BUKU PENUNTUN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
Tim Penyusun I. Tim Penyusun 1. Dr. Muhdar Abubakar SpAn KAP 2. Dr. Pandit Saosa H SpAnK 3. Dr. Bambang Soeryono SpAn KNA, KAO 4. Dr. Ngurah Artika SpAn KAKV 5. DR. Dr. Sri Rahardjo SpAn KNA NCC 6. Dr. Yusmein Uyun SpAn, KAO 7. DR. Med. Dr. Untung Widodo SpAn KIC 8. Dr. Calcarina FRW SpAn KIC 9. Dr. Bhirowo Yudo Pratomo SpAn KAKV 10. DR. Dr. Sudadi SpAn KNA, KAR 11. Dr. Djayanti Sari . MKes, SpAn KAP 12. Dr. Yunita PhD, SpAn, KAP 13. Dr. Ahmad Yun Jufan, MKes, SpAn 14. Dr. Mahmud MSc, SpAn 15. Dr. Juni Kurniawaty, MSc, SpAn 16. Dr. Ratih Kumala Fajar H, MSc, SpAn II. Tim Editor 1. DR. Dr. Sudadi SpAn KNA, KAR 2. Dr. Yunita PhD, SpAn, KAP 3. Dr. Djayanti Sari . MKes, SpAn KAP 4. Dr. Ahmad Yun Jufan, MKes, SpAn 5. Dr. Juni Kurniawaty, MSc, SpAn
v
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....................................................................................................................v TIM PENYUSUN .........................................................................................................iii BAB 1
TATA TERTIB UMUM .................................................................................1
BAB 2
TUGAS ILMIAH ...........................................................................................9
BAB 3
SANGSI PELANGGARAN ..................................................................... 17
BAB 4
PENUNTUN PADA KUNJUNGAN PRA ANESTESI / ANALGESIA ............................................................. 21
BAB 5
TUGAS UNTUK PESERTA PPDS I BIDANG STUDI ANESTESIOLOGI ...................................................... 25
BAB 6
PEMBAGIAN TUGAS JAGA PESERTA PPDS I BIDANG STUDI ANESTESIOLOGI ...................................................... 27
BAB 7
KRITERIA CHIEF RESIDEN .................................................................... 31
BAB 8
INTENSIVE CARE UNIT (ICU) .............................................................. 33
BAB 9
PROSEDUR PENGAJUAN IJIN DAN PERSETUJUAN PENELITIAN DI RS DR.SARDJITO YOGYAKARTA ......................... 41
LAMPIRAN ................................................................................................................. 49
vii
BAB 1 TATA TERTIB UMUM A. Jadwal Kegiatan Harian : 1. 2.
Parade / laporan jaga setiap hari pukul 06.30 s.d 08.00 WIB Acara rutin pelayanan pada butir 1 pukul 08.00 s.d 16.00 WIB atau sampai ada serah terima dengan pengganti.
3. 4. 5.
Tugas jaga pukul 07.00 – 07.00 esok harinya Acara ilmiah / konferensi harus dihadiri pukul 06.30 WIB Acara diskusi di kamar bedah dan atau ICU dilakukan selama kegiatan pelayanan. MMC diadakan JUMAT, minggu ketiga setiap bulan. Referat, tugas baca dan laporan kasus sesuai jadwal. Journal Reading setiap Selasa dan Kamis.
6. 7. 8.
B. Ijin , cuti dan berhalangan. 1.
Tatacara mengajukan ijin dan cuti. a. Ijin adalah tidak mengikuti kegiatan pendidikan yang tidak terencana (sakit, kematian, urusan keluarga inti, kepegawaian yang ditunjukkan surat dari instansi, haji). b. Cuti adalah tidak mengikuti kegiatan pendidikan yang terencana, karena menikah dan melahirkan. c. Pemberitahuan ijin dan cuti secara tertulis kepada KPS melalui SPS, untuk cuti diajukan dua minggu sebelumnya. d. Ijin karena sakit harus ada surat dari dokter yang memeriksa/ mengobati/merawat. e. Kalau kebetulan saat ijin mendapat tugas ilmiah maka wajib menggantikan pada kesempatan yang berikutnya (lapor kepada sekretariat PPDS I) 1
f.
Kelancaran tugas dokter jaga pelayanan pasien menjadi tanggung jawab chief residen untuk mengatur. g. Apabila peserta program studi ijin tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 3 hari kerja berturut-turut maka peserta harus mengulang stase pada sub bagian dimana dia berada pada saat itu. h. Peserta yang ijin lebih dari 14 hari berturut-turut evaluasi ditangguhkan satu semester, dan wajib mengikuti jadwal stase. i. Pada kondisi darurat ijin lisan bisa disampaikan kepada KPS, segera setelah datang mengajukan ijin tertulis disampaikan.
2
2.
Tidak mengikuti kegiatan pendidikan tanpa ijin : a. Peserta tidak mengikuti kegiatan tanpa ijin selama satu hari dianggap mengundurkan diri dari stase. b. Peserta tidak mengikuti kegiatan 6 (enam) hari berturutturut tanpa ijin dianggap mengundurkan diri satu semester. c. Bila tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama satu bulan berturut-turut dianggap mengundurkan diri sebagai peserta PPDS.
3.
Lain-lain a. Bila peserta PPDS I mengalami masalah sosial ekonomi yang dapat mengganggu kelancaran pendidikan yang bersangkutan, sebaiknya konsultasi dengan Kepala Bagian. b. Apabila seorang peserta dinyatakan gagal pada evaluasi tahunan ataupun semester maka peserta akan diundur selama 6 bulan. c. Apabila seorang peserta melakukan pelanggaran seperti yang telah ditentukan di atas pada batas – batas yang tertentu maka si peserta akan dikenakan sanksi yang bisa berupa teguran lisan, teguran tertulis, skorsing dan yang terberat dikeluarkan dari Program Studi Anestesiologi.
C. Pelanggaran Attitude dan Membahayakan Pasien . a.
Pelanggaran attitude dan tindakan membahayakan pasien sanksi diputuskan dalam rapat khusus pendidikan. b. Apabila peserta melakukan pelanggaran seperti yang telah ditentukan diatas pada batas–batas yang tertentu maka si peserta akan dikenakan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, skorsing dan yang terberat dikeluarkan dari Program Studi Anestesiologi. D. Tata tertib berpakaian pada kegiatan ilmiah: a. Peserta didik wajib berpakaian sopan dan rapi. b. Pada saat kegiatan kurikuler di luar kamar operasi wajib mengenakan jas dokter yang beridentitas diri. c. Wajib pakai sepatu. d. Tidak boleh memakai blue jean, kaos, topi. e. Pemakaian asesoris sopan dan tidak menyolok.
3
DAFTAR KEGIATANPPDS I ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM Semester • • • • I (Klas Ia)
• • • • •
II( klas I b )
Kegiatan Pembimbing Diskusi kasus tiap Senin-Jumat jam Konsulen harian 06.30–08.00 WIB Melaksanakan tindakan anestesi umum Pengampu modul sungkup muka dan konsulen lantai Melakukan observasi pasien pasca Konsulen lantai operasi di RR Sebagai dokter jaga IV di UGD RS Konsulen jaga Dr.Sardjito Kuliah PPDS tiap hari dari jam 12.00 – Pengampu 14.00 (kuliah MKDU) Dua tugas baca dan dipresentasikan Pembimbing dan moderator Journal Reading dan critical appraisal d i p re s e n t a s i k a n d a l a m ba h a s a Inggris tiap hari Selasa Mengikuti Kegiatan Modul semester 1 Pengampu modul sesuai jadwal Evaluasi semester / tahap Pengampu modul
Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam 06.30–08.00 WIB Melakukan tindakan anestesi umum dengan intubasi ET dan insersi LMA Melakukan tindakan anestesi Spinal Sebagai dokter jaga III di IGD RSS dan jaga II PACU di RS Dr. Sardjito Journal Reading dan critical appraisal dipresentasikan dalam bahasa Inggris tiap hari Kamis Kuliah PPDS MKDK Dua tugas referat dan dipresentasikan
Konsulen lantai Pengampu modul dan konsulen lantai Konsulen lantai Konsulen jaga
Pengampu Pembimbing dan moderator Modul Pengampu modul Evaluasi semester / tahap Pengampu modul Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai 06.30–08.00
4
Semester
III(Klas II a)
Kegiatan Melakukan tindakan anestesi kasus Obsgyn, THT, Mata dan pediatrik (termasuk blok kaudal) Sebagai dokter jaga II di IGD RSS, jaga I di PACU RS Dr. Sardjito • Diskusi kelompok kecil tiap materi (Obsgyn, THT, Mata dan pediatrik) • Referat dan dipresentasikan (2 referat)
Pembimbing Pengampu Modul dan konsulen lantai Konsulen Jaga Pengampu Modul
Pembimbing dan moderaot • Tugas stase di RS jejaring Konsulen jejaring dan Konsulen supervisi • Modul Pengampu Modul • Ujian Semester/Tahap Pengampu Modul IV(Klas II b) Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai 06.30 – 08.00 Melakukan tindakan anestesi balans, Pengampu Modul epidural dan anestesi pada neonatus dan konsulen lantai Sebagai dokter jaga I di IGD RSS, jaga I Konsulen Jaga di PACU RS Dr. Sardjito, poli anestesi dan poli nyeri Dua referat dan dipresentasikan Pembimbing dan moderator Stase di RS jejaring Konsulen jejaring dan Konsulen supervisi Ujian Board Nasional Tim Nasional Stase PACU Konsulen Jaga Modul Pengampu Modul Ujian semester / tahap Pengampu Modul V(Klas II c) • Diskusi kasus setiap hari senin-Jumat Konsulen lantai jam 06.30 – 08.00 WIB • Melakukan tindakan anestesi bedah Pengampu Modul syaraf, blok perifer dan konsulen lantai • Stase ICU I (selama 2 bulan) Konsulen ICU • Satu laporan kasus dan BAB 1 proposal Pembimbing dan penelitian, keduanya dipresentasikan semua konsulen
5
Semester
Kegiatan Pembimbing Stase di RS jejaring dan RS Dr.Soetomo Konsulen jejaring Surabaya dan Konsulen supervisi • Mendampingi dokter muda Kodik S1 • Modul Pengampu Modul • Ujian semester / tahap Pengampu Modul Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai 06.30 – 08.00 WIB Stase ICU II (selama 2 bulan) Konsulen ICU Mendampingi dokter muda Kodik S1 Poli anestesi Konsulen sesuai jadwal • Melakukan tindakan anestesi Bedah Konsulen bedah Thorax / Kardiovaskuler dan anestesi jantung kasus dan tehnik khusus Stase bedah syaraf II (tumor intrakranial) K o n s u l e n pengampu modul dan konsulen lantai Mengajukan proposal penelitian lengkap Pembimbing VI(Klas III a) dan Penelitian penelitian dan metodologi Ujian hasil penelitian Pembimbing •
penelitian dan metodologi serta 2 orang penguji Mengajukan 2 laporan kasus dan Pembimbing dan dipresentasikan moderator laporan kasus Stase RS jejaring dan RS Harapan Kita Konsulen jejaring Modul Pengampu modul Ujian Semester / tahap Pengampu modul VII(Klas III b) Chief Residen Ujian komprehensif
6
Catatan : Kagiatan yang tercantum didalam kolom adalah yang dilakukan oleh semester yang bersangkutan, walaupun dalam prakteknya setiap kegiatan ilmiah dibagian selalu dihadiri oleh semua Residen dan konsulen. Kegiatan Ilmiah lain a. Kuliah tamu dari dosen tamu maupun dari luar negeri rutin dilakukan b. Residen juga harus mengikuti acara seminar maupun simposium yang diadakan oleh induk organisasi yang profesi (PERDATIN ) c. Mengikuti acara ilmiah saat kongres nasional maupun pertemuan ilmiah berkala. d. Setiap residen wajib mengikuti lomba case report, poster, karya ilmiah berskala nasional e. Mengikuti Short Course/Training seperti PTC, ATLS, FCCS Metodologi penelitian
7
BAB 2 TUGAS ILMIAH A. TUGAS ILMIAH 1.
