RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
iv
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Kata Pengantar
Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 disusun sebagai panduan arah pengembangan institusi BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2018. Didalam penyusunannya berbagai faktor yang relevan dan dianggap secara signifikan mempengaruhi arah institusi telah dimasukkan menjadi pertimbangan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah regulasi, pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, teknologi, kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur dan beberapa hal lainnya. Persetujuan Dewan Pengawas atas perubahan Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 telah ditetapkan melalui Keputusan Dewan Pengawas Nomor: KEP/05/DEWAS/042015. Namun demikian dinamika perubahan lingkungan yang saat ini terjadi mendorong kami untuk melakukan revisi kembali atas Rencana Strategis 2014-2018 untuk mendekatkan kepada berbagai fakta dan implementasi di lapangan. Beberapa perubahan yang signifikan membawa pengaruh kepada rencana strategis ini adalah kepesertaan PNS/TNI/POLRI, penurunan rate iuran Jaminan Pensiun, perubahan persyaratan pengambilan JHT dan perubahan besaran persentasi Dana Operasional dan perlambatan ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia khususnya. Atas perubahan tersebut kami melakukan penghitungan dan analisa dampak perubahan tersebut kepada aspek strategis dan operasional BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan tersebut secara signifikan mempengaruhi target kepesertaan, iuran, dana-hasil investasi dan biaya operasional. Perubahan dan dampak yang terjadi kami tuangkan dalam Rencana Strategis Perubahan BPJS Ketenagakerjaan tahun 20142018 dan dengan ini kami mengajukan Rencana Strategis Perubahan 2014-2018 sebagai bagian dari corrective action untuk memastikan berbagai target dan inisiatif strategis dapat terlaksana dan memberikan hasil optimal untuk pekerja Indonesia.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II
v
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Melalui revisi rencana strategis 2014-2018 kami berharap bahwa visi BPJS Ketenagakerjaan “menjadi Badan Penyelenggara berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, unggul dalam operasional dan pelayanan” berikut dengan inisiatif dan milestone pencapaian dapat kami laksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta tenaga dalam penyusunan Rencana Strategis Perubahan 2014-2018. Semoga Allah SWT meridhai upaya kita dalam mewujudkan kesejahteraan untuk pekerja Indonesia.
Jakarta, September 2015 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan DIREKSI
Elvyn G. Masassya Direktur Utama
Agus Supriyadi Direktur Perencanaan Strategis & Teknologi Informasi
Herdy Trisanto Direktur Keuangan
Junaedi Direktur Kepesertaan & HAL
Achmad Riadi Direktur Pelayanan & Pengaduan
Jeffry Haryadi Direktur Investasi
Amri Yusuf Direktur Umum & SDM
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi
iv vi
Executive Summary Renstra 2014-2018 Perubahan II
1
PENDAHULUAN
1
17
A. Latar Belakang Rencana Strategis 2014-2018 Perubahan II
18
B. Rencana Strategis 2014-2018 Perubahan II
19
C. Tujuan dan Misi BPJS Ketenagakerjaan
21
D. Filosofi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
2
EVALUASI PELAKSANAAN RJPP TAHUN 2009-2013
23
25
4
ASUMSI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II
A. Jaringan Kantor BPJS Ketenagakerjaan 2014
54
B. Asumsi Penyusunan Rencana Strategis 2014-2018 Perubahan II
55
5
1. Asumsi Makro
57
2. Asumsi Mikro
58
TUJUAN, SASARAN,DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
61
A. Visi
62
B. Nilai dan Etos Badan
63
C. Tujuan BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018
64
D. Sasaran dan Strategi Umum BPJS Ketenagakerjaan
65
1. Sasaran Umum Badan
65 68 71
A. Program Strategis 2009-2013
26
B. Evaluasi Asumsi RJPP 2009-2013
29
C. Kepesertaan Program Jamsostek
32
D. Pendapatan Iuran
34
E. Beban Jaminan
35
F. Neraca
36
G. Kesimpulan
43
2. Strategi Umum dan Roadmap BPJS Ketenagakerjaan
45
E. Strategy Map dan Indikator Kinerja Utama
3
POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
A. Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal
46
53
1. Strategy Map
71
2. Indikator Kinerja Utama
74
F. Journey Direktorat 2014-2018
76
G. Sasaran dan Strategi Direktorat
77
1. Sasaran Direktorat
77
2. Strategi Direktorat
79
6
PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
A. Inisiatif Direktorat
7
F. Pengelolaan Aset Jaminan 136
1. Profil Maturitas Aset
88
dan Kewajiban DJS
136
2. Rasio Pendanaan DJS
138
3. Rasio Likuiditas
PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
111
A. Kepesertaan, Iuran dan Jaminan
113
B. Biaya Usaha
117
C. Belanja Modal
119
D. Penggunaan dan Sumber Pendanaan
120
E. Investasi
121
Sosial Ketenagakerjaan
87
dan Ketahanan DJS
1. Dana dan Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan
124
2. Dana dan Hasil Investasi JKK
126
3. Dana dan Hasil Investasi JKM
128
4. Dana dan Hasil Investasi JHT
130
5. Dana dan Hasil Investasi Jaminan Pensiun (JP)
132
6. Dana dan Hasil Investasi Total (JHT, JKK, JKM, dan BPJS Ketenagakerjaan)
134
139
G. Sarana Kesejahteraan Peserta
141
H. Proyeksi Keuangan 2014-2018
142
8
1. Laporan Posisi Keuangan BPJS Ketenagakerjaan
142
2. Laporan Kinerja Keuangan BPJS Ketenagakerjaan
145
3. Proyeksi Laporan Keuangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM)
147
4. Proyeksi Laporan Keuangan Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Program Jaminan Pensiun (JP)
152
PENUTUP
159
Daftar Tabel dan Gambar
161
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan tahun 2014-2018 yang disusun pada tahun 2014 mengalami perubahan selama 2 kali. Perubahan pertama di bulan Februari 2015 untuk merespon perubahan asumsi besaran dana operasional dari 1,35% menjadi 1,55% dan perubahan kedua bulan September 2015 untuk merespon perubahan regulasi terkait penyelenggaraan program BPJS Ketenagakerjaan dan perubahan ekonomi Indonesia.
02
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Lingkungan yang senantiasa berubah memberi dampak kepada berbagai aspek usaha organisasi termasuk didalamnya BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini perubahan berlangsung dalam orde yang lebih cepat. Perencanaan Strategis yang selama ini mempunyai orde selama 5 tahun harus mendapatkan perubahan dengan lebih cepat. Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan tahun 2014-2018 yang disusun pada tahun 2014 mengalami perubahan selama dua kali. Perubahan pertama dilakukan pada bulan Februari 2015 untuk merespon perubahan asumsi besaran persentase Dana Operasional dari 1,35% menjadi 1,55%. Perubahan kedua dilakukan pada bulan September 2015 untuk merespon perubahan regulasi terkait penyelenggaraan program BPJS Ketenagakerjaan dan perubahan ekonomi Indonesia. Berikut adalah aspek regulasi terkait penyelenggaraan program BPJS Ketenagakerjaan yang baru terbit pada akhir bulan Juni 2015 dan bulan Agustus 2015, beserta dampak terhadap operasional BPJS Ketenagakerjaan:
TABEL 1
Perubahan Regulasi dan Dampak Operasional PERATURAN
SUBSTANSI PERUBAHAN
DAMPAK OPERASIONAL
Peraturan Pemerintah Nomor 44/2015 tentang penyelenggaraan Program JKK/JKM.
PNS/TNI/Polri tidak termasuk Peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Menurunkan captive market BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 5,6 juta peserta.
Peraturan Pemerintah Nomor 45/2015 tentang penyelenggaraan Program Pensiun.
Iuran Program Jaminan Pensiun dengan rate 3% dengan ceiling upah Rp. 7.000.000,00.
Menurunkan potensi penerimaan iuran jaminan pensiun dikarenakan selisih asumsi rate iuran JP dari 8% menjadi 3%.
Peraturan Pemerintah Nomor 46/2015 tentang penyelenggaraan Program JHT.
Pengambilan JHT sebagian maksimum sebesar 10% atau 30%, bagi peserta yang memiliki masa kepesertaan minimal 10 tahun.
Menurunkan dana kelolaan JHT.
Peraturan Pemerintah Nomor 55/2015 tentang perubahan PP Nomor 99/2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Perhitungan Dana Operasional program JHT dan JP maksimum 10% dari penerimaan iuran dan hasil pengembangan JHT dan JP.
Merubah pola pembiayaan operasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 60/2015 tentang revisi PP Nomor 46/2015 tentang penyelenggaraan Program JHT.
Peserta terkena PHK atau berhenti bekerja dapat menarik seluruh JHT dengan masa tunggu 1 bulan.
Meningkatkan jumlah pembayaran jaminan kepada peserta, turnover peserta dan menurunkan dana kelolaan JHT.
Perubahan sebagaimana tersebut dalam butir 1 sampai dengan 5 tersebut diatas kami adaptasi dalam bentuk penyesuaian target kepesertaan aktif, jumlah iuran, dana investasi, hasil investasi dan biaya usaha dari tahun 2015 sampai dengan 2018 yang kami tuangkan dalam Renstra 2014-2018 Perubahan ke-2. Perubahan yang dibuat menitikberatkan pada aspek kuantitatif dan tidak merubah strategi secara umum yang telah dibuat dalam Renstra Perubahan 2014-2018 yang telah ditetapkan Dewan Pengawas melalui No. KEP/05/DEWAS/042015 tanggal 22 April 2015.
EXECUTIVE SUMMARY
03
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Berikut ini adalah perbandingan atas beberapa variabel dalam Renstra 2014-2018, Renstra 2014-2018 perubahan ke-1 dan Renstra 2014-2018 perubahan ke-2.
TABEL 2
Perbandingan Target Tenaga Kerja Aktif TARGET TENAGA KERJA AKTIF
ITEM
2014
2015
2016
2017
2018
15.197.802
20.744.070
27.967.637
35.523.714
45.348.389
Renstra Perubahan ke-1
16.791.397*
22.399.344
27.967.637
35.523.714
45.348.389
Renstra Perubahan ke-2
16.791.397*
19.100.000
21.918.544
29.104.792
45.633.981
Renstra Awal
*) data realisasi 2014
Kepesertaan aktif mengalami penurunan target pada awal periode Renstra 2015-2017 sebesar rata-rata 18,14% namun mengalami kenaikan 0,70% pada akhir periode 2018. Hal ini karena terdapat perubahan kepesertaan untuk PNS/TNI/ POLRI pada tahun 2015.
TABEL 3
Perbandingan Target Iuran (dalam miliar Rupiah) TARGET IURAN
ITEM
2014
2015
2016
2017
2018
32.167
40.973
54.523
75.005
106.036
Renstra Perubahan ke-1
28.721*
40.973
54.523
75.005
106.036
Renstra Perubahan ke-2
28.721*
34.346
42.657
61.649
106.112
Renstra Awal
*) data realisasi 2014
Iuran mengalami penurunan target pada awal periode Renstra 2015-2017 sebesar rata-rata 18,43% namun mengalami kenaikan sebesar 0,07% pada akhir periode 2018. Target kepesertaan dan target iuran dari Renstra awal dibanding Renstra perubahan ke-1 tidak mengalami perubahan dikarenakan perubahan pada periode tersebut terjadi perubahan asumsi hanya pada biaya operasional saja.
04
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 4
Perbandingan Pembayaran Jaminan (dalam miliar Rupiah) JAMINAN
ITEM
2014
Renstra Awal
2015
2016
2017
2018
11.106
13.211
15.158
18.851
24.003
Renstra Perubahan ke-1
14.001*
13.177
15.158
18.851
24.003
Renstra Perubahan ke-2
14.001*
18.149
25.988
30.616
36.543
*) data realisasi 2014
Jaminan mengalami kenaikan yang signifikan dari Renstra perubahan ke-1 kepada Renstra perubahan ke-2 yang meningkat secara rata-rata untuk sepanjang periode sebesar 44,7%. Hal ini terkait regulasi baru berupa pengambilan JHT yang dapat dilakukan saat terkena PHK ataupun mengundurkan diri dan masa kepesertaan 10 tahun serta tanpa masa tunggu.
TABEL 5
Perbandingan Dana Investasi (dalam miliar Rupiah)
ITEM Renstra Awal
DANA INVESTASI DJS 2014
2015
2016
2017
2018
176.990
224.237
288.828
377.871
498.670
Renstra Perubahan ke-1
176.309*
225.231
287.639
375.082
497.391
Renstra Perubahan ke-2
179.308*
202.856
238.691
293.586
393.389
*) data realisasi 2014
Dana investasi pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari proyeksi, naik sebesar 1,31%. Hal ini karena ekonomi dan iklim investasi yang baik. Namun pada tahun-tahun berikutnya 2015 sampai dengan 2018 mengalami penurunan. Hal ini nampak sekali dari proyeksi pada Renstra perubahan ke-1 kepada Renstra perubahan ke-2 yang secara rata-rata turun sebesar 17,40%. Pada tahun 2018 dana investasi DJS turun sebesar Rp. 104,2 triliun dari proyeksi awal Renstra perubahan ke-1. Hal ini disebabkan karena turunnya jumlah peserta aktif, besaran iuran dan kenaikan jumlah klaim khususnya program JHT
EXECUTIVE SUMMARY
05
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6
Perbandingan Hasil Investasi DJS (dalam miliar Rupiah) HASIL INVESTASI DJS
ITEM Renstra Awal
2014
2015
2016
2017
2018
15.137
19.680
23.371
29.889
38.522
Renstra Perubahan ke-1
22.437*
19.352
23.238
29.585
38.754
Renstra Perubahan ke-2
22.437*
18.031
20.523
23.962
30.554
*) data realisasi 2014
Hasil investasi juga mengalami penurunan rata-rata sepanjang periode 2014-2018 sebesar 11,73%. Hal ini dipengaruhi faktor ekonomi yang belum menunjukkan trend yang positif. Sementara dana investasi BPJS juga mengalami penurunan dengan data sebagai berikut:
TABEL 7
Perbandingan Dana Investasi BPJS (dalam miliar Rupiah)
ITEM
DANA INVESTASI BPJS 2014
2015
2016
2017
2018
8.076
8.112
10.288
12.794
17.059
Renstra Perubahan ke-1
7.712
7.773
8.034
8.793
9.836
Renstra Perubahan ke-2
7.656*
7.454
7.830
8.508
9.275
Renstra Awal
*) data realisasi 2014
06
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Nampak bahwa dana investasi BPJS turun dari Renstra perubahan ke-1 kepada Renstra perubahan ke-2. Penurunan ini terjadi sepanjang periode dengan rata-rata penurunan sebanyak 3,26%. Penurunan ini terjadi karena jumlah surplus yang dialokasikan menjadi belanja modal untuk penguatan kapasitas organisasi.
TABEL 8
Perbandingan Hasil Investasi BPJS (dalam miliar Rupiah)
ITEM
HASIL INVESTASI BPJS 2014
2015
2016
2017
2018
736
845
973
1.167
1.490
Renstra Perubahan ke-1
852*
720
732
782
874
Renstra Perubahan ke-2
852*
720
725
754
784
Renstra Awal
*) data realisasi 2014
Untuk hasil investasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata 2,95% dikarenakan iklim investasi yang belum membaik.
EXECUTIVE SUMMARY
07
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Bagian Berikut Menjelaskan Secara Khusus Tentang Renstra 2014-2018 Perubahan II
Perubahan Renstra dipengaruhi juga oleh perubahan asumsi ekonomi makro sebagai berikut:
TABEL 9
Kondisi Makroekonomi (dalam miliar Rupiah) INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
1. Real GDP growth, %YoY
4,7%
5,5%
6,75%
6,5%
5%
4,7%
4%
3,5%
7,5%
7,25%
6,75%
6,5%
13.500
13.400
12.100
12.050
5.100
5.800
6.500
7.400
2. Inflation rate, %YoY: end of period 3. BI Rate, %pa: end of period 4. Exchange rate, IDR/US$: end of period 5. Indeks Harga Saham Gabungan, end of period
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015-2018 diharapkan tumbuh diatas 5% sampai dengan 6,5% pada tahun 2018, sebelumnya diasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% sampai dengan 6,28% pada tahun 2018. Hal ini didukung oleh stabilitas politik, pembangunan infrastruktur, dan pasar konsumen yang besar. Tingkat suku bunga diproyeksikan akan menurun secara bertahap, dan diharapkan indikasi bertumbuhnya sektor riil. Asumsi kondisi ketenagakerjaan masih mengacu pada data Proyeksi Bappenas 2013-2019 sebagai berikut:
TABEL 10
Kondisi Ketenagakerjaan (dalam miliar Rupiah) KETERANGAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
Jumlah Penduduk
247,6
250,2
252,7
255,1
1,00%
Penduduk Yang Bekerja
120
121,5
122,9
124,4
1,21%
Pekerja Penerima Upah
48
48,6
49,1
49,7
1,17%
Pekerja Bukan Penerima Upah
72
72,9
73,8
74,7
1,23%
Sumber: Proyeksi Bappenas 2013-2019
08
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Perubahan Target Kepesertaan Tenaga Kerja (TK) Aktif
TABEL 11
Target Tenaga Kerja Aktif URAIAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
TK Penerima Upah
14.595.183
16.865.544
22.017.222
33.262.366
32,00%
TK Jasa Konstruksi
2.272.730
3.025.000
3.660.250
4.871.793
29,00%
0
0
0
0
0%
2.232.087
2.028.000
3.427.320
7.529.822
50,00%
19.100.000
21.918.544
29.104.792
45.663.981
33,72%
TK PNS/TNI/Polri TK Bukan Penerima Upah TOTAL
Pertumbuhan tenaga kerja aktif dari tahun 2015-2018 rata-rata sebesar 33,72%. Pada tahap awal tahun 2015 sampai dengan 2017 terjadi penurunan target TK aktif dikarenakan hilangnya target segmen kepesertaan PNS/TNI/Polri dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun, pertumbuhan meningkat secara eksponensial pada tahun 2017 hingga tahun 2018 karena kesiapan infrastruktur, implementasi kewenangan pengawasan dan pemeriksaan, jaringan distribusi yang semakin luas, brand image yang sudah dikenal masyarakat, kolaborasi dengan lembaga pemerintahan dan mitra strategis, serta penguatan relationship dengan peserta.
TABEL 12
Target Iuran (dalam jutaan Rupiah) URAIAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
Iuran JKK
3.541.913
4.340.836
5.816.307
9.038.935
37%
Iuran JHT
28.241.544
34.057.719
45.186.920
68.258.913
34%
Iuran JKM
1.602.978
1.958.594
2.618.418
4.044.787
36%
959.643
2.299.811
8.027.187
24.769.131
196%
34.346.078
42.656.960
61.648.833
106.111.766
46%
Iuran JP TOTAL
Perubahan target penerimaan iuran pada tahun-tahun awal dipicu oleh perlambatan perekonomian, penurunan target kepesertaan tenaga kerja. Namun, pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan penerimaan iuran dipicu oleh perkiraan perubahan rata-rata upah dasar dan kenaikan rate iuran program Jaminan Pensiun dari 3% menjadi 5%, sedangkan kenaikan iuran pada program yang lain sejalan dengan kenaikan jumlah peserta.
EXECUTIVE SUMMARY
09
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Perubahan Target Pembayaran Jaminan TABEL 13
Proyeksi Pembayaran Jaminan (dalam miliar Rupiah) URAIAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
Jaminan JKK
946.588
2.170.163
2.949.094
4.197.969
64,30%
Jaminan JHT
16.554.437
22.615.932
25.905.667
29.689.854
21,50%
Jaminan JKM
642.242
1.160.325
1.566.439
2.193.014
50,58%
5.400
41.922
194.960
461.270
340,41%
18.148.667
25.988.342
30.616.160
36.542.958
26,28%
Jaminan JP TOTAL
Target pembayaran jaminan rata-rata meningkat sepanjang periode 2015-2018. Kenaikan pembayaran jaminan pada program JKK, JKM, JHT, dan JP dipicu oleh skema masing-masing program dalam peraturan pemerintah yang baru.
10
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Perubahan Target Dana dan Hasil Investasi TABEL 14
Dana dan Hasil Investasi (dalam miliar Rupiah) URAIAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
Dana Investasi JHT
182.363
211.235
251.928
316.594
20,13%
Dana Investasi JKK
14.364
17.770
22.016
28.062
25,00%
Dana Investasi JKM
4.816
6.037
7.596
9.787
26,63%
Dana Investasi JP
1.313
3.649
12.046
38.946
241,57%
202.856
238.691
293.586
393.389
24,71%
7.454
7.830
8.508
9.275
7,31%
210.310
246.521
302.094
402.664
24,17%
2015
2016
2017
2018
CAGR
Hasil Investasi JHT
16.352
18.314
20.980
25.504
15,97%
Hasil Investasi JKK
1.224
1.480
1.675
2.050
18,76%
Hasil Investasi JKM
412
500
601
743
21,77%
43
229
706
2.257
273,56%
18.031
20.523
23.962
30.554
19,22%
720
725
754
784
2,85%
18.751
21.248
24.716
31.337
18,67%
Total DJS Dana Investasi BPJS TOTAL URAIAN
Hasil Investasi JP Total DJS Hasil Investasi BPJS Total
Perubahan target dana dan hasil investasi dipicu oleh penurunan penerimaan iuran, peningkatan pembayaran jaminan, dan perubahan asumsi ekonomi makro, seperti BI rate dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
EXECUTIVE SUMMARY
11
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Perubahan Biaya Usaha TABEL 15
Biaya Usaha (dalam jutaan Rupiah)
URAIAN
2015
2016
2017
2018
CAGR
Beban Penyuluhan dan Pembinaan
345.211
458.821
469.723
597.147
20,0%
Beban Manajemen
127.029
189.885
211.190
249.632
25,3%
1.996.734
2.671.054
2.913.637
3.063.754
15,3%
Beban Pengembangan SDM
50.065
64.761
67.999
71.399
12,6%
Beban Imbalan Pasca Kerja
201.652
211.735
222.322
233.438
5,0%
5.468
6.014
6.616
7.276
10,0%
Beban Perencanaan dan Pengembangan
217.776
154.955
218.252
211.165
-1,0%
Beban Administrasi dan Umum
542.592
725.039
1.133.821
1.187.644
29,8%
3.486.527
4.482.264
5.243.560
5.621.455
17,3%
Beban Personil
Beban Penyelesaian Masalah Hukum
TOTAL
Perubahan biaya usaha disesuaikan terutama terkait berkurangnya aktivitas akuisisi segmen kepesertaan PNS/TNI/Polri.
12
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Belanja Modal TABEL 16
Belanja Modal (dalam jutaan Rupiah)
URAIAN
2015
2016
2017
2018
Tanah
483.017
160.000
247.000
129.000
Bangunan
172.708
166.200
237.000
330.500
Kendaraan
42.618
50.695
14.127
15.950
Peralatan Kantor
36.115
61.146
11.000
52.100
Peralatan Komputer
58.429
124.181
76.981
92.366
Peralatan Lain
56.713
102.719
22.000
82.990
Lisensi Perangkat Lunak
44.920
18.000
14.000
25.500
894.520
682.941
622.108
728.406
TOTAL
Belanja modal digunakan untuk membiayai kebutuhan infrastruktur, sarana dan prasarana dan teknologi informasi sejalan dengan kebutuhan strategi BPJS Ketenagakerjaan.
EXECUTIVE SUMMARY
13
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Perubahan Surplus Dana Pengelolaan TABEL 17
Surplus Dana Pengelolaan (dalam miliar Rupiah)
URAIAN 1
Beban Usaha
2
Total Dana Operasional
2015
RATE BIAYA PENGELOLAAN
2016
2017
2018
TARGET RENSTRA
2015
2016
2017
2018
3.486,53
4.482,26
5.243,56
5.621,46
3.202,71
5.029,27
6.204,94
6.875,28
Penerimaan Iuran JKK
10,00%
3.541,91
4.340,84
5.816,31
9.038,94
Penerimaan Iuran JKM
10,00%
1.602,98
1.958,59
2.618,42
4.044,79
Penerimaan Iuran JHT
-
34.057,72
45.186,92
68.258,91
Penerimaan Iuran JP
-
2.299,81
8.027,19
24.769,13
5.144,89
42.656,96
61.648,83
106.111,77
Total Penerimaan Iuran JKK, JKM, JHT, JP Dana Operasional dari Iuran JKK
10,00%
10,00%
10,00%
434,08
581,63
903,89
Dana Operasional dari Iuran JKM
10,00%
10,00%
10,00%
195,86
261,84
404,48
Dana Operasional dari Iuran JHT
7,00%
6,00%
3,00%
2.384,04
2.711,22
2.047,77
Dana Operasional JP
7,00%
6,00%
3,00% 514,49
Dana Pengelolaan dari Iuran Aum JHT
1,55%
160,99
481,63
743,07
3.174,97
4.036,32
4.099,21
173.433,70
-
-
-
Hasil Pengembangan JHT
-
18.314,00
20.980,35
25.503,71
Hasil Pengembangan JP
-
229,00
705,86
2.256,94
173.433,70
18.543,00
21.686,21
27.760,65
Total Hasil Pengembangan program JHT dan JP Dana Operasional dari Hasil Pengembangan JHT
10,00%
10,00%
10,00%
-
1.831,40
2.098,04
2.550,37
Dana Operasional dari Hasil Pengembangan JP
10,00%
10,00%
10,00%
-
22,90
70,59
225,69
2.688,22
1.854,30
2.168,62
2.776,07
(283,82)
547,01
961,38
1.253,82
Dana Pengelolaan dari Hasil Pengembangan
3
Surplus/Defisit setelah digunakan untuk Beban Usaha
4
Hasil Investasi BPJS
720
725,12
753,55
783,51
5
Surplus dan Hasil Investasi BPJS
436,18
1.272,12
1.714,94
2.037,33
6
Capital Expenditure (CAPEX)
(894,52)
(682,94)
(622,11)
(728,41)
7
Modal PMN
8
Penyusutan aset BPJS
(172,68)
(190,55)
(214,95)
9
Surplus BPJS
(44,08)
416,50
902,28
1.093,98
10
Surplus Tahun Lalu
690,02
645,94
1.062,45
1.964,72
11
Surplus Akhir Tahun
645,94
1.062,45
1.964,72
3.058,70
414,26
*) Kekurangan surplus dan hasil investasi untuk CAPEX 2015 dialokasikan dari Modal PMN sebesar Rp. 414,26 Miliar dan Penghasilan Netto (ekuitas) program BPJS 2014 Auditan sebesar Rp. 690,02 Miliar.
Perubahan surplus disebabkan oleh perubahan perhitungan Dana Operasional pada PP nomor 55 tahun 2015, serta perubahan dana investasi dan biaya usaha.
14
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 18
Hasil Investasi
Uraian
2015
2016
2017
2018
CAGR
YOI Investasi JHT
9,61%
9,12%
9,01%
9,00%
-2,15%
YOI Investasi JKK
9,15%
8,56%
8,27%
8,32%
-3,13%
YOI Investasi JKM
9,23%
8,60%
8,27%
7,97%
-4,75%
YOI Investasi JP
6,37%
9,70%
9,01%
8,89%
11,72%
9,57%
9,06%
8,93%
8,88%
-2,44%
BPJS
9,36%
9.26%
9,30%
9,38%
0,08%
Total Data Awal
9,56%
9,07%
8,94%
8,89%
-2,37%
YOI Investasi JHT
9,45%
9,35%
9,06%
8,97%
-1,70%
YOI Investasi JKK
9,45%
8,69%
8,43%
8,19%
-4,67%
YOI Investasi JKM
9,45%
9,12%
8,83%
8,55%
-3,28%
YOI Investasi JP
6,59%
9,17%
8,99%
8,85%
10,32%
9,42%
9,30%
9,00%
8,90%
-1,90%
9,50%
9.49%
9,11%
8,81%
-2,47%
9,42%
9,30%
9,01%
8,89%
-1,92%
YOI Investasi JHT
-0,17%
0,24%
0,05%
-0,03%
YOI Investasi JKK
0,30%
0,13%
0,16%
-0,13%
YOI Investasi JKM
0,22%
0,52%
0,56%
0,58%
YOI Investasi JP
0,22%
-0,53%
-0,01%
-0,03%
-0,15%
0,23%
0,08%
0,01%
0,14%
0,23%
-0,19%
-0,57%
0,74%
0,12%
0,71%
8,89%
Data Awal
Total DJS
Data Perubahan ke-2
Total DJS BPJS Total Data Perubahan ke-2 Selisih Data awal ke Perubahan ke-2
Total DJS BPJS Total Data Perubahan ke-2
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
15
1
PENDAHULUAN
Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan tahun 2014-2018 yang disusun pada tahun 2014 mengalami perubahan selama 2 kali. Perubahan pertama di bulan Februari 2015 untuk merespon perubahan asumsi besaran dana operasional dari 1,35% menjadi 1,55% dan perubahan kedua bulan September 2015 untuk merespon perubahan regulasi terkait penyelenggaraan program BPJS Ketenagakerjaan dan perubahan ekonomi Indonesia.
18
1 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. LATAR BELAKANG RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 telah
Penetapan
disusun dan telah mendapat persetujuan dari Dewan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Tahun 2014-2018 tanggal
Pengawas BPJS Ketenagakerjaan melalui Surat Keputusan
22 April 2015. Pada tahun 2015 Rencana Strategis 2014-
Dewan Pengawas No. KEP/02/DEWAS/052014 tentang
2018 kembali mengalami perubahan karena perubahan
Penetapan Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan
lingkungan.
Tahun
asumsi
2014-2018
tanggal
5
Mei
2014.
Didalam
Rencana
Strategis
Akibatnya,
penyusunan
terjadi
Rencana
Perubahan
Program
simpangan Strategis
terhadap 2014-2018
perjalanannya Rencana strategis BPJS Ketenagakerjaan
Perubahan pertama. Simpangan terhadap asumsi tersebut
tersebut telah mengalami perubahan untuk pertama kali
terutama mencakup perlambatan ekonomi yang signifikan
akibat perubahan lingkungan berupa besaran persentase
dan perubahan dari aspek regulasi. Tabel 1.1 menjelaskan
Dana Operasional yang berbeda secara signifkan dari
perubahan dan dampak operasional yang terjadi.
asumsi awal yakni menjadi 1,55% dari dana kelolaan program JHT dan JP ditambah 10% dari iuran program
Akibat dari perubahan tersebut diperlukan penyesuaian
JKK dan JKM. Kenaikan sumber pendanaan tersebut
kembali Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-
digunakan untuk peningkatan akses jaringan distribusi
2018 yang tertuang dalam Rencana Strategis 2014-2018
berupa penambahan Kantor Cabang Perintis, Intensifikasi
Perubahan II meliputi perubahan target kepesertaan,
Komunikasi Institusi dan Pemasaran, dan kapasitas
iuran, jaminan dan berdampak pada perubahan aspek-
organisasi BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan tersebut
aspek keuangan dan investasi.
ditetapkan oleh Dewan Pengawas dengan Keputusan Dewan Pengawas No. KEP/05/DEWAS/042015 tentang
TABEL 1.1
Perubahan dan Dampak Operasional REGULASI
KETERANGAN
DAMPAK
Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2015 tentang penyelenggaraan Program JKK dan JKM.
PNS/TNI/Polri tidak termasuk Peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Menurunkan jumlah peserta aktif.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Program Pensiun.
Iuran Program Jaminan Pensiun dengan rate 3% dengan ceiling upah Rp. 7.000.000,00, yang awalnya ditargetkan 8%.
Menurunkan jumlah iuran.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Program JHT.
Masa Kepesertaan Aktif 10 tahun, dapat menarik JHT 10% dan 30%.
Menaikkan jumlah klaim dan menurunkan jumlah dana kelolaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Revisi PP 46 Tahun 2015.
Peserta terkena PHK dan berhenti bekerja dapat menarik seluruh JHT dengan masa tunggu 1 bulan.
Menaikkan turnover peserta dan jumlah dana kelolaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 Tentang Perubahan PP 99/2013 – Pengelolaan Aset BPJS Ketenagakerjaan.
Rate dana pengelolaan program JHT dan JP maksimal 10% dari iuran dan hasil pengembangan dana.
Merubah besaran persentase Dana Operasional BPJS.
1 PENDAHULUAN
19
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
B. RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II
Tujuan pembentukan sebuah negara diantaranya adalah untuk memberikan kesejahteraan untuk warga negaranya yang meliputi pendidikan, kesempatan bekerja, mendapatkan makanan, transportasi, kesehatan dan berbagai aspek kesejahteraan lainnya. Salah satu instrumen yang digunakan negara dalam memberikan kesejahteraan adalah sistem jaminan sosial nasional. Jaminan sosial sendiri adalah instrumen publik yang memberikan perlindungan sosial kepada anggotanya dari risiko sosial berupa berkurangnya pendapatan karena Hari Tua, Meninggal, Kecelakaan Kerja, Melahirkan, Sakit dan berbagai risiko sosial lainnya (Konvensi ILO). Saat ini Pemerintah Republik Indonesia telah mengatur sistem Jaminan Sosial melalui UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Kedua Undang-Undang ini membentuk landscape industri Jaminan Sosial di Indonesia yang berubah secara signifikan dari kondisi sebelumnya dan memicu proses transformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Proses tranformasi dimulai pada tahun 2004 dengan faktor perubahan sebagai berikut:
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatur tentang sistem jaminan sosial secara lebih luas yang mencakup perlindungan jaminan sosial untuk seluruh penduduk.
2004
Tanggal 31 Desember 2013, Presiden RI mengesahkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sehingga pemberlakuan BPJS secara efektif dilakukan pada 1 Januari 2014 dan paling lambat 1 Juli 2015 untuk operasional BPJS Ketenagakerjaan.
2011 Pada tanggal 25 November 2011, RUU BPJS disahkan menjadi UU
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. UU tersebut mengatur
tentang penyelenggara jaminan sosial dan transformasi dari Perseroan Terbatas BUMN menjadi Badan Publik. UU ini merupakan
.
pemicu PT. Jamsostek (Persero) untuk bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
2013
20
1 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Pemberlakuan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS merupakan tonggak sejarah penting bagi PT. Jamsostek (Persero) untuk melakukan proses transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana mengacu pada pasal 5 UU tersebut. Transformasi ini bertujuan untuk memperluas cakupan kepesertaan jaminan sosial, manfaat, dan pelayanan, dan diikuti dengan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasi. Transformasi yang dilakukan meliputi:
1 2 3
4
Perubahan badan hukum organisasi dari BUMN menjadi Badan Hukum Publik.
Perubahan cakupan kepesertaan wajib dari hanya Tenaga Kerja Penerima Upah menjadi perlindungan untuk seluruh tenaga kerja.
Perubahan pengalihan wewenang pelaksanaan inspeksi kepatuhan kepesertaan dalam sistem penegakan hukum (Law Enforcement) dari Kementerian Tenaga Kerja kepada Badan Penyelenggara, dalam hal ini BPJS Ketenagakerjaan.
Perubahan manfaat dari program Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) menjadi JHT, JKM, JKK dan Jaminan Pensiun (JP).
Selain perubahan dari aspek regulasi, BPJS Ketenagakerjaan senantiasa melakukan scanning environment dengan melihat aspek PEST (Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi). Hal-hal tersebut bersifat uncontrollable dan menjadi pendorong perubahan organisasi. Disamping aspek lingkungan eksternal, BPJS Ketenagakerjaan juga senantiasa mencermati lingkungan internalnya. Dengan melakukan analisis terhadap lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas internal. Respon BPJS Ketenagakerjaan terhadap perubahan lingkungan dituangkan dalam rencana strategis dengan jangka waktu 5 tahun dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Penyusunan rencana strategis ini mengacu kepada best practices strategic in management dan Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2013 tentang pengelolaan aset jaminan sosial ketenagakerjaan. Rencana strategis ini dibuat sebagai panduan arah pengembangan organisasi BPJS Ketenagakerjaan dan menentukan prioritas dan sasaran yang harus dicapai selama 5 tahun ke depan.
1 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
C. TUJUAN DAN MISI BPJS KETENAGAKERJAAN
Sebagaimana dimaksud di atas, BPJS Ketenagakerjaan merupakan Badan yang dibentuk dengan Pasal 5 UU Nomor 24 Tahun 2011 sebagai hasil dari transformasi PT. Jamsostek (Persero) per 1 Januari 2014.
Tujuan BPJS Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS Ketenagakerjaan dibentuk guna menyelenggarakan program perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja beserta keluarganya melalui sistem jaminan sosial. Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko- risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan program jaminan sebagai berikut:
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
JAMINAN PENSIUN
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN KEMATIAN
21
22
1 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Manajemen BPJS Ketenagakerjaan merumuskan amanat tersebut dalam bentuk misi BPJS Ketenagakerjaan sebagai berikut:
MISI Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:
TENAGA KERJA
PENGUSAHA
NEGARA
Memberikan perlindungan
Menjadi mitra terpercaya
Berperan serta
dasar yang layak bagi
untuk memberikan
dalam pembangunan.
tenaga kerja dan keluarga.
perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.
Perlindungan terhadap tenaga kerja mempunyai arti perlindungan yang layak mutlak dibutuhkan oleh setiap tenaga kerja di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, tenaga kerja tidak lepas dari keluarga mereka. Oleh karena itu, perlindungan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan tidak berhenti sampai individu tenaga kerja melainkan melingkupi juga anggota keluarga yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. Sementara dari aspek pengusaha, BPJS Ketenagakerjaan merupakan mitra pengusaha dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Jaminan sosial yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi setiap tenaga kerja dan pada akhirnya membantu setiap tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Peranan Jaminan Sosial kepada negara adalah sebagai pemupukan dana Jaminan Nasional yang melibatkan seluruh komponen negara dan bersifat nasional sehingga merupakan tabungan nasional dan memperkuat ketahanan nasional. Dana yang terhimpun dan menjadi kelolaan BPJS diharapkan dapat menjadi akumulasi modal dalam pembiayaan pembangunan negara Indonesia.
