Selasa, 1 November 2011
Saksi #30: Gani Abdul Gani Hakim Ketua
: Saksi berikut?
PU
: Saksi Gani Abdul Gani ( Saksi memasuki ruang sidang )
Hakim Ketua
: Saudara Saksi Gani Abdul Gani ya! Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK? Sebelum saudara menanda tangani Berita Acara tersebut, saudara ada membacanya terlebih dahulu?
Saksi (GAG)
: Sudah Pak.
Hakim Ketua
: Benar keterangan saudara disitu?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
Hakim Ketua
: Coba saudara ceritakan kembali ya mengenai CIS RISI ya.
Saksi (GAG)
: Jadi, mungkin dari awal pak ya. Jadi pertama mungkin, kami bikin perusahaan yang namanya Netway tahun 1991. Kemudian kita ada kerjaan, kita punya pemikiran, masalah, waktu itu pelayanan pelanggan waktu itu tahun 1992. Kemudian kebetulan kami kan dosen, kemudian kami kerjasama dengan Politeknik ITB tahun 1994, berarti sekitar dua tahun lebih setelah itu.
Hakim Ketua
: Netway dengan Politeknik ITB ini bagaimana?
Saksi (GAG)
: Betul pak. Jadi waktu Netway dibikin tahun 1991, itu kita belum punya kerjasama dengan Politeknik ITB, tapi kita ada kajian-kajian yang lain yang mayoritas adalah pelaksanaan planning, sehingga pada waktu itu tahun 90an itu sangat sedikit Ilmu Pengetahuan Informasi, maka hampir semua lembaga pemerintah kami yang planning, termasuk didalamnya PLN. Jadi kalau orang IT PLN itu mayoritas saya yang membuat planning, jadi waktu itu seorang IT PLN kenal saya. Nah kemudian, sambil bersamaan kita membuat namanya Aplikasi Pelayanan Pelanggan. Nah, kebetulan seiring dengan waktu kami membikin, karena kami juga dosen, kami membuat kerja sama denga Politeknik ITB itu tahun ’94 akhir kalau tidak salah. Nah saat itu kami mendapat, karena saat itu PLN ada ingin membuat suatu planning tentang rencana induk sistem informasi maka kami diminta untuk melakukan survey dan analisis pada saat itu. Waktu itu kalau tidak salah
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
tahun ‘94 akhir, nah kami membuat apa yang di punyai oleh PLN tahun ‘94 itu, sehingga muncullah suatu dokumen yang disebut Rencana Induk Sistem Informasi. Hakim Ketua
: Kerja sama awal ini apakah PLN dengan Politeknik ITB dulu atahu dengan Netway?
Saksi (GAG)
: Kerja Sama itu antara Politeknik ITB dengan PLN pak.
Hakim Ketua
: Dengan PLN?
Saksi (GAG)
: Betul. Nah, setelah itu outputnya itu adalah Rencana Induk Sistem Informasi yang dijadikan rujukan oleh PLN Disjaya sebagai pengembangan selanjutnya, jadi bukan hanya CIS saja pak. Jadi ada tujuh modul yang lainnya. Nah setelah itu PLN mempertimbangkan apa saja yang perlu diimplementasikan. Setelah itu akhirnya diputuskan oleh PLN, ada 3 (tiga) modul yang perlu di design yaitu tentang distribusi, tentang keuangan, dan tentang pelayanan pelanggan. Nah akhirnya kita membuat design itu dan selesai sekitar tahun ’95 akhir. Nah setelah selesai itu kemudian PLN pada saat itu kesulitan tentang pelayanan pelanggan dan sistem keuangan, maka tahun ’96 akhir diputuskanlah untuk membuat suatu pilot project untuk pengerjaan sistem keuangan dan pelayanan pelanggan. Nah setelah itu proses berjalan, ternyata pembuatan pilot project tidak semudah yang di perkirakan. Pada saat itu kami terjadi apa, perpanjangan-perpanjangan waktu karena beberapa hal, kesiapan PLN juga tidak siap, ada intervensi dari luar, baik dari Bank Dunia maupun dari PLN Pusat pada saat itu, kemudian masalah hardwarenya juga. Pada saat itu hardware PLN belum, belum siap. Nah berjalan tadi itu pak, itu dibagi tiga itu tentunya dengan jenis scope yang berbeda, yang pertama tadi memang semuanya dilakukan dengan Politeknik ITB, dengan kita, namun mayoritas karena saat itu masih berbicara analisa dan sebagainya, tentunya mayoritas manpower yang dilakukan adalah dengan mayoritas dari Politeknik ITB. Demikian halnyapun pada saat pelaksanaan untuk design, ditujukan mayoritas dari Politeknik ITB. Nah pada saat memasuki kepada pilot project tadi, karena ini lebih banyak ke hard, apa itu namanya, pekerjaan piranti kasar, programnya macam-macam, maka tim disitu mayoritas dari Netway. Bentuk kerjasama antara Politeknik ITB dengan Netway sendiri itu adalah kerjasama mutual, saling mengisi pak. Artinya tugas utama dari Politeknik ITB pada saat itu tentunya menyediakan SDM, membuat kontrak, administrasi dan macam-macam. Sedangkan kami dari Netway yang juga
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
sebagai dosen pada saat itu menyediakan technical skill yang, karena diluar dari kampus, kemudian masalah keuangan dan masalah project management. Nah jadi prosesnya seperti itu pak. Nah setelah kerjaannya selesai di pilot project tadi itu, maka dihasilkanlah suatu product yang namanya SIMPEL, Sistem Informasi Pelanggan Disjaya. Karena di tengah jalan pada saat itu ada problem sistem keuangan, diganti oleh product dari luar, rencananya yang akhirnya dipakai oleh yang namanya ERP pak, dari SAP. Jadi yang ERP tadi produk asing, SIMPELnya dari produk kita. Nah setelah kerjaan itu selesai, namanya tadi SIMPEL RISI, ada terjadi perubahan yang sangat besar di Indonesia, khususnya yang terjadi di PLN, itu ada perubahan-perubahan khususnya dari kenaikan tarif, yang pada saat itu harus dilaksanakan kenaikan tarif berkala yang per 3 bulan pak. Nah disitu muncullah problem baru, karena itu adalah berbicara masalah implementasi, bukan pilot project lagi, bukan design lagi, bukan analisis lagi. Nah akhirnya setelah rundingan-rundingan dengan segala pemikiran dan pertimbangan, saya sih tidak mengerti masalah hukum, tentunya PLN yang mengerti masalah hukum, minta pertimbangan kesanakesini. Nah akhirnya dengan segala pertimbangan menurut PLN bahwa Netway layak juga untuk ditunjuk untuk melaksanakan itu. Karena dengan sebab-sebab ada yang mendesak, berkelanjutan dan sebagainya, karena pada saat itu sistem PLN memang lagi down, karena itu agen tidak mau lagi melaksanakan, kemudian kenaikan berkala disetiap 3 bulan, kalau tidak dilaksanakan kerugiannya bukan Milyaran tapi ratusan Milyar. Nah jadi dengan segala pertimbangan mungkin dari PLN akhirnya kita diminta, Netway, untuk melaksanakannya. Kenapa Netway? Pada saat itu kita juga berbicara dengan Politeknik ITB, karena ini adalah lebih berbicara mengenai implementasi, ada resiko ada macam-macam, sehingga Politeknik ITB menerbitkan surat bahwa silahkan saja dijalankan oleh Netway selama itu tidak saling merugikan, dan disitu juga dijelaskan apa saja yang sudah dijelaskan, baik mulai dari produk dan sebagainya. Nah setelah itu surat berlanjut pak. Itu dari sisi project sampai akhirnya mungkin ada pekerjaan Roll Out CIS RISI, itu dari satu sisi. Dari sisi yang lain, dari sisi kami Netway, Netway ini kan hanya sabagai dosen pak, jadi pada saat pengembangan aplikasi itu kelihatannya memang mungkin mudah saja membuat aplikasi pak. Atahu kita lihat pembuatan aplikasi itu dari tahun’96 kita baru sukses tahun 2000 selesai di implementasikan. Itu pun bukan karena kesalahan kami. Nah itu prosesnya sangat berdarah-darah. Jadi kami sebagai tim, saya sebagai dosen, juga saya sebagai pimpinan dari Netway tentunya sangat dilematis pada saat itu, apa
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
yang harus kita lakukan, apakah status pekerjaan ini dilanjutkan terus? Apa diberhentikan? Kalau diberhentikan tentunya nama kampus menjadi wanprestasi. Nah ini dengan segala upaya kami lanjutkan semua pekerjaan itu dengan segala apa yang kita punya. Yang kasarnya sih yang kita tinggalin dari yang kita punya, mulai dari rumah, mobil, semua kita jual hanya untuk menyelesaikan project ini. Nah Alhamdulillah pada saat tahun 2000 itu, kerjaan selesai kita serah terimakan ke PLN. Dari sisi PLN tentunya masalahnya sudah selesai, tapi dari sisi Netway belum. Karena pada saat pelaksanaan itukan tentunya kita ngutang sini ngutang sana, nah untuk itulah kami mencari ahlian partner baik lokal maupun asing, nah sala satu yang dipilih sama kami, itu adalah pada saat itu dengan segala pertimbangan, akhirnya kita mengambil SDA Teknologi sebagai partner kami. Nah sejak pengambil alihan saham dari mereka, jadi tahun 2000-an kalau tidak salah tahun 90 akhir, dari seluruh tanggung jawab jadi berubah pak, yang tadinya semuanya saya, karena menjadi 60%, maka kebijakan keuangan semuanya dari dia, dan saya hanya sebagai teknikal, nah dari situlah mulai berjalannya project yang tadi pak. Nah untuk masalah Roll Out CIS RISI itu kan tadi sudah 9 lokasi yang dipasang, sementara di Disjaya ini ada 36 lokasi, nah 36 lokasi tentunya kan lucu kalau 9 lokasi sudah bagus sisanya belum, yang 9 lokasi dia bisa bayar dimanapun pada saat itu, sementara yang lain. Resikonya tinggi karena IDM sudah mencabut sistemnya, pusat sudah tidak mau lagi me-maintain, nah akhirnya itu dan kemudian kita juga punya inisiatif dengan partner kita yang baru itu. Bagaimana kita memberikan suatu Outsourcing saja kepada PLN? Nah penawaran kita dari awal, tentunya kita memberikan penawaran yang paling ideal, jadi penawaran pertama itu, semua sistem diganti, termasuk SIMPEL RISI tadi dibuang, digantikan dengan produk asing, nah itu sehingga dome cost semuanya termasuk hardware dari kita aplikasi dari kita, orang dari kita. Dengan SCOPE jangka waktu 5 tahun. Nah mungkin itu yang menyebabkan fee ini menjadi besar, kalau nggak salah 900 Milyar. Nah dari situ itu penawaran awal dari kita, dari situ mulailah turun, turun, turun, turun itu bukan karena harganya bisa ditawar, tapi semua turun itu karena semua perubahan Scope of work. Jadi kalau bapak, mohon maaf kalau dilihat sejak penurunan dari 900, sampai akhirnya dia di kontrak sampai 137, itu tidak ada perubahan harga yang signifikan. Yang ada adalah perubahan Scope of work, nah jadi dengan perjalanannya yang panjang itu, akhirnya kita dapati 137 dan pekerjaan di laksanakan. Tentunya disaat proses itupun kita terjadi polomik jadi kalau bisa bicara jadi tentunya polomiknya itu, ini harus segera dilaksanakan, izin panjang,
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
tadinya kan dengan ada izin kita nggak ngerti, kita yang tahu adalah kita dikasih pekerjaan atahu tidak? Nah iya, jadi izin, proses perizin dari PLN berjalan, kita negoisasi berjalan, nah itulah yang sepengetahuan saya, jadi saya negosiasi dari yang atas hingga yang bawah itu tentunya mungkin atas feed back feed back yang mungkin dari pusat kek, dari mana saya nggak tahu. Tapi yang jelas (dipotong oleh Hakim Ketua) Hakim Ketua
: Nah itu berapa itu hasil akhir negosiasinya?
Saksi (GAG)
: Nilai kontrak akhir kontrak itu 137 Milyar, itu namanya maksimum pak, plafon maksimum
Hakim Ketua
: Dan waktu pengerjaannya berapa lama?
Saksi (GAG)
: 24 bulan. Jadi yang 137 itu bukan kontrak pak. Kontrak maksimum dimana kalau terjadi perubahan-perubahan Scope Of Work atahu penurunanpenurunan Scope of work, hal itu bisa turun. Nah jadi akhirnya, sepengetahuan saya karena ditengah-tengah saya juga keluar dari Netway pak, kalau tidak salah, jatuhnya jadi 114 terakhir. Karena beberapa penurunan Scope of work. Kira-kira untuk ringkasnya begitu pak. Terimakasih.
Hakim Ketua
: Proses tersebut adakah saudara berhubungan dengan terdakwa?
Saksi (GAG)
: Saya, karena saya dari sisi teknis, saya hanya berbicara kepada PLN, kalau diminta PLN pusat hanya dari prosis presentasi, jadi saya secara individu, secara personal saya kayaknya nggak pernah ketemu, ke floor, bahkan ke kantornya pun nggak. Gitu pak.
Hakim Ketua
: Dari itu ada nggak saudara menyerahkan, memberikan sesuatu kepada terdakwa dan atahu orang PLN?
Saksi (GAG)
: Tidak ada pak.
Hakim Ketua
: Tidak ada?
Saksi (GAG)
: Tidak ada.
Hakim Ketua
: Sebab dilihat dari Saksi-Saksi ya, katanya saudara memerintahkan memberikan sejumlah uang untuk PLN. Gimana tuh?
Saksi (GAG)
: Kalau itu tidak pak. Karena posisi saya di perusahaan adalah di teknis, jadi bukan di keuangan. Jadi tanggung jawab saya walaupun memang secara originatahuris saya sebagai direktur utama, tapi saya, posisi saya kantor saya
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
di PLN pak bukan di kantor Netway. Karena saya day-to-day ngurusin bagaimana sistem ini berjalan. Hakim Anggota : Saudara Saksi ya, saudara di Netway Utama itu sebagai presiden direktur? Direktur utama? Saksi (GAG)
Betul pak.
Hakim Anggota : Apakah saudara juga pemegang saham di sana? Saksi (GAG)
: Betul pak.
Hakim Anggota : Berapa presentase saudara? Saksi (GAG)
: 25% pak.
Hakim Anggota : 25%? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Baik. Saudara lakukan kontrak ya? Dengan PLN ya? Berapa nilai kontrak? 156 tadi ya saudara? Saksi (GAG)
: 137 Milyar pak.
Hakim Anggota : 137 ya? Apakah dari nilai 137 Milyar ini ada diadakan sebelumnya negosiasi-negosiasi ? Saksi (GAG)
: Betul sekali pak.
Hakim Anggota : Antara siapa dengan siapa dengan siapa itu? Saksi (GAG)
: Antara Tim PLN yang mungkin jumlahnya ratusan orang pak, dengan kami.
Hakim Anggota : Dengan saudara? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Netway Utama ini waktu itu ditunjuk, sistem penunjukannya tahu tidak? Saksi (GAG)
: Istilahnya sih penunjukan langsung pak.
