ROADMAP BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015-2019
Penanggung Jawab
: Ir. Abd. Rahman, MT (Kepala Baristand Industri Banda Aceh)
(
)
Tim Penyusun
: 1. Amir Fuadi, S.Tp (Kepala Sub. Bagian Tata Usaha)
(
)
2. Drs. Yusaini (Kepala Seksi Program dan Pengembangan Kompetensi)
(
)
3. Ruslan, ST, MT (Kepala Seksi Teknologi Industri)
(
)
4. Nurlaila, ST, MT (Kepala Seksi Standardisasi dan Sertifikasi)
(
)
5. Nurbaiti, SE (Kepala Seksi Pengembangan Jasa Teknik)
(
)
6. Abdul Thalib, S.Tp (Pejabat Fungsional Perekayasa)
(
)
7. Fitriana Djafar, S.SI, MT (Pejabat Fungsional Peneliti)
(
)
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. i
KATA PENGANTAR
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh disusun untuk jangka waktu menengah (5 tahun) selama periode 2015-2019, mengacu kepada visi dan misi Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden (Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 20152035; Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN); Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian; Rancangan Teknokratik Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019; Peraturan presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; Peraturan Menteri Perindustrian No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri; Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin; Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh Kementerian Keuangan Tahun 2014; dan Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2010-2014. Selain itu, penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini merujuk kepada latar belakang tugas pokok dan fungsi Balai, diselaraskan dengan visi, misi, arah kebijakan dan strategi yang akan dirincikan dalam Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh secara umum disusun sebagai pedoman umum dalam mensinergikan program dan rencana aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baristand Industri Banda Aceh. Dengan adanya Roadmap Baristand Industri Banda Aceh diharapkan adanya peningkatan komitmen pimpinan dan kepatuhan atau kesadaran seluruh staf Baristand Industri Banda Aceh terhadap setiap upaya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; serta peningkatan dalam pengelolaan program dan kegiatan Baristand Industri Banda Aceh selama periode 2015-2019. BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH K e p a l a,
Ir. Abd. Rahman, MT NIP. 19621231 199003 1 215
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
v
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang ....................................................................... Tujuan ..................................................................................... Sasaran ................................................................................... Pendekatan .............................................................................
1 4 5 5
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH .................................................................................
7
BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ............. A. Arah Kebijakan dan Sasaran Strategis ........................................ 1. Peran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam Pembangunan Industri Nasional ............................................ 2. Peran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri Berdasarkan Undang-Undang Perindustrian ............................................... B. Kerangka Kelembagaan ..............................................................
13 13 14
16 18
BAB IV. RENCANA AKSI PROGRAM DAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ..............................................................
23
BAB V. TARGET KINERJA DAN PENDANAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ............................................................... 5.1. Indikator Keberhasilan ............................................................
25 26
BAB VI. FOKUS AREA ROADMAP .............................................................
28
BAB VII. GRAND STRATEGY ....................................................................
29
BAB VIII. PENUTUP ....................................................................................
34
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Visi dan Misi Pembangunan Industri Kemenperin .........................
14
Tabel 2. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah .....................................
17
Tabel 3. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ..........................................................................
19
Tabel 4. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .........................................
20
Tabel 5. Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ..........................................................................
21
Tabel 6. Proyeksi Anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ..........................................................................
22
Tabel 7. Proyeksi Target Penerimaan PNBP Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ..........................................................................
22
Tabel 8. Matriks Indikator Keberhasilan Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .........................
26
Tabel 9. Fokus Area Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .....
28
Tabel 10. Grand Strategy Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh ...................................................................................
29
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019
9
Gambar 2. Kerangka Analisis Penyusunan RoadMap Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .................................................
12
Gambar 2. Program Layanan BPKIMI .........................................................
15
Gambar 3. Peran BPPIdalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan UU Perindustrian .......................................................................
16
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Dalam
rangka
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
di
masing-masing
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, maka pemerintah mengharuskan setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk menyusun roadmap reformasi birokrasi. Roadmap reformasi birokrasi akan menjadi alat bantu bagi Kementerian/Lembaga
dan
Pemerintah
Daerah
untuk
mencapai
tujuan
penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Roadmap merupakan prasyarat utama bagi semua Kementerian/lembaga dalam melaksanakan reformasi birokrasi yang berisi penjelasan mengenai program dan kegiatan reformasi birokrasi yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan. Selain rencana pelaksanaan kegiatan, roadmap menjelaskan informasi penting lain yang mencakup: penanggungjawab, pelaksana, dukungan anggaran yang diperlukan serta target atau indikator pencapaiannya. Secara umum Roadmap bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsistensi, terintegrasi dan berkelanjutan. Penetapan dan penyusunan Roadmap Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh (Baristand Industri Banda Aceh) dipandang perlu sebagaimana dijabarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 9 Tahun 2011 sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010- 2014. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh merupakan panduan, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi yang disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun periode 2015-2019 dan dapat ditinjau kembali setiap 1 (satu) tahun sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 1
Roadmap memandu Baristand Industri Banda Aceh menjalankan strategi dan program-program aksi secara terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan terukur dengan baik. Roadmap dapat diibaratkan sebagai sebuah peta jalan dalam satu perjalanan, agar perjalanan tersebut dapat efektif dan efisien. Penyusunan Roadmap dimulai dengan identifikasi dan pemetaan terhadap kondisi serta permasalahan selanjutnya ditetapkan fokus strategis yang akan melandasi strategi dan kebijakan Baristand Industri Banda Aceh dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh disusun mengacu kepada visi dan misi Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden (Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035; Peraturan Presiden RI No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN); Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian; Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13 Maret 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019; Peraturan Presiden RI No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri; Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian; Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin; Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh Kementerian Keuangan Tahun 2014; dan Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2010-2014. Penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini juga merujuk kepada latar belakang tugas pokok dan fungsi Balai, diselaraskan dengan visi, Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 2
misi, arah kebijakan dan strategi yang akan dirincikan dalam Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019. Dalam kerangka operasional, rencana aksi kegiatan direncanakan untuk periode 2015-2019 dan diimplementasikan pada setiap periode RPJM (Rencana Program Jangka Menengah) dan atau Rencana Kinerja (Renkin) per tahun. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas, dan fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri
masih mengacu pada Peraturan
Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri. Adapun tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri yaitu melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri. Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri melaksanakan fungsi yaitu :
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi industri
di bidang
bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta pencemaran industri;
Penyusunan program dan pengembangan kompetensi dibidang
jasa
riset/litbang;
Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;
Pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan; dan
Pelaksanaan
urusan
kepegawaian,
keuangan,
tata
persuratan,
perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Balai Riset dan Standardisasi Industri. Pada dasarnya Roadmap ini akan membantu pencapaian target Rencana Strategis (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh yaitu: 1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam rangka mendukung riset dan standardisasi. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 3
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah. 3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan standar pelayanan publik yang prima dalam rangka pengembangan industri. 4. Meningkatkan kemampuan Laboratorium penguji dan LSPro untuk mendukung SNI wajib. 5. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan HKI. Tujuan strategis yang akan dirincikan dalam Renstra pada 2015-2019 yaitu untuk meningkatkan peranan riset Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
dalam
pengembangan
industri
atsiri,
rempah
dan
komoditi
unggulan/kompetensi inti daerah, serta peningkatan pelayanan jasa teknis melalui: 1.
Meningkatkan
peranan
riset
Baristand
Industri
Banda
Aceh
dalam
pengembangan Industri atsiri, rempah dan komoditi inti /unggulan daerah di bidang: a. Pengembangan teknologi proses (kimia, fisika, ekstraksi, nano teknologi dan bioteknologi); b.
Diversifikasi produk;
c.
Peningkatan mutu dan keamanan produk;
d.
Rancang bangun dan perekayasaan peralatan industri;
e.
Standardisasi dan Sertifikasi;
f.
Energi dan lingkungan;
g. Pelayanan jasa teknis yang terpadu dan berkualitas. 2.
Produk yang akan dikembangkan dari atsiri, rempah dan komoditi inti/ unggulan daerah, antara lain : a. Produk toiletteris dan kosmetik berbasis atsiri dan rempah; b. Produk pangan (perisa/flavouring, minuman dan makanan) c. Produk pangan fungsional; d. Produk pertanian dan perikanan; e. Produk hasil galian, mineral, hasil tambang dan bahan bangunan
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 4
3.
Pengembangan kompetensi SDM difokuskan pada : a. Penguasaan karakterisasi bahan dan produk; b. Penguasaan teknologi ekstraksi, fraksinasi dan purifikasi; c. Penguasaan teknologi formulasi, proses dan diversifikasi.
1.2.
TUJUAN Secara umum Roadmap bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan
reformasi birokrasi agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi dan berkelanjutan. Adapun
penyusunan
Roadmap
Baristand
Industri
Banda
Aceh
dimaksudkan untuk dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penyusunan roadmap ini adalah sebagai pedoman umum dalam mensinergikan program dan rencana aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi dan berkelanjutan. Sedangkan tujuan khusus dari penyusunan Roadmap ini adalah untuk: a.
Menginformasikan arah kebijakan umum dan strategi sektor perindustrian;
b.
Menjadi panduan bagi Baristand Industri Banda Aceh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;
c.
Memberi gambaran, arah, strategi, dan tahapan dalam perencanaan dan pengelolaan program dan kegiatan yang akan dikembangkan;
d.
Menyiapkan program dan rencana aksi dalam melaksanakan tupoksi Balai;
e.
Menentukan sasaran dan waktu pencapaian masing-masing program dan rencana aksi.
1.3. a.
SASARAN Peningkatan komitmen pimpinan dan kepatuhan atau kesadaran seluruh staf Baristand Industri Banda Aceh terhadap setiap upaya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;
b.
Peningkatan mutu dan kualitas pengelolaan program dan kegiatan Baristand Industri Banda Aceh.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 5
1.4.
PENDEKATAN Beberapa dokumen yang menjadi sumber penyusunan Roadmap ini antara
lain adalah: 1.
Visi dan Misi Jokowi-JK;
2.
Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA);
3.
Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
4.
Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
5.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035;
6.
Peraturan Presiden RI No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN);
7.
Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian;
8.
Peraturan Presiden RI No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
9.
Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri;
10. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13 Maret 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019; 11. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian; 12. Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin; 13. Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) Tahun 2014; dan 14. Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2010-2014.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 6
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI 2.1.
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI Visi pembangunan industri nasional pada tahun 2035 adalah menjadi
Negara Industri Tangguh yang bercirikan: 1.
Struktur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan;
2.
Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global;
3.
Industri yang berbasis inovasi dan teknologi. Dalam rangka mewujudkan visi tahun 2035 tersebut di atas, pembangunan
industri nasional mengemban misi sebagai berikut: 1. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional; 2.
Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
3.
Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan Industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat; 5.
Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan 7.
Meningkatkan
kemakmuran
dan
kesejahteraan
masyarakat
secara
berkeadilan. Strategi yang ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan industri nasional adalah sebagai berikut : 1.
Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam;
2.
Pengendalian Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi;
3.
Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri;
4.
Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Menengah;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 7
5.
Menyediakan
langkah-langkah
afirmatif
berupa
perumusan
kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas; 6.
Pembangunan sarana dan prasarana Industri;
7.
Pembangunan industri hijau;
8.
Pembangunan industri strategis;
9.
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri;
10. Kerjasama internasional bidang industri. 2.2.
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kementerian Perindustrian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian
dituntut
untuk
melakukan
pengaturan,
pembinaan,
dan
pengembangan perindustrian sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015– 2019, serta mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi Pembangunan Industri yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan program dan kegiatan utama maupun kegiatan pendukung sebagaimana digambarkan pada Peta strategis Kementerian Perindustrian pada Gambar 1.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 8
Gambar 1. Peta Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 9
Visi Kementerian Perindustrian tahun 2015 – 2019 adalah: “Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun 2035”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 3 (tiga) Misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian sebagai berikut: 1. Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan Pemerataan Industri; 2.
Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan;
3.
Meningkatkan daya saing dan Produktivitas. Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Industri,
Kementerian Perindustrian menetapkan tujuan pembangunan industri untuk 5 (lima) tahun ke depan yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian untuk periode tahun 2015 – 2019 akan dijelaskan berikut ini. Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif pemangku kepentingan adalah: Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional.
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri;
Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri.
Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian nasional.
Sasaran Strategis 5 :
Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi.
Sasaran Strategis 6 :
Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
Sasaran Strategis 7 :
Menguatnya struktur industri.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 10
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif proses internal sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 :
Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWA CITA).
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya
daya
saing
industri
melalui
pengembangan standardisasi industri. Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi pemberian insentif fiskal dan non-fiskal.
Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri.
Sasaran Strategis 5 :
Meningkatnya kualitas pelayanan dan informasi publik.
Sasaran Strategis 6 :
Meningkatnya ketahanan industri melalui pemberian fasilitasi.
Sasaran Strategis 7 :
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur industri untuk mendukung pertumbuhan industri nasional.
Sasaran Strategis 8 :
Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya alam (nikel,tembaga, migas).
Sasaran Strategis 9 :
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui pendidikan dan pelatihan.
Sasaran Strategis 10 :
Meningkatnya ketersediaan lembaga pendidikan dan pelatihan bagi SDM industri.
Sasaran Strategis 11 :
Meningkatnya ketersediaan data sektor industri melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional.
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif pembelajaran organisasi adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya penerapan sistem informasi dan teknologi dalam pelaksanaan tugas.
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.
Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran.
Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan Anggaran.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 11
Sasaran Strategis 5 :
Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola Keuangan.
Sasaran Strategis 6 :
Meningkatnya
efektivitas
penerapan
sistem
pengendalian internal. Sasaran Strategis 7 :
Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan.
