SKRIPSI MENINGKATKAN KEBIASAAN BERBICARA SOPAN MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B PAUD PELITA KASIH CURUP
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu
OLEH :
SRI WINARSIH NPM : AI/111179
PROGRAM SARJANA S1 KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
ABSTRAK Meningkatkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar di Kelompok B Paud Pelita Kasih Curup Oleh : Sri Winarsih Penelitian ini dilator belakangi oleh permasalahan yang ditemukan di PAUD Pelita Kasih Curup yaitu masih kurangnya kemampuan anak dalam berbicara sopan khususnya dalam hal mendengarkan orang lain, sabar menunggu giliran bicara serta mengucapkan perkataan yang sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melaui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B sebanyak 20 orang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada siklus satu pertemuan satu dan dua dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 September 2014. Siklus dua pertemuan satu dan dua dilaksanakan tanggal 1 dan 2 Oktober 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan hasil observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pada siklus satu pada aspek mendengarkan orang lain berbicara yang memperoleh nilai B sebanyak 20% dan pada siklus dua meningkat menjadi 95%, untuk aspek sabar menunggu giliran bicara dari 10% pada siklus satu meningkat menjadi 85% pada siklus dua, dan untuk aspek berbicara sopan yang mendapat nilai baik 15% pada siklus satu meningkat menjadi 95% pada siklus dua. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan. Kata Kunci: Metode Bercerita dan Kebiasaan Berbicara Sopan
ABSTRACT Increase The Habit of Talking Politely Through Story Telling Using Picture Books in Group B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. By: Sri Winarsih This research was did based on the matter that there were children in group B Paud Pelita Kasih Curup didn‟t have a good habit in speaking politely exspecially in listening to other people speaking, patient to talk and talking politely.The purpose of thi research is to investigate wether through field methods can increase the habit of talking politely through story telling using picture books of children in group B Paud Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. Subject of this study were children in group B. It consists of 20 students, they are 11 boys and 9 girls. This study do with two cycles, in each cycles carried 2 times meetings. The first meeting in 1 stcycles did on September 29, 2014 and the second metting did on September 30, 2014. The first meetin in second cycles did on October 1st, 2014 and the second meeting in the second cycles did on 2nd , 2014. Data collection techniques is observation and documentation. Based on research result inform that there was an iccreasing habit. In aspects Listening to other people speaking there was 20% on first cycles become 95% on second cycles. In aspects patient to talk there was 10% on first cycles become 85% on second cycles. In aspects talking politely there was 15% on first cycles become 95% on second cycles. The data above proves that story telling method using picture books can increase the habit of talking politely. Key Word : Story Telling Method and The habit of talking politely
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Sri Winarsih
NPM
:
A1|111179
Program Studi
:
S-1 PAUD
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bagi Guru Dalam Jabatan (Program SKGJ) Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan bagian-bagian tertentu dan penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian skripsi
ini bukan hasil karya saya sendiri, atau adanya plagian dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bengkulu,
Oktober2014
Yang Membuat Pernyataan METERAI
TEMPER F3558AAF133598 ENAM RTRU RUPtAH
Sri Winarsih
NPM. A1|111179
VII
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : *Hidup adalah belajar untuk mengerti orang lain bukan menuntut untuk dimengerti. *Tuhan memberikan apa yang ku butuhkan bukan apa yang ku inginkan. *Segala perkara dapat ku tanggung di dalam DIA yang memberikan kekuatan kepadaku (Filp4:13 ).
Persembahan : 1. Peneliti sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kekuatan dan kesehatan serta pertolongan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 2. Kepada suamiku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi dan selalu ada untukku. 3. Untuk anakku Defirstda Raindee Kanara Widarto yang selalu menemaniku,
menghiburku
dan
memberiku
semangat
selama
penulisan skripsi ini. 4. Kepada ibu di Tempel Rejo dan kedua orang tuaku yang selalu mendoakanku. 5. Untuk saudara-saudaraku di Tempel Rejo yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan.
6. Untuk Bude Wati dan Pakde Agus terimakasih selalu menyediakan tempat untuk saya dalam mengetik skripsi ini, Mas Riko, Mbak Septri terimakasih telah banyak membantu dalam pengetikan skripsi ini. 7. Untuk Wira Tata Raya terimakasih selalu menjadi tempat bertanya yang tidak bosan mengajariku dalam penulisan skripsi ini. 8. Kepada Kepala Sekolahku Uli Maria Sihaloho dan rekan mengajarku Devvy Natalia Tinambunan,S.Pd, Puji Lestari, S.Pd, Monalia,S.Pd, terimakasih atas doa, motivasi dan pengertiannya. 9. Untuk saudara-saudaraku di Jawa terimakasih atas doanya. 10. Untuk Tante Novi, Andud dan Septi di CHAI Kom terimakasih untuk semua bantuannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang insya Allah dari akan dilaksanakan di Pelita Kasih Curup. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang berbahasa, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul tentang “Meningkatkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar di Kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup”. Dalam hal ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada ; 1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. 2. Dr. I Wayan Dharmayana, M.Psi., selaku ketua program sarjana dan kependidikan guru dalam jabatan, yang memberi masukanmasukan dan pengarahan dalam menyelesaikan masalah skripsi ini. 3. Drs. Amril Chanrhas, M.S., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang sudah memberikan banyak arahan dan masukan dalam penelitian ini. 4. Dra. Yulidesni, M. Ag., selaku Dosen Pembimbing untuk yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam penelitian ini.
5. Prof. Dr. Rohiat, M. Pd dan Drs. Rizkan, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam skrisi ini. 6. Para pengajar pada Program Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang tidak mungkin disebutkan satu per satu telah memberikan bermacam teori, ilmu yang berharga yang tak dapat disebtkan satu persatu sehingga
penulis
mendapatkan
banyak
kemudahan
dalam
menyelesaikan S1 PAUD ini.
Untuk perbaikan karya tulis ini, kritik dan saran dari pihak manapun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini kedepannya. Demikianlah skripsi ini kami ajukan, atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Curup, Oktober 2014
Sri Winarsih NPM A1|111179
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DEPAN ........................................................ HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................ HALAMAN PENGESAHAN......................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ABSTRAK ................................................................................... ABSTRACT ................................................................................. LEMBAR PERNYATAAN ............................................................ MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. KATA PENGANTAR ................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
i ii iii iv v vi vii viii x xii xiv xvi xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. A. Latar Belakang Masalah ............................................. B. Identifikasi Masalah...................................................... C. Pembatasan Masalah ................................................. D. Rumusan Masalah ...................................................... E. Tujuan Penelitian ........................................................ F. Manfaat Hasil Penelitian .............................................
1 1 3 3 3 4 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................... A. Acuan Teoridan Fokus yang di Teliti ........................... 1. Pengertian Sopan ................................................... 2. Sopan Santun Dalam Berbicara ............................. 3. Sopan Santun Berbicara Untuk Anak Usia Dini ...... 4. Metode Bercerita .................................................... a. Pengertian Metode Bercerita ............................ b. Tujuan Bercerita ............................................... c. Manfaat Bercerita ............................................. d. Teknik Bercerita................................................ e. Langkah-Langkah Metode Bercerita................. B. Kerangka Berfikir......................................................... C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................... D. Hipotesis Penelitian.....................................................
5 5 5 6 8 8 8 9 9 10 10 12 13 13
BAB III METODE PENELITIAN................................................... A. Jenis Penelitian ........................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... C. Subyek Penelitian ....................................................... D. Prosedur Penelitian ..................................................... E. Peran Peneliti Dalam Penelitian .................................. F. Teknik Pengempulan Data .......................................... G. Instrumen Pengumpulan Data .................................... H. Teknik Analisis Data.................................................... I. Pertanggungjawaban Penelitian ................................. J. Indikator Keberhasilan Tindakan .................................
14 14 14 16 17 24 24 25 29 30 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................... A. Hasil Penelitian ............................................................. 1.Siklus Satu Pertemuan Pertama ............................... 2.Siklus Satu Pertemuan Kedua ................................... 3. Siklus Dua Pertemuan Pertama ............................... 4. Siklus Dua Pertemuan Kedua .................................. B. Perbandingan Kemampuan Berbicara Sopan Anak Antara Siklus Satu dan Siklus Dua ........................................... C. Pembahasan .................................................................
32 32 32 38 43 48
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................. A. Kesimpulan ................................................................. B. Saran ..........................................................................
60 60 61
Daftar Pustaka Lampiran
53 56
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .........
15
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .........
16
Tabel 3.3 Peran / Partisipasi dalam Penelitian............................
17
Tabel 3.4 Aspek Penilaian KebiasaanBerbicara Sopan ..............
26
Tabel 3.5 Deskriptor Penilaian Kemampuan ...............................
27
Tabel 3.6 Kategori Skor Hasil Observasi dari Angket .................
30
Tabel 3.7 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Mendengarkan Orang Lain Berbicara Siklus Satu Pertemuan Pertama ....................................................
35
Tabel 3.8 Hasil observasi penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Bicara Siklus Satu Pertemuan Pertama ...........
35
Tabel 3.9 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Pertama ......................
36
Tabel 4.0 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Mendengarkan Orang Lain Berbicara Siklus Satu Pertemuan Kedua .......................................................
40
Tabel 4.1 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Bicara Siklus Satu Pertemuan Kedua .......................................................
41
Tabel 4.2 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Kedua .........
41
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Mendengarkan Orang Lain Berbicara Siklus Dua Pertemuan Pertama .................................................... Tabel 4.4 Hasil Observasi Aspek Penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Bicara Siklus Dua
46
Pertemuan Pertama ....................................................
46
Tabel 4.5 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Dua Pertemuan Pertama.......................
47
Tabel 4.6 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Mendengarkan Orang Lain Berbicara Pada Siklus Dua Pertemuan Kedua .......................................................
51
Tabel 4.7 Tabel Observasi Penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Berbicara Pada Siklus Dua Pertemuan Kedua .......................................................
51
Tabel 4.8 Observasi Penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Pada Siklus Dua Pertemuan Kedua ............................
52
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Pertama .................................
53
Tabel 4.10 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Kedua ....................................
54
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Dua Pertemuan Pertama ..................................
54
Tabel 4.12 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Dua Pertemuan Kedua .....................................
55
Tabel 4.17 Perbandingan Kemampuan Berbicara Sopan Antara Siklus Satu dan Siklus Dua .........................................
55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Tahapan Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam PTK ................................................................
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18
Tabel Jadwal Pelaksaan Siklus Penelitian PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong ............ Tabel data Anak Kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong ............ Surat Pernyataan Sebagai Teman Sejawat .................. Surat Keterangan Melaksanakan PTK .......................... Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I / Pertemuan I .................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I / Pertemuan II ................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II / Pertemuan I .................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II / Pertemuan II ................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I / Pertemuan I .................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I / Pertemuan II ................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II / Pertemuan I .................................................................. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II / Pertemuan II ................................................................. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) ............................ Rencana Kegiatan Harian Ke IV ................................... Rencana Kegiatan Harian Ke 1 .................................... Rencana Kegiatan Harian Ke 2 .................................... Rencana Kegiatan Harian Ke 3 .................................... Dokumentasi .................................................................
