SKRI PSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B PAUD WIJAYA KUSUMA KECAMATAN CURUP TENGAH
OLEH
SITI NURLAILI NPM A1|111173
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
SKRI PSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B PAUD WIJAYA KUSUMA KECAMATAN CURUP TENGAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu
OLEH :
SITI NURLAILI NPM A1|111173
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
ABSTRAK
SITI NURLAILI : Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Cerita Bergambar Pada Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah. Skripsi Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan, Universitas Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana kemampuan berbahasa anak melalui cerita bergambar pada kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah Tahun Ajaran 2014 /2015. Berdasarkan latar belakang masalah di PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah maka dapat diidentifikasikan dari beberapa masalah diantaranya masih banyak anak-anak yang belum mampu menyampaikan ide-idenya karena kosakata yang dimiliki anak masih sedikit, anak belum mampu berbicara dengan kalimat yang lebih kompleks. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas subyek 20 anak. Teknik penelitian yang digunakan dalam menggunakan penelitian ini adalah teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, data yang diperoleh di analisis menggunakan teknik hitung persentase. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus pada setiap sijklus terdiri dari dua pertemuan, dan tiga aspek penilaian setiap satu siklus. Dari hasil penelitian pada siklus satu aspek kemampuan anak mengulang kembali ceria yang disampaikan mencapai 17,5%, aspek perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita mencapai 25%, aspek pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain mencapai 25%. Pada siklus dua aspek kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan mencapai 77,5%, aspek perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita mencapai 82,5%, aspek pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain mencapai 87,5%. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar karena keantusiasan anak untuk ikut berperan secara aktif dalam kecermatan pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran melalui metode cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah Tahun 2014/2015 dapat ditingkatkan. Kata Kunci : Bahasa, Cerita Bergambar
ABSTRACT
SITI NURLAILI: Upgrading Through Stories Illustrated Kids Speak In Group B ECD Wijaya Kusuma Middle District of Curup. Thesis Undergraduate Education For Teachers In Position, University of Bengkulu.
This study aimed to obtain the extent of the child's language skills through picture stories in group B ECD Curup Wijaya Kusuma Middle District of Academic Year 2014/2015. Based on the background of the problems in early childhood Wijaya Kusuma Middle District of Curup it can be identified from some problems which are still many children who have not been able to convey his ideas because of the vocabulary of the children are still little, the child has not been able to speak with more complex sentences. This study uses action research subjects 20 children. Research techniques used in this study is the use of data collection techniques using observation techniques, in the analysis of data obtained using the technique of calculating percentages. This study was conducted by two cycles at each sijklus consists of two meetings, and three aspects of each assessment cycle. From the research on cycles one aspect of a child's ability to repeat cheerful delivered reached 17.5%, the developmental aspects of the child's vocabulary stories convey reaches 25%, the aspect of the formation of words into sentences are correct and can be understood by others at 25%. In cycle two aspects of the child's ability to repeat the story told by 77.5%, the developmental aspects of children's vocabulary in conveying the story reached 82.5%, the aspect of the formation of words into sentences are correct and can be understood by others reach 87.5% . The data obtained showed that an increase in learning outcomes for children enthusiasm to participate actively in the learning accuracy. Based on the research that has been carried out, it can be concluded that in the learning process through a picture story method can improve the language skills of children in group B ECD Wijaya Kusuma Middle District of Curup Year 2014/2015 can be improved. Keywords: Language, Picture Story
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Program Sarjana Kependidlkan Bagi Guru dalam Jabatan (Program SKGJ) Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bengkulu seluruhnya ,
merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan
hasil karya saya sendiri, atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bengkulu
,
Oktober2014
METERAI k TEMPEL
739C3ACF158659e5r x
MYtr%
SITI NURLAILI
NPM A1|111173
VII
Moto dan Persembahan
Moto : Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan karena aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu. “Khalil Gibran” Sahabat adalah salah satu sumber kebahagiaan di kala kita merasa tidak bahagia.
Persembahan : Tanpa keluarga manusia sendiri didunia, gemetar dalam dingin. Aku persembahan skripsi ini untuk Ibu, Bapak yang menjadi penyemangat karena selalu ceria. Suamiku Sukiman. B dan juga keempat anakku Decaris Marita, Apri Emika, Anggi Dinli, dan Wahyu Alfi Qolbi yang selalu memberikan semangat, nasehat dan do’a ketika aku sedang menyelesaikan skripsi. Serta teman-teman sejawat, yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal penelitian ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang insya Allah dari akan dilaksanakan di PAUD Wijaya Kusuma Kelompok B Curup Tengah Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang berbahasa, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul tentang “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Cerita Bergambar Pada Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah”. Dalam hal ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada ; 1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. 2. Dr. I Wayan Dharmayana, M.Psi., selaku ketua program sarjana dan kependidikan guru dalam jabatan, dan selaku dosen penguji yang
memberi
masukan-masukan
dan
pengarahan
dalam
menyelesaikan masalah skripsi ini. 3. Drs. Amril Canrhas, M.S., selaku Dosen Pembimbing Satu yang sudah memberikan banyak arahan dan masukan dalam penelitian ini. 4. Dra. Yulidesni, M. Ag., selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam penelitian ini. 5. Para pengajar pada Program Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang tidak mungkin disebutkan satu per satu telah memberikan bermacam teori, ilmu yang berharga, sehingga penulis mendapatkan banyak kemudahan dalam menyelesaikan S1 PAUD ini.
6. Ibu Pengelola PAUD Wijaya Kusuma yang telah memberi izin dan kelengkapan data.
Untuk perbaikan skripsi ini, kritik dan saran dari pihak manapun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini kedepannya. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak di sengaja.
Bengkulu,
Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul Depan ....................................................................... Halaman Judul Dalam ........................................................................ Halaman Pengesahan ........................................................................ Halaman Persetujuan ........................................................................ Abstrak ............................................................................................... Abstract .............................................................................................. Lembar Pernyataan ............................................................................ Moto dan Persembahan .................................................................... Kata Pengantar................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................. Daftar Tabel ........................................................................................ Daftar Gambar .................................................................................... Daftar Lampiran .................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................. A. Latar Belakang Masalah ............................................. B. Identifikasi Masalah .................................................... C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian ............... D. Rumusan Masalah ...................................................... E. Tujuan Penelitian ........................................................ F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................
1 1 5 5 5 6 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .......................................................... A. Kajian Teori ................................................................. 1. Pengertian Bahasa ................................................. 2. Pemerolehan Bahasa ............................................. 3. Perkembangan Bahasa .......................................... 4. Menyimak................................................................ 5. Cerita ...................................................................... B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................... C. Kerangka Berfikir ......................................................... D. Hipotesis Tindakan ......................................................
8 8 8 12 13 14 16 23 25 25
BAB III
METODE PENELITIAN .................................................... A. Jenis Penelitian ........................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... C. Subyek Penelitian ....................................................... D. Jenis Tindakan ............................................................
26 26 27 29 29
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 36 F. Instrument- instrumen Pengumpulan Data ................. 37 G. Teknik Analisis Data ................................................... 39 BAB IV
HASIL PENELITIAN ......................................................... 43 A. Prosedur dan Hasil Penelitian ..................................... 43 B. Pembahasan ............................................................... 64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 66 A. Kesimpulan ................................................................. 66 B. Saran .......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14
Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................. 28 Jadwal Pelaksanaan Siklus Penelitian PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong ......................... 29 Peran / Partisipasi Dalam Penelitian ................................... 29 Aspek Penilaian Kemampuan Berbahasa ........................... 38 Deskriptor Penilaian Kemampuan Berbahasa .................... 38 Lembar Obervasi Guru ....................................................... 39 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mengulang Cerita Bergambar Siklus Satu Pertemuan Kesatu .............. 45 Hasil Obeservasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Satu Pertemuan Kesatu ........................................... 46 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kata dalam Kalimat Siklus Satu Pertemuan Kesatu .............................. 46 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mengulang Cerita Siklus Satu Pertemuan Kedua .................................. 50 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Satu Pertemuan Kedua ............................................ 50 Hasil Observasi Aspek Penilaian Pembentukan Kata ke dalam Kalimat Siklus Satu Pertemuan Kedua ............................... 51 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mengulang Cerita Siklus Dua Pertemuan Kesatu .................................. 54 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Dua Pertemuan Kesatu ............................................ 55 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Pembentukan Kata ke dalam Kalimat Siklus Dua Pertemuan Kesatu ..... 55 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mengulang Cerita Siklus Dua Pertemuan Kedua ................................ 58 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Dua Pertemuan Kedua ........................................... 59 Hasil Observasi Aspek Penilaian Pembentukan Kata ke dalam kalimat Siklus Dua Pertemuan Kesatu ................... 59 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus I Pertemuan I ...................................................................... 61 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus I
Pertemuan II ..................................................................... Tabel 4.15 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus II Pertemuan I ...................................................................... Tabel 4.16 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus II Pertemuan II ..................................................................... Tabel 4.17 Perbandingan Kemampuan Berbahasa Anak antara Siklus I dan Siklus II ......................................................................
61 62 62 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2
Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................ Grafik Perbandingan Kemampuan Berbahasa Antara Siklus I dan Siklus II ........................................................
30 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18
Tabel Jadwal Pelaksanaan Siklus Penelitian .................. Tabel Data Anak Kelompok B ......................................... Surat Pernyataan Sebagai Teman Sejawat .................... Lembar Observasi Anak Siklus / Pertemuan I/I .............. Lembar Observasi Anak Siklus / Pertemuan I/II ............. Lembar Observasi Anak Siklus / Pertemuan II/I ............. Lembar Observasi Anak Siklus / Pertemuan II/II ............ Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus / Pertemuan I / I ................................................................ Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus / Pertemuan I / II ............................................................... Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus / Pertemuan II / I ............................................................... Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus / Pertemuan II / II .............................................................. Surat Keterangan Melaksanakan PTK ............................ Rencana Kegiatan Mingguan Siklus / Pertemuan II / 1 dan 2 .................................................... Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I / Pertemuan I / I ................................................................ Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I / Pertemuan I / II ............................................................... Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus / Pertemuan II / I ............................................................... Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus / Pertemuan II / II .............................................................. Dokumentasi Penelitian .............................................................
