94
ANALISIS PREF FERENSI DAN D PERIILAKU PENGUNJUN NG WISAT TA AGRO GUNU UNG MAS CISARUA A BOGOR
Oleh : RURY Y KURNIA A HERLITA A A14104609
PRO OGRAM SARJANA EKSTENS SI MANAJE EMEN AGRIBISNIS ULTAS PE ERTANIAN N FAKU INSTITU UT PERTANIAN BOG GOR 2008 8
RINGKASAN RURY KURNIA HERLITA. Analisis Preferensi Dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI Indonesia merupakan negara tropis dengan sumberdaya alam hayati yang sangat beragam dan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Kekayaan itu merupakan sebuah modal potensial yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan dari kekayaan tersebut adalah keindahan alamnya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata Sektor wisata agro merupakan salah satu bidang wisata yang saat ini sangat menarik dan menjanjikan untuk dikembangkan. Wisata agro merupakan perpaduan antara sektor pertanian dengan wisata. Konsep wisata agro yang berbeda dengan yang lainnya menyebabkan wisata agro mendapat perhatian yang cukup besar dari masyarakat. Keragaman obyek wisata menandakan adanya persaingan yang sangat ketat antar obyek wisata. Selain itu terjadinya kecenderungan penurunan angka kunjungan Wisata Agro Gunung Mas pada tahun 2005-2007 menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah faktor apa yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung tersebut. Penurunan jumlah pengunjung kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, diduga salah satu faktor tersebut adalah kurang puasnya pengunjung terhadap obyek Wisata Agro Gunung Mas. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik pengunjung Wisata Agro Gunung Mas, (2) Menganalisis preferensi pengunjung Wisata Agro Gunung Mas, (3) Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. Pemilihan tempat penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Wisata Agro Gunung Mas merupakan salah satu jenis wisata agro yang diminati oleh konsumen. Penelitian dilakukan pada bulan Apri sampai Mei 2008. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan tabulasi deskriptif untuk mempermudah pemahaman mengenai karakteristik dan proses pengembilan keputusan. Alat analisis yang digunakan yaitu Importance Perfomance Analysis, Customer Satisfaction Index dan Model Atribut Angka Ideal. Berdasarkan hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin lakilaki (52 %) dan perempuan (48 %), sebagian besar pengunjung berusia 38-47 tahun (33 %). Sebagian besar tingkat pendidikan pengunjung yaitu berpendidikan sarjana (47 %), serta persentase antara pegawai negeri dan pegawai swasta sama yaitu pegawai negeri (27 %) dan pegawai swasta (27 %). Pendapatan pengunjung yaitu Rp 250.000-Rp1.500.000 (31 %). Sebagian besar pengunjung yang datang ke Wisata Agro Gunung Mas berstatus telah menikah (71 %), pengunjung (93 %) berasal daerah Jabodetabek . Proses pengenalan kebutuhan pengunjung dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan tentang apa saja yang dilakukan pengunjung pada waktu luang, pemanfaatan waktu luang yang dominan adalah jalan-jalan (26 %). pengunjung (37 %) membutuhkan obyek wisata dengan biaya yang harus dikeluarkan pada rentang Rp. 60.000-Rp. 250.000 untuk setiap kunjungan. Sebagian besar responden (69 %) datang bersama keluarga, wisata agro merupakan jenis wisata yang paling disukai responden (36 %). Obyek wisata
agro yang pernah dikunjungi oleh responden selain Wisata Agro Gunung Mas terdiri dari Wisata Taman Buah Mekarsari, Wisata Taman Bunga Nusantara Cianjur, Wisata Little Farmers Cisarua. Dari ketiga obyek wisata agro tersebut obyek Wisata Agro Taman Buah Mekarsari yang paling sering dikunjungi responden (48 %). Sebagian besar pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (41,07 persen) datang dengan tujuan untuk menghirup udara yang segar. Sebagian besar pengunjung (81 %) datang pada umumnya memperoleh informasi mengenai Wisata Agro Gunung Mas dari teman/keluarga. Sumber media yang paling mempengaruhi pengunjung (89 %) adalah teman/keluarga. Pertimbangan utama pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (72 %) adalah lokasi yang mudah dicapai. Wisata Agro Gunung Mas menjadi prioritas utama pengunjung (57 %) dalam pemilihan obyek wisata agro yang akan dikunjungi. Sebagian besar pengunjung (79 %) memutuskan untuk berkunjung dengan terencana, keputusan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (50 %) dipengaruhi oleh keluarga Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (88 %) menyatakan bahwa kondisi lalulintas jalan mempengaruhi keputusan mereka untuk berkunjung. Alat transportasi yang digunakan pengunjung untuk mencapai lokasi Wisata Agro Gunung Mas bermacam-macam. Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas sebagian besar (62 %) menggunakan mobil pribadi. Fasilitas yang paling digemari oleh sebagian besar pengunjung (28,77 %) adalah area tea walk. Sebagian besar pengunjung (95 %) telah merasa puas dengan kunjungan mereka. Tingkat kepentingan dan kinerja Wisata Agro Gunung Mas dibagi atas dua atribut yaitu atribut wisata dan atribut pelengkap wisata. Atribut yang dinilai ”sangat penting” oleh pengunjung meliputi sarana peribadatan, kebersihan kawasan, kondisi jalan menuju wisata agro, fasilitas wisata agro, keamanan kawasan, toilet, area tea walk, keindahan kawasan, pelataran parkir serta pelayanan dan informasi dari petugas. Atribut yang”penting” menurut pengunjung meliputi kegiatan produksi teh, harga tiket, promosi, kegiatan outbond, pemandu wisata serta kegiatan berkuda. Berdasarkan analisis angka ideal diperoleh hasil, Kegiatan berkuda bagi pengunjung mendekati tingkat kenyataan yang mendekati ideal (skor angka ideal = 1,10). Adapun atribut yang paling tidak ideal bagi pengunjung adalah atribut toilet (skor angka ideal = 6,10) dan atribut kebersihan kawasan (skor angka ideal = 4,70). Berdasarkan analisis IPA atribut yang memiliki kinerja rendah yaitu toilet, fasilitas wisata agro, kebersihan kawasan, sarana musholla, kondisi jalan, area tea walk, dan pelataran parkir. Atribut yang memiliki kinerja yang sudah baik keindahan kawasan dan keamanan kawasan. Analisis gap digunakan untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan kinerja aktual (Ii-Xi) akan membentuk informasi mengenai seberapa besar produk/jasa telah memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin besar kesenjangan yang terjadi maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen terhadap produk/jasa yang ditawarkan. Keseluruhan atribut yang ada pada Wisata Agro Gunung Mas memiliki tingkat kesenjangan (gap) yang relatif kecil yaitu dibawah skor satu meskipun ada tiga atribut yang mempunyai skor diatas satu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang telah dirasakan pengunjung semakin besar. Kegiatan berkuda (0,33) merupakan atribut yang menempati urutan pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berkuda memberikan kepuasan terbesa, Atribut kebersihan kawasan serta toilet merupakan atribut yang memiliki nilai ketidakpuasan terbesar, ini menunjukkan bahwa pengunjung merasa tidak puas dengan kondisi saat ini, sedangkan secara keseluruhan pengunjung Wisata
Agro Gunung Mas sudah merasa puas dengan hasil kunjungannya ini ditunjukkan dengan analisis Customer Satisfaction Index yang bernilai 66,07 %. Kepuasan pengunjung pada suatu obyek wisata sangat penting, mengingat tanpa adanya pengunjung keberadaan obyek wisata tidak akan berarti apa-apa. Berdasarkan analisis Importance Perfomance Analysis ada sejumlah atribut yang perlu menjadi prioritas utama dan perlu diperbaiki kinerjanya. Saran dari peneliti meliputi penambahan fasliitas pelengkap yaitu adanya mobil/kereta keliling, sarana permainan hendaknya ditambah dan diperbaiki karena sudah banyak yang rusak, adanya kolam renang untuk dewasa, tong sampah hendaknya diperbanyak serta penempatannya merata pada tiap-tiap sudut lokasi, fasilitas kamar dilengkapi seperti dengan adanya office boy, dibuat paket outbond yang menarik, adanya penjualan souvenir yang berhubungan dengan Wisata Agro Gunung Mas, dan adanya panggung hiburan seperti live music. Bentuk-bentuk promosi dapat dilakukan melalui kegiatan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti dinas pariwisata, biro atau agen perjalanan, hotel dan air port. Selain itu juga kegiatan promosi dapat dilakukan dengan pembuatan situs khusus diinternet yang menjelaskan tentang Wisata Agro Gunung Mas. Pengunjung yang datang juga dapat diberikan sticker gratis yang bertuliskan Wisata Agro Gunung Mas, sehingga masyarakat akan lebih mengetahui keberadaan obyek Wisata Agro Gunung Mas.
ANALISIS PREFERENSI DAN PERILAKU PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR
Oleh : RURY KURNIA HERLITA A14104609
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Skripsi : Analisis Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor Nama : Rury Kurnia Herlita NRP : A14104609
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 131 415 082
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN
DENGAN
INI
PENULIS
MENYATAKAN
BAHWA
SKRIPSI
BERJUDUL
“ANALISIS PREFERENSI DAN PERILAKU PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. PENULIS JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2008 Rury Kurnia Herlita A.14104609
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumatera Selatan pada tanggal 07 September 1983. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Drs. H Herman Thordasi Ropi, MM dan Dra.Hj Hartati Kamaludin Penulis memulai pendidikannya di SDN 1 Dasan Agung NTB pada tahun 1989 dan lulus tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke SLTP Negeri 9 Bandar Lampung dan lulus tahun 1998. Setelah lulus SLTP Penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Pamulang Banten. Pada tahun 2001 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III, Program Studi Ekowisata Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 Penulis melanjutkan kembali kegiatan perkuliahan pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur Penulis Panjatkan kehadirat illahi Robbi atas berkat, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dalam waktu yang telah ditentukan. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “ANALISIS PREFERENSI DAN PERILAKU PENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS CISARUA BOGOR”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung, mengetahui preferensi serta tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pengelola. Skripsi ini telah disusun dengan semaksimal dan dengan segala kemampuan yang penulis miliki. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang memerlukan.
Bogor, Agustus 2008 Rury Kurnia Herlita A.14104609
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dri berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dan waktunya dalam membimbing penulis. Terima kasih atas didikan dan pengajaran yang telah diberikan kepada penulis. 2. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji utama atas saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ir. Dwi Sadono, M.Si sebagai dosen penguji komisi pendidikan atas masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 4. Papa Drs. H. Herman Thordasi.R dan Mama Dra. Hartati palingku sayang, rasa hormat, kalian inspirasiku terima kasih atas kasih sayang yang tak terhingga, doa yang tiada hentinya, motivasi, perhatian dan nasehat yang selalu
diberikan
kepada
penulis.
Semoga
kelulusan
penulis
tetap
membanggakan Papa dan Mama. 5. Pengelola dan seluruh staf PTPN VIII Nusantara atas segala bantuan, informasi serta izin yang diberikan untuk melakukan penelitian. 6. Tintin Sarianti,SP atas kesediaannya dalam konsultasi dan menjawab semua pertanyaan penulis. 7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis. Terima kasih atas kesediaannya membantu penulis.
8. Adikku Dwi Novelty Hermita atas kasih sayang, pengertian, keceriaan yang diberikan kepada penulis. Semoga kita berdua bisa membanggakan papa mama. 9. Sahabat-sahabatku Rilian Sari (Iie), Sisilia Bay (cici), Amatu As Saheda (heda),atas canda serta tawa, rahasia, kesabaran, dukungan, pengertian serta keributan kita selama ini. Perkuliahan diekstensi semakin indah dan ramai dengan hadirnya kalian. 10. Ibu Eni dan Pak Yedi atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis bisa melakukan penelitian di PTPN VIII Nusantara. 11. Teman-temanku di wisma paladium Eko Hendrawanto, Yudistira Marfianda, Abdi Haris serta Akbar Zamani, atas, keceriaan, bantuan, motivasi, masukan,
saran,
serta
tumpangannya
selama
perkuliahan
sampai
terselesainya skripsi ini. Berkat bantuan kalian skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sukses buat kalian semua. 12. Keluarga besar Uda Beni Reza terutama Uni Tia, terima kasih atas bantuan, dukungan. Maaf kalo selama ini penulis sering merepotkan. 13. Ujang Pramono S.Hut atas kasih sayang, doa, dukungan, perhatian, masukan,serta saran selama kurang lebih 5 tahun bersamamu dunia semakin berwarna. 14. Kakakku Fadli dan Yuk Yai atas kasih sayang, dukungan, kesabaran. Maaf kalo selama ini penulis sering merepotkan. 15. Keluarga besar di Palembang atas dukungan serta doa sehingga terselesaikannya skripsi ini. 16. Keluarga besarku di Jakarta khususnya Yuk Mila, Kak Kiki atas doa serta dukungannya.
17. Teman-teman di ekstensi yang telah meramaikan perkuliahan Encep, Puji Subekti (Timbul), Marojie (Ojie), Bang Ocep, Uya Ndut, Zaky, Bu laeli, Septi, Junita, Euis, Mbak Sari, Anggra, serta teman–teman basketku diekstensi. 18. Teman-teman kosanku di Rutan Tutu, Irin, Deti, Ari atas dukungan dan keceriaan selama dikosan. 19. Teman sebimbingan : Sri Suci, Tere, Ari Komara, Shanty, Sisilia Bay, Remy atas kerjasamanya dan motivasinya, sukses buat kalian semua. 20. Rilian Sari sebagai pembahas seminar dan selalu memotivasi penulis. 21. Teman-teman ekstensi XI atas kebersamaanya selama perkuliahan 22. Kepada seluruh pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dengan segala keterbatasan wawasan dan pikiran penulis, sehingga sangat sadari bahwa masih banyak kekurangan pada tulisan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan sebagai masukan. Semoga apa yang telah dituangkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2008
Rury Kurnia Herlita A.14104609
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 1.5 Batasan Penelitian ...................................................................
4 4 6 6 7
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro .................. 2.2 Perilaku Konsumen Mengenai Produk ....................................
8 10
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Pengertian Pariwisata .............................................................. 3.2 Pengertian Wisata Agro ........................................................... 3.3 Produk- Produk Agro Wisata .................................................... 3.4 Preferensi dan Perilaku Konsumen .......................................... 3.5 Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................. 3.6.Kerangka Pemikiran Operasional ............................................
14 15 18 20 23 25
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 4.4 Metode Pengolahan Data ....................................................... 4.4.1 Analisis Deskriptif .......................................................... 4.4.2 Analisis Model Angka Ideal ........................................... 4.4.3 Customer Satisfaction Index ......................................... 4.4.4 Importance Perfomance Analysis ..................................
26 26 27 28 28 29 31 32
BAB II.
BAB V.
GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1 Sejarah Singkat PTP Nusantara VIII Gunung Mas ................. 5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro ................................................. 5.3 Keadaan Fisik dan Geografis .................................................. 5.4 Tanah dan Sumber Air ............................................................ 5.5 Kondisi Infrastruktur ................................................................ 5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas .................. 5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas ............................. 5.8 Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Gunung Mas ............
BAB VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS 6.1 Jenis Kelamin .......................................................................... 6.2 Umur ....................................................................................... 6.3 Pendidikan Terakhir ................................................................ 6.4 Jenis Pekerjaan ....................................................................... 6.5 Pendapatan rata-rata perbulan ...............................................
38 38 39 41 42 43 44 45 47 48 49 50 51
6.6 Status Pernikahan ................................................................... 6.7 Kota Asal Kedatangan ............................................................ BAB VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE WISATA AGRO GUNUNG MAS .................................................................. 7.1 Pengenalan Kebutuhan ........................................................... 7.1.1 Pemanfaatan Waktu Luang ............................................ 7.1.2 Biaya Yang Dikeluarkan Pengunjung Untuk Kegiatan Berwisata ........................................................ 7.1.3 Kedatangan Pengunjung ................................................ 7.1.4 Frekuensi Kegiatan Berwisata Satu Tahun Terakhir .......................................................................... 7.1.5 Tipe Wisata Yang Disukai .............................................. 7.1.6 Fasilitas Yang Diinginkan Dari Wisata Agro Gunung Mas .................................................................. 7.2 Pencarian Informasi ................................................................ 7.3 Evaluasi Alternatif ................................................................... 7.3.1 Pertimbangan Pengunjung ............................................. 7.3.2 Prioritas Pilihan .............................................................. 7.4 Keputusan Berkunjung ............................................................ 7.4.1 Kondisi Lalulintas Menuju Wisata Agro Gunung Mas ... 7.4.2 Alat Transportasi Yang Digunakan Untuk Mencapai Obyek Wisata Agro Gunung Mas .................. 7.4.3 Obyek Yang Diikuti Di Wisata Agro Gunung Mas .......... 7.5 Evaluasi Pasca Kunjungan ..................................................... 7.5.1 Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Kunjungan Ke Wisata Agro Gunung Mas ....................................... 7.5.2 Saran Pengunjung Untuk Wisata Agro Gunung Mas ................................................................................
52 53 54 54 54 56 57 57 58 59 61 63 63 64 65 66 67 68 69 71 72
BAB VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASANPENGUNJUNG WISATA AGRO GUNUNG MAS 8.1 Tingkat Kepentingan Pengunjung Terhadap Atributatribut Wisata Agro Gunung Mas ............................................ 8.2 Tingkat Kinerja Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas .......... 8.3 Analisis Gap Tingkat Ideal Terhadap Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Wisata Agro Gunung Mas ................................ 8.4 Customer Satisfaction Index ...................................................
81 84
BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 Kesimpulan ............................................................................. 9.2 Saran ........................................................................................
87 88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
73 78
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ......................... 48 2.
Kawasan Wisata Agro di Jawa Barat Tahun 2005 ..................................
25
3.
Kriteria Indeks Kepuasan ........................................................................
32
4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................
48
5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia ..................................
48
6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................
50
7.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .........................
50
8.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan................................
51
9.
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan......................
52
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan ...............
53
11. Sebaran Persentase Pengunjung Berdasarkan Pemanfaatan Waktu Luang ...........................................................................................
55
12. Sebaran Responden Berdasarkan Biaya yang Dikeluarkan Untuk Kegiatan Berwisata..................................................................................
56
13. Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan Ke Wisata Agro Gunung Mas ............................................................................................
57
14. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Kegiatan Berwisata .........
58
15. Sebaran Responden Berdsarkan Tipe Wisata yang disukai ...................
59
16. Sebaran Responden Berdasarkan Obyek Wisata Agro Yang Pernah dikunjungi ...................................................................................
60
17. Sebaran Responden Berdasarkan Apa Yang Diinginkan Dengan Berwisata Ke Wisata Agro Gunung Mas .................................................
60
18. Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi .........................
62
19. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi Yang Paling Mempengaruhi.........................................................................................
62
20. Sebaran Responden Dalam memilih Objek Wisata Agro Gunung Mas ..
64
21. Sebaran Responden Menurut Prioritas Utama ke Wisata Agro Gunung Mas ............................................................................................
65
22. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan untuk Berkunjung ..............................................................................................
65
23. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber yang Mempengaruhi Keputusan untuk berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas ....................
66
24. Sebaran Responden Berdasarkan Kondisi Lalulintas Wisata Agro Gunung Mas ............................................................................................
67
25. Sebaran Responden Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan Untuk Mencapai Wisata Agro Gunung Mas ..........................
68
26. Sebaran Responden Berdasarkan Fasilitas yang Diikuti di Wisata Agro Gunung Mas ...................................................................................
69
27. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Terhadap Wisata Agro Gunung Mas .......................................................................
70
28. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali..................
70
29. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Puas Berkunjung Ke Wisata Agro Gunung Mas .......................................................................
71
30. Sebaran Berdasarkan Respon Responden Terhadap Kenaikan harga fasilitas Wisata Agro Gunung ........................................................
72
31. Sikap Pengunjung Terhadap Atribut Wisata Agro Gunung Mas .............
74
32. Kesenjangan (GAP) Antara Rata-rata Skor Tingkat Ideal dan Tingkat Kinerja Atribut Wisata Agro Gunung Mas ...................................
82
33. Perhitungan Costumer Satisfaction Index ...............................................
85
DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Jumlah Kunjungan Wisata Agro Gunung Mas Tahun 2005-2007 ...... 5 2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................. 25 3. Kuadran Analisis ................................................................................. 36 4. Diagram Kartesius.......................................................................... .... 81 5. Kesenjangan Antara Tingkat Ideal dengan Tingkat Kinerja................ 84
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Halaman
Kuesioner Penelitian ........................................................................... Diagram Kartesius .............................................................................. Sikap Pengunjung Terhadap Atribut Wisata Agro .............................. Gambar Tingkat Kesenjangan Atribut Ideal dengan Kinerja............... Uji Validitas dan Reabiliditas .............................................................. Peta Penataan Lahan ......................................................................... Struktur Organisasi Wisata Agro Gunung Mas ................................... Rute Tea Walk Wisata Agro Gunung Mas .......................................... 9. Lokasi Penginapan Wisata Agro Gunung Mas ...................................