Hakim Anggota : Bukan istilahnya, soal penunjukan langsung saudara tahu tidak penunjukan langsung ini? Saksi (GAG)
: Nggak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Nggak tahu? ngerti tidak saudara waktu itu penunjukan langsung? Ngerti nggak pada waktu itu? Saksi (GAG)
: Saya paham pak.
Hakim anggota : Saudara paham ya? Saksi (GAG)
: Ya.
Hakim Anggota : Apakah selain dari pada kontrak utama, apakah ada kontrak-kontrak lain? Yang kontrak nilainya yang, yang tidak begitu besar antara Netway dengan PLN? Saksi (GAG)
: Ada pak. Itu periode 2001 sampai sebelum kontrak 2004 pak, ada.
Hakim Anggota : Berapa kontraknya itu? Ada sekitar berapa? Saksi (GAG)
: Kalau tidak salah 6 pak, ya.
Hakim Anggota : Ada 6? Saksi (GAG)
: Saya lupa pak.
Hakim Anggota : Itu semuanya ditunjuk langsung nggak? Saksi (GAG)
: Betul, betul
Hakim Anggota : Tunjuk langsung semua yah..baik, kemudian apakah PT. Netway Utama ini sudah menerima pembayaran? Saksi (GAG)
: Kalau, karena saya sudah tidak di Netway lagi pak, saya dapat informasi Netway Utama baru dibayar 101 Milyar pak. Kemudian piutangnya 13 Milyar lagi.
Hakim Anggota : Berarti masih ada yang belum dibayar? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Sekitar berapa? Saksi (GAG)
: 13 Milyar.
Hakim Anggota : 13 Milyar, kemudian apakah saudara mengetahui mengenai nilai marketing expenses yang ada didalam PT. Netway tersebut? Pembayaran-pembayaran? Saksi (GAG)
: Kalau nilai saya nggak tahu pak.
Hakim Anggota : Apakah saudara mengetahui marketing expenses itu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Maksudnya pak? Kalau marketing expensesnya memang ada.
Hakim Anggota : Ada Saksi (GAG)
: Tapi jumlahnya berapanya saya nggak tahu, karena itu bukan bidang saya.
Hakim Anggota : Yang menetukan besaran-besaran didalam ME itu sendiri siapa? Saksi (GAG)
: Baik, jadi begini pak, di kita ini ada 3 group pemegang saham, saya sendiri itu yang bertanggung jawab terhadap teknis, mulai dari product development, kemudian implementasi, operasional, service, dan support. Kemudian pemegang saham yang lain itu di bagian marketing, kemudian satu lagi pemegang saham mayoritas itu adalah dari sisi keuangan dan kebijakan perusahaan. Gitu pak. Jadi dari sisi uang, pencairan dari saya maksimum hanya lima puluh juta pak.
Hakim Anggota : Oh saudara hanya lima puluh juta? Saksi (GAG)
: Iya maksimum pak.
Hakim Anggota : Diatas lima puluh juta siapa? Saksi (GAG)
: Mayoritas pemegang saham pak.
Hakim Anggota : Mayoritas pemegang saham? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Baik. Kemudian tadi saudara mengetahui ya mengenai apa, audited payroll? Yang pernah dilakukan? Saksi (GAG)
: Saya pernah dengar pak, iya.
Hakim Anggota : Mengetahui nggak? Saksi (GAG)
: Secara teknis saya nggak tahu pak.
Hakim Anggota : Jadi saudara nggak tahu? Saksi (GAG)
: Secara teknis saya nggak tahu, tapi memang ada persyaratan, bahwa untuk melengkapi administrasi ini, semua harus pakai audited payroll, ya betul.
Hakim Anggota : Besaran-besarannya saudara tahu? Saksi (GAG)
: Tidak pak.
Hakim Anggota : Tidak tahu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Saya tidak se-detail itu.
Hakim Anggota : Tidak se-detail itu? Saksi (GAG)
: Iya.
Hakim Anggota : Baik. Kemudian, saudara dengan terdakwa ini sudah lama kenal? Saksi (GAG)
: Saya pertama bertemu beliau pada saat saya diminta presentasi di PLN pusat, mungkin tahun 2002 atahu 2003, saya lupa pak.
Hakim Anggota : 2002? Saksi (GAG)
: Atahu 2003, atahu 2001, saya nggak tahu.
Hakim Anggota : Sebelum-sebelumnya? Saksi (GAG)
: Saya nggak kenal pak.
Hakim Anggota : Apakah saudara sebelum ada kontrak ini sering bertemu dengan dia? Saksi (GAG)
: Belum pernah pak.
Hakim Anggota : Tidak pernah mengadakan pembicaraan-pembicaraan? Saksi (GAG)
: Tidak pernah pak.
Hakim Anggota : Pada waktu saudara mengajukan proposal itu bagaimana? Saksi (GAG)
: Jadi pada saat waktu teknis proposal itu, pertama kita mengajukan kepada kepala PLN Disjaya pak. Waktu itu kita diminta untuk presentasi, setelah kita presentasi karena ini sifatnya multiyears maka kita diminta untuk melakukan presentasi juga di pusat. Nah akhirnya kita membuat surat perkenalan ke pusat, untuk meminta izin melakukan presentasi. Disitulah saya pertama kali bertemu dengan beliau pak.
Hakim Anggota : Yang benar? Memang pada saat itu sudara belum pernah kenal dengan terdakwa? Saksi (GAG)
: Belum pak, sama sekali belum. Mungkin lihat dari mukanya pun belum saya.
Hakim Anggota : Baik. Apakah PT. Netway, saudara keluar dari PT. Netway kapan? Saksi (GAG)
: Saya tahun 2006 pak.
Hakim Anggota : Tahun 2006?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Iya.
Hakim Anggota : Saudara tahu keuntungan dari PT. Netway ada? Waktu itu? Saksi (GAG)
: Jadi kalau boleh saya cerita sedikit pak. Jadi di Netway tadi kan ada tiga group pemegang saham, memang- (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Ya. Sebentar ya, khusus untuk Outsourcing CIS RISI ya? Saksi (GAG)
: Jadi tahun 2004, kita sudah, terutama mungkin, mungkin group kami pak secara teknis dari Netway, sudah ada konflik dengan pemegang saham yang besar. Alasannya apa? Ya tadi itu pak, kita nggak pernah dapat Laporan Keuangan, sampai hari inipun saya belum pernah dapat Laporan Keuangan, bahkan saya hanya baru lihat Laporan Keuangan di KPK. Yang kedua saya nggak tahu untung-ruginya berapa, yang ketiga kita nggak pernah dapat deviden karena saya tidak dapat Laporan Keuangan. Jadi kalau bapak tanya sama saya, ngerti nggak laporan keuangan? Saya nggak tahu. Dan saya baru lihat di KPK dan saya sampaikan di KPK. Dan itu, bukti bahwa saya bermasalah dengan pemegang sahamnya itu, saya menghadap waktu itu pak Fahmi, waktu itu akhir 2004 atahu 2005, saya minta mundur dari project. Karena sudah ini. Tetapi beliau minta demi keutuhan project ini, kalau saya berhenti berarti kan kacau semua pak, akhirnya beliau meminta dengan saya, supaya saya terus untuk sampai project ini selesai. Akhirnya dengan konsensus bersama, dan saya ingin kembali ke pemegang saham semua, kita komit bahwa sampai project ini selesai, setelah ini selesai saya berhenti. Dan memang setelah project ini selesai, dan productnya sudah ada, kebetulan pada saat itu saya ada kerjaan di Jawa timur, dengan kerjaan di Jawa Timur, setelah itu saya berhenti. Dan saya memang tidak melanjutkan lagi. Saya kalau bapak tanya mengenai keuangan saya nggak ngerti.
Hakim Anggota : Nggak ngerti ya saudara? Saksi (GAG)
: Iya betul pak.
Hakim Anggota : Saudara Saksi ya, tadi selain saudara sebagai pemegang saham di Netway, saudara sebagai Dirut ya? Saksi (GAG)
: Betul pak secara de jure.
Hakim Anggota : Benar begitu ya. Kemudian yang melakukan tanda tangan kontrak dengan PLN saudara sendiri kan? Saksi (GAG)
: Betul pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Nah saya langsung ke aliran dana saja ya. Tadi sebelum saudara diperiksa beberapa Saksi menjelaskan, bahwa saudara banyak memerintahkan kepada, kalau tidak salah kepada direksi atahu bagian keuangan yang di Netway. Keluarkan uang segini, segini, sampai sekian, akhirnya dia perintahkan kepada bendaharanya untuk mengeluarkan, menyampaikan apa yang saudara maksudkan itu. Bagaimana itu? Saksi (GAG)
: Jadi pak, seperti saya katakan tadi, kalau saya, tugas saya itu adalah di kantor Distribusi pak ya, kantor Netway itu ada di pasar central. Nah yang saya ketahui itu adalah keuangan-keuangan riil project, saya tidak mungkin meminta atahu memerintahkan pengeluaran yang lain karena Laporan Keuangannya pun saya nggak tahu.
Hakim Anggota : Tapi, benar nggak saudara memerintahkan kepada tadi kalau tidak salah tadi namanya Ricky, Direktur Keuangan, pernah nggak saudara perintah untuk mengeluarkan uang? Saksi (GAG)
: Saya tidak pernah pak.
Hakim Anggota : Nggak pernah ya? Saksi (GAG)
: Karena itu adalah wewenangnya pemegang saham yang besar pak.
Hakim Anggota : Ya itu kata saudara ya, tadi Saksi tadi menjelaskan seperti itu. Bahkan uang tersebut katanya ada terdapat pada orang-orang PLN. Gimana itu? Tetap saudara tidak- (dipotong oleh Saksi) Saksi (GAG)
: Kalau itu, tidak mungkin. Setahu saya sih tidak pak.
Hakim Anggota : Nggak saudara kan sudah disumpah ya! Saksi (GAG)
: Betul pak, betul. Ya.
Hakim Anggota : Dalam mendapatkan proyek di PLN ini, saudara menghubungi siapa saja di PLN itu? Saksi (GAG)
: Jadi kalau bapak lihat tadi dari sejarah pak, kita ini di PLN ini betul-betul dari bawah, dari nol. Dan membuktikan kepada teman-teman di PLN bahwa kita ini menghasilkan sesuatu karya yang memang dipakai dan berhasil pak. Jadi mereka melihat kita itu dari sisi profesionalisme pak, bukan dari kita ngasih terus kita keluar pak.
Hakim Anggota : Saudara pernah nggak mendaftarkan tadi ke Dirjen HAKI SIMPEL RISI ini kepada merk itu dulu, pernah nggak?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Yang saya tahu CIS RISI saya belum pernah pak. Yang kita patenkan itu, itu ada namanya CCBS
Hakim Anggota : Bukan CIS RISI ini ya? Saksi (GAG)
: Bukan CIS RISI, jadi kalau boleh saya cerita sedikit ini ya. Kita kan membangun suatu product, PLN tuh nggak punya apa-apa pak. PLN tuh punya yang namanya TUL ’94 sama yang namanya Gilbert, itu bukan apaapa pak. Jadi itu hanya sebagai bisnis proses. Seperti mungkin bapak beli windows atahu apapun, nah kita punya dasar algoritma kita dan konsepkonsep kita untuk membuat itu pak, nah itulah yang dasar yang kita bikinkan. Yang kita patenkan kepada hak cipta itu, bukan produk pak.
Hakim Anggota : Apa? Saksi (GAG)
: Yang CIS RISI itu sudah punya PLN, SIMPEL RISI punya PLN
Hakim Anggota : Terus? Saksi (GAG)
: Yang kita Patenkan kepada Hak Cipta itu adalah konseptual kita tentang Customer Information System. Permasalahan yang ada di kita ini, mereka nggak ngerti apa itu konsep. Rencana kita itu tadinya yang kita patenkan itu algoritme kita, konsep kita, karena kalau bapak lihat kan ada yang namanya(dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Ya terus dalam kenyataannya? Saksi (GAG)
: Dalam kenyataannya pak, produk kita kan ada dua, konsep ada produk, ini kan semua berevolusi pak, nah jadi kita patenkan kepada Hak Cipta. Kalau PLN tuh ada punya yang namanya 6 fungsi, yang kita patenkan itu ada 3 fungsi, namanya juga produk juga, sama, tetapi itu dua hal yang berbeda. Yang satu adalah produknya PLN yang satu produknya kita.
Hakim Anggota : Tapi dalam kenyataannya, apakah yang saudara daftarkan di Hak Cipta tersebut dikabulkan atahu tidak hal tersebut? Saksi (GAG)
: Dikabulkan pak, Alhamdulillah.
Hakim Anggota : Kalau CIS RISI sama SIMPEL milik PLN ya? Saksi (GAG)
: Itu memang milik PLN pak.
Hakim Anggota : Tapi itu yang saudara daftarkan bukan? Saksi (GAG)
: Bukan pak, sama sekali bukan. Terimakasih pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Pak Gani, pak Gani dosen ya? Dosen dimana? Di ITB ya? Saksi (GAG)
: Betul, di Politeknik ITB.
Hakim Anggota : Politeknik ITB, pada dosen itu betul ada SIMPEL RISI di PLN ya? Tahun ’91-’94? Saksi (GAG)
: Belum ada pak.
Hakim Anggota : Belum ada? Tahun berapa SIMPEL RISI itu ada? Saksi (GAG)
: Tahun 2000, dari ’90 sampai 2000.
Hakim Anggota : Tahun 2004-an ya, itu Simpel RISI itu yang mengerjakan PLN dengan Politeknik ITB apa dengan perusahaan saudara? Saksi (GAG)
: Secara kontraktual yang membangun SIMPEL itu adalah Politeknik ITB.
Hakim Anggota : Dengan PLN? Saksi (GAG)
: Betul. Tetapi secara– (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Itu loh, yang mengerjakan? Saksi (GAG)
: Yang mengerjakan? Kan kita berbicaranya bukan produk pak, yang mengerjakan Hak Cipta, kan kita yang menciptakan. Yang menciptakan kita. Dasarnya apa? Saya punya surat dari- (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Kita, kitanya itu Politeknik ITB atahu Netway? Saksi (GAG)
: Politeknik ITB dengan kita.
Hakim Anggota : Kok kita lagi? Saksi (GAG)
: Nggak, sorry, maksudnya- (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : PLN maksudnya? Saksi (GAG)
: Bukan, Politeknik ITB dengan Netway. PLN tidak membuat sama sekali pak, sama sekali tidak membuat.
Hakim Anggota : Nanti dulu, keterangan Pak Bambang ya, direktur Politekniknya, bahwa yang melakukan kerja sama, kontrak kerjasama itu adalah ITB dengan PLN, bukan dengan Netway. Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Betul kan begitu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Nah, jadi bukan dengan kita kalau begitu? Lalu masuklah Netway pada waktu itu ya? Mengajukan proposal kepada terdakwa, betul itu? Melalui Margono? Saksi (GAG)
:
Oh itu, itu beda lagi.
Hakim Anggota : Coba, coba di ceritakan! Ceritakan lagi yang benar, soalnya tadi ceritanya kabur gitu loh, nggak, nggak runtut. Apa yang seperti dikatakan oleh Bambang ini loh? Coba ceritakan. Saksi (GAG)
: Kalau yang ini, kerjanya dengan Politeknik ITB,
Hakim Anggota : Iya, Saki GAG
: Itu adalah kita bersama-sama membuat produk namanya Pilot Project, namanya SIMPEL RISI pak.
