RENCANA STRATEGIS INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF TAHUN 2012 – 2016 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit umum Dr. Saiful Anwar merupakan rumah sakit yang berkeinginan untuk membangun kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelaksanannya berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan, dan kemandirian, adil dan merata. Renstra Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Anesthesi dan Terapi Intensif disusun mengacu pada rencana strategis RSU Dr. Saiful Anwar 2011-2015 dan Fakultas Brawijaya 2007-2012. Sasaran Rencana strategi IPDS Anesthesi dan Terapi Intensif lebih menfokuskan terhadap : meningkatnya pendapatan Departemen Anestesiologi, Tercapainya pelayanan yang menjamin kepuasan pelanggan, Terselenggaranya program keselamatan pasien (pasien safety), Tersedianya tenaga perawat dan tenaga lain yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pelayanan, Terselenggaranya sistem pengembangan perawat dan non perawat, Terselenggaranya pendidikan tenaga kedokteran trampil dan mahir, Tersedianya alat medik di Departemen Anestesi, Terciptanya iklim budaya penelitian dan pengembangan. B. Kondisi IPDS Anesthesi dan Terapi Intensif Keadaan Fasilitas IPDS: IPDS baru terbentuk semenjak 2010 sehingga masih perlu banyak pembenahan diseluruh sektor. IPDS dalam kurun terakhir ini permasalahan dalam hal sarana prasarana adalah banyaknya alat-alat yang lama yang fungsinya menurun, Suku cadang sulit, belum lengkap dan jumlah tidak mencukupi, tidak adanya laporan pemeliharaan/ kerusakan/ kalibrasi S/P, tidak jelasnya penanggung jawab perbaikan, dan tingkat utilitas belum tercatat.
Sumber Daya Insani ASUMSI
STATUS
KETERANGAN
Jumlah pelayanan anestesi pertahun sesuai dengan trend
( 2010 2011 ) NAIK 0,8%
2010: 6271 2011: 6791
Jumlah staf medis yang mencukupi
Belum Mencukupi Kebutuhan Full Time : 14-16
STAF RSSA:9
Peningkatan tarif jasa medis anestesi
Proses Pengajuan Sesuai usulan tim tarif IDSAI
SK DIRUT: 40 %
Sumber Data : Laporan Raker
Jumlah Pelayanan Medis 2010 - 2011
Unit Pelayanan
∑
Operasi
∑
Instalasi Bedah Sentral (IBS)
6791
110
Instalasi Gawat Darurat
6145
0
One Day Care (ODC)
195
5
pembatalan
MRI/CT Scan
381
7
Poliklinik anestesi
1480
37
Acut Pain Service (Epidural)
590
17
ANALISA LINGKUNGAN INTERN & EKSTERN A. Analisa Lingkungan Intern Sumber Daya Insani ( SDI ). Hasil analisis terhadap ketersediaan SDI di IPDS Anesthesiologi dan Terapi Intensif Pelayanan medis umum, tenaga dokter spesialis ada 9 tenaga Tenaga Administrasi yang dimiliki IPDS ada 5 tenaga (satu tenaga yang mengurusi administrasi di intern IPDS, 1 tenaga yang mengurusi yang berhubungan dengan FKUB, satu tenaga yang berhubungan dengan RSSA) Sarana dan Prasarana Bangunan dan peralatan masih harus menyesuaikan dengan master plan FKUB dan RSSA, sedangkan kebutuhan bangunan dari IPDS diharapkan dapat ditambah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan. Manajemen Pelayanan. Manajemen pelayanan medis cukup memadai. Manajemen keorganisasian kurang jelas fungsinya Manajemen keuangan tidak jelas sumber dana, tidak ada pelaporan dan tidak ada transparansi B. Analisa Lingkungan Ekstern Mudah dijangakau, terletak ditengah kota Analisa SWOT Kekuatan. •
• • • • • • •
Sudah memiliki 9 Tenaga spesialis, yang berkualitas dan berkompetensi Empat tenaga konsultan : a. dr. Hari SpAn : KIC, KMN b. dr. Gunung, SpAn : KIC c. dr. Djudjuk SpAn : KAKV d. dr.Karmini SpAn : KPA Sarana dan Sistem ICU yang cukup baik Sarana IT pendidikan mudah dan dapat digunakan secara gratis Kelemahan. Jumlah dokter spesialis jumlahnya masih kurang memenuhi standard System administrasi masih tradisional Tenaga administrasi kurang memenuhi standard kompetensi (tidak mempunyai ijazah ataupun sertifikat keahlian di bidang administrasi) Mempunyai alat-alat audiovisual tapi kurang dimanfaatkan Prasarana banyak yang sudah tua dan tidak berfungsi dengan baik, suku cadang sulit
• • • • • • • • • • •
Sarana (alat-alat) kurang memadai Bangunan kurang luas dan kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan IPDS Maping bangunan untuk memperlancar layanan kurang memadai Ketidakjelasan masterplain IPDS anesthesia dan Terapi Intensif dari RSSA dan FKUB Kurang jelasnya mekanisme konsul antar bagian Ketidakjelasan dana pendidikan dari Universitas Peluang. Managemen penanggulangan nyeri dengan diadakannya Pain Klinik peluangnya masih besar Lisensi dengan EDA (European Diploma Anethesia) terbuka secara bebas Kebijakan Pemerintah dalam UU RS & UU Kesehatan yang sangat mendukung terciptanya RS yang berkualitas. Adanya kerjasama dengan RS luar pada tahap stase mandiri Peluang mendapatkan rumah sakit satelit besar Lokasi strategis di jalur utama Malang