Adapun dalam upaya melaksanakan program pembangunan industri nasional maka Kementerian Perindustrian telah menetapkan visi dan misi pembangunan industri jangka panjang (20 tahun) dan jangka menengah (5 tahun) pada rencana strategis Kemenperin tahun 2015-2019, sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Visi dan Misi Pembangunan Industri Kemenperin VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
Menurut RIPIN: Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2025 Menurut RIPIN: 1. Meningkatkan daya saing internasional; 2. Memperkuat, memperdalam, dan menyehatkan struktur industri; 3. Memenuhi kebutuhan dalam negeri dan substitusi impor; 4. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan; 5. Membangun iklim usaha industri yang kondusif; 6. Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah NKRI; 7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga kerja; 8. Meningkatkan kemampuan riset untuk pengembangan dan inovasi serta mendorong aplikasi teknologi; 9. Menciptakan wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat serta menjaga keutuhan NKRI. Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2025
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 12
MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
2.3.
1. Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan Pemerataan Industri; 2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan; 3. Meningkatkan daya saing dan Produktivitas.
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (BPPI) Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) yang
berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Prerindustrian telah berubah menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). BPPI mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas tersebut BPPI menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; b. pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 13
Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Tahun 2015 – 2019 adalah: “Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global”. Untuk mendukung visi tersebut di atas, tindakan nyata yang akan dilakukan BPPI dalam bentuk 5 (lima) Misi sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut: 1.
Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;
2.
Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;
3.
Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing termasuk di dalamnya perlindungan HKI;
4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (industri hijau); 5.
Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknis. Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BPPI menetapkan
tujuan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Adapun tujuan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu: 1.
Mewujudkan kebijakan di bidang inovasi teknologi, standardisasi, iklim usaha, industri hijau dan kelitbangan dalam rangka mendorong daya saing industri nasional;
2.
Mendorong peningkatan pelayanan teknis teknologis dan fokus pada pemecahan masalah yang dihadapi sektor industri;
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing industri. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) memiliki Sasaran Strategis sebagai berikut: Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu:
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 14
1) Meningkatnya investasi di sektor industri Sasaran Strategis 2:
Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Peningkatan penguasaan teknologi industri; 2) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsipprinsip industri hijau; 3) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
Peta strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sebagaimana terdapat pada Gambar 2.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 15
Gambar 2. Peta strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Tahun 2015 - 2019 Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 16
2.4.
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH (BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH) Baristand
Industri
Banda
Aceh
merupakan
bagian
integral
dari
Kementerian Perindustrian khususnya BPPI. Visi, Misi dan tujuan Baristand Industri Banda Aceh tidak terlepas dari visi, misi dan tujuan Kementerian Perindustrian dan BPPI. Visi dan Misi Balai Riset dan Standardisasi
Industri
Banda Aceh disusun berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi yang merupakan pedoman untuk menentukan arah, tujuan dan sasaran pengembangan lembaga dimasa yang akan datang. Adapun Visi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015 – 2019 adalah : “Menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam standardisasi dan sertifikasi di bidang industri”. Untuk mendukung Visi tersebut, maka ditetapan Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015 – 2019 yaitu : 1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan industri berbasis Atsiri dan Rempah. 2. Melaksanakan Litbang dan Standardisasi berbasis komoditi inti/unggulan daerah yang ramah lingkungan. 3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan industri, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri. Untuk mencapai Visi dan Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh, yaitu menjadi
lembaga yang unggul dalam riset
khususnya atsiri dan
rempah serta komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam standardisasi industri, maka ditetapkan 5 (lima) Sasaran Strategis yang akan dicapai Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh dalam kurun waktu 2015-2019 adalah : 1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam rangka mendukung riset dan standardisasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 17
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah; serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan. 3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan standar pelayanan publik yang prima dalam rangka pengembangan industri. 4. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan HKI 5.
Meningkatkan kemampuan Lab. Uji dan LSPro untuk mendukung penerapan SNI wajib. Tujuan strategis yang ingin dicapai Baristand Industri Banda Aceh adalah
meningkatkan peranan riset dalam pengembangan industri atsiri, rempah dan komoditi unggulan/inti daerah dengan cara : 1.
Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan industrI berbasis atsiri dan rempah.
2.
Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk unggulan daerah yang ramah lingkungan.
3.
Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan, standardisasi, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri. Berdasarkan latar belakang, visi, misi dan tujuan, maka kerangka analisis
penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 dijelaskan dalam Peta strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 – 2019 sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 18
Gambar 3. Peta Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015–2019 Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 19
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI A. Arah Kebijakan Pembangunan Industri Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global, sektor industri perlu dibangun guna menciptakan lingkungan usaha mikro (lokal) yang dapat merangsang tumbuhnya rumpun industri yang sehat dan kuat melalui: 1.
Pengembangan rantai pertambahan nilai melalui diversifikasi produk (pengembangan
ke
hilir),
pendalaman
struktur
ke
hulunya,
atau
pengembangan secara menyeluruh (hulu-hilir); 2.
Penguatan hubungan antarindustri yang terkait secara horizontal termasuk industri pendukung dan industri komplemen, termasuk dengan jaringan perusahaan multinasional terkait, serta penguatan hubungan dengan kegiatan sektor primer dan jasa yang mendukungnya; dan
3.
Penyediaan berbagai infrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif yang, antara lain, meliputi sarana dan prasarana fisik (transportasi, komunikasi, energi, serta sarana dan prasarana teknologi; prasarana pengukuran, standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas; serta sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan tenaga kerja industri). Dengan demikian, mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019
maka arah kebijakan dan strategi pembangunan industri nasional untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1.
Pengembangan Perwilayahan Industri, Khususnya di luar Pulau Jawa dengan mengembangkan: (1) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Koridor ekonomi; (2) Kawasan Peruntukan Industri; (3) Kawasan Industri; (4) Sentra IKM; (5) Kawasan Ekonomi Khusus; (6) Kawasan
Berikat/
Export
Processing
Zone
(EPZ);
(7)
Kawasan
Perdagangan Bebas (FTZ). 2.
Penumbuhan Populasi Industri melalui investasi untuk menambah populasi industri paling tidak sekitar 8 ribu usaha industri berskala besar dan sedang
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 20
dimana 50% tumbuh di luar jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha. 3.
Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas dengan: (1) Meningkatkan efisiensi teknis; (2) Mengembangkan industri dengan kandungan teknologi yang lebih tinggi; (3) Meningkatkan kemampuan industri mengembangkan produk baru (New Product Development, NPD); dan (4) Perluasan Pasar dalam negeri dan ekspor.
B. Strategi Pembangunan Industri Strategi Pembangunan Industri yaitu sebagai berikut: 1.
Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam
2.
Pengendalian Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi
3.
Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri.
4.
Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Menengah.
5.
Menyediakan
langkah-langkah
afirmatif
berupa
perumusan
kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas. 6.
Pembangunan sarana dan prasarana Industri
7.
Pembangunan industri hijau
8.
Pembangunan industri strategis
9.
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
10. Kerjasama internasional bidang industri. C. Tahapan Pembangunan Industri Prioritas Pentahapan pembangunan industri prioritas dilakukan dalam jangka menengah (sesuai periode perencanaan pemerintah) dan jangka panjang (sesuai dengan periode berlakunya U/ndang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian). Secara ringkas tahapan pembangunan industri digambarkan pada Gambar 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 21
Gambar 4. Tahapan Pembangunan Industri Nasional
Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), tahapan dan arah rencana pembangunan industri nasional diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap I (2015-2020) Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan untuk "meningkatkan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi." 2. Tahap II (2020-2025) Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan untuk "mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas." 3. Tahap III (2025-2035) Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan untuk "menjadikan Indonesia sebagai Negara Industri Tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat global, serta berbasis inovasi dan teknologi."
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 22
D. Industri Prioritas Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009 ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6 (enam) industri andalan, 1(satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian sebagai berikut: 1.
Industri Pangan
2.
Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3.
Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4.
Industri Alat Transportasi
5.
Industri Elektronika dan Telematika (ICT)
6.
Industri Pembangkit Energi
7.
Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong
8.
Industri Hulu Agro
9.
Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan
Industri Andalan
Industri Pendukung
Logam 10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara)
Industri Hulu
E. Bangun Industri Nasional Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan moda//l dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi dan kreativitas. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang efektif. Kerangka Pikir Bangun Industri Nasional tahun 2035 mencakup: 1. Industri Andalan, yaitu industri prioritas yang akan berperan besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian di masa yang akan datang. Selain memperhatikan potensi sumber daya alam sebagai sumber keunggulan komparatif, industri andalan tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 23
mengandalkan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan terampil, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Industri Pendukung, yaitu industri prioritas yang akan berperan sebagai faktor pemungkin (enabler) bagi pengembangan industri andalan secara efektif, efisien, integratif dan komprehensif. 3. Industri Hulu, yaitu industri prioritas yang bersifat sebagai basis industri manufaktur yang menghasilkan bahan baku yang dapat disertai perbaikan spesifikasi tertentu yang digunakan untuk industri hilirnya. 4. Modal Dasar, yaitu faktor-faktor sumber daya yang digunakan dalam kegiatan industri untuk menghasilkan barang serta dalam penciptaan nilai tambah atau manfaat yang tinggi. Modal dasar yang diperlukan dan digunakan dalam kegiatan industri adalah: a. Sumber daya alam yang diolah dan dimanfaatkan secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, sebagai bahan baku maupun sumber energi bagi kegiatan industri; b.
Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi kerja (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) yang sesuai di bidang industri;
c.
Pengembangan,
penguasaan,
dan
pemanfaatan
teknologi
industri,
kreativitas serta inovasi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian sektor industri nasional. 5. Prasyarat, yaitu kondisi ideal yang dibutuhkan sebagai syarat agar tujuan pembangunan industri dapat tercapai. Prasyarat yang dibutuhkan untuk mewujudkan industri andalan, pendukung dan hulu, serta dalam pemanfaatan sumber daya di masa yang akan datang adalah: a. Penyediaan infrastruktur industri di dalam dan di luar kawasan industri dan/atau di dalam kawasan peruntukan Industri; b. Penetapan kebijakan dan regulasi yang mendukung iklim usaha yang kondusif bagi sektor industri; c. Penyediaan alokasi dan kemudahan pembiayaan yang kompetitif untuk pembangunan industri nasional.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 24
Bangun Industri Nasional ditetapkan berdasarkan penetapan industri prioritas, sebagaimana tercantum pada Gambar 5.
Gambar 5. Bangun Industri Nasional
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 25
F.
Jenis Industri dalam Pembangunan Industri Prioritas Tabel 2. Jenis Industri dalam Pembangunan Industri Prioritas
No 1.
Industri Prioritas Industri Pangan
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Jenis Industri Industri pengolahan ikan Industri pengolahan susu Industri bahan penyegar (coklat, kopi, kakao, teh) Industri pengolahan minyak nabati Industri pengolahan buah-buahan dan sayuran Industri tepung Industri gula berbasis tebu
2.
Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
1) Industri farmasi dan kosmetik 2) Industri alat kesehatan
3.
Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
1) Industri tekstil 2) Industri kulit dan alas kaki 3) Industri furniture dan barang lainnya dari kayu 4) Industri plastik, pengolahan karet, dan barang dari karet
4.
Industri Alat transportasi
1) 2) 3) 4)
5.
Industri Elektronika dan Telematika/ ICT
1) Industri elektronika 2) Industri komputer 3) Industri peralatan komunikasi
6.
Industri Pembangkit Energi
1) Industri alat kelistrikan
7.
Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong, dan Jasa Industri
1) 2) 3) 4)
Indutri mesin dan perlengkapan Industri komponen Industri bahan penolong Jasa industri
8.
Industri Hulu Agro
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Industri oleofood Industri oleokimia (minyak atsiri) Industri kemurgi Industri pakan Industri barang dari kayu Industri pulp dan kertas
Industri kendaraan bermotor Industri kereta api Industri perkapalan Industri kedirgantaraan
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 26
9.
Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
3.2.
1) Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar 2) Industri pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi 3) Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan bakar nuklir 4) Industri bahan galian non logam 1) Industri petrokimia hulu 2) Industri kimia organik 3) Industri pupuk 4) Industri karet alam dan sintetik 5) Industri barang kimia lainnya
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup: 1) Sasaran makro; 2) Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat; 3) Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; 4) Sasaran Dimensi Pemerataan; 5) Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah; 6) Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. Sasaran-sasaran pokok pembangunan nasional yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perindustrian antara lain adalah yang terkait dengan Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan dimana pada tahun 2019 pertumbuhan sektor industri ditargetkan mencapai 8,6 persen, kontribusi sektor industri terhadap PDB mencapai 21,6%, dan penambahan jumlah industri berskala menengah dan besar selama
5
tahun
sebanyak
9.000
unit.
Kementerian
Perindustrian
juga
berkontribusi terhadap Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antarwilayah yaitu sampai dengan tahun 2019 terbangun sebanyak 14 kawasan industri. Secara umum Kementerian Perindustrian memiliki Sasaran Strategis sebagai berikut : Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 27
1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Pertumbuhan ndustri; 2. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri; 3. Sasaran Strategis 3: Meningkatnya investasi di sektor industri; 4. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor industri 5. Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Penyebaran dan Pemerataan Industri; 6. Sasaran Strategis 6: Kuatnya Struktur Industri; A.
Industri Prioritas dan Rencana Aksi Pembangunan Rencana aksi pembangunan yang akan dilakukan untuk masing-masing
industri prioritas adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Industri Prioritas dan Rencana Aksi Pembangunan Industri Prioritas Tahun 2015-2019 No Industri Prioritas Rencana Aksi 1.
