IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG
SKRIPSI
HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN HESTI FANNY AULIA. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro Studi Kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng. Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI. Pariwisata merupakan sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, karena mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Pada tahun 2007, sektor jasa pariwisata memberikan kontribusi terhadap Product Domestic Bruto (PDB) sebesar 39,3 persen dan sebagai sumber devisa Negara dengan nilai kontribusi sebesar 295.4 trilyun rupiah di bawah sektor migas (BPS, 2007). Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2007 sebanyak 5.505.559 pengunjung, naik sebesar 13,02 persen, dibandingkan tahun 2006 sebanyak 4.871.301 pengunjung. Rata-rata pengeluaran wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$ 970.98 per orang, sedangkan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia sebesar 9,02 hari atau US$ 107.70 per hari (P2 DSJ). Salah satu jenis pariwisata adalah agrowisata. Menurut Deptan (2006), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat. Jawa Barat memiliki potensi alam dan budaya yang besar untuk dikembangkan. Keindahan dan keanekaragaman seni dan budaya daerah merupakan modal bagi pengembangan agrowisata. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah pengembangan agrowisata di Jawa Barat. Salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi di Kota Bogor adalah Kampoeng Wisata Cinangneng, yang terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep wisata agro yang dipadukan dengan wisata budaya seperti seperti belajar cara menanam padi, belajar membuat wayang dari daun singkong, belajar angklung, gamelan, menyanyi lagu sunda, dan memandikan kerbau bersama petani. Hal ini menjadikan Kampoeng Wisata Cinangneng mempunyai keunikan tersendiri. Identifikasi segmentasi demografi dan geografi berdasarkan proses keputusan pengunjung dan kegiatan yang diatawarkan Kampung Wisata Cinangneng perlu dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan prioritas utama ketika melakukan kunjungan wisata. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng. (2) Menganalisis faktor keputusan yang dapat menentukan segmentasi. (3) Mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi di lihat dari tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng
Penelitian dilaksanakan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Desember 2008 hingga Januari 2009. Responden penelitian adalah pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis nilai bobot. Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng terdiri dari beberapa karakteristik yang dapat dibagi berdasarkan asal daerah kedatangan, tingkat pendidikan, umur dan jenis pekerjaan, jenis kelamin, status pernikahan. Berdasarkan daerah asal kedatangan, responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 29 orang (58%) dan sebanyak 21 orang (42%) berasal dari non Jakarta. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, sebanyak 35 orang (70%) responden berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 15 orang (30%) responden berpendidikan SMA. Dilihat dari jenis kelamin sebanyak 28 orang (56%) perempuan dan sebanyak 22 orang (44%). Dilihat dari status pernikahan persentase responden yang menikah dan belum menikah sama yaitu sebesar 50 persen. Responden yang terbanyak berumur 18 sampai 27 tahun sebanyak 26 orang (52%). Pada jenis perkerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (40%), dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak 22 orang (44%) Berdasarkan ciri segmentasi demografi (tingkat pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung), faktor-faktor dalam tahapan pengambilan keputusan yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, dan menjadi dasar dalam penentuan segmentasi yaitu, tahap pengenalan kebutuhan akan bentuk wisata dan tahap pengenalan kebutuhan yang terkait dengan ciri kegiatan wisata alam yang ditawarkan. Pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi tingkat kebutuhannya dibandingkan pengunjung yang berpendidikan SMA. Pengunjung yang berasal dari Jakarta dilihat dari proses pengenalan kebutuhan terkait dengan ciri kegiatan wisata alam lebih tinggi dibandingkan pengunjung yang berasal dari non Jakarta. Berdasarkan proses tahapan pengambilan keputusan pengunjung, juga menunjukkan perlunya dilakukan suatu segmentasi berdasarkan tingkat pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung. Dilihat dari tingkat pendidikan, pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi permintaan akan kegiatan wisata alam yang ditawarkan lebih tinggi daripada pengunjung yang berpendidikan SMA. Berdasarkan daerah asal kedatangan pengunjung, dapat dilakukan segmentasi dilihat dari tahapan pengenalan kebutuhan. Pengunjung yang berasal dari Jakarta permintaan akan bentuk wisata alam lebih tinggi daripada pengunjung yang berasal bukan dari Jakarta.
IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG
HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Skripsi
: Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro Studi kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng
Nama
: Hesti Fanny Aulia Sihaloho
Nim
: H34066060
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro, Studi Kasus Karakteristik Pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2009
Hesti Fanny Aulia Sihaloho H 34066060
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Muara Bungo, Jambi pada tanggal 26 Agustus 1985. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak W. Sihaloho dan Ibu M. Hutabarat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 286 Muara Bungo pada tahun 1996 dan pendidikan menegah pertama diselesaikan tahun 1999 di SLTPN 4 Muara Bungo. Pendidikan lanjutan menegah atas di SMUN 1 Muara Bungo diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Diploma III Program Studi Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan lulus pada tahun 2006. Di tahun yang sama penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan strata satu (S1) Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Identifikasi
Segmentasi Pengunjung Wisata Agro, Studi Kasus Karakteristik Pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi pengunjung dilihat dari karakteristik pengunjung dan tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Maret 2009
Hesti Fanny Aulia Sihaloho
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ....................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
vi
I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 1.3. Tujuan ................................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1 1 6 9 9 10
II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2.1. Wisata, Ekowisata, Agrowisata ........................................... 2.2. Prinsip-prinsip Agrowisata .................................................. 2.3. Ciri-ciri Pengunjung Agrowisata ......................................... 2.4. Desa Wisata ........................................................................ 2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................... 2.5.1. Proses Keputusan Konsumen ................................. 2.5.2. Tingkat Kepuasan Konsumen ................................ 2.5.3. Segmentasi Pasar ...................................................
11 11 15 16 17 18 20 21 22
III
KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................ 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 3.1.1. Pengertian Ekowisata dan Agrowisata ................... 3.1.2. Visi dan Misi ......................................................... 3.1.3. Perilaku Pengunjung .............................................. 3.1.4. Pengukuran Sikap Pengunjung ............................... 3.1.5. Segmentasi Pasar ................................................... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
25 25 25 27 27 31 32 34
IV
METODE PENELITIAN ............................................................. 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 4.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 4.3. Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data .......... 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 4.4.1. Analisis Deskriptif ................................................. 4.4.2. Tingkat Kebutuhan dan Keputusan Pengunjung ............................................................
38 38 38 39 39 39
GAMBARAN UMUM .................................................................. 5.1. Sejarah Perusahaan ............................................................. 5.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................... 5.3. Paket Wisata yang Ditawarkan ............................................ 5.4. Fasilitas .............................................................................. 5.5. Sumber Daya Manusia ........................................................ 5.6. Struktur Organisasi .............................................................
42 42 45 46 51 53 55
V
40
VI
KARAKTERISTIK PENGUNJUNG .......................................... 6.1. Daerah Asal Kedatangan ..................................................... 6.2. Jenis Kelamin ..................................................................... 6.3. Status Responden ................................................................ 6.4. Pendidikan Terakhir Responden .......................................... 6.5. Umur ................................................................................ 6.6. Jenis Pekerjaan ................................................................... 6.7 Pendapatan Rata-Rata Responden .......................................
57 57 58 59 60 61 62 62
VII
PROSES KEPUTUSAN PENGUNJUNG ................................... 7.1. Pengenalan Kebutuhan ........................................................ 7.1.1. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ................. 7.1.2. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Kebutuhan akan Bentuk Wisata ............... 7.1.3. Identifikasi Segmentasi Pengunjung Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ............ 7.2. Proses Pencarian Informasi ................................................. 7.3. Proses Keputusan Pengunjung ............................................ 7.4. Proses Evaluasi Kepuasan Pasca Kunjungan Wisata ...........
65 65
71 74 76 78
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 8.1. Kesimpulan ......................................................................... 8.2. Saran ..................................................................................
83 83 84
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
86
LAMPIRAN .............................................................................................
88
VIII
66 68
DAFTAR TABEL Nomor 1.
Halaman Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan Dan Pengeluaran Tahun 2001-2007 ..............................................
2
Kujungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2003-2007 .........................................................................
5
3.
Data Jumlah Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng .............
5
4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal Kedatangan ..............................................................
57
5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................
59
6.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ......................
60
7.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................
61
8.
Sebaran Responden Berdasarkan Usia ..........................................
61
9.
Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................
62
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ...........
63
11. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ......................................................
66
12. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan ......................................................
67
13. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan akan Bentuk Wisata .....................
69
14. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan akan Bentuk Wisata ......................
70
15. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ...........................................................
72
16. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam ...........................................................
73
17. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Sumber Pencarian Informasi .........................................................
75
18. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Sumber Pencarian Informasi .........................................................
76
19. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Waktu Perjalanan .........................................................................
77
2.
20. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut
Waktu Perjalanan .........................................................................
77
21. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Geografi akan Bentuk-Bentuk Wisata yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng ....................................
79
22. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Demografi akan Bentuk-Bentuk Wisata yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng ....................................
80
23. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Geografi dengan Ciri Wisata Alam dan Konsep yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng...............
81
24. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Demografi dengan Ciri Wisata Alam dan Konsep yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng...............
82
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Kerangka Pemikiran .......................................................................
37
2. Struktur Organisasi .........................................................................
56
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuisoner Penelitian ........................................................................
88
2. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut Pengelompokkan Demografi ..........................................................
92
3. Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut Pengelompokkan Geografi .............................................................
93
4. Perhitungan Kebutuhan Bentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Geografi ...............................................
94
5. Perhitungan Kebutuhan Terkait Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografi ..........................
95
6. Perhitungan Kebutuhan Terkait Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Demografi .......................
96
7. Perhitungan Proses Pencarian Informasi Menurut Pengelompokkan Demografi ............................................
97
8. Perhitungan Proses Pencarian Informasi Menurut Pengelompokkan Geografi ...............................................
98
9. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Bentuk-Bentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Demografi .................................
99
10. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Bentuk-Bentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Geografi ....................................
100
11. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Ciri-Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografi ..........................
101
12. Perhitungan Tingkat Kepuasan akan Ciri-Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Demografi .......................
102
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan sumber daya alam hayati yang
sangat beragam. Kekayaan alam tersebut merupakan sebuah modal potensial yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan dari kekayaan tersebut adalah keindahan alamnya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dengan tujuan rekreasi bukan untuk mencari nafkah. Tujuan utama perjalanan adalah untuk berlibur. Dari pengertian tersebut dapat di ketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan memerlukan berbagai barang dan jasa, seperti transportasi, hiburan, katering, dan pelayanan jasa lainnya. Pariwisata juga merupakan sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, karena mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas.
Pada tahun 2007, pariwisata memberikan kontribusi terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 39,3 persen dan sebagai sumber devisa negara dengan nilai kontribusi sebesar 295,4 trilyun rupiah di bawah sektor migas (BPS, 2007). Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2007 sebanyak 5.505.559 pengunjung, naik sebesar 13,02 persen, dibandingkan tahun 2006 sebanyak 4.871.301 pengunjung. Rata-rata pengeluaran wisman yang
berkunjung ke Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$ 970.98 per orang, sedangkan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia sebesar 9,02 hari atau US$ 107.70 per hari (P2 DSJ). Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan wisata tiap tahunnya. Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan Pengeluaran Tahun 2001-2007 Wisnus (000 Orang)
Perjalanan (000 Orang)
Rata-Rata Perjalanan
Pengeluaran (Trilyun Rp)
Pengeluaran Perjalanan (Ribu Rp)
2001
103.388
195.770
1,88
58.71
324.58
2002
105.379
200.589
1,90
68.82
343.09
2003
110.030
207.119
1,88
70.87
373.56
2004
111.353
202.763
1,82
71.70
373.85
2005
112.701
213.303
1,89
74.72
394.43
2006
114.391
216.503
1,92
78.67
400.35
2007
116.107
219.751
1,95
79.85
406.35
Tahun
Sumber: P2 DSJ, 2008 (Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan)
Besarnya jumlah wisatawan asing maupun lokal yang mengunjungi objekobjek wisata di Indonesia, merupakan suatu tantangan dan peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan pariwisata yang menarik dan unik. Hal ini terjadi karena preferensi dan motivasi wisata terus berkembang secara dinamis, serta adanya persaingan global yang semakin kompleks. Wisatawan pada umumnya lebih menginginkan bentuk perjalanan yang dapat menikmati objek-objek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern. Salah satu bentuk pariwisata yang menawarkan konsep wisata yang dapat menikmati udara segar dan keindahan alam adalah agrowisata.
Agrowisata merupakan suatu bentuk wisata minat khusus dan perpaduan antara usaha budidaya Pertanian dan rekayasa dari objek pertanian untuk dijadikan objek wisata (Departemen Pertanian, 2006). Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat. Jawa Barat memiliki potensi alam dan budaya yang besar untuk dikembangkan. Keindahan dan keanekaragaman seni dan budaya daerah merupakan modal bagi pengembangan agrowisata. Dicanangkannya Visit Indonesian Year dan Visit West Java Year 2008 , pada tahun 2015 Dinas Pariwisata dan Budaya membuat target kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat berjumlah 37,5 juta pengunjung dan target wisatawan mancanegara ke Jawa Barat berjumlah 700 ribu pengunjung.
Dengan pengelolaan potensi alam dan budaya yang baik, akan
mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah pengembangan pariwisata di Jawa Barat. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan, sampai cinderamata yang menarik. Selain itu letak geografis Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang. Bentuk-bentuk objek wisata yang ada di Bogor terdiri atas: 1.
Wisata alam, merupakan wisata yang memanfaatkan alam dan menonjolkan
budaya lokal dalam memanfaatkan lahan sebagai objeknya. Contohnya, Kampung Wisata Cinangneng, Telaga Warna, Gunung Salak, Curug Nangka. Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Karyasari (Khusus
Tanaman Obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba 2.
Wisata budaya, merupakan wisata yang berfokus pada heritage building
(peninggalan bersejarah) sebagai objeknya. Contohnya Istana Bogor, Batu Tulis, Museum Perjuangan. 3.
Wisata kuliner, merupakan wisata yang menonjolkan ciri khas makanan suatu
daerah contohnya Roti Unyil, dan Asinan Bogor. Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor terdiri dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Pada tahun 2005-2007 jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Bogor meningkat dari 1.770.981 orang menjadi 2.120.405 orang, peningkatan pengunjung tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Kecenderungan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bogor menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Bogor semakin banyak diminati oleh wisatawan. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pariwisata yang ada di Bogor, khususnya wisata agro. Pada tahun 2004 dan tahun 2007 terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara, penurunan jumlah pengunjung tahun 2004 disebabkan
adanya
larangan dari negara wisatawan akibat tragedi bom Bali pada bulan September 2003. Sedangkan pada tahun 2007 penurunan jumlah wisatawan mancanegara disebabkan terjadinya krisis global sehingga wisatawan mancanegara lebih memfokuskan pada konsumsi dan pendidikan. Penurunan jumlah pengunjung wisatawan mancanegara dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bogor
Tahun
Wisatawan Nusantara (Orang)
Wisatawan Mancanegara (Orang)
Jumlah (Orang)
Pertumbuhan (%)
2003
1.793.720
42.515
1.836.235
2004
1.788.774
1.504
1.790.278
-2,50
2005
1.747.584
23.397
1.770.981
-1,08
2006
1.754.185
56.776
1.810.961
2,26
2007
2.096.344
24.061
2.120.405
17,09
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2007
Jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Wisata Cinangneng dari tahun 2004 sampai tahun 2008 terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 pertumbuhan pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebesar 47%, pertumbuhan ini dapat di lihat pada Tabel 3. Peningkatan pertumbuhan pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng disebabkan paket wisata yang ditawarkan sangat menarik dan tidak terdapat pada objek wisata lainnya. Tabel 3. Data Jumlah Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng Tahun
Jumlah pengunjung (orang)
Pertumbuhan (%)
2004
6.029
2005
9.855
63,46
2006
11.235
14,00
2007
14.910
32,71
2008
21.931
47,09
Sumber: HB Garden Guest House (hasil data olahan)
1.2
Rumusan Masalah Agrowisata merupakan suatu bentuk wisata minat khusus dan perpaduan
antara usaha budidaya pertanian dan rekayasa dari objek pertanian untuk dijadikan objek wisata. Menurut Departemen Pertanian (2006), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Marpaung (2002), mengatakan yang menjadi kegiatan utama agrowisata adalah memperkenalkan sistem budidaya pertanian secara tradisional atau modern, karena agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan bisnis yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Sedangkan tujuan dari agrowisata di samping sebagai tempat rekreasi adalah untuk mengkonservasi dan melestarikan lingkungan. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi dengan cara mengajak masyarakat setempat menjadi pemandu wisata. Departemen Pertanian (2006), mengatakan faktor yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam.
Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal
penting yang harus disediakan terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan asing maupun lokal, yang tentunya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Menyadari pentingnya nilai kualitas
lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian alam, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Kota besar seperti Jakarta jarang terdapat objek agrowisata (wisata alam) yang menyajikan hiburan sekaligus juga aspek-aspek pendidikan. Di Jakarta terdapat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Akan tetapi, kedua tempat itu kurang dalam menyajikan hiburan alam yang sekaligus memberi pendidikan bagi para pengunjung. Bogor merupakan kota pariwisata, banyak terdapat jumlah objek wisata yang menawarkan konsep agrowisata seperti Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Kampoeng Wisata Cinangneng, Karyasari (Khusus Tanaman Obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba. Salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi di Kabupaten Bogor adalah Kampoeng Wisata Cinangneng. Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep agrowisata yang dipadukan dengan wisata budaya ke dalam paket wisata yang menarik.
Paket wisata yang ditawarkan terdiri atas paket menginap, paket
menginap dan ronda kampoeng, paket tour pulang kampoeng, paket tour kampoeng, paket renang dan makan siang. Paket wisata tersebut sejalan dengan tujuan dari agrowisata dan tujuan awal berdirinya Kampoeng Wisata Cinangneng yaitu untuk memperkenalkan kehidupan pedesaan, pertanian, dan untuk tetap melestarikan kebudayaan Jawa Barat. Selama ini seluruh paket wisata di Kampoeng Wisata Cinangneng ditawarkan sama ke seluruh pengunjung tanpa membedakan paket wisata untuk tiap karakteristik pengunjung. Dengan kata lain
Kampoeng Wisata
Cinangneng tidak melakukan pengelompokkan
atau
segmentasi pengunjung. Pengunjung merupakan konsumen yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Keinginan dan kebutuhan tersebut bergantung pada ciri karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tingkat pendidikan, umur, dan jenis kelamin pengunjung.
Adanya perbedaan dari ciri karakteristik
pengunjung tersebut akan berbeda juga dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk memilih paket wisata yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng. Dalam rangka pengembangan dan untuk tetap menjaga keberlanjutan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng di masa depan, maka penting untuk memahami ciri karakteristik pengunjung dan kesesuaian antara karakteristik pengunjung dengan paket wisata yang ditawarkan. Mengingat Kampoeng Wisata Cinangneng selama ini belum melakukan segmentasi pengunjung, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng?, (2) Apakah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng perlu disegmentasi?, (3) Jika perlu disegmentasi, faktor apa saja dan pada tahapan pengambilan keputusan mana yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan segmentasi pengunjung. 1.3
Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng.
