RESPON MASYARAKAT DESA ADAT KUTA TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI DISCOVERY KARTIKA PLAZA HOTEL I Putu Wiweka Abhicanika, Imron Hadi Tamim, Ikma Citra Ranteallo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected], Imron Hadi
[email protected], Ikma Citra
[email protected]
ABSTRACT DKPH (Discovery Kartika Plaza Hotel) has become one of the company which awares implementing of CSR (Corporate Social Responsibility) for society and environment around of the company. CSR has implementation base on community need, not to increase the quality of life like Badung’s regulation about TJSP (Social Responsibility). Becuase people in Desa Adat Kuta have to capable. This study use a descriptive qualitative method which to see the society of Desa Adat Kuta response of CSR DKPH. And the method along to analyze the form of CSR program that have to implementation by DKPH. This study use observation, interview and document to collect data. Base on research have to conduct by Stakeholder Theory, CSR can be effective for communication tools to mantain the sustainability of the company in the middle of society. Company can stand in the middle of social life, if they listen to people society and attention to planet (environment) surrounding the company. Keyword : DKPH CSR, public response, environment, Stakeholder theory.
1. PENDAHULUAN
Responsibility) sebagai bentuk tanggung jawab
Menurut John Elkington (dalam Solihin,
sosial perusahaan yang selama ini hanya
2008 : 30) dalam bukunya yang berjudul
melakukan aktivitas ekonomi semata. Elkington
Cannibals with Forks, Triple Bottom Line of
memperkenalkan
Twentieth Century Bussines, perusahaan dalam
menggambarkan
dunia
mencari
masyarakat, dan lingkungan. Konsep triple p ini
keuntungan atau profit saja, melainkan juga
perlu diterapkan oleh perusahaan yang ingin
perlu
dan
memiliki keberlanjutan dalam usahanya. triple p
lingkungan. Dimensi sosial inilah yang menjadi
yang dimaksud adalah profit, people, dan planet.
filosofi
bisnis
tidak
‘berbagi’
lahirnya
bisa
kepada
CSR
hanya
masyarakat
(Corporate
Social
1
konsep relasi
triple
antara
p
dalam
perusahaan,
Masyarakat atau aspek sosial juga perlu menjadi perhatian khusus
sekitar perusahaan dan masyarakat sekitar.
dari perusahaan,
Pernyataan
tersebut
dimana masyarakat merupakan stakeholder dari
Kiroyoan
(2006:45),
suatu
pemodal
menjadikan
perusahaan.
Untuk
menjaga
juga
sejalan
dengan
mengatakan
bahwa
CSR
bahan
keberlanjutan, perusahaan yang menjalankan
pertimbangan
kegiatan bisnis di tengah-tengah masyarakat
keputusan
perlu melakukan hubungan-hubungan positif
berinvestasi dalam jangka waktu yang lama.
dengan masyarakat. Sehingga dukungan kuat
untuk
sebagai
dengan
Menurut
mengambil
harapan
Thendry
suatu
investor
Supriatno
akan
(dalam
dari masyarakat kepada perusahaan dalam
Fitrianti 2008:13), CSR merupakan keharusan
melakukan kegiatan bisnis bisa terwujud.
bagi perusahaan terhadap masyarakat yang di
Dengan memperhatikan seluruh aspek
implementasikan dalam bentuk program CSR
seperti lingkungan dan sosial, maka secara
dan
otomatis perusahaan akan membentuk dan
sosial, sehingga menimbulkan kerugian bagi
memperoleh citra positif
dari calon pemodal
perusahaan maupun masyarakat. CSR dapat
yang ingin menanamkan modalnya sehingga
berpengaruh positif maupun negatif kepada
perusahaan akan memperoleh profit yang besar.
perusahaan, pengaruh positif perusahaan yakni
Keuntungan wajib
yang
perusahaan.
(profit)
harus
merupakan
dicapai
Namun
jika
oleh
hanya
hal
dapat
mendapat
suatu
mencegah
citra
dari
munculnya
masyarakat
gesekan
setempat.