INDUSTRI PANGAN a. Industri Pengolahan Ikan: Ikan awet (beku, kering, asap) dan fillet, Aneka olahan ikan, rumput laut dan hasil laut lainnya (termasuk carrageenan, minyak ikan, suplemen dan pangan fungsional lainnya). b. Industri Bahan Penyegar: bubuk cokelat, lemak cokelat, makanan dan minuman dari cokelat, suplemen dan pangan fungsional berbasis kakao.
c. Industri Pengolahan Minyak Nabati: Fortified cooking oil (natural dan nonnatural), pangan fungsional berbasis minyak nabati.
1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir didukung oleh infrastruktur yang memadai. 2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri pangan melalui diklat industri dan pendampingan 3.Meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri pangan melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi. 4. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP, GMP dan HACCP, sertifikasi SNI dan halal, sertifikasi mutu lainnya, serta bantuan mesin/peralatan pengolahan produk pangan dan peningkatan kapasitas laboratorium uji mutu; 5. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi produk pangan. 6. Memfasilitasi pembebasan PPN atas proses pengolahan pangan dengan nilai tambah kecil. 7. Menfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang kompetitif bagi industri pangan skala kecil dan menengah. 8. Meningkatkan kerjasama industri internasional untuk alih teknologi, peningkatan investasi dan penguasaan pasar ekspor.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 28
d. Industri Pengolahan BuahBuahan dan Sayur-sayuran: Buah/sayuran dalam kaleng, fruit/vegetable layer, suplemen dan pangan fungsional berbasis limbah industri pengolahan buah.
9. Promosi dan perluasan pasar produk industri pangan di dalam dan luar negeri.
e. Industri Tepung: Pati dari biomassa limbah pertanian, Pangan darurat
2.
f. Industri Gula Berbasis Tebu: Gula pasir, Gula cair, dan asam organik dari limbah industri gula. INDUSTRI FARMASI, KOSMETIK DAN ALAT KESEHATAN a. Industri Farmasi dan Kosmetik: Sediaan herbal, Garam farmasi, Golongan Cefalosporin, Amlodipine, Glucose Parmaceutical Grade (for infusion), Amoxicillin, Glimepiride, Parasetamol, Produk Kosmetik, Bahan baku tambahan pembuatan obat (excipient) b. Industri Alat Uji dan Kedokteran: Produk disposable and consumables, Hospital Furniture, Implan Ortopedi, Electromedical devices, Diagnostic instrument, PACS (Picture Archiving and Communication System), Software & IT, Diagnostics reagents
Industri Farmasi dan Kosmetik 1. Meningkatkan penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri farmasi dan kosmetik melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi; 2. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan industri bahan baku farmasi dan kosmetik untuk substitusi impor; 3. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, termasuk meningkatkan keterkaitan antara industri besar dan industri kecil dan menengah; 4. Memperkuat infrastruktur dalam rangka penerapan Standar Farmakope Indonesia bagi industri farmasi dan kosmetik; 5. Mengembangkan sektor petrokimia hulu untuk mengurangi ketergantungan bahan baku; 6. Mengembangkan riset dan manufaktur produk bioteknologi dan herbal yang terstandar dan terintegrasi; 7. Membangun kompetensi dan kapabilitas riset farmasi untuk produk bioteknologi dan herbal; 8. Melakukan penguasaan teknologi dan membangun kemampuan manufaktur berstandar internasional; 9. Meningkatkan kemampuan uji klinik. Industri Alat Kesehatan 1. Mengembangkan kebijakan yang mengkaitkan industri alat kesehatan masal dengan pembiayaan layanan kesehatan sebagai bentuk subsidi silang; 2. Mengembangkan kebijakan penggunaan produk alat kesehatan produk dalam negeri pada fasilitas dan layanan kesehatan yang didanai Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN); 3. Memfasilitasi promosi penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri termasuk pelatihan dan jaminan suku cadang/pemeliharaan;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 29
3.
INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, ALAS KAKI DAN ANEKA a. Industri Tekstil: Serat tekstil, Rajut, Garmen fashion, Tekstil Khusus. b. Industri Kulit dan Alas Kaki: Alas kaki, Produk kulit khusus, Kulit sintetis, bahan kulit non-konvensional. c. Industri Furnitur dan Barang Lainnya dari Kayu: Kerajinan, ukirukiran dari kayu, Furniture kayu dan rotan d. Industri Plastik, Pengolahan Karet dan Barang dari Karet: Plastik untuk keperluan umum, karet untuk keperluan umum, dan karet untuk keperluan khusus (antara lain: untuk kesehatan, otomotif, dan elektronik)
4. Mengembangkan road map industri alat kesehatan dan teknologi terkait secara terintegrasi termasuk komponen, bahan baku, dan bahan penolong; 5. Mendirikan center of excellent yang mencakup litbang dan produksi alat kesehatan dasar masal untuk keperluan dalam negeri; 6. Mengembangkan SDM dengan kompetensi tinggi pada design engineering produk alat kesehatan, termasuk pengukuran dan pengujian; 7. Memfasilitasi pembiyaan untuk peningkatan kapasitas industri alat kesehatan dasar masal melalui revitalisasi pemesinan dan alat pengukuran; 8. Mengembangakn standardisasi dan dukungan Hak atas kekayaan intelektual atas produk alat kesehatan di dalam negeri; 9. Mengembangkan dan penguatan IKM modern penghasil komponen alat kesehatan melalui bantuan teknis dan peralatan uji. Industri Tekstil 1. Pendirian pabrik serat sintetik yang berorientasi pasar domestik & eskpor (dengan pengutamaan kebutuhan domestik; 2. Pengembangan industri pewarna tekstil dan aksesoris; 3. Perumusan kebijakan Pemerintah untuk industri garmen agar dipersyaratkan menggunakan kain dalam negeri secara bertahap; 4. Pengembangan kompetensi kerja SDM industri tekstil sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 5. Penguatan tempat uji kompetensi (TUK) dan lembaga sertifikasi SDM industri tekstil; 6. Peningkatan kemampuan, kualitas & efisiensi industri TPT termasuk IKM melalui pelatihan desain dan teknologi proses termasuk untuk mewujudkan industri hijau; 7. Pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri tekstil; 8. Melanjutkan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi; 9. Pemberian insentif bagi investor industri tekstil khusus berteknologi tinggi; 10. Harmonisasi sistem perpajakan antara pajak keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi; 11. Pengembangan kebijakan sistem agunan mesin tekstil untuk pembiayaan industri;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 30
12. Pengembangan kebijakan pengamanan industri dalam negeri melalui safeguards dan tindakan pengamanan lainnya; 13. Pengembangan standardisasi & perlindungan terhadap Hak atas kekayaanintelektual design produk tekstil; 14. Peningkatan peran asosiasi untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku industri sepanjang rantai pasok industri tekstil dan produk tekstil. Industri Kulit dan Alas Kaki 1. Pengembangan industri bahan baku kulit sintetis dalam negeri; 2. Standarisasi bahan baku untuk industri kulit dan alas kaki untuk mencegah barang impor berkualitas rendah; 3. Pemetaan potensi industri kulit dan alas kaki nasional; 4. Penguatan sentra IKM melalui penguatan kelembagaan dan teknologi; 5. Peningkatan kemampuan (terutama ergonomical design) industri alas kaki yang telah memiliki pangsa pasar tinggi untuk bersaing secara global; 6. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual design produk alas kaki yang dihasilkan di dalam negeri; 7. Peningkatan promosi industri alas kaki customized secara ekslusif pada forum resmi nasional dan internasional untuk memunculkan industri kelas dunia; 8. Peninjauan kebijakan ekspor bahan baku kulit mentah (wet blue); 9. Koordinasi dengan sektor peternakan untuk mengatasi hambatan kualitas bahan baku terkait persyaratan kesehatan hewan; 10. Pengembangan teknologi pengolahan limbah penyamakan kulit; 11. Penyebaran industri kulit dan alas kaki dengan memperhatikan potensi sumber daya wilayah termasuk kewajiban pemenuhan UMR; 12. Pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri kulit dan alas kaki; 13. Melanjutkan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan IAK dan IPK untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi; 14. Harmonisasi sistem perpajakan antara pajak keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi; 15. Peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan industri kulit khusus untuk penggunaan di sektor industri lainnya.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 31
Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu 1. Melakukan pendampingan dan mentoring terhadap IKM dalam rangka mendapatkan sertifikat legalitas kayu (SVLK) 2. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir. 3. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan teknik produksi dan desain untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk 4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi bidang pengolahan kayu, rotan dan furniture. 5. Penerapan teknologi pemanfaatan bahan baku alternatif dari (kayu sawit, kayu karet, dsb) 6. Fasilitas akses terhadap sumber pembiayaan yang kompetitif untuk meningkatkan kinerja ekspor furnitur 7. Meningkatkan promosi dan perluasan pasar guna mendorong tumbuhnya industri furniture rotan dalam negeri
4.
INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI a. Industri Kendaraan Bermotor: Komponen otomotif, Penggerak mula (engine) BBM, gas dan Listrik, erangkat transmisi (power train), Alat berat. b. Industri kereta api: Kereta diesel dan listrik
Industri Plastik, Pengolahan Karet dan barang dari karet 1. Memfasilitasi pengembangan industri plastik, pengolahan karet dan barang dari karet untuk produk keperluan umum. 2. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan terintegrasi sebagai upaya penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri plastik, pengolahan karet dan barang dari karet 3. Memperkuat kemampuan nasional untuk memproduksi mesin dan peralatan produksi dari industri plastik dan karet hilir 4. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, termasuk meningkatkan keterkaitan antara industri besar dan industri kecil dan menengah. 5. Memperkuat infrastruktur dalam rangka pemberlakuan SNI wajib 6. Pengembangan sektor plastik hulu untuk mengurangi ketergantungan bahan baku 7. Peningkatan kompetensi SDM. 1. Pengembangan road map industri alat tarnsportasi secara komprehensif yang bersifat antar moda dengan memperhatikan kapasitas, kualitas, teknologi, dan karakteristik kebutuhan transportasi/ konektivitas di dalam negeri, serta kaitannya dengan jaringan transportasi global yang memperhatikan posisi geostrategis Indonesia; 2. Penguatan sub sektor industri pemesinan melalui revitalisasi mesin dan peralatan presisi pada industri perkapalan, kereta api dan pesawat terbang;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 32
c. Industri perkapalan: Kapal laut, Komponen kapal (mekanikal & elektronik), Perawatan kapal d. Industri kedirgantaraan: Pesawat terbang propeler, Komponen pesawat, Perawatan pesawat.
3. Penyediaan bahan baja dan non baja serta paduannya, dan bahan pendukung (komposit, keramik plastik dan karet) yang memenuhi kebutuhan spesifik bagi industri alat transportasi; 4. Pengembangan regulasi melalui koordinasi dengan instansi terkait tentang ijin transportasi darat, laut dan udara; 5. Pengembangan kebijakan penggunaan produk dalam negeri yang memiliki daya saing melalui perjanjian secara bertahap dengan pihak principal; 6. Pengembangan sistem untuk status legal kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan pinjaman ; 7. Pengembangan kebijakan tahapan penguasaan teknologi pada bahan bakar (fosil & non fosil) untuk penggerak mula ; 8. Pengembangan standardisasi produk, proses, manajemen (ISO9000, ISO14000, dan ISO 26000), dan industri hijau, serta spesifikasi teknis, dan pedoman tata cara di industri transportasi; 9. Pengembangan pasar domestik melalui pengembangan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dengan pengembangan perwilayahan industri (penyebaran dan konektivitas); 10. Pengembang an kawasan industri dan sentra IKM khusus industri alat transportasi; 11. Penguatan sentra IKM modern (logam, karet, plastik, kulit) pendukung industri transportasi secara umum yang dilengkapi dengan UPT proses dan pengukuran presisi; 12. Pengembangan kapasitas industri pemesinan melalui upaya efisiensi produksi termasuk penghematan penggunaan energi; 13. Pengembangan komponen logam terstandar untuk efisiensi industri alat transportasi; 14. Penyediaan dan peningkatan kemampuan SDM dengan kompetensi pada design engineering, proses presisi, pengukuran presisi, dan mekatronika/robotika melalui pelatihan, dan bimbingan teknis; 15. Pengembangan regulasi alih daya yang memadai untuk pembentukan iklim usaha agar dapat memberikan jaminan pasokan melalui kegiatan alih daya (outsourcing) proses, produk dan SDM; 16. Pengembangan jumlah dan kompetensi konsultan IKM pada sentra khusus IKM industri alat transportasi; 17. Penguasaan teknologi sistem manufaktur bagi industri alat transportasi yang efisien ; 18. Penguatan balai melalui kerjasama penelitian tentang paduan logam bernilai tambah tinggi, serta
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 33
5.
INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA (ICT) a. Industri Elektronika: Smart home appliances, Komponen elektronika (tanpa komponen fabrikasi/ fabless) b. Industri Komputer: Komputer c. Industri Peralatan Komunikasi: Transmisi telekomunikasi, Smart mobile phone.
6.
