BUKU MANUAL MODUL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012
KATA PENGANTAR KETUA PROGRAM STUDI
Segala puji syukur disampaikan ke hadirat Ilahi Robbi, karena akhirnya Buku manual Modul Pendidikan Anestesiologi & Terapi Intensif
dapat
diselesaikan. Buku Manual Modul ini merupakan panduan dalam pelaksanaan Modul Pendidikan Anestesi dan Terapi Intensif yang diterbitkan Kolegium Anestesi dan terapi Intensif. Sebelum menjalankan modul hendaknya peserta didik memahami terlebih dahulu tujuan pembelajaran setiap modul sehingga target pembelajaran bisa tercapai. Setiap akan memulai pelaksaan modul akan dilakukan pretest sebagai prasarat bahwa peserta didik telah menyiapkan diri. Dalam menjalankan Modul Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif yang dikeluarkan oleh Kolegium diperlukan Buku Manual sebagai Pegangan peserta didik yang berisi tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dan Buku Log yang berfungsi untuk mendokumentasi semua kegiatan
dalam
pelaksanaan modul. Semoga Buku Manual ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Selamat belajar.
Yogyakarta, Agustus 2012 Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif
DR. Sudadi, dr., SpAn-KNA
Peta Kurikulum Pendidikan Spesialis Anestesiologi Orientasi
Magang
&Pembekalan Sem 1 3 bulan kuliah
Sem 2 6 bulan
Sem 3 6 bulan
Sem 4 6 bulan
Mandiri Sem 5 6 bulan
CR Sem 6
Sem 7
6 bulan
6 bulan
3 bulan di OK
Catatan : Waktu dan semester di atas tidak mengikat. Hasil pembelajaran (learning outcome) bergantung pada pencapaian kompetensi. Bila sudah dianggap kompeten bisa naik semester (penilaian meliputi segi kognitif, afektif, psikomotor. Kognitif : lulus ujian, menyelesaikan tugas ilmiah. Psikomotor: mencapai jumlah kasus sesuai tabel di bawah. Afektif: penilaian tingkah laku/kepribadian)
Peta Kurikulum Pendidikan Spesialis Anestesiologi (FINAL) SEMESTER 1 1. 2. 3. 4. 5.
Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi I Modul Kedokteran Perioperatif I Modul Persiapan Obat dan Alat Anestesia Modul Anestesia Umum I Modul Penatalaksanaan Nyeri
SEMESTER 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi II Modul Kedokteran Perioperatif II Modul Traumatologi I Modul Anestesia Umum II Modul Anelgesia Regional I (Spinal) Modul Anestesia Bedah Ortopedi I Modul Anestesia Bedah Darurat
SEMESTER 3 1. Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi III 2. Modul Anestesia Bedah Ortopedi II 3. Modul Bedah Onkologi dan Bedah Plastik 4. Modul Anestesia Bedah Urologi 5. Modul Anestesia Bedah THT I 6. Modul Anestesia Bedah Mata 7. Modul Anelgesia Regional II (kaudal) 8. Modul Anestesia Bedah Pediatrik I (prosedur sederhana) 9. Modul Traumatologi II 10. Modul Anestesia Obstetri I SEMESTER 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Modul Anestesia Obstetrik II Modul Anestesia Bedah THT II Modul Anestesia dan Penyakit Khusus Modul Post Anesthesia Care Unit (PACU) Modul Anelgesia regional III (epidural) Modul Anestesia di luar Kamar Bedah Modul Anestesia Bedah Pediatrik II (lanjutan)
SEMESTER 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Modul Anestesia Bedah Rawat Jalan Modul Anelgesia regional IV (blok saraf, bier block) Modul Anestesia Kardiotoraksik I Modul Anestesia Bedah Invasif Minimal Modul Intensive care I Modul Anestesia Bedah Saraf I Modul Penelitian
SEMESTER 6 1. 2. 3. 4. 5.
Modul Anestesia Bedah Saraf II Modul Anestesia Kardiotoraksik II Modul Anestesia dan Penyakit Langka Modul Intensive Care II Modul Penelitian
SEMESTER 7 1. Modul Penelitian 2. Modul Kemampuan Komunikasi dan Profesionalisme
SEMESTER I
1. 2. 3. 4. 5.
Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi I Modul Kedokteran Perioperatif I Modul Persiapan Obat dan Alat Anestesia Modul Penatalaksanaan Nyeri Modul Anestesia Umum I
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI I
Tujuan : Peserta didik mampu untuk memahami 1. 2. 3. 4.
System pernafasan System kardiovaskular System saraf pusat System renal
Referensi : 1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr, 4th ed 2006 2. Pharmacology and Physiology Stoelting 4th ed 2006
KOMPETENSI a. Check List Kognitif No Kompetensi 1 Mampu menjelaskan anatomi jalan nafas, paru dan organ nafas 2 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi jalan nafas, paru dan organ nafas 3 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat yang digunakan untuk mengatasi patologi jalan nafas, paru dan organ nafas 4 Mampu menjelaskan anatomi jantung, pembuluh darah dan darah 5 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi jantung, pembuluh darah dan darah 6 Mampu menjelaskan anatomi otak, saraf pusat dan saraf perifer 7 Mampu menjelaskan fisiologi dan beberapa patofisiologi otak, saraf pusat dan saraf perifer 8 Mampu menjelaskan mekanisme kesadaran, persepsi nyeri 9 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat yang berdampak pada susunan saraf otak dan saraf perifer serta saraf autonom 10 Mampu menjelaskan farmakologi obat-obat pelumpuh otot dan antagonisnya, opioid dan antagonisnya
Ya
Tidak
b. Checklist psikomotor No 1 2
3 4 5 6
Kompetensi Mampu melakukan penilaian kesadaran setelah pemberian obat induksi Mampu melakukan penilaian patensi jalan nafas dan adekuat tidaknya pernafasan setelah pemberian obatobat anestesik Mampu melakukan penilaian tanda-tanda perubahan system sirkulasi Mampu melakukan penilaian penunjuk anatomi (landmark) untuk analgesia lokal dan regional Mampu melakukan penilaian penuntuk anatomi untuk akses vena perifer dan sentral Mampu melakukan penilaian anatomi jalan nafas pada saat tindakan pembebasan jalan nafas
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No
Daftar cek penuntun belajar
1
Anatomi sistem pernafasan : jalan nafas atas dan bawah, paru, rongga toraks, otot-otot pernafasan Fisiologi sistem pernafasan: pengaturan pernafasan, volume pernafasan, pertukaran gas oksigenasi, ventilasi, pengiriman oksigen Patofisiologi sistem pernafasan: gagal nafas oksigenasi dan/atau ventilasi, obstruksi jalan nafas atas dan bawah, gangguan difusi pertukaran gas, apnea lama, henti paru Farmakologi obat pelumpuh otot dan antidotumnya, bronkodilator, depresan nafas, interaksi obat, sekretolitik, antikolinergik, antikolinesterase Anatomi sistem kardiovakular: topografi batasbatas jantung normal, ruang jantung, septum, katup jantung, sirkulasi koroner, penunjuk anatomi venavena jugularis interna, subklavia, femoralis Fisiologi sistem kardiovaskular: pengaturan fungsi jantung, tekanan darah, irama jantung, sirkulasi koroner, pengiriman oksigen Patofisiologi sistem kardiovaskular: hipertensi, hipotensi, syok, henti jantung, aritmia, gangguan konduksi, gangguan sirkulasi koroner, infark jantung, gangguan katup, gangguan septum, sindroma Eisenmenger, anemia Farmakologi: inotropik, vasopresor, diuretika
2
3
4
5
6
7
8
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
9
10
11
12
antihipertensi, antiaritmia, vasodilator arteri, vasodilator vena, vasodilator pulmoner, darah, komponen darah, cairan kristaloid, koloid Anatomi sistem saraf pusat, serebrum, serebelum, batang otak, medula spinalis, sistem ventrikular otak. Saraf otak, saraf perifer, saraf simpatetik dan saraf para simpatetik. Tulang belakang dan medulla spinalis, pleksus brakialis, aksilaris. Ruang subarahnoid, ruang epidural. aliran darah otak. Fisiologi sistem saraf: kesadaran, motorik, nyeri atau sensori, simpatetik dan parasimpatetik. Refleks spinal, refleks vagal, sistem neurohormonal, system cairan serebrospinal, pengaturan tekanan intrakranial, autoregulasi otak, Aliran darah dan metabolime otak Patofisiologi sistem saraf: kesadaran menurun serebral/metabolik. Peningkatan tekanan intrakranial, kejang-kejang, paralisis, gangguan sistem autonom, termasuk pusat pengaturan sistem vital. Farmakologi obat anestetik umum inhalasi, intravena, obat analgetik lokal, analgetik Obat sedatif, anti kejang, neurotropik, diuretic osmotik, steroid, opioid dan antidotumnya
KEDOKTERAN PERIOPERATIF I
Tujuan : 1. Peserta didik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan evaluasi, mempersiapkan anesthesia, melakukan asuhan pascabedah untuk pasien ASA 1 dan 2 yang dilakukan pembedahan untuk mengurangi morbiditas bedah, meningkatkan kualitas asuhan perioperatif dan menghemat biaya Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Miller’s Anesthesia 6th ed 2005 4. Perioperatif Medicine, Gillman, J,1998 5. Perioperatif Care, Stone,DJ,2004 KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Materi Memahami arti kedokteran perioperatif. Mampu menjelaskan tentang tanggapan fisiologi terhadap pembedahan dan Anesthesia Mampu menjelaskan indikasi dan menilai hasil pemeriksaan laboratorium hematologi, fungsi ginjal, fungsi hati dan endokrin. Mampu menjelaskan indikasi dan menilai hasil pemeriksaan foto toraks dan EKG. Mampu melakukan identifikasikan riwayat penyakit atau kelainan pasien preoperatif yang mempengaruhi jalannya anestesia. Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah yang akan dilakukan Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana operasi dengan anestesia umum Mampu menjelaskan sirkuit nafas mesin anestesia pada anestesia umum. Mampu menjelaskan dan menginterpretasikan hasil monitor. Mampu menjelaskan tanda-tanda kegawatan pasien. Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2 3 4 5
6 7
Materi Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting yang terkait dengan tindakan anestesia umum dalam rekam medis preoperative Mampu mempersiapkan alat anestesia umum. Mampu memasang alat/mesin anestesia dengan benar Mampu memasang alat monitor dengan benar Mampu melakukan interpretasi hasil monitor dan mampu melakukan tindakan segera sesuai hasil monitor sebelum, selama dan sesudah anestesia. Mampu melakukan pencatatan rekam medis anestesia secara benar pada tindakan yang dilakukan pada butir 2 Mampu melakukan penanggulangan nyeri pascabedah.