Namun perusahaan tidak bisa hanya mencari
berbicara
citra
saja
melainkan
dapat
memberikan
mengenai keuntungan saja, maka perusahaan
pengaruh yang baik melalui program CSR itu
akan
sendiri.
kesulitan
dalam
pengembangan
perusahaan dan juga mempengaruhi pemodal
Salah satu perusahaan yang melihat
untuk bekerjasama dalam perusahaan, karena
bahwa CSR itu penting adalah Discovery Kartika
mengabaikan aspek-aspek lain, seperti aspek
Plaza
sosial.
DKPH
merupakan
suatu
perusahaan yang memperhitungkan CSR dalam
perusahaan berdasarkan rekam jejak
yang
bisnisnya dan DKPH merupakan perusahaan
seperti
yang menjalankan kegiatan bisnisnya di Desa
lingkungan
Adat Kuta, Kabupaten Badung. Adapun bentuk
oleh
hubungan
pemodal
(DKPH).
melihat
dimiliki
Tentunya
Hotel
perusahaan
perusahaan
tersebut
dengan
2
program
yang
dilakukan
beragam
sesuai
kondisi masyarakat Desa Adat Kuta yang
dengan kebutuhan masyarakat agar tidak terjadi
tergolong
adanya
dalam
diperoleh dari Kelurahan Kuta mengenai kondisi
menjalankan program CSR berbeda dengan
sosial masyarakat Desa Adat Kuta yang dari
kepedulian sosial berdasarkan Perda Kabupaten
aspek
Badung.
yang
berkembang. Dari 1714 jumlah Kepala Keluarga
bertentangan tersebut adalah Perda Kabupaten
(KK) yang tercatat, sebanyak 2984 sudah
Badung No. 6 Tahun 2013 tentang Tujuan
bekerja (Bendesa Desa Adat Kuta, 2015).
salah
Perda
sasaran.
DKPH
Kabupaten
Badung
Umum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
meningkatkan
kualitas
hidup
perusahaan
Dengan
beroperasi
bidang
sosial
harus
seperti
Perda
“Menjadi
Mitra
Strategis
Program
Pemerintah,
Melalui
tengah masayarakat dilihat dari banyaknya persaingan bisnis khususnya hotel di Bali.
memperhatikan
Setiap
mensejahterakan
Kabupaten
Graha
menjadikan DKPH bisa bertahan di tengah-
Daerah
unit
usaha
yang
berada
dibawah
naungan Artha Graha Network menjalankan
masyarakat di sekitar perusahaan berdiri. Dalam pelaksanaanya,
Artha
Lingkungan Dan Pemberdayaan Masyarakat”
Kabupaten Badung No.6 Tahun 2013 tercermin perusahaan
naungan
sudah
Graha Network di Bidang Sosial Kemanusiaan,
kebutuhan dari masyarakat Desa Adat Kuta.
bahwa
tergolong
Corporate Social Responsibility (CSR) Artha
dalam pelaksanaan CSR lebih melihat pada
Perda
misi
Mendukung
dalam penelitian ini, penulis melihat DKPH
penjabaran
bawah
yang
Pemerintah dan Masyarakat Indonesia Dalam
(Pemerintah Kabupaten Badung, 2013: 1). Dan
Dari
pencaharian
data
dengan nama Artha Graha Peduli (AG Peduli).
di daerah pada umumnya dan khususnya sekitar
berdasarkan
Network, DKPH menjalankan program CSR
dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
masyarakat
mata
Di
(TJSP) pasal 4 menjelaskan bahwa perusahaan harus
mampu,
CSR dengan nama AG Peduli. AG Peduli
Badung
merupakan bagian yang disejajarkan dari Core
tersebut tidak sesuai dengan kondisi sosial
Business Line atau program utama dari bidang
masyarakat yang sebagai objek dari TJSP
lain seperti Infastruktur, Agro, telekomunikasi
tersebut. Perbedaan dengan program CSR
dan teknologi, Industri, Properti, dan Asuransi.
