PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LOGIKA MATEMATIKA KELAS X A MA TAJUL ULUM BRABO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh: SITI LUTHFIYAH NIM: 073511019
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Luthfiyah
NIM
: 073511019
Jurusan
: Tadris
Prodi
: Tadris Matematika
Menyatakan
bahwa
skripsi
ini
secara
keseluruhan
adalah
hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 27 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Siti Luthfiyah NIM: 073511019
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul : Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 Nama
: Siti Luthfiyah
NIM
: 073511019
Jurusan
: Tadris
Prodi
: Tadris Matematika
Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh dewan penguji fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu pendidikan matematika Semarang, 27 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua ,
Sekretaris ,
Dr. H. Ruswan, M.A NIP. 19680424 199303 1 004
Lulu' Choirun Nisa M. Pd NIP. 19810720 200312 2 002
Penguji I,
Penguji II,
Saminanto, S.Pd, M.Sc NIP. 19720604 200312 1 002
Hj. Minhayati Shaleh, M.Sc. NIP. 19760426 200604 2 001 Pembimbing II,
Pembimbing I,
Saminanto, S.Pd, M.Sc NIP. 19720604 200312 1 002
Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag NIP. 19600615 199103 1 004
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang Semarang, 31 Mei 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth. Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
:“Penerapan
Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta
Didik
Pada
Materi
Pokok
Logika
Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011” Nama
: Siti Luthfiyah
NIM
: 073511019
Jurusan
: Tadris
Program Studi : Tadris Matematika Saya memohon bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Saminanto, S.Pd, M.Sc NIP. 19720604 200312 1 0
iv
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang Semarang, 31 Mei 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth. Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
:“Penerapan
Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta
Didik
Pada
Materi
Pokok
Logika
Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011” Nama
: Siti Luthfiyah
NIM
: 073511019
Jurusan
: Tadris
Program Studi : Tadris matematika Saya memohon bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing II
Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag NIP. 19600615 199103 1 004 v
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 : Siti Luthfiyah : 073511019
Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan dikelas X-A MA TAJUL ULUM BRABO yaitu rendahnya nilai rata-rata peserta didik pada materi logika matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam materi logika matematika. Selain itu berdasarkan pengamatan juga diperoleh fakta bahwa rendahnya nilai belajar peserta didik dikarenakan kurangnya aktifitas peserta didik pada pelajaran matematika, kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru, peserta didik yang tidak memahami tersebut tidak mau bertanya. Diharapkan pembelajaran melalui model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi logika matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011. 2)Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011 Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik kelas X-A MA TAJUL ULUM BRABO tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 33 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu (1) Dokumentasi, (2) Wawancara, (3) Tes, dan (4) Observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo dari nilai rata-rata Pra siklus 50.60 dengan ketuntasan klasikal 15.15% menjadi 60,73 dengan ketuntasan klasikal 66,67% pada siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata 71,48 dengan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe QSH dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-A MA Tajul Ulum Brabo khususnya pada materi Logika Matematika.
vi
MOTTO
∩∉∪ tÏΖÅ¡ósßϑø9$# yìyϑs9 ©!$# ¨βÎ)uρ 4 $uΖn=ç7ß™ öΝåκ¨]tƒÏ‰öκs]s9 $uΖŠÏù (#ρ߉yγ≈y_ zƒÏ%©!$#uρ Artinya : "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Ankabut : 69).
vii
PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT, Tuhan sumber segala muara esensi, Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk: 1. Ayahanda (Masrukhin) dan ibunda tercinta (Siti Kabsah) beliaulah semua limpahan, curahan, kasih sayang, serta do’a nya yang tulus dan ikhlas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi. 2. Kakak-kakak dan adik-adikku Tersayang : Masruri, mbk Inarotul Ulya, miftakhul jannah dan anas wahidi yang telah memberi semangat dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi). 3. Bapak kyai Amnan Muqoddam dan ibu Nyai Rofiqotul Makiyyah beserta keluarga selaku pengasuh Pon. Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas lautan doa yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 4. Adek-adekku dan mbk-mbkku di pondok pesantren putri Al-Hikmah (keluarga besar kamar al azka) yang telah membuat hidupku menjadi lebih berarti dan berwarna. 5. Sahabat sejatiku keluarga besar TM A (uun, mbk tin, nisak, dan temen-temen yang lain yang tidak bisa saya sebutan satu persatu ) yang telah memberikan motivasi, semangat, dukungan serta doanya. 6. Sahabat sejatiku seposko KKN IAIN WALISONGO angkatan ke 56 desa tabet (pak kordes, mz barri, faqih, latif, pak min, dewil, fida, elly, mb mus, yanti) terimakasih atas kebersamaanya, terimakasih atas kesetiaannya menjaga dan mensuport penulis agar lebih maju. 7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan
bantuannya yang turut dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi peneliti.
viii
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga dalam penyusunan tugas akhir perkuliahan berupa skripsi dapat terselesaikan sebagaimana mestinya melalui proses yang panjang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat, pembawa petunjuk ke jalan yang lurus. Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011” pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi kewajiban akademik juga sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan. Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan karya tulis ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai Insan biasa tentu memiliki banyak kekurangan dan kelemahan
dan jauh
dari
kesempurnaan keterbatasan kemampuan dalam diri penulis. Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hambahamba Allah yang mulia yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2.
Bapak H. Mursyid M. Ag, Selaku Ketua Jurusan Tadris.
3.
Saminanto S. Pd. M, Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi) yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan tekun
ix
dan sadar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4.
Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan tekun dan sadar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Yulia Romadiastri, S. Si selaku dosen matematika, beserta Bapak dan Ibu Dosen yang belum disebut yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan
untuk
selalu
berpikir
kritis-edukatif,
transformatifinovatif dalam menggali ayat-ayat qauliyah dan kauniyyah selama menimba ilmu di Kampus IAIN Walisongo Semarang. 6.
Bapak kyai Amnan Muqoddam dan ibu Nyai Rofiqotul Makiyyah beserta keluarga selaku pengasuh Pon. Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas lautan doa yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
7.
Ali Mas'udi M.Ag, Kepala Sekolah MA TAJUL ULUM BRABO yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
8.
Aliyatussifah, S. Pd., Guru Mata Pelajaran Matematika MA TAJUL ULUM BRABO yang telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini.
9.
Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi penyemangat penulis.
10. Sahabat-saabatku KKN Posko 40 (pak kordes tian, Barri, faqih, latif, pak min, Dewil, Fida, Elly, Mb Mus, Yanti) yang selalu memberikan semangat dan selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Makasih atas segala semangat, kebersamaan dan do'anya dan terimakasih menjadi sahabat terbaik. Semarang, 31 Mei 2011 Penulis
Siti Luthfiyah NIM. 073511019
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv ABSTRAK ........................................................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI........................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Penegasan Istilah ..........................................................................
4
C. Perumusan Masalah.................................................................... .
7
D. Tujuan Masalah ...........................................................................
7
E. Manfaat Pelitian ...........................................................................
7
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori.............................................................................
9
1. Pengertian Belajar ................................................................
9
2. Pembelajaran Matematika ..................................................... 16 3. Model Pembelajaran active learning .................................... 19 4. Model Pembelajaran active learning tipe QSH .................... 23 5. Teori Belajar yang mendasari model QSH ........................... 26 6. Materi Pokok Logika Matematika ........................................ 28 B. Kajian Penelitian Relevan .......................................................... 32 C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 33 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 37 xi
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian............................................................................. 38 B. Materi Penelitian .......................................................................... 38 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 39 D. Subjek Penelitian ........................................................................ 41 E. Rancangan Penelitian .................................................................. 42 1.
Pra Siklus ............................................................................. 44
2.
Siklus I
3.
Siklus II .............................................................................. 47
.............................................................................. 44
F. Kolaborator dan Pelaksana ......................................................... 50 G. Sumber dan Jenis Data ................................................................ 50 H. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................ 51 I. Metode Analisis Data ................................................................... 52 J. Indikator Keberhasilan ............................................................... 54 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah ....................................................... 55 1.
Sejarah Berdirinya Madrasah ............................................... 55
2.
Identitas Sekolah ................................................................ 57
B. Hasil peneIitian .......................................................................... 57 1.
Pra siklus ............................................................................. 57
2.
Siklus I
3.
Siklus II ............................................................................. 66
............................................................................ 59
C. Pembahasan Penelitian............................................................... 74 1.
Pra siklus ............................................................................ 74
2.
Siklus I ............. ................................................................... 74
3.
Siklus II ............. .................................................................. 77
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ...................................................................................... 82 B. Saran ............................................................................................ 83 C. Penutup ........................................................................................ 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP SURAT KETERANGAN xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Penelitian.............................................................................. 39
Tabel 2
Daftar Peserta Didik ......................................................................... 41
Tabel 3
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ................................. 63
Tabel 4
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ................................ 69
Tabel 5
Daftar Nilai Peserta Didik materi Logika Matematika Pada tahun Pelajaran 2008/2009 ........................................................................ 74
Tabel 6
Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I ............................. 75
Tabel 7
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I ..................... 76
Tabel 8
Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I............................... 77
Tabel 9
Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pra siklus I dan siklus I
Peserta didik Siklus II ...................................................................... 77 Tabel 10
Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II.................. 78
Tabel 11
Ketuntasan Aktivitas Peserta Didik pada siklus I dan II ...................... 79
Tabel 12
Ketuntasan Aktivitas Peserta didik Siklus I dan siklus II ................. 76
Tabel 13
Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus II ............................. 78
Tabel 14
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II ............................................................................................ 81
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Hadir Peserta didik Kelas X-A Tajul Ulum Brabo Siklus I.
Lampiran 2
Daftar Hadir Peserta didik Kelas X-A Tajul Ulum Brabo Siklus II.
Lampiran 3
Soal Soal Pra Siklus
Lampiran 4
Kunci Jawaban Pra Siklus
Lampiran 5
Hasil Nilai Peserta Didik Pra Siklus
Lampiran 6
Daftar Kelompok Peserta didik Kelas X A pada Siklus I.
Lampiran 7
Daftar Kelompok Peserta didik Kelas X A pada Siklus II
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru
Lampiran 10
Lembar Observasi Peserta Didik
Lampiran 11
Soal Soal Siklus I
Lampiran 12
Kunci Jawaban Soal Soal I
Lampiran 13
Lembar Hasil Observasi Guru pada Siklus I
Lampiran 14
Lembar Hasil Observasi Peserta Didik pada Siklus I
Lampiran 15
Daftar Nilai Tes Akhir Materi logika matematika siklus I
Lampiran 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 17
Soal Soal Siklus II
Lampiran 18
Kunci Jawaban Soal Siklus II
Lampiran 19
Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II
Lampiran 20
Lembar Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II
Lampiran 21
Daftar Nilai Peserta Didik Siklus II
Lampiran 22
Perbandingan Lembar Observasi Guru Siklus I dan siklus II
Lampiran 23
Perbandingan Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I dan siklus II
Lampiran 24
Perbandingan Nilai Peserta didik Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya bernalar pada diri peserta didik yang tercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, displin dalam menyelesaikan permasalahan baik dalam matematika, bidang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun keadaan dilapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi menyatakan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang menggembirakan namun pemahaman dan pembelajaran peserta didik menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.1 Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan, terutama disebabkan peserta didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru matematika kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo, diperoleh keterangan bahwa rendahnya hasil belajar pada materi Logika Matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup 1
Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul Muttaqin, 2006), hlm. 24
1
dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam materi logika matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi logika matematika ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi awal yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi selanjutnya. Selain itu, rendahnya hasil belajar peserta didik ini juga berhubungan dengan keaktifan belajar peserta didik, seperti keaktifan peserta didik dalam pembelajaran yang masih belum kelihatan, peserta didik jarang bertanya kepada guru meskipun belum paham terhadap materi, serta kurangnya keberanian dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas. Padahal keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya, dimana jika keaktifan belajar peserta didik baik maka hasil yang diperoleh pun baik pula. Dari wawancara guru juga telah diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam kelas hanyalah mendengar dan mencatat saja sehingga peserta didik cenderung mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Dan salah satu penyebab mengapa kebanyakan peserta didik cenderung melupakan apa yang mereka dengar adalah perbedaan kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara peserta didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena peserta didik mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir sehingga peserta didik kurang memahami materi-materi matematika yang lebih mengedepankan logikanya. Hal ini diperkuat lagi dengan rata-rata peserta didik mendapat nilai 50,60 untuk pokok bahasan Logika Matematika. Nilai ini masih jauh di bawah nilai KKM sekolah, dimana sekolah ini telah menetapkan untuk mata pelajaran matematika nilai KKM-nya adalah 6,5.
2
Untuk itu guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena dengan gaya mengajar tradisional. Karena gaya mengajar seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan modern. Pendidikan menghendaki penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif) dalam kegiatan interaktif edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif dalam belajar. 2 Dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar guru harus dapat melaksanakan metode belajar yang dapat menarik siswa untuk aktif dan terlibat secara mental sehingga minat belajar siswa akan lebih baik. Metode belajar yang dimaksud adalah metode belajar aktif (active learning). Salah satu model pembelajaran yang akan penulis coba untuk mengatasi rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik tersebut adalah dengan menerapkan model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH). Motede ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Tipe ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapanharapan. Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul ”PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LOGIKA MATEMATIKA KELAS X A MA TAJUL ULUM BRABO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2010/2011”
2
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet III, hlm. 62-63
Suatu
3
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Active Learning Menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.3 Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.4 Jadi model pembelajaran active learning adalah suatu model pembelajaran yang diarahkan dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik supaya dapat belajar aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Model Pembelajaran Question Student Have (QSH) Model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya5. Model ini adalah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada
3
Trianto, M. Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet II, hlm. 22 4 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insane Madani, 2008) 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 108
4
peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan. 3. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Meningkatkan berarti menaikkan, mempertinggi.6 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.7 Jadi meningkatkan hasil belajar peserta didik berarti meningkatnya hasil belajar peserta didik dari proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku atau kemampuan mental. 4.
Logika Matematika Logika (logic) berasal dari Yunani “logos” yang berarti “kata”, ”ucapan” atau “alasan”. Logika dapat diartikan ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip validitas penalaran dan argument. Sedangkan logika matematika adalah logika yang menggunakan kaidah-kaidah dan aturanaturan matematika untuk menyelesaikannya.8 Logika matematika adalah merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas atau SMA pada kelas X semester II. Materi yang dipelajari dalam penelitian ini hanya pada sub materi pengertian Logika Matematika, Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup, Ingkaran (Negasi), Konjungsi, Disjungsi, Implikasi dan Biimplikasi. Berikut ini adalah ruang lingkup materi logika matematika yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut: Standar Kompetensi
: 4. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan dengan
masalah
pernyataan
yang
berkaitan
majemuk
dan
pernyataan berkuantor
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1060 7 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. VI hlm. 22 8 F. Soesianto & Djoni Dwijono, Seri Logika Matematika; Logika Proposisional, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm 1-2
5
Kompetensi dasar
: 4. 1 Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Indikator
: 1. Menyatakan pengertian logika matematika 2. Menyatakan pengertian kalimat terbuka dan kalimat tertutup 3. Menyatakan pengertian dan tabel kebenaran dari negasi, disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi. 4. Menyatakan ingkaran (negasi), disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi
dari
suatu pernyataaan. Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari “penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MA TAJUL ULUM Brabo Tahun Pelajaran 2010-2011” adalah suatu penelitian dengan penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada mata pelajaran matematika materi pokok logika matematika dengan cara mengaktifkan peserta didik melalui tulisan. Tulisan ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan dapat mengungkapkannya lewat tulisan, sehingga aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X MA TAJUL ULUM Brabo Tahun Pelajaran 20102011 dapat meningkat.
6
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011? 2. Apakah penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.
Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011
2.
Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Bagi Guru a. Memberikan
gambaran
bagaimana
cara
mengajarkan
Logika
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan partisipasi peserta didik.
7
2. Bagi Peserta Didik a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. b. Menumbuhkan
kemampuan
bekerjasama,
berkomunikasi
dan
mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam proses belajar mengajar. d. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan mengajukan pertanyaan meskipun lewat selembar kertas. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan. 4. Bagi Peneliti a. Dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk memperluas wawasannya tentang model- model pembelajaran yang ada. b. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) untuk mata pelajaran matematika di MA TAJUL ULUM Brabo. c. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.
8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.1 Sedangkan
secara
terminologi
definisi
belajar
banyak
dikemukakan oleh para ahli antara lain: 1) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow ”Learning is acquisitation of habits, knowledge, and attitude it involves new ways of doing things, and it operates in an individual’s attempts to over come obstacles or to udjust to nem situations” Artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya atau menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.2 2)
Menurut
Oemar
Hamalik
belajar
adalah
modifikasi
atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification
or
strengthening
of
behavior
through
experiencing). Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
1
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. III, hlm. 17. 2 Lester D. Crow and Alice Crow, Education Psycology, ( New York: American Book Company, 1958), hlm. 225.