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No
Daftar cek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Definisi Kedokteran perioperatif Tanggapan fisiologi akibat anesthesia Kunjungan praanestesia Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati Menilai hasil pemeriksan fungsi endokrin Menilai hasil foto toraks Menilai hasil EKG Menentukan status fisik ASA Persiapan pra anestesi di kamar operasi : A. Persiapan mesin anestesia B. Persiapan STATICS C. Persiapan obat-obatan dan cairan Infusi D. Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor E. Pemantauan selama anestesia F. Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih G. Penanggulangan nyeri
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
PERSIAPAN ALAT DAN OBAT ANESTETIK Materi kuliah: 1. Persiapan alat-alat dan obat-obat untuk anestesia umum dan analgesia regional 2. Setup alat anestesia, alat infus, pompa semprit, infusion pump 3. Setup alat monitor noninvasif dan invasif 4. Persiapan alat-alat dan obat-obat dengan kelainan sistemik jantung, PPOK, ginjal, hepar, diabetes melitus, toksik tiroid 5. Obat-obat dan alat-alat untuk darurat dan resusitasi 6. Rekam medis terkait teknik, alat dan obat anestetik Tujuan Pembelajaran : 1. Mempersiapkan alat-alat dan obat-obat yang dipergunakan dalam anestesia umum atau analgesia regional secara tepat dan benar. 2. Melakukan pengecekan mesin anestesia, persiapan alat-alat dan obat-obat anestetik secara benar 3. Melakukan persiapan alat-alat dan pelaksanaan pemantauan 4. Melakukan persiapan alat dan obat-obat untuk transportasi pasien ke ICU Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Book/McGraw -Hill; 2006 KOMPETENSI a. Kognitif No Materi 1 Mampu melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien preoperatif yang akan mempengaruhi persiapan alat dan obat anestetik. 2 Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah yang akan dilakukan serta alat dan obat-obat yang diperlukan 3 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana operasi dengan anesthesia umum atau analgesia regional 4 Mampu menjelaskan secara umum cara kerja mesin anestesia, flowmeter, vaporizer, alat monitor, kateter intravena, set infusi cairan, set transfusi darah, set infusi tetes mikrogram, set infusi tetes makro, alat pompa semprit, infusiion pump, mesin pengisap dan kelengkapannya 5 Mampu menjelaskan setup mesin anestesia secara benar, breathing circuit mesin anestesia, termasuk filter, susunan vaporizer secara benar, trouble shooting sederhana, pemeliharaan mesin dan asesorisnya 6 Mampu menjelaskan pemasangan dan menginterpretasikan hasil monitor 7 Mampu menjelaskan tanda-tanda yang mengarah kegawatan pasien, alat-alat dan obat-obat yang diperlukan 8 Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah, alat dan obat-obat yang Dibutuhkan 9 Mampu menjelaskan alat-alat dan obat yang dibutuhkan untuk transport pasien dan bila pasien indikasi rawat ICU
Ya
Tidak
b. Psikomotor No 1
2 3
4 5
6 7 8 9 10
Materi Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting dalam rekam medis preoperatif terkait dengan alat-alat dan obat-obat yang dipakai dalam tindakan anestesia. Mampu mempersiapkan dan memasang alat/ mesin anestesia dengan benar Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obat untuk tindakan anesthesia umum, mulai premedikasi, induksi, intubasi atau LMA atau intubasi atau sungkup muka, pemeliharaan anestesia, dan penatalaksanaan pasca-anestesia teknik intravena total, anestesia inhalasi, anestesia balans, sungkup muka, teknik intubasi, sungkup muka, LMA Mampu mempersiapkan dan mengoperasikan pompa semprit, infusiion pump, Defibrillator Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obatobat untuk analgesia regional, teknik epidural, spinal atau blok saraf lain Mampu mempersiapkan dan menggunakan alat-alat dan obatobat untuk keadaan darurat dan resusitasi Mampu memasang dan menggunakan alat pemantau noninvasif dan invasif dengan benar Mampu melakukan pencatatan rekam medis terkait alat dan obat anestetik yang dipakai dalam anestesia secara benar Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk penanggulangan nyeri pascabedah Mampu mempersiapkan alat dan obat pada transportasi pasien masuk ICU
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No
Materi
1
Menentukan jenis alat dan obat yang diperlukan untuk anestesia umum Menentukan jenis alat-alat dan obat yang diperlukan untuk beberapa jenis analgesia regional Menentukan jenis alat monitor yang diperlukan untuk anestesia umum dan analgesia regional Mengetahui indikasi untuk penggunaan alat pompa semprit dan infusion pump Melakukan setup mesin anestesia, alat-alat monitor, dan sempritdan infusiion pump, mesin pengisap (isap) ANESTESIA Alat dan obat untuk induksi (intubasi, LMA) Alat dan obat untuk Analgesia regional blok saraf Alat dan obat untuk Anestesia intravena Alat untuk Pemberian cairan dan transfusi Alat untuk Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular, pernafasan. Tekanan darah, nadi, Saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu Alat dan obat untuk Tindakan ekstubasi PASCABEDAH Alat dan obat untuk mencegah dan menangani komplikasi pascabedah Alat dan obat untuk transportasi pasien kritis
2 3 4 5
1 2 3 4 5
6 7 8
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
PENATALAKSANAAN NYERI Tujuan : 1. mampu melakukan penatalaksanaan nyeri akut dan kronik termasuk nyeri kanker dan pendekatan farmakologis dan non farmakologis menggunakan teknik noninvasif maupun invasif 2. Mengetahui definisi dan klasifikasi nyeri akut dan nyeri kronik, serta anatomi dan fisiologi nosiseptif. Karena nyeri bersifat multi modulasi,maka intervensi ditempuh berbagai cara yaitu secara farmakologik atau blok neuroaksial atau kombinasi. Khususnya untuk nyeri pascabedah peserta didik juga harus mampu memberikan analgesia preemtif Referensi : 1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004 2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006 3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005. 4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1
2 3
4
Materi Mampu menjelaskan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis yang dipergunakan dalam penatalaksanaan nyeri kronik Mampu menjelaskan titik tangkap kerja pendekatan farmakalogis maupun non farmakologis pada nyeri kronik Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri pada nyeri khusus antara lain nyeri pada luka bakar, nyeri herpes, nyeri neuropatik diabetikum Mampu menjelaskan aspek psikologis, efek plasebo pada penatalaksanaan nyeri kronik
2. Psikomotor No Materi 1 Mampu melakukan evaluasi dan menilai efektifitas penatalaksanaan nyeri kronik 2 Mampu memilih dan menetapkan kombinasi penkatan yang dipergunakan pada nyeri kronik termasuk nyeri kanker sesuai tahapannya 3 Mampu mengenali dan mengatasi efek samping yang disebabkan penatalaksanaan nyeri kronik 4 Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pada pasien nyeri kronik yang mengalami nyeri akut karena pembedahan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
1 2 3 1 2 3
Materi PERSIAPAN Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang Adekuat History taking dan pemeriksaan fisis.Prioritas fungsi vital stabil, pada kasus darurat Evaluasi tingkat nyeri dan aspek psikologis Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terkait prosedur/obat (faal hemostasis, liver profile) Pemilihan teknik pendekatan Persiapan alat, obat Pendekatan psikologis PERSIAPAN ANALGESIA REGIONAL/LOKAL Penjelasan prosedur pada penderita Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan teknik yang dipilih dan senyaman mungkin Lakukan desinfeksi dan tindakan aseptis/antiseptis pada daerah Anestesi TINDAKAN ANESTESIA Induksi, intubasi Rumatan Ekstubasi PERAWATAN PASCABEDAH Komplikasi dan penangannya Pengawasan terhadap fungsi vital Pemantauan khusus dengan alat khusus
Ya
Tidak
ANESTESIA UMUM I
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia umum intravena, inhalasi, intramuskular baik nafas spontan atau kendali, diintubasi atau dengan LMA pada pasien dengan status fisis ASA I-II. 1. Memahami cara kerja mesin anesthesia 2. Memahami cara memasang alat monitor. 3. Mengetahui dengan pasti indikasi anestesia umum 4. Mengetahui dengan pasti teknik induksi anesthesia 5. Mengetahui dengan pasti cara pemeliharaan anesthesia 6. Mengetahui dengan pasti dan mampu mengatasi bila terjadi komplikasi saat induksi, rumatan dan saat emergens. 7. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intravena dan anestetik inhalasi 8. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat pelumpuh otot 9. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan pelumpuh otot Referensi : 1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI
1. Kognitif No 1 2 3 4
5 6 7
Materi Memahami cara kerja alat pemantauan, mesin anestesia dan obat-obatan apa yang perlu disediakan di kamar operasi Mengetahui mekanisme terjadinya anestesia umum Mengetahui cara pemberian dan obat yang dipakai untuk induksi anesthesia umum Mengetahui komplikasi yang sering terjadi selama anestesia: obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intra vena dan anestetik inhalasi Mengetahui tentang keseimbangananestesia umum intravena, keseimbangan anestesia umum inhalasi Memahami indikasi dan cara memberikan anestesia dengan sungkup
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3
4
Materi Mampu melakukan pembebasan jalan nafas tanpa alat (manuver tripel) Mampu melakukan induksi intravena dan induksi inhalasi dengan tepat Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat induksi intravena, induksi inhalasi seperti obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Mampu mengetahui stadium anesthesia
Ya
Tidak
Checklist ujian No
Materi
1 2 3 4 5
Pemasangan monitor Pemasangan jalur vena Melakukan induksi intravena Melakukan induksi inhalasi Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Melakukan ventilasi dengan sungkup Melakukan pemasangan OPA Melakukan ventilasi mekanis manual Melakukan pengakhiran anestesia
6 7 8 9
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
SEMESTER II
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi II Modul Kedokteran Perioperatif II Modul Traumatologi I Modul Anestesia Umum II Modul Anelgesia Regional I (Spinal) Modul Anestesia Bedah Ortopedi I Modul Anestesia Bedah Darurat
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI II
Tujuan : Mahasiswa mampu untuk memahami 1. Obstruksi jalan nafas pada dewasa (sebab, tanda-tanda dan diagnosis) 2. Penatalaksanaan jalan nafas tanpa alat 3. Penatalaksanaan jalan nafas dengan alat (pipa orofaring, pipa nasofaring, intubasi trakeal, pipa sungkup laring (LMA), krikotirotomi, trakeostomi) 4. Obstruksi jalan nafas pada neonatus dan anak-anak 5. Penatalaksanaan jalan nafas atas secara manual. 6. Intubasi trakea pada neonatus dan anak-anak Referensi 1. Jalan Nafas Management, Benumoff ed, 2007 2. Clinical Anesthesiology GE Morgan Jr, 4th ed 2006 3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 Ranah Kompetensi 1. Kognitif No Kognitif 1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jalan nafas atas 2 Mampu menegakkan diagnosis sumbatan jalan nafas dan kegawatan pernafasan yang memerlukan pembebasan jalan nafas 3 Mampu menjelaskan teknik membebaskan jalan nafas secara manual, memasang pipa oro dan nasofaring, memasang LMA, intubasi endotrakeal. 4 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi kontra pemasangan LMA dan intubasi endotrakeal. 5 Mampu menjelaskan komplikasi pemasangan pipa oro/nasofaring, LMA dan pipa endotrakeal. 6 Mampu mengenali dan menjelaskan algoritma JALAN NAFAS SULIT 7 Mampu menjelaskan penggunaan obat-obat guna memudahkan penatalaksanaan jalan nafas
Ya
Tidak
2. Psikomotor No Materi 1 Mampu membebaskan jalan nafas secara manual: ekstensi kepala, angkat dagu (maneuver tripel), pembersihan mulut dan faring, pemasangan pipa orofaring, pemasangan nasofaring 2 Mampu melakukan pemasangan LMA 3 Mampu melakukan tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakeal secara konvensional a. Intubasi sadar (awake) vs intubasi saat induksi anestesi b. Intubasi nafas spontan vs intubasi dalam keadaan apnea 4 Mampu melakukan identifikasi indikasi dan indikasi kontra pemasangan LMA dan intubasi endotrakeal 5 Mampu mengenali dan menanggulangi komplikasi pemasangan pipa oro/nasofaring, LMA dan pipa endotrakeal 6 Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas menurut algoritma JALAN NAFAS SULIT 7 Mampu melakukan pemasangan LMA dan intubasi endotrakeal pada pasien dengan dugaan fraktur vertebra servikal
Checklist penuntun belajar No Penuntun penatalaksanaan alan nafas pada dewasa, anak dan neonates 1 Melakukan penilaian pasien tidak sadar Melakukan penilaian patensi dan obstruksi jalan nafas atas dan jalan nafas bawah 2 Melakukan angkat dagu dan ekstensi kepala pada dewasa 3 Melakukan manuver tripel 4 Melakukan pemasangan pipa orofaring 5 Melakukan pemasangan pipa nasofaring 6 Melakukan pemasangan LMA 7 Melakukan intubasi endotrakeal 8 Melakukan krikotirotomi manikin 9 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas pada pasien dengan jalan nafas sulit 10 Melakukan angkat dagu dan ekstensi kepala pada anak-anak 11 Melakukan manuver tripel pada anak-anak 12 Melakukan pemasangan pipa orofaring pada anakanak 13 Melakukan pemasangan pipa nasofaring pada anakanak 14 Melakukan pemasangan LMA pada anak-anak 15 Melakukan intubasi endotrakeal pada anak-anak 16 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada anak-anak 17 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas pada Neonates 18 Melakukan intubasi endotrakeal pada neonatus. 19 Melakukan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada neonates
Ya
Sudah dikerjakan
Tidak
Belum dikerjakan
Check list pemasangan LMA No
Teknik
1 2
Periksa kelengkapan alat Berikan obat premedikasi atau penenang dan opioid (sebaiknya fentanil atau sufentanil) Lakukan induksi anesthesia Yakinkan pasien sudah tidak sadar. Jaga jalan nafas Masukkan LMA dengan kaf kosong atau separuh terisi udara Basahi bagian dorsal atau punggung LMA(yang tidak menghadap laring) dengan NaCl atau lubrikans/pelicin untuk memudahkan dan mencegah trauma pada palatum saat insersi LMA dimasukkan dengan bagian dorsal dengan cara menelusuri palatum durum sampai bagian kaf LMA mencapai laring. Isi kaf LMA dengan udara sesuai anjuran Kendala saat memasukkan atau insersi LMA adalah terhalang lidah. Dapat diatasi dengan menarik lidah keluar saat insersi posisi LMA dianggap tepat pada tempatnya bila terasa udara keluar masuk secara bebas, ada gerakan kembang kempis pada kantong reservoar anesthesia Obstruksi setelah insersi biasanya oleh karena epiglotis terlipat ke bawah atau spasme laring ringan Lakukan fiksasi dengan baik
3 4 5 6
7
8
9
10 11
Sudah dikerjakan
Tidak dikerjakan
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
Checklist pemasangan endotracheal tube No
Prosedur
1 2
Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan. Bila premedikasi diberikan di kamar operasi, tunggu sampai obat premedikasi bekerja. Berikan obat induksi, sambil berikan oksigen, sampai pasien tidak sadar Berikat obat pelumpuh otot, tunggu sampai obat bekerja pada otot pernafasan yang ditandai dengan apnea Berikan nafas buatan dengan oksigen 100% selama 2-3 menit Lakukan laringoskopi dengan laringoskop bilah (daun) bengkok Pegang gagang laringoskop dengan tangan kiri Pastikan cahaya lampu laringoskop cukup terang Buka mulut pasien dan masukkan daun dari sudut kanan mulut Geser lidah ke arah kiri sambil meneruskan masuk daun ke dalam rongga mulut menelusuri pinggir kanan lidah menuju laring. Perhatikan sampai tampak epiglotis.
