JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel “X” Wonogiri Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058 Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro email:
[email protected]
Abstrak Dampak dari pencemaran industri mebel dapat mengganggu kesehatan pekerja dan pencemaran udara. Bahan pencemar tersebut berasal dari debu yang dihasilkan dari proses pengampelasan kayu. Debu dapat menimbulkan efek berupa gangguan fungsi paru apabila melebihi kadar ambang batas dan paparan yang cukup lama. Kapasitas fungsi paru dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, masa kerja, kebiasaan olahraga, status gizi dan pemakaian masker . Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara karakteristik pekerja (umur, masa kerja, kebiasaan olahraga, status gizi) dan pemakaian masker dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel ”x” Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dan Fisher Exact. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 18 orang dengan jenis kelamin perempuan. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner keluhan subyektif, spirometer, microtoise, timbangan berat badan dan HVS (High Volume Sampler). Hasil analisis bivariat dengan uji Fisher Exact diperoleh nilai p=0,019. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemakaian masker dengan kapasitas fungsi paru. Dari uji statistic menggunakan Chi Square dengan tingkat kesalahan 5% (0,05) dengan nilai p < 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kapasitas fungsi paru, tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas fungsi paru, tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kapasitas fungsi paru, tidak ada hubungan antara status gizi dengan kapasitas fungsi paru, ada hubungan antara pemakaian masker dengan kapasitas fungsi paru. Di sarankan kepada pemilik perusahaan agar mengharuskan pekerja untuk memakai masker pada saat bekerja. Kata Kunci :
Karakteristik pekerja, pemakaian masker, kapasitas fungsi paru
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm PENDAHULUAN
kapasitas fungsi paru pada
Tenaga kerja di industri meubel kayu mempunyai risiko yang
sangat
besar
untuk
penimbunan debu pada saluran pernafasan.
Proses
produksi
meubel kayu meliputi beberapa tahap yaitu proses penggergajian kayu,
penyiapan
bahan
baku,
penyiapan komponen, perakitan dan pembentukan, dan proses akhir
pengamplasan
pengepakan. produksi
Dalam
yang
paling
dan tahapan banyak
menghasilkan debu adalah pada tahapan pengamplasan. Dari
pekerja
wanita
pengampelasan di industri mebel ”x” Wonogiri. Tujuan khususnya adalah
mendeskripsikan
gambaran
awal
umum
perusahaan,
mendeskripsikan proses produksi, mendeskripsikan pekerja,
karakteristik mendeskripsikan
pemakaian masker,mengukur dan mendeskripsikan
kadar
debu
lingkungan kerja, mengukur dan mendeskripsikan kapasitas fungsi paru
pekerja,
menganalisa
hubungan umur dengan kapasitas fungsi
paru,
hubungan
observasi
bagian
kapasitas
masa
menganalisa kerja
fungsi
dengan paru,
didapatkan bahwa kadar debu
menganalisa hubungan kebiasaan
tertinggi
olahraga dengan kapasitas fungsi
terletak
di
bagian
pengampelasan. Sementara para
paru,
pekerjanya
pemakaian
50%
tidak
menggunakan masker.
meganalisa
hubungan
masker
dengan
kapasitas fungsi paru.
Penelitian ini memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan
MATERI DAN METODE
tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah mengetahui hubungan
Penelitian ini merupakan penelitian
antara karakteristik pekerja dan pemakaian masker dengan
explanatory
research
melalui pengujian hipotesa yang telah
dirumuskan
Populasi
dalam
sebelumnya.1 penelitian
ini
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm seluruh
pekerja
HASIL
bagian
“x” Wonogiri. Sampel yang diambil
Proses
dalam penelitian ini adalah total sebanyak
18
spirometer,
Wonogiri adalah pengampelasan, pewarnaan,
high
data.
sailer
coat, polis (pewarnaan), bungkus.
dan microtoa digunakan sebagai pengumpul
sainding
(penyemprotan warna dasar), top
volume sampler, timbangan injak,
alat
produksi
pengolahan di industri mebel “x”
orang
dengan jenis kelamin perempuan. Kuesioner,
DAN
PEMBAHASAN
pengampelasan di industri mebel
populasi
PENELITIAN
Data
dianalisis dengan uji chi square. Table 4.1 distribusi frekuensi karakteristik responden pada pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. No.