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 85 87 89 91
BAB I PENDAHULULUAN
A. Latar Belakang Anak
usia
dini
adalah
pribadi
yang
mengalami
proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat sesuai dengan sifat alami anak, dan merupakan pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi atau
tempat
pendidikan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
perkembangan anak, agar kebutuhan pendidikan tercapai secara optimal. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 1 Pasal 1 Butir 14, pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya
dalam permendiknas,
pendidikan
anak usia dini itu
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Salah satu Pendidikan Anak Usia Dini jalur formal adalah Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun. Tujuan Taman Kanak-kanak atau usia kelompok 4 – 6 tahun diarahkan untuk peningkatan pencapaian perkembangan pada aspek nilai-nilai agama dan moral, aspek fisik yang meliputi motorik kasar, halus, dan kesehatan fisik, aspek kognitif yang meliputi pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola, dan konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf, aspek bahasa yang meliputi menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan, serta aspek sosial emosional (Permendiknas 58). Pada dasarnya proses pendidikan di sekolah memiliki tujuan yang sama, yaitu bagaimana mampu menghasilkan anak didik yang bermutu dan berkualitas. Namun kenyataannya tidak semua anak memiliki prestasi gemilang seperti yang terjadi di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah ada beberapa masalah diantaranya anak kesulitan menangkap atau menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, model dan metode pembelajaran yang digunakan tidak menyenangkan, media yang digunakan kurang menarik, selalu menggunakan buku paket atau lembar kegiatan siswa, proses belajar mengajar selalu menonton, dalam kegiatan pembelajaran guru masih kurang kreatif. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong
dimana masih rendahnya kemampuan berbahasa anak khususnya ketika anak mendengarkan cerita dan menceritakan kembali serta menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang
diutarakan
keterbatasan
anak
dalam
mengembangkan bahasa terhadap apa yang ia dengar dan alami. Menurut data dokumen sekolah dari 20 anak yang terdapat di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong yang memiliki keterampilan menggunakan bahasa cukup baik hanya 4 orang (20%). Hal ini dikarenakan kurangnya daya serap anak untuk merangsang berbahasa dan kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan guru, sehingga kemampuan menggunakan bahasa anak kurang terlatih. Dalam penelitian ini, peneliti menitik beratkan pada aspek berbahasa, bahasa adalah rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan dan sikap manusia contoh keterampilan berbahasa untuk anak PAUD ketika anak disuruh menceritakan pengalamannya di rumah. Keterampilan berbahasa dapat dilihat dari kemampuan seseorang bercerita
dan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
semakin
tinggi
keterampilan berbahasa seorang anak maka semakin mudah ia bergaul. Secara
umum
keterampilan
berbahasa
anak
dapat
dilihat
dan
dibandingkan dengan teman seusianya. Misalnya anak usia 5 tahun yang sudah duduk di sekolah TK pada umumnya sudah dapat bercerita jika ada anak usia 5 tahun belum dapat bercerita bisa jadi karena kurangnya keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa adalah keterampilan alami yang akan digunakan
seumur
hidup.
Namun
demikian
anak
dalam
masa
perkembangan harus difasilitasi untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang baik akan mudah mempelajari hal-hal baru yang sangat bermanfaat dalam menjalani pendidikan. Penguasaan keterampilan berbahasa juga dapat memacu anak untuk menekuni bidang tertentu sejak dini seperti bermain peran, dramatik, menyampaikan cerita dan lain sebagainya. Banyak sekali anak usia muda yang menonjol bakatnya karena kemampuan berbahasa yang baik. Kelebihan dalam pembelajaran dengan melalui cerita bergambar maka dapat memudahkan anak untuk berbicara anak dengan sesuatu objek tertentu dengan menggunakan contohnya gambar-gambar yang ada disekitar lingkungan anak. Karena melalui cerita bergambar ini memiliki banyak kelebihan, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Cerita Bergambar pada Anak Kelompok B di PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong, maka dapat diidentifikasi dari beberapa masalah diantaranya masih banyak anak-anak yang belum mampu menyampaikan ide-idenya karena kosa kata yang di miliki anak masih sedikit, anak belum mampu berbicara dengan kalimat yang lebih kompleks. Dengan masalah yang ada penelitian tindakan kelas (PTK) ini di fokuskan pada meningkatkan berbahasa anak melalui cerita bergambar.
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian Batasan masalah secara umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui cerita di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong.
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
lebih
khususnya
adalah.
Mengembangkan keterampilan berbahasa anak agar dapat berbahasa dengan baik di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan media cerita
bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong Tahun Ajaran 2014/2015”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui apakah melalui cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong Tahun Ajaran 2014/2015.”
F. Manfaat Hasil Penelitian Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat : 1. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan pengetahuan dan memperoleh pengalaman langsung tentang cara meningkatkan berbahasa anak melalui cerita bergambar. 2. Bagi Guru a. Masukan untuk guru mengenai bahan atau media pembelajaran untuk meningkatkan berbahasa anak melalui cerita bergambar.
b. Menambah
wawasan
guru
untuk
lebih
kreatif
lagi
dalam
memberikan pelajaran yang lebih menarik dan anak aktif dalam pembelajaran. 3. Bagi Anak Dengan adanya penelitian ini, diharapkan anak lebih termotivasi dan aktif dalam meningkatkan bahasa melalui cerita bergambar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pengertian Bahasa Bahasa anak adalah bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan dan lain-lain. Sedangkan fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi (Suhartono, 2005), dalam masyarakat dapat kita bedakan fungsi bahasa menjadi dua yaitu fungsi perorangan dan kemasyarakatan. Menurut Halliday (1976) dalam Suhartono (2005) fungsi bahasa perorangan yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu anak yang masih kecil. Dari hasil penelitian Halliday (1976) dalam Suhartono (2005) ia mengklasifikasikan bahwa bahasa anak kecil terbagi menjadi tujuh fungsi yaitu : a. Fungsi instrument terdapat dalam ungkapan bahasa, termasuk bahasa bayi, untuk meminta sesuatu. b. Fungsi menyuruh ialah ungkapan untuk menyuruh orang lain berbuat sesuatu. c. Fungsi interaksi terdapat dalam ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim untuk hubungan antar pribadi.
d. Fungsi kepribadian ialah yang terdapat dalam ungkapan yang menyatakan atau mengakhiri partisipasi. e. Fungsi pemecahan masalah terdapat dalam ungkapan yang meminta atau menyatakan jawab kepada suatu masalah atau persoalan. f. Fungsi khayalan ialah ungkapan yang mengajak pendengar untuk berpura-pura atau simulasi suatu keadaan seperti yang dilakukan anak-anak kalau bermain rumah-rumahan atau sekolah-sekolahan. g. Fungsi ketujuh yang menurut Halliday paling lambat berkembang dalam anak, tetapi sayang paling banyak terdapat dalam lingkungan sekolah yaitu fungsi informative yang memberitahukan sesuatu hal (informasi) kepada orang lain. Menurut
Hariyadi
dan
Zamzami
(1996/1997:54)
dalam
Suhartono (2005) berbicara pada hakekatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Berbicara juga merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantic, dan linguistic. Pada saat bicara seseorang akan memanfaatkan fisiknya yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berbicara.
Berbicara tidak terlepas dari faktor neurologis yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut telinga dan organ tubuh lain yang ikut dalam aktivitas berbicara. Demikian pula faktor semantic yang berhubungan dengan makna dan faktor linguistic yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara. Menurut Davidoff dalam Juniati (1988:117) dalam Suhartono (2005) bahwa bayi-bayi itu disamping untuk dilihat juga untuk diajak bicara dan didengarkan kebutuhannya, apabila hal ini tidak dilakukan oleh orang tua kelak di kemudian hari anak tersebut akan mendapat kesukaran dalam berkomunikasi dengan orang tuanya bahkan juga dengan orang lain. Anak
sudah
dapat
berbahasa
pada
waktu
ia
mampu
mengeluarkan kata-kata pertamanya yaitu sekitar usia satu tahun hal ini terjadi pada anak-anak yang normal, anak-anak ini memperoleh bahasa secara alamiah. Menurut Melormic dan Schiefelusheh (Darjowidjodjo, 1991:136) dalam Suhartono (2005) gangguan bicara anak usia kategori penyebab yaitu : a. Gangguan bicara dan komunikasi yang berhubungan dengan gangguan motorik. b. Gangguan bicara dan komunikasi yang berhubungan dengan difisit sensoris.
c. Gangguan bicara yang berhubungan dengan kerusakan pada sistem saraf pusat. d. Gangguan bicara dan komunikasi yang berhubungan dengan difungsi emosional-sosial yang berat. e. Gangguan bicara dan komunikasi yang berhubungan dengan gangguan kognitif. Menurut
Pateda
(1990:53)
dalam
Suhartono
(2005)
menguraikan bahwa perkembangan akuisisi bahasa berhubungan dengan kematangan neuromuskularnya yang kemudian dipengaruhi oleh stimulus yang di perolehnya setiap hari. Kematangan anak dalam hal kematangannya untuk bicara dan kemantangannya
untuk
mendengar
pembicaraan
orang
lain.
Kematangan mendengarkan disebut kematangan menerima (recetive language skills) dan kematangan mengeluarkan bunyi bahasa (expressive language skills) adalah kematangan untuk berbicara (Stork dan Widdowson, 1974:136) dalam Suhartono (2005) kematangan menerima lebih dahulu dari pada kematangan berbicara meskipun dalam
perkembangan selanjutnya kedua kematangan ini saling
berhubungan. Bahasa anak adalah bahasa yang dipakai anak untuk menyampaikan keinginannya, pikiran, harapan, permintaan dan lainlain untuk kepentingannya, menurut Chomsky bahasa sudah ada
dalam diri anak, saat seorang dilahirkan, ia telah memiliki serangkaian kemampuan berbahasa yang disebutnya tata bahasa umum (Universal grammar), ia tidak sekedar meniru, tetapi juga menarik kesimpulan dari pola yang ada, tata bahasa umum itu sudah diprogramkan untuk mengolah bahasa yang dianggap sebagai suatu bagian dari otak. Kemampuan
berbahasa
anak
diperoleh
sebagai
akibat
kematangan kognitif anak. Bahasa dalam pandangan kognitif, distrukturisasi
dan
dikendalikan
oleh
nalar.
Dengan
demikian
perkembangan kognisi sangat berpengaruh pada perkembangan bahasa, kemampuan bahasa anak diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan, siswa membuat pertanyaan atau mencari masalah sendiri kemudian menyelesaikan sendiri. Permainan yang dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa, antara lain alat peraga berupa buku gambar / poster, mendengarkan lagu, menonton film, mendengarkan suara kaset, membaca cerita atau mendongeng. Beberapa permainan atau kegiatan yang dapat dimodifikasi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, misalnya permainan memilih benda, menebak suara binatang, peran anggota keluarga berperan sebagai ayah, ibu dan sebagainya dan permainan anak-anak yang lain.
2. Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa menurut Maksan (1993:20) dalam Suhartono (2005) adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implicit dan informal. Menurut Stork dan Widdowson (1974:134) dalam Suhartono (2005) mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah suatu proses anak-anak mencapai kelancaran dalam bahasa ibunya. Kelancaran bahasa anak dapat diketahui dari perkembangan bahasanya. Menurut Huda (1987:1) dalam Suhartono (2005) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses alami di dalam diri seseorang
menguasai
bahasa,
pemerolehan
bahasa
biasanya
didapatkan dari hasil konak verbal dengan penutur asli dilingkungan bahasa itu. Berdasarkan pengertian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa adalah suatu proses secara sadar yang dilakukan oleh anak untuk menguasai bahasa yang dipelajarinya. 3. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak dapat dibagi atas tiga tahap, pertama adalah tahap semantik dasar dan hubungan-hubungan gramatikal. Pada tahap ini muncul kalimat dua kata. Tahap kedua, kata
dan kalimat makin jelas kata kerja, kata benda, kata sambung, dan kata depan telah digunakan secara tepat, pada tahap ketiga, kalimatkalimat lebih abstrak (Lenneberg dalam Blinger, 1975:279) dalam Suhartono (2005) Aspek-aspek kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan
anak
berbicara
dengan
cara
merangsang minat anak untuk berbicara latihan menggabungkan bunyi bahasa, memperkarya perbendaharaan kata, mengenalkan kalimat melalui cerita dan nyanyian
dan mengenalkan lambang
tulisan. Merangsang
minat
anak
untuk
berbicara
supaya
anak
mempunyai keberanian untuk mengungkapkan apa-apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan kegiatannya sehari-hari. Aktivitas
bercerita
akan
memberikan
ruang
untuk
anak
mengekspresikan kecerdasan serta keberanian yang mereka miliki. 4. Menyimak Menurut Tarigan (1990:25) dalam Nur Dhieni (2011) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menurut Bromley (1990) dalam Nurbiana Dhieni (2011) jenisjenis menyimak yang dapat dikembangkan untuk anak taman kanakkanak adalah: a. Menyimak Informasi Menyimak atau mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ide-ide dan hubungan-hubungan contoh kegiatan
membiarkan/menyuluh
anak
menutup
mata
lalu
menundukan kepalanya diatas meja, kemudian suruh mereka membedakan bunyi (meraut pensil, mendorong buku, membuka pintu, mendorong kursi) lalu tanyakan kepada mereka untuk menebak surat apa yang muncul. Mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menerima pesan telepn secara singkat. Mengajak anak-anak berjalan-jalan. b. Menyimak Kritis Mendengarkan kritis lebih dari sekedar mengidentifikasi dan mengingat
fakta,
ide,
dan
hubungan-hubungan.
