REVISI
PT MITRA INVESTINDO Tbk
LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
PT MITRA INVESTINDO Tbk DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PER 31 MARET 2011 DAN PER 31 DESEMER 2010
i
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
iii
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
iv
LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
v
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1
PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PER 31 MARET 2011 DAN PER 31 DESEMBER 2010
A S E T Catatan
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - setelah dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-ragu sebesar Rp 1.064.189.235 dan Rp 1.279.092.715 per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Piutang Lain-lain Persediaan - setelah dikurangi Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan sebesar Rp 204.572.599 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Investasi Dalam Saham Pajak Dibayar di Muka Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Beban Eksplorasi yang Ditangguhkan Aset Pajak Tangguhan Properti Investasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 394.418.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Aset Tetap - setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar Rp 27.688.115.298 dan Rp 26.311.980.285 per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Aset Tidak Lancar Lainnya Total Aset Tidak Lancar
2011 Rp
2010 Rp
2c,k&3
39.772.409.949
29.631.218.043
2b,c,k&4 2b,c&5
17.225.432.166 1.335.816.016
13.291.151.187 672.177.081
2d&6 2c&10 7 8
14.379.948.328 624.424.950 4.523.684.845 797.651.751 78.659.368.005
16.269.842.457 589.734.675 3.425.212.406 1.535.681.077 65.415.016.926
2g&9 2n&7
7.861.034.649 1.833.978.747
8.224.424.014 1.805.634.662
2e,h&11
1.800.972.000
1.800.972.000
2f,h&12 13&21
31.579.753.274 6.759.750.352 49.835.489.022
32.892.470.687 4.785.616.742 49.509.118.105
128.494.857.027
114.924.135.031
TOTAL ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
i
PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (Lanjutan) PER 31 MARET 2011 DAN PER 31 DESEMBER 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan
LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman Bank Utang Usaha Utang Obligasi kepada Pihak Ketiga yang Dapat Ditebus dan Dipertukarkan Utang Pajak Utang Lain-lain Beban Yang Masih Harus Dibayar Uang Muka Penjualan Bagian Jangka Pendek atas Pinjaman Pihak Ketiga
2010 Rp
2c,i&14 2c,k&15
10.000.000.000 6.116.149.023
10.000.000.000 4.371.413.356
2c,j,k&16 7 2c,k&17 2c,k&18 19
8.709.000.000 5.419.984.983 12.602.370.084 6.731.895.627 949.197.602
8.991.000.000 2.964.713.569 13.545.675.513 4.751.551.808 232.079.800
2c,k&20
4.849.179.357
6.746.058.308
55.377.776.676
51.602.492.354
2c,k&20
20.446.658.449
21.108.727.307
21 2o&22
6.743.750.353 1.936.373.318 29.126.782.120
4.769.616.742 1.936.373.318 27.814.717.367
84.504.558.796
79.417.209.721
334.161.400.000 3.504.064.650 (294.044.941.369) 369.774.950
334.161.400.000 3.504.064.650 (302.493.624.015) 335.084.675
43.990.298.231
35.506.925.310
128.494.857.027
114.924.135.031
Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman Pihak Ketiga - setelah Dikurangi Bagian Jangka Pendek Dana Jaminan Pengelolaan Lingkungan dan Dana Kepedulian Terhadap Masyarakat Cadangan Imbalan Kerja Total Liabilitas Jangka Panjang
2011 Rp
Total Liabilitas EKUITAS Modal Saham Modal Dasar : - 1.200.000.000 saham kelas A dengan ilai nominal Rp 250 per saham - 26.400.000.000 saham kelas B dengan nilai nominal Rp 25 per saham Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : - 1.200.000.000 saham Kelas A dan 1.366.456.000 saham Kelas B Tambahan Modal Disetor Saldo Rugi Komponen Ekuitas Lainnya
23 2l&24
Total Ekuitas
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
ii
PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
Catatan
2011 Rp
2010 Rp
PENJUALAN
2m&25
46.665.982.191
19.970.673.910
Beban Pokok Penjualan
2m&26
(20.621.461.585)
(13.169.448.168)
2m&27 2m&27 2m 2k&m 2m
26.044.520.606 (13.121.337.219) (2.808.578.863) (645.865.357) 690.823.474 379.877.520
6.801.225.742 (3.625.781.673) (2.848.976.972) (599.205.625) 1.286.720.671 66.351.376
10.539.440.161
1.080.333.519
(2.119.101.600) 28.344.085
(269.649.200) 77.906.450
8.448.682.646
888.590.769
Pendapatan Komprehensif Lain: Investasi Dalam Saham Pajak Penghasilan Terkait
34.725.000 (34.725)
-
Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak:
34.690.275
-
8.483.372.921
888.590.769
Laba Bruto Beban Pemasaran Beban Umum dan Administrasi Beban Bunga Laba (Rugi) Selisih Kurs Laba (Beban) Lain-lain - Bersih Laba Sebelum Pajak
2n&7
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tahun Berjalan Tangguhan LABA BERSIH
Total Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan 2p
LABA BERSIH PER SAHAM
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
iii
3,29
0,35
PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp SALDO PER 1 JANUARI 2010 LABA BERSIH UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2010
Laba Yang Belum Direalisasi Atas Perubahan Nilai Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Rp
Tambahan Modal Disetor Rp
334.161.400.000
-
3.504.064.650
-
-
Akumulasi Kerugian Rp
Total Ekuitas Rp
(309.085.965.516)
-
888.590.769
28.579.499.134
888.590.769
SALDO PER 31 MARET 2010
334.161.400.000
3.504.064.650
-
(308.197.374.747)
29.468.089.903
SALDO PER 1 JANUARI 2011
334.161.400.000
3.504.064.650
335.084.675
(302.493.624.015)
35.506.925.310
-
-
34.690.275
TOTAL LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA BERSIH UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 SALDO PER 31 MARET 2011
334.161.400.000
3.504.064.650
-
34.690.275
8.448.682.646
8.448.682.646
(294.044.941.369)
43.990.298.231
369.774.950
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
iv
PT MITRA INVESTINDO Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2011 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran Pajak Pemberian Pinjaman Piutang Lain-lain Pembayaran untuk Pemasok Penerimaan Bunga Pembayaran Lainnya Pembayaran kepada Pihak Ketiga dan untuk Beban Operasional Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2010 Rp
43.416.493.140 (762.302.626) (663.638.935) (12.735.585.118) 110.236.330 (392.326.476)
18.449.140.345 (146.489.826) (264.747.271) (12.157.890.670) 113.974.429 298.160.251
(17.060.915.638) 11.911.960.677
(5.878.729.710) 413.417.548
(63.417.600) (63.417.600)
(493.348.000) (493.348.000)
(1.707.351.171)
-
(1.707.351.171)
-
PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
10.141.191.906
(79.930.452)
KAS DAN BANK, AWAL
29.631.218.043
17.655.037.363
KAS DAN BANK, AKHIR
39.772.409.949
17.575.106.911
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan Aset Tetap Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pelunasan atas Pinjaman Pihak Ketiga Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
v
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
1. U M U M a.
Pendirian Perusahaan PT Mitra Investindo Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 280 tanggal 16 September 1993 dari Notaris Misahardi Wilamarta, SH., di Jakarta, dengan nama PT Minsuco International Finance. Akta Pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-12711.HT.01.01.Th.93 tanggal 30 Nopember 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal 29 Maret 1994, Tambahan No. 1737. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 32 tanggal 30 Juli 2009 dari Dr. Amrul Partomuan Pohan, SH., LL.M., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.J.1 tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”. Perubahan tersebut telah disampaikan dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10-02314 tanggal 28 Januari 2010. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusatnya terletak di gedung Menara Karya Lt. 7 Unit A. Jl. HR. Rasuna Said Blok. X5 Kav. 1 dan 2, Jakarta dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1994. Sesuai dengan Pasal 3 Akta anggaran dasar Perusahaan, kegiatan usaha Perusahaan adalah di bidang pertambangan, perindustrian, pertanian, pembangunan (pemborongan), perdagangan dan jasa.
1
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
1.