3 4
5 6 7 8 9 10
11 12
13
14
15
16
Tempatkan ujung daun pada valekula Angkat epiglotis dengan ujung gagang ke depan (tidak diungkit). Gagang harus dipegang dengan tangan kiri Bila epiglotis terangkat dengan baik akan tampak rima glotis, dan tampak pita suara warna putih, bentuk V terbalik Masukkan dengan hati-hati pipa endotrakeal ke dalam trakea melalui rima glotis dengan tangan kanan. Tempatkan ujung pipa endotrakeal kira-kira 3 sm di atas karina (tidak masuk bronkus). Auskultasi bunyi nafas paru kanan dan kiri sama. Kendala saat insersi pipa endotrakeal adalah kesulitan memaparkan rima glotis dengan jelas dan lengkung pipa endotrakeal yang tidak selalu sesuai.
KEDOKTERAN PERIOPERATIF II
Tujuan : Mahasiswa mampu untuk memahami : 1. status fisis ASA 2. penyakit paru obstruktif dan restriktif 3. diabetes mellitus 4. fungsi ventrikular kiri 5. pemantauan invasif dan noninvasive 6. penatalaksanaan pascabedah 7. penatalaksanaan nyeri 8. Intensive Care Unit
Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Miller’s Anesthesia 6th ed 2005 4. Perioperatif Medicine, Gillman, J,1998 5. Perioperatif Care, Stone,DJ,2004
KOMPETENSI a. Kognitif No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Materi Mampu melakukan identifikasikan riwayat penyakit atau kelainan pasien preoperative yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia Mampu menilai dan mengoptimalkan kondisi penyakit atau kelainan pasien perioperatif Mampu menjelaskan indikasi dan hasil pemeriksaan CT scan kepala, toraks dan abdomen, serta Echocardiografi Mampu menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien Mampu menjelaskan rencana anestesia untuk prosedur bedah yang akan dilakukan Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk rencana operasi dengan anesthesia umum maupun analgesia regional Mampu menjelaskan dan menginterpretasikan hasil monitor Mampu menjelaskan tanda-tanda kegawatan pasien Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencegahan terhadap komplikasi pascabedah Mampu menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah Mampu menjelaskan indikasi pasien rawat ICU
Ya
Tidak
b. Psikomotor No 1 2 3 4 5
6 7 8
9 10 11
Materi Mampu melakukan pencatatan hal-hal penting yang terkait dengan tindakan anesthesia dalam rekam medis preoperative Mampu mengoptimalkan kondisi pasien dengan riwayat penyakit atau kelainan preoperative Mampu mempersiapkan alat anestesia umum atau regional yang diperlukan Mampu memasang alat/mesin anestesia dengan benar Mampu melakukan tindakan anestesia umum yaitu premedikasi, induksi, intubasi trakea atau LMA atau sungkup muka, pemeliharaan anestesia, dan penatalaksanaan pasca-anestesia Mampu melakukan tindakan analgesia regional (Biers, SAB) dan penatalaksanaan pasca-anestesianya Mampu memasang alat monitor invasif dan noninvasif dengan benar Mmpu melakukan interpretasi hasil monitor dan mampu melakukan tindakan segera sesuai hasil monitor sebelum, selama dan sesudah anesthesia Mampu melakukan pencatatan rekam medis anestesia secara benar pada tindakan yang dilakukan pada butir 2 Mampu melakukan penanggulangan nyeri pascabedah Mampu menilai pasien yang indikasi rawat ICU
Ya
Tidak
Checklist ujian No
Materi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Definisi Kedokteran Perioperatif Tanggapan fisiologi akibat anesthesia Kunjungan praanestesia Menilai hasil pemeriksaan darah Menilai hasil pemeriksaan fungsi ginjal Menilai hasil pemeriksaan fungsi hati Menilai hasil pemeriksaan fungsi endokrin Menilai hasil foto toraks Menilai hasil EKG Menentukan status Fisik ASA Persiapan praanestesia di kamar operasi a. Persiapan mesin anesthesia b. Persiapan STATICS c. Persiapan obat-obat dan cairan infus d. Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor e. Pemantauan selama anesthesia f. Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih g. Penanggulangan nyeri
Sudah dikerjakan
Tidak dikerjakan
Checklist penuntun belajar No
Materi
1 A B C D E F 2 A B C D E 3 A
PERSIAPAN PRAANESTESIA Penilaian hasil laboratorium Penilaian hasil foto toraks Penilaian hasil EKG Penilaian hasil CT scan kepala/ toraks/ abdomen Penilaian hasil Echocardiografi Optimalisasi kondisi pasien PERSIAPAN DI KAMAR OPERASI Persiapan STATICS Persiapan mesin anesthesia Persiapan peralatan analgesia regional Persiapan dan pemasangan alat monitor noninvasive persiapan dan pemasangan alat monitor invasive PEMANTAUAN SELAMA ANESTESIA Pencegahan dan penatalaksanaan segera kegawatan selama anestesia PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Penanggulangan nyeri Indikasi rawat ICU
4 A B
Sudah dikerjakan
Tidak dikerjakan
TRAUMATOLOGI I Tujuan : Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk melakukan penatalaksanaan awal pasien trauma 1. Melakukan survei primer ABCDE (A=Jalan nafas, B=Breathing, C=Circulation, D=Disability, E=Exposure) 2. Melakukan Resusitasi dan Stabilisasi 3. Melakukan survei sekunder. Survei sekunder dilakukan bilamana ABC pasien harus sudah stabil 4. Menilai adanya cedera leher, trauma kepala, dada, abdomen, pelvis, tulang belakang dan ekstremitas. Referensi 1. Primary Trauma Care Course Manual (current edition) 2. Darurat Medicine Manual (to be announced) 3. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006 4. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 5. Manual of Anaesthesia, CY. Lee 2006 KOMPETENSI a. Kognitif No Materi 1 Mampu menilai dengan cepat kegawatan pada pasien trauma 2 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas 3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan gangguan bernafas 4 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan syok 5 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan penurunan kesadaran 6 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan kejang 7 Mampu menjelaskan penatalaksanaan resusitasi cairan 8 Mampu menjelaskan kerja defibrilator dan indikasi defibrilasi 9 Mampu menjelaskan pemantauan kontinyu invasif dan noninvasif 10 Mampu merencanakan tindakan yang perlu untuk menanggulangi kegawatan pasien trauma(jalan nafas, breathing, shock, defibrillasi) 11 Mampu menjelaskan penatalaksanaan kegawatan keracunan dan penyalahgunaan obat 12 Mampu menjelaskan pemakaian obat-obatan darurat dan alatalat bantu darurat 13 Mampu menjelaskan stabilisasi, tansportasi dan rujukan pasien trauma 14 Mampu menjelaskan peranan anetesia sebagai bagian dari darurat tim
Ya
Tidak
b. Psikomotor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Materi Mampu melakukan penilaian cepat pasien trauma (penilaian awal/survei primer) Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan jalan nafas sampai paripurna Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatan gangguan bernafas dan memberikan tatalaksana pernafasan mekanik Mampu melakukan penatalaksanaan penderita syok Mampu melakukan penatalaksanaan penderita penurunan kesadaran Mampu melakukan penatalaksanaan penderita kejang Mampu melakukan pemasangan akses vena dengan jarum besar,melalui akses vena tepi dan sentral (untuk anak intraosseus) Mampu melakukan penatalaksanaan resusitasi cairan Mampu melakukan kardioversi Mampu melakukan pemantauan invasif dan noninvasif kontinyu
Ya
Tidak
Checklist ujian traumatologi No
Materi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D E F
Definisi Traumatologi Tanggapan fisiologi akibat trauma Kunjungan pra resusitasi Kategori Trauma (Primer, Sekunder, Tersier) Menentukan Kelainan Jalan nafas Menentukan Kelainan breathing Menentukan kelainan circulation Menentukan kelainan disability Menentukan kelainan exposure Persiapan pra resusitasi unit gawat darurat Persiapan alat-alat resusitasi Persiapan obat-obatan dan cairan Infusi Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor Pemantauan selama resusitasi Penatalaksanaan pasca resusitasi Pelimpahan untuk penatalaksanaan selanjutnya, ke kamar bedah, ICU, PACU atau ke bangsal biasa
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA UMUM II
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia umum intravena, inhalasi, intramuskular baik nafas spontan atau kendali, diintubasi atau dengan LMA pada pasien dengan status fisis ASA I-II. 10. Memahami cara kerja mesin anesthesia 11. Memahami cara memasang alat monitor. 12. Mengetahui dengan pasti indikasi anestesia umum 13. Mengetahui dengan pasti teknik induksi anesthesia 14. Mengetahui dengan pasti cara pemeliharaan anesthesia 15. Mengetahui dengan pasti dan mampu mengatasi bila terjadi komplikasi saat induksi, rumatan dan saat emergens. 16. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intravena dan anestetik inhalasi 17. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik analgetik opioid, obat pelumpuh otot 18. Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik antidotum narkotik dan pelumpuh otot Referensi : 3. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI
3. Kognitif No 1 2 3 4
5 6 7 8 9
Materi Memahami cara kerja alat pemantauan, mesin anestesia dan obat-obatan apa yang perlu disediakan di kamar operasi Mengetahui mekanisme terjadinya anestesia umum Mengetahui cara pemberian dan obat yang dipakai untuk induksi anesthesia umum Mengetahui komplikasi yang sering terjadi selama anestesia: obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Mengetahui farmakokinetik dan farmakodinamik obat anestetik intra vena dan anestetik inhalasi Mengetahui tentang keseimbangananestesia umum intravena, keseimbangan anestesia umum inhalasi Memahami indikasi dan cara memberikan anestesia dengan sungkup, LMA, Endotrakeal Memahami indikasi dan komplikasi intubasi untuk keperluan anestesia umum Memahami kapan dilakukan ekstubasi serta komplikasi ekstubasi
Ya
Tidak
4. Psikomotor No 1 2 3
4 5 6
Materi Mampu melakukan pembebasan jalan nafas tanpa alat (manuver tripel), dengan OPA, LMA, dan intubasi Mampu melakukan induksi intravena dan induksi inhalasi dengan tepat Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat induksi intravena, induksi inhalasi seperti obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Mampu mengetahui stadium anesthesia Mampu melakukan ekstubasi Mampu mengatasi komplikasi akibat ekstubasi
Ya
Tidak
Checklist ujian No
Materi
1 2 3 4 5
Pemasangan monitor Pemasangan jalur vena Melakukan induksi intravena Melakukan induksi inhalasi Menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, hipertensi Melakukan ventilasi dengan sungkup Melakukan pemasangan OPA Melakukan pemasangan LMA dan memeriksa ketepatan posisinya Melakukan intubasi dan memeriksa ketepatan posisinya Melakukan ventilasi mekanis manual Melakukan ventilasi mekanis dengan ventilator mesin anestesia Melakukan pengakhiran anestesia Melakukan ekstubasi Melakukan penatalaksanaan pasien pascaekstubasi
6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANALGESIA REGIONAL I
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi fungsional, farmakologi analgesia lokal, fisiologi anestesia neuroaksial , dapat melakukan analgesia regional neuroaksial secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi analgesia regional dan penatalaksanaan nyeri akut pascabedah dengan anestesia neuroaksial. Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI 1. Kognisi No Materi 1 Mampu menjelaskan jenis-jenis obat analgetik lokal, mekanisme kerja dan sifat obat analgetik lokal 2 Mampu menjelaskan jenis-jenis serabut saraf yang dihambat serta jenis hambatan motorik dan sensori yang dihasilkan dan cara pengecekkannya 3 Mampu menjelaskan faktor-faktor patofisiologi yang mempengaruhi kerja obat analgetik lokal 4 Mampu menjelaskan dosis, dosis maksimum, mula kerja, masa kerja, cara pemberian masing-masing obat analgetik lokal 5 Mampu menjelaskan penggunaan klinis masing-masing obat analgetik lokal termasuk bentuk preparasinya, penambahan dengan adjuvan lain 6 Mampu menjelaskan berbagai efek samping dan toksisitas yang dapat ditimbulkan obat analgetik lokal beserta tanda-tanda klinisnya 7 Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang dan medula spinalis, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamen-ligamen, sampai ke rongga subarahnoid, variasi anatomi yang mungkin dijumpai, dan implikasinya terhadap anestesia subarahnoid 8 Mampu menjelaskan tentang fisiologi cairan serebrospinal 9 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada anestesia subarahnoid dan penatalaksanaan perubahan fisiologis yang terjadi 10 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan anestesia subarahnoid 11 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia subarahnoid 12 Mampu menjelaskan persiapan alat , jenis-jenis jarum dan obat analgetik lokal yang akan dipakai untuk anestesia subarahnoid 13 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia subarahnoid 14 Mampu menyebutkan berbagai posisi pasien anestesia
Ya
Tidak
16
17
18
19
subarahnoid serta keuntungan dan kerugiannya untuk efek penyebaran obat Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid, serta jenis adjuvant yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran obat, ketinggian blok anestesia subarahnoid, mula dan masa kerja anestesia subarahnoid Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, cara mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut
2. Psikomotor Materi Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat analgetik lokal yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan 2 Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat analgetik lokal dengan baik dan benar 3 Mampu mengenali tanda-tanda klinis dan melakukan pemeriksaan adanya hambatan sensori dan motorik saat obat analgetik lokal mulai bekerja atau akan habis 4 Mengenali tanda- tanda klinis , dan mampu mencegah dan melakukan penatalaksanaan efek samping dan toksisitas obat analgetik lokal 5 Mampu melakukan persiapan preoperatif yaitu kunjungan preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk tindakan anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia subarahnoid 6 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia subarahnoid , dan alat resusitasi) , monitor , dan obat –obatan (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia subarahnoid 7 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia subarahnoid yang baik dan benar 8 Mampu melakukan prosedur anestesia subarahnoid dengan berbagai posisi pasien dan melalui pendekatan midline dan paramedian 9 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok pada anestesia subarahnoid yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan 10 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal No 1
Ya
Tidak
11 12
Mampu melakukan pemantauan pasien dalam anestesia subarahnoid Mampu mengenali komplikasi yang terjadi pada anestesia subarahnoid melakukan pencegahan dan mengatasi komplikasi yang tersebut
Checklist ujian Spinal No Materi
1 2 3 1 2 3 4 5
6
7 8 9
10
11
12
13