94 101 102 103 104 110 111 112
113
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan sumberdaya alam hayati yang sangat beragam dan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Kekayaan alam tersebut merupakan sebuah modal potensial yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan dari kekayaan tersebut adalah keindahan alamnya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata. Keunikan dan kondisi alam dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata, membuat sektor pariwisata berpotensi untuk berkembang di Indonesia. Keberadaan industri pariwisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, seperti tertuang di dalam “Undang-undang No 9 Tahun 1990 bab II pasal 3”. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk
meningkatkan
kesejahteraan
dan
pendapatan kemakmuran
nasional rakyat.
dalam
rangka
Peningkatan
meningkatkan populasi
juga
memungkinkan pariwisata menjadi salah satu komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan bagi negara. Berkembangnya industri pariwisata, membuat pariwisata menjadi sangat beragam dan spesifik sesuai dengan minat pengunjung. Kegiatan berwisata saat ini tidak hanya melancong untuk menikmati pemandangan indah dan menghirup udara segar, tetapi menyangkut unsur pendidikan, olahraga bahkan petualangan. Wisatawan tidak hanya mencari kepuasan dengan melihat obyek wisata, melainkan ikut turut serta dalam kegiatan yang terdapat di lokasi wisata tersebut. Sektor wisata agro merupakan salah satu bidang wisata yang saat ini sangat menarik dan menjanjikan untuk dikembangkan. Wisata agro merupakan
perpaduan antara sektor pertanian dengan wisata. Konsep wisata agro yang berbeda dengan yang lainnya menyebabkan wisata agro mendapat perhatian yang cukup besar dari masyarakat. Perubahan persepsi masyarakat sekarang ini cenderung mengarah kepada konsep back to nature menyebabkan kebutuhan akan tempat berlibur yang alami cenderung meningkat. Wisata agro dapat menjadi media promosi bagi produk-produk pertanian dan sumber penerimaan non-produksi bagi perusahaan pengelola. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat menunjang perkembangan wisata agro. Obyek wisata agro yang ada di Indonesia sangat beragam. Hal ini menandakan adanya perkembangan yang cukup baik. Setiap wisata agro yang ada memiliki keunikan tersendiri, dimana keunikan tersebut dapat menjadi daya tarik atau keunggulan suatu obyek wisata. Pada Tabel 1 menunjukkan adanya beragam obyek wisata agro yang ada di Indonesia. Keberagaman obyek wisata agro menandakan semakin ketatnya kompetisi sehingga setiap pelaku bisnis harus menyiapkan strategi-strategi yang tepat dalam memasarkan produk dan jasanya. Hal tersebut bertujuan agar para pelaku bisnis dapat mempertahankan pasar dan merebut pasar pesaingnya. Tabel 1. Jumlah Kawasan Wisata Agro di Indonesia Tahun 2005 Lokasi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jambi Riau Sumatera Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Barat Jumlah
Jumlah 5 20 15 43 1 8 17 5 3 4 121
Sumber: Departemen Pertanian (2005)
Propinsi Jawa Barat khususnya Kabupaten Bogor memiliki tempat wisata yang sangat beragam untuk dinikmati. Keberagaman tempat wisata tersebut
mendorong minat para wisatawan untuk berkunjung. Pengembangan pariwisata di Jawa Barat terbagi dalam berbagai sektor seperti pertanian, suaka alam, dan taman. Setiap sektor wisata tersebut memiliki keunikan atau daya tarik tersendiri, tergantung dari bentuk usaha yang dilakukan ataupun kondisi yang layak untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Objek-objek wisata agro yang ada di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kawasan Wisata Agro di Jawa Barat Tahun 2005 Wisata Agro Taman Wisata Mekarsari Kebun Wisata Pasir Mukti Kebun Raya Bogor Taman Bunga Nusantara Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas Batulawang-Afdeling Cisaga Kebun Percobaan Pasir Sarongge Peternakan Ayam Pelung Horticulture Research Institut Lembangt Kebun Anggrek dan Tanaman Hias Balai Inseminasi Buatan Lembang Perkebunan Gunung Mas PTP XII (PTPN VIII) Perkebunan Gambung Perkebunan Rancabali PTP XII (PTPN XIII) Perkebunan Kelapa Sawit Seni Ketangkasan Domba Perkebunan Ciater (PTP XII) Tembaksari BBT Hortikultura
Lokasi Cileungsi Citeureup Bogor Cipanas Cipanas Ciamis Cianjur Cianjur Lembang Lembang Lembang Cisarua Bandung Bandung Garut Garut Subang Subang Sumedang
Sumber: Departemen Pertanian (2005)
Salah satu kawasan yang ramai dikunjungi di Kabupaten Bogor adalah kawasan puncak. Kawasan puncak memiliki beberapa tempat wisata yang menarik. Salah satu obyek wisata agro yang menarik dan memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas, obyek wisata tersebut terletak di kawasan Cisarua Bogor. PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) merupakan gabungan tiga PTPN ( PTPXI, PTP XII, PTP XIII). PTPN VIII merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang memanfaatkan lokasi perkebunannya menjadi wisata agro. Selain sebagai kebun budidaya dengan tujuan penambahan sumber penerimaan
perusahaan, hamparan kebun teh yang luas disertai kesejukan hawa pegunungan merupakan salah satu daya tarik Wisata Agro Gunung Mas. Objek wisata agro yang terdapat di Jawa Barat seperti Taman Bunga Nusantara Cianjur, Taman Bunga Cibubur, Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, serta Taman Buah Mekar Sari menandakan adanya persaingan yang kompetitif dalam wisata agro. Dengan adanya persaingan tersebut menjadi perhatian bagi pihak pengelola, dimana pihak pengelola perlu mengetahui preferensi pengunjung terhadap suatu kawasan wisata. Pihak pengelola juga dituntut untuk lebih giat menginformasikan serta mempertahankan keunikankeunikan yang dimiliki, agar konsumen tertarik untuk berkunjung dan tidak beralih pada kawasan obyek wisata lain.
1.2 Perumusan Masalah Wisata Agro jika dilihat dari karakteristiknya dapat dikelompokkan ke dalam usaha jasa, dimana pengunjung hanya bisa mengkonsumsi tetapi tidak memiliki produk yang dibelinya. Dengan demikian orang tidak akan dapat menilai kualitas jasa sebelum orang tersebut merasakan atau mengkonsumsinya sendiri. Berdasarkan konsep awal pengembangan kawasan wisata agro terbagi menjadi dua jenis,
yaitu wisata agro yang sejak awal direncanakan sebagai
kawasan wisata agro dan wisata agro yang dikembangkan sebagai produk tambahan berupa jasa wisata (Tirtawinata dan Fachrudin, 1996). Mulai berkembangnya Wisata Agro Gunung Mas disebabkan oleh peningkatan populasi penduduk serta jarak yang relatif dekat dari ibukota sehingga mudah dicapai. Wisata Agro Gunung Mas sudah mulai dirintis sejak tahun 1983. Perkebunan Teh Gunung Mas pada mulanya adalah areal perkebunan teh milik Perkebunan Nusantara VIII, kemudian diresmikan sebagai kawasan wisata agro
sejak tahun 1992. Pengelolaan secara profesional baru dimulai pada tahun 1993 seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung obyek Wisata Agro Gunung Mas. Selain sebagai kebun budidaya dan pengolahan teh, luas areal yang semakin sempit akibat penyerobotan lahan oleh para spekulan tanah serta penurunan penerimaan dari sektor produksi teh merupakan beberapa alasan pihak manajemen PTPN VIII untuk memanfaatkan area perkebunan menjadi suatu kawasan wisata agro. Persaingan antar obyek wisata agro yang ada di Jawa Barat menuntut inovasi dan kreatifitas dari pihak pengelola. Inovasi dan kreatifitas dibutuhkan untuk dapat meningkatkan daya tarik Wisata Agro Gunung Mas. Pengelola Wisata Agro Gunung Mas perlu memahami kebutuhan dan keinginan pengunjung, agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Untuk memahami kebutuhan dan keinginan pengunjung maka perlu dipelajari preferensi dan tingkat kepuasan pengunjung. Kecenderungan penurunan angka kunjungan di Wisata Agro Gunung Mas pada tahun 2005-2007 menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah faktor apa yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung. Penurunan jumlah pengunjung kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, diduga salah satu faktor tersebut adalah kurang puasnya pengunjung terhadap obyek Wisata Agro Gunung Mas.
Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisata Agro Gunung Mas Tahun 2005-2007. Sumber: Laporan Tahunan Wisata Agro Gunung Mas Tahun 2007 (diolah).
Ketidakpuasan pengunjung tersebut dapat menyebabkan pengunjung meninggalkan objek wisata dan mencari alternatif objek wisata lain. Faktor-faktor lain yang bersifat eksternal antara lain daya beli masyarakat yang cenderung menurun dan juga adanya alternatif objek wisata lain sebagai pesaing. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana kondisi wisata agro yang disukai konsumen.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan karakteristik pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. 2. Menganalisis preferensi pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. 3. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi: 1. Pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mengembangkan upaya pemasaran yang dilakukan. 2. Penulis
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan
kemampuan dibidang perilaku konsumen. 3. Sebagai masukan dan informasi kepada pihak-pihak lain yang ingin meneliti lebih lanjut.
1.5 Batasan Penelitian Penelitian Analisis Preferensi dan Perilaku Konsumen Wisata Agro Gunung Mas ini memiliki keterbatasan antara lain: 1. Responden dibatasi hanya pengunjung yang datang ke Wisata Agro Gunung Mas, minimal satu kali kunjungan. 2. Penelitian hanya difokuskan untuk pengunjung yang telah berusia 17 tahun keatas dengan pertimbangan bahwa pada usia ini pengunjung dapat memahami pertanyaan yang akan diberikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Terdapat beberapa penelitian mengenai wisata agro diantaranya Veva Ritonga (2004) melakukan penelitian mengenai motivasi persepsi dan tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Multiatribut Angka Ideal. Alat analisis ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai atribut ideal, tingkat kepentingan atribut, dan bagaimana atribut Wisata Agro Kusuma Batu Malang dipandang oleh konsumen. Penelitian ini juga menggunakan alat analisis Importance Perfomance Analysis, alat analisis ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung. Dari penyebaran kuesioner diperoleh hasil yaitu pengunjung yang datang didominasi oleh pengunjung yang berjenis kelamin perempuan yang berusia antara 17-25 tahun. Jenis pekerjaan yaitu mahasiswa dengan tingkat penghasilan Rp1.500.000- Rp 2.500.000. Sebagian besar pengunjung yang datang berasal dari Jakarta motivasi mereka datang berkunjung adalah untuk berlibur atau berekreasi. Sepuluh atribut yang menonjol dari Wisata Agro Kusuma, yaitu atribut kenyamanan, kebersihan, manfaat kunjungan, keamanan dan paket wisata atribut-atribut tersebut berada dimana tingkat pelaksanaan dan kepentingan diatas rata-rata. Di sisi lain atribut harga, promosi, dan fasilitas penunjang berada di bawah nilai rata-rata namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga kepuasan konsumen masih rendah pada aribut-atibut ini. Atribut lokasi dan pemandu wisata berada pada prioritas rendah dimana kinerja dan kepentingan pada tingkat yang rendah. Baehaqie (2003) melakukan penelitian tentang tingkat preferensi pengunjung agrowisata Taman Buah Mekar Sari. Tujuan utama pengunjung
datang ke Taman Buah Mekar Sari untuk berlibur, dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kunjungan berkisar antara Rp 50.000 - Rp 100.000. Penelitian ini menggunakan alat Analisis Thurstone untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung dengan melihat peringkat kepentingan atribut. Atribut-atribut tersebut adalah kenyamanan, kebersihan, obyek/atraksi yang ditawarkan dan fasilitas penunjang lainnya. Alat analisis lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Importance Perfomance Analysis, tingkat kesesuaian untuk mengukur kepuasan pengunjung Taman Buah Mekarsari. Dari analisis ini didapatkan hasil bahwa atribut utama yang harus menjadi perhatian
utama
pihak
manajemen
adalah
kenyamanan,
kebersihan,
obyek/atraksi yang ditawarkan. Di sisi lain pihak manajemen juga perlu memperhatikan fasilitas penunjang seperti kendaraan kereta keliling dan informasi mengenai Taman Buah Mekar Sari. Prasetia (2005) melakukan penelitian tentang preferensi pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman Bunga Nusantara. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Thusrtone dan analisis Regresi Logistik. Analisis Thurstone digunakan untuk mengukur dan melihat seberapa penting atribut-atribut pada obyek wisata Taman Bunga Nusantara. Dari hasil analisis tersebut diketahui urutan atribut dari yang penting hingga atribut yang dianggap tidak penting. Atribut-atribut yang dianggap penting oleh pengunjung adalah kelengkapan fasilitas yang ada di Taman Bunga Nusantara. Berdasarkan tingkat kepentingannya maka atribut Taman Bunga Nusantara meliputi kenyamanan lokasi, informasi tanaman, display, keragaman koleksi tanaman, kondisi tanaman,
kemudahan
mencapai
lokasi,
harga
tiket
masuk,
kebersihan
lingkungan, keamanan lokasi, pelayanan karyawan, keragaman tanaman khusus, keramahan karyawan, pelayanan informasi, luas areal parkir, dan promosi.
Penelitian yang telah diuraikan di atas mempunyai topik penelitian yang sama yaitu perilaku konsumen pada obyek wisata agro. Alat analisis yang digunakan oleh Baehaqie (2003) dan Prasetia (2005) yaitu alat Analisis Thurstone. Ritonga (2004) menggunakan Importance Perfomance Analysis dan juga menggunakan Multiatribut Angka Ideal untuk mengukur atribut-atribut apa saja yang menjadi perhatian utama pengunjung. Atribut-atribut yang diukur dalam ketiga penelitian terdahulu yaitu kenyamanan, harga, keamanan, kebersihan, lokasi, kelengkapan fasilitas, pemandu wisata, parkir, toilet dan promosi. Variabel-variabel yang diukur pada karakteristik pengunjung wisata agro ini terdiri dari jenis kelamin, umur, kota asal kedatangan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Di sisi lain perilaku dan preferensi berkunjung diukur dengan variabel-variabel yaitu frekuensi kunjungan, tujuan kunjungan,
alasan
kunjungan,
teman
berkunjung,
yang
mempengaruhi
responden berkunjung, cara untuk berkunjung,serta biaya yang dikeluarkan.
2.2 Perilaku Konsumen Mengenai Produk Penelitian perilaku konsumen suatu produk telah banyak dilakukan, salah satunya penelitian Endang Astri Indriani (2005), tentang proses keputusan pembelian produk coklat di Kotamadya Bogor. Analisis data yang digunakan yaitu analisis persentase terhadap skor maksimum untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk coklat. Konsumen produk coklat pada penelitian ini dibedakan menjadi remaja dan dewasa. Berdasarkan persentase terhadap skor maksimum menunjukkan bahwa atribut produk coklat adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pada kalangan remaja atribut produk ini menghasilkan nilai sebesar 61,95 persen sedangkan pada orang dewasa sebesar 63,96 persen. Alokasi pendapatan
konsumen
untuk
pengeluaran
produk
coklat
menunjukkan
presentase yang rendah dibandingkan alokasi untuk makanan pokok dan makanan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk coklat tidak begitu penting pada kedua jenis konsumen ini. Heri Setyawan (2006) melakukan penelitian tentang preferensi konsumen dalam pembelian produk bakery tradisional Kartika Sari Bakery Bandung. Alat analisis Multiatribut Fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dan preferensi konsumen dan Model Logit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peluang pembelian produk bakery modern atau produk bakery tradisional. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk bakery adalah pendapatan konsumen, pekerjaan konsumen, umur, dan status perkawinan. Atribut yang dinilai paling penting menurut konsumen adalah rasa (1,79 persen), sementara atribut produk yang dinilai tidak penting adalah warna (0,81 persen). Persentase nilai sikap terhadap produk pisang bolen (8,71 persen), produk cheese roll (8,53 persen), brownies (8.35 persen) dan kelepon (4,87 persen). Berdasarkan persentase nilai sikap tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pisang bolen merupakan prosuk yang paling disukai konsumen, sedangkan kelepon merupakan produk yang paling tidak disukai konsumen. Konsumen secara umum lebih menyukai produk bakery modern dibanding produk bakery tradisional yang berupa kue basah. Eko Supriyana (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian minyak goreng bermerek dan tidak bermerek (Kasus Rumah Makan di Kota Bogor). Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 responden rumah makan dengan membagi ke dalam dua bagian yaitu 18 responden minyak goreng bermerek dan 18 responden minyak goreng tanpa merek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minyak goreng yaitu kapasitas kursi, omzet perbulan, pengunjung perbulan, tempat pembelian, frekuensi pembelian perbulan, jumlah pembelian perbulan, jarak tempat pembelian, dan jenis rumah makan. Tingkat kepentingan atribut produk minyak goreng terdiri dari harga, warna, aroma, merek, informasi produk, kemudahan memperoleh serta promosi penjualan. Alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Produk dan Analisis Diskriminan. Berdasarkan Analisis Tingkat Kepentingan atribut diperoleh atribut yang dianggap sangat penting oleh responden minyak goreng bermerek yaitu atribut informasi produk, aroma, warna, kemudahan memperoleh, merek, dan harga, sementara atribut kemasan dan promosi merupakan atribut yang dianggap penting. Pada responden minyak goreng tidak bermerek, atribut yang dianggap sangat penting adalah harga, kemudahan memperoleh, warna dan aroma. Atribut informasi produk dan kemasan dianggap penting bagi responden minyak goreng tidak bermerek. Faktor yang paling dominan berpengaruh dalam keputusan pembelian minyak goreng adalah omzet per bulan, kapasitas kursi, jumlah tamu untuk minyak goreng bermerek dan frekuensi pembelian untuk minyak goreng tidak bermerek. Faktor yang dianggap tidak berpengaruh adalah faktor jumlah tamu, tempat pembelian, jumlah pembelian, jarak tempat pembelian dan jenis rumah makan. Berdasarkan keenam penelitian terdahulu yang telah diuraikan, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan satu penelititan dengan yang lain. Penelitian tentang wisata agro meliputi karaktersitik pengunjung dilihat dari informasi yang meliputi jenis kelamin, umur, kota asal kedatangan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Atribut-atribut wisata yang diukur meliputi harga, kenyamanan, keamanan, paket wisata, kelengkapan
fasilitas, pemandu wisata, parkir, dan toilet. Penelitian tentang produk, atributatribut yang digunakan atau yang diukur meliputi harga, kemasan, warna, aroma, kejelasan atau kehalalan produk. Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu produk meliputi umur, jenis kelamin, kota asal, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan karaktersitik konsumen adalah variabelvariabel demografi. Atribut obyek yang diteliti merupakan karakteristik dasar yang dimiliki obyek tersebut, penelitian tentang produk lebih menekankan pada karakteristik fisik sedangkan obyek wisata lebih menekankan pada pelayanan dan fasilitas yang diberikan pada konsumen.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Pengertian Pariwisata Manusia senantiasa membutuhkan aktifitas-aktifitas baru diluar aktifitas rutinnya, agar dapat menumbuhkan kembali kesegaran dan gairah hidupnya. Bentuk-bentuk aktifitas inilah yang disebut dengan rekreasi kegiatan-kegiatan rekreasi yang dilakukan dapat berupa hal paling sederhana, yakni kegiatan yang dilaksanakan di tempat tinggalnya (home base recreation), hingga kegiatan perjalanan, baik dalam bentuk day tripper sampai pada kegiatan perjalanan ke tempat lain dalam kurun waktu tertentu. Definisi pariwisata yang dikemukakan Yoeti (1997) lebih menekankan kepada orang yang melakukan kegiatan perjalanan, yang bertujuan menikmati keinginan yang beraneka ragam dan tidak untuk mencari nafkah. Sebaliknya menurut UU Republik Indonesia No.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, pengertian pariwisata disini lebih mengarah kepada bentuk penguasaan dari suatu obyek wisata dan usaha-usaha yang terkait dengan pariwisata. Wisatawan yang melakukan perjalanan mempunyai motif dan minat tersendiri, sehingga muncul berbagai aktifitas yang membutuhkan komponenkomponen fasilitas wisata yang lebih lengkap. Karaktersitik industri pariwisata merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Industri pariwisata adalah suatu industri yang cukup rentan dan sensitif terhadap gejolak politik, sosial, budaya, keamanan, dan ekonomi. Pariwisata dibagi menjadi enam yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata olahraga, pariwisata untuk urusan dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi. Jenis pariwisata dapat berbeda-beda sesuai dengan kondisi suatu daerah.
Pariwisata dapat dibagi sebagai berikut: (1) Wisata bahari/tirta; (2) Wisata sejarah; (3) Wisata arkeologi; (4) Wisata budaya; (5) Wisata ziarah; (6) Wisata kesehatan; (7) Wisata remaja; (8) Wisata perkebunan (wisata agro); (9) Wisata nostalgia; (10) Wisata pendidikan/ilmiah; (11) Wisata alam; (12) Wisata petualangan; (13) Wisata dirgantara; (14) Wisata berburu; (15) Wisata belanja dan (16) Wisata industri (Susantio, 2003). Berbagai pengertian tentang pariwisata di atas merupakan hasil pemikiran dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari perbedaan pemikiran tersebut dapat disimpulkan Pariwisata adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan yang dilakukan orang-orang diluar tempat mereka bekerja atau menetap, dimana perjalanan ini bersifat sementara waktu dengan tujuan untuk memperoleh kenyamanan, ketenangan dan mencari kepuasan. Diharapkan dari kegiatan perjalanan ini dapat memberikan suasana yang baru sehingga dapat menumbuhkan kembali kesegaran dan gairah hidup.
3.2 Pengertian Wisata Agro Kegiatan wisata agro merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, dimana wisata agro merupakan salah satu jenis wisata yang memanfaatkan kegiatan usaha pertanian sebagai obyek wisata. Wisata Agro selain menyajikan pemandangan yang indah dan udara yang segar untuk dinikmati, wisata agro juga dapat sebagai tempat untuk menambah pengalaman dan pengetahuan khusus mengenai pertanian juga mengenai pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam. Wisata Agro juga dapat memberikan sinyal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis yang berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Menurut Zulkarnain dalam Ma’Mun (2000) yang dimaksud dengan wisata agro adalah wisata yang merupakan perpaduan antara usaha budidaya
pertanian dan pariwisata. Obyek wisata kunjungan pertanian yang dimaksudkan adalah kunjungan wisata untuk memperkenalkan sistem budidaya pertanian Indonesia baik budidaya pertanian yang tradisional maupun modern. Hal yang sama juga didefinisikan berdasarkan Surat keputusan bersama Menteri Pariwisata,
Pos
dan
Telekomunikasi
dan
Menteri
Pertanian
No.
KM.47/PW.DOW/MPT-89 dan No 204/KPTS/HK/050/4/1989. Wisata agro diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi,
dan
hubungan
usaha
di
bidang
pertanian.
