KARYA ILMIAH MENINGKATKAN KEBIASAAN BERBICARA SOPAN MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B PAUD PELITA KASIH CURUP
OLEH :
SRI WINARSIH NPM : AI/111179
PROGRAM SARJANA S1 KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU
ABSTRAK
Penelitian ini dilator belakangi oleh permasalahan yang ditemukan di PAUD Pelita Kasih Curup yaitu masih kurangnya kemampuan anak dalam berbicara sopan khususnya dalam hal mendengarkan orang lain, sabar menunggu giliran bicara serta mengucapkan perkataan yang sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melaui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. Subyek penelitian ini adalah anak kelompok B sebanyak 20 orang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada siklus satu pertemuan satu dan dua dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 September 2014. Siklus dua pertemuan satu dan dua dilaksanakan tanggal 1 dan 2 Oktober 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan hasil observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pada siklus satu pada aspek mendengarkan orang lain berbicara yang memperoleh nilai B sebanyak 20% dan pada siklus dua meningkat menjadi 95%, untuk aspek sabar menunggu giliran bicara dari 10% pada siklus satu meningkat menjadi 85% pada siklus dua, dan untuk aspek berbicara sopan yang mendapat nilai baik 15% pada siklus satu meningkat menjadi 95% pada siklus dua. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan. Kata Kunci: Metode Bercerita dan Kebiasaan Sopan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rendahnya kemampuan anak dalam kebiasaan berbicara sopan di PAUD Pelita Kasih Curup, khususnya dalam mendengarkan orang lain berbicara, sabar menunggu giliran bicara serta berbicar sopan
B. Identifikasi Masalah Anak kurang sopan dalam berbicara, sehingga guru harus menemukan metode yang tepat untuk perubahan sikap anak
C. Pembatasan Masalah Pembatasan
fokus
penelitian
ini
adalah
dengan
metode
menggunakan buku cerita bergambar untuk meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup, khususnya
dalam mendengar
orang
lain
berbicara,bisa
menunggu giliran berbicara,serta berbicara sopan.
bersabar
D. Rumusan Masalah Apakah dengan bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak di kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anakkelompok B PAUD Pelita Kasih Curup. F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa a. Anak dapat mendengarkan orang lain berbicara, b. Anak dapat bersabar menunggu giliran bicara, c. Anak dapat berbicara sopan. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kemampuan guru untuk bercerita dengan menarik b. Mengembangkan kreatifitas guru. c. Meningkatkan kemampuan guru untuk menjadi teladan yang baik 3. Bagi Sekolah a. Tercipta suasana nyaman sehingga pembelajaran berlangsung menarik. b. Memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah c. Memperkaya metode perkembangan yang menarik bagi anak-anak
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Sopan Santun Sopan Santun adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik sesuai dengan tata krama , peradaban, kesusilaaan. Sopan Santun Untuk anak usia dini diantaranya: a. Tidak menyela pembicaraan orang lai. b. Ketika meminta sesuatu katakan tolong c. Ucapkan terimakasih ketika menerima sesuatu. d. Katakan maaf saat berbuat kesalahan
B. Pengertian Metode Bercerita Menurut dhieni(2007:6.6 ) metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman kanak-kanak.
C. Tujuan Bercerita Agar anak mampu mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan orang lain dapat menceritakan dan mengekspresikan apa yang didengarkan dan diceritakan.
D. Manfaat Metode Bercerita a. Melatih daya tangkap anak b. Melatih daya pikir anak c. Melatih konsentrasi anak d. Mengembangka daya imajinasi anak e. Menciptakan situasi yang mengembirakan f. Membantu perkembangan bahasa anak
E. Teknik Bercerita 1. Membaca langsung dari buku cerita, 2. Menggunakan ilustrasi buku gambar, 3. Menggunakan papan flannel, 4. Menggunakan boneka, 5. Bermain peran.
F. Langkah-langkah Metode Bercerita 1. Guru harus menarik minat anak 2. Mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai 3. Bercerita dibawah bimbingan guru 4. Kegiatan penutup cerita
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas .
B. Tujuan utama dari PTK Meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Kabupaten Rejang Lebong.
C. Subjek Penelitian Kelompok yang di gunakan adalah anak kelompok B PAUD Pelita Kasih kabupaten Rejang Lebong yang berjumlah 20 orang anak terdiri dari 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Paud Pelita Kasih Curup. Jumlah anak 20 orang tediri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 September 2014-02 Oktober 2014. Tiap siklus
memaparkan kemampuan masing-masing anak dalam
meningkatkan kebiasaan berbicara sopan melalui metode bercerit a menggunakan buku cerita bergambar. a. Siklus Satu Pertemuan Satu Kelemahan yang ditemukan : 1) Pada Anak : 1. Anak-anak belum mendengarkan cerita dengan baik. 2. Anak-anak masih menertawakan atau mengejek
yang sedang
bercerita di depan kelas 3. Anak-anak belum bisa bersabar menunggu giliran bercerita di depan. 2) Bagi Guru 1. Gambar cerita kurang terang dan tidak menarik. 2. Guru belum bercerita dengan menarik. 3. Belum mampu menciptakan suasana yang kondusif.
Perbaikan yang harus dilakukan: Guru Bercerita menggunakan buku cerita yang gambar ceritanya lebih besar dan menarik, menciptakan suasana kondusif serta bercerita dengan lebih menarik. b. Siklus Satu Pertemuan Dua Kelemahan yang ditemukan : 1) Pada Anak 1. Anak-anak masih belum bisa bersabar menunggu giliran bicara. 2. Baru sedikit anak yang mampu bercerita dengan bahasa yang sopan. 2) Pada Guru 1. Isi cerita terlalu panjang sehingga beberapa anak merasa bosan. 2. Pengaturan tempat duduk kurang tepat sehingga anak-anak kurang nyaman dan gelisah. Perbaikan yang harus dilakukan : Guru harus mengatur tempat duduk dan penataan, menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, serta memberikan bimbingan pada anak
untuk
bersabar
menunggu
giliran
berbicara,
juga
untuk
mengucapkan kata yang sopan ketika bercerita di depan kelas dan tidak menertawakan teman yang sedang bercerita di depan kelas.
c. Siklus Dua Pertemuan Satu Refleksi pada pertemuan ini yaitu bahwa pada pertemuan pertama siklus kedua ini pengaturan tempat duduk sudah lebuh nyaman dibanding siklus-siklus sebelumnya walaupun belum efektif, namun buku cerita yang digunakan pada pertemuan ini gambarnya kurang menarik. Pada pertemuan ini anak-anak sudah tertib dalam mendengarkan cerita dan sudah dapat bersabar menunggu giliran bicara. Perbaikan yang harus dilakukan adalah menggunakan buku cerita yang gambarnya indah dan menarik serta memperbaiki penyusunan tempat duduk suoaya kegiatan bercerita berlangsung efektif.
d. Siklus Dua Pertemuan Kedua Pada siklus ini sudah tidak ada lagi anak yanga mendapat nilai kurang dan dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil sehingga tidak perlu diadakan lagi siklus selanjutnya. Keberhasilan ini karna guru telh mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahankelemahan pada siklus sebelumnya yaitu guru menyediakan media yang menarik, menciptakan suasana kelas yang nyaman serta memberikan bimbingan yang intensif terhadap anak.
Grafik Perbandingan Kemampuan Berbicara Sopan antara Siklus 1 Dan Siklus II
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran melalui metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar dapat meningkatkan
kebiasaan
berbicara sopan pada anak kelompok B PAUD Pelita Kasih Curup Kabupaten Rejang Lebong. B. SARAN 1. Bagi Guru : Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyarankan kepada guru Paud untuk menggunakan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar didalam meningkatkan kebiasaan berbicara sopan pada anak. 2. Bagi Sekolah Sebaiknya setiap sekolah menyediakan bermacam-macam alat peraga yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran. 3. Bagi Orang Tua a. Membimbing anak agar berbicara sopan terhadap siapa saja. b. Membimbing anak untuk belajar menghargai orang lain. c. Menjadi teladan yang baik bagi anak
DAFTAR PUSTAKA
Annaheira.com.
Pengertian
Berbicara
Sopan.
Diunduh
dari
:
http://arti.sopan.com?/2010/12/31/berbicara-sopan/ pada tanggal 28 Agustus 2014 Aqid, dkk.2009.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung : CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. Dkk.2006Penelitian Tindakan Kelas: Penerbit Bumi Aksara Departemen
Pendidikan
Nasional
(UU
Nasional.Undang-undang
RI
No.
20
Tahun
Sistem
2003)
dan
Pendidikan Peraturan
Pelaksananya.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional,2011, Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Inung,danty.(2013).Sopan
Santun
Anak
Usia
http:/inunk2609.multiply.com/journal/item/49
Dini. pada
Diunduh
dari
tanggal
: 05
September 2014 Masnipal.2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta. PT Gramedia. Nugraha Ali, Rachmawati Yeni.2006. Metode Pengembangan Sosial Emosional .Jakarta : Universitas Terbuka.