2. Menganalisis faktor keputusan yang dapat menentukan segmentasi. 3. Mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi di lihat dari tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng. 1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Bagi pengelola Kampoeng Wisata Cinangneng, penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memahami pengunjung dan merencanakan strategi pemasaran untuk mencapai kepuasan pengunjung yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan dapat mempertahankan keberlangsungan bisnis agrowisata di masa datang. 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengembangan kemampuan analitis tentang karakteristik pengunjung pada objek agrowisata dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana. 3. Bagi institusi Institut Pertanian Bogor, penelitian identifikasi segmentasi awal pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng diharapkan dapat juga dijadikan sebagai rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Wisata Cinangneng yang merupakan
salah satu tempat wisata yang menawarkan keindahan alam dan potensi kebudayaan dari Jawa Barat.
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk
mengetahui karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata
Cinangneng, dan melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan
pengunjung
yang
diharapkan
selama
berwisata,
dengan
mengelompokkan (segmentasi) pengunjung berdasarkan demografi dan geografi, yang meliputi tingkat pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Wisata, Ekowisata, dan Agrowisata Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman
budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai. Wisata merupakan bagian dari suatu perjalanan. Definisi dari wisata sangat beragam tergantung dari sudut mana orang mengartikannya. Sebagai pembanding, berikut ini ada beberapa pendapat dari para ahli tentang wisata diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990, yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 2. Hornby (1998) dalam Kesrul (2003), Wisata adalah sebuah perjalanan di mana
seseorang dalam perjalanannya singgah sementara dibeberapa tempat dan akhirnya kembali lagi ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai perjalanan. Berdasarkan definisi di atas, wisata dapat dirumuskan sebagai perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Artinya, wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti bekerja dan sejenisnya.
Ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh The Ecotourism Society (1990), merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ketempat yang masih alami, dan merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan dapat memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat, karena dengan melakukan perjalanan wisata ke lingkungan yang masih alami otomatis wisatawan secara tidak langsung dapat menjaga konservasi lingkungan Ekowisata mempunyai pengertian suatu perjalanan wisata ke daerah yang masih alami. Meskipun perjalanan ini bersifat berpetualang, namun wisatawan dapat menikmatinya. Ekowisata selalu menjaga kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan menjamin keberpihakan kepada masyarakat. Peranan masyarakat lokal sangat besar dalam upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini dilaksanakan mulai saat perencanaan, saat pelaksanaan pengembangan dan pengawasan dalam pemanfaatan (Fandeli, 2000). Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005). Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata.
Tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi
lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2005). Menurut Ross (1998), Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama. Prinsipprinsip tersebut, menurut Wood (2000) dalam Pitana (2002), adalah sebagai berikut: 1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata. 2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian. 3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian. 4. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan. 5. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.
6. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal. 7. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya. Agrowisata menurut Zulkarnaen (1997) dalam Machrodji (2004) adalah wisata minat khusus yang merupakan perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan wisata buatan atau rekayasa dari obyek pertanian untuk dijadikan obyek wisata atau kunjungan. Obyek wisata kunjungan di sini adalah kunjungan wisata untuk memperkenalkan sistem budidaya pertanian secara tradisional maupun modern. Menurut Soekadijo (2000), agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisatanya. Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, bisa meningkatkan pendapatan petani, sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya dan teknologi lokal (indegenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi alaminya. Menurut Marpaung (2002), Desa atau kampung wisata merupakan suatu obyek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal di suatu desa atau kampung tradisional atau dekat dengan desa atau kampung tradisional, atau hanya untuk kunjungan singgah di mana lokasi desa wisata ini biasanya terletak di daerah terpencil. Dalam kegiatannya wisatawan atau pengunjung tidak hanya menyaksikan kebudayaan
tradisional, tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat. 2.2
Prinsip-Prinsip Agrowisata Agrowisata memiliki kemampuan untuk membangun pariwisata yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan jika dikembangkan dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip yang dikandungnya. Adapun prinsip-prinsip agrowisata antara lain: 1. Prinsip Konservasi, Prinsip Konservasi meliputi konservasi alam dan konservasi budaya. Prinsip konservasi alam memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Prinsip konservasi budaya, peka dan menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. 2. Prinsip Partisipasi Masyarakat Perencanaan dan pengembangan harus melibatkan masyarakat setempat secara optimal melalui musyawarah dan mufakat. 3. Prinsip Ekonomi Memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat. Selain itu produk agrowisata juga harus dapat menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman dan pengetahuan pengunjung. Selain ketiga prinsip tersebut, produk ekowisata juga harus mencerminkan dua prinsip pendukung lainnya:
1. Prinsip Edukasi Meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi wisatawan, masyarakat, dan para pihak yang terkait. 2. Prinsip Wisata Menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung. Menurut Damanik et.al, (2006) unsur-unsur penting dalam permintaan agrowisata adalah pengunjung dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata, ketersediaan waktu dan uang pada kelompok pengunjung tersebut, ketersediaaan sumberdaya sebagai pemicu perjalanan, aksesbilitas yang semakin mudah pada produk dan objek wisata, distribusi dan peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat termasuk kebijakan penetapan jumlah hari libur serta iklim. 2.3
Ciri-ciri Pengunjung Agrowisata Menurut Damanik et.al, (2006), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pariwisata alam adalah di lihat dari volume atau jumlah dari wisatawan yang datang berkunjung ke lokasi objek wisata, karakteristik dari wisatawan dengan berbagai keinginan untuk berwisata, tipe dari aktifitas wisata yang dapat ditawarkan pada sebuah kawasan wisata beserta dengan variasi wisata yang mungkin dilakukan, struktur masyarakat yang berada pada kawasan wisata tersebut, kondisi lingkungan sekitar yang berada pada kawasan tersebut, dan kemampuan mayarakat untuk menyerap kegiatan dari pariwisata tersebut.
Sekartjakarini (2003), mengatakan agrowisata biasanya dinikmati oleh orang-orang tertentu, segmen pasarnya terbatas dan dilakukan oleh para pemudapemudi yang suka berpetualang dan melakukan eksplorasi ke lokasi yang jauh dan terpencil dan belum dikenal dan jarang didatangi oleh pengunjung. Umumnya agrowisata dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mau untuk mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan biasa. Oleh karena itu maka agrowisata bisa dikatakan suatu bentuk wisata minat khusus Beberapa penelitian menemukan ciri-ciri "wisatawan-eko" (ekowisata), yaitu menginginkan pengalaman yang "asli" dan mendalam. Menganggap pengalaman itu layak dijalani, baik secara pribadi maupun secara sosial, kurang menyukai rombongan yang besar dengan rencana perjalanan yang ketat, mencari tantangan fisik dan mental, mengharapkan interaksi pengalaman dengan budaya dan penduduk setempat, mudah menyesuaikan diri, menyukai tempat menginap yang asli desa, toleran terhadap ketidaknyamanan, ingin ikut terlibat, tidak pasif, lebih suka membayar untuk petualangan daripada untuk kenyamanan (Persada, 2006). 2.4
Desa Wisata (Kampoeng Wisata) Menurut Nuryanti (1993), desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Penekanan pada pola kehidupan tradisional merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan, mempersiapkan interaksi spontan antara masyarakat dan wisatawan atau pengunjung tentang lingkungan dan kebudayaan setempat selain memberikan rasa bangga masyarakat lokal terhadap kebudayaannya.
Nuryanti (1993) mengatakan bahwa terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata antara lain yaitu
akomodasi dan atraksi.
Akomodasi adalah: sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Sedangkan atraksi: seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta pengaturan fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. 2.5
Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian mengenai wisata agro dan ekowisata
diantaranya Ritonga (2004), yang melakukan penelitian mengenai motivasi persepsi dan tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis multi atribut angka ideal. Alat analisis ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai atribut ideal, tingkat kepentingan atribut, dan bagaimana atribut Wisata Agro Kusuma Batu Malang dipandang oleh konsumen. Penelitian ini juga menggunakan alat analisis importance performance analysis, alat analisis tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ritonga terdapat sepuluh atribut yang menonjol dari Wisata Agro Kusuma yaitu atribut keamanan dan paket wisata atribut-atribut tersebut berada dimana tingkat pelaksanaan dan kepentingan diatas rata-rata.
Disisi lain atribut harga, promosi dan fasilitas
penunjang berada dibawah nilai rata-rata namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga kepuasan konsumen masih rendah pada atribut-atribut ini.
Atribut lokasi dan pemandu wisata berada pada prioritas rendah diamana kinerja dan kepentingan pada tingkat yang rendah. Sinta (2004) dengan judul pengelolaan ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungannya. Alat analisis yang digunakan adalah model persamaan linear. Yang menjadi variabel nyata adalah jarak tempat tinggal, dan jumlah rekreasi dalam satu tahun terakhir. Variabel nyata lain yang berpengaruh nyata, yaitu motivasi kunjungan, jumlah rombongan, kesediaan membayar dan hari kunjungan. Purnamasari (2005), menganalisis tingkat kepuasan konsumen dan intensitas kunjungan wisata Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah (TAAT-TMII). Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakterisitk dan aspek prilaku pengunjung, yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan asal kota kedatangan. Selain itu juga menggunakan importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pengunjung yang datang ke TAAT TMII memiliki proporsi yang seimbang dan tidak terdapat dominasi antara pria atau wanita dengan rata-rata umur pengunjung 29 tahun. Manfaat yang diperoleh dari kunjungan ke TAAT adalah untuk sekedar hiburan. Atribut kepuasan terhadap harga tiket dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Adapun untuk kepuasan terhadap atribut penataan dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Atribut umum, atribut lokasi dan atribut produk tidak memiliki hubungan nyata dengan intensitas kunjungan.
2.5.1 Proses Keputusan Konsumen. Telah banyak penelitian yang membahas proses keputusan konsumen diantaranya
adalah
Uzlifah
(2006),
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keputusan konsumsi buah apel di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi logistik serta tabulasi deskriptif. Model regresi logit digunakan untuk melihat peluang perubahan konsumsi karena adanya karakteristik konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi buah apel. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi buah apel. Variabel tersebut adalah variabel jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Berdasarkan variabel jenis kelamin, perempuan paling banyak mengkonsumsi buah apel, hal ini disebabkan karena yang banyak berperan dalam hal keputusan pembelian adalah ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat konsumsi buah apel akan semakin meningkat. Taryani (2004), yang dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan pembelian kopi kemasan sekali pakai pada golongan mahasiswa adalah manfaat utilatirian yakni sebagai minuman penghilang rasa kantuk, dan termotivasi karena alasan praktis dalam proses penyajian. Sumber informasi yang paling berpengaruh adalah TV, dan sebagai indikator kualitas kopi instan adalah rasa, kemasan, harga, merk. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komponen utama. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis digunakan analisis faktor dengan metode ekstraksi komponen utama (principal Component), yang menghasilkan nilai koefisisen korelasi dan ragam masing-masing faktor yang
dapat menjelaskan perbedaan pengaruh ketiga faktor tersebut untuk produk kopi kemasan sekali pakai. Fransiska (2004), melakukan penelitian mengenai analisis proses keputusan konsumen berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis multi atribut angka ideal dan uji friedman untuk melihat perbedaan yang nyata pada tingkat kepentingan dan ketidakpuasan terhadap atribut taman margasatwa ragunan. Kemudian untuk melihat posisi atribut menurut tingkat kepentingan dan tingkat kepuasaannya, dilakukan dengan pemetaan pada sumbu kartesius. 2.5.2 Tingkat Kepuasan Konsumen Penelitian yang mengukur tingkat kepuasan konsumen juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian Purnamasari (2005) menganalisis Tingkat kepuasan konsumen dan intensitas kunjungan wisata taman akuarium air tawar Taman Mini Indonesia Indah. Karakteristik pengunjung yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan asal kota kedatangan. Selain itu juga menggunakan importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Kesimpulan yang didapat dari Penelitian ini adalah pengunjung yang datang
ke TAAT
TMII memiliki proporsi yang
seimbang dan tidak terdapat dominasi antara pria atau wanita dengan rata-rata umur pengunjung 29 tahun. Manfaat yang diperoleh dari kunjungan ke TAAT adalah untuk sekedar hiburan. Atribut kepuasan terhadap harga tiket dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif. Adapun untuk kepuasan terhadap atribut penataan dan intensitas kunjungan memiliki hubungan nyata positif.
Atribut umum, atribut lokasi dan atribut produk tidak memiliki hubungan nyata dengan intensitas kunjungan. 2.5.3 Tentang Segmentasi Pasar Alatas (2005) penelitiannya mengidentifikasi gaya keputusan pembelian tas tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segemen konsumen tas tajur. Hasil dari penelitian adalah cakupan konsumen tas tajur berasal dari beragam daerah, konsumen terbanyak berdomisili di Jakarta dan Bogor. Mayoritas konsumen adalah pegawai swasta. Dengan tingkat pendapatan Rp. 750.000, sampai dengan Rp. 4.000.000. Basis segmentasi yang dilakukan adalah gaya keputusan pembelian. Telaah mengenai profil demografi responden dan segmen dilakukan dengan analisis deskriptif. Selanjutnya segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian dilakukan dengan alat analisis gerombol. Alat uji statistik non parametrik digunakan untuk menguji hubungan antar kombinasi dua segmen terhadap peubah gaya membeli tertentu. Konsumen adalah orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca majalah mode, mengikuti perkembangan mode, dan menyesuaikan tas dengan busana yang dikenakan. Hendri (2008) menganalisis segmentasi pasar Wana Wisata Curug Cilember. Metode yang digunakan adalah convinience sampling, identifikasi karakteristik responden dilakukan dengan staistik deskriptif, untuk menganalisis segmentasi pasar digunakan analisis CHAID. Variabel dependen yang digunakan berdasarkan teori loyalitas konsumen, dan varibel independen yang digunakan berdasarkan teori segmentasi Kotler (2002) dan Engel et.al, (1995), mengenai basis segmentasi yaitu demografi, psikografi, dan perilaku.
Segmentasi
pengunjung yang dihasilkan dengan variabel dependen loyalitas pengunjung ke Wana Wisata Curug Cilember terdiri atas: pada segmen pertama karakteristik pengunjung memperlihatkan orang-orang yang menyukai tantangan dan hiburan di alam bebas, terlihat dari ciri pengunjung yang menginginkan bentuk fungsi pengenalan hutan oleh pengelola berupa penjelajahan di hutan dan seminar di alam terbuka, dan pada segmen lainnya menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung
yang menginginkan bentuk pengenalan hutan berupa seminar di
ruangan. Berdasarkan beberapa penelitan terdahulu yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan penelitian satu dengan yang lain. Penelitian untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung dapat menggunakan analisis multi atribut angka ideal, importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Atribut yang mempengaruhi tingkat kepuasan adalah lokasi, keamanan dan kesesuaian manfaat yang diterima setelah pembelian. Karakteristik konsumen dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari jenis kelamin, jumlah pendapatan, umur dan tingkat pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi umum yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen adalah variable demografi. Penelitian tentang kepuasan konsumen dapat menggunakan alat analisis yang berbeda seperti multi atribut angka ideal, importance performance analysis (IPA) dan uji korelasi rank spearman. Dilihat dari uraian di atas penelitian tentang preferensi konsumen dan faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dan kepuasan konsumen sudah banyak dilakukan dengan menggunakan alat analisis multi atribut angka ideal,
importance performance analysis (IPA), CSI dan uji korelasi rank spearman. Pada penelitian identifikasi segmentasi awal pengunjung wisata agro ini akan mencoba untuk mengaitkan kesesuaian karakteristik pengunjung dan faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan
berkunjung,
menurut
pengelompokkan
(segmentasi) demografi dan geografi, dengan menggunakan metode tabulasi deskriptif dan analisis nilai bobot.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman
budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai. Kebudayaan Indonesia ini agar bisa dinikmati sebagai daya tarik bagi wisatawan memerlukan suatu sarana berupa bentuk pariwisata, pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Kegiatan pariwisata yang memperkenalkan dan mendayagunakan alam dan kebudayaan Indonesia sebagai objek wisatanya dapat dikelompokkan dalam bentuk wisata agro atau agrowisata. 3.1.1. Pengertian Ekowisata dan Agrowisata Ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh The Ecotourism Society (1990). Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ke tempat yang masih alami, dan merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, dapat memberikan manfaat secara ekonomi, dan dapat mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Dengan melakukan perjalanan wisata ke lingkungan yang masih alami otomatis wisatawan secara tidak langsung dapat menjaga konservasi lingkungan. Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, yang menjadi prinsip ekowisata (wisata alam) adalah ketika penyelenggaraan pariwisata dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian, dan mendorong upaya peningkatan mutu
lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri, serta untuk mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran kebudayaan lokal akibat adanya kegiatan wisata yang dilakukan sehingga dapat mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa yang menuju ke arah kemajuan peradaban. Dengan adanya kegiatan ekowisata dapat memberikan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal maupun pemandu wisata lainnya, sehingga dapat mempertinggi derajat kemanusiaan masyarakat, dan dapat meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik didaerah tujuan wisata sehingga dapat membangun ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara. Sebutan lain dari bentuk wisata alam (ekowisata) adalah agrowisata, dan kampung wisata merupakan bagian dari objek agrowisata. Agrowisata merupakan bentuk wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisatanya. Sedangkan yang dimaksud dengan kampung wisata merupakan suatu objek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal disuatu desa atau kampung tradisional, atau hanya untuk kunjungan singgah dimana lokasi desa wisata ini biasanya terletak didaerah terpencil. Dalam kegiatannya wisatawan tidak hanya menyaksikan kebudayaan tradisional tetapi biasanya ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat. Kekhususan dari kegiatan agrowisata adalah dapat menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, sambil melestarikan sumberdaya lahan serta memelihara budaya dan teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi alaminya. Oleh karena itu setiap kegiatan agrowisata harus sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip dari agrowisata dan tujuan dari pengunjung. Sehingga
diharapkan kegiatan wisata dapat tetap terus berlangsung dimasa yang akan datang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 3.1.2. Visi dan Misi David (2002), visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana perusahaan harus dibawa agar dapat eksis dan inovatif. Visi merupakan gambaran ke depan yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi terkait. Penyusunan visi pada hakekatnya merupakan upaya menggali gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni (tanpa paksaan) mengenai model masa depan organisasi yang harus di yakini dan menjadi milik seluruh anggota organisasi. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan misi, diharapkan seluruh anggota perusahaan atau pihak yang berkepentingan dapat memahami perusahaannya, peran program-program serta hasil-hasil yang akan di capai perusahaan di masa yang akan datang (David, 2002). Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus di capai oleh suatu perusahaan dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut. Misi harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting untuk perusahaan dan apa tugas atau kegiatan pokok perusahaan tersebut. 3.1.3. Perilaku Pengunjung Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa akan wisata agro.