9
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan3 3)
Slameto menyebutkan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri”.4
4)
Muhibbin Syah menyebutkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaki dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.5
5)
Dalam Kitab Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris ٦
HIرK@ L>DMN ON CPQI داءT @?>= <; اA هCDEFGا
Artinya: ” Belajar adalah merubah dengan mengadakan pelatihan”. Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
yang
ditampakkan
dalam
peningkatan
kecakapan
pengetahuan, sikap, tingkah laku, pemahaman, keterampilan (dengan serangkaian kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya) dan bisa dikatakan bahwa belajar adalah mencari ilmu untuk memperoleh pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
3
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), Cet VI, hlm.27 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 2. 5 Muhibbin Syah, M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdaskarya, 2000), Cet. V, hlm. 93 6 M. Muzamil Basir dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris, (Mekkah: Darul Liwa’,t.th.),hlm. 64.
10
(#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡xs? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$# Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡øtƒ ∩⊇⊇∪ ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ Artinya: "Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujidalah: ayat 11)7 b. Ciri-ciri belajar Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu: 1) Perubahan terjadi secara sadar 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku8 c. Prinsip-prinsip belajar Menurut Davies (1991), di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seseorang guru harus memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut: 1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
7 8
Departemen Agama RI, Al Qur andan Terjemah, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 2001) Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, hlm. 3- 4
11
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar 3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement) 4) Penguasaan
secara
penuh
dari
setiap
langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti 5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebh termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.9 d. Aktivitas Peserta didik Aktivitas peserta didik sama maknanya dengan perbuatan, yang menghendaki gerakan fungsi otak individu yang belajar. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan (Marial, 1993). Aktivitas mutlak diperlukan dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh pengetahuan karena esensi dari pengetahuan adalah kegiatan, aktivitas baik secara fisik maupun mental (Semiawan, 1992). Indikator yang menyatakan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar menurut Paul B. Diedrich yang dikutip Sardiman (2001), adalah: 1) Visual
activities
seperti
membaca,
memperhatikan
gambar,
demontrasi dan mengamati percobaan 2) Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. 3) Listening activities seperti mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengar diskusi dan mendengarkan pidato.
9
Dr. Aunurrohman,. M. Pd, Belajar dan Pembelajaran, (Pontianak: Alfabeta, 2009) him. 113-
114
12
4) Writing activities seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket dan menyalin. 5) Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta dan diagram. 6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan melakukan demontrasi. 7) Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8) Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang, dan gugup.10 Oleh karena itu, tidak semua metode belajar dapat memberikan kegiatan yang sama banyak, maka guru hendaknya menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar diperoleh berbagai aktivitas. e. Hasil belajar Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, diladikan,) oleh usaha (pikiran)11 dan “belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu”12. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar adalah hasil dari proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan mental peserta didik berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran yaitu hasil yang dapat diukur seperti tertulis dampak angka rapor atau angka dalam ijazah. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain. Menurut Nana sudjana, hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
10
Sadirman, A. M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru, (Jakarta: Rajawali, 1992), Cet IV, hlm. 101 11 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 300. 12 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.17
13
belajarnya.13 Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar”.14 Menurut
Benyamin
Bloom
yang
secara
garis
besar
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu: 1) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi 2) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek yaitu : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik yaitu: keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan reflek, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.15 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar, berupa dampak pengajaran (kognitif) yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru dan dampak pengiring (afektif dan psikomotorik) yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan, hal ini dimaksudkan bahwa hasil belajar berhubungan
13
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. VI hlm. 22 14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 15 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm 22
14
dengan kemampuan yang diperoleh seseorang dalam bentuk yang saling berkaitan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. f. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.16 1. Faktor intern Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor kelelahan Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan. 2. Faktor ekstern Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 16
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54.
15
c) Faktor masyarakat Masyarakat
merupakan
faktor
ekstern
yang
juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat. Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar yang paling dominan adalah kualitas pengajaran, kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor intern (kemampuan peserta didik) dan faktor ekstern (kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik.17
2. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian pembelajaran Menurut Gagne sebagaimana yang dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler (1991: 207) bahwa pembelajaran adalah seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal.18 Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja di rencanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar. Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar adalah tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru. 2. Pembelajaran Matematika Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika di definisikan sebagai (1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu 17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 41. Drs. H. Mgs. Nazaruddin, MM, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogjakarta: Sukses Offset, 2007) Cet. I, hlm. 162 18
16
dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.19 Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami
arti
dan
hubungan-hubungan
serta
symbol-simbol,
kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Schoenfeld (1985) mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk pemecahan masalah.20 Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari
matematika
sebagai
wahana
untuk
menumbuh
kembangkan kecerdasan, kemampuan, serta membentuk kepribadian peserta didik.
19
Syarifuddin, Pembelajaran Matematika Sekolah, http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06) 20 Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belejar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm, 130
17
Dalam pembelajaran Matematika tidak dapat dilaksanakan secara melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai kejenjang yang lebih kompleks. Peserta didik tidak mungkin dapat mempelajari konsep lebih tinggi sebelum ia menguasai atau memahami konsep yang lebih rendah. Dalam artikel Syarifuddin prosedur pembelajaran matematika yang menekankan pada konsep-konsep matematika antara lain: 1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. 2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. 3) Pembinaan penanaman
keterampilan,
yaitu
konsep
pemahaman
dan
pembelajaran konsep.
lanjutan
dari
Pembelajaran
pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.21 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah unsur/bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa,
serta
digunakan
sebagai
salah
satu
sarana
untuk
21
Syarifuddin, langkah-langkah pembelajaran Matematika, http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah langkah-pembelajaran-matematika_11.html (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06)
18
mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa sehingga tujuan pembelajaran matematika sekolah dapat tercapai.
3. Model Pembelajaran Active Learning Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 22 Dalam dunia pendidikan dewasa ini muncul keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien diperlukan metode yang mampu mengaktifkan perserta didik. Berangkat dari keyakinan tersebut, munculah istilah cara belajar peserta didik aktif (CBSA). Maksudnya, dalam proses pembelajaran guru perlu menggunakan metode yang mampu mengaktifkan perserta didik. Dalam CBSA anak berusaha untuk mencari mencerna sendiri, menanggapi, mengajukan pendapat serta memecahkan masalah baik secara pribadi maupun bersama atau berkelompok.23 Menurut
Oemar
Hamalik
guru
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang diajarkan, dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya.24Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru
22
2008)
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insane Madani,
23
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 93 24 Dr. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cet V, hlm.33
19
lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.25 Dalam hal ini setidaknya ada 3 faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu: a. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain b. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri c. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.26 Selain faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diatas, dalam bukunya Abin Syamsuddin Makmun di jelaskan bahwa salah satu penyebab bahwa hasil belajar itu tidak ada kemajuan (mapan) untuk beberapa waktu tertentu itu adalah karena terjadinya kejenuhan dalam belajar sehingga mengakibatkan daya ingatan tidak mampu mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru. 27 Berangkat dari beberapa penyebab diatas maka di butuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Dan metode belajar aktif merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam otak peserta didik. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja peserta didik sendiri, karena belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri. Dan dalam hal ini guru sekedar menjadi pembimbing dan pengarah. Hal ini sesuai dengan teori kognitif yang menyatakan bahwa belajar menunjukkan adanya
25
Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet III, hlm. 77 26 Karya Tulis Guru dalam Keberhsilan Pembelajaran, Gambar (Perangko) sebagai Media Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar , (SDN Sumberagung Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur, 2003), hlm. 67 27 Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet V, hlm. 169
20
jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.28 Menurut Oemar Hamalik terdapat beberapa klasifikasi kegiatan belajar yang dapat atau seharusnya dilakukan oleh siswa, antara lain: a. Kegiatan penyelidikan (membaca, berwawancara, mendengarkan radio, menonton film dan alat-alat lainnya) b. Kegiatan penyajian (laporan, panel and round table discussion, membuat grafik dan chart) c. Kegiatan-latihan-mekanis:
digunakan
bila
kelompok
menemui
kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan d. Kegiatan apresiasi (mendengarkan music, membaca, menyaksikan gambar) e. Kegiatan observasi dan mendengarkan (membentuk alat-alat dari murid sebagai alat bantu belajar) f. Kegiatan ekspresi kreatif (pekerjaan tangan, menggambar, menulis, bercerita, bermain, membuat sajak, bernyanyi dan bermain musik) g. Bekerja dalam kelompok (latihan dalam tata kerja demokratis, pembagian kerja antara kelompok dalam melaksanakan rencana) h. Percobaan (belajar mencobakan cara-cara mengerjakan sesuatu) i. Kegiatan mengorganisasi dan menilai (diskriminasi, menyeleksi, mengatur dan menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka sendiri)29 Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan tetapi juga keterlibatan mental. Ketika kegiatan belajar matematika peserta didik bersifat aktif, peserta didik akan mengupayakan sesuatu, peserta didik menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.
28
Drs. Zaenal Arifin, M. Pd, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Tekhnik, Prosedur), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet I, hlm. 294-295 29 Dr. Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet II, hlm. 20-21
21
Lebih 2400 tahun lalu, Konfusius menyatakan 3 pernyataan sederhana yang mengungkapkan pentingnya belajar aktif yaitu : Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat Yang saya kerjakan, saya paham30 Pernyataan ini dimodifikasi oleh Mel Silberman dan diperluas menjadi paham belajar aktif (Active Learning Credo): Yang saya dengar, saya lupa Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain Yang saya mulai pahami Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan saya dapatkan Pengetahuan dan keterampilan Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai31 Belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu. Tetapi akan lebih baik lagi jika peserta didik dapat melakukan sesuatu terhadap informasi itu, dan dengan demikian peserta didik bisa mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahamannya. Pendapat ini diperkuat oleh Jhon Holt yang menyatakan bahwa proses belajar akan meningkat jika peserta didik diminta untuk melakukan hal berikut ini: a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri. b. Memberikan contohnya c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi d. Melihat kaitannya antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain e. Menggunakannya dengan beragam cara f. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya. g. Menyebutkan lawan atau kebalikannya32
30
Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.), (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. 2009) hlm. 1. 31 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.), hlm. 2 32 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul Muttaqin, 2006), hlm. 26
22
Berikut ini adalah perbandingan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran aktif: 33 Pembelajaran Konvensional Berpusat pada guru Penekanan pada menerima pengetahuan Kurang menyenangkan Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik Menggunakan metode yang monoton Kurang banyak media yang digunakan Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Pembelajaran Aktif Berpusat pada peserta didik Penekanan pada menemukan Sangat menyenangkan Membemberdayakan semua indera dan potensi anak didik Menggunakan banyak metode Menggunakan banyak media Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
4. Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) merupakan suatu kegiatan belajar kolaboratif yang dapat digunakan guru di tengahtengah pelajaran sehingga dapat menghindari cara pengajaran yang selalu didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui kegiatan belajar secara kolaborasi (bekerja sama) diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Aktivitas dalam model belajar aktif tipe Question Student Have ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.
33
Bonwell, Charles C., dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche, (Selasa, 19 Oktober 2010, 10. 15)
23
Tipe Question Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif. Karena Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya34. Strategi ini membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan peserta didik berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif, sehingga dengan kelompok yang sedikit diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi dan berperan secara aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik yang menyatakan bahwa proses kelompok memiliki karakteristik atau segi-segi relasi, interaksi, partisipasi, kontribusi, afeksi dan dinamika. Tiap individu berhubungan satu sama lain, setiap individu memberikan sumbangan pikiran, setiap individu saling mempengaruhi, setiap individu ikut aktif, setiap
individu
mendapat
pembagian
tugas
dan
setiap
individu
mengembangkan sifat-sifat personal-sosial-moral dan karenanya kelompok senantiasa hidup berubah, berkembang, yang berarti bersifat dinamis.35 Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Vygotsky yang mengatakan bahwa: Jika hari ini anak mampu bekerjasama, esok dia akan mampu mengerjakan sesuatu secara mandiri. Kerjasama melalui belajar kelompok di mana anak saling berinteraksi dengan bertanya dan mengemukakan pendapat adalah fondasi sukses di kemudian hari. Berbicara (talk) adalah sentral untuk pengembangan sosial dan pertumbuhan intelektual.36 Tipe Question Studeny Have (QSH) adalah salah satu tipe instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam bagian Collaborative learning (belajar dengan cara bekerja sama) yang bertujuan melatih kemampuan bekerja sama, melatih kemampuan 34
Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 108 35 Dr. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cet IV, hlm. 154 36 Kasim Lemlrch J, Curriculum and Instructional Methods for Elementary and Midle School, New York Macmillan College Publishing Co, 1990,, http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html - _ftn1, (Rabu, 24 November 2010, 11. 23)
24
mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, melatih kecerdasan emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat. Silberman (2006) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Question Student Have (QSH) adalah : a. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik. b. Guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok. c. Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik. d. Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan atau yang berhubungan dengan kelas. e. Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok Searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya. f. Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, tiap peserta didik
harus meninjau
semua pertanyaan
kelompok. g. Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak. h. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan: 1) Jawaban langsung secara singkat 2) Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut
25
3) Menjelaskan bahwa pelajaran tidak akan sampai membahas pertanyaan peserta didk tersebut. Jawaban secara pribadi dapat diberikan diluar kelas.37 i. Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang.38 Metode ini bisa divariasi dengan tidak menuliskan pertanyaan, mintalah peserta didik menuliskan harapan dan atau perhatian mereka terhadap pelajaran yang dipelajari.39Diharapkan setelah peserta didik menuliskan harapannya guru dapat mengetahui dan bisa memperbaiki pembelajaran.
5. Teori Belajar Matematika Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diperoleh didalam pikiran peserta didik itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan peserta didik sebagai hasil belajar. Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika, yaitu: a. Teori Ausubel Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang
mampu
menagasimilasikan
pengetahuan
yang
telah
dimilikinya dengan pengetahuan baru.40 Hal ini diperkuat dengan pendapat Dahar yang mengatakan bahwa belajar bermakna merupakan 37
Hisyam Zainy dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 18 Melvin L. Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.), hlm. 73-74 39 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.),hlm. 18 40 Dr. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 51 38
26
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.41 Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang, sehingga konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik. Teori Ausubel juga disebut teori holistic karena mempunyai pandangan keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian, bagan, atau peta keterkaitan dapat bersifat hierarkis atau bersifat menyebar sebagai bentuk lain dari merangkum, ringkasan atau ikhtisar. b. Teori Jean Piaget Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksiinteraksi mereka.42 Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Dan interaksi social dengan teman sebaya,
khususnya
berargumentasi
dan
berdiskusi
membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih logis.43 c.
Teori Vygotsky Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori Vygotsky yang berorientasi pada pembelajaran mandiri dalam kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan, pengalaman dan daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui
41
Dr. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet II, hlm 29. 42 Dr. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm 37 43 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2010) Cet II, hlm. 212
27
kegiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru sebagai fasilitator. Dan teori Vigotsky ini merupakan interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.44 Selain teori constructivism teori yang mendukung model Pembelajaran Actve Learning tipe Question Student Have (QSH) adalah teori Questioning, karena teori Questioning mempunyai karakteristik yang tidak jauh beda dengan model pembelajaran yang dipakai, yaitu: (1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; (2) mengecek
pemahaman
dengan
memberikan
latihan
soal;
(3)
membangkitkan respon pada peserta didik untuk melakukan aktivitas; (4) mengetahui sejauhmana keingintahuan peserta didik; (5) mengecek pengetahuan peserta didik pada materi; (6) memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu yang diinginkan guru; (7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik; dan (8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik.
B. Materi Pokok yang Terkait dengan Penelitian (Logika Matematika) 1. Pernyataan (kalimat tertutup) dan kalimat terbuka a. Pernyataan (kalimat tertutup) Pernyataan atau kalimat tertutup adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja, tidak sekaligus bernilai benar dan salah. Suatu pernyataan biasanya dinyatakan biasanya dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r, s dan sebagainya. b. Nilai kebenaran dari suatu pernyataan Nilai benar atau nilai salah suatu pernyatan disebut nilai kebenaran. Nilai kebenaran dapat ditentukan dengan cara:
44
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme, http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html, (Selasa, 30 November 2010, 11.45)
28
1) Cara empiris adalah cara menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan berdasarkan fakta pada saat itu (bergantung pada ruang dan waktu). 2) Cara non empiris adalah cara menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan berdasarkan bukti-bukti atau perhitungan-perhitungan dalam matematika (kebenarannya bersifat mutlak) c. Kalimat terbuka Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah) karena mengandung variabel. Suatu kalimat terbuka dengan variabel x dilambangkan oleh p(x), q(x), r(x) dan sebagainya. Contoh: Misalkan p(x): 2x + 1 = 5, Jawab: apabila variabel dalam x pada p(x) diganti dengan 2, maka: p (2) : 2 (2) + 1 = 5 Kalimat terbuka p(x) menjadi pernyataan bernilai benar. Bilangan pengganti variabel adalah konstanta, dan konstanta yang menjadikan suatu kalimat terbuka menjadi suatu pernyataan yang bernilai benar disebut penyelesaian kalimat terbuka.