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR ANESTESIA SUBARAHNOID Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada pasien Posisikan pasien lateral dekubitus atau duduk, ganjal bahu dan kepala pasien bila diposisikan lateral dekubitus. Tentukan penunjuk anatomi celah antara L2-3, L3-4 atau L4-5. Celah antara L3-4 atau prosesus spinosus L4 tegak lurus dari spina iliaka anterior superior Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk anatomi yang ditentukan Berikan analgesia lokal pada celah yang akan dilakukan penusukan jarum spinal Lakukan penusukan jarum spinal (atau introduser) pada celah yang telah diberi analgesia lokal. Penusukan jarum harus sejajar dengan prosesus spinosus atau sedikit membentuk sudut kearah sefalad, dengan arah bevel ke lateral atau sefalad Dorong jarum sampai melewati resistensi ligamentum flavum dan dura, terasa kehilangan tahanan pada rongga subarahnoid Cabut mandren jarum, dan pastikan posisi jarum sudah tepat yang ditandai dengan mengalir keluar cairan serebrospinal yang bening. Jarum dapat dirotasikan 90° untuk memastikan kelancaran likuor yang keluar. Penusukkan harus diulang bila likuor tidak keluar atau keluar darah. Sambungkan jarum dengan spuit berisi obat analgetik lokal yang sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit likuor, bila lancar suntikan obat analgetik lokal secara perlahan. Lakukan aspirasi ulang untuk memastikan ujung jarum tetap pada posisi yang tepat dan suntikan kembali obat Setelah selesai cabut jarum dan kembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
1 2 3 4
Cara penyuntikkan paramedian pada dasarnya sama seperti di atas, hanya jarum spinal disuntikkan pada 1,5 smlateral dan 1sm kaudal dari celah penyuntikan yang dituju. DURANTE ANESTESIA SUBARAHNOID Monitor ABC dan ketinggian blok Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaan
ANESTESIA BEDAH ORTOPEDI I Tujuan Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mampu melakukan anestesia umum dengan sungkup atau LMA (inhalasi), TIVA, regional blok subarahnoid (SAB), untuk prosedur bedah ortopedi tertentu (misalnya reposisi patah tulang tertutup, debridemen patah tulang terbuka, ORIF anggota gerak bawah, artroskopi sendi lutut, dll), mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemantauan intra operatif, penatalaksanaan masa pulih dan penatalaksanaan nyeri pascabedah Referensi 1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 Kompetensi
1. Kognitif No 1
2
3
4 5 6 7 8
9 10 11
12
13
Materi Menjelaskan tindakan anestesia umum dengan sungkup dan regional SAB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak bawah, hip fracture, artroskopi Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum ditemukan pada pasien ortopedi dan membuat rencana anestesia yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi yang paling sering Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan problema-problema umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif untuk pembedahan darurat dan trauma, termasuk puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic Merencanakan dan memilih obat anestetik inhalasi untuk prosedur anstesia umum dengan sungkup Menjelaskan farmakologi obat anestetik inhalasi Merencanakan dan memilih obat anestetik intravena Menjelaskan farmakologi obat anestetik intravena Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan berat penyakit Menjelaskan farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema yang dapat terjadi selama pembedahan, misalnya syok perdarahan Membahas topik topik spesifik dalam anestesia ortopedi, termasuk turnike pneumatik, embolus lemak, penyebab deep vein thrombosis, tromboemboli, pulmonary embolism Menjelaskan dampak dari penyakit-penyakit yang menyertai pasien ortopedi, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner, rheumatoid arthritis, diabetes melitus, ankylosing spondylitis Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan patient controlled analgesia (PCA), subarahnoid, analgesia lokal intra-artikular, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2
Materi Memberikan anestesia umum dengan sungkup, analgesia spinal, dengan peralatan dan obat-obatan yang benar dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan intervensi minimal supervisor Memberikan anestesia yang benar dan aman untuk: a. debridemen fraktur terbuka anggota gerak bawah b. reposisi tertutup fraktur atau dislokasi anggota gerak. c. ORIF fraktur tulang panjang anggota gerak bawah d. total knee arthroplasty
Check list orthopedic I No Materi
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Ya
Tidak
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH DARURAT
Tujuan : Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik diharapkan 1. mampu melakukan persiapan obat dan alat untukmemberikan anestesia operasi bedah darurat, 2. mampu melakukan persiapan pemberian anestesia untuk 3. operasi bedah darurat, 4. mampu memberikan anestesia untuk bedah darurat, 5. mampu mengatasi komplikasi anestesia untuk operasi bedah darurat Referensi : 1. Donegan JH. Manual of Anesthesia for Darurat Surgery. New York: Churchill Livingstone; 1987 Checklist penuntun belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Materi Persiapan alat dan obat Pemasangan alat monitor Teknik induksi Pemeliharaan dan pengakhiran anestesia Pencegahan aspirasi saat induksi Pemilihan analgesia regional Pengaturan posisi pasien pascabedah Pemberian oksigen pascabedah dengan kanula binasal atau simpel sungkup /non rebreathing sungkup Pemberian cairan pascabedah Pemberian analgetik pascabedah
Ya
Tidak
SEMESTER III 1. Modul Anestesia Obstetri I 2. Modul Anestesia Bedah Ortopedi II 3. Modul Ketrampilan Dasar Anestesiologi III 4. Modul Bedah Onkologi dan Bedah Plastik 5. Modul Anestesia Bedah Urologi 6. Modul Anestesia Bedah THT I 7. Modul Anestesia Bedah Mata 8. Modul Anestesia Bedah Pediatrik I (prosedur sederhana) 9. Modul Traumatologi II 10. Modul Anestesia Regional II (Kaudal)
ANESTESIA OBSTETRI I
Tujuan : Setelah mengikuti rotasi ini peserta didik mampu melakukan persiapan preoperative dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum dan regional pada pasien obstetrik sederhana tanpa penyulit untuk memperoleh keberhasilan yang tinggi, melakukan pemantauan intraoperatif dengan baik dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Referensi 1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, 4th ed, 2006 2. Clinical Anesthesia PG Barash, 4th ed, 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller, 6th ed, 2005
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1
2 3 4
5 6
7 8
9
10 11 12
Materi Memiliki pengetahuan tentang fisiologi kehamilan, farmakologi perinatal, sirkulasi janin, pola persalinan normal, pengawasan ibujanin, variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), asfiksia neonatus Memiliki pengetahuan tentang sirkulasi uteroplasenta Memiliki pengetahuan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya Memiliki pengetahuan farmakologi dan interaksi obat antara sintosnon, metergin, magnesium sulfat, indosin, prostaglandin, steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetrik dengan obat anestetik Mampu menjelaskan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk pasien obstetrik elektif Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesia umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan subarahnoid) Mampu menjelaskan indikasi anestesia umum atau subarahnoid untuk pasien obstetrik tanpa penyulit Mampu menjelaskan rencana anestesia subarahnoid untuk prosedur seksio sesarea (lihat modul dan prosedur anestesia subarahnoid) Mampu menjelaskan rencana anestesia umum (intubasi, LMA) untuk prosedur seksio sesarea termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum) Mampu menjelaskan rencana anestesia umum intravena untuk tindakan kuretase Memiliki pengetahuan tentang aortokaval compression dan penanganannya Mampu menjelaskan evaluasi bayi baru lahir
Ya
Tidak
13
Mampu menjelaskan penatalaksanaan pospartum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah 2. Psikomotor
No 1
Materi Mampu menentukan status fisis pasien berdasarkan klasifikasi ASA I-II Mampu menilai kondisi jalan nafas pasien hamil dan membuat rencana penatalaksanaannya dengan baik Mampu melakukan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk kasus obstetrik elektif Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk anestesia umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan subarahnoid Mampu memberikan anestesia subarahnoid untuk prosedur seksio sesaria dan operasi tanpa penyulit (lihat modul dan prosedur anestesia subarahnoid) Mampu memberikan anestesia umum untuk prosedur seksio sesarea termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum) Mampu melakukan anestesia umum intravena untuk tindakan kuretase Mampu melakukan evaluasi bayi baru lahir (lihat modul anestesia umum dan pediatrik) Mampu melakukan penatalaksanaan pospartum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah Mampu melakukan pencatatan hal penting dalam rekam medis preoperatif, intra dan pascabedah terkait dengan tindakan anesthesia
2 3 4
5
6
7 8 9 10
Ya
Tidak
Checklist obstetric I No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA UNTUK BEDAH ORTOPEDI II
Tujuan Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mampu melakukan anestesia umum dengan Intubasi atau LMA (inhalasi), regional SAB, regional anestesia epidural untuk prosedur bedah ortopedi tertentu (operasi fraktur anggota gerak, hip fracture, hand surgery, operasi elektif spine servikal/toraksal/lumbal, posterior spinal fusion scoliosis, artroskopi, total joint replacement pada ekstremitas bawah (sendi lutut sendi panggul), operasi rekonstruksi , mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemantauan intra operatif, penatalaksanaan masa pulih dan penatalaksanaan nyeri pascabedah Referensi 1. Morgan GE. Clinical Anaesthesia 4th ed 2006 2. Barash PG. Clinical Anaesthesia 4th ed. 2006 3. Miller RD. Miller’s Anaesthesia 4th ed, 2005 4. Robert K. Stoelting. Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice . 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Menjelaskan tindakan anestesia umum dengan sungkup (faca mask), regional SAB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak bawah, hip fracture, artroskopi 2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum ditemukan pada pasien ortopedi dan membuat rencana anestesia yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi yang paling sering 3 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif untuk pembedahan darurat dan trauma, termasuk puasa, penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic 4 Merencanakan dan memilih obat anestetik inhalasi untuk prosedur anestesi umum dengan sungkup 5 Menjelaskan farmakologi obat anestetik inhalasi 6 Merencanakan dan memilih obat anestetik intravena 7 Menjelaskan farmakologi obat anestetik intravena 8 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan beratnya keadaan penyakit 9 Menjelaskan farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas 10 Merencanakan dan menjelaskan pengaturan posisi pasien, terutama pada pembedahan tulang belakang (spine surgery), termasuk akibat yang terjadi bila pengaturan posisi yang tidak benar, misalnya terjadinya öözing pada lapangan operasi, trauma pada wajah dan lutut akibat penekanan 11 Merencanakan dan menjelaskan pengaturan posisi pasien pada operasi tulang belakang servikal (cervical spine surgery) untuk
Ya
Tidak
12 13
14
15
kemudahan operator dan keselamatan pasien (trauma wajah) Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema yang dapat terjadi selama pembedahan, misalnya syok perdarahan Membahas topik-topik spesifik dalam anestesia ortopedi, yang mencakup turnikepneumatikt, emboluslemak, penyebab trombosis vena dalam, tromboemboli, embolus paru Menjelaskan dampak dari penyakit-penyakit yang menyertai pasien ortopedi, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner, rematoid artritis, diabetes melitus, ankilosis spondilitis Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan patient controlled analgesia (PCA) , subarahnoid, suntikan analgesia lokal intra-artikular, obat-obat antiinflamatori nonsteroid
2. Psikomotor No 1
2
Materi Memberikan anestesia umum dengan sungkup muka, anestesia umum dengan intubasi, analgesia spinal, dengan peralatan dan obat-obatan yang benar dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan intervensi minimal supervisor Memberikan anestesia yang benar dan aman untuk: a. debridemen fraktur terbuka anggota gerak bawah b. reposisi tertutup fraktur atau dislokasi anggota gerak. c. ORIF fraktur tulang panjang anggota gerak bawah d. total knee arthroplasty e. bedah tulang belakang (spine surgery, servikal, toraksal lumbal)
Ya
Tidak
Checklist Orthopedi II No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid, epidural Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfuse Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
Checklist caudal No
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7
8 9
10 11
12 13
1 2 3 4 5
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK KAUDAL Periksa kesiapan alat (blok kaudal, resusitasi) dan obat yang diperlukan Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila perlu Posisikan pasien pada posisi Sims Identifikasi kornu sakralis dan SIPS Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk anatomi yang ditentukan. Berikan analgesia lokal pada kulit di atas kornu sakralis Lakukan penusukan jarum kateter intravena / Tuohy dengan sudut 45 derajat dengan sakrum di antara kedua kornu sakralis, setelah jarum dirasakan melalui membran sakrakoksigeal atau kontak dengan bagian ventral kanalis sakralis, jarum ditarik beberapa mm dari periosteum, diturunkan 5 sampai 15 derajat, dan kateter diteruskan masuk beberapa mm (bayi/anak ) atau sm (dewasa). Perhatikan ujung jarum tidak melewati garis imajiner yang menghubungkan kedua SIPS Cabut stilet jarum kateter intravena/ Tuohy Hubungkan semprit berisi NaCl0,9% dengan hub kateter/ Tuohy, aspirasi , bila negatif, injeksikan sambil merasakan loss of resistance ruang epidural dan meraba tidak adanya penyuntikan intramuskular/ subkutan Lakukan test dose untuk memastikan ujung jarum tidak terletak di ruang subarahnoid atau intravaskular Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi sering sambil tangan non dominan meraba region sakrum DURANTE BLOK KAUDAL Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat Penatalaksanaan ketidaknyamanan pasien bila ada PASCABEDAH
Sudah dilakukan
Belum dilakukan
1 2 3
Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaan
KETERAMPILAN DASAR ANESTESIOLOGI III (RJP Neonatus-Dewasa) Tujuan : 1. Mampu melakukan diagnosis henti jantung pada pasien dewasa,anak-anak dan bayi/neonatus 2. Mampu melakukan RJP pada pasien-pasien tersebut 3. Mampu menilai hasil RJP 4. Mampu memutuskan kapan menghentikan RJP 5. Mampu kapan merujuk pasien ke ICU Materi kum/pre test 1. 2. 3. 4. 5. 6.