DKPH dengan Perda Kabupaten Badung adalah
3
2. KAJIAN PUSTAKA
Mengenai AG Peduli, bentuk program peduli terhadap masyarakat sudah dilakukan
Berbagai peneliatan sudah dilakukan
sejak tahun 1993 dengan memberikan bantuan
mengenai
seperti beras di kantong-kantong daerah miskin
dampak dari CSR tersebut, seperti Trisna (2013)
Jabodetabek dan sekitarnya dan untuk AG
dengan judul penelitian Kemampuan Corporate
Peduli yang berada di Bali baru dilaksanakan
Social
Resposibility
tahun 2004 (DKPH, 2014). Beberapa bentuk
Kinerja
Keuangan
program yang disalurkan kepada Desa Adat
melihat
Kuta yakni berupa motor pengangkut sampah
memoderasi pengaruh kinerja keuangan pada
yang diinformasi dari Bendesa Desa Adat Kuta,
nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di
lalu ada sumbangan seperangkat alat gamelan
Bursa Efek Indonesia.
kepada Pura Dalem Pesangrahan, kemudian
CSR
dan
penjelasan
mengenai
Memoderasi Pada
Nilai
pengungkapan
Pengaruh Perusahaan
CSR
mampu
Umbara (2014) dengan judul penelitian
bidang kesehatan berupa donor darah dan
Pengaruh
operasi mata katarak secara gratis, serta
Sosial Pada Nilai Perusahaan mengatakan
sembako murah.
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
harus
menarik penulis untuk menyusun penelitian
Program
Corporate
pemilihan
judul
tersebut
Jawab
Apabila
manfaat dapat
bagi
memberikan
kepuasaan pada stakeholdernya maka akan
Social
meningkatkan hasil perusahaan sehingga dapat
Responsibility Discovery Kartika Plaza Hotel. Adapun
memberikan
stakeholdernya.
dengan judul Respon Masyarakat Desa Adat Terhadap
Tanggung
beroperasi untuk kepentingan sendiri namun
Berdasarkan uraian tersebut, maka
Kuta
Pengungkapan
menarik invenstor.
dilatar
belakangi dengan adanya kegiatan CSR yang (2010)
dilakukan oleh DKPH dan kegiatan CSRnya dilakukan dengan kondisi masyarakat yang sudah tergolong berkembang serta penekanan
Penelitian
yang
dilakukan
Prasetya
dengan
judul
penelitian
Analisis
Pengaruh
CSR
Lifebuoy
Terhadap
Loyalitas
Berbagi
Konsumen
dan
Sehat Citra
Perusahaan Unilever Indonesia (Studi Kasus di
maksud yang berbeda dengan Perda Kabupaten
Kota Bogor) menghasilkan temuan bahwa CSR
Badung mengenai TJSP.
mempengaruhi 4
citra
perusahaan
secara
2.1 Stakeholder Theory
signifikan namun menunjukan hubungan positif sedangkan penelitian yang dilakukan Stanaland
Dalam pengambilan keputusan pada
et al, (2011) dengan judul penelitian Consumers
suatu perusahaan bisa menghasilkan keputusan
Perception
and
yang tepat dan tidak tepat. Dikatakan tidak tepat
and
jika pengambilan keputusan berdampak seperti
Ethics
keuntungan atau kekayaan yang diperuntukkan
Of
Consequences Responsibility.
The of
Atecedents
Corporate
Journal
of
Social
Business
menunjukan hubungan yang positif antara CSR
kepada
dengan reputasi perusahaan.
demikian, pada dasarnya perusahaan saat ini
Sheikh
dan
Beise-Zee
menyatakan
dalam
Social
Responsibilityor
and
penelitiannya
saja.
shareholder
Namun
tidak
(2011)
tidak bisa hanya mencapai keuntungan saja,
Corporate
namun harus memperhatikan aspek sekitar
Cause-Related
(stakeholder).
Oleh
sebab
itu,
stakeholder
Marketing? The Role of Cause Specificity of
theory
CSR. Journal of Consumers Marketing bahwa
bagaimana perusahaan dalam pengambilan
CSR secara signifikan dapat meningkatkan
keputusan bisa berdampak kepada stakeholder
pengaruh sikap positif dari konsumen terhadap
atau tidak. Adanya stakeholder di dalam suatu
perusahaan.
perusahaan
Penelitian mengenai perusahaan serta
yang digunakan dapat menjelaskan
karena
mempunyai stakeholder
peranan
penting,
dianggap
dapat
kaitannya dengan program CSR yang sudah
mempengaruhi perusahaan, namun juga dapat
dilakukan
dipengaruhi
sebelumnya,
menarik
penulis
oleh
perusahaan
yang
mengkaji lebih dalam mengenai CSR yang dikaji
bersangkutan pada pengambilan keputusan.