1 PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
D. FILOSOFI BPJS KETENAGAKERJAAN
Didalam penyelenggaraanya, BPJS Ketenagakerjaan diselenggarakan dengan beberapa prinsip dasar berupa:
»»
BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain.
»»
Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.
MOTO
Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja
23
2
EVALUASI PELAKSANAAN RJPP 2009-2013
Selama periode tahun 2009-2013 PT. Jamsostek (Persero) selalu berhasil mencapai target penambahan kepesertaan baru. Penambahan jumlah peserta baru pada kurun waktu lima tahun terakhir mencapai 20,8 juta tenaga kerja atau mencapai 140,2% dari proyeksi penambahan kepesertaan baru selama periode tersebut sebesar 14,9 juta tenaga kerja.
26
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. PROGRAM STRATEGIS 2009-2013
Jauh sebelum PT. Jamsostek (Persero) mengalami perubahan menjadi BPJS Ketenagakerjaan, PT. Jamsostek (Persero) telah menyusun rencana strategis dalam bentuk Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) periode 2009-2013. RJPP tersebut disusun berdasarkan beberapa asumsi dasar sebagai basis penyusunan target hasil bisnis ke depan. Setiap tahun dilakukan penyesuaian untuk dapat melakukan implementasi terhadap rencana-rencana strategi yang tertuang dalam RJPP serta mengakomodasi perubahan asumsi lingkungan bisnis. Penyesuaian ini dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang biasa disebut Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). Pada periode 2009-2013, Manajemen PT. Jamsostek menetapkan strategi kedalam 2 tahapan besar yakni: »»
Strategi konsolidasi selama tahun 2009-2010.
»»
Strategi pertumbuhan pada tahun 2011-2013.
Beberapa program strategis yang dilakukan pada periode tersebut antara lain:
1
FUNGSI OPERASI DAN PELAYANAN
a. Untuk meningkatkan kualitas data kepesertaan, dilakukan proses heregistrasi. b. Melakukan penyediaan sistem pengelolaan administrasi kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja Jamsostek berbasis online (e-registration). c. Telah dikeluarkan Peningkatan Manfaat JKK melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 84 Tahun 2010 pada tanggal 20 Desember 2010. d. Ditetapkannya manfaat tambahan menjadi manfaat program JPK melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-12/MEN/VI/2007. e. Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja untuk meningkatkan kualitas pengelolaan hubungan pelanggan, dilakukan penyusunan blueprint Customer Relationship Management (CRM). f. Dilakukan kerja sama dengan beberapa bank dan instansi lain sebagai sarana untuk perluasan distribution channel, untuk mempermudah jangkauan peserta terhadap layanan PT. Jamsostek (Persero). g. Telah dilakukan proses awal integrasi data kependudukan untuk menunjang implementasi Common Reference Number. h. Implementasi Co-Branding dengan BNI.
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2
FUNGSI SDM DAN SARANA/ PRASARANA
a. Dilakukan workload analysis dan standarisasi kebutuhan karyawan berdasarkan beban kerja. b. Telah dilakukan asesmen bagi karyawan baik Kantor Pusat ataupun Kantor Daerah untuk melihat kompetensi dan gap kompetensi karyawan yang dapat digunakan sebagai dasar pemetaan karyawan. c. Untuk meningkatkan kinerja karyawan berbasis kompetensi, telah disusun rancangan sistem asesmen kompetensi. d. Meningkatkan kapasitas modal organisasi melalui penerapan customer centric company dengan cara meninjau ulang struktur organisasi dan disusun Job Analysis untuk membuat Job Description dan penentuan Job Prefix. e. Dilakukan review budaya perusahaan. f. Mewujudkan peningkatan pencitraan perusahaan melalui usaha standarisasi sarana dan prasarana.
3
FUNGSI KEUANGAN DAN INVESTASI
4
FUNGSI RENBANG DAN INFORMASI
a.
Dilakukan upaya untuk meningkatkan Exposure Investasi langsung melalui Pola Strategi Jamsostek Incorporated.
b.
Dilakukan penyempurnaan terkait pengelolaan investasi. PT. Jamsostek (Persero) melalui KEP/511/122012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi PT. Jamsostek (Persero).
c.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan investasi, dilakukan revisi Pajastek 2006 menjadi Pajastek 2010 yang mengadopsi peraturan International Financial Reporting Standard (IFRS).
d.
Dilakukan proses pemisahan aset peserta dan aset badan penyelenggara.
e.
Melakukan kerjasama dengan mitra perbankan milik Pemerintah provinsi (BPD) dalam sosialisasi program Jamsostek untuk meningkatkan kepesertaan.
f.
fImplementasi virtual account.
g.
Melaksanakan pembentukan warung jambu (food benefit) dan affordable housing (housing benefit).
a. Peningkatan kinerja dan penyesuaian Aplikasi SIPT online sesuai dengan kebijakan dan regulasi (penambahan modul baru). b. Peningkatan kualitas dan kuantitas Data Centre untuk mendukung peningkatan kinerja SIPT Online. c. Disusun Grand Design IT. d. Pengembangan modern office. e. Untuk meningkatkan kualitas proses bisnis di PT. Jamsostek (Persero), telah dilakukan project improvement dengan menggunakan tools Lean Six Sigma. f. Menerapkan ISO secara bertahap di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Wilayah, sehingga pada tahun 2012 telah diperoleh sertifikat ISO 9001:2008 untuk 7 Direktorat, 8 Kantor Wilayah dan 54 Kantor Cabang.
27
28
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
5
FUNGSI KEPATUHAN HUKUM DAN MANAJEMEN RISIKO
a. Disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2012 tentang Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. b. Membuat tinjauan risiko atas portofolio investasi dan non investasi atas obligasi, reksadana dan saham. c. Menyusun profil risiko korporasi. d. Evaluasi Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP).
Tahun 2011 terjadi perubahan lingkungan eksternal yang sangat signifikan, khususnya pada aspek regulasi yaitu dengan disahkannya UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Respon terhadap perubahan ini dilakukan dengan penyesuaian target dan inisiatif strategis untuk memenuhi amanah UU BPJS tersebut. Dengan adanya perubahan ini maka disusunlah RJPP periode 2013-2017 sebagai revisi atas RJPP periode 2009-2013. Berdasarkan kondisi tersebut, PT. Jamsostek (Persero) merumuskan strategi perusahaan yang tidak terlepas dari perspektif sebagai lembaga publik nirlaba. Sebagai organisasi publik, PT. Jamsostek (Persero) mendasarkan pada pencapaian 3 hal yakni beroperasi secara efisien, memberikan service/benefit kepada peserta dan memposisikan sebagai perusahaan terpercaya. Dalam rangka memperkuat eksistensi perusahaan sebagai BPJS, telah dilakukan langkah-langkah:
Pembuatan roadmap PT. Jamsostek (Persero) menuju BPJS Ketenagakerjaan.
Telah disusun kajian desain bisnis program pensiun sebagai persiapan dalam menghadapi BPJS Ketenagakerjaan yang menyelenggarakan program pensiun.
Melakukan restrukturisasi biaya disesuaikan dengan peraturan dalam Undang-Undang BPJS.
PT. Jamsostek (Persero) berperan aktif dalam penyusunan Undang-Undang dan peraturan pelaksana implementasi SJSN.
Dilakukan review terhadap Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk menyesuaikan program kerja tahunan yang mendukung persiapan dalam menghadapi BPJS.
Menyusun skema pengalihan program JPK ke BPJS Kesehatan.
.
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
29
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
B. EVALUASI ASUMSI RJPP 2009-2013
Terdapat 5 variabel utama yang menjadi dasar penyusunan RJPP tahun 2009-2013 dan RJPP 2013-2017, yakni pertumbuhan ekonomi (PDB), tingkat inflasi, BI Rate, IHSG dan jumlah tenaga kerja penerima upah dan bukan penerima upah. Berikut ini adalah evaluasi terhadap realisasi proyeksi variabel-variabel utama tersebut.
TABEL 2.1
Variabel Utama Dasar Penyusunan RJPP 2009-2013 VARIABEL
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
4.00%
4.63%
6.00%
6.20%
6.20%
6.46%
6.50%
6.30%
6.80%
5.70%
14.19%
5.34%
Tingkat Inflasi
7.50%
2.78%
6.50%
6.96%
6.00%
3.79%
6.00%
4.30%
4.80%
8.38%
-10.56%
31.76%
BI Rate
8.25%
6.50%
8.00%
6.50%
7.50%
6.00%
7.50%
5.75%
5.75%
7.50%
-8.63%
3.64%
IHSG
2,000
2,534
2,400
3,703
2,800
3,821
3,400
4,317
4,900
4,274
25.11%
13.96%
31,350
32,147
31,650
35,783
31,960
41,489
32,285
44,160
47,440
44,790
10.91%
8.65%
Pertumbuhan PDB
Pekerja Penerima Upah* *dalam satuan ribu
Dalam periode 5 tahun kebelakang, rata-rata realisasi pertumbuhan tahunan compounded annual growth rate (CAGR) dari variabel utama tidak sebesar proyeksi dalam RJPP. Namun jika dilihat lebih jauh, periode tahun 2009-2013 tersebut terbagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu:
1. Periode Pertumbuhan Tahun 2009-2012 Selama tahun 2009-2012, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, realisasi hampir selalu diatas proyeksi di RJPP 2009-2013 dengan trend yang mengalami peningkatan sampai tahun 2011. Selama periode tersebut, pertumbuhan PDB rata rata diatas 6% dengan tingkat inflasi dan suku bunga yang terjaga, IHSG naik dari level 2.534 tahun 2009 menjadi 4.317 tahun 2012. Pada tahun 2009 Indonesia mencatat rekor inflasi terendah sepanjang sejarah, yaitu hanya sebesar 2,78%, jauh dari proyeksi RJPP sebesar 4% dan lebih jauh dari proyeksi Pemerintah sebesar 5%. Inflasi terendah ini terjadi akibat perbaikan ekonomi yang terjadi serta beberapa deflasi pada barang-barang komoditi yang harganya telah ditetapkan oleh Pemerintah seperti bahan bakar minyak dan listrik. Pertumbuhan ekonomi, terjaganya tingkat inflasi dan penurunan BI rate hingga sebesar 5,75% pada tahun 2012 mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Kondisi tersebut mendorong pertumbuhan tenaga kerja penerima upah yang tinggi, dari 32 juta tenaga kerja tahun 2009 menjadi 44 juta tenaga kerja pada tahun 2012 atau naik 37,5%. Pasar modal Indonesia, sebagai cerminan kondisi perekonomian Indonesia, juga menunjukan kinerja yang tinggi. IHSG tumbuh dari level 2.534 tahun 2009 menjadi 4.317 tahun 2012 atau rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 19,4%.
30
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Periode Perlambatan Pertumbuhan 2012 Mulai tahun 2012 pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perlambatan dengan realisasi yang berada di bawah angka asumsi RJPP. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 berada pada titik terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu dari 6,30% tahun 2012 menjadi 5,70% tahun 2013 dengan tingkat inflasi mencapai angka 8,38%, jauh di atas proyeksi RJPP sebesar 4,8%. Penyebab utama tingginya inflasi adalah peningkatan inflasi untuk volatile food sebagai dampak gejolak harga pangan domestik serta peningkatan inflasi administered price yang dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM bersubsidi. Kenaikan inflasi tersebut diikuti dengan naiknya BI rate tahun 2013 yaitu pada level 7,50%, naik signifikan dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,75% dan jauh diatas proyeksi RJPP 2013 sebesar 5,75%. Kondisi tersebut juga mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja penerima upah, sebanyak 44,7 juta tenaga kerja, hampir sama dengan tahun 2012 sebanyak 44,1 juta. IHSG juga terpengaruh dari kondisi perekonomian tahun 2013. IHSG mengalami penurunan dari 4.317 pada tahun 2012 menjadi 4.274 di tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat sebagaimana tercermin dari nilai IHSG juga memiliki dampak positif lain. Pertumbuhan investasi semakin meningkat akibat bertambahnya investor yang tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia.
GAMBAR 2.1
Tenaga Kerja Penerima Upah dan Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah 2009-2013 (dalam ribu orang)
32,147
72,723
44,160
66,640
2009
2012 30,65%
69,35%
35,783
72,424
39,86%
44,790
60,14%
66,010
2010
2013 33,07%
41,489
66,93%
40,42%
59,58%
68,180
2011 37,83%
62,17%
Penerima Upah
Bukan Penerima Upah
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja penerima upah juga mengalami pertumbuhan selama periode 20092013 dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 8,65% (CAGR). Pertumbuhan tenaga kerja sektor penerima upah tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor bukan penerima upah. Tenaga kerja sektor bukan penerima upah bahkan mengalami penurunan dari 72,72 juta orang tahun 2009 menjadi 66,01 juta orang pada tahun 2013, atau turun 2,39% (CAGR) seiring dengan semakin menurunnya proporsi tenaga kerja bukan penerima upah dari 69,35% tahun 2009 menjadi 59,58% tahun 2013. Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia selama tahun 2009-2013 mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Hal tersebut telah memberikan ruang bagi PT. Jamsostek (Persero) untuk tumbuh dan berkembang baik dalam hal tenaga kerja peserta, aset, dana kelolaan, maupun kinerja pengelolaan keuangannya.
31
32
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
C. KEPESERTAAN PROGRAM JAMSOSTEK
Selama periode tahun 2009-2013 PT. Jamsostek (Persero) selalu berhasil mencapai target penambahan kepesertaan baru. Penambahan jumlah peserta baru pada kurun waktu lima tahun terakhir mencapai 20,8 juta tenaga kerja atau mencapai 140,2% dari proyeksi penambahan kepesertaan baru selama periode tersebut sebesar 14,9 juta tenaga kerja. Secara rata-rata terjadi penambahan peserta sebanyak 4,17 juta tenaga kerja setiap tahunnya. Demikian pula halnya dengan jumlah peserta aktif selalu berhasil melampaui target yang ditetapkan dalam RJPP, kecuali di tahun 2013 realisasi jauh di bawah target yang ditetapkan. Secara rata-rata peserta aktif mengalami penambahan sebanyak 963 ribu tenaga kerja dan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 9,80%. Dalam kurun waktu 20092013 bertambah jumlah peserta aktif sebanyak 3,85 juta tenaga kerja, jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah pekerja penerima upah. Lemahnya law enforcement menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan kepesertaan program Jamsostek, disamping kurangnya keakuratan data potensi yang dimiliki oleh PT. Jamsostek (Persero).
TABEL 2.2
Jumlah Peserta Aktif dan Peserta JPK (dalam ribu orang)
PESERTA
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
Jumlah Peserta Aktif
8,441
8,495
8,758
9,337
9,258
10,311
9,958
11,552
13,241
12,348
11,91%
9,80%
Penambahan Peserta Baru
2,472
2,775
2,607
3,343
2,876
4,363
3,211
4,969
3,701
5,396
10.62%
18.09%
Jumlah Peserta JPK
1,859
1,871
2,061
2,180
2,314
2,567
2,621
3,059
3,261
3,391
15.08%
16.03%
Tabel 2.2 memperlihatkan jumlah peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) juga terus mengalami peningkatan di atas proyeksi RJPP 2009-2013 dan mengalami peningkatan sebesar 10%-19% setiap tahunnya. Namun apabila dilihat proporsi peserta yang mengikuti program JPK dibandingkan dengan jumlah peserta aktif Jamsostek, maka sebenarnya hanya terjadi penambahan proporsi sebesar 1,5% per tahun. Hal ini menunjukan minat peserta Jamsostek baik pekerja dan pemberi kerja terhadap program JPK masih cukup rendah. Seiring dengan proses transformasi Jamsostek ke BPJS ketenagakerjaan, maka program JPK telah dialihkan ke BPJS Kesehatan terhitung mulai 1 Januari 2014.
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
33
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
GAMBAR 2.2
Perbandingan Tenaga Kerja Penerima Upah, BUMN/Swasta dan Peserta Aktif Jamsostek (dalam ribu orang)
50,000
31.73%
40,000 35,000 30,000
44,160
41,489
45,000
32,147
33.00%
44,790 41,245
39,660
32.00%
35,940
35,783 30,330
31.00%
26,770 30.78%
25,000
29.13%
29.94%
30.00%
12,348
29.00%
20,000
28.69% 15,000 10,000
8,495
10,311
9,337
11,552
28.00% 5,000
27.00%
2009 Penerima Upah
2010
2011 BUMN/Swasta
2012 Peserta Aktif
2013 Coverage
Gambar 2.2 memperlihatkan bahwa kenaikan jumlah peserta aktif tidak mencerminkan naiknya coverage share Jamsostek. Ini terlihat dari semakin menurunnya angka coverage share yaitu jumlah peserta aktif Jamsostek dibandingkan dengan jumlah pekerja penerima upah swasta dan BUMN. Pada tahun 2009 coverage share Jamsostek mencapai 31,73%, dan kemudian terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun sampai pada tahun 2012 hanya tercapai sebesar 29,13% dan kembali mengalami sedikit peningkatan di tahun 2013 menjadi 29,94%. Fakta ini juga menunjukan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas organisasi BPJS Ketenagakerjaan baik dari aspek komunikasi pemasaran, penegakan hukum dan perbaikan layanan.
34
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
D. PENDAPATAN IURAN
Pendapatan iuran pada tahun 2009-2013 seperti terlihat pada Tabel 2.3 pada umumnya dapat dikatakan mengalami keberhasilan dan melampaui target dalam RJPP. Untuk iuran 3 program yakni program JHT, JKK dan JKM secara umum melampui target dalam RJPP. Pendapatan iuran JPK pada tahun 2010-2012 masih belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan dalam RJPP, hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepesertaan program JPK. Walaupun telah dilakukan sosialisasi yang cukup gencar ke perusahaan pemberi kerja pada periode tersebut, namun hasil yang didapatkan masih dibawah target RJPP. Tingginya pendapatan iuran JPK tahun 2013 dipengaruhi oleh naiknya plafon upah sebagai dasar pembayaran iuran, yang sebelumnya sebesar Rp. 1 juta naik menjadi 2 kali Pendapatan Tidak Kena Pajak (K1-PTKP) atau sekitar Rp. 3,08 juta. Secara rata-rata penerimaan iuran JPK mengalami kenaikan hingga 36,18% setiap tahunnya. TABEL 2.3
Pendapatan Iuran Tiap Program 2009-2013 (dalam miliar rupiah)
PROGRAM
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
Iuran JHT
8,666
9,281
10,140
10,836
12,548
12,965
15,639
15,718
19,185
20,005
21.98%
21.17%
Iuran JKK
1,019
1,093
1,210
1,264
1,432
1,562
1,694
1,731
2,250
2,365
21.90%
21.28%
Iuran JKM
458
512
544
592
644
729
762
812
1,026
1,095
22.34%
20.93%
Iuran JPK
906
927
1,415
1,089
1,856
1,345
2,459
1,786
2,058
3,188
22.77%
36.18%
Iuran Jakons
301
118
162
117
191
156
226
270
202
193
-9.49%
13.09%
Iuran Mandiri
11
10
13
17
14
31
15
50
47
77
43.77%
66.58%
2,695
2,660
3,346
3,080
4,141
3,823
5,160
4,649
5,582
6,919
19.97%
27.00%
11,363
11,941
13,486
13,916
16,689
16,788
20,799
20,367
24,767
26,924
21.51%
22.54%
Iuran Non JHT Total Iuran
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
35
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
E. BEBAN JAMINAN
Pembayaran Jaminan untuk program JHT yang terlihat pada Gambar II-3, umumnya melampaui target RJPP.
GAMBAR 2.3
Perbandingan Proyeksi/Realisasi dari Iuran dan Jaminan JHT
IURAN
JAMINAN
IURAN
2009
JAMINAN
IURAN
2010
Proyeksi Iuran
JAMINAN
IURAN
2011 Realisasi Iuran
JAMINAN
IURAN
2012 Proyeksi Jaminan
9.968
8.203
20.005
19.185
7.966
8.601
15.718
15.639
6.878
6.901
12.965
12.548
5.878
5.577
10.836
10.140
5.790
4.803
9.281
8.666
(dalam miliar rupiah)
JAMINAN
2013 Realisasi Jaminan
TABEL 2.4
Pembayaran Jaminan Tiap Program 2009-2013 (dalam miliar rupiah)
PROGRAM
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
JHT
4,083
5,790
5,577
5,878
6,901
6,878
8,601
7,966
8,203
9,968
19.06%
14.55%
JKK
316
343
411
377
501
499
610
507
516
563
13.03%
13.21%
JKM
179
256
327
247
387
275
457
357
327
407
16.26%
12.28%
JPK
680
666
1,132
814
1,485
932
1,967
1,168
1,295
1,958
17.48%
30.94%
Jakons
56
21
31
25
36
16
42
32
29
40
-15.51%
17.74%
Mandiri
5
9
8
12
9
18
10
36
35
63
63.09%
62.95%
Non JHT
1,236
1,295
1,909
1,475
2,418
1,740
3,086
2,100
2,202
3,032
15.53%
23.69%
Total Jaminan
5,319
7,085
7,486
7,353
9,319
8,618
11,687
10,066
10,405
13,000
18.26%
16.39%
36
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
F. NERACA
Seperti terlihat di Tabel 2.5, sepanjang tahun 2009-2013 tidak terdapat penyimpangan berarti yang terjadi dalam neraca dan pada umumnya mencatat hasil diatas target. Pada total aset perusahaan, terjadi rata-rata pertumbuhan sebesar 16,23% setiap tahun dengan aset investasi sebagai portofolio terbesar. Anomali terjadi pada pencapaian target aset tetap yang selalu dibawah target karena minimnya ekspansi yang dilakukan oleh PT. Jamsostek (Persero) untuk menambah asetnya di seluruh wilayah operasinya.
TABEL 2.5
Perbandingan Neraca Aktual dan Proyeksi 2009-2013 (dalam milliar rupiah)
PROGRAM
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
72.744
80.698
85.465
98.980
100.438
111.786
118.403
132.834
149.102
149.210
19,65%
16,61%
1.498
2.109
1.598
2.164
1.703
2.949
1.818
2.556
4.140
3.465
28,94%
13,23%
Aset tetap
464
333
530
334
591
351
673
422
1.371
756
31,11%
22,75%
Aset lain-lain
293
1.108,31
301
1.261
309
1.539
317
1.721
4.265
302
95,33%
-27,75%
Total aset
74.999
84.248
87.894
102.739
103.041
116.625
121.211
137.532
158.878
153.733
20,64%
16,23%
Liabilitas
72.532
80.106
84.926
97.349
99.458
111.800
116.770
130.981
150.590
147.383
20,04%
16,71%
2.467
4.142
2.968
5.390
3.583
4.825
4.441
6.552
8.288
6.350
35,38%
11,28%
74.999
84.248
87.894
102.739
103.041
116.625
121.211
137.532
158.878
153.733
20,64%
16,23%
Investasi Jumlah aset lancar
Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas
Sumber: Neraca PT Jamsostek (Persero)
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
37
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Dalam portofolio investasi, seperti terlihat pada Tabel 2.6, umumnya investasi mengalami keberhasilan dalam mencapai target yang ditetapkan dalam RJPP. Portofolio investasi tidak banyak berubah dalam periode tahun 2009-2011 dengan instrumen obligasi yang masih mendominasi dengan rata-rata 40,92% dari seluruh investasi. Mulai tahun 2012, ditempatkan dana investasi pada portofolio baru yaitu Sukuk dan KIK-EBA (Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset). Kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu di tahun 2009 membuat investasi dalam bentuk saham dikurangi, dan mayoritas ditempatkan dalam instrumen berpendapatan tetap berupa deposito dan obligasi dikarenakan karakteristik hasil yang lebih cair dan pasti, risiko yang relatif aman dan disesuaikan dengan maturity profile liabilitas yang umumnya bersifat jangka menengah hingga panjang yaitu Jaminan Hari Tua (JHT). Seiring dengan membaiknya pasar modal yang ditunjukkan dengan pertumbuhan IHSG di tahun 2010-2013 membuat investasi dalam portofolio saham mulai ditambah dengan mengurangi investasi dalam bentuk instrumen deposito berjangka.
TABEL 2.6
Portofolio Investasi Aktual dan Proyeksi 2009-2013 (dalam miliar rupiah)
PORTOFOLIO
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
Deposito
21,305
27,216
19,933
31,201
19,688
32,866
20,680
41,744
41,057
40,180
17.82%
10.23%
Saham
10,773
14,044
17,984
21,921
21,313
23,439
26,126
27,436
30,702
31,811
29.93%
22.68%
Obligasi
36,463
35,868
42,983
39,743
54,089
46,688
65,289
49,587
62,696
59,016
14.51%
13.26%
2,637
3,014
2,823
5,617
3,346
8,370
3,988
9,558
11,982
11,767
46.00%
40.57%
Reksadana Sukuk KIK EBA
3,929
5,793
180
244
Penyertaan langsung
739
26
824
26
949
30
1,102
44
1,920
31
26.96%
4.33%
Properti investasi
824
487
916
469
1,051
390
1,215
369
746
358
-2.45%
-7.40%
72,741
80,655
85,463
98,977
100,436
111,783
118,400
132,847
149,103
149,201
19.65%
16.62%
Total Investasi
38
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Dalam Gambar 2.4 berikut diperlihatkan pencapaian Dana Investasi (realisasi) dibandingkan dengan proyeksi RJPP berdasarkan program JHT dan Non JHT. Untuk program JHT rata-rata pencapaian penempatan dana investasi untuk periode 2009-2013 sebesar 109,37% sedangkan untuk program non-JHT tercapai penempatan dana investasi rata-rata sebesar 116,46%.
GAMBAR 2.4
Perbandingan Proyeksi/Realisasi dari Dana Investasi JHT dan Non JHT (dalam miliar rupiah)
65,238 70,813
76,157
86,297
88,330
98,728
103,155 117,444
132,037
131,181
99,35% 111,77%
113,31%
113,85%
Investasi JHT Realisasi
108,55%
2009
Rata-Rata Penempatan Dana:
2010
2011
2012
15,248 15,390 12,683 7,506
9,890
9,308
12,109
2013
109,37%
17,090 18,029
13,058 105,49%
136,26%
107,84%
100,93%
Investasi Non JHT Proyeksi Investasi Non JHT Realisasi
131,76%
2009
Investasi JHT Proyeksi
Rata-Rata Penempatan Dana:
2010
2011
2012
2013
116,46%
Pendapatan investasi secara konsisten selalu menjadi pendapatan terbesar PT. Jamsostek (Persero). Meski secara umum dibayangi penurunan suku bunga dan gejolak pasar modal yang tak kunjung usai, namun pendapatan investasi PT. Jamsostek (Persero) terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 13,31%. Setiap tahun kontribusi hasil investasi selalu didominasi oleh empat instrumen berbasis efek yaitu obligasi, saham, deposito, dan reksadana.
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
39
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Pada Tabel 2.7 terlihat bahwa secara keseluruhan, realisasi hasil investasi PT. Jamsostek (Persero) telah memenuhi proyeksi RJPP selama periode tahun 2009-2013 yaitu berada pada kisaran 108% hingga 131,79%. PT. Jamsostek (Persero) telah melakukan pemilihan alokasi aset yang tepat sesuai dengan perkembangan kondisi makro ekonomi sehingga PT. Jamsostek (Persero) dapat meningkatkan imbal hasil dan manfaat kepada peserta.
TABEL 2.7
Hasil Investasi Bruto Aktual dan Proyeksi 2009-2013 (dalam miliar rupiah)
PORTOFOLIO
2009
2010
2011
2012
2013
CAGR
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
Saham
1,290
1,594
1,817
3,348
2,912
3,547
3,491
4,214
4,687
4,868
38.06%
32.19%
Deposito
1,910
2,838
1,795
2,726
1,641
2,740
1,571
2,701
2,887
2,714
10.88%
-1.11%
Obligasi
3,499
4,390
4,452
4,417
5,195
4,849
6,556
4,919
5,675
5,548
12.85%
6.03%
82
119
351
481
362
794
435
907
1,278
1,146
98.69%
76.16%
-
5
59
-
64
8
75
-
3
1
-62.95%
-26.48%
69
79
87
84
97
85
108
108
87
123
5.97%
11.80%
-
342
20.86%
13.31%
Reksadana Penyertaan langsung Properti investasi SUKUK
-
-
-
463
KIK EBA Total Hasil Investasi
13
6,850
9,025
8,561
11,056
10,271
12,023
12,236
13,191
14,617
14,877
40
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Gambar 2.5 memperlihatkan hasil investasi aktual dan proyeksi berdasarkan program JHT dan Non JHT. Untuk program JHT rata-rata diperoleh pencapaian hasil investasi sebesar 117,8% dari proyeksi RJPP untuk periode 2009-2013, sedangkan untuk program Non JHT diperoleh rata-rata pencapaian hasil investasi sebesar 116,05%.
GAMBAR 2.5
Perbandingan Proyeksi/Realisasi dari Hasil Investasi JHT dan Non JHT (dalam miliar rupiah)
5,813
7,706
7,442
9,662
8,879
10,284
10,486 11,392
12,449 12,700
102,02% 115,82%
129,83%
Hasil Investasi JHT Proyeksi
108,64%
Hasil Investasi JHT Realisasi
132,56%
Rata-Rata Hasil Investasi: 117,8%
2009
2010
2011
2012
1,749 1,823 1,394 1,036
1,308
1,119
1,393
2013 2,169 2,177
1,739 100,37%
124,58%
124,84%
104,23%
Hasil Investasi Non JHT Proyeksi Hasil Investasi Non JHT Realisasi
126,25%
Rata-Rata Hasil investasi: 116,05%
2009
2010
2011
2012
2013
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
41
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Setelah dikurangi biaya pengelolaan, seluruh hasil investasi JHT dikembalikan kepada peserta sebagai pengembangan dana JHT. Pengembangan dana JHT yang diberikan kepada peserta selalu lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito yang diberikan oleh bank. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata selisih antara bunga deposito dengan pengembangan dana JHT adalah sebesar 3,8%. Hal ini seperti terlihat dalam Gambar 2.6.
GAMBAR 2.6
Perbandingan Kinerja Pengembangan JHT Dengan Bunga Deposito 12
10,6%
10,6%
10,1%
9,1%
10 8 6
3,49%
7,11%
4
4,1%
6,5%
3,75%
3,6%
8,68% 1,42% 7,26%
6,35% 5,5%
2
Rata-Rata Perbandingan Kinerja: 3,8
0
2009
2010 Bunga Deposito
2011
2012
2013
Pengembangan JHT
Laba bersih pada periode 2009-2013 seperti yang terlihat dalam Tabel 2.8, selalu mampu mencapai target yang telah ditetapkan dalam RJPP. Keberhasilan memenuhi target kepesertaan dan kondisi ekonomi yang terus tumbuh membuat target RJPP dapat dicapai. Hal ini diakibatkan faktor pertumbuhan pendapatan bersih investasi yang lebih tinggi dari kenaikan beban usaha pada periode tersebut. Pada tahun 2012, terjadi perubahan pedoman akuntansi sehingga memiliki implikasi pada cara pelaporan dana pengembangan JHT dari laporan laba rugi ke neraca.
42
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 2.8
Laboran Laba Rugi Aktual dan Proyeksi 2009-2013 2009
2010
2011
2012
2013
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
PROYEKSI
REALISASI
2.683
2.671
3.346
3.094
4.140
3.851
5.160
4.696
5.688
6.953
(1.236)
(1.295)
(1.909)
(1.474)
(2.401)
(1.739)
(3.089)
(2.099)
(2.201)
(3.032)
(865)
(811)
(990)
(1.026)
(1.103)
(1.297)
(1.314)
(1.341)
(1.858)
(2.093)
Pendapatan bersih iuran
581
564
446
593
636
813
756
1.255
1.628
1.829
Pendapatan bersih investasi
6.273
8.476
8.107
10.794
9.656
11.588
11.498
1.702
1.971
2.036
Jumlah pendapatan usaha
6.854
9.040
8.554
11.388
10.292
12.402
12.255
2.958
3.599
3.865
Jumlah beban usaha
(1.161)
(1.217)
(1.352)
(1.299)
(1.586)
(1.592)
(1.842)
(2.087)
(2.664)
(2.758)
Pendapatan lain-lain bersih
6
4
6
15
15
19
35
120
13
23.000
Laba kotor sebelum bagian peserta
5.700
7.827
7.208
10.104
8.721
10.829
10.447
2.373
2.601
2.785
Dibagikan kepada peserta sebagai hasil pengembangan JHT
(4.408)
(6.335)
(5.880)
(8.368)
(7.058)
8.640
(8.386)
-
-
-
Laba sebelum pajak penghasilan
1.291
1.492
1.327
1.736
1.6 62
2.188
2.061
2.494
2.614
2.808
Laba Bersih
1.291
1.381
1.327
1.532
1.662
2.020
1.662
2.181
2,195
2.287
Jumlah pendapatan operasional Jumlah beban jaminan Jumlah beban cadangan teknis
2 EVALUASI PELAKSAAN RJPP 2009-2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
G. KESIMPULAN
Dari tinjauan hasil evaluasi terhadap beberapa aspek, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan cenderung membaik turut membantu PT Jamsostek (Persero) dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam RJPP 2009-2013. 2. Realisasi pertumbuhan jumlah peserta aktif selalu dapat melampaui target RJPP, namun perlu diperhatikan bahwa pertumbuhannya cenderung stagnan apabila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pekerja penerima upah yang menjadi target utama kepesertaan. Lambatnya pertumbuhan peserta aktif ini dapat ditingkatkan melalui beberapa inisiatif yang akan dipersiapkan nanti untuk mendukung transformasi BPJS Ketenagakerjaan, seperti branding, memperbanyak akses point, peningkatan layanan dan manfaat. 3. Kelemahan dalam penegakan hukum bagi perusahaan yang melanggar masih menjadi permasalahaan di periode 2009-2012. Diharapkan pada saat transformasi ke BPJS Ketenagakerjaan dengan pemberian fungsi penegakan yang lebih luas dapat memperbaiki masalah ini. 4. Pada portofolio aset investasi, hampir seluruhnya mampu melampaui proyeksi di RJPP, namun untuk aset tetap terdapat kesulitan untuk mencapai target akibat kurangnya kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh PT Jamsostek (Persero) selama periode 2009-2012. Portofolio untuk aset investasi langsung masih selalu dibawah target RJPP, kebijakan manajemen risiko yang cenderung konservatif membuat pilihan investasi diarahkan ke instrumen-instrumen yang tidak memiliki resiko yang tinggi. Pelaksanaan Jamsostek In Corporated (JIC) diharapkan mampu menaikkan proporsi investasi langsung di tahun-tahun mendatang. Target pendapatan investasi dapat dilampaui dikarenakan kondisi ekonomi yang mendukung aktivitas investasi akibat dari pergerakan harga saham serta tingkat suku bunga yang stabil. 5. Laba bersih PT. Jamsostek (Persero) terus meningkat setiap tahunnya, diakibatkan oleh terus meningkatnya pendapatan investasi yang juga disumbangkan oleh jumlah iuran baru dari peserta aktif. Beban usaha dilain pihak juga terus meningkat, namun besar peningkatannya masih dibawah dari pertumbuhan laba usaha. Hal ini tidak bisa dihindari seiring dengan terus tumbuhnya jaringan setiap tahunnya dan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan usaha transformasi ke BPJS Ketenagakerjaan nanti. 6. Peserta JPK yang masih kecil bila dibandingkan jumlah seluruh peserta aktif menunjukan bahwa peserta masih memiliki pemahaman dan kesadaran yang kecil mengenai manfaat dari JPK. Kedepan, sosialisasi dan komunikasi terhadap manfaat program-program yang lain mutlak harus dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman peserta sehingga mereka akan mulai menggunakan program Jaminan Sosial.
43
3
POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
BPJS Ketenagakerjaan melakukan analisa lingkungan eksternal dan internal dengan pendekatan 4C yaitu Change, Customer Company, dan Competitor di dalam merumuskan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL
GAMBAR 3.1
Framework Analisis 4C VA LU E - M I G R ATO R
CHANGE
T EC H N O LO G Y
ECONOMY
SOC-CUL
P O L - L EG
46
MARKET VA LU E - D E M A N D E R
VA LU E - S U P P L I E R
CUSTOMER
COMPETITOR
TOWS
E X A M I N AT I O N
VA LU E - D E C I D E R
COMPANY
Strategi organisasi.
merupakan Untuk
cara
mencapai
merumuskan
tujuan-tujuan
strategi,
organisasi
dapat mempergunakan pendekatan industri dengan menganalisa lingkungan dimana organisasi itu berada (menangkap peluang dan bersahabat dengan ancaman) serta mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi tersebut.
Berangkat dari pemikiran diatas, BPJS Ketenagakerjaan melakukan
analisa
lingkungan
dengan
pendekatan
Diamond pada 4C yakni Change, Competitor, Customer dan Company.
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
1 CHANGE
Teknologi
Politik dan Hukum
banyak
Faktor politik dan hukum merupakan penggerak utama
mempengaruhi cara berkomunikasi dan penyediaan
perubahan dan transformasi PT. Jamsostek menuju BPJS
service kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan adalah
Ketenagakerjaan. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang
teknologi informasi berupa penggunaan telepon seluler.