2. Negasi, Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi a. Ingkaran (Negasi) Ingkaran (negasi) dari suatu pernyataan adalah suatu pernyataan baru yang diperoleh dari pernyataan semula sedemikian sehingga jika pernyataan semula bernilai benar, maka ingkarannya adalah bernilai salah, dan jika pernyataan semula bernilai salah, maka ingkarannya bernilai benar. Ingkaran dari pernyataan p di notasikan dengan ~. Tabel kebenaran yang menunjukkan hubungan antara pernyataaan p dan ingkarannya ~ adalah sebagai berikut:
29
p
~
B
S
S
B
Ingkaran pernyataan p dapat diperoleh dengan cara menambahkan kalimat ”tidak benar bahwa” di depan pernyataan p atau dengan menyisipkan perkataan ”tidak” atau ”bukan” di dalam pernyataan p. b. Disjungsi Disjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung atau. Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang sebagai berikut: p ∨ q Tabel kebenarannya adalah: p∨q
p
q
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
S
c. Konjungsi Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung dan. Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang p∧q
Tabel kebenarannya adalah: p
q
p∧q
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
S
30
d. Implikasi Implikasi adalah pernyataan majmuk yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q. Bagian ”jika p” dinamakan alasan atau sebab, dan bagian ”maka q”dinamakan kesimpulan atau akibat. Implikasi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang sebagai berikut: ⇒ Tabel kebenarannya adalah: p
q
⇒
B
B
B
B
S
S
S
B
B
S
S
B
e. Biimplikasi Biimplikasi adalah pernyataan majmuk yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang menggunakan kata hubung jika dan hanya jika sehingga diperoleh pernyataan baru yang berbentuk”p jika dan hanya jika q” Biimplikasi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang sebagai berikut: ⇔ Tabel kebenarannya adalah: 45
45
p
q
⇔
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
B
Sartono Wirodikromono, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2002) hlm.
151-179
31
C. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam penelitian kali ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu di antaranya penelitian dengan judul: 1. Skripsi Misbahul Munir (01304227) dengan judul “Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam KH. Romly Tamim Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya” Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Strategi Question student Have Sekolah Dasar Islam KH Romly Tamim Kenjeran Surabaya dalam proses pelaksanaannya dapat berjalan efektif dan efisien atau tergolong baik, karena hasil perhitungan persentase menunjukkan antara 76%-100%. Dan peningkatan prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam KH Romly Tamim Kenjeran Surabaya setelah diterapkan pembelajaran Strategi Question student Have mengalami peningkatan dalam pencapaian hasil prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam yang cukup, hal ini berdasarkan pada hasil perhitungan persentase pada peritem pertanyaan nilai yang diperoleh berada antara 56%-75% dengan kreteria tergolong cukup. Sedangkan dalam pengaruh Strategi Question Student Have Sekolah Dasar Islam KH Romly
Tamim
Kenjeran
Surabaya
mempunyai
implikasi
(dampak/pengaruh) yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam katagori tinggi atau kuat. Hal ini, berdasarkan dari hasil penghitungan product moment, hasil yang di peroleh adalah 0,722 dan pada tabel interpretasi barada pada nilai r = 0,70 – 0,90 menunjukkan bahwa antara variabel X dan Y terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi. 46
46
Misbahul Munir, Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam KH. Romly Tamim Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya, Skripsi, (Surabaya, Perpustakaan IAIN Sunan Ampel, 2009)http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain--misbahulmu7992&newlang=english&newtheme=gray
32
2. Skripsi Marina dengan judul ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika Peserta didik Dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Question Student Have (QSH) Di Kelas VII SMP Negeri 17 Kota Jambi’’. Hasil penelitian diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 42 orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat dari 59,52 pada siklus I menjadi 68,22 pada siklus II dan meningkat menjadi 76,18 pada siklus III. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 6,5 sebanyak 36 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 85,71%. Sedangkan siswa yang belum berhasil 6 orang atau sekitar 14,28%. Angka ini menunjukkan bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil.47 Berangkat dari penelitian tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model yang sama pada materi yang berbeda di MA TAJUL ULUM Brabo Grobogan. Peneliti akan menggunakan metode belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) apakah juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Logika Matematika. D. Kerangka Berfikir Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, diperoleh keterangan bahwa rendahnya hasil belajar pada materi Logika Matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta didik terhadap symbol-simbol dalam materri logika matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi logika matematika akan ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi awal yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi selanjutnya. Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah khususnya MA TAJUL ULUM. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan yang mengakibatkan 47
Marina, Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika Peserta didik Dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Question Student Have (QSH) Di Kelas VIIC SMP Negeri 17 Kota Jambi, Skripsi, (Jambi: Perpustakaan FKIP Universitas Jambi, 2009)
33
prestasi peserta didik menurun yang terbukti dengan nilai pada materi logika matematika masih dibawah KKM yakni 5.1 Menurut teori ausubel pembelajaran matematika yang terpenting adalah bagaimana mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Sedangkan teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pengetahuan datang dari tindakan. Dan interaksi social dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih logis. Hal itu diperkuat dengan teori Vygotsky yang menekankan pembelajaran mandiri dalam kelompok sehingga diharapkan peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya, pengalaman dan daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang ingin dicapai . Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya lebih dapat memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu pula, pemilihan model dan dan metode yang cepat serta peran aktif peserta didik dalam pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih efektif. Model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) peneliti rasa sangat sesuai jika digunakan dalam menyampaikan materi pokok Logika Matematika, karena melihat kelebihan-kelebihan model pembelajaran aktif yang terdapat dalam metode pembelajaran Question Student Have (QSH) yakni dapat melatih kemampuan bekerja sama, karena membagi peserta
didik
menjadi
berkelompok
sehingga
dengan
peserta
didik
berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif, melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat 34
terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, meningkatkan motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat. Materi Logika Matematika memungkinkan peserta didik untuk dapat melaksanakan
proses
pembelajaran
yang
aktif.
Peserta
didik
dapat
mengungkapkan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari sehingga peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan logika matematika. Melalui penerapan model model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada materi pokok Logika Matematika ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dalam siklus I maupun dalam siklus ke II sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai secara maksimal. Secara
grafis
pemikiran
yang
dilakukan
oleh
peneliti
dapat
digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut:
35
Kondisi awal
Guru belum melaksanakan pembelajaran aktif Siswa kelas X dalam menguasai materi logika matematika masih rendah Tindakan yang dilakukan
Guru melaksanakan pembelajaran aktif tipe QSH
Siklus I Melaksanakan pembelajaran aktif QSH pada kelompok
Siklus II Melaksanakan pembelajaran aktif QSH pada kelompok
Melalui strategi pembelajaran aktif QSH dapat meningkatkan penguasaan materi
36
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo dalam materi Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011”.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR).1 Menurut Burns (1999) penelitian tindakan kelas adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi.2 Dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif. Yaitu guru bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik MA TAJUL ULUM Brabo Tanggungharjo Grobogan. Sedangkan data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif (lembar observasi peserta didik dan observasi guru)
B. Materi Penelitian Materi pada penelitian ini adalah materi logika matematika semester II. Berikut ini adalah ruang lingkup materi logika matematika yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:
1
Prof. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet VII, Hlm. 4 2 Prof. Dr. H. Wina Sanjaya. M. Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 ), Cet. II, hlm. 25
38
Standar Kompetensi
: 4. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah
yang
berkaitan
dengan
pernyataan
majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi dasar
: 4. 1 Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Indikator
: 1. Menyatakan pengertian logika matematika 2. Menyatakan pengertian kalimat terbuka dan kalimat tertutup 3. Menyatakan pengertian dari ingkaran (negasi), disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi dari suatu pernyataaan 4. Menyatakan
tabel
kebenaran
dari
ingkaran
(negasi), disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi
dari
suatu
pernyataaan
serta
penerapannya dalam contoh soal.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo Tanggungharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2010-2011 2. Waktu penelitian Untuk waktu penelitian adalah bulan januari dari tanggal 6 sampai tanggal 23 januari 2011. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No
1
Tahapan
Observasi awal
Tanggal/
Alokasi
Bulan
waktu
03–01-2011
Kegiatan
Jam 11.15- Wawancara dengan guru 13.
30
39
WIS3 2
Pra Siklus
06-01-2011
matematika.
Jam keIII- 1. Perkenalan IV(08.10-
peneliti
dengan peserta didik
09.20) WIS 2. Mengamati
guru
dalam mengajar 3. Mengambil data hasil belajar dengan model konvensional 3
Siklus I
11-01-2011
Jam keIIIIV(08.3009.20) WIS
Pertemuan I 1. Guru menyampaikan materi
tentang
pengertian dan
disjungsi
konjungsi serta
tabel kebenarannya 2. Guru model
melaksanakan pembelajaran
active learning tipe QSH 3. Pemberian
tugas
siklus 1 16-01-2011
Jam ke I-II (06.40-
Pertemuan II Pemberian ujian siklus I
08.10)WIS 4
Siklus II
18-01-2011
Jam keIIIIV(08.3009.20)WIS
Pertemuan III 1. Guru menyampaikan materi
tentang
pengertian implikasi
3
WIS
: Waktu istiwa', selisih setengah jam dari WIT
40
dan biimplikasi serta tabel kebenarannya 2. Guru model
melaksanakan pembelajaran
active learning tipe QSH 3. Pemberian tugas 23-01-2011
Jam ke I-II (06.40-
Pertemuan IV Pemberian ujian siklus II
08.10)WIS
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo yang berjumlah 33 siswi. Berikut ini adalah nama-nama peserta didik kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo: Tabel 2 Daftar Peserta Didik kelas X-A MA Tajul Ulum 2010/2011 No
NIS
Nama
L/P
1
3382
Aini Muhimmatul Ulya
P
2
3388
Alifatul Isnaini
P
3
3397
Atik Walidah
P
4
3407
Eni Prasetyowati
P
5
3414
Fitri Damayanti
P
6
3415
Haniatul Mubarokah
P
7
3420
Himmatul Anifah
P
8
3422
Ida Royani
P
9
3425
Immatun Nisa’
P
10
3426
Indah Rukmana
P
11
3434
Jumiatul Lutfa
P
12
3436
Khoirul Mustaghfiroh
P
41
13
3439
Kiptiyah Nurwati
P
14
3446
Lailin Uyun Munfaridah
P
15
3449
Lila Nur Murthoharoh
P
16
3452
Lina Fakhrunnisa’
P
17
3457
Miftahul Khoiriyah
P
18
3458
Miftakhul Hasanah
P
19
3460
Miftakhul ulya
P
20
3461
Mila Nurhasanah
P
21
3463
Mumtiatus Sa’diyah
P
22
3466
Naimatul Faizah
P
23
3470
Noviana Nurrohma
P
24
3473
Nur Fuadah
P
25
3476
Nuriyah
P
26
3477
Nurul Azizah
P
27
3478
Nurul Hidayah
P
28
3481
Rani Miftayani
P
29
3484
Siti Muchariroh
P
30
3496
Ulin Nafi’ah
P
31
3514
Uswatun Hasanah
P
32
3520
Wiji Prihatiiningsih
P
33
3678
Zulfatur Rohmaniyah
P
E. Rancangan Penelitian Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.4 Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus. Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
4
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik), (Jogjakarta: Diva Press, 2010), Cet I, hlm. 49
42
Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini:5
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
5
Prof. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, .hlm 16
43
1.
Pra siklus Pra siklus dilakukan peneliti dengan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH). Pada pembelajaran Pra siklus guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam menjelaskan materi logika matematika sedangkan peserta didik hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru dan sesekali mencatat materi yang diberikan oleh guru mereka. Dalam pelaksanaan pembelajaran Pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata kelas). Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) pada siklus I dan siklus II.
2.
Siklus I a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. 2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti: a)
Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil,
b)
Membuat lembar observasi peserta didik
c)
Membuat lembar observasi guru
d)
Membuat kisi-kisi soal tes siklus I,
e)
Membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci jawaban,
f)
Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b. Pelaksanaan Semua tindakan yang sudah dibuat dalam perencanaan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk langkah nyata dalam proses pembelajaran, yaitu:
44
1)
Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam kepada guru.
2)
Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3)
Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
4)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik dapat mengetahui pengertian logika matematika serta dapat mengetahui perbedaan kalimat terbuka dan kalimat tertutup serta dapat menggunakan dalam berbagai contoh.
5)
Guru menjelaskan pengertian pengertian dan tabel kebenaran dari peryataan konjungsi, disjungsi, serta ingkarannya kepada peserta didik.
6)
Guru
meminta
peserta
didik
untuk
bergabung
dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan. 7)
Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8)
Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9)
Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya.
10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, setiap peserta didik
harus meninjau semua
pertanyaan kelompok. 11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda contreng paling banyak.
45
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak. 13) Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng sedikit. 14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang 15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik. 16) Guru memberikan test akhir siklus I (evaluasi) untuk mengetahui hasil belajar. 17) Guru memberikan PR c. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu . 1)
Pengamatan kepada peserta didik, meliputi: a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas. b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2)
Pengamatan terhadap guru, meliputi: a) Penampilan guru di depan kelas b) Mengamati guru saat menyajikan materi. c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam model Question Student Have (QSH)
3)
Pengamatan secara kolaboratif, meliputi: a) Mengamati jalannya proses pembelajaran. b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata.
46
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja peserta didik. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada siklus II.
3.
Siklus II a.
Perencanaan Setelah merefleksi dari hasil siklus I didapatkan kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan siklus II. Kegiatan tahap siklus II sebagai berikut : 1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I, 2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok, 3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti: a) Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil b) Membuat lembar observasi peserta didik c) Lembar observasi guru d) Membuat kisi-kisi soal tes siklus II, e) Membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci jawaban, f) Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b.
Pelaksanaan Tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan melakukan perbaikan–perbaikan yang telah dirumuskan
47
pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus II maka dilakukan tes siklus II. 1)
Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam kepada guru.
2)
Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3)
Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning dengan tipe Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
4)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik dapat mengetahui pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi dan Biimplikasi serta ingkarannya.
5)
Guru menjelaskan pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi dan Biimplikasi serta ingkarannya kepada peserta didik.
6)
Guru
meminta
peserta
didik
untuk
bergabung
dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan. 7)
Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8)
Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9)
Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan
kepada
peserta
didik
berikutnya,
dia
harus
membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya. 10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, setiap peserta didik
harus meninjau semua
pertanyaan kelompok. 11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda contreng paling banyak.
48
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak. 13) Guru
memanggil
nama
secara
acak
untuk
mengajukan
pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng sedikit. 14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang 15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik. 16) Guru memberikan test akhir siklus II (evaluasi) untuk mengetahui hasil belajar. 17) Guru memberikan PR c.
Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu: 1)
Pengamatan kepada peserta didik, meliputi: a)
Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b)
Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2)
Pengamatan terhadap guru, meliputi: a)
Penampilan guru di depan kelas
b)
Mengamati guru saat menyajikan materi.
c)
Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH).
3)
Pengamatan secara kolaboratif, meliputi: a)
Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b)
Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata.
49
c)
Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
d.
Refleksi Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan kegiatan pembelajaran aktif tipe Question Studet Have (QSH) pada tahap siklus I yang dilakukan peneliti bersama kolaborator. 1)
Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat simpulan terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.
2)
Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model pembelajaran
aktif
tipe
Question
Student
Have
(QSH)
diharapkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X MA TAJUL ULUM Brabo lebih meningkat dari siklus I.
F. Kolaborator Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap bersama sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas X MA TAJUL ULUM Brabo yaitu Ibu Aliyatussifah S.Pd.
G. Sumber Data Dan Jenis Data 1. Sumber data: 1) Data hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II pada materi pokok logika matematika 2) Data tentang pengamatan kemampuan aktifitas peserta didik dalam penguasaan materi logika matematika. 3) Data
tentang
kemampuan
guru
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH) 4) Data tentang refleksi peserta didik terhadap pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH)
50
2. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif (data hasil lembar observasi peserta guru dan guru).
H. Tekhnik Pengumpulan Data 1.
Metode Observasi Observasi (mengamati) adalah menatap kejadian, gerak atau proses.6 Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif.
2.
Wawancara (Interview) Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak, karena dalam wawancara tersebut responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.7
3.
Metode dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal/ variable yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.8 Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
4.
Metode tes Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.9Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada setiap pembelajaran dan akhir siklus.