dalam stakeholder theory. Karena sebagian
Yang
besar penelitian yang telah dilakukan hanya
menggunakan
melihat pengaruh terhadap perusahaan, bukan
perusahaan
kepada bagaimana interaksi yang terjadi di
keputusan guna mempengaruhi perusahaan
dalam stakeholders yang berpengaruh terhadap
tersebut.
masyarakat disekitar perusahaan.
antara stakeholder dengan perusahaan adalah
berarti
para
stakeholder
informasi untuk
Wujud
yang
ada
mengambil
dapat dalam sebuah
pengaruh-mempengaruhi
dengan adanya prosesnya komunikasi terus
5
menerus hingga tercapai kesepakatan bersama
kata-kata kemudian disusun dalam kalimat,
antara perusahaan dengan stakeholder.
contonya
Mengenai hubungan saling pengaruh-
kalimat
hasil
wawancara
antara
peneliti dengan informan. Penelitian deskriptif
mempengaruhi sangat berkaitan dengan ranah
kualitatif
bidang ilmu sosiologi yakni interaksi sosial.
informasi secara aktual dan terperinci, serta
Proses sosial ini menurut Susanto (1983 : 16)
membuat perbandingan atau evaluasi dan juga
menyatakan suatu proses yang didasarkan pada
harus
kegiatan
dimana
dari sudut persepektif partisipan. Partisipan
proses yang melibatkan aspek sikap, nilai serta
adalah orang-orang yang dapat diajak untuk
harapan yang pada akhirnya menghasilkan
diwawancara, diobservasi, serta dapat diminta
kebiasaan. Pada penelitian ini, interaksi terjadi
untuk memberikan data, pendapat, pemikiran,
antara perusahaan dengan stakeholder.
dan persepsinya (Sukmadinata, 2006:94).
pengaruh-mempengaruhi
dari
proses
perusahaan
interaksi
dengan
sosial
antara
stakeholder
untuk
CSR yang dilakukan DKPH. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan. Metode kualitatif dipakai sebagai
satu pihak tidak beperan seperti stakeholder,
pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik
maka interaksi sosial yang diharapkan tidak dan
keberlangsungan
ini untuk memahami pengaruh program CSR
dari
untuk DKPH itu sendiri maupun kaitannya
perusahaan tidak dapat tercapai.
dengan masyarakat. Proses observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama
3. METODELOGI PENELITIAN
dalam
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif
yang
dikumpulkan
pengumpulan
diharapkan
deskripstif kualitatif dimana penelitian mengenai data
memahami fenomena-fenomena sosial
yang lengkap mengenai pelaksanaan program
dilakukan dan bersifat sustainablity. Jika salah
terjadi
mengumpulkan
kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi
menyepakati bentuk CSR apa yang akan
dapat
untuk
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Implementasi CSR tersebut merupakan hasil
ditunjukan
mampu
data.
menggali
pelaksanaan program CSR ini.
dan
dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar,
6
Data
observasi mengenai
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
karyawan dalam pengoprasian hotel (DKPH,
4.1 Gambaran Umum Penelitian
2014).
Desa Adat Kuta merupakan daerah
Mengenai program CSR DKPH sebagai
berkembang, dan saat ini Desa Adat Kuta masih tetap
menjaga
teguh
adat,
budaya
bentuk tanggung jawab sosial memang sudah
dan
lama dilakukan seperti membantu anak yatim
tradisinya, serta juga memliki lembaga desa
piatu dan sumbangan ke pura-pura, namun baru
adat yang masih kuat. Desa Adat Kuta memiliki
ditahun 2011 CSR ini dikelola oleh Artha Graha
batas-batas wilayah diantaranya disebelah utara
Network dengan nama program CSR
Desa Adat Kuta yakni Kelurahan Legian, lalu disebelah timur
Artha
Graha Peduli. DKPH sendiri merupakan anak
Desa Adat Kuta berbatasan
cabang dari perusahaan induk Artha Graha
dengan Desa Pemogan, dan disebelah selatan
Nertwork yang beroperasi bisnis di Desa Adat
Desa Adat Kuta berbatasan dengan Desa
Kuta, seluruh anak cabang dari Artha Graha
Tuban serta batas bagian barat Desa Adat
Nertwork
Kuta berbatasan dengan Samudra Indonesia
menjalankan
program
kepedulian
sosial atau CSR dengan nama Artha Graha
(Artha, dkk, 2010: 11).