BPJS dan Peraturan Pemerintah serta turunannya sangat
Sebagian besar masyarakat telah mempunyai akses
mewarnai penyusunan strategi BPJS Ketenagakerjaan.
terhadap telepon seluler dan statistik memperkirakan
Saat ini perubahan regulasi bergerak dengan roda yang
bahwa penetrasi telepon seluler di Indonesia akan
lebih cepat dibandingkan dengan periode-periode
mencapai 160% pada tahun 2017.
sebelumnya. Beberapa hal yang bersifat unfavorables
Teknologi
yang
diperkirakan
akan
paling
adalah: Selain telepon seluler, teknologi berupa internet juga akan terus berkembang. Kemudahan mengakses internet di
berbagai
lokasi
serta
upaya-upaya
»
Batasan pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan (AUM
mendorong
program jangka panjang 2% dan 10% dari iuran
penyebarluasan internet akan membuat semakin banyak
program jangka pendek). Hal ini telah berubah
orang terhubung dengan internet. Tenaga kerja penerima
kembali dengan pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan
upah adalah salah satu kelompok yang akan semakin
yang bersumber dari:
terekspos dengan perkembangan internet. Diprediksi
ÈÈ 10% paling tinggi dari iuran JKK dan JKM.
pada tahun 2018 akan terdapat 191,13 juta orang
ÈÈ 10% dari iuran JHT dan JP, serta 10% dari
menggunakan internet dan hampir semua tenaga kerja penerima upah (>90%) akan terhubung dengan internet
hasil pengembangan dana JHT dan JP . »
dan lebih dari 80% mengakses akun social media saat
TNI/POLRI tidak masuk menjadi peserta BPJS
terhubung dengan internet. Berkaca pada perubahan teknologi yang akan terjadi, BPJS Ketenagakerjaan harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk semakin menunjang kinerja BPJS Ketenagakerjaan. Fungsi telepon seluler maupun internet harus dimaksimalkan sebagai salah satu sarana utama BPJS Ketenagakerjaan dalam basis operasional dan pelayanannya untuk menjangkau tenaga kerjanya.
Penahapan kepesertaan dimana kepesertaan PNS/ Ketenagakerjaan pada periode 2014-2018 ini.
»
Larangan subsidi silang antar program.
»
Masa Kepesertaan aktif 10 Tahun, dapat menarik JHT 10% dan 30% yang kemudian direvisi dimana peserta yang terkena PHK dan berhenti bekerja dapat menarik seluruh JHT dengan masa tunggu 1 bulan.
Sementara itu hal yang bersifat favourable adalah kewenangan inspeksi kepada tenaga kerja dan peserta tentang kebenaran data mereka. Kewenangan ini menjadi salah satu strategi dalam peningkatan kepesertaan Jaminan sosial Ketenagakerjaan.
47
48
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Sosial dan Budaya
Pasar
semakin
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah
mendorong penduduk di pedesaan untuk berpindah
penduduk ke-4 terbesar di dunia mempunyai jumlah
ke kota. Pada tahun 2017 diprediksi proporsi penduduk
tenaga kerja yang besar pula. Di tahun 2018, diprediksikan
yang tinggal di daerah urban akan meningkat menjadi
tenaga kerja akan berjumlah sekitar 124,4 juta dengan
52%. Semakin banyaknya penduduk di daerah perkotaan
komposisi:
Keberhasilan
program
urbanisasi
akan
akan semakin mempermudah BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan layanan yang maksimal.
»» »»
49,7 juta tenaga kerja penerima upah.
74,7 juta tenaga kerja bukan penerima upah.
Hal menarik yang juga perlu diperhatikan adalah perubahan pola pikir yang terjadi pada angkatan-angkatan
Perekonomian Indonesia
kerja baru. Walaupun angkatan kerja baru didominasi kaum
muda,
diperkirakan
lebih
dari
60%
tenaga
kerja baru akan semakin menaruh perhatian terhadap
Kelas menengah di Indonesia akan terus tumbuh
perencanaan masa depannya. Perubahan pola pikir yang
menuju 170 juta orang di tahun 2017. Meningkatnya
ada selaras dengan perkembangan Jamsostek menjadi
kelas menengah di Indonesia juga akan mendorong
BPJS Ketenagakerjaan. Dengan sadarnya tenaga kerja
bertumbuhnya ekonomi Indonesia sebesar 34% dari
akan pentingnya perencanaan masa depan, tenaga kerja
tahun 2012 ke 2018. Dengan pertumbuhan perekonomian
akan semakin merasakan manfaat BPJS Ketenagakerjaan.
Indonesia,
dana
yang
akan
dikelola
oleh
BPJS
Ketenagakerjaan juga akan semakin berkembang. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang semakin baik untuk menghasilkan tingkat pengembalian dana yang optimal.
GAMBAR 3.2
Prediksi Pasar Tenaga Kerja 2018
2018
74.7
JUTA
TENAGA KERJA BUKAN PENERIMA UPAH.
49.7
JUTA
TENAGA KERJA PENERIMA UPAH.
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2 COMPETITOR Dipandang BPJS
dari
sisi
penyedia
Ketenagakerjaan
penyelenggara
akan
jaminan
jaminan
menjadi
sosial,
Masih banyak pemberi kerja yang tidak merasa butuh
satu-satunya
untuk menjaminkan tenaga kerjanya, terlebih untuk
di
tenaga kerja di lingkungan kerja yang tidak secara
Indonesia. Akan tetapi bila dilihat dari segi manfaat yang
langsung terekspos oleh bahaya, misal perkantoran.
diberikan terutama terkait dengan program JHT, akan
Dengan kata lain masih banyak pemberi kerja yang belum
semakin banyak bermunculan perusahaan-perusahaan
sadar bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
yang juga menawarkan manfaat JHT. Bahkan demi
perlindungan yang layak. Selain kesadaran yang masih
menarik pelanggan, perusahaan-perusahaan tersebut
minim, jumlah tenaga kerja bukan penerima upah yang
akan bersaing untuk memberikan manfaat yang lebih
signifikan juga perlu diperhatikan. Sistem yang masih
tinggi. Walaupun bukan kompetitor langsung, BPJS
belum jelas membuat tenaga kerja bukan penerima
Ketenagakerjaan
upah menjadi lebih sulit terjangkau dibandingkan tenaga
perlu
perusahaan-perusahaan
sosial
3 CUSTOMER
Ketenagakerjaan
mewaspadai yang
keberadaan
menawarkan
jaminan
serupa.
kerja penerima upah. Akibatnya tantangan menjadi lebih besar untuk menyadarkan tenaga kerja bukan penerima upah akan isu pentingnya perlindungan terhadap setiap
Selain
itu,
tuntutan
masyarakat
terhadap
kualitas
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun badan/organisasi yang mewakili Pemerintah terus meningkat. BPJS Ketenagakerjaan kedepan akan menjadi salah satu pelayan publik yang memiliki peranan yang semakin luas bagi masyarakat. Kualitas pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan akan selalu dibandingkan dengan kualitas pelayanan publik yang lain.
tenaga kerja.
49
50
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
4 COMPANY Beberapa aspek yang dipandang masih perlu diperbaiki diantaranya adalah:
Manajemen Sumber Daya Manusia
i Branding dan Komunikasi Brand BPJS Ketenagakerjaan yang masih relatif baru
Beberapa variabel SDM telah cukup kompetitif seperti
belum mempunyai positioning yang kuat di mata publik.
grading dan kompensasi tetap. Sementara untuk faktor
Pengenalan publik terhadap BPJS Ketenagakerjaan
yang lain yang perlu dibenahi antara lain HCIS (Human
masih sering tertukar dengan BPJS Kesehatan dan BPJS.
Capital Information System), talent management, sistem karir, dan pengembangan dan pembelajaran.
PT. Jamsostek (Persero) dalam masa transformasinya menuju BPJS Ketenagakerjaan masih perlu membenahi
Distribution Channel
diri di berbagai bidang. Karena singkatnya masa transformasi PT. Jamsostek (Persero) menuju BPJS Ketenagakerjaan,
pembenahan
internal
organisasi
Untuk menjangkau seluruh tenaga kerja Indonesia di
juga perlu didukung dengan upaya kerjasama dengan
17.000 pulau maka dibutuhkan jalur distribusi yang baik.
berbagai pihak.
Saat ini BPJS Ketenagakerjaan baru memiliki 121 Kantor Cabang dan 53 Kantor Cabang Perintis tahun 2014, 150 Kantor Cabang Perintis tahun 2015 serta 1.130 channel kolaborasi dengan industri perbankan. Jumlah tersebut dirasa masih kurang dibanding dengan potensi yang masih harus dilindungi.
C Brand
GAMBAR 3.3
Jangkauan Distribusi Tahun 2015
203
KANTOR CABANG PERINTIS
121
KANTOR CABANG
1130 CHANNEL KOLABORASI
3 POSISI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
51
4
ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN II 2014-2018
Asumsi penyusunan Renstra perubahan 2014-2018 didasari pada perubahan makro dan mikro. Kondisi makro Indonesia pada tahun 2014-2018 diperkirakan akan terus mengalami perbaikan didasari terus tumbuhnya PDB Indonesia beberapa tahun terakhir, namun tingkat inflasi cenderung mengalami penurunan. Untuk asumsi mikro, pertumbuhan pekerja 1,24% setiap tahun dengan proporsi jumlah pekerja penerima upah 39,95% dari jumlah penduduk yang bekerja dan sisanya 60,05% adalah proporsi jumlah pekerja bukan penerima upah.
54
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. JARINGAN KANTOR BPJS KETENAGAKERJAAN 2014
Sampai dengan Desember 2014, BPJS Ketenagakerjaan memiliki gedung kantor sebanyak 185 dengan komposisi 78 gedung milik sendiri, 54 gedung sewa, dan 53 KCP dengan status sewa. Eksistensi BPJS Ketenagakerjaan saat ini telah ada di 148 kabupaten/kota di Indonesia. Perluasan kepesertaan diseluruh segmen, memerlukan jaringan kantor cabang yang dapat melingkupi seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Jumlah eksistensi jaringan kantor cabang tersebut masih rendah dibandingkan banyaknya kabupaten/kota yang tersebar diseluruh luasnya wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, peningkatan eksistensi BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia melalui pembentukan Kantor Cabang yang melingkupi seluruh Kabupaten/Kota menjadi kunci sukses pencapaian pertumbuhan kepesertaan yang tinggi dan pelayanan memuaskan bagi peserta. GAMBAR 4.1
Sebaran Kantor BPJS Ketenagakerjaan Seluruh Indonesia Kanwil Sumbagut 05
07
Kanwil Sumbariau 06
Kanwil Kalimantan
06
08
Kanwil Sulawesi Maluku
04
09
00
Kanwil Sumbagsel 05
04
Kanwil Banten 02
05
Kanwil DKI Jakarta 07
11 Kanwil Jawa Barat 10
Kantor Pusat
Kanwil Jateng DIY
05
09
Kantor Wilayah (Milik) TOTAL GEDUNG KANTOR:
Kanwil Jawa Timur
04
10
07
Kantor Wilayah (Sewa)
78
54
Kanwil Banuspa 05
03
Gedung Kantor (Milik)
Gedung Kantor (Sewa)
(tidak termasuk KCP, 53 KCP status sewa)
Sampai dengan Desember 2014, sebanyak 54 kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan masih status sewa. Kondisi kantor cabang yang masih status sewa tersebut berpotensi menimbulkan hambatan tersendiri dalam memperluas kepesertaan dan dalam memberikan pelayanan kepada peserta yang mencakup seluruh pogram dan seluruh segmen tenaga kerja. Kepindahan suatu kantor akan menimbulkan penataan ulang infrastruktur, sarana, dan prasarana operasional kantor cabang. Dilihat dari sisi peserta, kepindahan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan menyulitkan peserta untuk memperoleh pelayanan optimal akibat lokasi kantor yang berpindah. Selain itu, perluasan manfaat tambahan, pengembangan JKK Return to Work memerlukan adanya lokasi kantor cabang yang bersifat tetap.
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
55
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
B. ASUMSI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN 2014-2018 Perencanaan Strategis Perubahan 2014-2018 disusun dengan mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), PP Nomor 55/2015 tentang perubahan PP Nomor 99/2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, PP Nomor 44/2015 tentang penyelenggaraan program JKK/JKM, PP Nomor 45/2015 tentang penyelenggaraan program pensiun, PP Nomor 60/2015 yang merupakan revisi PP Nomor 46/2015 tentang penyelenggaraan program JHT dan PP Nomor 109/2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial. Peraturan tersebut mempengaruhi pada beberapa aspek sebagai berikut: »»
Perubahan cakupan kepesertaan
»»
Kepesertaan PNS/TNI/POLRI
»»
Pengalihan program JPK ke BPJS Kesehatan
»»
Perubahan konsep program JKK
»»
Penambahan program Jaminan Pensiun
»»
Perubahan sistem pencatatan keuangan dan biaya pengelolaan
»»
Kewenangan inspeksi dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan
»»
Dana operasional
»»
Masa Kepesertaan JHT dan jangka waktu pengambilan dana JHT
Beberapa perubahan fundamental tersebut membuat perlunya sebuah kalkulasi yang tepat guna membantu BPJS Ketenagakerjaan dalam merealisasikan tujuan yang diharapkan. Untuk itu disusun asumsi-asumsi yang menjadi dasar dalam penyusunan Renstra, sebagai berikut: a. LINGKUP KEPESERTAAN DAN LINGKUP PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN sesuai dengan PP Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial terdiri atas peserta penerima upah dan bukan penerima upah. Berikut diperlihatkan portofolio lingkup kepesertaan dan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan:
GAMBAR 4.2
Portofolio Target Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan PENERIMA UPAH
BUKAN PENERIMA UPAH
MARKET BESAR
PRODUK
MENENGAH
KECIL
MIKRO
JASA KONSTRUKSI
PEMBERI KERJA
JHT
JP
JHT
JKK
JKM
JKK
JKM
JKM
JP
JKK
JKM
JKK
JHT
PEKERJA MANDIRI
LAIN-LAIN
JKK
JKM
JHT
JP
OPTIONAL
56
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
b. PESERTA PENERIMA UPAH »»
Pejabat Negara, PNS, TNI dan Polri termasuk calon PNS, prajurit siswa TNI dan peserta didik Polri pada awalnya wajib mengikuti program JKK, JKM, JHT dan JP secara bertahap, paling lambat tanggal 1 Juli 2015 untuk program JKK dan JKM dan tahun 2029 untuk program JHT dan JP. Namun pada perjalanannya kepesertaan di sektor ini akan diatur kemudian dengan peraturan pemerintah tersendiri sehingga pada periode 2014-2018 ini tidak menjadi bagian dari kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
»»
Usaha besar dan menengah wajib mengikuti program JKK, JKM, JHT dan JP.
»»
Usaha kecil wajib mengikuti program JKK, JKM dan JHT.
»»
Usaha mikro wajib mengikuti program JKK dan JKM.
»»
Untuk penyederhanaan model dan proyeksi, maka peserta Penerima Upah diasumsikan sebagai pekerja formal.
c. PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH »»
Pemberi kerja wajib mengikuti program JKK, JKM, JHT, dan dapat mengikuti program JP.
»»
Pekerja mandiri dan lain-lain wajib mengikuti program JKK dan JKM serta dapat mengikuti program JHT dan JP.
»»
Untuk penyederhanaan model dan proyeksi, maka peserta Bukan Penerima Upah diasumsikan sebagai pekerja informal.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 Pasal 1 bahwa pengelompokan usaha dilakukan berdasarkan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan selama setahun. Pasal 6 menyatakan penahapan kepesertaan dikelompokkan berdasarkan skala usaha besar, menengah, kecil dan mikro. Mengingat BPJS Ketenagakerjaan belum memiliki data kekayaan bersih atau hasil penjualan selama setahun perusahaan peserta, maka pengelompokan usaha dilakukan berdasarkan besarnya pembayaran iuran, dengan rincian sebagai berikut: »» »» »» »»
Perusahaan Besar adalah perusahaan dengan pembayaran iuran lebih dari Rp. 901,67 juta per bulan.
Perusahaan Menengah adalah perusahaan dengan pembayaran iuran antara Rp. 4,58 juta sampai dengan Rp. 91,67 juta per bulan.
Perusahaan Kecil adalah perusahaan dengan pembayaran iuran antara Rp. 550.000,00 sampai dengan Rp. 4,58 juta per bulan.
Perusahaan Mikro adalah perusahaan dengan pembayaran iuran kurang atau sama dengan Rp. 550.000,00 per bulan.
Biaya pengelolaan dana BPJS berdasarkan pada PP Nomor 99 Tahun 2013 pasal 13 (1) tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Keuangan terkait besaran persentase Dana Operasional: »»
Tahun 2014 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.02/2013 yaitu 1,35% dari AUM JHT dan 10% dari iuran JKK dan JKM.
»»
Tahun 2015 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 244/PMK.02/2014 yaitu 1,55% dari AUM JHT dan 10% dari iuran JKK dan JKM.
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
57
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Biaya pengelolaan dana BPJS mengalami perubahan dan berlaku sejak tahun 2016 yakni Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2015 tentang Perubahan PP 99/2013 tentang Pengelolaan Aset BPJS Ketenagakerjaan dimana rate dana pengelolaan program JKK dan JKM paling tinggi 10% dan 10% dari iuran JHT dan JP, serta 10% dari dana hasil pengembangan dana JHT dan JP.
1. ASUMSI MAKRO Kondisi makro Indonesia pada tahun 2014-2018 diperkirakan akan terus mengalami perbaikan dan bahkan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara yaitu dengan rata-rata tahunan mencapai angka kisaran 6%, hal ini didasarkan pada terus tumbuhnya PDB Indonesia beberapa tahun terakhir.
TABEL 4.1
Asumsi Ekonomi Makro INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
1. Real GDP growth, %YoY
4,7%
5,5%
6,75%
6,5%
5%
4,7%
4%
3,5%
7,5%
7,25%
6,75%
6,5%
13.500
13.400
12.100
12.050
5.100
5.800
6.500
7.400
2. Inflation rate, %YoY: end of period 3. BI Rate, %pa: end of period 4. Exchange rate, IDR/US$: end of period
5. Indeks Harga Saham Gabungan, end of period
Proyeksi tingkat inflasi cenderung mengalami penurunan, dengan kemungkinan kebijakan yang diambil Pemerintah adalah meminimalkan faktor harga administrasi atau administration price (listrik, BBM) serta volatilitas harga pangan, faktor yang kerap menjadi pemicu melonjaknya inflasi. Walaupun volatile food bukan penyumbang besar inflasi, namun kalau faktor harga pangan dan administration price bisa dikendalikan, maka inflasi bisa stabil berkisar diangka 3%-5% per tahun. Terkait kenaikan harga BBM bersubsidi yang selalu menyumbang inflasi tinggi, Pemerintah diperkirakan membiarkan harga bergerak mengikuti dinamisme pasar. Seiring dengan tingkat inflasi yang cenderung mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, tingkat bunga diproyeksi akan menurun secara bertahap, yang diharapkan merupakan indikasi bertumbuhnya sektor riil.
58
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. ASUMSI MIKRO BPJS Ketenagakerjaan akan memulai operasinya dengan melakukan pengalihan peserta aktif PT. Jamsostek (Persero) menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan perlu membuat target kepesertaan secara bertahap agar cakupan kepesertaan untuk seluruh tenaga kerja hingga tahun 2029 dapat tercapai. Pencapaian kepesertaan secara bertahap, menggunakan proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi ketenagakerjaan berdasarkan prediksi dari Bappenas sebagai berikut:
TABEL 4.2
Proyeksi Jumlah Pekerja (dalam juta jiwa) KETERANGAN
2014
2015
2016
2017
2018
CAGR
245
247,6
250,2
252,7
255,1
1,02%
Penduduk Yang Bekerja
118,4
120
121,5
122,9
124,4
1,24%
Pekerja Penerima Upah
47,3
48
48,6
49,1
49,7
1,25%
Pekerja Bukan Penerima Upah
71,1
72,9
72,9
73,8
74,7
1,24%
Jumlah Penduduk
Sumber: Proyeksi Bappenas 2013-2019
Pertumbuhan pekerja adalah 1,24% setiap tahunnya dengan proporsi jumlah pekerja penerima upah 39,95% dari jumlah penduduk yang bekerja dan sisanya sebesar 60,05% adalah proporsi jumlah pekerja bukan penerima upah. Sebagai dasar proyeksi penerimaan iuran digunakan asumsi upah yang bersumber dari: »»
Upah rata-rata peserta per skala usaha tahun 2012-2013 yang diambil dari data internal SIPT BPJS
»»
TASPEN.
»» »»
Ketenagakerjaan. ASABRI.
Rata-rata pertumbuhan UMP di 33 provinsi tahun 1997-2014 sebesar 15%.
4 ASUMSI PENYUSUNAN RENSTRA PERUBAHAN 2014-2018
59
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 4.3
Asumsi Nilai dan Pertumbuhan Upah (dalam rupiah) TAHUN
BESAR
MENENGAH
KECIL
MIKRO
BPU
2014
3.881.253,00
3.052.295,00
2.392.500,00
1.769.253,00
1.507.456,00
2015
4.004.206,82
2.924.366,88
2.180.429,38
1.653.874,17
1.500.000,00
2016
4.404.627,50
3.216.803,57
2.398.472,32
1.819.261,58
1.650.000,00
2017
4.845.090,25
3.538.483,93
2.638.319,55
2.001.187,74
1.815.000,00
2018
5.329.599,28
3.892.332,32
2.902.151,50
2.201.306,51
1.996.500,00
8,25%
6,27%
4,95%
5,61%
7,28%
CAGR
Rata-rata pertumbuhan upah berbeda untuk setiap skala usaha sebagai berikut:
GAMBAR 4.3
Asumsi Pertumbuhan Upah 2014-2018 Per Skala Usaha
USAHA BESAR
USAHA MENENGAH
USAHA KECIL
USAHA MIKRO
BUKAN PENERIMA UPAH
8,25 %
6,27 %
4,95 %
5,61 %
7,28 %
5
TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
Untuk mencapai visi 2018 yaitu “Menjadi BPJS berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam operasional dan pelayanan” serta target 2018 untuk kepesertaan 77% TK Formal dan 10% TK Informal, kepuasan pelanggan 92%, investasi-dana kelolaan diatas Rp. 400 triliun, brand equity 85, BPJS Ketenagakerjaan memiliki roadmap yang memiliki tema strategis yang berbeda setiap tahunnya.
62
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. VISI
Mencermati berbagai kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal, maka manajemen BPJS Ketenagakerjaan percaya diri untuk menyusun tahapan-tahapan pencapaian yang optimis dimasa depan. Hal ini dimulai dari visi BPJS Ketenagakerjaan sebagai berikut:
VISI “Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan” BPJS berkelas dunia adalah BPJS yang mampu memberikan pelayanan yang memiliki standar tinggi dalam hal desain produk dan manfaat minimal sesuai dengan konvensi internasional yang diakui oleh pelaku jaminan sosial di seluruh dunia dan kualitas pelayanan terbaik sesuai dengan praktik-praktik terbaik yang diimplementasikan ditingkat internasional. Dengan menerapkan dan mengimplementasikan standarisasi tersebut, maka diharapkan tingkat layanan BPJS Ketenagakerjaan dapat bersaing dan disandingkan dengan penyedia jaminan sosial di negara-negara lain. BPJS yang terpercaya adalah BPJS yang bersih dan dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan harkat dan martabat masyarakat luas dan pengelola dana publik. BPJS Ketenagakerjaan dituntut agar dapat mendesain sistem operasional dengan mekanisme pengawasan yang efektif agar penyelenggaraan jaminan sosial dapat benarbenar transparan dan meminimalkan tingkat fraud. Kepercayaan publik dan peserta hanya bisa kita peroleh apabila BPJS dapat mengembangkan mekanisme pengawasan ini secara efektif dan konsisten. BPJS yang bersahabat adalah BPJS yang memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan peserta. Selayaknya sahabat yang mengerti akan kebutuhan sahabatnya, BPJS diharapkan menjadi penyedia jaminan sosial yang mengerti akan kebutuhan pesertanya. Sesuai dengan amanah baru UU BPJS, BPJS dituntut agar dapat mendekatkan diri dengan seluruh peserta di seluruh Indonesia sehingga peserta dapat lebih dekat, lebih mudah dan lebih nyaman dalam mengakses seluruh jaringan pelayanan BPJS. Dalam mencapai kesemuanya itu diperlukan integrasi terhadap semua aspek sehingga dapat menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang unggul dalam operasional dan pelayanan. Sebagai administrator pelayanan jaminan sosial, BPJS Ketenagakerjaan dituntut untuk membangun proses bisnis yang benar-benar efisien dan bebas dari kesalahan (free error) dengan data yang akurat dan ditunjang oleh teknologi informasi dan sistem informasi yang handal. Desain tersebut akan menunjang platform pelayanan yang lebih komprehensif dalam menjawab kebutuhan dan keinginan peserta (e-registrasi, e-payment dan e-claim). Basis keunggulan operasional tersebut akan menunjang keunggulan pelayanan kepada peserta pada aspek penghantaran layanan dan proses inovasi pelayanan kepada peserta. Dengan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan tersebut kedepannya diharapkan pelayanan yang diberikan kepada peserta dapat lebih mudah diakses oleh peserta, lebih akurat dan lebih cepat dengan perlindungan yang komprehensif (total benefit).
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
63
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
B. NILAI DAN ETOS KERJA BADAN
BPJS Ketenagakerjaan telah merumuskan 5 Tata Nilai Budaya yang disebut IPTIK, antara lain:
I
P
T
I
K
»» Taqwa
»» Berprestasi
»» Berpandangan
»» Berani
»» Kebersamaan
»» Berfikir positif
»» Bermental unggul
»» Komitmen
»» Menghargai
»» Tanggung jawab
»» Proaktif dan
IMAN
pelayanan tulus ikhlas
PROFESIONAL
TELADAN jauh kedepan
»» Penghargaan dan
bersikap positif
pembimbingan
perubahan dan
encouragement)
terhadap
pembaharuan
INTEGRITAS
»» Keterbukaan
(reward and
KERJASAMA
pendapat
»» Menghargai orang lain
»» Pemberdayaan
Selain itu, terdapat etos kerja yang harus diterapkan dalam keseharian aktivitas insan BPJS Ketenagakerjaan. Etos kerja yang digariskan terangkum dalam 5 (lima) poin yang terdiri dari:
5
ETOS KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN
TEAMWORK
OPEN MIND
Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.
Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasan-gagasan baru yang lebih baik.
PASSION
Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.
ACTION
Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan ditetapkan bersama
SENSE
Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.
64
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
C. TUJUAN BPJS KETENAGAKERJAAN 2014-2018
Untuk dapat mencapai visi 2018 yaitu “Menjadi BPJS berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam
operasional dan pelayanan”, ditetapkan tiga strategic goals dengan berbagai macam inisiatif. Inisiatif akan dibagi menjadi ad-hoc dan rutin untuk setelahnya akan menjadi program kerja direktorat dan program kerja transformation office untuk mendukung proses transformasi pada 2014 dan tahun-tahun berjalan setelahnya.
3
STRATEGIC GOALS DALAM MENCAPAI VISI 2018
Merealisasikan Total Benefit (Product Management) untuk setiap peserta
Yang dimaksud dengan total benefit adalah pemberian manfaat secara menyeluruh untuk setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat yang menyeluruh hanya dapat diwujudkan melalui pengembangan manfaat yang dilakukan dari waktu ke waktu untuk melindungi seluruh risiko sosial yang dihadapi oleh peserta sesuai dengan perkembangan kebutuhan peserta. Melalui pengembangan manfaat yang dilakukan terus menerus maka diharapkan terciptanya total benefit atau manfaat secara menyeluruh yang dirasakan oleh setiap peserta.
Memberikan layanan terbaik melalui Friendly Service (Customer Management)
Produk dan interaksi dengan peserta yang dibuat haruslah dihantarkan sampai kepada tenaga kerja dan pengusaha dengan baik, sesuai dengan kebutuhan peserta yakni mudah dan menyenangkan. Layanan yang diberikan haruslah efektif dan efisien sehingga tidak mempersulit peserta dalam setiap kontaknya dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Mewujudkan Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan sebagai Strong Brand di semua stakeholder (Brand Management)
Kemampuan
BPJS
Ketenagakerjaan
dalam
mendesain
produk,
menghantarkan layanan dan mengelola hubungan dengan setiap stakeholder yang bersangkutan akan menentukan kekuatan brand BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan akan diposisikan sebagai merek yang kuat, memberikan nilai lebih kepada peserta, layanan yang mudah menyenangkan dan menjangkau seluruh sektor tenaga kerja di Indonesia. Semakin baik BPJS Ketenagakerjaan dalam mengatur hubungan timbal balik dengan stakeholder kunci maka brand BPJS Ketenagakerjaan akan semakin kuat. Stakeholder adalah setiap pihak yang tindakannya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh BPJS Ketenagakerjaan, antara lain Pemerintah, serikat buruh, dan lainnya. Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan perlu senantiasa menjaga brand BPJS melalui pembinaan hubungan dengan stakeholder.
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
65
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
D. SASARAN DAN STRATEGI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN Sasaran strategi dan kebijakan umum BPJS Ketenagakerjaan disusun dengan berkaca pada tujuan strategis yang telah ditetapkan.
1. Sasaran Umum Badan
a.
Kepesertaan
»»
Meningkatkan kepesertaan aktif dari 16,8 juta tenaga kerja pada tahun 2014 menjadi 45,66 juta tenaga kerja pada tahun 2018.
»»
Coverage kepesertaan pada tahun 2018 mencapai 77% untuk tenaga kerja penerima upah dan 10% untuk tenaga kerja bukan penerima upah.
Sasaran pertumbuhan jumlah tenaga kerja yang dilindungi oleh Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang tinggi tersebut dicapai dengan menerapkan inisiatif strategis: »»
Kolaborasi dengan lembaga Pemerintah dan mitra strategis kepesertaan dan layanan, baik untuk pelayanan, validitas dan integritas data, maupun dalam rangka penerapan ketentuan yang berlaku.
»»
Sosialisasi masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Jaminan Sosisal Ketenagakerjaan.
b.
Keuangan dan Investasi
»»
Perluasan kanal distribusi fisik maupun non-fisik.
»»
Penguatan relationship dengan peserta.
»»
Pengembangan metode perluasan kepesertaan.
Meningkatkan dana kelola dan pendapatan investasi dari Rp. 187 triliun dan Rp. 18,1 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 402,66 triliun dan Rp. 31,34 triliun pada tahun 2018. Pengelolaan keuangan dilakukan dengan tetap mengedepankan pengelolaan keuangan yang optimal melalui inisiatif strategis pemrosesan transaksi keuangan secara elektronik, paperless transcation, dan menjadikan unit BPJS Ketenagakerjaan sebagai responsibility centre. Pengelolaan dana dan hasil investasi dilakukan dengan tetap menerapkan inisiatif pengelolaan dana yang prudent dan hati-hati sebagai prioritas utama. Hal tersebut dicapai dengan inisiatif strategis pembentukan dan operasionalisasi anak
perusahaan,
membentuk
investment
crisis
management
protocol,
menjadikan investasi BPJS Ketenagakerjaan sebagai role model dalam penerapan good governance di industri social security. Inisiatif strategis investasi dilakukan dengan konsep total benefit dan untuk kepentingan pekerja yang berarti strategi investasi tidak hanya pada pendekatan memperoleh hasil optimal tetapi juga investasi yang berkontribusi untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar para pekerja di bidang kepemilikan rumah, makanan, pendidikan, dan tranportasi yang terjangkau.
66
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
c.
Layanan dan Manfaat
Memberikan pelayanan mudah dan ramah hingga dicapai indeks kepuasan peserta 92% di tahun 2018 dan menurunkan tingkat keluhan dibandingkan dengan jumlah klaim dari 0,05% di tahun 2014 menjadi 0,01% di tahun 2018. Sasaran umum pada aspek pelayanan dicapai melalui inisiatif: »»
Implementasi total solution melalui penerapan dan pengembangan service blueprint dan e-service.
»»
Perluasan jaringan layanan.
»»
Pengembangan produk dan peningkatan manfaat.
»»
Continuous improvement untuk SLA pelayanan dan penanganan keluhan.
Jenis manfaat yang diberikan ke peserta ditingkatkan tidak hanya terbatas pada manfaat jaminan tetapi manfaat yang terintegrasi dengan kebutuhan dasar (integrated programs and basic welfare) yaitu housing, transportation, food, education, dan health benefit. Program JKK-RTW merupakan program yang akan diimplementasikan sebagai bagian dari pengembangan manfaat program JKK.
d.
Corporate Branding
Menggalakkan gerakan nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sekaligus mensosialisasikan
BPJS
Ketenagakerjaan
di
mata
tenaga
kerja
hingga
meningkatkan brand equity dari 40% di tahun 2014 menjadi 85% di tahun 2018. Sasaran umum aspek corporate branding dicapai melalui inisiatif program komunikasi masif above the line (ATL), below the line (BTL) dan social media yang meliputi sosialisasi Undang-Undang dan peraturan Pemerintah, sosialisasi program jaminan sosial, sosialisasi hak dan kewajiban peserta/pemberi kerja serta program edukasi masyarakat tentang pentingnya jaminan sosial.
e.
Sumber Daya Manusia
Meningkatkan rasio strategic job readiness hingga mencapai 100% di tahun 2018. Kesiapan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan rencana strategis BPJS Ketenagakerjaan. Dukungan kesiapan sumber daya tersebut dicapai dengan menetapkan inisiatif strategis di bidang pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi pembangunan dan implementasi Human Capital Management System dengan Human Capital Information System sebagai enabler-nya diseluruh unit kerja. Sebagai pendukung utama implementasi HCMS adalah membangun leadership disemua level organisasi diikuti dengan nilai-nilai budaya badan (corporate culture).
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
f.
Teknologi Informasi
Meningkatkan IT readiness level dari 3,5 pada tahun 2014 menjadi 4,25 di tahun 2018. Kesiapan teknologi informasi yang diukur dengan IT Readiness level dicapai melalui penetapan inisiatif strategis implementasi new IT Platform yang meliputi: »»
Continuous improvement terhadap dinamika perubahan proses bisnis.
»»
Integrasi sistem IT dengan instansi pemerintah, institusi pelayanan publik dan mitra.
»»
Inovasi IT untuk kemudahan pelayanan kepada peserta.
»»
Continuous improvement infrastructure IT.
»»
Pengembangan sistem IT intelligence sebagai pendukung pengambilan keputusan dan monitoring operasional BPJS ketenagakerjaan.
»»
g.
Organisasi
Pengembangan dukungan IT terhadap implementasi “ease of access”.
Menjadikan BPJS Ketenagakerjaan sebagai pusat informasi jaminan sosial berskala internasional dengan membangun Corporate University and internalisasi Learning Culture dengan knowledge management sebagai backbone-nya. Knowledge management merupakan inisiatif strategis yang dilakukan dalam rangka peningkatan pengetahuan sumber daya manusia terhadap pengetahuan penting yang diperlukan dalam keberhasilan sasaran strategis badan.
h.
Good Governance
Meningkatkan indeks GG ke angka 95 sampai akhir tahun 2018. Peningkatan indeks dicapai dengan implementasi integrated assurance: »»
Untuk mendukung penerapan dan monitoring terhadap pelaksanaan prinsipprinsip GG dalam setiap aspek operasional BPJS Ketenagakerjaan.
»» »»
Pengembangan sistem corporate audit. Optimalisasi sistem monitoring kepatuhan terhadap seluruh aspek corporate governance.
»»
Digitalisasi arsip untuk mempermudah pelacakan dokumen dan efisiensi biaya penyimpanan dokumen.
i.
Inspection and Law Enforcement
Meningkatkan fungsi penegakan hukum (Law Enforcement) atas tingkat kepesertaan tenaga kerja terhadap program BPJS Ketenagakerjaan melalui implementasi dan pengembangan sistem inspeksi yang efektif hingga meningkatkan kepatuhan peserta 80% di tahun 2018. Kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri akan dilakukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pekerja asing.
j.
Institution Partnership
Meningkatkan kerja sama strategis dengan melakukan kolaborasi untuk perluasan jaringan dan manfaat baik manfaat utama maupun manfaat tambahan yang dijalin dengan institusi-institusi baik di dalam maupun luar negeri.
67
68
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Strategi Umum dan Roadmap BPJS Ketenagakerjaan Strategi umum disusun berdasarkan analisis kondisi eksternal dan internal yang diselaraskan dengan urgensi untuk mendukung operasional BPJS Ketenagakerjaan. Strategi yang disusun selanjutnya akan menjadi dasar dalam menetapkan roadmap BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 sebagai berikut:
GAMBAR 5.1
Road Map BPJS Ketenagakerjaan
KEPESERTAAN
2018
WORKERS WELFARE ESTABLISHMENT
77%
Tenaga Kerja Formal
10%
Tenaga Kerja Informal
INVESTASI
KEPUASAN PELANGGAN
BRAND
DANA KELOLAAN DI ATAS:
KEPUASAN PELANGGAN:
BRAND EQUITY:
Rp.
400 TRILIUN
92%
2017
DELIVERING SERVICE EXCELLENCE
2016
DELIVERING OPERATIONAL EXCELLENCE
WORLD CLASS SERVICES
SUSTAINABLE CUSTOMER INTIMACY
LEADING GOOD INVESTMENT GOVERNANCE
2015
FULL PROGRAM OPERATION
WORLD CLASS SMART FINANCIAL MANAGEMENT
EMPLOYER OF CHOICE
2014
SUSTAINABILITY BENEFIT & SERVICE
GOOD GOVERNANCE & ZERO FRAUD
WORLD CLASS SOCIAL SECURITY ADMINISTRATION
85
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
a.
