P.T. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. LAPORAN KEUANGAN UNTUK MASA TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010 (UNAUDITED)
P.T. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI
1
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 serta untuk masa tiga bulan yang berakhir pada tanggal tersebut Neraca
2
Laporan Laba Rugi
4
Laporan Perubahan Ekuitas
5
Laporan Arus Kas
6
Catatan Atas Laporan Keuangan
7
Halaman 1
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk NERACA PER 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET INVESTASI Deposito berjangka Saham yang tersedia untuk dijual Obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo Investasi lainnya
Catatan
2b,2i,3 & 26
Jumlah Investasi
2011
2010
45.154.340.000 4.292.174.350 8.653.063.089 555.131.629
44.348.400.000 3.415.392.650 8.824.448.286 1.043.428.626
58.654.709.068
57.631.669.562
KAS DAN BANK
2b,2j,4 & 26
6.544.654.081
4.137.601.300
PIUTANG PREMI - Setelah Dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih sebesar masing-masing Rp 2.663.360.610 dan Rp 1.876.801.367 per 31 Maret 2011 dan 2010
2b,2k,5 & 26
38.272.301.480
27.874.952.949
PIUTANG REASURANSI
2b,2k,6 & 26
14.428.242.498
11.237.966.654
PIUTANG LAIN-LAIN
2k & 7
181.550.306
249.830.184
ASET TETAP - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar masing-masing Rp 5.573.534.899 dan Rp 5.402.191.222 per 31 Maret 2011 dan 2010
2l & 8
5.647.467.350
5.944.400.896
ASET PAJAK TANGGUHAN
2n & 14
1.745.033.345
1.620.366.095
ASET LAIN-LAIN
2m & 9
3.861.640.263
945.873.498
129.335.598.391
109.642.661.138
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Halaman 2
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk NERACA PER 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN & EKUITAS
Catatan
2011
2010
KEWAJIBAN Hutang Klaim Estimasi Klaim Retensi Sendiri Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Hutang Reasuransi Hutang Pajak Biaya Masih Harus Dibayar Premi Diterima di Muka Hutang Lain-lain Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
2e & 10 2e & 11 2d & 12 2c,13 & 26 2n & 14 15 16 17 2o
7.958.253.853 18.855.906.757 30.519.134.031 8.451.395.097 153.503.907 54.700.000 112.472.190 68.531.647 2.433.613.017
9.492.353.480 17.111.121.851 23.036.820.595 2.692.283.991 61.168.974 49.800.000 1.165.375.125 43.266.237 2.258.084.039
68.607.510.499
55.910.274.292
18 19
25.000.000.000 5.340.000.000 390.000.000
25.000.000.000 5.340.000.000 360.000.000
2i & 3 2q
(1.199.157.933) 31.197.245.825
(1.138.307.253) 24.170.694.099
60.728.087.892
53.732.386.846
129.335.598.391
109.642.661.138
Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 50 per saham Modal Dasar - 2.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan Disetor Penuh 500.000.000 saham
Tambahan Modal Disetor Cadangan Rugi yang Belum Direalisasi atas Efek Tersedia untuk Dijual Saldo Laba Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Halaman 3
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK MASA TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENDAPATAN UNDERWRITING Premi Bruto Premi reasuransi Penurunan (Kenaikan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Jumlah Beban Klaim Beban komisi netto
29.466.297.334 (8.946.657.538)
2d & 20, 27
1.306.943.186
2e & 21 2e & 21
12.358.125.439 (3.223.347.708)
18.678.805.852 (9.422.740.909)
2 e& 21
(1.459.753.993)
2.152.769.104
2f & 22
7.675.023.738 7.072.167.032
11.408.834.047 8.330.629.583
14.747.190.770
19.739.463.630
7.079.392.212
4.913.103.218
736.342.867
932.966.821
HASIL INVESTASI
2i & 23
BEBAN USAHA
2h & 24
LABA USAHA 2c,2j & 25
LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN
(5.710.138.979)
(5.102.584.943)
2.105.596.100
743.485.096
116.115.524
334.229.146
2.221.711.624
1.077.714.242
2n & 14 (74.440.800) 60.971.750
LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM
(706.465.653) 24.652.566.848
HASIL UNDERWRITING
TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan
30.196.961.760 (4.837.929.259)
21.826.582.982
Jumlah Beban Underwriting
PENGHASILAN LAIN-LAIN - BERSIH
2010
2d & 20 2d,2g & 20, 27
Jumlah Pendapatan Premi BEBAN UNDERWRITING Beban Klaim Klaim Bruto Klaim Reasuransi Kenaikan (penurunan ) estimasi Klaim Retensi Sendiri
2011
2q
(97.563.200) 84.663.750
2.208.242.574
1.064.814.792
4,42
2,13
Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Halaman 4
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK MASA TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Saldo Laba
Catatan SALDO PER 31 DESEMBER 2009 RUGI YANG BELUM DIREALISASI ATAS EFEK TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Modal Saham 25.000.000.000
Tambahan Modal Disetor 5.340.000.000
Ditentukan penggunaannya
Blm ditentukan penggunaannya
Rugi Blm Direalisasi Atas Efek Tersedia Utk Dijual
360.000.000
23.105.879.309
(1.020.199.860)
-
2i & 3
(118.107.395)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
1.064.814.792
Jumlah 52.785.679.449
(118.107.395) 1.064.814.792
SALDO PER 31 MARET 2009
25.000.000.000
5.340.000.000
360.000.000
24.170.694.101
(1.138.307.255)
53.732.386.846
SALDO PER 31 DESEMBER 2010
25.000.000.000
5.340.000.000
390.000.000
28.989.003.251
(1.190.646.585)
58.528.356.666
RUGI YANG BELUM DIREALISASI ATAS EFEK TERSEDIA UNTUK DIJUAL
(8.511.348)
2i & 3
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN SALDO PER 31 MARET 2011
2.208.242.574 25.000.000.000
5.340.000.000
390.000.000
31.197.245.825
(8.511.348) 2.208.242.574
(1.199.157.933)
60.728.087.892
Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Halaman 5
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK MASA TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2011
2010
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Penerimaan premi Penerimaan klaim dan potongan reasuransi Pembayaran premi Reasuransi Pembayaran klaim Pembayaran potongan premi Pembayaran beban usaha Penerimaan (pembayaran) pajak penghasilan badan Lain-lain
30.232.301.653 5.932.582.902 (6.125.198.115) (11.416.003.740) (8.310.221.656) (5.166.781.757) (219.613.288) (482.448.042)
26.635.785.282 3.223.458.863 (5.125.341.843) (13.596.462.122) (9.176.654.034) (4.687.812.597) (80.292.029) 46.136.961
4.444.617.957
(2.761.181.519)
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Hasil investasi Perolehan aktiva tetap pemilikan langsung Hasil penjualan aktiva tetap pemilikan langsung Peningkatan aktiva lain-lain Penurunan Investasi Peningkatan Investasi
716.208.840 (206.516.800) (651.793.237) 3.047.797.035 (5.011.912.682)
907.741.612 (895.649.000) 151.000.000 (66.387.294) 4.404.752.844 (3.179.012.903)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(2.106.216.844)
1.322.445.259
Kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Pembayaran deviden tunai
-
-
Peningkatan (Penurunan) Bersih Dari Kas dan Bank
2.338.401.113
(1.438.736.260)
Kas dan Bank, Awal Tahun
4.206.252.968
5.576.337.560
Kas dan Bank, Akhir Tahun
6.544.654.081
4.137.601.300