U M U M (Lanjutan) b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Ringkasan kegiatan Perusahaan (corporate action) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan Perusahaan sejak tanggal penawaran umum saham perdana sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Beredar setelah Transaksi
Kegiatan Perusahaan Penawaran umum perdana dan pencatatan sebagian saham Perusahaan
Tanggal Efektif
58.800.000
20 Juni 1997
Pencatatan seluruh saham Perusahaan
120.000.000
16 Juli 1997
Perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham (stock split)
240.000.000
22 Mei 2000
Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tanpa hak memesan efek terlebih dahulu kepada L&M Group Investment Limited sebesar 720.000.000 saham
960.000.000
2 September 2002
Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tanpa hak memesan efek terlebih dahulu kepada Money Arround International Limited (MAIL) sebagai kompensasi pelunasan hutang dengan saham sebesar 240.000.000 saham
1.200.000.000
27 Juli 2005
Penempatan saham kelas B dengan nilai nominal Rp 25 per saham sehubungan dengan penggabungan usaha, sehingga saham yang beredar menjadi: Kelas A, nominal Rp 250 Kelas B, nominal Rp 25
1.200.000.000 1.366.456.000
24 April 2006
2
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
1.
U M U M (Lanjutan) c.
Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 34 tanggal 23 Juni 2010 dari Notaris Dr. Amrul Partomuan Pohan, SH., LL.M., di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Presiden Direktur Direktur
: Andreas Tjahjadi : Herman Setya Budi : Mustofa Simon Halim : Kumari : Diah Pertiwi Gandhi Yuliantina Wangsawiguna
Susunan Komite Audit Perusahaan per 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Simon Halim : Sandi Rahaju Eko Santo
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 18 tanggal 25 Mei 2009 dari Dr. Amrul Partomuan Pohan, SH., LL.M., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Presiden Direktur Direktur
: : : : :
Andreas Tjahjadi Mustofa Simon Halim Herman Setya Budi Diah Pertiwi Gandhi Kumari
Susunan Komite Audit Perusahaan per 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Simon Halim : Yuliantina Eko Santo
Perusahaan mempekerjakan 169 dan 176 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
3
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
1.
U M U M (Lanjutan) d.
Area Eksploitasi/Pengembangan Perusahaan saat ini memiliki wilayah eksploitasi sebagai berikut:
Nama Lokasi
Tanggal perolehan Izin Eksploitasi
Tanggal Jatuh Tempo
Jumlah Jumlah Cadangan Biaya Terbukti Eksploitasi (Ton)
Bintan, 20 Mei 2009 19 Mei 2014 Kepulauan Riau 2.
100%
12.287.739
Jumlah Produksi (Ton) Januari - Akumulasi Maret Jumlah 2011 Produksi 488.671
1.716.545
KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000. Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a.
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep biaya historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengklasifikasikan arus kas sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan secara khusus, disajikan dalam Rupiah.
b.
Piutang Sejak 1 Januari 2010, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap dan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif diklasifikasikan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek di mana pengakuan bunga tidak material. Sebelum 1 Januari 2010, piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar nilai bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu yang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya. 4
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c.
Aset dan Kewajiban Keuangan Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010. Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan juga telah mempertimbangkan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 35. (1) Aset Keuangan Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lainlain dan investasi dalam saham. Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai: • Pinjaman yang diberikan dan piutang • Investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya di mana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi.
5
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c.
Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (1) Aset Keuangan (Lanjutan) Aset keuangan tersedia untuk dijual (Lanjutan) Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan. (2) Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman bank, pinjaman pihak ketiga, utang usaha, utang obligasi kepada pihak ketiga yang dapat ditebus dan dipertukarkan, utang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar. Perusahaan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (3) Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar. Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).
6
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c.
Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (4) Penghentian Pengakuan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. (5) Penurunan Nilai Aset Keuangan Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut: Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
7
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c.
Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (5) Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan) Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini. Ketika piutang lain-lain dan piutang karyawan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang lain-lain dan piutang karyawan yang tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai piutang usaha dan piutang lain-lain berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.
d.
Persediaan Persediaan batu granit dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan basis metode rata-rata tertimbang biaya yang terjadi selama tahun berjalan dan mencakup alokasi bagian biaya tidak langsung yang bersifat variabel dan tetap. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan penjualan.
8
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d.
P e r s e d i a a n (Lanjutan) Persediaan suku cadang, bahan bakar, minyak pelumas, dan bahan pendukung dinilai dengan harga perolehan dan ditentukan menggunakan metode rata-rata tertimbang, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan usang dan bergerak lambat. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Bahan pendukung kegiatan pemeliharaan dicatat sebagai beban produksi pada periode digunakan.
e.
Properti Investasi Properti Investasi merupakan tanah dan bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai serta tidak digunakan sendiri atau dijual dalam kegiatan operasi perusahaan. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan. Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasi. Properti investasi yang memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset yang akan dilepas yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual) maka:
f.
-
Pengukuran aset tersebut sebesar nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya penjualan dan tidak disusutkan.
-
Nilai aset tersebut dan hasil operasinya disajikan secara terpisah di Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Aset Tetap Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
9
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f.
Aset Tetap (Lanjutan) Jenis Aset Sarana dan prasarana Mesin Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kendaraan
Metode
Masa Manfaat (Tahun)
Garis Lurus Garis Lurus Garis Lurus Garis Lurus
20 8 dan 16 2, 4 dan 8 4, 5 dan 8
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap dalam penyelesaian dalam hal ini meliputi seluruh biaya untuk membuat aset tetap dalam penyelesaian dapat berfungsi dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap dan disusutkan pada saat aset tetap selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. g.
Beban Eksplorasi yang Ditangguhkan Beban eksplorasi dikapitalisasi dan ditangguhkan, untuk setiap area of interest, apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini: (i). Beban tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan dan eksploitasi area of interest tersebut atau melalui penjualan area of interest tersebut; atau (ii). Kegiatan eksplorasi dalam area of interest belum mencapai tahap yang memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh, dan kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area tersebut masih berlanjut.
10
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g.
Beban Eksplorasi yang Ditangguhkan (Lanjutan) Pemulihan beban eksplorasi yang ditangguhkan tergantung suksesnya pengembangan dan eksploitasi secara komersial, atau penjualan dari area of interest yang terkait. Setiap area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntansi. Beban eksplorasi yang terkait pada suatu area of interest yang telah ditinggalkan atau yang telah diputuskan manajemen bahwa area of interest tidak layak secara ekonomis, dihapuskan pada periode keputusan tersebut dibuat. Beban pengembangan tambang dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pengembangan suatu area of interest yang terjadi sebelum dimulainya operasi di area tersebut, sepanjang telah memenuhi kriteria untuk penangguhan, akan dikapitalisasi. Beban eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan mencakup akumulasi biaya yang terkait dengan penyelidikan umum, administrasi dan perizinan, geologi dan geofisika, dan biaya-biaya yang terjadi untuk mengembangkan area tambang sebelum dimulainya operasi secara komersial. Beban eksplorasi dan pengembangan diamortisasi selama umur tambang dengan menggunakan metode unit produksi sejak dimulainya produksi secara komersial tergantung situasi tambang Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai aktivitas eksplorasi dan pengembangan, sepanjang telah memenuhi kriteria untuk penangguhan, dikapitalisasi sampai aktivitas eksplorasi dan penambangan tersebut selesai. Untuk pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aktivitas tertentu, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diatribusi secara langsung pada suatu aktivitas tertentu, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aktivitas eksplorasi dan pengembangan. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode tertentu, tidak termasuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk aktivitas eksplorasi dan pengembangan tertentu.
h.
Penurunan Nilai dari Aset Tetap dan Aset Lainnya Pada tanggal neraca, Perusahaan melakukan telaah untuk menentukan ada tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Aset tetap dan aset tidak lancar lain-lain, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai apabila terjadi kondisi atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali secara penuh. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam periode dimana pemulihan tersebut terjadi.
11
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i.
Pinjaman Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan pinjaman, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali jika Perusahaan memilih untuk mencatat kewajiban pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.
j.
Utang Obligasi Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut. Sejak tanggal 1 Januari 2010, utang obligasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2c). Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
k.
Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dengan menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Pada tanggal 31 Maret 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Maret 2010, kurs tengah Bank Indonesia yang digunakan dalam penjabaran mata uang adalah sebagai berikut: 2011 (Mar) Rp 1 USD (Dolar Amerika Serikat) 1 SGD (Dolar Singapura) 1 AUD (Dolar Australia)
l.
8.709,00 6.905,89 9.000,76
2010 (Des) Rp 8.991,00 6.980,60 9.142,51
2010 (Mar) Rp 9.115,00 6.506,16 8.344,34
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
12
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan dengan menggunakan tongkang diakui pada saat pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan persyaratan penjualan yang telah disepakati. Pendapatan dari penjualan dengan menggunakan truk diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
n.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
o.