RJP pada pasien dewasa RJP pada anak-anak RJP pada neonatus RJPO (RJP Otak) Penatalaksanaan pasca henti jantung Pencegahan henti jantung
Referensi 1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006 2. Pharmacology and Physiology Stoelting ed 4th 2006 3. AHA Guidelines for CPR 2005 Ranah Kompetensi 1. Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Materi Mampu menjelaskan sebab-sebab henti jantung Mampu menjelaskan tanda-tanda henti jantung Mampu menjelaskan dampak keterlambatan pertolongan henti jantung. Mampu menjelaskan langkah-langkah RJP Mampu menjelaskan algoritma RJP Mampu menjelaskan bantuan hidup lanjut Mampu menjelaskan penatalaksanaan jalan nafas dasar Mampu menjelaskan teknik intubasi Mampu menjelaskan kompresi jantung/dada luar pada RJP secara benar (tempat tumpuan, frekuensi, kekuatan kompresi) Mampu menjelaskan gambaran EKG pada henti jantung. Mampu menjelaskan tentang defibrilasi pada henti jantung Mampu menjelaskan farmakologi obat-obatan yang lazim dipakai pada RJP Mampu menjelaskan hasil RJP Mampu menjelaskan resusitasi otak Mampu menegakkan diagnosis mati batang otak
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Materi Mampu menegakkan diagnosis pasien henti jantung Mampu melakukan RJP dengan langkah-langkah yang benar Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas dengan benar Mampu melakukan pernafasan buatan dengan benar. Mampu melakukan kompresi jantung/dada dengan benar Mampu membaca EKG pasien henti jantung Mampu melakukan defibrilasi sesuai pedoman Mampu memberikan obat-obat resusitasi dengan benar Mampu menilai hasil resusitasi Mampu membuat keputusan untuk menghentikan resusitasi Mampu melakukan transportasi pasien pasca henti jantung ke ICU
Ya
Tidak
Daftar penilaian RJP No
Penuntun RJP
1
Penilaian pasien henti jantung , henti jantung mengancam Melakukan kompresi dada/jantung luar atau precordial tumb Melakukan pembebasan jalan nafas atas Menilai pasien bernafas/ tidak bernafas Melakukan pernafasan buatan mulut ke mulut dua kali Melakukan pernafasan buatan dengan balon resusitator dua kali Melakukan penilaian denyut karotis Melakukan kompresi jantung 30kali dengan laju 100x/menit Melakukan kompresi : ventilasi 30 : 2 Melakukan penilaian hasil RJP dasar Melakukan tindakan intubasi Memberikan obat-obatan adrenalin, dan lain lain Melakukan defibrilasi Memberikan obat-obatan antifibrilasi Melakukan penilaian hasil resusitasi Menilai keadaan yang reversibel penyebab henti jantung Melakukan resusitasi pada anak-anak Melakukan resusitasi pada neonatus. Melakukan resusitasi otak
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH ONKOLOGI DAN PLASTIK
Tujuan, mengetahui : 1. Indikasi persiapan anestesia bedah umum dan digestif khusus dengan penyulit 2. Persiapan preoperative 3. Teknik anesthesia 4. Pencegahan komplikasi anesthesia 5. Penatalaksaan pasien pasca-anestesia 6. Teknik rekam medis anesthesia Referensi 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002 2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed. 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Menjelaskan anestesia untuk bedah onkologi umum, bedah rekonstruksi atau bedah plastik, prosedur flap, abdominoplasty, breast reduction, skin grafting 2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum ditemukan pada pasien onkologi dan plastik/rekonstruksi dan membuat rencana anestesia yang tepat untuk prosedur bedah yang paling sering 3 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema umum pada pasien onkologi dan bedah rekonstruksi trauma serta menjelaskan persiapan preoperatif untuk pembedahan onkologi/rekonstruksi termasuk puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic 4 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan beratnya penyakit 5 Menjelaskan dasar farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas 6 Membahas topik topik anestesia yang khusus untuk bedah onkologi dan rekonstruksi 7 Menjelaskan problema penyakit penyerta, seperti penyakit respirasi, hipertensi, penyakit arteri koroner, diabetes melitus dan penyakit endokrin/metabolik yang lain 8 Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan patient controlled analgesia (PCA) menggunakan beberapa jenis opiat , subarahnoid, epidural, kateter saraf perifer kontinyu, obat-obat antiinflamatori nonsteroid 9 Menjelaskan teknik hemodilusi dan konservasi darah perioperatif
Ya
Tidak
No 1
2
3
4
2. Psikomotor Materi Memberikan anestesia umum dengan alat dan obat yang benar dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf Melakukan analgesia regional dengan alat dan obat yang benar dan penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan sesedikit mungkin intervensi oleh staf Melakukan tindakan anestesia yang benar dan aman untuk: a. bedah onkologi kepala dan leher b. bedah plastik kepala dan leher c. prosedur flap d. abdominoplasty e. breast reduction dan reconstruction f. skin grafting. Mampu mengelola jalan nafas sulit pada bedah onkologi dan bedah plastik daerah kepala dan leher
Checklist bedah plastic dan onkologi No Materi
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13
Kunjungan preoperasi Penilaian pasien pemeriksaan fisis dan laboratorium Penetapan status fisis pasien Merencanakan tindakan anestesia umum atau regional Merencanakan algoritma pada intubasi sulit Merencanakan penanggulangan nyeri pascabedah Informed consent Menyiapkan kelengkapan alat-alat dan obat-obat untuk tindakan anestesia yang telah direncakan, termasuk mesin anestesia, cairan, darah, alat dan obat-obat resusitasi dll Menyiapkan jenis pemantauan selama anestesia Menyiapkan pengaturan posisi pasien selama operasi Merencakan teknik khusus : seperti teknik hipotensi bila diperlukan Melakukan antisipasi terhadap keadaan emergence Mempersiapkan terapi nyeri pascabedah Mengetahui indikasi pasien masuk ICU
Sudah dikerjakan
Ya
Tidak
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH UROLOGI
Tujuan, mengetahui : 1. Indikasi persiapan anestesia bedah urologi dengan penyulit 2. Persiapan-persiapan preanestesia bedah urologi 3. Teknik anestesia bedah urologi 4. Pencegahan komplikasi-komplikasi anestesia bedah urologi 5. Penatalaksaan pasien pasca-anestesia bedah urologi 6. Teknik rekam medis anestesia bedah urologi Referensi : 1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 3th ed, New York-Chicago-San Francisco: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006. 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anesthesia, 5th ed, New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2006 3. Miller RD. Miller´s Anesthesia, 6th ed, Philadelphia-London-Toronto: Churchill Livingstone; 2005 4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed, 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11
Materi Menjelaskan indikasi untuk pembedahan urologi Menjelaskan persiapan preanestesia untuk pembedahan urologi, termasuk pasien gagal ginjal dengan hemodialisa reguler Menjelaskan implikasi perioperatif gagal ginjal akut/kronik Menjelaskan konsekuensi fisiologik operasi endoskopik prostat Menjelaskan posisi untuk nefrektomi Menjelaskan implikasi perdarahan vena kava inferior karena keganasan ginjal Menjelaskan implikasi penyakit primer yang menyertai bedah urologi termasuk distres pernafasan, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes Menjelaskan penanggulangan nyeri pascabedah dengan obatobat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)dan opioid epidural/sistemik Menjelaskan analgesia regional untuk bedah urologi mayor Menjelaskan implikasi Extracorporeal Shock Wave Lithothrypsi (ESWL) Menjelaskan gejala-gejala dan tanda-tanda sindroma Transurethral Reseksion of the Prostate (TURP syndrome)
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2
3 4 5 6
7
Materi Mampu melakukan penatalaksanaan jalan nafas normal atau dengan derajat kesulitan sedang memakai bag-mask, LMA, dan pipa endotrakeal Mampu mengoperasionalkan alat-alat pemantauan secara benar dan menjelaskan risiko dan keuntungan penggunaan pemantauan invasif Mampu melakukan dan mempertahankan akses vena Mampu melakukan induksi dan pemeliharaan anestesia umum pada pasien ASA-I dan II, serta ASA III dan IV dengan lebih mandiri Mampu memberikan analgesia regional spinal, epidural secara lebih mandiri Mampu menginterpretasi hasil analisa gas darah, dan menjelaskan gangguan keseimbangan asambasa yang paling sering, termasuk asidosis dan alkalosis metabolik serta perencanaan terapinya Mampu mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda sindroma TURP dan cara penatalaksanaannya
Checklist bedah urologi No Materi
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
PERSIAPAN PRA ANESTESI Informed consent Puasa yang cukup Pemeriksaan mesin anestesia menyeluruh Pemasangan akses intravena Pemeriksaan peralatan dan instrumen anestesia lainnya Obat-obat anestetik Obat-obat darurat ANESTESIA UMUM DENGAN SUNGKUP/ETT/LMA/TIVA Premedikasi Induksi anestesia Pemeliharaan anestesia Pemulihan aanestesia ANALGESIA REGIONAL: BLOK EPIDURAL/SAB Posisi pasien (duduk atau lateral) Penunjuk anatomi daerah tempat insersi jarum Desinfeksi daerah tempat insersi jarum dan sekitarnya Pemasangan kain penutup steril Alat-alat dan obat-obat analgetik regional PERAWATAN PASCA-ANESTESIA Komplikasi dan penatalaksanaannya Pengawasan terhadap jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi (Jalan nafas, Breathing, dan Circulation)
Sudah dikerjakan
Ya
Tidak
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH THT I Tujuan Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur bedah THT sederhana tanpa penyulit, mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemberian anestesia intraoperatif, pemantauan pasien, penatalaksanaan masa siuman (emergence) dan pascabedah (pemulihan). Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Mampu menginterpretasikan anatomi jalan nafas atas, laring hingga trakea dan telinga 2 Mampu mendiskusikan efek pemakaian N2O pada bedah telinga tengah 3 Mampu mendiskusikan tingginya insiden PONV pascabedah telinga 4 Mampu menjelaskan teknik hipotensi 5 Mampu menjelaskan interaksi katekolamin dengan zat volatil 6 Mampu menjelaskan pengaruh vasokonstriktor lokal terhadap kardiovaskular dan penatalaksanaan masuknya secara tak sengaja infiltrasi epinefrin ke dalam intravascular 7 Mampu menjelaskan teknik pembiusan tonsilektomi beserta risiko dan komplikasi serta penanganannya 8 Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya 9 Mengetahui patofisiologi “apnea tidur” 10 Menjelaskan alasan untuk mengeliminasi N2O dari campuran gas anestetik selama periode apnea 11 Mendiskusikan ”apneic oxygenation” dan kecepatan peningkatan PaCO2 yang terjadi 2. Psikomotor No Materi 1 Memberikan anestesia pada semua prosedur yang disebutkan dalam sasaran keterampilan kognitif 2 Menangani perubahan kardiovaskular akibat penggunaan epinefrin oleh ahli bedah THT 3 Memberikan anestesia untuk pembedahan tumor kepala-leher, termasuk pemantauan, manajemen cairan dan penanganan nyeri pascabedah 4 Mencegah dan mengatasi PONV 5 Memberikan analgesia topikal pada jalan nafas, termasuk injeksi transkrikoid 6 Memberikan propofol untuk induksi anesthesia maupun sedasi 7 Melakukan teknik hipotensi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH MATA