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 79 81 83 85
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsanganpendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesempatan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Optimalisasi kecerdasan anak harus dimulai dengan menumbuh kembangkan sikap, mental, percaya diri, serta kepekaan sosialnya.Oleh karena itu sangat penting mengembangkan kecerdasan sikap pada anak untuk mendasari kecerdasan yang lain salah satunya yaitu sopan santun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sopan santun adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah, budi pekerti yang baik, sesuai dengan tata karma, perdaban dan kesusilaan. Menurut Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini ada 7 indkator nilainilai kesantunan anak usia dini yaitu :
1.
Dapat melakukan kebiasaan yang baik.
2.
Dapat mendengarkan orang lain bicara.
3.
Dapat bersabar menunggu giliran bicara.
4.
Dapat menghargai bantuan orang lain.
5.
Dapat melakukan kebiasaan salam saat masuk rumah atau tempat lain.
6.
Dapat melakukan kebiasaan mengucapkan salam saat bertemu atau berpisah.
7.
Tidak mengejek orang lain. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada Paud Pelita
Kasih Curup pada tahun ajaran 2014/2014 masih ada anak-anak terutama pada kelompok B belum memenuhi capaian perkembangan di atas. Anak-anak tersebut belum bisa mendengarkan orang lain bicara, misalnya saat ada teman mereka yang bercerita didepan kelas mereka masih ribut sendiri, saat guru bertanya pada salah satu anak mereka belum bisa bersabar menunggu giliran bicara kemudian masih ada anakanak yang saling mengejek,beberapa anak masih suka berkata kasar, serta masih sedikit yang ingat untuk mengucapkan salam saat memasuki ruangan. Sopan santun dalam berbicara perlu dikembangkan pada anak sejak balita saat mereka mulai belajar bicara agar menjadi kebiasaan yang positif.
Dari latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar di Kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup”. B. Identifikasi Masalah Anak kurang sopan dalam berbicara, sehingga guru harus menemukan metode yang tepat untuk perubahan sikap anak. C. Pembatasan Masalah Pembatasan fokus penelitian ini adalah dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar
untuk meningkatkan kebiasaan
berbicara sopan pada anak kelompok B di PAUD Pelita Kasih Curup. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perkembangan sikap sopan santun
anak didalam berinteraksi dengan lingkungannya,
khususnya dalam hal mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran bicara serta berbicara sopan. D. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah dengan bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak dikelompok B PAUD Pelita Kasih Curup?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup. F. Manfaat Hasil Penelitian Bagi anak : 1. Anak dapat mendengarkan orang lain berbicara. 2. Anak dapat bersabar menunggu giliran bicara. 3. Anak dapat berbicara sopan. Bagi guru : 1. Meningkatkan kemampuan guru untuk bercerita dengan menarik. 2. Mengembangkan kreativitas guru. 3. Meningkatkan kemampuan guru untuk menjadi teladan yang baik. Bagi sekolah : 1. Tercipta suasana yang nyaman sehingga pembelajaran berlangsung baik. 2. Memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah 3. Memperkaya metode perkembangan yang menarik bagi anak
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Acuan Teori dan Fokus Yang di Teliti 1. Pengertian Sopan Santun Sopan santun berasal dari dua kata yaitu sopan dansantun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sopan santun diartikan sebagai berikut: Sopan : hormat tertib menurut adab yang baik. Santun : halus dan baik (budi bahasa dan tingkah lakunya), sopan,sabar dan tenang. Jadi dapat disimpulkan sopan santun adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap,perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik,sesuai dengan tata krama, peradaban, kesusilaan. Pada dasarnya kita harus sopan dimana saja, kapan saja dan dalam kondisi apapun. Apalagi kita hidup dalam budaya Timur yang sarat akan nilai-nilai kesopanan,sehingga seharusnya kita berpatok pada budaya timur dan berpedoman pada sopan santun ala timur. Sopan santun bukan hanya merupakan warisan dari nenek moyang kita namun sopan santun sudah merupakan kepribadian kita. Kadar kesopanan yang berlaku dalam masyarakat memang berbeda-beda,
tergantung dari kondisi sosial setempat.Permasalahan ini sangat komplek karena berkaitan dengan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi lunturnya sopan santun. Faktor eksternal yaitu budaya dari negara lain. Kebudayaan yang masuk dari negara lain bila tidak disaring dengan tepat makaa akan menyebabkan lunturnya nilai sopan santun di negara kita. Faktor yang kedua yaitu faktor internal, dalam hal ini karakter santun seseorang dipengaruhi oleh diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah maupun media massa. Pengetahuan tentang sopan santun yang didapat di sekolah mungkin sudah cukup namun di lingkungan keluarga ataupun masyarakat sekitardan media massa kurang mendukung tindakan sopan disemua tempat ataupun sebaliknya, sehinggamembuat sopan yang dilakukan oleh anak-anak ataupun remaja hanya dalam kondisi tertentu. 2. Sopan Santun Dalam Berbicara Di dalam berbicara sopan diperlukan intonasi yang berbeda dengan lawan bicara. Misalnya dengan lawan bicara yang lebih dewasa, dengan orang yang dihormati,dengan orang tua kita, atau dengan orang yang sedang sakit tentu saja intonasi berbicara tidak sama. Sedangkan pada anak kecil tentu saja harus menggunakan intonasi yang lebih rendah dan lembut.Kata yang sama jika diucapkan
dengan intonasi yang berbeda tentu akan menghasilkan makna yang berbeda. Berbicara dengan teman sebaya akan berbeda lagi yaitu dengan intonasi yang wajar dan sesekali bisa menggunakan gaya yang meledak-ledak atau penuh semangat. Bahasa yang dipakai bisa lepas dan sedikit memakai bahasa gaul tidak menjadi masalah. Kita harus bisa memilih kata dan kalimat yang tepat serta tidak sembarangan disesuaikan dengan lawan bicara. Seseorang yang berbicara sembarangan dan tidak memperhatikan kaidah bicara yang benar dan berlaku di masyarakat setempat akan merendahkan pribadinya sendiri. Seseorang biasanya menilai orang lain dalam hal berbicara. Seseorang yang berbicara dengan intonasi keras seringkali mendapat penilaian kurang sopan dan kampungan.Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang jorok dan kasar dapat memperoleh predikat tidak tahu sopan atau tidak disekolahkan, sehinnga dapat menjatuhkan harga diri seseorang.Berbicara tidak bisa dilepaskan dari kepribadian seseorang. Dengan sopan santun berbicara kita akan mudah masuk ke lingkunganyang baru dan diterima dalam lingkungan tersebut.
3. Sopan Santun Berbicara Untuk AnakUsia Dini Berikut ini adalah beberapa etiket sederhana untuk anak usia dini : a. Tidak menyela pembicaraan orang lain. b. Ketika meminta sesuatu katakan „tolong.‟ c.
Ucapkan „terimakasih‟ ketika menerima sesuatu.
d. Sebaiknya tidak menyela percakapan orang dewasa, kecuali dalam keadaan darurat. Mereka akan memberi respon setelah mereka selesai bercakap. e. Jangan suka mencela teman,memuji teman lebih baik dan akan menyenangkan. f.
Ketoklah pintu sebelum masuk ke ruang orang dewasa ataupun teman,serta ucapkan salam.
g. Jika kamu menabrak seseorang segeralah minta maaf. h. Saat seseorang membantumu ucapkan “terima kasih” 4. Metode Bercerita a. Pengertian Metode Bercerita Menurut
Dhieni(2007
:
6.6),metode
bercerita
adalah
penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman kanakkanak. Bercerita merupakan salah satu metode yang menarik dan menyenangkan bagi anak usia dini. Metode bercerita dapat
mengembangkan daya imajinasi anak usia dini. Melalui bercerita kita dapat menanamkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Moeslichatoen (2004 : 157), metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak taman kanak-kanak dengan membawakan cerita secara lisan. Dalam hal ini tentu saja cerita yang dibawakan harus menarik, mengundang perhatian
anak dan
tidak lepas dari tujuan
pendidikan anak taman kanak-kanak.Cerita yang disampaikan bisa berupa peristiwa yang benar-benar terjadi atau hanya karangan ataupun dongeng.Cerita bagi anak sebaiknya cerita yang berisi dengan
hal-hal
yang
dekat
dengan
dunia
mereka
serta
disampaikan dalam bahasa sederhana sehingga mudah dipahami dan dimengerti anak.Isi cerita dan penyampaian juga harus menarik sehingga anak dapat larut dalam cerita, menyimak cerita hingga tuntas serta termotivasiuntuk meneladani tindakan positif dari tokoh utama cerita. b. Tujuan Bercerita Menurut Dhieni (2004 : 6.7), tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan
orang
lain,
anak
dapat
bertanya
bila
tidak
memahami,anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang
didengarkan dan diceritakannya sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakannya kepada orang lain, karena menurut Jerome S Bruner ( Tampubolon,1991 ; 10)”Bahasa perpengaruh besar terhadap perkembangan pikiran anak” Dengan kegiatan bercerita guru dapat menanamkan nilainilai
sosial,moral
dan
keagamaaan.Bercerita
juga
dapat
membangun hubungan yang erat dengan anak, melalui bercerita guru dapat berinteraksi dengan anak secara hangat dan akrab. c. Manfaat Bercerita Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran anak paud mempunyai bbeberapa manfaat yaitu : 1. Melatih daya tangkap anak. 2. Melatih daya pikir anak TK. 3. Melatih konsentrasi anak. 4. Mengembangkan daya imajinasi anak. 5. Menciptakan
situasi
yang
menggembirakan
dan
mengembangkan suasana yang akrab dengan anak. 6. Membantu perkembangan bahasa anak. d. Teknik bercerita Ada beberapa macam teknik bercerita yang digunakan oleh guru antara lain :
1. Membaca langsung dari buku. 2. Menggunakan ilustrasi buku gambar. 3. Menggunakan papan flannel. 4. Menggunakan boneka. 5. Bermain peran dalam suatu cerita. e. Langkah-langkah Metode Bercerita Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam melaksnakan metode bercerita adalah : 1. Pertama guru harus menarik minat dan perhatian siswa dalam kegiatan bercerita dalam kelompok kecil, misalnya dengan mengajak siswa menyanyikan lagu lagu sesuai dengan tema yang telah ditetapkan. 2. Kedua mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita kepada anak yang mengikuti kegiatan bercerita. 3. Ketiga kegiatan bercerita dibawah bimbingan guru. 4. Keempat kegiatan penutup cerita. Hubungan antara karakter santun dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Melalui metode bercerita guru dapat menanamkan nilai-nilai moral pada anak usia dini anak-anak anak mengidentifikasi
tokoh-tokoh dalam cerita yang punya sikap-sikap yang baik dan menghindari berbuat seperti tokoh dalam cerita yang tidak baik. Misalnya kalau guru bertutur cerita “Bawang Putih dan Bawang Merah”, maka anak akan mengidentifikasikan dirinya sebagai Bawang Putih karena Bawang Putih itu anak yang berbakti kepada orang tua, yang suka menolong, yang suka berkawan, yang suka bekerja, yang tidak mendendam, yang rajin bekerja dan sebagainya. Sebaliknya anak tidak menyukai Bawang Merah karena ia merupakan anak yang suka menjelek-jelekan anak lain, suka curang pemalas, mau menang sendiri suka menyusahkan anak lain dan sebagainya. B. Kerangka Berfikir “Mengembangkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita menggunakan Buku Cerita Bergambar”
Problem Rendahnya kebiasaan anak berbicara sopan.