Cadangan Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
p.
Laba Bersih per Saham Dasar Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
13
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) p.
Laba Bersih per Saham Dasar 2011 Rp Laba Bersih yang Tersedia bagi Pemegang Saham Rata-Rata Tertimbang Saham yang Beredar Laba Bersih per Saham Dasar
q.
8.448.682.646 2.566.456.000 3,29
2010 Rp 888.590.769 2.566.456.000 0,35
Penggunaan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasiestimasi, dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi penerapan akuntansi dan jumlah aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari estimasi-estimasi tersebut. Pertimbangan-pertimbangan, estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode di mana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
r.
Informasi Segmen Informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan segmen geografis. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. Perusahaan tidak menyajikan informasi segmen berdasarkan usaha, karena Perusahaan hanya bergerak di bidang pertambangan granit.
3.
KAS DAN SETARA KAS Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Kas Bank Pihak Ketiga Rekening Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Permata Tbk Jumlah
14
2010 Rp
82.491.999
80.449.400
4.397.135.926 784.429.220 6.434.678.070 11.616.243.216
760.313.520 191.167.714 6.357.279.263 7.308.760.497
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
3.
KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 2011 Rp Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank DBS Indonesia PT Bank Permata Tbk Jumlah Rekening Dolar Singapura PT Bank DBS Indonesia Jumlah Bank Deposito Berjangka Pihak Ketiga PT Bank Permata Tbk Jumlah Kas dan Setara Kas
2010 Rp
156.361.386 156.361.386
4.657.036.802 4.657.036.802
19.158.087.793 30.930.692.395
13.062.363.355 25.028.160.654
8.759.225.555
4.522.607.989
39.772.409.949
29.631.218.043
Saldo bank dalam mata uang asing sebesar USD 1.023.721,08 dan SGD 2.774.166,37 pada tanggal 31 Maret 2011 dan USD 1.020.981,51 dan SGD 1.871.237,91 pada tanggal 31 Desember 2010. 4.
PIUTANG USAHA Akun ini merupakan tagihan kepada pelanggan sehubungan dengan penjualan batu granit dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rp Ekspor Lokal
7.152.954.430 11.136.666.971 18.289.621.401 (1.064.189.235) 17.225.432.166
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2010 Rp 6.072.032.398 8.498.211.504 14.570.243.902 (1.279.092.715) 13.291.151.187
Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Rupiah Dolar Singapura Jumlah
1.706.776.929 16.582.844.472 18.289.621.401
2010 Rp 1.015.336.301 13.554.907.601 14.570.243.902
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, saldo piutang usaha dalam mata uang asing masing-masing sebesar SGD 2.401.261,02 dan SGD 1.941.796,92.
15
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
4.
PIUTANG USAHA (Lanjutan) Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo piutang usaha mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2011, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp
Subkontraktor Lain-lain
1.297.147.823 38.668.193 1.335.816.016
Jumlah
2010 Rp 332.324.065 339.853.016 672.177.081
Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo piutang lain-lain mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2011, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang lain-lain karena manajemen berpendapat bahwa piutang tersebut dapat diterima seluruhnya. 6.
PERSEDIAAN Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Batu Granit Suku Cadang Lain-lain
6.953.166.986 6.360.727.031 1.270.626.910 14.584.520.927 (204.572.599) 14.379.948.328
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
2010 Rp 8.215.556.435 6.172.161.238 2.086.697.383 16.474.415.056 (204.572.599) 16.269.842.457
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Penambahan Tahun Berjalan Pemulihan Tahun Berjalan Saldo Akhir
204.572.599 204.572.599
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaan suku cadangnya.
16
2010 Rp 1.154.897.012 (950.324.413) 204.572.599
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
6.
P E R S E D I A A N (Lanjutan) Pada tahun 2010, Perusahaan telah memulihkan cadangan kerugian penurunan nilai atas persediaan suku cadang dan batu granit masing-masing sebesar Rp 551.516.903 dan Rp 398.807.510. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai persediaan suku cadang pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat dari penurunan nilai tersebut.
7.
PERPAJAKAN Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
Pajak Dibayar di Muka Pajak Pertambahan Nilai - Bersih Pajak Penghasilan Pasal 21 Jumlah
4.523.684.845 4.523.684.845
3.425.177.605 34.801 3.425.212.406
3.361.566 320.934.916 81.149.132 2.296.933 1.147.758.536 3.839.164.203 25.319.697 5.419.984.983
14.724.606 139.630.819 31.533.639 2.296.933 937.087.625 1.726.953.402 112.486.545 2.964.713.569
Hutang Pajak Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Penghasilan Badan Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah
Rincian Hutang Pajak Penghasilan Badan sebagai berikut: 2011 Rp Periode Januari - Maret Periode April - Desember Jumlah
2010 Rp
3.839.164.203 -
31.400.769 1.695.552.633
3.839.164.203
1.726.953.402
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif dengan taksiran laba fiskal untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
17
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
7.
P E R P A J A K A N (Lanjutan) 2011 Rp Laba sebelum Pajak Penghasilan Beda Waktu Penyusutan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Piutang Usaha Jumlah Beda Waktu Beda Tetap Tunjangan Karyawan Representasi dan Perjamuan Sumbangan Jasa Giro Lain-lain Jumlah Beda Tetap Taksiran Laba Kena Pajak Dibulatkan Taksiran Beban Pajak Kini: 20 % x Rp 10.595.508.000 20 % x Rp 1.348.246.000 Jumlah Taksiran Beban Pajak Kini Pajak Penghasilan Pasal 25
2010 Rp
10.539.440.161 345.111.184 (203.390.760) 141.720.424
338.723.695 338.723.695
7.500.000 2.427.470 3.500.000 (110.236.330) 11.157.117 (85.651.743) 10.595.508.842 10.595.508.000
8.480.859 34.683.069 (113.974.429) (70.810.501) 1.348.246.713 1.348.246.000
2.119.101.600 2.119.101.600
269.649.200 269.649.200
(6.890.799)
Hutang Pajak Penghasilan Pasal 29 (Pajak Dibayar di Muka Pasal 28a)
1.080.333.519
2.112.210.801
(406.665.801)
(137.016.601)
Besarnya pajak terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak dalam jangka waktu lima tahun sejak pajak terutang. Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan fiskal, pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut:
Saldo Awal Rp Penyusutan Aset Tetap Cadangan Imbalan Kerja Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Properti Investasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Jumlah
1.048.072.341 387.274.664 255.818.543 78.883.599 40.914.519 1.810.963.666
18
2 0 1 1 Penambahan / (Pengurangan) Rp
Saldo Akhir Rp
69.022.237 (40.678.152) 28.344.085
1.117.094.578 387.274.664 215.140.391 78.883.599 40.914.519 1.839.307.751
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
7.
P E R P A J A K A N (Lanjutan)
Saldo Awal Rp Penyesuaian Terkait dengan Penerapan Awal PSAK No.50 (Revisi 2006) dan PSAK No.55 (Revisi 2006) Jumlah
(5.329.004) 1.805.634.662
Saldo Awal Rp Penyusutan Aset Tetap Cadangan Imbalan Kerja Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Properti Investasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Jumlah s/d Maret Pengurangan Tahun Berjalan Jumlah s/d Desember
2 0 1 1 Penambahan / (Pengurangan) Rp
Saldo Akhir Rp
28.344.085
2 0 1 0 Penambahan / (Pengurangan) Rp
(5.329.004) 1.833.978.747
Saldo Akhir Rp
941.481.304 366.031.963
77.906.450 -
1.019.387.754 366.031.963
264.515.847
-
264.515.847
98.604.500
-
98.604.500
288.724.252 1.959.357.866
77.906.450
288.724.252 2.037.264.316
1.959.357.866
(231.629.654) (153.723.204)
(231.629.654) 1.805.634.662
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang) tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 atas Pajak Penghasilan telah disahkan. Undang-Undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam Undang-Undang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan telah membukukan pengaruh dari perubahan tarif pajak penghasilan terhadap aset pajak tangguhan - bersih dalam laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, untuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif pajak penghasilan pada umumnya.
19
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
8.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA Rincian per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Uang Muka Pembelian Suku Cadang Lain-lain Jumlah Uang Muka Pembelian Biaya Dibayar di Muka Sewa Asuransi Lain-lain Jumlah Biaya Dibayar di Muka Jumlah
9.