Wisata alam (agrowisata) merupakan suatu bentuk industri
pariwisata yang mempunyai segmen pasar terbatas, artinya orang-orang yang melakukan kegiatan wisata alam adalah orang-orang tertentu, dan biasanya
dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi umumnya pemuda-pemudi atau orang-orang yang berusia produktif yang suka berpetualang dan melakukan eksplorasi ke lokasi-lokasi yang jauh dan terpencil dan belum dikenal dan jarang didatangi oleh pengunjung serta bertujuan untuk meningkatkan wawasan akan lingkungan dan diharapkan dapat melanjutkan semangat konservasi atau yang lebih dikenal dengan pelestarian alam (IDEA, 2003). Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan, diantaranya karena berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan kosumen, serta kebijakan umum
(Engel, et.al,
1994). Kotler (2003) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Dalam pelaksanaannya, emosi konsumen akan muncul dalam bentuk rangsangan atau ketertarikan terhadap barang dan jasa, kesadaran permasalahan yang dihadapi, pencarian informasi, penilaian terhadap pilihan, keputusan untuk membeli dan pasca pembelian. Konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi, konsumen itu sendiri terdiri dari kelompokkelompok yang berbeda berdasarkan atas usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera (preferensi). Pengelompokkan konsumen ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemasaran (Kotler, 2003). Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen sama dengan perilaku pengunjung di kawasan wisata.
Engel et.al, (1994) mengatakan perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Munculnya kebutuhan untuk berwisata didorong oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, psikologi. Cleverdon (1998) dalam Damanik dan Weber (2006) membagi proses pengambilan keputusan wisata ke dalam 4 tahapan yaitu: 1. Munculnya kebutuhan dengan mempertimbangkan kapan waktu berwisata dan berapa dana yang tersedia, untuk itu pengunjung akan melakukan pertimbangan kemungkinan
ya
dan
tidak , meskipun informasi yang
khusus untuk itu belum terkumpul dan di evaluasi. 2. Pengumpulan dan evaluasi informasi wisata dengan pertimbangan pertama saran dan cerita kenalan, iklan dan promosi, saran dan rekomendasi agen perjalanan, kegiatan yang dilakukan pengunjung mempelajari katalog dan iklan wisata meminta saran sahabat, meminta petunjuk dari biro perjalanan dan ahli. 3. Pengambilan keputusan dengan pertimbangan saran pihak perantara, pesan, pengalaman sebelumnya, kegiatan yang di lakukan pengunjung dengan memutuskan daerah tujuan waktu dan biaya, pengatur perjalanan, sumber layanan. 4. Persiapan pelaksanaan wisata, yang menjadi pertimbangan utama adalah pengatur perjalan bank dan pertokoan kegiatan yang di lakukan pemesanan dan konfirmasi, (tiket penginapan dan laian-lain), pembiayaan, alat perlengkapan perjalanan.
Pertimbangan-pertimbangan lain yang dilakukan pengunjung sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata, yaitu biaya, daerah tujuan wisata, bentuk perjalanan, waktu dan lama berwisata, akomodasi yang digunakan, jasa-jasa lainnya seperti pemandu, souvenir, hiburan, dan sebagainya. Perilaku setiap orang akan berbeda satu sama lain dan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu umur, pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, daerah asal kedatangan, pekerjaan dan bisa juga karena adanya tingkat kebutuhan yang berbeda. Perilaku pengunjung juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan bagi pelaku bisnis pariwisata. 1.
Umur, pengaruh pribadi setiap umur diduga berpengaruh terhadap keinginan untuk berkunjung ketempat agrowisata. perbedaan umur juga akan mempengaruhi pemilihan tempat dan objek wisata.
2.
Pendidikan, tingkat pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat wisata, pendidikan yang semakin meningkat dapat membuat wawasan seseorang semakin luas. Keingin tahuan dan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru ikut meningkat. Selain itu apresiasi terhadap tempat dan budaya yang berbeda semakin tinggi.
3.
Jenis kelamin, jenis kelamin pria dan wanita akan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memilih ketempat wisata. Perbedaan jenis kelamin terkait dengan keberanian dalam menghadapi tantangan, misalnya pria lebih menyukai objek wisata yang memiliki tantangan lebih.
4.
Tingkat pendapatan, pendapatan merupakan pengahsilan yang diterima seseorang. Junlah pendapatan yang diterima akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan perjalanan wisata. Semakin tinggi jumlah pendapatan
seseorang maka akan semakin membuat orang tersebut lebih menginginkan untuk melakukan kegiatan wisata. 3.1.4
Pengukuran Sikap Pengunjung Menurut Engel et.al, (1994) beberapa karakteristik pribadi dari seorang
pengunjung yang mempengaruhi sikap dan persepsinya dalam pemilihan atribut suatu produk antara lain adalah karakteristik demografi seperti usia, gaya hidup, kepribadian, pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Tiap karakteristik memiliki implikasi tersendiri terhadap sikapnya dalam menentukan atribut apa yang menonjol dari suatu produk. Pengukuran mengenai sikap pengunjung digunakan untuk memutuskan efektifitas kegiatan pemasaran, membantu aksi, evaluasi pasar meskipun belum dilaksanakan.
Selain
itu
pengukuran
sikap
dapat
digunakan
untuk
mensegmentasikan pasar dan memilih target segmentasi, sehingga pengukuran sikap berperan dalam perumusan strategi pemasaran. Kesesuaian suatu pengukuran sikap dan perilaku terhadap obyek masa datang akan menentukan daya ramal pengukuran sikap tersebut untuk digunakan bagi perumusan srategi pemasaran. Salah satu bentuk dari pengukuran sikap pengunjung adalah dengan model multi atribut fishbein. Model sikap ini mengambarkan rancangan yang berharga untuk memeriksa hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikapnya terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk.
Model ini juga mengemukakan bahwa sikap terhadap suatu obyek
tertentu (merek) didasarkan pada perangkat kepercayaan yang melekat pada atribut ini serta bobot evaluasinya (Engel et.al, 1994).
3.1.5. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah.
Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang
utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut. Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografi, domografi, psikografi, dan tingkah laku tertentu (Kotler, 2003). 1.
Segmentasi geografi yaitu Segmentasi yang membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti negara, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan.
2.
Segmentasi pasar demografi, membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendapatan, pendidikan, atau kebangsaan. Faktor-faktor demografi ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasannya utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur.
Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografi pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisien. 3.
Segmentasi psikografi membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografi, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri psikografi yang berbeda. Alasan penting dilakukannya segmentasi pasar, yakni: karena
pasar
bersifat dinamis, tidak statis, yang berarti bahwa pasar berkembang terus yang ditandai
dengan
pendapatan,
dan
perubahan-perubahan sebagainya.
Selain
seperti itu
sikap, alasan
siklus
kehidupan,
penting
melakukan
pengelompokkan (segmentasi) pada bisnis jasa wisata agro adalah agar pengunjung yang datang bisa sesuai dengan tujuan awal dari wisata agro tersebut, karena jika pengunjung yang datang tidak sesuai dengan segmentasi maka pengunjung yang datang bisa berpotensi untuk merusak lingkungan. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah.
Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang
utama untuk diadakannya segmentasi pasar.
Jika terdapat bermacam-macam
hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga
konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas sebenarnya perlu dilakukan pemilihan pengunjung yang datang ke daerah agrowisata. Biasanya pemilihan pengunjung tersebut
dapat
dilakukan
pengunjung yang datang.
dengan
pengelompokkan
(mensegmentasikan)
Menetapkan segmentasi pasar adalah salah satu
kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran produk (barang dan jasa) untuk menentukan target pasar yang dituju. 3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Bogor merupakan kota pariwisata, banyak terdapat objek wisata yang
menawarkan konsep agrowisata seperti Pasir Mukti, Perkebunan Teh Gunung Mas, Kebun Durian Warso Farm, Kampoeng Wisata Cinangneng, Karyasari (khusus tanaman obat), Taman Bunga Nusantara, Taman Wisata Mekar Sari, Taman Bunga Melrimba, dengan berbagai macam paket wisata yang ditawarkan dan harga yang besaing. Banyaknya objek wisata tersebut mengakibatkan tingginya persaingan dalam merebut pengunjung. Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan salah satu bentuk bisnis jasa agrowisata yang harus bersaing dengan objek wisata agro lainnya untuk mendapatkan pengunjung yang sesuai dengan tujuan
agrowisata
sehingga
dapat
melestarikan
lingkungan
dan
dapat
mempertahankan bisnis jasa wisata agro. Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa akan wisata agro. Perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa perilaku konsumen sama dengan perilaku pengunjung di kawasan wisata. Oleh karena itu perlu untuk memahami karakteristik dari pengunjung dan proses-proses dalam tahapan pengambilan keputusan wisata, yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap pengenalan kebutuhan, tahap munculnya keinginan, tahap pencarian informasi, tahap pengambilan keputusan, dan tahap persiapan pelaksanaan wisata dan yang terakhir adalah tahap evaluasi pasca pembelian. Dengan demikian perilaku pengunjung dapat digunakan sebagai bahan penelitian karakteristik pengunjung untuk melihat ada tidaknya ciri-ciri khusus pengunjung yang datang ke daerah agrowisata, ciri khusus dari pengunjung tersebut dapat dilihat dari tingkat kebutuhannya akan bentuk wisata alam dan wisata agro, menyukai keindahan alam, dan konservasi lingkungan dengan karakteristik pengunjung yang berpendidikan tinggi, daerah asal yang jauh dari pusat wisata alam dan wisata agro. Dari uraian di atas sebenarnya perlu dilakukan pemilihan pengunjung yang datang ke daerah agrowisata, biasanya pemilihan pengunjung tersebut dapat dilakukan dengan pengelompokkan (mensegmentasikan) pengunjung yang datang. Pengelompokan pengunjung ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemsaran untuk menjaga keberlangsungan bisnis jasa agrowisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng . Menetapkan segmentasi pasar adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran produk (barang dan jasa) untuk menentukan target pasar yang dituju. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke
dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk terpisah. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut, sehingga konsumen mendapat perlakuan yang khusus untuk tiap segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut. Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografi, domografi, psikografi, dan tingkah laku tertentu. Pada penelitian ini akan mencoba menghubungkan kebutuhan dan tingkat kepuasan pengunjung dilihat dari segmetasi demografi (pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung). Pengelompokan pengunjung ini sangat bermanfaat bagi pemasar dalam merencanakan strategi pemasaran untuk menjaga keberlangsungan bisnis jasa agrowisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng. Variabel karakteristik yang diamati pada penelitian ini terdiri atas: jenis kelamin, umur pengunjung, pendidikan, daerah asal, tingkat pendapatan, pekerjaan.
Variabel ini kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis
deskriptif, dan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan pengunjung digunakan analisis nilai bobot.
Visi, Misi Kampung Wisata Cinanangneng Proses pengambilan keputusan pengunjung 1. 2. 3. 4.
Tahap pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Pengambilan keputusan Evaluasi pasca kunjungan
Kegiatan wisata yang Ditawarkan
Perilaku pengunjung
Karakteristik pengunjung 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendidikan Umur Jenis kelamin Asal Tingkat pendapatan Pekerjaan Status
Identifikasi segmentasi pada Kampoeng Wisata Cinangneng 1. Pendidikan 2. Daerah asal
Analisis Deskriktif Analisis Nilai Bobot
Perbedaan tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan pengunjung
Keberlangsungan usaha di masa yang akan datang Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Identifikasi Segmentasi Pengunjung Agrowisata Kampoeng Wisata Cinangneng
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Identifikasi segmentasi pengunjung wisata agro dilakukan di Kampoeng
Wisata Cinangneng yang terletak di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pertimbangan tempat di Bogor karena Kota Bogor sebagai daerah pariwisata dan banyak terdapat tempat-tempat yang menawarkan konsep agrowisata. Penentuan lokasi di Kampoeng Wisata Cinangneng dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kampoeng Wisata Cinangneng selain menawarkan keindahan alam pedesaan juga mempunyai sarana untuk mempelajari seni dan kebudayaan Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 19 Desember 2008-25 Januari 2009. 4.2
Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
(observasi) ke Kampoeng Wisata Cinangneng serta dengan melakukan wawancara langsung dan penyebaran kuisioner dan wawancara kepada pengunjung serta kepada pihak pengelola Kampoeng Wisata Cinangneng. Observasi merupakan pengumpulan data primer dengan mengamati perilaku konsumen atau pengunjung selama berkunjung ke lokasi Kampung Wisata. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengelola Kampung Wisata. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan serta penelusuran literatur Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian
Indonesia, The Ecotourism Society serta dari penelitian terdahulu dan literatur yang berkaitan dengan penelitian.
4.3
Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data Metode pengambilan sampel dari pengunjung dilakukan dengan
pendekatan non-probability sampling, dimana tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel yaitu dengan menggunakan metode Convinient sampling (sampel kemudahan) yaitu ketika pengunjung yang dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan mau diwawancarai. Banyaknya responden sampel yang diambil sebanyak 50 orang karena menurut Gay dalam Umar, (2003) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat digunakan sebagai desain penelitian minimal 30 responden. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari dalam seminggu, selama bulan Desember 2008-Januari 2009.
Hal ini dilakukan agar sampel yang diambil
representatif dapat mewakili karakteristik dari pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng.
Selain itu untuk pihak Kampoeng Wisata
Cinangneng yang diwawancara adalah pemilik dan pegawai kampung wisata. 4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan
dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan aspek perilaku pengunjung serta untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan pengunjung tersebut diperoleh dari hasil
penyebaran kuisioner kepada pengunjung yang berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng. Data yang diperoleh untuk karakteristik pengunjung ditabulasikan ke dalam bentuk tabel, kemudian karakteristik tersebut dianalisis yang mencakup daerah asal, umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan.
Disamping itu, proses pengambilan keputusan
pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng meliputi tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi yang dilakukan oleh pengunjung, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian pengunjung. 4.4.2
Tingkat Kebutuhan dan Kepuasan Pengunjung Analisis tingkat kebutuhan dan kepuasan pengunjung Kampoeng Wisata
Cinangneng, membutuhkan informasi mengenai prioritas kebutuhan wisata, kebutuhan akan bentuk wisata alam, budaya, dan wisata agro, dan kegiatankegiatan yang merupakan bagian dari bentuk wisata alam. Pengukuran tingkat kepentingan dan kepuasan pengunjung, digunakan skala yang akan mengurangi subyektifitas pengunjung (Simamora, 2002). Selain itu penskalaan mempermudah penjabaran tingkat harapan kebutuhan dan kepuasan dari harapan tersebut.
Pada penelitian ini untuk penilaian semua
kepentingan dan kepuasan di ukur dengan komponen atau variabel relatif satu dengan yang lainnya. Menurut pengelompokkan (segmentasi) demografi dan segmentasi geografi. Selanjutnya nilai kepentingan akhir di bobot dengan jumlah responden terakhir. Urutan kepentingan dan kepuasan, dilihat dari angka bobot terakhirnya. Bobot berdasarkan kepentingan relatif satu dengan lainnya. Semakin tinggi angka
bobotnya, menunjukkan semakin penting
tingkat kebutuhan akan variabel
tersebut dan semakin tinggi tingkat kepuasan pengunjung terhadap variabel tersebut.
Dimana, Oi = Obeservasi Ke i P = Jumlah Atribut N = Jumlah Responden Menurut Per Segmentasi Bi = Bobot Ke i
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1
Sejarah Perusahaan Pemberiaan nama Kampoeng Wisata Cinangneng di dasarkan kepada letak
kampung yang dijadikan daerah yang dikunjungi dan dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan. Dimana wisatawan dapat menyaksikan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, pertanian, kerajinan, industri yang dibuat masyarakat (pabrik tahu, jelli), dan lain-lainnya yaitu Kampung Cinangneng. Latar belakang didirikannya Kampoeng Wisata Cinangneng adalah bermula dari adanya tempat tinggal (villa) milik Hester Basoeki di daerah Cinangneng Kabupaten Bogor. Rumah ini dulunya hanya digunakan sebagai rumah tempat peristirahatan keluarga yang dibangun pada bulan Agustus 1993 oleh pasangan Hester dan Willy Basoeki diatas tanah seluas 700m2 . Kampoeng Wisata Cinangneng, pada awalnya hanya terdapat satu rumah dengan dua kamar yang saat ini diberi nama Balai Kampung. Tempat ini mulai dikomersilkan ketika Hester Basoeki yang berasal dari latar belakang Guide selama sekitar 10 tahun (1982-1992), tanpa sengaja menawarkan tempat peristirahatannya yang berada di Kampung Cinangneng kepada wisatawan asal Amerika yang menginap di Guest House miliknya di kawasan Cilandak Jakarta Selatan. Lokasi penginapan yang menyatu dengan alam dengan pesona eksotis Gunung Salak, Sungai Cinangneng, sawah, masyarakat serta budayanya membuat wisatawan tersebut langsung tertarik untuk mencoba menginap di villa milik Hester yang berada di Bogor. Untuk menghilangkan rasa jenuh wisatawan tersebut Hester juga menawarkan jalan-jalan ke pelosok kampung serta
mengajarkan cara bercocak tanam padi, yang dibantu oleh petani setempat. Mendapat respon yang sangat baik dari wisatawan tersebut Hester mulai memikirkan paket-paket wisata apa yang menarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan-wisatawan asing lainnya. Wisatawan asing sangat tertarik sekali dengan kehidupan pedesaan yang penuh dengan kesederhanaan. Selain itu, suasana kampung yang asri dan sejuk, bunyi bunyi gemericik aliran sungai Cinangneng serta pemandangan dengan hamparan sawah yang luas memberikan nilai tambah bagi penginapan yang dimiliki oleh Hester. Sejak saat itulah Hester mulai memberanikan diri untuk menawarkan rumahnya kepada wisatawan asing untuk tempat penginapan dengan menawarkan konsep wisata poelang kampung yang tidak dimiliki daerah lain. Karena permintaan kamar yang terus meningkat dari para wisatawan asing, maka pada tahun 1994 di bangun kembali kamar-kamar berjumlah tiga ruangan. Berita Keberhasilan Hester Basoeki cepat berkembang, sehingga tepatnya pada bulan Juli 1998, pada saat menteri Pariwisata Seni dan Budaya dijabat oleh Marzuki Usman keberadaan Kampoeng Wisata Cinangneng mendapatkan perhatian serius, hal ini dikarenakan dilibatkannya warga masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan. Marzuki Usman menyempatkan diri berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng dan sangat kagum dengan keberadaan lingkungan dan peran serta masyarakat dalam memberikan pelatihan kepada pengunjung dalam hal pertanian maupun budaya. Mulai saat itu Marzuki Usman selaku menteri pariwisata seni dan budaya memberikan nama lain dari penginapan milik Hester Basoeki menjadi Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai Pariwisata Inti Rakyat (PIR). Pada saat itu pula beliau atas nama Departemen Pariwisata
Seni dan Budaya memberikan bantuan seperangkat alat gamelan dan membangun Home stay di Kampung Kondang. Keberadaan Kampoeng Wisata Cinangneng juga tidak terlepas dari perhatian media massa. Liputan-liputan khusus mengenai kampung wisata juga sering kali ditampilkan dalam satu halaman penuh seperti oleh Kompas, Koran Tempo, Radar Bogor, Majalah Nikita, Suara Pembaharuan, Tabloid Nikita, Nova, Majalah Bobo, Majalah Kartini, Majalah Prospektif, Majalah Sedap, Majalah khusus objek petualangan yaitu karakatau hingga Majalah Autosport pun menyajikan cerita tentang Kampoeng Wisata Cinangneng. Selain itu beberapa stasiun TV swasta seperti SCTV, TVRI, TRANS TV, TPI, RCTI, ANTV, METRO TV dan INDOSIAR melakukan liputan tentang kawasan ini. Kebanyakan stasiun bahkan media massa yang datang meliput kawasan Kampoeng Wisata Cinangneng dilakukan atas dasar sukarela karena ketertarikan setelah melihat liputan-liputan yang ditayangkan dibeberapa media massa dan stasiun TV lainnya. Hal ini justru saling memberikan keuntungan bagi pihak kampung wisata maupun dari pihak peliputnya. memberikan
angin
segar
bagi
Kampoeng
Peliputan-peliputan tersebut Wisata
Cinangneng
untuk
memperkenalkan agrowisata melalui konsep kampung wisata kepada konsumen di kota. Program wisata yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng banyak diminati oleh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, khususnya program yang mengetengahkan konsep agrowisata dan wisata budaya. Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng yang datang terus meningkat, data peningkatan jumlah pengunjung
dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun karakteristik pengunjung yang datang mayoritas adalah masyarakat perkotaan yang menginginkan suasana alam pedesaan yang sangat jarang ditemukan diperkotaan. Memasuki Tahun 2000 kegiatan bertani yang ditawarkan semakin beragam yang dikemas dalam paket Pulang kampung . Paket wisata ini banyak diminati oleh wisatawan domestik. Kampoeng Wisata Cinangneng kemudian melakukan penambahan lahan menjadi 7000 m2. Saat ini total keseluruhan kamar yang dimiliki Kampoeng Wisata Cinangneng sebanyak 8 kamar.