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Halaman 6
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 1. Gambaran Umum Perusahaan b. Pendirian Perusahaan PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (Perusahaan) d/h PT Asuransi Harapan Aman Pratama didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No. 76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1325.HT.01.01.Th.82 tangga1 21 September 1982. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 13 tanggal 18 Nopember 2008 mengenai Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas I (“PUT I”) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dan peningkatan Modal Dasar Perseroan menjadi Rp. 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) yang terdiri atas 2 (dua) miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan berkantor pusat di Jalan Balikpapan Raya No.6, Jakarta dan memiliki jaringan operasi sebanyak 3 (tiga) kantor cabang dan 6 (enam) kantor pemasaran yang tersebar di wilayah Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Semarang dan Denpasar. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633/MD/1983 tanggal 11 Pebruari 1983. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 30 Juli 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. SI-128/SHM/ MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebanyak 1.000.000 saham.
Halaman
7
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 1. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Juni 1992, para pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan rasio setiap pemilik 2 (dua) saham lama akan mendapat 1 (satu) saham bonus. Pencatatan saham bonus dilakukan di Bursa Efek pada tanggal 1 Maret 1993 dan bersamaan dengan itu dilakukan pencatatan saham pendiri (company listing) sehingga seluruh saham tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berjumlah 6.000.000 saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 30 Juni 1997 ditetapkan pemecahan saham (stock split) atas nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham sehingga seluruh saham Perusahaan menjadi sebanyak 12.000.000 saham. Namun stock split tersebut baru efektif dilaksanakan pada tanggal 4 September 2000. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 21 Mei 2003. Perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen saham kepada seluruh pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan tercatat dalam Daftar Pemegang Saham di mana jumlah saham yang akan dikeluarkan adalah sebanyak 2.000.000 saham dengan perbandingan setiap pemegang 6 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham akan mendapatkan 1 dividen saham. Sehubungan dengen pembagian dividen saham, maka modal ditempatkan dan disetor Perusahaan meningkat sebesar Rp 1.000.000.000 atau 2.000.000 saham sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan meningkat sebesar Rp. 1.000.000.000 atau 2.000.000 saham sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sebesar Rp. 7.000.000.000 atau 14.000.000 saham. Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 21 Mei 2003 telah disetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) atas nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 50 per saham sehingga jumlah keseluruhan saham Perusahaan menjadi sebanyak 140.000.000 saham.
Halaman
8
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2004, para pemegang saham telah menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham sampai dengan tahun buku 2003 sebesar Rp 6.000.000.000 yang akan dikonversi menjadi saham dimana pemilik 7 saham lama dengan nilai nominal Rp 50 akan memperoleh 6 saham bonus. Jumlah saham yang dikeluarkan sehubungan dengan pembagian saham bonus adalah sejumlah 120.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor perseroan akan meningkat dari 140.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 7.000.000.000 menjadi 260.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 13.000.000.000. Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Mei 2004, para pemegang saham setuju dengan pembagian dividen tunai sebesar Rp 20 setiap saham, yang akan dibayarkan atas 140.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.800.000.000 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta No. 47 dari Notaris Fathiah Helmi,SH Tanggal 25 Juni 2007, para pemegang saham telah menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari: c. Kapitalisasi Agio Saham sampai dengan tahun buku 2006 sebesar Rp. 250.000.000 yang akan dikonversi menjadi saham, dimana pemilik 52 saham lama memperoleh 1 saham bonus dengan nilai nominal Rp. 50 setiap saham. c. Kapitalisasi Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap perseroan sebesar Rp.2.250.000.000 berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pajak No.394/WPJ.07/ BD.04/2004 Tanggal 23-12-2004 akan dikonversi menjadi saham, dimana pemilik 52 saham lama memperoleh 9 saham bonus dengan nilai nominal Rp. 50 setiap saham. Setelah pembagian saham bonus maka modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan meningkat dari 260.000.000 saham menjadi 310.000.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp. 15.500.000.000
Halaman
9
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan) Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta No. 13 dari Notaris Fathiah Helmi,SH Tanggal 18 Nopember 2008, para pemegang saham telah menyetujui Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas I (“PUT I”) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sebanyak 190.000.000 saham biasa atas nama baru dengan nilai nominal Rp. 50 (lima puluh rupiah) per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp. 80 (delapan puluh rupiah) setiap sahamnya. Setiap pemegang 31 (tiga puluh satu) saham lama mempunyai 19 (sembilan belas) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak membeli 1 (satu) saham baru yang berasal dari portepel Perseroan. Setelah pelaksanaan PUT I maka modal ditempatkan dan disetor perseroan meningkat dari 310.000.000 lembar saham menjadi 500.000.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp. 25.000.000.000 Berdasarkan Berita Acara Rapat umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 12 dari Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 2 Juni 2010, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan keuntungan tahun buku 2009 di mana : • Sebesar Rp 3.500.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai • Sebesar Rp 30.000.000 disisihkan sebagai dana cadangan; • Sisanya sebesar Rp 3.747.304.262 dimasukkan sebagai Saldo Laba. Berdasarkan Berita Acara Rapat umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 66 dari Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 23 Juni 2009, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan keuntungan tahun buku 2008 di mana : • Sebesar Rp 30.000.000 disisihkan sebagai dana cadangan; • Sisanya sebesar Rp 2.534.756.760 dimasukkan sebagai Saldo Laba.