Hakim Anggota : SIMPEL RISI betul? Betul ya. Saksi (GAG)
: Bersama-sama, kenapa, karena kita dua-duanya punya surat pak, bahwa ini dikerjakan bersama-sama. Jadi itu legalitasnya sama pak, jadi saya punya legalitas bahwa itu produk Netway ya produk Politeknik ITB. Legalitasnya ada.
Hakim Anggota : Yang tanda tangan dibawah kontrak siapa dengan PLN? Saksi (GAG)
: Kalau tanda tangan Kontrak, kalau kerjaan pak yang tanda tangan itu adalah antara Politeknik ITB dengan PLN. Tapi kalau produk lain lagi pak.
Hakim Anggota : Ya pokoknya saya nggak tahulah soal IT, saya nggak tahu. Yang jelas sekarang mengenai CIS RISInya toh? Saksi (GAG)
: Betul pak.
Hakim Anggota : Setelah itu masuklah programnya pak Gani toh? Tahun berapa itu? Saksi (GAG)
: Itu dari awal pak, dari tahun ’92 itu saya yang bikin pak, dari tahun ’94 itu saya bersama-sama dengan Politeknik ITB sampai tahun 2000, sampai tahun 2000 pak. Jadi selama 6 tahun kita antara Politeknik ITB dan Netway mengerjakan bersama-sama, jadi bukan Politeknik saja pak.
Hakim Anggota : Bagaimana take over Netway pada tahun 2000 itu? Dengan PLN? Saksi (GAG)
: Jadi itu bukan kami yang menilai, (dipotong oleh Hakim Anggota)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Ya bukan kalian yang menilai, saya nanya. Saki (GAG)
: Betul, waktu itu PLN meminta petunjuk dari Biro hukum, apa betul yang, boleh tidak Netway ditunjuk langsung, gitu. Akhirnya mereka mencari alasan-alasan, ya salah satunya tadi pak, dikerjakan bersama-sama. Ini apa namanya, bukan pekerjaan subkontrak dan sebagainya lah, saya kurang paham masalah hukum. Akhirnya Netway diperbolehkan untuk ditunjuk langsung. Karena memang dari awal yang membuat itu Netway. Jadi Netway itu bukan ujug-ujug tahun 2000 baru masuk, nggak pak, dari awal.
Hakim Anggota : Nanti. Tadi kenal dengan terdakwa sejak kapan? Saksi (GAG)
: Saya baru kenal sejak tahun 2001 atahu 2002 saya lupa pak, pertama presentasi saja pak.
Hakim Anggota : Pada waktu ke belakang itu, pernah nggak ketemu terdakwa? Saksi (GAG)
: Belum pak.
Hakim anggota : Waktu Dirsar? Saksi (GAG)
: Belum.
Hakim Anggota : Selama ini bertemu dengan siapa saja? Saksi (GAG)
: Jadi kita ini kan hanya terbatas di Distribusi pak,
Hakim Anggota : Oh Disjaya ya? Saksi (GAG)
: Disjaya saja. Jadi, seluruh orang Disjaya saya kenal.
Hakim Anggota : Lalu apa yang membedakan SIMPEL RISI dan CIS RISI itu? Saksi (GAG)
: Itu sangat beda pak, kalau dari sisi saya.
Hakim Anggota : Bedanya dari mana? Saksi (GAG)
: Pertama, SIMPEL RISI itu dibuat pada saat organisasi PLN ada kantor Distribusi, ada kantor Cabang, ada kantor Rayon. Itu satu pak ya. CIS RISI kantor Distribusi dan kantor Cabang saja, jadi cuma ada dua kantor. Yang kedua adalah ada perubahan fungsi, ada perubahan penambahan fitur, jadi aplikasi kalau saya boleh sebutkan, aplikasi yang berada di SIMPEL RISI mungkin 60 pak ya, CIS RISI mungkin ada 90, mungkin ada 100 lebih, jadi memang jauh berbeda.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Saya mohon maaf, kalau nanti salah tolong dibetulin, dalam hardware sama softwarenya merubah total atahu hanya menambahkan saja? Saksi (GAG)
: Kalau Hardware itu hanya menambahkan pak.
Hakim Anggota : Menambahkan, artinya SIMPEL RISI ditambah sesuai dengan tadi komposisi itu? Saksi (GAG)
: Sebenarnya bukan. Yang sudah ada dipakai, yang belum ada ditambah.
Hakim Anggota : Ditambahkan. Pada akhirnya tidak membuang yang SIMPEL RISI? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Tetap dilaksanakan? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Yang tanda tangan antara CIS RISI dengan apa, program CIS RISI itu Netway dengan, siapa yang tanda tangan Netway dengan PLN? Saksi (GAG)
: Kalau CIS RISI saya pak.
Hakim Anggota : Diikut sertakan tidak Politeknik ITB waktu itu? Saksi (GAG)
: Tidak pak.
Hakim Anggota : Sementara programnya masih dipakai? Saksi (GAG)
: Kan tadi kan yang dikatakan tadi pak,
Hakim Anggota : Yang ditambahkan tadi itu? Saksi (GAG)
: Bukan pak, SIMPEL RISI itu adalah milik bersama antara Netway dan Politeknik ITB.
Hakim Anggota : Ada nggak kerjasama, perjanjian kerja sama antara Netway dengan Politeknik ITB? Saksi (GAG)
: Ada pak, dan disitu, disitu dikatakan bahwa masing-masing pihak boleh memasarkan, boleh mengembangkan lebih lanjut. Jadi saya punya hak, Politeknik ITB juga punya hak.
Hakim Anggota : Lalu Saksi pada saat itu memberitahukan kepada direkturnya, pak Bambang? Saksi (GAG)
: Surat itu dari Politeknik ITB pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Oh gitu ya. Saksi (GAG)
: Harusnya pak Bambang tahu dong?
Hakim Anggota : Oh dikembangkan itu ya? Saksi (GAG)
: Ya betul. Tapi mungkin waktu itu yang tanda tangan bukan pak Bambang. Kalau nggak salah TB 1 ya, pak Tonny. Ya betul.
Hakim Anggota : Lalu pada akhirnya itu kan proyek multiyears ya? Saksi (GAG)
: Betul.
Hakim Anggota : Betul ya. Selesai sesuai dengan itu, waktu? Saksi (GAG)
: Selesai pak.
Hakim Anggota : Selesai? Tahun berapa itu dulu mulai? Saksi (GAG)
: Mulainya tahun 2004 bulan April, kita selesai 2006 bulan April juga pak.
Hakim Anggota : Tahun 2006. Lalu pada permulaan proyek berapa kali bertemu dengan terdakwa? Saksi (GAG)
: Kayaknya hampir nggak pernah ya.
Hakim Anggota : Yaa nggak mungkin, ada proposal kan? Saksi (GAG)
: Oh waktu pelaksanaan project maksudnya?
Hakim Anggota : Ya, ya. Saksi (GAG)
: Kalau pelaksanaan project nggak. Tapi sebelum project itu ditanda tangani ketemu dengan beliau hanya pada saat presentasi saja pak. Karena saya diminta presentasi ke pusat.
Hakim Anggota : Betul, lalu apa respon beliau pada waktu itu, tentang proyek itu CIS RISI itu? Saksi (GAG)
: Respon beliau sangat baik, karena itu akan increase revenue dan ternyata terbukti pak, menaikkan revenue katanya hampir 100% untuk PLN.
Hakim Anggota : Kenaikan 100%. Dan pada waktu itu diperkirakan proyek multiyears diperkirakan 5 tahun? Saksi (GAG)
: Proposal pertama tahun 2000, betul 5 tahun.
Hakim Anggota : Lalu kenapa bisa 2 tahun?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Saya tidak tahu sejarahnya, tapi itu saya kan negosiasinya dengan Distribusi pak, bukan dengan Pusat. Jadi mungkin kita di Distribusi, kemudian Distribusi lapor ke Pusat. Kalau jalan 5 tahun kemahalan mungkin kan? Turun, tetap 5 tahun tapi Scope-nya misalkan kan pakai produk yang SIMPEL RISI saja misalnya. Turun, sudah gitu balik lagi, oh turun lagi jangan 5 tahun, jadi 3 tahun. Turun lagi jadi 2 Tahun. Akhirnya proses yang selama 2 tahun itulah yang terjadi, sehingga posisi itu lah yang membuat kontrak ini selama 2 tahun pak.
Hakim Anggota : Selama 2 tahun, Saksi yang mengerjakan dan Saksi sebagai Dirut ya? Maksudnya semua manajemen ya? Saksi (GAG)
: Betul pak.
Hakim Anggota : Betul semua ya? Saksi (GAG)
: Betul iya.
Hakim Anggota : Tadi mengundurkan diri tahun berapa? Dari? Saksi (GAG)
: Saya 2006 pak.
Hakim Anggota : 2006? Konflik itu timbul tahun berapa, persoalannya? Saksi (GAG)
: 2004 pak.
Hakim Anggota : 2004. Tapi sudah selesai semuanya ya? Kenapa bisa mengundurkan diri? Saksi (GAG)
: Karena itu komitmen saya, bahwa setelah kerjaan- (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Kenapa saudara komitemen itu? Saksi (GAG)
: Kan masing-masing orang punya idealisme pak ya, jadi karena saya mengatakan bahwa dan janji saya sudah selesai, apa yang sudah saya berikan untuk PLN, yang menurut saya juga Negara, dan berhasil, semua juga sudah selesai.
Hakim Anggota : Karena tuntas dan berhasil- (dipotong oleh Saksi) Saksi (GAG)
: Saya berhenti, iya.
Hakim Anggota : Cukup pak, makasih.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Saya perlu ketegasan saja dari saudara, saudara pernah nggak mengeluarkan memo-memo kepada Ricky, mengeluarkan sejumlah uang untuk keperluan PLN atahu pembelian apa untuk kepentingan PLN, pernah atahu tidak? Saksi (GAG)
: Seingat saya nggak pernah pak, kecuali itu ada kaitannya langsung dengan project.
Hakim Anggota : Gitu ya? Jadi tidak pernah ya? Saksi (GAG)
: Tidak.
Hakim Anggota : Tidak ada memo-memo yang saudara keluarkan perintah kepada Ricky untuk keperluan PLN tidak pernah ada ya? Saksi (GAG)
: Nggak pernah pak.
Hakim Anggota : Ya, nanti kita lihat bukti-buktinya. Saksi (GAG)
: Iya pak.
Hakim Ketua
: Penuntut Umum? Silahkan ada?
PU
: Izin bertanya, Yang Mulia. Saksi, tadi Saksi menyampaikan tahun ’91 mendirikan Netway? Kemudian tadi Saksi menyampaikan ada pekerjaan antara Politeknik dengan PLN Disjaya terkait SIMPEL RISI. Disitu Saksi terlibat sebagai dosen, tadi Saksi juga menyampaikan Netway juga terlibat. Kapan bisa dibedakan antara Saksi sebagai dosen dan sebagai Netway?
Saksi (GAG)
: jadi gini pak, pada saat tahun ’90, tahun 90-an pak ya, itu memang, dosen itu di-encourage untuk melakukan subpenelitian diluar kampus untuk bisa dibawa ke kampus. Karena pada saat zaman itu, subsidi pemerintah itu sangat kecil, jadi maka pada saat tahun 90-an, yang namanya UPM Unit Pelayanan Masyarakat, LPM Lembaga- (dipotong Penuntut Umum)
PU
: Ya. Begini Saksi, jadi Saksi ’kan pertama kali Politeknik ITB, kemudian membuat suatu perjanjian kerja sama dengan PLN Disjaya itu tahun berapa? Masih ingat?
Saksi (GAG)
: Tahun ’94 pak.
PU
: 94? Saksi dilibatkan sebagai dosen?
Saksi (GAG)
: Saya memang dosen dari tahun ’90
PU
: Iya, ketika itu dilibatkan dalam proyek ini sebagai dosen?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Kemudian tadi Saksi sampaikan, Netway juga dilibatkan. Apakah kemudian antara Netway dengan Politeknik ITB juga dibuat suatu perjanjian kerja sama?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Siapa yang tanda tangan disitu?
Saksi
: Itu saya sendiri dengan pak Tonny Soewandito pak.
PU
: Pak Tonny Soewandito dengan?
Saksi (GAG)
: Saya sendiri.
PU
: Saksi sendiri. Kemudian Saksi sekarang swasta? Sejak kapan mulai keluar dari ITB?
Saksi (GAG)
: Mungkin sekitar tahun 2000-an pak ya, atahu ’99 saya lupa.
PU
: Tahun 2000
Saksi (GAG)
: Kalau tidak ’99, tahun 2000 pak.
PU
: ’99 atahu 2000?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Kemudian terkait dengan hasil SIMPEL RISI tadi, kalau tidak salah Saksi mengatakan bahwa itu adalah hak dari ITB dan Netway, begitu kan? Kemudian ’99 – 2000 Saksi keluar dari ITB, betul?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Betul. Ketika 31 September 2001 Saksi mendaftarkan ya, apakah kemudian Saksi menginformasikan terkait dengan pendaftaran program tadi? Ada 1 program yang didaftarkan oleh Saksi kepada ITB?
Saksi (GAG)
: Secara formal saya tidak pak, karena yang namanya pendaftaran hak cipta itu kan hak, bukan kewajiban. Jadi bagi kita sebetulnya pada saat itu mau didaftarkan mau tidakpun buat kita sih sebenarnya tidak ada masalah, wong penciptanya kita kok. Dan juga tidak ada kewajiban bagi kita untuk melaporkan juga ke saya, saya tidak tahu hukumnya ya pak, kira-kira begitu pak. Tapi Politeknik tentunya tahu pak kita mendaftarkan.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Terkait dengan pekerjaan pembuatan SIMPEL RISI tadi, Netway juga menerima pembayaran dari PLN Dsijaya?
Saksi (GAG)
: Iya, betul pak.
PU
: Apakah dari PLN Disjaya langsung kepada Netway, atahu melalui Politeknik ITB dulu?
Saksi (GAG)
: Jadi sesuai prosedur pak, karena yang mempunyai kontrak adalah Politeknik ITB, jadi semua pembayaran dari PLN Disjaya ke Politeknik ITB, baru setelah dipotong biaya macam-macam, baru sisanya dibayarkan ke Netway pak.
PU
: Sisanya dibayarkan ke Netway. Tapi sebetulnya yang punya kewajiban untuk mengesahkan perjanjian adalah Politeknik ITB?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Apa kaitannya dengan keterangan Saksi tadi berdarah-darah itu?
Saksi (GAG)
: Jadi begini pak, kalau kita berbicaranya hanya berbicara kontrak, kan pak ya pekerjaan yang kita kerjakan di PLN itu, itu kan selain membuat analisa kemudian mendesign, kita kan membuat suatu produk dimana produk ini harus diimplementasikan di 9 pilot project. Nah kontrak Politeknik ITB dengan PLN itu hanya satu tahun pak ya, padahal, di dalam kenyataannya pekerjaan itu dikerjakan mungkin hampir tiga tahunan lebih pak. Nah maksud saya berdarah-darah itu, nah tentunya kan biaya satu tahun dengan tiga tahun berbeda pak.
PU
: Ya, kembali kepada, dilanjutkan tadi terkait saudara presentasi di PLN pusat ya, tadi saudara sampaikan perkenalan ke pusat, siapa yang mengenalkan saudara ke pusat pada saat itu?
Saksi (GAG)
: Kami membuat surat ke PLN pusat untuk minta presentasi pak.