Setiap peserta selama dalam pendidikan diharuskan minimal mengajukan tugas baca 2 kali, karya ilmiah 10 (sepuluh) kali dan 1 (satu) karya ilmiah akhir dan 2 presentasi nasional dengan rincian sebagai berikut : 1. Semester 1 : 2 Tugas baca 2 mensarikan dari satu BAB, (satu referensi) 2. Semester 2 : 2 referat. 3. Semester 3 : 2 referat. 4. Semester 4 : 1 referat, 1 laporan kasus anestesi. 5. Semester 5 : 1 laporan kasus anestesi, Proposal karya akhir BAB 1. 6. Semester 6 : 2 laporan kasus ICU, Proposal karya akhir lengkap. 7. Semester 7 : Karya Ilmiah Akhir berupa hasil penelitian imiah 8. Presentasi nasional (case report, poster, karya ilmiah) 9. Maju Presentasi Ilmiah Nasional : 2 (semester 1-4, dan 5-7) • Karya Akhir dimuat di Journal Ilmiah Kedokteran (Sebelum Wisuda)
2. 3.
Selama belum menyelesaikan syarat akademik semester, residen tidak diperkenankan ujian semester. Judul referat dapat dipilih/dimintakan pada pembimbing akademik atau KPS/SPS.
9
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Makalah yang akan dipresentasikan harus sudah mendapat persetujuan pembimbing. Setiap kali pembimbingan residen wajib menulisnya di log book dan minta tanda tangan pembimbing. Pembimbingan tulisan ilmiah bertahap bab per bab Koreksi di Pembimbing maksimal 1 minggu Makalah sudah harus selesai satu minggu sebelum diajukan dan diserahkan kepada moderator, pembimbing dan sekretaris. Jadwal presentasi referat disusun oleh KPS dan dikoordinir oleh chief residen atau wakilnya. Pada waktu mengajukan referat harus menggunakan LCD (Viewer). Referat dipimpin oleh moderator (staf pengajar). Audiens minimal sepuluh residen dihadiri residen dengan komposisi level yang sama, diatasnya dan dibawahnya. Minimal dua orang residen ditunjuk oleh moderator sebagai pembahas untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan
tingkatnya (makalah harus dipelajari lebih dahulu). 14. Waktu mengajukan referat 20 menit dengan diskusi ± 40 menit sehingga setiap referat memerlukan waktu ± 60 menit. 15. Sebelum sidang ilmiah ditutup moderator yang ditunjuk memberikan ulasan mengenai makalah dipresentasikan. B. PETUNJUK PENULISAN 1. SARI PUSTAKA (TUGAS BACA) Sistematika 1. Halaman judul dan pengesahan tanpa logo UGM 2. Intisari : Uraian singkat topik tugas baca 3. Isi / Tinjauan Pustaka a. Memuat uraian yang disesuaikan dengan judul atau uraian yang berhubungan dengan materi b. Simpulan Merupakan rangkuman isi ( secara singkat ) 10
c.
Teknik Penulisan • Minimal 10 lembar (selain halaman judul dan kepustakaan) • • • •
Kertas A4 70 gram, font time new Roman ukuran 12, spasi 1.5 Sistem Harvard. Naskah ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku Istilah medis sedapat mungkin menggunakan istilah Bahasa Indonesia yang baku
2. TINJAUAN PUSTAKA ( REFERAT ) Sistematika 1. Naskah ditulis dengan huruf Times New Roman 12, spasi ganda, jarak tepi-tepi kertas dengan tulisan 2,5 cm, dan ukuran kertas A4 (210 x 297 mm) 2. Naskah tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata (tidak lebih dari 20 halaman) 3. Naskah tersusun sesuai aturan : judul dan penulis, Abstrak dan kata kunci, isi, Daftar pustaka, Tabel dan gambar dengan keterangan Teknik Penulisan a. Halaman judul dan pengesahan tanpa logo UGM b. Judul naskah ditulis ringkas dan tidak menggunakan singkatan, tidak lebih dari 14 kata c. Abstrak dan kata kunci Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; berupa satu paragraph yang memuat inti pendahuluan, subjek dan metode, hasil terpenting dan kesimpulan utama;
11
tidak lebih dari 200 kata; disertai 3-6 kata kunci dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris d. Pendahuluan 1. Definisi/pengertian atau batasan topik yang diangkat. 2. Latar belakang kenapa tertarik menulis hal tersebut 3. Tujuan penulisan referat e. Isi / Tinjauan Pustaka • Memuat uraian yang disesuaikan dengan judul atau uraian yang berhubungan dengan judul referat • Memuat fisiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan • Memuat base evidence dengan referensi terbaru ( journal 5thn, buku 5 tahun terakhir) f. Simpulan : Merupakan rangkuman isi (secara singkat) g. Tabel dan Gambar • Judul tabel diletakkan di atas dan setiap tabel diberi keterangan sesuai dengan nomor yang ditulis dengan angka Arab Setiap singkatan dalam tabel diberi keterangan berupa catatan kaki di bawah tabel • Gambar diberi nomor dengan angka Arab dan nama/ keterangan ditulis di bawah • Keterangan pada gambar dan tabel harus cukup informatif, sehingga mudah dimengerti • Jumlah tabel dan gambar maksimal adalah 2 Daftar pustaka • Daftar pustaka disusun sesuai dengan ketentuan Vancouver, minimal 10 buah, text book tidak lebih dari 3 buah, dan untuk jurnal merupakan terbitan terbaru dalam 8 tahun terakhir • Rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan pemunculannya dalam naskah •
h.
12
• •
Hindari penggunaan abstrak dan komunikasi pribadi, kecuali sangat esensial Nama jurnal disingkat sesuai yang tercantum dalam Index Medicus
3. LAPORAN KASUS Bentuk naskah 1. Naskah ditulis dengan huruf Times New Roman 12, spasi ganda, jarak tepi-tepi kertas dengan tulisan 2,5 cm, dan ukuran kertas A4 (210 x 297 mm) 2. Naskah tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata (tidak lebih dari 20 halaman) 3. Naskah tersusun sesuai aturan : 1) judul dan penulis, 2) abstrak dan kata kunci, 3) isi, 4) ucapan terima kasih bila ada, 5) daftar pustaka, 6) tabel dan gambar dengan keterangan 4. Tidak diperkenankan menggunakan singkatan yang tidak lazim dan catatan kaki 5. Pencantuman nomor daftar pustaka, nomor gambar dan tabel tersusun sesuai urutan kemunculannya di dalam naskah 6. Gunakan angka Arab yang ditulis superskrip untuk merujuk daftar pustaka Sistematika • Halaman judul dan pengesahan tanpa logo UGM • Abstrak Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; berupa satu paragraph yang memuat inti pendahuluan, subjek dan metode, hasil terpenting dan kesimpulan utama; tidak lebih dari 200 kata untuk laporan kasus ; disertai 3-6 kata kunci dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Gambaran umum kasus, pengelolaan / terapi dan keberhasilan / kegagalan pengelolaan 13
•
•
•
•
•
14
Pendahuluan Definisi/pengertian atau batasan topik yang diangkat. (Latar belakang, keunikan atau kekhususan sehingga memilih kasus tersebut, tujuan kasus dilaporkan, singkat tetapi jelas) Kasus a. Identitas lengkap nama tersamar b. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penujang, assesment c. Planing penatalaksanaan d. Pengelolaan, pengamatan, hasil tindakan (keberhasilan/ kegagalan) e. Singkat dan lengkap : terutama ditampilkan data yang sesuai dengan masalah kasus yang dilaporkan. Pembahasan a. Membahas diagnosa dan pengelolaan kasus, b. Membahas kesenjangan antara teori dengan yang aktual yang dihubungkan dengan keberhasilan / kegagalan, kesulitan, sesuai atau tidak dengan teori, bandingkan dengan kepustakaan lain atau teori lain. Simpulan Menyimpulkan hasil pembicaraan di atas, termasuk anjuran yang perlu dikemukakan. Tabel dan gambar a. Judul tabel diletakkan di atas dan setiap tabel diberi keterangan sesuai dengan nomor yang ditulis dengan angka Arab b. Setiap singkatan dalam tabel diberi keterangan berupa catatan kaki di bawah tabel c. Gambar diberi nomor dengan angka Arab dan nama/ keterangan ditulis di bawah d. Keterangan pada gambar dan tabel harus cukup informative, sehingga mudah dimengerti
e.