1
2
3
4
5
Variabel
Umur
Masa Kerja
Kategori
Jumlah n
%
a.
< 40 tahun
6
33.3
b.
≥ 40 tahun
12
66.7
a.
< 5 tahun
5
27.8
b.
≥ 5 tahun
13
72.2
Kebiasaan Olahraga
a. Ya
6
33.3
b. Tidak
12
66.7
Status Gizi
a. Normal
12
66.7
b. Tidak Normal
6
33.3
Pemakaian Masker a. 4-6 Kali
4
22.2
b. 1-3 Kali
5
27.8
c. Tidak Pakai
9
50.0
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm 6
Kapasitas Fungsi Paru
a.
Normal
2
11.1
b.
Tdk normal
16
88.9
Dari table 4.1 diketahui
Dari
hasil
bahwa sebesar 66,7% pekerja
kadar
berumur lebih dari sama dengan
didapatkan hasil sebesar 12,76
40 tahun, 72,2% pekerja memiliki
mg/m³ di bagian pengampelasan.
masa
Hal ini tidak sesuai dengan Surat
kerja
lebih
dari
sama
debu
pengukuran
lingkungan
dengan 5 tahun, 66,7% pekerja
Edaran
tidak
kebiasaan
Nomor : SE-01/MEN/1997 tentang
olahraga, 66,7% pekerja memiliki
nilai ambang batas factor kimia di
status gizi normal, 50% pekerja
udara
tidak menggunakan masker pada
NAB debu kayu untuk paparan 8
saat bekerja, dan 88,9% memiliki
jam adalah 10 mg/m³.2
melakukan
Menteri
Tenaga
kerja
lingkungan
kerja
Kerja
bahwa
kapasitas fungsi paru tidak normal. Tabel 4.2 tabulasi silang umur dengan kapasitas fungsi paru pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. Umur (Tahun)
< 40 ≥ 40 Total p = 0,098 > 0,05 Tabel
4.2
Dari
Normal F 2 0 2
hasil
Kapasitas fungsi paru Tidak normal % f % 11.1 4 22.2 0 12 66.7 11.1 16 88.9 Ho = diterima
analisis
tidak
Total F 6 12 18
berhubungan
% 33.3 66.7 100
dengan
dengan uji Chi-Square diperoleh
kejadian kapasitas fungsi paru
nilai p=0,098. Sehingga secara
pada
statistik
variabel
umur
pekerja
pekerja
wanita
bagian
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm pengampelasan di industri mebel
fungsi paru.3 Faktor yang diduga
“x” Wonogiri.
menjadi
Hasil penelitian ini tidak
penyebab
umur
tidak
berhubungan
dengan
kapasitas
sesuai dengan pendapat yang
fungsi
adalah
kebiasaan
menyatakan
bahwa
umur
responden
berhubungan
dengan
proses
penuaan
atau
bertambahnya
paru
masker
dalam yang
sehingga menyebabkan
seseorang maka semakin besar
responden
terjadi
kurang
baik,
itu
yang
hal
penuuan umur. Semakin tua umur
kemungkinan
pemakaian
kondisi tidak
paru normal
penurunan
Tabel 4.3 tabulasi silang masa kerja dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. Masa (Tahun)
Kerja Normal F 2 0 2
<5 ≥5 Total p = 0,065 > 0,05
Kapasitas Fungsi Paru Tidak normal % f % 11.1 3 16.7 0 13 72.2 11.1 16 88.9 Ho = diterima
Total F 5 13 18
% 27.8 72.2 100
Tabel 4.3 hasil analisis dengan uji
responden bekerja, maka semakin
Chi Square diperoleh nilai p=
besar responden terpapar debu
0,065. Sehingga secara statistik
sehingga
variabel
tidak
kesehatan parunya. Efek debu
kejadian
akan muncul pada lama kerja lebih
masa
berhubungan
kerja
dengan
mempengaruhi
kapasitas fungsi paru pada pekerja
dari
wanita bagian pengampelasan di
tergantung dari dosis paparan dan
industri mebel “x” Wonogiri.
sifat
Hasil penelitian ini tidak
5
dapat
tahun,
debu
tetapi
yang
hal
terhirup
ini
tiap
harinya.4 Tetapi pada keseluruhan
sesuai dengan pendapat yang
sampel
menyatakan bahwa masa kerja
masa
dapat
kapasitas fungsi paru menyatakan
berpengaruh
terhadap
responden yaitu semakin lama
tidak
yang kerja
ada
menghubungkan dengan
hubungan.