PU
: Meminta untuk presentasi?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Ditujukan kepada siapa waktu itu?
Saksi (GAG)
: Karena yang bertanggung jawab kepada Distribusi itu adalah Dirsar, maka saya membuat surat ke Dirsar.
PU
: Dirsar pada waktu siapa?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Pak Eddie.
PU
: Pak Eddie?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Terkait dengan negosiasi harga tadi ya, disampaikan dari 900 ke 137 itu Saksi melakukan negosiasi sendiri mewakili Netway dengan PLN?
Saksi (GAG)
: Oh tidak pak. Jadi, kalau menurut pemikiran saya, negosiasi antara Netway dengan PLN itu, itu adalah mungkin kalau, baik dari pikiran saya adalah negosiasi yang terbuka pak. Karena yang terlibat dari Netway adalah seluruh, bisa dikatakan seluruh staf dari Netway, kalau dari PLN itu adalah dari kantor distribusi, kantor pusat, mungkin saya nggak tahu darimana, saya ingat jumlahnya mungkin ada 100 orang. Dan bahkan kalau tidak salah dalam satu presentasi Pak Eddie mengundang seluruh orang, seluruh GM yg ada di seluruh Indonesia. Jadi menurut saya, saya tidak paham permasalahannya, tapi yang jelas negosiasi ini adalah, saya merasa negosiasi yang paling terbuka selama sejarah saya hidup.
PU
: Terkait komponen yang dikumpulkan sehingga menjadi 137 itu. Dari komponen yang membentuk angka 900, adakah salah satu dari komponen itu terkait dengan biaya ekspatriat?
Saksi (GAG)
: Breakdown untuk detail itu seingat saya, itu baru ada di pada saat posisi 500-an atahu 300-an, saya lupa. Pada saat di 500 itu kita baru bulat poinpoinnya saja pak. Untuk hardware sekian, untuk software sekian, untuk jangka waktu sekian. Nah jadi, makin lama, makin lama makin mengerucut. Nah mungkin di akhir-akhir baru muncul pak, orang lokalnya berapa, orang ekspatriatnya berapa dsb. Betul pak, tapi mungkin di akhir-akhir pak.
PU
: Terkait dengan yang saya sampaikan tadi, ekspatriat, sebetulnya didalam kotrak antara PLN dengan Netway tadi, itu kontrak anda melakukan pekerjaan ini, pokoknya nilai ini. Anda melakukan pekerjaan ini atahu saya melakukan ini dengan tenaga ini yang jumlahnya sekian gajinya sekian, atahu bagaimana?
Saksi (GAG)
: Jadi, selalu teknik kita bernegosiasi dengan PLN, itu yang pertama dilakukan adalah PLN mau apa? Dalam arti kata Scope of Worksnya itu apa? Begitu semua didefinisikan Scope of Worksnya, baru kembali ke kita, nanti kita hitung. Nah pada saat awal-awal sebetulnya kita menawarkan kepada PLN itu bukan man month pak. Bukan per man month begini, tetapi yang umum ada itu adalah per-customer berapa. Tapi mungkin pada saat itu,
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
saya sendiri tidak paham kenapa, sehingga PLN meminta untuk dirubah menjadi Breakdown menjadi man month. Itu sebetulnya agak sedikit kurang lazim, tetapi karena memang itu karena keinginan dari PLN, akhirnya kita mencoba menjadi breakdown, jadi Scope of Work itu. Maka kita breakdown kerjaannya, artinya kerjaannya malah tambah detail pak. Kerjaan ini kita hitung berapa orang yang diperlukan, berapa waktu yang diperlukan dan sebagainya, gitu pak. PU
: Terkait dengan man month tadi, apakah seluruh data yang ada di man month itu juga orang yang bekerja untuk Netway?
Saksi (GAG)
: Setahu saya iya pak.
PU
: Apakah semua itu, apakah jumlah yang saudara cantumkan pada man month itu juga riil bekerja?
Saksi (GAG)
: Jadi gini pak, ada- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Nggak, kasih tahu saja itu riil atahu tidak? Itu saja!
Saksi (GAG)
: Riil pak, riil
PU
: Riil.
Saksi (GAG)
: Jadi mungkin kalau saya tambahkan begini pak, itu kan Scope-nya berbeda pak, kalau kita berbicara orang operasi- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Saksi, mungkin nanti yang lain saja.
PU
: Saudara Saksi, tadi atas pertanyaan Yang Mulia Majelis Hakim, saudara mengatakan tidak pernah memberikan memo atahu catatan kepada Ricky untuk mengeluarkan uang. Benar itu?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Oke. Apakah saudara masih ingat saudara membuat memo ini? ”To Ricky S.B. from Gani AG, Mei 14 2003 pembayaran untuk PLN untuk Marketing Expenses sebesar Rp. 160.000.000,-.” Saudara masih ingat?
Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu pak, boleh saya lihat pak?
Hakim Anggota : Nanti kita tunjukkan saja. PU
: Yang Mulia kami akan menunjukkan barang bukti terlebih dulu nanti kita tanyakan.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Anggota : Iya, iya (JPU, Saksi, Penasehat Hukum dan Terdakwa mendatangi meja Hakim) PU
: Ini tanda tangan saudara?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Ada tentang apa ini? Ada Pembayaran untuk PLN sebesar Rp. Rp. 160.000.000,-
Saksi (GAG)
: Iya pak, saya paham maksudnya sekarang.
PU
: Ya. Ini paraf saudara?
Saksi (GAG)
: Ya, betul.
PU
: PLN fee?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Rp. 277.500.000,- ?
Saksi (GAG)
: Betul, betul pak.
PU
: Tanda tangan saudara?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Tanda tangan saudara?
Saksi (GAG)
: Iya pak. Boleh saya jelaskan pak?
Hakim Anggota : Ya. Silahkan duduk. (PU, Saksi, Penaseha Hukum, dan Terdakwa kembali ketempat semula) PU
: Saudara Saksi, saudara sudah melihat tadi apa yang kami tunjukkan,
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Tadi saudara membenarkan ada beberapa tanda tangan dan paraf,
Saksi (GAG)
: Betul pak.
PU
: Ini yang pertama saya tanyakan dulu, ada tulisan duit Rp.277.500.000,- PLN Fee, tertanggal 24 Febuari 2003. Ini maksudnya apa nih?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Jadi begini pak. Waktu pengambil alihan perusahaan, saham kita 60%, kita dibayar sejumlah tujuh Milyar pak, ya, sama (tidak jelas mengucapkan apa. Nah pada saat periode 2000 sampai 2004 mereka men-trip saya ini sebagai projectnya PLN. Nah jadi, semua pembayaran yang pembayaran ke saya, jadi kalau bapak lihat itu lampirannya saya, itu adalah pembayaranpembayaran saham ke saya pak, yang totalnya menjadi Rp. 7.000.000.000,-. Dan itupun menjadi salah satu pemicu, karena sampai tahun 2004 itu mereka masih belum lunas sama kita. Jadi kalau boleh saya jelaskan sedikit, pembayaran itu, 7 M itu, 2 M ke bank sudah dibayarkan sama mereka, kemudian sebagian ada hutang ke pembagian saham, ke pemegang saham dan keluar, nah itu yang dicicil pak. Jadi itu yang dicicil itu yang saya sendiri baru lihat di KPK, bahwa ternyata saham saya ini di bayar oleh uang saya sendiri pak.
PU
: Sebentar, pertanyaan saya adalah, apa yang dimaksud dengan PLN fee itu?
Saksi (GAG)
: Jadi karena saya di anggap sama si major shareholder pada saat itu sebagai PLN, jadi saya itu dianggap sebagai orang PLN, jadi sebelum kontrak ini jadi, saya adalah PLN membayar sahamnya itu, bahasanya dia begitu pak.
PU
: Jadi ini yang bayar PT. Netway?
Saksi (GAG)
: Ke saya untuk pembayaran.
PU
: Sebentar sebentar, saudara kan juga dari PT. Netway?
Saksi (GAG)
: Bukan pak, dia membayar saham saya pak. Jadi kalau bapak lihat di pembukuan, bapak tidak akan melihat, saya saja baru lihat kemarin, tidak akan ada pembayaran pembelian saham ke saya pak.
PU
: Berarti ini (dipotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Ini adalah pembayaran saham.
PU
: Mengambil uang ini di PT. Netway, gitu?
Saksi (GAG)
: Betul pak. Sebagai pembayaran saham.
PU
: Baik, saya lanjutkan. Kemudian pada tanggal 14 Mei 2003 ada pembayaran untuk PLN marketing ekspenses sebesar 160 Juta. Ini apa maksudnya ini?
Saksi (GAG)
: Itu semua pak, itu semua berlaku sampai tahun 2004 pak. Jadi kalau pembayaran fee yang saya yang ambil cash, itu adalah pembayaran pemegang saham. Hanya sampai tahun 2004. Setelah itu, sudah nggak ada
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
lagi pak. Jadi dari proses tahun 2001 kalau tidak salah sampai tahun dua ribu sebelum kontrak 2003 akhir, itu adalah pembayaran bank. PU
: Kenapa kok besarannya tidak sama ini? Pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya?
Saksi (GAG)
: Itu berdasarkan kemampuan perusahaan kelihatannya pak.
PU
: Paling kecil berapa saudara pernah terima? Seingat saudara?
Saksi (GAG)
: Wah saya lupa pak, pokoknya yang saya ingat kalau paling besar saya dibayar 2 Milyar untuk di bayarkan ke Bank, kemudian ada beberapa ratus juta berulang-ulang itu, untuk membayar ke, ke namanya utang non-Bank, baru sisanya ke saya.
PU
: Lalu ini sekarang ada 5 Juta untuk ADM PLN, nggak tahu ini apa administrasi atahu apa ini? Saudara masih ingat apa maksudnya pengeluaran ini?
Saksi (GAG)
: Waduh saya nggak tahu pak. Saya lupa kalau ini, belum lihat
PU
: ya?
Saksi (GAG)
: Kalau untuk saya sih puluhan juta minimum pak.
PU
: Ya, ini urusan apa ko cuma 5 Juta? Yang tadi kan ratusan Juta, ko ini cuma 5 Juta?
Saksi (GAG)
: Saya nggak paham kalau untuk ini.
PU
: Apakah ini termasuk yang saudara tadi jelaskan, ini termasuk fee saudara?
Saksi (GAG)
: Kalau misalkan fee saya itu puluhan Juta, atahu ratusan Juta pak (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Ya makanya ini tadi saya katakan, kalau ini merupakan hak saudara sebagai fee tadi kan ratusan Juta. Sedangkan ini hanya 5 Juta, gitu maksudnya.
Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu pak. Boleh saya lihat pak?
PU
: Boleh silahkan. (PU, Saksi, Penasehat Hukum ,terdakwa mendatangi meja Hakim)
Saksi (GAG)
: Oh kalau ini mungkin bukan saya, berarti kan Pak Ronal yang minta pak.
PU
: Ini?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Jadi saya memberikan kepada pak Ronal, pak Ronal yang, saya nggak tahu pak.
PU
: Ya ini maksudnya seperti apa?
Saksi (GAG)
: jadi Maksudnya, emmm pak Ronal itu kan pemegang saham kita pak, jadi ada permintaan “please arrange the payment to Ronal as monthly administration PLN Pusat for total amount of Rp. 5.000.000 (five million)”. Jadi artinya tolong dikirim pembayaran ke Pak Ronal sebagai, mungkin ini ngurusin di PLN pusat dengan 5 Juta. Jadi pembayarannya kepada pak Ronal.
PU
: Iya, tapi kan yang memerintahkan pembayaran saudara?
Saksi (GAG)
: Betul pak. Saya pernah diperlihatkan ini sama- (dipotong oleh Hakim Anggota)
Hakim Anggota : Penyidik? (PU, Saksi, Penasehat Hukum, terdakwa melihat email di meja Hakim) Saksi (GAG)
: Jadi gini pak, jadi ini saya pernah diperlihatkan ini oleh KPK pak. Saya nyatakan saya tidak pernah mengirim e-mail ini, karena ini juga bukan bahasa saya. Yang kedua, begitu saya cek properties komputernya juga bukan desktop saya pak.
Hakim Anggota : Komputer siapa? Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu waktu itu pak. Pas saya lihat propertiesnya, saya bilang di KPK saya lihat propertiesnya bukan saya pak. Jadi saya nyatakan ini bukan, bukan punya saya. Wong propertisnya saja bukan punya saya pak. Dan bahasanya pun bukan bahasa saya pak.
Hakim Anggota : (Tidak terdengar karena tidak menggunakan mic) Saksi (GAG)
: Saya kurang paham pak.
PU
: Cukup.
Saksi (GAG)
: Terimakasih pak. (PU, Saksi, Penasehat Hukum, Terdakwa, kembali ke tempat semula)
PU
: Kemudian pada tanggal 11 November 2003 ini juga ada permintaan saudara untuk membayar ke PLN. Tadi bahasanya hampir sama dengan tadi, cuma
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
ini penerimanya adalah PLN sebesar Rp. 65.500.000,-. Saudara bisa menjelaskan untuk apa ini? Saksi (GAG)
: Kalau sifatnya seperti tadi itu biasanya untuk pembayaran saham saya pak. Tapi saya- (dipotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Ini pembayaran, gimana tadi?
Saksi (GAG)
: Kalau pembayaran seperti tadi berarti untuk pembayaran saham saya pak.
PU
: Inikan saudara memerintahkan kepada Ricky untuk membayarkan kepada PLN. Bukan saudara yang menerima ini. Tadi yang dilihat disana tadi kan kepada Mr. siapa tadi, kepada Ronal, nah kalau inikan kepada PLN?
Saksi (GAG)
: Boleh saya lihat pak?
Hakim Anggota : Bawa semua kesini (PU, Saksi, Penaseha Hukum,terdakwa mendatangi meja Hakim) PU
: Ini kan tanda tangan saudara?
Saksi (GAG)
: Betul pak
PU
: Ini kan supaya dicairkan kepada PLN, totalnya 65 juta sekian?
Saksi (GAG)
: Saya kurang hafal pak ya, tapi mungkin ini, kalau bahasanya begini, biasanya urusannya dalam project ini. Kita ini kan semuanya dari PLN pak, orang kita ini. Mungkin yang perlu dilihat ininya pak, saya sendiri nggak tahu kan dalamnya.
PU
: Ya, tapi ini atas perintah saudara kan?
Saksi (GAG)
: Betul, betul.
Hakim Ketua
: Mana lagi? Yang lain lagi?
PU
: ”Memo to Ricky S. Bedi, tertanggal 4 November 2003”, kan sama kan tadi bahasanya?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: “To PLN for total amount Rp. 150.000.000,- plus Rp. 150.000,-“, ini permohonannya benar?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
(tidak jelas karena tidak menggunakan MIC) PU
: Saudara Saksi mengetahui business plan PT.Netway?
Saksi (GAG)
: Business plan yang mana pak?
PU
: Yang terkait dengan masalah adanya penyaluran dana, aliran dana-dana kepada, istilahnya disini pakai 1. (PLN 1), 2. (PLN 2), 3.( PLN 3), 4. (PLN 4) dan seterusnya, sampai kemudian disebut juga ada Margo santoso, Budi Harsono, Pandu Angklasito, dan seterusnya?