•
Jumlah tabel dan gambar maksimal pada laporan kasus adalah 2 Referensi a.
Daftar pustaka disusun sesuai dengan ketentuan Vancouver, minimal 10 buah, untuk textbook tidak lebih dari 3 buah dan untuk jurnal merupakan terbitan dalam 8 tahun terakhir b. Rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan pemunculannya dalam naskah c. Hindari penggunaan abstrak dan komunikasi pribadi, kecuali sangat esensial d. Nama jurnal disingkat sesuai yang tercantum dalam Index Medicus. Contoh penulisan daftar rujukan Artikel dalam Jurnal 1. Artikel dalam jurnal baku Cantumkan “et al” bila lebih dari enam penulis Parkin DM, Clayton D, Black RJ, Masuyer E, Fried HP, Ivanov E, et al, Childhood leukemia in Europe after Chemobyl : 5 years follow up. Br J Cancer 1996; 73 : 1006-12 2. Organisasi sebagai penulis The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical exercise stress testing. Safety and performance guidelines. Med J. Aust 1996; 164: 282-4 3. Tanpa nama penulis Cancer in South Africa (editorial), S Afr Med J 1994; 84 : 15
15
Buku dan monograf 1. Penulis perorangan Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses, 2nd ed. Albany (NY): Delmar Publishers, 1996 2. Editor sebagai penulis Norman IJ, Redfern SJ, editor. Mental health care for elderly people. New York: Churchill Livingstone, 1996 3. Organisasi sebagai penulis dan penerbit Institute of Medicine (US). Looking at the future of the Medicaid program. Washington (DC) : The Institute, 1992 4. Bab dalam buku Philips SJ, Whisnat JP. Hypertension and stroke. In : Laragh JH, Brenner BM, editors, Hypertension : pathophysiology, diagnosis and management, 2 nd ed. New York : Raven Press, 1995. P. 456-78
16
BAB 3
SANGSI PELANGGARAN Sanksi atas pelanggaran Norma Psikomotor Jenis Pelanggaran Menyebabkan kematian pasien tanpa konsultasi dengan Chief atau konsulen Untuk Chief : menyebabkan kematian pasien tanpa konsultasi dengan konsulen Kelalaian dalam menangani pasien sehingga jatuh dalam kondisi yang lebih buruk Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kompetensi pada semester yang dijalani Melakukan tindakan diluar SPM tanpa konsultasi dengan chief/konsulen Memberikan obat-obat yang tidak lazim tanpa ijin atau konsultasi dengan konsulen
1.
2.
Pertama
Jenis Sanksi Kedua
skorsing
Skorsing-2 Dikeluarkan
Skorsing
Skorsing_2 Dikeluarkan
Peringatan keras
Skorsing
Ketiga
Skorsing 2
Peringatan Peringatan keras keras-2
Skorsing
Peringatan Peringatan I keras
Skorsing
Peringatan Peringatan I keras
Skorsing
Bentuk dan lama skorsing : melalui rapat pendidikan kemudian rapat bagian, yang kemudian diajukan ke Fakultas Kedokteran UGM (yang berhak melakukan skorsing adalah Dekan). Hukuman Drop Out akan diajukan oleh KPS ke rapat bagian, kemudian ke Dekan dan terakhirke rektor (yang berhak mengeluarkan adalah rektor)
17
Sanksi atas pelanggaran Norma Affektif Jenis Sanksi Pertama Kedua Memberi keterangan palsu/ Peringatan Skorsing tidak melaporkan kejadian yang keras membahayakan pasien Residen laki-laki atau wanita yang Skorsing Dikeluarkan melakukan perbuatan asusila * Mabuk, berjudi, berkelahi di tempat Skorsing Dikeluarkan pendidikan Menolak perintah atasan/konsulen Peringatan Skorsing sesuai dengan aturan pendidikan keras Jenis Pelanggaran
atau melalaikan kewajiban tanpa alasan yang jelas Tidak datang ke tempat pendidikan tanpa alasan yang kuat Mencemarkan nama baik konsulen, bagian atau institusi pendidikan Meninggalkan tempat kerja tanpa ijin pimpinan atau konsulen Datang terlambat atau pulang sebelum waktunya
Peringatan I Peringatan keras Peringatan Skorsing keras Peringatan I Peringatan keras Peringatan I Peringatan keras Peringatan Skorsing Membocorkan rahasia jabatan keras Bekerja sama dengan perusahaan Peringatan Skorsing farmasi dan mendapat imbalan keras Pencurian, manipulasi alat RSS atau Dikeluarkan alat pendidikan Melakukan penganiayaan terhadap Skorsing Dikeluarkan atasan atau teman kerja Melakukan tindakan yang Peringatan Skorsing menyebabkan kerusakan alat-alat keras RSS Kelalaian dalam memelihara Peringatan Skorsing barang RSS/pendidikan keras
18
Ketiga Dikeluarkan
Dikeluarkan
Skorsing Dikeluarkan Skorsing Skorsing Dikeluarkan Dikeluarkan
Dikeluarkan
Dikeluarkan
Jenis Sanksi Pertama Kedua Ketiga Menghasut teman untuk melawan Peringatan Skorsing Dikeluarkan kebijakan bagian/konsulen/ keras pimpinan Melanggar hukum pidana Dikeluarkan Melanggar tata tertib umum Peringatan I Peringatan Skorsing sebagai residen anestesi keras Penyalahgunaan narkoba Dikeluarkan Jenis Pelanggaran
*) sanksi akan ditentukan berdasarkan rapat bagian setelah melalui tahap konfirmasi.
Sanksi atas pelanggaran Kognitif Jenis pelanggaran
Jenis Sanksi Pertama
Kedua
Ketiga
Tidak melakukan kegiatan ilmiah Tidak boleh ikut sesuai semesternya ujian
-
-
Tidak ikut ujian walaupun telah Tidak naik kelas memenuhi syarat , tanpa alas an yang jelas
-
-
Tidak maju proposal penelitian Peringatan keras pada semester lima
Tidak naik kelas
Bila ujian tidak lulus, akan diadakan ujian ulangan dalam waktu 1 - 2 minggu, bila masih tidak lulus yang bersangkutan tidak naik kelas. Bila 2 kali ujian praktek tidak lulus akan diganti dosen pengujinya.
19
BAB 4 PENUNTUN PADA KUNJUNGAN PRA ANESTESI / ANALGESIA a.
Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi/analgesi harus dilakukan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan minimum pra bedah (pra anestesi). Pemeriksaan sebelum pembedahan terhadap penderita dilakukan pada penderita yang dirawat ataupun yang rawat jalan dan didokumentasikan pada lembar Pemeriksaan Pra Anestesi (terlampir). Pemeriksaan ini mencakup 1. Data-data administrasi Berupa nama pasien, jenis kelamin, tanggal lahir,alamat dan nomer telepon, pekerjaan, izin operasi, informed consent anestesia 2. Anamnesa Umum Keadaan kesehatanberupa keluhan utama, penyulit terdahulu : ada / tidak. Bila ada penyakit apa? kapan diderita? Pernah dilakukan pembedahan : ya / tidak. Bila ya pembedahan apa?, Kapan?Bila pernah dibedah apakah dengan anestesi umum? adakah komplikasinya? ya / tidak. Bila ada komplikasi, apa yang terjadi?Bila ada keluarga yang pernah mengalami anestesi umum, adakah komplikasi yang terjadi pada mereka baik sewaktu operasi maupun sesudahnya.Apakah dalam pengobatan seorang dokter?Apakah sedang dalam pengobatan spesialis?Merokok, berapa banyak? A n a m n e s a K h u s u s B a t u k d a n a t a u b e rd a h a k ? A d a darah?Pernafasan yang pendek, bila dalam keadaan stress adakah pernafasan yang pendek di waktu malam? Pernafasan tertekan di daerah dada?Jantung berdebar-debar?Kaki bengkak 21
3.
4.
5.
22
diwaktu malam hari?Banyak kencing diwaktu malam hari?Sudah kencing?Nyeri daerah lambung, dan atau muntah-muntah? Berat badan menurun dalam waktu singkat?Berat badan bertambah dalam waktu singkat? Pening (sakit kepala)?Penderita epilepsi (ayan)?Adakah trombosis ? Pernah menderita asthma?, obat? Pernah pingsan? Pernah hepatitis / sakit kuning? Adakah tendensi perdarahan spontan ? Adakah penyakit diabetis militus keluarga?Alergi terhadap obat-obatan? (penicillin, preparat jodium dan lain – lain), Alergi terhadap plester?Apakah sedang hamil? adakah komplikasi kehamilan?Apakah sedang memakai pil?Apakah sedang memakai lensa kontak?Apakah sedang memakai gigi palsu? Anamnesa dari obat-obatan yang dipakai Obat-obatan anti pembekuan darah, Obat-obatan anti hipertensi,diuretik,kortikosteroid, preparat digitalis,anti arithmia,obat tidur dan analgetik, obat penenang,obat anti epilepsi,bronkodilator,alkohol dan tembakau,obat-obat lain (kontrasepsi, MAO, inhibitor) sertapreparat-preparat lainnya (vasodilator, antagonis beta, antibiotika). Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum, Tinggi badan,Berat badan,Tekanan darah,Denyut nadi dan iramanya, Temperatur,Tipe respirasi,Susunan gigi geligi, Anatomi mulut Pemeriksaan Laboratrorium Pemeriksaan laboratorium tergantung dari pasien, meliputi : umur, kesehatan secara umum, pengobatan yang sedang dialami dan jenis operasi. Pemeriksaan ini disesuaikan dengan standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional. Hal – hal yang sama dilakukan untuk Elektrocardiogram. Pada penderita umur diatas 40 tahun atau indikasi, dilakukan evaluasi kardiologi. Foro thorak dilakukan bila ada indikasi
a.