2010 Rp
193.148.091 477.172.144 670.320.236
590.594.104 897.749.492 1.488.343.596
5.049.941 122.281.574 127.331.515 797.651.751
4.000.000 43.337.481 47.337.481 1.535.681.077
BEBAN EKSPLORASI YANG DITANGGUHKAN Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Ijin Penambangan Tambang Batu Granit Bukit Piatu No. 63.a/2519/OAT/2009 tanggal 6 April 2009, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalihkan Ijin Penambangan atas tambang batu granit yang berlokasi di Bukit Piatu, Kijang kepada Perusahaan. Atas pengalihan tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar SGD 1.290.212,59. Pembebanan amortisasi beban eksplorasi yang ditangguhkan ke beban pokok penjualan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 sebesar Rp 363.389.365 (Catatan 26).
10.
INVESTASI DALAM SAHAM Akun ini merupakan penyertaan saham kepada pihak ketiga sebanyak 231.500 saham atau setara dengan Rp 624.424.950 pada tanggal 31 Maret 2011.
11.
PROPERTI INVESTASI Rincian properti investasi per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Tanah dan Bangunan di Pacet Ruko di Pasar Kemis, Tangerang Kios di ITC Kuningan Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
2010 Rp
1.100.000.000 750.000.000 345.390.000 2.195.390.000
1.100.000.000 750.000.000 345.390.000 2.195.390.000
(394.418.000) 1.800.972.000
(394.418.000) 1.800.972.000
Pada bulan September 2010, manajemen telah menjual 1 (satu) kios di ITC Kuningan dengan harga penjualan sebesar Rp 500.000.000. Dari transaksi tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 108.650.000 dan dicatat sebagai “Pendapatan Lain-lain”.
20
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
11.
PROPERTI INVESTASI Cadangan kerugian penurunan nilai merupakan penurunan nilai untuk Ruko Pasar Kemis, Tangerang, berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat dari penurunan nilai tersebut.
12.
ASET TETAP Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2 0 1 1 Penambahan Pengurangan Rp Rp
Saldo Awal Rp
Saldo Akhir Rp
Biaya Perolehan Sarana dan Prasarana Mesin Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kendaraan Jumlah
2.707.190.139 54.543.592.967 925.329.066 1.028.338.800 59.204.450.972
39.017.600 24.400.000 63.417.600
-
2.707.190.139 54.582.610.567 949.729.066 1.028.338.800 59.267.868.572
Akumulasi Penyusutan Sarana dan Prasarana Mesin Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kendaraan
392.260.221 24.619.750.035 393.331.003 906.639.026
33.839.877 1.280.476.396 39.368.778 22.449.962
-
426.100.098 25.900.226.431 432.699.781 929.088.988
26.311.980.285
1.376.135.013
-
27.688.115.298
Jumlah Jumlah Tercatat
32.892.470.687
31.579.753.274 2 0 1 0 Penambahan Pengurangan Rp Rp
Saldo Awal Rp
Saldo Akhir Rp
Biaya Perolehan Sarana dan Prasarana Mesin Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kendaraan Jumlah
2.569.007.139 55.537.030.808 638.871.586 1.028.338.800 59.773.248.333
138.183.000 31.687.200 413.360.000 583.230.200
1.025.125.041 126.902.520 1.152.027.561
2.707.190.139 54.543.592.967 925.329.066 1.028.338.800 59.204.450.972
Akumulasi Penyusutan Sarana dan Prasarana Mesin Peralatan dan Perlengkapan Kantor Kendaraan
256.900.714 20.208.575.026 373.538.302 816.839.176
135.359.507 5.244.089.105 140.378.381 89.799.850
832.914.096 120.585.680 -
392.260.221 24.619.750.035 393.331.003 906.639.026
21.655.853.218
5.609.626.843
953.499.776
26.311.980.285
Jumlah Jumlah Tercatat
38.117.395.115
32.892.470.687
Alokasi beban penyusutan sebagai berikut: 2011 Rp Beban Pokok Penjualan Beban Usaha Jumlah
1.314.316.273 61.818.740 1.376.135.013
21
2010 Rp 5.379.448.612 230.178.231 5.609.626.843
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
12.
ASET TETAP (Lanjutan) Sebagian mesin Perusahaan dijadikan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman dari Lawnfield Pacific Ltd. (Catatan 20). Aset tetap berupa kendaraan telah diasuransikan terhadap risiko komprehensif dan kehilangan dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 291.000.000 pada tahun 2011 dan 2010, sedangkan aset tetap lainnya belum diasuransikan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mungkin menimbulkan indikasi penurunan nilai aset tetap, sehingga Perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap pada tahun 2011 dan 2010.
13.
ASET LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Dana yang Dibatasi Penggunaannya Setoran Jaminan Sewa dan Telepon Jumlah
6.743.750.352 16.000.000 6.759.750.352
2010 Rp 4.769.616.742 16.000.000 4.785.616.742
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan Dana Jaminan Pengelolaan Lingkungan (DJPL) dan Dana Kepedulian Terhadap Masyarakat (DKTM) Kabupaten Bintan yang ditempatkan dalam rekening bersama atas nama Perusahaan dan Pemerintah Daerah (PEMDA) Bintan, di mana penarikan dana harus disetujui bersama oleh kedua pihak (lihat Catatan 21). 14.
PINJAMAN BANK Akun ini merupakan pinjaman kepada PT Sejahtera Bank Umum (Bank likuidasi) yang merupakan fasilitas pinjaman dalam bentuk back-to-back dengan tagihan piutang sewa pembiayaan PT Intinusa Abadi Manufacturing (Catatan 30).
15.
UTANG USAHA Akun ini merupakan kewajiban yang timbul dari pembelian kepada pihak ketiga. Rincian utang usaha per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Lokal Impor
2.397.600.062 3.718.548.961 6.116.149.023
Jumlah
22
2010 Rp 3.890.674.442 480.738.914 4.371.413.356
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
15.
UTANG USAHA (Lanjutan) Rincian utang usaha menurut jenis mata 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Rupiah Dolar Singapura Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Jumlah
1.831.186.263 3.921.637.125 286.711.166 76.614.469 6.116.149.023
2010 Rp 2.399.325.520 1.011.043.262 961.044.574 4.371.413.356
Saldo utang usaha dalam mata uang asing adalah sebesar SGD 567.868,46, USD 32.921,25, AUD 8.512 pada tanggal 31 Maret 2011 dan SGD 144.836,15 dan USD 106.889,62 pada tanggal 31 Desember 2010. 16.
UTANG OBLIGASI PIHAK KETIGA YANG DAPAT DITEBUS DAN DIPERTUKARKAN Berdasarkan Investment and Option Agreement tanggal 1 November 2000 dan 1 Februari 2001, Perusahaan menerbitkan obligasi yang dapat ditebus dan dipertukarkan kepada PT Siwani Makmur (SIMA) dengan nilai nominal masing-masing sebesar USD 350.000 dan USD 650.000 dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan masing-masing terhitung sejak tanggal 15 November 2000 dan 5 Februari 2001. Berdasarkan perjanjian tersebut, SIMA dapat menukarkan seluruh obligasi dengan opsi kepemilikan saham yang dimiliki Perusahaan pada PT Pandanwangi Sekartadji (PWS). Apabila SIMA tidak menggunakan haknya pada saat jatuh tempo obligasi, Perusahaan akan membayar pengembalian sebesar nilai nominal obligasi ditambah bunga 10% per tahun. Perusahaan tidak memberikan jaminan dalam bentuk apapun kepada SIMA. Pada tanggal 31 Oktober 2001 dan 29 Januari 2002, terdapat perubahan atas perjanjian obligasi tersebut dan disepakati bahwa obligasi tersebut diperpanjang dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Berdasarkan Surat Perusahaan kepada SIMA tentang Pembatalan Hak Opsi Saham dan Rencana Pembayaran Kembali No. 003/DIR/ST/I/03 tanggal 16 Januari 2003, Perusahaan membatalkan hak opsi sahamnya dan bersedia membayar pengembalian sebesar nilai nominal obligasi dan tidak dikenakan bunga. Pada tahun 2003 dan 2004, Perusahaan belum melaksanakan pembayaran tersebut kepada SIMA. Pada tanggal 17 Desember 2004, berdasarkan Perjanjian Pelunasan Obligasi yang Dapat Ditebus dan Dipertukarkan, Perusahaan dan SIMA menyetujui bahwa Perusahaan memiliki utang obligasi sebesar USD 1.000.000 dan hanya dikenakan jasa kompensasi sebesar USD 35.000. Perjanjian tersebut diperpanjang selama 24 (dua puluh empat) bulan tanpa dikenakan bunga. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, belum terdapat tindak lanjut atas utang obligasi tersebut.