Peduli. Harapan besar perusahaan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
4.2 Gambaran Umum Discovery Kartika
perusahaan adalah bisa diterima dan dapat
Plaza Hotel
menjalankan Discovery Kartika Plaza Hotel adalah
bisnis
di
tengah-tengah
masyarakat.
sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis
4.3 Komitmen Perusaan Dalam Kegiatan
dibidang perhotelan bertempat di kawasan Desa
CSR
Adat Kuta. DKPH merupakan hotel pertama
Komitmen DKPH di aplikasikan dengan
yang dibangun di kawasann tersebut, sehingga
bentuk
nama jalan daerah hotel diambil dari hotel
program
CSR
kepada
masyarakat,
dimana dialokasikan dana sebesar 20-30 persen
tersebut yakni Jalan Kartika Plaza. Hotel yang
dari keuntungan perusahaan pertahunnya untuk
berdiri diatas tanah 8 Ha ini memiliki 318 kamar
menunjang kegiatan CSR di Desa Adat Kuta
dan villa di dalamnya serta memiliki 300
sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan HRD DKPH. 7
4.4 Program CSR DKPH di wilayah Desa
bantuan alat gamelan yang diberikan oleh DKPH
Adat Kuta
4.4.3 Kesehatan dan Ekonomi
Tanggungjawab DKPH di bidang sosial diarahkan pada 3 bidang utama yakni; di bidang
Program
lingkungan, bantuan , kesehatan dan ekonomi.
tahun
2009
pertama Lingkungan adalah kepedulian untuk
maupun
kualitas
ekternal
lingkungan
perusahaan
terjadi
pembersihan
pantai
meningkatkan
di
motor sampah.
donor
dilakukan
darah.
Dalam
kualitas
masyarakat
Desa
kesehatan
banyak
Adat
kesehatan Kuta.
bagi
Kegiatan
bekerjasama
dengan
beberapa pihak seperti Korem Wirasatya, YKI (Yayasan
4.4.2 Sosial Bantuan
kemanusiaan
sosial kepada masyarakat bantuan
yang
Desa
Dalam
Desa Adat Kuta, diberikan
Adat
Kuta
Kemanusiaan
Indonesia)
dan
Masyarakat Peduli Bali.
merupakan
kegiatan yang memberikan bantuan di bidang
masyarakat
adalah
yang
berkaitan dengan kesehatan bertujuan untuk
wilayah Desa Adat Kuta dengan memberikan
bentuk
kali
kegiatan
hingga tahun 2015. Kegiatan-kegiatan yang
dan lingkunganya. Bentuk kepedulian pada seperti,
dan
kesehatan semakin beragam dan berkembang
hubungan yang harmonis antara perusahaan
lingkungan
dibidang
perjalanannya, kegiatan CSR DKPH dibidang
internal
agar
DKPH
kesehatan sudah dilakukan sejak bulan Mei
4.4.1 Lingkungan
meningkatkan
CSR
bidang
ekonomi
DKPH
memberikan program sembako murah, DKPH
kepada
memberikan paket sembako seharga Rp. 25.
adalah
000 dengan item sembako antara lain ; 2 kg
memberikan alat gamelan di pura. Alat gamelan
beras (C4 Super), 1 kg gula, 1 liter minyak
berfungsi untuk mengiringi upacara keagamaan,
goreng (Bimoli), dan 4 bungkus mie instant.
hiburan, presentasi yang artistik (Bandem I
Pada
Made. 1986:46). Dimana gamelan befungsi
awalnya
Sembako
Murah
dalam
penjualannya mengalami permasalahan seperti
mengiri upacara keagamaan yang sedang di
sistem pencatatan data pembeli, namun di tahun
laksanakan, sehingga dirasa sangat penting
2013
8
kegiatan
Sembako
Murah
sudah
menyimpan penggunan
informasi komputer
pembeli yang
baik,
dengan
secara langsung memberikan program bantuan
sehingga
kepada masyarakat, sesuai pengamatan dari
meminimalisir penimbunan pada pihak tertentu.
pihak hotel yang telah dilakukan sebelumnya.