Saksi (GAG)
: Ya pak, jadi mungkin sejarahnya begini pak, kami pernah di e-mail atahu diajak bicara masalah business planning, tapi itu cuma sekali pak, itu dari majority shareholders, mengatakan ini kan tentative bahkan kemungkinan pengeluaran yang untuk project. Nah disitu yang hadir kalau tidak salah, saya mungkin, saya tidak tahu siapa lagi, pak Ronal juga ada kalau tidak salah, kita sama sekali tidak setuju dengan itu dan akhirnya itu cukup sekali, dan tidak pernah terealisasi juga pak. Jadi saya cuma melihat, cuma sekali, setelah itu mereka tutup buku, gitu.
PU
: Yang punya ide angka-angka itu dari siapa? Dari saudara?
Saksi (GAG)
: Dari mereka pak.
PU
: Mereka itu siapa?
Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu siapa yang bikinnya, tapi dari mayoritasnya share holder yang ada disitu pak.
PU
: Ya?
Saksi
: Dari mayoritas share holder, bisa Harmed, bisa Chalaw, bisa siapapun juga.
Hakim Ketua
: Kalau nggak tahu jangan menduga-duga!
Saksi (GAG)
: Sorry, saya nggak tahu pak, mohon maaf.
PU
: Kemudian tadi ada Saksi Said tadi menjelaskan bahwa setelah dia menerima uang, dicairkan kemudian diserahkan kepada saudara? Bagaimana ini?
Saksi (GAG)
: Uang apa pak?
PU
: Ada beberapa voucher yang dicairkan oleh Saksi Said.
Saksi (GAG)
: Oh Hakim Said.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Hakim Said, iya. Setelah menerima uang, kemudian diserahkan kepada saudara, itu uang apa itu?
Saksi (GAG)
: Jadi, karena kita ini pak ya, kan kita ini udah mulai ramai dengan (?) itulah ya, kan kita nggak pernah dapat laporan, nggak dapat deviden dan macammacam. Akhirnya mereka memutuskan kita sama-sama dikasih bonus pak. Nah pertama-tamanya sih saya nggak hitung bonusnya, saya nggak tahu. Tapi saya dapat bonus, dan bonusnya itu dibagi, ya kami itu ’kan bukan saya sendiri kan ya, saya dan tim, mungkin pak Hakim dan tim, dan mungkin Harmed dan tim. Jadi memang pernah ada beberapa kali saya mendapatkan uang cash, ya kita bagi-bagi itu, kita kembalikan ke pak Hakim. Tapi itu hanya beberapa kali. Sisanya saya selalu ditransfer dari pak Hakim pak. Sampai saham saya selesai saya nggak pernah dapat bonus lagi.
PU
: Kemudian apakah saudara pernah memerintahkan untuk memberikan kepada pegawai-pegawai di PLN Disjaya?
Saksi (GAG)
: Memerintahkan apa pak?
PU
: Untuk memberikan uang?
Saksi (GAG)
: Nggak pernah pak.
PU
: Izin Yang Mulia untuk bertanya. Saudara Saksi, saya mau menanyakan pekerjaan SIMPEL RISI yang dilaksanakan Politeknik ITB dengan PLN, apakah benar sudah diimplementasikan di 9 lokasi di Disjaya ya? Antara lain kantor Distribusi Jaya dan Tangerang, kantor cabang Gambir, Cabang Tangerang, PLN Cempaka Putih, Cengkareng, Serpong, Cikupa, dan sekitarnya ya?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Kemudian Saksi, saya mau tanya, pekerjaan kontrak antara ITB dengan PLN ini kan kontrak induknya ya?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Betul. Kemudian tadi saudara katakan akhirnya pekerjaan tersebut dikerjakan bersama-sama antara Poltek dengan Netway?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Itu sifatnya bagaimana? Apakah di subkontrakkan atahu bagaimana?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Bukan bu, kalau dilihat dari perjanjian kita, itu adalah perjanjian kerjasama. Jadi semua perjanjian dilakukan bersama, baik masalah SDM, masalah teknis dan sebagainya, jadi kita tidak bisa lagi memisahkan pekerjaanperkerjaan itu. Jadi pasti sudah bukan pekerjaan sub kontrak, karena memang kita tidak di sub kontrakkan.
PU
: Tetapi yang mengerjakan di Netway itupun juga dosen dari ITB?
Saksi (GAG)
: Fase, fase pertama waktu tahun ’94, untuk membuat survey analisis memang mayoritas dari Netway adalah dosen dari politeknik ITB, tapi saat implementasi yang di 9 lokasi itu bu, itu mayoritas karena itu lebih banyak programming macam-macam, itu mayoritas stafnya dari Netway.
PU
: Staf Netway itu bukan dosen- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Bukan dosen, kecuali tim-tim intinya.
PU
: Kalau untuk kontrak induk apakah Saksi tahu isi dari kontrak antara PLN dan ITB ini yang melarang untuk di sub kontrakan, Saksi tahu mengenai itu?
Saksi (GAG)
: Tahu bu.
PU
: Tahu. Kemudian mengenai kepemilikan dari produk yang dibuat dalam perjanjian tersebut, Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Kita tahu, iya.
PU
: Tahu ya. Kalau nantinya itu akan menjadi milik PLN, Saksi tahu itu ?
Saksi (GAG)
: Bukan bu, kalau ibu baca, bahwa produk yang diimplemantasikan Disjaya itu hanya boleh dipasang dilingkungan Disjaya. Berarti bukan punya PLN Disjaya dong bu, punya kita itu.
PU
: Itu menurut saudara itu isi kontrak- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Antara PLN dan ITB. Ya?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Ok, kemudian Saksi, saya mau menanyakan, Saksi pernah mengajukan proposal di PLN Disjaya ya awalnya?
Saksi (GAG)
: Betul
PU
: Betul. Itu inisiatif Saksi sendiri ya?
Saksi (GAG)
: tentunya bukan bu, karena- (terpotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Apa karena permintaan?
Saksi (GAG)
: Kami kan maksudnya, itu Netway management, iya.
PU
: Netway management berinisiatif sendiri untuk mengajukan proposal kepada Disjaya?
Saksi (GAG)
: Betul, karena mungkin Disjaya nggak kepikiran kali ya.
PU
: Kemudian atas proposal tersebut saudara melakukan presentasi di Disjaya?
Saksi (GAG)
: Betul bu.
PU
: Betul. Siapa yang saudara presentasikan di Disjaya tersebut?
Saksi (GAG)
: Pada saat itu saya sendiri, Harmed Simindra, sama kalau tidak salah Chawla.
PU
: Siapa yang hadir dari pihak PLN, saudara tahu?
Saksi (GAG)
: Kalau tidak salah seluruh manager bidang ada disitu bu.
PU
: Kemudian tanggapan atas presentasi saudara?
Saksi (GAG)
: Cukup baik, mereka welcome, bahkan karena scopenya relatif besar, seperti yang saya katakan tadi, kita diminta juga presentasi di pusat.
PU
: Siapa yang meminta saudara presentasi di pusat?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Saya lupa siapa orang di situ, tapi mungkin itu kan sudah apa namanya, sudah pengetahuan umum pasti kalau multiyears mereka tidak bisa menentukan bu.
PU
: Atas, tadi saudara mengatakan ada permintaan untuk saudara presentasi di pusat, lalu saudara melakukan presentasi di pusat ?
Saksi (GAG)
: Betul bu
PU
: Siapa aja yang hadir di presentasi dipusat?
Hakim Ketua
: Sudahlah, itu sudah saya tanyakan tadi!
PU
: Ok Yang Mulia. Saudara Saksi, apakah saudara kenal dengan Connie Kurniawan Wachjoe?
Saksi (GAG)
: Dosen Politeknik ITB bu.
PU
: Dosen Politeknik ITB. Yang bersangkutan memegang jabatan apa di Poltek ITB?
Saksi (GAG)
: Terakhir dia sebagai direktur Politeknik ITB
PU
: Direktur satu bidang akademik?
Saksi (GAG)
: Setelah itu dia naik lagi jabatan sebagai direktur.
PU
: Pada 2001?
Saksi (GAG)
: 2001 pembantu rektor 1
PU
: Direktur 1 bidang akademik ya?
Saksi (GAG)
: Betul.
PU
: Apakah saudara Saksi pernah meminta tanda tngan saudara Connie ini?
Saksi (GAG)
: Mengenai bu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Mengenai surat yang menyatakan bahwa pekerjaan SIMPEL RISI adalah pekerjaan yang dilakukan bersama antara Netway dan Politeknik ITB?
Saksi (GAG)
: Itu mungkin, mungkin bukan permintaan, itu kesepakatan bersama ya, bu ya.
PU
: Jangan gunakan kata mungkin saudara, saudara pernah tidak meminta tanda tangan Connie ?
Saksi (GAG)
: Jadi bahasanya itu kesepakatan bersama bu, bukan minta. Saya tidak minta.
PU
: Iya, siapa yang mengajukan surat tersebut?
Saksi (GAG)
: Itu pembuatannya bersama, membuatnya sama.
PU
: Pembuatannya bersama?
Saksi (GAG)
: Bahkan draft nya mereka yang bikin, bukan saya bu.
PU
: Demikian ya. Kemudian Saksi, apakah Saksi terkait tadi ada perubahan TDL ya, tahun 2001 tadi Saksi mengatakan ada perubahan TDL. Saksi menginformasikan kepada Disjaya, dalam hal ini Margo, perlu dilakukan pekerjaan untuk penyesuaian operasi dan segala, dan lain-lain?
Saksi (GAG)
: Kurang paham bu.
PU
: Terkait adanya perubahan TDL, Tarif Dasar Listrik pada tahun 2001, apakah Saksi menginformasikan, memberitahukan kepada Margo bahwa karena ada perubahan TDL itu diperlukan pekerjaan untuk penyesuaian dukungan operasi dan pemeliharaan aplikasi SIMPEL RISI?
Saksi (GAG)
: Mungkin terbalik bu ya, kan yang tahu akan adanya kenaikan TDL berkala adalah itu PLN, jadi PLN yang meminta kita untuk merubah sistemnya supaya sesuai dengan Keputusan Presiden.
PU
: Terkait adanya perubahan TDL tersebut Saksi menandatangani perjanjian?
Saksi (GAG)
: Betul bu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Pada tanggal, 2001 ini ya sampai 2003 ya?
Saksi (GAG)
: Betul bu.
PU
: Satu lagi terakhir, sebelum pekerjaan SIMPEL RISI apakah sebelumnya Saksi ada melakukan kerja sama atas nama Netway dengan PT. PLN Disjaya?
Saksi (GAG)
: Sebelumnya belum bu.
PU
: Belum ya.
Saksi (GAG)
: Sebelum SIMPEL, belum.
PU
: Sebelum SIMPEL belum pernah?
Saksi (GAG)
: Belum.
PU
: Sebelumnya berarti yang saudara katakan, saudara tadi bersama-sama dengan Poltek ya?
Saksi (GAG)
: Betul bu.
Hakim Ketua
: Cukup?
PU
: Tiga Pertanyaan, Yang Mulia. Saudara Saksi ya, ketika Saksi melakukan presentasi di PLN Disjaya, kemudian diminta berapa waktu Saksi waktu presentasi Scope of Worknya berapa, berapa lama?
Hakim Ketua
: Suara tidak terdengar. Langsung saja lah. Sudah sore loh.
PU
: Baik. Pada waktu Saksi ya, diminta untuk presentasi Disjaya untuk PLN pusat kemudian presentasi di hadapan terdakwa, setelah selesai presentasi apa yang disampaikan terdakwa setelah Saksi selesai presentasi?
Saksi (GAG)
: Beliau mengatakan presentasinya cukup baik dan kelihatannya prospektif untuk PLN, ya kami disuruh nunggu, gitu. Karena kami tahunya dari Disjaya. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Apakah Saksi diminta untuk mengajukan penawaran ke Disjaya?
Saksi (GAG)
: Pada saat itu tidak pak, jadi kami saja yang berinisiatif.
PU
: Disini di dalam BAP saudara No.32 menyebutkan bahwa saudara Eddie Widiono menyampaikan agar PT. Netway, menyampaikan agar PT. Netway Utama melanjutkan rencana kerjasama dengan pihak PLN Disjaya. Benar ya disini ya?
Saksi (GAG)
: Iya itu mungkin setelah beberapa kali bertemu, saya lupa saya pak, tapi memang betul.
PU
: Baik. Pada waktu pembuatan proposal pekerjaan Roll Out Outsourcing CIS RISI, pernah Saksi diminta terdakwa untuk berkonsultasi dengan Sunggu Aritonang?
Saksi (GAG)
: Pada saat posisi itu kayaknya belum pak, kenapa, karena pak Sunggu juga bukan apa-apa gitu, dia tidak punya jabatan apa pun.
PU
: Saksi pernah mengajukan ini ya, Letter of Intent ke GM PLN Disjaya ya, pernah? Tertanggal suratnya tanggal 27 September 2000- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Mungkin PLN ke kita mungkin pak.
PU
: Bukan, dari saudara.
Saksi (GAG)
: Oh, kita, kita meminta Letter of Intent, betul.
PU
: Baik.
Saksi (GAG)
: Jadi kalau memang PLN tertarik, jadi kita memasukan Letter of Intent, kalau tertarik kita akan bikin proposal yang lebih dalam lagi, gitu pak.
PU
: Baik, benarkah Saksi ya, apakah pernah, Saksi ketika diberitahu perhitungan proposal itu oleh Kahar Mulyani sebesar 200 Milyar, Saksi memerintahkan Kahar untuk meninggikan harga dengan cara meninggikan jumlah
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
kebutuhan kendaraan, memaksimalkan, meninggikan jumlah man month kemudian kualifikasi tenaga ahli ditinggikan? Benar seperti itu? Saksi (GAG)
: Keputusan itu bukan di tangan saya pak, itu di tangan kami semua. Jadi menaikkan, kalau menaikkan just menaikan kan tidak masuk apa-apa pak, jadi mungkin, pada saat itu mungkin saya, mungkin yang lain mengatakan bahwa kita harus spare untuk negosiasi pak, jadi mungkin itu maksudnya pak, bukan dinaikan- (terpotong oleh Penuntut Umum)
PU
: Jangan mungkin, pernah tidak Saksi memerintahkan kepada Kahar Mulyani seperti tadi?
Saksi (GAG)
: Kalau secara seperti, seperti itu saya belum pernah pak.
PU
: Baik, cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua
: Baik, dengar ya, Penasehat Hukum saya peringati untuk tidak mengulangulang, langsung ke pokok permasalahan ya!
PH (MR)
: Terima kasih Yang Mulia atas waktunya. Saudara Saksi ya, pada waktu saudara pertama kali atahu dalam hal ini Politeknik melakukan kerjasama ya, tahun ’94 ya, dengan Disjaya, kontrak itu siapa yang tanda tangan?
Saksi (GAG)
: Itu- (terpotong oleh Penasehat Hukum)
PH (MR)
: Orangnya siapa yang tanda tangan?
Saksi (GAG)
: Itu pak Tonny Soewandito dengan kalau tidak salah pertama dengan Aziz Sabarto pak.
PH (MR)
: Aziz Sabarto. Kemudian kapan mulai pak Margo Santoso menanda tangani kontrak pada tahun 94 ini?