Proses Melalui metode bercerita mengguna menggunakan buku cerita bergambara Indikator dalam sikap hormat dan santun 1.Mendengarkan orang lain berbicara. 2.Bersabar menunggu giliran bicara. 3.Berbicarasopan.
Sumber : Permen 58 tahun 2010
Dapat melakukan kebiasaan yang baik.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dalam kelas sendiri melalaui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya seorang guru sehingga hasil belajar siswa lebih meningkatkan (Wardhani, 2008:10). Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan di kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong. 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian Jawdal waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung dari bulan Agustus 2014 sampai November 2014.
Tabel 3.1.Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Agustus No
September
Oktober
November
Uraian 1
1
Penyusunan proposal
2
Bimbingan proposal
3
Seminar proposal
4
Perbaikan Proposal Persetujuan
5 Pembimbing 6
Persiapan pelaksanaan
7
Pelaksanaan Penelitian
8
Observasi
9
Refleksi
10
Pengumpulan data
11
Analisis Data
12
Ujian Skipsi
13
Perbaikan
14
Penjilidan
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Tabel 3.2Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklu
Pertemuan
Fokus Kegiatan
s
Ke
I
Pertemuan I
Berbicara Sopan
(29
1. Mendengarkan
Tema
Sub Tema
September
orang
2014)
*Keluargaku Lingkunganku
Pertemuan II
*Lingkungan rumahku
(30
lain
berbicara. 2. Bersabar menunggu giliran bicara.
September
3. Berbicara
2014) II
Ket Yang Diteliti
sopan.
Pertemuan I
Berbicara Sopan
(01
1. Mendengarkan
Oktober
orang
2014)
bicara. Lingkungan
lain
2. Bersabar
Lingkunganku Pertemuan II (02 Oktober201)
sekolahku
menunggu giliran bicara. 3. Berbicara Sopan.
C. Subyek Penelitian Bidang pengembangan yang dijadikan subjek penelitian yaitu meningkatkan kebiasaan berbicara sopan melalui metode bercerita pada anak usia dini. Adapun kelompok yang digunakan adalah anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 20 orang anak atau siswa yang terdiri dari 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Tabel 3.3 Peran / Partisipasi Dalam Penelitian No
Nama
Jabatan
Tugas
Penyaji, 1
Sri Winarsih
Peneliti pengumpul data
2
Uli Maria Sihaloho
Pengelola PAUD
Pemberi Izin
Pengamat, 3
Devi Natalia Tinambunan,S.Pd
Teman Sejawat pengumpul data
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian oleh Arikonto.Dimana menurut Arikunto dkk (2008:16) ada 4 langkah dalam penelitian tindakan
kelas diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara rinci dijelaskan dibawah ini :
Bagan 3.1Tahapan Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Arikunto, Dkk (20112:16) Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus 1 ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) Pada
tahap
ini
yang
dilakukan
oleh
peneliti
adalah
merencanakan semua hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dimana, perencanaan pembuatan mencakup semua langkah tindakan mulaidari Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan
Rencana Kegiatan Harian(RKH) dengan tema yang akan diajarkan, menyediakan media dan alatperaga untuk pembelajaran, menentukan metode
atau
teknik
mengajar,mengalokasikanwaktu,serta
menyediakan instrument observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan (action) Setelah melakukan perencanaan yang matang maka peneliti melakukan
tahap
selanjutnya
yaitu
tindakan.Dimana,tahap
ini
merupakan implementasi (pelaksanaan) dari perencanaan yang dibuat kemudian semua perencanaaan itu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan di kelas adalah melaksanakan dari teori pendidikan dan teknik mengajar yang sudah di persiapkan sebelumnya, dan hasilnya diharapkan meningkatkan efektivitas. 3. Pengamatan (Observasi) Kegiatan observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan kelas.Observasi dilakukan dalam rangka mengumpulkan data.Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang dibuat. Data yang akan disusun adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi dan mengambil tafsiran secara benar.Sedangkan data kuntitatif adalah data yang dianalisis dengan menggunakan angkaangka tertentu dan dengan menggunakan tehnik sederhana.Dalam
pelaksanaan observasi dan evaluasi penulis tidak bekerja sendiri tetapi penulis dibantu oleh teman sejawat. 4. Refleksi Tahap ini merupakan tahap memperoses data yang didapat pada saat melakukan pengamatan (observasi) dari didapat.
Kemudian
ditafsirkan
dan
data yang
dianalisis.Hasil analisis ini
digunakan sebagai bahan refleksi apakah perlu tindakan selanjutnya. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menemukan suatu keberhasilan PTK apabila hasil yang dicapai belum mencapai kriteria keberhasilan maka akan dilakukan siklus berikutnya. Skenario Penelitian Siklus 1 a. Tahap Perencanaan 1. Pertemuan Pertama a) Guru menceritakan perbuatan sopan dan tidak sopan. b) Anak diajak membedakan perbuatan sopan dan tidak sopan. 2.
Pertemuan Kedua a) Pada pertemuan kedua anak disuruh menyebutkan perbuatan sopan dan tidak sopan. b) Anak disuruh menceritakan kembali cerita yang disimak.
b. Aksi atau Tindakan Pada Tahap ini yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :
a. Pembukaan Dalam kegiatan pembukaan guru membimbing anak untuk berbaris di halaman.Selanjutnya guru mengajak anak untuk melakukan gerakan untuk melonggarkan otot-otot anak.Setelah itu anak bernyanyi sebelum berdoa.Kemudian anak dipersilakan masuk ke dalam kelas. Guru menyapa dan memberikan salam kemudian berdo‟a bersama sebelum belajar, beryanyi, pengenalan hari, tanggal, bulan dan tahun. Kemudian guru bersama anak berdiskusi tentang tema dan sub tema dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. b. Kegiatan inti Pada saat kegiatan berlangsung guru hanya berperan sebagai fasilitator,mengkoordinasi,memfasilitasi,mengobservasidanmengeva luasi anak ketika melakukan bercerita.Sedangkan anak melakukan aktivitas secara aktif sebagai bentuk keterlibatan dalam proses belajar, baik secara fisik maupun mental.Kegiatan yang akan dilakukan adalah guru mengajak anak untuk mempraktekan ekspresi wajah yang bermacam-macam. c. Istirahat / makan Pada kegiatan ini anak bermain diluar kelas, selesai bermain anak disuruh mencuci tangan, kemudian membaca do‟a sebelum
makan, tata tertib dalam makan dan membaca do‟a sesudah makan. d. Kegiatan akhir Kegiatan akhir ini dilakukan guru adalah diskusi kegiatan selama satu hari serta program mengevaluasi hasil pembelajaran, untuk mengetahui tingkat keberhasilannya, guru menggunakan alat evaluasi anak, dalam evaluasi ini guru menilai hasil karya anak satu persatu sesuai yang telah disusun. Kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan kegiatan esok, terakhir bernyanyi lagu-lagu pulang, berdoa sebelum pulang, selanjutnya mengucapkan salam dan penutup. Anak-anak diiringi guru untuk berbaris di depan pintu ruang kelas sambil bernyanyi anak di antar sampai ke pintu pagar sekolah menyambut orang tua murid yang ingin menjemput anaknya. c. Observasi dan evaluasi Selama guru melakukan penelitian tindakan kelas bersama teman sejawat juga melakukan observasi,kegiatan observasi akan dilakukan untuk menilai karakter santun anak. d.
Refleksi Pada tahap ini dilakukan refleksi dan juga pemprosesan/analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pembelajaran dan observasi. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan PTK. Data-data yang telah diproses itu digunakan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang ada, mengkaji apa yang telah terjadi dan belum terjadi, mengapa terjadi demikian dan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya atau merencanakan tindakan untuk siklus selanjutnya (siklus II).Demikian tahapan kegiatan terus berulang-ulang sampai siklus II. Kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Skenario Penelitian Siklus II Pada tahap Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan melakukan perubahan pada bagian-bagian tertentu yang didasarkan pada refleksi siklus
I
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran
yang
telah
disusun.Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II dan siklus seterusnyasama halnya dengan siklus I yaitu: 1) Perencanaan, 2) PelaksanaanTindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Pelaksanaan disetiap siklusdilakukan untuk mengetahui peningkatan dari kemampuan berbicara sopan. Kegiatan refleksi dilakukanberdasarkan analisa terhadap data yang telah didapat selamapembelajaran dan observasi, kemudian direfleksikan untuk melihatkekurangan-kekurangan yang ada, mengkaji mengenai apa yang telahdan belum terjadi, mengapa terjadi demikian dan
langkah apa saja yangperlu dilakukan untuk perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya.
C.
Peran Peneliti dalam Penelitian Peneliti berperan sebagai perancang, pelaksana dan sekaligus sebagai pengamat dalam pelaksanaan penelitian. Selama proses penelitian peneliti juga bekerja sama dengan teman sejawat untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Pemilihan untuk teman sejawat yaitu guru PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi (pengamatan) Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Penelitian Tindakan Kelas teknik yang sangat penting dalam pengumpulan data yaitu tekhnik observasi/pengamatan, karena pengamatan ini digunakan untuk merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik aktivitas guru maupun aktivitas anak. Observasi
adalah
suatu
teknik
yang
dilakukan
dengan
cara
mengamati perilaku dan aktivitas anak dalam suatu waktu atau kegiatan (Depdiknas, 2005:105). Dan menurut Hadi dalam Sugiono (2011:166) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu guru kelas.Observasi dilakukan pada kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong. 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi yang mendukung berjalannya penelitian ini, meliputi nama-nama anak sebagai subjek penelitian, fotokegiatan berceritadan data yang mendukung lainnya untuk dianalisis pada tahapan awal.
E. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode observasi sehingga instrumen pengumpulan data yang digunankan adalah lembar observasi guru dan lembar observasi hasil kerja siswa dalam kemampuan meningkatkan minat dan kreativitas anak, adapun hal-hal yang diobservasi pada instrument pengumpulan data
dalam
kemampuan
karakter
santun
bercerirtaekspresif adalah sebagai berikut:
anak
dengan
metode
a) Lembar observasi aktivitas anak Lembar observasi aktivitas anak digunakan untuk mengetahui keaktifan anak selama proses belajar mengajar berlangsung. Kekurangan atau kelemahan dalam kegiatan ini akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. b) Lembar observasi aktivitas guru Lembar observasi guru yang digunakan pada saat proses pembelajaran (pelaksanaan tindakan) bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru pada saat mengajar. Hasil dari observasi ini akan dijadikan pedoman dalam memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus berikutnya. Contoh Lembar Observasi Anak Tabel 3.4 Aspek Penilaian Kebiasaan Berbicara Sopan Penilaian No
Aspek Yang Dinilai 3
2
1
Mendengarkan orang lain 1. berbicara 2.
Bersabar menunggu giliran bicara
3.
Berbicara Sopan
B (3) = Baik
C (2) = Cukup
K (1) = Kurang
Tabel 3.5 Deskriptor Penilaian Kemampuan Penilaian
Aspek Yang No. Dinilai 1.