Kampoeng
Wisata Cinangneng menawarkan 5 paket wisata diantaranya: paket menginap dengan tour kampung, paket menginap dengan ronda malam, paket tour kampung, paket program pulang kampung, dan paket berenang. Keberadaan Kampoeng Wisata Cinangneng mulai dikenal luas semenjak Hester Basoeki selaku pemilik sekaligus pengelola Kampoeng Wisata Cinangneng sering diminta menjadi pembicara pada acara-acara seminar dan diskusi oleh instansi pemerintah maupun oleh sekolah-sekolah kepariwisataan 5.2
Visi dan Misi Perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai tempat wisata yang menawarkan
konsep wisata budaya dan wisata agro sudah memiliki visi dan misi, tapi sayangnya visi dan misi tesebut belum tertulis, baik pada brosur-brosur maupun di dalam kawasan kampoeng wisata, sehingga sulit untuk memahami secara baik apa visi, misi dan tujuan dari Kampoeng Wisata Cinangneng. Visi Kampoeng Wisata Cinangneng yaitu Menjadikan Kampoeng Wisata Cinangneng Sebagai pusat kebudayaan Jawa Barat dan ikut melibatkan masyarakat, baik dari segi kegiatan atau peran serta masyarakat itu sendiri dalam
pengembangan Kampoeng Wisata Cinangneng . Dari Visi tersebut Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki beberapa misi yang dilakukan untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis wisata, misi tersebut antara lain: Memperkenalkan kondisi pedesaan dan kehidupan masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam kegiatan bertani hingga proses pengelolaan dari jenis-jenis tanaman yang ada, dan untuk mendukung pelestarian kebudayaan daerah. Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagai upaya dari pengembangan kampung wisata. Penduduk dan Wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan (educatif), pengalaman dan kebudayaan daerah, khususnya Jawa Barat. Tujuan
didirikannya
Kampoeng
Wisata
Cinangneng
yaitu
memperkenalkan keindahan alam dan kehidupan daerah pedesaan di Indonesia, Jawa Barat pada khususnya serta memperluas kesempatan kerja, usaha agrowisata, seni dan budaya. 5.3
Paket Wisata Yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki 5 paket wisata yang terdiri dari
beberapa kegiatan wisata, paket wisata ini dapat dipilih oleh wisatawan yang ingin berwisata di Kampoeng Wisata Cinangneng. Paket-paket wisata tersebut antara lain paket A (paket menginap), paket B (paket menginap dan ronda kampung), paket C (paket tour pulang kampung), paket D (paket program pulang kampung), paket E (paket renang dan makan siang). Paket A atau lebih dikenal dengan paket Menginap, biaya yang harus dikeluarkan untuk paket wisata ini adalah Rp. 400.000 per kamar untuk dua orang pengunjung. Wisatawan yang memilih paket wisata ini akan mendapat fasilitas
kamar, kolam renang, makan tiga kali terhitung dari wisatawan datang, makanan dan minuman yang disuguhkan merupakan makanan tradisional (menu makanan khas Sunda) yang terdiri dari sayur asem, ikan asin, sambal terasi, tahu, tempe, bandrek hangat, pisang goreng, ubi goreng, dan lainnya. Selain itu pengunjung akan diajak keliling kampung atau lebih dikenal dengan sebutan tour pulang kampung, pada kegiatan ini pengunjung dapat melihat secara langsung kehidupan masyarakat kampung, pengunjung dapat melihat kegiatan masyarakat bercocok tanam, melihat pembuatan usaha kerajinan tangan masyarakat seperti pembuatan bilik, pembuatan tahu, serta beberapa permainan khas Kampoeng Cinangneng (wayang dari tulang daun singkong, engrang yang terbuat dari batok kelapa, gangsing, congklak), pengunjung juga dapat melukis di atas caping. Caping yang telah dilukis dapat di bawa pulang oleh pengunjung. Pengunjung juga diajak untuk memandikan kerbau, karena tidak lengkap nuansa suasana desa jika tidak memandikan kerbau.
Bagi pengunjung yang
datang bersama anak-anak, kegiatan memandikan kerbau adalah kegiatan yang paling disukai oleh anak-anak. Yang menarik dari paket wisata ini, selain dapat menikmati suasana kampung yang penuh dengan kesederhanaan, pengunjung juga dapat menikmati atraksi wisata budaya dan wisata agro. Suasana budaya Jawa Barat (Sunda) semakin terasa ketika pengunjung melihat tarian khas Jawa Barat yaitu tari Jaipong, tarian ini dibawakan oleh seorang sinden yang merupakan penduduk asli Kampoeng Cinangneng. Tidak hanya itu pengunjung yang belum bisa menari Jaipong pun akan diajarkan secara langsung cara menari Jaipong yang benar. Selain tari Jaipong pengunjung juga akan diajarkan kesenian Jawa Barat lainnya seperti gamelan, angklung, dan beberapa lagu Sunda.
Bentuk dari kegiatan wisata agro yang ditawarkan adalah kegiatan menanam padi secara langsung di sawah, selain itu pengunjung juga diperkenalkan berbagai jenis tanaman pertanian dan tanaman obat yang tumbuh di kampung, baik itu tanaman yang tumbuh secara liar ataupun tanaman yang banyak dibudidayakan dan biasa dipakai oleh masyarakat untuk obat-obatan tradisional. Selain kegiatan agrowisata di atas, pengunjung juga akan diajarkan cara membuat kue bugis (panganan dari beras ketan berisi gula merah dan parutan kelapa), pisang goreng, serta makanan-makanan khas Sunda lainnya yang dapat dicicipi secara langsung oleh pengunjung atau bisa dibawa pulang sebagai oleholeh.
Kegiatan membuat kue atau panganan tradisional dilakukan untuk
menambah pengetahuan akan wisata kuliner Jawa Barat khususnya makanan khas Kampoeng Cinangneng. Letak kamar untuk menginap dapat dipilih sesuai dengan keinginan wisatawan, kamar-kamar tersebut memiliki nama yang berbeda-beda sesuai dengan letak dan pemandangan yang ditawarkan, misalnya Tebing, Gede, Pangrango, Salak, (terinspirasi dari gunung Jawa Barat), Padi, Gabah (terinspirasi dari pertanian), Sungai dan Sawah (terinspirasi dari kehidupan kampung yang identik dengan sungai dan persawahan). Paket B yaitu paket menginap dan ronda kampung, pada paket ini pengunjung akan dikenakan tarif Rp. 500.000 per kamar untuk dua orang pengunjung. Fasilitas dan kegiatan yang didapatkan pengunjung pada paket B ini hampir sama dengan fasilitas dan kegiatan pada paket A, yang membedakan paket
wisata ini adalah, pada paket wisata ini ditambah dengan mengikuti kegiatan ronda kampung dan mendapatkan jagung bakar. Paket B ini biasanya dinikmati oleh pengunjung yang berasal dari luar negeri, karena pada paket ini selain di tawarkan keliling kampung, wisata budaya, wisata agro dan wisata kuliner, pengunjung juga diajak untuk mengikuti kegiatan ronda kampung sambil beramah tamah dengan penduduk Kampoeng Cinangneng. Keunggulan dari paket wisata A dan paket wisata B pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan alam. Dengan menginap di Kampoeng Cinangneng pengunjung juga dapat merasakan secara langsung kehidupan dan suasana pedesaaan. Serta diharapkan pengunjung juga akan lebih peduli dengan lingkungan dan kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa Barat. Paket wisata ketiga yang ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng adalah paket C yaitu paket tour pulang kampung, Di sini anda akan diajari berbagai ketrampilan khas warga desa seperti membuat bilik dari batang kiray, membuat wayang dari daun singkong, belajar tari jaipong, belajar main gamelan, atau membuat kue bugis. Tak hanya itu, yang paling mengasyikkan ialah jalanjalan keliling kampung sekaligus "praktik" menjadi warga desa. Selama satu jam, rombongan diajak berkeliling kampung dengan berjalan kaki. Selama perjalanan mereka diperkenalkan dengan berbagai tanaman yang selama ini hanya mereka kenal namanya saja, seperti tanaman kopi, kacang panjang, timun, pohon melinjo, atau bengkuang.
Meneruskan perjalanan, rombongan sampai di sawah yang
belum ditanami padi, Kalau padinya ditanam sekarang panennya 3,5 bulan kemudian. Setelah melihat sawah, rombongan diajak berkunjung ke pabrik tahu.
selain melihat proses pembuatan tahu kuning yang sudah siap di makan karena sudah diberi garam.
Selesai perjalanan dari pabrik tahu pengunjung diajak
bersantai sejenak untuk tea break. Tea break-nya pun unik. Rombongan diajak berkunjung ke rumah warga, dan disana mereka dijamu dengan minuman teh dan gorengan seperti singkong goreng, pisang goreng atau ubi. Kemudian pengunjung diajak kembali ke tempat kantor kampoeng wisata. Tiba di kantor, acara puncak dimulai yaitu menanam padi di sawah dan memandikan kerbau di sungai yang terletak di belakang penginapan kampoeng wisata Cinangneng. Meskipun tampaknya kegiatan tour poelang kampoeng ini padat, namun acara ini bisa dilaksanakan sehari penuh tanpa harus menginap. Untuk ikut tour poelang kampoeng ini rombongan minimal harus 20 orang. Pada paket ini pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 75.000 per orangnya. Fasilitas yang didapatkan pengunjung pada paket ini adalah makan siang dan kolam renang, pada paket ini kegiatan wisata yang ditawarkan hanyalah kegiatan untuk keliling kampung. Tujuan dari kegiatan ini pengunjung dapat lebih memahami kehidupan masayarakat pedesaan. Kekurangan dari paket ini, pengunjung hanya dapat menikmati kegiatan keliling kampung saja, pengunjung tidak dapat mengikuti kegiatan wisata budaya seperti bermain gamelan, menari Jaipong. Biasanya pengunjung yang mengambil paket wisata ini adalah pengunjung yang hanya ingin menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan saja. Paket D atau paket program pulang kampung merupakan paket wisata yang paling banyak dipilih oleh pengunjung. Hal ini disebabkan karena pada paket ini semua kegiatan wisata agro, wisata budaya, dan wisata kuliner yang menjadi ciri khas dari objek wisata ini ditawarkan pada paket wisata ini. Tanpa
harus mengeluarkan banyak waktu karena pada paket wisata ini pengunjung hanya membutuhkan waktu sekitar tujuh jam untuk mengikuti semua kegiatan wisata. Biaya yang harus dikeluarkan pada paket wisata ini sebesar Rp. 100.000,per orangnya. Pengunjung yang mengambil paket wisata ini paling banyak adalah anak sekolah yang datang rombongan dari sekolah-sekolah dengan tujuan untuk study tour. Pilihan paket wisata terakhir adalah paket E atau paket renang dan makan siang, pada paket ini pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,- per orangnya. Pada paket ini pengunjung datang hanya untuk berenang sambil mencari informasi tentang kegiatan wisata-wisata yang ditawarkan dan fasilitasfasilitas apa saja yang disediakan bagi pengunjung. Pada paket wisata ini jumlah pengunjung tidak dibatasi. Kelebihan dari kolam renang yang ada di objek wisata ini air kolam renang tersebut berasal dari mata air pegunungan, jadi pengunjung yang ingin berenang tidak akan merasa perih di mata. Dilihat dari harga tiap paket wisatanya yang tergolong mahal dan dilihat dari kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan, pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng digolongkan dari kalangan menengah ke atas, dan kebanyakan pengunjung yang mengambil paket-paket wisata tersebut berasal dari daerah perkotaan yang jauh dari suasana pedesaan. 5.4
Fasilitas Kampoeng
Wisata
Cinangneng
menyediakan
beberapa
fasilitas
mendukung kegiatan wisata Kampoeng Wisata Cinangneng menyediakan beberapa fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung yang mengambil paket wisata di Kampoeng Wisata Cinangneng. Fasilitas dan
pelayanan tersebut antara lain: kolam renang, lobby, taman, tempat parkir, toko cindera mata (souvenir), kamar mandi, kantin, laundry, penyewaan mobil, room service. Kolam renang yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki keistimewaan, karena air dikolam renang tersebut merupakan air asli yang berasal dari mata air penggunungan, sehinga pengunjung yang ingin berenang disana tidak akan merasa perih di mata akibat adanya kandungan kaporit di dalam air. Setiap pengunjung yang mengabil paket wisata di Kampoeng Wisata Cinangneng dapat menikmati fasilitas kolam renang, asalkan pengunjung tersebut memenuhi persayaratan yaitu pengunjung yang boleh berenang hanya pengunjung yang bisa berenang, dan mengunakan pakaian renang. Peraturan ini dibuat untuk meminimalkan resiko kecelakan di kolam renang. Taman yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng meskipun berukuran tidak terlalu besar, taman ini di tumbuhi oleh beberapa pohon pelindung, tanaman anggrek, dan rumputan hijau. Taman ini biasanya di gunakan untuk briefing bersama pengunjung sebelum melakukan kegiatan tour keliling kampoeng. Fasilitas pendukung yang sangat diperlukan dalam kegiatan wisata salah satunya adalah kamar mandi (toilet), kondisi kamar mandi yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng dinilai sudah tertata dengan baik, dilihat dari penempatan kamar mandi yang strategis yaitu satu unit di dekat areal parkir, tiga unit di dekat kantor Kampoeng Wisata Cinangneng, dan dua unit di dekat kolam renang, struktur bangunan yang cukup memadai dan kebersihan yang cukup terjaga. Sedangkan dari segi jumlah unit kamar mandi cukup memadai, hanya saja tidak di batasi perbedaan antara toilet pria dan toilet wanita.
Tempat parkir di Kampoeng Wisata Cinangneng hanya mampu menampung sekitar 15 kendaraan roda empat dan empat kendaraan bus. Jika pengunjung yang datang pada saat hari libur dengan kendaraan melebihi kapasitas lokasi parkir, maka kendaraan pengunjung tersebut akan di letakkan di lokasilokasi parkir alternatif yang berdekatan dengan areal Kampoeng Wisata Cinangneng. Pengunjung tidak perlu takut akan masalah keamanan, karena lahan parkir tersebut akan dijaga oleh satpam. Jika ditempat wisata lain pengunjung akan merasa tidak nyaman dan merasa terganggu kegiatan wisatanya oleh pedagang-pedagang yang menawarkan cindera mata maka di Kampoeng Wisata Cinangneng tidak akan dijumpai hal seperti itu, karena Kampoeng Wisata Cinangneng menyediakan tempat penjualan souvenir secara khusus. Souvenir yang di jual di sini merupakan hasil kerajinan masyarakat sekitar kawasan Kampoeng Wisata Cinangneng seperti penerangan dari rotan dan bambu, kentongan, wayang kulit, engrang, gangsing, dan sebagainya. 5.5
Sumber Daya Manusia Kampoeng Wisata Cinangneng dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga
kerja sekitar 40 orang, dimana 75 persen orang-orang yang dipekerjakan berasal dari masyarakat setempat. Langkah ini diambil oleh Kampoeng Wisata Cinangneng mengingat masyarakat setempat lebih memahami seluk beluk tentang kampungnya serta cara-cara bertanam yang telah dipahami secara turun temurun. Kampoeng Wisata Cinangneng dalam pengadaan tenaga kerja baik yang tetap maupun yang lepas (freelance) lebih mengutamakan keterlibatan masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat ikut serta membangun dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar Kampoeng Wisata Cinangneng. Keterlibatan
masyarakat juga sebagai upaya untuk pemberdayaan dan meningkatkan kesejahteraan. Adanya peran besar yang dilakukan oleh masyarakat disebabkan masyarakat setempat lebih mengetahui tentang seluk beluk desanya disamping juga telah paham cara-cara bertani secara turun temurun dan juga mengetahui jenis-jenis tanaman yang tumbuh serta khasiat yang terkandung di dalamnya. Adapun paket-paket wisata yang dilaksanakan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng pada dasarnya merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat. Penyerapan tenaga kerja Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan sistem gethok tular, khususnya untuk tenaga kerja lepas. Pengadaannya bersifat fleksibel. Pengadaan jumlah tenaga kerja tergantung dari jumlah pengunjung yang datang. Artinya jika pengunjung yang datang banyak, maka diperlukan tenaga kerja tambahan terutama sebagai pemandu (guide). Tingginya pengunjung biasanya terjadi pada hari sabtu dan minggu dan hari-hari libur. Untuk tenaga kerja lepas diberitahukan untuk kehadirannya satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan. Kampoeng Wisata Cinangneng menerapkan sistem training bagi karyawannya, khususnya bagi para pegawai dan pemandu baru. Hal ini bertujuan supaya mereka bisa berkomunikasi dengan baik dan bersikap ramah, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pengunjung. Training juga dilakukan terkait dengan paket-paket yang dijalankan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng. Dengan demikian, maka diharapkan akan tercipta harmonisasi dalam bekerja.