2014
Sustainability Benefit and Service
Strategi “Building Sustainability in Benefit and Service” tahun 2014 dilakukan setelah pembangunan infrastruktur selesai dilaksanakan di tahun 2013 dengan strategi “Fit-In Infrastructure”. Saat bangunan pendukung untuk proses bisnis telah dibuat, maka selanjutnya perlu dilakukan peningkatan serta perbaikan di sektor manfaat dan pelayanan, sehingga dapat membuat tingkat kepuasan peserta terus meningkat. Kepuasan peserta yang tinggi terhadap manfaat dan layanan dapat berdampak kepada turunnya tingkat peserta yang keluar dari keanggotaan. Hal ini dapat membuat BPJS Ketenagakerjaan memiliki basis peserta yang kuat serta akan semakin menarik minat pekerja non peserta untuk menjadi peserta. Akhirnya proses ini akan menciptakan suatu model bisnis yang berkelanjutan untuk masa depan BPJS Ketenagakerjaan sendiri. Strategi ini akan dilakukan berdasarkan pada enam pilar yaitu: 1. Meningkatkan kepesertaan dan perluasan pangsa pasar. 2. Peningkatan dana kelolaan, hasil investasi dan system pengelolaan keuangan secara optimal. 3. Pengembangan program/manfaat dan implementasi pelayanan prima. 4. Pengembangan komunikasi terintegrasi melalui berbagai media. 5. Implementasi keunggulan operasional dan layanan melalui model bisnis baru dan penguatan sistem informasi BPJS Ketenagakerjaan. 6. Pengembangan human capital, manajemen perubahan dan penguatan tata kelola.
b.
2015
Full Program Operation
Strategi “Full Program Operation” dilakukan di tahun 2015 yaitu menjalankan semua program secara penuh di semua segmen kepesertaan, terutama setelah BPJS Ketenagakerjaan beroperasi secara penuh pada 1 Juli 2015. Sesuai UndangUndang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), PT. Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Januari 2014 dan menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) untuk tenaga kerja penerima upah dan bukan penerima upah. Strategi ini akan dilakukan antara lain dengan cara: 1. Penerapan kebijakan human capital yang konsisten dan hubungan industrial yang kondusif. 2. Sosialisasi masif dan gerakan nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. 3. Peningkatan kepatuhan peserta dan penerapan sanksi administratif.
69
70
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
c.
2016 Delivering Operational Excellence
Strategi “Delivering Operational Excellence” yang dilakukan di tahun 2016, ditujukan untuk memberikan kemudahan akses baik jenis maupun jumlah dan kemudahan operasional bagi peserta perusahaan dan tenaga kerja. Tenaga kerja Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok daerah baik di kota besar, kota kecil, bahkan sampai ke daerah pinggiran harus dapat menjangkau pelayanan BPJS Ketenagakerjaan dengan mudah. Strategi ini akan dilakukan antara lain dengan cara: 1. Kolaborasi untuk perluasan jaringan dan manfaat utama serta manfaat tambahan. 2. Implementasi system inspeksi yang efektif. 3. Memperluas penggunaan inisiatif e-business. 4. Memperkuat brand awareness dan meningkatkan kepercayaan publik.
d.
2017 Delivering Service Excellence
Strategi “Delivering Service Excellence” yang dilakukan di tahun 2017 yaitu strategi yang dilakukan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan untuk peserta baik perusahaan maupun tenaga kerja. Layanan yang mencakup perluasan jaringan baik berupa kantor pelayanan kelas utama, madya, pratama dan perintis maupun desk service point di seluruh kabupaten baik yang milik sendiri ataupun merupakan jaringan representasi dari kerjasama strategis. Luasnya distribusi jaringan pelayanan yang akan dikembangkan untuk melayani seluruh tenaga kerja di Indonesia tentunya menuntut standarisasi pelayanan kepada peserta. Agar memberikan dampak dan kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan, maka pelayanan ekselen perlu didukung oleh segenap elemen organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Strategi ini akan dilakukan antara lain dengan cara: 1. Implementasi penuh CRM dengan peserta untuk meningkatkan loyalitas peserta (platinum, gold, silver, bronze). 2. Optimalisasi SLA layanan dan penanganan keluhan. 3. Integrasi seluruh fungsi organisasi.
e.
2018
Workers Welfare Establishment
Strategi “Establishment Workers Welfare” yang dilakukan di tahun 2018 di mana BPJS Ketenagakerjaan memposisikan diri sebagai “Jembatan Menuju Kesejahteraan Peserta”. Strategi ini akan dilakukan antara lain dengan cara: 1. Sustainability
loyalty
peserta
terhadap
program
jaminan
sosial
ketenagakerjaan. 2. Menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pendidikan jaminan sosial secara nasional maupun internasional (ASEAN). 3. Memberikan benefit program JHT, JKK, JKM, dan JP yang setara dengan Negara ASEAN. 4. Optimalisasi kapasitas kewenangan pemeriksaan dan pengawasan kepatuhan peserta.
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
E. STRATEGY MAP DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
1. Strategy Map
Strategy map/peta strategi disusun untuk menunjukkan keterkaitan sasaran strategis yang lebih rinci yang telah disusun sebelumnya. Strategy map memiliki beberapa perspektif untuk memudahkan pembagian strategi. Perspektif seperti perspektif pelanggan (customer perspective), keuangan (financial perspective), internal (internal perspective), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) berikut keterkaitan di antaranya. Untuk organisasi publik dan non-profit, laba bukanlah tujuan utama dari beroperasinya perusahaan. Namun tujuan dari perspektif keuangan adalah untuk menjaga keberlangsungan/going concern organisasi. Demikian pula dengan BPJS Ketenagakerjaan, perspektif keuangan dan perspektif pelanggan diletakkan sejajar dengan maksud perspektif keuangan dan perspektif pelanggan merupakan dua hal yang sama penting dan saling terkait, perspektif keuangan bukan ultimate goal dari BPJS Ketenagakerjaan melainkan pada keberlangsungan/going concern institusi BPJS Ketenagakerjaan. Secara lebih detil penjelasan dari perspektif dalam Strategy map BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
GAMBAR 5.2
Strategy Map BPJS Ketenagakerjaan VISI
Menjadi BPJS Berkelas Dunia Terpercaya, Bersahabat, dan Unggul dalam Operasional dan Pelayanan CUSTOMER PERSPECTIVE
FINANCIAL PERSPECTIVE
MENJADI JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA MUDAH
RAMAH
MODERN
MANFAAT LEBIH
FRIENDLY SERVICE Implementasi Service “Prima” Implementasi Crm B2b Dan B2c
“DANA YANG BERMANFAAT DAN BERKELANJUTAN” Menjaga sustainability DJS dan BPJS Ketenagakerjaan
MEMPERLUAS CAKUPAN KEPESERTAAN
Meningkatkan Dana Kelola dan Pendapatan Investasi
Pengelolaan Biaya yang Optimal
OPERATIONAL EXCELLENCE Kolaborasi Untuk Perluasan Jaringan Dan Manfaat Utama Serta Tambahan Implementasi Sistem Inspeksi Yang Efektif
OPTIMUM RESULT
TRUSTED Gerakan Nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Investment Value Creation
Penerapan Good Governance dan Manajemen Risiko Secara Efektif
Memperluas Penggunaan Insiatif E-Business
EMPOYER OF CHOICE
DRIVE EXECUTION
Menjadi strategic partner
Menjadi “Learning Organization”
Excellent sebagai hc operation
Membangun Leadership Di Setiap Level
INTERNAL PROCESS PERSECTIVE
SUSTAIN IT IT Sebagai Backbone Operational and Service Excellence
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
71
72
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
CUSTOMER PERSPECTIVE
Tujuan dari perspektif ini adalah bagaimana BPJS Ketenagakerjaan menjadi jembatan menuju kesejahteraan peserta. Hal ini tertuang dalam 2 sasaran strategis yakni: »»
Memperluas cakupan kepesertaan.
»»
Mudah, ramah, modern dan manfaat lebih.
Ukuran keberhasilan dari sasaran strategis ini adalah jumlah peserta yang semakin banyak, coverage share untuk sektor penerima upah dan bukan penerima upah, tingkat kepuasan peserta, dan tingkat keluhan dibandingkan dengan jumlah klaim.
FINANCIAL PERSPECTIVE
Tujuan dari perspektif keuangan adalah bagaimana pengelolaan keuangan dapat menjamin sustainabilitas BPJS Ketenagakerjaan. Strategi umum adalah meningkatkan penerimaan dan menekan biaya atau melakukan efisiensi. Hal tersebut tertuang dalam 3 sasaran strategis sebagai berikut: »»
Menjaga sustainability DJS dan BPJS Ketenagakerjaan. Sasaran ini diukur dari kecukupan aset netto JHT, JKK, JKM dan JP
»»
Meningkatkan dana kelola dan pendapatan investasi. Sasaran ini diukur dari Asset Under Management dan hasil investasi.
»»
Mengelola struktur biaya secara optimal. Sasaran ini diukur dari expense ratio.
INTERNAL PROCESS PERSECTIVE Untuk mencapai sasaran-sasaran strategis dari perspektif keuangan dan pelanggan, proses-proses apa saja yang harus dilakukan? Pertanyaan ini dijawab dalam perspektif proses internal. BPJS Ketenagakerjaan melakukannya dengan membagi menjadi empat strategi yaitu friendly service, operational excellence, trusted, dan optimum result. »»
Pada strategi friendly service, fokus strategi adalah implementasi service “PRIMA” dan implementasi CRM B2B dan B2C. Strategi ini bertujuan untuk dapat memberikan sudut pandang pelayanan kepada peserta yang lebih customer centric sehingga dapat tercipta pemahaman mengenai bagaimana melayani peserta sesuai dengan kebutuhan mereka dan organisasi dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta.
»»
Strategi yang kedua adalah operational excellence. Fokus strategi ini adalah bagaimana organisasi dapat beroperasi secara efisien, mempunyai jaringan operasional yang luas dan handal baik milik sendiri atau hasil dari kerjasama, memberikan manfaat utama dan manfaat tambahan. Selain itu organisasi focus untuk implementasi system inspeksi yang efektif dan memperluas penggunaan inisiatif e-business.
»»
Strategi yang ketiga adalah trusted. Fokus strategi ini adalah membuat gerakan nasional jaminan sosial ketenagakerjaan dan menerapkan good governance dan manajemen risiko secara efektif sehingga mendapatkan kepercayaan dari publik sebagai penyelenggara jaminan sosial yang andal.
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
»»
Strategi yang keempat adalah optimum result. Fokus strategi ini adalah melakukan investment value creation dimana investasi selain memberikan imbal hasil yang optimal dan juga mampu menciptakan nilai tambah bagi organisasi dalam hal dukungan kepada core process (kepesertaan dan layanan). Sasaran ini diukur dari jumlah anak perusahaan yang dikelola.
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE Untuk dapat melakukan proses internal dibutuhkan 3 modal yakni modal manusia/human capital, modal organisasi/ organization capital dan modal teknologi informasi/information technology capital. Strategi human capital berfokus pada fungsi strategic partner menyiapkan karyawan menjadi eksekutor strategi dan memfasilitasi proses administrasi SDM. Selanjutnya terdapat strategi organization capital yang berfokus pada menciptakan culture yang dapat mempercepat eksekusi strategi melalui pembangunan kepemimpinan/leadership di setiap level dan menjadi organisasi pembelajar/ learning organization yang selalu haus akan improvement dan inovasi penciptaan nilai. Hal ini bertujuan untuk membangun kemampuan pemimpin organisasi baik kepala divisi, cabang atau unit untuk dapat semakin membawa BPJS Ketenagakerjaan ke tingkat yang lebih maju serta menjadi rujukan dalam penyelenggaraan pendidikan jaminan sosial secara nasional/ASEAN. Terakhir dalam perspektif ini adalah information capital yang berfokus kepada penguatan aplikasi sistem IT dalam proses bisnis Jamsostek sehingga tercipta proses yang lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan sistem manual.
73
74
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Indikator Kinerja Utama Setelah memiliki strategy map, maka selanjutnya akan dibuat indikator untuk mengukur kinerja pencapaian dari sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator/KPI) BPJS Ketenagakerjaan tiap sasaran-sasaran strategis yang tercantum di dalam strategy map. TABEL 5.1
Strategic Objectives, Strategics Measures dan Target BPJS Ketenagakerjaan PERSPECTIVE
STRATEGIC OBJECTIVES
KPI (KEY PERFORMANCE INDICATORS)
TARGET 2014
2015
2016
2017
2018
Iuran JHT
24,33
28,24
34,06
45,19
68,26
Iuran JKK
3,00
3,54
4,34
5,82
9,04
Iuran JK
1,38
1,60
1,96
2,62
4,04
Iuran JP
-
0,96
2,30
8,03
24,77
Asset Under Management (dalam triliun rupiah)
186,96
210,31
246,52
302,09
402,66
Hasil Investasi (dalam triliun rupiah)
18,11
18,75
21,25
24,72
31,34
106,37
108,86
89,12
84,51
81,76
16,79
19,10
21,92
29,10
45,66
34,04%
35,14%
40,93%
52,30%
76,73%
0,97%
3,10%
2,78%
4,64%
10,08%
90
90
90
92
92
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
Iuran (dalam triliun rupiah) Menjaga sustainability DJS dan BPJS Ketenagakerjaan Financial Prespective Meningkatkan Dana Kelola dan Pendapatan Investasi Pengelolaan Biaya yang Optimal Memperluas Cakupan Kepesertaan
Expense Ratio (%) Jumlah peserta aktif (dalam juta rupiah) Coverage Share Penerima Upah (%) Coverage Share Bukan Penerima Upah (%)
Customer Prespective Mudah, Ramah, Modern dan Manfaat Lebih
Customer satisfaction Tingkat Keluhan dibanding dengan jumlah klaim (%)
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
75
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
PERSPECTIVE
STRATEGIC OBJECTIVES
Implementasi Service “PRIMA”
2014
2015
2016
2017
2018
60%
100%
100%
100%
100%
Kacab Kelas utama
Kacab Kelas madya
Kacab Kelas pratama
Tempat lain strategis
Tempat lain strategis
30 Menit
30 Menit
25 Menit
20 Menit
15 Menit
Net Promoter Score
10%
15%
20%
25%
30%
Jumlah Jaringan hasil kerjasama dengan mitra kerja (Service point office)
1.000
1.500
2 .000
2 .500
3.000
Jumlah PPOB
1.200
1.800
3.600
4.800
6.000
0
50
70
75
80
Implementasi Physical Evidence sesuai Service Blue Print berbanding jumlah kacab (%) Implementasi e-Service (self service KiosK) Klaim JHT Fast Track
Implementasi CRM B2B dan B2C
Kolaborasi untuk perluasan jaringan dan manfaat utama dan manfaat tambahan Internal Prespective
TARGET
KPI (KEY PERFORMANCE INDICATORS)
Implementasi sistem Inspeksi yg efektif
Tingkat Kepatuhan Peserta (%)
Memperluas penggunaan inisiatif e-business
Rata-rata persentase peserta yang menggunakan fitur layanan digital (TK) (%)
30
50
60
70
80
Gerakan Nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Brand Equity (%)
40
70
70
70
85
Good Governance Index
93
94
95
95
95
3
3,25
3,5
4
4,25
Penerapan good governance dan manajemen risiko secara efektif
Maturity Level Risiko
Investment value creation
Jumlah Anak Perusahaan yang dikelola
3 new Subsidiaries established
Fully Operates 3 Subsidiaries
1 new subsidiary established
2 new subsidiaries established
6 excellent performance subsidiaries
Learning and Growth Perspective Human Capital
Menjadi strategic partner
Rasio strategic job readiness (%)
70
80
90
100
100
Excellent sebagai HC Operation
Indeks Kepuasan Karyawan (%)
85
90
95
95
95
Learning and Growth Perspective Organization Capital
Menjadi “learning organization”
Corporate University and Culture Learning
Membangun leadership di setiap level
Employee Leadership Index
Learning and Growth Perspective
sebagai backbone Operational and Service
IT readiness level
KM as Backbone Corporate University
Learning Culture
Pilot and
Fully
Development
Implemented
50
60
70
75
80
3,5
3,65
3,75
4
4,25
Design
76
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
F. JOURNEY DIREKTORAT 2014-2018
Strategi umum BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 dan pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan selanjutnya diterjemahkan dalam journey pada masing-masing Direktorat di BPJS Ketenagakerjaan sebagai berikut : TABEL 5.2
Journey Direktorat di BPJS ketenagakerjaan 2014-2018 2014
2015
2016
2017
2018
Institution
Sustainability Benefit and Service
Full Program Operation
Delivering Operational Excellence
Delivering Service Excellence
Establishment Workers Welfare
Direktorat Kepesertaan dan HAL
Strengthening Partnership
Aggressive Growth and Law Enforcement
Easiness Access and Members Engagement
Customer Intimacy
80% Coverage Formal Workers
Direktorat Pelayanan dan Pengaduan
Service Excellence Blueprint Implementation
Total Solutions Implementation
Friendly Service
Customer Satisfaction
World Class Service
Direktorat Investasi
Strengthening Capacity for New Investment Role
Implement New Investment Paradigm
Excellent Direct Investment Performance
Intensify Total Benefit
Leading Good Investment Governance
Direktorat Renstra dan IT
Strengthening Foundation and Infrastructure Enhancement
Implement New Business Model
Enabling Operational Excellence
Leveraging Organization Growth
World Class Social Security Administration
Direktorat Keuangan
Strengthening Smart Financial System
E-Financial Implementation
Revenue Enhancement and Cost Conciousness Culture
E-Reporting Implementation
World Class Smart Financial Management
Direktorat Umum dan SDM
Strengthening Human Capital Foundation
Strengthening Employee Engagement
Creating High Performance Human Capital
Full Implementation HCMS
Employer Of Choice
Direktorat Utama
Strengthening Public Trust
Effective and Efficiency, Reliable, Comply (E-R-C)
Supporting Operational Excellence
Supporting Service Excellent Good Excellence Governance
Journey yang ditetapkan pada masing-masing Direktorat tersebut menjadi panduan sasaran strategis setiap di tahun setiap Direktorat.Sasaran strategis masing-masing direktorat tersebut selanjutnya menjadi dasar setiap Divisi dalam menyusun strategi dan inisiatif Divisi tahun 2014-2018.
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
77
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
G. SASARAN DAN STRATEGI DIREKTORAT
1. Sasaran Direktorat Setelah dibentuk KPI dari sasaran strategis dan journey pada masing-masing Direktorat, maka selanjutnya sasaran strategis akan dibagi sesuai dengan direktorat yang bertanggung jawab. Sasaran dan strategi direktorat disusun berdasarkan strategi map dan KPI. Sasaran dan strategi setiap direktorat adalah sebagai berikut: TABEL 5.3
Financial 1
Menjaga sustainability DJS dan BPJS Ketenagakerjaan
2
Meningkatkan Dana Kelola dan Pendapatan Investasi
3
Pengelolaan biaya yang optimal
Customer 1
Memperluas Cakupan Kepesertaan
2
Mudah, Ramah, Modern dan Manfaat Lebih
Internal 1
Implementasi service “PRIMA”
2
Implementasi CRM B2B dan B2C
3
Kolaborasi untuk perluasan jaringan dan manfaat utama serta manfaat tambahan
4
Implementasi sistem inspeksi yang efektif
5
Memperluas penggunaan inisiatif e-business
UMUM DAN SDM
KEUANGAN
PERENCANAAN STRATEGIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
INVESTASI
PELAYANAN DAN PENGADUAN
OBYEKTIF
KEPESERTAAN DAN HAL
No
UTAMA
Matriks Sasaran Direktorat
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II
6
Gerakan Nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
7
Investment Value Creation
8
Penerapan good governance dan Manajemen risiko secara efektif
Learning and Growth 1
Menjadi strategic partner
2
Excellent sebagai HC Operation
3
Menjadi “learning organization”
4
Membangun leadership di setiap level
5
“IT sebagai backbone Operational and Service Excellence”
UMUM DAN SDM
KEUANGAN
PERENCANAAN STRATEGIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
INVESTASI
OBYEKTIF
PELAYANAN DAN PENGADUAN
No
KEPESERTAAN DAN HAL
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
UTAMA
78
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
79
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Strategi Direktorat a. Unit Kerja di Bawah Direktur Utama »»
Peningkatan kepercayaan publik melalui sosialisasi agresif brand awareness dan brand engagement
»»
Effective and efficiency, reliable, comply dalam melaksanakan seluruh program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
»»
Mendukung operational excellence dengan sosialisasi agresif kanal distribusi dan implementasi CAATs (Computer Assisted Audit Techniques)
»»
Mendukung service excellence melalui implementasi Desk Audit System dan Control Self Assessment
»»
Menerapkan excellent good governance dan Optimalisasi Kapasitas Kewenangan Pemeriksaan dan Pengawasan Kepatuhan Peserta
»»
Pelayanan berkelas dunia
TABEL 5.4
Strategi Direktorat Utama 2014-2018
2014
2015
2016
2017
2018
STRENGHTENING PUBLIC TRUST
EFFECTIVE AND EFFICIENCY, RELIABLE, COMPLY (E-R-C)
SUPPORTING OPERATIONAL EXCELLENCE
SUPPORTING SERVICE EXELLENCE
EXCELLENT GOOD GOVERNANCE
STRATEGIC GOALS BRAND EQUITY
BRAND EQUITY
BRAND EQUITY
BRAND EQUITY
BRAND EQUITY
INTERNAL BRAND
INTERNAL BRAND
INTERNAL BRAND
INTERNAL BRAND
INTERNAL BRAND
60%
60%
80%
90%
95%
40%
ENGAGEMENT
70%
ENGAGEMENT
70%
ENGAGEMENT
70%
ENGAGEMENT
85%
ENGAGEMENT
ZERO FRAUD
ZERO FRAUD
ZERO FRAUD
ZERO FRAUD
ZERO FRAUD
COMPLIANCE RATE:
COMPLIANCE RATE:
COMPLIANCE RATE:
COMPLIANCE RATE:
COMPLIANCE RATE:
80%
85%
90%
95%
100%
80
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
b. Direktorat Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga »»
Memperkuat kerja sama dengan mitra strategis untuk mendukung peningkatan manfaat dan layanan
»»
Peningkatan kepesertaan melalui sosialisasi masif dan gerakan nasional jaminan sosial ketenagakerjaan
»»
Peningkatan kepatuhan peserta dan penerapan sanksi administratif
»»
Perluasan jaringan dan kanal layanan untuk memberikan kemudahan akses bagi peserta
»»
Membangun customer intimacy
»»
Meraih cakupan kepesertaan untuk pekerja penerima upah sebesar 77%
TABEL 5.5
Strategi Direktorat Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga 2014-2018
2014
2015
2016
2017
2018
STRENGTHENING PARTNERSHIP
AGGRESSIVE GROWTH AND LAW ENFORCEMENT
EASINESS ACCESS AND MEMBERS ENGAGEMENT
CUSTOMER INTIMACY
77% COVERAGE FORMAL WORKERS
STRATEGIC GOALS Tenaga Kerja Aktif 16,8 JUTA
Tenaga Kerja Aktif 19,1 JUTA
Tenaga Kerja Aktif 21,9 JUTA
Tenaga Kerja Aktif 29,1 JUTA
Tenaga Kerja Aktif 45,7 JUTA
IURAN Rp. 28,5 Triliun
IURAN Rp. 34,3 Triliun
IURAN Rp. 42,7 Triliun
IURAN Rp. 61,6 Triliun
IURAN Rp. 106,1 Triliun
Membangun kerjasama dengan mitra strategis
Implementasi PP program
Ekspansi distribution channel PPOB: 3.600 SPO: 2.000
Channel: PPOB: 4.800 SPO: 2.500
Channel: PPOB:6.000 SPO: 3.000
Membangun sistem dan infrastruktur WasRik
Tingkat Kepatuhan Peserta 50%
Member get member
Loyal to advocacy level customer
Sustainable customer intimacy
Membangun integrasi data
Peningkatan kepatuhan peserta dan penerapan sanksi administratif sesuai PP 86/2013
Tingkat kepatuhan peserta 70%
Implementasi total relationship
Enhancing utilisasi smart card
Membangun distribution channel: PPOB: 1.200 SPO: 1.000
Channel: PPOB: 1.800 SPO: 1.500
BPJS KETENAGAKERJAAN community
Tingkat kepatuhan peserta 75%
Tingkat kepatuhan peserta 80%
Implementasi smart card
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
81
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
c. Direktorat Pelayanan dan Pengaduan »»
Menciptakan service excellence bagi peserta dengan mengimplementasikan service blue print.
»»
Implementasi total solution dengan pengembangan implementasi service blue print dan e-service di seluruh kantor cabang, perluasan jaringan layanan, dan implementasi seluruh program jaminan sosial sesuai regulasi.
»»
Memberikan kemudahan bagi peserta dalam hal pelayanan.
»»
Kepuasan peserta dengan target tingkat kepuasan 92% dan tingkat keluhan 0,02%.
»»
Pelayanan berkelas dunia.
TABEL 5.6
Strategi Direktorat Pelayanan dan Pengaduan 2014-2018
2014
SERVICE EXCELLENCE BLUEPRINT IMPLEMENTATION
2015
TOTAL SOLUTIONS IMPLEMENTATION
2016
FRIENDLY SERVICE
2017
CUSTOMER SATISFACTION
2018
WORLD CLASS SERVICE
STRATEGIC GOALS Implementasi Service Blue Print dan e-Service
Pengembangan Implementasi Service Blue Print dan e-Service
Implementasi e-Service di seluruh kantor cabang
Implementasi e-Service di tempat publik strategis
Perluasan jaringan layanan
Pengembangan jaringan layanan dan integrasi layanan Contact Center
Perluasan jaringan layanan
Perluasan jaringan layanan
Perluasan jaringan layanan
Optimalisasi SLA layanan dan penanganan pengaduan
Pengembangan SLA layanan dan penanganan pengaduan
Pengembangan SLA layanan dan penanganan pengaduan
Pengembangan SLA layanan dan penanganan pengaduan
Optimalisasi SLA layanan dan penanganan pengaduan
Role model Klinik dan RS TC
Desain Manfaat dan Program JKK-RTW, JHT, JKM dan JP
Implementasi Program JKK-RTW dan JHT, JKM dan Jaminan Pensiun
Meraih penghargaan pelayanan publik
Pengembangan dan peningkatan manfaat Program
Program JHT, JKK, JKM dan JP yang setara negara ASEAN
Kerjasama mitra strategis
Perluasan jejaring Faskes
Pelayanan e-Payment dan e-Report
Tingkat Keluhan 0,02%
Program JKK-RTW setara negara ASEAN dan Korea
Tingkat Keluhan 0,05%
Implementasi case manager
Empowering case manager
COB/MOU dengan mitra strategis
Tingkat Keluhan 0,03%
Tingkat Keluhan 0,04%
Tingkat Keluhan 0,01%
82
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
d. Direktorat Investasi »»
Penguatan kapasitas investasi untuk pengelolaan investasi baru.
»»
Implementasi paradigma investasi yang baru.
»»
Kinerja investasi langsung yang ekselen.
»»
Mengintensifkan total benefit.
»»
Leading dalam Good Investment Governance.
TABEL 5.7
Strategi Direktorat Investasi 2014-2018
2014
STRENGHTENING CAPACITY FOR NEW INVESTMENT ROLE
2015
IMPLEMENT NEW INVESTMENT PARADIGM
2016
EXCELLENT DIRECT INVESTMENT PERFORMANCE
2017
INTENSIFY TOTAL BENEFIT
2018
LEADING GOOD INVESTMENT GOVERNANCE
STRATEGIC GOALS AUM Rp. 187 T, Investment Income Rp. 18 T
AUM Rp. 210,31 T, Investment Income Rp. 18,75 T
AUM Rp. 246,52 T, Investment Income Rp. 21,25 T
AUM Rp. 302,09 T, Investment Income Rp. 24,72 T
AUM Rp. 402,66 T, Investment Income Rp. 31,34 T
3 new subsidiaries established
Fully Operates 3 Subsidiaries
1 new subsidiary established
2 new subsidiaries established
6 excellent performance subsidiaries
Rebalancing Portofolio
Extend Total Benefit
Implement Best Strategic Alliance Subsidiaries - BPJS KETENAGAKERJAAN
Intensify strategic alliance subsidiaries – BPJS KETENAGAKERJAAN
Role model Good Investment Governance in Social Security
System and Infrastructure Integration
Investment portofolio : Solid and Comply
Established Investment crisis protocol
Enhance Investment crisis protocol
Enhancing Investment Infrastrucuture and Personnel
Integrated System and Infrastructure
Good Investment
Good Investment Governance
Building Investment crisis protocol Building best model for Strategic Alliance Subsidiaries – BPJS KETENAGAKERJAAN Good Investment Governance
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
83
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
e. Direktorat Keuangan »»
Penguatan sistem keuangan dengan penyesuaian proses bisnis keuangan dan melakukan alokasi biaya per program.
»»
Implementasi e-Financial dengan penyempurnaan e-Payment, e-Claim, otorisasi transaksi secara elektronik dan meminimalisir berkas transaksi keuangan.
»»
Peningkatan pendapatan dan budaya kehati-hatian dalam penggunaan biaya sehingga lebih efisien.
»»
Implementasi e-Reporting.
»»
Manajemen keuangan berkelas dunia menjadi role model smart financial management untuk industri sejenis.
TABEL 5.8
Strategi Direktorat Keuangan 2014-2018
2014
STRENGTHENING FINANCIAL SYSTEM SERVICE
2015
E-FINANCIAL IMPLEMENTATION TOTAL
2016
REVENUE ENHANCEMENT AND COST CONCIOUSNESS
2017
E-REPORTING IMPLEMENTATION
2018
WORLD CLASS SMART FINANCIAL MANAGEMENT WORLD CLASS SERVICE
STRATEGIC GOALS Melakukan penyempurnaan sistem keuangan
Pengembangan aplikasi keuangan
Melakukan perumusan sistem reward and punishment berbasis kinerja keuangan
Melakukan percepatan proses dan minimalisasi berkas laporan keuangan
Melakukan minimalisasi berkas transaksi keuangan
Perluasan kerjasama Perbankan
Cost against revenue strategy Optimalisasi
Persiapan Cost Conciousness Culture Perluasan jaringan Layanan
Melakukan penyempurnaan standar biaya usaha
Melakukan pengelolaan keuangan secara profesional
84
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
f. Direktorat Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi »»
Penguatan fondasi dan peningkatan infrastruktur pengelolaan jaminan sosial ketenagakerjaan.
»»
Implementasi model bisnis baru.
»»
Penguatan kapabilitas organisasi untuk mendukung operational excellence.
»»
Mendukung percepatan pertumbuhan organisasi dengan mengintegrasikan seluruh fungsi organisasi.
»»
Pengelolaan jaminan sosial berkelas dunia dengan tata kelola dan manajemen teknologi informasi mencapai level 4,24.
TABEL 5.9
Strategi Direktorat Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi 2014-2018
2014
STRENGTHENING FOUNDATION AND INFRASTRUCTURE ENHANCEMENT
2015
IMPLEMENT NEW BUSINESS MODEL
2016
ENABLING OPERATIONAL EXCELLENCE
2017
LEVERAGING ORGANIZATION GROWTH
2018
WORLDCLASS SOCIAL SECURITY ADMINISTRATION
STRATEGIC GOALS Integrasi proses bisnis dengan sistem informasi
Membangun Next Gen Core System
New Business Model
Internalisasi dan KM Champion di seluruh level
KM sebagai backbone Corporate University
Digital Enterprise
Operasional New Core System
Penguatan kerjasama strategis di tingkat internasional
Enhancement Enterprise Business Inteligence
Learning organization
Perluasan e–Channel
Perluasan kolaborasi sistem informasi dengan pemerintah dan industri
Implementasi BCM Implementasi Loss Even Management
5 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI BPJS KETENAGAKERJAAN
85
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
g. Direktorat Umum dan SDM »»
Penguatan fondasi human capital dengan penyempurnaan human capital management dan penyempurnaan struktur organisasi.
»»
Penguatan employee engagement dan penguatan internalisasi budaya perusahaan.
»»
Menciptakan high performance human capital melalui implementasi corporate university, implementasi human capital information system dan implementasi talent pool management system.
»»
Implementasi secara penuh Human Capital Management System (HCMS).
»»
Menciptakan human capital image yang berkelas dunia.
»»
Menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pendidikan jaminan sosial secara nasional/ASEAN.
TABEL 5.10
Strategi Direktorat Direktorat Umum dan SDM 2014-2018
2014
STRENGHTENING HUMAN CAPITAL FOUNDATION
2015
STRENGTHENING EMPLOYEE ENGAGEMENT
2016
CREATING HIGH PERFORMANCE HUMAN CAPITAL
2017
FULL IMPLEMENTATION HCMS
2018
EMPLOYER OF CHOICE
STRATEGIC GOALS Penyempurnaan Human Capital Management
Development Human Capital Information System (HCIS)
Externalisasi Corporate Culture
Fully Implementasi Human Capital Information System
World Class Human Capital Image
Design Human Capital Information Systems (HCIS).
Improvement Leadership Development Program (LDP) dan Graduate Development Program (GDP)
Penguatan Good Governance
Fully Implementasi Talent Pool Management and Succession Plan
Enhancement of Corporate University
Penyempurnaan Struktur Organisasi
Agent of Change 50 % jumlah karyawan
Implementasi Talent Pool Management
Fully Implementasi Career Path Management, Performance
Compensation Competitive
Rekrutment dan Seleksi
Penguatan Internalisasi Corporate culture
Implementasi Corporate University
Pembangunan Learning Centre 50 % dan Penyusunan Blueprint Corporate University
Fully Engagement Employee
Implementasi Human Capital Information System
Penguatan infrastruktur dan penyusunan SMK3
Implementasi Prosedur SMK3 Fully e-Proc dan Create e-Catalog serta e-Purchasing Remunerasi berbasis Performance Governance
6
PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
Penyusunan program kerja rencana strategis tahun 2014-2018 didahului dengan penjabaran inisiatif di setiap direktorat yang merupakan penerjemahan dari tema, strategi dan inisiatif direktorat.
88
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. INISIATIF DIREKTORAT
Penyusunan program kerja rencana strategis tahun 2014-2018 akan didahului dengan penjabaran inisiatif di setiap direktorat yang merupakan penerjemahan dari tema, strategi dan inisiatif direktorat. Berikut matriks yang menggambarkan keterkaitan antara tema direktorat setiap tahunnya berikut sasaran strategis dan inisiatif direktorat. TABEL 6.1
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktur Utama TEMA
2014 STRENGTHENING PUBLIC TRUST
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Memperkuat Brand Awareness dan Meningkatkan Kepercayaan Publik.
»» Sosialisasi agresif brand awareness melalui Above The Line, Below The Line, social media. »» Sosialisasi brand engagement. »» Memperkuat CSR Solusi. »» Standarisasi mandatory aplikasi EDMS. »» Customize infrakstruktur e-koresponden. »» Penyusunan Infrakstruktur Good Governance. »» Pengembangan Travel Management System. »» Implementasi Travel Management System secara nasional.
Integrated Assurance untuk mendukung Good Governance.
Optimalisasi Kapasitas Kewenangan Pemeriksaan dan Pengawasan Kepatuhan Peserta.
»» Blueprint SPI. »» AIBR dan fokus pada implementasi BPJS Ketenagakerjaan. »» Penyempurnaan Aplikasi SIMAI. »» Penyusunan parameter GG. »» Sosialisasi SPP/WBS. »» Pengembangan kompetensi. »» Optimalisasi kerjasama dengan lembaga penegakan hukum dan lembaga pelayanan publik tertentu dalam penerapan sanksi administratif BPJS Ketenagakerjaan.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2015 EFFECTIVE AND EFFICIENCY, RELIABLE, COMPLY (E-R-C)
2016 SUPPORTING OPERATIONAL EXCELLENCE
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Memperkuat Brand Awareness dan Meningkatkan Kepercayaan Publik.
»» Sosialisasi agresif Total Solutions melalui ATL, BTL, social media. »» Penyempurnaan Pedoman Penggunaan Merek. »» Penyusunan Portal Komunikasi Internal. »» Penyusunan usulan job title humas di kantor wilayah dan kantor cabang. »» Mengembangkan CSR Solusi. »» Implementasi e-koresponden. »» Implementasi GG. »» Digitalisasi arsip 6-10 Tahun.
Integrated Assurance untuk mendukung Good Governance.
»» »» »» »» »» »»
Optimalisasi Kapasitas Kewenangan Pemeriksaan dan Pengawasan Kepatuhan Peserta.
»» Implementasi simultan Law Enforcement. »» Improvement and corrective action: Implementasi sistem dan prosedur Pengawasan dan Pemeriksaan Kepatuhan. »» Kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri untuk peningkatan kepatuhan pekerja asing.
Memperkuat Brand Awareness dan Meningkatkan Kepercayaan Publik.
»» Sosialisasi agresif channel distribution melalui ATL, BTL, social media. »» Meningkatkan konsistensi penerapan brand identity. »» Pembentukan kehumasan di kantor wilayah dan kantor cabang. »» Meningkatkan keterikatan masyarakat melalui CSR Solusi. »» Memperkuat fungsi GG di seluruh Unit Kerja. »» Digitalisasi arsip 11-15 Tahun. »» Pengembangan Modern Office.
Integrated Assurance untuk mendukung Good Governance.
»» »» »» »» »» »»
AIBR dan fokus pada data kepesertaan. Pengembangan CAATs (SIMAI Tahap II). Pengembangan CSA. Assessment GG. Optimalisasi SPP/WBS. Pengembangan kompetensi.
AIBR dan fokus pada Program Pensiun. Implementasi CAATs. Pengembangan desk audit system. Assessment GG. Optimalisasi SPP/WBS. Pengembangan kompetensi.
89
90
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2017 SUPPORTING SERVICE EXCELLENCE
2018 EXCELLENT GOOD GOVERNANCE
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Memperkuat Brand Awareness dan Meningkatkan Kepercayaan Publik.