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke Cipta, 2006), Cet, 13, hlm 230 7 Dr. Dimyati dan Drs Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), Cet I, hlm. 216 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm 231 9 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. III, hlm. 256
51
I. Metode Analisis Data Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH). 1.
Data keaktifan peserta didik Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut: Persentase(%) =
n x 100% N
Keterangan: n = skor yang diperoleh setiap peserta didik N = jumlah seluruh skor Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut:10 86% – 100 % = baik sekali (A) 76% - 85% = baik (B) 60% - 75% = cukup (C) 55% - %59 = kurang (D)
≤ 54% 2.
= kurang sekali (E)
Data mengenai hasil belajar Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.
10
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XIV, hal. 103
52
a.
Menghitung rata-rata Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:11 x=
∑X n
Keterangan:
b.
x
= rata-rata nilai
∑X
= jumlah seluruh nilai
n
= jumlah peserta didik
Menghitung ketuntasan belajar a)
Ketuntasan belajar individu Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
∑ skor yang diperoleh x100% ∑ skor maksimal b)
Ketuntasan belajar klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
∑ peserta didik tuntas belajar x100% ∑ seluruh peserta didik Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimum 65 sekurangkurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.12
11 12
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005)., hlm.67. Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2008),
hlm.112.
53
J. Indikator Keberhasilan 1. Hasil Belajar Peserta Didik ≥ 65 2. Ketuntasan Belajar Klasikal ≥ 75% 3. Aktivitas Belajar Peserta Didik ≥ 75%
13
13
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, hlm.112.
54
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Sejarah dan perkembangan Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah, tidak bisa lepas dari berdirinya Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo yang berdiri pada tahun 1941 M didirikan atas prakarsa Al Maghfurlah KH. Syamsuri Dahlan yaitu ayah KH. Ahmad Baidlowi Syamsuri,Lc.H. Pada Mulanya pesantren ini hanya mengelola santri putra saja, namun setelah pucuk pimpinan dipegang oleh KH. Ahmad Baidlowi Syamsuri, Lc.H. Yaitu pada tahun 1990 telah berdiri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin putri yang berorientasi pada Tahfidzul Qur’an (Yaitu pemahaman dan menghafal Al-Qur’an 30 Juz) dan alhamdulillah sampai pada tahun 2009 ini tercatat telah berhasil mencetak kurang lebih 500 santri putri yang telah hafal al-Qur’an 30 juz diluar kepala. Pondok pesantren inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Madrasah yang dikelola oleh Yayasan Tajul Ulum yaitu pada tahun 1953 berdiri Madrasah Diniyah, tahun 1960 berdiri Madrasah Diniyah Wustho, tahun 1975 berdiri Madrasah Tanawiyah dan akhir tahun 1985 berdiri Madrasah Aliyah Pada awalnya berdirinya Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo (1985) hanya mengelola 12 peserta didik dan alhamdulillah setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik, baik secara kuantitatif/jumlah maupun kualitati /mutu pendidikan. Pada tahun 1986 MA Tajul Ulum tercatat di Kakandepag Propinsi Jawa Tengah dengan status terdaftar dengan nomor piagam : Wk/S.d/ 146/Pgm/MA/1986 dan waktu itu Kepala Madrasahnya adalah: KH. M. Ansor Syamsuri. Yaitu adik kandung Romo KH. Ahmad Baidlowi Syamsuri, Lc.H.
55
Pada tahun 1996 Madrasah Aliyah Tajul Ulum mengajukan permohonan Akreditasi untuk status diakui dan akhirnya dikabulkan dengan nomor keputusan Derektur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor : 69/E.IV/PP.03.2/KEP/VII/1996. Pada waktu itu kepala Madrasah dijabat oleh Bapak Drs. Nur Hadi Alwi. Dengan status diakui Madrasah Aliyah Tajul Ulum mengalami perkembangan jumlah peserta didik yang luar biasa, pada tahun 2004/2005 di bawah kepala Madrasah Ahmad Muhdlori S.Ag. MA Tajul Ulum telah terakreditasi A melalui Surat Keputusan Derektur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemaen Agama. Selanjutnya, mulai tahun pelajaran 2007/2008 Kepala Madrasah dipegang oleh Bapak Ali Mas’udi, S.Pd.I dan jumlah peserta didiknya mencapai 700 peserta didik. Mengingat perkembangan jumlah peserta didik yang begitu banyak serta tuntutan masyarakat, maka MA Tajul Ulum pada tahun pelajaran 2004/2005 telah membuka semua jurusan dengan tujuan merespon keinginan masyarakat akan tersedianya lembaga pendidikan yang memiliki perhatian yang lebih berat terhadap semua bidang ilmu. Dan dengan banyaknya program pilihan berarti masyarakat dapat memilih alternatif jurusan yang ada untuk menunjang masa depan. Dengan demikan Madrasah Aliyah Tajul Ulum pada tahun pelajaran 2007/2008 telah memiliki jurusan Program IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan/IAI dan pada tahun pelajaran 2008/2009 kelas IAI menjadi Program Unggulan dengan rentak waktu KBM dari Jam 07.00 s/d 13.15 KBM seperti kelas lain. Dilanjutkan jam 14.00 s/d 17.00 Pendalaman Kitab Kuning, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Dari sejarahnya tampak jelas bahwa Madrasah Aliyah Tajul Ulum memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin, sedangkn secara fisik letak antara keduanya berdampingan, diantara keduanya ibarat saudara sekandung yang saling menguntungkan karena peserta didik-siswinya sebagian besar berasal dari pondok pesantren tersebut. Disamping peserta didik-siswi dapat bertempat dipondok, juga
56
dapat tambahan Ilmu-Ilmu agama Islam seperti Nahwu, Sharaf, fiqih, AlQur’an, Hadits dll. yang berciri khas Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut salah satu madzhab 4 yaitu Syaf’i, Hambali, Maliki dan Hanafi.1 2. Identitas Madrasah a. Nama Sekolah
: MA TAJUL ULUM
b. Alamat Sekolah
: Jl.Pon.Pes.Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo
Grobogan
telpon
024
: Jl. Pon.Pes. Sirojuth Tholibin Brabo
.
70780540 c. Nama Yayasan
: YAYASAN TAJUL ULUM
d. Alamat
Tanggungharjo grobogan 58167 e.
NSS/NSM
: 312.33.15.11.084.
f. Tahun berdiri
: 1985.
g. Tahun beroperasi
: 1985.
h. Jumlah Guru Keseluruhan : 46 orang.
B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah menerapkan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada pelajaran matematika khususnya pada materi pokok logika matematika dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Pada pelaksanaan tahap pra siklus, peneliti belum memberikan gambaran
tentang
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan
sehingga
pembelajaran berlangsung secara murni belum ada campur tangan dari peneliti. Pembelajaran tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 06 Januari 2011 oleh Ibu Aliyatusshifah, S.Pd. selaku guru matematika kelas X-A MA TAJUL ULUM BRABO. Guru seperti biasa
1
Marhaban Ahla Wasahlan. Profil Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan Tahun 2007/2008 http://matajululum.blogspot.com/ (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06)
57
masih menggunakan metode konvensional sebagai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian logika matematika, kalimat terbuka, kalimat tertutup serta negasinya secara detail kemudian memberikan contoh dan dilanjutkan dengan mengadakan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi logika matematika dan diakhiri dengan memberikan latihan kepada peserta didik. Ketika guru mengajukan pertanyaan yang berkenaan dengan materi kebanyakan peserta didik masih kebingungan atau kesulitan untuk membedaan antara contoh pernyataan yang mengandung kalimat terbuka dan kalimat tertutup. Dalam kegiatan belajar ini guru yang lebih aktif sedangkan peserta didik masih pasif, dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian pada tahap Pra siklus yang dilaksanakan di kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo bahwa pembelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran serta menggunakan buku paket matematika sebagai penunjang kegiatan belajar matematika. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama prasiklus maka peneliti bersama guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Aliyatussifah S.Pd. melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan prasiklus ini dengan mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi logika matematika pada tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif materi logika matematika setahun terakhir kelas X A MA tajul ulum yaitu 50,60. Untuk itu peneliti bersama guru matematika sepakat untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) sebagai usaha untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas X-A.
58
2. Siklus I a. Pertemuan Pertama 1) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Langkah-langkah pada siklus I adalah penerapan pembelajaran active learning pada materi disjungsi dan konjungsi dan pertemuan kedua untuk ujian pada siklus I. Langkah-langkah pada siklus I ini dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran aktif ini lebih ditekankan pada upaya menjadikan peserta didik aktif dalam membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Pada pertemuan yang pertama siklus I guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator-indikatornya pada peserta didik agar peserta didik mengetahui sasaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus I diadakan evaluasi siklus I untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik pada materi yang telah diajarkan. Evaluasi siklus I ini terdiri 10 soal pilihan ganda dan 3 soal urain. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 januari 2011 dan dihadiri oleh 33 peserta didik. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 x 45 menit pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Materi yang akan dibahas pada siklus ini adalah pengertian, tabel kebenaran dari materi konjungsi dan disjungsi dengan mengacu pada dua indikator yaitu menyebutkan pengertian logika matematika dan menyebutkan pengertian kalimat terbuka, kalimat tertutup dan pernyataan negasi beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Pertemuan pada siklus I dibuka oleh guru dengan mengucapkan salam. Pertemuan pada siklus ini diawali dengan guru melakukan
59
absensi kepada peserta didik yang hadir dalam pembelajaran, dari jumlah 33 peserta didik semuanya hadir .Sebelum memasuki pembahasan materi pengertian, tabel kebenaran dari materi konjungsi dan disjungsi, guru memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu materi pengertian logika matematika, kalimat terbuka, kalimat tertutup serta negasinya. Setelah melakukan apersepsi, guru menjelaskan bahwa strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH). Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian peserta didik menjadi 3 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 11 peserta didik, pembagian kelompok ditentukan sendiri oleh guru berdasarkan tempat duduk agar keadaan kelas dengan mudah dapat dikondisikan. Setelah membagi pengelompokan, guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka buku paket matematika dan mempelajarinya sebelum guru menjelaskan materi tentang pengertian, tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung kojungsi dan disjungsi. Setelah guru menjelaskan materi kepada peserta didik guru melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH). Untuk
langkah
awal
yang
dilakukan
pada
saat
guru
melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) adalah guru membagikan potongan kertas kosong kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Setelah peserta didik menulis pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang disampaikan. masingmasing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya dengan putaran searah jarum jam, ketika potongan kertas sudah diputarkan, peserta didik yang memegangnya harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang
60
membacanya. Tapi pada saat memutarkan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Keadaan kelas sangat ramai sekali karena mungkin ini adalah model pembelajaran yang asing jadi peserta didik masih belum siap dengan pembelajaran yang dilakukan, tetapi pada akhirnya keadaan kelas dapat terkondisikan dengan baik oleh intruksi guru. Setelah peserta didik menghitung jumlah conteng yang dimilikinya,
setiap
kelompok
mengumpulkan
pertanyaan
yang
mendapatkan jumlah contengan terbanyak. Untuk kelompok 1 yang mendapatkan contengan terbanyak adalah Atik Walidah yaitu sebanyak 8 contengan, kelompok 2 adalah
Miftakhul Hasanah yang juga
mendapat 8 contengan dan kelompok 3 adalah Uswatun Hasanah dengan jumlah 10 contengan. Kemudian guru mengumpulkan 3 potongan yang berisi tentang pertanyaan yang mendapat contengan paling
banyak
dari
masing-masing
kelompok
dan
kemudian
menjawabnya. Tapi karena waktunya yang kurang jadi guru hanya menjawab pertanyaan dari Uswatun Hasanah dengan pertanyaan: ”p = hujan q = dingin ” tentukan disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi dari pernyataan tersebut?” dan guru menjawab: ”konjungsi itu berbentuk pernyataan/kalimat bukan kata, jadi untuk pertanyaan diatas tidak dapat dibuat kalimat disjungsi maupun konjungsi, dan untuk materi implikasi dan biimplikasi akan dijelaskan pertemuan yang mendatang”. Setelah guru menjawab pertanyaan dari peserta didik yang mendapat contengan paling banyak kemudian guru menginstruksikan peserta didik untuk mengumpulkan seluruh pertanyaan sebagai evaluasi bagi guru. 2) Pengamatan a) Hasil pengamatan Aktivitas Peserta Didik Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas peserta didik dalam menerapkan pembelajaran active
61
learning tipe Question Student Have (QSH) belum berlangsung optimal dan diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana dengan baik. Aktivitas yang diamati belum sesuai, seperti yang diharapkan masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas yakni keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru (61,36%), keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika (48,48%), keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
yang
lain
(56,06%)
keaktifan
peserta
didik
yang
memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi (78,78%) dan kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi (47,72%). Hal Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar masih rendah. Kekurangan-kekurangannya antara lain: a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru b) Kurangnya keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika. c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain d) Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi Ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam belajar masih bisa ditingkatkan dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat dilihat dalam siklus II. b) Hasil pengamatan guru Adapun hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
62
Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I No
Aktivitas yang diamati
Persentase
1
Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2
Guru memotivasi untuk mulai pelajaran
3
Guru menyampaikan metode belajar yang akan dilaksanakan
4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
6
Guru
meminta
peserta
didik
membagikan
potongan kertas. 7
Guru meminta peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
8
Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
48,33%
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan searah jarum jam serta memberikan tanda conteng pada persoalan yang dihadapinya. 9
Guru
meminta
peserta
didik
meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling banyak 10
Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak mendapat tanda conteng paling banyak
11
Guru mengumpulkan semua potongan kertas yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada pertemuan mendatang
12
Guru memberikan jawaban pertanyaan
13
Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
63
peserta didik 14
Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
merangkum pelajaran 15
Guru
menginformasi
materi
pelajaran
berikutnya.2
3) Refleksi Langkah-langkah dalam refleksi adalah: 1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. 2) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Langkah selanjutnya membuat suatu refleksi apakah ada hal-hal yang perlu dipertahankan atau diperbaiki. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk tidakan berikutnya. 4) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan tujuan antara lain untuk mengetahui: 1) Aktivitas peserta didik. Aktivitas peserta didik kelas X-A mengalami peningkatan yang cukup meskipun hasil yang didapatkan belum memuaskan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi sesuai lembar observasi antara lain: a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru b) Kurangnya keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika. c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain 2
Prosentase Peningkatan Aktivitas Guru Pada Lembar Observasi Siklus I, (selasa, 11 Januari 2011), Jam keIII-IV(08.30-09.20) WIS
64
d) Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada keaktifan peserta didik dan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik maka akan dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Langkah-langkah perbaikan-perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut: a) Guru meminta peserta didik memusatkan perhatian dalam penyampaian materi yang disampaikan guru yaitu dengan cara menjelaskan akan pentingnya bagi peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru karena peserta didik dapat membuat pertanyaan yang ditulis pada potongan kertas nantinya. b) Guru harus mengontrol kegiatan peserta didik bekerja dalam kelompoknya sehingga peserta didik dapat membuat pertanyaan dengan mandiri dan tenang. c) Guru sebaiknya memotivasi peserta didik untuk berbagi pertanyaan secara suka rela walaupun tidak mendapat tanda conteng paling banyak. d) Guru hendaknya menjelaskan lebih rinci materi tentang kalimat yang
mengandung
disjungsi,
konjungsi,
implikasi
dan
biimplikasi agar lebih memahamkan peserta didik. 2) Perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran matematika menunjukkan perkembangan positif dari pembelajaran yang sudah dilakukan.