23
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
17.
UTANG LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Bintan Lain-lain Jumlah
2010 Rp
9.946.702.670
10.054.309.101
2.339.912.870 315.754.544 12.602.370.084
3.167.632.911 323.733.501 13.545.675.513
Utang kepada PT Aneka Tambang Tbk (Antam) merupakan kewajiban Perusahaan atas jasa pengurusan ijin-ijin penambangan batu granit dan pengalihan Ijin Penambangan atas tambang batu granit yang berlokasi di Bukit Piatu, Kijang dari Antam kepada Perusahaan (Catatan 9). Utang kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Bintan sehubungan dengan retribusi Galian C dan Dana Jaminan Pengelolaan Lingkungan serta Dana Kepedulian Terhadap Masyarakat atas penjualan batu granit. Saldo utang lain-lain dalam mata uang asing adalah sebesar SGD 1.455.400,17 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. 18.
USD
24.299,43
dan
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Bunga Pinjaman Jasa Kompensasi Obligasi Pihak Ketiga yang dapat Ditebus dan Dipertukarkan Gaji dan Tunjangan Lain-lain J u m l a h
2010 Rp
1.174.399.124
1.673.346.534
304.815.000 690.761.299 4.561.920.204 6.731.895.627
314.685.000 1.256.734.600 1.506.785.674 4.751.551.808
Saldo bunga pinjaman yang masih harus dibayar merupakan beban bunga pinjaman kepada Lawnfield Pacific Ltd dan HKDN Investment Ltd. Saldo beban masih harus dibayar dalam mata uang asing masing-masing sebesar USD 169.848,91 dan USD 221.113,52 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. 19.
UANG MUKA PENJUALAN Akun ini merupakan uang muka yang disetorkan pelanggan Perusahaan sebelum melakukan pembelian batu granit kepada Perusahaan.
24
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
20.
PINJAMAN PIHAK KETIGA Rincian per 31 Maret 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Lawnfield Pacific Ltd. HKDN Investment Ltd. J u m l a h Dikurangi: Bagian Jangka Pendek Atas Pinjaman Jangka Panjang Bagian Jangka Panjang
2010 Rp
20.446.658.449 4.849.179.357 25.295.837.806
21.108.727.307 6.746.058.308 27.854.785.615
4.849.179.357
6.746.058.308
20.446.658.449
21.108.727.307
Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dengan Lawnfield Pacific Limited (LPL) tanggal 19 Desember 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari LPL, perusahaan yang berkedudukan di British Virgin Island, dengan jumlah maksimum kredit sebesar USD 1.850.000 dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun, dengan jatuh tempo pembayaran pokok dan bunga pada tanggal 30 Juni 2008. Pada tanggal 6 Juli 2007, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sebesar USD 1.000.000 dan dikenakan bunga sebesar 12 % per tahun, dengan jatuh tempo pembayaran pinjaman pada tanggal 19 Desember 2008. Berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman Perusahaan dengan LPL tanggal 6 Oktober 2008, kedua pihak sepakat bahwa pinjaman tersebut dikenakan bunga 8% per tahun terhitung sejak awal pencairan pinjaman hingga pinjaman tersebut dilunasi. Saldo pinjaman pada tanggal 6 Oktober 2008 adalah sebesar USD 2.740.787,18. Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pembayaran pinjaman sebesar USD 931.288,11. Berdasarkan Amendment Agreement tanggal 14 Desember 2009, Perusahaan dan LPL menyetujui perpanjangan jatuh tempo pinjaman sampai dengan tanggal 19 Desember 2011 dan merestrukturisasi nilai pokok pinjaman sebesar USD 1.809.499,07 dan bunga pinjaman yang masih terutang sebesar USD 579.312,47 menjadi nilai pokok pinjaman baru, sehingga pinjaman kepada LPL menjadi sebesar USD 2.388.811,54 atau setara dengan Rp 22.454.828.825. Berdasarkan Amendment Agreement tanggal 14 Desember 2010, Perusahaan dan LPL menyetujui perpanjangan jatuh tempo pinjaman sampai dengan 19 Juni 2012. Fasilitas pinjaman tersebut diatas dijamin dengan sebagian mesin Perusahaan (Catatan 12). Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Piutang dari HKDN Investment Limited (HKDN), pada tanggal 15 Juni 2009, PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) dan HKDN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Piutang atas saldo pinjaman Perusahaan kepada Panin sebesar USD 3.276.210 yang terdiri dari nilai pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang masih terutang masing-masing sebesar USD 1.453.764,44 dan USD 1.822.445,56. Atas Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Piutang tersebut, pada tanggal 15 Juni 2009 Perusahaan mereklasifikasi saldo pinjaman yang masih tersisa beserta bunganya kepada Panin dan menyajikannya sebagai Pinjaman Pihak Ketiga.
25
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
20.
PINJAMAN PIHAK KETIGA (Lanjutan) Berdasarkan Surat dari HKDN tanggal 5 November 2009 mengenai persetujuan penghapusan bunga yang diajukan oleh Perusahaan melalui Surat No. 184A/DIR/MI/VII/09 tanggal 6 Juli 2009, saldo pinjaman kepada HKDN efektif pada tanggal 17 Juni 2009 menjadi sebesar USD 2.700.000. Berdasarkan Facility Agreement tanggal 9 November 2009, pinjaman tersebut memiliki jangka waktu selama 24 (dua puluh empat) bulan dan dikenakan bunga sebesar LIBOR plus 4% per tahun. Berdasarkan Assignment Agreement tanggal 28 Desember 2009, sebagian pinjaman kepada HKDN telah diselesaikan dengan piutang Areca Finance Limited, PT Pandanwangi Sekartadji dan PT VDH Teguh Sakti dengan jumlah keseluruhan sebesar USD 2.052.302,15 yang mendapatkan fasilitas hair-cut sebesar 5% sehingga saldo pinjaman kepada HKDN menjadi sebesar USD 750.312,34. Saldo pinjaman pihak ketiga dalam mata uang masing-masing USD 2.904.562,84 dan USD 3.139.123,93 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
21.
DANA JAMINAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN DANA KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT Akun ini merupakan dana jaminan kelangsungan kegiatan penataan lingkungan dan dana kepedulian terhadap masyarakat Kabupaten Bintan masing-masing sebesar Rp 6.743.750.353 dan Rp 4.769.616.742 pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. Pada tahun 2010, Perusahaan telah mencairkan dana jaminan pengelolaan lingkungan sebesar Rp 3.939.006.661 berdasarkan Surat dari Bupati Bintan tanggal 5 November 2010 dan dana kepedulian terhadap masyarakat sebesar Rp 1.365.422.500 berdasarkan Surat dari Bupati Bintan tanggal 9 Juli 2010.
22.
CADANGAN IMBALAN KERJA Perusahaan menghitung cadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut adalah 99 dan 60 karyawan masing-masing di tahun 2010 dan 2009. Perhitungan imbalan kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dihitung oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, sesuai laporannya masing-masing pada tanggal 28 Januari 2011 dan 25 Februari 2010. Asumsi kunci yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut: 2010 Usia Pensiun Normal Kenaikan Gaji per tahun Tingkat Diskonto Tingkat Mortalitas Metode Perhitungan Periode Laporan
: : : :
55 tahun 8% 8,5 % Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 : Projected Unit Credit : 1 Januari 2010 - 31 Desember 2010
26
2009 55 tahun 8% 10,5 % Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 Projected Unit Credit 1 Januari 2009 - 31 Desember 2009
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
23.