kondisi
Hal
ini
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm kemungkinan dapat dikarenakan
debu,
sehingga
kondisi
paru
oleh beberapa hal yaitu riwayat
responden masih baik, kebiasaan
kerja responden yang sebelumnya
responden dalam menggunakan
pernah bekerja di unit lain yang
APD (masker).
tidak terpapar langsung dengan Tabel 4.4 tabulasi silang kebiasaan olahraga dengan kapasitas fungsi paru pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. Kebiasaan Olahraga
Normal F Ya 2 Tidak 0 Total 2 p = 0,098 > 0,05
Kapasitas Fungsi Paru Tidak normal % f % 11.1 4 22.2 0 12 66.7 11.1 16 88.9 Ho = diterima
Total F 6 12 18
% 33.3 66.7 100
Tabel 4.4 hasil analisis
olahraga dengan kondisi kapasitas
dengan uji Chi-Square diperoleh
fungsi paru menyatakan tidak ada
nilai p=0,098. Sehingga secara
hubungan. Hal ini kemungkinan
statistik
kebiasaan
dapat dikarenakan oleh beberapa
berhubungan
hal yaitu aktifitas yang tinggi yang
variabel
olahraga
tidak
dengan kejadian kapasitas fungsi
dilakukan
paru pada pekerja wanita bagian
melakukan aktifitas yang tinggi
pengampelasan di industri mebel
secara
“X” Wonogiri.
melakukan
Hasil penelitian ini tidak
dapat
oleh
rutin
responden,
seperti
halnya
olahraga
sehingga
meningkatkan
kapasitas
sesuai dengan pendapat yang
paru sekitar 30-40%,6 durasi atau
menyatakan bahwa kapasitas vital
lama
paru
olahraga
dapat
dipengaruhi
oleh
berolahraga yang
dan
dilakukan
kebiasaan seseorang melakukan
responden
olahraga.5
pada
mempengaruhi
yang
kapasitas fungsi parunya.
keseluruhan menghubungkan
Tetapi sampel
kebiasan
juga daya
jenis oleh dapat tahan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tabel 4.5 tabulasi silang satus gizi dengan kapasitas fungsi paru pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. Status Gizi
Normal Tidak Normal Total p = 0,431 > 0,05
Normal F 2 0 2
Kapasitas Fungsi Paru Tidak normal % f % 11.1 10 55.6 0 6 33.3 11.1 16 88.9 Ho = diterima
Tabel 4.5 hasil analisis
Total F 12 6 18
% 66.7 33.3 100
tumbuh kembang organ di dalam
dengan uji Chi-Square diperoleh
tubuh
nilai p=0,431. Sehingga secara
diasumsikan apabila status gizi
statistik variabel status gizi tidak
seseorang
berhubungan
tubuhnya tidak dapat berkembang
dengan
kejadian
kapasitas fungsi paru tidak normal pada
pekerja
wanita
bagian
pengampelasan di industri mebel “X” Wonogiri. Hasil menunjukkan
penelitian bahwa
sebesar
66,7% responden memiliki status gizi normal dan 33,3% responden memiliki status gizi gemuk. Status gizi berpengaruh terhadap daya
dan
seseorang
buruk
berfungsi
sedangkan
pada
dapat
maka
organ
dengan
baik
orang
yang
memiliki status gizi lebih (obesitas) maka kerja organ pernafasan akan terganggu lemak
karena
yang
penumpukan
berlebihan
yang
menghambat proses pernafasan sehingga
seseorang
membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan
respirasi.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tabel 4.6 tabulasi silang pemakaian masker dengan kapasitas fungsi paru pekerja wanita bagian pengampelasan di industri mebel “x” Wonogiri. p = 0,019 < 0,05 Pemakaian Masker 4-6 kali 1-3 kali Tidak pakai Total
Ho = ditolak Kapasitas Fungsi Paru Tidak Normal % f % 11.1 2 11.1 0 5 27.8 0 9 50.0 11.1 16 88.9
Normal F 2 0 0 2
Total f 4 5 9 18
% 22.2 27.8 50.0 100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tabel 4.6 hasil analisis dengan uji Chi-Square Sehingga
diperoleh secara
nilai
p=0,019.