Oleh
karena
itu
sangat
diperlukan
bagi
guru
menggunakan variasi dalam mengajar misalnya dengan menerapkan pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) secara maksimal sesuai langkah-langkahnya sehingga peserta didik dapat mengungkapkan materi yang belum faham lewat selembar kertas. Dengan penerapan pembelajaran active learning tipe
65
Question Student Have (QSH) diharapkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar matematika meningkat sehingga aktivitas dan hasil tes peserta didik dapat ditingkatkan. b. Pertemuan ke dua Setelah pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung, maka diadakan ujian siklus I pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik masih rendah. Hasil ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik pada siklus I yaitu 60,73 dan jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 6,5 hanya 22 orang atau 66,67% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan. Dilain pihak peserta didik yang belum berhasil sebanyak 11 orang atau 33,33%, artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Siklus II a. Pertemuan I 1) Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah dirumuskan pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus II maka dilakukan tes siklus II. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Guru membuka pelajaran dengan salam peserta didik menjawab serempak. Guru melakukan absensi, pada pertemuan ini ada dua peserta didik yang tidak masuk yaitu Lila Nur M dan Uswatun Hasanah, karena dia sakit. Kemudian guru memberikan sedikit gambaran dari hasil evaluasi siklus 1 bahwa nilai yang mereka peroleh belum memuaskan dalam artian masih banyak
66
peserta didik yang mendapatkan nilai rendah. Selanjutnya guru menghimbau kepada para peserta didik agar lebih giat belajar. Guru memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu melalui tanya jawab secara lisan terhadap peserta didik tentang pengertian dan tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung disjungsi dan konjungsi . Setelah melakukan apersepsi, guru kemudian menyuruh peserta didik untuk berkumpul dengan kelompoknya seperti yang telah ditentukan pertemuan kemarin. Setelah membagi pengelompokan, guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka buku paket matematika dan kemudian guru menjelaskan materi tentang pengertian, tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung impliaksi dan biimplikasi. Setelah guru menjelaskan materi kepada peserta didik guru melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH). Untuk langkah awal yang dilakukan pada saat guru melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) adalah guru membagikan potongan kertas kosong kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Setelah peserta didik menulis pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang disampaikan. masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya dengan putaran searah jarum jam, ketika potongan kertas sudah diputarkan, peserta didik yang memegangnya harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya. Pada saat memutarkan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam peserta didik tidak gaduh seperti pertemuan-pertemuan pada siklus I,
67
karena peserta didik sudah mengetahui pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH). Setelah peserta didik menghitung jumlah conteng yang dimilikinya, setiap kelompok mengumpulkan pertanyaan yang mendapatkan jumlah contengan terbanyak. Untuk kelompok 1 yang mendapatkan contengan terbanyak adalah Haniatul Mubarokah yaitu sebanyak 10 contengan, kelompok 2 adalah Kiptiyah Nurwati yang mendapat 8 contengan dan kelompok 3 adalah Nuriyah dengan jumlah 11 contengan. Kemudian guru mengumpulkan 3 potongan yang berisi tentang pertanyaan yang mendapat contengan paling banyak dari masing-masing kelompok dan kemudian menjawabnya. Kemudian guru menjawab pertanyaan dari nuriyah dengan pertanyaan: ”diantara kalimat-kalimat berikut manakah yang merupakan pertanyaan dan tentukan pula nilai kebenarannya? a) semua bilangan komposit adalah bilangan genap b) ada bilangan komposit yang merupakan bilangan ganjil” dan tentukan x agar 3 x + 3 = 15 ⇔ 4 adalah bilangan genap bernilai benar?” dan guru menjawab ” untuk pertanyaan yang a) semua bilangan komposit adalah bilangan genap adalah pertanyaan yang mengandung nilai kebenaran adalah salah karena bilangan komposit adalah bilangan selain bilangan prima dan 1 jadi tidak semua bilangan komposit adalah bilangan genap, ada bilangan ganjil yang merupakan bilangan komposit seperti 9, 15, 21. Dan untuk pernyataan yang b) ada bilangan komposit
yang merupakan bilangan ganjil adalah
pernyataan yang bernilai benar kemudian guru menjawab pertanyaan yang ke dua yaitu: x agar 3 x + 3 = 15 ⇔ 4 adalah bilangan genap bernilai
benar
adalah
4,
jika
x
diganti
maka
3 x + 3 = 15 ⇒ 3(4) + 3 = 15 akan bernilai benar, jadi dari dua pernyataan diatas semuanya bernilai benar dan menurut tabel kebenaran biimplikasi jika dua pernyataan bernilai benar maka akan bernilai benar”. Setelah guru menjawab pertanyaan dari peserta didik
68
yang
mendapat
contengan
paling
banyak
kemudian
guru
menginstruksikan peserta didik untuk mengumpulkan seluruh pertanyaan sebagai evaluasi bagi guru.
2) Pengamatan a) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II Berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru (72,58%) keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika (62,09%), keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain (63,71%) keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi (80,64%), kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi (68,54%). Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat terlaksana dengan baik. b) Hasil Pengamatan Guru Adapun hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II No
Aktivitas yang diamati
1
Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2
Guru memotivasi untuk mulai pelajaran
3
Guru menyampaikan metode belajar yang akan
Persentase
dilaksanakan
69
4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
6
Guru
meminta
peserta
didik
membagikan
potongan kertas. 7
Guru meminta peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
8
Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
76,67%
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan searah jarum jam serta memberikan tanda conteng pada persoalan yang dihadapinya. 9
Guru
meminta
peserta
didik
meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling banyak 10
Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak mendapat tanda conteng paling banyak
11
Guru mengumpulkan semua potongan kertas yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada pertemuan mendatang
12
Guru memberikan jawaban pertanyaan
13
Guru membuat kesimpulkan bersama dengan peserta didik
14
Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
merangkum pelajaran 15
Guru
menginformasi
berikutnya.
materi
pelajaran
3
3
Prosentase Peningkatan Aktivitas Guru Pada Lembar Observasi Siklus II, (Ahad, 23 Januari 2011), Jam ke I-II (06.40-08.10)WIS
70
3) Refleksi
Berdasarkan evaluasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik diketahui bahwa peserta didik telah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil dan data observasi siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar peserta didik yang telah memenuhi kriteria keberhasilan. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata kelas. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih rinci tentang data yang diperoleh dari hasil observasi yang dianalisis dengan tujuan kegiatan ini antara lain untuk mengetahui: 1) Perkembangan aktivitas peserta didik. Aktivitas peserta didik di kelas X-A mengalami perubahan yang cukup berarti, peserta didik mampu bekerja secara mandiri, dan
hasil
yang
pembelajaran
didapatkan
berjalan
cukup
dengan
memuaskan,
lancar,
dengan
kegiatan adanya
pembelajaran aktif ini peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar matematika Pada siklus II ini terjadi peningkatan aktivitas peserta didik setiap
siklusnya.
Seperti
aktivitas
peserta
didik
dalam
pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Dari tabel dapat dilihat bahwa sudah adanya peningkatan terhadap aktivitas peserta didik yaitu keaktifan peserta
didik dalam
memperhatikan penjelasan guru 61, 36% menjadi 72,58%, keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika 48.48% menjadi 62,09%, keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain 56,06% menjadi 63,71%, keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi 78,78% menjadi 80,64% dan kemampuan peserta didik dalam
71
memahami
dan
membedakan
kalimat
yang
mengandung
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi 47,72% menjadi 68,54%. Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat dapat dikatakan berhasil, begitu juga kegiatan lainnya aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus dan siklus II karena peserta didik lebih termotivasi untuk belajar menggunakan metode pembelajaran Question Student Have. 2) Perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Guru sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan langkah-langkah dalam mengajar sudah sesuai dengan tahaptahap pada pembelajaran active learning tipe question student have (QSH) sehingga penyampaian materi pelajaran dan semakin meningkat. Dari
pengamatan
dapat
diketahui
bahwa
terjadi
peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I yang termasuk katagori kurang ada 4 poin yaitu indikator 5, 7, 8 dan 10, yang termasuk kategori cukup ada 9 poin yaitu indikator 2, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 14 dan 15. Yang termasuk katagori baik ada 1 poin yaitu indikator 3 dan poin sangat baik ada 1 poin yaitu indikator 1. Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari katagori kurang pada indikator 5, 7, dan 8 menjadi cukup sedangkan indikator 10 menjadi sangat baik, katagori cukup pada indikator 2, 4, 6, 9 dan 13 menjadi baik, indikator 11, 12, 14 dan 15 tetap cukup, indikator 3 menjadi katagori baik dan indikator 1 menjadi baik sekali. Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus dikarenakan guru sudah terbiasa menggunakan metode belajar Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran sehingga rencana pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
72
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada masing-masing siklus mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 33 orang peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat 50,60 dari pra siklus menjadi 60,67 pada siklus I dan menigkat menjadi 71,48 pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 6,5 sebanyak
27 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah
mencapai 87,10%. Sedangkan peserta didik yang belum berhasil 4 orang atau sekitar 12,90%. Angka keberhasilan ini menunjukkan bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil. Peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan dikarenakan peserta didik lebih memahami dan mengingat materi yang telah diberikan dengan menggunakan metode belajar tipe Question Student Have. b. Pertemuan Kedua
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung, maka diadakan ujian siklus II pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus II diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 33 orang peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat 50,60 dari pra siklus menjadi 59,15 pada siklus I dan menigkat menjadi 71,48 pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 6,5 sebanyak 27 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 87,10%. Sedangkan peserta didik yang belum berhasil 4 orang atau sekitar 12,90%. Angka keberhasilan ini menunjukkan bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil
73
C. Pembahasan Penelitian 1.
Pra Siklus
Pada prasiklus ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika MA Tajul Ulum brabo mengatakan bahwa pada pembelajaran tahun sebelumnya pada materi logika matematika para peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih terlihat kurang aktif dan mereka masih takut-takut atau malu untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Pada prasiklus ini masih terdapat banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolahan. Pada daftar nilai peserta didik tahun pelajaran 2008/2009 yang didapatkan peneliti dari guru matematika MA Tajul Ulum brabo dari 33 peserta didik terdapat 27 peserta didik yang nilainya belum tuntas yaitu masih di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolahan yaitu 6,5 dan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 5 orang sehingga ketuntasan klasikal hanya mencapai 15.15%.
Tabel 5 Nilai Peserta Didik Pada tahun pelajaran 2008/2009 Jumlah/persentase No
2.
Variabel yang diamati
Pra Siklus
1
Nilai rata-rata peserta didik
50,60
2
Jumlah peserta didik yang berhasil
5
3
Jumlah peserta didik yang belum berhasil
28
4
Persentase peserta didik yang berhasil
15,15%
5
Persentase peserta didik yang belum berhasil4
84,85%
Siklus I Aktivitas peserta didik merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dengan active learning tipe Question Student Have (QSH) berkaitan erat dengan teori
4
Prosentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Ujian Evaluasi Prasiklus, (Kamis, 06 Januari 2011, Jam keIII-IV(08.10-09.20) WIS)
74
pengetahuan Piaget yang menekankan pentingnya kegiatan seorang peserta didik yang aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Hanya dengan keaktifannya mengolah bahan, bertanya secara aktif, dan mencerna bahan dengan kritis, peserta didik akan dapat menguasai bahan dengan lebih baik. Berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik diperoleh hasil bahwa pada siklus I diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana dengan baik. Aktivitas yang diamati belum sesuai, seperti yang diharapkan masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas yakni keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika, keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain, keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi, dan kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi. Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar masih rendah.
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I Siklus I No 1
Aktivitas yang diamati
Persentase
Keaktifan Peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
2
61,36%
Keaktifan Peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan
dengan
materi
Logika
48,48%
Matematika 3
Keaktifan Peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain
4
56,06%
Keaktifan Peserta didik yang memperhatikan jawaban
guru
berkenaan
tentang
materi
Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
78,78%
75
5
Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan
kalimat
yang
mengandung
47,72%
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi5
Berdasarkan hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I diperoleh bahwa kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan, memberikan gambaran umum materi pelajaran dan memberi motivasi untuk belajar matematika kepada peserta didik sudah cukup, kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan penerapan active learning tipe Question Student Have (QSH) dalam pembelajaran sudah baik. Namun, kemampuan guru dalam membangun suasana dialogis, memberikan penguatan materi yang diajarkan serta kemampuan dalam memberikan jawaban pertanyaan, membuat kesimpulkan dan membimbing peserta didik dalam merangkum pelajaran harus ditingkatkan. Dan berdasarkan hasil uji tes akhir siklus I hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perkembangan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 60,67 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 66,67%.
Tabel 7 Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I No
Variabel yang diamati
Jumlah / Persentase
1
Nilai rata-rata peserta didik
60,73
2
Jumlah peserta didik yang berhasil
22
3
Jumlah peserta didik yang belum berhasil
11
4
Persentase peserta didik yang berhasil
66,67%
5
Persentase peserta didik yang belum berhasil6
33,33%
5
Prosentase Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Pada Lembar Observasi Siklus I, (Selasa, 11 Januari 2011), Jam keIII-IV(08.30-09.20) WIS
76
Tabel 8 Tabel Ketuntasan Pembelajaran pada Siklus I Tanggal
Indikator yang diamati
Ketuntasan
penelitian
11
Keterangan
klasikal Siklus I Aktivitas guru
48.33%
C
Januari Aktivitas peserta didik
58%
B
66.67%
B
2011
Hasil
belajar
peserta
didik
Tabel 9 Hasil belajar Peserta Didik pada Pra siklus I dan siklus I
3.
Tanggal
Pelaksanaan
Persentase
Keterangan
Penelitian
Pembelajaran
Aktivitas guru
6 Januari 2011
Pra Siklus
15.15%
C
11 januari 2011
Siklus I
66.67 %
B
Siklus II
Pada siklus II aktivitas peserta didik di kelas X-A mengalami perubahan yang cukup berarti, yaitu keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, keaktifan menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika, keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain, keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi dan kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung
disjungsi,
konjungsi,
implikasi
dan
biimplikasi.
Ini
menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik dapat dapat dikatakan berhasil, begitu juga kegiatan lainnya aktivitas peserta 6
Prosentase Nilai Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Ujian Evaluasi siklus I, (Ahad, 16 Januari 2011, Jam keI-II (06.40-08.10)WIS
77
didik mengalami peningkatan dari siklus dan siklus II karena peserta didik lebih termotivasi untuk belajar menggunakan metode pembelajaran Question Student Have (QSH). Agar proses belajar peserta didik dapat dikembangkan, sangat mutlak bahwa peserta didik diberi keleluasaan untuk mengungkapkan apa yang menjadi pemikiran, gagasan dan penangkapannya akan suatu bahan atau hal. Oleh karena itu kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan gagasan maupun ide-ide perlu dikembangkan. Dalam pembahasan hasil siklus II pelaksanaan pembelajaran QSH menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran matematika pemahaman konsep dilaksanakan sudah mencapai tahap lebih baik dari pada prasiklus dan siklus I. Hal ini dikarenakan guru sudah mempelajari model pembelajaran qsh sehingga pada siklus kedua diperoleh persentase aktivitas peserta didik 76.67 %.
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II Siklus II No 1
Aktivitas yang diamati Keaktifan Peserta
Persentase
didik dalam memperhatikan
penjelasan guru 2
72,58%
Keaktifan Peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan
dengan
materi
Logika
89.52%
Matematika 3
Keaktifan Peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain
4
63,71%
Keaktifan Peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
5
80,64%
Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan
kalimat
yang
mengandung
78
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi7
No
Persentase
68,54%
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
Tabel 11 Aktivitas Peserta Didik pada siklus I dan II Tanggal
Pelaksanaan
Persentase
Keterangan
Penelitian
Pembelajaran
Aktivitas guru
11 Januari
Siklus I
58%
B
Sklus II
76 %
A
2011 18 januari 2011
Pada akhir siklus II guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan langkah-langkah dalam mengajar sudah sesuai dengan tahap-tahap pada Question Student Have (QSH). Kemampuan guru untuk memulai dan menutup pelajaran baik sekali. Penyampaian materi pelajaran dan penerapan Question Student Have (QSH) semakin meningkat. Kemampuan dalam menyetting pembelajaran, juga sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan program. Untuk menumbuhkan minat dan motivasi dalam pembelajaran matematika sangat penting bagi guru memiliki kompetensi sosial dalam berkomunikasi terhadap peserta didik dengan baik meski hanya lewat selembar kertas. Berikut ini adalah perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II 7
Prosentase Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Pada Lembar Observasi Siklus II, (Ahad, 23 Januari 2011), Jam ke I-II (06.40-08.10)WIS
79
Tabel 12 Aktivitas Guru pada Siklus I dan II Tanggal
Pelaksanaan
Persentase
Keterangan
Penelitian
Pembelajaran
Aktivitas guru
11 Januari 2011
Siklus I
48.33%
C
18 Januari 2011
Sklus II
76,67%
A
Berdasarkan hasil uji tes akhir siklus I hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perkembangan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 60,67 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 66,67%. Pada akhir siklus II, hasil ratarata peserta didik meningkat menjadi 71,48 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,10%. Berikut ini disajikan diagram lingkaran dan grafik perkembangan dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik serta persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah Tabelketuntasan belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II
Tabel 13 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Siklus II Tanggal
Indikator yang diamati
Penelitian
Ketuntasan
Keterangan
klasikal Siklus II
11 2011
Aktivitas guru
76.67%
A
Januari Aktivitas peserta didik
76%
A
87.10%
A
Hasil belajar peserta didik
80
Tabel 14 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II Jumlah/Persentase No
Variabel yang diamati
Pra
Siklus I
Siklus 1
Nilai rata-rata peserta didik
2
Jumlah
Siklus II
50,60
60,73
71,48
yang
5
22
27
Jumlah peserta didik yang belum
28
11
4
15,15%
66,67%
87,10%
84,85%
33,33%
12,90%
peserta
didik
berhasil 3
berhasil 4
Persentase peserta didik yang berhasil
5
Persentase peserta didik yang belum berhasil
81
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN Dari deskripsi dan analisis penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) peserta didik yang tidak berani bertanya tentang materi yang peserta didik tidak pahami dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan tersebut lewat selembar kertas. Jadi dengan model pembelajaran ini peserta didik akan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. 2. Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok logika matematika. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari pra siklus yaitu dengan nilai rata-rata 50,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 15,15%, meningkat pada siklus I menjadi 60,70 dengan ketuntasan belajar klasikal 66,67% dan pada siklus II rata-rata kelas X-A meningkat menjadi 71,48 poin dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,10%. Jadi rata-rata hasil belajar Pra siklus dan siklus I meningkat sebesar 10,1 poin dan dari siklus I dan siklus II meningkat menjadi 10,78 poin sedangkan ketuntasan klasikal dari pra siklus dan siklus I meningkat sebesar 51,52% dan dari siklus I dan siklus II meningkat sebesar 20.43%. Begitu juga dengan keaktifan peserta didik mengalami peningkatan dengan prosentase keaktifan sebesar 48.33% pada siklus I, meningkat menjadi 76.67% pada siklus II. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok logika matematika kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
82
B. SARAN Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas maka peneliti mengajukan saran-saran: 1. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika. 2. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika. 3. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar dengan pembelajaran aktif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar matematika peserta didik dapat meningkat. 4. Guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika.