3
2 Kadang-
1
Mendengarkan
Anak mampu
Anak belum
orang lain
mendengarkan kadang anak
mampu
berbicara
orang lain
mampu
mendengarkan
berbicara
mendengarkan orang lain
dengan baik.
orang lain
berbicara.
berbicara. Bersabar 2.
Anak mampu
Kadang-
Anak belum
menunggu giliran bersabar
kadang anak
mampu
bicara.
menunggu
mampu
bersabar
giliran bicara.
bersabar
menunggu
menunggu
giliran bicara.
giliran bicara. 3.
Berbicara sopan
Anak mampu
Kadang-
Anak belum
berbicara
kadang anak
mampu
sopan.
mampu
berbicara
berbicara
sopan.
sopan.
Contoh Lembar Observasi Guru LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Nama Peneliti
: Sri Winarsih
Tema/ Sub Tema
: Lingkunganku (Lingkungan Rumahku)
Hari / Tanggal
: 29 Septer 2014
Siklus
: Pertama
NO
Aspek Yang Dinilai
Nilai 3
1
Merumuskan dan menentukan indicator pembelajaran(RKH)
2
Kemampuan membuka pelajaran dan menarik perhatian anak
3
Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan
4
Pengelolaan kelas
5
Pengembangan materi pembelajaran
6
Melaksanakan pelajaran secara runtut
7
Mengadakan evaluasi
8
Keterampilan membuka pelajaran
9
Keterampilan menjelasan kegiatan
10
Keterampilan menutup pelajaran
11
Melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang dibuat (RKH)
12
Membimbing anak yang mengalami kesulitan Jumlah
2
Kriteria 1
Keterangan 3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
F. Teknik Analisis Data Analisis data dan interprestasi hasil analisis dilakukan pada saat proses sehingga digunakan lembar penilaian untuk mendapatkan data yang
akurat
pada
kemampuan
anakMenganalisis
data
observasi
dilakukan dengan analisis statistik dengan rumus: 1.
Nilai rata-rata Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh anak yangkemudian dibagi dengan jumlah anak yang ada di kelas yang diteliti sehingga diperoleh nilai rata-rata menurut (Aqib dkk 2009:204-205). Nilai rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus: X=
X N
Keterangan: X
= Nilai rata-rata
ΣX
= Jumlah nilai
N
= Jumlah siswa
2. Ketuntasan Belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=
F x 100% N
Ket: P
= Tingkat kebiasaan berbicara sopan
F
= Anak yang tuntas belajar
N
= Jumlah frekwensi
100% = Nilai konstan Tabel 3.6 Kategori Skor Hasil Observasi Dari Angket Interval
Kriteria
75%-100%
Sangat Tinggi
56%-75%
Tinggi
26%-55%
Rendah
(Arikunto 2006:241) I.
Pertanggungjawaban Penelitian Tindakan Kelas Penelitian
tindakan
ini
berjudul
“Meningkatkan
Kebiasaan
Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar Pada Anak
Kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten
Rejang Lebong”.Peneliti bertanggungjawab sepenuhnya atas data yang nantinya peneliti dapatkan dan peneliti siap menanggung konsekuensi
apabila nantinya dalam penelitian ini terdapat data yang tidak sesuai dengan kenyataan yang didapatkan.
J. Indikator Keberhasilan Tindakan Untuk kemberhasilan tindakan yang dilakukan pada setiap aspek dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan berbicara
sopan anak meningkat apabila daya setiap
siklus II lebih baik dari siklus I. 2. Anak dikatakan telah tuntas secara klasikal, bila telah mencapai daya serap 75 % atau nilai 7,5. 3. Analisis data observasi menggunakan penilaian. Pengukuran skala penilaian dalam penelitian ini yaitu 1-3 sehingga aktivitas anak dikatakan meningkat jika nilai observasi dari siklus I sampai siklus II semakin tinggi (dalam kategori baik). 4. Meningkatkan berbicara sopan anak melalui metode bercerita dikatakan berhasil jika indikator dari unsur-unsur keberhasilan rancangan pengajaran kegaitan tercapai.
G. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan terkait dengan judul peneliti saat ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Erli Yusnita (2013) dengan judul
“Meningkatkan Karakter Jujur Dengan Menggunakan Metode Cerita Berbantuan Media Gambar” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak kelas B TK Aisyiyah Kota Bengkulu) Hasil penelitian Erli Yusnita menyatakan bahwa berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan ; “penggunaan cerita berbantuan media gambar dapat meningkatkan karakter jujur anak pada TK Aisyiyah VI kota Bengkulu.”
H. Hipotesis Tindakan Jika metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar diterapkan dengan tepat maka dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di PAUD Plita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong di kelompok B dengan jumlah anak 20 orang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Penelitaian dilaksanakan dalam 2 siklus, pada masing-masing silkus dilakukan 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan dari bulan 29 dan 30 September sampai 01 dan 02 Oktober 2014, hasil setiap siklus memaparkan kemampuan masing-masing anak dalam meningkatkan kebiasaan berbicara sopan melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar. 1) Siklus Satu Pertemuan Pertama a) Perencanaan Pada silkus satu pertemuan pertama kegiatan pembelajaran bercerita menggunakan buku cerita bergambar menekankan pada kebiasaan berbicara sopan dalam aspek mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran berbicara serta berbicara sopan.
b) Pelaksanaan Siklus satu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 29 September 2014 dengan tema lingkunganku dan sub temakeluargaku
dengan
menggunakan
media
buku
cerita
bergambar. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Pelita Kasih Curup diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di halaman sekolah bergabung dengan kelas lain yang dipimpin oleh salah satu guru, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam menyanyikan lagu keagamaan, berdoa sebelum kegiatan, tanya jawab tentang tema hari ini
kemudian masuk ke dalam kelas
dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dengan guru menyapa anak dan absensi kemudian guru mengajak anak mendengarkan cerita dengan
tertib.Isi
cerita
disesuaikan
dengan
tema
hari
ini.Dilanjutkan kegiatan inti mewarnai gambar cerita kemudian menceritakan gambar yang diwarnai.Gambar cerita merupakan bagian dari gambar cerita yang disampaikan pada awal kegiatan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan anak-anak tampak belum menyimak cerita dengan seksama masih ada yang bercerita dengan teman, ada yang mengganggu teman, ada yang menertawakan teman yang mengantuk serta belum melakukan kegiatan bercerita dengan tertib karena semua anak tidak sabaruntuk menceritakan gambar yang telah mereka warnai.Selain
itu
saat bercerita di depan kelas sebagian besar anak masih
mengucapkan kata-kata yang tidak baik saat teman mereka menertawakan atau mengejeknya. Setelah menyelesaikan tugas mewarnai gambar cerita serta berceita tentang gambar yang diwarnai guru mengajak anak-anak bermain di playground.Selesai waktu bermain anak-anak berbaris menuju tempat cuci tangan kemudian masuk ke dalam kelas untuk makan bersama. Kegiatan akhir pembelajaran adalah kegiatan penutup yaitu , mengajak anak bertanya jawab tentang kegiatan hari ini, kemudian ayat hafalan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Satu-Satu Aku Sayang Ibu” , doa penutup, salam dan pulang. c) Hasil Observasi Berdasarkan hasil siklus satu pertemuan pertama diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera dalam tabel 3.7 sampai dengan tabel 3.9
Tabel
3.7
Hasil
observasi
aspek
penilaian
Kemampuan
Mendengarkan Orang Lain Berbicara Siklus Satu Pertemuan Pertama. Hasil Yang Dicapai
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Baik
4
20%
Cukup
7
35%
Kurang
9
45%
Jumlah
20
100%
observasi
penilaian
Berdasarkan
hasil
kemampuan
mendengarkan orang lain berbicara pada siklus satu perteemuan pertama anak yang memperoleh nilai baik yaitu hanya 4 orang (20%), yang memperoleh nilai cukup yaitu 7 orang (35%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 9 orang (45%). Tabel 3.8 Hasil observasi penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Bicara Siklus Satu Pertemuan Pertama. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
2
10%
Cukup
8
40%
Kurang
10
50%
Jumlah
20
100%
Berdasakan hasil observasi peniaian kemampuan anak sabar menunggu giliran bicara pada siklus satu pertemuan pertama yang memperoleh nilai baik yaitu 2 orang (10%), yang mempeoleh nilai cukup 8 orang (40%), yang memperoleh nilai kurang 10 orang (50%), yang memperoleh nilai cukup ada6 orang(30%), dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 11 orang (55%). Tabel 3.9 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Pertama. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
3
15%
Cukup
6
30%
Kurang
11
55%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel observasi kemampuan berbicara sopan pada siklus satu pertemuan pertama setelah pembelajaran, anak didik yang mendapat nilai baik ada 3 orang (15%), yang memperoleh nilai cukup ada 6 orang (30)%, dan yang memperoleh nilai kurang sebanyak 11 orang (55%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oelh peneliti bersama
teman
sejawat
terdapat
beberapa
kelemahan
pembelajaran pada silklus satu pertemuan pertama yaitu anakanak belum dapat mendengarkan cerita dengan baik atau belum mampu
menyimak
cerita,mereka
masih
berbicara
dengan
teman,bermain sendiri saat guru atau temannya bercerita, bahkan ada yang menertawakan atau mengejek teman yang sedang bercerita di depan kelas dan hanya sedikit sekali anak yang tidak membalas ejekan temannya, pada saat menceritakan gambar cerita yang mereka warnai mereka juga masih berebut ingin maju ke depan belum bersabar menunggu giliran, kemudian kelemahan dari guru yaitu gambar pada buku cerita kurang besar dan warnanya kurang terang sehingga banyak anak didik kurang tertarik atau justru beberapa maju ke depan untuk melihat lebih jelas sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif, banyak anak didik yang belum menyimak saat guru menyampaikan cerita. d) Refleksi Kegiatan bercerita pada siklus ini sebenarnya digemari oleh anak dan pada awal kegiatan guru sudah dapat menarik perhatian anak. Namun
berdasarkan
kelemahan-kelemahan
yang
ditemukan pada siklus satu pertemuan pertama maka yang menjadi catatan untuk
perbaikan pada pertemuan
berikutnya
adalah bercerita menggunakan buku cerita yang gambar ceritanya
lebih besar dan jelas, menciptakan suasana kondusif serta bercerita dengan lebih menarik lagi yaitu dengan memperbaiki intonasi suara dan menggunakan suara yang lebih bervariasi sehingga anak tertarik dan penasaran dengan isi ceritaserta membimbing anak didik supaya dapat bersabar menunggu giliran bercerita didepan kelas.