»» Meningkatkan kerjasama antar lembaga humas, media massa cetak, eletronik, online. »» Mempertahankan konsistensi penerapan brand identity. »» Membentuk komunitas BPJS Ketenagakerjaan CSR Solusi. »» Digitalisasi arsip 16-20 Tahun.
Integrated Assurance untuk mendukung Good Governance.
»» »» »» »» »» »»
Memperkuat Brand Awareness dan Meningkatkan Kepercayaan Publik.
»» Mengembangkan Pola Informasi Digital. »» Mempertahankan konsistensi penerapan brand identity. »» Terintegrasinya saluran komunikasi internal pada 1 portal. »» Memapankan BPJS Ketenagakerjaan Komunitas CSR Solusi. »» Digitalisasi arsip > 20 tahun.
Integrated Assurance untuk mendukung Good Governance.
»» »» »» »» »»
Optimalisasi Kapasitas Kewenangan Pemeriksaan dan Pengawasan Kepatuhan Peserta.
»» Memastikan 100 % Pekerja di Indonesia patuh terhadap peraturan perundangan BPJS Ketenagakerjaan. »» Menjadi kontributor strategis terhadap pertumbuhan kepesertaan dan iuran.
AIBR dan fokus pada channel distribution. Implementasi Desk Audit System. Implementasi CSA. Optimalisasi SPP/WBS. Assessment GG. Pengembangan kompetensi.
AIBR dan fokus pada efektifitas law enforcement. Implementasi Desk Audit System. Optimalisasi SPP/WBS. Assessment GG. Pengembangan Kompetensi.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.2
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Kepesertaan dan Hubungan antar Lembaga TEMA
2014
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Membangun kerjasama
»» Membangun kolaborasi guna mencari potensi
dengan mitra strategis.
PWBD dengan Dirjen Pajak, Dirjen Anggaran, Kemendagri, BPS, Asosiasi Pengusaha dan
STRENGTHENING PARTNERSHIP
Profesi, Perbankan, PT Pos, PT Telkom, dan lainnya. »» Membangun kerja sama “Pelayanan Satu Atap” dengan Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota. »» Membangun kemitraan dengan Perbankan dan Mitra Strategis untuk distribution channel dan smart card. »» Memberikan award Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Daerah. Membangun sistem dan infrastruktur Pengawasan dan Pemeriksaan (WasRik).
»» Menyusun pedoman dan sistem kerja pengawasan dan pemeriksaan (WasRik). »» Membangun kerja sama dengan instansi yang berwenang memberi perizinan untuk penerapan sanksi adminisitratif.
Membangun integrasi data.
»» Integrasi data dengan ADMINDUK untuk registrasi peserta baru dan pemutakhiran data peserta lama. »» Mendukung penerapan Nomor Identitas Tunggal berbasis NIK. »» Optimalisasi penggunaan Electronic Payment System (EPS). »» Optimalisasi penggunaan aplikasi SIPP berbasis web.
Membangun distribution channel.
»» Distribution channel dengan Perbankan : SPO, ATM, PPOB, website. »» Distribution channel dengan Provider Komunikasi: Smart Kios, Bundling Pulsa Handphone, Mobile Apps, website.
»» Membangun infrastruktur KCP dan Mobil Keliling. »» Membangun aplikasi e-registration berbasis web.
91
92
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2015 AGGRESSIVE GROWTH AND LAW ENFORCEMENT
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Sosialisasi masif dan gerakan
»» Sosialisasi PP Program JHT, JKK, JKM dan JP
nasional Jaminan Sosial
serta produk hukum turunannya melalui social
Ketenagakerjaan.
media, above the line dan below the line. »» Melakukan gerakan nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dengan Presiden RI dengan memanfaatkan momentum baik skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. »» Memberikan award Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemerintah Daerah dan Perusahaan.
Implementasi PP program.
»» Implementasi Program JHT, JKK, JKM, JP sesuai PP yang baru secara bertahap. »» Implementasi bertahap smart card guna mendukung pertumbuhan kepesertaan agresif sesuai PP yang baru.
Peningkatan kepatuhan peserta dan penerapan sanksi administratif sesuai PP 86/2013.
»» Melakukan pemeriksaan atas perusahaan yang tidak patuh. »» Menerapkan sanksi administratif bersama instansi yang berwenang memberi perizinan. »» Implementasi CRM secara bertahap dengan fokus perusahaan platinum untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan. »» Meningkatkan kepatuhan peserta dengan tingkat kepatuhan 50%.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2016
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Ekspansi distribution channel.
»» Pemantapan channel distribution dengan Perbankan dan Provider Komunikasi. dan melakukan ekspansi channel distribution
EASINESS ACCESS AND MEMBERS ENGAGEMENT
dengan mitra strategis lainnya. »» Membangun tambahan KCP dan Mobil Keliling. »» Integrasi sistem “pelayanan satu atap” pada seluruh kabupaten/kota. Member get member.
»» Menyelenggarakan program rewards kepada peserta yang berhasil menambah kepesertaan baru. »» Memberikan award Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi peserta yang paling banyak menambahkan kepesertaan baru.
Peningkatan kepatuhan peserta.
»» Integrasi sistem pengawasan dan pemeriksaan dengan pihak eksternal berbasis IT. »» Implementasi CRM secara bertahap dengan fokus perusahaan platinum dan gold untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan. »» Meningkatkan kepatuhan peserta dengan tingkat kepatuhan 70%.
BPJS KETENAGAKERJAAN community.
»» Membangun komunitas pengusaha dan pekerja yang sadar dan mempromosikan jaminan sosial ketenagakerjaan. »» Membangun komunitas HRD yang sadar dan mempromosikan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Implementasi smart card.
»» Implementasi penuh smart card sebagai Nomor Identifitas Tunggal berbasis NIK dan untuk mendukung implementasi total benefit.
93
94
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2017
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Loyal to advocacy level
»» Meningkatkan loyalty Program BPJS
customer.
Ketenagakerjaan melalui Pemerintah dan Masyarakat Pengusaha/Pekerja.
CUSTOMER INTIMACY
»» Membangun loyalty program untuk mitra-mitra bisnis BPJS Ketenagakerjaan guna memperluas benefit kepada peserta. »» Sebagai konektor dalam menjalin hubungan dengan kalangan industri. Implementasi total relationship.
»» Implementasi penuh CRM dengan peserta untuk meningkatkan loyalitas peserta (platinum, gold, silver, bronze). »» Memperluas fungsi smart card untuk mendukung total benefit dan pencapaian 80% universal coverage.
Peningkatan kepatuhan peserta.
2018 80% COVERAGE FORMAL WORKERS
Sustainable customer intimacy.
»» Meningkatkan kepatuhan peserta dengan tingkat kepatuhan 75%. »» Keberlangsungan loyalitas peserta terhadap Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. »» Memperluas fungsi konektor dalam menjalin hubungan dengan kalangan industri.
Enhancing utilisasi smart card.
»» Melanjutkan perluasan fungsi smart card untuk mendukung total benefit dan universal coverage.
Peningkatan kepatuhan peserta.
»» Meningkatkan kepatuhan peserta dengan tingkat kepatuhan 80%.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.3
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Pelayanan dan Pengaduan TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2014
Implementasi Service Blue Print and e-Service.
»» Implementasi Service Value “PRIMA” dan Proses sesuai Service Blue Print di 72 kacab. »» Implementasikan Physical Evidence Service Blue Print di 72 kacab.
SERVICE EXCELLENCE BLUEPRINT IMPLEMENTATION
»» Pelatihan Pelayanan Prima di Kacab kelas II. »» Self Service Kios-K di kacab kelas-I. »» Klaim JHT fast-track (e-claim) di kacab kelas I. Pengembangan Jaringan layanan dan Integrasi layanan Contact Center.
»» Integrasi Layanan Informasi dan Penanganan Keluhan melalui Contact Center (Call Center, Social Media, Mobile App). »» Mengembangkan jaringan layanan kantor BPJS KETENAGAKERJAAN di 53 kab/kota. »» Tersedianya mobil keliling di 11 provinsi.
Pengembangan SLA layanan dan penanganan keluhan.
»» Service Level Agreement (SLA) pelayanan klaim JHT 30 menit. »» Customer Satisfaction Measurement (CSM) dua kali setahun target 90%. »» Tingkat keluhan : 0,05% dibanding jumlah klaim. »» Tingkat Net Promotor Score : 10%.
Desain Manfaat dan Program JKK-RTW, JHT, JKM dan JP.
»» Desain Manfaat 4 Program dan manfaat layanan tambahan. »» Mengawal proses regulasi RPP (JKK, JKM, JHT dan JP). »» Merancang Produk hukum turunan RPP. »» Merancang Petunjuk Teknis Program. »» Pengembangan Program JKK-RTW dan infrastruktur : aplikasi IT, adanya Case Manager, program preventif. »» Tim komite ahli independen kecelakaan kerja – penyakit akibat kerja (KK-PAK).
Kerjasama mitra strategis.
»» Kerjasama dengan Kementerian terkait, dan Korlantas. »» COB dengan Jasa Raharja. »» Kerjasama dengan Balai Harta Peninggalan (BHP).
95
96
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2015
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Pengembangan Implementasi Service Blue Print and e-Service.
»» Implementasi Service Value “PRIMA” dan Proses sesuai Service Blue Print di seluruh Kacab (49).
TOTAL SOLUTIONS IMPLEMENTATION
»» Pelatihan Pelayanan Prima di seluruh kacab kelas III dan kanwil. »» Implementasikan Physical Evidence Service sesuai Blue Print di seluruh Kacab (49 kacab). »» Self Service Kios-K di kacab kelas II. »» Klaim JHT fast-track (e-claim) di kacab kelas II. »» Pilot project e-Service JKK di RS Trauma Centre (TC).
Perluasan Jaringan layanan.
»» Mengembangkan jaringan layanan kantor BPJS KETENAGAKERJAAN di 85 kabupaten/kota. »» Tersedianya mobil keliling di 22 provinsi.
Pengembangan SLA layanan dan penanganan keluhan.
»» Service Level Agreement (SLA) pelayanan klaim JHT 30 menit. »» Customer Satisfaction Measurement (CSM) dua kali setahun target 90%. »» Tingkat keluhan : 0,04% dibanding jumlah klaim. »» Tingkat Net Promotor Score : 15%. »» Mengoptimalkan e-survey kepuasan pelanggan di kantor cabang.
Implementasi Program JKK-RTW dan JHT, JKM dan Jaminan Pensiun.
»» Implementasi Program JHT, JKK-RTW, JKM dan JP. »» Implementasi Program JKK-RTW. »» Implementasi e-process di Faskes TC. »» Training dan studi banding (knowledge enhancement). »» Penempatan petugas Case Manager di 64 Kacab. »» Pedoman Juknis Pelaksanaan Program (lanjutan). »» Implementasi e-service di Faskes Rumah Sakit TC.
Perluasan jejaring Faskes.
»» Kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan TC sebanyak 350.
Implementasi Case Manager.
»» Penempatan petugas Case Manager di 64 Kacab. »» Training dan studi banding (knowledge enhancement).
COB/MOU dengan Mitra strategis.
»» Kerjasama MoU (Coordination of Benefit/COB) Jejaring TNI-Polri. »» Kerjasama MoU Asosiasi Profesi Medis. »» Kerjasama dengan organisasi seperti (ARSADA, ARSSI).
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2016
Pengembangan Implementasi e-Service di Seluruh Kacab.
»» Self Service Kios-K di Seluruh Kacab.
FRIENDLY SERVICE
»» Klaim JHT fast-track (e-claim) di Seluruh Kacab. »» Pilot Project E-claim pelayanan JKK.
Perluasan jaringan Layanan.
»» Mengembangkan jaringan layanan kantor BPJS KETENAGAKERJAAN di 115 kab/kota. »» Tersedianya mobil keliling di 33 provinsi.
Pengembangan SLA layanan dan penanganan keluhan.
»» Service Level Agreement (SLA) pelayanan klaim JHT 25 menit. »» Customer Satisfaction Measurement (CSM) dua kali setahun target 90%. »» Tingkat keluhan: 0,03% dibanding jumlah klaim. »» Tingkat Net Promotor Score: 20%. »» Mengoptimalkan e-survey kepuasan pelanggan di kantor cabang.
Meraih penghargaan pelayanan publik.
»» Mendapatkan penghargaan “Pelayanan Publik Terbaik” tingkat nasional.
Pelayanan e-payment dan e-report.
»» Pelayanan e-payment untuk Fasilitas Kesehatan TC. »» Pelayanan e-report tentang kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk perusahaan. »» Kerjasama strategis dengan asosiasi dan perhimpunan (lanjutan).
Empowering case manager.
»» Peningkatan peran case manager dalam aspek psikososial tenaga kerja yang mengalami disabilitas. »» Perluasan penempatan case manager (lanjutan tahun 2015).
97
98
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2017
Pengembangan Implementasi e-Service.
»» Self Service Kios-K di tempat umum strategis.
Perluasan jaringan Layanan.
»» Mengembangkan jaringan layanan kantor BPJS KETENAGAKERJAAN di 135 kab/kota.
CUSTOMER SATISFACTION
»» Implementasi e-claim pelayanan JKK.
»» Tersedianya mobil keliling di 44 provinsi. Optimalisasi SLA layanan dan penanganan keluhan.
»» Service Level Agreement (SLA) pelayanan klaim JHT 20 menit. »» Customer Satisfaction Measurement (CSM) dua kali setahun target 92%. »» Tingkat keluhan : 0,02% dibanding jumlah klaim. »» Tingkat Net Promotor Score: 25%.
Pengembangan dan peningkatan manfaat Program.
»» Pengembangan dan peningkatan Manfaat Program. »» Pengembangan Program preventif dan promotif JKK. »» Pengembangan Program Manfaat Layanan Tambahan. »» Jejaring Faskes TC di setiap Kabupaten/Kota.
2018 WORLD CLASS SERVICE
Perluasan jaringan Layanan.
»» Mengembangkan jaringan layanan kantor cabang perintis BPJS KETENAGAKERJAAN di 150 kabupaten/kota. »» Tersedianya mobil keliling di 55 provinsi.
Optimalisasi SLA layanan dan penanganan keluhan.
»» Service Level Agreement (SLA) pelayanan klaim JHT 15 menit. »» Customer Satisfaction Measurement (CSM) dua kali setahun target 92%. »» Tingkat keluhan: 0,01% dibanding jumlah klaim. »» Tingkat Net Promotor Score: 30%.
Role model Klinik dan RS TC.
»» Adanya sistem rujukan klinik dan RS TC sebagai role model. »» Adanya Pusat Rujukan Nasional rehabilitasi medis. »» Adanya Pusat orthose dan Prothose.
Program JHT, JKK, JKM dan JP yang setara negara ASEAN.
»» Benefit Program JHT, JKK dan JP yang setara dengan negara ASEAN.
Program JKK-RTW setara negara ASEAN dan Korea.
»» Program JKK-RTW yang komprehensif melaksanakan upaya promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif. »» Case Manager yang profesional. »» Sistem aplikasi IT yang on-line, informasi tentang JKK berbasis web.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.4
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Investasi TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2014
Portofolio sesuai dengan PP 99/2013.
»» Rebalancing portofolio berdasarkan PP 99/2013.
STRENGHTENING CAPACITY FOR NEW INVESTMENT ROLE
AUM Rp. 187,02 T, Investment Income Rp. 18,11 T.
»» Menyusun aset alokasi yang dinamis terhadap perubahan kondisi pasar.
System and Infrastructure Integration.
»» Mengintegrasikan sistem informasi pengelolaan portofolio dan transaksi investasi.
Enhancing Investment Infrastructure and Personnel.
»» Melakukan penyusunan peraturan dan SOP investasi.
»» Menyusun portofolio investasi dengan menerapkan ALMA dan optimalisasi hasil.
»» Melakukan evaluasi dan revisi struktur organisasi. »» Memiliki Personil dengan keahlian: Portofolio Analysis, Fundamental analysis target investasi, Economic analysis, Technical Analysis. »» Meningkatkan kualitas model dan metode analisa. »» Menyempurnakan model dan metode seleksi mitra kerja dan target investasi.
3 New Subsidiaries established.
»» Penyusunan model hubungan kelembagaan dan tata kelola perusahaan koridor BPJS Ketenagakerjaan Inc. dalam kerangka total benefit. »» Pendirian 3 anak perusahaan baru dalam koridor BPJS Ketenagakerjaan Inc. »» Menyampaikan manfaat non-keuangan yang bersifat kebutuhan dasar melalui subsidiaries.
Dukungan pada value creation kepesertaan dan manfaat.
»» BPJS Networking. »» Smartcard. »» Total Benefit. »» BPJS Checking. »» Perluasan distribution channel.
99
100
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2015 IMPLEMENT NEW INVESTMENT PARADIGM
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Portofolio Investasi yang kuat dan sesuai dengan regulasi.
»» Menerapkan portofolio investasi dengan pendekatan ALMA dan optimalisasi hasil.
AUM Rp. 210,31 T, Investment Income Rp. 18,75 T.
»» Menyusun aset alokasi yang dinamis terhadap perubahan kondisi pasar.
Extend Total Benefit.
»» Memperluas jenis dan coverage total benefit yang diberikan oleh subsidiaries. »» Memperluas jenis dan cakupan total benefit oleh mitra strategis melalui kerangka bisnis reciprocal.
Integrated System and Infrastructure.
»» Mengoperasikan sistem informasi pengelolaan portofolio dan transaksi investasi telah terintegrasi.
Building Investment crisis protocol.
»» Mengembangkan kebijakan dan prosedur penanganan krisis. »» Mengembangkan jaringan penanganan krisis dengan mitra investor lain dan lembaga otoritas keuangan terkait.
Building best model for Strategic Alliance Subsidiaries – BPJS Ketenagakerjaan.
»» Membentuk model jaringan kerjasama strategis subsidiaries dengan BPJS Ketenagakerjaan. »» Menetapkan kebijakan penunjukan wakil BPJS Ketenagakerjaan pada subsidiaries. »» Menerapkan standar hubungan kelembagaan dan tata kelola perusahaan koridor BPJS Ketenagakerjaan Inc.
Fully Operates 3 Subsidiaries.
»» Mengoperasikan 3 perusahaan dalam koridor BPJS Ketenagakerjaan Inc. secara penuh.
Good Investment Governance.
»» Mengimplementasikan pedoman dan SOP investasi seluruh program. »» Memiliki personil dengan keahlian: Private equity and business law, Property investment, Statistic, quantitative analysis, Asset management, Pension fund management, Implementasi Modern Portofolio Management.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2016 EXCELLENT DIRECT INVESTMENT PERFORMANCE
2017 INTENSIFY TOTAL BENEFIT
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
AUM Rp. 246,52 T, Investment Income Rp. 21,25 T.
»» Menyusun aset alokasi yang dinamis sesuai dengan kondisi pasar.
1 new subsidiary established.
»» Mendirikan 1 perusahaan subsidiary dalam kerangka BPJS Ketenagakerjaan Inc. »» Menyampaikan non-finansial benefit kebutuhan tambahan (complimentary needs) melalui subsidiaries.
Implement Best Strategic Alliance Subsidiaries - BPJS Ketenagakerjaan.
»» Mengimplementasikan aliansi strategis antara subsidiaries untuk mendukung program BPJS Ketenagakerjaan Inc.
Established Investment crisis protocol.
»» Mengimplementasikan model penanganan krisis pengelolaan investasi (Investment Crisis Protocol).
Good Investment Governance.
»» Menerapkan tata kelola investasi yang baik (Good Investment Governance) secara konsisten.
AUM Rp. 302,09 T, Investment Income Rp. 24,72 T.
»» Menyusun aset alokasi yang dinamis sesuai dengan kondisi pasar.
2 new subsidiaries established.
»» Membentuk subsidiaries yang memperkuat aliansi strategis dalam kerangka BPJS Ketenagakerjaan Inc.
Intensify strategic alliance subsidiaries – BPJS Ketenagakerjaan.
»» Perluasan pola hubungan BPJS Ketenagakerjaan Inc. dengan BPJS Ketenagakerjaan. »» Perluasan pasar dan operasional BPJS Ketenagakerjaan Inc. »» Perluasan kontribusi pada value creation melalui business reciprocal.
2018 LEADING GOOD INVESTMENT GOVERNANCE
Enhance Investment crisis protocol.
»» Mengintegrasikan Investment Crisis Protocol dengan kebijakan Crisis Management Protocol Pemerintah.
Good Investment Governance.
»» Menerapkan tata kelola investasi yang baik (Good Investment Governance) secara konsisten.
AUM Rp. 402,66 T, Investment Income Rp. 31,34 T.
»» Menyusun aset alokasi yang dinamis sesuai dengan kondisi pasar.
6 excellent performance subsidiaries.
»» Melakukan pengawasan terhadap subsidiaries untuk mempertahankan kinerjanya.
Role model Good Investment Governance in Social Security.
»» Menjadikan pengelolaan Investasi sebagai contoh terbaik pengelolaan Social Security. »» Menerapkan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dalam pengelolaan investasi.
101
102
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.5
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Perencanaan Strategis dan TI TEMA
2014
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Building Foundation
»» Renstra 2014 – 2018.
and Setting Up Direction.
»» Pengembangan 4 program BPJS Ketenagakerjaan.
STRENGTHENING FOUNDATION AND INFRASTRUCTURE ENHANCEMENT
»» Allignment KPI penunjang Business Performance. »» Integrasi proses bisnis dengan sistem informasi. »» Blueprint dan Governance Knowledge Management (KM). Building Up IT Core.
»» Membangun Next Gen Core System. »» MIS/DSS. »» Menyusun IT Masterplan 2014–2018. »» CRM Fase I*. »» Peningkatan infrastruktur, data center dan DCP/DRP. »» Peningkatan data governance dan IT Security.
Strengthening Governance
»» Pengembangan e–Channel.
and Infrastructure.
»» Pengembangan ERP (Investasi dan SDM). »» ISO 20000 dan 27001. »» Tata kelola dan manajemen IT mencapai level 3,5. »» Penyesuaian kebijakan MR BPJS Ketenagakerjaan. »» Membangun RKAT berbasis risiko. »» Membangun key risk indicator. »» Implementasi SIMRK. »» Penyesuaian dokumen BCM. »» Kampanye budaya risiko. »» Risiko dana BPJS.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2015
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Implementing New
»» Investment Risk Scoring.
Business Model.
»» Pembentukan Komite Manajemen Risiko.
IMPLEMENT NEW BUSINESS MODEL
»» Implementasi audit berbasis risiko. »» Fraud Control System. »» Implementasi WBS. »» Pengembangan fungsi renstra sebagai SMO. »» Implementasi sistem informasi KPI Korporat. »» New Business Model. »» Pemetaan Critical Knowledge dan piloting KM. IT Solution and New Business.
»» Operasional New Core System. »» CRM Fase II**. »» Perluasan e–Channel. »» Pengembangan ERP (Aset dan Properti). »» Peningkatan tata kelola dan manajemen TI. »» Peningkatan data quality.
Improve Process Quality.
»» RKAT berbasis risiko. »» KPI berbasis risiko. »» Implementasi Early Warning System (EWS). »» Implementasi BCM. »» Implementasi Loss Even Management. »» Peningkatan proses assassment dan laporan. »» Review risiko keuangan dan investasi. »» Review Kebijakan Pengelolaan Dana Investasi. »» Integrasi SIMRK dengan SIPATUH dan SIMAI.
103
104
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2016 ENABLING OPERATIONAL EXCELLENCE
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Strengthening Organization
»» Implementasi SMO.
Capability.
»» Enhancement Business Model. »» Internalisasi dan KM Champion di seluruh level. »» Penguatan kerjasama strategis di tingkat internasional.
Innovation and Service
»» Implementasi IT DRP.
Excellence.
»» Perluasan kolaborasi sistem informasi dengan Pemerintah dan industri. »» Peningkatan kapasitas infrastruktur TI. »» Perluasan layanan e-channel. »» Tata kelola dan manajemen TI mencapai level 3,75.
Commitment and Consistency.
»» Review kebijakan risiko. »» Enhancement EWS. »» Enhancement SIMRK. »» Penguatan budaya risiko daerah yang mandiri. »» Penguatan fungsi Komite Manajemen Risiko. »» Integrasi SIMRK pada audit berbasis risiko.
2017 LEVERAGING ORGANIZATION GROWTH
Leveraging Organization
»» SMO sebagai mitra business execution.
Growth.
»» Continuous Improvement. »» KM sebagai backbone Corporate University. »» Referensi organisasi jaminan sosial di ASEAN.
Smarter IT Services.
»» Enhancement Enterprise Business Inteligence. »» Continues improvement menuju best practice. »» Tata kelola dan manajemen IT mencapai level 4.
Integration of all
»» Integrasi pengelolaan risiko pada seluruh fungsi.
Organizational Function.
»» Integrasi pengelolaan risiko pada seluruh aktivitas bisnis BPJS Ketenagakerjaan. »» Uji BCP/DRP berkala. »» Monitoring efektivitas pengelolaan risiko keuangan dan investasi. »» Implementasi penuh audit berbasis risiko yang terintegrasi.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2018 WORLDCLASS SOCIAL SECURITY ADMINISTRATION
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Unleashing Innovation.
»» Business Execution. »» Budaya continuous improvement dan inovasi. »» Budaya learning organization.
Go Digital to Improve
»» Business Process Improvement as Digital Enterprise.
Services.
»» Implementasi Cyber Security. »» Optimalisasi fungsi kolaborasi. »» Perluasan layanan dan revenue dari investasi TI.
Culture and Sustainable
»» Tata kelola dan manajemen IT mencapai level 4,25.
Development.
»» Renstra BPJS Ketenagakerjaan berbasis risiko. »» Enhancement BCM. »» Budaya risiko di seluruh level. »» Integrasi pengelolaan risiko keuangan dan investasi. »» Perluasan kanal informasi dan pengaduan WBS.
105
106
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.6
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Keuangan TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2014
Melakukan penyempurnaan sistem keuangan.
»» Penyesuaian proses bisnis keuangan.
STRENGTHENING FINANCIAL SYSTEM
»» Implementasi e-Payment, e-Claim. »» Melakukan alokasi per program. »» Implementasi biaya pengelolaan secara harian. »» Implementasi travel management seluruh unit kerja. »» Melakukan usulan revisi biaya pengelolaan.
2015
Pengembangan aplikasi keuangan.
E-FINANCIAL IMPLEMENTATION
2016 REVENUE ENHANCEMENT AND COST CONCIOUSNESS CULTURE
»» Penyempurnaan e-Payment, e-Claim. »» Melakukan otorisasi transaksi elektronik. »» Membangun sistem informasi demografi jaminan sosial.
Melakukan minimalisir berkas transaksi keuangan.
»» Implementasi pengajuan persekot kerja secara paperless.
Persiapan Cost Conciousness Culture.
»» Melakukan penyusunan RKAT berbasis risiko.
Melakukan perumusan sistem reward and punishment berbasis kinerja keuangan.
»» Implementasi unit kerja sebagai pusat pertanggungjawaban.
»» Penetapan biaya berbasis hasil.
»» Penyusunan sistem reward and punishment (result based performance).
Perluasan kerjasama perbankan.
»» Perluasan kerjasama perbankan dengan pihak swasta.
Melakukan penyempurnaan standar biaya usaha.
»» Melakukan evaluasi dan restrukturisasi standar biaya usaha. »» Melakukan valuasi program JKK dan JKM dari perspektif aktuaria.
2017 E-REPORTING IMPLEMENTATION
Cost Against Revenue Strategy.
»» Melakukan pengembangan analisa laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan dan laporan keuangan per program.
Melakukan percepatan proses dan meminimalisasi berkas laporan keuangan.
»» Membangun dan implementasi e-Confirmation Settlement/Custody. »» Membangun dan implementasi e-Financial Statement multi entities. »» Membangun dan implementasi sistem monitor asset liability dari perspektif aktuaria. »» Membangun dan implementasi data warehouse keuangan berkaitan dengan biaya operasional.
2018 WORLD CLASS SMART FINANCIAL MANAGEMENT
Melakukan pengelolaan keuangan secara profesional.
»» Melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan atas sistem pengelolaan keuangan BPJS Ketenagakerjaan sehingga menjadi role model smart financial management untuk industri sejenis.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 6.7
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Umum dan SDM TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2014
Design Human Capital Information System (HCIS).
»» Pembangunan Human Capital Management System untuk semua modul.
Penyempurnaan Human Capital Management.
»» Melakukan Review dan Penyempurnaan:
STRENGTHENING HUMAN CAPITAL FOUNDATION
++ Model dan Kamus Kompetensi. ++ Penilaian Kinerja. ++ Pola karir. ++ Pengembangan dan Pembelajaran. ++ Talent Management. ++ Assessment Center. ++ Catalogue Development.
Penyempurnaan Struktur Organisasi.
»» Penyempurnaan Struktur Organisasi: Salah satu fungsi Divisi Analisa Portofolio ke Divisi Investasi Langsung. »» Penambahan Job Title: ++ Pengawasan dan Pemeriksaan (Wasrik). ++ Case Manager. »» Perubahan nomenklatur. »» Penambahan Job Title. »» Penambahan Unit Kerja.
Rekrutmen dan Seleksi.
»» Melakukan Rekrutmen pada Triwulan II sebanyak 500 orang untuk mengganti karyawan yang pensiun. »» Memenuhi karyawan untuk job title Wasrik, case manager dan pemenuhan karyawan KCP. »» Program Beasiswa S2 untuk Fresh Graduate bekerja sama dengan Perguruan Tinggi terbaik.
Pembangunan Learning Centre 50% dan Penyusunan Blueprint Corporate University.
»» Pembangunan Gedung Learning Centre mencapai 50%.
Penguatan infrastruktur dan penyusunan SMK3.
»» Pemenuhan infratruktur terhadap perubahan struktur organisasi berdasarkan prosedur pengadaan barang dan jasa.
»» Penyusunan Blueprint Corporate University.
»» Peremajaan peralatan kantor dan lainnya. »» Penyusunan draft Standar Operasional Prosedur K3 dan menambah sertifikasi personel Kantor Pusat. »» Pemenuhan Physical Evidence 60%. »» Go Live e-procurement secara nasional. »» Penyempurnaan pedoman pengadaan barang dan jasa. »» Penyempurnaan pengelolaan aset dan standarisasi gedung kantor. Expanding Networking.
»» Memperluas jaringan kerjasama dengan lembaga pedidikan (universitas) dalam dan luar negeri. »» Lembaga-lembaga profesional di bidang Human Capital.
107
108
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TEMA
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
2015
Development Human Capital Information System (HCIS).
»» Mengembangkan Human Capital Information System: ++ Succession Plan. ++ Man Power Planning.
STRENGTHENING EMPLOYEE ENGAGEMENT
++ Payroll. ++ Rekrutmen dan Seleksi. ++ Menyusun talent pool system.
Improvement Leadership Development Program (LDP) dan Graduate Development Program (GDP).
»» Menyusun kurikulum dan silabus Improvement Leadership Development Program (LDP) dan Graduate Development Program (GDP). »» Melakukan Training Need Analysis (TNA). »» Review Kurikulum pendidikan dan pelatihan.
Agent of Change 50% Total karyawan.
»» Workshop Pembekalan Agent Of Change 11 Kantor Wilayah fokus untuk Kepala Bidang dan Kantor Pusat. »» Evaluasi Agent of Change.
Penguatan Internalisasi Corporate Culture.
»» Penguatan budaya kerja dan etos kerja. »» Corporate Culture Survey. »» Mengembangkan Value Base Leadership (Role Model).
Fully Engagement Employee.
»» Pelaksanaan Sosialisasi hasil Engagement Survey. »» Survey integritas karyawan (bekerjasama dengan komite Good Governance) untuk mengukur integritas karyawan. »» Penerapan Kebijakan Human Capital yang konsisten dan hubungan industrial yang kondusif. »» Aktif mengikuti event survey dan award di bidang Human Capital.
Implementasi Prosedur SMK3.
»» Penyusunan draft SOP K3. »» Pemenuhan Infrastruktur untuk menunjang SMK3 (Kantor Pusat). »» Memperbanyak personel yang memiliki sertifikasi K3 di Kantor Daerah.
Fully e-Procurement dan Create e-Catalog serta e-Purchasing.
»» Fully e-Procurement secara nasional. »» Menyusun Kerangka Acuan Kerja kebutuhunan e-Catalog and e-Purchasing. »» Pembuatan User Requirement System dan Pemenuhan infrastruktur.
Fully Implementation Remunerasi berbasis performance.
»» Memberikan apresiasi kepada 3 (tiga) karyawan dengan KPI terbaik pada unit kerja setiap 3 bulan.
6 PROGRAM KERJA STRATEGIS JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2014-2018
TEMA
2016 CREATING HIGH PERFORMANCE HUMAN CAPITAL
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SASARAN STRATEGIS
INISIATIF
Eksternalisasi Corporate Culture.
»» Advance Value Base Leadership (Role Model). »» Penguatan Budaya dan Etos Kerja: IPTIK dan TOPAS. »» Corporate Culture Survey. »» Mystery Shopper berkaitan implementasi Corporate Culture.
Penguatan Good Governance.
»» Laporan LHKPN 100 % seluruh karyawan. »» Menegakkan dan meningkatkan kepatuhan hukum. »» Publikasi laporan LHKPN di website.
Implementasi Talent Pool Management.
»» Talent Management System dan Succession Plan.
Implementasi Corporate University.
»» Implementasi Corporate University.
Implementasi Human Capital Information System.
»» Implementasi Human Capital Information System ke seluruh unit kerja. »» Melakukan sosialisasi HCIS.
2017 FULL IMPLEMENTATION HCMS
2018
Optimalisasi sistem Assessment Centre.
»» Penambahan Assessor Internal sebanyak 50 orang.
Fully Human Capital Information System.
»» Implementasi Human Capital Information System (HCIS) seluruh unit kerja.
»» Pengembangan Assessment Tools.
»» Melakukan Sosialisasi untuk seluruh modul HCIS kepada seluruh unit kerja. »» Benchmarking ke lembaga lain yang lebih baik dan maju. Fully Implementasi Talent Pool management and Succession Plan.
»» Sistem talent dan suksesi berdasarkan kompetensi.
Fully Implementasi Career Path Management, Performance Management System.
»» Penilaian kinerja dan karir sesuai berbasis Sistem Human Capital Information System.
World Class Human Capital Image.
»» Menjadikan karyawan BPJS Ketenagakerjaan sebagai narasumber (rujukan) dalam pelaksanaan Program Jaminan Sosial di Indonesia/ASEAN.
»» Benchmarking ke lembaga lain yang lebih baik dan maju.
»» Memberikan program beasiswa kepada putra-putri terbaik bangsa.
EMPLOYER OF CHOICE
»» BPJS Ketenagakerjaan Employee Event (Indonesia’s Best Employee Event). Enhancement of Corporate University.
»» Menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan Pendidikan Jaminan Sosial secara Nasional/ASEAN. »» Benchmarking ke lembaga terbaik di dunia.
Competitive Compensation.
»» Benchmarking compensation perusahaan sejenis. »» Menyesuaikan kompensasi karyawan.
109
7
PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
Pada akhir periode Rencana Strategis (tahun 2018 diproyeksikan target kepesertaan untuk program JKK-JKM sejumlah 45.663.981, JHT sejumlah 33.262.366, dan JP sejumlah 17.704.542, total iuran sejumlah Rp. 106.111,77 milyar, pembayaran jaminan di tahun 2018 sejumlah Rp. 36.543 milyar.