C. PENUTUP Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah rahmat, taufiq, dan Inayah-Nya kepada Peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa Skripsi. Tentu dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini ada kekurangankekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu peneliti berharap atas saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan penelitian karya tulis berikutnya Demikian skripsi ini peneliti susun, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun dari pembaca menjadi harapan peneliti. Semoga bermanfaat. Amin
83
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. 1999 Alice Crow dan Lester D. Crow, Education Psycology, New York: American Book Company, 1958. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Pontianak: Alfabeta, 2009. Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Tekhnik, Prosedur), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet I Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. ,
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet VII ,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineke Cipta, 2006, Cet, 13
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Charles C, Bonwell, dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemah, Semarang: CV. Asy-Syifa, 2001. Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet III. Djoni Dwijono, Soesianto, Seni Logika Matematika; Logika Proposisional, Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Fahmi, Mustafa , Psycologiat at Ta’allum, Mesir: Darmishrli At-Thabah. Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007, Cet V , Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet II ,
VI,
Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajarkonstruktivisme/, Jihad , Asep, Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta: Multi Presindo, 2008, Karya Tulis Guru dalam Keberhsilan Pembelajaran, Gambar (Perangko) sebagai Media Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, SDN Sumberagung Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur, 2003. Lemlrch J, Kasim Curriculum and Instructional Methods for Elementary and Midle School,
New
York
Macmillan
College
Publishing
Co,
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html
1990, -
_ftn1 Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. XIV, Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum),Yogjakarta: Sukses Offset, 2007, Cet. I. Malik Said, dan Muzamil Basir. Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris, Mekkah: Darul Liwa’,t.th Mujiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, Cet I, Marhaban Ahla Wasahlan. Profil Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo
Grobogan
Tahun
2007/2008
http://matajululum.blogspot.com/ Sadirman,1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru,Jakarta: Rajawali, 1999, Cet IV. Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009,Cet. II Silberman Melvin L. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.), Bandung: Nusamedia, 1996.
Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul Muttaqin, 2006), Slameto. 2006, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Algensindo, 2005. , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1999, Cet. VI Suprijono, Agus, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009. Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik), Jogjakarta: Diva Press, 2010, Cet I. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdaskarya, 2000, Cet. V Syamsuddin Makmun, Abin, Psikologi Pendidkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet V. Syarifuddin, Pembelajaran Matematika Sekolah, http://syarifartikel.blogspot.com/ Uno. Hamzah B. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belejar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovative Berorientasi Konstruvistik, Jakarta: Presatasi Pustaka. 2007. Wirodikromono, Sartono. Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga. 2002. Zainy, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008.
. .
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Siti Luthfiyah
2. Tempat dan Tgl. Lahir
: Demak, 19 Mei 1989
3. NIM
: 073511019
4. Alamat rumah
: Ds. Sandan Sari, Sidokumpul, Kec Guntur Kab
Demak 5. HP
: 085726988268
6. E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal: a. TK Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak b. MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak c. MTs N Mranggen Demak d. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2. Pendidikan Non-Formal a. Madrasah Diniyah Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak b. Madrasah Diniyah Wustho Brabo Tanggungharjo Grobogan c. Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan d. Pondok Pesantren Al-Hikmah Tugu Rejo Tugu Semarang
Lampiran 1
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X-A SIKLUS I No
Nama
Kehadiran Hadir
1
Aini Muhimmatul Ulya
2
Alifatul Isnaini
3
Atik Walidah
4
Eni Prasetyowati
5
Fitri Damayanti
6
Haniatul Mubarokah
7
Himmatul Anifah
8
Ida Royani
9
Immatun Nisa’
10
Indah Rukmana
11
Jumiatul Lutfa
12
Khoirul Mustaghfiroh
13
Kiptiyah Nurwati
14
Lailin Uyun Munfaridah
15
Lila Nur Murthoharoh
16
Lina Fakhrunnisa’
17
Miftahul Khoiriyah
18
Miftakhul Hasanah
19
Miftakhul ulya
20
Mila Nurhasanah
21
Mumtiatus Sa’diyah
22
Naimatul Faizah
23
Noviana Nurrohma
24
Nur Fuadah
25
Nuriyah
26
Nurul Azizah
27
Nurul Hidayah
Tidak hadir
Keterangan Izin (I)
Absen (A)
28
Rani Miftayani
29
Siti Muchariroh
30
Ulin Nafi’ah
31
Uswatun Hasanah
32
Wiji Prihatiiningsih
33
Zulfatur Rohmaniyah
Jumlah peserta didik yang hadir × 100% jumlah seluruh peserta didik 33 = × 100% 33 = 100%
Pr osentase =
Lampiran 2
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA SIKLUS II No
Nama
Kehadiran Hadir
1
Aini Muhimmatul Ulya
2
Alifatul Isnaini
3
Atik Walidah
4
Eni Prasetyowati
5
Fitri Damayanti
6
Haniatul Mubarokah
7
Himmatul Anifah
8
Ida Royani
9
Immatun Nisa’
10
Indah Rukmana
11
Jumiatul Lutfa
12
Khoirul Mustaghfiroh
13
Kiptiyah Nurwati
14
Lailin Uyun Munfaridah
15
Lila Nur Murthoharoh
16
Lina Fakhrunnisa’
17
Miftahul Khoiriyah
18
Miftakhul Hasanah
19
Miftakhul ulya
20
Mila Nurhasanah
21
Mumtiatus Sa’diyah
22
Naimatul Faizah
23
Noviana Nurrohma
24
Nur Fuadah
25
Nuriyah
26
Nurul Azizah
27
Nurul Hidayah
Keterangan
Tidak hadir
Izin (I)
I
Absen (A)
28
Rani Miftayani
29
Siti Muchariroh
30
Ulin Nafi’ah
31
Uswatun Hasanah
32
Wiji Prihatiiningsih
33
Zulfatur Rohmaniyah
Jumlah peserta didik yang hadir × 100% jumlah seluruh peserta didik 31 = × 100% 33 = 94%
Pr osentase =
I
Lampiran 3 SOAL-SOAL PRA SIKLUS 1. Kalimat-kalimat berikut yang merupakan kalimat terbuka adalah: a. Dalam satu hari ada 24 jam b.
p( x ) = 2 x + 1 = 5, x ∈ R
c. 3 x + 5 ≥ 10 untuk x = 3 d. Semarang adalah ibukota Jawatengah e. Lingkaran itu bulat 2. Semua kalimat-kalimat berikut adalah kalimat terbuka, kecuali: a. Bunga itu indah b. Menara itu tinggi c. 2x + 3 = 12 d. y − 3 < 16
e. Air itu cair 3. Kalimat-kalimat ini merupakan pernyataan(kalimat tertutup), kecuali: a. Banyaknya titik sudut suatu segitiga adalah 3 b. Matahari terbit dari sebelah barat c. Satu minggu terdiri atas 7 hari d. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil e. Jumlah dari tiga buah bilangan yang sama adalah 15 4. Di bawah ini yang bukan merupakan pernyataan(kalimat tertutup) adalah: a. Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia b. Ada bilangan prima yang genap c. Semua bilangan prima ganjil d. Harga dolar naik semua orang pusing e. Ada segitiga yang jumlah sudutnya tidak 180 5. Berikut ini yang merupakan pernyataan bernilai benar adalah a.
x 2 + 2 x − 3 ≥ 0 untuk x = −1
b. 3 x − 5 = 4 untuk x = 2
c. Grafik fungsi f ( x ) = x 2 − 2 x − 8 melalui titik (-2,0) d.
( x + 3)2
> 0 untuk semua x anggota bilangan real
e. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 50 0 ,70 0 ,80 0 6. Semua Ingkaran dari pernyataan “semua orang asing berkulit putih” ini adalah benar, kecuali: a. Semua orang asing tidak berkulit putih b. Tidak benar bahwa semua orang asing berkulit putih c. Ada orang asing tidak berkulit putih d. Beberapa orang asing tidak berkulit putih e. Terdapat orang asing tidak berkulit putih 7. Ingkaran dari kalimat “semua orang berdiri ketika tamu agung memasuki ruang” adalah: a. Semua orang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan b. Tidak ada orang yang berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan c. Ada orang yang berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan d. Ada orang yang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan e. Tidak ada orang yang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan. 8. Ingkaran dari “beberapa jenis burung tidak dapat terbang” adalah: a. Beberapa jenis burung dapat terbang b. Semua jenis burung tidak dapat terbang c. Semua jenis burung dapat terbang d. Ada jenis burung yang tidak dapat terbang e. Ada jenis burung yang dapat terbang 9. Ingkaran dari pernyatan “7 adalah bilangan prima 3 adalah factor dari 13” berikut ini adalah benar, kecuali: a. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan 3 bukan factor dari 13 b. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan tidak benar 3 adalah factor dari 13 c. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan 3 bukan factor dari 13 d. 7 bukan bilangan prima dan tidak benar 3 adalah factor dari 13 e. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan tidak benar 3 bukan factor dari 13 10. Ingkaran dari pernyataan “cos 240 0 sama dengan
1 2 ”adalah: 2
a. Tidak benar bahwa cos 240 0 tidak sama dengan b. Tidak benar bahwa cos 240 0 sama dengan c. Cos 240 0 tidak sama dengan
1 2 2
d. Cos 240 0 tidak sama dengan
1 3 2
e. Cos 240 0 tidak sama dengan
1 2 2
1 2 2
1 2 2
Lampiran 4
LEMBAR JAWABAN PRA SIKLUS
1. B 2. E 3. E 4. D 5. D 6. A 7. D 8. C 9. E 10. D
Lampiran 5
HASIL NILAI PESERTA DIDIK PRA SIKLUS
No
Nama
Nilai
Keterangan
1
Aini Muhimmatul Ulya
40
TT
2
Alifatul Isnaini
60
TT
3
Atik Walidah
30
TT
4
Eni Prasetyowati
50
TT
5
Fitri Damayanti
50
TT
6
Haniatul Mubarokah
80
T
7
Himmatul Anifah
40
TT
8
Ida Royani
50
TT
9
Immatun Nisa’
60
TT
10
Indah Rukmana
60
TT
11
Jumiatul Lutfa
60
TT
12
Khoirul Mustaghfiroh
30
TT
13
Kiptiyah Nurwati
50
TT
14
Lailin Uyun Munfaridah
40
TT
15
Lila Nur Murthoharoh
40
TT
16
Lina Fakhrunnisa’
50
TT
17
Miftahul Khoiriyah
40
TT
18
Miftakhul Hasanah
60
TT
19
Miftakhul ulya
70
T
20
Mila Nurhasanah
70
T
21
Mumtiatus Sa’diyah
50
TT
22
Naimatul Faizah
50
TT
23
Noviana Nurrohma
40
TT
24
Nur Fuadah
30
TT
25
Nuriyah
60
TT
26
Nurul Azizah
50
TT
27
Nurul Hidayah
40
TT
28
Rani Miftayani
40
TT
29
Siti Muchariroh
50
TT
30
Ulin Nafi’ah
80
T
31
Uswatun Hasanah
40
TT
32
Wiji Prihatiiningsih
70
T
33
Zulfatur Rohmaniyah
40
TT
Jumlah
1670
Rata-Rata
50,60
Lampiran 6
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA SIKLUS I KELOMPOK I
KELOMPOK II
Naimatul Faizah Nurul Azizah
Lailin Uyun Munfaridah Mumtiatus Sa’diyah
Himmatul Anifah
Lila Nur Murthoharoh
Ida Royani
Miftakhul Hasanah
Immatun Nisa’
Aini Muhimmatul Ulya
Jumiatul Lutfa Khoirul Mustaghfiroh
Mila Nurhasanah Nurul Hidayah
Kiptiyah Nurwati
Haniatul Mubarokah
Fitri Damayanti
Indah Rukmana
Uswatun Hasanah
Zulfatur Rohmaniyah
Wiji Prihatiiningsih
Rani Miftayani
KELOMPOK III
Noviana Nurrohma Miftakhul ulya Nur Fuadah Lina Fakhrunnisa’ Miftahul Khoiriyah Nuriyah Siti Muchariroh Ulin Nafi’ah Alifatul Isnaini Eni Prasetyowati Atik Walidah
Lampiran 7
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA SIKLUS II KELOMPOK I
KELOMPOK II
Naimatul Faizah
Lailin Uyun Munfaridah
Nurul Azizah
Mumtiatus Sa’diyah
Himmatul Anifah
Miftakhul Hasanah
Ida Royani
Aini Muhimmatul Ulya
Immatun Nisa’
Mila Nurhasanah
Jumiatul Lutfa
Nurul Hidayah
Khoirul Mustaghfiroh
Haniatul Mubarokah
Kiptiyah Nurwati
Indah Rukmana
Fitri Damayanti
Zulfatur Rohmaniyah
Wiji Prihatiiningsih
Rani Miftayani
KELOMPOK III
Noviana Nurrohma Miftakhul ulya Nur Fuadah Lina Fakhrunnisa’ Miftahul Khoiriyah Nuriyah Siti Muchariroh Ulin Nafi’ah Alifatul Isnaini Eni Prasetyowati Atik Walidah
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan pendidikan
: MA TAJUL ULUM BRABO
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: X / II
Alokasi Waktu
: 2 X 45
Standar kompetensi
: Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
Kompetensi dasar Indikator
: Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya :
1. Menyebutkan pengertian kalimat Disjungsi dan Konjungsi 2. Menyatakan Tabel kebenaran dan Negasi dari pernyataan Disjungsi dan pernyataan Konjungsi
I.
Tujuan pembelajaran Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) peserta didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari pernyataan disjungsi dan konjungsi dan dapat memberikan contohnya serta dapat membedakanya dengan benar.
II. Metode pembelajaran: Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) III. Materi Pembelajaran Tabel kebenaran Disjungsi dan Konjungsi IV. Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan pembelajaran Kegiatan awal
Waktu
1
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
2
Guru melakukan presensi
3
Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan. Apersepsi : Mengingat kembali pengertian logika matematika, kalimat terbuka dan kalimat 15 menit
tertutup Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan contoh
pernyataan
yang
mengandung
pernyaan disjungsi dan konjungsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Dita sakit dan dita minum obat. Tujuan
: Dengan pembelajaran aktif tipe QSH peserta didik dapat mengetahui pengertian kalimat disjungsi dan konjungsi dengan benar
4
Guru
menjelaskan
kepada
peserta
didik
tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning dengan tipe Question Student Have (QSH) Kegiatan inti Eksplorasi 5
Guru menyampaikan materi tentang tabel dari pernyataan Disjungsi dan Konjungsi
6
Guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
5
Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
6
Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik Elaborasi
30 Menit
7
Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi Disjungsi dan Konjungsi yang telah disampaikan.
8
Membagikan
potongan
kertas
20 Menit tersebut
keseluruh
kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan
kertas
dibagikan
kepada
peserta
didik
berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya. 9
Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok. Konfirmasi
10
Guru
menjawab
pertanyaan
peserta
didik
yang
mempunyai tanda contreng paling banyak. 11
Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda
15 Menit
contreng sedikit. 12
Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang Penutup
13
Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian pernyataan disjungsi dan konjungsi
14
Guru memberikan evaluasi siklus I untuk dikerjakan peserta didik
15
Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
10 Menit
Buku Paket Matematika Untuk Sma Kelas X Semester 1, Sartono Wirodikromono, Erlangga. Buku paket matematika untuk SMA/MA, Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah dan Etsa Indra Irawan, Yrama Widya LKS Matematika Kelas X Semester Gasal, Viva Pakarindo.
VI. Penilaian 1. Prosedur tes -
Tes awal
: Ada
-
Tes akhir
: Ada
2. Jenis tes -
Tes awal
-
Tes akhir
3. Alat tes -
Tes Awal Apa pengertian dari kalimat Disjungsi dan Konjungsi? Contohkan kalimat Disjungsi dan Konjungsi dalam kehidupan seharihari?
-
Tes Akhir Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus I
Semarang, 1 januari 2011 Guru Matematika
Peneliti
(Aliyatussifah, S. Pd.)