Contoh
membacakan cerita pendek lalu ajak anak untuk mengungkapkan ide utama dari cerita yang mereka dengar. 1. Membacakan teka-teki dan mengajak anak menebak berbagai jawaban. 2. Mengajak anak menonton cerita pada televise atau VCD, lalu mintalah kesan anak tetang cerita tersebut.
c. Menyimak Apresiasi Kemampuan untuk menikmati dan merasakan apa yang di dengar. Contoh: 1. Musik, merupakan media yang paling nyata untuk membantu anak menghargai dan menikmati apa yang di dengar. 2. Membacakan anak koleksi cerita, seperti cerita binatang atau
cerita
lain
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
kemampuan anak. 5. Cerita Cerita diartikan sebagai (1) sebuah tuturan yang melukiskan suatu proses terjadinya suatu peristiwa secara panjang lebar, (2) karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadian atau peristiwaperistiwa, (3) suatu lakon yang diwujudkan dalam pertunjukan suatu drama, film dan sebagainya. Menurut Majid (2001:9) dalam Efta Nopriyani (2010) bercerita berarti menyampaikan cerita kepada pendengar atau membacakan cerita bagi mereka, dari batasan yang dikemukakan oleh Majid ini menunjukkan paling tidak ada 3 komponen dalam bercerita, yaitu (1) pencerita, orang yang menutur secara lisan maupun tertulis, (2) cerita atau karangan yang disampaikan, cerita ini bisa dikarang sendiri oleh pencerita atau cerita yang telah dikarang atau ditulis oleh pengarang lain kemudian disampaikan oleh pencerita, (3) penyimak, yaitu individu
atau sejumlah individu yang menyimak cerita yang disampaikan baik dengan cara mendengarkan maupun membaca sendiri cerita yang disampaikan secara tertulis. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Atau metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan / penjelasan kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka
dapat
memahami
isi
cerita
itu,
mereka
akan
mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Dunia kehidupan anak itu penuh suka
cita,
maka
kegiatan
bercerita
harus
diusahakan
dapat
memberikan perasaan, gembira, lucu dan mengasyikkan. Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena melalui bercerita kita dapat : (a) Mengkomunikasikan nilainilai
budaya,
(b)
Mengkomunikasikan
nilai-nilai
sosial,
(c)
Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan, (d) Menanamkan etos
kerja, etos waktu dan etos alam, (e) Membantu mengembangkan fantasi anak, (f) Membantu mengembangkjan dimensi kognitif anakj, (g) Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak. (Gordon & Browne, 1985:324). (Suyadi:2010) Ada bermacam teknik bercerita antara lain : membaca langsung dari
buku
cerita,
menggunakan
ilustrasi
suatu
buku
sambil
meneruskan bercerita, menceritakan dongeng, bercerita dengan menggunakan papan flannel, bercerita dengan menggunakan boneka, bercerita melalui bermain peran, bercerita melalui majalah bergambar, bercerita melalui filmstrip, cerita melalui lagu dan cerita melalui rekaman audio. Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik, yang meggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik : (1) Cerita yang akan disajikan harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. (2) Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat daripada anak, (3) Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak usia TK.
Agar kegiatan bercerita dapat dilaksanakan secara efektif, kelompok anak peserta kegiatan harus dalam kelompok kecil. Semakin kecil kelompoknya semakin efektif. Anak-anak usia muda dalam kegiatan bercerita ingin dekat sekali dengan guru sehingga dapat menanggapi cerita guru baik secara vertical atau fisik yang kadangkadang sulit dilaksanakan bila kelompoknya besar. Beberapa guru lebih menyukai anak duduk di lantai, terutama bila lantainya diberi tikar atau karpet. Mereka menganggap peraturan semacam itu lebih memberikan iklim yang menyenangkan dan ketenangan (Hildebrand, 1986:337) dalam Moeslichatoen, 2004:167. a. Tujuan bercerita bagi anak TK Bercerita bagi anak TK merupakan salah satu kegiatan yang ditempuh oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan itu dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Manfaat bercerita bagi anak TK Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak TK mempunyai beberapa manfaat penting, antara lain : (a) Bagi anak TK mendengar cerita merupakan kegiatan yang mengasyikkan. (b) Guru TK yang tampil bertutur dan kreatif dalam bercerita dapat menggetarkan perasaan anak. (c) Bercerita dapat menanamkan
kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan dan sikapsikap positif yang lain dalam lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah. (d) Bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan. (e) Bercerita memberikan pengalaman
belajar
untuk
berlatih
mendengarkan.
Melalui
mendengarkan anak memperoleh bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (f) Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan
mentode
bercerita
memungkinkan
anak
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor masing-masing anak. Melalui
metode
bercerita
bila
anak
terlatih
untuk
mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarnya.
Pendengar
yang
kritis
mampu
menemukan
ketidaksesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami. Bila menurut anggapannya yang didengar itu salah, maka ia berani menyatakan adanya kesalahan tersebut.
c. Buku Bergambar Buku bergambar termasuk alat komunikasi visual yang memenuhi syarat diaktis, gambar secara langsung berbicara kepada peserta didik secara visual, singkat dan jelas, Rohani (1997:43) dalam Yuniarti (2014). Buku cerita bergambar sebagai media grafis yang dipergunakan dalam proses pembelajran, memiliki
pengertian
dalam
proses
pembelajaran,
memiliki
pengertian prakti, yaitu dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Dengan demikian dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media buku cerita bergambar. Tujuan dari penggunaan media ini adalh agar anak dapat mengekspresikan pada saat menceritakan kembali isi cerita, memiliki intonasi yang baik serta anak dapat menceritakan kembali isi cerita dengan kata-kata mereka sendiri dengan baik. a. Kelebihan media gambar 1) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika di bandingkan dengan bahasa verbal. 2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. 3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4) Memperjelas masalah bidang apa saja.
5) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.
b. Adapun kelemahan media gambar 1) Hanya menampilkan persepsi indra mata, ukuran terbatas. 2) Hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. 3) Gambar diinterprestasikan secara personal dan subyektif. 4) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil. Tentang bagaimana anak belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut: 1. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran kata-kata. 2. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar anak secara efektif. 3. Ilustrasi gambar membantu anak membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat materi teks yang menyertainya. 4. Dalam Booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas. 5. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat anak menjadi efektif.
6. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu harus diputuskan pada bagian sebelah kiri atas media gambar.
B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yang pernah dilakukan adalah 1. Hasil peneilitan Efta Nopriyani pada tahun 2010 yang berjudul “Meningkatkan keterampilan berbahasa melalui metode bercerita pada anak Kelompok B TK Pembina I Kota Bengkulu”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran berbahasa melalui kegiatan bercerita dapat meningkatkan keberanian anak untuk meningkatkan aktualisai dirinya, dapat meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukannya, dapat meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain. 2. Hasil penelitian Zussumanti pada tahun 2010 dengan judul yaitu “Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Darul Hikma Kota Bengkulu”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan
bahasa
anak
dalam
menyimak,
berbicara,
mendengar,
dan
meningkatkan kosa kata ana. 3. Hasil penelitian Eprillena pada tahun 2011dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri di Kelas B 1 Taman Kanak-Kanak Widya Kencana Kabupaten Kepahiang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menerapakan
metode
bercerita
dengan
gambar
seri
dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi anak. 4. Hasil penelitian Heni Andesta pada tahun 2012 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Big Book Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Aiyiyah 2 Kabupaten Kepahiang”. Hasil penelitian menyimpukan bahwa dengan menerapkan metode big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
anak
yaitu
menyimak,
berbicara,
mendengar,
dan
meningkatkan kosa kata anak. 5. Hasil penelitian Jamilah Irawati pada tahun 2013 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa dan Motifasi Berprestasi Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Bantuan Media Buku Bergambar Pada Anak Kelompok B 3 di Taman Kanak-Kanak Handayani Kabupaten Kepahiang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan dapat meningkatkan dan merangsang motifasi
berprestasi anak untuk berfikir kreatif pada anak kelompok B 3 taman kanak-kanak Handayani Kabupaten Kepahiang.
C. Kerangka Berfikir Meningkatkan
kemampuan
berbahasa
anak
melalui
cerita
bergambar. Problem
Proses
Rendahnya kemampuan berbahasa anak dan menceritakan kembali
Cerita Bergambar
Aspek yang Dinilai 1. Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan 2. Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita 3. Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul, dan dapat dipahami orang lain Sumber: Permen 58 Capaian Perkembangan Kelompok B
D. Hipotesis Tindakan Jika dengan cerita bergambar digunakan dengan tepat maka dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan model prosedur PTK Menurut Arikunto (2010; 16) PTK yaitu penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan
dalam
kawasan
kelas
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat didefenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Tujuan PTK antara lain : 1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. 2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. 3. Meningkatkan sikap professional pendidikan tenaga kependidikan.
Dalam PTK, seorang guru mendapatkan peran ganda yakni sebagai praktisi sekaligus sebagai peneliti. Metode penelitian tindakan kelas ini mempunyai siklus yang berulang-ulang yaitu perencanaan – pelaksanaan – pengamatan – refleksi – perencanaan – pelaksanaan – pengamatan – refleksi dan seterusnya, siklus ini akan berkahir ketika peneliti sudah merasa puas terhadap hasil yang telah dicapai, sehingga peneliti tersebut sehingga peneliti tersebut akan menganalisa masalah lainnya. Dalam penelitian ini aspek yang dikembangkan adalah masalah dalam kemampuan berbahasa anak pada kegiatan bercerita meliputi kemampuan anak dalam bertutur kata salah satu cara mengatasinya dibuatlah perencanaan belajar mengajar yang baik. Untuk memecahkan masalah, peneliti membuat rencana baru yang mendorong pencapaian tujuan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong. Waktu
pelaksanaan pada semester ganjil, dari bulan Agustus sampai bulan Oktober Tahun Ajaran 2014/2015.