Tujuan : Setelah mengikuti rotasi ini peserta didik mempunyai cukup pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur bedah mata baik untuk operasi rawat jalan maupun rawat inap a. mencakup evaluasi pasien preoperative - mampu memahami tentang anatomi mata dan fisiologi TIO - farmakologi obat-obatan topikal mata - farmakologi obat-obat analgetik lokal - kelainan-kelainan kongenital multipel yang melibatkan kelainan mata b. merancang pelaksanaan anesthesia c. pemberian anestesia intraoperatif - patofisiologi mual-muntah - patofisiologi refleks okulokardiak - patofisiologi sindroma seperti hipertermia malignan - anestesia bedah mata intraocular - anestesia bedah mata ekstraokular d. pemantauan pasien dalam sedasi ringan sampai berat, pemantauan pasien anestesi umum e. penatalaksanaan masa siuman (emergence) yang mulus f. mencegah komplikasi yang mungkin terjadi dan penatalaksanaan pascabedah (pemulihan). Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Memahami anatomi mata dan inervasi yang dapat berhubungan dengan anesthesia 2 Memahami fisiologi tekanan intraokular dan hal-hal yang mempengaruhinya 3 Memahami farmakologi dan dampak fisiologik obat-obat topikal yang biasa digunakan dalam prosedur bedah mata serta interaksinya dengan obat-obat anestetik 4 Memahami seleksi pasien untuk bedah mata rawat jalan 5 Memahami persiapan prabedah, antara lain: a. puasa pada pasien dewasa dan pediatric b. premedikasi c. persetujuan setelah menerima informasi yang adekuat 6 Memahami pemantauan standard yang harus ada pada setiap prosedur bedah mata 7 Memahami teknik anestesia yang benar untuk berbagai prosedur bedah mata 8 Memahami risiko dan komplikasi berbagai prosedur bedah mata
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2
3 4 5 6 7 8
Materi Melakukan pemeriksaan dan persiapan anestesia yang benar untuk pasien bedah mata Mendeteksi kelainan fisis maupun sistem tubuh yang diderita pasien bedah mata, membuat klasifikasi ASA dengan benar serta merencanakan teknik anesthesia yang tepat, termasuk persiapannya Menjelaskan teknik analgesia regional untuk bedah mata Melakukan teknik anestesia untuk mencegah peningkatan tekanan intraocular Memberikan anestesia umum dengan teknik yang tepat untuk bedah mata Melakukan pemantauan yang cermat dihubungkan dengan risiko dan komplikasi bedah mata Dapat mendeteksi dini komplikasi yang terjadi dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian ”ekstubasi sadar” dan ”ekstubasi dalam”
Checklist operasi mata No Materi
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Teknik MAC Ekstubasi dan emergens yang mulus Pemberian cairan Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Ya
Sudah dikerjakan
Tidak
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH PEDIATRI I
Tujuan : 1. Memiliki pengetahuan mengenai anatomi, fisiologi, patofisiologi, farmakologi,dan prinsip-prinsip teknik anestesia pada bayi dan anak. 2. Melatih kemampuan dan keterampilan dalam memberikan anestesia untuk prosedur pembedahan bayi dan anak yang sederhana , mencakup evaluasi dan penilaian kondisi pasien preoperatif, merancang penatalaksanaan anestesia, melakukan tindakan anestesia intraoperatif, pemantauan selama operasi, penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan serta penanggulangan nyeri pascabedah. 3. Melatih kemampuan untuk mengatasi kondisi kedaruratan dan komplikasi tindakan anesthesia pada bayi dan anak Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Fundamental of Anatomy & Physiology FH Martini 7th ed 2006 4. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004 5. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 6. Pharmacology & Physiology in Anesthetic Practice RK Stoelting 4th ed 2006. 7. Anesthesia for Infans and Children Smith et al 7th ed 2006. KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Mampu menjelaskan perbedaan anatomi, fisiologi, farmakologi dan psikologis pada bayi anak dan orang dewasa 2 Mampu menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan pada kunjungan praanestesia, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang, premedikasi, puasa pada bayi dan anak 3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien bayi dan anak dengan infeksi saluran nafas atas 4 Mampu menjelaskan jenis dan ukuran ETT, LMA, laringoskop , sistem sirkuit nafas beserta peralatan pelengkap lain (cunam Magill, stilet,jalan nafas oro/nasofarings, dll) yang dipakai untuk anestesia bayi, anak 5 Mampu menjelaskan pemberian cairan perioperatif bayi dan anak, seperti jumlah dan jenis cairan yang diberikan 6 Mampu menghitung volume darah total dan banyaknya perdarahan yang boleh hilang selama operasi dan kapan membutuhkan transfusi darah 7 Mampu menjelaskan obat premedikasi apa saja , cara pemberiannya serta penyulit yang bisa ditimbulkan dari pemberian obat premedikasi untuk bayi dan anak 8 Mampu menjelaskan cara induksi kasus bedah sederhana untuk bayi dan anak 9 Mampu menjelaskan bagaimana melaksanakan pemulihan
Ya
Tidak
10 11
12
yang mulus dan mengatasi nyeri pascabedah pada kasus sederhana bayi dan anak Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis pada bayi dan anak Mampu menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glottis yang terjadi pada bayi dan anak Mampu menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional kaudal epidural , dosis dan jenis obat analgetik lokal apa saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak serta penyulit yang bisa ditimbulkan
2. Psikomotor No 1 2
3 4
5
6 7 8 9 10 11
Materi Mampu melakukan RJP pada bayi dan anak Mampu melakukan tindakan anestesia , pemantauan , penatalaksanaan masa siuman dan pemulihan pada kasus bedah sederhana Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal secara klinis dan radiologis pada bayi dan anak Mampu melakukan ventilasi pada bayi dan anak dengan jalan nafas yang normal maupun dengan kelainan, menggunakan sungkup muka, balon dan jalan nafas orofaring yang sesuai Mampu melakukan intubasi pada bayi dan anak dengan jalan nafas yang normal maupun dengan kelainan, menggunakan laringoskop, ETT, LMA yang sesuai Mampu memasang jalur intravena, intraosseus,vena umbilikalis pada pasien bayi dan anak Mampu memberikan terapi cairan perioperatif kasus bayi dan anak Mampu melakukan transfusi darah dan memakai penghangat intraoperatif kasus bayi dan anak Mampu melakukan analgesia regional kaudal epidural pada bayi Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pascabedah pada bayi dan anak Mampu mengenali dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea pada bayi dan anak
Ya
Tidak
Checklist pediatric No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8
Materi PERSIAPAN PRE ANESTESIA Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang adekuat Persiapan puasa Anamnesa/heteroanamnesa & pemeriksaan fisis Pemeriksaan tambahan Pendekatan psikologis Pemeriksaan mesin anesthesia, gas anestesia, pengisap Cairan dan darah tersedia Infusi lancer Peralatan intubasi dan obat-obatan anestesia, obat darurat Pemantauan fungsi vital DC syok siap & berfungsi PELAKSANAAN ANESTESIA Premedikasi Induksi anesthesia Intubasi dan/atau regional anesthesia Penderita diatur dalam posisi yag diperlukan Perhatikan penyulit potensial akibat posisi Rumatan anesthesia Pemulihan dari anesthesia Perawatan dan pemantauan di ruang pulih Penatalaksanaan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
TRAUMATOLOGI II
Tujuan : Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan : 1. Melakukan penatalaksanaan lanjut pasien trauma baik fase critical care tanpa pembedahan, fase pembedahan dan pascabedah 2. Mampu menangani pasien setelah melalui survey primer urutan ABC. Pasien menjalani berbagai pemeriksaan, klinis, neurologik, laboratorium, radiologi, CTScan, dan pemeriksaan diagnostik lain invasif atau noninvasif untuk persiapan anesthesia jika diperlukan pembedahan; sesuai lokasi trauma yang dialami pasien. 3. Mampu mengelola pasien perioperatif sampai dirawat di ICU Referensi : 1. Primary Trauma Care Course Manual (current edition) 2. Darurat Medicine Manual (to be announced) 3. Trauma anesthesia and critical care (ITAMLS publication) 4. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr. 4th ed 2006 5. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2 3 4 5
6
7 8
Materi Mampu menjelaskan kebutuhan pemantauan fungsi vital pada pasien trauma yang tidak memerlukan pembedahan segera Mampu menjelaskan kebutuhan bantuan hidup pada pasien trauma yang tidak memerlukan pembedahan segera Mampu menjelaskan kebutuhan anestesia yang khusus untuk berbagai pembedahan penyelamatan (damage control surgery) Mampu menjelaskan kebutuhan anestesia yang khusus untuk pembedahan definitive Mampu menjelaskan bantuan nafas, sirkulasi, kendali tekanan intra-kranial, nutrisi artifisial, bantuan renal, langkah penanganan sepsis dan analgesia pada pasien trauma yang tidak memerlukan pembedahan segera Mampu menjelaskan bantuan nafas, sirkulasi, kendali tekanan intra-kranial, nutrisi artifisial, bantuan renal, langkah penanganan sepsis dan analgesia pada pasien trauma yang menjalani pembedahan dan pada masa pascabedah Mampu menjelaskan teknik hemodilusi dan transfusi masif Mampu menjelaskan hipotermia insidental maupun hipotermia yang disengaja untuk konservasi organ
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4
5 6
Materi Mampu melakukan perawatan perioperatif dan peritrauma Mampu melakukan pemantauan fungsi vital dengan alat maupun tanpa alat Mampu melakukan Prolonged Life Support di bidang pernafasan, sirkulasi darah dan kesadaran serta fungsi otak Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi perawatan pasien dengan tim dokter spesialis lain dan tim perawat serta paramedis lainnya Mampu memberikan anestesia khusus untuk pembedahan penyelamatan maupun pembedahan definitif Mampu membaca ECG dan foto sinar-X toraks, vertebra servikal, dan CT scan kepala
Ya
Tidak
Checklist penuntun belajar No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4
Materi EVALUASI PASIEN TRAUMA PASCA RESUSITASI AWAL TANGGAPAN FISIOLOGI AKIBAT ANESTESIA MENILAI HASIL PEMERIKSAAN NEUROLOGIK termasuk Skala GCS MENILAI HASIL PEMERIKSAAN DARAH MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI HATI MENILAI HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI ENDOKRIN MENILAI HASIL FOTO-FOTO SESUAI LOKASI TRAUMA, CTScan atau lainya seperti, FAST, DPL MENILAI HASIL EKG MENENTUKAN STATUS FISIS ASA PERSIAPAN PRAANESTESIA DI KAMAR OPERASI a. Persiapan mesin anesthesia b. Persiapan STATICS PERSIAPAN OBAT-OBAT DAN CAIRAN INFUSI Persiapan dan pemasangan alat-alat monitor Pemantauan selama anestesia Penatalaksanaan pascabedah di ruang pulih Penanggulangan nyeri
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANALGESIA REGIONAL II
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi fungsional, fisiologi anestesia kaudal, dapat memberikan anestesia kaudal, secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi anestesia kaudal. Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 Kompetensi 1. Kognitif No 1
2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12
13
Materi Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang, medula spinalis dan rongga epidural, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamenligamen, sampai ke rongga epidural, regio sakralis, hiatus sakralis. Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada anestesia kaudal Mampu menjelaskan berbagai teori timbulnya tekanan negatif pada rongga kaudal. Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada anestesia kaudal Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjungan preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia kaudal. Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anestesia kaudal Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai untuk anesthesia kaudal. Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia kaudal yang baik dan benar. Mampu menyebutkan beberapa cara pemasangan jarum kaudal Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan. Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan anestesia kaudal. Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia epidural serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran obat, ketinggian blok anestesia kaudal.
Ya
Tidak
14 15
16
Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan masa kerja obat pada anestesia kaudal. Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada anestesia epidural, tanda- tanda dan gejala, cara mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut. Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencabutan kateter epidural pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan.