INDUSTRI PEMBANGKIT ENERGI Industri Alat Kelistrikan: Motor/generator
kolaborasi penelitian dan pengembangan teknologi dan aplikasinya, termasuk untuk alat transportasi hemat energi, serta pengembangan infrastruktur lab uji kendaraan bermotor. 19. Pengembangan design center industri alat transportasi. 1. Membangun sistem monitoring secara kritis perkembangan kebutuhan dan teknologi terkait dengan kegiatan competitive intelligence di negara maju; 2. Pengembangan program penyediaan bahan baku logam, paduan logam, plastik dan komposit untuk industri komponen ICT; 3. Pengembangan standardisasi produk ICT untuk mengurangi variasi sehingga diperoleh volume total yang semakin besar dan efisien; 4. Pengembangan riset untuk perancangan produk ICT yang efisien, tepat guna (sesuai user), cerdas (smart) dan yang mengintegrasikan berbagai fungsi kehidupan; 5. Pengembangan center of excellent industri ICT milik pemerintah termasuk untuk kebutuhan hankam; 6. Pengembangan riset material untuk baterai ukuran kecil dan berdaya tinggi; 7. Fasilitasi alih teknologi industri baterai untuk keperluan elektronika melalui akuisisi industri baterai yang memiliki teknologi maju; 8. Mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan sistem (konten) elektronika dan telematika untuk keperluan komersial dan pertahanan; 9. Pengembangan industri radar dan satelit, termasuk stasiun relay; 10. Fasilitasi pendirian pabrik komponen mikro-nano elektronika (tidak termasuk foundry); 11. Pengembangan kawasan industri dan/atau sentra khusus (techno-park) mikroelektronika dan telematika yang diisi oleh industri ICT; 12. Peningkatan kemampuan dan peran IKM penghasil komponen untuk industri elektronika melalui pengembangan sentra khusus dengan UPT yang dilengkapi alat ukur dan alat uji mekanis dan kelistrikan yang presisi; 13. Fasilitasi untuk penguasaan teknologi dan produksi melalui akuisisi industri alat uji dan pengukuran maju; 14. Pemetaan dan pengembangan potensi rare earth material yg berpotensi utk dikembangkan mjd material nano-bio ICT. 15. Pengembangan industri pemesinan mikro. 1. Pengembangan kebijakan pemetaan kebutuhan dan penggunaan sumber energi dari migas dan batubara (energy balance);
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 34
listrik, Baterai, Solar cell.
2. Pemetaan proses dan teknologi industri yang lahap energi untuk implementasi manajemen energi dan penyusunan kebijakan industri yang hemat energi; 3. Pengembangan roadmap secara komprehensif melalui analisis keekonomian sumber energi terbarukan serta penyusunan jadwal konversi energi secara terencana dalam jangka panjang; 4. Pengembangan kebijakan energi terbarukan termasuk insentif, penyediaan infrastruktur dan pelestarian/keseimbangan sumber; 5. Penelitian dan pengembangan potensi rare earth elements (REE) sebagai bahan paduan dan bahan baku nuklir; 6. Fasilitasi pendirian pabrik/ pusat pengolahan bahan baku pembuat magnet; 7. Fasilitasi pendirian pabrik yang mengolah material menjadi komponen pembangkit listrik tenaga surya; 8. Fasilitasi alih teknologi industri sel surya melalui pendirian atau akuisisi; 9. Falisitasi Penelitian dan pengembangan produk solar cell untuk implementasi di industri dan masyarakat; 10. Pengembangan kebijakan pemanfaatan listrik perumahan dari solar cell untuk menambah kapasitas daya listrik nasional; 11. Fasilitasi pendirian pabrik/pusat pengolahan lanjut REE produk bahan baku nuklir sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau bahan penolong beradiasi di industri; 12. Pengembangan rancang bangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir efisien dgn tingkat keselamatan yg tinggi; 13. Pengembangan riset manajemen energi dan pengembangan metoda atau komponen utk penghematan energi; 14. Pengembangan riset kabel konduktor khusus dan logam magnet berdaya tinggi untuk menghasilkan motor/generator listrik yang efisien; 15. Pengembangan dan penguasaan teknologi design dan engineering untuk pembangkit listrik yang efisien termasuk penguasaan HKI dan penjaminan resiko teknologi; 16. Penguasaan teknologi dan produksi melalui akuisisi industri alat uji dan pengukuran yang sudah maju; 17. Pengembangan teknologi produksi hidrogen dan fuel cell untuk penggerak mula di produk alat transportasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 35
7.
INDUSTRI BARANG MODAL, KOMPONEN, BAHAN PENOLONG DAN JASA INDUSTRI a. Industri Mesin dan Perlengkapan: Mesin CNC, Industrial tools, Otomasi proses produksi untuk elektronika dan pengolahan pangan b. Industri Komponen: Packaging (basis karton dan plastik), Pengolahan karet dan barang dari karet : Ban pnumatic, Ban luar dan ban dalam dll, Ban vulkanisir ukuran besar (Giant vulcanised tyre) (untuk pesawat dan offroad), Barang karet untuk keperluan industri dan komponen otomotif, Zat Additive, Zat pewarna tekstil (Dye stuff), plastik dan karet (pigmen), Bahan kimia anorganik. c. Industri Bahan Penolong: Katalis, Solvent
d. Jasa Industri: Perancangan pabrik, Jasa proses industri, Pemeliharaan mesin/ peralatan industri.
Industri Mesin dan Perlengkapan 1. Kajian menyeluruh (integrated supply chain mulai dari bahan baku sampai penguasaan teknologi) terhadap industri pemesinan sebagai industri yang berperan vital dan menjadi tulang punggung pembangunan industri pada banyak sektor; 2. Penguatan sub sektor industri pembuat mesin, komponen pendukung dan bahan baku (baja, dan paduan) bagi industri pemesinan melalui revitalisasi mesin dan peralatan presisi, termasuk pada sentra IKM logam secara terintegrasi; 3. Pengembangan kap asitas industri pemesinan melalui upaya efisiensi produksi termasuk penghematan penggunaan energi; 4. Penyediaan bahan baja dan non baja serta paduannya yang memenuhi kebutuhan spesifik bagi industri pemesinan; 5. Pengembangan dan penyediaan bahan pendukung (komposit dan keramik) dengan spesifikasi yang sesuai bagi industri tools; 6. Penyediaan dan peningkatan kemampuan SDM dengan kompetensi pada design engineering, proses presisi, pengukuran presisi, dan mekatronika/robotika; 7. Peningkatan peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam rantai pasok komponen industri pemesinan melalui pengembangan sentra industri pembuatan tools dan komponen presisi yang dilengkapi dengan UPT proses dan pengukuran presisi; 8. Pengembangan komponen logam & bukan logam terstandar untuk efisiensi industri pemesinan dan industri lainnya; 9. Pengembangan sistem untuk status legal kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan pinjaman dan/atau pemberian leasing; Industri Komponen dan Bahan Penolong 1. Memfasilitasi R&D untuk pembuatan produk plastik & karet engineering, katalis, zat aditif, pewarna tekstil (dyes) dan pewarna plastik dan karet (pigment), serta bahan kimia anorganik. 2. Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan antara balai, perguruan tinggi, dan industri untuk pengembangan produk plastik & karet engineering, katalis, zat aditif dan pewarna (dyes & pigment), serta bahan kimia anorganik.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 36
8.
INDUSTRI HULU AGRO a. Industri Oleofood: Olein, stearin, gliserol, Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), coco butter substitute, margarin, shortening, other specialty fats. b. Industri Oleokimia: Asam lemak nabati, fatty alcohols fatty amine, methyl ester sulfonat (biosurfactant), biolubricant (rolling oils), gliserin yang berbasis kimia (glycerine based chemicals), Minyak atsiri, Isopropil palmitat (IPP), dan Isopropil Miristat (IPM), Asam stearat (stearic acid) c. Industri Kemurgi: Biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/ FAME), Bioavtur (Bio jet fuel). d. Industri Pakan: Ransum dan suplemen pakan ternak dan quaculture. e. Industri Barang dari Kayu: Komponen berbasis kayu (wood working, laminated & finger joint). f. Industri Pulp dan Kertas: Long fiber, Dissolving pulp.
9.
INDUSTRI LOGAM DASAR DAN BAHAN GALIAN BUKAN LOGAM a. Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja Dasar: Iron ore pellet, Lumps, Fines, Sponge iron, Pig iron dan besi cor, Nickel Pig Iron, Ferronickel, Paduan besi (ferro alloy), Baja untuk keperluan khusus (special steel).
3. Memfasilitasi pengembangan dan pendirian industri Packaging (berbasis karton dan plastik), plastik & karet engineering, zat aditif, dye stuff, pigment, katalis dan solvent, serta bahan kimia anorganik. 4. Memfasilitasi pengembangan dan pendirian industri bahan kimia anorganik (asam sulfat, asam fospat, copper sulfat, Kalium hidroksida, sodium bisulfit, grade chemical alumina, zinc oksida, zinc khlorida, kalsium karbonat, natrium karbonat, natrium khlorida) 5. Menyiapkan SDM lokal yang berkompeten di bidang industri komponen dan bahan penolong 1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait didukung oleh infrastruktur yang memadai. 2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri hulu agro melalui diklat industri. 3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri hulu agro melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi 4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi bidang pengolahan kayu, rotan dan furniture, perlindungan HKI. 5. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP, GMP, sertifikasi SNI dan industri hijau dan peningkatan kapasitas laboratorium uji mutu 6. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi produk. 7. Memfasilitasi penerapan harga keekonomian produk bioenergi. 8. Memberikan insentif khusus untuk industri bioenergi 9. Promosi dan perluasan pasar produk industri hulu agro berwawasan lingkungan di dalam dan luar negeri. 10. Meningkatkan kapasitas produksi pengolahan Palm Oil Mill Effluent (POME) terintegrasi dgn Pabrik Kelapa Sawit utk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan mendorong penerapan industri hijau pd industri pulp dan kertas. 1. Memfasilitasi pembangunan pabrik iron ore pellet 2. Meningkatkan kapasitas produksi (termasuk pembuatan pabrik baru) kapur bakar dan cooking coal serta briket semi kokas 3. Meningkatkan jumlah atau kapasitas blast furnace 4. Meningkatkan kapasitas produksi bijih/pasir besi dalam negeri sebagai bahan baku direct reduction furnace dan blast furnace
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 37
b. Industri pengolahan dan emurnian logam dasar bukan besi: Alumina SGA dan Alumina CGA , Alumunium, Alumunium alloy, billet dan slab, Nickel matte, Tembaga katoda, Copper/Brass Sheet, Nickel Hydroxide, Fe Ni Sponge, Luppen Fe Ni, Nugget Fe Ni. c. Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan nuklir: logam mulia, konsentrat, logam tanah jarang. d. Industri bahan galian nonlogam: 1. Semen, Keramik, Kaca/gelas, Kaca/gelas Pharmaceutical Grade, Refractory, Zirkonia, zirkon silikat, bahan kimia zirkon, Zirkon Opacifier
10
INDUSTRI KIMIA DASAR BERBASIS MIGAS DAN BATUBARA
5. Revitalisasi industri baja untuk efisiensi konsumsi energi dan ramah lingkungan 6. Memfasilitasi pembangunan smelter pengolahan bauksit menjadi alumina 7. Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel menjadi nikel pig iron, ferronikel atau nikel matte, 8. Memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi smelter tembaga dan smelter aluminium. 9. Memfasilitasi pembangunan smelter tembaga tambahan dari yang sudah ada 10. Meningkatkan kapasitas produksi semen atau mendirikan pabrik baru dengan memanfaatkan terak tembaga yang dihasilkan smelter tembaga 11. Meningkatkan kapasitas produksi industri steel making (slab, billet, HRC, CRC, besi beton, wire rod) 12. Peningkatan kapasitas produksi Pengecoran (casting), Ekstrusi (extrusion), Penempaan (forging), Penarikan (wire drawing), Penggilingan (rolling) besi dan paduannya serta bukan besi dan paduannya 13. Memfasilitasi pembangunan industri baja untuk keperluan khusus (special steel) termasuk baja paduan untuk industri permesinan, otomotif dan alat berat 14. Memfasilitasi pembangunan pabrik besi/baja dan bukan besi/baja untuk mendukung agroindustri 15. Memfasilitasi pembangunan pabrik besi/baja dan bukan besi/baja untuk mendukung industri petrokimia 16. Meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI wajib, serta penguatan infrastruktur standardisasi. 17. Penerapan industri hijau 18. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri 19. Penguatan balai melalui kerjasama penelitian tentang paduan logam bernilai tambah tinggi 20. Memfasilitasi pembangunan pabrik konsentrasi logam tanah jarang 21. Memfasilitasi pembangunan pabrik penghasil logam mulia dari lumpur anoda maupun bahan baku lainnya 22. Fasilitasi penyediaan lahan dan konsesi penambangan untuk investasi baru, khususnya di luar Pulau Jawa. 23. Menjamin pasokan batubara dan mendorong produsen semen untuk melakukan efisiensi dan diversifikasi energi. 24. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten. 25. Menyusun SKKNI bidang industri logam dan semen 1. Memfasilitasi pendirian pabrik petrokimia hulu dengan bahan baku gas di Teluk Bintuni, bahan baku CBM di SumSel dan KalSel, bahan baku shale gas di SumUt, dan b ahan baku batubara di KalTim dan Sumatera Selatan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 38
a. Industri Petrokimia Hulu: Etilena, Propilena, Butadiene, P-xylena, etanol, Ammonia. b. Industri Kimia organik: Carbon black, Asam Tereftalat, Asam Asetat, Akrilonitril, Bis Fenol A. c. Industri Pupuk: Pupuk tunggal (basis nitrogen), pupuk majemuk. d. Industri Resin Sintetik dan Bahan Plastik: Low-density polyethylene (LDPE), High-density polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Nilon, Polyethylene terephthalate (PET), Akrilik, Polyvinyl Chloride (PVC) e. Industri Karet Alam dan Sintetik: Butadiene Rubber (BR), Styrene Butadiene Rubber (SBR), Engineering natural rubber compound f. Industri Barang Kimia lainnya: Propela
2. Pengembangan produk aromatik di Tuban dan Cilacap 3. Mendorong produsen petrokimia hulu untuk melakukan efisiensi dan diversifikasi energi. 4. Melalukan revitalisasi industri petrokimia eksisting yang mengalami permasalahan pasokan bahan baku dan/atau administrasi. 5. Memfasilitasi calon investor dalam mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pendirian pabrik petrokimia hulu (penyediaan lahan, jaminan bahan baku, perizinan, infrastruktur, Amdal, dll) 6. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten. 7. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri petrokimia melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi 8. Fasilitasi kerjasama teknologi untuk pengembangan bahan baku alternatif industri petrokimia (teknologi gasifikasi batubara, methanol to olefin) 9. Optimalisasi penggunaan kondensat untuk bahan baku industri petrokimia nasional 10. Mendorong hilirisasi industri petrokimia hulu melalui kerjasama dengan industri petrokimia antara dan hilir dalam rangka penguatan dan pendalaman struktur industri petrokimia. 11. Memfasilitasi pendirian pabrik industri kimia organik 12. Memfasilitasi ketersediaan bahan baku dan pasar bagi pendirian pabrik industri kimia organik melalui kerjasama hulu-hilir. 13. Mendorong adanya revitalisasi pabrik pupuk urea untuk menurunkan konsumsi gas bumi sebagai bahan baku. 14. Mendorong pengembangan industri intermediate untuk bahan baku industri pupuk (Asam Phosphate) 15. Fasilitasi kerjasama teknologi untuk pengembangan bahan baku alternatif industri pupuk (teknologi gasifikasi batubara) 16. Memfasilitasi pendirian industri resin sintetik dan bahan plastik 17. Memfasilitasi terbukanya pasar industri resin sintetik dan bahan plastik melalui kerjasama hulu-hilir (petrokimia hulu dan industri barang plastik) 18. Memfasilitasi pendirian pabrik industri BR, SBR, IR, ABS, dan EPDM di Cilegon, Banten. 19. Memfasilitasi terbukanya pasar industri Karet Sintetik melalui kerjasama hulu-hilir
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 39
20. Memfasilitasi pembangunan industri propelan kapasitas 800 ton/tahun di Energetic Material Centre, Subang, Jawa Barat. 21. Memastikan terjadinya transfer teknologi dan adanya jaminan kesinambungan suplai bahan baku industri propelan 22. Mendorong pemakaian teknologi dan produk dalam negeri dalam pembangunan dan pengembangan industri propelan
B.