(Siti Luthfiyah)
NIP.-
NIM. 073511019
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI GURU
No
Aktivitas yang diamati
Tingkat Pengamatan 1
Pendahuluan 1
Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2
Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3
Guru menyampaikan metode belajar yang akan dilaksanakan Jumlah Kegiatan Inti
4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
6
Guru meminta peserta didik membagikan potongan kertas.
7
Guru meminta peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
8
Guru memerintahkan peserta didik menjalankan potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan searah jarum jam serta memberikan tanda conteng pada persoalan yang dihadapinya.
9
Guru
meminta
peserta
didik
meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling banyak. 10
Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak mendapat tanda conteng paling banyak.
11
Guru mengumpulkan semua potongan kertas
2
3
4
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada pertemuan mendatang. 12
Guru memberikan jawaban pertanyaan
13
Guru membuat kesimpulkan bersama dengan peserta didik Jumlah Penutup
14
Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
merangkum pelajaran. 15
Guru
menginformasi
materi
berikutnya. Jumlah Jumlah total Jumlah maksimal Prosentase Kategori Keterangan:
No
Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Prosentase
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
pelajaran
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
Aspek Penilaian No
Nama
1
Aini Muhimmatul
2
Alifatul Isnaini
3
Atik Walidah
4
Eni Prasetyowati
5
Fitri Damayanti
6
Haniatul Mubarokah
7
Himmatul Anifah
8
Ida Royani
9
Immatun Nisa’
10
Indah Rukmana
11
Jumiatul Lutfa
12
Khoirul M
13
Kiptiyah Nurwati
14
Lailin Uyun M
15
Lila Nur M
16
Lina Fakhrunnisa’
17
Miftahul Khoiriyah
18
Miftakhul Hasanah
19
Miftakhul ulya
20
Mila Nurhasanah
21
Mumtiatus Sa’diyah
22
Naimatul Faizah
23
Noviana Nurrohma
24
Nur Fuadah
25
Nuriyah
26
Nurul Azizah
27
Nurul Hidayah
A
B
C
D
E
28
Rani Miftayani
29
Siti Muchariroh
30
Ulin Nafi’ah
31
Uswatun Hasanah
32
Wiji Prihatiiningsih
33
Zulfatur R Jumlah rata-rata Prosentase
Keterangan: A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika. C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
No
Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Prosentase
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
Lampiran 11 SOAL-SOAL SIKLUS I 1. Jika p : Ita pintar q : Rio rajin maka pernyataan “Ita pintar dan Rio tidak rajin” dapat dinyatakan dengan: a. p ∧ q b. p ∧
c. d. e. 2. Kalimat-kalimat berikut ini yang mengandung nilai disjungsi bernilai salah adalah: a. 7 adalah bilangan prima atau 7 adalah bilangan ganjil b. 3 + 4 ≤ 12 atau 3 + 4 adalah sebuah bilangan genap c. 2 adalah bilangan genap atau 2 bilangan prima d. 5 adalah bilangan genap atau 4 + 5 adalah berjumlah genap e. Satu minggu ada 7 hari atau dalam satu hari ada 24 jam 3. Pernyataan-pernyataan berikut adalah pernyatan konjungsi yang bernilai benar adalah: a. Jakarta adalah ibukota Indonesia dan Semarang adalah ibukota Jawa Tengah b. -4 adalah bilangan bulat dan 4 adalah bilangan prima c. 4 +2 = 5 dan ibukota Jawa Timur adalah Surabaya d. Dalam bulan Oktober terdapat 31 hari dan 24 − 23 ≠ 1 e. 1 kg terdapat 100 gram dan dalam tatasurya itu ada 7 planet 4. Jika p benar maka q yang cocok agar konjungsi p ∧ q benar adalah: a. x 2 + 2 x − 3 jumlah akar-akarnya positif
b. Sin 315 0 bertanda positif c. Turunan pertama 2 x 3 − 1 adalah 6 x 2 − 1 d. x 2 − 4 ≥ 0 untuk x ≤ −2 e. ( x + 2 ) > 0 untuk x ∈ R 2
5. Jika p benar dan q salah, maka pernyataan berikut yang benar adalah:
a. p ∧ q b. p ∧ c.
p∧
d. p ∧ e. q ∧ 6. Berikut ini adalah pernyataan disjungsi yang bernilai benar, kecuali: a. 3 × 5 = 15 atau 15 adalah bilangan ganjil b. 3 × 5 = 15 atau 15 adalah bilangan genap c. 3 × 5 = 8 atau 8 adalah bilangan genap d. 3 × 5 = 8 atau 8 adalah bilangan ganjil e. 3 × 5 = 8 atau 3 × 5 = 15 7. Dari nilai-nilai x berikut, manakah yang memenuhi pernyataan “ 5 − 2 x = x − 1 atau 9 adalah bilangan prima” sehingga kalimat tersebut menjadi disjungsi yang bernilai benar: a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 8. Dari nilai-nilai x berikut, manakah yang memenuhi pernyataan “ 1 − x = 2 x − 5 dan 10 adalah bilangan genap” sehingga kalimat tersebut menjadi konjungsi yang bernilai benar: a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 9. Ingkaran dari pernyataan konjungsi “Roni bangun kesiangan dan Roni telat ke sekolah”adalah: a. Roni tidak bangun kesiangan dan Roni tidak telat ke sekolah
b. Roni tidak bangun kesiangan atau Roni tidak telat ke sekolah c. Roni tidak bangun kesiangan dan Roni telat ke sekolah d. Roni tidak bangun kesiangan atau Roni telat ke sekolah e. Roni bangun kesiangan dan Roni tidak telat ke sekolah 10. Ingkaran dari pernyataan disjungsi “3 adalah bilangan prima atau 3 × 5 = 15 ” adalah: a. 3 bukan bilangan prima atau 3 × 5 ≠ 15 b. 3 bukan bilangan prima dan 3 × 5 ≠ 15 c. 3 bukan bilangan prima atau 3 × 5 = 15 d. 3 adalah bilangan prima dan 3 × 5 ≠ 15 e. 3 bukan bilangan prima dan 3 × 5 = 15
SOAL ESSAY
1. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Disjungsi ? 2. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Konjungsi ? 3. Negasikan dari pernyataan-pernyataan berikut: a. Dian pergi ke perpustakaan atau dian pergi ke masjid b. Indonesia adalah salah satu anggota ASEAN dan 25 − 6 > 15
Lampiran 12
LEMBAR JAWABAN SOAL SIKLUS I A. Soal Pilihan Ganda
1. B 2. D 3. A 4. D 5. D 6. D 7. B 8. A 9. B 10. E B. Soal Essay 1.
3 Contoh Disjungsi a. Luthfiyah makan roti atau makan buah b. Andi membaca buku atau Andi membaca novel c. Anita pergi ke Jakarta atau pergi ke Surabaya
2.
3 Contoh Konjungsi a. Jakarta ibukota Indonesia dan Semarang adalah ibukota Jawa Tengah b. Dalam 1 tahun terdapat 12 bulan dan 5 + 4 adalah berjumlah ganjil c. Bumi adalah planet ke 4 dan dalam 1 hari 1 malam terdapat 24 jam
3.
Negasi dari kalimat berikut: a. Dian pergi ke perpustakaan atau Dian pergi kemasjid Dian tidak pergi ke perpustakaan dan tidak pergi kemasjid b. Indonesia adalah salah satu Negara ASEAN dan 25 – 6 < 15 Indonesia bukan salah satu Negara ASEAN atau 25 – 6 > 15
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
Tingkat Pengamatan No
Aktivitas yang diamati
1
2
3
4
Pendahuluan 1
Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2
Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3
Guru menyampaikan metode belajar yang
akan dilaksanakan Jumlah (9) Kegiatan Inti
4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok. 6
Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas. 7
Guru meminta peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang telah disampaikan. 8
Guru
memerintahkan
peserta
didik
menjalankan potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan searah jarum jam serta memberikan tanda conteng pada persoalan
yang dihadapinya. 9
Guru
meminta
peserta
didik
meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng
paling banyak. 10
Guru
meminta
pertanyaan
peserta
secara
didik
sukarela,
berbagi sekalipun
pertanyaan mereka tidak mendapat tanda conteng paling banyak.
11
Guru mengumpulkan semua potongan kertas yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada pertemuan mendatang.
12
Guru memberikan jawaban pertanyaan
13
Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik Jumlah (19) Penutup 14
Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran. 15
Guru
menginformasi
materi
pelajaran
berikutnya Jumlah (5) Jumlah keseluruhan
29
Jumlah maksimal
60
Prosentase
48,33%
Kategori
Cukup
Keterangan:
No
Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Prosentase
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
: 09 Januari 2011
:
Tanggal
Petunjuk
Aini Muhimmatul
Alifatul Isnaini
Atik Walidah
Eni Prasetyowati
Fitri Damayanti
2
3
4
5
Nama
1
No
dan 1 (jelek)
3
3
3
2
3
A
3
2
2
2
2
B
3
3
2
2
2
C
Aspek Penilaian
2
4
4
4
4
D
2
2
2
3
4
E
13
14
13
13
15
Total
65%
70%
65%
65%
75%
(%)
Prosentase
B
B
B
B
B
Keterangan
Tulislah hasil pengamatan anda pada skala penilaian pada setiap indikator dengan ketentuan 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup),
: 2010/2011
Tahun Pelajaran
2.
: X- A/ II
Kelas/Semester
Pusatkan perhatian anda pada perilaku peserta didik di dalam kelas
: Disjungsi dan Konjungsi
Materi Pokok
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS I
1.
: Matematika
Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : MA Tajul Ulum
Lampiran 14
Haniatul Mubarokah
Himmatul Anifah
Ida Royani
Immatun Nisa’
Indah Rukmana
Jumiatul Lutfa
Khoirul M
Kiptiyah Nurwati
Lailin Uyun M
Lila Nur M
Lina Fakhrunnisa’
Miftahul Khoiriyah
Miftakhul Hasanah
Miftakhul ulya
Mila Nurhasanah
Mumtiatus Sa’diyah
Naimatul Faizah
Noviana Nurrohma
Nur Fuadah
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
4
3
2
3
2
2
4
4
1
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
1
1
1
2
2
4
3
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
4
1
2
1
1
4
4
4
1
1
3
4
2
3
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
2
1
2
1
3
2
1
3
2
1
2
3
1
1
1
2
2
3
11
11
10
12
8
11
11
14
18
9
9
10
11
12
12
13
10
11
14
55%
55%
50%
60%
40%
55%
55%
70%
90%
45%
45%
50%
55%
60%
60%
65%
50%
55%
70%
B
B
C
B
C
B
B
B
A
C
C
C
B
B
B
B
C
B
B
Siti Muchariroh
Ulin Nafi’ah
Uswatun Hasanah
Wiji Prihatiiningsih
Zulfatur R
29
30
31
32
33
3
3
3
1
2
2
48,48%
64
2
1
3
2
2
2
3
3
3
56,06%
74
2
2
2
2
3
2
3
3
1
78,78%
104
2
2
3
2
3
2
3
2
4
47,72%
63
1
2
2
1
2
1
2
1
2
58%
380
10
10
13
8
12
9
12
10
11
58%
1905
50%
50%
65%
40%
60%
45%
60%
55%
55%
BAIK
C
C
B
C
B
C
B
B
B
Biimplikasi
E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan
D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain
B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika.
A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
Keterangan:
61,36%
Rani Miftayani
28
1
Prosentase
Nurul Hidayah
27
1
81
Nurul Azizah
26
1
Jumlah rata-rata
Nuriyah
25
Baik Cukup baik Kurang baik
3
2
1
Cukup Baik
> 25 % - 50 %
> 50% - 75%
> 75 %
2
3
4
Sangat baik
Kurang
≤ 25 %
Kategori
Sangat baik
4
Prosentase
Kategori
Nilai
=
1
No
total skor × 100% jumlah peserta didik
1905 33 = 58%
Pr osentase =
Lampiran 15 DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
No
Nama
Nilai Siklus I
Keterangan
1
Aini Muhimmatul Ulya
83
T
2
Alifatul Isnaini
65
T
3
Atik Walidah
72
T
4
Eni Prasetyowati
39
TT
5
Fitri Damayanti
73
T
6
Haniatul Mubarokah
49
TT
7
Himmatul Anifah
65
T
8
Ida Royani
66
T
9
Immatun Nisa’
79
T
10
Indah Rukmana
33
TT
11
Jamiatul Lutfa
22
TT
12
Khoirul M
69
T
13
Kiptiyah Nurwati
67
T
14
Lailin Uyun M
78
T
15
Lila Nur M
67
T
16
Lina Fakhrunnisa’
52
TT
17
Miftahul Khoiriyah
67
T
18
Miftakhul Hasanah
65
T
19
Miftakhul Ulya
82
T
20
Mila Nurhasanah
80
T
21
Mumtiatus Sa’diyah
66
T
22
Naimatul Faizah
65
T
23
Noviana Nurrohma
52
TT
24
Nur Fuadah
53
TT
25
Nuriyah
67
T
26
Nurul Azizah
65
T
27
Nurul Hidayah
19
TT
28
Rani Miftayani
47
TT
29
Rima Nofyani
67
T
30
Siti Muchariroh
50
TT
31
Ulin Nafi’ah
79
T
32
Uswatun Hasanah
22
TT
33
Wiji Prihatiiningsih
75
T
Jumlah rata-rata
60,73
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan pendidikan
: MA TAJUL ULUM BRABO
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: X / II
Alokasi Waktu
: 2 X 45
Standar kompetensi
: Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
Kompetensi dasar
: Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Indikator 1. Menyebutkan pengertian kalimat Implikasi dan Biimplikasi 2. Menyatakan Tabel kebenaran dan Negasi dari pernyataan Implikasi dan Biimplikasi beserta contohnya dalam sehari-hari
I. Tujuan pembelajaran Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) peserta didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung implikasi dan biimplikasi serta dapat membedakannya. II. Metode pembelajaran: Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) III. Materi Pembelajaran Tabel kebenaran Implikasi dan Biimplikasi IV. Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan pembelajaran Kegiatan awal
Waktu
1
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
2
Guru melakukan presensi
3
Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan. Apersepsi
:Mengingat
kembali
pengertian
logika
matematika, kalimat terbuka dan kalimat 15 menit
tertutup Motivasi
:Memulai pelajaran dengan memberikan contoh
pernyataan
Implikasi
dan
yang
mengandung
Biimplikasi
dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh: Jika air tumpah maka lantai akan basah. Tujuan
: Dengan pembelajaran aktif tipe QSH peserta didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung implikasi dan biimplikasi dengan benar
4
Guru
menjelaskan
kepada
peserta
didik
tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning dengan tipe Question Student Have (QSH) Kegiatan inti Eksplorasi 5
Guru menyampaikan materi tentang tabel kebenaran dari negasi, implikasi dan biimplikasi
6
Guru membagikan peserta didik dalam beberapa 3 kelompok.
5
Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
6
Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta
30 Menit
didik Elaborasi 7
Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi implikasi dan 20 Menit
biimplikasi yang telah disampaikan. 8
Membagikan
potongan
kertas
tersebut
keseluruh
kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan
kertas
dibagikan
kepada
peserta
didik
berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya. 9
Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok. Konfirmasi
10
Guru
menjawab
pertanyaan
peserta
didik
yang
mempunyai tanda contreng paling banyak. 11
Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda
15 Menit
contreng sedikit. 12
Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang Penutup
13
Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian dan Tabel kebenaran pernyataan Implikasi dan Biimplikasi
14
Guru memberikan evaluasi Siklus II untuk dikerjakan peserta didik
15
Guru menutup dengan salam
10 Menit
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran Buku paket matematika untuk SMA kelas X semester 1, sartono wirodikromono, Erlangga. Buku paket matematika untuk SMA/MA, Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah dan Etsa Indra Irawan, Yrama Widya LKS Matematika Kelas X semester gasal, Viva pakarindo. VI. Penilaian 1. Prosedur tes -
Tes awal
: Ada
-
Tes akhir
: Ada
2. Jenis tes -
Tes awal
-
Tes akhir
3. Alat tes -
Tes Awal Apa pengertian pernyataan Implikasi dan Biimplikasi? Contohkan pernyataan Implikasi dan Biimplikasi dalam kehidupan sehari-hari?
-
Tes akhir Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus II
Semarang, 1 januari 2011 Guru Matematika
Peneliti
(Drs. Ali Imron M.ag.)