Saksi (GAG)
: Kalau tidak salah setelah serah terima pekerjaan SIMPEL pilot project di 9 lokasi itu, karena ada kebutuhan mendesak dari Peraturan Presiden, Keppres untuk perubahan TDL, mungkin pak Margo yang pertama pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MR)
: Jadi gini aja saudara Saksi, untuk 6 kontrak yang mulai dibuat untuk SIMPEL RISI ya, mulai 4 Juli 2001 sampai dengan ada kontrak yang ke-6 tanggal 29 September 2003, itu antara PT. Netway Utama dengan pak Margo, Disjaya yang ditanda tangani oleh saudara dan pak Margo Santoso. Betul ya?
Saksi (GAG)
: Betul
PH (MR)
: Kemudian apakah kontrak ini diketahui oleh pak Eddie Widiono?
Saksi (GAG)
: Kayaknya setahu saya tidak.
PH (MR)
: Setahu saudara tidak ya. Kemudian sehubungan dengan 6 kontrak ini ya sebelumnya ya, apakah saudara pernah meminta kepada pak Eddie Widiono agar diberikan pekerjaan yang berkaitan dengan SIMPEL RISI pekerjaan ini dengan Disjaya?
Saksi (GAG)
: Saya belum kenal pak Eddie, pak.
PH (MR)
: Saudara belum kenal pak Eddie, ini kontraknya tanggal, kontraknya yang pertama 4 Juli 2001- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Kayaknya- (terpotong oleh Penasehat Hukum)
PH (MR)
: Saudara kan presentasi tahun 2000, kurang lebih tahun 2000, berarti saudara sudah mengenal pak Eddie?
Saksi (GAG)
: Saya lupa ya, tapi itu kan hubungannya dengan Disjaya pak. Itu wewenangnya Disjaya dan itu juga emergency contract, jadi kalau pak Margo saya nggak tahu, tapi setahu saya sih saya tidak.
PH (MR)
: Saudara tidak meminta proyek ini- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Sama sekali tidak.
PH (MR)
: Baik. Berkaitan dengan proyek ini, kenapa yang ditunjuk ini saudara, Netway oleh Disjaya ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Seperti yang saya katakan tadi pak, karena ini adalah sudah menyangkut mendesak (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Itu sudah nggak usah dijelaskan lagi.
Saksi (GAG)
: Iya. Betul.
Hakim Ketua
: Sudah dari tadi itu dijelaskan.
PH (MR)
: Baik. Kemudian berkaitan dengan pendaftaran hak cipta ya, inisiatif siapa itu pendaftaran hak cipta itu dilakukan?
Saksi (GAG)
: Itu inisiatif manajemen Netway.
PH (MR)
: Manajemen Netway ya?
Saksi (GAG)
: Iya.
PH (MR)
: Apakah itu pernah dikonsultasikan dengan pak Eddie Widiono, pada waktu mendaftarkan?
Saksi (GAG)
: Sama sekali tidak.
PH (MR)
: Apakah ada permintaan dari pak Eddie Widiono untuk meminta Netway untuk menanda tangan, mendaftarkan hak cipta itu?
Saksi (GAG)
: Juga tidak pak.
PH (MR)
: Tidak ada ya, kemudian berkaitan dengan kontrak yang 2004 ya, saudara pernah melihat ada surat dari Direktur Utama pak Eddie Widiono tanggal 23 November 2001 kepada Disjaya tentang negosiasi, meminta kepada Disjaya untuk melakukan negosiasi dengan Netway? Negosiasi ulang?
Saksi (GAG)
: Mungkin saja pak, saya lupa.
Hakim Ketua
: Nggak tahu bilang nggak tahu, jangan mungkan-mungkin, mungkanmingkin, nggak kepake keterangan mungkin itu!
Saksi (GAG)
: Lupa pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MR)
: Lupa ya?
Saksi (GAG)
: Memang ada beberapa surat dari pak Eddie ke Disjaya, iya.
PH (MR)
: Iya, kemudian saudara di dalam BAP saudara mengatakan di dalam BAP No.32 ya, 18 Oktober 2010, ketika waktu itu saudara bertemu dengan pak Eddie dalam rapat, waktu itu pak Eddie masih Dirsar PLN ya. Ini pak Eddie, dalam jawaban saudara ini pak Eddie menyampaikan agar PT. Netway utama melanjutkan rencana kerja sama dengan PLN Disjaya ya? Saudara bisa menerangkan yang dimaksud dgn rencana kerjasama, rencana kerjasama dengan Disjaya ini untuk proyek yang mana ya?
Saksi (GAG)
: Boleh diulang lagi pak, surat dari mana pak?
PH (MR)
: Nggak, dalam jawaban BAP saudara No.32 ya, ini BAP tanggal 18 Oktober 2010 saudara di ruang direktur pemasaran PLN ya, ini pak Eddie menyampaikan ya, agar PT. Netway utama melanjutkan kerja sama dengan PLN Disjaya (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Jadi maksudnya gini pak, setelah presentasi tadi kita dengan pak Dirsar, kan beliau positif antusias, jadi kalau ini memang kebutuhan Disjaya ya silahkan saja gitu bikin perjanjiannya, jalin kerjasama yang lebih baik kalau memungkinkan.
PH (MR)
: Apakah waktu itu pak Eddie selaku Dirsar sudah mengetahui bahwa ada pekerjaan Politeknik ITB yang berkerja sama dengan Netway Utama?
Saksi (GAG)
: Saya rasa tidak pak, saya nggak tahu pak.
Hakim Ketua
: Bilang aja nggak!
Saksi (GAG)
: Tidak pak.
PH (MR)
: Tidak tahu ya?
Saksi (GAG)
: Tidak pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MR)
: Saudara tidak tahu? Baik, berkaitan dengan BAP saudara ya ini ada hargaharga yang saudara sebutkan di dalam BAP tentang ada biaya personil dan lain sebagainya ya? Ini untuk biaya operation ya, untuk rekapitulasi biaya langsung personil, ini ada misalnya BS koordinatahur ya, ini tagihan dari Netway ya, sampai bulan ke-22 itu untuk man monthnya adalah 481 ya, saudara tahu nggak ini, soal ini? Soal tagihan itu, tagihan man month itu?
Saksi (GAG)
: Kalau dari sisi teknisnya saya tahu pak.
PH (MR)
: Ini ada tagihan sebesar, untuk man monthnya 481 ya, kemudian apakah tagihan ini memang, memang sudah didasarkan oleh apa, suatu time-sheet yang benar?
Saksi (GAG)
: Memang betul pak, betul
PH (MR)
: Sudah didasarkan oleh time-sheet fakta-fakta yang ada di lapangan?
Saksi (GAG)
: Betul pak, betul.
PH (MR)
: Betul ya? Kemudian ini ada implementation support ya, kemudian juga ada help desk ya? Apa pertimbangan saudara ya, Netway Utama ini di dalam help desk? Misalnya disebutkan untuk man monthnya adalah 128, saudara bisa menjelaskan nggak ini kira-kira?
Saksi (GAG)
: Jadi Help Desk itu pak, kita membuat suatu help desk, dimana nanti useruser PLN seluruh Disjaya, kalau ada permasalahan apapun, masalah aplikasi atahu aplikasinya rusak, komputernya rusak atahu apapun juga, kita menyediakan help desk. Nah help desk kita ini berjalan ada terus, sehingga kapanpun PLN meminta kita selalu ada, jadi itu ada beberapa shift pak.
PH (MR)
: Ya. Man monthnya ini yang bisa saya, yang bisa saya lihat adalah 128. Apakah ini tidak terlalu besar untuk help desk yang ditagihkan ke PLN?
Saksi (GAG)
: Itu kan- (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Itu penilaian loh ya!
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Itu kan subjektif pak, kalau kita hitung berapa orang- (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Jangan dijawab!
PH (MR)
: Baik. Sekarang kepada management ya, management disini ada tagihan kepada PLN, misalkan untuk program director ini untuk man monthnya ada 22, apakah untuk program director itu saudara sebagai pimpinan di Netway Utama memang diperlukan untuk ditagihkan ke PLN?
Saksi (GAG)
: Jadi Project Director itu, sepengetahuan PLN itu uangnya ada terus, bahkan bukan 22 man month, tapi dalam kenyataannya 27 man month pak, karena 3 bulan sebelum proyek berjalan orangnya sudah ada disana sampai project berakhir. Dan itu memang diperlukan karena ini kan implementasi. Kita sendiri, Netway memang belum pernah melaksanakan project implementasi sebesar ini, jadi memang pada saat itu kami merasakan membutuhkan seorang Project Director.
PH (MR)
: Kemudian juga untuk Finance and Administration Head ya, ini saudara tagihkan adalah 22, apakah itu memang perlu untuk ditagihkan kepada PLN?
Saksi (GAG)
: Ya kenapa tidak, wong itu untuk proyek kok uangnya.
PH (MR)
: Begitu ya? Sedikit lagi ya, saudara Saksi ya, ketika saudara ini kan di, kemudian di amandemen menjadi 101 miliar ya?
Saksi (GAG)
: Bukan pak, a- (terpotong Penasehat Hukum)
PH (MR)
: Yang terakhir, yang terakhir kan menjadi, maksud saya 114 ya?
Saksi (GAG)
: Setahu saya begitu pak, karena saya sudah nggak ada, iya.
PH (MR)
: Oh gitu ya, itu saudara sudah tidak ada ya?
Saksi (GAG)
: Sudah tidak ada.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MR)
: Apa saja sih decrease yang dikurangi menjadi 114?
Saksi (GAG)
: Jadi pengurangan itu pertama planning perjalanan luar negeri nggak ada, dihilangkan menjadi 0, kemudian kenaikan berkala dari yang tadinya kalau tidak salah sesuai inflasi diturunkan cukup besar. Yang ketiga adalah ekspatriat di tahun kedua hampir tidak ada, kalau tidak salah sisa 2 orang atahu 1 orang, lupa. Kemudian, gaji pak, ya, jadi kalau orang kita menagihnya pada PLN si A gajinya 10 juta, ternyata gajinya 9 juta ya kita nagihnya 9 juta, gitu, berarti bukan, bukan 10 juta gitu, jadi itu pasti ada pengurangan.
PH (MR)
: Gaji ya, dari situ. Dari kami cukup pak.
PH (SFM)
: Baik Yang Mulia. Saudara Saksi ini di dalam surat dakwaan penuntut umum ini hampir setiap halaman bahkan setiap alinea nama Saksi disebut keterlibatannya. Karena itu saya ingin mengetahui atahu mengecek yang tertuang dalam dakwaan ini ya. Pertama pada tahun 2000 dinyatakan disini terdakwa dengan saudara Saksi bersepakat membuat perjanjian ya, implementasi aplikasi Simpel RISI, namun sebelumnya disini terdakwa menyuruh Gani Abdul Gani membuat proposal untuk dipresentasikan. Pertanyaan saya, apakah benar Saksi pernah disuruh oleh terdakwa membuat proposal itu?
Saksi (GAG)
: Seperti saya jelaskan tadi, tugas saya adalah dari sisi teknis (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Begini saja ya, sederhana saja, ada atahu tidak?
Saksi (GAG)
: Tidak ada.
PH (SFM)
: Tidak ada. (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Gitu saja nggak usah banyak omong, simpel-simpel aja!
PH (SFM)
: Kemudian apakah saudara Saksi pernah mempresentasikan proposal itu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Iya, sudah.
PH (SFM)
: Sudah? Tidak, disini disebutkan pada saat presentasi itu di dalam ini (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Baca dakwaan seluruhnya, nanti dia jawab macam apa.
PH (SFM)
: Iya, saudara terdakwa Eddie pernah menyatakan bahwa, Saksi menyatakan bahwa proyek itu telah diketahui oleh saudara Eddie, Pernah?
Saksi (GAG)
: Tidak pernah.
PH (SFM)
: Tidak pernah?
Saksi (GAG)
: Tidak.
PH (SFM)
: Kemudian pada September 2000 saudara Saksi pernah menyatakan terdakwa kepada Saksi diminta untuk mengajukan penawaran ya ke PT. PLN Disjaya Tangerang, apakah pernah saudara terdakwa menyuruh Saksi?
Saksi (GAG)
: Tidak, tidak pernah.
PH (SFM)
: Tidak pernah. Apakah saudara terdakwa ini pernah menyatakan dalam suatu presentasi, ini adalah peluang bagi PLN, katanya dalam memenuhi sistem informasi pelanggan yang terintegrasi dengan kegagalan ditanggung oleh Netway Utama. Apakah pernah saudara terdakwa menyampaikan hal seperti itu?
Saksi (GAG)
: Kira-kira hampir pak, hampir mirip.
PH (SFM)
: Ya, dimana itu disampaikan itu?
Saksi (GAG)
: Waktu itu kalau nggak salah di depan presentasi, karena kita waktu itu, Netway membiayai seluruh dari hardware, software dan sebaginya, sehingga resiko ada di kita pak. Kalau PLN tidak usah membayar sepeserpun sebelum sistem ini berjalan. Gitu pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH(SFM)
: Apakah saudara Saksi pernah mendengar dalam rapat itu terdakwa memerintahkan agar General Manager PLN Disjaya Tangerang agar segera melaksanakan outsource yang ditawarkan oleh Netway itu?
Saksi (GAG)
: Tidak pernah pak.
PH(SFM)
: Tidak pernah ya. Pada tahun 2001 apakah Saksi pernah mengajukan permintaan kepada Margo, bukan ini, apakah saudara Saksi pernah mendengar terdakwa ini memerintahkan kepada Margo untuk segera memenuhi permintaan Saksi untuk menunjuk langsung PT. Netway Utama tanpa melalui proses lelang?
Saksi (GAG)
: Tidak pernah pak.
PH(SFM)
: Tidak pernah ya? Saya kira sekian Yang Mulia.
PH (MI)
: Makasih Yang Mulia. Saya ada beberapa pertanyaan, pak Gani ya, tadi saudara saksi menyebut-nyebut soal proposal ya, apakah saudara saksi bisa menjelaskan kepada kita di ruangan ini perbedaaan pokok mengenai scope of works proposal Oktober 2000 dengan proposal yang disampaikan pada Juni 2002, bisa nggak?
Saksi (GAG)
: Kira-kira isinya apa, lupa saya pak.
PH (MI)
: Begini, pertanyaan saya begini (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Saya lupa pak, isinya pak.
PH (MI)
: Kalau saya sederhanakan kira-kira, lingkup pekerjaan pada proposal pada tahun 2000 apakah saudara bisa ingat, 1. Menyediakan infrastruktur atas CIS atahu CCBS- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Sekarang saya hafal pak.
PH (MI)
: Itu yang tahun 2000 ya, nah kemudian apakah saksi ingat juga bahwa pada proposal tahun 2002 itu justru yang ditawarkan itu adalah implementasi dari CIS RISI dari seluruh UP?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Saya hafal sekarang, pak.
PH(MI)
: Hafal sekarang ya? Ok.
Saksi (GAG)
: Jadi yang tahun 2000 itu penawaran pertama ke kita semua sistem yang ada di PLN dirubah, baik aplikasi, hardware dan operasi. Jadi artinya aplikasinya baru dari luar negeri yang waktu itu kita menawarkan dari SPL. Hardwarenya semua diganti ya dari kita. Jadi yang dari PLN dibuang, gitu. Kemudian jangka waktu menjadi 5 tahun, kemudian seluruh operasi kami yang melaksanakan. Jadi tadi yang namanya infrastruktur itu terdiri dari hardware, software, telekomunikasi dan sebagainya, sedangkan yang tahun 2002 itu adalah betul-betul berbeda, kita mengacu kepada apa yang sudah PLN punya, jadi bagaimana kita membuat yang namanya SIMPEL RISI ini layak untuk dipasang di seluruh lokasi, kemudian juga dengan mengunakan alat-alat yang sudah ada di PLN ini dimaksimalkan sedemikian rupa. Jadi itu sangat kontras sekali pak, kalau yang itu dibuang total, yang ini yang ada kita pakai, tetapi pelaksanaan implementasi dan perubahan aplikasi disesuaikan dengan jaman pada saat itu, kira-kira gitu pak.