Tabel. 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan 1
1
Persiapan
2
Pengumpulan data
3
Bimbingan proposal
4
Mengurus izin penelitian
5
Bimbingan proposal
6
Pembuatan alat peraga
7
Seminar proposal
8
Perbaikan proposal
9
Bimbingan proposal
10
Pelaksanaan penelitian
11
Ujian skripsi dan perbaikan
Agustus 2 3 4
Waktu September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
November 1 2 3 4
Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Siklus Penelitian PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong Kegiatan
Tema/Sub Tema
Hari/Tanggal
Waktu
Siklus I
Tanaman/Macammacam Tanaman
Rabu, 24-09-2014 Kamis, 25-09-2014
08.00 – 10.30 08.00 – 10.30
Siklus II
Tanaman/Bagianbagian Tanaman
Senin, 13-10-2014 Selasa, 14-10-2014
08.00 – 10.30 08.00 – 10.00
C. Subjek / Partisipan Dalam Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, yang rtaa-rata berumur 5-6 tahun. Tabel 3.3. Peran / Partisipasi Dalam Penelitian No
Nama
Jabatan
Tugas Penyaji, Pengumpul Data, dan Penyusun Laporan
1
Siti Nurlaili
Peneliti
2
Dra. Zuriana
Kepala PAUD Pemberi Izin Penelitian Wijaya Kusuma
3
Emilia Contesa
Teman Sejawat
Pengamat, Pengumpul Data
D. Jenis Tindakan Pada penelitian ini menggunakan model penelitian dari Arikunto, dkk (2010:41) mengatakan bahwa secara garis besar PTK ini terdiri dari empat kegiatan siklus yaitu : planning (rencana), acting (tindakan),
onserving (pengamatan), reflecting (refleksi) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi
Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus 2
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 1. Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (2010:17) Suharsimi Arikunto Dari Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Planning (Perencanaan) Dalam
setiap
siklus
disusun
suatu
perencanaan
untuk
perbaikan pembelarajan. Perencanaan pada penelitian ini merunjuk
pada rancangan kegiatan mingguan (RKM), rencana kegiatan harisn (RKH). Menyediakan media pembelajaran yang telah diperlukan, menentukan
metode atau
teknik mengajar,
dan menyediakan
instrument observasi. 2. Acting (Tindakan) Tahap perencanaan
ini
merupakan
yang
dibuat
implementasi kemudian
(pelaksanaan)
perencanaan
dari
tersebut
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian kegiatan mengacu pada rancangan kegiatan harian yang telah disepakati. Kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan dapat diperbaiki. 3. Observasi (Pengamatan) Kegiatan Observasi ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data dianalisis dengan menggunakan angka-angka serta presentasi. Dalam melakukan observasi dan evaluasi ini, guru tidak harus selalu bekerja sendiri tetapi guru dibantu oleh pengamat dari luar (Sejawat atau pakar).
4. Reflecting (Refleksi) Tahap ini merupakan tahap untuk memproses data yang didpat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Dari data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dianalisis. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi, apakah diperlukan tindakan selanjutnya. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Apakah hasil yang dicapai belum mencapai hipotesis tujuan, maka akan dilaksanakan siklus kedua atau siklus berikutnya. Rencana Kegiatan Sklus DalamPenelitian : Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus I Berikut ini penjelasan dari empat hal dalam setiap siklus yang akan dilakukan a. Perencanaan Kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan mencakup aktivitas yang dioerientasikan pada pengembangan kemampuan berbahasa yang meliputi aspek berdiskusi, menirukan kata dan bercerita. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Menyusun rencana kegiatan harian (RKH). 2. Mempersiapkan materi penerapan berbahasa.
3. Menyusun scenario pembelajaran . 4. Menyediakan alat dan media pembelajaran yaitu cerita bergambar dan menyusun alat pengumpulan data dan evaluasi pembelajaran. b. Aksi atau Tindakan Kegiatan yang dilakukan ditahap aksi atau tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan mengadakan pembelajaran langsung di kelas, yang terdiri dari : 1. Kegiatan Awal Pada kegiatan ini, guru bersama dengan anak-anak berbaris di depan kelas dengan rapi, bernyanyi bersama, cross motor kemudian anak masuk kelas. Di dalam kelas guru menyapa dan memberikan salam pada anak dan dilanjutkan dengan membaca doa sebelum belajar setelah itu guru mengabsen kehadiran anak. Guru menjelaskan hari dan tanggal (pengenalan hari), menjelaskan tema yang akan diajarkan yaitu tumbuhan (buah-buahan), menjelaskan aturan kegiatan yang akan dilakukan dan memperkenalkan alat main yang sudah tersedia. 2. Kegiatan Inti Kegiatan ini berlangsung ± 60 menit. Dalam kegiatan ini peneliti memfasilitasi, memberikan motivasi, membimbing,
melakukan pengamatan, dan mengevaluasi anak dalam melakukan
kegiatan
pembelajaran
melalui
rangsangan
berbahasa melalui bercerita. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan buku cerita bergambar sebagai media. 3. Istirahat Kegiatan istirahat ± 30 menit, kegiatan yang dilakukan yaitu anak berdoa sebelum makan, makan bersama, berdoa setelah makan, lalu anak-anak dipersilahkan bermain diluar ruangan. Pada kegiatan ini anak bermain diluar kelas dan peneliti juga ikut bermain bersama anak supaya anak merasa lebih dihargai dan diperhatikan, sehingga anak merasa nyaman dan aman di sekolah. 4. Penutup Kegiatan ini berlangsung ± 15 menit. Pada keiatan akhir ini guru mengajak anak untuk berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dilakukan dan guru bertanya apakah anak ibu sudah bisa semua melakukan tugasnya tadi dan apakah ada anak ibu yang belum selesai atau tidak bisa mengerjakan tugasnya, evaluasi
pengalaman
saat
ini
main.
Setelah
itu
guru
menyampaikan kegiatan untuk esok harinya, beres-beres, pesan dan kesan, bernyanyi lagu hari sudah siang, membaca do’a pulang, salam, dan pulang.
c. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah proses pengamatan untuk melihat sejauh mana
tindakan
yang
dilaksanakan
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam tahap ini peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data dan koleksi data (pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi) tentang semua kejadian yang dibuat oleh anak dan guru. Data yang akan disusun adalah data kualitatif dan data kuntitatif. d. Refleksi Refleksi adalah aktivitas untuk melihat kekurangan yang dilaksanakan selama tindakan. Tahapan ini merupakan tahap yang paling penting untuk dilaksanakan karena hasil analisis data dari lapangan pada hari ini dapat memberikan arah bagi perbaikan pada siklus selanjutnya jika pengamatan belum berhasil. kegiatan penelitian ini di lakukan sampai maksimal atau terjadi perubahan yang signifikan dalam meningkatkan berbahasa anak dengan melalui cerita dengan media buku cerita bergambar.
Siklus II Pelaksanaan pada Siklus II dan seterusnya dilakukan dengan melakukan perubahan pada bagian-bagian tertentu didasarkan pada
refleksi siklus I, sesuai dengan rencana yang telah disusun. Langkahlangkah yang dilakukan pada Siklus II sama halnya dengan siklus I, yaitu : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, 4) dan Refleksi. Pelaksanaan disetiap siklus bertujuan untuk mengetahui pemahaman anak tentang kemampuan berbahasa anak melalui cerita. Proses refleksi dilakukan berdasarkan analisa terhadap data-data yang didapat dari pembelajaran dan observasi kemudian direfleksikan untuk melihat kekurangan-kekurangan, mengkaji apa yang telah dan belum
terjadi,
mengapa
terjadi,
dan
apa
penyebabnya
lalu
menentukan langkah-langkah yang perlu dilkakukan untuk perbaikan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi (observation) Observasi (pengamatan) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2010; 45). Melalui kegiatan observasi ini peneliti dengan mudah mengetahui kendala yang dihadapi oleh PAUD Wijaya Kusuma dalam meningkatkan berbahasa anak melalui cerita di kelompok B.
a. Observasi pertama digunakan untuk menunjang data tentang kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. b. Observasi kedua digunakan untuk menunjang data tentang kemampuan berbahasa anak melalui cerita pada Kelompok B. 2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi yang mendukung berjalannya penelitian ini, meliputi nama-nama anak sebagai subjek penelitian, foto-foto proses berlangsungnya pembelajaran tentang kemampuan berbahasa melalui cerita dan data-data yang mendukung lainnya untuk menganalisis pada tahapan awal.
F. Instrument-Instrumen Pengumpulan Data Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Menurut Daryanto (2011; 80) menyatakan bahwa suatu penelitian tindakan kelas memerlukan instrument penelitian yang dapat mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil pembelajaran. Instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak pada Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong. Isntrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi guru dan lembar observasi anak.
Contoh Lembar Observasi anak : Tabel 3.4. Aspek Penilaian Kemampuan Berbahasa No
Aspek Yang Dinilai
1
Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
2 3
(3)
Penilaian (2)
(1)
Keterangan : B (3) = Baik C (2) = Cukup K (1) = Kurang
Tabel 3.5. Deskriptor Penilaian Kemampuan Berbahasa No 1
2
3
Penilaian (2) Anak mampu menceritakan kembali dibantu oleh guru Perkembangan Anak bisa Anak bisa kosa kata anak bercerita lebih bercerita tiga dalam dari empat kalimat menyampaikan kalimat cerita Pembentukan kata Anak bisa Anak dapat ke dalam kalimat bercerita yang bercerita yang yang betul dan bisa dipahami kurang dapat dapat dipahami oleh orang lain dipahami orang lain orang lain Aspek Yang dinilai
(3) Kemampuan anak Anak mampu mengulang kembali menceritakan cerita yang kembali tanpa disampaikan bantuan guru
Keterangan Penilaian : B (3) = Baik
(1) Anak tidak mampu menentukan kembali walaupun sudah dibantu Anak bisa bercerita satu kalimat
Anak tidak dapat bercerita yang dipahami oleh orang lain
C (2) = Cukup K (1) = Kurang
Contoh lembar Observasi Guru : Tabel 3.6. Lembar Observasi Guru No
Aspek Yang Dinilai
1
Nilai 2 3
Komentar
Merumuskan dan menentukan Indikator Pembelajaran (RKH) Kemampuan membuka pelajaran dan 2 menarik perhatian anak Menentukan Alat dan bahan Yang 3 Sesuai dengan Kegiatan 4 Pengelolaan Kelas 5 Pengembangan materi pembelajaran 6 Melaksanakan pelajaran secara runtut 7 Mengadakan evaluasi 8 Keterampilan membuka pelajaran 9 Keterampilan menjelaskan kegiatan 10 Keterampilan menutup pelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai 11 dengan rencana yang dibuat (RKH) Membimbing Anak yang Mengalami 12 Kesulitan 1
Keterangan : Nilai 3 Jika Semua Deskriptor Tampak Nilai 2 Jika Hampir Semua Deskriptor Tampak Nilai 1 Jika Hanya Beberapa Deskriptor Tampak
G. Teknik Analisis Data Proses analisis data dan interprestasi data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada saat proses dan hasil kegiatan, dalam kemampuan berbahasa anak melalui cerita sehingga menggunakan
lembar penilaian untuk mendapatkan data pada kemampuan berbahasa pada anak Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Observasi (Pengamatan) Observasi adalah semua bentuk penerimaan data yang dilakukan
dengan
cara
merekam
kejadian,
menghitungnya,
mengukurnya dan mencatatnya. Selanjutnya data dikumpulkan dengan cara sistematis dengan prosedur yang standar (Arikunto, 2010:177). Observasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan dengan
tujuan
perkembangan
untuk dan
mengumpulkan hasil
belajar
data/bukti-bukti yang
berkaitan
tentang dengan
perkembangan anak, yang dilaksanakan di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi aspek Kemampuan bercerita menjawab pertanyaan dan kosa kata. 2) Dokumentasi Dokumentasi yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah fotofoto pada saat penelitian, yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung dalam pembelajaran.