(Tirtawinata
dan
Fachrudin,1996). Wisata agro dapat disimpulkan sebagai kegiatan pariwisata yang membutuhkan pesona alamiah dari unsur pertanian dalam arti luas. Berdasarkan pengertian tentang wisata agro di atas. Wisata Agro memiliki pengertian suatu kegiatan wisata yang dilakukan orang diluar aktifitasnya, pengunjung melakukan kegiatan wisata bukan hanya memperoleh kesegaran, kenyamanan, dan ketenangan tetapi juga memperoleh pengetahuan tentang suatu produk. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengenalan tentang produk pertanian sampai dengan cara budidayanya. Ciri khas dari wisata agro yaitu kegiatan pariwisata yang menyajikan pemandangan alam dipadu dengan kegiatan pertanian dan cara budidaya. Daya tarik yang membedakan wisata agro dengan wisata lainnya sehingga menarik untuk dikembangkan, yaitu selain memberikan pesona alam yang indah, di dalam wisata agro juga terdapat kegiatan yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengunjung. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa proses
budidaya,
penanganan
pasca
panen,
pengolahan
hasil,
penyajian/transaksi hasil produksi maupun pemasaran hasil dari komoditas pertanian yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Jenis wisata agro yang ditawarkan saat ini semakin beragam, sehingga pengunjung lebih selektif dalam melihat jenis wisata agro yang akan kunjungi. Jenis wisata agro yang saat ini sedang berkembang adalah wisata agro yang menekankan konsep alam yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Dengan berkembangnya wisata agro, wisata agro memiliki berbagai macam fungsi diantaranya: 1. Sebagai pusat informasi setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menghayati peristiwa kehidupan suatu kelompok. 2. Sebagai pusat informasi pariwisata setempat atau pariwisata regional karena fasilitas dan sarana yang ada dapat didayagunakan untuk penampilan/keragaan sosial ekonomi dan sosial budaya suatu kelompok masyarakat. 3. Sebagai pemusatan kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kehidupan bersama yang dibutuhkan kelompok tersebut. 4. Sebagai arena yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya aspirasi seni dan budaya masyarakat setempat, yang dikaitkan dengan budaya pertanian setempat yang mereka lakukan secara turun temurun. 5. Sebagai salah satu usaha untuk melestarikan, mempertahankan kelestarian beberapa varietas tumbahan dan tanaman yang bersifat khas (Indiwati,1997).
Wisata agro yang dapat dikembangkan di Indonesia antara lain: 1. Wisata Daerah Perkebunan Wisata ini dapat dilakukan berupa kegiatan pra produksi (budidaya) sampai dengan pasca panen. Salah satu contoh kegiatan wisata perkebunan teh di daerah Puncak dan Bandung. 2. Wisata di daerah Pertanian Tanaman Pangan dan Hias. Wisata di daerah pertanian tanaman pangan dan hias dapat berupa paket kegiatan kunjungan wisata ke kebun buah-buahan. Para wisatawan dapat secara langsung menikmati buah-buahan dengan cara memetik sendiri dan juga dapat melihat secara langsung teknologi pengalengan buah. Hal serupa juga dapat dilakukan pada taman bunga dengan pemandangan yang indah. 3. Wisata di Areal Perikanan. Para wisatawan dapat menyaksikan budidaya ikan dan melakukan kegiatan menangkap ikan seperti menjaring dan memancing. 4. Wisata di Arel Peternakan. Wisata pada daerah ini merupakan usaha yang bertujuan untuk mempelajari cara-cara beternak tradisional maupun modern, seperti kawasan sapi perah dan sapi potong Alikodra ( 1989 ).
3.3 Produk- Produk Agrowisata Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berbentuk fisik maupun jasa, produk fisik dapat berbentuk barang sedangkan jasa dalam bentuk layanan. Jasa adalah sikap atau perbuatan dimana di dalamnya terdapat kegiatan yang
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan terhadap sesuatu. Wisata agro merupakan salah satu produk yang berbentuk jasa, layanan jasa yang dapat diberikan oleh pihak pengelola wisata agro dapat berupa paketpaket wisata serta fasilitas-fasilitas yang tersedia dikawasan wisata. Produk agrowisata dapat berupa paket-paket wisata, dimana paket-paket wisata tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan area wisata, selain bisa menikmati keindahan alam dan udara yang segar, pengunjung juga dapat menikmati kegiatan berkuda, kegiatan outbond serta kegiatan produksi teh. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan meliputi pondokan atau wisma untuk menginap, aula, lapangan bola, kolam renang, serta tea corner. Seperti definisi pariwisata menurut Yoeti (1997), bahwa kegiatan pariwisata lebih menekankan pada aktifitas yang dilakukan di area wisata. Kegiatan yang dapat dilakukan berupa menikmati pemandangan alam sambil menghirup udara segar, dapat dilakukan pengunjung dengan cara berjalan mengelilingi area tea walk. Kegiatan berkuda dapat dilakukan dengan mengelilingi sekitar area perkebunan teh, kegiatan produksi teh dapat dilakukan pengunjung dengan cara melihat secara langsung proses produksi teh dan turut serta dalam kegiatan produksi tersebut seperti melihat cara penanaman atau budidaya teh, sampai kepada proses pasca produksi teh tersebut. Kualitas jasa akan langsung dirasakan oleh pengunjung, ketika pengunjung tersebut telah merasakan atau mengkonsumsinya sendiri. Kualitas jasa dapat dibagi atau diklasifikasikan kedalam lima dimensi yaitu: 1. Reliability: Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. 2. Responsiveness: Respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
3. Assurance: Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap terhadap produk secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan layanan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi Kompetensi (Competence), Kesopanan ( Courtesy), dan Kreadibilitas (Creadibility). 4. Emphaty: Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. 5. Tangible: Meliputi penampilan fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianyan tempat parkir, kebersihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan komunikasi dan penampilan karyawan. Proses pembelian jasa terbagi atas lima tahap yaitu tahap pertama dimulai dari kesadaran akan adanya kebutuhan lalu ditindaklanjuti dengan pencarian jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, selanjutnya dilakukan proses evaluasi atas alternatif jasa tersebut, tahap keempat adalah keputusan pembelian pada jasa yang dianggap cocok oleh konsumen tersebut. Tahap kelima adalah tahap evaluasi atas produk atau jasa yang dikonsumsi. Setiap individu memiliki variasi yang berbeda dalam menentukan tahapan untuk menentukan jasa apa yang akan digunakan (Umar, H , 2000).
3.4 Preferensi Dan Perilaku Konsumen Preferensi konsumen merupakan bagian dari perilaku konsumen. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Konsep preferensi ini terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk atau jasa, preferensi konsumen juga berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya. Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti
segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B. Preferensi konsumen biasanya diasumsikan memiliki dua sifat dasar (properti), yaitu kelengkapan dan transitivitas. Properti kelengkapan menyatakan bahwa tiap orang diasumsikan tidak pernah bingung dalam menentukan pilihan, mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Di sisi lain properti transitivitas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat. Properti di atas mengasumsikan bahwa konsumsi selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai (Nicholson, 2002). Jenis wisata agro yang ditawarkan pada saat ini semakin beragam, sehingga konsumen bisa lebih selektif dalam melihat jenis wisata agro yang akan dikunjungi. Jenis atau tipe wisata agro yang saat ini memiliki perkembangan yang cukup baik adalah jenis wisata agro yang menekankan pada konsep alamiah, dan dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu masing-masing wisata agro harus memiliki keunggulan atau kekhasan yang tidak dimiliki obyek wisata agro lain. Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Pemahaman mengenai perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara orang yang mungkin dilakukan terkait dengan perannya sebagai konsumen. Perilaku konsumen dalam prakteknya cenderung mengarah pada perilaku yang berhubungan dengan mencari, membeli dan menggunakan produk dan jasa. Konsumen mungkin diperlakukan sebagai suatu kelompok, segmen pasar khusus, diidentifikasi dengan karakteristik demografi dan diasumsikan memiliki sikap dan perilaku yang umum. Individu sebagai suatu alternatif pandangan subjektif yang dapat membentuk pola keteladanan dalam karakter seseorang.
Kotler (2000) menyatakan perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Pengertian Kotler tentang perilaku konsumen ini lebih menekankan pada produk yang akan dikonsumsi. Berbagai keputusan mengenai aktifitas seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa. Disiplin perilaku konsumen juga berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut (Sumarwan, 2002). Proses yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, evaluasi pasca kunjungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, sikap dan situasi, kedua perbedaan individu yang meliputi sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian gaya hidup dan demografis, dan yang ketiga faktor proses psikologis meliputi pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini (Engel et al,1994). Pengunjung wisata agro dalam memilih suatu obyek wisata yang akan dikunjungi dapat dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pengelola wisata agro atau lembaga wisata lainnya yang berhubungan dengan wisata agro, faktor perbedaan individu serta faktor lingkungan.
Preferensi
dan
perilaku
konsumen
dalam
wisata
agro
memiliki
keterkaitan, dengan mengetahui perilaku konsumen terhadap suatu obyek wisata serta preferensi konsumen terhadap obyek wisata agro, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pengelola untuk mempertahankan serta meningkatkan kinerja suatu kawasan wisata agro, dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kepuasan pengunjung. Mengingat pengunjung memegang peranan penting dalam keberadaan suatu obyek wisata.
3.5 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Analisis Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas lebih tertuju pada pengunjung yang datang ke tempat wisata. Pengunjung merupakan bagian yang paling penting bagi suatu kawasan wisata dan pengunjung juga menentukan kualitas jasa. Pihak pengelola kawasan Wisata Agro Gunung Mas harus mengetahui sejauh mana kebutuhan atau keinginan konsumen yang perlu diperhatikan dan dipenuhi oleh pengelola. Wisata agro pada prinsipnya merupakan kegiatan industri jasa yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Pengunjung merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dan sangat mempengaruhi keberadaan suatu kawasan wisata. Oleh karena itu sangat penting bagi pengelola kawasan wisata mengetahui bagaimana
karakteristik dari pengunjung. Dalam setiap konsumsinya konsumen cenderung melalui beberapa tahapan dalam proses dalam pengambilan keputusan terlebih dahulu untuk mencapai kepuasan yang maksimum.Tahapan-tahapan yang dilalui konsumen dalam proses keputusan pembeliannnya yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian serta pasca pembelian atau hasil. Situasi persaingan yang semakin ketat antar objek wisata terlihat dengan adanya berbagai jenis Wisata Agro yang ada diantaranya objek wisata Taman Bunga Nusantara Cianjur, Taman Bunga Cibubur, Kebun Raya Bogor, Wana Wisata Cibodas, Taman Buah Mekar Sari menandakan adanya persaingan yang kompetitif. Penurunan jumlah pengunjung pada kawasan Wisata Agro Gunung Mas pada tahun 2005-2007 menjadi perhatian untuk pengelola kawasan wisata, dimana keberadaan suatu kawasan wisata sangat ditentukan oleh jumlah pengunjung yang datang. Perusahaan mengevaluasi penyebab turunnya jumlah pengunjung agar dapat melakukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai peningkatan jumlah pengunjung.
3.6 Kerangka Pemikiran Operasional
•
PERMASALAHAN Penurunan jumlah kunjungan dari tahun 2005-2007 Wisata Agro Gunung Mas.
Karakteristik Wisata Agro
Karakteristik Konsumen: • Nama • Umur • Jenis kelamin • Tingkat pendidikan • Tingkat Pendapatan • Jenis Pekerjaan
Preferensi dan Perilaku Konsumen
Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas.
Important Perfomance Analysis, Angka Ideal dan Customer Satisfaction Index
Analisis Deskriptif
Alternatif Strategi Perbaikan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Wisata Agro Gunung Mas memiliki potensi yang cukup besar sebagai obyek wisata agro, selain itu Wisata Agro Gunung Mas terletak di lokasi yang sangat strategis serta banyak dikunjungi wisatawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang dijelaskan sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data yang langsung, diperoleh dari pengamatan di lapang (observasi), penyebaran kuisioner kepada pengunjung dan wawancara langsung kepada pihak pengelola Wisata Agro Gunung Mas. b. Data Sekunder Data sekunder yang berupa laporan tahunan pengunjung yang datang yang diperoleh dari pihak pengelola, selain itu data diperoleh juga dari instansi lainnya dan studi literatur yang terkait dengan penelitian.
4.3 Metode Pengumpulan Data Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan (observasi), kemudian melakukan wawancara dengan pihak pengelola wisata agro dengan menggunakan panduan wawancara. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan pendekatan Convenience Sample atau disebut juga Accidental Sampling (sampel kebetulan) dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Responden yang dipilih adalah responden yang mengunjungi Wisata Agro Gunung Mas selama waktu penelitian. Sebelum pengisian kuisioner dan wawancara, responden yang sedang melakukan kunjungan terlebih dahulu ditanyai kesediaannya untuk menjadi responden dan apabila pengunjung tersebut bersedia baru dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan pada hari biasa (Senin-Jumat) dan hari libur (Sabtu-Minggu) sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB disesuaikan dengan waktu buka dan tutup Wisata Agro Gunung Mas. Dengan adanya pengambilan sampel ini diharapkan dapat mewakili populasi sebenarnya dari pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. Untuk menentukan jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Simamora,2002), yaitu: n= Dengan
: n=
N (1 + Ne 2 )
jumlah responden
N = ukuran populasi E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang masih ditolerir. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 100 orang. Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas dapat berombongan atau perorangan,
pengambilan sampel dapat dilakukan pada hari kerja maupun libur. Ukuran populasi yang digunakan adalah total jumlah pengunjung pada tahun terakhir. Pada penelitian ini menggunakan data jumlah kunjungan tahun 2007, yaitu sebesar 318.184 pengunjung. Dengan nilai e sebesar 10 persen ( nilai kritis untuk penelitian deskriptif), maka nilai n adalah sebagai berikut. n=
318.184 1 + 318.184(0. 1) 2
= 99.96 persen Dengan demikian responden yang dijadikan sampel berdasarkan perhitungan diatas adalah sebanyak 99,96 dibulatkan menjadi 100 responden.
4.4 Metode Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan bantuan tabulasi deskriptif, Importance Performance Anlysis (IPA), Model Angka Ideal serta Customer Satisfaction Index (CSI). Software yang digunakan dalam peneliian adalah Micrososft Office Exel 2007, SPSS Versi 12 dan Minitab Versi 14.
4.4.1 Analisis Deskriptif Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran ataupun kilasan peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003). Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik umum konsumen dan proses keputusan konsumen untuk berkunjung untuk ke Wisata Agro Gunung Mas. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara yang ditabulasikan dalam kerangka Tabel yang telah dipersiapkan, kemudian dianalisis untuk melihat karakteristik pengunjung dan dilihat pula
perilaku serta persepsi pengunjung. Pada analisis ini jawaban yang sama dikelompokkan dan dipresentasikan. Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, umur, status perkawinan, daerah asal, pekerjaan, pendapatan, serta pendidikan terakhir, sedangkan analisis mengenai proses pengambilan keputusan untuk berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas meliputi pengenalan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat wisata yang dikunjungi, evaluasi alternatif, evaluasi hasil pengunjung terhadap tempat Wisata Agro Gunung Mas.
4.4.2 Analisis Model Angka Ideal Analisis model angka ideal memberikan informasi berkenaan dengan bagaimana produk/ jasa yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Dalam model angka ideal, konsumen diminta untuk menunjukkan sampai sejauh mana merk percaya suatu produk/jasa ditempatkan pada skala yang menggambarkan berbagai
derajat
atau
tingkat
atribut
yang
menonjol.
Konsumen
juga
menunjukkan dimana merk ideal akan termasuk pada skala atribut ini. Semakin dekat penilaian aktual suatu merek dengan penilaian ideal, maka sikap tersebut semakin mendukung. Model angka ideal bertujuan untuk memberikan informasi mengenai atribut ideal suatu produk/jasa, tingkat kepentingan atribut tersebut, dan bagaimana atribut yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Model Multiatribut Angka Ideal menurut Engel, et al (1994) adalah sebagai berikut:
n
Ab = ∑ Wi Ii − Xi i =1
Dimana: Ab = Sikap terhadap merek b Wi = Pentingnya atribut i Ii = Perfomasi ideal pada atribut i Xi = Kepercayaan perfomasi aktual merek tersebut pada atribut ke-i N = Jumlah atribut yang menonjol Pada model angka ideal, konsumen diminta untuk menunjukkan tingkat kepentingan, tingkat kepercayaan, dan tingkat keidealan suatu atribut melalui skala tertentu. Skala likert digunakan untuk mengukur respon model angka ideal dengan skala 1 sampai dengan 5. Misalnya ingin mengetahui penilaian konsumen terhadap kenyamanan di Wisata Agro Gunung Mas, dan responden pada awalnya diminta menilai seberapa penting atribut kenyamanan tersebut. Kenyamanan tidak penting
-
-
-
-
-
1
2
3
4
5
Kenyamanan sangat penting
Kemudian responden diminta menunjukkan kenyamanan yang ideal menurut mereka. Kenyamanan sangat buruk
1
2
3
4
5
Kenyamanan sangat baik
Selisih skor antara atribut produk ideal dengan kepercayaan pada atribut tertentu menggambarkan kesenjangan antara produk dengan gambaran produk ideal yang dinginkan konsumen. Skor terbaik adalah yang mendekati nol, karena berarti atribut tersebut semakin ideal.
4.4.3 Metode Costumer Satisfaction index (CSI) Metode index kepuasan konsumen (Costumer Satisfaction index) merupakan index yang mengukur tingkat kepuasan konsumen atau pengunjung berdasarkan atribut–atribut tertentu. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing – masing industri, bahkan untuk masing–masing perusahaan. Adapun atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah enambelas atribut wisata. Menurut Dickson (1991) terdapat empat langkah dalam perhitungan Costumer Satisfaction index (CSI), yaitu : 1. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score (MSS). Nilai ini bersala dari rata – rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap anggota : n
MIS =
∑ Yi i =1
n
Dimana :
n
dan MSS =
n Yi Xi
∑ Xi i =1
n
................................................................ (9)
= jumlah responden = Nilai kepentingan atribut ke – i = Nilai kinerja atribut ke – i
2. Membuat Weight Factors (WF) Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. WIFi =
MISi
∑ MIS i =1
Dimana
× 100% ........................................................................... (10)
p
p I
i
= jumlah atribut kepentingan = Atribut ke – i
3. Membuat Weight Score (WS) Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata – rata tingkat kepuasan (Mean Satisfaction Score = MSS)
WSi = WFi × MSSi ..................................................................................... (11) Dimana :
i
= Atribut aspek kemampuan kelompok ke – i
4. Menentukan Costumer Satisfaction Index p
CSI =
∑WS i =1
5
i
× 100% ............................................................................... (12)
Skala kepuasan konsumen/pengunjung yang umum dipakai dalam interpretasi index adalah skala nol sampai satu. Seperti dijabarkan dalam Tabel 2 dibawah ini. Tabel 3. Kriteria Indek Kepuasan Nilai Indek
Kriteria indek kepuasan anggota
0,81 – 1,00
Sangat Puas
0,66 – 0,80
Puas
0,51 – 0,65
Cukup Puas
0,35 – 0,50
Kurang Puas
0,00 – 0,34
Tidak Puas
Sumber : Panduan survei kepuasan konsumen PT. Sucofindo dalam Fahrul, 2007.
4.4.4 Importance Perfomance Analysis (IPA) Importance Perfomance Analysis atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja ini digunakan untuk mengukur dan menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas. Analisis ini membandingkan antara tingkat kepentingan atribut menurut konsumen terhadap perfomance suatu produk atau jasa. Nilai harapan dapat dibentuk dari pengalaman masa lalu, komentar, atau saran informasi dari perusahaan maupun pesaing perusahaan
sejenis. Nilai perfomance adalah kemampuan perusahaan melayani konsumen dalam upaya memuaskan konsumen. Dalam kerangka Importance Perfomance Analysis, ada beberapa analisis yang dapat digunakan yaitu analisis kesesuaian, analisis kuadran, dan analisis gap ( kesenjangan). Untuk
mengukur
tingkat
kepentingan
digunakan
skala
semantik
diferensial lima tingkat yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan nilai sebagai berikut: 1. Jawaban sangat penting diberi nilai 5 2. Jawaban penting diberi nilai 4 3. Jawaban cukup penting diberi nilai 3 4. Jawaban tidak penting diberi nilai 2 5. Jawaban sangat tidak penting diberi nilai 1 Untuk mengukur nilai kinerja diberikan lima penilaian sesuai dengan karakteristik atribut, sebagai contoh: Toilet 1. Toilet sangat bersih diberi nilai 5 yang berarti kinerjanya sangat baik sehingga memberikan tingkat kepuasan sangat puas. 2. Jawaban bersih diberi nilai 4 yang berarti kinerjanya baik, seingga memberikan tingkat kepuasan puas. 3. Jawaban cukup bersih diberi nilai 3, yang berarti kinerjanya cukup baik sehingga memberikan tingkat kepuasan cukup puas. 4. Jawaban tidak bersih diberi nilai 2, yang berarti kinerjanya tidak baik, sehingga memberikan tingkat kepuasan tidak puas. 5. Jawaban sangat tidak bersih diberi nilai 1, yang berarti kinerjanya sangat tidak baik, sehingga memberikan tingkat kepuasan sangat tidak puas.
Rentang skala yang akan digunakan disesuaikan dengan rumus sebagai berikut: Rs =
(m − n) b
Dimana: Rs = Rentang skala m = skor tertinggi n
= skor terendah
b
= jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan lima kategori kelas)
Berdasarkan banyaknya jumlah responden (100 orang), maka nilai ratarata terkecil yang mungkin diperoleh adalah 1 dan nilai rata-rata terbesar yang mungkin diperoleh adalah 5, sehingga rentang skala untuk setiap kelas adalah
(5 − 1) = 0.8 . Untuk rentang skala pada tingkat kepentingan adalah sebagai 5 berikut: 1. 1,00 - 1,79
berarti sangat tidak penting
2. 1,80 - 2,59
berarti tidak penting
3. 2,60 - 3,39
berarti cukup penting
4. 3,40 - 4,19
berarti penting
5. 4,20 - 5,00
berarti sangat penting
Untuk rentang skala pada tingkat kinerja adalah sebagai berikut: 1. 1,00 - 1,79
berarti sangat tidak baik
2. 1,80 - 2,59
berarti tidak baik
3. 2,60 - 3,39
berarti cukup baik
4. 3,40 - 4,19
berarti baik
5.
berarti sangat baik
4,20 - 5,00
Bobot penilaian pelanggan dan kinerja perusahaan dirata-ratakan dan diformulasikan dalam kuadran. Skor rata-rata penilaian terhadap perfomance atau kinerja ( X ) m menunjukkan posisi atribut pada sumbu X ( sumbu kinerja ), sedangkan posisi sumbu Y, yang menunjukkan tingkat kepentingan, diwakili oleh ( Y ) yang menunjukkan tingkat kepentingan, diwakili oleh yang menunjukkan skor rata-rata digunakan rumus ( Umar, H 2000 ):
x =
∑ Xi n
dan y =
∑ Yi n
Dimana: X = Bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja perusahaan Y = Bobot rata-rata penilaian kepentingan konsumen n = Jumlah responden Kuadran yang dimaksud adalah kuadran yang terdiri atas empat bagian yang dibatasi oleh garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X , Y ), dimana
X adalah rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kinerja perusahaan. Sedangkan Y adalah rata-rata bobot tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut: n
Xi =
∑ Xi i =1
K
n
dan Yi =
∑ Yi i =1
K
Dengan K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Nilai X dan Y ini digunakan sebagai pasangan koordinat dalam kuadran analisis pada gambar 3 berikut ini.