Halaman
10
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 c. Direksi, Dewan Komisaris, Karyawan dan Komite Audit Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 13 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, tanggal 2 Juni 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: : : : :
Tuan Tuan Tuan Tuan Tuan HIA, : Tuan : Tuan : Tuan
Teddy Hailamsah Budi Santoso Tanuwibowo Bambang Heryanto Pardjo Sunyata Wangsadarma, MA,AAI, AIS Eng Tjiang, SE Bayu Widdhisiadji, MM, AAAIK Sutjianta, S.E.As., AAAI-K
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan Akta No. 65 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, tanggal 23 Juni 2009, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Marketing
: : : : :
Tuan Tuan Tuan Tuan Tuan HIA, : Tuan : Tuan
Teddy Hailamsah Budi Santoso Tanuwibowo Bambang Heryanto Pardjo Sunyata Wangsadarma, MA,AAI, AIS Eng Tjiang, SE Bayu Widdhisiadji, MM, AAAIK
Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.1.5 tahun 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Komite Audit, Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan surat Keputusan Dewan Komisaris No.001/HGI-DK/X/08 tanggal 30 Oktober 2008, Komisaris Perseroan menetapkan Susunan Komite Audit sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: Tuan Budi Santoso Tanuwibowo : Ibu Sri Hadiah Watie : Tuan Bolim Handaya
Halaman
11
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan) c. Direksi, Dewan Komisaris, Karyawan dan Komite Audit (lanjutan) Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Independent No:140/HGI-K/II/06 Tanggal 10 Pebruari 2006 dan No.154/HGI-K/VII/06 Tanggal 3 Juli 2006, susunan komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
Budi Santoso : Tuan Tanuwibowo : Ibu Sri Hadiah Watie : Tuan Bolim Handaya
Halaman
12
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan, khususnya Standar Akuntansi Keuangan No. 28 (revisi 1996) mengenai Asuransi Kerugian, Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Dasar pengukuran Laporan Keuangan ini adalah konsep Biaya Perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan Arus Kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dasar penyusunan Laporan Keuangan, kecuali Laporan Arus Kas adalah dasar Akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan Laporan Keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). b. Aset dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Sesuai dengan ketentuan masa transisi atas kedua standar tersebut, penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif, oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding untuk tahun-tahun sebelumnya.
Dalam melakukan penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban keuangan. Aset Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Halaman
13
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Manajemen menentukan klasifikasi pada saat awal pengakuannya. (i)
aset keuangan yang laporan laba rugi
diukur
aset
pada
keuangan
nilai
tersebut
wajar
melalui
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (shortterm profit taking) yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrument keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: - yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; - yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau Halaman
14
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) - dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, penyisihan piutang ragu-ragu dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai ”Penyisihan piutang ragu-ragu”. (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: a) aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) aset keuangan yang ditetapkan oleh Perseroan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Halaman
15
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi Pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. (v)
penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap tanggal neraca, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yangmerugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Halaman
16
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas piutang tersebut. Perseroan menentukan penurunan nilai atas piutang premi secara kolektif. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh kewajiban yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang raguragu”. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah Halaman
17
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan pada periode berjalan ataupun periode yang telah lalu, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan pada laporan laba rugi. (vi) pengakuan Entitas menggunakan akuntansi tanggal transaksi untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan dalam neraca sebagai "aset yang dijaminkan", jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali Kewajiban Keuangan Perseroan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i)
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: (i) kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan; dan (ii) kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagiandari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Halaman
18
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. (ii) Kewajiban keuangan yang dikur dengan biaya perolehan diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan kedalam kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga keuangan. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang ke penyalur kendaraan, hutang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman, hutang premi asuransi dan surat berharga yang diterbitkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi dipasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam Halaman
19
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang subtansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko danmanfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Reklasifikasi Aset Keuangan. Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki. Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimilki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
Halaman
20
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) b. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) •
dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nili wajar aset keuangan tersebut;
•
terjadi setelah Entitas telah memperoleh secara substantial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Entitas telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
•
terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Entitas.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan disusun dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal Neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah transaksi wesel ekspor yang ditetapkan Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Laba Rugi tahun berjalan. Per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010, kurs yang digunakan untuk penjabaran pos-pos moneter dalam mata uang asing adalah Rp. 8.709 / USD 1 dan Rp. 9.115 / USD 1.
Halaman
21
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
d. Pengakuan Pendapatan Premi Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh perusahaan. Premi yang menjadi hak reasuradur diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Premi yang belum merupakan pendapatan untuk masing-masing jenis pertanggungan dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase sebesar 40% dari premi retensi sendiri untuk polis-polis dengan masa pertanggungan lebih dari 30 hari, dan sebesar 10 % dari premi retensi sendiri untuk polis-polis dengan masa pertanggungan kurang dari 30 hari. Kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan merupakan selisih dari premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu. Penyajian pendapatan premi dalam Laporan Laba Rugi menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. Atas pertanggungan yang lebih dari satu tahun tidak diakui sebagai pendapatan dan dicatat sebagai premi diterima dimuka setelah diperhitungkan dengan Potongan Preminya. e. Beban Klaim Beban klaim meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diterima dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) dihitung berdasarkan estimasi kerugian wajar yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang pada Halaman
22
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 tanggal Neraca masih dalam proses penyelesaian. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) e. Beban Klaim (Lanjutan) Untuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan (Incurred But Not Reported / IBNR) dihitung berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam Laporan Laba Rugi pada periode terjadinya perubahan. Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri merupakan selisih estimasi klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu. Penyajian beban klaim dalam Laporan Laba Rugi menunjukkan jumlah klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Klaim reasuransi disajikan sebagai pengurang klaim bruto. f. Komisi Neto Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain serta diskon yang diberikan kepada tertanggung sehubungan dengan penutupan pertanggungan dicatat sebagai Beban Komisi, sedangkan komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi, dan diakui dalam Laporan Laba Rugi pada saat terjadinya. Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam Laporan Laba Rugi. g. R e a s u r a n s i Perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yang dicatat sehubungan kontrak reasuransi tersebut. Sifat transaksi reasuransi proporsional treaty mengikat selama periode kontrak secara proporsional berdasarkan prosentase tertentu.