3) Penugasan Cara penilaian berupa pemberian tugas yang dikerjakan anak secara perorangan maupun kelompok. Proses analisis data dimulai dengan menelaah data tentang kemampuan
berbahasa
anak,
dari
kemampuan
anak
bercerita,
kemampuan menjawab pertanyaan, dan kosa kata. Pengertian lain tentang data adalah catatan penilaian, baik yang berupa fakta maupun angka-angka Suharsimi Arikunto (2010:19). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data yang diperoleh saat berlangsungnya proses pembelajaran seperti anak sudah mampu bercerita, menjawab pertanyaan dan kosa kata. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus statistik sederhana, yaitu persentase dengan rumus :
P=
x
100 Dimana : P
= Persentase
F
= Jumlah anak yang memperoleh nilai tertentu
N
= Jumlah seluruh anak
Kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dalam penelitian ini adalah : 1. 75% anak mampu bercerita. 2. Anak dikatakan berhasil apabila 75% anak mampu mengulang kembali cerita yang disampaikan. 3. 75% anak menggunakan kosa kata yang dapat dipahami oleh orang lain. Berdasarkan penelitian tindakan kelas dapat dihitung melalui persentase Arikunto.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Prosedur dan Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong di Kelompok B dengan jumlah anak 20 orang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, pada masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian ini dari bulan September sampai Oktober 2014, adapun hasil dari setiap siklus memaparkan kemampuan masing-masing anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasa melalui cerita bergambar. 1. Siklus Satu Pertemuan Kesatu a. Perencanaan Pada siklus satu pertemuan kesatu kegiatan berbahasa menggunakan
cerita
bergambar
yang
menekankan
pada
kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan, perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita, pembentukan kata ke dalam kalimat yang benar. b. Pelaksanaan Siklus satu pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Oktober 2014 dengan tema tanaman subtema macam
tanaman
dengan menggunaakan cerita bergambar dan dibantu
oleh seorang kolaborator. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Wijaya Kusuma diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di luar kelas dilanjutkan dengan janji PAUD kemudian anak masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak, berdo’a dan bernyanyi (kegiatan rutin), absensi, guru bercerita tentang buah-buahan, warna buah-buahan yang masak dan yang mentak rasanya ciri dan buah-buahan dan bau buah-buahan setelah itu barulah guru melakukan tanya jawab mengenai tema yang telah disampaikan tadi. Adapun pertanyaan guru kepada anak-anak adalah sebagai berikut : 1. Ayo anak ibu guru, siapa yang memiliki pohon buah-buahan di rumah? 2. Bagaimana warnanya? Yang masak warna apa, dan yang mentah warnanya apa? 3. Bagaimana rasanya, ayo siapa yang tahu rasanya? 4. Siapa yang menciptakan pohon nak?
Dari hasil pengamatan yang dilakukan tampak anak kurangbersemangat
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
disampaikan, setelah selesai anak-anak keluar kelas untuk
beristirahat. Selesai waktu bermain anak-anak masuk kembali ke dalam kelas untuk makan bersama. Kegiatan akhir pembelajaran yaitu penutup. Pada kegiatan penutup ini guru mengajak anak mengulang kembali seputar kegiatan inti sebelumnya, dilanjutkan dengan informasi kegiatan esok hari, menyanyikan lagu “Buah-buahan” do’a sebelum pulang, salam dan penutup. c. Hasil Observasi Berdasarkan hasil siklus satu pertemuan ke satu diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Observasi aspek penilaian Kemampuan Mengulang cerita bergambar Siklus Satu Pertemuan Kesatu. Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 3 15% 7 35% 10 50%
Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Berdasarkan berbahasa
pada
20
hasil siklus
100%
observasi satu
yang memperoleh nilai baik yaitu
penilaian
pertemuan
kemampuan kesatu
anak
hanya 3 orang (15%), yang
memperoleh nilai cukup ada 7 orang (35%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 10 orang (50%). Tabel 4.2 Hasil Observasi aspek penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Satu Pertemuan Kesatu. Kriteria Baik Cukup
Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 4 10% 10 50%
Kurang
8
40%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabelhasil observasi penilaian perkembangan kosakata pada siklus satu pertemuan kesatu setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai baik hanya 4 orang (10%), yang memperoleh nilai cukup ada 10 orang (50%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 8 orang (40%).
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aspek Penilaian Pembentukan Kata Ke dalam Kalimat Siklus Satu Pertemuan Kesatu. Kriteria Baik
Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 4 10%
Cukup
6
30%
Kurang
10
50%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel hasil observasi penilaian perkembangan kosakata pada siklus satu pertemuan kesatu setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai baik hanya 4 orang (20%), yang memperoleh nilai cukup ada 6 orang (30%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 10 orang (50%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator, maka diperoleh beberapa kelemahan pembelajaran pada siklus satu pertemuan kesatu, Yaitu:
anak didik belum
terbiasa melakukan kegiatan yang agak rumit dan memerlukan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi, banyak anak didik yang kurang memperhatikan ketika guru memberikan contoh dan penjelasan. d. Refleksi Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus satu pertemuan kesatu, maka yang menjadi catatan dan rekomendasi untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya adalah : membiasakan
anak
didik
untuk
berbicara
untukmelatih
berbahasanya. Penyajian media yang menarik dan warna yang beragam.
2. Siklus Satu Pertemuan Kedua a. Perencanaan Pada siklus satu pertemuan kedua kegiatan pembelajaran bercerita menggunakan carita bergambar yang menekankan pada kemampuan berbahasa anak dalam aspek kemampuan mengulang cerita, perkembangan kosa kata, pembentukan kata. b. Pelaksanaan Siklus satu pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2014 dengan tema Tanaman sub tema buah-buahan dan dibantu oleh seorang kolaborator. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Wijaya Kusuma diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di luar kelas dilanjutkan dengan janji Paud kemudian anak masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak, berdo’a dan bernyanyi (kegiatan rutin), absensi, dan tanya jawab mengenai tema pada hari ini. Dilanjutkan dengan kegiatan inti pada kegiatan inti sebelum pemberian tugas terlebih dulu guru menyampaikan tema tanaman. Adapun tugas yang dilakukan anak setelah menyampaikan tema yaitu : menghubungkan gambar buahan sesuai dengan namanya, menghitung gambar papaya yang ada dalam mencetak kata menggambar dengan crayon di bawah
gambar papaya. Pada kegiatan ini guru mulai mengamati kosakata anak dan pembentukan kata guru bertanya kepada anak : 1. Warnanya apa nak? 2. Apa rasanya? 3. Bagaimana batangnya? 4. Apa manfaatnya untuk kesehatan? Pada kegiatan ini guru harus aktif karena mulai mengamati anak yang belum lancar dalam kosa kata dan pembentukan kata guru memberi motivasi agar anak dapat berbicara. Hasil dari kegiatan inti ini cukup baik karena anak Kelompok B yang belum mau berbicara sebagian sudah dapat mengikuti dialog atau bercerita (menyebutkan kata-kata dan kalimat-kalimat tertentu dengan benar). Setelah selesai guru mengajak anak-anak membereskan peralatan pembelajaran seperti merapikan alat tulis, kursi dan anak keluar kelas untuk membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan akhir pembelajaran yaitu penutup. Pada kegiatan penutup pada kegiatan ini guru mengajak anak mengulang kembali seputar kegiatan inti sebelumnya, dilanjutkan dengan informasi kegiatan esok hari, menyanyikan lagu “buah-buahan”, do’a sebelum pulang, salam dan penutup.
c. Hasil Observasi Berdasarkan hasil sikluis satu pertemuan kedua diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Observasi aspek penilaian Kemampuan Mengulang cerita Siklus Satu Pertemuan Kedua. Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 5 25% 9 45% 6 30% 20 100%
Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Berdasarkan
hasil
observasi
penilaian
kemampuan
mengulang cerita pada siklus satu pertemuan kedua anak yang memperoleh nilai baik yaitu sebanyak 5 orang (25%), yang memperoleh nilai cukup ada 9 orang (45%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 6 orang (30%). Tabel 4.5 Hasil Observasi aspek penilaian perkembangan kosa kata Siklus Satu Pertemuan kedua Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 6 30% 8 40% 6 30% 20 100%
Berdasarkan tabelhasil observasi penilaian pilihan kata yang
digunakan
siklus
satu
pertemuan
kedua
setelah
pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai baik 6 orang (30%), yang memperoleh nilai cukup ada 8 orang (40%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 6 orang (30%). Tabel 4.6 Hasil Observasi aspek penilaian pembentukan kata ke dalam kalimat Siklus Satu Pertemuan kedua Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil yang dicapai Frekuensi Presentase 7 35% 8 40% 5 25% 20 100%
Berdasarkan tabelhasil observasi penilaian pembentukan kata pada siklus satu pertemuan kedua setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai baik sebanyak 7 orang (35%), yang memperoleh nilai cukup ada 8 orang (40%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 5 orang (25%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator, maka diperoleh perkembangan kosa kata dan pembentukan anak belum teruji keberhasilannya. Pada siklus satu pertemuan kedua, yaitu :
masih banyak anak yang belum
beratusias untuk berbicara. Pada kegiatan evaluasi anak diketahui
bahwa cerita bergambar dari ilustrasi gambar belum dapat memperlancar berbahasa anak, karena dilihat dari perkembangan kosa kata dan pembentukan kata ke dalam kalimat. d. Refleksi Disiklus pertama kemampuan berbahasa anak melalui cerita bergambar
belum
tercapai,
karena
dalam
penyampaian
pembelajaran media yang digunakan kurang menarik.
3. Siklus Dua Pertemuan Kesatu a. Perencanaan Pada siklus dua pertemuan kesatu kegiatan pembelajaran berbahasa menggunakan cerita bergambar menekankan pada kemampuan berbahasa anak dalam aspek kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan. Kosa kata anak dalam menyampaikan cerita pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul. b. Pelaksanaan Siklus dua pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2014 dengan tema Tanaman sub tema sayur mayur dengan cerita bergambar dan dibantu oleh seorang kolaborator. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Wijaya Kusuma diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di luar kelas
dilanjutkan dengan janji PAUD kemudian anak masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak, berdo’a dan bernyanyi (kegiatan rutin), absensi. Setelah itu guru bercerita dan tanya jawab mengenai tema pada hari ini : 1. Kemarin anak ibu guru belajar apa nak? 2. Coba sebutkan siapa yang masih ingat nama buah-buahan? 3. Bagaimana warnanya? 4. Apa rasanya? 5. Siapa yang bisa tahu ayo maju ke depan? Dari hasil pengamatan yang dilakukan tampak anak- anak mulai terbiasa menjawab pertanyaan, adapun anak yang dijadikan subyek tanya jawab atau bercerita adalah anak yang kosa katanya dan pembentukan kalimatnya belum berkembang dengan baik. Pada kegiatan ini guru menerapkan agar anak merasa terlibat di dalam bercerita serta mengundang anak agar dapat berbicara. Setelah selesai guru mengajak anak-anak membereskan peralatan pelajaran seperti merapikan alat tulis, kursi dan membuang sampah pada tempatnya dan anak anak keluar kelas untuk beristirahat.Selesai waktu bermain anak-anak masuk kembali ke dalam kelas untuk makan bersama.