Semua kunjungan anestesia harus dilaporkan kepada konsulen lantai pada sore / malam harinya. b. Pembatalan anestesi / operasi, hanya dapat dilakukan oleh konsulen (tulis nama konsulen serta alasannya didalam status penderita) c. Beritahu perawat ruangan, supaya ia memberitahu dokter jaga dari disiplin yang bersangkutan. d. Kalau ada operasi berat memerlukan ICU pasca bedah, pesanlah tempat dahulu. Bila tidak ada tempat di ICU sedangkan ini indikasi mutlak, pembedahan ditunda dengan catatan dokter spesialis bedah yang bersangkutan diberitahu. e. Kalau mutlak perlu suatu obat / alat tertentu sedangkan persedian tidak ada, adakanlah komunikasi dengan dokter spesialis bedahnya, kalau perlu ditunda atau buatlah resep. f. Medical record (status) harus diisi pada waktu pemberian anestesi. Penting : Jangan lupa mencatat penyulit-penyulit yang timbul serta tindakannya, hal ini sangat berguna untuk riset g. Evaluasi pra anestesi ditulis pada status pra anestesia dan dibacakan waktu parade h. Evaluasi, pasca anestesia / analgesia harus dilakukan oleh dokter anestesiologi yang bersangkutan. i. Informed Consent Wajib diberikan kepada pasien dengan penjelasan.
23
BAB 5 TUGAS UNTUK PESERTA PPDS I BIDANG STUDI ANESTESIOLOGI Peserta Tk IA dan IB a. Melakukan anestesi umum dengan ASA I dan II pada pembedahan ringan dan sedang jumlah minimal 2 kasus/hari, kalau kurang maka peserta harus menjadi orang ke II atau ke III pada kasus lain. b. Tidak boleh memakai ventilator c. Tidak boleh menggunakan analgesi epidural atau analgesia regional lain kecuali kalau sudah lulus ujian praktek/teori analgesia Subarakhnoid. d. Harap ditanyakan Protokol Kerja Sub Disiplin Ilmu (kalau sudah tahu jangan membuat modifikasi sendiri kecuali izin supervisor ) Peserta Tk IIA, IIB, IIC a. Melakukan anestesi umum (sebanyak mungkin dengan ventilator terutama pada operasi > 2 jam ) dan analgesia epidural, caudal block dan blok perifer b. Umur : tidak terbatas ( sebanyak mungkin < 5 tahun dan > 60 tahun) c. Status fisik ASA > I ( sebanyak mungkin ASA 2-3 ) d. Jumlah minimal 2 kasus / hari, kalau kurang maka peserta menjadi orang ke II atau ke III pada kasus lain. e. Dilarang merubah tehnik anestesia / analgesia si penanggung jawab kasusapabila menjadi orang ke II atau ke III f. Melayani penderita di ICU sebagai peserta yunior ( tanyakan / pelajari protokol dan policy ICU ) g. Harap tanyakan protokol kerja ICU
25
PesertaTkIIIA,IIIB a. Melakukan anestesi umum (sebanyak mungkin dengan tehnik anestesi imbang ) dan analgesia regional b. Umur tidak ada batasan c. Status fisik tidak ada batasan d. Jumlah minimal 2 kasus /hari kalau kurang maka peserta menjadi orang ke II dan ke III pada kasus lain. e. Dilarang merubah protokol kerja sipenanggung jawab kasus, kalau menjadi orang ke II atau orang ke III f. Harapa tanyakan dan pelajari protokol kerja atau policy ICU dan anestesia bedah syaraf kepada suba bagian yang bersangkutan (kalau sudah tahu jangan sekali-kali menyimpang dari protokol atau policy sub bagian tersebut) g. Melayani penderita di ICU sebagai peserta senior (tanyakan / pelajari protokol kerja dan policy ICU) h. Melakukan tehnik-tehnik khusus Anesthesia / Analgesia
26
BAB 6 PEMBAGIAN TUGAS JAGA PESERTA PPDS I BIDANG STUDI ANESTESIOLOGI Selama menjalani pendidikan Residen mendapat tugas jaga yang diatur oleh KPS melalui Chief Residen. Jaga I (ICU) a. Harus berada ditempat dan berada di ICU setiap waktu, kecuali apabila harus ke kamar bedah cito (dengan sarat dokter jaga on call ICU harus datang ke ICU) b. Bertanggung jawab penuh terhadap penderita ICU c. Melakukan dan bertanggung jawab terhadap pemberian anestesia / analgesia penderita bedaf saraf dan bedah kardiothoraksik (penderita cito) d. Melakukan dan bertanggung jawab terhadap pemberian anestesia / analgesia penderita cito dengan resiko tinggi atau sulit yang mana dokter jaga I dan II tidak sanggup melakukan. e. Siap menanggulangi penderita gawat f. Melakukan dan harus memberitahu kepada konsulen harian kalau mendapat kesulitan. g. Kalau ada kesulitan penderita di ICU, konsultasi atau pemberitahuan harus dilakukan kepada bagian dari mana pendrita berasal. Jaga UGD Jaga 1 (R4/Komandan Jaga) a. Harus siap setiap waktu dikamar bedah cito b. Membagi pekerjaan untuk dokter jaga lainnya, sesuai dengan kemampuan masing- masing dokter jaga (manager khusus kamar bedah cito ) c. Bertanggung jawab penuh atas kejadian atau pekerjaan dikamar 27
bedah cito. d. Melakukan pekerjaan anestesia / analgesia dikamar bedah cito terutama penderita dengan resiko tinggi atau sulit. e.
Siap untuk menanggulangi penderita gawat.
f.
Membuat laporan jaga setiap hari dalam buku laporan (status anestesia penderita lengkap harus disertakan) dan dalam bentuk power point untuk ditayangkan di ruang parade g. Penanggung jawab penyerahan status ke Medical Record bagian. h. Bertanggung jawab pemantauan koas jaga UGD. Jaga 2 (R3) a. Melakukan pekerjaan Anestesia / Analgesia sesuai dengan tugas yang diberikan dokter jaga II, terutama penderita ASA II dan ASA III. b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat. c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau belum pernah melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang bersangkutan dengan penderita cito yang akan dihadapi. Jaga 3 (R2 ) a. Melakukan pekerjaan Anaestesia / Analgesia sesuai dengan tugas yang diberikan oleh dokter jaga I b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau belum pernah melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang bersangkutan dengan penderita yang akan dihadapi. Jaga 4 (R1 ) a. Melakukan pekerjaan Anaestesia / Analgesia sesuai dengan tugas yang diberikan oleh dokter jaga I b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau
28
belum pernah melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang bersangkutan dengan penderita yang akan dihadapi. HAK DAN KEWAJIBAN a. Selama tahun pertama dalam pendidikan tidak boleh praktek swasta profesional sebagai dokter umum. b. Selama pendidikan tidak boleh praktek swasta sebagai dokter anestesi. c. Ijin sesuai dengan aturan yang berlaku. d. Ikut memelihara semua fasilitas dan alat di Bagian Anestesiologi dan Reanimasi e. Menjaga dan membina kerja sama yang baik antar residen maupun antar bagian di RS Dr.Sardjito maupun RS lain sebagai RS Pendidikan. f. Membayar uang SPP dan BOP sesuai aturan fakultas. g. Mematuhi peraturan dan tata tertib peserta PPDS I Bidang Studi Anestesiologi h. Masa studi adalah 7 (tujuh) semester, dengan catatan setiap tahap tidak boleh melampaui 2 (dua) kali masa studi atau masa studi keseluruhan tidak boleh melampaui 14 (empatbelas) semester. i. Setiap residen akan mempunyai pembimbing akademik untuk tiap tahap / semester.
29
BAB 7 KRITERIA CHIEF RESIDEN a.