112
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Bab ini menjelaskan tentang proyeksi target kepesertaan, iuran, jaminan, keuangan dan investasi jaminan sosial ketenagakerjaan tahun 2014-2018 pada perubahan kedua rencana strategis BPJS Ketenagakerjaan. Perbandingan atas perubahan kepesertaan, iuran, jaminan investasi dari renstra 2014-2018 versi awal, perubahan pertama, dan perubahan kedua dijelaskan pada bagian executive summary di awal buku ini. Berikut asumsi yang dipakai dan perbandingan dengan renstra awal, perubahan pertama dan perubahan kedua untuk menyusun proyeksi kepesertaan, keuangan dan hasil investasi adalah sebagai berikut: TABEL 7.1
Asumsi Renstra Jaminan Sosial Ketenagakerjaan KOMPONEN
PERIODE
Pertumbuhan Upah Periode
2014-2018
PERUBAHAN I
PERUBAHAN II
a. Perusahaan Besar
13,00%
13,00%
8,25%
b. Perusahaan Menengah
14,00%
14,00%
6,27%
c. Perusahaan Kecil
17,00%
17,00%
4,95%
d. Perusahaan Mikro
17,00%
17,00%
5,61%
e. Bukan penerima upah
17,00%
17,00%
7,28%
8,00%
8,00%
-
2015
150 Kantor
150 Kantor
2016
208 Kantor
208 Kantor
f. PNS/TNI/Polri Pembukaan Kantor Cabang Perintis
Belanja Modal
»»
AWAL
2014
Rp. 395,8 miliar
Rp. 395,8 miliar
Rp. 395,8 miliar
2015
Rp. 496,4 miliar
Rp. 1.008 miliar
Rp. 894,5 miliar
2016
Rp. 402,9 miliar
Rp. 455,9 miliar
Rp. 682,9 miliar
2017
Rp. 509,5 miliar
Rp. 622,1 miliar
Rp. 622,1 miliar
2018
Rp. 349,7 miliar
Rp. 728,4 miliar
Rp. 728,4 miliar
Pertumbuhan upah merupakan rata-rata asumsi kenaikan upah selama lima tahun (2014-2018) berdasarkan skala usaha. Penetapan nilai ini dilakukan dengan mengombinasikan data berupa data historis rata-rata upah tenaga kerja yang dilaporkan ke PT. Jamsostek (Persero) tahun 2012-2013, data yang diperoleh dari PT. Taspen (Persero), PT. Asabri (Persero), dan rata-rata pertumbuhan UMP di 33 propinsi tahun 1997-2014
»»
Pembukaan kantor cabang perintis baru BPJS Ketenagakerjaan direncanakan sebanyak 150 kantor cabang pada tahun 2015 dan 208 kantor cabang pada tahun 2016. Penambahan kantor cabang perintis tersebut dilakukan dalam rangka rencana aksi BPJS Ketenagakerjaan untuk percepatan kapasitas organisasi
dalam rangka peningkatan
kepesertaan yang tinggi dan memberikan kemudahan akses pelayanan kepada peserta. Percepatan kapasitas organisasi tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan kelembagaan antara BPJS Ketenagakerjaan dengan seluruh stakeholder khususnya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan untuk percepatan eksistensi BPJS Ketenagakerjaan di Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. »»
Rencana Belanja Modal tahun 2015-2018 dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian rencana strategis dan inisiatif strategis yang direncanakan dari tahun 2014 sampai dengan 2018. Belanja modal tersebut perlu dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan guna mendukung peningkatan aktivitas organisasi BPJS Ketenagakerjaan baik internal maupun eksternal seiring dengan pertumbuhan kepesertaan, kualitas pelayanan, dan peningkatan jenis maupun kualitas manfaat yang akan diberikan kepada peserta serta untuk terjalinnya hubungan baik dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
113
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
A. KEPESERTAAN, IURAN DAN JAMINAN
Berdasarkan beberapa asumsi yang telah ditetapkan, maka disusunlah proyeksi untuk beberapa variabel penting yang menjadi target utama perhitungan Renstra hingga tahun 2018 ke depan. Target penting perhitungan Renstra ini menyangkut jumlah peserta aktif berdasarkan skala usaha, penerimaan iuran per program dan rencana investasi. TABEL 7.2
TOTAL
FORMAL
INFORMAL
JALAN BAPPENAS
TOTAL TK AKTIF
KONSTRUKSI
TK AKTIF BERDASAR PETA
JASA
UPAH
BUKAN PENERIMA
MIKRO
KECIL
BESAR
TAHUN
MENENGAH
Target Kepesertaan Aktif
2014*
5.682.848
5.510.266
1.618.866
200.876
690.436
3.088.105
16.791.397
19.306.561
-
19.306.561
2015
6.167.446
6.086.196
2.094.541
247.000
2.232.087
2.272.730
19.100.000
21.095.353
1.315.195
22.410.548
2016
6.877.155
7.095.035
2.308.354
585.000
2.028.000
3.025.000
21.918.544
23.056.578
1.932.330
24.988.908
2017
8.321.358
9.383.184
3.324.030
988.650
3.427.320
3.660.250
29.104.792
25.207.545
2.522.791
27.730.336
2018
11.075.727
14.270.650
5.743.924
2.172.065
7.529.822
4.871.793
45.663.981
27.567.369
3.086.843
30.654.212
18,15%
26,86%
37,25%
81,34%
81,73%
12,07%
28,42%
9,31%
32,89%
12,25%
CAGR
*Realisasi Tahun 2014 Sumber: Divisi Perluasan Kepesertaan dan Peta Jalan penyelenggaraan BPJS Ketenagakerjaan Bappenas
Pertumbuhan TK Aktif tahun 2014-2018 rata-rata mencapai 28,42%. Pada tahap awal tahun 2014-2016, target tenaga kerja aktif berdasarkan peta jalan Bappenas lebih tinggi daripada target kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut dikarenakan hilangnya target segmen kepesertaan PNS/TNI/Polri dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun, pertumbuhan target kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan meningkat secara eksponensial dan melebihi target dalam peta jalan Bappenas pada tahun 2017 ke tahun 2018 karena kesiapan infrastruktur, implementasi kewenangan pengawasan dan pemeriksaan, jaringan distribusi yang semakin luas, brand image yang sudah dikenal masyarakat, kolaborasi dengan lembaga pemerintahan dan mitra strategis, serta penguatan relationship dengan peserta. Hal tersebut terlihat dalam gambar berikut: GAMBAR 7.1
Perbandingan Proyeksi TK Aktif BPJS Ketenagakerjaan dan Bappenas 50.000.000 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000
2014
2015
2016
BPJS Ketenagakerjaan
2017 Bappenas
2018
114
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
»»
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Rata-rata pertumbuhan peserta aktif selama lima tahun sebesar 28,42% dengan rata-rata pertumbuhan tertinggi pada peserta dari perusahaan mikro mencapai 81,34% sedangkan perusahaan besar dan menengah masing-masing tumbuh 18,15% dan 26,86%.
»»
Tahun 2018 target kepesertaan aktif mencakup 83,51% dari pekerja penerima upah dan 16,49% dari pekerja bukan penerima upah. Pada awal operasional BPJS Ketenagakerjaan, perluasan kepesertaan difokuskan pada tenaga kerja penerima upah sesuai dengan Peta Jalan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan yang disusun oleh Bappenas, dimana ditargetkan pada tahun 2019 seluruh pekerja penerima upah sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
TABEL 7.3
Target Kepesertaan Berdasarkan Program (Tenaga Kerja) TAHUN
JKK
JKM
JHT
JP
2014*
16.784.493
16.791.397
12.724.248
-
2015
19.100.000
19.100.000
14.348.183
2.000.000
2016
21.918.544
21.918.544
16.280.544
6.219.013
2017
29.104.792
29.104.792
22.017.222
13.972.190
2018
45.663.981
45.663.981
33.262.366
17.704.542
28,43%
28,42%
27,15%
106.86%
CAGR *Realisasi tahun 2014 Audited
Tabel 7.3 menunjukkan target peserta program BPJS Ketenenagakerjaan sampai dengan tahun 2018 dengan target pertumbuhan peserta per program sebesar 28,43% untuk program JKK; 28,42% untuk program JKM; 27,15% untuk program JHT; dan 106.86% untuk program JP. Kepesertaan Jaminan Pensiun mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2015 dan diperkirakan akan masuk secara bertahap. TABEL 7.4
Target Penerimaan Iuran (dalam miliar Rupiah)
TAHUN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
JKK
3.018,42
3.541,91
4.340,84
5.816,31
9.038,94
JHT
24.326,75
28.241,54
34.057,72
45.186,92
68.258,91
JKM
1.375,17
1.602,98
1.958,59
2.618,42
4.044,79
-
959,64
2.299,81
8.027,19
24.769,13
28.720,34
34.346,08
42.656,96
61.648,83
106.111,77
JP Total
Tabel 7.4 menunjukkan target penerimaan iuran program BPJS Ketenenagakerjaan sampai tahun 2018 dengan target iuran pada tahun 2018 sebesar Rp. 106.111,77 miliar. Pertumbuhan target iuran meningkat secara eksponensial mulai tahun 2017 sejalan dengan pertumbuhan target Tenaga Kerja Aktif.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
115
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.5
Proyeksi Pembayaran Jaminan (dalam miliar Rupiah)
TAHUN
JAMINAN
JKK
JKM
JHT
JP
TOTAL
2014
651,07
455,22
12.894,36
-
14.001
2015
946,59
642,24
16.554,44
5,40
18.149
2016
2.170,16
1.160,33
22.615,93
41,92
25.988
2017
2.949,09
1.566,44
25.905,67
194,96
30.616
2018
4.197,97
2.193,01
29.689,85
461,27
36.543
CAGR
59,35%
48,15%
23,18%
340,41%
27,11%
Pembayaran Jaminan JKK dan JKM diproyeksikan mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya disebabkan beberapa asumsi yaitu: »»
Penerapan program JKK-RTW.
»»
Tidak dibatasinya plafon manfaat JKK yang diberikan, dari sebelumnya maksimal Rp. 20 juta menjadi tidak dibatasi sampai dengan sembuh sesuai indikasi medis.
»»
Proyeksi kenaikan benefit JKM dari Rp. 21 juta menjadi Rp. 24 juta.
»»
Usulan pemberian beasiswa kepada anak tenaga kerja yang meninggal sebesar Rp. 12 juta.
Pembayaran jaminan JHT yang lebih tinggi dari periode sebelumnya disebabkan terutama oleh adanya perubahan regulasi dari minimal kepesertaan 5 tahun 1 bulan menjadi usulan pengambilan JHT sepenuhnya menjadi 1 bulan setelah PHK atau berhenti bekerja. Perubahan regulasi dimaksud tercantum dalam PP Nomor 60 tahun 2015 tentang Revisi PP Nomor 46 tahun 2015 dan Permenaker Nomor 19 Tahun 2015 tentang tata cara dan persyaratan pembayaran JHT.
116
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.6
Asumsi Pembayaran Jaminan
URAIAN JUMLAH KASUS
UNIT COST
2015
2016
2017
2018
JUMLAH PEMBAYARAN JAMINAN (DALAM JUTA RUPIAH)
JUMLAH PEMBAYARAN JAMINAN (DALAM JUTA RUPIAH)
JUMLAH PEMBAYARAN JAMINAN (DALAM JUTA RUPIAH)
JUMLAH PEMBAYARAN JAMINAN (DALAM JUTA RUPIAH)
JUMLAH KASUS
UNIT COST
JUMLAH KASUS
UNIT COST
JUMLAH KASUS
UNIT COST
JKK Estimasi Biaya seluruh kasus JKK untuk pengobatan Santunan JKK per kasus Estimasi Biaya seluruh Kasus JKK-RTW Estimasi biaya Beasiswa (kasus meninggal JKK dan cacat total JKK) (rerata kasus 2,4%)
95.992
9.526.257
914.443
183.838 10.002.570
1.838.847
238.511 10.502.698
2.505.012
320.379 11.027.833
3.533.082
640 20.000.000
12.799
3.677 21.000.000
77.212
4.770 22.050.000
105.183
6.408 23.152.500
148.351
19.352
4.412
37.062
5.724 12.000.000
48.084
7.689 12.000.000
64.588
2.304
8.400.000
8.400.000
Biaya Promotif dan Preventif (5% dari rerata iuran JKK)
Total
946.594
217.042
290.815
451.947
2.170.163
2.949.094
4.197.969
JKM Estimasi Biaya Santunan JKM Estimasi Beasiswa JKM
30.366 21.000.000 3.037
1.500.000
Estimasi Beban Jaminan
637.687
38.678 24.000.000
928.260
52.215 24.000.000
1.253.151
73.100 24.000.000
1.754.411
4.555
19.339 12.000.000
232.065
26.107 12.000.000
313.288
36.550 12.000.000
438.603
642.242
1.160.325
1.566.439
2.193.014
JHT Kepesertaan 5 tahun 1 bulan Mencapai usia pensiun Meninggalkan wilayah NKRI
498.703 10.844.084
5.407.977,00
-
-
-
-
-
81.466 37.000.000
3.014.242,00
89.613
38,68
3.466.378
98.574,30
40,44
1.017 77.797.443
79.120,00
814
90,00
73.262
1.101
99,00
-
-
-
-
3.986.335 108.431,73
42,28
4.584.285
108.985
1.663
Cacat Total Tetap
30 11.831.667
354,95
622
13,00
8.086
44
13,00
572
753
Meninggal Dunia
35.957 11.000.139
395.532,00
32.561
13,00
423.293
35.817
13,00
465.624
39.399
164.649 13,00
9.784 512.186
Kepesertaan 10 tahun, pengambilan 10%
180.227
3.400.012
612.774,00
471.991
4,50
2.123.960
519.190
4,50
2.336.354
571.109
5,10
2.569.990
Kepesertaan 10 tahun, pengambilan 30%
39.333
10.195
401
117.998
12,00
1.415.976
129.797
13
1.628.368
142.777
13,00
1.872.623
2.012.581
3.500.001
7.044.035,00
4.317.288
3,50
15.104.979
3.454.296
5
17.379.428
2.763.065
Mengundurkan diri/ PHK
Total
16.554.436
22.615.934
19.976.337
25.905.667
29.689.854
JP Cacat Total Tetap
-
-
-
311
3,80
1175,39
699
3,8
4.516
885
4,10
10.717
Meninggal Dunia
-
-
-
9.950
3,50
31.344
22.356
3,8
144.517
28.327
4,10
342.945
12.499
0,43
5.400
18.657
0,50
9.403
41.917
1,1
45.926
53.114
2,03
107.607
Lumpsum
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
117
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
B. BIAYA USAHA
Seluruh pelaksanaan rencana strategis tahun 2014 sampai dengan 2018 akan menimbulkan biaya yang menjadi beban bagi BPJS Ketenagakerjaan. Proyeksi biaya usaha yang akan dikeluarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk mendanai aktivitas operasional 2014 sampai dengan 2018 adalah: TABEL 7.7
Proyeksi Biaya Usaha (dalam jutaan Rupiah)
BEBAN USAHA
2014*
2015
2016
2017
2018
223.043
341.356
458.821
469.723
597.147
74.271
130.384
189.885
211.190
249.632
1.597.927
1.996.734
2.671.054
2.913.637
3.063.754
Beban Pengembangan SDM
20.314
50.065
64.761
67.999
71.399
Beban Imbalan Pasca Kerja
211.342
201.652
211.735
222.322
233.438
6.422
5.468
6.014
6.616
7.276
28.365
212.262
154.955
218.252
211.165
Beban Administrasi dan Umum
266.251
548.605
725.039
1.133.821
1.187.644
Beban Penyusutan dan Amortisasi
105.405
-
-
-
-
2.533.340
3.486.526
4.482.264
5.243.560
5.621.455
Beban Penyuluhan dan Pembinaan Beban Manajemen Beban Personil
Beban Penyelesaian Masalah Hukum Beban Perencanaan dan Pengembangan
Total Biaya Usaha *Realisasi tahun 2014 Audited
Selama tahun 2015 dan tahun 2016, biaya usaha meningkat cukup tinggi. Peningkatan tersebut didorong oleh target pertumbuhan kepesertaan dan iuran yang agresif serta oleh rencana aksi peningkatan kapasitas organisasi. Perluasan kapasitas organisasi, perluasan jaringan kantor cabang baru, dan perluasan eksistensi BPJS Ketenagakerjaan di kabupaten dan kota di Indonesia merupakan aktivitas yang mendorong kenaikan biaya usaha.
118
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Pertumbuhan biaya usaha tersebut dapat dilihat dari tabel berikut: TABEL 7.8
Peningkatan Biaya Usaha 2014-2018 BEBAN USAHA
2015
2016
2017
2018
Beban Penyuluhan dan Pembinaan
153%
134%
102%
127%
Beban Manajemen
176%
146%
111%
118%
Beban Personil
125%
134%
109%
105%
Beban Pengembangan SDM
246%
129%
105%
105%
Beban Imbalan Pasca Kerja
95%
105%
105%
105%
Beban Penyelesaian Masalah Hukum
85%
110%
110%
110%
Beban Perencanaan dan Pengembangan
748%
73%
141%
97%
Beban Administrasi dan Umum
206%
132%
156%
105%
-
-
-
-
138%
129%
117%
107%
Beban Penyusutan dan Amortisasi Total Biaya Usaha *Realisasi tahun 2014 Audited
Dari Tabel 7.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa tren peningkatan biaya usaha tiap tahunnya selama tahun 2014 sampai dengan 2018 menunjukan penurunan. Tren penurunan biaya usaha juga ditunjukkan Tabel 7.9, yang membandingkan biaya usaha dan penerimaan iuran, pada tahun 2014-2018. TABEL 7.9
Perbandingan Biaya Usaha dengan Iuran 2014-2018 BEBAN USAHA
2014
2015
2016
2017
2018
Beban Penyuluhan dan Pembinaan
0,78%
0,99%
1,08%
0,76%
0,56%
Beban Manajemen
0,26%
0,38%
0,45%
0,34%
0,24%
Beban Personil
5,56%
5,81%
6,26%
4,73%
2,89%
Beban Pengembangan SDM
0,07%
0,15%
0,15%
0,11%
0,07%
Beban Imbalan Pasca Kerja
0,74%
0,59%
0,50%
0,36%
0,22%
Beban Penyelesaian Masalah Hukum
0,02%
0,02%
0,01%
0,01%
0,01%
Beban Perencanaan dan Pengembangan
0,10%
0,62%
0,36%
0,35%
0,20%
Beban Administrasi dan Umum
0,93%
1,60%
1,70%
1,84%
1,12%
Beban Penyusutan dan Amortisasi
0,37%
-
-
-
-
Total Biaya Usaha
8,82%
10,15%
10,51%
8,51%
5,30%
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
119
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
C. BELANJA MODAL
Sebagai upaya untuk memperkuat kapasitas organisasi BPJS Ketenagakerjaan, Direksi BPJS Ketenagakerjaan telah memutuskan untuk melakukan belanja modal selama tahun 2015-2018. Belanja modal tersebut dilakukan dengan pertimbangan aspek kepesertaan dan pelayanan memerlukan kapasitas dan infrastruktur operasional dan pelayanan yang memadai, sebagai implikasi dari: »»
Ekstensifikasi segmen peserta BPU dan intensifikasi tenaga kerja PU.
»»
Pertumbuhan agresif dengan target mencapai 45,6 juta tenaga kerja tahun 2018 atau CAGR 28,42%.
»»
Potensi cakupan wilayah kerja, yang meliputi 34 propinsi dan 506 kotamadya/kabupaten.
»»
Implementasi pelayanan PRIMA dan physical evidence pada seluruh kantor cabang (100%).
»»
Implementasi program Jaminan Pensiun yang memerlukan kemudahan aksesbilitas bagi peserta dan kantor pelayanan yang tidak berpindah-pindah.
»»
Manfaat JKK–RTW (Rehabilitasi) yang memerlukan kemudahan untuk melakukan konsultasi dan monitoring sehingga keberadaan kantor cabang sebagai kantor pelayanan yang bersifat menetap mutlak diperlukan.
Rencana belanja modal selama tahun 2015-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.10
Rencana Belanja Modal 2015-2018 (dalam jutaan Rupiah)
BELANJA MODAL
2015
2016
2017
2018
Tanah
483.017
160.000
247.000
129.000
Bangunan
172.708
181.678
237.000
330.500
Kendaraan
42.618
56.368
14.127
15.950
Peralatan Kantor
36.115
57.962
11.000
52.100
Peralatan Komputer
58.429
124.181
76.981
92.366
Peralatan Lain
56.713
84.752
22.000
82.990
Lisensi Perangkat Lunak
44.920
18.000
14.000
25.500
894.520
682.941
622.108
728.406
Total Belanja Modal
Sumber pendanaan belanja modal selama tahun 2015-2018 tersebut bersumber dari dana internal yang disesuaikan dengan besarnya surplus yang diperkirakan akan diperoleh.
120
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
D. PENGGUNAAN DAN SUMBER PENDANAAN
Selama tahun 2015 sampai dengan 2018, BPJS Ketenagakerjaan menggunakan dana dalam dua aktivitas yaitu pengeluaran biaya operasional (OPEX) dan belanja modal (CAPEX). Kedua aktivitas tersebut didanai oleh sumber pendanaan yang berasal dari surplus tahun sebelumnya, Penanaman Modal Pemerintah, dan besaran persentase Dana Operasional yang diperoleh BPJS Ketenagakerjaan. Nilai penggunaan dan sumber pendanaan BPJS Ketenagakerjaan selama tahun 2014 sampai dengan 2018 diproyeksikan sebesar: TABEL 7.11
Penggunaan dan Sumber Pendanaan 2014-2018 (dalam miliar Rupiah) KETERANGAN
2015
2016
2017
2018
(3.486,53)
(4.482,26)
(5.243,56)
(5.621,46)
(894,52)
(682,94)
(622,11)
(728,41)
(172,68)
(190,55)
(214,95)
(4.381,05)
(5.337,89)
(6.056,22)
(6.564,81)
3.202,71
5.029,27
6.204,94
6.875,28
b. Hasil Investasi BPJS
720,19
725,12
753,55
783,51
c. Modal PMN
414,26
Pengeluaran: a. Beban Usaha b. Capital Expenditure (CAPEX) c. Penyusutan aset BPJS Total Kebutuhan Pendanaan Sumber Pendanaan: a. Dana Operasional
d. Hasil Investasi BPJS
690,02
645,94
1.062,45
1.964,72
Total Sumber Pendanaan
5.027,18
6.400,33
8.020,94
9.623,51
646,13
1.062,45
1.964,72
3.058,70
Kelebihan (Kekurangan) Pendanaan
*) Kekurangan surplus dan hasil investasi untuk CAPEX 2015 dialokasikan dari Modal PMN sebesar Rp. 414,26 Miliar dan Penghasilan Netto (ekuitas) program BPJS 2014 hasil Audit sebesar Rp. 690,02 miliar.
Besaran persentase Dana Operasional yang dibutuhkan oleh BPJS Ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar rencana penggunaan dana yang akan dikeluarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk memenuhi kegiatan operasional dalam mencapai target-target yang ditetapkan setiap tahun. Khusus besaran persentase Dana Operasional untuk tahun 2014 dan tahun 2015 telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.02/2013 untuk tahun 2014 sebesar 1,35% dari dana Asset Under Management (AUM) JHT dan 10% dari penerimaan iuran JKK dan JKM, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.02/2014 untuk tahun 2015 sebesar 1,55% dari AUM JHT dan dari penerimaan iuran JKK dan JKM.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
E. INVESTASI
Dasar utama rencana strategi investasi tahun 2014-2018 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Pada tahun awal 2014-2015, penyusunan strategi alokasi aset investasi, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013. Akan tetapi tahun 2016-2018, penyusunan strategi alokasi aset investasi, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015. Peraturan tersebut mengatur batasan pada setiap instrumen investasi, jenis instrumen investasi yang diperbolehkan, dan target alokasi aset setiap instrumen investasi per kelompok investasi (JHT, JKK, JKM, dan BPJS Ketenagakerjaan). Jenis investasi yang diperbolehkan dan batasan maksimal per instrumen sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 adalah sebagai berikut: TABEL 7.12
Instrumen Investasi NO
1
INSTRUMEN INV
Deposito
BPJS KETENAGAKERJAAN
Maks 15% dari jumlah Investasi untuk setiap Bank
JHT-JP Maks 25% dari jumlah Investasi untuk setiap Bank Pemerintah Maks 15% dari jumlah Investasi untuk setiap Bank selain Bank pemerintah
JKK-JKM
Maks 15% dari jumlah investasi untuk setiap Bank
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
2
Surat Berharga yang diterbitkan Negara Republik Indonesia
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
3
Surat Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
Maks 100% dari jumlah investasi
4
Surat Utang Korporasi
Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 50% dari jumlah investasi
Maks 50% dari jumlah investasi
Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 50% dari jumlah investasi
Maks 50% dari jumlah investasi
»» Surat Utang korporasi Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 15% dari jumlah investasi untuk setiap MI
Maks 15% dari jumlah investasi untuk setiap MI
»» Saham Maks 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten
Maks 50% dari jumlah investasi
Maks 50% dari jumlah investasi
Maks 10% dari jumlah investasi untuk setiap MI
Maks 10% dari jumlah investasi untuk setiap MI
»» Reksadana Maks 15% dari jumlah investasi untuk setiap MI
Maks 20% dari jumlah investasi
Maks 20% dari jumlah investasi
Maks 2% dari jumlah investasi untuk setiap Counterpart
Maks 2% dari jumlah investasi untuk setiap Counterpart
Maks 5% dari jumlah investasi
Maks 5% dari jumlah investasi
Maks 10% dari jumlah investasi untuk setiap MI
Maks 10% dari jumlah investasi untuk setiap MI
Maks 20% dari jumlah investasi
Maks 20% dari jumlah investasi
Maks 1% dari jumlah investasi untuk setiap pihak
Maks 1% dari jumlah investasi untuk setiap pihak
Maks 5% dari jumlah investasi
Maks 5% dari jumlah investasi
Maks 5% dari jumlah investasi
10% dari jumlah investasi
Max 5% dari jumlah Investasi
Max 5% dari jumlah Investasi
Max 50% dari jumlah Investasi
Max 50% dari jumlah Investasi
5
6
7
8
9
10
Saham
Reksadana
KIK EBA
REPO
REITS
Penyertaan Langsung
11
Properti
12
Obligasi daerah
»» Surat Utang korporasi, saham, Reksadana, KIK EBA, dan REPO Maks 50% dari Aset Bersih (*)
»» KIK EBA Maks 10% dari jumlah investasi untuk setiap MI »» REPO Maks 2% dari jumlah investasi untuk setiap Counterpart
Tidak diperbolehkan
Tidak diperbolehkan
Tidak diperbolehkan Max 5% dari jumlah Investasi
121
122
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Penyusunan rencana investasi tahun 2014-2018 disusun dengan menggunakan asumsi proyeksi kondisi ekonomi dan pasar yang diperkirakan terjadi selama periode tersebut. Asumsi kondisi ekonomi dan pasar yang digunakan dalam penyusunan rencana investasi dan target hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: TABEL 7.13
Asumsi Kondisi Pasar KETERANGAN
2014
2015
2016
2017
2018
IHSG (point)
5.226
5.100
5.800
6.500
7.400
Deposito(**)
8,00%
7,50%
7,75%
7,25%
7,00%
Nilai Tukar Rp.(*)
12.440
13.500
13.400
12.100
12.050
(*) Source : Danareksa Research Institute.
(**) Rata-rata tingkat suku bunga bank pemerintah (BI Rate + 0.5%).
Seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014-2018, kondisi pasar di Indonesia juga diproyeksi akan mempunyai kinerja positif. IHSG diproyeksi akan tumbuh dari 5.226 tahun 2014 menjadi 7.400 tahun 2018. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tekanan inflasi sehingga memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat suku bunga dari 7,75% tahun 2014 menjadi 6,50% tahun 2018. Penurunan BI rate tersebut secara langsung akan menurunkan tingkat suku bunga deposito dari 8% pada tahun 2014 menjadi 7% pada tahun 2018. Tren penurunan bunga deposito selama 2014-2018 akan memberikan dampak pada proyeksi hasil investasi JHT, JKK, JKM dan BPJS Ketenagakerjaan dari instrumen deposito. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi juga akan memberikan dampak positif pada nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar. Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar selama tahun 2014-2018 menurun dari Rp.12.440 tahun 2014 menjadi Rp.12.050,00 pada 2018. Nilai tukar yang diproyeksikan naik dari Rp.12.100,00 tahun 2017 menjadi Rp.12.050,00 di tahun 2018 lebih disebabkan oleh meningkatnya volatilitas pasar yang pada umumnya terjadi menjelang Pemilu, dalam hal ini Pemilu tahun 2019. Selain memperhatikan dinamika yang terjadi di perekonomian Indonesia dan pasar, pengelolaan investasi JHT, JKK, JKM, dan BPJS Ketenagakerjaan menggunakan paradigma investasi yaitu investasi merupakan satu kesatuan aktivitas yang tidak terpisahkan dengan dengan kegiatan operasional dan pelayanan yang disebut dengan “VALUE BRIDGE OPERASIONAL DAN PELAYANAN”. Dengan paradigma tersebut, pengelolaan investasi diarahkan untuk: 1. Mendukung pertumbuhan kepesertaan, 2. Bagian dari peningkatan kualitas pelayanan, 3. Memberikan Total Benefit ke peserta.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Paradigma tersebut diimplementasikan dalam bentuk kebijakan dalam pengelolaan investasi yaitu: 1. Profesional dan prudent untuk kepentingan peserta. 2. Memperhatikan kesesuaian profil liabilitas (JHT, JKK, JKM) dengan aset investasi – ALMA. 3. Mematuhi prinsip GCG. 4. Hasil investasi yang bertumbuh dan berkelanjutan. 5. Investasi Langsung ditujukan untuk: a.
Memberikan Total Benefit (Financial – Non Financial).
b. Support Core Bussines. 6. Investasi pada instrument Pasar Uang dan Pasar Modal melalui penerapan: a.
Pendekatan Total Value Relationship dalam bekerja sama dengan mitra kerja investasi.
b.
Bussines Reciprocal dengan mitra kerja investasi.
c.
Pengelolaan investasi dilakukan secara optimal sehingga diperoleh hasil investasi yang berkelanjutan
(Sustainability YOI/ROI). d.
Alokasi aset investasi disusun secara optimal sehingga diperoleh pertumbuhan yang berkelanjutan
(Sustainability Growth). Pengelolaan investasi juga tidak semata-mata menggunakan pendekatan perolehan hasil yang optimal, tetapi juga investasi yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan pekerja terutama pemenuhan kebutuhan dasar pekerja di bidang kepemilikan rumah, makanan, pendidikan, dan transportasi yang terjangkau pekerja. Kontribusi investasi tersebut dituangkan dalam insiatif strategis investasi dan di dalam implementasi dari alokasi aset strategis. Kebijakan investasi tersebut menjadi bagian dari paradigma “VALUE BRIDGE OPERASIONAL DAN PELAYANAN”.
123
124
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
1. Dana dan Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan Selama tahun 2014-2018, dana investasi BPJS Ketenagakerjaan diproyeksikan tumbuh dari Rp. 7,6 triliun menjadi Rp. 9,2 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4,91% (CAGR). Berbeda dengan dana investasi lainnya, saham pada dana investasi di BPJS Ketenagakerjaan ditargetkan mempunyai proporsi 20% hingga 40% dari total dana BPJS Ketenagakerjaan. Target alokasi pada saham tersebut ditujukan dalam rangka optimalisasi hasil investasi guna mendukung aktivitas operasional dan pertumbuhan BPJS Ketenagakerjaan. Secara detail, target dana investasi BPJS Ketenagakerjaan per instrumen investasi dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.14
Dana Investasi BPJS Ketenagakerjaan (dalam juta rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR AUDITED
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
Deposito
2.661.232
34,76%
3.159.454
42,39%
3.322.343
42,43%
3.530.157
41,49%
3.723.580
40,15%
8,76%
Obligasi
1.860.075
24,30%
1.825.497
24,49%
1.874.329
23,94%
1.976.281
23,23%
2.094.639
22,58%
3,01%
Saham
2.622.832
34,26%
2.073.789
27,82%
2.210.640
28,23%
2.537.070
29,82%
2.943.155
31,73%
2,92%
404.680
5,29%
232.429
3,12%
260.320
3,32%
302.055
3,55%
350.480
3,78%
-3,53%
Properti
80.518
1,05%
105.347
1,41%
105.347
1,35%
105.347
1,24%
105.347
1,14%
6,95%
Penyertaan
26.590
0,35%
57.388
0,77%
57.388
0,73%
57.388
0,67%
57.388
0,62%
21,21%
7.655.927
100,00%
7.453.904
100,00%
7.830.367
100,00%
8.508.298
100,00%
9.274.589
100,00%
4,91%
Reksadana
Total
Proyeksi hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan dipengaruhi faktor eksternal seperti ekonomi dan pasar maupun faktor internal dalam bentuk besaran persentase Dana Operasional yang diperoleh dan biaya aktivitas operasional sehari-hari. Oleh sebab itu, pengelolaan dana investasi BPJS Ketenagakerjaan bersifat lebih dinamis dibandingkan pengelolaan program serta cenderung lebih agresif dibandingkan dengan pengelolaan program.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
125
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan diperkirakan turun dari Rp. 851 miliar tahun 2014 menjadi Rp. 783 miliar tahun 2018, dengan rata-rata penurunan tahunan sebesar -2,07% (CAGR). Hal ini disebabkan fluktuasi ekonomi, sehingga alokasi aset pada instrumen agresif dilakukan dengan hati-hati. Perincian hasil investasi per instrumen investasi adalah sebagai berikut: TABEL 7.15
Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan (dalam juta rupiah)
2014
PORTOFOLIO
2015
2016
2017
2018
CAGR
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
Deposito
245.736
8,96%
256.920
7,02%
274.322
8,46%
269.042
8,64%
243.599
6,72%
-0,22%
Obligasi
171.407
9,81%
157.339
8,55%
160.265
8,66%
163.179
8,69%
168.534
8,28%
-0,42%
Saham
412.357
17,22%
256.528
11,66%
250.278
11,68%
276.771
10,26%
321.122
11,72%
-6,06%
18.981
4,36%
45.029
11,32%
27.891
11,32%
31.238
7,63%
36.247
11,11%
17,55%
Properti
1.031
1,33%
2.600
8,09%
10.704
10,16%
11.419
9,61%
11.815
11,22%
83,99%
Penyertaan
1.252
4,71%
1.770
3,34%
1.657
2,89%
1.906
3,56%
2.192
3,82%
15,02%
850.764
11,10%
720.187
9,66%
725.117
9,49%
753.555
9,11%
783.508
8,81%
-2,04%
Reksadana
Total
Margin terhadap BI rate
3,35%
2,16%
2,24%
2,36%
YOI portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan selama 2014-2018 ditargetkan pada level 8,81%-11,50%. Menggunakan strategi pengelolaan yang lebih agresif, YOI hasil dana investasi BPJS Ketenagakerjaan selama 2014-2018 memiliki margin dari BI rate yang lebih tinggi dari program lainnya, yaitu antara 2,16%-3,30%.
126
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Dana dan Hasil Investasi JKK Pengelolaan alokasi aset investasi JKK lebih menekankan pada kepatuhan terhadap penerapan batasan investasi program JKK yang diatur dalam PP Nomor 55 Tahun 2015. Peraturan Pemerintah tersebut memprioritaskan untuk menjaga keamanan likuiditas investasi JKK, yang ditunjukan pada batasan maksimum alokasi pada instrumen investasi selain deposito dan obligasi Pemerintah yaitu maksimum 50% dari aset netto. Namun demikian, optimalisasi hasil investasi tetap menjadi aspek penting dalam pengelolaan dana investasi program JKK. Secara detail, proyeksi dana investasi JKK perinstrumen investasi dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.16
Dana Investasi JKK (dalam juta rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR AUDITED
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
Deposito
6.398.081
55,44%
6.973.134
48,55%
8.568.295
48,22%
10.444.556
47,44%
13.216.776
47,10%
19,89%
Obligasi
2.591.828
22,46%
4.548.928
31,67%
5.980.320
33,65%
7.865.322
35,73%
10.611.895
37,82%
42,25%
Saham
2.213.235
19,18%
2.317.187
16,13%
2.633.698
14,82%
3.048.247
13,85%
3.496.187
12,46%
12,11%
336.564
2,92%
524.348
3,65%
587.269
3,30%
657.742
2,99%
736.671
2,63%
21,63%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11.539.708
100,00%
14.363.597
100,00%
17.769.583
100,00%
22.015.866
100,00%
28.061.528
100,00%
24,88%
Reksadana
Total
Dana JKK diproyeksikan tumbuh dari Rp.11,5 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 28 triliun pada tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 24,88% (CAGR). Selama periode tersebut, komposisi dana investasi JKK dalam bentuk deposito dan obligasi mendominasi portofolio, yaitu sekitar 70% dari total dana investasi JKK. Target proporsi deposito dan obligasi tersebut merupakan implementasi dari penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015. Tidak adanya investasi pada properti dan penyertaan merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah tersebut yang tidak memperbolehkan dana JKK diinvestasikan dalam properti dan penyertaan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada reksadana dan obligasi yaitu masing-masing 21,63% (CAGR) dan 42,25% (CAGR). Pertumbuhan pada kedua instrumen tersebut dampak dari alokasi aset yang mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
127
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Hasil investasi JKK diproyeksikan tumbuh dari Rp. 1,2 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 2 triliun tahun 2018, atau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 13,50% (CAGR). Perincian hasil investasi per instrumen investasi adalah sebagai berikut: TABEL 7.17
Hasil Investasi JKK (dalam juta rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
Deposito
422.366
9,58%
563.772
8,43%
634.028
8,15%
662.482
7,00%
800.142
6,76%
17,32%
Obligasi
206.439
9,51%
393.608
11,02%
470.258
8,93%
596.224
8,61%
774.494
8,38%
39,17%
Saham
798.296
29,68%
235.703
10,41%
313.234
12,65%
345.501
12,11%
396.272
12,11%
-16,06%
Reksadana
141.828
26,83%
30.840
7,16%
62.922
11,32%
70.472
11,32%
78.929
11,32%
-13,63%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.568.928
16,12%
1.223.923
9,45%
1.480.441
9,21%
1.674.679
8,43%
2.049.837
8,19%
6,91%
Total
Margin terhadap BI Rate
8,37%
1,95%
1,96%
1,68%
Sejak tahun 2015-2018, YOI portofolio JKK menurun dari 9,45% menjadi 8,19% disebabkan oleh adanya penurunan tingkat suku bunga yang diprediksikan terjadi selama periode tersebut. Dampak tersebut timbul disebabkan proporsi dari investasi dana JKK yang sebagian besar diinvestasikan pada instrumen deposito dan obligasi, instrumen investasi yang hasilnya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan tingkat suku bunga. Walaupun demikian, strategi untuk meningkatkan proporsi saham dan reksadana yang direncanakan sejak tahun 2015 menghasilkan YOI investasi JKK masih mempunyai margin rata-rata 2,05% diatas BI rate setiap tahunnya.