Halaman
23
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) g. R e a s u r a n s i ( L a n j u t a n ) Tujuan transaksi reasuransi proporsional treaty adalah mereasuransi secara otomatis setiap penutupan asuransi yang dilakukan Perseroan. Efek transaksi proporsional treaty terhadap operasional Perseroan adalah dapat menutup pertanggungan asuransi yang melebihi kemampuan retensi perseroan. h. Beban Usaha Beban usaha dan beban lain-lain diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (Accrual basis). i. I n v e s t a s i Investasi dalam saham yang tidak diperdagangkan di bursa efek dengan persentase pemilikan kurang dari 20 % dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan investasi dari deposito dan obligasi diakui sesuai dengan periode berjalan. Penghasilan dividen diakui pada saat dividen diumumkan. Keuntungan (kerugian) penjualan saham diakui pada saat realisasi penjualan. Penghasilan bunga, dividen, dan keuntungan (kerugian) penjualan saham diakui dalam Laporan Laba Rugi tahun berjalan sebagai hasil investasi. j. Kas Dan Bank Kas dan Bank terdiri dari kas dan rekening giro yang dimiliki perusahaan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang. k. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Perusahaan melakukan penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas Piutang yang didasarkan pada estimasi arus kas masa datang. l. Aset Tetap Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Pengukuran aset tetap pemilikan langsung setelah pengakuan awal menggunakan model biaya (cost model) termasuk bangunan yang telah direvaluasi pada akhir tahun 2004. Halaman
24
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 Revaluasi atas bangunan telah mendapat persetujuan dari 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) l. Aset Tetap (Lanjutan) Dirjen Pajak dalam Surat Keputusan No. 394/WPJ.07/BD.04/2004 tanggal 23 Desember 2004.
KEP-
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007), Aset Tetap, dimana Perusahaan diperbolehkan untuk memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap dan diterapkan secara konsisten terhadap seluruh aset tetap pada kategori yang sama. Perusahaan menetapkan model biaya sebagai kebijakan akuntansinya. Atas selisih penilaian kembali aset tetap yang timbul dari revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode Saldo Menurun Berganda (Double-Declining-Balance method) kecuali bangunan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan persentase penyusutan sebagai berikut : Bangunan Kendaraan Motor Peralatan Kantor
: :
5% dari Biaya Perolehan 25% dariJumlah Tercatat
:
25% dan 50% dari Jumlah Tercatat
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada Laporan Laba Rugi pada saat terjadinya. Perbaikan dan pemugaran dalam jumlah besar yang menambah masa manfaat keekonomian aset dikapitalisasi sebagai Aset Tetap Pemilikan Langsung. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok Aset Tetap Pemilikan Langsung dan keuntungan atau kerugian yang terjadi dibukukan dalam Laporan Laba Rugi tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai siap untuk digunakan. Aset tersebut akan dipindahkan ke dalam Aset Tetap Pemilikan Langsung dan disusutkan pada saat selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Halaman
25
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
m. Aset Lain-lain Uang jaminan, uang muka dan biaya dibayar di muka serta pos-pos yang tidak layak digolongkan dalam aset tetap dan juga tidak dapat digolongkan dalam aset lancar, investasi/penyertaan maupun aset dimasukkan sebagai aset lain-lain. n. Taksiran Pajak Penghasilan Taksiran pajak penghasilan - pajak kini pada Laporan Laba Rugi dihitung berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku. Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak penghasilan untuk menentukan taksiran pajak penghasilan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 tentang "Akuntansi Pajak Penghasilan". Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut Laporan Keuangan. Kewajiban pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan waktu yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam Laporan Laba Rugi. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di Neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini. o. Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Berlaku efektif 1 Januari 2005, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja", dengan basis retrospektif dan mengubah metode akuntansi imbalan kerja seluruhnya menjadi metode yang diatur oleh standar akuntansi. Pada PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyisihan imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 Halaman
26
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010 ditentukan dengan menggunakan metode "Projected Unit 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) o. Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan) Credit". Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10 % dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian tersebut diakui secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan awal suatu program manfaat pasti atau perubahan-perubahan pada kewajiban imbalan kerja atas program manfaat pasti yang sudah ada harus diamortisasi selama periode sampai manfaat tersebut menjadi hak karyawan. p. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, tahun 1994. q. Laba Bersih Per Saham Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba Per Saham", laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Tambahan saham yang terjadi karena dividen saham, saham bonus dan stock split dianggap telah merubah jumlah saham sejak awal tahun dan dihitung secara retrospektif untuk seluruh tahun penyajian. Rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 adalah 500.000.000 saham. r. Informasi Segmen Informasi segmen disajikan menurut ketentuan PSAK No. 5 (revisi) tentang Akuntansi Segmen dengan mengadopsi segmen usaha sebagai bentuk pelaporan segmen. Segmen usaha tersebut digolongkan primer dan segmen sekunder.
berdasarkan
segmen
Halaman
27
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 2010
s. Penurunan Nilai Aset Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal Neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan. t. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan Keuangan Konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan pada tanggal Laporan Keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, realisasi dapat berbeda dengan estimasi tersebut.