Kegiatan akhir pembelajaran yaitu penutup. Pada kegiatan penutup pada kegiatan ini guru mengajak anak mengulang kembali seputar kegiatan inti sebelumnya, dilanjutkan dengan informasi kegiatan esok hari, menyanyikan lagu “Bibik Tukang Sayur ”, do’a sebelum pulang, salam dan penutup. c. Hasil Observasi Berdasarkan hasil siklus dua pertemuan kesatu diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera pada tabel berikut ini : Tabel
4.7
Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mengulang Cerita Siklus Dua Pertemuan Kesatu
Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 14 70% 4 20% 2 10% 20 100%
Berdasarkan hasil observasi penilaian mengulang cerita bergambar siklus dua pertemuan kesatu anak yang memperoleh nilai Baik yaitu sebanyak 14 orang (70%), yang memperoleh nilai Cukup ada 4 orang (20%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 2 orang (10%).
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosakata Siklus Dua Pertemuan Kesatu Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 14 70% 3 15% 3 15% 20 100%
Berdasarkan tabel hasil observasi penilaian pilihan kata pada siklus dua pertemuan kesatu setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai Baik 11 orang (55%), yang memperoleh nilai Cukup ada 6 orang (30%), dan yang memperoleh nilai Kurang sebanyak 3 orang (15%). Tabel
4.9
Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Pembentukan Kata ke dalam Kalimat Siklus Dua Pertemuan Kesatu
Kriteria Baik
Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 16 80%
Cukup
2
10%
Kurang
2
10%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel hasil observasi penilaian menceritakan kembali isi cerita pada siklus dua pertemuan kesatu setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai Baik sebanyak 16 orang (80%), yang memperoleh nilai Cukup sebanyak 2 orang
(10%), dan yang memperoleh nilai Kurang sebanyak 2 orang (10%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator, maka diperoleh beberapa kelemahan pembelajaran pada siklus satu pertemuan kedua, Yaitu:
masih banyak anak
yang belum berantusias untuk berbicara pada kegiatan evaluasi anak diketahui bahwa cerita bergambar dari ilustrasi gambar, belum dapat memperlancar berbahasa anak, karena dilihat dari perkembangan kosa kata dan pembentukan kata ke dalam kalimat. d. Refleksi Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus dua pertemuan kesatu, maka yang menjadi catatan dan rekomendasi untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya adalah: Membiasakan anak untuk berbicara melalui cerita.
4. Siklus Dua Pertemuan Kedua a. Perencanaan Pada siklus dua pertemuan kedua kegiatan pembelajaran berbahasa menggunakan cerita bergambar yang menekankan pada kemampuan berbahasa anak dalam aspek kemampuan anak mengulang kembali cerita yangdisampaikan perkembangan kosa
kata anak dalam menyampaikan cerita, pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul. b. Pelaksanaan Siklus dua pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2014 dengan tema tanaman sub tema sayur mayur dengan cerita bergambar dan dibantu oleh seorang kolaborator. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Wijaya Kusuma diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di luar kelas dilanjutkan dengan janji PAUD kemudian anak masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak, berdo’a dan bernyanyi (kegiatan rutin), absensi dan Tanya jawab mengenai tema pada hari ini. Dilanjutkan dengan kegiatan inti berbahasa yang sesuai dengan tema hari ini yaitu tanaman dengan sub tema sayur mayur, pada kegiatan ini guru menerapkan agar anak merasa terlibat di dalam bercerita serta mengundang anak agar dapat berbicara. Pertanyaan yang guru arahkan kepada anak sama seperti dalam siklus pertama hanya saja guru menambahkan pertanyaan kepada subjek atau langsung menyebutkan nama anak yang akan ditanya. 1. Anak : Ibu guru (Alfi) senang makansayur apa? 2. Zaki : Apa warna sayur bayam? 3. Meyza : Siapa yang menanam sayur?
4. Riki : Di halaman rumah bisakah ditanam sayuran? 5. Bina : Anak ibu guru suka makan sayur? Kegiatan akhir pembelajaran yaitu penutup. Pada kegiatan penutup, pada kegiatan ini guru mengajak anak mengulang kembali seputar kegiatan inti sebelumnya, dilanjutkan dengan informasi kegiatan esok hari, menyanyikan lagu “Tomat” do’a sebelum pulang, salam dan penutup. Dari hasil pengamatan yang dilakukan tampak anak-anak mulai terbasa untuk bercerita sesame teman saling memberi pertanyaan satu sama lain. c. Hasil Observasi Berdasarkan hasil siklus satu pertemuan kedua diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran pada tabel berikut ini : Tabel 4.10
Kriteria Baik Cukup
Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuaan Mengulang cerita Siklus Dua Pertemuan Kedua Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 17 85% 3 15%
Kurang
-
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan
hasil
observasi
penilaian
kemampuan
keterampilan ucapan pada siklus dua pertemuan kedua anak yang memperoleh nilai Baik yaitu sebanyak 17 orang (85%), yang memperoleh nilai Cukup ada 3 orang (10%), dan tidak ada lagi yang memperoleh kurang.
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aspek Penilaian Perkembangan Kosa kata Siklus Dua Pertemuan Kedua Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 19 95% 1 5% 0% 20
100%
Berdasarkan tabel hasil observasi penilaian kemampuan pilihan kata yang digunakan pada siklus dua pertemuan kedua setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai Baik 19 orang (95%), yang memperoleh nilai Cukup ada 1 orang (5%), dan tidak ada lagi yang memperoleh nilai Kurang. Tabel 4.12
Kriteria Baik Cukup Kurang Jumlah
Hasil Observasi Aspek Penilaian Pembentukan Kata ke dalam kalimat Siklus Dua Pertemuan Kesatu Hasil yang dicapai Frekuensi Persentase 19 95% 1 5% 20 100%
Berdasarkan tabel hasil observasi penilaian ppembentukan kata ke dalam kalimat pada siklus satu pertemuan kedua setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai Baik sebanyak 19 orang (95%), yang memperoleh nilai cukup ada 1 orang (5%), dan sudah tidak ada lagi yang memperoleh nilai Kurang. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator, maka sudah tidak ditemukan lagi anak yang mendapat nilai kurang dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil dan tidak perlu lagi diadakan siklus selanjutnya. Keberhasilan pembelajaran ini dikarenakan guru telah melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan pada siklus sebelumnya yaitu : guru sudah memberikan bimbingan yang intensif pada anak didik, menyediakan media yang menarik dan hasil pembelajaran bagus.
Perbandingan Kemampuan Berbahasa Anak antara Siklus Satu dan Siklus Dua Tabel 4.13 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus I Pertemuan I No
1.
2.
3.
Aspek yang Diamati Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
Kategori (N = 20) Baik Cukup Kurang f % f % f %
Jumlah f
%
2
10%
8
40%
10
50%
20
100%
4
20%
7
35%
9
45%
20
100%
3
15%
6
30%
11
55%
20
100%
Tabel 4.14 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus I Pertemuan 2
No
1.
2.
3.
Aspek yang Diamati Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
Baik f %
Kategori (N = 20) Cukup Kurang f % f %
Jumlah f
%
5
25%
9
45%
6
30%
20
100%
6
30%
8
40%
6
30%
20
100%
7
35%
8
40%
5
25%
20
100%
Tabel 4.15
No
1.
2.
3.
Aspek yang Diamati Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
Tabel 4.16 No
1.
2.
3.
Hasil Observasi Kemampuan Bebahasa Anak Siklus II Pertemuan I Kategori (N = 20) Baik Cukup Kurang f % f % f %
Jumlah f
%
14
70%
4
20%
2
10%
20
100%
14
70%
3
15%
3
15%
20
100%
16
80%
2
10%
2
10%
20
100%
Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
Kategori (N = 20) Baik Cukup Kurang f % f % f %
Jumlah f
%
17
85 %
3
15 %
-
-
20
100%
19
95 %
1
5%
-
-
20
100%
19
95 %
1
5%
-
-
20
100%
Tabel 4.17 Perbandingan Kemampuan Berbahasa Anak Antara Siklus I dan Siklus II
1 2 3
Klasifikasi yang dinilai
Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita kata Pembentukan ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain anak Kemampuan mengulang kembali cerita disampaikan yang Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan Pembentukan cerita kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
No
Kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan
Penilaian Persiklus (Banyak Anak) Siklus I Siklus II
Baik Cukup Kurang
17,5% 42,5% 40%
25% 37,5% 37,5%
25% 35% 40%
77,5% 17,5% 5%
82,5% 10% 7,5%
87,5% 7,5% 5%
Jumlah
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Gambar Grafik Perbandingan Kemampuan Berbahasa Antara Siklus I dan Siklus II 100 90 80 70 60 Baik 50
Cukup
40
Kurang
30 20 10 0 Aspek 1
Aspek 2
Siklus 1
Aspek 3
Aspek 1
Aspek 2
Siklus 2
Aspek 3
Keterangan : Aspek 1
:
Kemampuan
anak
mengulang
kembali
cerita
yang
disampaikan Aspek 2
:
Perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita
Aspek 3
:
Pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain
B. Pembahasan Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis (WInda, 2008 : hal. 53). Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak PAUD karena bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kecepatan bersama, juga keterampilan menyatakan perasaan, serta menyampaikan gagasan atau pendapat secara verbal. Oleh karena itu penggunaan cerita bergambar bagi anak PAUD terutama akan membantu perkembangan sosial, emosional dan kognitif terutama bahasa. Berdasarkan hasil penelitian melalui penerapan cerita bergambar dapat memperlancar berbahasa anak dalam proses belajar mengajar di PAUD, soal ini terbukti pada meningkatnya keberanian anak untuk
mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasan. Secara
ekspresif,
menyatakan
pendapat,
menyatakan
perasaan,
menyatakan keinginan dan kebutuhan secara lisan. Penelitian
ini
juga
dapat
meningkatkan
keberanian
untuk
menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain, meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan yang menyenangkan, dengan seringnya anak mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, perasaannya dan keinginannya maka hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya. Dengan
seringnya
kegiatan
bercerita
bergambar
diadakan
semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau orang lain. Penyebaran informasi baru yang diperoleh anak bisa berupa nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan, pemberian informasi tenang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam penelitian cerita bergambar baik sekali untuk diterapkan kepada anak usia dini. Namun tidak terlepas dalam melaksanakan penelitian ini guru harus lebih pandai dalam bercerita agar mengundang keantusiasan anak untuk ikut berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran melalui media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah. Hal itu terlihat dalam hasil penelitian bahwa pada siklus I kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan memperoleh data 17,5%, perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita 25%, pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain 25%. Pada siklus ke II kemampuan anak mengulang kembali cerita yang disampaikan memperoleh data 77,5%, perkembangan kosa kata anak dalam menyampaikan cerita 82,5%, pembentukan kata ke dalam kalimat yang betul dan dapat dipahami oleh orang lain mencapai 87,5%. Melalui media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak yaitu dengan menggunakan media yang menarik bagi anak.