Ancaman. • Belum adanya kejelasan status mandiri karena belum ada hasil kelulusan akreditasi Jumlah dan kualitas tenaga Medis di IPDS lain lebih lengkap Faktor-faktor kunci keberhasilan 1. Tingkatkan sarana, prasarana dan kualitas pelayanan sehingga memenuhi syarat sebagai RS Pendidikan yang berstandar Internasional; 2. Tingkatkan manajemen keuangan dan efisiensi. 3. Berikan pelayanan dibidang Anesthesi dan Terapi Intensif yang prima. 4. Tingkatkan kompetensi tenaga administrasi Indikator Keberhasilan 1. Terbentuknya pain klinik di RSSA Malang 2. Terdapat minimal 1 orang staf anestesi RSSA yang mendapat lisensi dari EDA ( Europea Diploma Anesthesia ) 3. Kualitas RSSA diakui secara nasional dan internasional 4. Terjalinnya MOU untuk tahap mandiri PPDS antara RSSA dengan bberapa RS dalam dan luar negeri 5. Anestesi RSSA menjalin kerjasama dengan minimal 3 RS satelit besar
KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. KEBIJAKAN Kebijakan Pengembangan SDM a. Pemenuhan kekurangan tenaga medis harus dilakukan 100% secara bertahap, karena dalam rangka memenuhi kebutuhan minimal b. Pemenuhan tenaga administrasi yang memenuhi standard kompetensi Bangunan & Sarana Prasana a. Penambahan gedung dan sarana yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan program pendidikan dokter spesialis b. Penambahan alat medis yang dibutuhkan dalam pelayanan anesthesia dan terapi intensif B. STRATEGI Strategi Pengembangan SDM a. Melaksanakan seleksi penerimaan semua jenis tenaga yang dibutuhkan IPDS minimal setahun sekali sesuai kebutuhan. b. Bahwa untuk memenuhi kekurangan tenaga dokter spesialis dan tenaga konsultan maka IPDS dapat mengusulkan penerimaan tenaga spesialistik tiap tahunnya, sedangkan untuk tenaga konsultan maka IPDS dapat mengirimkan tenaga yang ada sekarang untuk melanjutkan pendidikan konsultan. c. Untuk tenaga administrasi dapat dilakuakn dengan cara mengirimkan tenaga yang ada sekarang untuk mengikuti pelatihan tentang administrasi Rumah Sakit PROGRAM – PROGRAM PROGRAM PENDIDIKAN INSTITUSI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Tujuan program : menjadikan RS berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang bertaraf Internasional dan berstandard global 1. Bidang pendidikan 1.1 Melaksanakan kegiatan bidang pendidikan di semua strata/jenjang sub-bagian Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif,meliputi mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, peserta pendidikan profesi dokter, peserta pendidikan dokter spesialis 1, pendidikan S2. 1.2 Melakukan penilaian terhadap siswa didik di semua strata/jenjang sub-bagian Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif,meliputi mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran, peserta pendidikan profesi dokter, peserta pendidikan dokter spesialis 1, pendidikan S2.
1.3 Melakukan seleksi calon Peserta Pendidikan Dokter Spesialis-1 Lab/SMF. .Anestesiologi & Terapi Intensif FKUB/RSSA Malang. 2. Bidang pelayanan 2.1 Memimpin rapat berkala bagian/ UPF .Anestesiologi & Terapi Intensif untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan. 2.2 Menyelenggarakan pengawasan,pengendalian,dan evaluasi dalam kegiatan pelayanan, serta membantu dalam pemecahan masalah yang timbul selama kegiatan pelayanan kesehatan 2.3 Mengelola pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan Rumah Sakit dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna. 2.4 Melakukan pelayanan kesehatan baik preventif,kuratif,maupun rrrehabilitatif pada pasien pribadi baik di poliklinik maupun ruang rawat inap. 2.5 Melakukan koordinasi kegiatan pelayanan yang meliputi ruang rawat inap dan ruang lain. 2.6 melakukan konsul antar Sub bagian ataupun konsul antar Sub-bagian. 2.7 Menjadi pemimpin pada acara kematian di Lab/SMF.Anestesiologi & Terapi Intensif, untuk evaluasi edit-medis. 2.8 Menjadi pemimpin Visite Besar di Lab/SMF. .Anestesiologi & Terapi Intensif 3. Bidang penelitian 3.1 Menjadi pembimbing dan penguji penelitian akhir mahasiswa S1 FKUB. 3.2 Menjadi pembimbing dan penguji penelitian mahasiswa S2 FKUB/PPDS. 3.3 Melakukan penelitian pribadi/multisenter. 3.4 Memfasilitasi PPDS-1 untuk melakukan penulisan ilmiah dan melakukan publikasi ilmiah di bidangnya. PENUTUP Rencana strategi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program tiap tahunnya. Program tersebut diharapkan dapat diwujudkan sesuai dengan yang direncanakan dan hasilnya sesuai yang diinginkan. Program-program tersebut dijabarkan tiap tahunnya dan dievaluasi tiap tahunnya sehingga pelaksannaan program selanjutnya dapat dilaksanakan sesuai harapan dan tujuan dari Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anesthesi dan Terapi Intensif.