PH (MI)
: Itu, itu perbedaanya ya?
Saksi (GAG)
: Yang mendasarnya pak.
PH (MI)
: Lantas- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Itu untuk 2 tahun pak.
PH (MI)
: Itu untuk 2 tahun?
Saksi (GAG)
: Yang tadi 5 tahun.
PH (MI)
: Ok, pertanyaan saya lebih lanjut, apakah isi dari proposal yang tahun 2000 ini tadi kemudian masih cukup banyak yang diadopsi oleh proposal tahun 2002?
Saksi (GAG)
: Tentuny secara konsep sama pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MI)
: Konsepnya sama.
Saksi (GAG)
: Betul.
PH (MI)
: Ok, Pertanyaan saya lebih lanjut, ada atahu tidak memang pemisahan ya, antara konsep proposal tahun 2000 ini dengan proposal tahun 2002?
Saksi (GAG)
: Jadi proposal tahun 2000 itu adalah sebetulnya sama pak, 2 tahun pertama kita melaksanakan pengembangan CIS RISI sebelum dirubah, tapi di tahun ketiga baru semuanya dirubah total. Jadi tahun 2000 adalah 5 tahun, yang tahun 2002 itu yang 3 tahun terakhir dipotong, mudahnya gitu. Sehingga yang 3 tahun terakhir yang harus beli produk, beli infrastruktur baru, dan sebagainya sudah tidak perlu lagi. Jadi makanya konsepnya sama, cuma dipotong aja scope of work nya pak, jadi sebetulnya itu negosiasinya adalah negosiasi scope of work, bukan negosiasi rupiah atahu man month.
PH (MI)
: Yang mana, yang negosiasi scope of work dan yang- (terpotong oleh Saksi)
Saksi (GAG)
: Yang itu, jadi dari 2000 ke 2002 itu dalah negosiasi scope of work, sehingga dipotonglah 3 tahun terakhir itu dipotong sisa 2 tahun, sisanya menjadi gitu pak.
PH (MI)
: Kalau yang didalam rencana yang ditahun 2000 itu ya, itu kan disitu disebut ada financial model ya, sehingga angkanya sampai 900 miliar ya, kalau dengan cara seperti itu ya menurut perhitungan dalam proposal itu basis perhitungan keuntunganya itu berapa persen?
Saksi (GAG)
: Kalau secara, pada saat itu pak, kita secara roughly perhitungan, itu kan kalau perusahaan IT antara 20 sampai 30 persen. Nah untuk yang 500 itu, untuk posisi itu masuk pak, gitu pak, maksudnya keuntungan project ya itu pak.
PH (MI)
: Project itu ?
Saksi (GAG)
: Iya betul pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MI)
: Betul seperti itu ya, nah ketika kemudian itu diubah dengan yang pada proposal tahun 2002 ini ya, dimana disitu konsep SLA masih msuk disitu ya, apakah ada perbedaan?
Saksi (GAG)
: Tidak ada pak, jadi karena konsepnya kita kerja sama, karena itu pengurangan scope of work keuntungannya pun masih sama.
PH (MI)
: Keuntungannya masih sama ya, resikonya bagaimana?
Saksi (GAG)
: Resikonya memang lebih besar yang 2 tahun pak.
PH (MI)
: Resikonya besar 2 tahun bagaimana pak?
Saksi (GAG)
: Jadi kalau yang 2 tahun itu, 2 tahun yang pertama yang kita kerjakan itu kita ada yang namanya development pak, jadi ada namanya on going development, bukan roll out. Ini bukan barang yang sudah ada kita pasangpasang pak, kita develop lagi produk itu supaya fit terhadap perubahanperubahan pada jaman itu karena kita menyediakan change sequence, penambahan (kata-kata kurang jelas), itu terjadi di 2 tahun pertama. Begitu tahun ke-3 kalau mengunakan konsep yang tadi itu aplikasinya tinggal pasang aja pak yang baru dari SPL itu pak. Resikonya justru kembali ke PLN. Dengan kata lain memang ada customisasi tetapi yang terjadi adalah bisnis proses yang di PLN harus sedikit mengikuti produk yang di SPL seperti sekarang yang dipakai PLN SAP keuangan. SAP keuangan PLN saat ini terbalik, PLN mengikuti produknya luar negeri, bukan luar negeri ngikutin produknya PLN. Jadi itu yang akan terjadi jadi kalau memang saya sudah punya produk, bapak mengikuti produk saya, kan lebih mudah dari pada saya mengikuti keinginan bapak, gitu kira-kira gitu.
PH (MI)
: Ok, akibatnya tarhadap project ini sendiri, terhadap apa ya, keuangan dan kemudian juga terhadap kepentingan PLN kalau dengan model yang saudara saksi sebutkan ini tadi, mana yang lebih memudahkan PLN di dalam melihat kondisi objektif mereka dengan model yang ditawarkan itu dulu?
Hakim Ketua
: Ini penilaian ya?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Iya pak, kalau penilaian saya, kalau (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Saudara saksi fakta, saudara menerangkan apa yang saudara lakukan, apa yang saudara ketahui dan saudara alami! Jangan memberi analisis, jangan memberikan pendapat! Pertanyaan yang lain!
PH (MI)
: Saya teruskan Yang Mulia, mengenai ada beberapa hal yang berhubungan dengan perjanjian ya, ketika perjanjian yang dibuat yang ditandatangani ditahun 2004 itu, seingat saudara saksi dalam perundingan menentukan man month dan yang lain-lain itu, apakah ada keterlibatan dari pak Eddie Widiono ketika itu?
Saksi (GAG)
: Tidak ada pak.
PH (MI)
: Tidak ada sama sekali?
Saksi (GAG)
: Sama sekali tidak ada.
PH (MI)
: Tadi saudara saksi mengenai soal penunjukan tadi saudara menyebutkan soal apa, ahli hukum ya, yang ditunjuk atahu yang dihubungi oleh pihak Netway adalah RSP, betul ya?
Saksi (GAG)
: Yang menunjuk PLN pak, bukan kami
PH (MI)
: Oh yang menunjuk PLN, PLN Disjaya atahu?
Saksi (GAG)
: PLN Disjaya pak.
PH (MI)
: Nah, ketika penunjukan RSP ini menurut sepentahuan saksi apakah ada keterlibatan pak Eddie Widiono?
Saksi (GAG)
: Saya tidak tahu pak.
PH (MI)
: Yang membayar ketika itu, RSP ketika itu?
Saksi (GAG)
: Disjaya.
PH (MI)
: Oh Disjaya yang membayar, bukan dari kantornya pak Eddie ya? Kemudian saudara saksi ya, ini berhubungan dengan beberapa pernyataan saudara saksi
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
di BAP, saya mau tahu apakah ketika PLN, ketika Netway Utama mendaftarkan hak cipta CCBS, Netway itu pernah meminta pendapat pak Eddie nggak? Saksi (GAG)
: Tidak pak.
PH (MI)
: Tidak pernah meminta pendapat?
Saksi (GAG)
: Tidak pernah sama sekali.
PH (MI)
: Apakah pak Eddie ini pernah meminta kepada saksi supaya hal itu didaftarkan ?
Saksi (GAG)
: Tidak pernah pak, karena tidak ada relevansinya.
PH (MI)
: Saya kemudian mengenai soal, tadi saudara Saksi juga mengatakan ketika presentasi itu ada saudara Harmed ya? Nah ada nggak permintaan khusus dari pak Eddie ini supaya yang dipresentasikan itu adalah mengenai financial model? Yang diminta kepada pak Gani ?
Saksi (GAG)
: Tidak pak.
PH (MI)
: Waktu itu seingat saudara Saksi apakah pak Eddie Widiono ini sudah mengenal secara baik kepada Harmed?
Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu itu pak.
PH (MI)
: Kalau Peter Grogan?
Saksi (GAG)
: Tidak pak
PH (MI)
: Tidak tahu, atau apa?
Saksi (GAG)
: Saya tidak tahu pak.
PH (MI)
: Oh tidak tahu ya, tetapi waktu saudara melakukan presentasi Peter Grogan ada tidak ?
Saksi (GAG)
: Saya lupa pak, kayaknya ada pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MI)
: Kayaknya ada? perannya Peter Grogan ini sebagai apa?
Saksi (GAG)
: Dia adalah grupnya dari pemegang saham dengan Harmed.
PH (MI)
: Oh pemegang saham dengan Harmed ya. Apakah saudara tahu bahwa Peter Grogan sebelumnya adalah konsultan dari World Bank?
Saksi (GAG)
: Iya pak, betul.
PH (MI)
: Betul ya, saudara tahu ya. Nah apakah saudara saksi juga mengetahui apa yang dikehendaki atau kerja sama seperti apa yang dikehendaki oleh World Bank mengenai project IT PLN ketika itu?
Saksi (GAG)
: Yang tahun berapa pak?
PH (MI)
: Yang tahun 2000, 2001 itu.
Saksi (GAG)
: World bank sudah tidak ada di PLN.
PH (MI)
: Kalau 99 saudara tahu?
Saksi (GAG)
: Yang, yang tahun itu dia menjadi konsultannya di tempatnya pak Aritonang, dia yang tahu mengenai permintaan-permintaan World Bank, sehingga salah satu penyebab SIMPEL RISI telatpun karena permintaan World Bank, ya salah satunya Peter Grogan.
PH (MI)
: Ketika itu peranya Aritonang sebagai apa dia disitu?
Saksi (GAG)
: Kalau tidak salah dia Kepala Divisi ya
PH (MI)
: Kepala Divisi IT?
Saksi (GAG)
: Betul.
PH (MI)
: Kepala divisi IT ya. Mengenai soal perjanjian ini tadi ya, saudara saksi tahu bahwa yang menjadi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan ketika itu adalah pak Aritonang betul ya pak, ya?
Saksi (GAG)
: Betul pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MI)
: Betul. Nah di dalam melakukan negosiasi terhadap kontrak ini apakah saksi mengetahui tim yang diketuai oleh yang terakhir itu Budi Harsono, juga melakukan konsultasi dengan saudara Sunggu Anwar Aritonang?
Saksi (GAG)
: Saya kurang paham pak, yang saya paham waktu beliau tidak menjabat apa pun, dia masuk tim juga ya, pak ya?
PH (MI)
: Iya
Saksi (GAG)
: Justru beliau yang oposan bagi kita.
PH (MI)
: Oh dia oposan bagi saudara saksi? Tapi begitu dia menjadi Direktur Pelayanan Pelanggan ini, apakah dia mensupport kegiatan atau perjanjian yang sedang disiapkan oleh Netway dengan Disjaya?
Saksi (GAG)
: Saya tidak pernah komunikasi pak.
PH (MI)
: Oh tidak pernah komunikasi ya? Apakah pak Margo misalnya tidak pernah menyatakan kepada saudara saksi bahwa ini belum ada persetujuan dari PLN pusat?
Saksi (GAG)
: Oh kalau itu sering pak.
PH (MI)
: Sering pak Margo ya.
Saksi (GAG)
: Waktu kita negosiasi pak, ya.
PH (MI)
: Oh waktu negosiasi yang dari pihak PLN, pihak saudara yang melakukan negosiasi di day-to-day itu siapa, ketika itu?
Saksi (GAG)
: Kita bagi financial, itu grupnya Harmed CS, teknis saya, kemudian hukum. Dari, jadi kita dibagi financial, teknis dan hukum pak ya, tapi ke hukum ini, karena kita tidak punya hukum jadi kita ya nggak aktif gitu. Jadi mayoritas dibagi 2 pak, financial dan teknis, tapi saya kadang ke dua-duanya ada.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PH (MI)
: Ketika negosiasi itu, saudara saksi itu, yang lebih banyak menentukan soal man month ini dari pihak saksi itu siapa, dan dari pihak PLN Disjaya itu siapa?
Saksi (GAG)
: Jadi kalau man month itu sangat detail sekali pak, ya itu memang mulai dari teknis, itu dari kita ini ada 6, 7 orang kali, dari PLN pun ada beberapa orang. Jadi masing-masing sub aktivitas itu dinegosiasikan. Jadi misalkan, contoh, operasi ada beberapa org, bahkan yg terkecil misalkan ada penambahan feature ini kira-kira cukup 3 man month atahu 2? Nah itu masing-masing dinegosiasikan, jadi bukan satu persatu pak, bukan banyak ke banyak.
PH (MI)
: Ada nggak perannya pak Eddie Widiono ketika itu?
Saksi (GAG)
: Sama sekali tidak ada.
PH (MI)
: Saya kira dari saya cukup.
Hakim Ketua
: Saudara terdakwa ada pertanyaan ?
Terdakwa
: Ada Yang Mulia, karena pak Gani ini saya anggap paling mengetahui masalah teknis yang saya sendiri tidak paham. Pak Gani, semasa bapak bertugas di Politeknik dan kontrak, mengadakan kontrak dengan PLN Disjaya, yang disebut Rencana Induk Sistem Informasi tersebut ya, apakah dalam Rencana Induk Sistem Informasi tersebut dibayangkan bahwa program yang disusun itu akan berhenti diimplementasikan di sebagian Distribusi Jakarta atau akan diimplementasikan di seluruh Distribusi Jakarta?
Saksi (GAG)
: Kita karena kontraknya step-by-step, jadi mungkin keinginan PLN dari awal itu menginginkan semua lokasi dipasang pak. Itu dari Disjaya, siapa pun orangnya, namun kita belum berani berpikir kesitu karena itu kan masalah reliability dari produk, jadi yang menginginkan ini supaya dipasang di seluruh PLN Disjaya adalah PLN sendiri pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Terdakwa
: Baik kalau begitu. Terus kalau begitu bagaimana ceritanya kok hasil kerja Poltek ini dapat di-endorse oleh Bank Dunia untuk di roll out di seluruh Jakarta gitu?
Saksi (GAG)
: Itu, jadi ceritanya waktu kita selesai design kita kan mau buat implentasi, implementasi belum selesai Bank Dunia datang. Itu ada dua misi, pertama itu adalah Bank Dunia ada namanya, saya nggak tahu loan apa, untuk IT seluruh Indonesia bukan hanya Jakarta pak, seluruh Indonesia. Kemudian yang kedua adalah karena adanya perubahan manajemen di PLN, mereka melihat, sudah lihat keliling seluruh Indonesia untuk melihat project mana yang bisa didukung oleh Bank Dunia. Nah setelah mungkin mereka, saya sendiri juga tidak tahu, tiba-tiba kita dipanggil bahwa design kita yang dipilih untuk di roll out ke seluruh Indonesia pak, bukan hanya Jakarta. Tapi dengan syarat, syaratnya ini yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Nah pada saat itu, tentunya Disjaya, kebetulan sama sekali nggak ada biaya untuk hardware pak, nah waktu itu saya sendiri sempat komplain, kontrak kita kan dengan PLN bukan dengan World Bank, kenapa saya harus rubah? Gitu lho. Tetapi dengan alasan memang kalau kontraknya ini diteruskan nanti aplikasinya jadi nggak bisa dipasang kan mubazir, jadi kita diminta untuk mengikuti keinginannya Bank Dunia. Pada saat kita mengikut i Bank Dunia ternyata project jadi molor, begitu hampir selesai pekerjaannya ternyata Bank Dunia loannya berhenti pak, dan mereka setahu saya informasinya mereka hanya membiayai project yang existing aja, jadi project yang di 9 lokasi itu saja yang dibiayai oleh Bank Dunia, preralatannya aja pak ya, kira-kira itu pak.