Halaman
28
3 INVESTASI Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 a. Deposito Berjangka Deposito Wajib Dalam Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesian (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara PT Bank UOB Buana Jumlah Deposito Wajib
2010
500.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 8.000.000.000
1.500.000.000 1.500.000.000
Deposito Biasa Dalam Rupiah PT Bank Mega PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Arta Graha PT Bank Capital Indonesia PT Bank Mayapada Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Depnaker Gatot S PT Bank Negara Indonesian (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Danamon PT Bank Harda Internasional PT BTN Syariah PT Bank Bumiputera PT Bank Victoria PT Bank Mutiara PT BTN PT Bank Central Asia PT Bank UOB Buana Jumlah
2.000.000.000 1.550.000.000 4.000.000.000 1.000.000.000 3.840.000.000 500.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 1.000.000.000 5.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 34.890.000.000
2.000.000.000 2.050.000.000 5.500.000.000 5.000.000.000 3.840.000.000 4.000.000.000 1.000.000.000 2.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 1.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000 41.390.000.000
Dalam US Dollar PT Bank Danamon PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Jumlah Deposito Biasa Jumlah Deposito Berjangka
1.741.800.000 522.540.000 2.264.340.000 37.154.340.000 45.154.340.000
911.500.000 546.900.000 1.458.400.000 42.848.400.000 44.348.400.000
277.593.500 48.271.350 777.125.000 1.310.701.650 29.405.765 145.025.025 398.756.200 80.778.188 973.600.688 668.818.346 550.819.571 82.656.750 43.582.650 104.197.600 (1.199.157.933)
248.733.500 48.271.350 99.247.500 588.000.000 434.989.913 1.310.701.650 29.405.765 243.275.025 127.742.250 71.635.850 409.777.100 532.000.000 409.920.000 (1.138.307.253)
4.292.174.350
3.415.392.650
b. Saham Yang Tersedia Untuk Dijual (Rupiah) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Ades Waters Indonesia Tbk PT. Alam Sutera Tbk PT. Bumi Resources,Tbk PT. Ciputra PT. Darma Henwa Tbk PT. Asia Natural PT Bakrie & PT. Adaro Energy PT. Bakrie Telecom PT. Telekomunikasi PT. Medco Energy PT. Energy Mega PT. Astra PT. Benakat Petroleum PT. Borneo Lumbung Energi PT. Garuda Indonesia Airways PT. Timah Tbk Kerugian Yang Belum Direalisasi akibat Penurunan Nilai Pasar Nilai Pasar
Halaman 29
3 INVESTASI (lanjutan) c. Obligasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Rupiah) Lontar Papyrus Pulp 1 Tahun 2000 : Seri A (idD, Jatuh Tempo 1 Oktober 2014) Seri B (idD, Jatuh Tempo 1 Okotber 2017)
200.000.000 500.000.000
250.000.000 500.000.000
498.860.050 1.500.000.000 (45.796.961) 2.000.000.000 4.000.000.000 8.653.063.089
131.020.984 500.000.000 1.500.000.000 (56.572.698) 2.000.000.000 4.000.000.000 8.824.448.286
4.000.000 190.000.000 361.131.629 555.131.629
4.000.000 190.000.000 849.428.626 1.043.428.626
58.654.709.068
57.631.669.562
Tjiwi Kimia Seri A (idBBB,Jatuh Tempo 1 Oktober 2014) Seri B (idBBB, Jatuh Tempo 1 Okotber 2017) Obligasi Pemerintah Thn 2005 seri fr 0027 Diskonto yang Belum Diamortisasi PT. Indofood Obligasi salim ivomas pratama 1 tahun 2009 Nilai Bersih Obligasi d. Penyertaan Langsung Penyertaan Pada Menara Terproteksi Penyertaan Pada Perusahaan Asuransi Risiko Khusus Lainnya Jumlah Lain-Lain Jumlah Investasi
Tingkat bunga per tahun atas investasi adalah sebagai berikut :
Deposito Wajib Deposito Biasa : Dalam Rupiah Dalam US Dollar Obligasi
2011
2010
6,00% - 9,00%
9,00%
5,00% - 9,50% 0,75% - 2,75% 8,37% - 13,00%
6,25% - 9,50% 0,75% - 2,75% 7,28% - 13%
Deposito Wajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan QQ Perusahaan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, deposito wajib adalah sebesar 20 % dari modal disetor minimum yang dipersyaratkan dan ditambah 1% dari premi netto. 4 KAS DAN BANK Rincian Per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Kas Bank BCA Bank Jateng Bank Mandiri Bank CNB Bank Agroniaga Citi Bank Bank Mutiara Bank Jabar Bank Indomonex Bank BRI Bank Danamon Sub Jumlah Bank Jumlah Kas dan Setara Kas
2010
25.900.000
25.900.000
5.815.813.591 166.620.619 277.164.616 532.981 996.784 63.571.697 2.036.882 37.084.324 6.346.269 15.704.377 132.881.941 6.518.754.081
3.002.615.703 234.249.576 738.906.357 16.619.488 2.944.362 66.625.537 1.911.900 36.958.331 6.772.269 4.097.777 4.111.701.300
6.544.654.081
4.137.601.300
Halaman 30
5 PIUTANG PREMI Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Piutang Premi Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
2010
40.935.662.090 (2.663.360.610)
29.751.754.316 (1.876.801.367)
38.272.301.480
27.874.952.949
6 PIUTANG REASURANSI Piutang reasuransi merupakan piutang yang timbul dari transaksi reasuransi sehubungan dengan hak penerimaan komisi, premi asuransi dan klaim asuransi kepada reasuradur. Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 The Toa Reinsurance Co. Ltd. PT Axa RE Asuransi Ekspor Indonesia Best Re Jasindo KARK Nas Re PARARE Reasuransi International Indonesia Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) Tugu Re PT Maskapai Reasuransi Indonesia Uib Asia Asia Re Bangun Askrida Bosowa Periskop Buana Independent Jamindo General Panin Insurance Raya Syariah Mubarokah Tata Insurance Nas re Philliphines Jiwasraya Ramayana Jiwa Recapital Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah Rp 5.000.000 ) Jumlah