(Siti Luthfiyah)
NIP. 130796307
NIM. 073511019
Lampiran 17
SOAL-SOAL SIKLUS II 1. p : Rini belajar dengan rajin q : Rini pandai pernyataan implikasi dari dua premis diatas adalah: a. Jika Rini belajar dengan rajin maka rini pandai b. Rini belajar dengan rajin jika dan hanya jika rini pandai c. Jika Rini belajar dengan rajin maka ia tidak pandai d. Jika Rini tidak belajar dengan rajin maka ia tidak pandai e. Rini tidak belajar dengan rajin maka rini pandai 2. Dari pernyataan-pernyataan berikut manakah pernyataan Implikasi yang bernilai salah? a. Jika 3 + 2 = 5 maka 5 adalah bilangan Prima b. Jika 9 adalah bilangan genap maka Surabaya ibukota Jawa Timur c. Jika Semarang ibukota Jawa Tengah maka Medan ibukota Sumatra Barat d. Jika log 3 + log 5 = log 8 maka 10 3 + 10 5 = 10 8 e. Jika 4 – 6 > 0 maka 4 x 5 = 20 3. Berapakah nilai x dari pernyataan “jika x – 3 = 4 maka 4 adalah bilangan prima” agar pernyataan tersebut bernilai benar a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e. 9 4. Nilai x yang menyebabkan pernyataan “Jika x 2 + x = 6 maka x 2 + 3 x < 9 ” bernilai salah adalah a. -3 b. -2 c. 1 d. 2 e. 6
5. Ingkaran dari pernyataan implikasi “Jika 5 adalah bilangan genap maka 5 + 1 adalah bilangan ganjil” adalah a. 5 adalah bilangan genap dan 5 + 1 adalah bilangan genap b. 5 adalah bilangan genap atau 5 + 1 adalah bilangan ganjil c. 5 adalah bilangan ganjil dan 5 + 1 adalah bilangan genap d. 5 adalah bilangan ganjil atau 5 + 1 adalah bilangan genap e. 5 adalah bilangan ganjil dan 5 + 1 adalah bilangan ganjil 6. p : 0 termasuk bilangan cacah q : 0 adalah bilangan bulat Pernyataan Biimplikasi dari dua premis diatas adalah: a. Jika 0 termasuk bilangan cacah maka 0 adalah bilangan bulat b. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat c. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli d. Jika 0 tidak termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat e. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli 7. Dari pernyataan-pernyataan berikut manakah pernyataan biimplikasi yang bernilai salah?
(16) 2 1
a.
= 4 Jika dan hanya jika 16 log 4 =
1 2
b. 5 + 4 = 9 jika dan hanya jika 9 adalah bilangan ganjil c. Semarang ibukota Jawa Tengah jika dan hanya jika Jakarta ibukota Indonesia d. 7 – 6 > 0 jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat e.
x 2 = 4 jika dan hanya jika x = 2
8. Berapakah nilai x dari pernyataan “3x – 4 = 2x +2 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan genap” agar pernyataan Biimplikasi tersebut bernilai benar a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e. 9 9. Jika q bernilai salah dan p ⇔ q bernilai benar, maka pernyataan yang bernilai salah adalah
a. q ⇔ p b. c. d. e.
p⇒q
10. Ingkaran dari pernyataan biimplikasi “ 2 3 = 8 ⇔ 3 8 = 2 ”adalah: a. (2 3 = 8 ∧ 3 8 ) ≠ 2 ∨ (3 8 = 2 ∧ 2 3 ≠ 8) b. (2 3 = 8 ∧ 3 8 ) ≠ 2 ∧ (3 8 = 2 ∧ 2 3 ≠ 8) c. (2 3 ≠ 8 ∧ 3 8 ) = 2 ∨ (3 8 ≠ 2 ∧ 2 3 = 8) d. (2 3 ≠ 8 ∧ 3 8 ) = 2 ∧ (3 8 ≠ 2 ∧ 2 3 = 8) e. (2 3 ≠ 8 ∧ 3 8 ) = 2 ∨ (3 8 = 2 ∧ 2 3 ≠ 8)
SOAL ESSAY
1. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Implikasi ? 2. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Biimplikasisi ? 3. Negasikan dari pernyataan-pernyataan berikut: a. Jika Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang adalah ibukota Jawa Tengah b. 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 adalah bilangan prima
Lampiran 18
LEMBAR JAWABAN SOAL SIKLUS II A. Soal Pilihan Ganda
1. A 2. C 3. C 4. D 5. A 6. B 7. E 8. B 9. E 10. A B. Soal Essay 1.
3 Contoh Implikasi a. Jika 1 adalah bilangan asli maka 1 adalah bilangan cacah b. Jika jumlah 5 + 6 adalah bilangan genap maka 11 adalah bilangan prima c. Jika dalam 1 hari ada 24 jam maka dalam 1 bulan ada 30 hari
2.
3 Contoh Biimplikasi a. 2 + 1 = 3 jika dan hanya jika 3 adalah bilangan ganjil b.
16 adalah 4 jika dan hanya jika 4 adalah bilangan genap
c. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli 3.
Negasi dari Pernyataan berikut: a. Jika Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang adalah ibukota Jawa Tengah Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang bukan ibukota Jawa Tengah b. 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 adalah bilangan prima (2 adalah bilangan genapdan 2 bukan bilangan prima) atau (2 adalah bilangan prima dan 2 adalah bilangan ganjil)
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS II
No
Aktivitas yang diamati
Tingkat Pengamatan 1
2
3
4
Pendahuluan 1
Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2
Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3
Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan Jumlah (11) Kegiatan Inti
4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok. 6
Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas. 7
Guru meminta peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan. 8
Guru memerintahkan peserta didik menjalankan potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan
searah jarum jam serta memberikan tanda conteng pada persoalan yang dihadapinya. 9
Guru
meminta
peserta
didik
meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling banyak. 10
Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak mendapat tanda conteng paling banyak.
11
Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang. 12
Guru memberikan jawaban pertanyaan
13
Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik Jumlah (29) Penutup 14
Guru
membimbing
peserta
didik
dalam
merangkum pelajaran. 15
Guru
menginformasi
materi
pelajaran
berikutnya. Jumlah (6) Jumlah total
46
Jumlah maksimal
60
Prosentase
76,67%
Kategori
Sangat baik
Keterangan:
No
Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Prosentase
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
: 23 Januari 2011
:
Tanggal
Petunjuk
Aini Muhimmatul
Alifatul Isnaini
Atik Walidah
Eni Prasetyowati
Fitri Damayanti
2
3
4
5
Nama
1
No
3
3
3
4
3
A
3
4
4
3
4
B
3
3
2
2
2
C
2
4
4
4
4
D
Aspek Penilaian
3
2
3
3
4
E
14
16
16
16
15
Total
70%
80%
80%
80%
75%
(%)
Prosentase
Tulislah hasil pengamatan anda pada skala penilaian dengan ketentuan 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (jelek)
: 2010/2011
Tahun Pelajaran
2.
: X- A/ II
Kelas/Semester
Pusatkan perhatian anda pada perilaku peserta didik di dalam kelas
: Implikasi dan Biimplikasi
Materi Pokok
1.
: Matematika
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS II
Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : MA Tajul Ulum
Lampiran 20
B
A
A
A
B
Keterangan
Haniatul Mubarokah
Himmatul Anifah
Ida Royani
Immatun Nisa’
Indah Rukmana
Jumiatul Lutfa
Khoirul M
Kiptiyah Nurwati
Lailin Uyun M
Lila Nur M
Lina Fakhrunnisa’
Miftahul Khoiriyah
Miftakhul Hasanah
Miftakhul ulya
Mila Nurhasanah
Mumtiatus Sa’diyah
Naimatul Faizah
Noviana Nurrohma
Nur Fuadah
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
3
4
3
2
3
3
3
4
4
-
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
-
3
3
4
4
4
3
4
3
4
2
1
2
3
3
3
2
2
4
-
2
3
1
4
4
4
4
1
3
4
2
3
4
4
2
3
3
4
-
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
2
4
3
2
1
3
-
2
2
3
3
2
3
2
2
3
14
14
15
15
17
15
13
14
18
-
12
14
14
17
18
17
16
12
16
70%
70%
75%
75%
85%
75%
65%
70%
90%
-
60%
70%
70%
85%
90%
85%
80%
60%
80%
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
A
B
A
Siti Muchariroh
Ulin Nafi’ah
Uswatun Hasanah
Wiji Prihatiiningsih
Zulfatur R
29
30
31
32
33
3
3
-
3
2
2
%
89,52
111
4
3
-
4
3
4
4
4
3
%
63,71
79
2
2
-
2
3
2
3
3
2
%
80,64
100
4
2
-
4
3
2
3
2
4
%
68,54
85
4
3
-
3
3
4
3
2
3
76%
469
17
13
-
16
14
16
16
14
15
76%
2345
85%
65%
-
80%
70%
80%
80%
70%
75%
A
A
B
A
B
B
A
B
B
Biimplikasi
E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan
D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain
B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika.
A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
Keterangan:
%
72,58
Rani Miftayani
28
3
Prosentase
Nurul Hidayah
27
1
90
Nurul Azizah
26
3
Jumlah rata-rata
Nuriyah
25
total skor × 100% jumlah peserta didik
Baik Cukup baik Kurang baik
3
2
1
Cukup Baik
> 25 % - 50 %
> 50% - 75%
> 75 %
2
3
4
Sangat baik
Kurang
≤ 25 %
Kategori
Sangat baik
4
Prosentase
Kategori
Nilai
1
No
=
2345 31 = 76%
Pr osentase =
Lampiran 21
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II No
Nama
Nilai
Keterangan
1
Aini Muhimmatul Ulya
83
T
2
Alifatul Isnaini
72
T
3
Atik Walidah
72
T
4
Eni Prasetyowati
77
T
5
Fitri Damayanti
83
T
6
Haniatul Mubarokah
94
T
7
Himmatul Anifah
67
T
8
Ida Royani
72
T
9
Immatun Nisa’
83
T
10
Indah Rukmana
77
T
11
Jamiatul Lutfa
67
T
12
Khoirul M
94
T
13
Kiptiyah Nurwati
72
T
14
Lailin Uyun M
83
T
15
Lila Nur M
16
Lina Fakhrunnisa’
72
T
17
Miftahul Khoiriyah
72
T
18
Miftakhul Hasanah
50
TT
19
Miftakhul Ulya
83
T
20
Mila Nurhasanah
83
T
21
Mumtiatus Sa’diyah
50
TT
22
Naimatul Faizah
67
T
23
Noviana Nurrohma
72
T
24
Nur Fuadah
78
T
25
Nuriyah
72
T
26
Nurul Azizah
83
T
27
Nurul Hidayah
39
TT
28
Rani Miftayani
72
T
-
29
Rima Nofyani
77
T
30
Siti Muchariroh
72
T
31
Ulin Nafi’ah
94
T
32
Uswatun Hasanah
33
Wiji Prihatiiningsih Jumlah rata-rata
50 71.48
TT
Lampiran 22
PERBANDINGAN AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II
No
Aktivitas yang diamati 1
Tingkat
Tingkat
Pengamatan
pengamatan
Siklus I
Siklus II
2
3
4
1
2
3
4
Pendahuluan 1
Guru memasuki masuk kelas tepat
waktu. 2
Guru
memotivasi
untuk
mulai
pelajaran. 3
Guru
menyampaikan
metode
belajar yang akan dilaksanakan Kegiatan Inti 4
Guru menjelaskan materi pelajaran
5
Guru membagi peserta didik dalam
Guru
meminta
peserta
didik
membagikan potongan kertas. 7
Guru
meminta
peserta
beberapa kelompok. 6
didik
menuliskan satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. 8
Guru memerintahkan peserta didik menjalankan potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan searah jarum jam serta memberikan tanda conteng
pada
persoalan
yang
peserta
didik
dihadapinya. 9
Guru
meminta
meninjau
pertanyaan
yang
mendapat tanda conteng paling
banyak. 10
Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan
secara
sukarela,
sekalipun pertanyaan mereka tidak
mendapat tanda conteng paling banyak. 11
Guru
mengumpulkan
potongan
kertas
semua
yang
berisi
pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang. 12
Guru
memberikan
jawaban
pertanyaan 13
Guru
membuat
kesimpulkan
bersama dengan peserta didik Penutup 14
Guru membimbing peserta didik
dalam merangkum pelajaran.
15
Guru
menginformasi
materi
pelajaran berikutnya.
Jumlah
29
46
Skor Maksimal
60
60
Prosentase
48,33%
76,67%
Kategori
Cukup
Sangat baik
Keterangan: Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Lampiran 23
LEMBAR PERBANDINGAN OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS I DAN SIKLUS II
Aspek Penilaian Siklus I No
Nama
Aspek Penilaian Siklus II
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
1
Aini Muhimmatul
3
2
2
4
4
3
2
2
4
4
2
Alifatul Isnaini
2
2
2
4
3
4
3
2
4
3
3
Atik Walidah
3
2
2
4
2
3
2
2
4
3
4
Eni Prasetyowati
3
2
3
4
2
3
2
3
4
2
5
Fitri Damayanti
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
6
Haniatul Mubarokah
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
7
Himmatul Anifah
3
2
1
3
2
3
3
1
3
2
8
Ida Royani
3
1
1
3
2
3
2
4
3
2
9
Immatun Nisa’
3
1
4
4
1
3
2
4
4
3
10
Indah Rukmana
2
1
4
4
1
2
1
4
4
2
11
Jumiatul Lutfa
2
2
4
3
1
3
2
4
3
3
12
Khoirul M
3
1
1
3
3
3
2
1
3
3
13
Kiptiyah Nurwati
3
1
1
3
2
3
3
3
3
2
14
Lailin Uyun M
2
1
2
3
1
2
2
2
3
2
15
Lila Nur M
1
2
1
3
2
-
-
-
-
-
16
Lina Fakhrunnisa’
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
17
Miftahul Khoiriyah
4
4
2
3
1
4
4
2
3
1
18
Miftakhul Hasanah
2
2
2
3
2
3
3
2
3
2
19
Miftakhul ulya
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
20
Mila Nurhasanah
3
1
2
4
1
3
3
3
4
4
21
Mumtiatus Sa’diyah
2
1
3
4
2
2
2
3
4
2
22
Naimatul Faizah
3
1
2
3
1
3
1
2
3
3
23
Noviana Nurrohma
4
2
1
2
2
4
2
1
2
3
24
Nur Fuadah
1
2
2
4
2
3
3
2
4
2
25
Nuriyah
1
3
1
4
2
3
3
2
4
3
26
Nurul Azizah
1
3
3
2
1
1
3
3
2
2
27
Nurul Hidayah
1
3
3
3
2
3
3
3
3
3
28
Rani Miftayani
2
2
2
2
1
2
3
2
2
4
29
Siti Muchariroh
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
30
Ulin Nafi’ah
1
2
2
2
1
3
2
2
4
3
31
Uswatun Hasanah
3
3
2
3
2
-
-
-
-
-
32
Wiji Prihatiiningsih
3
1
2
2
2
3
3
2
2
3
33
Zulfatur R
3
2
2
2
1
3
3
2
4
4
Jumlah rata-rata
81
64
74
104
63
90
77
79
100
85
Prosentase
61,
48,
56,
78,
47,
72,
62,
63,
80,
68,
36
48
06
78
72
58
09
71
64
54
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
Keterangan: A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi Logika Matematika. C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
No
Nilai
Kategori
4
Sangat baik
3
Baik
2
Cukup baik
1
Kurang baik
Prosentase
Kategori
1
≤ 25 %
Kurang
2
> 25 % - 50 %
Cukup
3
> 50% - 75%
Baik
4
> 75 %
Sangat baik
Lampiran 24
PERBANDINGAN NILAI PESERTA DIDIK KELAS X-A SIKLUS I DAN SIKLUS II
No
Nama
Nilai
Nilai
Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Aini Muhimmatul Ulya
40
83
83
2
Alifatul Isnaini
60
65
72
3
Atik Walidah
30
72
72
4
Eni Prasetyowati
50
39
77
5
Fitri Damayanti
50
73
83
6
Haniatul Mubarokah
80
49
94
7
Himmatul Anifah
40
65
67
8
Ida Royani
50
66
72
9
Immatun Nisa’
60
79
83
10
Indah Rukmana
60
33
77
11
Jamiatul Lutfa
60
22
67
12
Khoirul M
30
69
94
13
Kiptiyah Nurwati
50
67
72
14
Lailin Uyun M
40
78
83
15
Lila Nur M
40
67
-
16
Lina Fakhrunnisa’
50
52
72
17
Miftahul Khoiriyah
40
67
72
18
Miftakhul Hasanah
60
65
50
19
Miftakhul Ulya
70
82
83
20
Mila Nurhasanah
70
80
83
21
Mumtiatus Sa’diyah
50
66
50
22
Naimatul Faizah
50
65
67
23
Noviana Nurrohma
40
52
72
24
Nur Fuadah
30
53
78
25
Nuriyah
60
67
72
26
Nurul Azizah
50
65
83
27
Nurul Hidayah
40
19
39
28
Rani Miftayani
40
47
72
29
Rima Nofyani
50
67
77
30
Siti Muchariroh
80
50
72
31
Ulin Nafi’ah
40
79
94
32
Uswatun Hasanah
70
22
-
33
Wiji Prihatiiningsih
40
75
50
Jumlah rata-rata
50,60
60,73
71,48
Prosentase
50,60%
60,73%
71,48%