5.6
Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng tergolong sederhana
yang dibagi menjadi tiga kepala urusan yaitu Kepala Urusan Rumah Tangga (house keeping), Kepala Urusan transportasi, Kepala Urusan reservasi dan pengaturan Program. Adapun penjelasan dari pembagian kegiatan-kegiatan yang dilakukan tiap kepala bagian adalah sebagai berikut: 1. Kepala urusan rumah tangga adalah orang yang bekerja dan bertanggung jawab terhadap kondisi Kampoeng Wisata Cinangneng secara keseluruhan mulai dari makanan, minuman, keadaan karyawan, pengaturan taman hingga kebersihan lingkungan. 2. Kepala Urusan transportasi dan Logistik, yang bertugas menyiapkan kendaraan untuk keperluan Kampoeng Wisata Cinangneng, pengadaan logistik seperti peralatan-peralatan untuk kegiatan, dan pengadaan bibit. 3. Kepala Urusan reservasi dan pengaturan Program, bertugas melakukan pelayanan kepada pengunjung, memberikan informasi tentang Kampoeng Wisata Cinangneng, melakukan pengaturan jadwal, mengkoordinasi dan menghubungi warga untuk memberikan pelatihan dan mengurus masalah pembayaran. Ketiga kepala urusan ini harus melaporkan setiap kegiatan yang dilaksanakan secara berkala kepada pimpinan sekaligus pemilik Kampoeng Wisata Cinangneng yaitu Hester Basoeki Pengelolaan konsumsi di Kampoeng Wisata Cinangneng dilakukan oleh pegawai yang khusus menangani masalah konsumsi. Kampoeng Wisata Cinangneng menyediakan satu juru masak khusus yang menangani masalah konsumsi mulai dari pemilihan menu,
penyediaan bahan baku makanan,
penyediaan alat-alat makan dan minum, pengolahan makanan dan penyajian kepada pengunjung. Namun pada dasarnya pengelolaan konsumsi sebelumnya sudah ditentukan oleh Kepala Urusan Rumah Tangga dan selanjutnya dijalankan oleh juru masak Kampoeng Wisata Cinangneng. Dalam pengelolaan konsumsi juru masak Kampoeng Wisata Cinangneng tidak melakukannya secara sendiri akan tetapi dibantu oleh asisten atau juru masak (pembantu), yang bertugas membantu kegiatan pengelolaan konsumsi di Kampoeng Wisata Cinangneng. Asisten pembantu juru masak berasal dari masyarakat sekitar, dan hanya diperlukan apabila jumlah pengunjung yang datang banyak hingga mencapai puluhan bahkan ratusan orang. Pimpinan Kampoeng Wisata Cinangneng Sekretaris
Kepala Urusan
Kepala Urusan Transportasi
Kepala Urusan Reservasi
Rumah Tangga
dan Logistik
& Kegiatan
Konsumsi
Laundry
Staf
Driver
Gambar 2. Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber : HB Garden Guest House
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1
Daerah Asal Kedatangan Berdasarkan hasil analisis terhadap pengunjung Kampoeng Wisata
Cinangneng yang menjadi sampel penelitian, pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung (58%) berasal dari Jakarta. Kecenderungan ini dapat terjadi karena penduduk Jakarta yang terbiasa dengan suasana padat dan sibuk dan disebabkan karena lingkungan di Jakarta dikelilingi oleh gedung-gedung bertingkat sehingga kurang memiliki lingkungan dan kondisi alam yang memiliki udara segar, sehingga membutuhkan tempat hiburan yang memiliki udara sejuk dan memiliki pemandangan dan lingkungan yang masih alami yang tidak dapat di temui di Kota besar seperti Jakarta. Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal Kedatangan Asal Responden
Responden (orang)
Persentase (%)
Australia
1
2
Bandung
2
4
Belgia
1
2
Bogor
13
26
4
8
Jakarta
29
58
Total
50
100
Hongkong
Sesuai dengan tujuan didirikannya, Kampoeng Wisata Cinangneng hadir menawarkan konsep wisata agro dengan membuat paket-paket wisata yang menawarkan keindahan alam dengan suasana pedesaan dan juga menawarkan kebudayaan masyarakat sekitar menjadi satu paket wisata yang menarik yang jarang di temui di Jakarta.
Pengunjung yang berasal dari Bogor jumlahnya lebih sedikit asumsinya Bogor masih memiliki lingkungan yang masih relatif alami dan masih banyak terdapat sawah-sawah dan memiliki kebudayaan yang sama dengan yang ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng, membuat masyarakatnya lebih memilih berwisata ketempat yang menawarkan konsep wisata yang berbeda misalnya Dufan. Hasil analisis menunjukkan bawa Kampoeng Wisata Cinangneng tidak hanya di kunjungi oleh wisatawan dalam negeri saja, pada Tabel 4 dapat dilihat ada enam orang pengunjung yang berasal dari luar negeri, hal ini dapat menunjukkan bahwa Kampoeng Wisata Cinangneng sudah terkenal sampai manca negara. Untuk selanjutnya karakteristik responden berdasarkan daerah asal kedatangan akan digunakan sebagai dasar pengelompokkan (segmentasi) pengunjung, untuk melihat ada tidaknya perbedaan kebutuhan atau keinginan dan tingkat kepuasan pengunjung. Pengelompokkan pengunjung ini akan di buat berdasarkan daerah asal kedatangan Jakarta dan Non Jakarta. 6.2
Jenis Kelamin Pada Tabel 5 di bawah, didapatkan informasi bahwa pengunjung yang
menjadi responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 28 orang dan 22 orang pengunjung berjenis kelamin laki-laki. Jumlah pengunjung perempuan yang lebih banyak dari pengunjung laki-laki diduga wajar terjadi, hal ini mengingat komposisi jumlah penduduk perempuan di Indonesia yang lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki (BPS, 2004). Hal ini menunjukkan jenis kelamin tidak bisa menjadi ciri khusus karakteristik pengunjung, dan dapat
disimpulkan bahwa Kampoeng Wisata Cinangneng adalah obyek wisata yang tidak bersifat istimewa untuk satu jenis kelamin. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Responden (orang)
Persentase (%)
Laki-Laki
22
44
Perempuan
28
56
Total
50
100
6.3
Status Responden Status pernikahan berkaitan dengan keputusan seseorang terhadap kegiatan
rekreasi, karena bagi pengunjung yang sudah berkeluarga, keluarga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menentukan objek wisata yang akan di kunjungi. Pengunjung yang telah menikah dan berkeluarga biasanya melakukan kunjungannya bersama dengan seluruh anggota keluarga. Dengan adanya informasi tentang status pernikahan tersebut diharapkan pihak pengelola memahami apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat memuaskan pengunjung, baik yang sudah berkeluarga ataupun pengunjung yang belum berkeluarga. Dari Tabel 6, terlihat bahwa yang menjadi pengunjung Kampung Wisata Cinangneng dengan kategori menikah sama besarnya dengan yang belum menikah dengan perbandingan jumlah total responden menikah sebanyak 25 orang dan responden belum menikah sebanyak 25 orang. Proporsi yang sama antara pengunjung yang belum menikah dengan pengunjung yang sudah menikah menunjukkan bahwa Kampoeng Wisata Cinangneng juga cocok untuk wisata keluarga. Kedatangan pengunjung yang sebagian besar bersama dengan anakanak harus lebih diperhatikan oleh pengelola, salah satunya adalah dengan
membuat fasilitas yang lengkap untuk anak-anak dan menambah jumlah guide saat anak-anak tersebut melakukan tour keliling kampoeng. Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan Jenis Kelamin
Responden (orang)
Persentase (%)
Belum Menikah
25
50
Menikah
25
50
Total
50
100
6.4
Pendidikan Terakhir Responden Tingkat pendidikan responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir
yang telah ditempuh oleh responden, bukan tingkat pendidikan yang sedang di jalani saat ini. Dari 50 orang pengunjung yang menjadi responden penelitian, sebanyak 36 persen pengunjung berpendidikan Sarjana (S1), Diploma 34 persen, dan SMA 30 persen. Cukup tingginya tingkat pendidikan pengunjung perlu dicermati, karena semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan akan bentuk wisata. Sebaran tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 7. Selanjutnya, tingkat pendidikan responden digunakan sebagai dasar pengelompokkan pengunjung (segmentasi), untuk melihat ada tidaknya perbedaan kebutuhan atau keinginan dan tingkat kepuasan pengunjung. Pengelompokkan pengunjung ini akan di buat berdasarkan tingkat pendidikan yaitu perguruan tinggi dan SMA.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Responden (orang)
Persentase (%)
SMA
15
30
Diploma
17
34
Sarjana (S1)
18
36
Total
50
100
6.5
Umur Kampoeng Wisata Cinangneng dikunjungi oleh semua kelompok usia,
mulai dari usia anak-anak sampai dengan usia lanjut (kakek). Kebanyakan anakanak yang datang merupakan para pelajar dari TK sampai dengan mahasiswa, yang datang bersama dengan rombongan mengikuti program sekolah berupa kegiatan fieldtrip. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa pengunjung yang menjadi responden penelitian paling banyak berusia 18-27 tahun (52%), hal ini terjadi karena pada usia tersebut kebanyakan responden berstatus pelajar dan mahasiswa yang melakukan studi tour. Responden pada penelitian ini adalah yang berusia dewasa (18 tahun keatas), dengan pertimbangan bahwa pengunjung yang berusia 18 tahun tersebut sudah bisa memahami jenis pertanyaan yang akan diberikan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Responden Berdasarkan Usia Usia
Responden(Orang)
Persentase (%)
18-27
26
52
28-37
7
14
38-47
12
24
48-57
2
4
>58
3
6
Total
50
100
6.6
Jenis Pekerjaan Tabel 9 menunjukkan jenis pekerjaan pengunjung Kampoeng Wisata
Cinangneng. Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki jenis pekerjaan yang beragam, jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (40%). Hal ini disebabkan karena pada saat penelitian bertepatan dengan liburan sekolah, sehingga yang dapat menemani dan memafaatkan waktu libur anak sebagian besar hanya ibu rumah tangga. Kemudian diikuti pengunjung dengan jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 19 orang (38%) yang datang bersama dengan rekan kantor dan rombongan tour dengan tujuan untuk berlibur dan bernostalgia dengan teman-teman lama. Sebaran pekerjaan pengunjung ini dapat dijadikan sebagai sasaran pemasaran, khususnya promosi lebih lanjut bagi pihak manajemen Kampoeng Wisata Cinangneng. Dengan demikian strategi pemasaran yang dilakukan dapat lebih tepat sasaran sesuai dengan segmentasi.
Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Responden(Orang)
Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga
20
40
Pegawai Swasta
19
38
Wiraswasta
5
10
Pelajar/Mahasiswa
6
12
50
100
Total 6.7
Pendapatan Rata-Rata Responden Pedapatan yang dimaksud adalah penghasilan rata-rata perbulan
yang diterima oleh pengunjung. Untuk ibu rumah tangga yang dimaksud dengan penghasilan disini adalah besarnya penghasilan yang diterima dari suami perbulan, sedangkan untuk mahasiswa penghasilannya adalah besarnya uang saku yang mereka terima tiap bulannya. Semakin besar penghasilan yang diterima seseorang, maka semakin besar pula daya beli seseorang terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Tingkat penghasilan juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih bentuk wisata yang sesuai dengan sarana untuk dirinya dan keluarga. Tabel 10 berikut ini memperlihatkan bahwa responden Kampoeng Wisata Cinangneng sebanyak (44%) memiliki pendapatan berkisar Rp. 1.000.0002.000.000
dan sebanyak 20 persen responden memiliki pendapatan rata-rata
sebesar Rp. 2.100.000-3.000.000. Uraian rata-rata penghasilan ini menunjukan bahwa berdasarkan golongan pendapatan, maka sebagian besar responden dapat digolongkan dalam kelas sosial menengah atas. Hal ini sesuai dengan klasifikasi Gilbert dalam Engel et.al (1994), yang menyatakan bahwa kelas menegah
mempunyai pendapatan sedikit diatas sampai dua kali pendapatan nasional. Saat ini pendapatan perkapita nasional Indonesia adalah sekitar Rp. 602.250. Tabel 10. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan Pendapatan
Responden(Orang)
Persentase (%)
Rp. 1.000.000-2.000.000
22
44
Rp. 2.100.000-3.000.000
10
20
Rp. 3.100.000-4.000.000
4
8
Rp. 4.100.000-5.000.000
7
14
Rp. 5.100.000-10.0000
4
8
>Rp. 11.000.000
3
6
50
100
Total
Hasil analisis ciri karakteristik pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng menunjukkan bahwa pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki keragaman yang menunjukkan adanya suatu perbedaan dilihat dari daerah asal kedatangan, tingkat pendidikan, status pernikahan, jenis pekerjaan, umur, pendapatan, jenis kelamin. tersebut,
Dari adanya perbedaan karakteristik pengunjung
dapat dibuat suatu pengelompokkan (segmentasi) menurut tingkat
pendidikan (segmentasi demografi) dan menurut daerah asal kedatangan (segmentasi geografi). Dasar dari pengelompokkan tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan kebutuhan pada tiap pengunjung, dan adanya perbedaan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh pengunjung. Pada bab selanjutnya akan dibahas tahapan proses keputusan pengunjung berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan urutan tingkat kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan oleh pengunjung.
VII. PROSES KEPUTUSAN KUNJUNGAN
Proses pembelian jasa terbagi atas beberapa tahapan, yaitu tahap pertama dimulai dari kesadaran akan adanya kebutuhan tersebut, dan dilanjutkan dengan pencarian jasa-jasa yang dapat memenuhi kebutuhan, selanjutnya keputusan pembelian pada jasa yang dianggap cocok oleh pengunjung, dan terakhir adalah tahap evaluasi pembelian atas produk dan jasa yang telah dikonsumsi. 7.1
Proses Pengenalan Kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dari proses keputusan
kunjungan. Pada tahap ini konsumen mengenali suatu kebutuhan atau apa yang mereka butuhkan. Kesadaran akan suatu kebutuhan mendorong konsumen untuk mengetahui produk atau jasa apa yang dibutuhkan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada penelitian identifikasi segmentasi awal pengunjung, proses keputusan pengunjung yang menjadi responden penelitian di Kampoeng Wisata Cinangneng akan dibuat pengelompokkan pengunjung menurut daerah asal kedatangan pengunjung (segmentasi
geografi)
dan
berdasarkan
tingkat
pendidikan
pengunjung
(segmentasi demografi). Segmentasi geografi yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan pengunjung yang berasal dari Jakarta dan dari Non Jakarta. Segmentasi demografi dilakukan berdasarkan
tingkat pendidikan SMA dan
Perguruan Tinggi (PT). Pengelompokkan ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat kebutuhan dan kepuasan pengunjung, akan kebutuhan dari bentuk- bentuk kegiatan wisata yang ditawarkan pada tiap tahapannya. Perbedaan yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan segmentasi pengunjung.
7.1.1 Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Hasil analisis yang dilakukan menurut pengelompokkan daerah asal kedatangan (Tabel 11), untuk memperlihatkan posisi urutan pengenalan kebutuhan akan wisata. Responden yang berasal dari Jakarta memiliki urutan kebutuhan akan wisata sedikit lebih tinggi dari pengunjung yang berasal dari non Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari urutan angka 3,172 untuk Jakarta, dan urutan angka 3,048 pada responden non Jakarta. Tapi pada dasarnya baik responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta menempatkan wisata pada urutan ke empat, hal ini dapat disebabkan karena kebutuhan akan wisata bukan merupakan kebutuhan pokok seperti makanan. Kebutuhan akan wisata dapat di tunda apabila ada hal tertentu yang lebih penting misalnya ada pekerjaan kantor yang harus diselesaikan. Tabel 11.
Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan
Variable Kebutuhan
Segmentasi Menurut Daerah Asal Kedatangan Pengunjung Non Jakarta Jakarta
Kebutuhan Wisata
3,048
3,172
Kebutuhan Pendidikan
3,655
3,714
Kebutuhan Konsumsi
3,667
3,345
Kebutuhan Prestige
1,476
1,621
Kebutuhan Kesehatan
3,095
3,310
Tabel 12 di bawah ini yang perlu dilihat adalah posisi urutan kebutuhan wisata, dan empat kebutuhan lainnya hanya sebagai pembanding untuk melakukan pilihan. Baik responden yang berpendidikan SMA maupun responden yang berpendidikan perguruan tinggi menempatkan kebutuhan wisata pada urutan
kedua, dan yang menjadi prioritas utama untuk kedua pengelompokkan responden tersebut adalah kebutuhan akan pendidikan. Pengunjung yang berpendidikan SMA urutan pengenalan kebutuhan akan wisata ditunjukkan angka 2,867 dan pada pengunjung ditunjukkan angka 3,329.
Perguruan Tinggi
Artinya dilihat dari urutan kebutuhan, perbedaan
pendidikan menunjukkan adanya perbedaan tingkat kebutuhan akan wisata. Hal ini bisa saja disebabkan karena pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi tersebut umumnya sudah bekerja, oleh sebab itu maka wisata menjadi sangat utama untuk menghilangkan tingkat kejenuhan pada saat bekerja. Sedangkan untuk pengunjung yang berpendidikan SMA pada saat melakukan kunjungan adalah mahasiswa dan yang menjadi kebutuhan utamanya adalah pendidikan dibandingkan relatif dengan kebutuhan lainnya. Tabel 12.
Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan
Variable Kebutuhan Kebutuhan Wisata
Segmentasi Menurut Tingkat Pendidikan Pengunjung SMA PT 2,867 3,329
Kebutuhan Pendidikan
3,800
3,629
Kebutuhan Konsumsi
3,467
3,486
Kebutuhan Prestige
1,600
2,486
Kebutuhan Kesehatan
3,267
3,356
Hasil analisis pada kedua tabel di atas, dapat di lihat bahwa tingkat pengenalan kebutuhan akan wisata untuk ke empat pengelompokkan responden tersebut tidak terdapat perbedaan yang nyata. Karena
urutan angka pada
pengenalan kebutuhan akan wisata yang ditunjukkan ke empat pengelompokan itu
memiliki urutan yang sama. Kebutuhan akan wisata berada pada urutan ke empat. Pada dasarnya yang menjadi prioritas utama responden yang berasal dari Jakarta dan responden yang berasal dari non Jakarta adalah kebutuhan akan pendidikan.