128
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
3. Dana dan Hasil Investasi JKM Pengelolaan alokasi aset investasi JKM lebih menekankan pada kepatuhan terhadap penerapan batasan investasi program JKM yang diatur dalam PP Nomor 55 Tahun 2015. Peraturan Pemerintah tersebut memprioritaskan untuk menjaga keamanan likuiditas investasi JKM, yang ditunjukan pada batasan maksimum alokasi pada instrumen investasi selain deposito dan obligasi Pemerintah yaitu maksimum 50% dari aset netto. Namun demikian, optimalisasi hasil investasi tetap menjadi aspek penting dalam pengelolaan dana investasi program JKM. Secara detail, target dana investasi JKM perinstrumen investasi dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.18
Dana Investasi JKM (dalam juta rupiah)
2014
PORTOFOLIO
2015
2016
2017
2018
CAGR
AUDITED
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
2.098.599
53,87%
1.925.400
39,98%
2.452.530
40,62%
3.096.040
40,76%
4.048.150
41,36%
17,85%
Obligasi
808.492
20,75%
1.455.418
30,22%
1.956.550
32,41%
2.624.878
34,56%
3.596.160
36,74%
45,22%
Saham
883.764
22,69%
1.218.012
25,29%
1.384.899
22,94%
1.602.288
21,09%
1.837.744
18,78%
20,08%
Reksadana
104.922
2,69%
217.408
4,51%
243.497
4,03%
272.717
3,59%
305.443
3,12%
30,62%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.895.777
100,00%
4.816.239
100,00%
6.037.476
100,00%
7.595.923
100,00%
9.787.497
100,00%
25,90%
Deposito
Total
Dana JKM diproyeksikan tumbuh dari Rp. 3,9 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 9,8 triliun dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 25,90% (CAGR). Selama periode tersebut, komposisi dana investasi JKM dalam bentuk deposito dan obligasi mendominasi portofolio, yaitu sekitar 70% dari total dana investasi JKM. Target proporsi deposito dan obligasi tersebut merupakan implementasi dari penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015. Tidak adanya investasi pada properti dan penyertaan merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah tersebut yang tidak memperbolehkan dana JKK diinvestasikan dalam properti dan penyertaan.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
129
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Hasil investasi JKM diproyeksikan tumbuh dari Rp. 365 miliar tahun 2014 menjadi Rp. 743 miliar tahun 2018, atau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 12,33% (CAGR). Perincian hasil investasi perinstrumen investasi adalah sebagai berikut: TABEL 7.19
Hasil Investasi JKM (dalam juta Rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
Deposito
132.240
9,45%
168.911
8,40%
178.483
8,15%
193.368
7,00%
241.591
6,76%
16,26%
Obligasi
62.467
9,52%
114.721
10,13%
152.385
8,93%
197.286
8,61%
260.762
8,38%
42,94%
235.768
27,93%
115.538
10,99%
143.342
11,00%
181.610
12,11%
208.297
12,11%
-3,05%
36.360
24,88%
12.558
7,79%
26.089
11,32%
29.220
11,32%
32.726
11,32%
-2,60%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
466.836
14,89%
411.729
9,45%
500.299
9,22%
601.484
8,83%
743.377
8,55%
12,33%
Saham Reksadana
Total Margin terhadap BI Rate
7,14%
1,95%
1,97%
2,08%
2,05%
Sejak tahun 2014-2018, YOI portofolio JKM menurun dari 14,89% menjadi 8,55% disebabkan oleh adanya penurunan tingkat suku bunga yang diprediksikan terjadi selama periode tersebut. Dampak tersebut timbul disebabkan proporsi dari investasi dana JKM yang sebagian besar diinvestasikan pada instrumen deposito dan obligasi, instrumen investasi yang hasilnya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan tingkat suku bunga. Walaupun demikian, strategi untuk meningkatkan proporsi saham dan reksadana yang direncanakan sejak tahun 2015 menghasilkan YOI investasi JKM masih mempunyai margin diatas BI rate setiap tahunnya pada kisaran 1,97%-2,05%.
130
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
4. Dana dan hasil investasi JHT
Target komposisi portofolio investasi JHT tersebut sebagian besar pada instrumen deposito dan obligasi dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan jenis sumber dananya yaitu JHT dan sebagai strategi dalam rangka menjaga kepastian hasil dan keamanan dana investasi JHT, upaya diversifikasi portofolio investasi, optimalisasi hasil melalui investasi pada saham, reksadana, properti, dan penyertaan. Target dana investasi JHT per instrumen investasi dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.20
Dana Investasi JHT (dalam juta rupiah) 2014
PORTOFOLIO
2015
2016
AUDITED
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
Deposito
42.639.059
26,02%
33.639.324
18,45%
40.437.816
Obligasi
74.257.553
45,31%
86.896.692
47,65%
97.179.312
Saham
32.046.974
19,56%
43.250.662
23,72%
Reksadana
13.890.508
8,48%
15.003.998
1.037.657
0,63%
2.118.267
-
-
163.871.751
100,00%
Properti Penyertaan Total
2017 RKAT
PROPORSI
19,14%
49.497.966
46,01%
112.749.721
48.559.248
22,99%
8,23%
18.427.396
1,16%
3.718.267
1.454.000
0,80%
182.362.944
100,00%
2018
CAGR
RKAT
PROPORSI
19,65%
68.344.646
21,59%
12,52%
44,75%
133.404.204
42,14%
15,77%
58.926.964
23,39%
76.250.586
24,08%
24,20%
8,72%
23.561.507
9,35%
30.922.824
9,77%
22,15%
1,76%
3.779.079
1,50%
3.842.931
1,21%
38,72%
2.912.587
1,38%
3.412.587
1,35%
3.828.445
1,21%
38,09%
211.234.627
100,00%
251.927.825
100,00%
316.593.636
100,00%
17,90%
Dana JHT yang diproyeksikan tumbuh dari Rp. 163,9 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 316,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 17,9% (CAGR). Selama periode tersebut, komposisi dana investasi JHT sebagian besar pada instrumen pendapatan tetap yaitu deposito berjangka dan obligasi yang mencapai 60%-70% dari total portofolio investasi JHT. Kebijakan proporsi tersebut ditujukan untuk meningkatkan kepastian keamanan pengelolaan dana JHT yang merupakan milik peserta. Pertumbuhan tertinggi diperkirakan akan terjadi pada saham yaitu 24,20% (CAGR) diikuti oleh reksadana yaitu 22,15% (CAGR). Hal tersebut merupakan penyesuaian alokasi aset pada saham dan reksadana akibat adanya proyeksi penurunan tingkat bunga deposito dan yield obligasi yang diproyeksikan terjadi sejak 2015-2018. Sejak 2015-2018 proporsi kedua instrumen meningkat dengan total mencapai 33,85% pada 2018. Selain itu, kenaikan IHSG selama periode 2014-2018 ikut memberikan kontribusi pertumbuhan investasi pada saham dan reksadana. Sejalan dengan kebijakan untuk meningkatkan peran investasi langsung sebagai alat untuk memberikan total benefit kepada peserta, cost distribution program JHT serta diversifikasi portofolio investasi, portofolio investasi langsung properti dan penyertaan ditargetkan untuk ditingkatkan dari Rp. 1 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 7,6 triliun tahun 2018. Namun demikian, proporsi kedua instrumen investasi tersebut dari tahun 2014-2018 tidak melebihi 3% dari total dana investasi JHT. Hasil investasi JHT ditargetkan untuk tumbuh dari Rp. 15,66 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 25,5 triliun tahun 2018, atau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 12,97% (CAGR). Perincian hasil investasi per instrumen investasi adalah sebagai berikut:
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
131
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.21
Hasil Investasi JHT (dalam juta rupiah)
PORTOFOLIO
2014
2015
2016
2017
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
Deposito
3.946.952
9,16%
3.499.093
9,17%
2.966.978
8,01%
3.137.170
Obligasi
6.653.892
9,74%
7.509.541
9,32%
8.221.412
8,93%
9.040.006
Saham
7.215.734
29,00%
3.809.773
10,12%
5.154.986
11,23%
Reksadana
2.457.386
23,22%
1.389.796
9,62%
1.821.936
127.379
12,30%
143.579
9,10%
144.475
-
-
-
-
20.401.344
13,80%
16.351.782
9,45%
Properti Penyertaan Total
Margin terhadap BI Rate
6,05%
1,95%
2018
CAGR
NILAI
YOI
7,00%
3.985.016
6,76%
0,24%
8,61%
10.317.829
8,38%
11,59%
6.353.522
11,79%
8.002.839
11,84%
2,62%
10,90%
2.285.586
10,89%
3.015.983
11,07%
5,25%
4,95%
151.594
4,04%
159.173
4,18%
5,73%
3.959
0,17%
12.476
0,39%
22.872
0,63%
-
18.313.745
9,31%
20.980.354
9,06%
25.503.712
8,97%
5,74%
2,06%
2,31%
YOI portofolio JHT selama 2014-2018 menurun dari 10,59% menjadi 8,97% disebabkan oleh adanya penurunan tingkat suku bunga yang diprediksikan terjadi selama periode tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh proporsi dari investasi dana JHT yang sebagian besar diinvestasikan pada instrumen deposito dan obligasi, instrumen investasi yang hasilnya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan tingkat suku bunga. Walaupun demikian, rencana strategi realokasi aset investasi ke saham dan reksadana mulai tahun 2015 diharapkan mampu mempertahankan margin YOI investasi JHT minimal 1,95% di atas BI rate setiap tahunnya.
132
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
5. Dana dan hasil investasi Jaminan Pensiun (JP) Program Jaminan Pensiun akan diimplementasikan mulai tahun 2015 sehingga dana investasi JP ditargetkan dana kelolaannya sejak implementasi program tersebut. Secara detail, target dana investasi program pensiun per instrumen investasi dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.22
Dana Investasi Jaminan Pensiun (dalam juta rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR RKAT
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
RKAT
PROPORSI
Deposito
330.620
25,17%
894.000
24,50%
2.891.839
24,01%
9.312.668
23,91%
204,26%
Obligasi
663.384
50,51%
1.799.328
49,31%
5.873.738
48,76%
18.929.632
48,60%
205,58%
Saham
255.126
19,42%
765.000
20,96%
2.635.063
21,87%
8.601.648
22,09%
223,05%
64.302
4,90%
190.809
5,23%
645.734
5,36%
2.102.548
5,40%
219,77%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.313.431
100,00%
3.649.137
100,00%
12.046.375
100,00%
38.946.496
100,00%
209,52%
Reksadana
Total
PROPORSI
Dana JP ditargetkan tumbuh dari Rp. 1,3 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp. 38,95 triliun dengan rata-rata pertumbuhan tahun mencapai 209,52% (CAGR). Pertumbuhan tertinggi diperkirakan akan terjadi pada saham yaitu 223,05% (CAGR) diikuiti oleh reksadana yaitu 219,77% (CAGR). Kenaikan IHSG yang terjadi selama periode 2014-2018 ikut memberikan kontribusi pertumbuhan investasi pada saham dan reksadana.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
133
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Selama periode tersebut, komposisi dana investasi JP sebagian besar pada instrumen pendapatan tetap yaitu deposito berjangka dan obligasi yang mencapai 60%-70% dari total portofolio investasi JP. Kebijakan proporsi tersebut ditujukan untuk meningkatkan kepastian keamanan pengelolaan dana JP yang merupakan milik peserta. Hasil investasi JP ditargetkan untuk tumbuh dari Rp. 43 miliar tahun 2014 menjadi Rp. 2,26 triliun tahun 2018, atau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 273,56% (CAGR). Perincian hasil investasi perinstrumen investasi adalah sebagai berikut: TABEL 7.23
Hasil Investasi Jaminan Pensiun (dalam juta rupiah)
2014
2015
2016
2017
2018
PORTOFOLIO
CAGR NILAI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
Deposito
9.109
5,51%
50.033
8,15%
132.213
7,00%
412.713
6,76%
256,49%
Obligasi
20.362
6,14%
109.990
8,93%
330.419
8,61%
1.039.662
8,38%
270,98%
Saham
11.146
8,74%
54.841
10,83%
197.867
11,61%
654.980
11,66%
288,78%
2.679
8,33%
13.872
10,88%
45.361
10,84%
149.586
10,89%
282,20%
Properti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
43.297
6,59%
228.736
9,23%
705.860
8,99%
2.256.941
8,85%
273,56%
Reksadana
Total Margin terhadap BI Rate
YOI
-0,91%
1,98%
2,24%
2,35%
YOI portofolio JP selama 2015-2018 ditargetkan pada level 6,59%-8,85%. Selama tahun 2015-2018, program JP merupakan program yang bersifat investasi jangka panjang, maka dari itu pengelolaan investasinya lebih memiliki fleksibilitas dibandingkan dengan program JHT, JKK, dan JKM. Alokasi pada saham dan reksadana selama tahun 2015-2018 mencapai 17,07%-22,54% dengan target YOI berkisar 8%. Komposisi dan target return tersebut menjadikan YOI hasil dana investasi JP memiliki margin dari BI rate yang lebih tinggi dari program lainnya, yaitu berkisar pada 1,4%.
134
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
6. Dana dan Hasil Investasi Total (JHT, JKK, JKM, dan BPJS Ketenagakerjaan) Selama tahun 2014-2018, dana investasi seluruh dana investasi diproyeksikan tumbuh dari Rp. 187 triliun menjadi Rp. 402,7 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 21,14% (CAGR). Dana DJS (JHT, JP, JKK, dan JKM) tumbuh dari Rp. 179,3 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 393,39 triliun pada tahun 2018, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 21,70% (CAGR). Sedangkan dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan tumbuh dari Rp. 7,6 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 9,27 triliun pada tahun 2018, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,91% (CAGR). Secara detail, target dana investasi seluruh program dan BPJS Ketenagakerjaan dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut: TABEL 7.24
Dana Total (dalam juta rupiah) 2014*
PORTOFOLIO
2015
2016
2017
2018
CAGR
NILAI
PROPORSI
NILAI
PROPORSI
NILAI
PROPORSI
NILAI
PROPORSI
NILAI
PROPORSI
JHT
163.871.751
87,32%
182.362.944
86,71%
211.234.627
85,69%
251.927.825
83,39%
316.593.636
78,62%
17,90%
JKK
11.539.708
6,32%
14.363.597
6,83%
17.769.583
7,21%
22.015.866
7,29%
28.061.528
6,97%
24,88%
JK
3.895.777
1,99%
4.816.239
2,29%
6.037.476
2,45%
7.595.923
2,51%
9.787.497
2,43%
25,90%
JP
-
0,00%
1.313.431
0,62%
3.649.137
1,48%
12.046.375
3,99%
38.946.496
9,67%
133,35% 21,70%
179.307.236
95,64%
202.856.211
96,46%
238.690.823
96,82%
293.585.989
97,18%
393.389.157
97,70%
BPJS
Total DJS
7.655.927
4,36%
7.453.904
3,54%
7.830.367
3,18%
8.508.298
2,82%
9.274.589
2,30%
4,91%
Total
186.963.163
100,00%
210.310.115
100,00%
246.521.189
100,00%
302.094.288
100,00%
402.663.746
100,00%
21,14%
*Realisasi tahun 2014.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
135
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Hasil investasi secara keseluruhan ditargetkan untuk tumbuh dari Rp. 18,1 triliun tahun 2014 menjadi Rp. 31,34 triliun tahun 2018, atau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 14,69% (CAGR). Perincian hasil investasi per program adalah sebagai berikut: TABEL 7.25
Hasil Investasi per Program (dalam juta rupiah) 2014
PORTOFOLIO
2015
NILAI
YOI
NILAI
JHT
20.401.344
13,80%
JKK
1.568.928
16,12%
JKM
466.836
14,89%
JP
2016
2017
2018
CAGR
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
NILAI
YOI
16.351.782
9,45%
18.313.745
9,31%
20.980.354
9,06%
25.503.712
8,97%
5,74%
1.223.923
9,45%
1.480.441
9,21%
1.674.679
8,43%
2.049.837
8,19%
6,91%
411.729
8,60%
500.299
9,22%
601.484
8,83%
743.377
8,55%
12,33% 168,70%
-
0,00%
43.297
6,59%
228.736
9,23%
705.860
8,99%
2.256.941
8,85%
22.437.107
13,96%
18.030.731
9,42%
20.523.222
9,30%
23.962.377
9,00%
30.553.867
8,90%
8,03%
BPJS
850.764
11,10%
720.187
9,26%
725.117
9,49%
753.555
9,11%
783.508
8,81%
-2,04%
Total
23.287.871
13,85%
18.750.918
9,42%
21.248.339
9,30%
24.715.932
9,01%
31.337.375
8,89%
7,70%
Total DJS
Margin terhadap BI Rate
6,10%
1,92%
2,05%
2,26%
YOI portofolio investasi selama 2014-2018 menurun dari 10,7% menjadi 8,89% akibat menurunnya tingkat suku bunga yang diprediksikan terjadi selama periode tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh proporsi dari investasi sebagian besar diinvestasikan pada instrumen deposito dan obligasi, instrumen investasi yang hasilnya dipengaruhi secara langsung oleh perubahan tingkat suku bunga. Walaupun demikian, YOI investasi tersebut mempunyai margin rata-rata 2,32% di atas BI rate setiap tahunnya.
136
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
F. PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, bahwa rancangan rencana strategis pengelolaan aset jaminan sosial ketenagakerjaan memuat arah kebijakan pengelolaan aset termasuk rancangan rencana strategi investasi yang paling sedikit memuat profil aset dan liabilitas jaminan sosial ketenagakerjaan dan kesesuaian antara durasi aset dan durasi liabilitas.
1. Profil Maturitas Aset dan Kewajiban DJS a.
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) merupakan program manfaat jangka pendek, sehingga kewajiban yang relevan untuk diantisipasi oleh aset DJS adalah kewajiban jangka pendek DJS yang terdiri dari cadangan atas iuran yang belum merupakan pendapatan (CAIYBMP), cadangan atas klaim yang sudah terjadi tapi belum dilaporkan (IBNR), serta cadangan atas klaim yang sudah dilaporkan tapi belum ditetapkan dan cadangan atas klaim yang sudah ditetapkan tetapi belum dibayar (outstanding claims).
b. Profil maturitas kewajiban JHT diperoleh dari profil saldo JHT peserta yang dikelompokkan berdasarkan usia dan masa kepesertaan.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
137
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.26
Profil Maturitas Aset dan Kewajiban DJS MATURITAS ASET DAN KEWAJIBAN (DALAM MILIAR RUPIAH)
2015
2016
2017
2018
ASET
KEWAJIBAN
ASET
KEWAJIBAN
ASET
KEWAJIBAN
ASET
KEWAJIBAN
1 tahun ke bawah
6.973,13
969,28
5.493,30
1.312,21
7.444,56
1.781,73
10.216,78
2.379,76
di atas 1 sampai 5 tahun
1.036,91
3.602,38
5.485,08
3.536,63
7.389,26
3.566,66
10.157,74
3.782,30
di atas 5 tahun
6.353,55
3.072,99
6.740,20
3.029,27
7.182,05
3.130,99
7.687,01
3.422,03
14.363,60
7.644,65
17.718,58
7.878,10
22.015,87
8.479,38
28.061,53
9.584,09
925,40
134,98
1.431,63
189,40
2.096,04
207,07
3.048,15
236,83
di atas 1 sampai 5 tahun
1.285,32
438,23
1.794,98
581,47
2.473,06
646,35
3.455,49
730,15
di atas 5 tahun
2.605,52
908,23
2.802,07
1.179,82
3.026,82
1.265,75
3.283,85
1.454,78
TOTAL
4.816,24
1.481,44
6.028,68
1.950,70
7.595,92
2.119,17
9.787,50
2.421,76
1 tahun ke bawah
24.342,12
23.212,74
20.884,61
20.119,88
27.200,76
26.593,33
38.047,44
37.169,96
di atas 1 sampai 5 tahun
40.846,67
61.361,64
65.652,28
72.137,68
91.816,60
99.830,10
132.813,55
136.153,64
di atas 5 sampai 10 tahun
40.456,63
42.987,43
40.456,63
52.560,10
40.456,63
63.521,49
40.456,63
77.830,97
di atas 10 sampai 15 tahun
17.651,36
27.429,85
22.174,36
32.366,19
29.768,27
33.190,22
42.110,74
36.609,04
di atas 15 sampai 20 tahun
35.271,03
15.284,67
35.271,03
18.962,76
35.271,03
16.927,59
35.271,03
17.256,42
di atas 20 sampai 25 tahun
11.334,37
8.017,89
11.334,37
9.152,13
11.334,37
7.214,02
11.334,37
7.807,55
di atas 25 sampai 30 tahun
8.888,50
2.340,46
8.888,50
2.969,92
8.888,50
2.320,27
8.888,50
2.598,77
di atas 30 tahun
3.572,27
612,06
6.630,85
827,16
7.191,67
666,41
7.671,38
803,20
182.362,94
181.246,74
211.292,63
209.095,81
251.927,83
250.263,43
316.593,64
316.229,55
331,60
0,84
891,24
7,73
2.904,52
26,43
9.355,00
50,94
di atas 1 sampai 5 tahun
17,70
3,77
56,19
34,39
192,87
117,49
633,48
226,63
di atas 5 sampai 10 tahun
25,60
6,00
81,69
54,78
280,67
187,09
922,44
360,89
di atas 10 sampai 15 tahun
35,84
8,91
114,04
79,28
391,36
270,95
1.283,07
517,54
di atas 15 sampai 20 tahun
58,96
20,49
171,94
125,32
564,98
407,67
1.806,99
740,80
di atas 20 sampai 25 tahun
99,30
37,77
273,78
184,53
873,97
577,85
2.752,13
1.014,67
di atas 25 sampai 30 tahun
127,27
60,04
330,86
259,41
1.017,80
791,94
3.137,66
1.357,16
di atas 30 tahun
617,17
428,88
1.731,27
2.599,15
5.820,22
9.487,30
19.055,72
18.163,14
1.313,43
566,71
3.651,02
3.344,59
12.046,37
11.866,72
38.946,50
22.431,77
Dana Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja
TOTAL Dana Jaminan Sosial Kematian 1 tahun ke bawah
Dana Jaminan Sosial Hari Tua
TOTAL Dana Jaminan Sosial Pensiun 1 tahun ke bawah
TOTAL
138
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Rasio Pendanaan DJS a. Rasio pendanaan DJS dihitung dengan membandingkan aset investasi dengan kewajiban DJS pada periode yang sama. Rasio ini untuk mengukur kekuatan dari aset investasi dalam menopang DJS memenuhi kewajiban kepada peserta. b. Rasio kesenjangan maturitas DJS dihitung sebesar rata-rata tertimbang atas defisit pemenuhan aset terhadap kewajiban pada periode jatuh tempo yang sama. Rasio kesenjangan maturitas DJS ini menunjukkan seberapa besar kesenjangan maturitas yang terjadi antara kewajiban dengan aset investasi yang menyokong kewajiban tersebut. c. Untuk dana jangka panjang seperti DJS Hari Tua dan DJS Pensiun, rasio kesenjangan maturitas yang masih dalam toleransi solvabilitas adalah maksimal 10%, dengan tetap memperhatikan bahwa kesenjangan maturitasnya di atas maturitas 5 tahun. TABEL 7.27
Rasio Pendanaan DJS RINCIAN
2015
2016
2017
2018
1,88
2,25
2,60
2,93
3,25
3,09
3,58
4,04
1,01
1,01
1,01
1,00
2,90%
2,02%
2,07%
1,89%
2,32
1,09
1,02
1,74
0,29%
0,35%
Dana Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja Rasio Pendanaan Rasio kesenjangan maturitas aset
5,03%
Dana Jaminan Sosial Kematian Rasio Pendanaan Rasio kesenjangan maturitas aset Dana Jaminan Sosial Hari Tua Rasio Pendanaan Rasio kesenjangan maturitas aset Dana Jaminan Sosial Pensiun Rasio Pendanaan Rasio kesenjangan maturitas aset
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
139
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
3. Rasio Likuiditas dan Ketahanan DJS a. Rasio likuiditas dihitung dengan membandingkan besar aset investasi yang likuid dengan besar estimasi pembayaran manfaat setahun ke depan. Rasio likuiditas ini menunjukkan kemampuan aset DJS dalam memenuhi kewajiban jangka pendek DJS kepada peserta. b. Ketahanan dana dihitung dengan membandingkan besar aset neto dengan besar pembayaran manfaat pada periode valuasi/pelaporan yang sama. Khusus untuk JHT, ketahanan dana JHT dapat diukur dengan menggunakan rasio pendanaan. TABEL 7.28
Rasio Likuiditas dan Ketahanan DJS RINCIAN
SATUAN
2015
2016
2017
2018
2.170,16
2.949,09
4.197,97
6.689,48
6,62
6,01
5,24
4,19
1.160,33
1.566,44
2.193,01
3.249,01
4,15
3,85
3,46
3,01
22.615,93
25.905,67
29.690,71
36.574,27
1,01
1,01
1,01
1,00
41,92
194,96
461,27
2.031,46
31,33
18,73
26,12
19,17
Dana Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja Rasio likuiditas Aset DJS yang likuid
Rp. Miliar
Estimasi pembayaran manfaat setahun ke depan
Rp. Miliar
Ketahanan dana (Reserve Ratio) Dana Jaminan Sosial Kematian Rasio likuiditas Aset DJS yang likuid
Rp. Miliar
Estimasi pembayaran manfaat setahun ke depan
Rp. Miliar
Ketahanan dana (Reserve Ratio) Dana Jaminan Sosial Hari Tua Rasio likuiditas Aset DJS yang likuid
Rp. Miliar
Estimasi pembayaran manfaat setahun ke depan
Rp. Miliar
Ketahanan dana (Rasio Pendanaan) Dana Jaminan Sosial Pensiun Rasio likuiditas Aset DJS yang likuid
Rp. Miliar
Estimasi pembayaran manfaat setahun ke depan
Rp. Miliar
Ketahanan dana (Reserve Ratio)
140
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.29
Cadangan Teknis RINCIAN
SATUAN
2015
2016
2017
2018
892,79
1.219,40
1.684,85
2.390,03
Dana Jaminan Sosial Kecelakaan Kerja Cadangan Teknis CAIYBMP
Rp. Miliar
858,34
1.172,77
1.621,52
2.305,46
IBNR
Rp. Miliar
31,79
43,04
58,44
78,06
Outstanding Claim
Rp. Miliar
2,66
3,60
4,88
6,52
483,68
503,57
515,89
693,43
Dana Jaminan Sosial Kematian Cadangan Teknis CAIYBMP
Rp. Miliar
319,20
370,86
428,40
550,25
IBNR
Rp. Miliar
162,87
131,42
86,64
141,79
Outstanding Claim
Rp. Miliar
1,60
1,29
0,85
1,40
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
G. SARANA KESEJAHTERAAN PESERTA
BPJS Ketenagakerjaan telah melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja peserta Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan beserta keluarganya antara lain berupa dukungan dana untuk memperoleh perumahan, sarana transportasi, peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pelatihan, dan berbagai jenis manfaat tambahan lainnya. Mengingat bahwa filosofi penyelenggaraan Jaminan Sosial bahwa hasil pengelolaan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta yang kemudian diberikan dalam bentuk manfaat tambahan kepada peserta dan atau keluarganya dalam bentuk Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP). DPKP antara lain berupa dukungan dana untuk memperoleh perumahan, sarana transportasi, peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pelatihan, dan berbagai jenis manfaat tambahan lainnya. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset BPJS Ketenagakerjaan, DPKP berganti nama dengan Manfaat Layanan Tambahan. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tersebut direvisi menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015, Manfaat Layanan Tambahan (MLT) berubah menjadi Sarana Kesejahteraan Peserta (SKP) berupa Rumah Susun Sewa, dengan pengaturan sebagai berikut: Pasal 64A Kegiatan yang berkaitan dengan Aset dan Liabilitas BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf a yang tidak termasuk dalam bentuk pemberian manfaat layanan tambahan bagi peserta dan dalam bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 huruf b dapat diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk sarana kesejahteraan peserta berupa rumah susun sewa yang pendanaannya berasal dari aset BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf a. Pembangunan Sarana Kesejahteraan Peserta (SKP) berupa Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas pemukiman yang memadai untuk dikelola dalam rangka meningkatkan kepedulian dan kesejahteraan tenaga kerja. Kegiatan ini bertujuan agar peserta jaminan sosial ketenagakerjaan memperoleh kesempatan dan kemudahan untuk memanfaatkan fasilitas pemukiman bagi tenaga kerja dan keluarganya. Saat ini BPJS Ketenagakerjaan telah mendirikan Rusunawa di 2 (dua) kota, yaitu: 1. Batam Terdiri dari 17 Twin Block yang dapat menampung Tenaga Kerja sebanyak 6.568 Pekerja. 2. Cikarang Terdiri dari 2 Twin Block yang dapat menampung Tenaga Kerja sebanyak 980 Pekerja. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan akan membangun Rusunawa di beberapa daerah, dengan perencanaan sebagai berikut: 1. Tahun 2015 sejumlah 6 Twin Block. 2. Tahun 2016 sejumlah 8 Twin Block. 3. Tahun 2017 sejumlah 8 Twin Block. 4. Tahun 2018 sejumlah 8 Twin Block. Dengan adanya Program Sarana Kesejahteraan Peserta (SKP) berupa Rusunawa diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat Pekerja di Indonesia.
141
142
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
H. PROYEKSI KEUANGAN 2014-2018
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bahwa tidak diperkenankan adanya subsidi silang antar program sehingga badan penyelenggara harus memisahkan antara aset badan penyelenggara dengan aset dana jaminan sosial. Atas dasar hal tersebut dalam proyeksi laporan keuangan Renstra 2014–2018 disajikan proyeksi laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan dan proyeksi laporan keuangan Dana Jaminan Sosial yang terdiri Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Program Jaminan Hari Tua (JHT), Program Jaminan Pensiun (JP) dan Program Kematian (JKM). Proyeksi laporan keuangan Renstra Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 2014-2018 menyajikan proyeksi keuangan untuk badan peyelenggara (BPJS) dan dana jaminan sosial (DJS) dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a.
Perhitungan besaran persentase Dana Operasional JKK, JKM pada BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan penerimaan iuran cash basis.
b. Penerimaan iuran pada laporan aktivitas DJS merupakan total penerimaan iuran yang dihitung secara accrual basis. c.
Pedoman akuntansi BPJS Ketenagakerjaan yang berlaku.
d. Mencakup laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan dengan mengintrakan laporan keuangan Saran Kesejahteraan Peserta (SKP). Hal ini dikarenakan rencana strategis BPJS Ketenagakerjaan berfokus pada pertumbuhan dan kesinambungan bisnis utama BPJS Ketenagakerjaan yaitu memberikan perlindungan sosial bagi tenaga kerja. e. Aset Investasi BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari instrumen Deposito berjangka, Saham, Obligasi, Reksadana, Properti dan Penyertaan. Aset non-investasi yang tidak terkait dengan investasi dialokasikan menjadi aset BPJS Ketenagakerjaan.
1. Laporan Posisi Keuangan BPJS Ketenagakerjaan »»
Pada pos aset lancar, aset investasi yang masuk dalam kelompok ini berasal dari proyeksi portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan yang bersifat jangka pendek beserta hasil investasi yang didapat, sedangkan aset lancar BPJS Ketenagakerjaan lainnya dihitung berdasarkan data historis.
»»
Pada pos aset tidak lancar, aset investasi yang masuk dalam kelompok ini berasal dari proyeksi portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan yang bersifat jangka panjang beserta hasil investasi yang didapat, aset tetap BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan proyeksi penambahan belanja modal pada tahun 2014-2018, sedangkan aset lancar BPJS Ketenagakerjaan lainnya dihitung berdasarkan data historis.
»»
Pos liabilitas dihitung menggunakan dasar data historis.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
143
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.30
Laporan Posisi Keuangan BPJS Ketenagakerjaan KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
Aset Aset Lancar Kas Setara Kas
1.444.063.104.182
726.405.578.383
1.099.494.703.881
1.521.104.182.161
2.109.619.127.004
Piutang Investasi
26.156.646.297
22.111.485.768
23.254.458.979
25.770.357.449
28.836.146.631
Piutang Hasil Investasi
30.592.348.995
73.673.687.062
75.463.057.300
77.296.648.525
80.185.852.681
Piutang Biaya Operasional
90.454.119.068
92.947.310.873
110.070.885.812
115.832.829.724
133.983.885.233
Piutang SKP Piutang Lain Deposito Uang Muka Uang Muka Pajak Beban Dibayar Dimuka Saham
107.630.228.934
56.818.901.398
23.636.511.727
23.636.511.727
393.211.254.529
22.260.489.784
22.356.582.681
22.453.636.508
22.551.660.873
2.661.231.586.832
3.159.453.777.401
3.322.342.501.850
3.530.157.428.784
3.723.580.261.092
23.297.341.521
11.648.935.832
13.400.218.943
15.414.787.266
17.732.222.694
-
-
-
-
-
31.620.937.784
28.284.937.786
37.696.024.037
46.824.987.070
47.572.276.308
2.622.831.953.460
2.073.789.359.350
2.210.640.117.897
2.537.070.067.239
2.943.154.536.604
Reksadana
404.680.400.892
232.428.981.496
260.320.459.275
302.055.035.306
350.480.498.566
Pinjaman Diberikan MLT
540.152.654.722
-
-
-
-
Piutang Usaha
3.541.619.964
-
-
-
-
Perlengkapan dan Alat Tulis Kantor
5.739.138.579
5.991.077.434
6.511.378.271
7.076.865.132
7.691.462.238
165.377.210
69.782.785
29.445.636
12.424.919
5.242.835
1.860.074.733.193
1.825.496.830.182
1.874.328.652.320
1.976.280.698.353
2.094.638.993.917
26.590.282.649
57.387.906.130
57.387.906.130
57.387.906.130
57.387.906.130
Aset Dimiliki Untuk Dijual Aset Kurang Lancar Obligasi Penyertaan Properti
80.518.077.994
105.347.161.759
105.347.161.759
105.347.161.759
105.347.161.759
Aset Tetap
735.655.361.321
2.353.227.189.730
2.997.642.773.171
3.553.601.935.536
4.043.188.742.436
Sarana Kesejahteraan Peserta Mlt
155.146.355.747
-
-
-
-
Aset Tidak Berwujud
52.826.709.026
79.717.805.410
76.331.127.698
70.291.119.414
75.823.613.201
Aset Pajak Tangguhan
217.521.167.611
249.428.818.591
286.341.521.503
328.716.895.666
377.363.355.929
9.721.171.941
5.954.245.993
5.037.975.727
4.262.705.882
3.606.738.584
11.415.792.343.517
11.233.255.590.683
12.640.815.854.269
14.320.594.184.549
16.246.386.196.443
Aset Tidak Lancar Lain Total Aset
144
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
KETERANGAN
2014 AUDITED
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2015
2016
2017
2018
56.082.026.554
61.575.843.556
67.607.836.996
74.230.726.845
81.502.397.544
Utang Pajak
336.861.397.051
304.871.112.072
278.786.147.391
325.309.432.189
348.395.073.008
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
314.049.788.954
130.017.049.094
171.240.361.162
198.984.098.976
212.810.007.246
Pendapatan Diterima di Muka
4.647.275.829
1.424.106.919
1.350.463.620
1.280.628.557
1.214.404.799
345.210.585.160
96.821.528.942
119.832.797.342
172.513.486.773
296.021.634.494
Manfaat Layanan Tambahan Untuk Operasional
704.656.789.977
-
-
-
-
Manfaat Layanan Tambahan Telah Disalurkan
708.449.822.877
-
-
-
-
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
593.245.702.468
693.318.966.156
811.954.958.165
950.891.128.428
1.113.601.104.384
-
-
-
-
-
3.063.203.388.870
1.288.028.606.740
1.450.772.564.676
1.723.209.501.767
2.053.544.621.475
Liabilitas
11.415.792.343.516
Liabilitas Jangka Pendek Utang Kepada Pihak Ketiga
Utang Usaha
-
Liabilitas Jangka Pendek Lain Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Jangka Panjang Lain Total Liabilitas Ekuitas Modal
7.823.338.452.469
7.823.338.452.469
7.823.338.452.469
7.823.338.452.469
7.823.338.452.469
Saldo Penyesuaian Nilai Wajar Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
(160.767.931.792)
(260.228.476.100)
54.816.262.991
188.421.694.418
261.234.112.710
Saldo Bagian Penghasilan Komprehensif Lain Entitas Asosiasi
3.065.457
-
-
-
-
1.407.862.707.875
1.407.862.707.875
1.407.862.707.875
1.407.862.707.875
690.015.368.513
974.254.299.700
1.904.025.866.257
3.177.761.828.020
4.700.406.301.914
8.352.588.954.647
9.945.226.983.944
11.190.043.289.592
12.597.384.682.782
14.192.841.574.968
11.415.792.343.517
11.233.255.590.684
12.640.815.854.269
14.320.594.184.549
16.246.386.196.443
Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Saldo Penghasilan (Beban) Netto Total Ekuitas Total Liabilitas dan Aset Netto
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
2. Laporan Kinerja Keuangan BPJS Ketenagakerjaan »»
Pos pendapatan operasional BPJS Ketenagakerjaan berasal dari besaran persentase Dana Operasional penyelenggaraan program JKK, JKM, JHT dan JP. Pendapatan penyelenggaraan program JKK dan JKM dihitung sebesar 10% dari total penerimaan iuran, sedangkan pendapatan penyelenggaraan program JHT dan JP dihitung 1.35% tahun 2014 dan 1.55% tahun 2015 dari rata-rata dana kelolaan investasi Jaminan Hari Tua.
»»
Pendapatan investasi BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan alokasi dana investasi yang dimiliki dan berdasaran asumsi makro yang terdapat pada instrumen investasi tersebut.
»»
Beban investasi berdasarkan proyeksi transaksi investasi.
»»
Beban operasional merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk program kerja BPJS Ketenagakerjaan dalam mendukung operasional pengelolaan program jaminan sosial.
»»
Penghasilan netto merupakan sisa hasil pendapatan operasional dan non-operasional setelah dikurangi beban operasional dan non-operasional serta beban pajak.