Perwilayahan Industri Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan
bahwa pembangunan industri dilakukan dengan pendekatan sektoral yang terencana dan pendekatan spasial yang terintegrasi. Pendekatan sektoral yang terencana dilaksanakan melalui rencana pembangunan industri nasional, sedangkan
pendekatan
spasial
dilaksanakan
melalui
pengembangan
perwilayahan industri. Cakupan pelaksanaan pengembangan perwilayahan industri adalah Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM). Perwilayahan Industri dilakukan melalui percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia. Percepatan penyebaran industri dapat dilakukan dengan pembangunan industri di luar Jawa, atau melakukan relokasi industri eksisting di Jawa ke luar Jawa. Sedangkan, pemerataan pembangunan industri dapat diperoleh melalui penyebaran industri yang berdampak pada peningkatan PDRB sektor industri dan penyerapan tenaga kerja secara berimbang antara Jawa dan luar Jawa, termasuk pada daerah tertinggal. Upaya pemerataan ini erat kaitannya dengan pembangunan pusatpusat pertumbuhan industri yang akan menjadi penggerak utama (prime mover) yang akan membawa kemajuan atau peningkatan bagi daerah sekitarnya. Untuk itu perlu dilakukan : 1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) Program pengembangan WPPI tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1) Penetapan WPPI sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN); Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 40
2) Survey dan pemetaan potensi pengembangan sumber daya industri dalam WPPI; 3) Koordinasi antar Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang daerahnya masuk dalam WPPI dengan Kementerian/Lembaga terkait dalam
penyusunan
Rencana
Pembangunan
Industri
Provinsi/
Kabupaten/Kota; 4) Penyusunan Master Plan pengembangan WPPI; 5) Penyusunan Rencana Aksi pengembangan WPPI; 6) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana pembangunan infrastruktur untuk mendukung WPPI; 7)
Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyelesaian aspekaspek yang terkait pertanahan;
8)
Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana penyediaan energi untuk mendukung WPPI;
9)
Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana penyediaan SDM dan teknologi untuk mendukung WPPI;
10) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyediaan bahan baku industri; 11) Koordinasi antar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan kelembagaan; 12) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam perumusan pemberian insentif fiskal dalam mendukung WPPI; 13) Pembangunan infrastruktur untuk mendukung WPPI (jalan, kereta api, pelabuhan, bandara); 14) Pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung WPPI; 15) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan SDM; 16) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan riset dan teknologi 17) Penguatan kerjasama antar WPPI; 18) Promosi investasi industri untuk masuk dalam WPPI; 19) Pemberian insentif bagi investasi bidang industri yang masuk dalam WPPI, terutama di luar Pulau Jawa; 20) Penguatan konektivitas antar WPPI. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 41
2. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri Program pengembangan kawasan peruntukan industri tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1) Koordinasi
antar
Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan
kementerian/lembaga terkait untuk penetapan kawasan peruntukan industri dalam RTRW Kabupaten /Kota; 2) Melakukan review terhadap pengembangan KPI; 3) Pembangunan infrastruktur, penyediaan energi, sarana dan prasarana dalam mendukung pengembangan kawasan peruntukan industri. 3. Pembangunan Kawasan Industri Program pembangunan kawasan industri tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1) SDM dan teknologi untuk mendukung kawasan industri 2) Pembangunan kawasan industri 3) Pengoperasian bank tanah (Land Bank) untuk pembangunan kawasan industri 4) Pembangunan infrastruktur untuk mendukung kawasan industri (jalan, kereta api, pelabuhan, bandara) 5) Pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung kawasan industri 6) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan SDM 7) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan Riset, Teknologi dan Inovasi (RISTEKIN) 8) Revitalisasi kawasan industri yang sudah beroperasi, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa 9) Pembentukan kelembagaan pengelolaan kawasan industri (Pemerintah melakukan investasi langsung) 4. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah Program pengembangan sentra IKM tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1) Survey dan pemetaan potensi pembangunan sentra IKM; 2) Penyusunan rencana pembangunan sentra IKM; Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 42
3) Pembentukan kelembagaan sentra IKM oleh pemerintah kabupaten/kota; 4) Pengadaan tanah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk pembangunan sentra IKM; 5) Pembangunan infrastrastruktur untuk mendukung sentra IKM; 6) Pembangunan sentra IKM; 7) Pembinaan dan pengembangan sentra IKM. C.
Pembangunan Sumber Daya Industri Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk
melakukan pembangunan industri yang meliputi: (a) pembangunan sumber daya manusia; (b) pemanfaatan sumber daya alam; (c) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Industri; (d) pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi; dan (e) penyediaan sumber pembiayaan. D.
Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya
saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang memadai meliputi:
(a) Standardisasi Industri, Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standardisasi industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan produk industri hijau serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Pengembangan Standardisasi industri meliputi perencanaan, pembinaan, pengembangan dan Pengawasan untuk Standar Nasional Indonesia (SNI), Spesifikasi Teknis (ST) dan Pedoman Tata Cara (PTC). Pengembangan standardisasi industri yang akan dilakukan meliputi: 1) Pengembangan standardisasi industri dalam rangka peningkatan kemampuan daya saing industri melalui: Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 43
a. Perumusan standar; b. Penerapan standar; c. Pengembangan standar; d. Pemberlakuan standar; e. Pemberian fasilitas bagi perusahaan Industri kecil dan Industri menengah baik fiskal maupun non fiskal. 2) Pengembangan infrastruktur untuk menjamin kesesuaian mutu produk industri dengan kebutuhan dan permintaan pasar meliputi : a. Pengembangan Lembaga Penilai Kesesuaian; b. Pengembangan pengawasan standar; c. Penyediaan dan pengembangan laboratorium pengujian standar Industri di wilayah pusat pertumbuhan Industri; d. Peningkatan kompetensi komite teknis, auditor/asesor, petugas penguji, petugas inspeksi, petugas kalibrasi, PPSI dan PPNS-I; e. Peningkatan kerjasama antarnegara dalam rangka saling pengakuan terhadap hasil pengujian laboratorium dan sertifikasi produk.
(b) Infrastruktur Industri (kawasan industri) Pembangunan
infrastruktur
industri
dimaksudkan
untuk
menjamin
tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri yang efisien dan efektif. Infrastruktur yang diperlukan oleh industri, baik yang berada di dalam dan/atau di luar Kawasan Peruntukan Industri, meliputi energi dan lahan kawasan industri.
(c) Sistem Informasi Industri. Pembangunan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) bertujuan untuk: 1) Menjamin ketersediaan, kualitas, kerahasiaan dan akses terhadap data dan/atau informasi; 2) Mempercepat pemrosesan,
pengumpulan, analisis,
penyampaian/pengadaan,
penyimpanan,
dan
penyajian,
pengolahan/ termasuk
penyebarluasan data dan/atau informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 44
3) Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas, inovasi, dan pelayanan publik, dalam mendukung pembangunan Industri nasional. Sasaran penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional meliputi: 1) Terlaksananya penyampaian data industri dan data kawasan industri secara online. 2) Tersedianya data perkembangan dan peluang
pasar,
serta data
dengan
kebutuhan
perkembangan teknologi industri. 3) Tersedianya
sistem
informasi
yang
sesuai
stakeholders. 4) Tersedianya infrastruktur teknologi informasi dan tata kelola yang handal. 5) Terkoneksinya Sistem Informasi Industri Nasional dengan sistem informasi yang
dikembangkan
nonkementerian,
oleh
pemerintah
kementerian daerah
atau
provinsi,
lembaga
pemerintah
pemerintah
daerah
kabupaten/kota, dan asosiasi serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dan Kamar dan Industri Daerah (KADINDA) dalam rangka pertukaran data. 6) Tersedianya model sistem industri sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan nasional. 7) Tersosialisasikannya Sistem Informasi Industri Nasional kepada seluruh stakeholders. 8) Terpublikasikannya laporan hasil analisis data industri secara berkala. Pembangunan penyusunan
SIINAS
dilakukan
secara
bertahap,
dimulai
dari
rencana induk, penyiapan infrastruktur teknologi informasi,
standardisasi format data, pengembangan sistem informasi, sosialisasi kepada seluruh stakeholders, serta kerjasama interkoneksi dengan sistem informasi yang dikembangkan oleh instansi eksternal. E.
Pembangunan Industri Hijau Pembangunan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan Industri yang
berkelanjutan dalam rangka efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 45
memberikan manfaat bagi masyarakat. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya
secara
berkelanjutan
sehingga
mampu
menyelaraskan
pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Lingkup pembangunan industri hijau meliputi standarisasi industri hijau dan pemberian fasilitas untuk industri hijau. F.
Pengembangan IKM Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan industri nasional, upaya
pengembangan IKM perlu terus dilakukan melalui strategi pembangunan berikut: 1) Pemanfaatan potensi bahan baku Indonesia memiliki sumber bahan baku nasional yang sangat potensial, namun secara alamiah berada pada lokasi yang tersebar. Pemanfaatan sumber daya tersebut akan efisien jika dilakukan pada skala ekonomi tertentu (umumnya skala menengah dan besar) yang seringkali memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Seiring dengan pembangunan sarana dan prasarana yang diperlukan, sesuai dengan skala operasinya, IKM dapat berperan signifikan sebagai pionir dengan melakukan pengolahan yang memberikan nilai tambah pada bahan baku tersebut. 2) Penyerapan tenaga kerja Dibalik keterbatasan IKM dalam permodalan, IKM memiliki potensi penyerapan tenaga kerja pada industri padat karya. Melalui dukungan sederhana pada sentra IKM, penyiapan operasi IKM baru dan pengembagan IKM yang ada dapat dilakukan relatif lebih mudah dibanding industri besar sehingga berpotensi membuka lapangan kerja yang lebih luas dalam waktu yang relatif singkat. Namun, upaya ini perlu diikuti dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja IKM secara langsung melalui berlatih sambil bekerja (on the job training), baik dalam aspek manajerial maupun aspek teknis, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan daya saing IKM. 3) Pemanfaatan teknologi, inovasi dan kreativitas Teknologi dikembangkan dalam berbagai tingkatan, dari yang sederhana sampai yang canggih. Berbagai teknologi sederhana, terbukti mampu Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 46
memberikan manfaat yang besar pada aplikasi di industri yang memiliki sumber daya (bahan baku, pemodalan, dan tenaga kerja) yang terbatas namun memiliki tingkat inovasi dan kreativitas yang tinggi. Pemanfaatan teknologi yang disertasi inovasi dan kreativitas sesuai dengan karakteristik IKM yang memiliki tingkat
fleksibilitas
yang
tinggi.
Dengan
cara
tersebut,
IKM
mampu
menghasillkan produk dengan biaya yang relatif rendah namun dengan kualitas yang memadai sehingga dapat memperluas pasarnya. 4) Program Pengembangan IKM Program yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran tersebut diatas meliputi: 1.
Pemberian insentif kepada industri besar yang melibatkan IKM dalam rantai nilai industrinya
2.
Meningkatkan akses IKM terhadap pembiayaan, termasuk fasilitasi pembentukan Pembiayaan Bersama (Modal Ventura) IKM.
3.
Mendorong tumbuhnya kekuatan bersama sehingga terbentuk kekuatan kolektif
untuk
menciptakan
skala
ekonomis
melalui
standardisasi,
procurement dan pemasaran bersama. 4. Perlindungan dan fasilitasi terhadap inovasi baru dengan mempermudah pengurusan hak kekayaan intelektual bagi kreasi baru yang diciptakan IKM. 5.
Diseminasi informasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar domestik dan ekspor.
6.
Menghilangkan bias kebijakan yang menghambat dan mengurangi daya saing industri kecil.
7.
Peningkatan kemampuan kelembagaan Sentra IKM dan Sentra Industri Kreatif, serta UPT, TPL, dan Konsultan IKM;
8.