2010
11.012.050 37.474.262 16.550.662 14.871.325 54.593.520 18.820.125 251.534.056 807.273.223 15.260.425 54.126.999 17.643.755 4.156.245.669 4.280.195.067 24.839.194 46.532.810 9.087.837 24.890.324 1.584.767.227 57.933.055 1.984.799.647 906.362.777 11.428.065 27.458.057 14.542.367
21.630.000 8.585.699 56.637.906 491.034.409 398.376.353 54.593.520 757.853.639 1.198.073.625 4.351.415.355 94.152.482 249.001.216 934.035.448 1.111.496.199 28.631.500 167.078.868 24.641.744 28.902.296 9.087.837 25.792.530 24.890.324 839.646.786 90.829.841 258.667.320 12.911.758
14.428.242.498
11.237.966.655
7 PIUTANG LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
Pinjaman Karyawan Pendapatan Bunga Jumlah
2011
2010
12.799.353 168.750.953
63.179.871 186.650.313
181.550.306
249.830.184
Halaman 31
8 ASET TETAP Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Saldo Awal Biaya Perolehan dan Penilaian kembali Tanah Bangunan Kendaraan Bermotor Peralatan kantor Jumlah
Akumulasi Penyusutan : Bangunan Kendaraan Bermotor Peralatan Kantor Jumlah Jumlah Tercatat
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
484.464.000 4.232.224.300 4.308.254.000 1.989.543.149
206.516.800
-
484.464.000 4.232.224.300 4.308.254.000 2.196.059.949
11.014.485.449
206.516.800
-
11.221.002.249
1.525.469.990 2.451.445.461 1.355.262.226
51.282.804 69.862.933 120.211.485
-
1.576.752.794 2.521.308.394 1.475.473.711
5.332.177.677
241.357.222
-
5.573.534.899
5.682.307.772
5.647.467.350
2010 Saldo Awal Biaya Perolehan dan Penilaian kembali Tanah Bangunan Kendaraan Bermotor Peralatan kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan : Bangunan Kendaraan Bermotor Peralatan Kantor Jumlah Jumlah Tercatat
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
484.464.000 4.232.224.300 3.652.268.300 2.381.986.518
818.500.000 77.149.000
300.000.000
484.464.000 4.232.224.300 4.170.768.300 2.459.135.518
10.750.943.118
895.649.000
300.000.000
11.346.592.118
1.326.818.775 2.159.467.550 1.946.797.987
44.802.804 126.012.550 45.206.992
246.915.436 -
1.371.621.579 2.038.564.664 1.992.004.979
5.433.084.312
216.022.346
246.915.436
5.402.191.222
5.317.858.806
5.944.400.896
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 241,357,222 dan Rp 216.022.346. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 saldo selisih nilai (surplus) revaluasi aset tetap dimasukkan ke dalam saldo laba dan disajikan secara retrospektif sesuai dengan tahun penyajian.
Halaman 32
9 ASET LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Jaminan PT Taman Olahraga Jagorawi W.K. Webster & Co., London Konsorsium Asuransi Resiko Khusus Jaminan Telepon Dewan Asuransi Indonesia Sewa Ruangan Jaminan Giro Lukisan Biaya dibayar dimuka Jumlah
60.000.000 26.602.875 30.000.000 5.000.000 1.000.000 10.466.000 500.000 108.300.000 3.619.771.388 3.861.640.263
2010 60.000.000 26.602.875 30.000.000 5.000.000 1.000.000 10.466.000 500.000 38.300.000 774.004.623 945.873.498
10 HUTANG KLAIM Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011
2010
Kendaraan Bermotor Kebakaran Pengangkutan Aneka
4.424.705.612 1.507.594.833 160.889.959 1.865.063.449
3.550.913.510 163.677.790 5.141.243.515 636.518.665
Jumlah
7.958.253.853
9.492.353.480
11 ESTIMASI KLAIM RETENSI SENDIRI Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011
2010
Kendaraan Bermotor Kebakaran Pengangkutan Aneka
16.299.234.838 1.674.727.413 464.805.504 417.139.002
13.453.467.829 2.621.005.817 351.888.927 684.759.278
Jumlah
18.855.906.757
17.111.121.851
12 PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011
2010
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
3.991.554.280 22.104.399.414 181.855.042 4.241.325.295
586.077.975 20.788.680.522 270.905.284 1.391.156.814
Jumlah
30.519.134.031
23.036.820.595
Halaman 33
13 HUTANG REASURANSI Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Paragon Reins PT Reasuransi International Indonesia Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) National Reinsurance Philippines Jasindo Konsorsium Asuransi Risiko Khusus Dekai Asia re binajasa Central Asia Syariah Mubarokah Asia Re, Singapore Arab insurance Bumida Asia reliance Bina Dharma (Abda) National Re Jiwasraya Buana Independent Toa Re Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah Rp 5.000.000) Jumlah
2010
358.754.348 33.393.278 293.533.888 91.769.064 67.537.692 14.171.790 317.349.490 453.995.608 286.206.528 5.065.488.210 84.863.415 14.070.788 94.777.637 6.785.858 14.055.401 1.233.383.842 11.132.918 5.750.764 4.374.578
161.461.875 72.137.439 574.671.710 60.843.942 55.180.188 152.754.740 286.206.528 1.327.546.192 1.481.377
8.451.395.097
2.692.283.991
Halaman 34
14 PERPAJAKAN Hutang Pajak Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 25 Jumlah