Kriteria : • Telah menjalani semua stase. • Lulus ujian prachief. • Chief ditetapkan oleh KPS melalui rapat pendidikan. b. Pelayanan • Menguasai masalah medis, baik segi anestesi maupun pembedahannya • Bertanggung jawab atas lancarnya operasi • Mengatur daftar jaga residen • Bertanggung jawab atas kelancaran pre operasi visit dan konsultasi antar bagian. • Menjadi penengah bila terjadi kesalah pahaman diantara junior dengan residen bagian lain. • Bila tidak ada senior, menjadi wakil senior untuk memutuskan sesuatu dalam hal pelayanan anestesi maupun ICU • Tidak menciptakan policy. c. Kegiatan Pendidikan • Mengkoordinasikan / mengatur bimbingan praktis dan teori untuk residen Stase di Anestesiologi (Bedah, Kebidanan, THT, Anak, Bedah Mulut ). • Mengkoordinasikan / mengatus bimbingan praktis dan teori untuk Ko Ass (Mahasiswa S1) • Mengkoordinasikan / mengatur bimbingan praktis dan teori untuk paramedis yan g belajar anestesi. • Mengkoordinasikan latihan ketrampilan RJP untuk bimbingan Mahasiswa S1. • Mengkoordinasikan para residen yang ikut mengawasi 31
ujian Mahasiswa S1 baik tingkat sarjana maupun tingkat profesiCatatan :Kegiatan bimbingan berupa penanganan kasus emergensi, Resusitasi , Dasar Anestesi, Farmakodinamik dan farmakokinetik obat anestesi, Persiapan pre anestesi, Pemantauan fungsi vital selama dan pasca anestesi, Obat dan sistem anestesi d. Kegiatan Ilmiah • Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas kelancaran “ Acara Parade kasus “ setiap hari jam kerja jam.: 06.30 – 08.00. • Mengatur dan bertanggung jawab atas kelancaran acara “ journal reading” bahasa Inggris setiap hari Kamis jam 06.30 – 08.00, dilanjutkan laporan pasien dalam bahasa Inggris. • Mengatur dan bertanggung jawab atas kelancaran acara Referat • Mengatur dan bertanggung jawab atas Laporan Jaga setiap hari
32
BAB 8 INTENSIVE CARE UNIT (ICU) STASE ICU I TIU : Peserta didik memahami prinsip dasar critical care2. Peserta didik memahami dasar-dasar manajemen pasien kritis3. Peserta didik mampu melakukan tindakan-tindakan life saving dan life support pada pasien kritis TIK A. Knowledge 1. Mampu mengenali dan melakukan penanganan masalah jalan nafas 2. Mampu melakukan RJPO 3. Mampu mengenali gagal nafas, mampu memberikan terapi oksigen, ventilasi mekanik. Mengetahui mekanika respirasi. 4. Mengetahui monitoring oksigenasi dan ventilasi (Gas darah, pulse oksimetri dan kapnografi) 5. Mampu melakukan monitor hemodinamik, non invasif/invasif, mengenali shock, mengetahui jenis-jenis shock, patofisiologi dan manajemennya 6. Mampu mengenali life threatening arithmia dan terapinya. Mampu melakukan defibrilasi 7. Mampu mengenali kelainan elektrolit, asam basa dan koreksinya serta menguasai interprestasi analisa gas darah. 8. Mampu mengamankan pasien kritis ditempat kejadian, selama transport dan ditempat perawatan selanjutnya (IRD, ICU) 9. Mengetahui dan mampu melakukannya brain protection 10. Mengetahui dan mampu monitor dan support nutrisi enteral 33
11.
12. 13. 14.
dan parenteral Mengetahui fisiologi dan mampu memberikan support organ : jantung, paru, ginjal, traktus gastrointestinal dan muskuloskeletal. Mampu melakukan konsultasi pada disiplin ilmu lain dan mampu menjawab konsultasi dari disiplin ilmu lain. Mampu mengelola pasien pasca bedah dan memberikan analgesia pasca bedah Mengetahui dan mampu melakukan manajemen pasien-pasien. a. Ketosidosis, diabetika, hiperosmoler non ketotik b. Pneumonia, bronkopnemonia c. Status asmatikus d. Decompensatio cordis e. Paska operasi dengan penyakit f. Status convulsivus g. Tetanus h. Pre eklamsi berat, Eklamsi
B. Attitude Melakukan tugas pengelolaan pasien, tugas jaga dan tugas administratif yang diberikan selama menjalankan stase, Absensi dengan alasan jelas tidak lebih dari 2 hari selama masa Stase C. Psikomotor No
34
Tindakan
Jumlah
1
Pemasangan central venous catheter subclavia 7 4 2 2 D/SJugularis interna D / SFemoralis D / SBrachialis D / S
2
Kanulasi Arteri
2
3
Manajemen centilator pada pasien kritis
10
D. Management 1. Mampu menginventarisasi pasien 2. Mampu menyajikan data BOR, LOS, TOI, GDR, NDR dan 10 3.
penyakit terbanyak Mampu mendokumentasikan perkembangan medis dalam catatan medis
E. Ilimiah Mampu melakukan critical appraisal terhadap penelitian critical care STASE II TIU Penanganan pasien terutama pasien kritis TIK A. Knowledge 1. Mengetahui dan mampu mengelola pasien dengan kelainan a. Acute Renal Failure dan acute on chronic renal failure b. Sepsis c. Disseminated Intravascular Coagulation d. Acute Respiratory Distress Syndrome e. Penyakit infeksius yang critical III f. Paska op bedah jantung, paska op bedah thorak dan vaskuler g. Penyakit-penyakit keganasan yang masuk ICU h. Brain death certification i. Multiple trauma termasuk trauma thorak 1. Peserta didik memahami prinsip dasar critical care 2. Peserta didik memahami dasar-dasar menejemen pasien kritis 3. Peserta didik mampu melakukan tindakan-tindakan life saving dan life support • Trauma spinal dan kolumna vertebralis
35
• • •
Thyroid strom Hyperthermi storm m. Post cradiac aresst
B. Attitude 1. Melaksanakan tugas pengelolaan pasien, tugas jaga dan tugas administratif yang diberikan selama menjalankan stase 2. Absensi dengan alasan jelas tidak lebih dari 2 hari selama masa stase C. Psikomotor D. Manajemen Mampu melakukan analisa mortalitas dan morbiditas E. Ilmiah Mampu menyusun protap medis ( judul sesuai yang diminta ) INDIKASI MASUK ICU Intalasi rawat Intensif ( IRI) Critical Ill dan Potensi critical Ill yang reversible • Gagal nafas / impending gagal nafas dengan criteria klinis • Shock semua penyebab • Sepsis / awal sepsis • Post operasi besar / berat / operasi lama • Post resusitasi jantung paru • Kardiovaskuler-respirasi tidak stabil (contoh : pasien dekompensasi jantung dengan gagal nafas) • Critical ILL yang lain dengan prognosis reversibel
36
KRITERIA PASIEN MASUK IRI PASIEN MONDOK 1 (SATU) • Pasien sakit kritis • Hemodinamik tidak stabil • Memerlukan terapi intensif • Memerlukan dukungan ventilasi mekanik • Tidak terbatas macam terapi yang diterimanya (contoh : paska bedah kardiotoraksik, shock sepsis) No
Tindakan
Jumlah
1
Insersi CVC pada anak
1
2
Insersi HD catheter
2
3
Fungsi Pleura
2
PASIEN PRIORITAS 2 (DUA) • Pasien beresiko dan memerlukan terapi intensif segera • Membutuhkan pemantauan hemodinamik secara intensif • Tidak terbatas macam terapi yang diterimanya, Contoh : menderita penyakit dasar jantung, paru atau ginjal akut dan berat post pembedahan mayor PASIEN PRIORITAS 3 (TIGA) • Pasien sakit kritis dan tidak stabil • Mendapat terapi intensif untuk mengatasi penyakit akut, tetapi usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi kardiopulmonal Contoh : pasien dengan keganasan metastatik disertai penyakit infeksi, pericardial tamponade, atau sumbatan jalan nafas, atau pasien menderita penyakit jantung atau paru terminal disertai komplikasi panyakit akut berat
37
PENGECUALIAN • Pasien-pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang nyaman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR”. Sesungguhnya, pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di IRI untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya. • Pasien dalam keadaan vegetatif permanen KRITERIA PASIEN PINDAH KE INTALASI RAWAT INAP / RS LAIN 1. Nafas spontan / adekuat Kriteria : Tidal volume 7-10cc/kg.BB Respiratory Rate 12-20x/menit AGD normal/dalam batas normal Saturasi oksigen > 95% Batuk kuat 2. Hemodinamik Stabil Kriteria : Heart rate < 100x/menit(60-80x/menit) Tekanan darah normal → individual pasien Non inotropik→kecuali pindah di IRJAN/HDNC Akral hangat 3. Stabil cairan Kriteria : Produksi urine > 1cc/kg.BB/jam Elektrolit dalam batas normal CVP dalam batas normal 8-12 cmH2O (individual pasien) 4. Neuromuskuler Kriteria GCS > 10 (pasien neurology) Tidak ada kejang
38
5.
Metabolisme Kriteria Suhu badan normal GDR normal (individual) Insulin tidak dengan kontinyu intravena
PASIEN PRIORITAS 1 (SATU) Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari IRI bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil. Contoh-contoh hal terakhir adalah pasien dengan tiga atau lebih gagal system organ yang tidak berespon terhadap pengelolaan agresif. PASIEN PRIORITAS 2 (DUA) Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi intensif telah berkurang. PASIEN PRIORITAS 3 (TIGA) Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari IRI bila kebutuhan untuk terapi intensif tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil. Contoh dari hal terakhir antara lain adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal), karsinoma yang telah menyebar luas, dan lain-lainnya yang telah tidak berespon terhadap terapi IRI untuk penyakit akutnya, yang prognosisnya jangka pendeknya secara statistik rendah, dan yang tidak ada terapi yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya.
39
BAB 9 PROSEDUR PENGAJUAN IJIN DAN PERSETUJUAN PENELITIAN DI RS DR.SARDJITO YOGYAKARTA PENDAHULUAN Rumah Sakit Dr.Sardjito adalah Rumah Sakit Dep.Kes yang ditunjuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Tugas utama RS dr.Sardjito disamping memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat juga melaksanakan tugas pendidikan bagi calon dokter spesialis. Direktur Rumah Sakir Dr.Sardjito bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, disamping mempunyai tugas menyediakan sarana dan mengijinkan penggunaan sarana tersebut untuk pendidikan. Direktur juga bertanggung jawab dan mengatur semua jenis pelayanan medis di RS Dr.Sssardjito yang dilaksanakan oleh calon dokter spesialis yang pendidikannya dilakukan di RS Dr.Sardjito. Jadi RS Dr.Sardjito yang mempunyai tugas dwi fungsi tersebut, akan merupakan arena yang potensial untuk penelitian baik yang bertujuan untuk peningkatan ilmu maupun untuk peningkatan mutu pelayanan. Kegiatan penelitian merupakan kegiatan bersama antara FK UGM dan RS Dr.Sardjito, hingga perlu penanganan yang terpadu dan berkeseimbangan. Penelitian sebagai sarana peningkatan ilmu dan sarana akademi yang dilaksanakan oleh Staf, calon dokter spesialis, dan calon dokter ( S2, S3 S0 dll ), perencanaannya dan pengembangannya menjadi kewenangan dekan Fakultas Kedokteran UGM, sedang pelaksanaan penelitian di RS Dr.Sardjito dengan memperhatikan saran Tim medis / Komite Medis. Sedang penelitian oleh Mahasiswa, non FK perlu ditelaah dan dimonitor oleh Bidang Diklit RS Dr.Sardjito. 41
Untuk menjaga terpeliharanya suatu pelayanan dan mutu pendidikan, maka semua penelitian yang dilaksanakan oleh calon dokter, calon dokter spesialis, Staf FK UGM / FKG UGM dan RS Dr.Sardjito harus melalui dekan / minimal kepala seksi, Bagian / Kepala Instalasi disertai usulan penelitian (proposal) yang memadai diajukan ke Direktur. Penyimpangan atau pelanggaran dapat dikena sanksi / pemberhentian penelitian yang diputuskan dalam rapat dimana Direktur dan dekan hadir. I.