Terdakwa
: Jadi itu yang saudara tadi sebut berdarah-darah ya? Karena waktunya ditambah, pekerjaanya ditambah (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Pertanyaan saja, jangan dikomentari lagi!
Terdakwa
: Baik pak, selanjutnya saya ingin pak Gani menjelaskan, tadi sedikit sudah disinggung perubahan dari bentuk proposal tahun 2000 menjadi proposal
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
tahun 2002 ya, kemudian menjadi proposal tahun 2003 ya, yang akhirnya menjadi kontrak. Apakah dalam ketiga proposal tersebut Service Level Agreement tetap dijaga seperti semula? Saksi (GAG)
: Betul pak.
Terdakwa
: Betul ini atas permintaan PLN atau atas?
Saksi (GAG)
: Atas permintaan PLN.
Terdakwa
: Atas permintaan PLN? maaf kalau saya agak sedikit teknis kalau begitu, dampak SLA tersebut terhadap man month yang ditawarkan ada tidak?
Saksi (GAG)
: Justru pak, man month itu tergantung Service Level Agreement apa yang diminta PLN, makin bagus yang diminta man month nya makin banyak.
Terdakwa
: Man month nya makin banyak. Apakah saudara saksi mengetahui ada diatur dalam ketentuan BAPENAS mengenai bagaimana mencapai sesuatu Service Level Agreement?
Saksi (GAG)
: Service Level Agreement tidak diatur dalam BAPENAS pak.
Terdakwa
: Tidak diatur dalam BAPENAS. Apakah dalam menentukan man month yang sesuai dengan Service Level Agreement ada faktor pengalaman bekerja di wilayah yang ditentukan?
Saksi (GAG)
: Secara Netway belum, tetapi karena Netway juga pemegang sahamnya mayoritas yang SDM teknologi, jadi punya pengalaman.
Terdakwa
: Dengan kata lain sebetulnya penentuan man month yang sesuai dengan SLA tersebut, anda menggunakan pengalaman yang lalu ya, sehingga kalau saya harus menyatakan bahwa seandainya, maaf- (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Pertanyaan aja lah!
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Terdakwa
: Pertanyaannya, berapa besar faktor pengalaman ini didalam menentukan jumlah man month? Apakah apa namanya, suatu konsultan yang tidak melakukan pekerjaan itu akan bisa memperkirakan man month seperti anda?
Saksi (GAG)
: Saya rasa tidak pak, harus punya pengalaman (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Saudara jangan menganalisis ya! Saudara saksi fakta loh bukan ahli ya! Nanti silahkan dari pihak terdakwa untuk mengajukan ahli silahkan!
Terdakwa
: Baik. Tim EOSPKP ya, evaluasi out sourcing ya, dari PLN Disjaya, melaporkan bahwa sampai tahun 2000 akhir, ya bahkan tahun 2001 kalau saya tidak salah, setelah kontrak berakhir masih ada personil-personil dari Politeknik ITB atau Netway, saya tidak tahu, bekerja di kantor-kantor PLN ya. Mengapa ini masih terjadi padahal kotraknya tidak ada?
Saksi (GAG)
: Betul pak. Karena sistem itu baru saja dipasangkan di PLN, baru serah terima dan tidak mungkin tiba-tiba kita meninggalkannya, jadi niat baik kita lah untuk meyakinkan bahwa sistem ini dipakai sama PLN, gitu pak
Terdakwa
: Kenyataannya apakah prang-orang ini bekerja? Atau pekerjaan sudah diambil alih oleh orang-orang PLN?
Saksi (GAG)
: Pada saat itu pak, sebagian pekerjaan diambil oleh, sudah sebagian diambil oleh orang-orang PLN tapi mayoritas masih di kita pak.
Terdakwa
: Secara umum bisa anda katakan apakah orang – orang PLN di unit-unit yang bersangkutan di UP tersebut memadai dari sisi jumlah maupun kapasitas?
Hakim Ketua
: Jangan dijawab!
Terdakwa
: Baik, makasih, selanjutnya ada satu hal yang ingin saya konfirmasi pak, dalam bernegoisasi dengan tim reevaluasi dan renegosiasi terjadi kemacetan karena biaya lisensi program aplikasi tidak dapat dijustisikasi. Siapa sebenarnya yang mengusulkan third year ini pak?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Jadi third year itu bagian dari yang proposal tahun 2000 itu pak, jadi itu masih terbawa ke belakang. Itu menggunakan third year berarti harganya sekian, kalau tidak ya seperti yang lain disamping itu
Terdakwa
: Di dalam proposal tahun 2003 ya, anda diminta penunjukan langsung, third year ini sudah tidak ada?
Saksi (GAG)
: Sudah tidak ada
Terdakwa
: Kemudian pada waktu proses pengusulan ke Dekom ya, Oktober-November tahun 2003, Dekom minta agar dilakukan nego ulang dan Netway ditanya kesediaannya, apakah bersedia bernego ulang, apa saudara dihubungi pada saat itu, untuk menyatakan kesediaan bernego ulang?
Saksi (GAG)
: Sama Dekom tidak pak
Terdakwa
: Siapa yang menghubungi saudara kurang lebih?
Saksi (GAG)
: Kami dipanggil Disjaya
Hakim Ketua
: Kan faktanya ada nego ulang, dan faktanya kan ada pak, iya kan?
Saksi (GAG)
: Iya
Hakim Ketua
: Terlepas dari yang saudara tahu, fakta yang ada dari persidangan ini ada yang nego ulang kan? Itu ndak perlu dipertanyakan lagi!
Terdakwa
: Baik, jadi Disjaya ya pak waktu itu. Terimakasih Yang Mulia!
Hakim Ketua
: Cukup ya, ada yang menunjukkan barang bukti?
PU
: Ada Yang Mulia, cukup
Hakim Ketua
: Cukup?
PU
: Cukup, cukup banyak
Hakim Ketua
: Bawa sini, cepat mau maghrib nih, sudah ada lagi? Silahkan saksi kesini!
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Ini hasil cloning ya?
Saksi (GAG)
: Saya tidak tahu pak
PU
: Baik, ini adalah hasil kloning dari Hard Disk, kemudian ini, kita cek hasil cloning ya, ini ada print out dimana ada perhitungan business plan, kepada PLN 2 miliar, Margo 1 miliar ya untuk, ini benar?
Saksi (GAG)
: Saya pernah lihat ini pak, yang tadi yang saya katakan tadi
Hakim Ketua
: Waktunya dimana ?
Saksi (GAG)
: Di KPK pak.
Hakim Ketua
: Jadi sebenarnya ini nggak tahu ini?
Saksi (GAG)
: Ehm.
Hakim Ketua
: Ati-ati loh, ini tahu nggak barang ini?
Saksi (GAG)
: sebelumnya, sebelumnya pak mereka mengusulkan.
Hakim Ketua
: Anda tahu barang ini darimana?
Saksi (GAG)
: Nggak tahu pak.
Hakim Ketua
: Sebelumnya saudara nggak lihat, tahu nggak sebelumnya?
Saksi (GAG)
: Ini yang diterangkan Harmed ke saya.
Hakim Ketua
: Bagaimana tuh?
Saksi (GAG)
: Tapi yang saya katakan yang ini, ini (kata-kata kurang jelas) busines agreement itu pak.
PU
: Itu yang saudara terangkan tadi kan?
Saksi (GAG)
: Iya betul, tapi saya nggak tahu, saya pernah lihat ini pak.
Hakim Ketua
: Dimana saudara pernah lihat?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Itu di kantor sekali.
Hakim Ketua
: cukup, berarti tahu saudara.
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Kemudian ya, ini CD Netway CCBS (terpotong Hakim)
Hakim Ketua
: Saudara tahu tidak?
PU
: Baik, ini buku pengoperasian sistem Netway CCBS, BB 741, BB 714 tadi CD ya, Saksi pernah lihat ini?
Saksi (GAG)
: Saya belum pak.
PU
: Ini, benar ini buku pengoprasian sistem Netway CCBS?
Saksi (GAG)
: Saya lupa pak.
PU
: Teknisnya?
Saksi (GAG)
: Itu kayaknya tahu pak.
PU
: Saksi tahu BB 741, BB 39, perjanjian?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: kemudian BB Nomor 6 perjanjian kerja sama?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Saksi tahu ya, BB Nomor 18 perjanjian Poltek tahun 94, Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Belum pernah lihat pak, isinya pak?
PU
: Isinya ini.
Saksi (GAG)
: Oya tahu pak.
PU
: Kemudian BB nomor 20 pengembangan Simpel RISI dari Ir.Connie, baik BB 29 Saksi tahu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Ya, betul pak.
PU
: Baik, BB 36 Saksi tahu, BA nego harga?
Saksi (GAG)
: Iya, pak.
PU
: Baik, BB 24 perjanjian Margo, Gani, Baik, BB 26 Saksi tahu?
Saksi (GAG)
: Apa itu pak?
PU
: Perjanjian Margo, Gani?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Baik, BB 124, pendaftaran IPR tahu saudara Saksi tahu?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 125 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Apa itu pak ?
PU
: (kata-kata kurang jelas)
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Saksi tahu dari departemen hukum ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Bukti barang keluar, BB 51 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Tahu saya pak.
PU
: Tahu baik, BB 52 ?
Saksi (GAG)
: Nggak,
PU
: BB 53 ?
Saksi (GAG)
: Tidak tahu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: BB 54 ?
Saksi (GAG)
: Tidak tahu.
PU
: Baik, BB 102 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Baik, BB 103 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Kontrak ya pak ?
PU
: Iya.
Saksi (GAG)
: iya pak.
PU
: Baik, BB 387 pay roll Saksi minta dari ?
Saksi (GAG)
: Saya nggak tahu pak.
PU
: Ini pay roll yang Saksi minta dibuatkan accountant public Rudy ?
Saksi (GAG)
: Tapi ini keuangan kan pak ?
PU
: Ini, Saksi kan pernah meminta (kata-kata kurang jelas), pernah nggak ?
Saksi (GAG)
: Saya lupa saya.
PU
: Tahu tidak itu saja, tentang BB 387 Saksi tahu tidak ?
Saksi (GAG)
: Kalau yang ini saya nggak tahu pak, karena ini keuangan pak.
PU
: BB 437 penunjukan PT. Netway ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 301 Saksi tahu, penunjukan pekerjaan ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Baik, BB 310 Saksi tahu ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Saksi (GAG)
: Apa itu pak ?
PU
: Pembayaran ke Netway, pekerjaan, 310, pembayaran Netway tagihan out sourcing, Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Wah, saya nggak tahu ini pak.
PU
: Baik, BB 19 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 28 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 595 berita acara negosiasi teknis tahu?
Saksi (GAG)
: Tahu.
PU
: Kemudian BB 292 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: Baik ya, BB No 7 Saksi tahu, BB 599, negosiasi ulang harga, BB 623 Saksi tahu ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 62 ?
Saksi (GAG)
: Iya pak.
PU
: BB 106 pengiriman proposal teknis, proposal biaya pengadaan, tanda tangan Saksi ya, tahu ya ?
Saksi (GAG)
: Iya
PU
: Baik, yang ini juga tahu?
Saksi (GAG)
: Iya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: BB 107 tahu ini ?
Saksi (GAG)
: Iya pak tahu.
PU
: Ini laporan bulanan dari BB 61 ini pak (kata-kata kurang jelas) cukup ya.
Hakim Ketua
: Saudara terdakwa apakah keterangan saudara Saksi ini akan ditanggapi dalam pledoi ?
Terdakwa
: Iya Yang Mulia akan kami tanggapi dalam pledoi.
Hakim Ketua
: Ada lagi yang mau saudara sampaikan?
Saksi (GAG)
: cukup pak.
Hakim Ketua
: Ya, silahkan tinggalkan ruang sidang, Saksi habis ya.
PU
: Yang Mulia untuk Saksi kami (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Untuk hari ini ?
PU
: Siap.
Hakim Ketua
: Habis. Ke depan ada berapa, masih ?
PU
: Kalau Saksi hadir semua hari ini kami anggap cukup cuman karena ada satu Saksi M.Husen Hidayat, minggu depan pemeriksaan ahli, Yang Mulia, cuman kami sisipkan satu orang ini.
Hakim Ketua
: Iya.
PU
: Makasih.
Hakim Ketua
: Ada berapa ahli ?
PU
: Ada, ada 4.
Hakim Ketua
: Ahli apa ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
PU
: Tapi dari 4 belum tentu kami hadirkan semuanya, kita lihat nanti urgensinya nanti, makasih.
Hakim Ketua
: Kemudian dari pihak terdakwa dan penasehat hukum sudah mempersiapkan ahli ?
PH (MI)
: Iya Yang Mulia, sebenarnya kami berharap bahwa ada beberapa Saksi yang masih bisa dipanggil sebenarnya, misalnya Saksi Parno Isworo, beliau ini merupakan direktur keuangan yang sudah berkali-kali oleh pihak penyidik kerena perannya juga bukan hanya keuangan tapi dalam beberapa RUPS bahkan dalam beberapa pertemuan juga denagn dewan komisaris beliau ini hadir kemudian setelah itu kami juga masih berharap bahwa Juanda Nugraha Ibrahim bisa di panggil salah seorang direksi dari PT PLN, nah kemudian ada beberapa lagi Yang Mulia (terpotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua
: Nah sekarang saya tanya saudara penuntut umum, saudara penuntut umum cukup dengan Saksi fakta itu atau bagaimana ?
PU
: Kami merasa cukup.
Hakim Ketua
: Sudah.
PU
: Tinggal satu yang atas nama Husen hidayat itu yang mulia.
Hakim Ketua
: Nanti kalau dia mau mengajukan dari sisi pembuktian ya silahkan, nah penuntut umum sudah merasa cukup dengan Saksi yang sudah ada dengan segala kekurangan dan kelebihan, dan sekarang akan mengajukan 1 Saksi fakta dan ahli ya! Setelah itu kita beri kesempatan kepada terdakwa dan penasehat hukum untuk mengajukan Saksi yang meringankan dan ahli.
PH (MI)
: Baik, terima kasih Yang Mulia.
Hakim Ketua
: Sebelum sidang ditutup ada hal yang mau saudara sampaikan, dari penasehat hukum ada yang mau di sampaikan lagi?
PH (MI)
: Cukup Yang Mulia.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011
Hakim Ketua
: Penuntut umum?
PU
: Cukup Yang Mulia
Hakim Ketua
: Baik, masih kita beri kesempatan kepada penuntut umum untuk mempersiapkan Saksi dan ahli, sidang hari ini ditunda dan akan dilakukan lagi dihari yang sama Selasa 8 Novemeber 2011 dengan perintah untuk mengahadirkan terdakwa pada hari, jam tersebut diatas sidang di tutup. (palu diketuk)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa 1 November 2011