1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN BALOK PADA KELOMPOK B PAUD AL HIDAYAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN
KARYA ILMIAH
OLEH
WIDIA MAYA SARI NPM. A1I112070
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
2
ABSTRAK WIDYA MAYA SARI : Meningkatkan Kemampuan Daya Pikir Anak Melalui Permainan Menyusun Balok Pada Kelompok B PAUD Al Hidayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Skripsi. Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan, Universitas Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah permainan menyusun balok yang dapat meningkatkan daya pikir anak pada kelompok B PAUD Al Hidayah Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan dan untuk mengetahui cara meningkatkan daya pikir anak melalui permainan menyusun balok pada kelompok B PAUD Al Hidayah Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilakukan dalam 4 (empat) langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, melakukan observasi dan evaluasi dan melakukan refleksi dan dilakukan berulang-ulang dan terdiri dari beberapa siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok B PAUD Mulia Kabupaten Bengkulu Selatan yang berjumlah 11 orang yang terdiri atas 5 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan anak dengan teknik analisis data menggunakan analisis statistik sederhana yaitu persentase. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas diperoleh pencapaian tertinggi indikator penilaian pada siklus I yaitu 54,55% sedangkan pada siklus II pencapaian tertinggi indicator penilaian yaitu 90,91% yang berarti terdapat peningkatan dari siklus pertama dan kedua sehingga meninjukkan bahwa kemampuan daya pikir anak dapat meningkat melalui permainan menyusun balok. Kata Kunci: Kemampuan Daya Pikir, Permainan Menyusun Balok
3
PENDAHULUAN Pada jaman
memperoleh Pada
seperti
sekarang
pengetahuan
baru.
modern ini,
umumnya
perkembangan
ilmu daya pikir anak usia PAUD ditandai
pendidikan
mulai
berkembang dengan
rasa
ingin
tahu
yang
pesat dan terspesialisasi. Salah muncul pada anak. Anak sering satunya adalah pendidikan anak menanyakan sesuatu hal yang ia usia dini yang memfokuskan anak rasa menarik dan tidak berhenti pada usia 0-8 tahun. Karakeristik bertanya sebelum apa yang ia anak usia dini berbeda dengan pikirkan terjawab. Dalam hal ini karakteristik
anak
pada
usia daya pikir anak mulai berkembang
diatasnya.
Sehingga
stimulasi (Lerner, 1981:22).
untuk
anak
usia
dini
sangat Kenyataanya di lapangan,
dibutuhkan agar anak tumbuh dan sering dijumpai guru merasa risau berkembang
dengan
maksimal. bahkan membatasi ruang gerak
Aspek
perkembangan
tersebut anak dan mengabaikan pertanyaan
antara lain aspek perkembangan yang diajukan oleh murid. Mereka daya
pikir
dan
daya
cipta. justru menganggap anak tersebut
Perkembangan
daya pikir atau bawel dan banyak bertanya. Hal
sering disebut kemampuan kognitif tersebut
sangatlah
tidak
juga diartikan sebagai kemampuan dibenarkan karena menghambat anak
untuk
berpikir
atau perkembangan
anak
khususnya
mengamati yang bertujuan untuk perkembangan daya pikir. Sikap
4
guru yang kurang tepat tersebut,
daya pikir anak agar seluruh
selain menghambat perkembangan
perkembangan
daya pikir, juga mematikan daya
berkembang maksimal (Juniarti,
cipta anak atau yang sering disebut
2010: 33).
anak
bisa
kreativitas. Antara daya pikir dan
Temuan peneliti di PAUD
daya cipta, saling bertalian. Daya
Al Hidayah malah sebaliknya, anak
cipta
merupakan
masih
untuk
berpikir
yang
baru
kemampuan
tentang
dan
sesuatu
menghasilkan
belum
mampu
mengembangkan daya pikir. Anak kebanyakan
masih
saja
penyelesaian yang unik terhadap
apabila
berbagai persoalan.
untuk bertanya atau pada saat
Melihat
kenyataan
di
guru
diam
mempersilahkan
guru bertanya. Oleh karena itulah,
lapangan, seharusnya ketika anak
peneliti
mengajukan
dan
bagaimana cara mengembangkan
sering mencoba hal yang baru,
daya pikir dan daya cipta anak usia
seorang
dini melalui permainan menyusun
pertanyaan
pendidik
memberi
ingin
meneliti
tentang
tanggapan dan ruang gerak pada
balok.