2) Siklus satu Pertemuan Kedua a) Perencanaan Pada pembelajaran
siklus
satu
pertemuan
kedua
kegiatan
berbicara sopan dengan metode bercerita
menggunakan buku cerita bergambar menekankan pada kemampuan mendengarkan orang lain bicara, bersabar menunggu giliran bicara serta berbicara sopan. b) Pelaksanaan Siklus satu pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 30 September 2014 dengan tema Lingkunganku sub tema Lingkungan Rumahku dibantu oleh teman sejawat. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di PAUD Pelita Kasih diawali dengan rutinitas berbaris di halaman dilanjutkan dengan menyanyi lagu keagamaan.Hari ini ada pembelajaran tambahan
di
halaman
yaitu
menyapa
teman
dengan
mengucapkan selamat pagi dan saling bersalaman kemudian anak masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak,berdoa, menyanyi satu lagu,absensi dan tanya jawab tentang tema hari ini. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu mendengarkan cerita anak yang mengandung pembelajaran tentang mendengarkan orang lain berbicara,sabar menunggu giliran berbicara dan berbicara sopan.Setelah guru selesai bercerita anak didik diberi tugas untuk menceritakan kembali cerita yang didengar ke depan kelas, kemudian memberi tanda pada gambar anak yang bersikap baik dan tanda
pada gambar anak yang
bersikapa tidak baik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan tampak anakanak mulai mendengarkan cerita yang disampaikan namun masih ada anak-anak yang bosan karena cerita terlalu panjang, serta susunan tempat duduk yang sepertinya kurang nyaman
membuat
beberapa
anak
gelisah.Saat
diberi
kesempatan untuk menceritakan kembali cerita didepan kelas anak-anak masih belum bisa bersabar menunggu giliran bercerita, namun beberapa anak mulai bisa bercerita dengan
bahasa yang sopan dan tidak berkata kasar ketika ada di antara temannya yang tidak mendengarkan mereka bercerita. Setelah menyelesaikan kegiatan bercerita anak-anak diajak bermain di luar kelas.Setelah habis waktu bermain anak-anak berbaris untuk antri mencuci tangan kemudian masuk ke dalam kelas untuk makn bersama. Kegiatan
pembelajaran
diakhiri
dengan
kegiatan
penutup yaitu dengan bernyanyi dan tanya jawab kegiatan hari ini, doa penutup kegiatan, ayat hafalan,salam dan pulang. c) Hasil Observasi Berdasarkan hasil siklus satu pertemuan kedua diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera dalam tabel 4.0 sampai dengan 4.2 Tabel 4.0 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Mendengarkan Orang Lain Berbicara Siklus Satu Pertemuan kedua. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
7
35%
Cukup
8
40%
Kurang
5
25%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan
tabel
hasil
observasi
penilaian
kemampuan mendengarkan orang lain berbicara pada siklus satu pertemuan kedua setelah pembelajaran anak didik mendapat nilai baik sebanyak 7 orang (35%), yang mendapat nilai cukup sebanyak 8 orang (40%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 5 orang (25%). Tabel 4.1 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Sabar Menunggu Giliran Bicara Siklus Satu Pertemuan kedua. Hasil Yang Dicapai Kriteria Frekuensi
Persentase
Baik
5
25%
Cukup
9
45%
Kurang
6
30%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil observasi penilaian kemampuan sabar menunggu giliran bicara anak yang memperoleh nilai baik ada 5 orang (25%), yang mendapatkan nilai cukup adalah 9 orang (45%), dan yang mendapatkan nilai kurang adalah 6 orang (30%). Tabel 4.2 Hasil observasi aspek penilaian Kemampuan Berbicara Sopan Siklus Satu Pertemuan Kedua.
Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
6
30%
Cukup
8
40%
Kurang
6
30%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan
tabel
hasil
observasi
penilaian
kemampuan berbicara sopan anak yang memperoleh nilai baik da 6 orang (35%), yang memperoleh nilai cukup 8 orang (40%) dan yang memperoleh nilai kurang ada 6 orang (25%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama
teman
sejawat
terdapat
beberapa
kelemahan
pembelajaran pada siklus satu pertemuan kedua yaitu isi cerita terlalu panjang sehingga anak-anak bosan, pengaturan tempat duduk kurang tepat sehingga anak-anak kurang nyaman dan gelisah, anak- anak masih belum sabar menunggu giliran bercerita di depan dan baru beberapa anak yang mampu bercerita dengan bahasa sopan dalam arti tidak berkata-kata kasar ketika ada teman yang tidak memperhatikan mereka. d) Refleksi Pada siklus ini anak-anak mulai bisa bercerita menggunakan bahasa yang sopan meskipun belum semua
anak
mampu.melakukannya.Gambar
cerita
sudah
mulai
menarik perhatian anak meskipun isi ceritanya terlalu panjang Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus satu pertemuan kedua, maka yang menjadi catatan dan perbaikan pada siklus berikutnya adalah guru harus mempersiapkan cerita yang menarik dan tepat untuk anak-anak serta tidak terlalu panjang sehingga anak-anak tidak merasa bosan. Guru harus mengatur tempat duduk dan penataan
kelas,
menciptakan
suasana
kelas
yang
menyenangkan, serta memberikan bimbingan yang intensif pada anak didik untuk bersabar menunggu giliran berbicara atau bercerita di depan kelas, juga untuk mengucapkan kata yang sopan ketika sedang bercerita di depan kelas dan membimbing kepada anak yang lain untuk tidak mengejek teman mereka yang sedang bercerita.
3) Siklus Dua Pertemuan Pertama a) Perencanaan Pada
siklus
dua
pertemuan
pertama
kegiatan
pembelajaran meningkatkan kebiasaan santun melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar menekankan
pada kemampuan mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran bicara serta berbicara sopan. b) Pelaksanaan Siklus dua pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 Oktober 2014 dengan tema Lingkunganku sub tema Lingkungan Sekolahku. Pelaksanaan pembelajaran di PAUD Pelita Kasih Curup diawali dengan kegiatan rutinitas berbaris di halaman sekolah dilanjutkan dengan menyanyi lagu keagamaan kemudian anak-anak masuk kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai guru mengucapkn salam, menyapa anak absensi dan tanya jawab mengenai tema pada hari ini. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu anak didik maju ke depan kelas satu persatu untuk menceritakan pengalaman mereka hari ini yaitu tentang kegiatan yang dilakukan di rumah sebelum berangkat ke sekolah.Kali ini guru mengajak anak didik duduk di karpet supaya lebih nyaman. Setelah kegiatan bercerita kemudian anak diberi kegiatan menebalkan tulisan “SOPAN, SABAR,BAIK”. Dari hasil pengamatan tampak anak-anak mulai tertib dan memperhatikan teman mereka yang sedang bercerita di depan kelas, walaupun masih ada yang berbaring atau tengkurap di karpet namun itu hanya sedikit sekali anak yang
melakukannya. Mereka juga sudah mulai dapat bersabar menunggu giliran berbicara atau bercerita didepan.Setelah menyelesaikan tugas, anak-anak diajak beristirahat dengan bermain di playground.Setelah waktu bermain habis anak-anak dipersilahkan berbaris menuju tempat cuci tangan kemudian masuk kelas dan makan bersama. Kegiatan akhir yaitu penutup.Pada kegiatan akhir hari ini
guru
memberikan
mendengarkan dilaksanakan
cerita pada
kegiatan yang
kegiatan
yang
pada awal
berbeda
hari-hari atau
yaitu
sebelumnya
pada
kegiatan
inti.Kegiatan penutup hari ini pun dilakukan denga mengajak peserta
didik
duduk
di
karpet.
Kemudian
setelah
mendengarkan cerita dilakukan sedikit tanya jawab tentang isi cerita yang disampaikan,dilanjutkan menyanyi satu lagu kemudian doa, ayat hafalan, salam dan pulang. Dari hasil pengamatan pada kegiatan penutup, anak didik tampak antusias dalam mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru, kemudian pada saat kegiatan tanya jawab mereka mulai sabar menunggu giliran bicara yaitu dengan mengangkat tangan (tunjuk jari) dan yang menjawab hanya anak yang ditunjuk oleh guru, anak yang lain sabar menunggu giliran menjawab pertanyaan guru.
c) Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua pertemuan pertama diperoleh tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera pada tabel 4.3 sampai dengan 4.5. Tabel 4.3 Hasil observasi aspek penilaian kemampuan mendengarkan orang lain berbicara siklus dua pertemuan pertama. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
16
80%
Cukup
2
10%
Kurang
2
10%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan
hasil
observasi
tabel
penelitian
kemampuan mendengarkan orang lain berbicara anak didik yang memperoleh hasil baik ada 16 orang (80%), anak didik yang memperoleh hasil cukup ada 2 orang (10%) dan yang memperoleh hasil kurang ada 2 orang (10%)
Tabel 4.4 Hasil observasi aspek penilaian kemampuan sabar menunggu giliran bicara siklus dua pertemuan pertama. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
14
70%
Cukup
3
15%
Kurang
3
15%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel observasi penilaian kemampuan sabar menunggu giliran berbicara, anak yang mendapat nilai baik ada 14 orang (70%), anak yang memperoleh nilai cukup ada 3 orang(15%), yang memperoleh nilai kurang ada 3 orang (15%). Tabel 4.5 Hasil observasi penilaian kemampuan berbicara sopan siklus dua pertemuan pertama. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
14
70%
Cukup
4
20%
Kurang
2
10%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan tabel penilaian kemampuan berbicara sopan siklus dua pertemuan pertama setelah pembelajaran, anak didik yangmendapat nilai baik sebanyak 14 0rang(70%), anak didik yang mendapat nilai cukup ada 4 orang (20%), anak didik yang mendapat nilai kurang ada 2 orang(10%). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan teman sejawat ada beberapa kelemahan pada siklus dua pertemuan pertam yaitu gambar cerita kurang menarik, penyusunan tempat duduk masih belum efektif sehingga belum semua anak menyimak cerita dengan baik. d) Refleksi Pengaturan tempat duduk dalam siklus ini sudah lebih nyaman disbanding pada siklus-siklus sebelumnya walupun belum efektif.Anak-anak sudah tertib didalam mendengarkan cerita dan sudah dapat bersabar dalam menunggu giliran bicara. Namun
berdasarkan
kelemahan-kelemaha
yang
ditemukan pada siklus dua pertemuan pertama, maka yang menjadi catatan dan perbaikan pada siklus berikutnya adalah menggunakan buku cerita yang bergambar lebih terang dan menarik perhatian anak serta memperbaiki penyusunan
tempat duduk supaya kegiatan bercerita dapat berlangsung efektif.
4) Siklus dua pertemuan kedua a) Perencanaan Pada
siklus
dua
pertemuan
kedua
kegiatan
pembelajaran meningkatkan kebiasaan santun melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar menekankan pada kemampuan mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran bicara serta berbicara sopan.
b) Pelaksanaan Siklus dua pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 2 Oktober 2014 dengan tema Lingkunganku subtema Lingkungkan
Sekolahku
dengan
metode
bercerita
menggunakan buku cerita bergambar serta dibantu oleh teman sejawat.Pelaksanaaan kegiatan pembelajaran di PAUD Pelita kasih
diawali
dengan
kegiatan
rutinitas
berbaris
dihalamandilanjutkan dengan menyayikan lagu keagamaan kemudian masuk ke dalam kelas dengan tertib. Di dalam kelas dimulai dari guru mengucapkan salam, menyapa anak, berdoa, menyanyi, absensi dan tanya jawab tentang tema hari ini.
Dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu dengan mendengarkan cerita kemudian anak dipersilahkan satu persatu maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka
namun
tetap
berbicara
dengan
sopan
tidak
mengucapkan kata-kata yang tidak baik. Setelah kegiatan bercerita selesai guru mengajak anak beristirahat dengan bermain di luar kelasatau play ground. Setelah waktu bermain habis anak-anak dipersilahkan berbaris menuju tempat cuci tangan kemudian masuk kelas dan makan bersama. Setelah selesai makan dan peralatan makan dirapikan masuk ke kegiatan akhir yaitu kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup dilakukan kegiatan tanya jawab tentang pelajaran hari ini, kemudian menyanyikan satu lagu dilanjutkan berdoa, ayat hafalan, salam dan pulang. Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus kedua pertemuan kedua ini tampak anak-anak telah terbiasa mendengarkan orang lain berbicara,menyimak cerita dengan seksama, dan dengan perubahan susunan tempat duduk kegiatan bercerita berlangsung efektif.Peserta didik juga sudah bisa bersabar menunggu giliran berbicara hal ini terlihat pada saat mereka bersabar menunggu giliran bercerita didepan
kelas dan juga pada saat mereka menunggu giliran menjawab pertanyaan guru.Selain itu dari hasil pengamatan terlihat mereka
telah
terbiasa
berbicara
sopan
yaitu
tidak
mengucapkan kata-kata yang tidak baik, tidak mengejek teman dan tidak menyela saat guru atau teman sedang bercerita. c) Hasil Observasi Berdasarkan
hasil siklus
dua
pertemuan
kedua
diperoleh informasi tentang hasil pembelajaran seperti yang tertera dalam tabel berikut. Tabel
4.6
mendengarkan
Hasil
observasi
orang
lain
penilaian
berbicara
pada
kemampuan siklus
dua
pertemuan kedua. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
19
95%
Cukup
1
5%
Kurang
-
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil observasi penilaian kemampuan mendengarkan
orang
lain
berbicara
anak
didik
yang
memperoleh hasil baik sebanyak 19 orang(95%), yang
mendapat nilai cukup ada 1 orang (5%) dan sudah tidak ada lagi yang memperoleh nlaii kurang. Tabel 4.7 Tabel observasi penilaian kemampuan sabar menunggu giliran berbicara pada siklus dua pertemuan kedua. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
17
85%
Cukup
3
15%
Kurang
-
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil observasi penilaian kemampuan sabar menunggu giliran berbicara anak didik yang memperoleh hasil baik sebanyak 17 orang (85%), yang mendapat nilai cukup ada 3 orang (15%) dan sudah tidak ada lagi yang memperoleh nilai kurang. Tabel 4.8 Observasi penilaian kemampuan berbicara sopan pada siklus dua pertemuan kedua. Kriteria
Hasil Yang Dicapai Frekuensi
Persentase
Baik
19
95%
Cukup
1
5%
Kurang
-
0%
Jumlah
20
100%
Berdasarkan hasil observasi penilaian sabar berbicara (95%), yang mendapat nilai cukup ada 1 orang (5%) dan sudah tidak ada lagi yang memperoleh nlai kurang. d) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama teman sejawat sudah tidak ada lagi anak yang mendapat nilai kurang dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil dan tidak perlu diadakan lagi siklus selanjutnya.Keberhasilan ini karena guru telah melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahankelemahan
pada
siklus-siklus
sebelumnya,
yaitu
guru
menyediakan media yang menarik, menciptakan suasana kelas yang nyaman serta memberikan bimbingan yang intensif terhadap anak didik.
B. Perbandingan Kemampuan Berbicara Sopan Anak Antara Siklus Satu dan Siklus Dua. Tabel 4.9 Hasil observasi kemampuan berbicara sopan siklus satu pertemuan pertama
KATEGORI (N=20) No
ASPEK YANG
JUMLAH BAIK
CUKUP
KURANG
DIAMATI F
%
f
%
f
%
f
%
4
20%
7
35%
9
45%
20
100%
2
10%
8
40%
10
50%
20
100%
3
15%
6
30%
11
55%
20
100%
Mendengarkan 1
orang lain berbicara
2
3
Sabar menunggu giliran bicara Berbicara sopan
Tabel 4.10
Hasil observasi kemampuan berbicara sopan siklus 1
pertemuan kedua KATEGORI (N=20) No
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH BAIK
CUKUP
KURANG
F
%
F
%
f
%
f
%
7
85%
8
40
5
25%
20
100%
5
25%
9
45%
6
30%
20
100%
6
30%
8
40%
6
30%
20
100%
Mendengarkan 1
orang lain berbicara
2 3
Sabar menunggu giliran bicara Berbicara sopan
Tabel 4.11 Hasil observasi kemampuan berbicara sopan siklus 2 pertemuan pertama KATEGORI (N=20) No
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH BAIK
CUKUP
KURANG
F
%
F
%
f
%
f
%
16
80%
2
10%
2
10%
20
100%
14
70%
3
15%
3
15%
20
100%
14
70%
4
20%
2
10%
20
100%
Mendengarkan 1
orang lain berbicara
2 3
Sabar menunggu giliran bicara Berbicara sopan
Tabel 4.12 Hasil observasi kemampuan berbicara sopan siklus 2 pertemuan kedua KATEGORI (N=20) No
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH BAIK
CUKUP
KURANG
F
%
F
%
f
%
f
%
19
95%
1
5%
-
0%
20
100%
17
85%
3
15%
-
0%
20
100%
19
95%
1
5%
-
0%
20
100%
Mendengarkan 1
orang lain berbicara
2 3
Sabar menunggu giliran bicara Berbicara sopan
Tabel 4.17 Perbandingan kemampuan berbicara sopan antara siklus 1 dan siklus 2 Penilaian per siklus (Banyak Anak) Siklus I No
Klasifikasi yang dinilai
Mendengar orang lain bicara
Siklus II
Sabar menunggu
Berbicara
giliran
sopan
berbicara
Mendengar orang lain bicara
Sabar menunggu
Berbicara
giliran
sopan
berbicara
1
Baik
27,5%
17,5%
22,5%
87,5%
77,5%
82,5%
2
Cukup
37,5%
42,5%
35%
7,5%
15%
12,5%
3
Kurang
35%
40%
42,5%
5%
7,5%
5%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah
Grafik Perbandingan Kemampuan Berbicara Sopan antara Siklus I dan Siklus II
SIKLUS1 SIKLUS1 SIKLUS1 SIKLUS2 SIKLUS2 SIKLUS2
C. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa kebiasaan berbicara sopan dapat meningkat dengan baik selama proses pembelajaran melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Hal ini ditunjukkan dari hasil yang dipeoleh anak dari pertemuan pertama dan kedua dari siklus pertama dan siklus kedua.
Pada siklus pertama ditemukan banyak anak yang belum mampu melakukan bagian dari kebiasaan berbicara sopan yaitu dalam hal mendengarkan orang lain berbicara. Hal ini dapat dilihat pada saat guru atau teman bercerita banyak anak yang bicara sendiri denga teman lain, memukul-mukul meja atau bahkan menertawakan dan mengejek teman yang sedang bercerita di depan kelas.Namun ada juga beberapa anak yang sesekali mendengarkan atau menyimak sekilas pada teman atau guru yang bercerita walaupun tidak menyimak sampai selesai.Pada siklus ini hanya sedikit sekali anak yang mampu mendengarkan teman atau guru bercerita sampai selesai. Pada siklus pertama ditemukan juga ditemukan banyak anak yang belum mampu bersabar menunggu giliran bicara.Hal ini dapat dilihat bahwa banyak anak yang berebut maju kedepan kelas dengan tidak tertib ketika dipersilahkan menceritakan kembali cerita yang sudah didengarka. Beberapa anak memang tidak maju ke depan namun mereka juga tidak sabar menunggu giliran sehingga bercerita di tempaat duduknya walaupun belum dipersilahkan. Hanya sedikit sekali anak-anak yang tunjuk jari terlebih dahulu supaya dipersilahkan bercerita oleh guru. Demikian juga dalam menjawab pertanyyan guru, hanya sedikit anak yang tunjuk jari untuk diberi kesempatan menjawab, anak-anak yang lain masih menjawab bersama-sama dengan suara yang keras supaya suaranya yang terdengar, mereka belum bersabar menunggu giliran
bicara. Anak-anak masih ikut menjawab ketika bukan mereka yang ditanya. Pada siklus pertama juga masih ditemukan anak-anak yang belum bisa berbicara dengan bahasa yang sopan.Halini dapat dilihat ketika ada teman yang tidak mendengarkan mereka mereka cenderung marah dan mengucapkan perkataan yang tidak baik.Demikian juga anak-anak yang menjadi pendengar masih sering menyeletuk dengan bahasa yang tidak sopan.Kadang saat guru bercerita ada anak-anak yang mengucapkan kata tidak sopan dihubungkan dengan isi cerita, walaupun sebenarnya anak-anak tidak mengerti arti kata yang mereka ucapkan dan mereka sebenarnya juga belum mengerti bahwa kata-kata yang mereka ucapkan bukan perkataan yang sopan. Namun seiring dengan proses pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kebiasaan berbicara sopan melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar permasalahan di atas tidak lagi ditemukan pada siklus kedua. Pada siklus kedua pertemuan kedua anakanak
mampu
berkonsentrasi
mendengarkan
cerita
serta
dapat
menghargai orang yang sedang berbicara. Pada siklus kedua mereka telah mampu bersabar dalam menunggu giliran berbicara.Saat mau menjawab pertanyaan tampak mereka tunjuk jari terlebih dahulu dan tidak menjawab pertanyaan yang harus dijawab temannya, mereka sabar menunggu giliran menjawab. Pada silkus ini anak-anak juga sudah
mampu menunggu giliran bercerita di depan kelas. Mereka telah mampu melakukan kegiatan bercerita dengan tertib.Pada siklus kedua anak-anak juga sudah mampu berbicara sopan.Mereka tidak lagi mengucapkan kata-kata yang tidak sopan selama kegiatan bercerita berlangsung.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak kelompok B Paud Pelita Kasih Curup kabupaten Rejang Lebong. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai dan persentase serta rata-rata anak pada siklus pertama pertemuan keduapada aspek mendengarkan orang lain bicara dengan kriteria baik sebanyak 20 % dan pada siklus satu pertemuan satu meningkat menjadi 95% pada siklus dua pertemuan dua. Untuk aspek sabar menunggu giliran bicara sebanyak 10% meningkat menjadi 85% dan untuk aspek berbicara sopan dari 15% meningkat menjadi 95%. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penemuan-penemuan di atas peneliti menyarankan apabila seorang guru PAUD menggunakan metode bercerita dalam suatu pembelajaran, sebaiknya menggunakan buku cerita yang bergambar menarik serta isi cerita menarik dan tidak terlalu panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Annaheira.com. Pengertian Berbicara Sopan. Diunduh dari : http://arti.sopan.com?/2010/12/31/berbicara-sopan/ pada tanggal 28 Agustus 2014 Aqid, dkk.2009.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung : CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. Dkk.2006Penelitian Tindakan Kelas: Penerbit Bumi Aksara Departemen
Pendidikan
Nasional
(UU
Nasional.Undang-undang
RI
No.
20
Tahun
Sistem
2003)
dan
Pendidikan Peraturan
Pelaksananya.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional,2011, Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Inung,danty.(2013).Sopan Santun Anak Usia Dini. Diunduh dari : http:/inunk2609.multiply.com/journal/item/49 pada tanggal 05 September 2014 Masnipal.2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta. PT Gramedia. Nugraha Ali, Rachmawati Yeni.2006. Metode Pengembangan Sosial Emosional .Jakarta : Universitas Terbuka.