MODAL SAHAM Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha No. 9 tanggal 15 Maret 2006 dari Notaris Dr. Amrul Partomuan Pohan, SH, LL.M., di Jakarta, struktur permodalan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) sebagai Perusahaan hasil penggabungan usaha adalah sebagai berikut: • Modal dasar Perusahaan sebesar Rp 960.000.000.000 terbagi atas 3.703.354.400 saham kelas A dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham atau setara dengan Rp 925.838.600.000 dan 1.366.456.000 saham kelas B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham atau setara dengan Rp 34.161.400.000. • Modal ditempatkan dan disetor Perusahaan sebesar Rp 334.161.400.000 terbagi atas 1.200.000.000 saham kelas A dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham atau setara dengan Rp 300.000.000.000 dan 1.366.456.000 saham kelas B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham atau setara dengan Rp 34.161.400.000. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan akta No. 16 tanggal 31 Maret 2008 dari Notaris Dr. Amrul Partomuan Pohan, SH., LL.M., di Jakarta, Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan mengenai perubahan nilai nominal saham kelas A yang masih dalam portepel dari Rp 250 per saham menjadi saham kelas B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham. Atas perubahan tersebut, modal dasar Perusahaan yang semula sebesar Rp 960.000.000.000 dan terbagi atas 3.703.354.400 saham kelas A dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham atau setara dengan Rp 925.838.600.000 dan 1.366.456.000 saham kelas B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham atau setara dengan Rp 34.161.400.000 berubah menjadi terbagi atas 1.200.000.000 saham kelas A dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham atau setara dengan Rp 300.000.000.000 dan 26.400.000.000 saham kelas B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham atau setara dengan Rp 660.000.000.000. Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 berdasarkan administrasi yang dilakukan oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Saham Kepemilikan Jumlah % Rp
Nama Pemegang Saham
Saham Kelas A : PT Surya Raya Guna Perkasa Masyarakat (Kepemilikan masing-masing di bawah 5 %)
200.000.000
7,79
50.000.000.000
1.000.000.000
38,96
250.000.000.000
1.200.000.000
46,75
300.000.000.000
632.277.184
24,64
15.806.929.600
734.178.816
28,61
18.354.470.400
Jumlah
1.366.456.000
53,25
34.161.400.000
JUMLAH
2.566.456.000
100,00
334.161.400.000
Jumlah Saham Kelas B : Olive Crest Corporation Masyarakat (Kepemilikan masing-masing di bawah 5 %)
Saham kelas A dan saham kelas B merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 250 per saham dan per 25 per saham. Pemegang saham Kelas A dan saham Kelas B mempunyai hak yang sama. 27
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
24.
TAMBAHAN MODAL DISETOR Rincian per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Jumlah Rp 5.880.000.000 (2.375.935.350) 3.504.064.650
Agio Saham Biaya Emisi Saham Jumlah
25.
PENJUALAN Rincian per 31 Maret adalah sebagai berikut: 2011 Rp Pihak Ketiga Lokal Ekspor
19.770.107.378 26.895.874.813 46.665.982.191
Jumlah
2010 Rp
14.769.636.835 5.201.037.075 19.970.673.910
Pengaruh pajak terkait setiap komponen pendapatan komprehensif lain per 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Sebelum Pajak Rp Pendapatan Komprehensif Lain: Investasi Dalam Saham
26.
34.725.000
Manfaat (Beban) Pajak Rp
(34.725)
Jumlah Setelah Pajak Rp
34.690.275
BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian per 31 Maret adalah sebagai berikut: 2011 Rp Persediaan Awal Batu Granit Beban Produksi : Pemeliharaan Mesin Pemakaian Bahan Bakar Bongkar Muat Upah Penyusutan Pemakaian Bahan Peledak Pemakaian Oli Amortisasi Beban Eksplorasi yang Ditangguhkan Mess dan katering Lain-lain Jumlah Beban Produksi
28
2010 Rp
8.215.556.435
13.482.731.874
6.266.544.685 4.369.752.407 2.707.698.175 2.240.022.510 1.511.463.714 841.861.868 578.790.477 417.897.770 173.730.500 251.310.030 19.359.072.136
3.636.399.926 2.247.857.991 1.466.008.014 1.454.179.191 1.344.614.597 948.616.156 364.239.855 182.199.221 152.501.420 187.194.047 11.983.810.418
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
26.
BEBAN POKOK PENJUALAN (Lanjutan) Rp Persediaan Akhir Batu Granit Beban Pokok Penjualan
27.
Rp
(6.953.166.986) 20.621.461.585
(12.297.094.124) 13.169.448.168
BEBAN USAHA Rincian per 31 Maret adalah sebagai berikut: 2011 Rp Beban Pemasaran Retribusi Pengangkutan Pengecekan dan Penyuluhan Pajak dan Perijinan Lain-lain Jumlah Beban Pemasaran Beban Umum dan Administrasi Gaji dan Tunjangan Transportasi Perjalanan Dinas Sewa Jasa Profesional Penyusutan Sumbangan Representasi dan Perjamuan Pajak Rapat Pemegang Saham dan Paparan Publik Lain-lain Jumlah Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha
28.
2010 Rp
5.522.724.076 6.806.446.053 187.181.818 94.500.000 510.485.272 13.121.337.219
1.973.177.983 998.686.102 101.921.819 36.000.000 515.995.769 3.625.781.673
1.809.251.867 240.605.330 50.144.100 113.630.400 229.062.501 61.818.740 3.500.000 2.427.470 298.138.455 2.808.578.863 15.929.916.082
1.984.616.506 263.627.452 80.429.452 54.440.564 47.816.300 46.793.791 34.683.069 8.480.859 1.661.550 326.427.429 2.848.976.972 6.474.758.645
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 2 0 1 1 USD A s e t: Kas dan Bank Piutang Usaha Jumlah Aset
SGD
1.023.721,08 1.023.721,08
29
2.774.166,37 2.401.261,02 5.175.427,39
AUD
Ekuivalen Rupiah
-
28.073.674.734 16.582.844.472 44.656.519.206
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
28.
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) 2 0 1 1 USD L i a b i l i t a s: Utang Usaha Utang Obligasi kepada Pihak Ketiga yang Dapat Ditebus dan Dipertukarkan Utang Lain-lain Pinjaman Pihak Ketiga Beban Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas SALDO ASET (LIABILITAS) BERSIH
SGD
32.921,25 1.000.000,00 24.299,43 2.904.562,84 169.848,91 4.131.632,43 (3.107.911,35)
AUD
567.868,46 1.455.400,17 2.023.268,63 3.152.158,76
Ekuivalen Rupiah
8.512,00
4.284.962.760
8.512,00 (8.512,00)
8.709.000.000 10.262.457.216 25.295.837.806 1.479.214.124 50.031.471.906 (5.374.952.700)
2 0 1 0 USD A s e t: Kas dan Bank Piutang Usaha Jumlah Aset L i a b i l i t a s: Utang Usaha Utang Obligasi kepada Pihak Ketiga yang Dapat Ditebus dan Dipertukarkan Utang Lain-lain Pinjaman Pihak Ketiga Beban Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas SALDO ASET (LIABILITAS) BERSIH
29.
SGD
AUD
Ekuivalen Rupiah
1.020.981,51 1.020.981,51
1.871.237,91 1.941.796,92 3.813.034,83
-
22.242.008.146 13.554.907.601 35.796.915.747
106.889,62
144.836,15
-
1.972.087.836
1.455.400,17 1.600.236,32 2.212.798,51
-
8.991.000.000 10.378.042.601 27.854.785.615 1.988.031.534 51.183.947.586 (15.387.031.839)
1.000.000,00 24.299,43 3.098.074,25 221.113,52 4.450.376,82 (3.429.395,31)
PROYEK PIPANISASI DAN DEPOT SATELIT Berdasarkan Akta Pengalihan tanggal 18 Desember 2000, Perusahaan melakukan pengambilalihan atas piutang Van Der Horst Technologies Pte., Ltd., PT VDH Teguh Sakti dan Infrastructure Technology International (L) Inc. dan pengalihan-pengalihan hak-hak pelaksanaan dan pengembangan Van Der Horst Technologies Pte., Ltd., atas 4 (empat) proyek pipanisasi dan pembangunan depot BBM PT Pertamina (Persero) (Pertamina), yaitu Proyek Depot Satelit "A" Jakarta, Proyek Depot Satelit Surabaya, Proyek Depot Satelit Bali dan Proyek Depot Satelit Kuala Tanjung dari L&M Group Investments Limited (LMGI). Biaya yang telah dikeluarkan untuk keempat proyek depot BBM tersebut masing-masing sebesar USD 32,70 juta, USD 14,05 juta, USD 5,98 juta dan USD 3,22 juta atau seluruhnya berjumlah sekitar USD 56 juta. Biaya ini merupakan total nilai piutang hak tagih untuk proyek pipanisasi dan pembangunan depot BBM Pertamina yang dialihkan oleh LMGI kepada Perusahaan. Sehingga Perusahaan menjadi pemegang hak tagih yang sah atas piutang tersebut dan tidak ada aset tetap yang diserahkan oleh LMGI atau pihak lainnya kepada Perusahaan dalam transaksi pengalihan ini. Harga perolehan piutang tersebut di atas setara dengan Rp 180.000.000.000 (atau diskon 66% dari nilai piutang) yang dibayarkan oleh Perusahaan dengan cara pengeluaran saham baru dari portepel tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 720.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham, yang menjadikan LMGI sebagai pemegang 75% saham Perusahaan.