2. Psikomotor No Materi 1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia kaudal dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia. 2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia epidural) dan obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia kaudal. 3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia kaudal. yang baik dan benar dengan berbagai cara pendekatan 4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang dipengaruhinya pada anestesia kaudal sehingga sesuai untuk kebutuhan masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan. 5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia kaudal serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik local 6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia epidural lumbal 7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada anestesia kaudal, dan penatalaksanaannya 8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi pada anestesia epidural lumbal, melakukan pencegahan dan mengatasi komplikasi tersebut 9 Mampu melakukan pencabutan kateter kaudal dengan benar terutama pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan Checklist caudal No Materi
1 2 3 1 2 3
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK KAUDAL Periksa kesiapan alat (blok kaudal, resusitasi) dan obat yang diperlukan Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien
Sudah dilakukan
Ya
Tidak
Belum dilakukan
4 5 6 7
8 9
10 11
12
13
1 2 3 4 5 1 2 3
Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila perlu Posisikan pasien pada posisi Sims Identifikasi kornu sakralis dan SIPS Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk anatomi yang ditentukan. Berikan analgesia lokal pada kulit di atas kornu sakralis Lakukan penusukan jarum kateter intravena / Tuohy dengan sudut 45 derajat dengan sakrum di antara kedua kornu sakralis, setelah jarum dirasakan melalui membran sakrakoksigeal atau kontak dengan bagian ventral kanalis sakralis, jarum ditarik beberapa mm dari periosteum, diturunkan 5 sampai 15 derajat, dan kateter diteruskan masuk beberapa mm (bayi/anak ) atau sm (dewasa). Perhatikan ujung jarum tidak melewati garis imajiner yang menghubungkan kedua SIPS Cabut stilet jarum kateter intravena/ Tuohy Hubungkan semprit berisi NaCl0,9% dengan hub kateter/ Tuohy, aspirasi , bila negatif, injeksikan sambil merasakan loss of resistance ruang epidural dan meraba tidak adanya penyuntikan intramuskular/ subkutan Lakukan test dose untuk memastikan ujung jarum tidak terletak di ruang subarahnoid atau intravaskular Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi sering sambil tangan non dominan meraba regio sakrum DURANTE BLOK KAUDAL Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat Penatalaksanaan ketidaknyamanan pasien bila ada PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaan
SEMESTER IV 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Modul Anestesia Obstetrik II Modul Anestesia Bedah THT II Modul Anestesia Regional III (epidural) Modul Anestesia di luar Kamar Bedah Modul Anestesia dan Penyakit Khusus Modul Post Anesthesia Care Unit
ANESTESIA OBSTETRI II
Tujuan : Untuk dapat mengelola pasien obsteri anestesia diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam penatalaksanaan perioperatf dari mulai persiapan prabedah sampai penatalaksanaan pascabedah. Melalukan penatalaksanaan nyeri persalinan dan memberikan anestesia umum atau regional untuk seksio sesarea pada seksio sesarea dengan penyulit 1. Preeklampsia atau eklampsia. 2. Kehamilan dengan penyakit berat yang menyertai. 3. Embolus air ketuban. 4. Pneumonia asam (aspirasi) dan sindrom Mendellson. 5. Sindrom Meigs Referensi : 1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006 2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 KOMPETENSI
1. Kognitif No 1 2
3 4 5 6 7
8
9
10
11
Materi Memiliki variabilitas denyut jantung janin, persalinan kurang bulan (prematur), asfiksia neonatus Memiliki pengetahuan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya, perdarahan ante, intra dan pospartum Memiliki pengetahuan tentang preeklampsia, eklampsia, sindrom HELLP Mampu menjelaskan tanda-tanda embolusair ketuban dan penatalaksanaannya Mampu menjelaskan tanda-tanda pneumonia asam (aspirasi) dan sindrom Mendellson Memiliki pengetahuan tentang sindrom Meigs pada kasus tumor Mampu menjelaskan kelainan atau penyakit pasien obstetrik dengan risiko tinggi yang akan mempengaruhi jalannya anestesia Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesia umum dan regional meliputi subarahnoid, epidural, kaudal (lihat prosedur anesthesia umum dan regional) Mampu menjelaskan indikasi anestesia umum atau regional untuk kasus obstetrik dan dengan penyulit dan penyakit penyerta Mampu menjelaskan rencana analgesia regional untuk prosedur bedah obstetrik dan (lihat modul dan prosedur analgesia regional) Mampu menjelaskan rencana anestesia umum untuk prosedur
Ya
Tidak
12 13 14 15 16
17 18 19
bedah obstetric dan termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum) Mampu menjelaskan penatalaksanaan cairan dan transfusi darah pada kasus Obstetric Mampu menjelaskan evaluasi dan resusitasi bayi baru lahir Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia operasi non obstetrik pada pasien obstetric Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia operasi laparoskopi Mampu menjelaskan tentang ILA (Intrathecal labor analgesia) dan PCEA (Patient controlled epidural analgesia) untuk persalinan pervaginam Mampu menjelaskan tindakan resusitasi ibu hamil Mampu menjelaskan penatalaksanaan pospartum dan pascabedah termasuk penanganan nyeri dan mual muntah Mampu menjelaskan indikasi rawat ICU pascabedah
2. Psikomotor No 1 2
3
4
5
6
7 8 9 10
11 12 13
Materi Mampu menentukan status fisis pasien obstetrik- dengan penyulit atau penyakit penyerta berdasarkan klasifikasi ASA (III keatas) Mampu menilai kondisi jalan nafas pasien hamil dengan tingkat kesulitannya, dan membuat rencana penatalaksanaannya dengan baik Mampu melakukan identifikasi kelainan atau penyakit penyulit preoperative pasien dengan risiko tinggi (preeklampsia, eklampsia, sindrom HELLP, kelainan jantung, sindrom Meigs dll) yang akan mempengaruhi jalannya anestesia dan melakukan penatalaksanaannya Mampu melakukan analgesia regional meliputi subarahnoid, epidural, kaudal untuk prosedur bedah kasus obstetrik dan dengan penyulit atau kelainan penyerta (lihat modul dan prosedur analgesia regional) Mampu memberikan anestesia umum untuk prosedur bedah obstetrik dan termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas sulit pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum) Mampu mengenali komplikasi (hipertensi, hipotensi, edema paru, aspirasi, penurunan kesadaran dll) pada kasus obstetrik dan cara penanganannya Mampu melakukan terapi cairan dan transfusi darah pada kasus obsterik Mampu memberikan anestesia operasi non obstetrik pada pasien obstetric Mampu memberikan anestesia operasi laparoskopi Mampu melakukan ILA (Intrathecal labor analgesia) dan PCEA (Patient controlled epidural analgesia) untuk persalinan pervaginam Mampu melakukan resusitasi ibu hamil Mampu melakukan evaluasi dan resusitasi bayi baru lahir (lihat modul anestesia umum dan pediatric) Mampu melakukan penatalaksanaan pospartum, penanganan
Ya
Tidak
14
15
nyeri dan mual muntah Mampu melakukan pencatatan hal penting dalam rekam medis preoperatif, intra dan pascabedah terkait dengan tindakan anesthesia Mampu menentukan indikasi rawat ICU pascabedah
Checklist obstetric II No Materi
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
2 3 4 5 6
7 8
9 10
Belum dikerjakan
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfuse Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Checklist prosedur anesthesia intravena No Materi 1
Sudah dikerjakan
Persiapan operasi elektif : puasa 6-8 jam (pasien dewasa) Periksa kesiapan mesin anestesia, peralatan anestesia dan obat-obat anestetik Berikan premedikasi secara IV atau IM Berikan oksigen 3- 6 l/ mnt dengan nasal kanul atau sungkup muka Lakukan induksi dengan obat intravena Monitor fungsi vital: oksigensi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi(ETCO2), tekanan darah, nadi, EKG, suhu, aliran cairan infusi, produksi urin, perdarahan Atur kebutuhan obat suplemen analgetik opioid, dan kebutuhan sedasi Akhir tindakan yakinkan pasien bernafas spontan dan volume nafas adekuat (kecuali bila direncanakan untuk melanjutkan bantuan nafas pascabedah) Bila perlu berikan antidotum zat yang menyebabkan apnea berkepanjangan atau hipoventilasi Harus selalu diawasi keadaan jalan nafas dan pernafasan sampai ke ruang pulih Berikan analgetik adekuat pascabedah
Checklist prosedur Induksi cepat No
Materi
1 2
Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan Diperlukan seorang asisten untuk melakukan manuver Sellick (penekanan pada krikoid) Berikan preoksigenasi dengan oksigen 100% selama 35 menit Berikan obat induksi dan pelumpuh otot kerja cepat Posisikan kepala pasien dengan leher ekstensi Asisten melakukan penekanan pada krikoid Buka mulut dan masukkan daun laringoskop melalui sudut kanan mulut Tempatkan ujung daun pada valekula Angkat epiglotis sampai tampak rima glotis dan pita suara Masukkan pipa endotrakeal dengan tangan kanan Asisten tetap melakukan penekanan pada krikoid sampai posisi pipa endotrakeal sudah tepat di atas karina, di mana bunyi nafas kanan dan kiri sama dengan ventilasi buatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANALGESIA REGIONAL III
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi fungsional, fisiologi anestesia epidural, dapat memberikan anestesia epidural, secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi anestesia epidural Referensi : 3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 Kompetensi 3. Kognitif No 1
2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12
13
Materi Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang, medula spinalis dan rongga epidural, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamenligamen, sampai ke rongga epidural, regio sakralis, hiatus sakralis, fungsional anatomi pleksus brakialis dan pleksus lumbosacral Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada anestesia epidural Mampu menjelaskan berbagai teori timbulnya tekanan negatif pada rongga epidural. Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada anestesia epidural Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjungan preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia epidural Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anestesia epidural Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai untuk anesthesia epidural Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia epidural yang baik dan benar. Mampu menyebutkan beberapa cara pemasangan jarum epidural Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan. Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan anestesia epidural Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia epidural serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran obat, ketinggian blok anestesia epidural
Ya
Tidak
14 15
16
Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan masa kerja obat pada anestesia epidural Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada anestesia epidural, tanda- tanda dan gejala, cara mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut. Mampu menjelaskan penatalaksanaan pencabutan kateter epidural pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan.