anak tersebut serta memberikan
KAJIAN PUSTAKA Daya pikir disebut juga
bimbingan
dan
stimulasi
yang sebagai kemampuan kognitif sering
tepat. Bimbingan dan stimulasi diartikan merupakan
proses
sebagai
daya
atau
menuju kemampuan seorang anak untuk
perkembangan daya cipta dan
5
berpikir dan mengamati, melihat
bebas. Yang dimaksud bermain
hubungan-hubungan,
kegiatan
terpimpin adalah dalam bermain
yang mengakibatkan seorang anak
anak tidak bebas, melainkan terikat
memperoleh
baru
pada peraturan permainan atau
yang
pengetahuan
banyak
didukung
oleh
kegiatan
kemampuannya
bertanya.
Berk
permainan dan
alat
(1991:207) menerangkan bahwa
diciptakan
guru
kemampuan
1978:34).
kognitif
menunjuk
tertentu.
oleh
Biasanya permainan (Hurlock,
kepada proses dan produk dari
Peristiwa bermain balok di
dalam akal pikiran manusia yang
atas menunjukan ada beberapa
membawanya untuk tahu. Dalam
cara yang dapat diberikan kepada
hal ini termasuk semua kegiatan
anak didik dalam menyampaikan
mental
permainan yaitu bermain dengan
manusia
mengingat,
yang
meliputi:
menghubungkan,
menggolongkan,
terpimpin
akan
menunjukan
memberikan
keteraturan dalam bermain, dibalik
simbol, mengkhayal, memecahkan
itu anak dapat belajar mengenal
masalah,
dan
konsep membilang 1 – 15 yang
dan
dipadukan dengan kegiatan fisik
mencipta
membayangkan
kejadian
mimpi.
motorik melalui berjalan jongkok
Bermain menjadi
dua
dikategorikan kelompok
yaitu
bermain terpimpin dan bermain
menuju
ketempat
permainan,
selanjutnya
anak
menciptakan
bentuk
dapat yang
6
diinginkan melalui imajinasi anak
bermain
masing-masing.
digunakan
Salah satu kegiatan bermain bebas
adalah
bermain
balok.
balok,
alat
harus
macam
dan
yang
bermacam-
aktivitas
yang
bervariasi diharapkan pelaksanaan
Pengembangan kemampuan anak
bermain
balok
dengan
dalam bermain balok merupakan
bermain
akan
membantu
suatu
cepat
kegiatan
yang
bertujuan
mengembangkan
aspek
metode anak
mengenal dan memahami
berbagai
bentuk,
warna,
dan
perkembangan anak yang meliputi
ukuran. Bermain balok memiliki
aspek kognitif, fisik motorik, sosial,
peranan
emosional. Melalui bermain balok
pengembangan kecerdasan anak,
anak
yaitu
dapat
mengekspresikan
langsung
dengan
cara
dalam
bermain
imajinasinya yang bersifat abstrak
simbolis. Bermain simbolis memiliki
menjadi sesuatu yang konkret dan
kegiatan yang menentukan dalam
mendapatkan
perkembangan berpikir abstrak.
penting masalah
konsep-konsep
dalam
pemecahan
matematika
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan
dan penelitian
tindakan
kelas
sebagainya (Hurlock, 1978:34). kolaboratif.
Pada
penelitian
ini
Agar anak-anak dalam belajar peneliti merasa
senang
tidak
tidak
hanya
sebagai
jenuh pengamat tetapi terlibat langsung
sehingga hasil belajar anak bisa dalam proses situasi dan kondisi seoptimal mungkin. Maka dalam
7
pada proses pembelajaran. Peneliti
peningkatan
bersama teman sejawat melakukan
menggunakan
penilaian
menyusun balok adalah sebagai
terhadap
proses
daya
pikir
anak
permainan
penelitian ini. Bentuk kolaborasi
berikut (Reifel, 1984: 44):
itulah yang menyebabkan proses
a. Rasa ingin tahu anak pada
belajar
dapat
berlangsung
(Depdiknas, Pelaksanaan
2003:12). penelitian
ini
permainan menyusun balok. b. Kemampuan
anak
di
mengelompokkan balok sesuai
desain dalam 4 (empat) langkah
warna dan bentuk (besar dan
yaitu perencanaan, pelaksanaan
kecil)
tindakan, melakukan observasi dan
c. Kemampuan anak membentuk/
evaluasi dan melakukan refleksi
menyusun
dan dilakukan berulang-ulang dan
produk/ bentuk baru.