42
KETENTUAN UMUM 1. Dekan adalah dekan Fakultas Kedokteran UGM dan pejabat yang ditunjuk Dekan 2. DirekturAdalah Direktur RS Dr.Sardjito atau pejabat yang ditunjuk Direktur 3. PenelitianPenelitian adalah bagian dari Pendidikan di semua strata dan peningkatan ilmu, yang merupakan kegiatan yang cermat dan teratur serta terus menerus, untuk mencari fakta / memecahkan masalah dan menggunakan metode dan cara berfikir ilmiah. 4. Peneliti / calon PenelitiPeneliti dan calon peneliti adalah : a. Mahasiswa Pendidikan Ahli Madya (D3) b. Mahasiswa Kedokteran / Kedokteran Gigi Semester 7 dan 8 (S1) c. Mahasiswa tingkat terakhir dari Fakultas lain (S1) d. Calon dokter Spesialis PPDS I, Residen (S2) e. Peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan dan Non Kesehatan(S2) f. Peserta Pendidikan Program Doktor, medis maupun non medis (S3) g. Staf medis / non medis RS Dr.SardjitoPeneliti dari Luar negeri
5.
Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Persyaratan Surat permohonan dibuat oleh • Direktur Akademik ( D3 ) • Dekan Fakultas dilingkungan UGM dan luar UGM (S1) • Dekan Fakultas Pasca Ssarjana ( S2 ) • Dekan Program Doktor ( S3) • Ketua SMF/Instalasi / Sub di RS Dr.Sardjito dan yang ditujukan ke Direktur RS Dr.Sardjito untuk mendapatkan ijin dan persetujuan, disertai Proposal Penelitian dan Ethical Clearance untuk penelitian pada manusia • Ijin Gubernur cq Dit.Sos Pol jika penelitian mengenai masalah sosial budaya. 6. Penelitian MedisPenelitian medis adalah penelitian yang menyangkut semua aspek medis dari pasien yang dirawat serta menggunakan data Rekam Medis. 7. Penelitian Non Medis Penelitian yang tidak langsung berhubungan dengan dokter dan pasien dan tidak secara langsung menggunakan rekam medis. 8. Ethical ClearanceEthical Clearance adalah surat yang dikeluarkan / dibuat oleh Komisi Etik Penelitian Bio medis Pada manusia pada Fakultas Kedokteran UGM tentang laik tidaknya tersebut dilakukan pada manusia 9. Ijin GubernurAdakah ijin yang dikeluarkan oleh Dit Sospol Pemda DIY / Bappeda mengenai penelitian yang menyangkut sosial budaya yang dapat menimbulkan kerawanan sosial di Masyarakat pada individu maupun instansi diwilayah Pemda DIY. 10. Tim MedisAdalah suatu badan non struktural yang mempunyai kelompok tenaga fungsional medis di Rumah Sakit yang mendampingi Direktur Rumah Sakit. 11. Materi PenelitianAdalah hal-hal yang mengenai pelayanan kepada pasien atau sarana dan penunjang medis yang
43
dijinkan oleh Direktur untuk menjadi obyek penelitian , setelah mendengarkan / menerima masukan dari Tim Medis 12. Tim Peneliti RS Dr.SardjitoAdalah Tim yang trdiri dari Tim Medis kepala SMF / Instalasi / Bidang / Sub.Bagian. Serta Ka.Sub Seksi Penelitian Diklit yang mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada Direktur mengenai pemberian ijin dan persetujuan penelitian II.
PROSEDUR PENELITIAN Prosedur penelitian di RS Dr.Sardjito terdiri dari prosedur permohonan ijin dan persetujuan penelitian, baik medis, non medis atau penggunaan Rekam Medis A. PROSEDUR PERMOHONAN IJIN DAN PERSETUJUAN PENELITIAN MEDIS DI RS DR.SARDJITO 1. Calon Peneliti / Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian yang dibuat oleh □ Dekan Fakultas Kedokteran UGM / diluar UGM ( S1 ) □ Direktur Akademik dll ( D3 ) □ Dekan Pasca Sarjana ( S2 ) □ Dekan program Doktor ( S3 ) □ Ketua Program Studi ( KPS ) □ Kepala SMF / Instalasi / Sub Bagian atasan langsung di RSUP dr.Sardjito, ditujukan kepada Direktur RS Dr.Sardjito untuk mendapatkan ijin dan persetujuan disertai : o Proposal lengkap yang disahkan oleh dosen Pembimbing o Ethical Clearance dari Fakultas kedokteran UGM bila penelitian dilakukan pada manusia / pasien o Rekomendasi dari SMF tempat yang akan dijadikan ajang penelitian, bahwa penelitian dapat / tidak dapat dilaksanakan di SMF instalasi yang bersangkutan.
44
o
2. 3.
4.
5.
B.
Membuat formulir persetujuan pasien / keluarga, untuk kesediannya diikut sertakan dalam penelitian, setelah diberikan keterangan sejelas-jelasnya mengenai resiko ikut penelitian termasuk pembiayaannya (informed consent) Bidang Diklit mengajukan berkas yang telah lengkap tersebut, ke Direktur untuk mendapatkan ijin penelitian / penolakan Setelah terbit surat ijin penelitian, peneliti / calon peneliti mengisi blanko pertanyaan yang tersedia di Diklit yang berisi 3.1. Kesediaan penelitian mengikuti tata tertib RS Dr.Sardjito 3.2. Penggunaan fasilitas sesuai yang dijinkan3.3. Akan menyerahkan 2 eksemplar hasil penelitian untuk unit yang bersangkutan dan perpustakaan RS Dr.Sardjito Dengan surat pengantar dari Diklit, ke SMF / Instalasi yang bersangkutan dilampiri surat ijin Direktur dan surat pernyataan peneliti, calon peneliti menghadap ke SMF / Instalasi bahwa penelitian bisa dilaksanakan Bila terjadi penyimpangan sanksi / penghentian penelitian ditetapkan oleh Tim peneliti RS Dr.Sardjito dalam rapat yang dihadiri oleh Dekan dan Direktur.
PROSEDUR PERMOHONAN IJIN DAN PERSETUJUAN PENELTIAN NON MEDIS DI RS DR.SARDJITO 1. Calon peneliti / peneliti mengajukan surat permohonan ijin : □ Direktur □ Dekan □ Ketua Program Studi □ Atasan langsung Calon peneliti / peneliti tersebut ditujukan langsung kepada Direktur RS Dr.Sardjito dengan dilampiri a. Proposal lengkap yang disahkan oleh Dosen pembimbing / atasan langsung
45
b. Rekomendasi dari Direktorat Sospol Pemda Tk I DIY / Bappeda bahwa materi penelitian bisa diinformasikan kepada umum 2.
3.
4.
5. 6.
Atas dasar surat permohonan beserta lampiran berikut Diklit minta pertimbangan Tim Peneliti RS Dr.Sardjito (Kepala SMF / Instalasi Bidang / Subbag) apakah penelitian tersebut bisa dilaksanakan Surat pertimbangan Tim Peneliti RS Dr.Sardjito beserta bendel surat permohonannya, diajukan ke Direktur RS Dr.Sardjito untuk mendapatkan ijin / penolakan Berdasarkan iji Direktur, Bidang Diklit memberikan pengantar kepada calon penliti / peneliti yang diserta surat pernyataan dari peneliti / calon peneliti, yang diajukan kepada kepala SMF / Instalasi / Bidang / Subbag bahwa peneliti bisa dimulai. Tim peneliti RS Dr.Sardjito memantau pelaksanaan penelitian Bila terjadi penyimpangan / pelanggaran, Tim peneliti RS Dr.Sardjito memberikan sanksi / penghentian penelitian yang ditentukan dalam rapat dimana Dekan dan Direktur hadir.
C. PROSEDUR PERMOHONAN IJIN PERSETUJUAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN REKAM MEDIS 1. Calon peneliti / peneliti mengajukan permohonan ijin : • Direktur • Dekan • Ketua Program Studi • Atasan langsung calon peneliti / peneliti yang bersangkutan, diajukan kepada Direktur RSUP Dr.Sardjito dengan dilampiri : Proposal lengkap terutama menyebutkan yang akan diteliti beserta variabel-variabelnya dan mengisi formulir pengembalian data / reka medik dari Diklit rangkap dua dan diketahui oleh Kepala SMF/Instalasi / Bidang / Sub Bagian (untuk KTI ada formulir tersendiri )
46
2. 3. 4.
5.
Permohonan beserta lampirannya diajukan ke Direktur untuk mendapatkan ijin / penolakan. Berdasarkan surat ijin dari Direktur tersebut, Bidang Diklit membuat surat pengantar yang telah diisi tersebut. Surat pengantar beserta lampirannya (pernyataan dari peneliti yang berisi tata tertib ) oleh calon peneliti / peneliti yang diserahkan ke Sub Bagian Rekam Medis dan penelitian bisa dimulai. Bila terjadi penyimpangan / pelanggaran Tim Peneliti RS Dr.Sardjito memberikan sanksi / penghentian penelitian yang ditentukan dalam rapat yang dihadiri oleh Dekan dan Direktur.