Kerjasama kelembagaan dengan lembaga pendidikan, dan lembaga penelitian dan pengembangan;
9.
Kerjasama kelembagaan dengan Kamar Dagang dan Industri dan/atau asosiasi industri, serta asosiasi profesi.
10. Pemberian fasilitas bagi IKM yang mencakup:
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 47
a. Peningkatan
kompetensi
sumber
daya
manusia
dan
sertifikasi
kompetensi; b. Bantuan dan bimbingan teknis; c. Bantuan bahan baku dan bahan penolong, serta mesin atau peralatan; d. Pengembangan produk; e. Bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk mewujudkan Industri Hijau; f. Bantuan informasi pasar, promosi, dan pemasaran; g. Penyediaan Kawasan Industri untuk IKM yang berpotensi mencemari lingkungan; dan/atau h. Pengembangan dan penguatan keterkaitan dan hubungan kemitraan.
3.3.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI Arah kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu:
1. Peningkatan kemampuan penguasaan penerapan teknologi maju; 2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI; 3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri; 4. Peningkatan pengembangan kebijaka regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup industri; 5. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif; 6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau; 7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan Undangundang Perindustrian, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 48
Gambar 4. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan Undang-undang Perindustrian Program layanan teknologi BPPI yang ditetapkan sebagai upaya melaksanakan pembangunan industri nasional yaitu pengembangan teknologi dan kebijakan industri melalui program : 1. Peningkatan Kapasitas Layanan dan Revitalisasi Peralatan Laboratorium; 2. Peningkatan Kualitas dan Jumlah SDM. Secara ringkas Program layanan BPPI secara jelas dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Program layanan BPPI Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 49
Sasaran Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) : Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: a). Meningkatnya investasi di sektor industri
Sasaran Strategis 2:
Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: a)
Peningkatan penguasaan teknologi industri;
b)
Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsipprinsip industri hijau;
c)
Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
Sasaran Strategis 3:
Tersusunnya
arah
pembangunan
Industri,
dengan
indikator kinerja sasaran strategis yaitu: a) Sasaran Strategis 4:
Jumlah rencana pembangunan industri.
Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: a) Indeks kepuasan pelanggan.
Rencana strategis (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019
terkait Tujuan
Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah sebagaimana dijelaskan pada Tabel 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 50
Tabel 4.
Renstra BPPI Tahun 2015-2019
terkait Tujuan Pembangunan
Industri Jangka Panjang dan Menengah RENSTRA BPPI 2015 - 2019 TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
Menurut UU No 3/2014 tentang Perindustrian: 1. Mewujudkan Industri Nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional; 2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri; 3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau; 4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat; 5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; 6. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan 7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan. Membangun industri yang tangguh dan berdaya saing berbasis sumber daya industri dan mempercepat penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Indonesia
Strategi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu: 1. Mengembangkan jejaring dengan institusi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka melalui organisasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan dengan akademisi; 2. Mendorong
pengembangan
kerjasama
dengan
dunia
usaha
untuk
mengembangkan teknolgi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal; Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 51
3. Mengembangkan bank data yan lengkap dan mutakhir; 4. Meningkatkan kompetensi SDM BPPI sesuai perkembangan IPTEK industri; 5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK). Kegiatan-kegiatan
BPPI
pada
program
pengembangan
teknologi,
standardisasi dan industri hijau dilaksanakan melalui: 1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri. Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan
Harmonisasi kebijakan sektor industri.
2. Pengkajian dan pengembangan teknologi dan HKI. Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Pengembangan teknologi industri;
Penerapan teknologi di industri; dan
Penerapan HKI di Industri.
3. Pengembangan standardisasi industri Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Penurunan produk industri yang SNI, ST dan/ atau PTC diberlakukan secara wajib;
4. Pengembangan industri hijau Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Standar industri hijau;
Lembaga sertifikasi industri hijau; dan
Pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi.
5. Penyusunan dan evaluasi program pengembangan teknologi dan kebijakan industri Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tersusunnya perencanaan program dan anggaran;
Laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan;
Pengembangan SDM;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 52
Layanan manajemen dalam manajemen dalam mendukung pelaksanaan program pengembangan teknologi, standardisasi, dan industri hijau.
6. Penelitian, pengembangan teknologi dan perekayasaan industri Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri
7. Riset dan standardisasi industri Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri.
3.4.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH Arah kebijakan dan strategi Baristand Industri Banda Aceh tidak terlepas
dan saling terintegrasi dengan program Kementerian Perindustrian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam pembangunan industri nasional mengacu pada programprogram serta visi misi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dan BPPI sebagai lembaga induk dari Baristand Industri Banda Aceh. Dari penjabaran visi misi Kemenperin dan program BPPI maka peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya pembangunan industri nasional adalah dengan melaksanakan program/ kegiatan prioritas, yaitu: 1. Penelitian dan pengembangan teknologi industri; 2. Pelayanan jasa teknis industri (sertifikasi dan pelatihan); 3. Peningkatan standardisasi industri daerah (layanan pengujian); 4. Peningkatan budaya pengawasan; 5. Pengembangan SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan S3), dan pendidikan non gelar) 6. Peningkatan
sarana
dan
prasarana
(sarana
litbang,
SNI
wajib
dan
laboratorium) 7. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan Sistem informasi yang handal.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 53
Peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya peningkatan daya saing industri berdasarkan UU perindustrian yaitu: 1. Meningkatkan kajian, perekayasaan serta rancang bangun industri; 2. Meningkatkan litbang dan pemanfaatan teknologi; 3. Meningkatkan pemberdayaan industri dalam rangka industri hijau; 4. Meningkatkan pelayanan jasa teknis industri; 5. Meningkatkan layanan standardisasi dan sertifikasi industri; 6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasana terutama bidang kelitbangan dan pemberlakuan SNI Wajib; 7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik; A. Fokus Kajian Litbangayasa Teknologi Industri Dalam upaya mendukung pembangunan industri nasional
tahun 2015-
2019 maka Baristand Industri Banda Aceh menetapkan fokus kajian litbangyasa teknologi industri agar kegatan program penelitian dan pengembangan teknologi industri lebih terarah dan konsisten. Adapun fokus kajian litbangyasa teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh yaitu: minyak atsiri, rempah dan komoditi inti/ unggulan daerah. Potensi sumber daya alam yang menjadi proyeksi investasi 23 kabupaten/ kota di Provinsi Aceh secara umum adalah: 1.
Minyak atsiri dan rempah (Nilam, Sereh wangi, Pala, Cengkeh, Jahe, Kayumanis Lada, Kemiri, Jahe, Kunyit, Jarak, Gambir)
2.
Perkebunan (Kopi, Coklat, Kelapa, Kopi, Tembakau, Pinang, Kelapa sawit)
3.
Perikanan dan budidaya (ikan tangkap, Ikan laut, Bandeng, udang, teripang, kepiting lunak, lobster),
4.
Pertanian (Padi, Jagung, Cabe, Kentang, Tomat, Bawang Merah)
5.
Mineral dan Bahan Tambang (Batubara, Bijih Besi, Emas, Pasir zikron, Galena, Batu Gamping, Bentonit, Dolomit, Bahan galian golongan C)
6.
Minyak Bumi dan Gas alam,
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 54
Secara rinci peta potensi investasi terpilih di Provinsi Aceh sebagaimana terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta potensi investasi terpilih di Provinsi Aceh
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 55
B.
Pengembangan Litbangyasa Teknologi Industri Pengembangan,
penguasaan
dan
pemanfaatan
teknologi
industri
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri dan pasar global. Pengembangan litbangyasa teknologi industri yang dilakukan oleh Baristand Industri Banda Aceh dikelompokkan dalam 3 tahapan dengan 9 level teknometer sebagaimana terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengelompokkan pengembangan litbangyasa dan pemanfaatan teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh Sasaran pengembangan litbangyasa teknologi industri Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatnya hasil litbang yang siap diterapkan.
2.
Meningkatnya kerja sama riset.
3.
Meningkatnya hasil riset yang menyelesaikan masalah industri.
4.
Tersedianya desain atau prototype litbangyasa industri.
5.
Tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence).
6.
Pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang sejenis.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 56
Pengembangan,
penguasaan,
dan
pemanfaatan
teknologi
industri
dilakukan melalui: 1.
Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-balai industri dengan lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha dan untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif dan terintegrasi.
2.
Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang sejenis.
3.
Pemberian insentif kepada peneliti yang hasil litbang dan temuannya dimanfaatkan secara komersial di industri.
4.
Peningkatan transfer teknologi kepada IKM dan kalangan industri.
5.
Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain, paten dan merk dalam produk industri untuk meningkatkan nilai tambah.
6.
Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak layak untuk industri antara lain boros energi, beresiko pada keselamatan dan keamanan, serta berdampak negatif pada lingkungan.
7.
Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence) pada wilayah pusat pertumbuhan industri.
8.
Penyebarluasan hasil-hasil riset melalui kegiatan seminar, pameran, publikasi ilmiah, ujicoba ke industri atau yang sejenisnya.
C.
Jasa Pelayanan Teknis Industri (Layanan Standardisasi dan Sertifikasi)
1. Standardisasi Industri Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standardisasi industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan produk industri hijau serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Dalam hal standardisasi industri, Baristand Indutri Banda Aceh telah memiliki laboratorium penguji yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Layanan standardisasi/ pengujian bahan/produk industri meliputi Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 57
pengujian kimia, fisika dan mikrobiologi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tehadap standar mutu dan/atau untuk mengetahui komposisi suatu bahan/produk. Adapun jenis-jenis bahan/produk yang dapat diuji antara lain: 1. Produk Makanan dan Minuman (AMDK, air isi ulang, sirup, limun, aneka kripik,
nata de coco, minyak hewani dan minyak nabati) 2. Produk indutri kimia (pupuk padat, pupuk cair dan kompos) 3. Produk hasil pertanian (kopi, teh, kopra, VCO, minyak nilam, minyak pala dll) 4. Mineral hasil tambang dan batu-batuan 5. Produk indutri aneka (arang aktif, briket, batu bara, dll)
Pengembangan Standardisasi industri yang dilakukan oleh Baristand Industri Banda Aceh meliputi perencanaan, pembinaan, pengembangan dan Pengawasan terhadap layanan laboratorium penguji guna meningkatkan kualitas jasa pelayanan teknis industri. Sasaran pengembangan standardisasi tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1.
Penambahan ruang lingkup parameter akreditasi.
2.
Meningkatnya petugas penguji, petugas sampling dan petugas kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
3.
Peningkatan kompetensi layanan pengujian.
4.
Peningkatan sarana dan prasarana bidang standardisasi industri.
5.
Pelaksanaan kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
6.
Pelaksanaan kegiatan surveilence lembaga penguji. Pengembangan standardisasi industri yang akan dilakukan meliputi:
1.
Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu laboratorium penguji Baristand Industri Banda Aceh (LABBA).
2.
Penerapan,
pengembangan
dan
pemberlakuan
sistem
manajemen
laboratorium. 3.
Peningkatan kompetensi petugas penguji, petugas sampling dan petugas kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
4.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi lain) dalam rangka saling pengakuan terhadap hasil pengujian laboratorium dan sertifikasi produk.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 58
5.
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang standardisasi industri.
6.
Ikut serta dalam kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
7.
Ikut serta dalam kegiatan surveilence lembaga penguji.
2. Sertifikasi Industri Sertifikasi industri bertujuan untuk meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan inovasi teknologi; meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; serta meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan/ atau jasa di dalam negeri dan luar negeri. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tujuan sertifikasi industri adalah untuk menjamin keamanan, kesehatan, mutu produk, melindungi konsumen serta kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan meningkatkan pengakuan industri baik secara nasional maupun internasional. Sasaran pengembangan sertifikasi industri tahun 2015 – 2019 adalah : 1.
Penambahan ruang lingkup akreditasi.
2.
Peningkatan kompetensi layanan sertifikasi.
3.
Peningkatan kompetensi SDM bidang sertifikasi (asesor, tenaga ahli, petugas pengambil contoh (PPC)).
4.
Peningkatan penerapan SNI secara wajib.
5.
Ketersediaan standar, kesiapan produsen, kesiapan LPK, regulasi teknis
6.
Koordinasi antar instansi terkait dan mekanisme pengawasan SNI
7.
Peningkatan kapasitas industri
8.
Perlindungan konsumen
9.
Membantu regulator dalam kegiatan pengawasan produk yang beredar
10. Peningkatan akses pasar dan daya saing produk terhadap ketidaksesuaian integritas tanda SNI.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 59
Dengan meningkatkan kinerja
sertifikasi
produk
dapat
melindungi
kepentingan publik dan lingkungan; produk bertanda SNI dapat menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan penggunanya; produk bertanda SNI tidak mengganggu fungsi dan tidak mencemari lingkungan; dan apabila SNI diberlakukan wajib, tidak ada produk yang tidak memenuhi persyaratan SNI yang beredar di wilayah RI. Pengembangan sertifikasi industri yang akan dilakukan meliputi: 1.
Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu LSPro sesuai persyaratan yang berlaku.
2.
Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem manajemen mutu.
3.
Peningkatan kompetensi petugas audit, petugas sampling dan petugas kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
4.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi lain) dalam rangka sertifikasi produk.
5.
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang sertifikasi industri.
6.
Ikut serta dalam kegiatan surveilance.
D. Budaya Pengawasan Budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri
bertujuan
untuk
menjamin
terlaksananya
penelitian/
riset
dan
standardisasi yang berkualitas. Kegiatan pengawasan yang dilakukan berupa kegiatan monitoring dan evaluasi mulai dari perencanaan riset, pelaksanaan kegiatan, pelaporan litbang, publikasi ilmiah serta aplikasi hasil-hasil riset. E. Pengembangan SDM (Pendidikan dan Pelatihan) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan visi pembangunan industri nasional tersebut, Baristand Industri Banda Aceh secara in/ternal harus didukung oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional dan kompeten, baik dari segi kuantitas dan kualitas. Manajemen pengembangan SDM meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 60
kompetensi, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Baristand Industri Banda Aceh, masih terdapat beberapa kendala antara lain: a.