30
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
29.
PROYEK PIPANISASI DAN DEPOT SATELIT (Lanjutan) Selama tahun 2001 sampai 2004, Perusahaan telah melakukan hapus tagih atas piutang lain-lain tersebut di atas sebesar Rp 158.000.000.000. Pada saat transaksi di atas dilakukan, LMGI merupakan perusahaan yang tercatat di Bursa Saham Singapura dengan Chief Executive Officer Edward Seky Soeryadjaya. LMGI memperoleh hak-hak atas proyek-proyek tersebut dengan membelinya dari Judicial Manager yang ditunjuk oleh para kreditur Van Der Horst Technologies Pte., Ltd., melalui proses lelang terbuka yang disahkan oleh Pengadilan Tinggi Singapura. Salah satu dari 4 (empat) perusahaan yang memperoleh pekerjaan pembangunan dan pengoperasian jaringan pipa dan depot BBM adalah PT Pandanwangi Sekartadji (PWS) berdasarkan Surat Perjanjian Pembangunan, Pengoperasian, Penyewaan, dan Pemeliharaan Depot Satelit "A" Jakarta No. 0417/C0000/96-S5 tanggal 29 Maret 1996. Proyek-proyek tersebut dibangun dengan sistem "Built and Rent" di mana PWS akan membangun dan mengoperasikan proyek-proyek tersebut lalu Pertamina akan membayar sewa setiap 6 (enam) bulan sekali selama 10 (sepuluh) tahun. Van Der Horst Technologies Pte., Ltd., PT VDH Teguh Sakti dan Infrastructure Technology International (L) Inc. merupakan subkontraktor dari PWS. Untuk melakukan verifikasi tingkat pekerjaan dan besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk empat proyek pipanisasi dan depot BBM Pertamina, manajemen Perusahaan pada tanggal 9 Juli 2001 telah memperoleh sertifikasi dari PT Sucofindo, yang menyimpulkan bahwa sampai dengan tanggal 31 Mei 1998 jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk keempat proyek tersebut adalah sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dengan tahapan penyelesaian untuk proyek Depot Satelit "A" Jakarta mencapai 29,017% sedangkan untuk proyek-proyek lainnya baru mencapai tahap “pre-operating”. Pada tahun 1998, akibat timbulnya krisis ekonomi dan moneter, atas himbauan Pertamina, dilakukan renegosiasi dan pembangunan dihentikan untuk sementara. Pada tahun 2001, PWS meminta konsultan independen, Arthur Andersen/Prasetio Strategic Consulting, untuk melakukan penelaahan kembali atas nilai sewa proyek dan total nilai proyek Depot Satelit “A” Jakarta. Dalam laporannya tanggal 6 Desember 2001 yang berjudul "Depot Satelit A Jakarta Project Review", Arthur Andersen/Prasetio Strategic Consulting memberikan suatu jalan tengah bagi kedua belah pihak, PWS dan Pertamina, tentang nilai sewa proyek dan total nilai proyek tersebut. Pendekatan yang disepakati adalah "Recovery of Cost Model". Dari penelaahan tersebut diperoleh suatu hasil akhir, yaitu nilai proyek Jakarta Depot Satelit “A” yang semula sebesar USD 99.998.540 diturunkan nilainya menjadi sebesar USD 69.446.801 dan nilai sewa per semester yang semula sebesar USD 11.905.000 diturunkan nilainya menjadi sebesar USD 6.414.880. Berdasarkan Surat No. 059/E2Q000/2001-S5 tanggal 27 Agustus 2001, Pertamina menegaskan bahwa kelanjutan proyek Depot Satelit “A” Jakarta hanya tinggal menunggu kesepakatan harga antara para pihak. Berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama No. 017/E00000/2003-SO tanggal 15 Januari 2003, PWS (operator proyek Depot Satelit "A" Jakarta) dan Pertamina menyepakati Pengakhiran Perjanjian Pembangunan, Pengoperasian, Penyewaan, dan Pemeliharaan Depot Satelit "A" Jakarta.
31
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
29.
PROYEK PIPANISASI DAN DEPOT SATELIT (Lanjutan) Atas pengakhiran kerjasama tersebut Pertamina akan memberikan ganti rugi atas semua biaya yang telah dikeluarkan untuk proyek tersebut dan kompensasi atas pemutusan perjanjian lebih awal. Pertamina akan membayar terlebih dahulu kepada PWS sebagian dari nilai proyek tersebut yaitu sebesar USD 7.500.000. Berdasarkan Perjanjian Pengalihan tanggal 25 April 2005, Perusahaan mengalihkan piutang dan hak tagih atas proyek pipanisasi dan depot BBM tersebut kepada Areca Finance Limited (AFL), sebuah perusahaan yang berkedudukan di British Virgin Islands dengan nilai sebesar USD 3.000.000. Perusahaan telah menerima pembayaran dari AFL sebesar USD 2.168.411,80 selama tahun 2006 dan 2009. Berdasarkan Assignment Agreement tanggal 28 Desember 2009, piutang dari AFL sebesar USD 831.588,20 digunakan sebagai penyelesaian sebagian pinjaman kepada HKDN Investment Limited (Catatan 20).
30.
PERKARA DAN SENGKETA Pada tanggal 31 Agustus 1995, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Sejahtera Bank Umum (SBU - Bank Likuidasi) dalam bentuk back-to-back dengan tagihan piutang sewa pembiayaan PT Intinusa Abadi Manufacturing (IAM). Perusahaan memperoleh surat pernyataan dari Dewan Direksi SBU tanggal 30 Agustus 1995 atas fasilitas tersebut di mana SBU tidak akan melakukan penagihan kepada Perusahaan atas kewajiban yang timbul dari fasilitas kredit yang diberikan oleh SBU kepada Perusahaan apabila IAM ingkar janji untuk melunasi seluruh kewajibannya kepada Perusahaan yang telah jatuh tempo. Selain itu Perusahaan juga diberi hak untuk melakukan off-set antara kewajiban Perusahaan kepada SBU dengan kewajiban IAM kepada Perusahaan. Melalui surat teguran dari pengacara tim likuidasi Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) No. 2269/ALNA/IX/99 tanggal 23 September 1999 untuk Bank SBU, Perusahaan diwajibkan melunasi kewajibannya. Menindaklanjuti hal tersebut, Perusahaan telah memberikan beberapa kali somasi kepada Dewan Direksi SBU untuk memenuhi komitmennya kepada Perusahaan. Pada tanggal 23 Agustus 2000, melalui pengacara Simon and Simon Law Firm, Perusahaan mengajukan permohonan gugatan wanprestasi kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap IAM, Tuan Lesmana Basuki dan Tuan Tony Suherman (Dewan Direksi bank penjamin/SBU). Dalam gugatan tersebut, Perusahaan meminta pengadilan mengesahkan surat pernyataan jaminan bank di atas, meminta SBU menghapusbukukan kewajiban Perusahaan, meminta SBU menagih langsung kepada IAM dan meminta ganti rugi, atas kerugian baik materiil maupun imateriil yang diderita Perusahaan sebesar Rp 16.833.333.333. Berdasarkan Surat Keputusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 351/PDT.G/2000/ PN.JKT.PST tanggal 29 Maret 2001, Pengadilan mengabulkan sebagian gugatan Perusahaan dan mewajibkan Perusahaan bersama-sama dengan IAM, Tuan Lesmana Basuki, Tuan Tony Suherman dan SBU untuk secara tanggung renteng membayar kewajiban sebesar Rp 10.000.000.000 kepada negara melalui tim likuidasi SBU termasuk bunga yang dihitung oleh tim likuidasi SBU.
32
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
30.