Lampiran 1
TABEL JADWAL PELAKSANAAN SIKLUS PENELITIAN PAUD PELITA KASIH CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG NO
KEGIATAN
Siklus 1 1 Pertemuan 1
Siklus 1 2 Pertemuan 1 Siklus 2 3 Pertemuan 1 Siklus 2 4 Pertemuan 2
TEMA /SUB TEMA
HARI/TGL PELAKSANAAN
WAKTU
Senin Lingkunganku/Ling kunganSekolahku
29 September 2014
07.30 s/d 10.00 WIB
Selasa Lingkunganku/Ling kunganSekolahku
Lingkunganku/Ling kunganSekolahku Lingkunganku/Ling kunganSekolahku
30 September 2014 Rabu 01 Oktober 2014 Kamis 02 Oktober 2014
07.30 s/d 10.00 WIB
07.30 s/d 10.00 WIB 07.30 s/d 10.00 WIB
Curup, September 2014
SRI WINARSIH NPM. A1/111190
Lampiran 2
TABEL DATA ANAK KELOMPOK B PAUD PELITA KASIH KABUPATEN REJANG LEBONG
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA ANAK Aura Rachell Michelle Joice Thalenta Melan Natalisya Caroline Felicia Bastian Figo Diva Kenzie Devin Pascha Juan Nael Nathan Darrell Gerrard
JENIS KELAMIN P P P P P P P P P L L L L L L L L L L L
UMUR 5,5 Tahun 5 Tahun 5 Tahun 5,3 Tahun 5 Tahun 5,4 Tahun 5,7 Tahun 5 Tahun 5 Tahun 5,5 Tahun 5,2 Tahun 5 Tahun 5,4 Tahun 5 Tahun 5 Tahun 5,8 Tahun 5 Tahun 5 Tahun 5,6 Tahun 5,4 Tahun
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT Yang bertandatangan di bawahini : Nama
:
Sri Winarsih
NPM
:
A1/111179
Fakultas
:
FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Prodi
:
S1-PAUD (PSKGJ)
Nama
:
Devvy Natalia Tinambunan, S.Pd.
NIP
:
-
Menyatakanbahwa :
Tempat Mengaja :
PaudPelitaKasihCurup KabupatenRejangLebong
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pada penelitian tentang “Meningkatkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar Pada Kelompok B Paud Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong”. Demikianlah pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
TemanSejawat
Curup, 27 September 2014 Mahasiswa
DEVVY NATALIA TINAMBUNAN, S.Pd
SRI WINARSIH
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PTK Nomor :
2014
Yang bertandatangan di bawahini : Nama
:
Uli Maria Sihaloho
Jabatan
:
KepalaSekolah
Denganinimenerangkanbahwa
:
Nama
:
Sri Winarsih
NPM
:
A1/111179
Program Study
:
PerguruanTinggi
:
Universitas Bengkulu
Benar-benar telah melaksanakan PTK pada anak Paud Pelita Kasih dengan judul penelitian “Meningkatkan Kebiasaan Berbicara Sopan Melalui Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar Pada Kelompok B Paud Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong”. Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Curup, 03 Oktober 2014 Ka.Paud Pelita Kasih
ULI MARIA SIHALOHO
Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK Kelompok : B Pertemuan : 1 Siklus 1 Tema : Lingkunganku Hari/Tanggal : Senin, 29-9-2014 Sub Tema : LingkunganRumahku Guru : SRI WINARSIH ASPEK YANG DINILAI Mendengarkan No SabarMenungggugiliranbicara Sopanberbicara NAMA orang lain bicara 3
2
1
1 Aura 2 Rachell 3 Michelle 4 Joice 5 Thalenta 6 Melan 7 Natalisya 8 Caroline 9 Felicia 10 Bastian 11 Figo 12 Diva 13 Kenzie 14 Devin 15 Pascha 16 Juan 17 Nael 18 Nathan 19 Darrell 20 Gerrard JUMLAH 4 7 9 PERSENTASE 20% 35% 45% Keterangan:
3
2
1
2 10%
8 40%
10 50%
Curup,
3
2
1
3 6 11 15% 30% 55%
29 September 2014 Teman Sejawat
3 =Baik 2 =Cukup 1 =Kurang DEVVY NATALIA TINAMBUNAN,S.Pd
Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK Kelompok : B Pertemuan : 1 Siklus 1 Tema : Lingkunganku Hari/Tanggal : Selasa, 30-09-2014 Sub Tema : LingkunganRumahku Guru : SRI WINARSIH ASPEK YANG DINILAI No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA
Aura Rachell Michelle Joice Thalenta Melan Natalisya Caroline Felicia Bastian Figo Diva Kenzie Devin Pascha Juan Nael Nathan Darrell Gerrard JUMLAH PERSENTASE
Keterangan : 3 =Baik
Mendengarkan orang lain bicara 3 2 1
SabarMenungggug iliranbicara 3 2 1
7 35%
5 25%
8 40%
5 25%
Curup,
9 45%
6 30%
Sopanberbicara 3
2
1
6 30%
8 40%
6 30%
30 September 2014
Teman Sejawat
2 =Cukup 1 =Kurang DEVVY NATALIA TINAMBUNAN,S.Pd
Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK Kelompok : B Pertemuan : 1 Siklus 1 Tema : Lingkunganku Hari/Tanggal : Rabu, 01-10-2014 Sub Tema : Lingkungan Rumahku Guru : SRI WINARSIH ASPEK YANG DINILAI No Mendengarkan SabarMenungggu Sopanberbicara NAMA orang lain bicara giliranbicara Aura Rachell Michelle Joice Thalenta Melan Natalisya Caroline Felicia Bastian Figo Diva Kenzie Devin Pascha Juan Nael Nathan Darrell Gerrard JUMLAH PERSENTASE
3
2
16 80%
2 10%
1
3
2
1
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Keterangan : 3 =Baik
2 14 3 3 14 4 2 10% 70% 15% 15% 70% 20% 2% Curup, 01 Oktober 2014 Teman Sejawat
2 =Cukup 1 =Kurang DEVVY NATALIA TINAMBUNAN,S.Pd
Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK Kelompok : B Pertemuan : 1 Siklus 1 Tema : Lingkunganku Hari/Tanggal : Kamis, 02-10-2014 Sub Tema : Lingkungan Rumahku Guru : SRI WINARSIH ASPEK YANG DINILAI No Mendengarkan SabarMenungggu Sopanberbicar NAMA orang lain bicara giliranbicara a Aura Rachell Michelle Joice Thalenta Melan Natalisya Caroline Felicia Bastian Figo Diva Kenzie Devin Pascha Juan Nael Nathan Darrell Gerrard JUMLAH PERSENTASE
3
2
1
3
2
19 95%
1 5%
-
17 85%
3 1
1
3
2
19
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Keterangan :
Curup, 02 Oktober 2014 Teman Sejawat
3 =Baik 2 =Cukup 1 =Kurang DEVVY NATALIA TINAMBUNAN,S.Pd
1
Lampiran 9 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU NamaPeneliti : Sri Winarsih Tema/ Sub Tema : Lingkunganku (LingkunganRumahku) Hari / Tanggal : 29 September 2014 Siklus/Pertemuan : Pertama/Pertama
No 1.
Aspek Yang Diamati
Merumuskandanmenentukan indikator pembelajaran 2. Kemampuan membuka pelajaran dan menarik perhatian anak 3. Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan 4. Pengelolaan Kelas 5. Pengembangan materi pembelajaran 6. Melaksanakan pelajaran secara runtut 7. Mengadakan evaluasi 8. Keterampilan membuka pelajaran. 9. Keterampilan menjelaskan kegiatan 10. Keterampilan menutup pelajaran 11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat 12 Membimbing anak yang mengalami kesulitan Jumlah Keterangan 3 :Baik 2 :Kurang 1 :Cukup
Penilaian Skor 1 2 3 V V V V V V V V V V V V 3
4
5
Curup, 29 September 2014 TemanSejawat
Devvy Natalia Tinambunan, S.Pd
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU NamaPeneliti Tema/ Sub Tema Hari / Tanggal Siklus/Pertemuan
Sri Winarsih Lingkunganku (LingkunganRumahku) 30 September 2014 Pertama/Kedua Penilaian Skor No Aspek Yang Diamati 1 2 3 1. Merumuskandanmenentukan indikator V pembelajaran 2. Kemampuan membuka pelajaran dan menarik V perhatian anak 3. Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan V kegiatan 4. Pengelolaan Kelas V 5. Pengembangan materi pembelajaran V 6. Melaksanakan pelajaran secara runtut V 7. Mengadakan evaluasi V 8. Keterampilan membuka pelajaran. V 9. Keterampilan menjelaskan kegiatan V 10. Keterampilan menutup pelajaran V 11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan V rencana yang dibuat 12 Membimbing anak yang mengalami kesulitan V Jumlah 2 4 6
Keterangan 3 :Baik 2 :Kurang 1 :Cukup
: : : :
Curup, 30 September 2014 Teman Sejawat
Devvy Natalia Tinambunan, S.Pd
Lampiran 11 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU NamaPeneliti Tema/ Sub Tema Hari / Tanggal Siklus /Pertemuan No
: : : :
Sri Winarsih Lingkunganku (Lingkungan Sekolahku) 01 Oktober 2014 Kedua/Pertama Penilaian Skor
Aspek Yang Diamati
1 1.
Merumuskandan pembelajaran
menentukan
2.
Kemampuan membuka perhatian anak
2
3
indikator
V
menarik
V
3.
Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan
V
4.
Pengelolaan Kelas
V
5. 6.
Pengembangan materi pembelajaran Melaksanakan pelajaran secara runtut
V V
7. 8.
Mengadakan evaluasi Keterampilan membuka pelajaran.
pelajaran
dan
V V
9. Keterampilan menjelaskan kegiatan 10. Keterampilan menutup pelajaran
V V
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat
V
12
Membimbing anak yang mengalami kesulitan Jumlah
Keterangan 3 :Baik 2 :Kurang 1 :Cukup
V 4
8
Curup, 01 Oktober 2014 Teman Sejawat
Devvy Natalia Tinambunan, S.Pd
Lampiran 12 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU NamaPeneliti Tema/ Sub Tema Hari / Tanggal Siklus/Pertemuan No
: : : :
Sri Winarsih Lingkunganku (LingkunganSekolahku) 02 Oktober 2014 Kedua/Kedua Penilaian Skor
Aspek Yang Diamati
1
2
3
1.
Merumuskandanmenentukan indikator pembelajaran
V
2.
Kemampuan membuka perhatian anak
menarik
V
3.
Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan
V
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pengelolaan Kelas Pengembangan materi pembelajaran Melaksanakan pelajaran secara runtut Mengadakan evaluasi Keterampilan membuka pelajaran. Keterampilan menjelaskan kegiatan Keterampilan menutup pelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat
V
12
Membimbing anak yang mengalami kesulitan Jumlah
Keterangan 3 :Baik 2 :Kurang 1 :Cukup
pelajaran
dan
V V V V V V V
1
V 12
Curup, 02 Oktober 2014 Teman Sejawat
Devvy Natalia Tinambunan, S.Pd
Lampiran 13 RENCANA KEGIATAN MINGGUAN Tema : Lingkunganku Sub tema : -Lingkungan Rumah -Lingkungan Sekolah Kelompok / Semester / Minggu : Kelompok B / II / IV Kognitif
Bermain peran Mengenal pola ABCD Mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu atau cerita Mengerjakan maze 3-4 jalan Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua benda
Nilai Agama & Moral
Lingkungank u Sekolahk u
Fisik Motorik Halus
Berbuat baik terhadap semua makhluk Tuhan Menghormati guru, orang tua, dan yang lebih tua Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan Mendergarkan dan memperhatikan teman bicara Berbuat baik terhadap semua makhluk Tuhan Berbicara dengan baik dan sopan Selalu mengucapkan terimakasih jika memperoleh sesuatu
Mewarnai bentuk gambar sederhana Memegang pensil dengan benar
Sosial Emosional dan Kemandirian
Fisik Motorik Kasar
Bahasa
Membuang sampah pada tempatnya Mengurus diri sendiri tanpa bantuan Mrs makan, mandi, menyisir rambut, melaptangan dll. Membersihkan / merapikan peralatan makan setelah digunakan
Bercerita tentang gambar yang disediakan Menceritakan pengalaman / kejadian secara sederhana Mengulang kalimat sederhana yang telah didengarnya Menjawab pertanyaan sederhana Bercerita menggunakan kata ganti, aku, saya, kamu, dia, mereka
Berbicara tidak berteriak Mengendalikan emosi dengan wajar Menghargai hasil karya orang lain
Kelapa Sekolah PAUD Pelita Kasih
ULI MARIA SIHALOHO
Lampiran 14 RENCANA KEGIATAN HARIAN KE IV
Pendidikan Karakter
Religius Sopan Konsentrasi
Percaya diri
Tema / Subtema
:
Semester / Minggu
:
Hari / Tanggal
:
Kamis, 02 Oktober 2014
Kelompok
:
B
Indikator
Berdo‟a sebelum dan sesudah kegiatan (NAM) Berbicara dengan sopan (NAM) Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara (NAM) Bercerita tentang gambar yang disediakan (bhs)
Mengurus diri sendiri tanpa
Lingkunganku / Lingkungan Rumahku
KegiatanPembelajaran
Alat/SumberBel ajar Pesertadidikdan guru
I. Kegiatan awal(30 menit) Berbaris di halaman Berdo‟a Menyanyi Absensi Bukuabsensi II. Kegiataninti (60 menit) Mendengarkancerita”potong rambut” Menceritakan kembali dengan Pesertadidikdan bahasa yang sopan guru
Penilaian Alat Hasil Observasi
Observasi Observasi
Hasilkarya III. Istirahat/makan (30 menit) Bermain di Play Ground Cucitangan&makan
Observasi
Kebersamaan
bantuan (FM Kasar)
Konsentrasi
Menjawabpertanyaanseder hana
Peneliti
IV. Penutup (30 menit) Tanya jawabkegiatanhariini Menyanyidanayathafalan Do‟apulang
Air, sabun, lap tangan, bekal
Observasi
Pesertadidikdan guru
Observasi
Kepala Sekolah PAUD Pelita Kasih
SRI WINARSIH
ULI MARIA SIHALOHO
Lampiran 15 RENCANA KEGIATAN HARIAN KE 1
Pendidikan Karakter Religius Sopan Konsentrasi
Tema / Subtema
:
Lingkunganku / Lingkungan Rumahku
Semester / Minggu
:
I/IV
Hari / Tanggal
:
Senin, 29 September 2014
Kelompok
:
B
Indikator Berdo‟asebelumdansesudahk egiatan (NAM) Berbicaradengansopan (NAM)
PercayaDiri
Mendengarkandanmemperha tikantemanbicara (NAM) Mewarnaibentukgambarseder hana (M.halus) Berceritatentanggambar yang disediakan (bhs)
Kebersama
Mengurusdirisendiritanpabant
TanggungJ awab
KegiatanPembelajaran I.Kegiatan awal (30 menit) Berbaris dih halaman berdoasebelumkegiatan Menyanyi Absensi II.Kegiatan inti (60 menit) Mendengarkancerita dengan judul‟Iri hati” Mewrnai gbr.cerita Menceritakangambar yang telahdiwarnai III. Istirahat/makan (30 menit) Bermain di Play Ground
Alat/SumberBel ajar Pesertadidikdan guru
Penilaian Alat Hasil Observasi
Bukuabsensi Pesertadidikdan guru Lembarkerja + crayon
Observasi Observasi
Hasilkarya Observasi
an
uan (FM Kasar)
Cucitangan&makan
.Menjawabpertanyaansederh ana
IV.Penutup (30 menit) Tanya jawabkegiatanhariini Menyanyidanayathafalan Do‟apulang
Observasi Konsentrasi
Peneliti
Air, sabun, lap tangan, bekal Observasi Pesertadidikdan guru
Kepala Sekolah PAUD Pelita Kasih
SRI WINARSIH
ULI MARIA SIHALOHO
Lampiran 16 RENCANA KEGIATAN HARIAN KE 2
Pendidikan Karakter Religius Sopan Konsentrasi
PercayaDiri Tanggung jawab
Tema / Subtema
:
Lingkunganku / Lingkungan Rumahku
Semester / Minggu
:
I/IV
Hari / Tanggal
:
Selasa, 30 Okt0ber 2014
Kelompok
:
B
Indikator Berdo‟asebelumdansesudahk egiatan (NAM) Berbicaradengansopan (NAM) Mendengarkandanmemperha tikantemanbicara (NAM) Berceritatentanggambar yang disediakan (bhs) Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua benda.
KegiatanPembelajaran
Alat/SumberBel ajar Pesertadidikdan guru
I.Kegiatan awal (30 menit) Berbaris dihalaman Berdo‟asebelumkegiatan Menyanyi Absensi Bukuabsensi II.Kegiataninti (60 menit) Mendengarkancerita “damai itu indah” Menceritakan kembali cerita Pesertadidikdan guru yang didengar. Memberi tanda V pada gbr anak yang bersikap baik dan Hasil karya tanda x pada gbr anak yang bersikap tidak baik.
Penilaian Alat Hasil Observasi
Observasi Observasi
Hasilkarya Observasi
Kebersama an
Air, sabun, lap tangan, bekal
Mengurusdirisendiritanpabant uan (FM Kasar)
III.Istirahat/makan (30 menit) Bermain di Play Ground Cucitangan&makan
Menjawabpertanyaansederha na
IV.Penutup (30 menit) Tanya jawabkegiatanhariini Menyanyidanayathafalan Do‟apulang
Konsentrasi
Peneliti
Pesertadidikdan guru
Observasi
Kepala Sekolah PAUD Pelita Kasih
SRI WINARSIH
Observasi
ULI MARIA SIHALOHO
Lampiran 17 RENCANA KEGIATAN HARIAN KE 3
Pendidikan Karakter Religius Sopan
Percaya diri
Tanggungjawa b
Tema / Subtema
:
Lingkunganku / Lingkungan Sekolahku
Semester / Minggu
:
I/IV
Hari / Tanggal
:
Rabu/01 Oktober 2014
Kelompok
:
B
Indikator
Berdo‟asebelumdansesudahk egiatan (NAM) Berbicaradengansopan (NAM) Menceritakan pengalaman sederhana(B) Memegang pensil dengan benar(Mh
KegiatanPembelajaran I.Kegiatan awal (30 menit) Berbaris dihalaman Berdo‟asebelumkegiatan Menyanyi Absensi II.Kegiataninti (60 menit) Maju satu-satu untuk menceritakan pengalaman pagi sebelim berangkat ke sekolah. Menebalkantulisan sopan,sabar,baik.
Alat/SumberBel ajar Pesertadidikdan guru
Penilaian Alat Hasil Observasi
Bukuabsensi Observasi Observasi Pesertadidikdan guru Lembar kerja,pensil
Hasil Karya
Kebersama an
) Mengurus diri sendiri tanpa bantuan
Konsentrasi Mendengarkan orang dan memperhatikan temnbicara(NAM
Peneliti
III.Istirahat/makan (30 menit) Bermain di Play Ground Cucitangan&makan
Observasi Air, sabun, lap tangan, bekal
IV.Penutup (30 menit) Mendengarkan cerita Pesertadidikdan “Mengabaikan nasehat teman” guru Menyanyidanayathafalan Do‟apulang
Kepala Sekolah PAUD Pelita Kasih
SRI WINARSIH
ULI MARIA SIHALOHO
Observasi
Observasi
DOKUMENTASI SIKLUS I PERTEMUAN I
Anak Berbaris di Halaman
Anak-anak Saling Bersalaman
Pada Kegiatan Pembukaan Anak Belum Bisa Mendengarkan Orang Lain Berbicara
Pada Kegiatan Bercerita Anak Belum Mendengarkan Cerita Dengan Baik
Anak Belum Memperhatikan Teman Bercerita
SIKLUS II PERTEMUAN II
Anak Mulai Mendengar Cerita Namun Ada yang Bosan Karna Cerita Terlalu Panjang
Anak Mulai Gelisah Karna Penataan Tempat Duduk yang Tidak Nyaman
Anak Belum Bersabar Menunggu Giliran
Anak Mulai Bisa Bercerita Dengan Bahasa yang Sopan
SIKLUS II PERTEMUAN I
Anak Maju Satu-Satu Menceritakan Pengalaman Sebelum Berangkat Sekolah
Penataan Tempat Duduk Kurang Efektif, Sehingga Anak-Anak Belum Dapat Menyimak Cerita Dengan Baik
SIKLUS II PERTEMUAN II
Dengan Penyusunan Tempat Duduk Letter U Ternyata Kegiatan Bercerita Dapat Berlangsung Efektif
Anak-anak mulai bercerita dengan bahasa yang sopan dan anak-anak yang lain sudah bisa menghargai teman yang sedang bercerita di depan kelas. Mereka juga sudah sabar menunggu giliran bicara
Murid Paud Pelita Kasih Kelompok B Beserta Guru
MEDIA YANG DIGUNAKAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sri Winarsih dilahirkan di Gunung Kidul Yogyakarta pada tanggal 09 April 1981 dari pasangan Bpk. Yanto Wiyono (Alm) dan Ibu Sumarmi.Tinggal di Desa Ujan Mas AtasKepahiang Bengkulu. Penulis menempuh pendidikan formal di SD BOPKRI Klitren Lor 1 Yogyakarta lulus pada tahun 1994 kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Yogyakarta lulus pada Tahun 1997, melanjutkan pada tingkat atas di SMK Negeri 4 Yogyakarta lulus tahun 2000, kemudian melanjutkan Program D3 di Akademi Bahasa Asing YIPK Yogyakarta mengambil jurusan Bahasa Inggris lulus pada tahun 2003. Pernah mengajar di TK Tadika Puri Yogyakarta pada bulan November 2003 - Juli 2005, mengajar di TK Pelita Kasih Bengkulu pada bulan Juli 2005 – Maret 2011, pada bulan Maret 2011 penulis mengajar di PAUD Pelita Kasih Curup hingga sekarang.Kemudian pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan formal pada program S1-PAUD PSKGJ Curup Universitas Bengkulu yang mengantarkan meraih gelar Sarjana Pendidikan Paud. Penulis menikah dengan seorang pria bernama Sugeng Widarto, A.Ma.dan dikarunia seorang putri bernama Defirstda Raindee Kanara Widarto.