145
146
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.31
Laporan Kinerja Keuangan BPJS Ketenagakerjaan KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
Pendapatan Operasional Program JKK
302.687.677.428
354.191.349.938
434.083.560.565
581.630.725.107
903.893.547.337
Pendapatan Operasional Program JHT
1.996.694.755.416
2.683.318.887.115
4.215.398.439.142
4.809.250.621.918
4.598.138.630.456
Pendapatan Operasional Program Pensiun
-
-
183.892.929.274
552.217.198.077
968.768.004.254
Pendapatan Operasional Program JKM
137.211.588.774
160.297.787.334
195.859.386.101
261.841.809.247
404.478.679.190
2.436.594.021.618
3.197.808.024.387
5.029.234.315.082
6.204.940.354.349
6.875.278.861.238
Beban Operasional Program JKK
(405.334.433.824)
(382.628.126.162)
(386.873.411.827)
(491.514.088.899)
(739.053.208.415)
Beban Operasional Program JHT
(1.925.338.560.665)
(2.898.753.111.426)
(3.756.939.272.791)
(4.064.115.487.168)
(3.759.589.962.322)
Beban Operasional Program Pensiun
-
(31.978.080.244)
(163.893.064.428)
(466.657.831.629)
(792.096.706.369)
Beban Operasional Program JKM
(202.667.216.912)
(173.167.532.201)
(174.558.070.895)
(221.272.592.303)
(330.715.122.894)
(2.533.340.211.401)
(3.486.526.850.033)
(4.482.263.819.941)
(5.243.560.000.000)
(5.621.455.000.000)
(96.746.189.783)
(288.718.825.646)
546.970.495.141
961.380.354.349
1.253.823.861.238
850.764.068.503
720.186.638.446
725.116.924.612
753.554.998.124
783.508.162.694
65.854.168.042
-
-
-
-
399.689.226.248
18.973.350.805
29.839.635.843
36.815.377.650
40.792.654.445
1.082.163.189
318.094.198
144.511.960
Pendapatan Operasional
Total Pendapatan Operasional Beban Operasional
Total Beban Operasional Penghasilan Beban Operasional Penghasilan (Beban) Non Operasional Pendapatan Investasi Pendapatan Anak Perusahaan Pendapatan Lain-Lain Pendapatan (Beban) Peningkatan Kapasitas Pelayanan SKP Beban Investasi
(91.176.305.025)
(67.809.793.206)
(68.274.008.546)
(70.951.619.850)
(73.771.885.858)
Beban Usaha Anak Perusahaan
(63.116.067.270)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Beban CSR
(13.617.907.770)
(13.850.000.000)
(25.340.000.000)
(25.340.000.000)
(25.340.000.000)
Beban Lain-Lain
(15.854.241.197)
(722.064.515.)
(1.135.600.263)
(1.401.074.489)
(1.552.436.812)
1.132.542.941.531
657.860.294.720
660.525.045.843
692.822.193.395
723.636.494.469
1.035.796.751.748
369.141.469.073
1.207.495.540.984
1.654.202.547.744
1.977.460.355.707
Beban Pajak Penghasilan Badan
(345.781.154.183)
(84.902.537.887)
(277.723.974.426)
(380.466.585.981)
(454.815.881.813)
Penghasilan (Beban) Neto
690.015.597.565
284.238.931.187
929.771.566.557
1.273.735.961.763
1.522.644.473.895
Beban Insentif
Total Penghasilan (Beban) Non Operasional Penghasilan (Beban) Sebelum Pajak
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
3. Proyeksi Laporan Keuangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM) a.
Laporan Posisi Keuangan. »»
Aset investasi program JKK dan JKM berasal dari proyeksi portofolio investasi yang diperkenankan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 beserta hasil investasi yang didapat dengan mempertimbangkan asumsi makro yang ada.
»»
Piutang iuran dan aset program JKK dan JKM lainnya dihitung berdasarkan data historis.
»»
Cadangan teknis program JKK dan JKM dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria sedangkan liabilitas lainnya dihitung berdasarkan data historis.
b. Laporan Aktivitas. »»
Pendapatan iuran program JKK dan JKM dihitung berdasarkan asumsi penambahan peserta tenaga kerja ditambah dengan jumlah iuran yang didapatkan dari peserta lama dan memperhitungan asumsi kenaikan upah.
»»
Pendapatan investasi program JKK dan JKM dihitung berdasarkan alokasi dana investasi yang dimiliki dan berdasaran asumsi makro yang terdapat pada instrumen investasi tersebut.
»»
Beban jaminan adalah persentase antara besaran iuran program JKK dan JKM serta klaim rasio yang didapatkan dari besaran selama lima tahun terakhir dan asumsi pada tahun-tahun berikutnya.
»»
Beban cadangan teknis program JKK dan JKM dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria.
»»
Beban operasional program JKK dan JKM merupakan besaran persentase Dana Operasional penyelenggaraan program JKK dan JKM dihitung sebesar 10% dari iuran program JKK dan JKM.
»»
Kenaikan (penurunan) aset neto program JKK dan JKM merupakan selisih antara pendapatan dengan beban program JKK dan JKM.
147
148
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.32
Laporan Posisi Keuangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja (dalam satuan rupiah) KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
Kas Setara Kas
16.227.135.352
22.138.253.123
35.202.845.130
67.768.039.842
83.343.738.264
Piutang Iuran
31.002.418.093
36.379.258.451
44.585.047.156
59.739.726.776
92.839.582.267
14.022.979.221
17.459.486.898
21.955.896.585
28.167.063.701
55.820.981.170
115.731.339.556
141.062.072.288
160.288.195.541
197.372.256.353
938.632.917
1.101.422.779
1.349.862.219
1.808.687.111
2.810.822.293
Deposito
6.398.081.000.000
6.973.133.879.139
8.568.000.000.000
10.444.555.787.945
13.216.775.996.983
Saham
2.213.234.985.624
2.317.187.309.108
2.634.000.000.000
3.048.246.702.956
3.496.186.555.956
336.563.781.645
524.347.556.131
587.269.262.867
657.741.574.411
736.670.563.340
Kik Eba
-
-
-
-
-
Sukuk
-
-
-
-
-
2.591.828.046.961
4.547.928.438.227
5.980.320.155.676
7.865.322.315.811
10.611.895.009.678
53.433.082.285
45.210.522.348
38.253.292.596
32.366.677.456
27.385.925.196
11.697.130.064.047
14.598.180.958.082
18.047.502.024.830
22.359.793.604.433
28.493.447.514.030
1.410.858.200
7.664.680.162
17.572.166.821
23.879.307.536
33.991.648.940
40.349.497.947
40.323.139.939
42.106.921.269
42.677.920.202
45.766.409.315
Utang Kepada Pihak Ke Tiga
132.121.266.837
132.121.266.837
132.121.266.837
132.121.266.837
132.121.266.837
Liabilitas Dalam Proses
562.274.829.730
563.184.938.693
564.124.461.930
565.410.833.574
567.049.272.581
42.072.711.057
52.983.457.327
64.231.429.519
79.631.870.834
99.247.262.624
701.459.739.836
845.259.878.046
1.159.688.421.697
1.608.444.795.351
2.292.378.073.875
55.330.048.596
7.083.826.999
8.681.671.211
11.632.614.502
18.077.870.947
1.535.018.952.203
1.648.621.188.003
1.988.526.339.285
2.463.798.608.836
3.188.631.805.118
10.162.111.111.844
12.949.559.770.079
16.058.975.685.545
19.895.994.995.597
25.304.815.708.912
11.697.130.064.047
14.598.180.958.082
18.047.502.024.830
22.359.793.604.433
28.493.447.514.030
Aset
Piutang Investasi Piutang Hasil Investasi Piutang Lain
Reksadana
Obligasi Aset Lain Total Aset Liabilitas Liabilitas Siap Bayar Utang Dana Operasional
Liabilitas Belum Dilaporkan Iuran Belum Merupakan Pendapatan Liabilitas Lain Total Liabilitas Aset Neto Aset Neto Program Total Liabilitas dan Aset Neto
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
149
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.33
Laporan Aktivitas Program Jaminan Kecelakaan Kerja (dalam satuan rupiah)
KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
3.018.420.051.219
3.553.376.942.495
4.358.330.376.891
5.848.617.082.910
9.109.504.485.163
Kontribusi BPJS
-
-
-
-
Pendapatan Investasi
-
-
-
-
Pendapatan Pendapatan Iuran
Deposito
422.391.733.454
563.771.758.825
634.000.000.000
662.482.126.309
800.141.654.563
Saham
798.295.801.394
(152.323.975.637)
590.688.605.095
737.046.150.208
605.343.848.851
Reksadana
141.827.719.731
(22.073.036.760)
100.788.334.703
123.864.867.762
107.438.776.766
Obligasi
206.439.062.409
393.608.429.635
470.257.818.739
596.223.838.485
774.494.139.392
1.816.405.016
2.131.429.469
2.612.199.573
3.500.099.220
5.439.391.289
4.589.190.773.223
4.338.491.548.027
6.156.677.335.001
7.971.734.164.893
11.402.362.296.024
Beban Jaminan Kecelakaan Kerja
651.069.412.058
(946.588.000.000)
(2.170.162.602.384)
(2.949.094.480.646)
(4.197.968.644.072)
Beban Cadangan Teknis
489.290.711.384
(155.620.993.443)
(326.616.039.080)
(465.443.186.612)
(705.187.109.321)
562.030.321.739
-
-
-
-
Liabilitas JKK Belum Dilaporkan
22.252.644.760
-
-
-
-
Iuran Yang Belum Merupakan Pendapatan
(94.992.255.115)
-
-
-
-
Beban Dana Operasional BPJS
302.687.677.428
(354.191.349.938)
(434.083.560.565)
(581.630.725.107)
(903.893.547.337)
Beban Investasi
215.748.863.612
(87.747.795.321)
(106.119.798.857)
(120.064.219.973)
(146.960.737.479)
Beban Penyisihan Piutang
(25.649.478.632)
(6.086.602.759)
(9.288.982.534)
(17.155.152.218)
(37.469.156.299)
688.704.319
(808.148.330)
(990.436.115)
(1.327.090.284)
(2.062.388.201)
Total Beban
1.633.835.890.169
(1.551.042.889.792)
(3.047.261.419.536)
(4.134.714.854.841)
(5.993.541.582.709)
Kenaikan (Penurunan) Aset Neto
2.955.354.883.054
2.787.448.658.235
3.109.415.915.466
3.837.019.310.053
5.408.820.713.315
Pendapatan Lain Total Pendapatan Beban
Liabilitas JKK Dalam Proses
Beban Lain
150
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.34
Laporan Posisi Keuangan Program Jaminan Kematian (dalam satuan rupiah)
KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
Kas Setara Kas
11.261.397.667
20.970.142.488
29.261.146.566
36.792.984.087
49.113.182.528
Piutang Iuran
12.296.844.352
14.289.122.318
17.399.223.906
23.169.831.700
35.644.387.713
5.485.200.144
6.801.477.918
8.538.270.219
25.979.311.120
18.795.188.456
38.930.608.212
47.639.211.641
57.632.574.434
71.617.235.629
401.684.455
468.224.527
572.098.779
764.831.251
1.181.468.824
2.098.599.000.000
1.925.399.847.330
2.453.000.000.000
3.096.039.571.580
4.048.149.932.700
Saham
883.763.843.625
1.218.012.290.974
1.385.000.000.000
1.602.288.229.152
1.837.744.484.426
Reksadana
104.921.972.272
217.408.337.064
243.000.000.000
272.717.018.014
305.443.060.175
Kik Eba
-
-
-
-
Sukuk
-
-
-
-
Aset
Piutang Investasi Piutang Hasil Investasi Piutang Lain Deposito
Obligasi
808.492.481.338
1.455.418.025.995
1.956.550.199.553
2.624.878.246.360
3.596.159.728.879
Aset Lain
12.166.097.214
10.293.915.051
8.709.833.994
7.369.519.548
6.235.459.644
3.950.698.509.379
4.906.675.714.104
6.147.933.192.357
7.730.191.076.344
9.977.268.251.636
3.355.200.000
5.200.340.081
9.395.344.130
12.683.714.968
17.757.201.192
15.346.090.545
15.355.935.530
16.139.043.525
16.416.023.827
17.776.609.028
276.299.118.068
276.299.118.068
276.299.118.068
276.299.118.068
276.299.118.068
160.510.056
2.079.367.590
2.679.596.083
3.075.297.563
3.722.877.004
Liabilitas Belum Dilaporkan
129.845.467.000
205.409.220.003
266.380.130.223
306.575.288.655
372.356.084.492
Iuran Belum Merupakan Pendapatan
307.249.182.236
439.056.973.475
633.322.666.869
868.702.114.532
1.223.366.088.534
42.592.821.881
3.205.955.747
3.917.187.722
5.236.836.185
8.089.573.584
774.848.389.786
946.606.910.494
1.208.133.086.621
1.488.988.393.798
1.919.367.551.902
3.175.850.119.593
3.960.068.803.610
4.939.800.105.736
6.241.202.682.546
8.057.900.699.734
3.950.698.509.379
4.906.675.714.104
6.147.933.192.357
7.730.191.076.344
9.977.268.251.636
Total Aset Liabilitas Liabilitas Siap Bayar Utang Dana Operasional Utang Kepada Pihak Ketiga Liabilitas Dalam Proses
Liabilitas Lain Total Liabilitas Aset Neto Aset Neto Program Total Liabilitas dan Aset Neto
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
151
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.35
Laporan Aktivitas Program Jaminan Kematian (dalam satuan rupiah) KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
1.375.176.344.492
1.606.332.566.679
1.963.830.799.460
2.628.134.919.061
4.065.792.048.521
Deposito
132.247.057.247
168.911.371.440
178.500.000.000
193.368.399.970
241.590.949.420
Saham
235.767.780.023
(56.294.577.210)
301.951.617.706
382.532.008.542
287.187.446.668
Reksadana
36.360.292.058
(6.534.270.274)
42.694.735.748
51.544.359.714
41.491.595.148
Obligasi
62.467.225.738
114.721.408.438
143.000.000.000
197.286.392.408
260.762.070.818
1.094.551.200
1.275.866.446
1.558.913.713
2.084.091.016
3.219.388.011
1.843.113.250.759
1.828.412.365.518
2.631.536.066.627
3.454.950.170.711
4.900.043.498.587
Beban Jaminan Kecelakaan Kerja
(455.222.622.140)
(642.242.000.000)
(1.160.325.000.000)
(1.566.438.798.600)
(2.193.014.347.200)
Beban Cadangan Teknis
31.642.554.625
(209.290.401.776)
(255.836.832.108)
(275.970.307.574)
(421.092.349.280)
(160.510.056)
-
-
-
-
Liabilitas JKK Belum Dilaporkan
(12.056.880.894)
-
-
-
-
Iuran Yang Belum Merupakan Pendapatan
43.859.945.575
-
-
-
-
(137.211.588.776)
(160.297.787.334)
(195.859.386.101)
(261.841.809.247)
(404.478.679.190)
(62.420.894.644)
(30.643.044.938)
(37.219.248.975)
(44.765.624.611)
(55.325.984.393)
6.481.170.881
(1.362.415.371)
(2.126.836.858)
(3.946.218.797)
(8.530.700.609)
(307.151.619)
358.032.081
437.460.459
584.835.072
903.420.726
Total Beban
(617.038.531.673)
(1.043.477.617.338)
(1.650.929.843.583)
(2.152.377.923.757)
(3.081.538.639.946)
Kenaikan (Penurunan) Aset Netto
1.226.074.719.086
784.934.748.180
980.606.223.045
1.302.572.246.954
1.818.504.858.640
Pendapatan Pendapatan Iuran Kontribusi BPJS Pendapatan Investasi
Pendapatan Lain Total Pendapatan Beban
Liabilitas JKK Dalam Proses
Beban Dana Operasional BPJS Beban Investasi Beban Penyisihan Piutang Beban Lain
152
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
4. Proyeksi Laporan Keuangan Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Program Jaminan Pensiun (JP) a.
Laporan Aset Netto. »»
Aset investasi program JHT dan JP berasal dari proyeksi portofolio investasi yang diperkenankan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 beserta hasil investasi yang didapat dengan mempertimbangkan asumsi makro yang ada.
»»
Piutang iuran dan aset program JHT dan JP lainnya dihitung berdasarkan data historis.
»»
Liabilitas program JHT dan JP merupakan utang program JHT dan JP kepada peserta yang bersifat lancar atau dalam 1 periode laporan dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria dan data historis.
»»
Aset neto merupakan total kewajiban kepada peserta JHT dan JP yang berasal dari penambahan iuran dan peserta.
b. Laporan Perubahan Aset Netto. »»
Pendapatan iuran program JHT dan JP dihitung berdasarkan asumsi penambahan peserta tenaga kerja ditambah dengan jumlah iuran yang didapatkan dari peserta lama dan memperhitungan asumsi kenaikan upah.
»»
Pendapatan investasi program JHT dan JP dihitung berdasarkan alokasi dana investasi yang dimiliki dan berdasarkan asumsi makro yang terdapat pada instrumen investasi tersebut.
»»
Beban jaminan program JHT dan JP adalah persentase antara besaran iuran program JHT dan JP serta klaim rasio yang didapatkan dari besaran selama lima tahun terakhir dan asumsi pada tahun-tahun berikutnya.
»»
Beban operasional program JHT merupakan besaran persentase Dana Operasional penyelenggaraan program JHT dihitung 1.35% tahun 2014 dan 1.55% tahun 2015 dari rata-rata dana kelolaan investasi, sedangkan beban operasional program JP untuk tahun 2015 belum diberikan.
»»
Kenaikan (penurunan) aset netto program JHT dan JP merupakan selisih antara pendapatan dengan beban program JHT dan JP.
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
153
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.36
Laporan Aset Neto Program Jaminan Hari Tua (dalam satuan rupiah) KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
Kas Setara Kas
146.677.829.478
222.979.918.853
362.053.179.141
508.336.350.555
744.787.295.909
Piutang Iuran
208.283.929.564
241.802.102.448
291.599.786.006
386.887.219.147
584.427.987.553
12.430.637.278
20.370.798.616
22.337.232.867
25.550.807.488
30.239.835.450
1.794.054.046.687
1.734.180.698.469
1.942.209.790.753
2.224.994.306.344
2.704.651.060.818
7.327.172.461
8.506.300.557
10.258.121.815
13.610.216.514
20.559.457.779
808.244.785
828.564.142
849.394.330
870.748.191
892.638.890
42.639.059.000.000
33.639.323.892.146
40.438.500.000.000
49.497.966.191.460
68.344.646.007.301
Aset
Piutang Investasi Piutang Hasil Investasi Piutang Lain Biaya Dibayar Dimuka Deposito Saham
32.046.974.244.172
43.250.662.287.466
48.559.000.000.000
58.926.964.310.081
76.250.585.703.385
Reksadana
13.890.507.556.341
15.003.998.227.721
18.427.000.000.000
23.561.507.366.835
30.922.823.579.289
KIK EBA
-
-
-
Sukuk
-
-
-
86.896.692.024.895
97.179.312.032.759
112.749.721.457.885
133.404.203.507.772
Obligasi
74.257.533.223.845
Penyertaan Properti Aset Lain Total Aset
1.454.000.000.000
2.912.586.664.839
3.412.586.664.839
3.828.445.331.323
1.037.657.165.952
2.118.267.489.052
3.718.267.489.052
3.779.079.165.427
3.842.931.425.621
177.778.085
150.420.671
127.273.158
107.687.704
91.116.161
166.041.510.828.648
184.591.762.725.035
213.864.100.964.720
255.088.182.492.470
320.679.284.947.250
36.145.067.819
25.132.787.467
34.335.462.252
39.329.998.650
45.076.514.157
175.927.987.452
193.161.961.116
212.084.181.503
232.860.029.914
255.671.088.467
34.758.530.576
37.268.235.404
51.824.921.018
56.738.885.695
70.440.866.890
10.836.992.390
13.586.094.988
17.032.583.431
21.353.368.910
26.770.241.031
12.973.633.471
12.302.742.009
11.666.543.631
11.063.244.291
10.491.142.716
7.886.456.848
2.491.559.437
2.790.483.368
3.196.825.856
3.886.060.621
11.572.201.482.148
11.545.028.586.186
15.586.104.529.084
18.512.175.422.124
21.987.574.779.831
Liabilitas Liabilitas Siap Bayar Utang Kepada Pihak Ketiga Utang Dana Operasional Utang Pajak Pendapatan Diterima Di Muka Biaya yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Jatuh Tempo Liabilitas Lain Total Liabilitas
317.628.544.213
56.483.554.959
68.115.905.939
90.374.308.081
136.518.292.839
12.168.359.162.258
11.885.455.521.565
15.983.954.610.226
18.967.092.083.520
22.536.428.986.552
153.873.151.666.390
172.706.307.203.470
197.880.146.354.494
236.121.090.408.950
298.142.855.960.698
166.041.510.828.648
184.591.762.725.035
213.864.100.964.720
255.088.182.492.470
320.679.284.947.250
Aset Neto Aset Neto Tersedia Untuk Manfaat JHT Total Liabilitas
dan Aset Neto
154
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.37
Laporan Perubahan Aset Neto Program Jaminan Hari Tua (dalam satuan rupiah)
KETERANGAN
2014 AUDITED
2015
2016
2017
2018
24.326.751.760.601
28.285.674.393.259
34.123.283.758.405
45.312.377.390.905
68.518.998.213.730
Deposito
3.947.757.893.107
3.499.093.405.811
2.967.500.000.000
3.137.169.695.817
3.985.015.871.456
Saham
7.209.091.170.862
(830.156.805.021)
7.765.791.209.864
10.382.471.392.056
12.180.095.931.680
Reksadana
2.457.385.590.406
(505.386.247.857)
2.888.215.253.879
3.931.213.372.526
4.722.186.058.460
Obligasi
6.659.729.994.716
7.509.540.837.379
8.221.211.549.745
9.040.006.226.870
10.317.829.190.177
-
3.658.586.665
12.475.759.995
22.872.226.657
127.378.855.253
143.578.873.067
144.375.000.000
151.593.750.000
159.173.437.500
16.421.768.960
19.064.448.557
22.990.656.670
30.503.421.650
46.078.165.538
44.744.517.033.905
38.181.408.905.197
56.133.367.428.564
71.985.335.249.824
99.929.376.868.541
(12.894.359.909.168)
(16.522.614.270.692)
(26.657.008.234.899)
(28.831.737.825.340)
(33.166.104.504.397)
(1.996.694.755.416)
(2.683.318.887.115)
(4.215.398.439.142)
(4.809.250.621.918)
(4.598.138.630.456)
(615.620.705.199)
(68.100.253.161)
(76.270.556.090)
(87.376.864.014)
(106.215.291.577)
(69.676.593.534)
(10.612.411.600)
(15.766.775.727)
(30.169.587.833)
(62.544.696.258)
(897.951.288)
1.042.454.452
1.257.141.654
1.667.943.743
2.519.579.239
(15.577.249.914.606)
(19.288.253.368.117)
(30.963.186.864.204)
(33.756.866.955.362)
(37.930.483.543.449)
29.167.267.119.299
18.833.155.537.080
25.173.839.151.024
38.240.944.054.456
62.021.765.551.748
Penambahan Penerimaan Iuran Pendapatan Investasi
Penyertaan Properti Pendapatan Lain Total Penambahan Pengurangan Beban Jaminan Hari Tua Beban Dana Operasional BPJS Beban Investasi Beban Penyisihan Piutang Beban Lain Total Pengurangan Kenaikan (Penurunan) Aset Neto
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
155
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.38
Laporan Aset Neto Program Jaminan Pensiun (dalam satuan rupiah) KETERANGAN
2015
2016
2017
2018
Kas Setara Kas
6.960.256.984
11.769.574.883
29.467.444.089
79.681.209.112
Piutang Iuran
8.216.395.098
19.690.817.933
68.728.207.428
212.071.547.874
101.642.880
284.937.801
946.767.167
3.064.746.951
Piutang Hasil Investasi
4.279.852.774
28.349.560.250
103.177.755.269
343.157.093.105
Biaya Dibayar Dimuka
-
-
-
-
Deposito
330.620.192.971
894.000.000.000
2.891.839.056.371
9.312.667.803.457
Saham
255.125.524.139
765.000.000.000
2.635.063.423.821
8.601.648.359.114
64.301.884.957
190.809.143.676
645.734.322.012
2.102.547.568.774
663.383.790.758
1.799.327.878.917
5.873.737.955.328
18.929.632.081.908
Penyertaan
-
-
-
-
Properti
-
-
-
-
Aset Lain
-
-
-
-
1.332.989.540.562
3.709.231.913.460
12.248.694.931.483
39.584.470.410.296
8.198.381
71.845.698
367.837.084
1.068.145.213
-
744.505.787
2.235.697.158
4.666.643.456
32.575.599
145.922.218
372.210.094
928.409.462
113.569.084
110.487.770
114.820.946
119.384.980
Liabilitas Jatuh Tempo
9.596.429.467
32.594.537.906
112.866.407.394
360.557.715.668
Liabilitas Lain
1.919.285.893
4.599.621.688
16.054.373.898
49.538.261.655
11.670.058.423
38.266.921.067
132.011.346.574
416.878.560.434
1.321.319.482.139
3.670.964.992.393
12.116.683.584.910
39.167.591.849.862
1.332.989.540.562
3.709.231.913.460
12.248.694.931.483
39.584.470.410.296
Aset
Piutang Investasi
Reksadana Obligasi
Total Aset Liabilitas Liabilitas Siap Bayar Utang Dana Operasional Pendapatan Diterima Di Muka Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Total Liabilitas Aset Neto Aset Neto Tersedia Untuk Manfaat JP Total Liabilitas dan Aset Neto
156
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
TABEL 7.39
Laporan Perubahan Aset Netto Program Jaminan Pensiun (dalam satuan rupiah)
KETERANGAN
2015
2016
2017
2018
970.460.789.262
2.314.918.260.085
8.091.750.392.274
24.957.859.056.010
9.109.470.471
50.200.000.000
132.213.049.130
412.712.792.361
276.630.311.740
103.536.233.598
594.763.527.145
1.910.032.711.875
Reksadana
64.953.423.023
25.256.994.674
138.460.318.452
443.980.526.216
Obligasi
20.362.345.758
109.989.749.756
330.419.102.910
1.039.662.217.130
Penyertaan
-
-
-
-
Properti
-
-
-
-
663.035.993
1.588.984.081
5.546.139.722
17.113.474.651
371.718.586.985
290.571.962.109
1.201.402.137.359
3.823.501.722.232
(14.996.429.467)
(64.920.475.072)
(275.231.528.620)
(708.960.929.786)
-
(183.892.929.274)
(552.217.198.077)
(968.768.004.254)
Beban Investasi
(3.104.113.534)
(3.019.893.893)
(3.138.329.916)
(3.263.075.837)
Beban Penyisihan Piutang
(2.601.447.488)
(3.632.993.315)
(15.526.053.968)
(45.384.888.199)
(157.903.619)
(378.420.387)
(1.320.826.535)
(4.075.615.213)
(20.859.894.108)
(255.844.711.940)
(847.433.937.116)
(1.730.452.513.289)
1.321.319.482.139
2.349.645.510.254
8.445.718.592.517
27.050.908.264.953
Penambahan Penerimaan Iuran Pendapatan Investasi Deposito Saham
Pendapatan Lain Total Pendapatan Investasi Total Penambahan Pengurangan Beban Jaminan Pensiun Beban Dana Operasional BPJS
Beban Lain Total Pengurangan Kenaikan (Penurunan) Aset Neto
7 PROYEKSI KEPESERTAAN, JAMINAN, KEUANGAN DAN INVESTASI JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 2014-2018
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
157
8
PENUTUP
8
PENUTUP
Pemberian manfaat sebesar-besarnya kepada seluruh peserta dan memperluas cakupan kepesertaan baik kepada pekerja bukan penerima upah maupun pekerja penerima upah menjadi hal yang harus dicapai. Dengan memberikan manfaat tambahan yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta, maka eksistensi BPJS Ketenagakerjaan akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
160
8 PENUTUP
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang mulai beroperasi pada 1 Januari 2014 membuat banyak hal yang harus dipersiapkan, karena BPJS Ketenagakerjaan mempunyai amanah yang besar untuk melindungi seluruh pekerja Indonesia. Untuk mendukung visi BPJS Ketenagakerjaaan menjadi BPJS berkelas dunia, bersahabat, unggul dalam operasional dan pelayanan, diperlukan strategi yang mengutamakan friendly service, operational excellent, trusted, optimum result, world class human capital, drive execution, dan sustain IT. Sebagai organisasi publik, maka pencapaian misi BPJS Ketenagakerjaan menjadi hal utama yang dituntut oleh publik. Hal ini merupakan pembeda utama dengan lembaga komersial yang mengutamakan kepada aspek keuangan dan kemakmuran pemegang saham. Pemberian manfaat sebesar-besarnya kepada seluruh peserta dan memperluas cakupan kepesertaan baik kepada pekerja bukan penerima upah maupun pekerja penerima upah menjadi hal yang harus dicapai. Dengan memberikan manfaat tambahan yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta, maka eksistensi BPJS Ketenagakerjaan akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Eksistensi BPJS Ketenagakerjaan juga akan ditingkatkan melalui kebijakan percepatan kapasitas organisasi, jaringan kepesertaan dan pelayanan dalam rangka kemudahan akses bagi peserta dan lembaga Pemerintah baik Pusat maupun Daerah tingkat II kabupaten/kota di Indonesia. Implementasi kebijakan tersebut telah dimulai sejak tahun 2015 dan diharapkan selesai sepenuhnya di tahun 2018, termasuk didalamnya jaringan kantor cabang, sumber daya manusia, sarana dan infrastruktur, serta teknologi informasi. Pada akhir periode rencana strategis (tahun 2018), BPJS Ketenagakerjaan diproyeksikan memiliki peserta aktif sebanyak 45,6 juta orang dengan total asset under management senilai 402,66 trilliun. Sustainability program juga menjadi fokus dalam rencana strategis jaminan sosial tenaga kerja Indonesia, dengan terukur dan terencananya pengelolaan dana jaminan sosial pada masing-masing program dapat memberikan masukan yang tepat untuk menginvestasikan dana tersebut sehingga manfaat investasi dapat dimaksimalkan. Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018 ini merupakan dasar acuan bagi pembentukan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang akan dibuat setiap tahunnya untuk dapat memberikan arah rencana yang lebih rinci dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan yang terjadi.
8 PENUTUP
RENCANA STRATEGIS 2014-2018 PERUBAHAN II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
161
Daftar Tabel dan Gambar
TABEL 1
Perubahan Regulasi dan Dampak Operasional
02
TABEL 2
Perbandingan Target Tenaga Kerja Aktif
03
TABEL 3
Perbandingan Target Iuran
03
TABEL 4
Perbandingan Pembayaran Jaminan
04
TABEL 5
Perbandingan Dana Investasi
04
TABEL 6
Perbandingan Hasil Investasi DJS
05
TABEL 7
Perbandingan Dana Investasi BPJS
05
TABEL 8
Perbandingan Hasil Investasi BPJS
06
TABEL 9
Kondisi Makroekonomi
07
TABEL 10
Kondisi Ketenagakerjaan
07
TABEL 11
Target Tenaga Kerja Aktif
08
TABEL 12
Target Iuran
08
TABEL 13
Proyeksi Pembayaran Jaminan
09
TABEL 14
Dana dan Hasil Investasi
10
TABEL 15
Biaya Usaha
11
TABEL 16
Belanja Modal
12
TABEL 17
Surplus Dana Pengelolaan
13
TABEL 18
Hasil Investasi
14
TABEL 1.1
Perubahan Dampak Operasional
18
TABEL 2.1
Variabel Utama Dasar Penyusunan RJPP 2009-2013
29
TABEL 2.2
Jumlah Peserta Aktif dan Peserta JPK
32
TABEL 2.3
Pendapatan Iuran Tiap Program 2009-2013
34
TABEL 2.4
Pembayaran Jaminan Tiap Program 2009-2013
35
TABEL 2.5
Perbandingan Neraca Aktual dan Proyeksi 2009-2013
36
TABEL 2.6
Portofolio Investasi Aktual dan Proyeksi 2009-2013
37
TABEL 2.7
Hasil Investasi Bruto Aktual dan Proyeksi 2009-2013
39
TABEL 2.8
Laboran Laba Rugi Aktual dan Proyeksi 2009-2013
42
TABEL 4.1
Asumsi Ekonomi Makro
57
TABEL 4.2
Proyeksi Jumlah Pekerja
58
TABEL 4.3
Asumsi Nilai dan Pertumbuhan Upah
59
TABEL 5.1
Strategic Objectives, Strategics Measures dan Target BPJS Ketenagakerjaan
TABEL 5.2
Journey Direktorat di BPJS ketenagakerjaan 2014-2018
76
TABEL 5.3
Matriks Sasaran Direktorat
77
TABEL 5.4
Strategi Direktorat Utama 2014-2018
79
TABEL 5.5
Strategi Direktorat Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga 2014-2018
80
TABEL 5.6
Strategi Direktorat Pelayanan dan Pengaduan 2014-2018
81
TABEL 5.7
Strategi Direktorat Investasi 2014-2018
82
74-75
TABEL 5.8
Strategi Direktorat Keuangan 2014-2018
83
TABEL 5.9
Strategi Direktorat Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi 2014-2018
84
TABEL 5.10
Strategi Direktorat Direktorat Umum dan SDM 2014-2018
85
TABEL 6.1
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktur Utama
88-90
TABEL 6.2
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Kepesertaan dan Hubungan antar Lembaga
91-94
TABEL 6.3
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Pelayanan dan Pengaduan
95-98
TABEL 6.4
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Investasi
99-101
TABEL 6.5
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Perencanaan Strategis dan TI
102-105
TABEL 6.6
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Keuangan
TABEL 6.7
Matriks Keterkaitan antara Tema, Sasaran dan Inisiatif Direktorat Umum dan SDM
TABEL 7.1
Asumsi Renstra Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
112
TABEL 7.2
Target Kepesertaan Aktif
113
TABEL 7.3
Target Kepesertaan Berdasarkan Program
114
TABEL 7.4
Target Penerimaan Iuran
114
TABEL 7.5
Proyeksi Pembayaran Jaminan
115
TABEL 7.6
Asumsi Pembayaran Jaminan
116
TABEL 7.7
Proyeksi Biaya Usaha
117
TABEL 7.8
Peningkatan Biaya Usaha 2014-2018
118
TABEL 7.9
Perbandingan Biaya Usaha dengan Iuran 2014-2018
118
TABEL 7.10
Rencana Belanja Modal 2015-2018
119
TABEL 7.11
Penggunaan dan Sumber Pendanaan 2014-2018
120
TABEL 7.12
Instrumen Investasi
121
TABEL 7.13
Asumsi Kondisi Pasar
122
TABEL 7.14
Dana Investasi BPJS Ketenagakerjaan
124
TABEL 7.15
Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan
125
TABEL 7.16
Dana Investasi JKK
126
TABEL 7.17
Hasil Investasi JKK
127
TABEL 7.18
Dana Investasi JKM
128
TABEL 7.19
Hasil Investasi JKM
129
TABEL 7.20
Dana Investasi JHT
130
TABEL 7.21
Hasil Investasi JHT
131
TABEL 7.22
Dana Investasi Jaminan Pensiun
132
TABEL 7.23
Hasil Investasi Jaminan Pensiun
133
TABEL 7.24
Dana Total
134
TABEL 7.25
Hasil Investasi per Program
135
106 107-109
TABEL 7.26
Profil Maturitas Aset dan Kewajiban DJS
137
TABEL 7.27
Rasio Pendanaan DJS
138
TABEL 7.28
Rasio Likuiditas dan Ketahanan DJS
139
TABEL 7.29
Cadangan Teknis
140
TABEL 7.30
Laporan Posisi Keuangan BPJS Ketenagakerjaan
TABEL 7.31
Laporan Kinerja Keuangan BPJS Ketenagakerjaan
146
TABEL 7.32
Laporan Posisi Keuangan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
148
TABEL 7.33
Laporan Aktivitas Program Jaminan Kecelakaan Kerja
149
TABEL 7.34
Laporan Posisi Keuangan Program Jaminan Kematian
150
TABEL 7.35
Laporan Aktivitas Program Jaminan Kematian
151
TABEL 7.36
Laporan Aset Neto Program Jaminan Hari Tua
153
TABEL 7.37
Laporan Perubahan Aset Neto Program Jaminan Hari Tua
154
TABEL 7.38
Laporan Aset Neto Program Jaminan Pensiun
155
TABEL 7.39
Laporan Perubahan Aset Netto Program Jaminan Pensiun
156
GAMBAR 2.1
Tenaga Kerja Penerima Upah dan Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah 2009-2013
30
GAMBAR 2.2
Perbandingan Tenaga Kerja Penerima Upah, BUMN/Swasta dan Peserta Aktif Jamsostek
33
GAMBAR 2.3
Perbandingan Proyeksi/Realisasi dari Iuran dan Jaminan JHT
35
GAMBAR 2.4
Perbandingan Proyeksi/Realisasi Dari Dana Investasi JHT dan Non JHT
38
GAMBAR 2.5
Perbandingan Proyeksi/Realisasi Dari Hasil Investasi JHT dan Non JHT
40
GAMBAR 2.6
Perbandingan Kinerja Pengembangan JHT Dengan Bunga Deposito
41
GAMBAR 3.1
Framework Analisis 4C
46
GAMBAR 3.2
Prediksi Pasar Tenaga Kerja 2018
48
GAMBAR 3.3
Jangkauan Distribusi Tahun 2015
50
GAMBAR 4.1
Sebaran Kantor BPJS Ketenagakerjaan Seluruh Indonesia
54
GAMBAR 4.2
Portofolio Target Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
55
GAMBAR 4.3
Asumsi Pertumbuhan Upah 2014-2018 Per Skala Usaha
59
GAMBAR 5.1
Road Map BPJS Ketenagakerjaan
68
GAMBAR 5.2
Strategy Map BPJS Ketenagakerjaan
71
GAMBAR 7.1
Perbandingan Proyeksi TK Aktif BPJS Ketenagakerjaan dan Bappenas
143-144
113