K E P N T I N G A N
RENDAH
TINGGI
TINGGI
I Daerah dimana atribut perlu difokuskan
II Kekuatan perusahaan
RENDAH
IV Prioritas Rendah
III Berlebihan
Y
Y
PERFORMANCE/KINERJA
X
X
Gambar 3: Kuadran Analisis Sumber: Umar (2000)
Kuadran analisis mempunyai empat kuadran yang berbeda-beda yaitu: 1. Kuadran I, daerah dimana atribut perlu difokuskan. Menunjukkan atribut yang sebenarnya penting tetapi memiliki kinerja yang rendah dimata konsumen. 2. Kuadran II, kekuatan perusahaan. Menunjukkan atribut yang dimiliki perusahaan dianggap penting serta kinerjanya telah memuaskan konsumen. 3. Kuadran III, perusahaan memiliki kinerja yang baik untuk atribut tersebut, namun memiliki tingkat kepentingan yang rendah bagi konsumen. 4. Kuadran IV, prioritas rendah. Menunjukkan atribut yang kurang penting pelaksanaanya dan juga kurang diperhatikan perusahaan.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI
5.1 Sejarah singkat PTP Nusantara VIII ” Gunung Mas” Perkebunan Gunung Mas didirikan pada tahun 1910 merupakan salah satu Unit Usaha PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang berlokasi di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Awalnya terdapat dua perkebunan yaitu Perkebunan Gunung Mas dan Perkebunan Cikopo Selatan yang kemudian pada tahun 1972 digabung dengan nama Perkebunan Gunung Mas. Perkebunan Cikopo Selatan mulai beroperasi pada tahun 1912 oleh Perusahaan Jerman dengan nama ”NV. CULTUR TJIKOPO ZSUID”. Pada tahun 1949 perkebunan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Belanda karena Pemerintah Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II, kemudian pengelolaannya diserahkan atau dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara. Pada tahun1963 dilakukan reorganisasi dan dimasukan dalam PPN Antan VII dan pada tahun 1971 dimasukan dalam PNP XII. Perkebunan Gunung Mas mulai beroperasi pada tahun 1910 oleh sebuah Maskapai Prancis dengan nama ”Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise de Culture Etde Commerce”, dan pada tahun 1954 pengelolaanya diserahkan kepada Perusahaan Belanda yaitu ”NV TIEDEMAN K VAN KERCHEM (TVK)” yang memiliki Kantor Pusat di Bandung. Tahun 1958 Perkebunan ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia (nasionalisasi) dan dimasukan dalam PPN Baru Kesatuan Jabar II. Tahun 1963 diadakan reorganisasi perusahaan dan Perkebunan Gunung Mas dimasukan dalam PPN Antan VII. Status PPN Antan VII hanya berlangsung 7 (tujuh) tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan Pemerintah Perusahaan Negara menjadi PNP XII.
Sejak tanggal 01 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT Perkebunan XII (Persero). Kemudian terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, diadakan penggabungan (merger) tiga PTP (PTP XI, PTP XII, dan PTP XIII) menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII yang meliputi Wilayah Propinsi Jawa Barat dan Banten sehingga Perkebunan Gunung Mas di bawah manajemen PTP Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna No.4 Bandung. PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) didirikan berdasarkan Akta Notaris Harun Kamil, SH No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2/8336 HT.01.01 TH.1996 tanggal 08 Agustus 1996, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI. PTP XII, dan PTP XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).
5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro Wisata Agro Gunung Mas didirikan secara bertahap diawali dengan pendirian Wisma Ir. H. Achmad Affandi, sekitar tahun 1983 yang terletak di sekitar areal kompleks perkantoran dan pabrik pengolahan teh. Wisma ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan sendiri yakni tamu dari Departemen Pertanian, serta dinas-dinas yang terkait atau kepentingan internal perusahaan, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, rapat, seminar dan berbagai kegiatan lainnya. Menyadari potensi yang dimiliki oleh perkebunan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi perusahaan, pada tahun 1992 lokasi ini mulai dikembangkan untuk daerah tujuan wisata. Menunjang kegiatan pemerintah sebagai pelaksanaan surat keputusan bersama
antara
Menteri
Pertanian
dan
Menteri
Pariwisata,
Pos
dan
Telekomunikasi (Parpostel), di perkebunan Gunung Mas telah diusahakan bidang pariwisata yang telah menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Tahun 1993, Direksi PTPN VIII (pada waktu itu masih PTP XII) mengeluarkan SK No.4:1:1-040/1993 tanggal 23 Februari 1993, tentang pembentukan Bagian Wisata Agro di Perkebunan Gunung Mas beserta kepala bagian. Saat itu Kantor wisata agro mulai dibuka dengan ditunjukkannya beberapa petugas urusan wisata agro serta dilakukan kerjasama dengan beberapa biro perjalanan. Pengelola wisata agro semula dikelola oleh Pusat Koperasi
Karyawan
(Puskopar),
namun
sesuai
dengan
surat
direksi
E.1/SK/247/1995 pada tanggal 1 Februari 1995 pengelolaan wisata agro di Perkebunan Gunung Mas ditangani oleh seorang kepala urusan yang bertanggung jawab pada Kepala Administrasi. Perkebunan Gunung Mas juga telah memiliki ijin kepariwisataan dengan nomor 53/sk.005. Diparda/0691. Tahun 1996 dengan pertimbangan jumlah pengunjung yang cenderung meningkat dan pengelolaan yang baik Wisata Agro Gunung Mas mendapat penghargaan Adhi Karya Utama Propinsi Jawa Barat.
5.3 Keadaan Fisik dan Geografis Perkebunan Gunung Mas terletak pada ketinggian ± 800-1.200m di atas permukaan laut, terletak di dua Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Perkebunan Gunung Mas terletak sekitar 80 Km dari Ibu Kota Jakarta atau sekitar 90 Km dari Bandung. Menurut Klasifikasi Schimd dan Ferguson iklim di Perkebunan Gunung Mas termasuk iklim sedang dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun antara 2.500 sampai 4.000 mm per tahun. Kawasan ini memiliki temperatur minimum 15-18 ºC. Salah satu unsur iklim adalah curah hujan. Curah hujan bulanan sebesar 50 mm lebih dari 2 bulan. Rata-rata curah hujan dalam 10 tahun
terakhir yang sesuai untuk tanaman teh adalah ≥ 2.000 mm per tahun, bulan kemarau (< 60 mm) setiap tahun ≤ 2 bulan serta tidak ada bulan yang sama sekali tidak hujan. Menurut data laporan manajemen, selama lima tahun terakhir (1998-2002), curah hujan rata-rata Kebun Gunung Mas adalah 3.594 mm per tahun, rata-rata bulan basah (≥100mm/per bulan) 10 bulan, dua bulan lembab (60-100mm/bulan), dan tidak ada bulan kering (<60 mm/bulan). Rata-rata jumlah hari hujan per tahun adalah 200 hari dengan sebaran 15 hari hujan (hh) per bulan. Pola sebaran curah hujan per tahun di Kebun Teh Gunung Mas memiliki dua puncak hujan, yaitu terjadi pada bulan Februari (puncak pertama) dan pada bulan November (puncak kedua). Pola sebaran curah hujan merupakan tipe curah hujan ”Simple Woves” atau monomodal atau pola tunggal. Pola seperti ini terdapat perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim penghujan dengan musim kemarau. Bulan basah dengan rata-rata jumlah curah hujan >250 mm per bulan dan ratarata jumlah hari hujan 10 per bulan terdiri atas bulan: Januari, Februari, Maret, April, Mei, juni, Juli, Oktober, November, dan Desember. Bulan Agustus dan September merupakan bulan lembab dengan jumlah curah hujan rata-rata 80 mm per bulan. Tingkat kelembaban nisbi udara rata-rata Kebun Teh Gunung Mas adalah 85,8 persen. Tiga unsur radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran matahari. Perkebunan Gunung Mas mempunyai luas areal sekitar 1.703,65 Ha. Luas areal diusahakan sebagai kawasan Wisata Agro adalah ± 300 Ha yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk kegiatan seperti tea walk, hiking, olah raga alam bebas, berkemah dan lain-lain.
5.4 Tanah dan Sumber Air Tipe tanah untuk areal penanaman teh di Indonesia, khususnya diareal kebun teh milik PTP. Nusantara, didominasi oleh tanah jenis andosol, kemudian latosol dan regosol. Tekstur tanah untuk tanaman teh mulai dari pasir hingga liat berat, ruang pori lebih dari 40 persen dengan jumlah air tersedia pada jarak 4-20 cm untuk setiap m kedalaman tanah. Tanah yang sesuai untuk tanaman teh adalah subur, kandungan bahan organik tinggi (minimal 8 persen), kedalaman solum tanah ≥ 40 cm, lapisan olah cukup tebal tidak bercadas (pejal), mudah meresap air, (permiabel) dan kemiringan lahan < 35 persen (rata, landai) ( Wibowo1997 dan Lembaga Pendidikan Perkebunan 2002). Kebun Teh Gunung Mas (2003), tanah-tanah areal penanaman teh umumnya bertekstur pasir dan bertekstur remah dengan ketebalan solum tanah 10 cm sampai dengan lebih dari 20 cm. Topografi tanah areal penanaman teh Kebun Gunung Mas ± 15 persen. Klasifikasi tanah Kebun Teh Gunung Mas adalah sebagai berikut: 1. Keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,5-6,0 2. Kondisi tanah cukup gembur, drainase baik, tidak berkapur. 3. Jenis tanah terdiri dari: Andosol (330,87 Ha-57 persen), Latosol (116,31 Ha- 20 persen ) dan Regosol (132,92 ha-23 persen). Tinggi tempat seluruh areal Kebun Teh Gunung Mas berkisar antara 6002000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat untuk penanaman teh antara 800-1.400 mdpl dimana afleding Gunung Mas I dan II terletak pada elevasi 800-1.000 m dpl. Sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan wisata agro, budidaya teh, pabrik dan permukaan karyawan adalah berasal dari tiga sumber air terjun yang dialirkan ke bangunan dam. Jarak antara air terjun dengan bangunan dam adalah 500 m, dari bangunan dan disalurkan air ke empat bangunan
penyaringan satu dengan penyaringan dua berjarak 900m. Bak penyaringan dimensi (2mx2mx1,5m). Terdapat 50 bak kontrol dengan ukuran (1mx1mx1,5m). Bak kontrol terdapat diantara bak penyaringan satu dengan dua banyak sebanyak 20, antara bak penyaringan dua dengan tiga sebanyak 20 dan antara bak penyaringan tiga dan empat sebanyak 10, dari bak penyaringan empat kemudian disalurkan kebagian wisata agro dan pabrik sedangakan kebutuhan budidaya
teh
memanfaatkan
air
rembesan
permukaan.
Air
disalurkan
menggunakan pipa besi dengan diameter 50cm dan panjang 900m.
5.5 Kondisi Infrastruktur PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas selain terdapat hamparan teh juga tedapat sarana dan prasarana yang disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan sistem produksi agar menjadi lebih baik dan lancar sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu tinggi dan mampu bersaing dipasaran. Sarana dan prasarana yang tersedia tersebut antara lain: 1. Bangunan emplasemen yang terdiri dari rumah administratur,rumah sinder, rumah karyawan, kantor adfeling, kantor induk, gudang, sarana pabrik dan kesenian serta mesjid. 2. Sarana jalan, air, disel, tempat penitipan anak (TPA). 3. Sarana pendidikan yaitu TK, Madrasah dan Sekolah Dasar 4. Sarana kesehatan yaitu Puskesmas dan Poliklinik. 5. Sarana pemenuhan kesehjahteraan yaitu adanya koperasi karyawan serta organisasi keluarga karyawan misalnya Ikatan Keluarga Besar IbuIbu (IKBI). 6. Kantor Wisata Agro yang berada di afdeling Gunung Mas I.
Keberadaan kantor wisata agro merupakan salah satu sarana penunjang berkaitan dengan telah diresmikannya kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata dan dibuka untuk umum. Keberadaan Kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata telah memiliki izin usaha kepariwisataan berdasarkan surat No 503/SK.005/Diperda/0691 bahwa Perkebunan Gunung Mas dapat dijadikan obyek wisata. Wisata agro didirikan sebagai penunjang kegiatan perusahaan dan pelaksanaan SK bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro ”Gunung Mas” Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Wisata Agro Gunung Mas adalah: 1. Kawasan terbuka yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk pelaksanaan kegiatan seperti tea walk atau jalan santai diareal Gunung Mas dengan jalur lintasan yang ditawarkan adalah 4 km, 6 km, dan 10 km. Penggunaan areal ini hanya dikenakan tarif masuk, tanda pemasangan arah dan pemandu bila dibutuhkan. 2. Pabrik pengelolaan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh untuk wisata ilmiah. 3. Penginapan terdiri dari: 1) Wisma Affandi terdiri dari 8 kamar, antara lain satu kamar khusus bagi pejabat eselon satu, 3 kamar VIP setaraf dengan kamar hotel bintang tiga dan 4 kamar standar. 2) Bungalow terdiri dari 3 rumah antara lain 1 rumah dengan 5 kamar, 1 rumah dengan 7 kamar dan 1 rumah dengan 3 kamar. Fasilitas yang didapat adanya ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi.
3) Pondokan terdiri dari 21 yang masing-masing memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. 4. Ruang pertemuan yang terdiri dari aula wisma, aula camelia, aula pondokan. Kapasitas aula pondokan sebesar 100-300 orang. 5. Lapangan olah raga tenis, bola voli, bulu tangkis, sepak bola, areal berkuda dan areal kemping. 6. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta mas yaitu tempat yang menjual produk teh baik teh celup maupun teh hitam kualitas ekspor juga menjual minuman teh seduh dan makanan lainnya. 7. Katering yang terdiri dari prasmanan, box, snack, sarapan dan lain-lain yang dikelola oleh IKBI (Ikatan Keluarga Besar Ibu-Ibu) Gunung Mas. 8. Perlengkapan untuk kegiatan seperti sound system, OHP, listrik, tenda unit, kursi, meja, spanduk dan umbul-umbul. 9. Areal parkir dan sarana komunikasi (telepon umum dan faksimil) serta musholla. 10. Petugas keamanan dan pemandu. 11. Air bersih dan toilet.
5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara ”Gunung Mas” PTP Nusantara VIII (Persero) Gunung Mas memiliki Visi untuk menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh dalam bidang agribisnis, agroindustri, dan agrowisata untuk memuaskan stakeholder (antara lain pelanggan, pemilik saham, karyawan, dan masyarakat) serta peduli akan lingkungan. Perusahaan ini memiliki misi untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nsional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya. Misi tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut.
1
Sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perkebunan yaitu: 1) Menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara dengan cara seefisiennya. 2) Memenuhi fungsi sosial yang diantaranya berupa penuediaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia. 3) Memelihara kekayaan alam berupa memelihara dan peningkatan kesuburan tanah, sumber air dan tanamannya.
2
Agent Of Develompment ( Wahana pembangunan).
3
Pengabdian kepada masyarakat (Pembinaan ekonomi lemah koperasi). Pencapaian misi tersebut maka perusahaan menerapkan strategi dengan
cara meningkatkan pertumbuhan perusahaan menerapkan strategi untuk memperkuat care business, melalui peningkatan kuantitas (produktivitas) dan mutu produk serta mengembangkan dan meningkatkan potensi sumberdaya sebagai aset perusahaan.
5.8 Struktur Organisasi PTP.Nusantara VIII”Gunung Mas” Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab pada Direksi PTP Nusantara VIII Gunung Mas. Administratur dalam menjalankan tugasnya mempergunakan sistem organisasi garis yang membagi kekuasaan dalam setiap tingkat. Kekuasaan yang didelegasi menjadi suatu tanggung jawab bagi pemegang sekaligus memberikan wewenang untuk menentukan kebijaksanaan operasional tugasnya, menjalankan tugasnya seharihari administratur dibantu oleh Sinder Wisata Agro, dan Sinder TUK. Jumlah tenaga kerja di PTP Nusantara VIII Gunung Mas sampai bulan April 2007 sebanyak 1.393 orang, yang terdiri dari karyawan unsur pimpinan sebanyak 12 orang, karyawan golongan I B sampai dengan II D sebanyak 123 orang, karyawan golongan I A sebanyak 688 orang, karyawan honorer sebanyak
523 orang. Dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas kerja para karyawan, berbagai upaya untuk meningkatkan kesehjahteraan keluarga dan lingkungan terus dilaksanakan, antara lain meliputi: penyediaan sarana perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat pengasuhan anak (TPA), koperasi, olahraga dan kesenian, organisasi karyawan/keluarga karyawan, serta pembinaan mental dan kerohanian. Struktur organisasi lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS
Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas merupakan sasaran utama perusahaan dalam pemasaran produk jasanya, karena keberadaan suatu obyek wisata sangat tergantung pada banyaknya pengunjung yang datang. Dengan banyaknya pengunjung yang datang maka pendapatan yang akan diperoleh perusahaan juga meningkat. Pemahaman tentang pengunjung sangatlah penting, dengan pemahaman ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui segmen pasar yang akan dilayani dan mengetahui bagaimana perilaku pengunjung. Hal ini juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam melayani pengunjung dan dapat memberikan pelayanan terbaik pada pengunjung. Responden pengunjung Wisata Agro Gunung Mas adalah pengunjung yang sedang melakukan kunjungan, jumlah responden secara keseluruhan berjumlah
100
orang.
Pengunjung
memegang
peranan
penting
dalam
keberadaan suatu obyek wisata, sehingga kepuasan pengunjung akan suatu obyek wisata sangat penting untuk diperhatikan. Pengunjung yang puas menyebabkan pengunjung tertarik untuk melakukan kunjungan lagi dan pengunjung yang puas tersebut diharapkan akan menjadi sarana yang paling efektif dalam mempromosikannya kepada pengunjung lain. 6.1. Jenis Kelamin Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa sebaran pengunjung berdasarkan jenis kelamin laki-laki (52 persen) dan perempuan (48 persen). Persentase antara jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan tidak
jauh berbeda. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung datang bersama keluarga.
Tabel. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah (orang) 52 48 100
Persentase (persen) 52 48 100
6.2 Umur Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas yang datang berasal dari berbagai tingkatan usia. Pemilihan responden dilakukan terhadap pengunjung yang berusia diatas 17 tahun, dengan pertimbangan bahwa pengunjung yang berusia 17 tahun tersebut sudah bisa memahami jenis pertanyaan yang akan diberikan. Umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi. Hal ini dikarenakan umur dapat menggambarkan kemampuan fisik. Kegiatan rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh segala usia, untuk anak-anak umumnya kegiatan berekreasi sangat digemari karena mereka senang bermain, pada usia dewasa dan usia lanjut kegiatan rekreasi di luar ruangan masih tetap dibutuhkan walaupun intensitasnya berkurang. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kelompok usia 18-27 28-37 38-47 48-57 >58 Total
Jumlah (orang) 29 26 33 11 1 100
Persentase (persen) 29 26 33 11 1 100
Berdasarkan Tabel 5, pengunjung berusia 38-47 tahun (33 persen) persentase terkecil adalah pengunjung yang berusia > 58 tahun (1 persen). Hal ini disebabkan pengunjung wisata agro sudah berkeluarga dan pada usia ini
pengunjung lebih menyukai jenis wisata yang menyajikan konsep alami. Dengan adanya sebaran beragam usia ini menunjukkan bahwa Wisata Agro Gunung Mas diminati oleh berbagai tingkatan usia serta berpotensi sebagai tempat rekreasi untuk keluarga.
6.3 Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir atau pendidikan yang sedang ditempuh pada saat ini. Tingkat pendidikan seseorang berkaitan dengan kelas sosialnya, yang secara langsung juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih kegiatan rekreasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, berarti informasi yang dimilikinya semakin banyak sehingga akan mempengaruhi keputusan dalam memilih obyek wisata. Sebagian besar tingkat pendidikan pengunjung yaitu berpendidikan sarjana (47 persen), sedangkan yang paling rendah adalah pengunjung yang berpendidikan D2 (1 persen). Tingkat pendidikan juga dapat menunjukkan besarnya pendapatan yang diterima oleh pengunjung. Pengunjung yang berpendidikan sarjana biasanya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada D2. Dengan adanya informasi tentang pendidikan diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengunjung cukup tinggi. Sebaran pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SLTP SLTA D2 D3 Sarjana S2 Total
Jumlah (orang) 3 33 1 10 47 6 100
Persentase (persen) 3 33 1 10 47 6 100
6.4 Jenis Pekerjaan Jenis
pekerjaan
seseorang
secara
umum
mencerminkan
tingkat
pendapatan dan kelas sosial. Berdasarkan data sebaran yang diperoleh dari 100 responden, pengunjung Wisata Agro Gunung Mas memiliki jenis pekerjaan yang beragam. Persentase antara pegawai negeri dan pegawai swasta sama yaitu pegawai negeri (27 persen) dan pegawai swasta (27 persen). Hal ini dikarenakan pada saat penelitian bertepatan dengan liburan panjang, sehingga banyak pegawai negeri dan pegawai swasta yang ingin memanfaatkan waktu libur tersebut bersama keluarga. Persentase terkecil adalah ibu rumahtangga (7 persen). Hal ini diduga sebagian besar wanita yang berada di kawasan Jabodetabek memiliki pekerjaan. Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri (PNS) Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Total
Jumlah (orang) 17 27 27 7 22 100
Persentase (persen) 17 27 27 7 22 100
6.5 Pendapatan Rata-rata per bulan Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata per bulan yang diterima pengunjung. Untuk ibu rumah tangga yang dimaksudkan pendapatan disini adalah besarnya pendapatan yang diterima dari suami per bulan, sedangkan untuk mahasiswa pendapatan yang diterima per bulan adalah uang saku yang mereka terima. Makin besar tingkat pendapatan yang diperoleh seseorang, maka makin besar pula daya beli terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih sarana rekreasi yang sesuai untuk dirinya dan keluarga.