III. KETENTUAN TAMBAHAN 1. Untuk peneliti/ calon peneliti yang sedang bekerja / bertugas di RS Dr.Sardjito prosedur bisa disederhanakan asal ketentuan – ketentuan pokok dipenuhi. 2. Formulir-formulir yang sudah ada akan distandarisasi disesuaikan dengan kepentingan nasional 3. Perubahan-perubahan prosedur pengajuan ijin dan persetujuan penelitian. Bisa dilakukan atas persetujuan Dekan Fakultas kedokteran UGM dan Direktur RS Dr.Sardjito.
47
LAMPIRAN MATRIK KEGIATAN ILMIAH PPDS I ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FGAKULTAS KEDOKTERAN UGM / RS DR.SARDJITO YOGYAKARTA Jenis Kegiatan
I Kegiatan Ilmiah / + MMC Konferensi + Tugas Baca + Ujian BOARD Referat
II +
III +
Semester IV V + +
VI +
VII +
+
+
+
+
+
+
2
+ 2
2 1
2
Laporan Kasus Thesis Ujian Tahap Ujian Thesis Ujian Komprehensif Chief
Ia
Ib
IIa
IIb
KET
6 kali 2 kasus ICU 1 kasus anestesi
Proposal Hasil IIc IIIa IIIb + + +
Catatan :Semester dapat tidak sesuai dengan kelas, bila residen tidak lulus ujian tahap, maka yang bersangkutan tetap dikelas yang lama (Stase yang sesuai kelas) meskipun semester telah bertambah
49
MATRIK KEGIATAN PSIKOMOTOR / KETRAMPILAN RESIDEN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM / RS DR.SARDJITO Kelas Kegiatan Ia • Manajemen Jalan Nafas • Resusitasi ( Cairan, RJP, dll ) • Anestesi umum : Sungkup Muka Ib Anestesi Umum : Intubasi, LMA Anestesi spinal Ic Anestesi pada Obsgyn • Anestesi THT, Mata • Anestesi Bedah Anak (pediatrik) IIa • Anestesi Bedah Anak (neonatus) • Anestesi Balas • Anestesi Emergensi I • Epidural • Poli Anestesi/klinik nyeri IIb • Anestesi Bedah Syaraf • ICU I • Blok Perifer IIIa • Anestesi bedah thorax/
IIIb
Kardiovaskuler Anestesi kasus khusus • Anestesi bedah syaraf (tumor) • ICU II • Anestesi Emergensi II • Anestesi teknik khusus • Penelitian untuk karya tulis • Chief
•
Tempat RSUP Dr Sardjito
RSUP Dr Sardjito RSUP Dr Sardjito
•
RSUP Dr Sardjito dan RS Jejaring
•
RSUP Dr Sardjito
•
RSUP
Dr
Sardjito,
RS Harapan Kita, RS Soetomo, RS jejaring pendidikan
•
RSUP Dr Sardjito
Catatan : • Anestesi Emergency / Resusitasi pada setiap tahap • Akan dilakukan pergeseran bila keadaan memerlukan • Residen harap memberitahukan bila stase disuatu bagian terlewat atau dirasa kurang
50
RINCIAN JUMLAH KASUS SEBAGAI PRASYARAT KOMPETENSI Kasus Anestesi bedah umum (abdomen, urologi, ortopedi, plastik, tumor) elektif Anestesi bedah darurat ( semua jenis ) Anestesi subarkhnoid Anestesi epidural Anestesi blok brakhialis Anestesi blok ( caudal, intravena-regional dll) Anestesi bedah pediatri • Neonatus • Bayi • Anak-anak Anestesi bedah otak elektif • Perdarahan epidural • Perdarahan intrakranial • Tumor intracranial • VP Shunt • Kelainan vertebra Anestesi bedah jantung ( asistensi ) Anestesi bedah thorak / paru Mengelola kasus ICU (variasi jenis kasus ) Mengelola kasus HCU (variasi jenis kasus ) Anestesi bedah THT elektif • TA • FSS + tehnik hipotensi • Timpanoplastik + tehnik hipotensi • Mikrolaringoskopi • Trakeostomi • Lainnya Anestesi bedah mata elektif Anestesi bedah cesar (elektif dan darurat ) • Preeklampsia / eklampsia • Antepartum hemoraghika • Gawat janin • Partum tak maju • Elektif Memasang katheter intra arterial Memasang katheter vena sentral
Jumlah keseluruhan 500 200 100 50 5 5 100 10 30 60 50 10 10 10 10 10 10 10 10 10 200 20 10 10 10 10 140 200 100 20 10 10 10 50 5 5
51
Kasus Melakukan punksi atau pemasangan pipa intra pleura Melakukan bronchospcopy Menghadapi intubasi sulit, blind intubation, retograde intubation dll
52
Jumlah keseluruhan 5 5 5
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA EVALUASI STASE Nama Mahasiswa No.MHS. Stase / Semester Kasus dan teori Tanggal
: : : : :
Persiapan Penderita - Pre op visit - Diruang persiapan induksi Persiapan mesin / alat Anestesi Induksi Pemeliharaan Pasca anestesi RR / PACU Sterilitas Nilai Total Kesimpulan : baik sekali/baik/ cukup/kurang/kurang sekali
Angka Maksimum
Angka
Penilaian untuk stase Baik sekali : 90 – 100 Baik : 80 – 84 Cukup : 70 – 79 Kurang : 60 – 69 Kurang sekali : < 60 Lulus bila nilai ≥ 70 Yogyakarta, Penguji ( dr.
SpAn ) 53
PROGRAM STUDI BIDANG ANESTESIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA PENILAIAN UJIAN THESIS NAMA MAHASISWA Tempat / tgl lahir No.MHS Program Studi Judul Thesis No
: : : : Anestesi dan Terapi intensif :
ASPEK YANG DINILAI Bobot Thesis 1. Materi 2. Metodologi 3. Sistematika 4. Bahasa dan tata tulis Penampilan 1. Penguasaan materi thesis 2. Penguasaan metodologi yang dipergunakan Jumlah
ANGKA ......................... ......................... ......................... ......................... ........................ ........................ .........................
Nilai Angka : 3,25 – 4,00 = A (istimewa), bobot nilai 4 2,75 – 3,24 = B (baik), bobot nilai 3 2,00 – 2,74 = C (cukup), bobot nilai 2 1,50 – 1,99 = D (kurang) bobot nilai 1 Nilai Akhir dalam bentuk huruf A / B / C ( oleh ketua Dewan Penguji )
54
PROGRAM STUDI BIDANG ANESTESIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PENILAIAN PENGETAHUAN ILMIAH Topik Ujian PENILAIAN UNTUK KESIMPULAN Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali NBL : 70
A n g k a Angka Minimal Maksimal
PENGETAHUAN TEORI KLINIK UMUM P E N G E TA H UA N T E O R I K L I N I K KHUSUS LOGIKA DALAM DISKUSI NILAI TOTAL KOMENTAR : (UNTUK PENGUJI DAN YANG DIUJI KESIMPULAN : BAIK SEKALI / BAIK / CUKUP / KURANG / KURANG SEKALI
Yogyakarta Penguji
Pendamping
(dr.
)
(dr.