Target pemberian sembako ditujukan kepada
4.6 Pengaruh Program CSR Terhadap
stakeholder seperti masyarakat Desa Adat Kuta,
DKPH
pedagang diwilayah DKPH maupun pegawai dari DKPH. Pemberian
Dalam konteks pembangunan di Desa
sembako biasanya
Desa Adat Kuta, keberhasilan dalam usaha
diberikan dekat hari raya keagamaan, guna
bisnis tidak hanya diukur oleh keberhasilan dari
membantu
keuntungan atau profit semata, melainkan juga
stakeholder
meringankan
beban
biaya persiapan menjaleng hari raya.
dilihat dari kepedulian DKPH terhadap aspek
4.5 Mekanisme Pendistribusian Program
sosial dan lingkungan yang dapat direalisasikan
CSR
dengan CSR. Pada dasarnya, CSR bukanlah
Program CSR DKPH dimaksudkan agar
unit usaha dari suatu perusahaan yang bersifat
dapat bermanfaat terhadap masyarakat Desa
parsial yang hanya berfungsi dalam pencapaian
Adat Kuta selaku stakeholder, agar masyarakat
citra yang positif dimata stakeholder, melainkan
merasa ikut merasakan bagian dari tanggung
CSR adalah value yang melandasi seluruh
jawab untuk pengamanan aset perusahaan
aktivitas DKPH secara komprehensif. DKPH
dalam berbagai permasalahan yang dihadapi
menilai CSR adalah kewajiban mereka terhadap
perusahaan. Dalam setiap kegiatan CSR yang
masyarakat akibat kegiatan bisnis yang mereka
dilakukan oleh DKPH akan didasari oleh misi
lakukan. Dalam wawancara peneliti dengan
dari DKPH itu sendiri, budaya daerah Desa Adat
HRD
Kuta, lingkungan di Desa Adat Kuta, serta
kewajiban yang mereka lakukan adalah bentuk
kondisi operasional dari DKPH tersebut. Dalam
untuk
kaitannya pemberian CSR pada pihak Desa
masyarakat
Adat Kuta ada 2
cara yang dilakukan pihak
mereka sudah didapat dari konsumen yang
hotel.
adalah,
yang
menggunakan DKPH sebagai layanan jasa
dibutuhkan masyarakat melalui perwakilan Desa
perhotelan, maka bentuk terimakasih DKPH
Adat Kuta. Yang kedua adalah, pihak hotel
terhadap masyarakat Desa Adat Kuta adalah
Pertama
menerima
9
DKPH,
mereka
menjaga Desa
menganggap
kekeluargaan Adat
Kuta.
bahwa
dengan
Keuntungan
dengan memberikan kegiatan CSR. DKPH juga
mewawancarai informan tersebut terkait respon
menilai yang terpenting adalah bagaimana jika
dari warga Desa Adat Kuta mengenai CSR yang
terjadi permasalahan terhadap kegiatan bisnis
diberikan oleh DKPH. Respon narasumber
mereka
melihat
mengenai CSR DKPH ditanggapi positif seperti
masyarakat sekitar yang akan membatu, karena
wawancara dengan Wayan Suarsa. Menurut
untuk melaporkan ke pusat membutuhkan waktu
beliau,
dan respon
yang cukup lama. Hubungan
memperhatikan lingkungan sekitar hotel berada
harmonis inilah yang sangat dijaga dari DKPH
terutama mengenai lingkungan sekitar kawasan
dalam
hotel berada serta kondisi masyarakatnya.
seperti
kebakaran,
upaya
kegiatan
DKPH
bisnis
yang
berkelanjutan.
sangatlah
Jro
4.7 Respon Masyarakat Desa Adat Kuta
bagus
bendesa
ketika
sangat
DKPH
mengapresiasi
kegiatan CSR yang dilakukan DKPH, karena ini merupakan
Terhadap CSR DKPH
hal
wajib
peruhasaan
dalam
memberikan pengaruh yang baik bagi sekitar. Dalam penelitian ini, penulis bertemu dengan
informan
yang
juga
Contohnya saja bantuan seperti motor sampah
sebagai
dan operasi mata katarak yang diberikan secara
stakeholder dari sekitar DKPH. Para stakeholder
gratis. Melalui bantuan yang diberikan DKPH
tersebut merupakan warga Desa Adat Kuta
melalui kegiatan CSR, kebutuhan desa dapat
diantaranya; Wayan Suarsa sekaligus menjadi
terpenuhi.