Pendapatan rata-rata pengunjung berkisar antara Rp. 250.000,00 sampai dengan Rp. 20.000.000,00, sebaran terbesar yaitu Rp 250.000-Rp1.500.000 (31 persen), persentase terkecil jumlah reponden yang berpenghasilan Rp 4.150.000-Rp 5.400.000 (2 persen). Klasifikasi penghasilan di atas sesuai dengan tingkat pekerjaan responden. Sebaran pengunjung berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan perbulan (Rupiah)
Jumlah (orang)
250.000-1.500.000 1.550.000-2.800.000 2.850.000-4.100.000 4.150.000-5.400.000 5.450.000-6.700.000 >6.750.000 Total
31 30 15 3 2 19 100
Persentase (persen) 31 30 15 3 2 19 100
6.6 Status Pernikahan Status pernikahan berkaitan dengan keputusan seseorang terhadap kegiatan rekreasi, karena bagi pengunjung yang sudah berkeluarga keluarga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menentukan obyek wisata yang akan dikunjungi. Pengunjung yang telah berkeluarga biasanya melakukan kunjungannya beserta seluruh anggota keluarga. Dengan adanya informasi tentang status pernikahan tersebut diharapkan pihak pengelola memahami apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat memuaskan pengunjung baik yang sudah berkeluarga ataupun yang belum berkeluarga. Sebagian besar pengunjung yang datang ke Wisata Agro Gunung Mas berstatus telah menikah (71 persen) yang kemungkinan sudah mempunyai anak. Pengunjung yang telah menikah cenderung menyukai jenis wisata yang menawarkan fasilitas yang dapat diminati oleh seluruh anggota keluarga.
Kedatangan pengunjung yang sebagian besar bersama anak-anak harus lebih diperhatikan oleh pengelola, salah satu cara dengan membuat fasilitas-fasilitas yang lengkap untuk anak. Pengunjung berstatus belum menikah (29 persen) sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa. Mereka datang ke wisata agro untuk mengikuti acara yang diadakan kampus atau sekolahnya, misalnya acara kerohanian dan kegiatan outbond. Sebaran pengunjung berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Belum Menikah Menikah Total
Jumlah (orang) 29 71 100
Persentase (persen) 29 71 100
6.7 Kota Asal Kedatangan Sebagian
besar
pengunjung
(93
persen)
berasal
dari
daerah
Jabodetabek. Hal ini dikarenakan lokasi Wisata Agro Gunung Mas cukup dekat dan mudah dijangkau dari kawasan Jabodetabek. Selain itu pengunjung yang berasal dari Jabodetabek jarang sekali mendapatkan udara yang segar. Pengunjung dengan persentase terkecil berasal dari Cianjur (1 persen) dan dari Palembang (1 persen). Hal ini diduga pengunjung yang berasal dari Cianjur telah terbiasa dengan udara yang segar serta banyaknya pilihan obyek wisata agro di kawasan tersebut. Pada waktu penelitian hanya ditemukan satu orang pengunjung dari Palembang, pengunjung tersebut datang ke Wisata Agro Gunung Mas karena dekat dengan lokasi rapat kerja yang diselenggarakan perusahaan. Di sisi lain jarak antara obyek Wisata Agro Gunung Mas dengan Palembang relatif jauh, diduga didaerah Palembang juga terdapat obyek wisata yang serupa. Hal
tersebut menyebabkan persentase pengunjung dari Palembang sangat kecil. Dibawah ini dapat dilihat Tabel 10 berdasarkan kota asal kedatangan pengunjung.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan Kota Asal Kedatangan Jabodetabek Cianjur Bandung Palembang Total
Jumlah (orang) 93 1 5 1 100
Persentase 93 1 5 1 100
VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE WISATA AGRO GUNUNG MAS
Proses pembelian jasa terbagi atas lima tahap yaitu tahap pertama dimulai dari kesadaran akan adanya kebutuhan lalu ditindak lanjuti dengan pencarian jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, selanjutnya dilakukan proses evaluasi atas alternatif jasa tersebut. Tahap ketiga yaitu keputusan pembelian pada jasa yang dianggap cocok oleh konsumen, tahap kelima yaitu tahap evaluasi atas produk atau jasa yang dikonsumsi. Setiap individu memiliki variasi yang berbeda dalam menentukan tahapan untuk menentukan jasa apa yang akan mereka gunakan. Umar, H (2000).
7.1 Pengenalan Kebutuhan 7.1.1 Pemanfaatan Waktu Luang Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama yang dilalui oleh konsumen, dimana pada tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan atau apa yang mereka butuhkan. Pengenalan kebutuhan dapat diperoleh melalui rangsangan internal ataupun eksternal. Kesadaran akan suatu kebutuhan mendorong konsumen untuk mengetahui produk atau jasa apa yang dibutuhkan. Kebutuhan tehadap suatu produk atau jasa dapat diciptakan, maka pihak pengelola ataupun pihak perusahaan seharusnya lebih giat mengenalkan atau mempromosikan produk atau jasanya kepada konsumen. Proses pengenalan kebutuhan pengunjung dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan tentang apa saja yang dilakukan pengunjung pada waktu luang. Waktu luang yang dimaksud adalah waktu senggang di luar aktifitas rutin. Waktu luang berpengaruh terhadap kegiatan apa yang akan dilakukan seseorang, apabila setiap responden memiliki waktu luang yang cukup banyak
maka kesempatan untuk melakukan kegiatan yang disukai mereka semakin banyak pula. Pada Tabel 11 dapat dilihat kegiatan apa saja yang dilakukan pengunjung berdasarkan waktu luang.
Tabel 11. Sebaran Persentase Pengunjung Berdasarkan Pemanfaatan Waktu Luang. Urutan Kegiatan Shopping Nonton TV Game Baca buku Jalan-jalan Berwisata Lainnya Total
1
2
3
4
5
6
7
7,00 22,00 0,00 19,00 26,00 12,00 14,00 100,00
12,00 29,00 5,00 10,00 23,00 19,00 2,00 100,00
11,00 21,00 11,00 7,00 28,00 20,00 2,00 100,00
12,00 20,00 9,00 22,00 14,00 21,00 2,00 100,00
28,00 5,00 10,00 34,00 6,00 16,00 1,00 100,00
42,59 3,70 20,37 9,26 5,56 16,67 1,85 100,00
77,78 0,00 0,00 0,00 0,00 11,11 11,11 100,00
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa pemanfaatan waktu luang yang dominan adalah jalan-jalan (26 persen). Jalan-jalan merupakan pilihan utama pengunjung. Hal ini diduga karena responden mempunyai waktu luang yang terbatas, sehingga mereka tidak bisa melakukan kegiatan wisata yang cenderung membutuhkan waktu luang yang lama. Pengunjung sebagian besar sudah berkeluarga dan berdomisili di kawasan Jabodetabek, dimana kebutuhan hidup di kawasan Jabodetabek relatif mahal sehingga pengeluaran untuk kegiatan berwisatapun relatif kecil Di sisi lain kegiatan jalan-jalan relatif lebih murah dibandingkan dengan kegiatan wisata. Kegiatan berwisata menjadi pilihan ketiga untuk mengisi waktu luang, kondisi tersebut diduga menyebabkan kegiatan berwisata tidak menjadi pilihan utama pengunjung dalam mengisi waktu luang. Kegiatan lain-lain (11,11 persen) seperti kegiatan sosial, mengaji dan olahraga menjadi pilihan terakhir responden untuk mengisi waktu luang. Hal ini diduga kegiatan sosial, mengaji dan olahraga sudah menjadi kewajiban bagi responden, tanpa ada atau tidak
adanya waktu luang responden merasa bahwa kegiatan tersebut harus dilakukan.
7.1.2 Biaya Yang Dikeluarkan Pengunjung Untuk Kegiatan Berwisata Biaya yang dikeluarkan adalah jumlah pengeluaran pengunjung untuk setiap kunjungan. Biaya tersebut meliputi biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya konsumsi maupun biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan selama kegiatan berwisata. Biaya yang yang dikeluarkan berkisar antara Rp. 50.000 hingga Rp. 860.000, sesuai dengan lokasi obyek wisata yang akan dikunjungi. Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa pengunjung (37 persen) membutuhkan obyek wisata dengan biaya yang harus dikeluarkan pada rentang Rp. 60.000-Rp. 250.000 untuk setiap kunjungan. Hal ini diduga berhubungan dengan tingkat pendapatan pengunjung yang sebagian besar tinggal di kawasan Jabodetabek. Biaya hidup di kawasan tersebut relatif mahal, sehingga alokasi pendapatan yang dikeluarkan untuk kegiatan berwisata relatif kecil. Sebaran pengunjung terkecil (1 persen) mengeluarkan biaya < Rp. 50.0000 untuk setiap kunjungan. Hal ini dikarenakan pengunjung tersebut adalah mahasiswa yang mempunyai uang saku terbatas untuk setiap bulan. Sebaran responden berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan berwisata dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Biaya yang Dikeluarkan Untuk Kegiatan Berwisata. Biaya Yang Dikeluarkan untuk kegiatan berwisata (Rupiah) < 50.000 60.000- 250.000 260.000-450.000 460.000- 650.000 660.000-850.000 > 860.000
Total
Jumlah (Orang)
Persentase (persen)
1 37 17 20 4 21 100
1 37 17 20 4 21 100
7.1.3 Kedatangan Pengunjung Kedatangan pengunjung yang dimaksud disini yaitu dengan siapa pengunjung datang ke obyek Wisata Agro Gunung
Mas, pengunjung
kemungkinan datang bersama keluarga, teman atau sendiri. Sebagian besar responden (69 persen) datang bersama keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa Wisata Agro Gunung Mas sangat cocok dan diminati oleh pengunjung yang sudah berkeluarga. Selain itu pergi berlibur bersama keluarga memiliki kepuasan tersendiri dibandingkan dengan pergi berlibur bersama teman atau pergi sendiri. Berdasarkan informasi tersebut maka pihak pengelola Wisata Agro Gunung Mas harus menambahkan fasilitas-fasilitas untuk seluruh anggota keluarga. Fasilitas-fasilitas tersebut seperti menambah sarana bermain untuk anak serta membuat paket-paket wisata untuk keluarga. Di sisi lain ada juga pengunjung yang datang bersama teman (31 persen). Hal ini disebabkan pada saat penelitian berlangsung terdapat sekelompok mahasiswa dan pelajar yang mengadakan acara kerohanian dan outbond. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13 dibawah ini.
Tabel. 13 Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan Ke Wisata Agro Gunung Mas. Cara Kedatangan Teman Keluarga Total
Jumlah (Orang) 31 69 100
Persentase (persen) 31 69 100
7.1.4 Frekuensi Kegiatan Berwisata Satu Tahun Terakhir Frekuensi kegiatan berwisata yaitu frekuensi wisata dalam satu tahun terakhir. Intensitas responden dalam melakukan kegiatan berwisatanya beragam, senagian besar pengunjung (91 persen) melakukan kegiatan berwisata 1-6 kali. Hal ini diduga perbedaan waktu luang yang dimiliki serta pendapatan yang diperoleh setiap responden. Disisi lain pengunjung (9 persen) melakukan
kegiatan berwisata dengan intensitas 7-12 kali. Hal ini menujukkan bahwa bagi pengunjung kegiatan wisata merupakan salah satu kebutuhan. Dari uraian diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa intensitas kegiatan berwisata relatif jarang dilakukan, sehingga menunjukkan kegiatan berwisata belum menjadi kebutuhan utama bagi pengunjung. Sebaran responden dapat dilihat pada Tabel14 dibawah ini.
Tabel 14. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Kegiatan Berwisata. Frekuensi Berwisata 1-6 kali 7-12 kali Total
Jumlah (orang) 91 9 100
Persentase (persen) 91 9 100
7.1.5 Tipe Wisata Yang Disukai Jenis atau tipe wisata yang disukai oleh pengunjung berbeda-beda, sesuai dengan tingkat umur. Responden yang berusia dewasa dan yang sudah berkeluarga lebih menyukai jenis wisata yang mengarah pada suasana yang tenang dan alami seperti pegunungan. Sebaliknya responden yang berusia remaja lebih menyukai obyek wisata yang menantang. Dengan mengetahui tipe wisata apa yang disukai dapat membantu pihak pengelola wisata untuk lebih meningkatkan dan menerapkan strategi-strategi dalam mengelola suatu obyek wisata. Berdasarkan data Tabel 15 menunjukkan bahwa wisata agro merupakan jenis wisata yang paling disukai responden (36 persen). Hal ini diduga berhubungan dengan pengunjung yang sebagian besar berdomisili di kawasan Jabodetabek, dimana kualitas udara di kawasan tersebut kurang baik, sehingga mereka cenderung lebih menyukai obyek wisata yang menawarkan kualitas udara yang baik (segar) disertai dengan pemandangan alam yang alami dan indah. Dua hal tersebut merupakan karakteristik umum yang dimiliki wisata agro.
Jenis wisata yang kurang disukai pengunjung (2 persen) yaitu wisata belanja. Hal ini diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan pengunjung dan biaya hidup di kawasan Jabodetabek yang relatif tinggi, sehingga wisata belanja kurang diminati karena membutuhkan biaya yang relatif mahal. Sebaran responden berdasarkan tipe wisata yang disukai dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Sebaran Responden Berdasarkan Tipe Wisata yang Disukai. Tipe Wisata Wisata Bahari Wisata Kuliner Wisata Adventure Wisata Agro Wisata Sejarah Wisata Belanja Total
Jumlah (orang) 18 23 10 36 11 2 100
Persentase (persen) 18 23 10 36 11 2 100
Obyek wisata agro yang pernah dikunjungi oleh responden selain Wisata Agro Gunung Mas terdiri dari Wisata Taman Buah Mekarsari, Wisata Taman Bunga Nusantara Cianjur, serta Wisata Little Farmers Cisarua. Dari ketiga obyek wisata agro tersebut obyek Wisata Agro Taman Buah Mekarsari yang paling sering dikunjungi responden (48 persen). Hal ini diduga Wisata Taman Buah Mekarsari memiliki keunggulan diantaranya lokasi yang strategis, promosi yang cukup baik, harga tiket relatif murah dan fasilitas yang tersedia cukup memadai. Wisata Little Farmers jarang dikunjungi responden, hal diduga obyek wisata ini masih asing bagi pengunjung, hal ini ditunjukkan dari jumlah pengunjung yang pernah datang ke obyek tersebut hanya sebesar 12 persen. Disamping itu Wisata Little Farmers lebih menawarkan fasilitas untuk anak-anak, sehingga tidak dapat diminati oleh seluruh anggota keluarga. Sebaran responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Sebaran Responden Berdasarkan Obyek Wisata Agro yang Pernah Dikunjungi. Wisata Agro Wisata Taman Buah Mekarsari Wisata Taman Bunga Nusantara Wisata Little Farmers Total
Pernah Berkunjung (orang) 48 40 12 100
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, responden yang berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas sudah pernah melakukan kunjungan ke wisata agro lainnya. Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian bagi pihak pengelola untuk lebih memperbaiki dan meningkatkan pelayanan serta fasilitas yang ada di Wisata Agro Gunung Mas. Agar pengunjung merasa puas dan berniat untuk datang kembali serta mempromosikannya kepada orang lain.
7.1.6
Fasilitas Yang Dinginkan Dari Wisata Agro Gunung Mas Wisata Agro Gunung Mas menyediakan beberapa fasilitas yang dapat
digunakan oleh para pengunjung yang datang. Dari berbagai fasilitas yang ditawarkan, tidak semua pengunjung ingin mengikuti atau menikmati fasilitas tersebut, hal ini tergantung dari tujuan atau apa yang diinginkan oleh masingmasing pengunjung. Sebaran responden berdasarkan fasilitas yang diinginkan dapat dilihat pada Tabel17.
Tabel 17. Sebaran Responden Berdasarkan Apa yang Dinginkan dengan Berwisata ke Wisata Agro Gunung Mas. Objek Udara yang Segar Area Tea walk Kegiatan Outbound Proses Produksi Teh Kegiatan Berkuda Total
Persentase (persen) 41,07 25,89 12,50 10,71 9,82 100,00
Sebagian besar pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (41,07 persen) datang dengan tujuan untuk menghirup udara yang segar. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang rata-rata berasal dari kota-kota besar seperti Jabodetabek dimana udara yang segar jarang sekali mereka dapatkan. Selain itu udara yang segar dan masih alami merupakan salah satu daya tarik yang ditawarkan pihak pengelola. Kegiatan berkuda merupakan fasilitas yang kurang diminati pengunjung (9,82 persen). Hal ini diduga karena kegiatan berkuda tidak menjadi tujuan utama pengunjung datang, disamping itu tarif yang ditawarkan relatif mahal tidak sesuai dengan waktu untuk menggunakan kegiatan tersebut. Di sisi lain kegiatan berkuda yang ada di Wisata Agro Gunung Mas sama dengan kegiatan berkuda yang ada di obyek wisata lain, yang kemungkinan pengunjung telah mencoba kegiatan tersebut.
7.2 Pencarian Informasi Pencarian informasi merupakan tahap kedua dalam proses keputusan pembelian. Seberapa besar pencarian atas suatu kebutuhan dilakukan tergantung dari jumlah informasi yang dimiliki. Engel et al (1994) mendefinisikan pencarian sebagai kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (pencarian internal), dan pengumpulan informasi (pencarian eksternal). Sebagian besar pengunjung (81 persen) datang pada umumnya memperoleh informasi mengenai Wisata Agro Gunung Mas dari teman/keluarga, sementara pengunjung (1 persen) memperoleh informasi dari internet. Hal ini diduga pengunjung tidak terbiasa mengakses internet, selain itu pihak pengelola kurang gencar melakukan promosi tentang obyek Wisata Agro Gunung Mas melalui internet dan media-media yang lain. Pengunjung sebagian besar berasal dari kawasan Jabodetabek, selain itu diduga pihak pengelola beranggapan
bahwa kawasan puncak sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung. Pengunjung dengan mudah dapat mengetahui obyek Wisata Agro Gunung Mas yang letaknya strategis dan mudah dilihat . Sebaran responden berdasarkan pencarian informasi dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi. Media Teman/ Keluarga Papan Reklame Media Massa Media Elektronik Internet Total
Jumlah (Orang) 81 13 2 3 1 100
Persentase (persen) 81 13 2 3 1 100
Sumber media yang paling mempengaruhi pengunjung (89 persen) adalah teman/keluarga. Hal ini sesuai dengan pencarian informasi yang telah diuraikan sebelum bahwa sebagian besar pengunjung melakukan pencarian informasi melalui teman atau keluarga. Teman atau keluarga juga menjadi sumber informasi yang paling berpengaruh bagi pengunjung (89 persen), jika dibandingkan dengan internet maupun media lainnya. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi yang paling mempengaruhi dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi yang Paling Mempengaruhi. Media Teman/ Keluarga Papan Reklame Media Massa Media Elektronik Internet Total
Jumlah (Orang) 89 2 5 4 0 100
Persentase (persen) 89 2 5 4 0 100
Hal ini disebabkan informasi yang diperoleh dari teman atau keluarga lebih mudah dipahami, dan lebih dipercaya oleh pengunjung dibanding informasi dari media yang lain. Berdasarkan uraian mengenai sumber informasi dan
pencarian informasi yang dilakukan oleh pengunjung, maka dapat disimpulkan bahwa media informasi melalui mulut ke mulut relatif lebih efektif dibanding media informasi yang lain.
7.3 Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan tahap ketiga dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Hal yang dievaluasi atau dianalisis mencakup pada pertimbangan responden dalam memilih obyek wisata yang akan dikunjungi.
7.3.1 Pertimbangan Utama Pengunjung Pertimbangan pengunjung secara tidak langsung juga berhubungan dengan keputusan pengunjung untuk datang atau tidak datang ke obyek Wisata Agro Gunung Mas. Pertimbangan utama pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (72 persen) adalah lokasi yang mudah dicapai, diduga hal ini berhubungan dengan biaya transportasi yang dikeluarkan. Wisata Agro Gunung Mas relatif dekat dengan kawasan Jabodetabek sehingga biaya transportasinya lebih murah. Disisi lain pertimbangan utama pengunjung yang menyebabkan mereka malas datang adalah lokasi, seperti kondisi jalan yang kurang baik, lalulintas macet dan jarak tempuh yang jauh menyebabkan orang merasa lelah, sehingga menyebabkan responden kurang berminat untuk melakukan kegiatan berwisata. Sebaran responden berdasarkan pertimbangan memilih obyek WAGM dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Sebaran Responden Dalam Memilih Obyek Wisata Agro Gunung Mas. Pertimbangan utama Lokasi Yang Mudah Dicapai Area Tea Walk Kegiatan Outbond Kegiatan Produksi Teh Kegiatan Bekuda Total
Jumlah (orang) 72 21 3 3 1 100
Persentase (persen) 72 21 3 3 1 100
Berdasarkan Tabel 20 diatas pertimbangan utama terakhir bagi pengunjung (1 persen) yaitu adanya kegiatan berkuda. Kegiatan berkuda diduga sudah banyak ditawarkan oleh obyek wisata lainnya, sehingga menyebabkan kegiatan berkuda tidak asing dimata responden dan tidak menjadi pertimbangan utama pengunjung untuk datang.
7.3.2 Prioritas Pilihan Wisata Agro Gunung Mas menjadi prioritas utama pengunjung (57 persen) dalam pemilihan obyek wisata agro yang akan dikunjungi. Hal ini diduga disebabkan Wisata Agro Gunung Mas merupakan obyek wisata agro yang paling dekat bagi sebagian besar pengunjung berdomisili di kawasan Jabodetabek. Wisata Agro Gunung Mas merupakan satu-satunya wisata agro yang menawarkan konsep perkebunan teh yang letaknya relatif dekat dan mudah dijangkau dari kawasan Jabodetabek. Jarak tempuh yang relatif dekat sehingga membutuhkan biaya
transportasi yang lebih murah, biaya yang dikeluarkan
untuk setiap kunjungan juga relatif murah, beberapa hal tersebut diduga menjadi penyebab pengunjung lebih memprioritaskan Wisata Agro Gunung Mas. Sebaran responden yang tidak memprioritaskan Wisata Agro Gunung Mas cukup besar (43 persen). Hal ini disebabkan karena beragam wisata agro yang ditawarkan menyebabkan pengunjung lebih leluasa dalam menentukan
pilihan.
