertanyaan, terimakasih. Saudara saksi, tadi saksi mengatakan bahwa tanggal 22 Mei 2001 mendapatkan surat dari Margo, terkait termasuk bantuan hukum, kemudian melakukan, apa namanya, membuat Legal Opinion, Legal Memorandum, dan draft contact. Terkait dengan semua yang dilakukan, saksi mendapatkan upah?
Saksi (N)
: Tidak.
PU
: Tidak? Pernahkah saksi mendapatkan sesuatu dari Netway atau dari Gani Abdul Gani?
Saksi (NA)
: Tidak.
JPU
: Kami bacakan keterangan saksi
Hakim Ketua
: Itu ada dalam dakwaan nggak?
JPU
: Hmm.. begini Yang Mulia, ini terkait dengan siapa yang meminta saksi untuk membuat apa yang saksi terangkan tadi, kemudian bahwa didalam keterangan saksi nomor 35, saksi menyebutkan dia menerima fee dari Gani Abdul Gani. Bukan dari pihak PLN. Terkait dengan pembuatan surat-surat tadi.. terimakasih.
Saksi (NA)
: Bukan saya.
Hakim Ketua
: Terus?
Saksi (NA)
: Saya diminta untuk mengambil uang untuk diberikan kepada Kantor Hukum Subaidi Umar.
Hakim Ketua
: Kantor Hukum Subaidi Umar?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011
Saksi (NA)
: Betul.
Hakim Ketua
: Selanjutnya?
PU
: Cukup Yang Mulia.
PU
: Saudara saksi ya, saksi kenal BB nomor 20? Saksi tahu ya? Baik. Ini BB 131.1 ya, sampai perlu di ketik satu-satu? Sampai di 31.37 ya? Baik ya?
Hakim Ketua
: Ada yang mau ditunjukan? Ditanggapi dalam pembelaan saja? Ada lagi yang mau saudara sampaikan? Ya, makasih. Masih ada saksi hari ini?
PU
: Saksi cukup yang mulia.
Hakim Ketua
: Ya. Terdakwa ketengah. Sebelum sidang di tutup ada hal yang ingin saudara sampaikan? Saudara Penasehat Umum?
PH (MI)
: Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua
: Cukup? Mengenai saksi berikut silahkan di koordinasikan kepada penasehat hukum. Saudara penuntut umum itu seminggu kedepan itu ada berapa orang? Ya silahkan? Tanggal 11 Oktober ya? Baik kalau tidak ada yang ingin disampaikan, siapkan kepada saudara penuntut umum untuk mempersiapkan saksi. Sidang hari ini di tunda akan dilanjutkan kembali pada hari yang sama, selasa, tanggal 11 Oktober 2011, jam 9, dengan perintah kepada penuntut umum untuk menghadirkan saksi-saksi dan terdakwa. Pada hari tanggal dan jam tersebut di atas. Sidang kami nyatakan ditutup. (Palu diketuk)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 4 Oktober 2011