terdiri dari beberapa siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok B PAUD Mulia Kabupaten Bengkulu
balok
menjadi
d. Kemampuan menghubungkan
anak satu
balok
dengan balok lainnya. Hasil
penilaian
observasi
Selatan yang berjumlah 11 orang
guru di olah dalam bentuk data
yang terdiri atas 5 orang anak laki-
khusus yang dapat menjelaskan
laki dan 6 orang anak perempuan.
tentang kegiatan yang dilakukan
Adapun, pengamatan
indikator
oleh guru atau kegiatan yang tidak
keberhasilan
dilakukan guru. Penilaian observasi
8
guru dijadikan sebagai pedoman
keseluruhan dapat diketahui tingkat
dalam melakukan refleksi untuk
keberhasilan dalam penelitian ini.
melanjutkan ke siklus berikutnya.
Adapun
Setelah
didapatkan
penilaian
observasi
setiap
indicator
anak
pada
penilaian
cara
memberi
makna
tingkat keberhasilan pada data tersebut dipergunakan persentase. Data
yang
diperoleh
dianalisis
selanjutnya hasil penilaian tersebut
dengan
menggunakan
analisis
dijumlahkan.
statistik
sederhana
yaitu
tertinggi
Skor
yang
penilaian
diperoleh
anak
apabila memiliki kemampuan daya
persentase dengan rumus : X=
pikir baik yaitu 16. Sedangkan skor Keterangan : penilaian terendah yang dimiliki X : Persentase anak apabila memiliki kemampuan Y : Jumlah anak yang berhasil daya pikir tidak baik yaitu 4. Secara N : Jumlah seluruh anak keseluruhan
penilaian
dilakukan (Depdiknas, 2003:12)
dengan memberikan bintang pada Hasil Penelitian setiap anak sesuai dengan jumlah Rangkuman
persentase
nilai yang diperoleh anak pada tingkat
keberhasilan
setiap
lembar observasi. indikator penilaian pada siklus I Setelah
didapatkan
data dapat dilihat pada tebel berikut ini:
jumlah anak yang mendapatkan bintang
4
maka
secara
9
Tabel 2. Persentase Tingkat Keberhasilan Indikator Penilaian Pada Siklus I
Indikator
Jumlah anak kategori baik
Rasa ingin tahu anak pada permainan menyusun balok. Kemampuan anak mengelompokkan balok sesuai warna dan bentuk (besar dan kecil) Kemampuan anak membentuk/ menyusun balok menjadi produk/ bentuk baru. Kemampuan anak menghubungkan satu balok dengan balok lainnya.
adanya keterlibatan guru dalam proses
permainan
belum
adanya
bimbingan
dan
arahan kepada anak serta guru belum memantau dan merespon 45.45%
aktivitas
anak
selama
pembelajaran berlangsung.
5 45.45%
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi data maka diperoleh
6 54.55%
tingkat keberhasilan tertinggi dari keseluruhan
6 54.55%
tabel
dan
%
5
Berdasarkan
ukuran
diatas
hanya
indikator
mencapai
penilaian
54,55%
dapat dilihat bahwa belum ada
keseluruhan
indikator
yang dialami anak pada siklus I
penilaian
yang
dapat
anak.
dari
Kelemahan
menunjukkan tingkat keberhasilan
yaitu
sebesar 80%. Hal ini dikarenakan
mengelompokkan
berbagai macam kendala yang
warna dan bentuk (besar dan kecil)
dihadapi guru.
masih
Berdasarkan tabel di atas terdapat
tiga
hal
yang
belum
dilakukan oleh guru yaitu belum
kemampuan
sangat
anak
balok
rendah.
sesuai
Hasil
observasi guru juga menunjukkan bahwa belum adanya keterlibatan guru ukuran
dalam dan
proses belum
permainan adanya
10
bimbingan
dan
arahan
kepada
anak serta guru belum memantau dan
merespon
aktivitas
Rangkuman persentase tingkat setiap
indikator
penilaian pada siklus I dapat
Tabel 4. Persentase Tingkat Keberhasilan Indikator Penilaian Pada Siklus II
Indikator Rasa ingin tahu anak pada permainan menyusun balok. Kemampuan anak mengelompok kan balok sesuai warna dan bentuk (besar dan kecil) Kemampuan anak membentuk/ menyusun balok menjadi produk/ bentuk baru. Kemampuan anak
penilaian
81.82%
diatas
menunjukkan
tingkat keberhasilan sebesar 80%. Hal
ini
dikarenakan
berbagai
yang
dihadapi
guru telah direfleksi pada siklus sebelumnya sehingga guru dapat
proses
kelemahan
pembelajaran.