Hal
tersebut
harus
menjadi
perhatian
pihak
pengelola
dalam
meningkatkan kinerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Sebaran Responden Menurut Prioritas Utama Wisata Agro Gunung Mas. Proritas Utama Ya Tidak Total
Jumlah (orang) 57 43 100
Persentase (persen) 57 43 100
7.4 Keputusan Berkunjung Keputusan
berkunjung
merupakan
tahap
keempat
dalam
proses
keputusan pembelian produk/jasa. Pada tahap ini konsumen mengambil keputusan mengenai kapan suatu produk/jasa akan digunakan, dimana dan bagaimana membayarnya. Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa sebagian besar pengunjung (79 persen) memutuskan untuk berkunjung dengan terencana. Hal ini disebabkan karena waktu pengambilan data bertepatan dengan liburan panjang, sehingga pengunjung memang berencana untuk berlibur ke Wisata Agro Gunung Mas. Disamping itu masih ada pengunjung yang berkunjung secara mendadak (21 persen), pengunjung tersebut secara kebetulan melewati jalur puncak kemudian singgah ke Wisata Agro Gunung Mas setelah melihat papan reklame yang ada. Di sisi lain pengunjung yang sedang mengikuti acara perusahaan (rapat kerja) di kawasan puncak juga tertarik untuk berkunjung disela acara. Sebaran responden berdasarkan keputusan berkunjungnya dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Berkunjung. Cara Memutuskan Berkunjung Terencana Mendadak Total
Jumlah (orang) 79 21 100
Persentase (persen) 79 21 100
Berdasarkan Tabel 23 diketahui bahwa keputusan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (50 persen) dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga sangat berperan penting dalam mempengaruhi seseorang dalam memutuskan untuk berkunjung. Disamping itu pada saat pengambilan data bertepatan dengan libur panjang, menyebabkan banyaknaya pengunjung yang telah merencanakan waktu libur mereka itu jauh-jauh hari bersama anggota keluarga untuk datang ke Wisata Agro Gunung Mas. Media iklan tidak mempengaruhi seseorang dalam menentukan obyek wisata, hal ini ditunjukkan dari tidak adanya pengunjung yang menyatakan media iklan berpengaruh terhadap keputusan. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi yang berpengaruh dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Sebaran Responden Menurut Sumber yang Mempengaruhi Keputusan untuk Berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas. Yang Mempengaruhi Diri Sendiri Keluarga Teman Media Iklan Total
Jumlah (Orang) 20 50 30 0 100
Persentase (persen) 20 50 30 0 100
7.4.1 Kondisi Lalulintas Menuju Wisata Agro Gunung Mas Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas (88 persen) menyatakan bahwa kondisi lalulintas jalan mempengaruhi keputusan mereka untuk berkunjung. Kondisi
lalulintas
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dipertimbangkan
pengunjung. Kondisi lalulintas yang lancar menuju Wisata Agro Gunung Mas membuat pengunjung tidak merasa kesal atau jenuh selama menempuh perjalanan. Wisata Agro Gunung Mas terletak dikawasan puncak yang rawan kemacetan pada waktu-waktu tertentu. Hal ini yang terkadang membuat pengunjung merasa malas untuk datang. Untuk mengantisipasi hal tersebut
sebaiknya pihak pengelola bekerjasama dengan aparat yang berwenang untuk dapat mengatur kondisi kemacetan ini. Disamping itu terdapat 12 persen responden yang menyatakan bahwa kondisi lalulintas tidak mempengaruhi keputusan mereka. Pengunjung yang menganggap kondisi lalulintas jalan tidak berpengaruh terhadap keputusan kunjungan, dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan keadaan kemacetan dikawasan puncak serta tempat tinggalnya dekat dengan kawasan puncak misalnya pengunjung yang berasal dari Bogor dan Cianjur.
Tabel 24. Sebaran Responden Berdasarkan Kondisi Lalulintas Menuju Wisata Agro Gunung Mas Pengaruh Kondisi Jalan Ya Tidak Total
Jumlah (Orang) 88 12 100
Persentase (persen) 88 12 100
7.4.2 Alat Transportasi Yang Digunakan Untuk Mencapai Obyek Wisata Agro Gunung Mas Alat transportasi yang digunakan pengunjung untuk mencapai lokasi Wisata Agro Gunung Mas bermacam-macam. Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas sebagian besar (62 persen) menggunakan mobil pribadi, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 25. Hal ini disebabkan pengunjung sebagian besar datang bersama keluarga, sehingga lebih ekonomis jika menggunakan mobil pribadi. Disamping itu menggunakan mobil pribadi memungkinkan pengunjung lebih leluasa melakukan kegiatan berwisata jika dibandingkan kendaraan umum (Bus dan Angkutan Kota). Dengan adanya informasi tersebut pihak pengelola harus lebih memperhatikan kondisi jalan menuju wisata agro . Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Sebaran Responden Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan untuk Mencapai Wisata Agro Gunung Mas. Alat Transportasi Yang Digunakan Mobil Pribadi Bus Angkutan Kota Sepeda Motor Total
Jumlah (Orang) 62 13 16 9 100
Persentase (persen) 62 13 16 9 100
7.4.3 Obyek Yang Diikuti Di Wisata Agro Gunung Mas Aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung selama berada di lokasi Wisata Agro Gunung Mas cukup beragam sesuai dengan minat masing-masing. Fasilitas atau sarana yang ditawarkan di Wisata Agro Gunung Mas diantaranya area tea walk, kegiatan berkuda, pabrik pembuatan teh, tea corner, kolam renang, wisma atau pondokan, areal camping ground dan gantole. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan teh di pabrik teh, selain itu fasilitas tea corner juga disediakan bagi pengunjung yang ingin menikmati teh khas dari perkebunan Gunung Mas. Fasilitas yang paling digemari oleh sebagian besar pengunjung (28,77 persen) adalah area tea walk. Obyek Wisata Agro Gunung adalah perkebunan teh, sehingga area tea walk menjadi ciri khas dari obyek Wisata tersebut. Area tea walk sebagai ciri khas yang tidak ditemukan di obyek wisata agro yang lain, sehingga fasilitas tersebut sangat digemari oleh pengunjung. Aktivitas yang dilakukan di area tersebut adalah berolahraga mengelilingi area tea walk, sambil menikmati udara segar pegunungan di pagi hari. Kegiatan tea walk ini biasanya dilakukan bersama-sama anggota keluarga atau rombongan. Pengunjung kurang menyukai fasilitas museum teh ditunjukkan dengan sebaran pengunjung yang mengikuti fasilitas tersebut hanya sebesar 2,05 persen. Hal tersebut disebabkan museum teh pada saat ini sudah tidak terawat lagi. Diduga pengunjung Wisata agro Gunung Mas kurang tertarik dengan
pengetahuan tentang teh dan sejarah Perkebunan Teh Gunung Mas. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung lebih menyukai suasana alam dibandingkan edukasi (pengetahuan) yang ditawarkan oleh Wisata Agro Gunung Mas. Data tersebut disajikan pada Tabel 26 sebagai berikut.
Tabel 26. Sebaran Responden Berdasarkan Fasilitas yang Diikuti di Wisata Agro Gunung Mas. Fasilitas Di Wisata Agro Gunung Mas Tea Walk Pabrik Teh Tea Corner Kolam renang Gantole Berkuda Wisma Camping Ground Museum Teh Lainnya Total
Mengikuti (persen) 28,77 12,67 16,10 8,90 3,08 16,78 6,85 6,40 2,05 2,40 100,00
7.5 Evaluasi Pasca Kunjungan Evaluasi pasca kunjungan merupakan tahap terakhir dalam proses keputusan pembelian, dimana pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi pembelian atau pemakaian jasa yang mereka gunakan. Jika konsumen merasa puas dengan apa yang mereka rasakan maka akan terbentuk respon dan berpengaruh positif untuk pembelian atau pemakaian jasa untuk selanjutnya. Kepuasan pengunjung akan berfungsi untuk memperkuat loyalitas pengunjung, sementara ketidakpuasan yang dirasakan pengunjung, akan menyebabkan keluhan dan dapat juga menyebabkan pengunjung tidak memakai lagi produk atau jasa tersebut. Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung (95 persen) telah merasa puas dengan kunjungan mereka.
Berdasarkan
data
tersebut
pihak
pengelola
sebaiknya
tetap
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan di Wisata Agro Gunung Mas.
Tabel 27. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Wisata Agro Gunung Mas. Tingkat Kepuasan Puas Tidak Puas Total
Jumlah (Orang) 95 5 100
Persentase (persen) 95 5 100
Berdasarkan informasi pada Tabel 27 yang sebagian besar pengunjung merasa puas dengan hasil kunjungannya, menyebabkan sebagian besar pengunjung (99 persen) bersedia untuk melakukan kunjungan lagi ke Wisata Agro Gunung Mas. Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil analisis Customer Satisfaction Index yang bernilai 66,07, dimana skor ini menunjukkan tingkat kepuasan bagi pengunjung. Dengan hasil 99 persen ini menunjukkan bahwa pengunjung merasa puas dengan apa yang mereka rasakan selama berada di Wisata Agro Gunung Mas dan pengunjung bersedia untuk mempromosikannya kepada orang lain. Data sebaran tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28 . Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali. Niat Berkunjung Kembali Ya Tidak Total
Jumlah (Orang) 99 1 100
Persentase (persen) 99 1 100
Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar responden telah puas, namun alasan mereka merasa puas sangat beragam. Sebagian besar pengunjung (45,51 persen) merasa puas karena udara yang segar dan masih alami. Hal ini sesuai dengan kondisi Wisata Agro Gunung Mas yang memang menawarkan pada suasana yang alami. Biaya yang murah dan edukasi yang diberikan merupakan alasan yang dikemukakan oleh sebagian kecil responden (0,64 persen). Kondisi museum teh yang kurang terawat diduga menyebabkan pengunjung kurang puas terhadap edukasi yang diberikan oleh
Wisata Agro Gunung Mas. Tarif yang terapkan pada beberapa fasilitas diduga terlalu mahal bagi konsumen, misalnya tarif untuk kegiatan berkuda yang dipandang tidak sebanding dengan durasi yang diberikan. Sebaran responden berdasarkan alasan puas terhadap kunjungan dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Puas Berkunjung Ke Wisata Agro Gunung Mas. Alasan Udara yang sejuk Menghilangkan stres Lokasi yang mudah dijangkau Pemandangan yang indah Lokasi yang tenang Fasilitas yang memadai Murah Edukatif Total
7.5.1
Ya (persen) 45,51 3,85 4,49 19,87 10,26 14,74 0,64 0,64 100,00
Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Kunjungan Ke Wisata Agro Gunung mas Kenaikan harga fasilitas pada Wisata Agro Gunung Mas berdampak pada
jumlah kunjungan. Hal ini dikarenakan pengunjung merasa bahwa harga yang ditetapkan sekarang sudah cukup murah, kenaikan harga fasilitas menyebabkan pengunjung (52 persen) akan mengurangi intensitas kunjungannya ke Gunung Mas, sementara pengunjung (48 persen) tidak begitu terpengaruh dengan kenaikan harga fasilitas. Perbedaan sebaran pengunjung yang akan tetap berkunjung dengan yang mengurangi kunjungan tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung berpendapat kegiatan berwisata tetap penting. Disisi lain pengunjung tetap mengharapkan agar harga yang ada sekarang tidak dinaikkan lagi, bila ada kenaikan harga sebaiknya tidak terlalu tinggi. Diharapkan pihak pengelola menetapkan harga sesuai dengan fasilitas yang digunakan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 30 dibawah ini.
Tabel 30. Sebaran Berdasarkan Respon Responden Terhadap Harga Fasilitas Wisata Agro Gunung Mas. Respon Terhadap Kunjungan Akan tetap berkunjung Mengurangi Kunjungan Total
Jumlah (Orang) 48 52 100
Kenaikan
Persentase (persen) 48 52 100
7.5.2 Saran Pengunjung Untuk Wisata Agro Gunung Mas Pengunjung
yang
datang
berasal
dari
kalangan
yang
berbeda.
Pengunjung mempunyai beberapa masukan untuk pihak pengelola diantaranya dibuat jalur khusus untuk berkuda dan dilengkapi dengan tempat pembuangan kotoran kuda yang terpisah agar tidak bercecer dijalan dan jalur tea walk. Kotoran kuda yang tercecer sangat menggangu kenyamanan pengunjung disebabkan adanya bau-bau dari kotoran kuda tersebut. Saran yang lain adalah menyediakan mobil/kereta keliling, sarana permainan anak ditambah dan diperbaiki karena sudah banyak yang rusak, adanya kolam renang untuk dewasa, papan petunjuk arah harus lebih jelas dan diperbanyak, menambah tong sampah dan mengatur penempatannya secara merata pada tiap-tiap sudut lokasi, fasilitas kamar dilengkapi seperti dengan adanya office boy, kebersihan toilet harus lebih diperbaiki lagi karena banyak pintu-pintu toilet yang sudah rusak dan airnya tidak mengalir dengan lancar, dibuat paket outbond yang menarik, adanya fasilitas ATM, adanya penjualan souvenir yang berhubungan dengan Wisata Agro Gunung Mas, dan adanya panggung hiburan seperti live music. Saran-saran tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi pihak pengelola Wisata Agro Gunung Mas untuk lebih meningkatkan dan memperbaiki sarana atau fasilitas yang ada, keinginan dan kepuasan pengunjung terpenuhi. Pengunjung yang merasa puas diharapkan tidak akan beralih ke obyek wisata lain, dan lebih menguntungkan bagi Wisata Agro Gunung Mas.
VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA WISATA AGRO GUNUNG MAS
Tingkat kepentingan dan kinerja Wisata Agro Gunung Mas dibagi atas dua atribut yaitu atribut wisata dan atribut pelengkap wisata. Atribut wisata meliputi keindahan kawasan, kegiatan produksi teh, kegiatan berkuda, kegiatan outbond, harga tiket dan area tea walk. Atribut pelengkap wisata meliputi kondisi jalan menuju wisata agro, fasilitas, keamanan, kebersihan kawasan, pelayanan dan informasi dari petugas, sarana peribadatan, pelataran parkir, toilet, pemandu wisata serta promosi. Tingkat kepentingan atribut digunakan untuk melihat sejauh mana suatu atribut dianggap penting oleh pengunjung. Tingkat kepentingan atribut ini dapat dijadikan sumber acuan atau informasi bagi pihak pengelola baik untuk menetapkan strategi maupun dalam memperbaiki kinerjanya. Semakin tingginya tingkat kepentingan terhadap suatu atribut berarti semakin penting pula atribut tersebut bagi pengunjung.
8.1 Tingkat Kepentingan Pengunjung Terhadap Atribut –atribut Wisata Agro Gunung Mas Hasil analisis responden Wisata Agro Gunung Mas terhadap tingkat kepentingan atribut dapat dilihat pada Tabel 31. Atribut pada Wisata Agro Gunung Mas hampir seluruhnya dipandang sebagai atribut sangat penting bagi pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kepentingan atribut diatas 4. Diketahui dari ke 16 atribut yang dinilai ”sangat penting” oleh pengunjung meliputi sarana peribadatan, kebersihan kawasan, kondisi jalan menuju wisata agro, fasilitas wisata agro, keamanan kawasan, toilet, area tea walk, keindahan kawasan, pelataran parkir serta pelayanan dan informasi dari petugas. Atribut yang ”penting” menurut pengunjung meliputi kegiatan produksi teh, harga tiket,
promosi, kegiatan outbond, pemandu wisata serta kegiatan berkuda. Sikap pengunjung terhadap atribut WAGM dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Sikap Pengunjung Terhadap Atribut Wisata Agro Gunung Mas Kepentingan (Wi)
Atribut Atribut Wisata Keindahan kawasan Kegiatan produksi teh Kegiatan berkuda Kegiatan outbond Harga tiket Area tea walk Atribut pelengkap wisata Kondisi jalan menuju Wisata Agro Fasilitas Wisata Agro Keamanan kawasan Kebersihan kawasan Pelayanan dan informasi petugas Sarana peribadatan Pelataran parkir Toilet Pemandu wisata Promosi Skor Total
Kinerja (Xi)
Ideal (Ii)
Ii-Xi)
Nilai (Ab)
4,33 3,99 3,33 3,64 3,91 4,35
3,92 3,52 3,82 3,25 3,49 3,3
4,37 3,94 4,15 3,78 3,89 3,65
0,45 0,54 0,33 0,53 0,4 0,35
1,95 1,68 1,10 1,93 1,56 1,52
4,46 4,45
3,24 2,91
3,99 3,91
0,75 1
3,35 4,45
0,55
2,44
1,04
4,70
4,43 4,52 dari 4,13 4,54 4,17 4,42 3,58 3,79
3,46 3,05
4,01 4,09
3,36
3,85
0,49
2,02
3,29 3,25 2,77 3,2 2,17
4,2 3,92 4,15 3,77 3,78
0,91 0,67 1,38 0,57 0,61
4,13 2,79 6,10 2,04 2,31 44,07
Dari uraian diatas menunjukkan sarana peribadatan merupakan atribut yang dianggap paling penting oleh pengunjung dengan tingkat kepentingan sebesar 4,54. Hal ini menunjukkan bahwa menunaikan kewajiban agama itu harus dilakukan setiap orang, oleh karena itu kenyamanan serta kebersihan sarana beribadatan tersebut harus lebih diperhatikan, salah satu contohnya dengan menyediakan sarana-sarana musholla yang memadai dan mudah untuk ditemukan. Kebersihan kawasan merupakan atribut sangat penting kedua, kebersihan kawasan mencakup seluruh kawasan. Hal ini dikarenakan kebersihan kawasan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh bagi pengunjung. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan tersebut dengan menyediakan petugas kebersihan untuk masing-masing fasilitas yang tersedia,
seperti petugas kebersihan untuk kawasan area tea walk, petugas kebersihan kamar atau pondokan serta petugas kebersihan toilet. Kondisi lalulintas menuju wisata agro merupakan atribut ketiga yang sangat penting bagi pengunjung. Kelancaran lalulintas sangat mempengaruhi pengunjung untuk datang, dengan adanya kondisi yang tidak lancar seperti jalanan macet dan kondisi jalan berlubang dapat menyebabkan pengunjung malas untuk datang. Atribut keempat dan kelima yang sangat penting yaitu fasilitas wisata agro dan keamanan kawasan. Keamanan selama melakukan kunjungan juga merupakan atribut yang sangat penting bagi pengunjung, ini dikarenakan keamanan menyangkut keselamatan para pengunjung. Keamanan yang dimaksud terdiri dari keamanan dari kemungkinan bencana alam maupun tindak kriminal. Untuk itu pihak pengelola harus dapat menyediakan dan menempatkan tenaga keamanan yang cukup, menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, selain itu juga papan-papan penunjuk arah harus diperbanyak serta penempatannya harus merata pada tiap-tiap lokasi, agar pengunjung tidak mudah tersesat dan dapat dengan mudah mengetahui kawasan wisata. Area tea walk dan keindahan alam merupakan atribut yang sangat penting, untuk itu kelestarian dan keindahan area tea walk perlu dipertahankan seperti penataan area tea walk yang menarik dan dijaga kebersihannya.Toilet merupakan atribut yang sangat penting dikarenakan udara yang sangat dingin dilokasi wisata menyebabkan pengunjung sering masuk ke dalam toilet. Pihak pengelola
harus
menyediakan
memperhatikan
toilet
dalam
jumlah
keadaan
atau
yang
banyak
kondisi dan
toilet
dengan
memadai,
serta
kebersihannya juga harus diperhatikan. Penempatan dari tiap-tiap toilet harus strategis di lokasi yang mudah untuk dijangkau oleh pengunjung.
Atribut yang dianggap ”penting” oleh pengunjung salah satunya adalah atribut kegiatan produksi teh. Perlu untuk tetap mempertahankan adanya keberadaan pabrik teh di dalam kawasan wisata agro, sehingga pengunjung dapat ikut serta dalam mengelola teh tersebut. Atribut yang dianggap penting kedua yaitu harga tiket, untuk itu pihak pengelola sebaiknya menetapkan harga tiket sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan bila terjadi kenaikan harga diharapkan tidak terlalu tinggi. Promosi merupakan atribut ketiga yang dianggap pengunjung penting, dikarenakan secara tidak langsung promosi akan berdampak pada jumlah kunjungan, dengan adanya promosi yang baik dan efektif dapat menarik pengunjung untuk datang. Atribut keempat yang dianggap penting yaitu kegiatan outbond. Hal ini dikarenakan sebagian pengunjung yang datang ingin melakukan kegiatan outbond di obyek wisata agro. Untuk itu pihak pengelola sebaiknya memaksimalkan fasilitas tersebut. Atribut kelima dan keenam yang dianggap penting oleh pengunjung yaitu pemandu wisata dan kegiatan berkuda, meskipun keberadaan pemandu wisata tidak terlalu berpengaruh pada pengunjung. Peran pemandu wisata sangat diperlukan pada saat pengunjung yang datang secara berombongan, misalnya dari sekolah atau lembaga-lembaga lainnya atau kedatangan wisatawan asing yang ingin mengetahui lebih dalam tentang obyek Wisata Agro Gunung Mas. Sikap pengunjung terhadap atribut Wisata Agro Gunung Mas secara keseluruhan terlihat dari angka skor ideal senilai 44,07. Pada Tabel 31 menunjukkan bahwa atribut yang paling mendekati ideal sampai dengan yang paling tidak mendekati ideal bagi pengunjung secara berturut-turut adalah kegiatan berkuda, area tea walk, harga tiket, kegiatan outbound, serta keindahan kawasan. Atribut yang tidak mendekati ideal menurut pengunjung adalah pelayanan dan informasi dari petugas, pemandu wisata, panorama bukit teh,
promosi, keamanan kawasan, pelataran parkir, fasilitas wisata agro, kondisi jalan menuju wisata agro, sarana peribadatan, kebersihan kawasan, serta toilet. Kegiatan berkuda bagi pengunjung mendekati tingkat kenyataan yang mendekati ideal (skor angka ideal = 1,10). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berkuda yang ada saat ini sudah cukup menghibur dan menjadi salah satu daya tarik Wisata Agro Gunung Mas. Hal lainnya diduga untuk menikmati fasilitas kegiatan berkuda tidak perlu untuk antri dikarenakan kuda yang tersedia cukup banyak. Meskipun ada beberapa kekurangan yaitu hanya perlu ditambahkan seperti adanya pembuangan kotoran kuda khusus agar tidak tercecer. Adapun atribut yang paling tidak ideal bagi pengunjung adalah atribut toilet (skor angka ideal = 6,10) dan atribut kebersihan kawasan (skor angka ideal = 4,70). Atribut toilet dianggap sangat penting oleh pengunjung namun memiliki tingkat kenyataan yang berbeda dengan yang diharapkan, sehingga dinilai jauh dari ideal. Kebersihan kawasan dinilai jauh dari ideal karena menurut persepsi pengunjung keadaan kawasan Wisata Agro Gunung Mas masih jauh dari kesan bersih. Ini dapat dilihat dari masih banyaknya kotoran kuda yang berceceran disekitar kawasan terutama area tea walk, selain itu banyaknya kondisi toilet yang rusak serta bau yang sangat menggangu. Fasilitas lainnya seperti aula dan pondokan juga masih banyak yang kurang bersih. Hal ini harus menjadi perhatian pihak pengelola untuk memperbaiki kinerja.