2010
106.073.357 47.430.550 153.503.907
23.235.274 37.933.700 61.168.974
Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun-tahun 2010 dan 2009 sebagai berikut : 2010 Laba sebelum Taksiran Pajak Penghasilan Beda Waktu : Penyisihan Piutang Premi Tak Tertagih Imbalan Pasca Kerja Cadangan Klaim (IBNR) Jumlah Beda Waktu Beda Tetap : Tunjangan Karyawan Koreksi Cad Premi Penyusutan Mobil Sedan Pendapatan Bunga Deposito Pendapatan Jasa Giro Pendapatan Bunga Obligasi Keuntungan Penjualan Saham Amortisasi Diskonto
Taksiran Penghasilan Kena Pajak Kompensansi Kerugian Sebelumnya Dibulatkan
2009
2.221.711.623
1.077.714.242
120.000.000 182.000.000 (58.112.999) 243.887.001
99.000.000 99.750.000 139.905.428 338.655.428
(1.407.842.571) 36.839.061 (503.507.922) (19.072.033) (206.954.811) (96.506.200) (2.693.934)
60.257.208 (173.179.431) 44.185.929 (661.330.355) (20.626.296) (202.775.879) (111.766.652) (2.693.934)
(2.199.738.410)
(1.067.929.410)
265.860.214 265.860.214 265.860.000
348.440.260 348.440.260 348.440.000
74.440.800
97.563.200 -
74.440.800
97.563.200
Taksiran Pajak Penghasilan 28% x 348.440.000 25% x 265.860.000 Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan Kini
Perhitungan taksiran pajak penghasilan tangguhan dan saldo aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut : 2010
2009
120.000.000 182.000.000 (58.112.999)
99.000.000 99.750.000 139.905.428
Jumlah
243.887.001
338.655.428
Dibulatkan
243.887.000
338.655.000
Penyisihan Piutang Premi Tak Tertagih Imbalan Pasca Kerja Cadangan Klaim (IBNR)
Taksiran Pajak Penghasilan Tangguhan (pengaruh beda waktu waktu) tarif pajak 25% X 338.655.000 tarif pajak 28% X 181.622.000 Aset Pajak Tangguhan, Saldo Awal Tahun
60.971.750
84.663.750
1.684.061.595
1.535.702.345
Aset Pajak Tangguhan, Saldo Akhir Tahun
1.745.033.345
1.620.366.095
Halaman 35
15 BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Jasa Profesional Jumlah
2010
54.700.000
49.800.000
54.700.000
49.800.000
16 PREMI DITERIMA DIMUKA Merupakan premi yang diterima dimuka atas pertanggungan yang lebih dari satu tahun setelah diperhitungkan dengan Potongan Premi. 17 HUTANG LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2011 Deviden Jumlah
2010
68.531.647
43.266.237
68.531.647
43.266.237
18 MODAL SAHAM Susunan pemegang dan pemilikan saham perusahaan per 31 Maret adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham PT. Asuransi Central Asia Tan Kin Lian Tan Kah Ho Masyarakat Jumlah
Pemegang Saham PT. Asuransi Central Asia Tan Kin Lian Tan Kah Ho Masyarakat Jumlah
Jumlah Saham
2011 Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Kepemilikan
Jumlah
306.792.512 39.192.072 27.325.631 126.689.785
61,36% 7,84% 5,47% 25,33%
15.339.625.600 1.959.603.600 1.366.281.550 6.334.489.250
500.000.000
100,00%
25.000.000.000
Jumlah Saham
2010 Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Kepemilikan
Jumlah
306.792.512 39.424.360 31.061.721 122.721.407
61,36% 7,88% 6,21% 24,55%
16.339.625.600 1.971.218.000 1.553.096.050 5.136.060.350
500.000.000
100,00%
25.000.000.000
Halaman 36
19 TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini merupakan selisih lebih harga penjualan saham atau harga pasar saham pada saat pembagian dividen saham di atas nilai nominal saham (agio saham).
Jumlah Saham Penjualan Saham pada tahun 1990 Pembagian Saham Bonus pada tahun 1993 Pembagian Dividen Saham pada tahun 2003 Pembagian Saham Bonus pada tahun 2004 Pembagian Saham Bonus pada tahun 2007 Penawaran Umum Terbatas I pada tahun 2008 Biaya Emisi Penawaran Umum Terbatas I
Agio per Saham
1.000.000 2.000.000 2.000.000 120.000.000 5.000.000 190.000.000
Jumlah 3.250 1.000 2.500 50 50 30
Jumlah
3.250.000.000 (2.000.000.000) 5.000.000.000 (6.000.000.000) (250.000.000) 5.700.000.000 (360.000.000) 5.340.000.000
20 PENDAPATAN PREMI Rinciannya sebagai berikut : 2011
Premi Bruto
Penurunan (kenaikan) premi yang Belum merupakan pendapatan
Premi Reasuransi
Pendapatan Premi
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
3.270.331.241 16.452.382.696 1.093.114.644 8.650.468.753
(3.169.595.971) (2.786.586.492) (669.284.999) (2.321.190.076)
173.141.171 1.201.385.409 44.454.877 (112.038.271)
273.876.441 14.867.181.613 468.284.522 6.217.240.406
Jumlah
29.466.297.334
(8.946.657.538)
1.306.943.186
21.826.582.982
2010
Premi Bruto
Premi Reasuransi
Penurunan (kenaikan) premi yang Belum merupakan pendapatan
Pendapatan Premi
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
3.742.830.422 20.594.114.262 1.209.510.542 4.650.506.534
(2.927.299.335) (1.002.714.414) (403.471.502) (504.444.007)
470.419.035 (878.567.987) (52.531.810) (245.784.891)
1.285.950.122 18.712.831.861 753.507.230 3.900.277.636
Jumlah
30.196.961.760
(4.837.929.258)
(706.465.653)
24.652.566.849
Halaman 37
21 BEBAN KLAIM Rinciannya sebagai berikut : 2011
Klaim Bruto
Kenaikan (penurunan) Estimasi Klaim Retensi Sendiri
Klaim Reasuransi
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
2.804.201.466 8.652.748.021 366.048 900.809.904
(2.279.911.010) (240.148.599) 0 (703.288.099)
(869.087.492) (235.470.974) 84.071.408 (439.266.935)
