RINGKASAN
ETY SUPARTINI. Pengaruh Intervensi Sayuran Wortel (Daucus carota L.) terhadap Status Vitamin A dan Morbditas Anak
Sekolah Dasar. Studi Kasus di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi (Di bawah bimbingan AMINI NASOETION dan NINO YAYAH SAWIYYAH). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi makanan yang berasal dari sayuran wortel berupa sup dan juice terhadap status vitamin A dan morbiditas anak sekolah dasar, mengetahui hubungan tingkat konsumsi vitamin A, energi, protein dan lemak dengan serum vitamin A, serta hubungan serum vitamin A dan keadaan sanitasi lingkungan dengan morbiditas. Penelitian ini dilaksanakan di desa Karangtengah dan ciheulang Tonggoh, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, berlangsung dari bulan Mei sampai Oktober 1992. Pemilihan lokasi penelitian dan contoh penelitian dilakukan secara purposive sampling. Contoh penelitian adalah anak sekolah dasar kelas 3, 4 dan 5 (9-13 tahun), berstatus gizi kurang atau buruk serta tidak menderita penyakit menahun, yaitu sebanyak 111 anak yang dibagi menjadi 3 kelompok : Kelompok A (37 anak) adalah kelompok yang mendapat intervensi sup, kelompok B (38 anak) mendapat intervensi juice, dan kelompok C (36 anak) sebagai kelompok kontrol. Intervensi diberikan selama 2 bulan. Sayuran wortel yang diberikan mengandung vitamin A sejumlah kekurangan vitamin A ratarata perhari. Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan pengukuran langsung. Data hasil penelitian dianalisa secara deskriptif dan statistik. Data morbiditas (selama sebulan terakhir) ditabulasi secara manual. Kecukupan energi dan protein dihitung menurut FAO/WHO/UNU (1985) dalam Hardinsyah dan Martianto (1989). Status gizi diukur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB menggunakan baku rujukan WHO/ NCHS (Tarwotjo, 1990). Serum vitamin A diukur dengan metoda HPLC (High Performance Liquid Chromatography), kemudian dikelompokkan menjadi 2 katagori yaitu kelompok vitamin A rendah (kurang dari 30 ~ g f d l )dan vitamin A cukup (230 pg/dl) (Sediaoetama, 1987). Skor dilakukan untuk data sanitasi lingkungan dan dikatagorikan menjadi 3 kelompok, yaitu lingkungan aman, kurang aman dan tidak aman. Untuk mengetahui hubungan status vitamin A dengan morbiditas, serta perubahan morbiditas sesudah intervensi, digunakan uji x2. Uji regresi digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat konsumsi zat gizi dengan serum vitamin A. Uji beda nilai tengah dilakukan untuk mengetahui perubahan serum vitamin A sebelum dan sesudah intervensi, dan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap serum vitamin A (Siegel, 1988).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi, serum vitamin A berkisar antara 12,lO hingga 42,OO pgjdl darah, dengan rata-rata pada kelompok sup 31,40, juice 30,47 dan kontrol 30,25 pg/dl darah. Setelah intervensi, serum vitamin A rata-rata naik menjadi 31,69 pg/dl darah atau naik 4,76 persen (p<0,05). Kenaikan tertinggi dialami kelompok juice (7,45 % ) , diikuti kelompok kontrol (6,OO % ) dan kelompok sup (1,05 % ) . Intervensi sayuran wortel belum memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap kenaikan serum vitamin A (H= 1,072, p>0,05). Serum vitamin A kelompok intervensi dengan status vitamin A rendah (A1,Bl) sesudah intervensi masing-masing naik sebesar 22,13 persen dan 16,49 persen (p<0,01), C1 naik 15,32 persen (p<0,05). Sebaliknya, serum vitamin A kelompok dengan status vitamin A cukup (A2,B2,C2), sesudah intervensi mengalami penurunan (p>0,05). Tingkat konsumsi vitamin A dan protein mempengaruhi tinggi rendahnya serum vitamin A. Tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan vitamin A rata-rata berada di bawah kecukupan yang dianjurkan, baik sebelum maupun sesudah intervensi. Sebelum intervensi, sebanyak 43,24 persen anak kelompok sup, 44,74 persen juice, dan 61,11 persen pada kelompok kontrol menderita penyakit infeksi. Infeksi saluran pernafasan merupakan penyakit yang paling banyak diderita (89,09 % ) , kemudian infeksi saluran pencernaan (38,18 % ) dan infeksi kulit (18,18 % ) . Sebagian besar anak (61,82 % ) menderita 1 macam penyakit infeksi. Sebanyak 15 anak dari jumlah yang sakit (27,27 % ) menderita 2 macam penyakit infeksi, dan sisanya (10,91 % ) menderita 3 macam penyakit infeksi. Tidak ada hubungan nyata antara status serum vitamin A dengan prevalensi infeksi (x2= 2,614, p>O,05) , tetapi ada kecenderungan pada kelompok anak yang berstatus vitamin A rendah mempunyai riwayat penyakit infeksi lebih tinggi. Penyakit infeksi berhubungan nyata dengan keadaan sanitasi lingkungan (p<0,05). Makin buruk sanitasi lingkungannya maka makin banyak penyakit infeksi yang diderita. Prevalensi infeksi setelah intervensi cenderung menurun. Penurunan tertinggi dialami oleh kelompok juice (31,59 % ) , diikuti kontrol (30,55 % ) dan sup (18,92 % ) . Sebanyak 69,11 persen dari penderita infeksi sebelum intervensi tidak mengalami infeksi lagi setelah intervensi. Meskipun demikian, penurunan prevalensi infeksi setelah intervensi tidak nyata (p>0,05). Penurunan prevalensi infeksi tersebut diduga disebabkan karena pengobatan.
PENGAIiUII INTEltVENSI SAYURAN WORTEL (Dczrtcrrs ctrrota L.) 'rERIIADAI' S'f'A'f'US VITAhlIN A DAN RI0RRII)I'l'AS ANAK SEKOLAII DASAR (Studi Kasus di Kec. Cibadak, Kab. Sukabumi)
Skripsi ~ e b a g a isalah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanin Institut Pertanian Boqor
Oleh ETY SUPARTINI A. 240429
JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
:
PENGARUH INTERVENSI SAYURAN WORTEL (Daucus carota L.) TERHADAP STATUS VITAMIN A DAN MORBIDITAS ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kec. Cibadak, Kab. Sukabumi)
Nama Mahasiswa : ETY SUPARTINI Nomor Pokok
: A. 240429
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I1
Ir. Amini Nasoetion, M.S. NIP. 130234811
Ir. Nino Yayah Sa'diyyah NIP. 131879338
,a Keluar
M.S.
Tanggal lulus : 14 Desember 1993