Kurangnya jumlah SDM karena banyaknya pegawai yang menjelang usia pensiun (usia > 51 tahun) serta meningkatnya beban kerja organisasi.
b.
Belum tersedianya standar kompetensi SDM Aparatur yang baku untuk setiap jabatan, baik jabatan pimpinan, administrasi, pengawas, pelaksana, dan fungsional.
c.
Belum tersedianya analisis kebutuhan diklat SDM Aparatur sesuai dengan jabatan yang tersedia akibat belum tersedianya standar kompetensi jabatan itu sendiri.
d.
Belum sempurnanya penilaian kinerja individu, sehingga sulit mengukur target kinerja pegawai.
e.
Belum sempurnanya sistem informasi kepegawaian, sehingga pimpinan masih mengalami kesulitan memperoleh data yang akurat. Untuk
menyelesaikan
permasalahan
tersebut,
maka
sasaran
pengembangan SDM tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: 1.
Penambahan pegawai baru,
2.
Penyusunan analisis dan evaluasi jabatan,
3.
Penyusunan standar kompetensi jabatan,
4.
Penyempurnaan sasaran kinerja pegawai,
5.
Pengembangan sistem informasi kepegawaian
6.
Penyusunan analisis kebutuhan diklat. Program pengembangan kompetensi SDM yang akan dilakukan Baristand
Industri Banda Aceh yaitu melalui : 1.
Usulan penambahan pegawai baru.
2.
Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan.
3.
Izin belajar untuk melanjutkan pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S1, S2 dan S3).
4.
Penyusunan data analisis jabatan dan evaluasi jabatan.
5.
Penyusunan standar kompetensi jabatan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 61
6.
Perumusan sasaran kinerja pegawai.
7.
Keikutsertaan pada program pendidikan dan pelatihan teknis dibidangnya (baik di lingkungan internal maupun eksternal).
8.
Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM.
F.
Peningkatan Sarana dan Prasarana (sarana litbang, SNI wajib dan laboratorium) Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya
saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang memadai meliputi sarana dan prasarana bidang standardisasi industri, sertifikasi industri, infrastruktur industri (kawasan industri) dan sistem informasi industri. Sasaran peningkatan sarana dan prasarana tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1.
Sarana dan prasarana litbang/ riset.
2.
Sarana dan prasarana laboratorium.
3.
Sarana dan prasarana mendukung penerapan SNI Wajib.
4.
Sarana dan prasarana bidang standardisasi.
5.
Sarana dan prasarana bidang sertifikasi.
G. Pelayanan Publik dan Sistem Informasi Meningkatnya kualitas pelayanan publik
dan sistem informasi publik
diindikasikan melalui hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap setiap satuan kerja yang memberikan pelayanan publik. Sasaran pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun 2015-2019
adalah
hasil
penilaian
kepuasan
masyarakat
melalui
survey
memberikan pelayanan publik dengan indeks kepuasan skala 4. Program pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun 2015-2019 yang akan dilakukan Baristand Industri Banda Aceh adalah sebagai berikut: a)
Peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
b)
Peningkatan layanan informasi melalui website.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 62
c)
Peningkatan layanan melalui e-mail.
d)
Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan.
3.5.
KERANGKA KELEMBAGAAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015
tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas, dan fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka struktur organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/ PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri, struktur organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh terdiri dari 1 pejabat eselon III dan 5 pejabat eselon IV serta didukung oleh pejabat fungsional (Peneliti, Perekayasa, Litkayasa, dll). Dalam melaksanakan tupoksi, organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh dipimpin oleh satu orang Kepala Balai dan di bantu oleh 5 orang kepala seksi yaitu Seksi Teknologi Industri (TI), Seksi Program dan Pengembangan Kompetensi (PPK), Seksi Standardisasi dan Sertifikasi (SS), Seksi Pengembangan Jasa Teknik (PJT) satu orang kasubbag Tata Usaha (TU) serta dibantu kelompok jabatan fungsional. Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006, disajikan pada Gambar 9.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 63
Gambar 9. Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Pengembangan kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh yang direncanakan pada Tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 5. Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian dan Perekayasaan Teknologi Industri Tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 6. Rincian tahapan anggaran pengembangan kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh yang direncanakan pada Tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 7.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 64
Tabel 5. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 65
Tabel 6 . Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian dan Perekayasaan Teknologi Industri Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 66
Tabel 7. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Anggaran (Rp) No
Fokus Area
Th 2015
Th 2016
Th 2017
Th 2018
Th 2019
1.
Penelitian, kajian dan perekayasaan
560.000.000
659.155.000
659.155.000
1.580.219.189
1.659.230.151
2.
Pengujian
872.600.000
912.760.000
912.760.000
2.123.117.149
2.229.273.011
3.
Sertifikasi
69.355.000
118.190.000
118.190.000
274.914.781
288.660.521
4.
Pelatihan dan Bimbingan teknis
54.900.000
66.185.000
66.185.000
153.949.021
161.646.472
5.
Pengembangan SDM
80.900.000
80.900.000
80.900.000
188.176.714
197.585.550
6.
Promosi/ publikasi/ sosialisasi/ deseminasi
193.120.000
203.100.000
203.100.000
498.959.047
523.907.000
7.
Akreditasi/survailence/Reakreditasi
147.675.000
159.740.000
159.740.000
378.377.083
397.295.938
8.
Kerjasama Industri; Penguatan Infrastruktur litbang dan layanan jasa teknis; dan atau website/ SIL
24.020.000
-
971.308.185
1.019.873.596
9.
Perencanaan/ Penganggaran/Pelaporan/Monev
239.055.000
374.920.000
374.920.000
692.683.369
727.317.538
8.477.438.000
9.161.429.000
9.161.429.000
21.658.765.278
22.741.703.579
215.000.000
273.000.000
273.000.000
635.009.183
666.759.643
10.934.063.000
12.534.379.000
12.009.379.000
12.009.379.000
30.613.253.000
10. 11.
Layanan Perkantoran Sarana dan Prasarana (sarana litbang dan sarana terkait SNI Wajib dan laboratorium) TOTAL
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
-
Hal. 67
Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh meliputi belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Secara rinci proyeksi jumlah belanja Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Uraian Jenis Belanja
Proyeksi Belanja (Rp) 2015
2016
2017
2018
2019
Belanja Pegawai
8.477.438.000
9.161.429.000
19.689.786.684
21.658.765.278
22.741.703.579
Belanja Barang
2.241.625.000
2.302.918.000
6.237.913.239
6.861.704.539
7.204.789.778
215.000.000
545.032.000
577.281.077
635.009.183
666.759.643
29.155.479.000
30.613.253.000
Belanja Modal Jumlah
10.934.063.000
12.009.379.000
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
26.504.981.000
Hal. 68
Proyeksi anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 meliputi pendapatan dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Secara rinci proyeksi anggaran kantor Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 9. Sedangkan proyeksi target penerimaan PNBP kantor Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 9. Proyeksi Anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 Proyeksi Anggaran (Rp) Belanja
2015
Rupiah Murni (RM) Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jumlah
2016
2017
2018
2019
10.656.438.000
10.411.429.000
24.747.236.000
27.221.959.500
28.486.381.550
277.625.000
1.597.950.000
1.757.745.000
1.933.519.500
2.126.871.450
10.934.063.000
12.159.379.000
26.504.981.000
29.155.479.000
30.613.253.000
Tabel 10. Proyeksi Target Penerimaan PNBP Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 URAIAN target penerimaan PNBP (dtetapkan) % pertumbuhan
Proyeksi Target Penerimaan PNBP (Rp) 2016 2017 2018
2015
2019
1.250.000.000
1.655.392.000
1.750.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
8,7
32
6
14
50
% izin penggunaan PNBP adalah sebesar :96,53%
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 69
BAB IV PROGRAM KERJA, TARGET KINERJA DAN PENDANAAN 1.1. PROGRAM KERJA KEMENPERIN Adapun program Kementerian Perindustrian secara umum adalah sebagai berikut : 1.
Program pengembangan SDM dan dukungan manajemen Kemenperin;
2.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenperin;
3.
Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kemenperin;
4.
Program penumbuhan dan pengembangan industri logam, kimia, tekstil dan aneka;
5.
Program penumbuhan dan pengembangan industri berbasis agro;
6.
Program penumbuhan dan pengembangan industri alat transportasi, mesin, elektronika dan alat pertahanan;
7.
Program penumbuhan dan pengembangan IKM;
8.
Program penumbuhan dan pengembangan perwilayahan persebaran industri;
9.
Prorgram pengamanan industri dan kerjasama internasional;
10. Program pengembangan teknologi dan kebijakan industri. 1.2. PROGRAM KERJA BPPI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang merupakan organisasi induk dari Baristand Industri Banda Aceh
mempunyai tugas dan
wewenang dalam menjalankan salah satu dari sepuluh program Kementerian Perindustrian tersebut, yakni: program pengembangan teknologi dan kebijakan industri. Adapun program layanan teknologi yang menjadi prioritas program kerja BPPI untuk dikembangkan saat ini yaitu: 1.
Program
peningkatan
kapasitas
layanan
dan
revitalisasi
peralatan
laboratorium, meliputi: a) pemenuhan infrastruktur peralatan laboratorium litbang dan pengujian; b) pembangunan dan renovasi bangunan pendukung laboratorium, litbang dan pengujian;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 70
c)
alokasi
kebutuhan
anggaran
layanan
dan
revitalisasi
peralatan
laboratorium. 2.
Peningkatan kualitas dan jumlah SDM, meliputi: a) peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan; b) pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S2-S3); b) peningkatan kebutuhan SDM litbang dan pengujian; c) alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM.
1.3. PROGRAM KERJA BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH Secara garis besar program kerja yang akan dilaksanakan oleh Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2015 -2019, yaitu: 1.
Program litbang, perekayasaan, rancang bangun industri dan pemanfaatan teknologi;
2.
Peningkatan pelayanan jasa teknis industri (konsultasi teknis, bimbingan teknis dan pelatihan);
3.
Peningkatan layananan standardisasi industri (layanan pengujian);
4.
Peningkatan layanan sertifikasi industri;
5.
Peningkatan budaya pengawasan (monitoring dan evaluasi);
6.
Pengembangan kompetensi SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan S3), dan pendidikan non gelar)
7.
Peningkatan sarana dan prasarana (litbang, SNI wajib dan laboratorium)
8.
Peningkatan kualitas pelayanan publik;
9.
Peningkatan sarana dan prasana terutama bidang kelitbangan dan pengujian/ laboratorium penguji dalam rangka pemberlakuan SNI Wajib;
10. Peningkatan penyebaran hasil-hasil litbang industri (pameran, publikasi ilmiah, seminar nasional). Secara umum program kinerja dan pendanaan Baristand Industri Banda Aceh tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 10. Untuk lebih terarah maka dari matriks target kinerja akan diuraikan secara rinci menjadi program kegiatan per tahun sehingga Baristand Industri Banda Aceh lebih fokus dalam melaksanakan dan merealisasikan setiap program kegiatan yang telah dijadikan target kinerja program kegiatan setiap tahunnya. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 71
Tabel 10. Program kinerja dan Pendanaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 72
5.1. INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator keberhasilan program/ kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan oleh Baristand Industri Banda Aceh dapat dilihat melalui ouput, outcame dan pencapaian target yang ditetapkan selama periode 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 12.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 73
Tabel 12. Matriks Indikator Keberhasilan Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 - 2019 PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS Penelitian dan pengembangan teknologi industri
OUTPUT 1. Tersedianya hasil litbang dan rancang bangun yang siap diterapkan di industri
2.
Pelayanan Jasa Teknis Industri
Terwujudnya kerjasama litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri 3. Tersedianya karya ilmiah yang dipublikasikan Terwujudnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
OUTCOME Meningkatnya hasil litbang dan rancang bangun yang dimanfaatkan oleh industri
Meningkatnya litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri Meningkatnya karya ilmiah yang dipublikasikan Meningkatnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
2015
2016
2017
2018
2019
1. Jumlah hasil litbang dan rancang bangun yang dilaksanakan 2. Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan/ diterapkan 3. Jumlah hasil litbang yang dipatenkan Jumlah kerjasama litbang dengan lembaga litbang/ perguruan tinggi/ dunia industri
7
7
8
8
9
2
2
2
3
3
1
0
1
0
1
2
2
3
3
3
Jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan
2
2
3
3
3
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM teknis bidang industri 2. Jumlah sampel uji
30
45
45
60
75
2.250 2
2.750 2
3.000 3
3.500 3
4.000 4
150
160
175
180
200
2M
3M
3.