8.2 Tingkat Kinerja Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Alat analisis Importance Perfomance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan konsumen terhadap perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan analisis IPA akan dihasilkan beberapa bagian atribut dan poisisi atribut dalam diagram kartesius, dan dimensi atribut tersebut yang akan mempengaruhi kepuasaan konsumen.
Diagram kartesius terdiri dari empat kuadran yaitu kuadran I adalah prioritas utama (important tinggi, perfomance rendah), kuadran II adalah pertahankan prestasi (important tinggi, perfomance tinggi), kuadran III adalah berlebihan (important rendah, perfomance tinggi) dan kuadran IV adalah prioritas rendah (important rendah, perfomance rendah). Antar kuadran dipisahkan oleh sumbu X dan Y dimana sumbu X adalah rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kinerja Wisata Agro Gunung Mas, sedangkan Y adalah rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa X =3,35 dan
Y =4,14. 1. Kuadran I (Prioritas Utama) Pada kuadran I terdapat tujuh atribut diantaranya toilet, fasilitas wisata agro, kebersihan kawasan, sarana musholla, kondisi jalan, are tea walk, dan pelataran parkir. Atribut yang berada pada kuadran I ini memilki tingkat kepentingan di atas rata-rata namun tingkat pelaksanaan atau kinerjanya dibawah nilai rata-rata atau rendah, misalnya kebersihan jalur tea walk yang tidak bersih yang disebabkan banyak kotoran kuda yang tercecer. Salah satu contoh yang lain yaitu toilet yang kurang bersih serta bau, air yang kurang lancar dan beberapa pintu toilet yang sudah rusak. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan atribut-atribut tersebut menjadi prioritas utama, dan diharapkan pihak pengelola harus segera melakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kinerja dari atribut-atribut tersebut. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II terdapat dua atribut diantaranya keindahan kawasan dan keamanan kawasan. Atribut-atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan disertai dengan tingkat pelaksanaan dan kinerja yang tinggi juga. Keindahan
kawasan merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Wisata Agro Gunung Mas. Ciri-ciri alami yang ada merupakan daya tarik utama bagi pengunjung, sehingga tanpa memerlukan pengelolaan yang cukup besar, kondisi keindahan alam ini sudah memberikan kepuasan tersendiri bagi pengunjung. Kondisi keamanan di obyek wisata sudah baik, hal ini terlihat dari respon pengunjung yang merasa nyaman dan belum pernah merasa kehilangan barang berharga. Hal ini dikarenakan obyek Wisata Agro Gunung Mas hanya mempunyai satu pintu masuk, sehingga petugas kemanan dapat memeriksa setiap orang yang keluar masuk areal wisata. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa atribut-atibut tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki, sehingga perlu untuk mempertahankan prestasi. 3. Kuadran III (Berlebihan) Kuadran III terdapat empat atribut diantaranya kegiatan produksi teh, harga tiket, kegiatan berkuda serta pelayanan informasi dari petugas. Atributatribut
ini
menunjukkan
bahwa
atribut
tersebut
relatif
kurang
penting
dibandingkan atribut-atribut lainnya. Hal ini dikarenakan atribut ini memiliki tingkat kepentingan di bawah bobot rata-rata tingkat kepentingan atribut lain, sementara kinerjanya sudah relatif lebih baik. Salah satu contoh yaitu kegiatan produksi teh yang ada saat ini tidak menjadi salah satu daya tarik. Hal ini dikarenakan pabrik yang ada sekarang serta kegiatan produksi yang terdapat di dalamya tidak dikemas dalam satu paket wisata yang baik dan menarik. Keberadaan pabrik tersebut hanya dapat dilihat pengunjung saja, tetapi tidak membuat pengunjung ingin mengetahui apa yang ada di dalam pabrik tersebut. Pelayanan dan informasi dari petugas mempunyai tingkat kepentingan yang mendekati nilai kepentingan rata-rata atribut Wisata Agro Gunung Mas, sehingga atribut tersebut berpotensi menjadi kekuatan perusahaan (kuadran II). Kinerja atribut tersebut relatif sudah baik, hal ini terlihat dari papan-papan
informasi yang jelas, letak fasilitas-fasilitas yang tersedia tidak berjauhan sehingga dapat dengan mudah dicapai oleh pengunjung, pemberian informasi tentang obyek wisata terpusat di kantor wisata agro. Kantor tersebut menyediakan berbagai informasi tentang wisata agro dalam bentuk brosur, peta lokasi. Atribut-atribut tersebut termasuk kedalam kategori berlebihan, sehingga pengunjung merasa atribut tersebut tidak terlalu penting tetapi telah memuaskan. 4. Kuadran IV (Prioritas Rendah) Kuadran IV terdapat tiga atribut diantaranya kegiatan outbond, pemandu wisata, dan promosi. Atribut-atribut ini menunjukkan tingkat kepentingan dan kinerja yang relatif lebih rendah dibandingkan atribut lain. Atribut ini dapat diperbaiki oleh pengelola meskipun tidak terlalu berdampak besar terhadap pengunjung. Kegiatan outbond
tidak terlalu penting bagi pengunjung, hal ini
diduga kegiatan outbond yang ada sekarang tidak dikemas dengan baik. Sebagian besar pengunjung datang hanya bertujuan untuk menikmati keindahan alam dan area tea walk yang merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Wisata Agro Gunung Mas. Skor rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja pengunjung wisata agro Gunung Mas dapat dilihat pada Gambar 4.
3.35 5.00 I
Tingkat Kepentingan
4.75 4.50
A PW 8
A PW 2
II A PW 4
A PW 6 A PW 1
A PW 3
AW6
4.25
A PW 7
AW1
A PW 5
4.14
AW2 AW5
4.00 A PW 10
IV
3.75
III
AW4 A PW 9
3.50 AW3
2.8
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
Kinerja
Gambar 4. Diagram Kartesius Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Keterangan: 1. AW1 = 2. AW2 = 3. AW3 = 4. AW4 = 5. AW5 = 6. AW6 = 7. APW1 = 8. APW2 =
Keindahan kawasan Kegiatan produksi teh Kegiatan berkuda Kegiatan outbond Harga tiket Area tea walk Kondisi jalan menuju wisata agro Fasilitas wisata agro
9. APW3 = Keamanan kawasan 10. APW4 = Kebersihan kawasan 11. APW5 = Pelayanan dan Informasi dari petugas 12. APW6 = Sarana musholla 13. APW7 = Pelataran parkir 14. APW8 = Toilet 15. APW9 = Pemandu wisata 16. APW10 = Promosi
8.3 Analisis Gap: Tingkat Ideal Terhadap Tingkat Kinerja Atribut-Atribut Wisata Agro Gunung Mas Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan kesan terhadap kinerja suatu produk dengan harapan-harapannya. Kesenjangan antara harapan dan kinerja aktual (IiXi) akan membentuk informasi mengenai seberapa besar produk/jasa telah memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin besar kesenjangan yang terjadi maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen terhadap produk/jasa yang ditawarkan. Tingkat kesenjangan antara tingkat ideal dan tingkat kinerja atribut Wisata Agro Gunung Mas dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Kesenjangan (Gap) Antara Rata-Rata Skor Tingkat Ideal Dan Tingkat Kinerja Atribut Wisata Agro Gunung Mas Rata-rata skor tingkat Atribut Kegiatan Berkuda Area Tea Walk Harga Tiket Kegiatan Produksi teh Keindahan kawasan Pelayanan Dan Informasi Kegiatan Outbond Keamanan Kawasan Pemandu Wisata Promosi Pelataran Parkir Kondisi Jalan Sarana musholla Fasilitas wisata agro Kebersihan Kawasan Toilet
Tingkat Kinerja Ideal (Xi) (Ii) 3,82 4,15 3,3 3,65 3,49 3,89 3,52 3,94 3,92 4,37 3,36 3,85 3,25 3,78 3,46 4,01 3,2 3,77 2,17 3,78 3,25 3,92 3,24 3,99 3,29 4,20 2,91 3,91 3,05 4,09 2,77 4,15
Rata-rata Skor Tingkat Ketidakpuasan (Ii-Xi) 0,33 0,35 0,40 0,42 0,45 0,49 0,53 0,55 0,57 0,61 0,67 0,75 0,91 1,00 1,04 1,38
Urutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tabel 32 menunjukkan bahwa keseluruhan atribut yang ada pada Wisata Agro Gunung Mas memiliki tingkat kesenjangan (gap) yang relatif kecil yaitu dibawah skor satu meskipun ada tiga atribut yang mempunyai skor diatas satu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang telah dirasakan pengunjung semakin besar. Kegiatan berkuda memiliki gap terkecil antara tingkat ideal dengan tingkat kinerja (0,33), hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan berkuda merupakan atribut yang dianggap pengunjung memberikan kinerja yang mendekati tingkat ideal, dengan kata lain atribut tersebut memberikan tingkat kepuasan paling tinggi. Sarana berkuda memberikan kepuasan karena atribut tersebut dapat menjadi sarana hiburan bagi seluruh anggota keluarga khususnya anak-anak. Selain itu jumlah kuda yang relatif banyak dapat menjadi nilai tambah bagi pengunjung sehingga pengunjung tidak harus mengantri untuk menikmati kegiatan berkuda tersebut.
Area tea walk merupakan atribut yang nilai gapnya terkecil kedua dengan skor sebesar (0,35). Hal ini tersebut menunjukkan gap (kesenjangan) yang relatif kecil yang berarti bahwa pengunjung merasa puas terhadap area tea walk yang disediakan. Area tea walk menggunakan jalur yang sama dengan kegiatan berkuda, kondisi tersebut menciptakan suasana yang disukai oleh pengunjung. Atribut kebersihan kawasan serta atribut toilet merupakan atribut yang memiliki nilai gap terbesar, hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung merasa tidak puas dengan kinerja atribut tersebut. Hal ini dikarenakan kebersihan kawasan tidak terjaga, seperti ditunjukkan dengan banyaknya sampah-sampah yang berserakan, kotoran kuda yang berceceran, serta musholla yang tidak terawat. Kondisi ini kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola. Atribut toilet merupakan atribut yang memiliki tingkat kepuasaan terendah, dikarenakan kebersihan toilet yang tidak terjaga, pintu toilet yang mulai rusak, air yang tidak lancar, tidak dilengkapi tempat sampah. Kinerja atribut ini yang masih rendah dimata pengunjung harus menjadi salah satu atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki oleh pihak pengelola agar tetap mempertahankan dan memperbaiki kondisi obyek Wisata Agro Gunung Mas. Grafik tentang gap antara tingkat ideal dengan tingkat kinerja dari atribut Wisata Agro Gunung Mas dapat dilihat pada Gambar 5. 1,60 1,40
1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 APW 10
APW 9
APW 8
APW 7
APW 6
APW 5
APW 4
APW 3
APW 2
APW 1
AW6
AW5
AW4
AW3
AW2
0,00 AW1
Tingkat Gap
1,20
(Ii -Xi ) Atribut
Gambar 5. Kesenjangan antara Tingkat Ideal yang Diharapkan dengan
Tingkat Kinerja Atribut- Atribut Wisata Agro Gunung Mas Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
AW1 = Keindahan kawasan AW2 = Kegiatan produksi teh AW3 = Kegiatan berkuda AW4 = Kegiatan outbond AW5 = Harga tiket AW6 = Area tea walk APW1 = Kondisi jalan menuju wisata agro APW2 = Fasilitas wisata agro APW3 = Keamanan kawasan APW4 = Kebersihan kawasan APW5 = Pelayanan dan Informasi dari petugas APW6 = Sarana musholla APW7 = Pelataran parkir APW8 = Toilet APW9 = Pemandu wisata 16. APW10 = Promosi
8.4 Customer Satisfaction Index (CSI) Customer Satisfaction Index (CSI) atau Indeks Kepuasan Konsumen digunakan untuk menganalisis kepuasan responden (pengunjung) terhadap atribut secara keseluruhan dengan melihat nilai rata-rata tingkat kepentingan dan pelaksanaan
dari
atribut-atribut
tersebut.
Customer
Satisfaction
IndexI
memperhitungkan nilai rata-rata kepentingan suatu atribut dalam menentukan tingkat kinerja atribut tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan total pengunjung. Perhitungan dalam analisis ini dimulai dengan menentukan weighted factor yang diperoleh dari pembagian antara nilai rata-rata kepentingan setiap atribut dengan total keseluruhan tingkat kepentingan atribut. Nilai weighted factor digunakan untuk menghitung nilai weighted score. Nilai weighted score sendiri didapat dari perkalian antara weighted factor dengan nilai rata-rata kinerja setiap atribut. Nilai indeks kepuasan konsumen diperoleh dari total nilai weighted score dibagi lima (banyaknya skala yang digunakan) dan dikalikan 100 persen.
Tabel 33. Perhitungan Customer Satisfaction Index
Atribut
Atribut Wisata Keindahan kawasan Kegiatan produksi teh Kegiatan berkuda Kegiatan outbond Harga tiket Area tea walk Atribut pelengkap wisata Kondisi jalan menuju Wisata Agro Fasilitas Wisata Agro Keamanan kawasan Kebersihan kawasan Pelayanan dan informasi dari petugas Sarana peribadatan Pelataran parkir Toilet Pemandu wisata Promosi Skor Total
Nilai Ratarata Kepentingan (Y)
Weigthed Factor (WF)
Nilai Ratarata Pelaksanaan (X)
Weighthed Scor (WS)
4,33 3,99 3,33 3,64 3,91 4,35
0,07 0,06 0,05 0,06 0,06 0,07
3,92 3,52 3,82 3,25 3,49 3,30
0,26 0,21 0,19 0,18 0,21 0,22
4,46
0,07
3,24
0,22
4,45 4,43 4,52
0,07 0,07 0,07
2,91 3,46 3,05
0,20 0,23 0,21
4,13
0,06
3,36
0,21
4,54 0,07 4,17 0,06 4,42 0,07 3,58 0,05 3,79 0,06 66,04 1,00 CSI = 66,07
3,29 3,25 2,77 3,20 3,17 53,00
0,23 0,21 0,19 0,17 0,18 3,30
Berdasarkan hasil perhitungan kepuasan pengunjung Wisata Agro gunung Mas diketahui bahwa nilai Customer Satisfaction Index adalah 66,07 persen. Jika nilai ini didasarkan pada indeks kepuasan pelanggan, maka nilai Customer Satisfaction Index pengunjung Wisata Agro Gunung Mas yang mencapai 66,07 persen berada pada selang 0,66 sampai dengan 0,80, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks Kepuasan pengunjung untuk atribut yang diuji berada pada kriteria puas. Kriteria puas berada pada selang 0,66-0,80, ini seharusnya menjadi perhatian bagi pihak pengelola untuk terus meningkatkan kinerjanya agar kepuasan pengunjung mencapai 100 persen atau pada taraf sangat puas.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan 1. Karakteristik pengunjung Wisata Agro Gunung Mas didominasi oleh pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki dan telah berkeluarga berumur 3847 tahun. Hal ini dikarenakan Wisata Agro Gunung Mas merupakan salah satu obyek wisata yang menyediakan fasilitas yang dapat dinikmati anggota keluarga. Responden yang banyak berkunjung rata-rata berpendidikan terakhir sarjana dengan jenis pekerjaan dan pendapatan tergolong kepada golongan menengah, Jenis wisata agro yang disukai disini adalah jenis wisata agro yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga serta harga yang ditetapkan relatif murah. 2. Wisata Agro Gunung Mas dipilih oleh pengunjung karena memiliki keunggulan yang membedakannya dengan obyek wisata agro lain. Keunggulan tersebut meliputi keindahan kawasan yang meliputi panorama perkebunan teh, udara yang segar dan masih alami, area tea walk, serta jarak tempuh yang relatif dekat. 3. Atribut-atribut yang berhubungan dengan preferensi serta yang berpengaruh terhadap wisata agro terdiri dari dua atribut yaitu aribut wisata yang meliputi dari keindahan kawasan, kegiatan produksi teh, kegiatan outbond, kegiatan berkuda harga tiket. Sedangkan atribut pelengkap wisata terdiri dari kondisi jalan menuju wisata agro, sarana musholla, toilet, pemandu wisata, fasilitas wisata agro, pelataran parkir serta promosi. Hampir seluruh atribut dianggap sangat penting dan penting oleh pengunjung, ini dapat dilihat dari skor yang nilainya berada diatas 4. 4. Berdasarkan hasil analisis Importance Perfomance Analysis, ada beberapa atribut yang menjadi prioritas utama dan harus diperbaiki kinerjanya. Atribut
tersebut meliputi toilet, fasilitas wisata agro, kebersihan kawasan, kondisi jalan menuju wisata agro, sarana musholla, serta pelataran parkir. 5. Hasil analisis kesenjangan menunjukkan bahwa tingkat kinerja atribut Wisata Agro Gunung Mas mendekati tingkat idealnya, hal tersebut mencerminkan bahwa tingkat kepuasan per atribut dari Wisata Agro Gunung Mas dapat memberikan kepuasan pada pengunjung. Atribut kegiatan berkuda dinilai pengunjung dapat memberikan kinerja yang mendekati angka ideal atau dapat memberikan kepuasan tertinggi. Artibut toilet merupakan atribut yang dinilai pengunjung menghasilkan kinerja yang nilai gapnya paling besar yang berarti atribut tersebut kurang memberikan kepuasan pada pengunjung. 6. Berdasarkan hasil perhitungan Customer Statisfaction Index yang bernilai 66,07 persen, yang menunjukkan bahwa pengunjung secara keseluruhan merasa puas terhadap obyek Wisata Agro Gunung Mas, sehingga penurunan jumlah kunjungan tidak berkaitan dengan tingkat kepuasan, melainkan ada faktor lain.
9.2 Saran 1. Wisata Agro cenderung diminati oleh pengunjung yang telah berkeluarga,hal tersebut seharusnya menjadi perhatian bagi pihak pengelola dengan cara melakukan pembenahan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada,serta menambah fasilitas-fasilitas untuk semua anggota keluarga seperti menambah sarana bermain anak dan memperbaiki fasilitas yang sudah rusak tersebut, dan menambah paket wisata untuk keluarga. 2. Kepuasan pengunjung pada suatu obyek wisata sangat penting, mengingat tanpa adanya pengunjung keberadaan obyek wisata tidak akan berarti apaapa. Berdasarkan analisis Importance Perfomance Analysis
ada sejumlah
atribut yang perlu menjadi prioritas utama dan perlu diperbaiki kinerjanya, dimana atribut tersebut meliputi sarana musholla, area tea walk, kondisi jalan menuju wisata agro, pelataran parkir, kebersihan kawasan, fasilitas wisata agro serta toilet. Dilakukan perbaikan kinerja seperti toilet harus diperbaiki dengan cara memperbaiki pintu toilet yang banyak rusak, penempatan tempat sampah pada setiap toilet, adanya petugas kebersihan toilet, serta air yang lancar. Beberapa atribut-atribut yang perlu dipertahankan terletak pada kuadran II yaitu keindahan kawasan dan kemanan kawasan. 3. Fasliitas pelengkap lain yang perlu ditambahkan yaitu adanya mobil/kereta keliling, sarana permainan hendaknya ditambah dan diperbaiki karena sudah banyak yang rusak, adanya kolam renang untuk dewasa, tong sampah hendaknya diperbanyak serta penempatannya merata pada tiap-tiap sudut lokasi, fasilitas kamar dilengkapi seperti dengan adanya office boy, dibuat paket outbond yang menarik, adanya penjualan souvenir yang berhubungan dengan Wisata Agro Gunung Mas, dan adanya panggung hiburan seperti live music. 4. Strategi produk yang perlu dan dapat direkomendasikan adalah dengan membuat paket-paket wisata dan meningkatkan kinerja paket wisata seperti kegiatan tea walk. Pada areal tea walk disarankan agar jalur tea walk tersebut dipisahkan dari kegiatan berkuda. Selain itu hal yang dapat dilakukan meliputi penambahan tempat sampah dan penambahan papan penunjuk arah serta pembuatan pondokan-pondokan kecil pada areal tea walk yang difungsikan untuk beristirahat dan berteduh ketika hujan. 5. Harga untuk tiket masuk hendaknya sesuai dengan standar yang dapat dijangkau oleh semua kalangan, dengan memberikan potongan harga atau diskon bagi pengunjung yang datang berombongan. Untuk harga penginapan
atau aula-aula sebaiknya disesuaikan dengan fasilitas atau sarana yang ada pada penginapan atau wisma tersebut. 6. Bentuk-bentuk promosi dapat dilakukan melalui kegiatan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti dinas pariwisata, biro atau agen perjalanan, hotel dan air port. Selain itu juga kegiatan promosi dapat dilakukan dengan pembuatan situs khusus diinternet yang menjelaskan tentang Wisata Agro Gunung Mas. Pengunjung yang datang juga dapat diberikan sticker gratis yang bertuliskan Wisata Agro Gunung Mas, sehingga masyarakat akan lebih mengetahui keberadaan obyek Wisata Agro Gunung Mas.
DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.S. 1989. Makalah Seminar Prospek dan Kendala Pengembangan Wisata Agro, IPB, Bogor, 20-21 September 1989. Baehaqie, Sofyan. 2003. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Objek Agrowisata Taman Buah Mekarsari Cileungsi Bogor. Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Deptan. 2005. Direktori Agrowisata Indonesia. hhtp;//database.deptan.go.id. 15 Januari 2008. Dixon, W. Massey, J. 1991. Pengantar Analisis Statistik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Engel, James F, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. F.X. Budianto, (Editor). Binarupa Aksara. Jakarta. Edisi Keenam, jilid 1 dan 2. Fahrul, M. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Sayuran Organik dan Personal Selling pada Benny’s Organic Garden. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Indriani, Astri Endang. 2005. Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Coklat Di Kotamadya Bogor. Skripsi. Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Indiwati, 1997. Analisis Nilai Ekonomi Taman Buah Mekarsari dengan Pendekatan Biaya Perjalanan. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Prentice Hall- Edisi Milinieum Jilid 1 dan 2 Ma’mun, Rachmat. 2002. Analisis Tanggapan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa pada Agrowisata PTPN VIII Gunung Mas. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta Nicholson, W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya Edisi 8. Erlangga, Jakarta. Prasetia, Adi. 2005. Kajian Preferensi Pengunjung Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Taman Bunga Nusantara Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Ritonga, Veva. 2004. Analisis Motivasi Persepsi dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang, Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Setyawan, Heri, 2006. Analisis Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Pembelian Produk Bakery Tradisisonal Kartika Sari Bakery Bandung. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Supriyana, Eko, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Minyak Goreng Bermerek dan Tidak Bermerek. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta. Susantio, Djulianto. 2003. Memaksimalkan Potensi Pariwisata di Indonesia. Diakses tanggal 1 Maret 2006 dari website: hhtp://www.sinar harapan.co.id./feature/wisata/2004/wis02.html Tirtawinata, M. Reza dan Lisdiana Fachrudin. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Penerbit Swadaya. Jakarta. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Cetakan ketiga. Yoeti, O. A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta; PT Pradya Paramitha.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner penelitian KUESIONER PENELITIAN PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
No. Responden Pengunjung yang terhormat, mohon maaf sebelumnya bila acara anda terganggu dengan diterimanya kuesioner ini. Saya bernama Rury Kurnia, mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB, sedang melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas PTP Nusantara VIII Cisarua Bogor Jawa Barat. Bapak/ Ibu dimohon kesediaannya untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisoner ini secara lengkap dan benar. Kami mohon anda dapat memberikan gambaran data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. Selamat berekreasi.
No Responden Tanggal Pelaksanaan Praktek Lokasi Wisata
: : :
A.Karakteristik Pengunjung 1. Nama 2. Jenis Kelamin dan Umur 3. Pendidikan Terakhir 4. Pekerjaan: a. Mahasiswa/ Pelajar b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. IBRT / Tidak bekerja f. Lainnya 5. Pendapatan Rata-rata perbulan 6. Status Perkawinan 7. Tempat Tinggal
: : : : : : : : : : : Belum/sudah nikah :
Petunjuk Umum : Isilah/berilah tanda silang pada jawaban yang anda pilih
I. Pengenalan Kebutuhan 1. Bagaimana anda memanfaatkan atau menghabiskan waktu luang anda Jenis kegiatan Urutan berdasarkan tingkat kebutuhan 1. Shopping 2. Nonton TV 3. Main game 4. Baca buku 5. Jalan-jalan 6. Berwisata 7. Lainnya ( urutkan jenis kegiatan berdasarkan kebutuhan anda ) 2. Berapa rata-rata pengeluaran anda untuk kegiatan berwisata........................................ 3. Dengan siapa anda memanfaatkan waktu luang selama anda berkunjung ke Wisata Agro. a. Teman b. Keluarga c. Sendiri 4.Dalam satu tahun terakhir berapa kali anda melakukan kegiatan berwisata............................. 5. Menurut anda jenis atau tipe wisata apa yang paling anda sukai Jenis wisata Urutan berdasarkan jenis wisata yang paling disukai 1. Wisata Bahari 2. Wisata kuliner 3. Wisata adventure 4. Wisata agro 5. Wisata sejarah 6. Lainnya ( Urutkan jawaban anda berdasarkan jenis wisata yang paling anda sukai ) 7. Wisata agro mana saja yang pernah anda kunjungi a. Wisata Agro Taman Buah Mekarsari b. Wisata Agro Little Farmers Cisarua c. Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas Cisarua d. Wisata Agro Taman Bunga Nusantara Cianjur e. Lainnya ( jawaban boleh lebih dari satu ) 8. Apa yang anda inginkan dari kegiatan berwisata ke Wisata Agro Gunung Mas a. Udara yang segar b. Area tea walk c. Kegiatan outbond d. Proses produksi teh e. Kegiatan berkuda f. Lainnya
II. Pencarian Informasi 1. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tentang Wisata Agro Gunung Mas Proses mendapatkan informasi Urutan yang paling utama untuk mendapatkan informasi 1. Dari teman yang mengetahui tentang WAGM 2. Melihat papan reklame 3. Media massa 4. Media elektronik 5. Dari internet 6. Lainnya 2.Sumber atau media apa yang paling mempengaruhi anda untuk berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas: a. Media massa ( koran, majalah, bulletin, dsb ) b. Media elektronik (televisi dan radio ) c. Papan reklame d. Dari teman atau keluarga e. Lainnya............................ III. Evaluasi Alternatif 1. Menurut anda pertimbangan utama apa yang anda gunakan dalam memilih objek Wisata Agro Gunung Mas yang akan dikunjungi: a. Lokasi yang mudah dicapai b. Area tea walk c. Kegiatan outbond d. Kegiatan produksi teh e. Kegiatan berkuda f. Lainnya....................................... 3.Ketika anda dihadapkan pada berbagai pilihan objek wisata, apakah Wisata Agro Gunung Mas akan menjadi prioritas pilihan anda? a. Ya b. Tidak IV. Keputusan Pembelian 1.Cara memutuskan untuk mengunjungi Wisata Agro Gunung Mas: a. Terencana (sudah direncanakan dari rumah) b. Mendadak (niat berkunjung terjadi ketika dijalan/ melewati Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas) 2.Siapakah yang mempengaruhi anda berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas : a. Diri sendiri b. Keluarga c. Teman d. Media iklan e. Lainnya 3.Apakah kondisi lancar tidaknya arus lalu lintas mempengaruhi keinginan anda untuk berkunjung ke Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas? a. Ya b. Tidak
4.Untuk mencapai lokasi Wisata Agro Gunung Mas kendaraan apa yang anda gunakan? a. Bus b. Mobil pribadi c. Angkutan kota d. Sepeda motor e. Lainnya……………. 5.Objek apa saja yang anda kunjungi/ ikuti selama berada Wisata Agro Gunung Mas (jawaban boleh lebih dari satu): a. Tea walk b. Pabrik teh c. Kolam renang d. Gantole e. Tea corner f. Wisma g. Naik kuda h. Camping ground i. Museum teh j. Lainnya………… V. Evaluasi Pasca Kunjungan 1.Apakah anda merasa puas setelah berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas: a. Puas b. Tidak puas Jika puas hal apa yang membuat anda merasa puas dengan berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………….. 2.Setelah berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas, apakah anda akan berkunjung lagi? a. Ya b. Tidak 3.Jika harga fasilitas yang biasa anda gunakan di Wisata Agro Gunung Mas mengalami kenaikan harga, maka anda: a. Akan tetap berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas b. Mengurangi frekuensi kunjungan ke Wisata Agro Gunung Mas c. Tidak berkunjung Ke Wisata Agro Gunung Mas 4.Apa saja yang anda sarankan untuk dibuat di Wisata Agro Gunung Mas : 1. 2. 3. 4.
II.1. Pengukuran Tingkat Kepentingan Beri tanda cek (√) pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda. Contoh : 1 = Sangat tidak penting 2 = Tidak penting 3 = Cukup penting 4 = Penting 5 = Sangat Penting Tabel Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata Agro Gunung Mas A. Atribut Wisata No Atribut Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 1 Keindahan Kawasan 2 Kegiatan produksi teh 3 Kegiatan berkuda 4 Kegiatan outbond 5 Harga tiket 6 Area tea walk
B. Atribut pelengkap wisata No Atribut 1 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kondisi jalan menuju Wisata Agro Fasilitas Wisata Agro Keamanan kawasan Kebersihan kawasan Pelayanan dan informasi dari petugas Sarana peribadatan Pelataran parkir Toilet Pemandu wisata Promosi
Tingkat Kepentingan 2 3 4
5
5
II.2 Pengukuran Tingkat Ideal Beri tanda cek (√) pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda.
Tabel Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata Agro Gunung Mas A. Atribut Wisata No Atribut 1.
Keindahan kawasan
2.
Kegiatan produksi teh
3.
Area tea walk
4.
Kegiatan berkuda
5.
Kegiatan outbond
6.
Harga tiket
1 Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak murah
2 Tidak Menarik
Tingkat Ideal 3 4 Cukup Menarik menarik
5 Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup Menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menark
Tidak Murah
Cukup murah
Murah
Sangat murah
B. Atribut pelengkap wisata No
Atribut
1
Kondisi jalan Wisata Agro
menuju
2.
Fasilitas Wisata Agro
3.
Keamanan kawasan
4.
Kebersihan kawasan
5.
Pelayanan dan dari petugas
6.
Sarana musholla
7.
Pelataran parkir
8.
Toilet
9.
Pemandu wisata
10.
Promosi
informasi
1 Sangat tidak baik Sangat tidak lengkap Sangat tidak aman Sangat tidak bersih Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat tidak bersih Sangat tidak baik
2 Tidak Baik
Tingkat Ideal 3 4 Cukup Baik baik
5 Sangat baik
Tidak Lengkap
Cukup lengkap
Lengkap
Sangat lengkap
Tidak Aman
Cukup aman
Aman
Sangat aman
Tidak Bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
Tidak Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Tidak Bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Sangat tidak baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
II.3. Pengukuran Tingkat Realitas ( Kinerja ) Beri tanda cek (√) pada kolom di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda. Tabel Persepsi Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata Agro Gunung Mas A. Atribut wisata No
Atribut
1.
Keindahan kawasan
2.
Kegiatan produksi teh
3.
Area tea walk
4.
Kegiatan berkuda
5.
Kegiatan outbond
6.
Harga tiket
1 Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak menarik Sangat tidak murah
2 Tidak Menarik
Tingkat Ideal 3 4 Cukup Menarik menarik
5 Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup Menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menarik
Tidak Menarik
Cukup menarik
Menarik
Sangat menark
Tidak Murah
Cukup murah
Murah
Sangat murah
B. Atribut pelengkap wisata No
Atribut
1
Kondisi jalan Wisata Agro
menuju
2.
Fasilitas Wisata Agro
3.
Keamanan kawasan
4.
Kebersihan kawasan
5.
Pelayanan dan dari petugas
6.
Sarana musholla
7.
Pelataran parkir
8.
Toilet
9.
Pemandu wisata
10.
Promosi
informasi
1 Sangat tidak baik Sangat tidak lengkap Sangat tidak aman Sangat tidak bersih Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat tidak baik Sangat tidak bersih Sangat tidak baik
2 Tidak Baik
Tingkat Ideal 3 4 Cukup Baik baik
5 Sangat baik
Tidak Lengkap
Cukup lengkap
Lengkap
Sangat lengkap
Tidak Aman
Cukup aman
Aman
Sangat aman
Tidak Bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
Tidak Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Tidak Bersih
Cukup bersih
Bersih
Sangat bersih
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Sangat tidak baik
Tidak Baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Lampiran 2. Diagram kartesius 3.35 5.00 I
Tingkat Kepentingan
4.75 4.50
A PW 8
II A PW 6 A PW 1
A PW 4
A PW 2
A PW 3
AW6
4.25
A PW 7
AW1
A PW 5
4.14
AW2 AW5
4.00 A PW 10
IV
3.75
III
AW4 A PW 9
3.50 AW3
2.8
3.0
3.2
3.4 Kinerja
Atribut AW1 AW2 AW3 AW4 AW5 AW6 APW1 APW2 APW3 APW4 APW5 APW6 APW7 APW8 APW9 APW10 Rata-rata
Y
X 4.33 3.99 3.33 3.64 3.91 4.35 4.46 4.45 4.43 4.52 4.13 4.54 4.17 4.42 3.58 3.79 4.14
3.92 3.52 3.82 3.25 3.49 3.30 3.24 2.91 3.46 3.05 3.36 3.29 3.25 2.77 3.20 3.17 3.35
3.6
3.8
4.0
Lampiran 3. Sikap Pengunjung Terhadap Atribut Wisata Agro Gunung Mas Kepentingan (Wi)
Atribut Keindahan kawasan Kegiatan produksi teh Kegiatan berkuda Kegiatan outbond Harga tiket Area tea walk Kondisi jalan menuju Wisata Agro Fasilitas Wisata Agro Keamanan kawasan Kebersihan kawasan Pelayanan dan informasi dari petugas Sarana peribadatan Pelataran parkir Toilet Pemandu wisata Promosi Skor Total
ATRIBUT AW1 AW2 AW3 AW4 AW5 AW6 APW1 APW2 APW3 APW4 APW5 APW6 APW7 APW8 APW9 APW10
I 4.37 3.94 4.15 3.78 3.89 3.65 3.99 3.91 4.01 4.09 3.85 4.20 3.92 4.15 3.77 3.78
X 3.92 3.52 3.82 3.25 3.49 3.30 3.24 2.91 3.46 3.05 3.36 3.29 3.25 2.77 3.20 3.17
4,33 3,99 3,33 3,64 3,91 4,35 4,46 4,45 4,43 4,52 4,13 4,54 4,17 4,42 3,58 3,79
Kinerja (Xi)
Ideal (Ii)
Ii-Xi)
3,92 3,52 3,82 3,25 3,49 3,3
4,37 3,94 4,15 3,78 3,89 3,65
0,45 0,54 0,33 0,53 0,4 0,35
1,95 1,68 1,10 1,93 1,56 1,52
3,24
3,99
0,75
3,35
2,91
3,91
1
4,45
3,46 3,05
4,01 4,09
0,55 1,04
2,44 4,70
3,36
3,85
0,49
2,02
3,29 3,25 2,77 3,2 2,17
4,2 3,92 4,15 3,77 3,78
0,91 0,67 1,38 0,57 0,61
4,13 2,79 6,10 2,04 2,31 44,07
Rata-rata Skor Tingkat Ketidakpuasan (IiXi) 0.45 0.42 0.33 0.53 0.40 0.35 0.75 1.00 0.55 1.04 0.49 0.91 0.67 1.38 0.57 0.61
Nilai (Ab)
Urutan 5 4 1 7 3 2 13 15 9 16 6 14 12 17 10 11
Atribut
(Ii-Xi) Atribut
0,00
AP W 5
AP W 4
AP W 3
AP W 2
AP W 1
AW 6
AW 5
AW 4
AW 3
AW 2
AW 1
AP W 10
0,20
AP W 10
0,40
AP W 9
0,60
AP W 9
0,80
AP W 8
1,00
AP W 8
1,20
AP W 7
1,40
AP W 7
1,60
AP W 6
Kinerja (Xi)
AP W 6
AP W 5
Ideal (Ii)
AP W 4
AP W 3
AP W 2
AP W 1
AW 6
AW 5
AW 4
AW 3
AW 2
AW 1
Tingkat Gap
Skor Tingkat Kinerja dan Ideal
Lampiran 4. Gambar tingkat kesenjangan atribut ideal dengan kinerja 5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
Lampiran 5. Uji Validitas dan Reabiliditas
Validity Test Kepentingan Kepentingan
rx. y
Atribut AW1 AW2 AW3 AW4 AW5 AW6 APW1 APW2 APW3 APW4 APW5 APW6 APW7 APW8 APW9 APW10
Ket
Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi
0.511 0.000 0.409 0.000 0.214 0.033 0.097 0.336 0.115 0.253 0.536 0.000 0.642 0.000 0.657 0.000 0.655 0.000 0.693 0.000 0.712 0.000 0.670 0.000 0.706 0.000 0.615 0.000 0.550 0.000 0.645
Nilai P
0.000
Valid Valid Valid tidak valid tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan: • rx. y merupakan korelasi antara skor masing-masing atribut dari tiap responden •
(X) dengan skor total semua atribut dari tiap responden (Y) Dengan r-tabel ( α , n − 2 )= r-tabel (0.05,98)=0.195 ; α =0.05 dan n=100
•
Valid jika rx. y > 0.195
•
Hanya AW4 dan AW5 yang tidak valid
Kepentingan
Reliability Test
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .823
N of Items 16
Nilai Cronbach's Alpha = 0.823, nilai ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sudah reliabel. Pada umumnya jika nilai Cronbach's Alpa > 0.7, maka sudah reliabel. Item-Total Statistics
AW1
Scale Mean if Item Deleted 61.7100
Scale Variance if Item Deleted 32.935
Corrected Item-Total Correlation .417
Cronbach's Alpha if Item Deleted .814
AW2
62.0500
33.442
.287
.823
AW3
62.7100
35.461
.091
.834
AW4
62.4000
36.505
-.014
.838
AW5
62.1300
36.357
-.002
.838
AW6
61.6900
32.701
.444
.812
APW1
61.5800
31.600
.561
.805
APW2
61.5900
31.840
.585
.804
APW3
61.6100
31.493
.577
.804
APW4
61.5200
31.848
.632
.802
APW5
61.9100
31.456
.650
.800
APW6
61.5000
31.929
.603
.803
APW7
61.8700
31.569
.644
.801
APW8
61.6200
32.117
.535
.807
APW9
62.4600
31.928
.442
.813
APW10
62.2500
31.098
.555
.804
Corrected Item-Total Correlation menunjukkan reliabilitas peratribut jika > 0.195, maka sudah reliabel Disini atribut AW3, AW4, dan AW5 yang tidak reliabel.
Validity Test
Kinerja Kinerja
rx. y
Atribut AW1 AW2 AW3 AW4 AW5 AW6 APW1 APW2 APW3 APW4 APW5 APW6 APW7 APW8 APW9 APW10
Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P
Ket 0.439 0.000 0.614 0.000 0.519 0.000 0.472 0.000 0.394 0.000 0.359 0.000 0.609 0.000 0.617 0.000 0.568 0.000 0.665 0.000 0.515 0.000 0.669 0.000 0.614 0.000 0.560 0.000 0.643 0.000 0.490 0.000
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Keterangan: • rx. y merupakan korelasi antara skor masing-masing atribut dari tiap responden •
(X) dengan skor total semua atribut dari tiap responden (Y) Dengan r-tabel ( α , n − 2 )= r-tabel (0.05,98)=0.195 ; α =0.05 dan n=100
•
Valid jika rx. y > 0.195
Reliability Test
Kinerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha .843
N of Items 16
Nilai Cronbach's Alpha = 0.843, nilai ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sudah reliabel Pada umumnya jika nilai Cronbach's Alpa > 0.7, maka sudah reliabel. Item-Total Statistics
AW1
Scale Mean if Item Deleted 49.0800
Scale Variance if Item Deleted 28.802
Corrected Item-Total Correlation .321
Cronbach's Alpha if Item Deleted .843
AW2
49.4800
27.949
.535
.830
AW3
49.1800
29.038
.441
.835
AW4
49.7500
29.119
.382
.838
AW5
49.5100
29.646
.297
.843
AW6
49.7000
30.212
.278
.843
APW1
49.7600
27.376
.514
.831
APW2
50.0900
27.618
.531
.830
APW3
49.5400
28.453
.488
.833
APW4
49.9500
27.583
.594
.827
APW5
49.6400
28.596
.421
.836
APW6
49.7100
27.663
.601
.827
APW7
49.7500
28.048
.537
.830
APW8
50.2300
27.876
.460
.834
APW9
49.8000
27.980
.573
.829
APW10
49.8300
28.749
.392
.838
Corrected Item-Total Correlation menunjukkan reliabilitas peratribut jika < 0.195, maka belum reliabel Disini semua atribut sudah reliabel.
Validity Test
Ideal Ideal
rx. y
Atribut AW1 AW2 AW3 AW4 AW5 AW6 APW1 APW2 APW3 APW4 APW5 APW6 APW7 APW8 APW9 APW10
Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P Korelasi Nilai P
ket 0.372 0.000 0.506 0.000 0.524 0.000 0.626 0.000 0.493 0.000 0.490 0.000 0.657 0.000 0.750 0.000 0.807 0.000 0.819 0.000 0.777 0.000 0.658 0.000 0.726 0.000 0.769 0.000 0.602 0.000 0.567 0.000
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Keterangan: • rx. y merupakan korelasi antara skor masing-masing atribut dari tiap responden •
(X) dengan skor total semua atribut dari tiap responden (Y) Dengan r-tabel ( α , n − 2 )= r-tabel (0.05,98)=0.195 ; α =0.05 dan n=100
•
Valid jika rx. y > 0.195
Reliability Test
Ideal Reliability Statistics Cronbach's Alpha .902
N of Items 16
Nilai Cronbach's Alpha = 0.902, nilai ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sudah reliabel Pada umumnya jika nilai Cronbach's Alpa > 0.7, maka sudah reliabel. Item-Total Statistics
AW1
Scale Mean if Item Deleted 59.0800
Scale Variance if Item Deleted 44.196
Corrected Item-Total Correlation .277
Cronbach's Alpha if Item Deleted .906
AW2
59.5100
43.263
.431
.900
AW3
59.3000
43.242
.453
.900
AW4
59.6700
42.223
.564
.896
AW5
59.5600
43.643
.423
.900
AW6
59.8000
43.717
.420
.900
APW1
59.4600
41.180
.588
.895
APW2
59.5400
39.584
.691
.891
APW3
59.4400
40.330
.768
.889
APW4
59.3600
38.697
.772
.888
APW5
59.6000
41.374
.740
.891
APW6
59.2500
42.008
.601
.895
APW7
59.5300
41.747
.681
.893
APW8
59.3000
39.020
.710
.890
APW9
59.6800
42.866
.544
.897
APW10
59.6700
43.294
.508
.898
Corrected Item-Total Correlation menunjukkan reliabilitas peratribut jika < 0.195, maka belum reliabel Disini semua atribut sudah reliabel.
Lampiran 6. Peta Penataan Lahan
Sumber : Pengelola Wisata Agro Gunung Mas
85
Lampiran 7. Struktur Organisasi Wisata Agro Gunung Mas
Lampiran 8. Rute Tea Walk Wisata Agro Gunung Mas
Sumber : Pengelola Wisata Agro Gunung Mas
Lampiran 9. Lokasi Penginapan Wisata Agro
Sumber : Pengelola Wisata Agro Gunung Mas