B. Saran 1. Bagi Guru Karena metode bercerita bergambar ini dapat meningkatkan prestasi anak, penulis menyarankan digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa anak di PAUD. 2. Bagi Orangtua Diharapkan
kepada
orang
tua
hendaknya
dapat
lebih
memperhatikan anaknya, untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan KelasI. Jakarta : www.kiva.ogr Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum TK dan RA Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Efta Nopriyani. 2010. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B 1 Taman Kanak-kanak Pembina I Kota Bengkulu. Eprillena. 2011. Meningkatkan Kemampuan Brkomunikasi Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri di Kelas B1 Taman Kanakkanak Widya Kencana Kabupaten Kepahiang. Heni Andesta. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Big Book Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Aiyiyah 2 Kabupaten Kepahiang. Jamilah Irawati. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa an Motivasi Berprestasi Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Bantuan Media Buku Bergambar Pada Anak Kelompok B3 di Taman Kanak-kanak Handayani Kabupaten Kepahiang Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta Nurbiana Dhieni dkk. 2011. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka. Suhartono. 2005. Perkembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Pedagogia Yuniarti. 2014. Penerapan Metode Bercerita Bantuan Media Buku Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Pada Anak TK Usia 5-6 Tahun Taman Kanak-kanak Srikandi Kabupaten Kepahiang.
Zussumanti. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Darul Hikma Kota Bengkulu.
TABEL JADWAL PELAKSANAAN SIKLUS PENELITIAN PAUD WIJAYA KUSUMA KECAMATAN CURUP TENGAH
No
1
2
3
4
KEGIATAN
TEMA / SUB TEMA
Siklus 1
Tanaman / Macam-macam
Pertemuan 1
sayuran dan buah
Siklus 1
Tanaman / Macam-macam
Pertemuan 2
sayuran dan buah
Siklus 2
Tanaman / Macam-macam
Pertemuan 1
sayuran dan buah
Siklus 2
Tanaman / Macam-macam
Pertemuan 2
sayuran dan buah
HARI / TGL.
WAKTU
PELAKSANAAN
Rabu, 24 September 2014
Kamis, 25 September 2014
Senin, 13 Oktober 2014
Selasa, 14 Oktober 2014
08.00-10.30
08.00-10.30
08.00-10.30
08.00-10.30
Curup, 24 September 2014
SITI NURLAILI NPM. A1/111173
TABEL DATA ANAK KELOMPOK B PAUD WIJAYA KUSUMA KECAMATAN CURUP TENGAH KABUPATEN REJANG LEBONG
No
NAMA ANAK
JENIS KELAMIN
1 2
ALFI ZAKI
L L
3
MEYZA
L
4 5 6
KIKI AZAM ESA
L L P
7 8
DINDA AUREL
P P
9
ZAZA
P
10
YOBA
P
11
DAFFA
L
12
ASYIFA
L
13
SABRIANA
P
14
RONALDO
L
15
NABILA
P
16
REVHAN
L
17
ADI
L
18
RAFA
L
19
NAZRIL
L
20
SAKTI
L
UMUR
SURAT PERNYATAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
SITI NURLAILI
NPM
:
A1/111173
Fakultas
:
FKIP
Prodi
:
S1 - PAUD
Nama
:
EMILIA CONTESA
Tempat Mengajar
:
PAUD Wijaya Kusuma
Menyatakan bahwa :
Kecamatan Curup Tengah
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pada penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Cerita Bergambar di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Tahun Ajaran 2014 / 2015”. Demikianlah pernyataan ini di buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Curup, Oktober 2014 Teman Sejawat Mahasiswa
EMILIA CONTESA
SITI NURLAILI
LEMBAR OBSERVASI ANAK Kelompok : B Tema : Tanaman Sub Tema : Buah dan Sayur
Pertemuan : 1 Siklus 1 Hari/Tanggal : Rabu, 24 – 09 – 2014 Guru : SITI NURLAILI ASPEK Yang DI NILAI
No
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ALFI ZAKI MEYZA KIKI AZAM ESA DINDA AUREL ZAZA YOBA DAFFA ASYIFA SABRIANA RONALDO NABILA REVHAN ADI RAFA NAZRIL SAKTI JUMLAH PERSENTASE
Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kemampuan Anak Mengulang Kembali Cerita yang Disampaikan
3
2
1
Perkembangan Kosakata Anak dalam Menyampaikan Cerita
3
2
4 20
9 45
1
7 35
2
3
1
Pembentukan Kata ke dalam Kalimat yang Betul dan dapat Dipahami Orang lain
3 10
6 35
12 55
2 10
6 30
Curup, 24 September 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
12 60
LEMBAR OBSERVASI ANAK Kelompok : B Tema : Tanaman Sub Tema : Buah dan Sayur
Pertemuan : 2 Siklus 1 Hari/Tanggal : Kamis, 25-09-2014 Guru : SITI NURLAILI ASPEK Yang DI NILAI
No
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ALFI ZAKI MEYZA KIKI AZAM ESA DINDA AUREL ZAZA YOBA DAFFA ASYIFA SABRIANA RONALDO NABILA REVHAN ADI RAFA NAZRIL SAKTI JUMLAH PERSENTASE
Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kemampuan Anak Mengulang Kembali Cerita yang Disampaikan
3
2
1
Perkembangan Kosakata Anak dalam Menyampaikan Cerita
3
2
6 30
6 30
8 40
1
2
3
1
Pembentukan Kata ke dalam Kalimat yang Betul dan dapat Dipahami Orang lain
6 30
6 30
8 40
9 50
4 20
6 30
Curup, 25 September 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI ANAK Kelompok : B Tema : Tanaman Sub Tema : Buah dan Sayur
Pertemuan : 1 Siklus 2 Hari/Tanggal : Senin, 13-10-2014 Guru : SITI NURLAILI ASPEK Yang DI NILAI
No
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ALFI ZAKI MEYZA KIKI AZAM ESA DINDA AUREL ZAZA YOBA DAFFA ASYIFA SABRIANA RONALDO NABILA REVHAN ADI RAFA NAZRIL SAKTI JUMLAH PERSENTASE
Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kemampuan Anak Mengulang Kembali Cerita yang Disampaikan
3
2
1
Perkembangan Kosakata Anak dalam Menyampaikan Cerita
3
2
Pembentukan Kata ke dalam Kalimat yang Betul dan dapat Dipahami Orang lain
1
3
2
1
0 0
0 0
0 0
0 0
16 80
4 20
0 0
10 100
2 10
Curup, 13 Oktober 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI ANAK Kelompok : B Tema : Tanaman Sub Tema : Buah dan Sayur
Pertemuan : 2 Siklus 2 Hari/Tanggal : Selasa, 14-10-2014 Guru : SITI NURLAILI ASPEK Yang DI NILAI
No
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ALFI ZAKI MEYZA KIKI AZAM ESA DINDA AUREL ZAZA YOBA DAFFA ASYIFA SABRIANA RONALDO NABILA REVHAN ADI RAFA NAZRIL SAKTI JUMLAH PERSENTASE
Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Kemampuan Anak Mengulang Kembali Cerita yang Disampaikan
3
2
1
2
1
3
2
1
0 0
0 0
0 0
0 0
4 20
3
Pembentukan Kata ke dalam Kalimat yang Betul dan dapat Dipahami Orang lain
16 80
Perkembangan Kosakata Anak dalam Menyampaikan Cerita
0 0
18 100
2 10
Curup, 14 Oktober 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI GURU Hari/Tanggal
:
Tema / Sub Tema : No
1
2
3
Selasa, 14 Oktober 2014 Tanaman / Buah dan Sayur
Aspek Yang Dinilai Merumuskan dan Menentukan Indikator Pembelajaran (RKH) Kemampuan membuka pelajaran dan menarik perhatian anak Menentukan Alat dan Bahan yang sesuai dengan kegiatan
Nilai 1
2
3
4
Pengelolaan Kelas
5
Pengembangan materi pembelajaran
6
Melaksanakan pelajaran secara runtut
7
Mengadakan Evaluasi
8
Keterampilan Membuka Pelajaran
9
Keterampilan Menjelaskan Kegiatan
10
Keterampilan Menutup Pelajaran
11
12
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat (RKH) Membimbing anak yang mengalami kesulitan
Keterangan : Nilai 3 Jika Semua Deskriptor Tampak Nilai 2 Jika Hampir Semua Deskriptor Tampak Nilai 1 Jika Hanya Beberapa Deskriptor Tampak
Komentar
Curup, 13 Oktober 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Hari/Tanggal
:
Tema / Sub Tema : No
1
2
3
Senin, 13 Oktober 2014 Tanaman / Buah dan Sayur
Aspek Yang Dinilai Merumuskan dan Menentukan Indikator Pembelajaran (RKH) Kemampuan membuka pelajaran dan menarik perhatian anak Menentukan Alat dan Bahan yang sesuai dengan kegiatan
Nilai 1
2
3
4
Pengelolaan Kelas
5
Pengembangan materi pembelajaran
6
Melaksanakan pelajaran secara runtut
7
Mengadakan Evaluasi
8
Keterampilan Membuka Pelajaran
9
Keterampilan Menjelaskan Kegiatan
10
Keterampilan Menutup Pelajaran
11
12
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat (RKH) Membimbing anak yang mengalami kesulitan
Keterangan : Nilai 3 Jika Semua Deskriptor Tampak Nilai 2 Jika Hampir Semua Deskriptor Tampak Nilai 1 Jika Hanya Beberapa Deskriptor Tampak
Komentar
Curup, 13 Oktober 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Hari/Tanggal
:
Selasa, 23 September 2014
Tema / Sub Tema :
Tanaman / Buah dan Sayur
No
1
2
3
Aspek Yang Dinilai Merumuskan dan Menentukan Indikator Pembelajaran (RKH)
Nilai 1
2
3
Kemampuan membuka pelajaran dan
menarik perhatian anak Menentukan Alat dan Bahan yang
sesuai dengan kegiatan
4
Pengelolaan Kelas
5
Pengembangan materi pembelajaran
6
Melaksanakan pelajaran secara runtut
7
Mengadakan Evaluasi
8
Keterampilan Membuka Pelajaran
9
Keterampilan Menjelaskan Kegiatan
10
Keterampilan Menutup Pelajaran
11
12
Melaksanakan Pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat (RKH) Membimbing anak yang mengalami kesulitan
Keterangan : Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
Jika Semua Deskriptor Tampak Jika Hampir Semua Deskriptor Tampak Jika Hanya Beberapa Deskriptor Tampak
Komentar
Curup, 23 September 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Hari/Tanggal
:
Tema / Sub Tema : No
1
2
3
Rabu, 24 September 2014 Tanaman / Buah dan Sayur
Aspek Yang Dinilai
Nilai 1
Merumuskan dan Menentukan
2
3
Indikator Pembelajaran (RKH) Kemampuan membuka pelajaran dan
menarik perhatian anak Menentukan Alat dan Bahan yang
sesuai dengan kegiatan
4
Pengelolaan Kelas
5
Pengembangan materi pembelajaran
6
Melaksanakan pelajaran secara runtut
7
Mengadakan Evaluasi
8
Keterampilan Membuka Pelajaran
9
Keterampilan Menjelaskan Kegiatan
10
Keterampilan Menutup Pelajaran
11
12
Komentar
Melaksanakan Pembelajaran sesuai
dengan rencana yang dibuat (RKH) Membimbing anak yang mengalami kesulitan