statistik
variabel
pemakaian alat pelindung pernapasan
KESIMPULAN
(masker) berhubungan dengan kejadian
Penelitian
ini
dilakukan
pada
kapasitas fungsi paru tidak normal pada
pekerja wanita bagian pengampelasan di
pekerja wanita bagian pengampelasan di
industri
industri mebel “X” Wonogiri.
produksi pengolahan di industri mebel “X”
Dari hasil wawancara dengan 18 responden
didapatkan
bahwa
22,2%
mebel
Wonogiri
“x”
terdiri
pewarnaan,
Wonogiri.
dari
Proses
pengampelasan,
sainding
sailer
tenaga kerja yang 4-6 kali menggunakan
(penyemprotan warna dasar), top coat,
masker selama bekerja, 27,8% memakai
polis (pewarna), bungkus. 66,7% Umur
masker 1-3 kali dalam seminggu, dan
pekerja lebih dari atau sama dengan 40
50,0% pekerja yang tidak menggunakan
tahun. 72,2% telah bekerja lebih dari atau
masker pada saat bekerja. Berdasarkan
sama dengan 5 tahun. 66.7% memiliki
hasil pengukuran kapasitas fungsi paru
kebiasaan tidak olahraga. 66.7% memiliki
pada
bagian
status gizi normal. 50,0% pekerja tidak
pengampelasan di industri mebel ”x”
menggunakan masker pada saat bekerja.
Wonogiri
Kadar
pekerja
wanita
dengan
menggunakan
debu
tertinggi
sebesar
12.76
spirometri, hasil terbanyak menunjukkan
mg/m³ yaitu di bagian pengampelasan.
bahwa para pekerja wanita mengalami
88.9% pekerja memiliki kapasitas fungsi
gangguan fungsi paru restriktif. Hal ini
paru tidak normal. Tidak ada hubungan
disebabkan karena kebanyakan pekerja
umur dengan kapasitas fungsi paru pada
tidak menggunakan masker pada saat
pekerja wanita bagian pengampelasan.
bekerja, sehingga banyak debu yang
Tidak ada hubungan masa kerja dengan
terhirup oleh para pekerja. Secara teoritis
kapasitas
efek pemaparan debu dipengaruhi oleh
wanita bagian pengampelasan. Tidak ada
ukuran partikel, konsentrasi dan lamanya
hubungan kebiasaan olahraga dengan
kontak serta sifat dari debu.7 Sehingga
kapasitas
semakin besar kadar debu kemungkinan
wanita bagian pengampelasan. Tidak ada
untuk menimbulkan gangguan fungsi paru
hubungan status gizi dengan gangguan
akan semakin besar, apalagi didukung
fungsi
oleh kadar debu yang melebihi NAB dan
pengampelasan.
kebiasaan
pemakaian masker dengan kapasitas
penggunaan
masker
bekerja yang kurang disiplin.
saat
fungsi
fungsi
paru
paru
paru
pada
pada
pada
pekerja Ada
pekerja
pekerja
bagian
hubungan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm fungsi paru pada pekerja wanita bagian pengampelasan.
SARAN Pihak
pemilik
mendisiplinkan memakai
seharusnya
pekerjanya
masker
dan
terus
menerus
kepada
selalu
sehingga
paparan
debu
dapat
yang
mengurangi
mengenai
para
pekerja. Pekerja diharapkan memakai masker
selama
melakukan
produksi sehingga paparan
debu
proses
dapat mengurangi
yang
mengenai
5. Syukri Sahab. Teknik Manajemen dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Bina Sumber Daya Manusia. 1997.
para
pekerja untuk memakai masker pada saat bekerja
4. Suma’mur, PK. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : CV. Haji Mas Agung. 1996.
untuk
mengingatkan atau memberikan saran secara
3. Suyono, Joko. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC. 2002
para
6. Guyton dan Hall. fisiologi kedokteran. Terjemahan Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. 1997. 7. Price, Sylvia Anderson, dan Lorraine Mc. Carty Wilson, Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, Terjemahan Adji Dharma bagian 1, Jakarta, EGC (Penerbit Buku Kedokteran), 1980
pekerja.
DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmojo, S. metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: PT. Reneka Cipta. 2002. 2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE-01/MEN/1997. Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
8. Suma’mur, PK. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Jakarta: CV. Haji Masagung. 1994. 9. Depkes RI. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta. 2003. 10. Warpaji, Suparman. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :FK UI. 1994.