PERKARA DAN SENGKETA (Lanjutan) Atas keputusan Pengadilan Negeri di atas, pada tanggal 7 Juni 2001, SBU dan Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang pada dasarnya menolak seluruh keputusan pengadilan di atas. Berdasarkan Surat Keputusan dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 379/PDT/2002/PT.DKI. tanggal 14 Februari 2003, Pengadilan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 351/PDT.G/ 2000/PN.JKT.PST tanggal 29 Maret 2001. Berdasarkan Relaas Penyerahan Memori Kasasi No. 25/SRT.PDT.KAS/2004/PN.JKT.PST.Jo. No. 351/PDT.G/2000/PN.JKT.PST tanggal 30 September 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberitahukan bahwa SBU telah mengajukan Memori Kasasi terhadap Perusahaan. Perusahaan telah menyatakan akan mengajukan Kontra Memori Kasasi pada Mahkamah Agung atas Memori Kasasi tersebut. Perkara tersebut ditangani oleh Tim Likuidasi SBU. Sejauh yang diketahui Perusahaan, tim likuidasi tersebut sudah dibubarkan. Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Keuangan ini, belum terdapat tindak lanjut atas perkara tersebut di atas.
31.
INFORMASI SEGMEN Informasi Segmen Usaha Perusahaan hanya bergerak dalam satu bidang usaha yaitu pertambangan batu granit, yang berlokasi di Bintan sehingga seluruh posisi keuangan dan laba/rugi usaha yang tercermin dalam Laporan Keuangan Perusahaan hanya mencerminkan satu segmen usaha di atas. Pendapatan berdasarkan Pasar Geografis 2011 2010 Rp Rp
Pasar Geografis
19.770.107.378 26.895.874.813 46.665.982.191
Sumatera dan Kepulauan Riau Singapura Jumlah
32.
14.769.636.835 5.201.037.075 19.970.673.910
KONDISI KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan PT Mitra Investindo Tbk disusun menggunakan asumsi kelangsungan hidup, tanpa memperhatikan nilai Perusahaan jika dilikuidasi. Untuk meningkatkan kinerja usaha Perusahaan ke depan manajemen telah menyusun rencana operasional dan rencana strategis jangka panjang akan difokuskan pada:
33
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
32.
KONDISI KEUANGAN (Lanjutan) I.
Rencana Operasional 1. Peningkatan Kinerja Produksi dan Penjualan Perusahaan akan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu atas mesin dan alat berat yang dipergunakan untuk produksi guna meningkatkan kinerja produksi dan peningkatan target penjualan yang signifikan melalui ekspansi pasar lokal maupun luar negeri. 2. Peningkatan produktivitas dan efisiensi pada seluruh aspek operasional antara lain dengan melalui penerapan kendali mutu, penyempurnaan sistem dan prosedur operasi pada seluruh aspek operasional dan otomatisasi sistem keuangan dan operasional. 3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan-pelatihan khusus dan regular baik di Kantor Pusat dan Unit Bisnis.
II.
Rencana Strategis Jangka Panjang Rencana Strategis ini merupakan tindak lanjut realisasi atas rencana strategis Perusahaan yang telah ditetapkan sejak efektif merger Perusahaan pada tahun 2006, yaitu implementasi atas perubahan visi Perusahaan ke depan sebagai perusahaan tambang dan sumber daya alam. Program-program yang tengah dan akan dijalankan Perusahaan selama tahun 2010 sampai dengan periode 2011 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan pertumbuhan Perusahaan melalui akuisisi atau penyertaan atau investasi strategis atau kerjasama strategis pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya mineral dan sumber daya alam. 2. Mewujudkan komitmen Perusahaan dalam penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dengan salah satunya melalui program pengembangan masyarakat dan lingkungan.
33.
MANAJEMEN RISIKO Mengingat bahwa penerapan praktik manajemen risiko yang baik dapat mendukung kinerja Perusahaan, maka manajemen risiko selalu menjadi elemen pendukung penting bagi Perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sasaran dan tujuan utama dari diterapkannya praktik manajemen risiko di Perusahaan adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan melalui pengelolaan risiko kerugian yang mungkin timbul dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan oleh manajemen Perusahaan. Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan seperti: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat kepada kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya, sedangkan piutang usaha dan piutang lain-lain sebagian besar hanya dilakukan dengan menjalin kerjasama 34
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
33.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) a. Risiko Kredit (Lanjutan) dengan mitra usaha yang memiliki reputasi baik dan melalui perikatan atau kontrak yang dapat memitigasi risiko kredit. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai mencerminkan eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit. Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Pelanggan baru yang bersifat perorangan hanya diperbolehkan untuk melakukan pembelian secara tunai, sedangkan untuk pelanggan yang berbentuk Badan Hukum diberikan batas pembayaran sampai dengan 30 (tiga puluh) hari. 2) Memberi pasokan batu yang jumlahnya berdasarkan, dan dibatasi oleh, tingkat kelancaran pelanggan dalam melakukan pembayaran tagihan-tagihan sebelumnya. 3) Penjualan tertentu dilakukan dengan kontrak dan uang muka. Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko penurunan nilai atas piutang. Tabel di bawah ini menggambarkan eksposur maksimum risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan per 31 Maret 2011: Konsentrasi Risiko Kredit Domestik Ekspor Rp Rp Piutang Usaha Piutang Lain-Lain
1.706.776.929 1.335.816.016 3.042.592.945
16.582.844.472 16.582.844.472
Eksposur Maksimum Rp 18.289.621.401 1.335.816.016 19.625.437.417
b. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan pada harga pasar, seperti suku bunga, mata uang dan harga. Risiko pasar yang melekat kepada perusahaan adalah risiko mata uang asing, di mana Perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang asing dan memiliki aset dan kewajiban keuangan yang didenominasi dalam mata uang asing. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, Perusahaan masih belum menerapkan manajemen risiko atas risiko pasar. Tabel dibawah ini menggambarkan detail jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan berdasarkan mata uang asing per 31 Maret 2011:
35
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
33.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) b. Risiko Pasar (Lanjutan) Mata Uang Asing
Setara Rupiah
Jatuh Tempo 2012 dan 2011 Seterusnya
Nilai Wajar
Aset Kas dan Setara Kas USD SGD Piutang Usaha SGD
1.023.721,08 2.774.166,37
8.915.586.941 19.158.087.793
8.915.586.941 19.158.087.793
-
8.915.586.941 19.158.087.793
2.401.261,02
16.582.844.472
16.582.844.472
-
16.582.844.472
32.921,25 567.868,46 8.512,00
286.711.166 3.921.637.125 76.614.469
286.711.166 3.921.637.125 76.614.469
-
286.711.166 3.921.637.125 76.614.469
1.000.000,00
8.709.000.000
8.709.000.000
-
8.709.000.000
24.299,43 1.455.400,17
211.623.736 10.050.833.480
211.623.736 10.050.833.480
-
211.623.736 10.050.833.480
2.904.562,84
25.295.837.806
4.849.179.357
20.446.658.449
25.295.837.806
169.848,91
1.479.214.124
1.479.214.124
-
1.479.214.124
Liabilitas Utang Usaha USD SGD AUD Utang Obligasi Kepada Pihak Ketiga yang Dapat Ditebus dan Dipertukarkan USD Utang Lain-Lain USD SGD Pinjaman Pihak Ketiga USD Beban Yang Masih Harus Dibayar USD
c. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian akibat adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran. Terjadinya kesenjangan yang cukup besar akan menurunkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Secara periodik melakukan penagihan kepada pelanggan agar melakukan pembayaran tepat waktu. 2) Mengusahakan pembelian secara kredit dan mengurangi pembelian secara tunai. d. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
36
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
33.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) d. Risiko Operasional (Lanjutan) Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan back-up dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas system aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software.Memberi pasokan batu yang jumlahnya berdasarkan, dan dibatasi oleh, tingkat kelancaran pelanggan dalam melakukan pembayaran tagihan-tagihan sebelumnya. 2) Memperbaiki Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang sudah ada guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional Perusahaan. 3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikuti pelatihan dan seminar. 4) Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
34.
PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan pertama Perusahaan yang menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini: Dilaporkan Sebelumnya Rp Aset: Piutang UsahaCadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha Piutang Lain-lain Aset Pajak Tangguhan Ekuitas: Akumulasi Kerugian
35.
(1.058.063.386) 1.203.172.750 1.959.357.866
309.085.965.516
Penyesuaian Transisi Rp
26.645.019 (487.762.200) (5.329.004)
466.446.185
Setelah Disesuaikan Rp
(1.031.418.367) 715.410.550 1.954.028.862
309.552.411.701
STANDAR AKUNTANSI BARU Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
37
PT MITRA INVESTINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 3 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
35.
STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan) a.
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
b.
ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan konsolidasian.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari Standar Interprestasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya. 36.
PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan Laporan Keuangan ini yang telah diselesaikan pada tanggal 27 April 2011.
38