RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Tujuan Memperlihatkan komponen yang ada pada struktur SPPM, menjelaskan pendekatan fungsional hierarkis dan pendekatan kepemilikan sistem dalam mengorganiasikan modal manusia di struktur organisasi dan mengetahui juga dampak yang ada pada pendekatan fungsional hierarkis terhadap midset personel.
Manfaat
Memberikan panduan bagi pembelajar dalam menjelajahi uraian rinci mengenai pendesainan komponen-komponen yang membentuk struktur SPPM.
Rerangka Pendesainan Struktur Sistem Perencanaa dan Pengendalian Manajemen
SPPM merupakan suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui visi pilihan, untuk mengimplementasikan rencana dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
Konsep Struktur Sistem dan Kerangka Konseptual Pendesainan Struktur SPPM
Langkah awal pendesainan struktur SPPM dimulai dengan pengamatan terhadap pemacu perubahan, dan dampak pemacu perubahan tersebut terhadap trend perubahan yang terjadi dilingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi. Langkah kedua adalah merumuskan paradigma yang sesuai dengan karakteristik lingkungan.Langkah ketiga adalah mendesain struktur SPPM berdasarkan midset yang telah dirumuskan pada langkah kedua.
1. 2.
3.
Komponen Struktur SPPM Struktur Organisasi (organization stucture) Jejaring Informasi (information network) Sistem Penghargaan (reward system)
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.
Pendekatan Fungsional Hierarkis Pendekatan fungsional hierarkis dapat dirunut kembali ke masa Revolusi Industri di Inggris. Berdasarkan ajaran “division of labor” Adam Smith, untuk menyelesaikan tugas dan tujuan tertentu, pekerjaan perlu dipecah ke dalam bagian bagian yang lebih kecil dan terspesialisasi untuk mencapai produktivitas tinggi.
Karakteristik pendekatan fungsional hierarkis adalah : Pendekatan ini membagi pekerjaan ke dalam tugas tugas terpisah, berurutan, dan sempit, serta mengelompokkan kembali berbagai tugas terpisah tersebut kedalam departemen.
Organisasi dibagi ke dalam fungsi-fungsi atau unit terspesialisasi.
Setiap orang melapor dan bertanggung jawab ke seorang atasan yang aktivitas dan tujuannya juga secara relatif terspeseialisasi.
Sistem koordinasi dan pengendalian dilakukan dengan menyalurkan informasi keatas, dalam hierarkis dalam organisasi, ketangan pengambil keputusan yang diharapkan dapat menjamin bahwa semua bagian yang terspesialisasi sesuai satu dengan lainnya dalam pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat Pendekatan Fungsional Hierarkis
1. Organisasi dapat menjadi efisien karena pendekatan fungsional hierarkis mendukung skala ekonomi dengan dimanfaatkannya sumber daya keberbagai customer atau produk. 2. Organisasi mengelompokkan ahli yang memiliki latar belakang yang sama dan membekali pengetahuan dan keterampilan untuk membuat mereka mampu menyelesaikan tugas mereka. 3. Organisasi menerapkan pengendalian ketat, yang memang diperlukan jika sebagian besar angkatan kerja tidak terdidik.
Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Fungsional Hierarkis dilakukan dengan membentuk :
1. Pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban 2. Ukuran kinerja pusat pertanggungjawaban Dampak Pendekatan Fungsional Hierarkis Terhadap Midset Personel :
Sikap, tanggung jawab, pendekatan, tujuan, dan penghargaan manajerial terpecah-pecah dalam bagian yang kecil dan sempit. Personel yang bekerja dalam fungsi atau unit cenderung berfokus ke tugas atau tujuan yang menjadi spesialisasi mereka. Oleh karena ukuran kinerja dititik beratkan kepada perspektif keuangan,manajer pusat bertanggungjawab menjasi berwawan jangka pendek.
Kelemahan yang terdapat dalam pendekatan fungsional hierarkis adalah :
1. Pengendalian berlebihan 2. Pertanggungjawaban sempit 3. Isolasi sosial 4. Hambatan komunikasi 5. Kurangnya tanggung jawab lintas fungsional
Tren kondisi lingkungan bisnis dan sifat pekerjaan
1.
Pergeseran Kendali Bisnis ke Tangan Customer Kecepatan Perubahan Peningkatan Persaingan Pergeseran ke Knowledge-Based Works
2. 3. 4.
Pergeseran Paradigma Terhadap Organisasi
2.
Destabilizer Shared Competencies and Recources
3.
Information Era
4.
Trust-Based Relationship Focus Strategy Wealth-Creating Institution System Thinking
1.
5. 6.
7.
Pendekatan Kepemilikan Sistem (System Ownership Approach)
Pendekatan ini menyadari adanya sistem lintas fungsional, dan mendefinisikan kembali peran dan tanggung jawab manajer berdasarkan kesadaran tersebut. Perwujudan System Ownership Approach dalam Struktur SPPM Contoh perwujudan system ownership approach ke dalam struktur SPPM : 1. Cellular Manufacturing System 2. Sistem lintas fungsional dalam JIT (Purchasing and Manufacturing) 3. Customer-Driven Innovation 4. Customer Fokus Service
Kesimpulan
Dapat disimpulkan rerangka pendesainan struktur sistem perencanaan dan pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui visi pilihan, untuk mengimplementasikan rencana dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Pendekatan pengorganisasian modal manusia ditentukan oleh (1) sifat pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan tujuan organisasi, dan (2) lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi.
Saran
Pengelolaan perusahaan dengan cara memantau aspek fungsional organisasi tidak lagi efektif di masa sekarang. Oleh karena itu pendekatan pengorganisasian modal manusia seharusnya perlu di ubah secara radikal. Manajemen pun perlu melakukan optimalisasi sistem dan proses yang di gunakan oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan customers, dengan mengimplementasikan pendekatan kepemilikan sistem. Dengan pendekatan kepemilikan sistem ini, batas-batas fungsi di hlangkan, dan jenjang organisasi di kurangi sampai tingkat yang minimum, sehingga organisasi dapat memanfaatkan secara optimal teknologi informasi untuk memuaskan kebutuhan customers.