Jumlah
12.358.125.439
(3.223.347.708)
(1.459.753.993)
Beban klaim (344.797.036) 8.177.128.448 84.437.456 (241.745.130) 7.675.023.738
2010
Klaim Bruto
Klaim Reasuransi
Kenaikan (penurunan) Estimasi Klaim Retensi Sendiri
Beban klaim
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
3.186.897.034 8.777.314.716 6.137.973.061 576.621.041
(2.498.130.587) (419.304.616) (5.972.406.199) (532.899.506)
1.298.529.657 858.777.509 (56.514.000) 51.975.937
1.987.296.104 9.216.787.609 109.052.862 95.697.472
Jumlah
18.678.805.852
(9.422.740.908)
2.152.769.103
11.408.834.047
22 BEBAN KOMISI NETTO Rincian sebagai berikut : 2011 Komisi Reasuransi Diterima
Komisi Bayar
Beban Komisi Netto
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
750.933.071 110.307.034 376.814.517
668.562.013 3.352.404.730 244.500.842 4.044.754.069
(82.371.058) 3.352.404.730 134.193.808 3.667.939.552
Jumlah
1.238.054.622
8.310.221.654
7.072.167.032
2010 Komisi Reasuransi Diterima
Komisi Bayar
Beban Komisi Netto
Kebakaran Kendaraan Bermotor Pengangkutan Aneka
581.152.439 129.048.376 135.823.636
780.724.269 6.274.544.862 179.267.475 1.942.117.428
199.571.830 6.274.544.862 50.219.099 1.806.293.792
Jumlah
846.024.451
9.176.654.034
8.330.629.583
23 HASIL INVESTASI Rincian sebagai berikut :
Bunga Deposito Bunga Obligasi Keuntungan Penjualan Surat Berharga - Bersih Laba (Rugi) Selisih Kurs dari Deposito Pendapatan Amort Diskon Obligasi Jumlah
2011
2010
503.507.922 206.954.811 96.506.200 (73.320.000) 2.693.934
661.330.355 202.775.879 111.766.652 (45.600.000) 2.693.935
736.342.867
932.966.821
Halaman 38
24 BEBAN USAHA Rincian sebagai berikut : 2011
2010
Gaji dan Tunjangan Penyusutan Aset Tetap Perjalanan Pos, Telepon dan Telex Penyisihan Piutang Tak Tertagih Sewa Perbaikan dan Pemeliharaan Imbalan Pasca Kerja Materai Barang cetakan dan alat tulis Listrik Dan Air Representasi dan Jamuan Pemasaran Asuransi Iklan dan promosi Jasa profesional Administrasi Saham Pendidikan dan latihan Surat Kabar dan Majalah Iuran Lain-lain
2.908.601.388 241.357.222 509.571.627 146.615.653 182.000.000 218.414.873 122.503.476 120.000.000 67.678.000 164.745.798 104.551.445 33.295.758 191.857.214 29.063.274 82.705.950 97.718.830 52.002.657 60.041.167 6.729.600 57.543.984 313.141.063
2.803.030.785 216.022.346 443.187.831 141.437.406 99.750.000 133.039.887 55.198.467 99.000.000 90.645.500 137.732.127 88.849.839 48.260.339 127.465.450 52.114.277 50.390.852 16.500.000 30.030.000 51.029.000 6.450.900 18.850.000 393.599.937
Jumlah
5.710.138.979
5.102.584.943
25 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Rincian sebagai berikut :
Hasil administrasi polis Jasa Giro Laba (Rugi) Selisih Kurs lain-lain Jumlah
2011
2010
203.635.575 19.072.033 (106.547.478) (44.606)
262.930.242 20.626.296 69.078.662 (18.406.054)
116.115.524
334.229.146
2011 USD
2010 USD
26 SALDO ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Aset dan kewajiban Perusahaan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
ASET Investasi Kas dan bank Piutang premi Piutang Reasuransi Jumlah KEWAJIBAN Hutang klaim Cadangan Klaim Hutang reasuransi Jumlah Jumlah Aset Bersih
260.000 524.542 13.409 797.951
160.000 52.998 379.538 2.237 594.773
2.803 8.552 71.475 82.830 715.121
6.078 8.592 23.608 38.278 556.495
Halaman 39
27 KONTRAK REASURANSI Dalam rangka manajemen risiko atas pertanggungan asuransi, perusahaan mengadakan kontrak reasuransi dengan a. Proportional Treaties
Nama
Kebakaran %
PT Reindo PT Nasional Re PT Maskapai Reasuransi Indonesia PT Tugu Reasuransi Asei Milli Re, Singapore Best Reinsurance Co Jasindo Acr Retakful, Malaysia Al Fajer Re Buana Independent Bumiputeramuda 1967 Jumlah
Pengangkutan %
Porsi Reasuransi Rekayasa %
Aneka %
2,50 5,00 10,00 2,50 5,00 5,00 15,00 3,50 30,00 15,00 1,50 5,00
2,50 5,00 10,00 2,50 5,00 5,00 15,00 3,50 30,00 15,00 1,50 5,00
2,50 5,00 10,00 2,50 5,00 5,00 15,00 3,50 30,00 15,00 1,50 5,00
2,50 5,00 10,00 2,50 5,00 5,00 15,00 3,50 30,00 15,00 1,50 5,00
100
100
100
100
b. Non Proportional Treaties Untuk melindungi akumulasi klaim risiko sendiri, perusahaan menyelenggarakan proteksi reasuransi berupa Non Proportional Treaties (excess of loss) antara lain terhadap pertanggungan harta benda (property), kendaraan bermotor (motor vehicles), pengangkutan (marine cargo) dan whole account yang seluruhnya direasuransikan kepada ACR Retakful, Malaysia, AL Fajer Re, Reindo, Best Re, Malaysia, Asei, Marein, Nas Re, Jasindo, Tugu Re, Buana Independent Tahun 2011 dan PT Reasuransi Internasional Indonesia, PT Reasuransi Nasional Indonesia, PT Tugu Reasuransi Indonesia, PT Maskapai Reasuransi Indonesia, PT Asuransi Buana Independent, PT Asuransi Jamindo, PT jasindo dan PT Best Re, Malaysia Tahun 2010
28 BATAS TINGKAT SOLVABILITAS Tingkat solvabilitas Perusahaan adalah sebagai berikut : 2011
2010
Tingkat Solvabilitas Tingkat Solvabilitas Minimum
34.121.513.820 19.273.491.251
38.511.617.532 18.933.623.163
Selisih Lebih Tingkat Solvabilitas atas Tingkat Solvabilitas Minimum
14.848.022.569
19.577.994.369
Tingkat Solvabilitas
177%
203%
Halaman 40