7.1.2 Identifikasi Segmentasi Pengunjung Menurut Kebutuhan Akan Bentuk Wisata Pengelompokkan pengunjung menurut daerah asal kedatangan responden pada Tabel 13 di bawah menunjukkan adanya perbedaan urutan kebutuhan pengunjung akan bentuk wisata alam, wisata spiritual, dan wisata kuliner. Hal ini dilakukan untuk melihat posisi bentuk wisata apa yang paling dibutuhkan dan diinginkan oleh pengunjung dibandingkan relatif dengan empat kebutuhan bentuk wisata lainnya. Menurut segmentasi geografi, hasil analisis pada Tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan urutan kebutuhan bentuk wisata antara responden yang berasal dari Jakarta dan non Jakarta. Urutan kebutuhan wisata alam responden Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan urutan kebutuhan bentuk wisata lainnya urutan ini ditunjukkan dengan angka 4,318. Sedangkan responden yang bukan berasal dari Jakarta kebutuhan akan wisata budaya berada pada urutan paling tinggi (3,952) dibandingkan relatif dengan empat kebutuhan lainnya. Perbedaan urutan kebutuhan akan bentuk-bentuk wisata bisa saja disebabkan karena adanya perbedaan kondisi lingkungan atau daerah pengunjung, sehingga tingkat kebutuhan akan bentuk wisata juga akan berbeda. Jakarta memiliki urutan kebutuhan akan bentuk wisata alam tertinggi
dibandingkan
relatif dengan empat bentuk wisata lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar daerah di Jakarta sudah tidak memiliki lingkungan yang masih alami
(nature), sehingga pengunjung yang berasal dari Jakarta menginginkan bentuk wisata yang dapat menikmati keindahan alam dan udara segar.
Sedangkan
pengunjung yang berasal bukan dari Jakarta dilihat dari angka memilih wisata budaya sebagai bentuk wisata yang diinginkannya.
Hal ini diduga karena
pengunjung ingin melihat nuansa kebudayaan yang berbeda yang tidak terdapat di daerah asalnya. Pengunjung yang berasal dari Jakarta memilih wisata budaya tidak menjadi prioritas yang utama, karena di Jakarta sendiri sudah banyak memiliki tempat wisata yang menawarkan konsep wisata budaya dari tiap culture masyarakat yang ada di Jakarta. Hasil analisis ini menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan pengunjung akan bentuk wisata dilihat dari segmentasi geografi. Tabel 13. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Bentuk Wisata Variabel Kebutuhan Akan Bentuk Wisata
Segmentasi Menurut Daerah Asal Kedatangan Pengunjung Non Jakarta Jakarta
Wisata Alam
3,380
4,138
Wisata Budaya
3,952
3,793
Wisata Spiritual
1,952
2,241
Wisata Agro
2,241
2,571
Wisata Kuliner
2,524
3,000
Pengelompokkan demografi
yang dilakukan kepada pengunjung yang
menjadi responden penelitian, pada Tabel 14 di bawah baik responden yang berpendidikan perguruan tinggi (4,551) maupun responden yang berpendidikan SMA (4,310) memiliki urutan prioritas kebutuhan akan bentuk wisata yang sama yaitu kebutuhan akan bentuk wisata alam. Seluruh urutan kebutuhan responden perguruan tinggi maupun responden berpendidikan SMA berbeda kecuali
kebutuhan akan wisata agro. Perbedaan urutan kebutuhan ini dilihat dari tingkat permintaan yang lebih tinggi pada semua bentuk wisata bagi responden yang berpendidikan perguruan tinggi. Tabel 14. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Bentuk Wisata Variabel Kebutuhan akan bentuk wisata Wisata Alam
Segmentasi Menurut Tingkat Pendidikan Pengunjung SMA
PT
4,310
4,551
Wisata Budaya
3,207
4,333
Wisata Spiritual
1,952
2,241
Wisata Agro
2,810
2,941
Wisata Kuliner
2,524
3,000
Tabel 14 di atas menunjukkan, bahwa tingkat pendidikan responden akan membuat perbedaan kebutuhan bentuk wisata. Responden yang berpendidikan perguruan tinggi bentuk wisata yang menjadi prioritas utama adalah wisata alam (4,551). Dilihat dari tingkat pendidikan bahwa perguruan tinggi (4,551) lebih tinggi kebutuhan wisata alam daripada pendidikan SMA (4,310). Hal ini diduga karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan membuat orang tersebut akan semakin lebih dalam menghargai alam dan lingkungannya, sehingga mereka akan lebih memilih wisata yang ramah dengan lingkungan. Selain itu penyebab
Perguruan
Tinggi
lebih
banyak
menginginkan
wisata
alam
dibandingkan relatif dengan bentuk wisata lainnya disebabkan karena kebanyakan pengunjung yang berpendidikan perguruan tinggi yang memilih wisata alam tersebut datang bersama dengan keluarga, hal ini bisa saja dikarenakan pengunjung tersebut ingin mengenalkan alam secara dini kepada anak-anak
mereka, dan diharapkan dengan mengikuti bentuk wisata alam dapat menambah rasa cinta mereka akan alam dan lingkungan sekitar. 7.1.3 Identifikasi Segmentasi Pengunjung Terkait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Agar tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan kampoeng wisata, dan keberlangsungan bisnis jasa di Kampoeng Wisata Cinangneng maka diharapkan pengunjung yang datang adalah pengunjung yang memiliki tujuan yang sama dengan kampoeng wisata. Seperti pengunjung memiliki keinginan akan kegiatan konservasi lingkungan (pelestarian lingkungan), keindahan alam dan lingkungan yang masih alami serta kebudayaan dari masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan resiko kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan wisata. Dilihat dari urutan kebutuhan kegiatan wisata yang terkait dengan ciri wisata alam menurut daerah asal kedatangan responden baik responden yang berasal dari Jakarta maupun non Jakarta pada Tabel 15, seluruh urutan kegiatan yang mencirikan wisata alam berbeda. Hal ini berarti dilihat dari daerah asal kedatangan responden, responden yang berasal dari Jakarta lebih menginginkan wisata alam dengan kegiatan-kegiatan seperti menikmati keindahan alam, melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar (konservasi lingkungan), dan pendidikan pertanian, dan kebudayaan masyarakat sekitar.
Tabel 15. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Variabel Kebutuhan Tekait Dengan Ciri Kegiatan wisata alam Konservasi lingkungan
Segmentasi Menurut Daerah Asal Kedatangan Pengunjung Non Jakarta Jakarta 4,048 4,241
Keindahan alam dan lingkungan yang masih alami Pendidikan pertanian
4,931
5,429
3,476
3,905
Kebudayaan masyarakat sekitar
3,345
3,586
Harga paket wisata
1,810
2,276
Sarana dan prasarana penunjang
2,286
2,621
Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan urutan kebutuhan kegiatan keindahan alam dan lingkungan yang masih alami baik responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta memposisikan kegiatan tersebut pada urutan pertama. Tabel 15 menunjukkan urutan kebutuhan akan kegiatan menikmati keindahan alam dan lingkungan yang masih alami, responden yang berasal dari Jakarta memiliki angka lebih tinggi (5,429) dibandingkan dengan responden yang berasal dari non Jakarta yang berada pada angka 4,931. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan akan keindahan alam dan lingkungan yang masih alami, terkait erat dengan kondisi lingkungan Jakarta yang relatif sudah tidak alami, hampir diseluruh kawasan di Jakarta yang dapat dilihat adalah gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Oleh karena itu pengunjung dari Jakarta yang datang membawa anggota keluarga lebih memilih wisata yang ada kegiatan menikmati keindahan alam, konservasi lingkungan dan pendidikan pertanian dengan alasan untuk mengenalkan secara dini kepada anak dan cucu mereka
tentang alam dan lingkungan sehingga diharapkan anak dan cucu mereka nantinya dapat lebih peduli akan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Tabel 16 di bawah, baik responden yang berpendidikan perguruan tinggi maupun responden yang berpendidikan SMA urutan bentuk-bentuk kegiatan wisata yang diinginkan sama. Persamaan ini dapat dilihat dari urutan pada tiap kegiatan wisatanya berturut-turut adalah keindahan alam dan lingkungan yang masih alami, konservasi lingkungan, dan pendidikan pertanian. Walaupun pada dasarnya urutan kebutuhan dan keinginan akan bentuk kegiatan wisata sama pada responden
berpendidikan
perguruan
tinggi
dan
pada
responden
yang
berpendidikan SMA. Jika dilihat dari angka pada tiap urutan kegiatan wisata pada ke dua pengelompokkan responden tersebut menunjukkan adanya perbedaan permintaan pada tiap kegiatan wisatanya. Hasil analisis ini juga menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga tingkat kebutuhan dan kepedulian akan konservasi lingkungan, keindahan alam dan lingkungan yang masih alami. Tabel 16. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Terkait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Variabel Kebutuhan Tekait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Konservasi lingkungan
Segmentasi Menurut Tingkat Pendidikan Pengunjung SMA PT 1,914 4,029
Keindahan alam dan lingkungan yang masih alami Pendidikan pertanian
2,229
5,114
1,286
3,571
Kebudayaan masyarakat sekitar
1,571
3,743
Harga paket wisata
1,029
1,943
Sarana dan prasarana penunjang
1,492
2,600
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dan keinginan tiap pengunjung yang menjadi responden penelitian untuk kegiatan-kegiatan wisata sudah sama dengan kegiatan-kegiatan wisata yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng. Hasil analisis ini baik untuk keberlangsungan bisnis jasa Kampoeng Wisata Cinangneng dimasa yang akan datang. Karena jika kebutuhan yang diharapkan pengunjung berbeda dengan apa yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng, bisa saja pengunjung tersebut menjadi ancaman bagi keberlangsungan bisnis jasa di Kampoeng Wisata Cinangneng. 7.2
Proses Pencarian Informasi Sebesar 94 persen (47 orang) responden melakukan pencarian informasi
terlebih dahulu sebelum mengunjungi Kampung Wisata Cinangneng. Sedangkan tiga orang responden sama sekali tidak melakukan pencarian informasi. Responden yang tidak melakukan pencarian informasi diduga karena pengunjung tersebut berangkat ke Kampung Wisata Cinangneng bersama dengan rekan kerja untuk berlibur dan menambah keakraban bersama, ada tim survey khusus dari kantor mereka untuk melakukan pencarian tempat wisata sehingga responden tersebut beranggapan tidak perlu untuk melakukan pencarian informasi lagi. Hasil analisis pada Tabel 17, dalam pencarian informasi mengenai Kampoeng Wisata Cinangneng, responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan dari Jakarta menunjukkan kesamaan urutan dalam penggunaan sumber informasi yang paling sering dilakukan yaitu informasi yang berasal dari teman, internet.
Hal ini diduga karena teman sebagai sumber
informasi yang paling dipercaya dalam mendapatkan informasi, pengalaman yang telah didapatkan teman yang telah melakukan kunjungan dapat dijadikan acuan
untuk memilih tempat wisata. Dilihat dari proses pencarian informasi dengan melihat sumber pencarian informasi yang paling sering dilakukan responden, tidak dapat dilakukan pengelompokkan (segmentasi). Tabel 17. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Sumber Pencarian Informasi Variabel Sumber Informasi Yang Paling Sering Digunakan Oleh Pengunjung Internet
Segmentasi Menurut Daerah Asal Kedatangan Pengunjung Non Jakarta Jakarta 3,571 3,308
Televisi
2,190
2,808
Teman
4,333
3,885
Keluarga
3,095
2,769
Biro Perjalanan
1,810
2,346
Pada Tabel 18 di bawah juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata akan sumber informasi yang paling sering dilakukan responden. Baik itu responden yang berpendidikan SMA maupun responden yang berpendidikan perguruan tinggi. Sumber pencarian informasi yang paling sering digunakan rsponden adalah teman. Seperti telah dijelaskan diatas teman adalah sumber informasi yang paling dipercaya, karena sumber informasi tersebut lebih dapat dipercaya untuk menggambarkan situasi dan kondisi Kampoeng Wisata Cinangneng daripada sumber informasi lainnya.
Tabel 18. Identifikasi Segmentasi Demografi Menurut Sumber Pencarian Informasi Variabel Sumber Informasi Yang Paling Sering Digunakan Oleh Pengunjung Internet
Segmentasi Menurut Tingkat Pendidikan Pengunjung SMA PT 3,933 3,188
Televisi
2,667
2,469
Teman
4,000
4,125
Keluarga
2,200
3,250
Biro Perjalanan
2,200
2,063
Dari hasil analisis di atas baik menurut daerah asal responden maupun menurut tingkat pendidikan responden, dapat disimpulkan bahwa media informasi dari mulut ke mulut relatif lebih efektif dibanding media informasi lain. Informasi ini juga dapat berguna untuk menentukan bentuk sarana promosi seperti apa yang paling cocok di gunakan di Kampoeng Wisata Cinangneng. 7.3
Proses Keputusan Kunjungan Keputusan kunjungan terdiri dari waktu kunjungan yang dipilih untuk
melakukan kegiatan berwisata, siapa yang berperan dalam pengambil keputusan berkunjung dan bentuk perjalan wisata yang dilakukan (diri sendiri, bersama teman, bersama keluarga, bersama kelompok tour ataupan bersama rekan kerja). Tabel 19 menunjukkan sebagian besar responden yang berasal dari Jakarta maupun yang bukan berasal dari Jakarta menyatakan bahwa akhir pekan (week end) merupakan urutan waktu yang paling sering dipilih oleh pengunjung untuk berkunjung ke Kampung Wisata Cinangneng. Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya perbedaan kesibukan, sebagian besar pengunjung memiliki kegiatan seperti pekerjaan rutin yang harus dikerjakan pada hari senin-jumat dan baru bisa melakukan wisata pada hari libur dan week end. Pemilihan wisata pada hari libur
dan week end merupakan waktu yang tepat untuk berwisata, karena pada hari libur dan week end diharapkan dapat berkumpul bersama dengan seluruh anggota keluarga, dan teman kerja. Tabel 19. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Waktu Perjalanan Variabel Waktu Perjalanan Yang Paling Sering Di Lakukan Untuk Berwisata Week End (Sabtu-Minggu)
Segmentasi Menurut Daerah Asal Kedatangan Pengunjung Non Jakarta Jakarta 3,381 3,621
Libur Sekolah
3,095
3,000
Hari Kerja (Senin-Jumat)
1,524
1,310
Hari Besar (Hari Raya, Natal,Dsb)
2,000
2,069
Tabel 20 di bawah juga tidak terdapat perbedaan urutan yang nyata akan waktu kunjungan, baik untuk pengunjung yang berpendidikan SMA maupun pengunjung yang berpendidikan perguruan tinggi. Waktu perjalanan wisata yang sering responden lakukan adalah pada saat week end dan libur sekolah. Tabel 20. Identifikasi Segmentasi Geografi Menurut Waktu Perjalanan Variable Waktu Perjalanan Yang Paling Sering Digunakan Oleh Pengunjung Week End (Sabtu-Minggu)
Segmentasi Menurut Tingkat Pendidikan Pengunjung SMA PT 3,467 3,543
Libur Sekolah
3,133
3,000
Hari Kerja (Senin-Jumat)
1,400
1,400
Hari Besar (Hari Raya, Natal,Dsb)
2,000
2,057
Hasil analisis keputusan waktu berkunjung dilihat dari ke dua pengelompokkan responden di atas tidak terdapat perbedaan urutan dalam memilih waktu berkunjung, oleh karena itu pengelompokkan pengunjung tidak dapat dilakukan dilihat dari keputusan waktu berkunjung.
7.4
Proses Evaluasi Kepuasan Pasca Kunjungan wisata Kepuasan pengunjung merupakan perasaan senang atau kecewa dari
seseorang, tingkat kepuasan ini ditunjukkan oleh urutan tiap variabelnya. Seperti yang telah dijelaskan pada metode, perbedaan tingkat kepuasan responden dilihat dari angka yang telah diberi bobot. Makin tinggi angka yang ditunjukkan akan menunjukkan semakin tinggi urutan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh responden tersebut. Tabel 21 menunjukkan bahwa baik responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta, memiliki urutan kepuasan yang sama pada tiap bentuk wisata. Walaupun sebelumnya tingkat kebutuhan akan bentuk wisata berbeda jika dilihat dari daerah asal responden tapi setelah melakukan kegiatan wisata baik responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta mendapatkan kepuasan yang sama akan bentuk wisata, yaitu berturut-turut wisata alam, wisata budaya, dan wisata agro. Adanya perbedaan kebutuhan dengan kepuasan yang didapatkan responden yang berasal bukan dari Jakarta akan bentuk wisata budaya diduga karena wisata budaya yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng sudah sama dengan di daerahnya, misalnya responden yang berasal dari Bogor dan Bandung tidak heran dengan permainan angklung, tarian jaipong dan permainan gamelan. Responden yang berasal dari Jakarta tidak merasa puas akan wisata kuliner karena makanan yang ditawarkan rasanya sama dengan makanan yang ada di luar Kampoeng Wisata Cinangneng dan untuk responden yang berasal dari luar negeri
merasa tidak puas akan kuliner karena rasa makanan yang ditawarkan tidak sesuai dengan selera mereka. Hal ini juga disebabkan karena pada dasarnya Kampoeng Wisata Cinangneng hanya fokus pada bentuk wisata alam, wisata budaya, dan wisata agro. Tabel 21.
Identifikasi kepuasan pengunjung menurut Segmentasi Geografi Akan Bentuk-Bentuk Wisata yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng Sebelum Melakukan Kunjungan Non Jak arta
Jakarta
Wisata Alam
3,952
4,318
Sesudah Melakukan Kunjungan Non Jak Jakarta art a 4,286 4,400
Wisata Budaya
3,905
3,793
3,380
3,793
Wisata Spiritual
1,952
2,241
1,238
1,621
Wisata Agro
2,241
2,571
3,476
2,828
Wisata Kuliner
2,524
3,000
2,095
2,621
Variabel Kebutuhan Akan Bentuk Wisata
Tabel 22 pada dasarnya responden yang berpendidikan perguruan tinggi maupun responden yang berpendidikan SMA secara keseluruhan urutan kepuasan akan bentuk wisata yang didapatkan setelah berkunjung sama. Tapi jika dilihat dari masing-masing variabel akan bentuk wisata, sebelum dan sesudah melakukan kunjungan memiliki perbedaan yang nyata. Pada masing-masing variabel akan bentuk wisata responden yang berpendidikan SMA tidak puas dengan wisata spiritual dan wisata kuliner. Hal ini karena berdasarkan visi dan misi Kampoeng Wisata Cinangneng yang lebih fokus pada wisata alam dan budaya sehingga untuk wisata spritual dan wisata kuliner hanya sebagai faktor pendukung dari kegiatan wisata. Sedangkan untuk responden yang berpendidikan perguruan tinggi tidak puas akan wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata kuliner diduga
karena konsep pemikiran tentang keadaan wisata alam, wisata budaya, wisata agro, dan wisata kuliner tidak sesuai dengan yang di inginkan contohnya untuk wisata alam yaitu keiginan akan menikamati alam yang masih alami atau lingkungan yang belum tercemar akan polusi. Pada wisata agro di Kampung Wisata Cinangneng menggunakan mesin penggilingan padahal responden menginginkan kegiatan wisata yang menunjukkan pertanian secara tradisional. Tabel 22.
Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Demografi Akan Bentukbentuk Wisata Yang Ada di Kampoeng Wisata Cinangneng
Variabel Kebutuhan akan bentuk wisata Wisata Alam
Sebelum melakukan kunjungan SMA PT 4,310 4,551
Sesudah melakukan kunjungan SMA PT 4,400 4,286
Wisata Budaya
3,207
4,333
4,133
3,714
Wisata Spiritual
1,952
2,241
1,200
1,571
Wisata Agro
2,810
2,941
3,200
3,057
Wisata Kuliner
2,524
3,000
2,267
2,457
Tabel 23, urutan kepuasan akan bentuk wisata untuk responden Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta mendapatkan kepuasan yang sama. Secara berturut-turut yaitu bentuk kegiatan menikmati keindahan alam, kebudayaan masyarakat sekitar. Sedangkan untuk kegiatan pendidikan pertanian terdapat perbedaan kepuasaan antara responden yang berasal dari Jakarta maupun responden yang bukan berasal dari Jakarta. Hal ini disebabkan karena responden yang berasal bukan dari Jakarta kebanyakan berasal dari daerah yang memiliki areal pertanian yang lebih tinggi seperti Bogor, dan Bandung. Sehingga kegiatankegiatan pertanian yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng jadi tidak asing lagi.
Tabel 23. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Geografi Dengan Ciri Wisata Alam dan Konsep Kegiatan yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng
Variable Kebutuhan Tekait Dengan Ciri wisata alam dan konsep yang ditawarkan
Sebelum melakukan kunjungan
Sesudah melakukan kunjungan
Non Jakarta
Jakarta
Non Jakarta
Jakarta
Konservasi lingkungan
4,048
4,241
3,448
3,714
Keindahan alam dan lingkungan yang masih alami Pendidikan pertanian
4,931
5,429
5,172
5,529
3,476
3,905
3,379
4,048
Kebudayaan masyarakat sekitar
3,345
3,586
4,241
4,238
Harga paket wisata
1,810
2,276
3,483
2,381
Sarana dan prasarana penunjang
2,286
2,621
2,276
2,143
Responden yang berasal dari Jakarta dan responden non Jakarta dilihat dari variabel konservasi lingkungan, menunjukkan tingkat ketidakpuasan akan kegiatan konservasi lingkungan. Hal ini diduga karena di dalam kegiatan wisata yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng tidak secara khusus menunjukkan kegiatan pelestarian lingkungan seperti menanam pohon. Hal ini berkaitan erat dengan paket wisata yang di tawarkan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang tidak melakukan pelestarian terhadap lingkungan melainkan kegiatan menikmati keindahan alam dan melestarikan kebudayaan daerah Jawa Barat. Tabel 24 menunjukan urutan kepuasan yang sama pada responden yang berpendidikan SMA maupun responden yang berpendidikan perguruan tinggi akan kegiatan menikmati keindahan alam, pendidikan pertanian, dan kebudayaan masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan tujuan Kampoeng Wisata Cinangneng yaitu mengenalkan keindahan alam dan lingkungan serta kebudayaan Jawa Barat.
Perbedaan tingkat kepuasan yang didapatkan responden Perguruan Tinggi adalah pada kegiatan konservasi lingkungan. Hal ini diduga karena pengunjung yang berpendidikan perguruan tinggi lebih mengiginkan suatu keadaan yang lebih alami sedangkan yang ada di kampong wisata cinangneg sudah mulai merubah dengan keadaaan yang lebih modern. Tabel 24. Identifikasi Kepuasan Pengunjung Menurut Segmentasi Demografi Dengan Ciri Wisata Alam Dan Konsep Yang Ditawarkan Kampong Wisata Cinangneng Sebelum melakukan kunjungan
Sesudah melakukan kunjungan SMA PT
Variabel Kebutuhan Tekait Dengan Ciri wisata alam dan konsep yang ditawarkan
SMA
PT
Konservasi Lingkungan
1,914
4,029
3,800
3,.457
Keindahan Alam Dan Lingkungan Yang Masih Alami Pendidikan Pertanian
2,229
5,114
5,333
5,257
1,286
3,571
3,200
3,857
Kebudayaan Masyarakat Sekitar
1,571
3,743
4,467
4,143
Harga Paket Wisata
1,029
1,943
2,867
3,086
Sarana Dan Prasarana Penunjang
1,492
2,600
2,267
2,200
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian, kesimpulan yang
dapat diperoleh adalah: 1.
Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng terdiri dari beberapa karakteristik yang dapat dibagi berdasarkan asal daerah kedatangan, tingkat pendidikan, umur dan jenis pekerjaan, jenis kelamin, status pernikahan. Berdasarkan daerah asal kedatangan, responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 29 orang (58%) dan sebanyak 21 orang (42%) berasal dari non Jakarta. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, sebanyak 35 orang (70%) responden berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 15 orang (30%) responden berpendidikan SMA. Dilihat dari jenis kelamin sebanyak 28 orang (56%) perempuan dan sebanyak 22 orang (44%). Dilihat dari status pernikahan persentase responden yang menikah dan belum menikah sama yaitu sebesar 50 persen. Responden yang terbanyak berumur 18 sampai 27 tahun sebanyak 26 orang (52%).
Pada jenis perkerjaan responden terbanyak adalah ibu
rumah tangga sebanyak 20 orang (40%), dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak 22 orang (44%) 2. Berdasarkan ciri segmentasi demografi (tingkat pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung), faktor-faktor dalam tahapan pengambilan keputusan yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, dan menjadi dasar dalam penentuan segmentasi yaitu, tahap pengenalan
kebutuhan akan bentuk wisata dan tahap pengenalan kebutuhan yang terkait dengan ciri kegiatan wisata alam yang ditawarkan.
Pengunjung dengan
tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi tingkat kebutuhannya dibandingkan pengunjung yang berpendidikan SMA.
Pengunjung yang
berasal dari Jakarta dilihat dari proses pengenalan kebutuhan terkait dengan ciri kegiatan wisata alam lebih tinggi dibandingkan pengunjung yang berasal dari non Jakarta. 3. Berdasarkan
proses
menunjukkan perlu
tahapan dilakukan
pengambilan suatu
keputusan
pengunjung,
segmentasi berdasarkan tingkat
pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung.
Dilihat dari tingkat
pendidikan, pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi permintaan akan kegiatan wisata alam yang ditawarkan lebih tinggi daripada pengunjung yang berpendidikan SMA. Berdasarkan daerah asal kedatangan pengunjung, dapat dilakukan segmentasi dilihat dari tahapan pengenalan kebutuhan. Pengunjung yang berasal dari Jakarta permintaan akan bentuk wisata alam lebih tinggi daripada pengunjung yang berasal bukan dari Jakarta.
6.2
Saran
1.
Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata akan kebutuhan wisata.
Sehingga di sarankan perlu dilakukan segmentasi berdasarkan
pendidikan akan bentuk wisata yang ditawarkan dan ciri kegiatan wisata alam. Dilihat dari daerah asal kedatangan pegunjung segmentasi dapat dilakukan akan bentuk wisata yang ditawarkan dan ciri kegiatan wisata alam.
2. Keinginan utama pengunjung datang untuk berwisata adalah menikmati keindahan alam dan budaya yang masih alami. Dalam menghadapi persaingan bisnis Kampung Wisata Cinangneng perlu mempertahankan paket wisata yang menawarkan
keindahan
lingkungan
pedesaan,
wisata
budaya,
dan
melestarikan lingkungan di sekitar Kampoeng Wisata Cinangneng. 3.
Untuk penelitian selanjutnya, segmentasi pengunjung masih perlu dilakukan dibeberapa tempat wisata yang mengandung tujuan pelestarian lingkungan, seperti wisata alam
dan wisata
bahari.
Dimana dalam
rangka
mempertahankan keberlangsungan bisnis dan kelestarian lingkungannya memerlukan pengunjung yang khusus.
DAFTAR PUSTAKA Aida. 2005. Analisis Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Minuman Suplemen Berserat. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik Kota Bogor Dalam Angka. Tahun 2006. Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. Bogor. Baskara, G.G. 2008. Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Basoeki, H. 2006. HB Garden Guest House. www.hesterbasoeki.com. (3 Februari 2006). Chafid, F. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Univ. Gadjah Mada Yogyakarta Persada, C. 2006. Pemerhati Pariwisata, Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung. Lampung. Damanik, J. Helmut, F. W. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi. Penerbit C.V. Andi Offset (Penerbit Andi). Yogyakarta. Deptan, 2005.
Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani
pada
http://database.deptan.go.id Direktorat Jenderal Pariwisata. 2000. Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990. Jakarta Engel, J. R.D. Blackweel dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi VI. Penerbit Bina rupa Aksara. Hunger, D.J. LT, Wheelen. 2007. Manajemen Strategis. Edisi II. Penerbit Andi. Yogyakarta. Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Milenium. Penerbit Prehalindo. Jakarta. . Machrodji, A.M. 2004. Strategi Pengembangan Kampung Wisata Cinanangneng Desa Chideung Udik Kab. Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Tentang Kepariwisataan. Penerbit Alfabet. Bandung.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Edisi 6. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Ramadhani, R. 2007. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Minuman Kesehatan Probiotik Yakult. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Santoso, S. 2005. Menguasai Statistic Di Era Informasi Dengan SPSS 12. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sekartjakarini, S. 2003. Kumpulan Modul
[email protected]
Pelatihan
Ekowisata.
The Ecotourism Society. 1993. Ekoturisme : Petunjuk Untuk Perencana dan Pengelola. Yayasan Alam Mitra Indonesia. Jakarta. Tinaprilla, N. Elang I. M. 2008. Punya BIsnis Sendiri Itu Nikmat. PT. Gramedia. Jakarta Tuti, T. 2004. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membuat Keputusan Pembelian Kopi Kemasan Sekali Pakai Pada Golongan Mahasiswa. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Uzlifah, I. 2006. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumsi Buah Apel Di Kota Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Wirakusuma, I. P. G. 2006. Analisis Perilaku Konsumen Kopi Banyuatis Serta Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran (Kasus Di Perusahaan Kopi Banyuatis, Bali). Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN Dengan Hormat, Saya yang bernama Hesti Fanny Aulia Sihaloho, mahasiswa Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan penelitian yang berjudul Identifikasi Segmentasi Awal Wisata Agro, Studi Kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng”. Kuisioner ini merupakan bagian dari skripsi yang akan saya selesaikan. Semua informasi dari hasil kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Tidak ada jawaban yang salah dalam menjawab kuisioner ini. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isilah atau beri tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda paling sesuai BAGIAN I Identitas Responden Kampung Wisata Cinangneng Nama
:
Daerah asal kedatangan (Bogor, Jakarta, dll) :
..
Umur
..
:
Jenis kelamin
: ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Status pernikahan
: ( ) Sudah menikah
Pendidikan terakhir
: ( ) SD ( ) Diploma
Pekerjaan
: ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Pegawai Swasta ( ) Wiraswasta ( ) Pegawai Negeri ( ) Tidak Bekerja /Ibu Rumah Tangga
( ) Belum menikah ( )SMP ( ) SMA ( ) S1/S2/S3
Pendapatan per Bulan (Rp) :
..
BAGIAN II
A. Pengenalan Kebutuhan 1.
No A. B. C. D. E.
Mohon di isi dengan cara mengurutkan kebutuhan yang paling penting menurut anda sesuai dengan kebutuhan relative satu sama lain (A-E), urutkan dengan memberikan angka (1-5) Kebutuhan
Urutan Tingkat Kebutuhan Relative (dalam angka )
Wisata Pendidikan Konsumsi (makanan dan minuman) Prestige Kesehatan
2.
Tabel berikut ini terkait dengan bentuk-bentuk wisata, urutkan kebutuhan akan bentuk wisata yang paling anda cari dengan memberikan angka (1-5) relative satu sama lainnya. Urutan Tingkat Kebutuhan Relative No Kebutuhan (dalam angka ) A. Wisata Alam B. Wisata Budaya C. Wisata Spiritual D. Wisata Agro E. Wisata Kuliner
3. Tabel berikut ini terkait dengan wisata agro, urutkan kebutuhan akan wisata agro yang paling anda cari dengan memberikan angka (1-6) relative satu sama lainnya. No A. B. C. D. E. F.
Kebutuhan Mendukung konservasi lingkungan Keindahan alam dan lingkungan yang masih alami Pendidikan pertanian Kebudayaan masyarakat setempat Harga paket wisata yang ditawarkan Kelengkapan sarana dan prasarana penunjang (e.g parkir, toilet, dll)
Urutan Tingkat Kebutuhan Relative (dalam angka )
B. Pencarian Informasi 1. Apakah anda melakukan pencarian informasi sebelum melakukan perjalanan wisata ke Kampung Wisata Cinangneng? a. Ya b. Tidak Jika ya, mohon urutkan sumber informasi mengenai Kampung Wisata Cinangneng yang paling sering anda gunakan. Urutkan dengan menggunakan angka (1-5) relative satu sama lainnya.
No A. B. C. D. E.
Urutan Tingkat Kemudahan Pencarian Informasi (Dalam Angka )
Kebutuhan Internet Televisi Teman Keluarga Biro perjalanan (Travel)
C. Keputusan Pembelian 1. Urutkan waktu perjalanan wisata yang paling sering anda lakukan. Urutkan dengan menggunakan angka (1-4) relative satu sama lainnya. No
Waktu Melakukan Perjalanan
A. B. C
Week end (sabtu, minggu) Hari libur sekolah Hari kerja (senin-jumat) Hari besar (hari raya,natal,tahun baru,dll)
D
Urutan Waktu Perjalanan Wisata Relative (Dalam Angka)
2. Urutkan siapa yang paling berperan dalam pengambilan keputusan ketika akan melakukan perjalanan wisata. Urutkan dengan menggunakan angka (1-4) relative satu sama lainnya.
No A. B. C D
Berperan Dalam Pengambilan Keputusan Teman Keluarga Diri sendiri Lainnya
..
Urutan Peran Kelompok Acuan Dalam Pengambil Keputusan (Dalam Angka )
3. Urutkan dengan siapa anda paling sering melakukan perjalanan wisata. Urutkan dengan menggunakan angka (1-5) relative satu sama lainnya.
No A. B. C. D. E.
Bentuk Perjalanan Wisata
Urutan Bentuk Perjalan Wisata Yang Paling Sering Dilakukan
Diri sendiri Teman keluarga Kelompok tour Rekan bisnis
D. Evaluasi Pasca Pembelian 1. Urutkan bentuk wisata di bawah ini menurut tingkat kepuasan yang anda dapatkan setelah melakukan kegiatan wisata. Urutkan dengan menggunakan angka (1-5) No A. B. C. D. E.
Kebutuhan
Urutan Tingkat Kebutuhan Relative (dalam angka )
Wisata alam Wisata budaya Wisata spiritual Wisata agro Wisata kuliner
2. Mohon di isi dengan mengurutkan kegiatan wisata di bawah ini dengan memberikan angka (1-6), menurut tingkat kepuasan yang anda dapatkan ketika berwisata di Kampung Wisata Cinangneng relative satu sama lainnya.
No
Kebutuhan
A.
Konservasi lingkungan Keindahan alam dan lingkungan yang masih alami Pendidikan pertanian Kebudayaan masyarakat setempat Harga paket wisata yang ditawarkan Sarana dan prasarana Penunjang
B. C. D. E. F.
Urutan Kepuasan Kebutuhan Wisata Relatif (Dalam Angka )
TERIMAKASIH ATAS KESEDIAAN ANDA UNTUK MENGISI KUISIONER INI
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut Pengelompokkan Demografik URUTAN KEPENTINGAN PROSES PENCARIAN KEBUTUHAN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN VARIABEL KEBUTUHAN
KEB_WISATA
RANKING
BOBOT RANKING
1
5
3
10
1
1.428571429
2
4
1
5
0.266666667
0.571428571
3
3
4
6
0.8
0.514285714
4
2
5
11
0.666666667
0.628571429
5
1
2
3
0.133333333
0.085714286
15
35
2.866666667
3.228571429
TOTAL
KEB_PENDIDIKAN
4
9
1.333333333
1.285714286
4
8
15
2.133333333
1.714285714
3
3
0
4
0
0.342857143
4
2
2
3
0.266666667
0.171428571
5
1
1
4
0.066666667
0.114285714
15
35
3.8
3.628571429
1
5
3
11
1
1.571428571
2
4
5
3
1.333333333
0.342857143
3
3
3
14
0.6
1.2
4
2
4
6
0.533333333
0.342857143
5
1
0
1
0
0.028571429
15
35
3.466666667
3.485714286
1
5
0
6
0
0.857143
2
4
0
4
0
0.457143
3
3
4
5
0.8
0.428571
4
2
1
6
0.133333333
0.342857
5
1
10
0.666666667
0.4
1.6
15
14 35
1
5
5
5
1.666666667
2.485714 0.714285714
2
4
1
11
0.266666667
1.257142857
3
3
4
8
0.8
0.685714286
4
2
3
8
0.4
0.457142857
2
3
0.133333333
0.085714286
15
35
3.266666667
3.356154210
5
1 TOTAL
Lampiran 3.