)
catatan : lembaran penilaian ini agar dikembalikan kepada sekretariat KPS Anestesiologi FK UGM
55
PENILAIAN HASIL PENDIDIKAN Angka
Nilai Mutu
Markah
Interprestasi
90 – 100
4,00
A
Baik sekali
85 – 89
3,75
A-
80 – 84
3,5
B+
75 – 79
3,00
B
70 – 74
2,75
B-
65 – 69
2,5
C+
60 – 64
2,00
C
50 – 59
1,75
C-
45 – 49
1,00
D
0 – 44
0,00
E
Nilai Batas lulus (NBL) = 70
56
Baik Cukup Kurang Kurang sekali
DAFTAR MATA KULIAH PESERTA PPDS I BIDANG ANESTESIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UGM / RS DR.SARDJITO YOGYAKARTA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Judul Kuliah Pengantar Anestesiologi Fisika dalam Ilmu Anestesiologi Peralatan dalam sistem Anestesi Bahaya dalam kamar bedah Pemantauan dalam anestesi Dasar-dasar dan evaluasi analisa gas darah Anatomi dan fisiologi sistim pernafasan Anatomi dan fisiologi sistim saraf pusat Anatomi dan fisiologi sistim saraf perifer Anatomi dan fisiologi sistim sirkulasi Fisiologi hati Fisiologi ginjal Fisiologi endokrin dan metabolisme Pengaturan suhu Reaksi alergi dalam anestesi, vara pengenalannya Mekanisme anestesi umum Mekanisme anestesi regional Keracunan anestesi lokal Farmakologi obat depresan dan obat stimulasi SSP Farmakologi obat kardiotonik dan diuretik Farmakologi obat agonis – antagonis alfa beta Farmakologi analgetik narkota dan antagonisnya Farmakologi relaxan dan antagonisnya Pengaruh anestesi terhadap SSP Pengaruh anestesi terhadap sistim pernafasan Pengaruh anestesi terhadap sistim sirkulasi Pengaruh anestesi terhadap hepar Pengaruh anestesi terhadap ginjal Pengaruh anestesi terhadap hormon dan metabolisme Persiapan anestesi prabedah Induksi anestesi Laringoskopi dan intubasi Tehnik anestesi subarakhnoid
57
No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
58
Judul Kuliah Tehnik anestesi epidural lumbal Tehnik anestesi kaudal Tehnik anestesi blok aksiler Tehnik anestesi brakhialis Tehnik anestesi brakhial Tehnik anestesi blok ganglion stellatum Keseimbangan air dan elektrolit Terapi cairan selama anestesi dan pembedahan Tranfusi darah dan permasalahannya Resusitasi dasar lanjut perawatan dan sterilisasi alat anestesi Pengendalian infeksi Penyulit dini paska anestesi Penyulit lanjut paska anestesi Anestesi pasien dalam kehamilan Anestesi pada pasien kelainan paru Anestesi pasien kelainan endokrin Anestesi pada pasien kelainan metabolisme Anestesi pada pasien kelainan ginjal Anestesi pada pasien kelainan saraf otot Anestesi pada bedah torak Anestesi pada bedah mata Anestesi pada bedah otak Anestesi pada bedah jantung tertutup Anestesi pada bedah jantung terbuka Anestesi pediatri Anestesi geriatri Anestesi dan analgesi obstetri Anestesi pada prosedur diagnostik Anestesi tanpa mondok Anestesi pada bedah jalan pernafasan Tehnik anestesi hipotensi Tehnik anestesi hipotermia Tehnik anestesi ekstrakorporal Ventilator ( jenis dan penggunaannya dalam anestesi dan ICU) Masalah syok Penatalaksanaan pasien tidak sadar Dasar-dasar nutrisi parenteral Gagal ginjal mendadak
No 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Judul Kuliah Penatalaksanaan tetanus Penatalaksanaan arrythmia mengancam jiwa Penatalaksanaan krisis hipertensi Penatalaksanaan krisis tiroid Penatalaksanaan krisis miastenia gravis Algoritme penatalaksanaan kesulitan mempertahankan jalan nafas atas Penatalaksanaan infeksi nosokomial Tehnik pemasangan kateter vena sentral Penatalaksanaan trauma dada
59
PEDOMAN SISTEM NILAI KREDIT UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA ISI PENDIDIKAN DAN KEGIATAN PPDS I Telah disepakati bahwa isi pendidikan dalam kegiatan program Pendidikan Dokter Spesialis I disusun seperti dibawah ini : A. Pengetahuan teori dasar B. Pengetahuan teori klinik atau preklinik umum C. Pengetahuan teori klinik atau preklinik khusus D. Kegiatan ilmiah E. Ketrampilan klinik atau preklinik F. Tanggung jawab G. Kegiatan mendidik H. Teori penelitian dasar, lanjutan dan penulisan thesis Selanjutnya telah disepakati pula bahwa : 1 (satu) semester terdiri dari 18 minggu kerja efektif, 1 minggu terdiri atas 5 hari kerja, dan 1 hari kerja rata-rata 10 jam PENYESUAIAN DAN PEDOMAN PERHITUNGAN NILAI KREDIT PADA MASING-MASING BIDANG PERILAKU Bidang Kognitif I Untuk kegiatan-kegiatan tersebut dibawah ini, diberikan 1 (satu) satuan kredit semester (SKS) untuk mengikuti 1 jam/minggu/semester atau 18 jam kegiatan/semester • Mengikuti kuliah • Mengikuti penyajian sari pustaka • Mengikuti journal reading • Mengikuti seminar, simposium dan lain-lain • Mengikuti presentasi kasus, konferensi dsb • Mengikuti penyajian hasil penelitian
60
Agar peserta dapat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan dalam bidang kognitif, maka sebagai pedoman dianggap bahwa untuk setiap jam kegiatan (mengikuti kuliah dsb) diperlukan waktu tambahan 2 jam, yang dianggap perlu untuk mempersiapkan dan mengendapkan alternatif pemecahan masalah Bidang Kognitif II Untuk kegiatan-kegiatan yang tersebut dibawah ini, diberikan 1 (satu) SKS untuk setiap 54 jam kerja, mulai dari persiapan sampai pengajuan karya ilmiah • menyajikan “journal reading” • menyajikan sari pustaka • menyajikan kasus • Publikasi laporan kasus dan masalah lain • Melakukan penelitian Melalui cara belajar ini dapat dicapai suatu tingkat kemampuan penggunaan ilmu dalam suatu kegiatan ter tentu sampai penyimpulannya Macam-macam kegiatan tersebut berbeda dari waktu kewaktu keterlibatan, juga berbeda dalam bidang ilmu meskipun waktu penyajian akan sama, misalnya 1 (satu) jam 1. Menyajikan journal reading Peserta mengajukan satu macam masalah yang didapatkan dari majalah. Waktu keterlibatan rata-rata yang diperlukan ialah 10 jam, sehingga kredit semester untuk satu kegiatan adalah 10/54 atau 0,2 kredit semester 2. Menyajikan sari pustaka Peserta mengajukan suatu masalah dan membahasanya dari berbagai kesimpulan. Waktu keterlibatan untuk satu kegiatan diperkirakan 55 jam sehingga nilai kreditnya adalah 1 (satu) kredit semester
61
3.
4.
5.
Menyajikan kasus Peserta mengajukan suatu kasus disertai diskusi singkat atas dasar kepustakaan. Penonjolan terutama dalam bidang kognitif, walaupun sesungguhnya ada juga unsur psikomotor. Waktu keterlibatan untuk satu kegiatan diperkirakan 8 jam, atau dinilai 0,1 kredit semester. Publikasi laporan kasus atau masalah lain Lebih luas daripada penyajian kasus, khususnya dalam mengungkapkan pengetahuan dan membahas masalah dengan bantuan kepustakaan dan membandingkannya. Diperoleh pula kemampuan penulisan ilmiah,. Waktu keterlibatan rata-rata untuk satu kegiatan adalah 55 jam dinilai 1 kredit semester. Melakukan penelitian Peserta akan mendapat kemampuan lebih mendalam dalam bidang kognitif, serta pengalaman dalam membandingkan dan menilai hasil penelitiannya. Keterlibatan untuk satu kegiatan tersebut diperkirakan 180 jam atau 3,5 kredit semester.
Bidang Psikomotor Kegiatan dalam bidang ini diberi 1 (satu) kredit semester untuk setiap 54 jam kegiatan. Pedoman umum untuk menenetukan nilai kredit semester adalah WxN = nilai kredit semester 54 W = waktu rata-rata yang diperlukan oleh peserta untuk melaksanakan suatu pemeriksaan N = Jumlah penderita, tindakan, bahan atau masalah yang dianggap cukup untuk memberikan pengalaman, sehingga mampu untuk melakukan sendiri
62
Di dalam Program Studi Klinik, bidang Psikomotor mencakup : a) diagnostik, b) menggunakan alat diagnostik, c) perawatan medik dan d) terapi operatif. Kemampuan ini diperoleh melalui keterlibatan dengan penderita atau tindakan Kegiatan peserta dalam program studi klinik tidak langsung melibatkan penderita, akan tetapi dengan alat-alat atau bahan yang dapat menunjang diagnostik klinik. Dalam hal ini jumlah mempergunakan alat atau jenis pemeriksaan, analog dengan jumlah penderita atau tindakan dalam program studi klinik. Sesuai dengan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, pemecahan masalah kesehatan dilakukan melalui pendekatan lingkungan. Untuk itu diperlukan keterlibatan dalam keadaan nyata di lapangan Bidang Afektif Untuk Program Studi Klinik, kemampuan dalam bidang ini antara lain diidentifikasi pada tanggung jawab sebagai dokter jaga diluar jam kerja di rumah sakit atau dibagian yang bersangkutan.Dengan kesepakatan, bahwa makin lanjut tingkat pendidikan, tanggung jawabpun makin berat, maka nilai kredit untuk masing-masing tingkat adalah sebagai berikut Dokter jaga tahun pertama : 1 kredit semester Dokter jaga tahun kedua : 2 kredit semester Dokter jaga tahun ketiga : 3 kredit semester Dokter jaga tahun keempat : 4 kredit semester Bidang Psikomotor dan Afektif Kegiatan mendidik merupakan pengalaman belajar dalam bidang psikomotor dan afektif. Jika peserta diberi kesempatan memberi kuliah (psikomotor), maka untuk 54 jam kegiatan dinilai 1 kredit semester. Dalam hal ini membimbing mahasiswa maka pengalaman tersebut terutama ialah dalam bidang afektif. Untuk 1 jam kegiatan (ditambah 2 jam persiapan) nilai kreditnya adalah 3/54 = 0,06 kredit semester.
63
PENGHITUNGAN JUMLAH SKS YANG DILAKSANAKAN DIPUSAT PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM. Pada katalog program studi anestesiologi 2008, telah disepakati bahwa masa pendidikan telah dirubah dari 8 semester menjadi 7 semester, dengan beban studi kira-kira 108 SKS Bidang Kognitif Kegiatan
Jumlah SKS
Orientasi tatalaksana rumah sakit dan kuliah metodologi penelitian 6 jam x 12 (hari) = 72 jam = 72/54 SKS
1,4 SKS
Acara laporan pagi (parade) senin s/d Jumat @ 2 jam = 10 jam Acara ilmiah Jum’at rata-rata waktu 1 jam jumlah 7 jam/minggu. Dalam 1 semester ada 18 minggu dalam 7 semester = 7 x 18 x 7 Nilai kredit = 7 x 18 x 7/18 Pembuatan Makalah • 2 buah tinjauan pustaka • 1 buah laporan kasus • 1 buah journal reading • 1 buah penelitian
49 SKS
2 SKS 0,1 SKS 0,1 SKS 3,5 SKS
Bidang Psikomotor Jumlah pelayanan pasien (N) 2 orang/hari = 2x5x18/semester waktu yang diperlukan (W) 2 jam / pasien Rumus:WxN/54 =180x2/54 = 7SKS/semester 49 SKS Bidang Afektif - tugas jaga tahun pertama - tugas jaga tahun kedua - tugas jaga tahun ketiga - tugas jaga tahun keempat Jumlah total SKS
64
: 1 SKS : 2 SKS : 3 SKS : 4 SKS, jumlah 10 SKS : 114,1 SKS
Jumlah SKS tersebut bilamana ditambah kegiatan mendidik dan membimbing mahasiswa atau paramedik Perkiraan Nilai Kredit mendidik/membimbing 12 SKS Memberi kuliah 7 SKS
65