4. 5.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Target
INDIKATOR
Jumlah desain/ prototipe rancang bangun Jumlah perusahaan yang dilayani Nilai JPT (Rp)
Hal. 74
1,25 M 1,65 M 1,75 M
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan Standardisasi Industri Daerah
OUTPUT
Terwujudnya Standardisasi Industri Daerah
OUTCOME
2015
2016
2017
2018
2019
3
3
4
4
5
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat diklat
8
6
12
14
16
Jumlah pengadaan alat laboratorium
2
3
3
4
4
Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri Meningkatnya kualitas pelayan publik
Terlaksananya Monev kegiatan
2
2
2
2
2
Tingkat kepuasan pelanggan
4
4
4
4
4
Jumlah aplikasi sistem informasi yang tersedia
1. Tersedianya Sistem Informasi Laboratorim (SIL) 2. Tersedianya website
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Meningkatnya pelayanan Jumlah lingkup pengakuan Standardisasi Industri produk LPK yang diakui Daerah oleh KAN
Tersedianya SDM litbang dan Meningkatnya kompetensi SDM litbang pengujian yang handal dan pengujian Peningkatan Sarana Tersedianya fasilitas/ sarana Meningkatnya fasilitas/ sarana dan prasarana dan Prasarana dan prasarana litbang dan litbang dan lab. laboratorium Pengembangan SDM
Peningkatan budaya Terwujudnya budaya pengawasan pengawasan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Peningkatan Sistem informasi yang handal
Terwujudnya pelayanan publik yang optimal Meningkatnya sistem informasi yang terintegrasi dan mudah diakses oleh satuan kerja
Target
INDIKATOR
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 75
BAB VI FOKUS AREA ROADMAP Fokus area Roadmap pengembangan kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh dalam jangka waktu menengah (5 tahun) selama periode 2015-2019 meliputi : 1) Penelitian dan pengembangan; 2) Jasa Pelayanan Teknis (JPT); 3) Sumber Daya Manusia (SDM); 4) Infrastruktur; 5) Kerjasama Kelembagaan; dan 6) Pelayanan Publik.
Matrik fokus area dan pengembangan kelembagaan
Baristand Industri Banda Aceh selama Tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Fokus Area Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 No
Fokus Area 2015
2016
1.
Penelitian dan pengembangan
7 litbang
7 litbang
2.
Jasa Pelayanan Teknis (JPT)
Target JPT 1,25 Milyar
3.
Sumber Daya Manusia (SDM)
4.
Infrastruktur
5.
Kerjasama Kelembagaan
6.
Pelayanan Publik
Tahun 2017
2018
2019
8 litbang
8 litbang
9 litbang
Target JPT 1,65 Milyar
Target JPT 1,75 Milyar
Target JPT 2 Milyar
6 org pegawai baru
9 org pegawai baru
9 org pegawai baru
10 org pegawai baru
Pengadaan peralatan laboratorium
Menyiapkan sarana riset
media online
Pengadaan Tanah kantor
3 MoU
5 MoU
6 MoU
7 MoU
7 MoU
Indeks kepuasan pelanggan minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan minimal bernilai 4
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Target JPT 3 Milyar 10 org pegawai baru Pembang unan gedung kantor
Hal. 76
BAB VII GRAND STRATEGY Baristand Industri Banda Aceh dalam merencanakan dan menjalankan program kerja/ kegiatan prioritas juga menetapkan grand strategy (strategi Raya) yang merupakan proses dimana tujuan dapat diwujudkan. Adapun grand strategy yang dirumuskan oleh Baristand Industri Banda Aceh sebagai upaya/ cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 14.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 77
Tabel 14. Grand Strategy Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tujuan No. 1.
2.
Program/ Kegiatan Prioritas Meningkatkan Penelitian/ riset
Peningkatan sarana dan prasarana Baristand Industri Banda Aceh
3.
SDM yang ahli, terampil dan berkompeten
3a
Meningkatnya profesionalisme kompetensi SDM
Sasaran Indikator Kinerja
Bertambahnya Litbang terapan
Uraian hasil
- teknologi - sumber informasi - jasa pelayanan
- Kualitas Jasa pelayanan
Meningkatnya Balai
kinerja
Menghasilkan Litbang terapan bidang teknologi industri
Indikator Kinerja - Aplikasi di industri, khususnya IKM
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tahun periode (2015-2019) 1 2 3 4 5 X X X X X
Bertambahnya sarana dan prasarana laboratorium, alat pengolah data, buku/referensi perpustakaan
- Lab X - Alat pengolah data - Buku/ referensi
Tersedianya SDM yg terampil dan dan berkompeten
SDM ahli dan terampil
Peningkatan profesionalisme dan kompetensi
X
X
X
X
Kebijakan Memanfaatka n bidang spesialisasi/f okus dan kompetensi inti daerah
Peningkat-an kemam-puan Baristand
Indikator Kinerja Sumber daya spesialisasi/ fokus
Tersedianya sebagian sarana & prasarana
X
X
X
X
X
Alokasi anggaran dari DIP/Rutin
Terealisasi program sesuai DIPA
Lulusan X Universitas/ Akademi/Diploma /SMK
X
X
X
X
Alokasi anggaran rutin
Terealisasinya anggaran rutin
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Program Mengadakan penelitianpenelitian sesuai bid. Spesialisasi terkait fokus & kompetensi inti daerah
Penyediaan peralatan laboratorium, alat pengolah data dan buku-buku pustaka
Pengembangan kompetensi SDM tingkat ahli/& terampil Pengembangan kompetensi SDM
Hal. 78
Indikator Kinerja Dihasilkannya Litbang sesuai fokus & kompetensi inti daerah.
Alat lab rempah, atsiri, mikro biologi, bengkel, komputer dan referensi ilmiah terbaru Kemampuan aparatur
Kemampu an aparatur
Kegiatan
Indikator Kinerja
1.Penelitian pemanfaatan komoditi agro (termasuk rempah & atsiri) sebagai bahan baku industri (5 judul per tahun)
Informasi teknologi industri agro (rempah, atsiri, hasil laut, dll).
2.Penelitian pemanfaatan bahan baku kimia dan mineral (1 judul per tahun)
Informasi teknologi kimia dan mineral
3.Penelitian teknologi penanggulangan pencemaran (1 judul/ tahun) 4.Rancang bangun dan perekayasaan peralatan/ mesin (2 judul per tahun)
Informasi teknologi lingkungan Informasi teknologi peralatan/ mesin Bertambahnya Peralatan laboratorium Komputer Laptop UPS Stabilizer Referensi/infor masi ilmiah
1. Penngadaan alat laboratorium
2. Tersedianya alat pengolah data
3. Tersedianya buku-buku pustaka 4.Tersedianya sarana Gedung
Sarana edung
Menyertakan pegawai pada pelatihan manajemen/ penjenjangan
Pejabat terdidik/ bermotivasi
Menyertakan pegawai diklat teknis/ Pendidikan formal
Kompetensi meningkat
dalam
No. 4.
5.
Tujuan Program/ Indikator Kegiatan Kinerja Prioritas Pengembangan - Akreditasi kelembagaan - Survailen lab uji Baristand Industri Banda Aceh
Peningkatan pemahaman dan/atau penggunaan hasil Litbang
Meningkatnya pemahaman digunakannya Litbang
6.
Meningkatnya sarana dan prasarana
7.
Memantau, mengevaluasi dan menindak lanjuti kegiatan yang telah dilaksanakn Pemenuhan kebutuhan pelanggan/ stakeholders
8.
Sasaran Uraian Berkembangnya lembaga Baristand Industri Banda Aceh
Indikator Kinerja - LS – Pro - Lab Uji - Dll
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tahun periode (2015-2019) 1 2 3 4 5 X X X X X
Kebijakan Pembinaan kelembagaan
Tersosialisasin ya hasil Litbang
Diketahuinya teknologi hasil Litbang
X
X
X
X
X
Pengemba ngan industri prioritas
Sarana dan prasarana
Terpenuhinya sarana dan prasarana
Gedung Ruangan Halaman
X
X
X
X
X
Optimalisa si sarana & prasarana
Kegiatan terpantau, dan saran tindaklanjut
Terevaluasinya hasil-hasil Litbang yang telah diimplementasi kan Meningkatnya pendapatan JPT sebesar 10% per tahun
Hasil Litbang Masyarakat
X
X
X
X
X
Revitalisasi & optimalisa si IKM
JPT meningkat
X
X
X
X
X
Pendayagu naan sumberdaya Baristand
Pelanggan Pelayanan
dan/atau hasil
Indikator Kinerja Tersediannya lembaga yang mndukung standardis asi & mutu produk Terbuka nya peluang pemanfa atan SDA NAD Tersedia nya gedung yang memadai
Program Akreditasi kelembagaan
Pembudayaan dan Pemasyaraka tan hasil Litbang Rehabilitasi gedung /bangunan
Meningkatny Evaluasi a hasil operasinalis kegiatan asi pemanfa pengembang atan hasil an Baristand Litbang Industri Termanfa 1. Penelitian atkannya dan SDM, pengemperalatan, bangan kerjasama 2. Pelatihan dengan teknis dunia usaha 3. Pengujian bahan dan produk 4. Standardisa si dan pengawasan mutu produk 5. Penanganan Pencemaran
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 79
Indikator Kinerja Diakuinya LS-Pro dan sertifikasi lab uji
Kegiatan
Indikator Kinerja
1.Penambahan lingkup akreditasi LS-Pro dan lab uji
Lembaga terakreditasi
2. Survailen lab. Uji
Status akreditasi
3. Pembentukan Sekretariat HKI
Layanan HAKI
Dikuasainy a teknologi hasil Litbang
Pembinaan IKM pasca konflik, pontren, pameran/ gelar teknologi, inkubator bisnis konveksi, buletin ilmiah serta mensosialisasi-kan hasil Litbang
Tersedianya SDM industri yang terampil
Ruang pustaka, gudang & workshop yang representatip Data & informa si mutakhir
Merehabilitasi bangunan, ruang dan sarana pendukung
Perpustakaan, gudang & workshop
Pemantauan, pengendalian dan evaluasi hasil Litbang Baristand Industri
Hasil pantauan dan saran perbaikan
Rekomendasi teknologi
Melaksanakan kerjasama Litbang dengan industri dan instansi terkait
Penerimaan PNBP
Keterampil an teknis
Penerimaan PNBP
Sampel STU
Melaksanakan kerjasama diklat dan bantuan teknis pada dunia industri Melaksanakn pengujian bahan dan produk
SNI, Survailen, Sampel
Melakukan pengkajian dan penyusunan sistem mutu, survalen dan sampling
Penerimaan PNBP
Data laporan Sampel
Pemantauan dan pengujian
Penerimaan PNBP
Penerimaan PNBP
Tujuan No.
Program/ Kegiatan Prioritas
Sasaran Indikator Kinerja
Uraian
Indikator Kinerja
Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Tahun periode (2015-2019) 1 2 3 4 5
Kebijakan
Indikator Kinerja
9.
Meningkatnya kompotensi SDM dan pemecahan masalah
Kualitas SDM Pemecahan masalah
Terlaksananya kegiatan in house research
- Tekno-logi - IKM
X
X
X
X
X
Meningkat-nya penggunaan bahan baku
Tersediany a teknologi, khusus-nya bagi IKM
10
Meningkatnya kegiatan operasional rutin
Kelancaran Pelayanan
Meningkatnya kemampuan dan kualitas pelayanan teknis administratif
Kualitas kuantitas Pelayanan
X
X
X
X
X
Optimalisa-si kemam-puan sarana & prasarana serta pelayanan bidang ristand
Tersedia fasilitas pendukung ristand yang memadai
11
Berdayanya potensi dan kegiatan internal
Kelancaran Kebutuhan internal
Meningkat-nya pemberdaya-an internal
Internal
X
X
X
X
X
Pembinaan ke dalam Baristand Industri
-Jumlah penerimaan CPNS
Indikator Kinerja
Kegiatan
6. Rancang bangun dan perekaya saan Inhouse research
Prototip Alat/me-sin
Pembuatan rancang bangun dan perekayasaan alat produksi
Penerimaan PNBP
Informasi tekno-logi
Penelitian skala laboratorium
Paket Litbang
Penataan organisasi dan tatalaksana
MeningPenyusunan program : katnya penyusunan usulan anggaran sistem pembangun-an dan kegiatan pelayanan Administrasi kepegawaian & & kemampuan umum penguasaan ristand
Program
Pemberdayaan internal
Tersediany a sistem informasi - Tersedi anya sarana & prasarana kerja
Berdayanya potensi internal
Indikator Kinerja
Hal. 80
Data pegawai, arsip surat, keamanan, kebersihan, kesehatan
Pngelolaan keuangan termasuk JPT Pemeliharaan inventaris kantor dan peralatan lab
Data teknis Data adm Penataan sarana
1.Pembinaan SDM dlm rangka peningkatan peran & kinerja Baristand 2.Pembayarn daya & jasa
Keterampilan kerja
3.Pningkatan sarana pegawai Baristand
kerja
4.Pnyusunan rencana teknis 5.Pembuatan laporan 6.Pengadaan sarana mobilisasi
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Program
Terbayarnya biaya daya dan jasa Tersedianya sarana kerja pegawai Laporan Informasi kegiatan Mobilisasi kegiatan lancar
BAB VIII PENUTUP
Dengan telah dirumuskannya Roadmap Baristand Industri Banda Aceh periode 2015-2019 dalam bentuk program, kegiatan, tujuan dan sasaran hendaknya menjadi pedoman umum dalam mensinergikan program dan rencana aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Sasaran pelaksanaan program dan kegiatan tidak akan tercapai sempurna bilamana tidak memiliki perencanaan dan indikator keberhasilan yang terukur. Perbaikan secara terus-menerus harus berjalan pada setiap level baik pimpinan maupun staf Baristand Industri Banda Aceh sehingga program dan kegiatan yang berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik. Keberhasilan merumuskan kebijakan, strategi pelaksanaan, program, kegiatan diyakini merupakan kunci awal dalam pencapaian sasaran pembangunan industri nasional untuk jangka panjang. Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini bersifat dinamis, sehingga sesuai dengan tingkat perubahan iklim. Seiring dengan perjalanan waktu ke depan akan dilakukan penyesuaian menurut kebutuhan. Roadmap
Baristand
Industri
Banda
Aceh
ditindaklanjuti
dengan
penyusunan rencana strategis (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 yang memuat penjelasan lebih rinci dan teknis tentang program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan Baristand Industri Banda Aceh selama periode 2015-2019.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
Hal. 81