SEBARAN BOBOT PT
5
TOTAL
KEB_KESEHATAN
SEBARAN BOBOT SMA
2
TOTAL
KEB_PRESTIGE
PT (n=35)
1
TOTAL
KEB_KONSUMSI
SMA (n=15)
Hasil Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Menurut Pengelompokkan Geografik
VARIABEL KEBUT UHAN
URUTAN KEPENTINGAN PROSES PENCARIAN KEBUTUHAN MENURUT DAERAH ASAL KEDATANGAN BOBOT RANKING
RANKING
5
1
KEB_WISATA
5
8
1.19047619
1.379310345
2
4
0.380952381
0.551724138
3
5
5
0.714285714
0.517241379
4
2
7
9
0.666666667
0.620689655
1
2
3
0.095238095
0.103448276
21
29
3.047619048
3.172413793
1
5
7
6
1.666666667
1.034482759
2
4
8
15
1.523809524
2.068965517
3
3
1
3
0.142857143
0.310344828
4
2
3
2
0.285714286
0.137931034
1 TOTAL
2
3
0.095238095
0.103448276
21
29
3.714285714
3.655172414
1
5
7
7
1.666666667
1.206896552
2
4
4
4
0.761904762
0.551724138
3
3
6
11
0.857142857
1.137931034
4
2
4
6
0.380952381
0.413793103
5
1
0
1
0
0.034482759
21
29
3.666666667
3.344827586
TOTAL 1
5
0
0
0
0
2
4
0
2
0
0.275862069
3
3
4
3
0.571428571
0.310344828
4
2
2
6
0.19047619
0.413793103
5
1
15
18
0.714285714
0.620689655
21
29
1.476190476
1.620689655
TOTAL
KEB_KESEHATAN
JAKARTA
4
5
KEB_PRESTIGE
NON JAKARTA
3
TOTAL
KEB_KONSUMSI
SEBARAN BOBOT
JAKARTA (n=29)
2
5
KEB_PENDIDIKAN
NON JAKARTA (n=21)
1
5
2
8
0.476190476
1.379310345
2
4
7
5
1.333333333
0.689655172
3
3
5
7
0.714285714
0.724137931
4
2
5
6
0.476190476
0.413793103
5
1
2
3
0.095238095
0.103448276
21
29
3.095238095
3.310344828
TOTAL
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Tingkat Kebutuhan Akan Bentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Geografik VARIABEL KEBUTUHAN BENTUK -BENTUKWISATA
WISATA ALAM
URUTAN KEPENTIGAN PROSES PENCARIAN KEBUTUHAN BENTUK WISATA BERDASARKAN DAERAH ASAL KEDATANGAN PENGUNJUNG BOBOT Non Jakarta Jakarta SEBARAN BOBOT RANKING RANKING (n=21) (n=29) Non Jakarta Jakarta 1 5 17 2.931034483 7 1.666667 2
4
8
8
1.52381
0.965517241
3
3
4
3
0.571429
0.310344828
4
2
2
1
0.190476
0.068965517
5
1
0 21
0
0 4.318344828
1
5
5
29 2
0 3.380952381 1.19047619
0.344827586
2
4
5
12
0.952380952
1.655172414
3
3
6
7
0.857142857
0.724137931
4
2
3
6
0.285714286
0.413793103
TOTAL
WISATA BUDAYA
5
1 TOTAL
WISATA SPIRITUAL
0.095238095
0.068965517
3.952381
3.793596552
0.714285714
0.689655172
5
3
4
2
4
1
1
0.19047619
0.137931034
3
3
1
5
0.142857143
0.517241379
4
2
3
7
0.285714286
0.482758621
1
13
12
0.619047619
0.413793103
21
29
1.952380952
2.24137931
TOTAL 1
5
0
8
0
1.37931
2
4
5
4
0.952380952
0.8275862
3
3
8
8
1.142857143
0.5517241
4
2
7
8
0.666666667
0.551724
1
1 29
0.047619048
0.034483
21
2.24137931
2.5714828
5
1 TOTAL
WISATA KULINER
2 29
1
5
WISATA AGRO
2 21
1
5
3
6
0.714285714
1.034482759
2
4
2
5
0.380952381
0.689655172
3
3
3
6
0.428571429
0.620689655
4
2
8
7
0.761904762
0.482758621
5
1
5
5
0.238095238
0.172413793
21
29
2.523809524
3
TOTAL
Lampiran 5.
Hasil Perhitungan Tingkat Kebutuhan Terkait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografik
VARIABEL KEBUTUHAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN WISATA
KONSERVASI LINGKUNGAN
RANKING
KEPENTINGAN KEGIATAN WISATA BERDASARKAN DAERAH ASAL KEDATANGAN SEBARAN BOBOT BOBOT Non Jakarta Jakarta RANKING (n=21) (n=29) NON JAKARTA JAKARTA
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
KEINDAHAN ALAM DAN LINGKUNGAN YANG MASIH ALAMI
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
PENDIDIKAN PERTANIAN
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
KEBUDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
HARGA PAKET WISATA YANG DITAWARKAN
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
3 6 5 3 4 0 21 13 5 2 1 0 0 21 2 1 7 7 3 1 21 1 6 7 5 1 1 21 1 1 2 6 11 21 2 1 3 7 8 21
6 7 7 7 1 1 29 12 9 5 1 1 1 29 5 2 7 5 4 6 29 3 7 3 8 7 1 29 1 2 4 2 8 12 29 2 2 3 6 8 8 29
0.857142857 1.428571429 0.952380952 0.428571429 0.380952381 0 4.047619048 3.714285714 1.19047619 0.380952381 0.142857143 0 0 4.931034483 0.571428571 0.238095238 1.333333333 1 0.285714286 0.047619048 3.476190476 0.285714286 1.428571429 1.333333333 0.714285714 0.095238095 0.047619048 3.344827586 0 0.238095238 0.19047619 0.285714286 0.571428571 0.523809524 1.810452381 0.571428571 0.238095238 0 0.428571429 0.666666667 0.380952381 2.285714286
1.241379631 1.206896552 0.965517241 0.724137931 0.068965517 0.034482759 4.24137931 2.482758621 1.551724138 0.689655172 0.103448276 0.068965517 0.034482759 5.428571429 1.034482759 0.344827586 0.965517241 0.517241379 0.275862069 0.206896552 3.904761905 0.620689655 1.206896552 0.413793103 0.827586207 0.482758621 0.034482759 3.586206897 0.206896552 0.344827586 0.551724138 0.206896552 0.551724138 0.413793103 2.275862069 0.413793103 0.344827586 0.413793103 0.620689655 0.551724138 0.275862069 2.620689655
Lampiran 6. VARIABEL KEBUTUHAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN WISATA
KONSERVASI LINGKUNGAN
Hasil Perhitungan Tingkat Kebutuhan Terkait Dengan Ciri Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Demografik URUTAN KEPENTINGAN PROSES PENCARIAN KEBUTUHAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN WISATA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGUNJUNG BOBOT RANKING
1
6
4
5
0.685714286
0.857142857
2 3 4 5 6
5 4 3 2 1
4 4 1 2
9 8 9 3 1 35 17 9 7 1
0.571428571 0.457142857 0.085714286 0.114285714 0 1.914285714 1.371428571 0.714285714 0 0.085714286 0.057142857 0 2.228571429 0 0 0.685714286 0.428571429 0.114285714 0.057142857 1.285714286 0.171428571 0.428571429 0.571428571 0.257142857 0.114285714 0.028571429 1.571429 0.171428571 0.285714286 0.114285714 0.085714286 0.171428571 0.2 1.028571429 0.171428571 0 0 0.342857143 0.285714286 0.142857143 1. 492857143
1.285714286 0.914285714 0.771428571 0.171428571 0.028571429 4.028571429 2.914285714 1.285714286 0.8 0.085714286 0 0.028571429 5.114285714 1.2 0.428571429 0.914285714 0.6 0.285714286 0.142857143 3.571428571 0.514285714 1.428571429 0.571428571 0.857142857 0.342857143 0.028571429 3.742857 0 0.142857143 0.457142857 0.257142857 0.628571429 0.457142857 1.942857143 0.514285714 0.428571429 0.342857143 0.428571429 0.571428571 0.314285714 2.6
TOTAL
KEINDAHAN ALAM DAN LINGKUNGAN YANG MASIH ALAMI
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
PENDIDIKAN PERTANIAN
1 2 3 4 5 6 TOTAL
KEBUDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR
6 5 4 3 2 1 TOTAL
HARGA PAKET WISATA YANG DITAWARKAN
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 TOTAL
PT (n=35)
15 8 5 1 1 15
6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6
SMA (n=15)
SEBARAN BOBOT
RANKING
6 5 2 2 15 1 3 5 3 2 1 15 1 2 1 1 3 7 15 1 0 0 4 5 5 15
SMA
1 35 7 3 8 7 5 5 35 3 10 5 10 6 1 35 1 4 3 11 16 35 3 3 3 5 10 11 35
PT
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Proses Pencarian Informasi Yang Dilakukan Responden Menurut Pengelompokkan Demografik URUTAN WAKTU PERJALANAN WISATA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN VARIABEL WAKTU SEBARAN BOBOT BOBOT SMA PT RANKING MELAKUKAN RANKING (n=15) (n=35) SMA PT PERJALANAN 1 4 9 22 2.4 2.514285714 2 3 5 11 1 0.942857143 WEEK END 3 2 1 0 0.057142857 4 1 1 1 0.066666667 0.028571429 TOTAL 15 35 3.466666667 3.542857143 1 4 5 10 1.333333333 1.142857143 2 3 7 17 1.4 1.457142857 LIBUR SEKOLAH 3 2 3 6 0.4 0.342857143 4 1 2 0 0.057142857 TOTAL 15 35 3.133333333 3 1 4 3 1 0.266667 0.342857143 2 3 0 0 3 0.257143 HARI KERJA 3 2 5 0.285714286 3 0.6 (SENIN-JUMAT) 4 1 27 8 0.533333 0.771428571 TOTAL 15 35 1.657143 1.4 1 4 0 0 2 3 3 7 0.6 0.6 HARI BESAR (NATAL, IDUL 3 2 9 23 1.2 1.314285714 FITRI,dsb) 4 1 3 5 0.2 0.142857143 TOTAL 15 35 2 2.057142857
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Proses Pencarian Informasi Yang Dilakukan Responden Menurut Pengelompokkan Geografik VARIABEL WAKTU MELAKUKAN PERJALANAN
WEEK END
LIBUR SEKOLAH
HARI KERJA (SENIN-JUMAT)
HARI BESAR (NATAL, IDUL FITRI,dsb)
WAKTU KUNJUNGAN BERDASARKAN DAERAH ASAL KEDATANGAN NON SEBARAN BOBOT JAKARTA BOBOT RANKING JAKARTA NON (n=29) RANKING JAKARTA (n=21) JAKARTA 1 4 11 20 2.095238 2.75862069 2 3 8 8 1.142857 0.82758621 3 2 1 0.095238 0 4 1 1 1 0.047619 0.03448276 TOTAL 21 29 3.380952 3.62068966 1 4 8 7 1.52381 0.96551724 2 3 8 16 1.142857 1.65517241 3 2 4 5 0.380952 0.34482759 4 1 1 1 0.047619 0.03448276 TOTAL 21 29 3.095238 3 1 4 2 2 0.380952 0.27586207 2 3 0 0 0 0 3 2 5 3 0.47619 0.20689655 4 1 14 24 0.666667 0.82758621 TOTAL 21 29 1.52381 1.31034483 1 2 3 4
4 3 2 1 TOTAL
0 5 11 5 21
0 5 21 3 29
0 0.714286 1.047619 0.238095 2
0 0.51724138 1.44827586 0.10344828 2.06896552
Lampiran 9.
Hasil Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Akan BentukBentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Demografik EVALUASI KEPUASAN BENTUK WISATA PASCA PEMBELIAN
VARIABEL KEBUTUHAN BENTUK BENTUKWISATA
WISATA ALAM
RANKING 1
5
8
19
2.666666667
2.71428571
2
4
5
10
1.333333333
1.14285714
3
3
2
4
0.4
0.34285714
4
2
0
1
0
0.05714286
5
1
0
1
0
0.02857143
15
35
4.4
4.28571429
TOTAL
WISATA BUDAYA
PT
5
6
6
2
0.85714286
4
5
17
1.333333333
1.94285714
3
3
4
8
0.8
0.68571429
4
2
0
4
0
0.22857143
5
1
0
0
0
0
15
35
4.133333333
3.71428571
1
5
0
1
0
0.14285714
2
4
0
1
0
0.11428571
3
3
1
3
0.2
0.25714286
4
2
1
7
0.133333333
0.4
5
1
13
23
0.866666667
0.65714286
15
35
1.2
1.57142857
1
5
3
6
1
0.85714286
2
4
2
6
0.533333333
0.68571429
3
3
6
12
1.2
1.02857143
4
2
3
6
0.4
0.34285714
5
1
1
5
0.066666667
0.14285714
TOTAL
WISATA KULINER
SMA
2
TOTAL
WISATA AGRO
PT (N=35)
1
TOTAL
WISATA SPIRITUAL
SMA (n=15)
SEBARAN BOBOT
BOBOT RANKING
15
35
3.2
3.05714286
1
5
1
3
0.333333333
0.42857143
2
4
0
3
0
0.34285714
3
3
2
7
0.4
0.6
4
2
11
16
1.466666667
0.91428571
5
1 TOTAL
1
6
0.066666667
0.17142857
15
35
2.266666667
2.45714286
Lampiran 10.
Hasil Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Akan BentukBentuk Wisata Menurut Pengelompokkan Geografik EVALUASI KEPUASAN AKAN KEBUTUHAN BENTUK-BENTUK WISATA PASCA PEMBELIAN
VARIABEL KEBUTUHAN BENTUK BENTUKWISATA
WISATA ALAM
WISATA BUDAYA
NON JAKARTA (n=21)
BOBOT RANKING
1
5
12
12
2
4
4
3
3
4
4
2
1
5
1
WISATA AGRO
WISATA KULINER
JAKARTA (n=29)
NON JAKARTA
JAKARTA
2.857142857
2.06896552
12
0.761904762
1.65517241
3
0.571428571
0.31034483
1
0.095238095
0.06896552 0.03448276
0
1
0
21
29
4.285714286
4.40039103
1
5
4
8
0.952380952
1.37931034
2
4
11
11
2.095238095
1.51724138
3
3
6
6
0.857142857
0.62068966
4
2
4
0
0.27586207
5
1
0
0
21
WISATA SPIRITUAL
SEBARAN BOBOT
RANKING
29
3.380461905
3.79310345
1
5
1
0
0.17241379
2
4
1
0
0.13793103
3
3
3
0.142857143
0.31034483
4
2
3
5
0.285714286
0.34482759
5
1
17
19
0.80952381
0.65517241
21
29
1.238095238
1.62068966
1
1
5
4
5
0.952380952
0.86206897
2
4
6
2
1.142857143
0.27586207
3
3
8
10
1.142857143
1.03448276
4
2
2
7
0.19047619
0.48275862
5
1
1
5
0.047619048
0.17241379
21
29
3.476190476
2.82758621
1
3
0.238095238
0.51724138
3
0
0.4137931
1
5
2
4
3
3
2
7
0.285714286
0.72413793
4
2
15
12
1.428571429
0.82758621
5
1
3
4
0.142857143
0.13793103
21
29
2.095238095
2.62068966
Lampiran 11.
Hasil Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Yang Mencirikan Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Geografik
VARIABEL KEBUTUHAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN WISATA
KONSERVASI LINGKUNGAN
KEINDAHAN ALAM DAN LINGKUNGAN YANG MASIH ALAMI
PENDIDIKAN PERTANIAN
KEBUDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR
HARGA PAKET WISATA YANG DITAWARKAN
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
EVALUASI KEPUASAN KEBUTUHAN AKAN KEGIATAN MENURUT DAERAH ASAL KEDATANGAN SEBARAN BOBOT BOBOT NON JAKARTA JAKARTA RANKING (n=21) (N=29) RANKING NON JAKARTA JAKARTA 1 6 2 3 0.620689655 0.571428571 2 5 2 4 0.689655172 0.476190476 3 4 9 10 1.379310345 1.714285714 4 3 6 3 0.310344828 0.857142857 5 2 0 4 0.275862069 0 6 1 2 5 0.172413793 0.095238095 21 29 3.448275862 3.714285714 1 6 12 17 3.517241379 3.428571429 2 5 7 5 0.862068966 1.666666667 3 4 1 3 0.413793103 0.19047619 4 3 1 3 0.310344828 0.142857143 5 2 0 1 0.068965517 0 6 1 0 0 0 0 21 29 5.172413793 5.528771429 1 6 5 3 0.620689655 1.428571429 2 5 1 7 1.206896552 0.238095238 3 4 7 3 0.413793103 1.333333333 4 3 6 6 0.620689655 0.857142857 5 2 2 5 0.344827586 0.19047619 6 1 5 0.172413793 0 21 29 3.379310345 4.047619048 1 6 2 5 1.034482759 0.571428571 2 5 9 11 1.896551724 2.142857143 3 4 4 6 0.827586207 0.761904762 4 3 4 2 0.206896552 0.571428571 5 2 2 3 0.206896552 0.19047619 6 1 2 0.068965517 0 21 29 4.24137931 4.238095238 1 6 2 0.413793103 0 2 5 3 0.517241379 0 3 4 1 8 1.103448276 0.19047619 4 3 6 10 1.034482759 0.857142857 5 2 14 6 0.413793103 1.333333333 6 1 0 0 21 29 3.482758621 2.380952381 1 6 1 0.206896552 0 2 5 1 0 0.238095238 3 4 1 4 0.551724138 0.19047619 4 3 3 7 0.724137931 0.428571429 5 2 11 6 0.413793103 1.047619048 6 1 5 11 0.379310345 0.238095238 21 29 2.275862069 2.142857143
Lampiran 12.
Hasil Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Yang Mencirikan Kegiatan Wisata Alam Menurut Pengelompokkan Demografik
EVALUASI KEPUASAN KEBUTUHAN AKAN KEGIATAN MENURUT DAERAH ASAL KEDATANGAN VARIABEL KEBUTUHAN SEBARAN BOBOT BOBOT SMA PT YANG BERKAITAN RANKING RANKING (n=15) (n=35) DENGAN KEGIATAN SMA PT WISATA 1 6 2 3 0.8 0.514285714 2 5 1 5 0.333333333 0.714285714 3 4 8 11 2.133333333 1.257142857 4 3 2 7 0.4 0.6 KONSERVASI LINGKUNGAN 5 2 4 0 0.228571429 6 1 2 5 0.133333333 0.142857143 15 35 3.8 3.457142857 1 6 8 21 3.2 3.6 2 5 5 7 1.666666667 1 3 4 1 3 0.266666667 0.342857143 KEINDAHAN ALAM DAN 4 3 1 3 0.2 0.257142857 LINGKUNGAN YANG MASIH 5 2 1 0 0.057142857 ALAMI 6 1 0 0 0 0 15 35 5.333333333 5.257142857 1 6 1 7 0.4 1.2 2 5 1 7 0.333333333 1 3 4 4 6 1.066666667 0.685714286 4 3 5 7 1 0.6 PENDIDIKAN PERTANIAN 5 2 2 5 0.266666667 0.285714286 6 1 2 3 0.133333333 0.085714286 15 35 3.2 3.857142857 1 6 3 4 1.2 0.685714286 2 5 6 14 2 2 3 4 2 8 0.533333333 0.914285714 KEBUDAYAAN 4 3 3 3 0.6 0.257142857 MASYARAKAT SEKITAR 5 2 1 4 0.133333333 0.228571429 6 1 2 0 0.057142857 15 35 4.466666667 4.142857143 1 6 1 1 0.4 0.171428571 2 5 3 0 0.428571429 3 4 1 8 0.266666667 0.914285714 HARGA PAKET WISATA 4 3 7 9 1.4 0.771428571 YANG DITAWARKAN 5 2 6 14 0.8 0.8 6 1 0 0 0 0 15 35 2.866666667 3.085714286 1 6 1 0 0.4 0 2 5 0 1 0 0.142857143 3 4 1 4 0.266666667 0.457142857 SARANA DAN PRASARANA 4 3 3 7 0.6 0.6 PENUNJANG 5 2 5 12 0.666666667 0.685714286 6 1 5 11 0.333333333 0.314285714 15 35 2.266666667 2.2