Jro Bendesa Desa Adat Kuta, Made Sanjaya
sendiri dapat berkesinambungan.
upacara di pura Dalem Pesangrahan ( Mangku I Nyoman
Pada
Rantok,
mewawancarai
Mangku Nyoman Budi Utama) serta pelayan
bulan
April
2015,
Made
ini,
penulis
Sanjaya
juga selaku
Dalem Pesangrahan merupakan pura yang
Eli dan Neti. Dari pertemuan yang dilakukan selama
penelitian
pengempon pura Dalem Pesangrahan. Pura
jasa di wilayah DKPH (Poni Sri, Sumiatun, Muis,
penulis
Jro
juga yang mempengaruhi program CSR itu
Pesangrahan, para pemangku yang memimpin
Mangku
dengan
pihak hotel dengan desa sangat baik dan itu
dan juga menjadi pengempon pura Dalem
Durna,
wawancara
Bendesa, hubungan yang ditimbulkan antara
selaku ketua kelompok nelayan Desa Adat Kuta
Wayan
Dalam
terletak di kawasan Desa Adat Kuta dan berdiri
penulis
berdampingan dengan hotel DKPH. Pura ini 10
merupakan pura Dhang Khyangan yang mana
di kawasan DKPH. Ibu Eni sangat senang dan
menjadi pesimpangan Dhang Hyang Niratha
setuju
dalam perjalan spritual beliau di Pulau Bali
karena beliau
menuju Uluwatu. Yang menjadi pengempon
ekonomi
pura saat ini adalah kelompok nelayan Desa
sembako murah dari kegiatan CSR DKPH. Ibu
Adat Kuta. Kelompok nelayan ini berjumlah 150
eni
orang warga Desa Adat Kuta yang terdiri 4
sembako murah dari DKPH yakni dengan cara
kelompok diantaranya kelompok pantai Kuta,
menunjukan kartu khusus yang diberikan oleh
Pantai Jerman dan daerah Patrajasa.
DKPH pada saat pengambilan sembako. Kartu
Made
Sanjaya
mengatakan
terhadap
program
sembako
murah,
merasakan sendiri terbantunya
keluarga
menuturkan,
mereka
cara
oleh
untuk
program
mendapatkan
ini merupakan kartu yang dibuat oleh DKPH
bahwa
untuk memudahkan warga Desa Adat Kuta
bantuan yang di berikan oleh DKPH kepada
mendapatkan
pihak pura sangat banyak, antara lain; bantuan
akses
program-program
CSR
DKPH dan meminimalisir kemungkinan salah
listrik di pura, konsumsi setiap kegiatan upacara
sasaran (masyarakat yang bukan warga Desa
di pura, pembersihan pura serta bantuan dana
Adat Kuta).
setiap upacara keagamaan sekitar 12 juta per tahun dan seperangkat gong untuk mengiringi
Yang mendapat kartu sahabat untuk di
upacara di pura. Dalam pemberian bantuan alat
wilayah pantai hotel saja terdapat 30 nama yang
gamelan dari DKPH dilakukan secara bertahap
terdaftar, namun yang bekerja saat ini untuk
kepada pihak pura, tahapan ini dilakukan dalam
melayani jasa pijat dan cat kuku ini per harinya
jangka waktu 2 tahun karena pemesanannya
hanya 10 orang karena sudah banyak yang
membutuhkan waktu yang cukup lama dan
membuka usaha sendiri di wilayah Desa Adat
pendanaan yang besar.
Kuta.