dilakukan 9
dapat
mengetahui %
tabel
dapat dilihat bahwa setiap indikator
macam kendala
dilihat pada tebel berikut ini:
Jumlah anak kategori baik
Berdasarkan
anak
selama pembelajaran berlangsung.
keberhasilan
menghubungk an satu balok dengan balok lainnya.
refleksi
dalam Setelah
pada
siklus
sebelumnya, guru merencanakan solusi
terhadap
kendala
yang
dihadapi pada siklus sebelumnya 10
90.91%
sehingga guru dapat meningkatkan keberhasilan anak dalm menyusun balok.
10
90.91%
Berdasarkan tabel di atas guru telah melaksanakan semua
9
81.82%
kegiatan
sehingga
berdampak
11
pada keberhasilan anak dalam
Oleh karena itu tidak dibutuhkan
menyusun balok.
siklus ketiga untuk perbaikan.
Berdasarkan
dari
hasil
observasi dan evaluasi data maka diperoleh
tingkat
keberhasilan
tertinggi dari keseluruhan indikator
Simpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
penilaian mencapai 90,91% dari keseluruhan pada
anak.
indikator
sudah
Al
pencapaian
bahwa belum adanya keterlibatan
menyusun adanya
balok
bimbingan
belum
dan
arahan
kepada anak serta guru belum memantau dan merespon aktivitas anak
selama
pembelajaran
berlangsung. telah diperbaiki dan dilakukan guru dengan seksama.
Manna
nilai
indikator
tertinggi pada siklus pertama
permainan
dan
Pasar
ditandai dengan meningkatnya
guru pada siklus I menunjukkan
proses
Hidayah
Kabupaten Bengkulu Selatan
anak. Kelemahan yang dialami
dalam
balok
anak pada kelompok B PAUD
mencapai 80% dari keseluruhan
guru
menyusun
dapat meningkatkan daya pikir
Sedangkan
lainnya
Permainan
54,55% menjadi 90,91% pada siklus kedua. 2.
Daya
pikir
permainan
anak menyusun
melalui balok
pada kelompok B PAUD Al Hidayah
Pasar
Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
meningkat
melalui
12
tahapan refleksi pada siklus I yaitu guru memberikan arahan dan bimbingan kepada anak pada
saat
anak
menyusun
balok.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, 2004. Metode Penelitian. Jakarta. Kemuning Arikunto, 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Astuti, 2010. Penerapan Permainan Balok teknik Demonstrasi untuk Mengembangkan Motorik Halus. Jakarta Berk, Wiliams.1991.Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini. Press. Jakarta Depdikbud. 1997. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Daya Pikir Anak Usia Dini. Jakarta Depdiknas, 2003. Program Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dewey, Leany. 2008. Pengembangan konsep bermain Proyek untuk
Anak Usia Dini. Abdi Jaya. Yogyakarta Hurlock, E.B. 1978. Pengembangan Pola Pikir Anak. Jakarta: Gagasmedia. Juniarti, Witi 2010. Meningkatkan Daya Pikir Anak Melalui Konsep Warna. Jakarta: Erlangga. Kilpatrick. 2010. Pengembangan Metode proyek. Jakarta Kolb, Brian. 1985. Pengembangan Kemampuan Berfikir Anak. Edisi teejemahan. Jakarta Lerner, 1981 Bentuk dan Karakteristik Anak-anak. Jakarta: Permindo. Miller, Jhon. 1993. Bentuk-Bentuk Permainan Menyusun untuk Anak Usia Dini. Rineka Cipta. Jakarta Munandar. 1999. Pengembangan Metode Proyek dan Metode Demonstrasi. Jakarta Ningsih. 2008. Upaya Meningkatkan Daya Pikir Anak Melalui kegiatan Bermain Ukuran Balok. Philips, Clark. (1999). Permainan Bagi anak Usia Dini. Press. Jakarta Reifel, Hunsun. 1984. Permainan Demonstrasi Untuk Anak Usia Dini. Gagas Media. Jakarta