Keterangan : Nilai 3 Jika Semua Deskriptor Tampak Nilai 2 Jika Hampir Semua Deskriptor Tampak Nilai 1 Jika Hanya Beberapa Deskriptor Tampak
Curup, 24 September 2014 Teman Sejawat
EMILIA CONTESA
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN TUGAS
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dra. ZURIANA
Jabatan
: Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dengan ini menerangkan bahwa : Nama
: SITI NURLAILI
NPM
: A1/111173
Program Studi
: S-1 PAUD
Perguruan Tinggi
: Universitas Bengkulu
Benar-benar telah melaksanakan PTK pada anak didik PAUD Wijaya Kusuma Kecamatan Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Cerita Bergambar di Kelompok B PAUD Wijaya Kusuma Tahun Ajaran 2014 / 2015”. Demikianlah Surat Keterangan ini di buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Curup,
Oktober 2014
Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dra. ZURIANA
Pengembangan Kognitif A. Pengetahuan umum dan sains 1.1.2 Mengelompokkan benda dengan berbagai cara membuat ciri-ciri tertentu missal: menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll. 1.1.3 Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda. B. Konsep bentuk warna, ukuran dan pola 7.1.5 Mengisi dan menyebutkan isi wadah (1 gelas, 1 botol) dengan air biji-bijian, beras dll
Pengembangan Fisik / Motorik A. Motorik Kasar 1.1.1 Berjalan maju pada garis lurus, berjalan diatas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban 4.1.3 Memantulkan bola besar, bola sedang, dan bola kecil sambil berjalan/bergerak B. Motorik Halus 8.1.1 Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dengan dua jari) 8.1.2 Membuat berbagai macam coretan
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN Kelompok :B Tema : Tanaman Alokasi Waktu : 3 Minggu
Tanaman 2 Minggu - Macam-macam tanaman - Bagian Tanaman
Pengembangan Bahasa A. Meneria Bahasa 1.1.1 Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar 2.1.2 Mengulang kalimat yang telah di dengarkan B. Mengungkapkan Bahasa 5.1.1 Menyebutkan berbagai bunyi atau suara tertentu 9.1.2 Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut C. Keaksaraan 10.1.2 Membuat gambar dan coretan tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri 15.1.1 Menuliskan nama sendiri dengan lengkap
Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Sosial Emosional A. Agama dan Moral 4.1.3 Menyebutkan perilaku baik dan buruk 4.1.1 Menyebutkan mana yang salah dan benar pada suatu persoalan B. Pembentukan Perilaku 2.1.1 Berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dengan tertib 8.1.3 Saling membantu sesame teman
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Tema Sub Tema Hari / Tanggal Kelompok Semester Waktu
: : : : : :
Tanaman Buah dan Sayur B 1(Satu) 07.30 – 10.00 WIB
Waktu
Indikator
07.30 – 08.00 wib
A. Baris Berbaris - Membentuk lingkaran sambil bernyanyi - Mengucapkan salam (p.10) - Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (Aq. 2.1.1) - Menggambar bebas dengan berbagai media
09.00 –
Kegiatan
Alat / Sumber Media
I. Pembukaan Lapangan, anak langsung - Melakukan gerakan sesuai irama lagu Anak dan guru II. Kegiatan Awal (± 30 Menit) - Memberi salam - Menyanyikan lagu “selamat pagi” - Berdo’a bersama III. Kegiatan Inti (± 60 Menit) - Bercakap-cakap tentang macam-macam tanaman - Mewarnai gambar buah manggis - Menyebutkan gambar yang diwarnainya
Anak dan guru Pensil, krayon
buku
gambar,
Air, serbet Bekal anak Ayunan,
jungkat-jungkit,
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil
09.30 wib
09.30 – 10.00 wib
IV. Istirahat / Makan (± 30 pelosotan dll Menit) - Mencuci tangan - Berdo’a sebelum dan sesudah makan - Bermain bebas V. Kegiatan Akhir (± 30 Menit) - Mengulang cerita buah yang diwarnai - Melakukan penilaian dan memberi informasi kegiatan hari esok - Pesan kesan - Bernyanyi lagu “mari pulang” - Berdo’a bersama dan salam penutup Mengetahui Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dra. ZURIANA
Curup,
2014 Peneliti,
SITI NURLAILI NPM. A1/111173
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Tema Sub Tema Hari / Tanggal Kelompok Semester Waktu
: : : : : :
Tanaman Buah dan Sayur B 1 (Satu) 07.30 – 10.00 WIB
Waktu
Indikator
07.30 – 08.00 wib
A. Baris Berbaris - Membentuk lingkaran sambil bernyanyi - Mengucapkan salam (p.10) - Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (Aq. 2.1.1) - Menggambar bebas dengan berbagai media
09.00 –
Kegiatan
Alat / Sumber Media
I. Pembukaan Lapangan, anak langsung - Melakukan gerakan sesuai irama lagu Anak dan guru II. Kegiatan Awal (± 30 Menit) - Memberi salam - Menyanyikan lagu “selamat pagi” - Berdo’a bersama III. Kegiatan Inti (± 60 Menit) - Bercerita tentang warna rasa buah manfaatnya untuk tubuh - Mencocok gambar buahbuahan - Bermain tebak-tebakan
Anak dan guru Pensil, krayon
buku
gambar,
Air, serbet Bekal anak Ayunan,
jungkat-jungkit,
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil
09.30 wib
09.30 – 10.00 wib
macam buah-buahan pelosotan dll IV. Istirahat / Makan (± 30 Menit) - Mencuci tangan - Berdo’a sebelum dan sesudah makan - Bermain bebas V. Kegiatan Akhir (± 30 Menit) - Mengulang cerita buah yang diwarnai - Melakukan penilaian dan memberi informasi kegiatan hari esok - Pesan kesan - Bernyanyi lagu “mari pulang” - Berdo’a bersama dan salam penutup Mengetahui Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dra. ZURIANA
Curup,
2014 Peneliti,
SITI NURLAILI NPM. A1/111173
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Tema Sub Tema Hari / Tanggal Kelompok Semester Waktu
: : : : : :
Tanaman Buah dan Sayur B 1(Satu) 07.30 – 10.00 WIB
Waktu
Indikator
07.30 – 08.00 wib
A. Baris Berbaris - Membentuk lingkaran sambil bernyanyi - Mengucapkan salam (p.10) - Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (Aq. 2.1.1) - Menggambar bebas dengan berbagai media
09.00 –
Kegiatan
Alat / Sumber Media
I. Pembukaan Lapangan, anak langsung - Melakukan gerakan sesuai irama lagu Anak dan guru II. Kegiatan Awal (± 30 Menit) - Memberi salam - Menyanyikan lagu “selamat pagi” - Berdo’a bersama III. Kegiatan Inti (± 60 Menit) - Tanya jawab bagianbagian tanaman - Membendakan tanaman tinggi dan rendah dengan memberi tanda “T” tinggi dan “R” rendah H. Istirahat / Makan (± 30
Anak dan guru Pensil, krayon
buku
gambar,
Air, serbet Bekal anak Ayunan,
jungkat-jungkit,
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil
09.30 wib -
09.30 – 10.00 wib
I. -
-
Menit) pelosotan dll Mencuci tangan Berdo’a sebelum dan sesudah makan Bermain bebas Kegiatan Akhir (± 30 Menit) Mengulang cerita buah yang diwarnai Melakukan penilaian dan memberi informasi kegiatan hari esok Pesan kesan Bernyanyi lagu “mari pulang” Berdo’a bersama dan salam penutup
Mengetahui Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dra. ZURIANA
Curup,
2014 Peneliti,
SITI NURLAILI NPM. A1/111173
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Tema Sub Tema Hari / Tanggal Kelompok Semester Waktu
: : : : : :
Tanaman Buah dan Sayur B 1(Satu) 07.30 – 10.00 WIB
Waktu
Indikator
07.30 – 08.00 wib
A. Baris Berbaris - Membentuk lingkaran sambil bernyanyi - Mengucapkan salam (p.10) - Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan (Aq. 2.1.1) - Menggambar bebas dengan berbagai media
09.00 –
Kegiatan
Alat / Sumber Media
I. Pembukaan Lapangan, anak langsung - Melakukan gerakan sesuai irama lagu Anak dan guru II. Kegiatan Awal (± 30 Menit) - Memberi salam - Menyanyikan lagu “selamat pagi” - Berdo’a bersama III. Kegiatan Inti (± 60 Menit) - Bercerita tentang buah dan sayur - Meronce dengan buah dan sayur selanjutnya bercerita tentang buah dan sayur
Anak dan guru Pensil, krayon
buku
gambar,
Air, serbet Bekal anak Ayunan,
jungkat-jungkit,
Penilaian Perkembangan Anak Alat
09.30 wib
09.30 – 10.00 wib
-
Anak menulis kata pepata
pelosotan dll
IV. Istirahat / Makan (± 30 Menit) - Mencuci tangan - Berdo’a sebelum dan sesudah makan - Bermain bebas V. Kegiatan Akhir (± 30 Menit) - Mengulang cerita buah yang diwarnai - Melakukan penilaian dan memberi informasi kegiatan hari esok - Pesan kesan - Bernyanyi lagu “mari pulang” - Berdo’a bersama dan salam penutup Mengetahui Pengelola PAUD Wijaya Kusuma
Dra. ZURIANA
Curup,
2014 Peneliti,
SITI NURLAILI NPM. A1/111173
DOKUMENTASI
1
Media Pembelajaran
2
Peneliti Menjelaskan Gambar Buah Pepaya
3
Peneliti Bercerita Tentang Buah Pepaya
4
Peneliti Memberitahu Kegunaan Buah Pepaya
5
Anak-anak Mewarnai Gambar Buah Pepaya
6
Anak-anak & Teman Sejawat Mewarnai Buah Pepaya
7
Anak-anak Menjawab Pertanyaan
8
Anak-anak Mengumpulkan Hasil Mewarnai Gambar Pepaya
DOKUMENTASI LOKASI SEKOLAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Siti Nurlaili, dilahirkan pada tanggal 13 April 1972 di Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Penulis dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama Rohayani dan Ayah Ramli H.S. Telah menamatkan pendidikan SDN 01 Curup kemudian
SMPN Taman
Siswa dan SMA Taman Siswa. Penulis pernah mengabdi di Taman Siswa sebagai Tata Usaha pada tahun 1996 sampai dengan 2004, pada tahun 2010 mengabdi di PAUD Wijaya Kusuma Talang Rimbo Baru Kecamatan Curup Tengah sampai dengan sekarang. Penulis melanjutkan studinya ke Universitas Bengkulu Program Studi S1-PAUD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNIB). Penulis bersuamikan Sukiman. B dan telah dikaruniai 4 orang anak yang bernama Decaris Martita, Apri Emika, Anggi Dinli, Wahyu Alfi Qolbi. Demikianlah riwayat hidup penulis, semoga skripsi ini berkah dan diridhoi oleh Allah SWT. Amin…