Salah Satu masyarakat Desa Adat Kuta
Menurut Ibu Eli yang juga sebagai pelayan jasa
juga menerima baik keberadaan program CSR,
di
seperti yang dikatakan oleh Poni Sri atau yang
dilakukan pada jumat bulan pertama di setiap
akrab di panggil Ibu Eni selaku warga Desa Adat
bulannya. Bentuk sembako yang diberikan
Kuta yang menyediakan jasa pijat dan cat kuku
berupa beras, minyak dan gula, namun jika para
11
wilayah
DKPH
pemberian
bantuan
ini
penyedia jasa ini hanya membutuhkan beberapa
Efektifnya suatu program CSR bisa
bagian saja seperti beras atau minyak saja,
dilihat dari respon di masyarakat, setiap
kemudian pihak DKPH akan memberikan yang
perencanaan
dibutuhkan tersebut.
kebutuhan
dari
selalu
berkoordinasi
5. SIMPULAN
CSR
didasarkan
atas
masyarakatnya
dan
stakeholder. Sehingga
dengan
penting suatu
dari
program CSR disiapkan matang-matang
Stakeholder Theory yang digunakan sebagai
agar tidak adanya kesalahan tujuan
acuan dalam pembahasan Corporate Social
yang dimaksud. Karena pada dasarnya
Responsibility (CSR) yang dilakukan Discovery
CSR
Kartika Plaza Hotel (DKPH) kepada Desa Adat
pihak perusahaan dengan masyarakat
Kuta, maka dapat disimpulkan:
sekitar.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
merupakan alat komunikasi dari
Pihak DKPH sebagai perusahaan yang
Namun yang menjadi hal penting juga
melakukan kegiatan bisnis di Desa Adat
dalam setiap kegiatan CSR adalah
Kuta melakukan kegiatan CSR kepada
evaluasi
Desa
perusahaan, karena
Adat
Kuta
merupakan
suatu
yang
dilakukan dalam
pihak evaluasi
bentuk rasa terimakasih karena sudah
tersebut terlihat kelemahan dari suatu
diberikan kegiatan bisnis di Desa Adat
program
Kuta.
kurang
Di samping sebagai rasa terimaksih
tujuan biasa diminimalisir.
sehingga bermanfaat
kegiataan serta
yang
kesalahan
DKPH terhadap Desa Adat Kuta, CSR merupakan kewajiban yang memang
6. DAFTAR PUSTAKA
harus dilakukan sesuai Perda Daerah
Buku
Kabupaten Badung No. 6 Tahun 2013
Artha, I Wayan Gede Budha, Musna, I Nyoman, & Sujaya, I Made. (2010). Mitra Utama Membangun Desa, Profil LPD Desa Adat Kuta. Kuta: LPD Desa Adat Kuta
tentang tujuan umum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) pasal 4 dan UU Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat
Bandem, I Made. 1986. Gamelanan Bali. Denpasar : Bali Post.
(1). 12
Solihin,
Jurnal
Ismail. (2008). Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability, Jakarta: Salemba Empat.
Kiroyan,
Susanto, Astrid. (1983). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sheikh, Sana-ur-Rehman and Rian Beise-Zee. (2011). Corporate Social and Responsibilityor Cause-Related Marketing? The Role of Cause Specificity of CSR. Journal of Consumers Marketing. 41 (9/10):9991015.
Sripsi Fitrianti, Ika. (2008). Strategi Pendistribusian CSR(Corporate Social Responsibility) PT (PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Dalam Mensejahterakan Masyarakat Sekitar Bandara Soekarno Hatta. Program Sarjana. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Dokumen Discovery Kartika Plaza Hotel, Pandu Djojoadisoeprapto. (2014). Gambaran Umum Discovery Kartika Plaza Hotel, Badung: Human Resources Department,tth.
Prasetya, Fanny Eka. (2010). Analisi pengarus CSR Lifeboy Bebagi Sehat terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia (Studi Kasus di Kota Bogor). Program Sarjana. Universitas Istitut Pertanian Bogor. Bogor. Trisna,
Pemerintah Kabupaten Badung. (2013). Perda Kabupaten Badung No 6 Tahun 2013 tentang TJSP.
Ayu Bulan. (2013). Kemampuan Corporate Social Resposibility Memoderasi Pengaruh Kinerja Keungan Pada Nilai Perusahaan. Program Sarjana. Universitas Udayana. Bali.
Umbara, Dewa Made Bagus. (2014). Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Nilai Perusahaan. Program Sarjana. Universitas Udayana Bali. Widari,
Noke. (2006). Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya? Economics Business Accounting Review, Edisi III, SeptemberDesember 2006, Hal. 45-58.
Ayuningtyas Ramdhaniar. (2010). Pelaksanaan Good Corporate Governance Pada Program Corporate Social Resposibility PT Antam Tbk. Program Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta.
13