4. Psikomotor No Materi 1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia epidural dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia. 2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia epidural) dan obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia epidural lumbal dengan baik dan benar. 3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia epidural lumbal yang baik dan benar dengan berbagai cara pendekatan 4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang dipengaruhinya pada anestesia epidural lumbal sehingga sesuai untuk kebutuhan masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan. 5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia epidural lumbal serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik local 6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia epidural lumbal 7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada anestesia epidural lumbal, dan penatalaksanaannya 8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi pada anestesia epidural lumbal, melakukan pencegahan dan mengatasi komplikasi tersebut 9 Mampu melakukan pencabutan kateter epidural dengan benar terutama pada pasien yang mendapat terapi antikoagulan
Checklist ujian epidural No Materi
1 2 3 1 2 3
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR ANESTESIA EPIDURAL Periksa kesiapan alat (epidural, resusitasi) dan obat (epidural, resusitasi) yang diperlukan Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati
Sudah dilakukan
Ya
Tidak
Belum dilakukan
4 5
6
7 8 9
10
11
12
13
14 15 16
1 2
tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada pasien, premedikasi bila perlu Posisikan pasien lateral dekubitus atau duduk, ganjal bahu dan kepala pasien bila diposisikan lateral dekubitus Tentukan penunjuk anatomi celah antara L2-3, L3-4 atau L4-5. Celah antara L3-4 atau prosesus spinosus L4 tegak lurus dari spina iliaka anterior superior Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk anatomi yang ditentukan Berikan analgesia lokal pada celah yang akan dilakukan penusukan jarum Tuohy Lakukan penusukan jarum Tuohy pada celah yang telah diberi analgesia lokal sampai jarum Tuohy terfiksasi di ligamentum. Penusukan jarum harus sejajar dengan prosesus spinosus atau sedikit membentuk sudut kearah sefalad, dengan arah bevel ke lateral atau sefalad. Cabut stilet dan hubungkan jarum dengan semprit yang berisi NaCl 0,9% Dengan tangan nondominan menahan jarum pada punggung pasien, tangan dominan mendorong maju jarum Tuohy pelan sambil menekan plunger semprit sampai ujung distal jarum epidural sampai di ruang epidural yang ditandai dengan adanya loss of resistance Cabut semprit dan kateter epidural dimasukkan sampai ujung kateter melewati ujung jarum epidural 10 Cabut jarum epidural sambil mendorong kateter epidural sedemikian sehingga kateter tidak ikut tercabut Pastikan kateter epidural yang masuk ke ruang epidural sepanjang lebih kurang 4 sm (fiksasi di kulit : kedalaman ruang epidural + 4 sm) Sambungkan kateter dengan filter yang sudah diisi NaCl0,9%. . Aspirasi untuk memastikan kateter tidak masuk ruang subarahnoid. Fiksasi kateter, tutup dengan kasa steril/ tegaderm Lakukan test dose untuk memastikan ujung kateter tidak terletak di ruang subarahnoid atau intravaskular Masukkan analgesia lokal dengan pelan dan aspirasi sering Cara penyuntikkan paramedian pada dasarnya sama seperti di atas, hanya jarum Tuohyl disuntikkan pada 1,5 sm lateral dan 1sm kaudal dari celah penyuntikkan yang dituju. Cara hanging drop pada dasarnya sama dengan teknik loss of resistance hanya identifikasi ruang epidural dilakukan dengan cara mengamati tertariknya tetesan Nacl 0,9% pada hub jarum Tuohy oleh tekanan negatif ruang epidural DURANTE ANESTESIA EPIDURAL Monitor ABC, ketinggian blok, intensitas blok Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan
3 4 5 6
1 2 3 4
dan penatalaksanaannya Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat Topping-up dose bila pembedahan berlangsung lama Monitor kenyamanan pasien dan penatalaksanaan rasa tidak nyaman Pasien PASCABEDAH Monitor ABC , intensitas blok di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Pencabutan kateter epidural Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaan
ANESTESIA BEDAH THT II
Tujuan Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mempunyai cukup pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan pelayanan anestesiologi untuk berbagai prosedur bedah THT yang disertai penyulit, mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemberian anestesia intraoperatif, pemantauan pasien, penatalaksanaan masa siuman (emergence) dan pascabedah (pemulihan). Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Mampu menilai tingkat kesulitan jalan nafas 2 Mampu menjelaskan urutan langkah-langkah tindakan panendoskopik (laringoskopi, esofagoskopi, bronkoskopi dll) 3 Merencanakan teknik, obat-obat dan peralatan anestesia yang akan digunakan, termasuk pemantauan pasien untuk bronkoskopi serat optik dan bronkoskopi kaku 4 Mampu menyimpulkan kemungkinan komplikasi tindakan panendoskopi 5 Mampu membuat daftar teknik yang digunakan untuk mengendalikan hemodinamik pada saat laringoskopi dan bronkoskopi kaku 6 Mampu menjelaskan risiko dan komplikasi tonsilektomi serta penanganannya 7 Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring dan penanganannya 8 Mampu menjelaskan algoritma penanganan kesulitan jalan nafas 9 Mampu menjelaskan teknik tonsilektomi darurat pada abses peritonsilar dengan Trismus 10 Mampu menjelaskan prosedur trakeostomi perkutan dan krikotirotomi darurat 11 Mampu menjelaskan prinsip ventilasi jet venturi pada bedah laser, laring dan trakea 12 Mengetahui patofisiologi apnea tidur
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
Materi Memberikan anestesia pada semua prosedur yang disebutkan dalam sasaran keterampilan kognitif Mengevaluasi jalan nafas yang abnormal secara klinis dan radiologis Memberikan anestesia untuk tindakan bronkoskopi kaku dan serat optik Melakukan asistensi/ membantu prosedur intubasi dengan bronkoskopi serat optik Memberikan anestesia untuk pembedahan tumor kepala-leher, termasuk pemantauan, manajemen cairan dan penanganan nyeri pascabedah Memberikan anesthesia topikal pada jalan nafas, termasuk injeksi transkrikoid Mempertahankan jalan nafas dengan tekanan jalan nafas positif pada obstruksi parsial jalan nafas atas Melakukan teknik hipotensi Memperagakan tindakan krikotirotomi darurat pada manikin Melakukan krikotirotomi jarum dan ventilasi jet pada pasien
Ya
Tidak
Checklist THT II No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Anestesia subarahnoid Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA PEDIATRIK II Tujuan Pembelajaran Umum 1. memiliki pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan teknik lanjutan anestesia pediatric 2. mampu mempersiapkan, memberikan anestesia dan mengelola pascaanestesia elektif maupun darurat untuk berbagai tindakan bedah pediatrik dengan kondisi penyulit dan kelainan jalan nafas. 3. memilih/seleksi pasien pediatrik untuk operasi yang relatif sulit dan disertai kondisi penyulit 4. melaksanakan persiapan preoperative 5. menguasai teknik anestesia khusus dan penggunaan obat yang sesuai untuk anestesia pediatric 6. memberikan anestesia umum dan regional 7. melakukan pemantauan 8. mengelola pasca-anestesia pasien pediatric Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002 2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 4. Martini FH. Fundamental of Anatomy & Physiology. 7th ed. 2006 5. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Menjelaskan penatalaksanaan anestesia untuk kasus bayi dan anak dengan sepsis, kelainan jalan nafas, kesulitan intubasi dan ventilasi seperti labiopalatognatoskisis bilateral komplit, Pierre Robin, tumor gigi mulut dan jalan nafas 2 Menjelaskan hal penting apa saja yang harus diperhatikan pada kasus bayi dengan kelainan kongenital dan anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeoesofagus. Mampu menjelaskan penatalaksanaan anestesia untuk kasus bayi dengan kelainan kongenital dan anomali seperti hernia diafragmatika, omfalokel, gastroskisis, fistel trakeoesofagus 3 Menjelaskan mekanisme terjadinya spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea pada bayi dan anak 4 Menjelaskan mekanisme terjadinya hipotermia pada kasus pediatrik, cara mencegah, cara mengatasi dan komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkannya 5 Menjelaskan cara mencegah dan mengatasi spasme laring, spasme bronkus, edema glotis dan trakea yang terjadi pada bayi dan anak 6 Menjelaskan penatalaksanaan analgesia regional, dosis dan jenis obat analgetik lokal apa saja yang dapat dipakai untuk bayi dan anak
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5 6
7 8 9
10
11 12 13
14 15 16
Materi Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan abnormal secara klinis dan radiologis pada pasien pediatrik Mampu menyiapkan kamar bedah secara lengkap untuk operasi pediatric Mampu memasang dan mengatur alat, obat-obat, cairan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk operasi pediatrik Mampu mempersiapkan alat untuk monitor noninvasif dan invasif Mampu mempersiapkan alat untuk transfusi darah pasien pediatric Mampu melakukan pengecekan kelengkapan alat pembiusan, mesin anestesia dan obat , cairan yang diperlukan untuk anestesia umum maupun regional Mampu melakukan akses vena perifer dengan jarum 20-24G dan akses vena sentral Mampu melakukan induksi anestesia umum pada pasien pediatrik dengan penyulit Mampu melakukan ventilasi pada pasien pediatrik dengan kelainan jalan nafas menggunakan sungkup muka, bag dan oral jalan nafas yang sesuai Mampu melakukan intubasi trakea dengan/tanpa teknik cepat, terutama pada pasien pediatric dengan penyulit maupun kelainan jalan nafas Mampu melakukan ventilasi tekanan positif melalui pipa trakea Mampu memberikan anestesia pediatrik dengan posisi pasien lateral, litotomi dan telungkup Mampu melakukan tindakan anestesia pada kasus khusus dengan kelainan kongenital dan anomali (lihat prosedur anestesia umum, intubasi dan pemasangan LMA) Mampu melakukan jalur akses / pengambilan darah intraarterial Mampu melakukan transportasi pasien ke ruang pulih, ruang rawat atau PICU Mampu melakukan tindakan atau terapi terhadap komplikasi yang biasa terjadi di ruang pulih
Ya
Tidak
Checklist Pediatrik II No
1 2 3 4 5 1 2 3
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor Interpretasi hasil monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi, LMA) Analgesia regional Anestesia intravena dan MAC
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
4 5
6 7 8 1 2
3
Pemberian cairan dan transfusi Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular, pernafasan. Tekanan darah, nadi, saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu Pengakhiran anestesia, masa siuman Tindakan ekstubasi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular, kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah Penetapan kriteria untuk boleh kembali ke ruang rawat
Prosedur intubasi endotrakeal pada Pasien Pediatrik No Materi 1
2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan. Periksa laringoskop dan lampunya berfungsi dengan baik. - Laringoskopi bayi (Millerr dan Macintosh) - ETT dengan kaf atau tanpa kaf - Mandrain bayi - Cunam Magill - Sungkup bayi - Mate device Berikan obat premedikasi untuk menenangkan pasien Posisikan pasien dalam ”sniffing position” dengan mengganjal bagian bawahleher, atau mengganjal bawah bahu setinggi 5-10 sm. Hindari hiperekstensi leher Berikan oksigen 100% melalui sungkup muka. Pastikan tidak ada kesulitan ventilasi Pegang sungkup sembari melakukan manuver angkat dagu dengan satu tangan Jika jalan nafas belum bebas, lakukan buka mulut dan dorong mandibula ke depan dengan dua tangan Yakinkan ventilasi baik dengan melihat kembangkempisnya balon (anesthetic bag) Berikan obat induksi. Pastikan kesadaran pasien hilang Bila jalan nafas aman dapat diberikan pelumpuh otot. Pastikan obat telah bekerja pada otot nafas Berikan nafas buatan dengan oksigen 100% selama 2-3 menit Lakukan laringoskopidengan laringoskop bilah lurus (Miller) Pegang gagang dengan tangan kiri Pastikan lagi cahaya lampu laringoskop cukup terang Buka mulut pasien. Masukkan daun melalui sudut kanan mulut Geser lidah ke kiri sambil meneruskan daun ke dalam, menyusuri pinggir kanan lidah menuju laring.
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
16 17
18
19 20 21 22
Perhatikan epiglotis Letakkan ujung daun pada vallecula Angkat epiglotis ke depan (bukan diungkit) dengan daun. Bila epiglotis terangkat dengan benar akan tampak rima glotis dengan pita suara berwarna putih, berbentuk huruf V terbalik Masukkan pipa endotrakeal dengan tangan kanan hingga batas berwarna hitam melewati pita suara, atau jika pipa mempunyai kaf dimasukkan hingga seluruh kaf melewati pita suara Yakinkan bunyi nafas kanan dan kiri sama Lakukan fiksasi pipa endotrakeal Berikan nafas buatan dengan resuscitation bag atau anesthesia bag Jika dilakukan intubasi sadar atau dengan nafas spontan, harus diberikan sedasiyang cukup dan anestetik topikal. Untuk menghindari refleks vagal dapat diberikan injeksi atropin 0,1 mg intravena
ANESTESIA DI LUAR KAMAR BEDAH
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu memberikan anestesia di luar kamar bedah Referensi : 1. Hurford WE et al. Clincal Anesthsia Procedure of the Massachusetts General Hospital. 6th ed, Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins 2002. 2. Stone DJ, Sperry RJ, Johnson JO, Spiekermann BF, Yemen TA. The Neuroanesthesia Handbook. St Louis : Mosby 1996, 297-329.
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7 8
Materi Mengetahui alat pemantauan dan obat-obatan apa yang perlu diadakan di tempat ECT dan radiologi Mengetahui teknik anestesia untuk CT-scan Mengetahui teknik anestesia untuk MRI Mengetahui teknik anestesia untuk neuroradiologi Mengetahui teknik anestesia untuk terapi radiasi Mengetahui teknik Monitored Anesthesia Care (MAC) Mengetahui teknik anestesia ECT Mengetahui interaksi obat anestetik dan obat psikiatrik
Ya
Tidak
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Materi Mampu melakukan persiapan obat dan alat untuk memberikan anestesia di luar kamar bedah Mampu melakukan pemberian anestesia untuk CT-scan Mampu melakukan pemberian anestesia untuk MRI Mampu melakukan pemberian anestesia untuk neuroradiologi Mampu melakukan pemberian anestesia untuk terapi radiasi Mampu melakukan pemberian anestesia dengan teknik Monitored Anesthesia Care (MAC) Mampu melakukan pemberian anestesia untuk ECT Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestetik dan obat Psikiatrik Mampu menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk radiodiagnostik
Checklist penuntun belajar No
Materi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persiapan alat dan obat Pemasangan alat monitor khusus Teknik anestesia untuk CT-scan Teknik anestesia untuk MRI Teknik anestesia untuk untuk Neuroradiologi Teknik anestesia untuk Terapi Radiasi Teknik anestesia Monitored Anesthesia Care (MAC) Teknik anestesia untuk ECT Menilai dan mengatasi komplikasi akibat interaksi obat anestetik dan obat psikiatrik Menilai dan mengatasi komplikasi akibat zat kontras untuk radiodiagnostik
10
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA PASIEN DENGAN PENYAKIT KHUSUS
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memahami patofisiologi berbagai penyakit khusus yang umum ditemukan, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit endokrin, penyakit paru dan gangguan respirasi, gangguan nutrisi dan obesitas, penyakit hati, pasien geriatri dan gangguan degeratif, pasien dengan adiksi obat seperti narkotika dan amfetamin. Demikian juga obat apa yang dikonsumsi pasien untuk jangka panjang. Atas dasar hal tersebut dapat direncana teknik, dan jenis obat yang akan dipergunakan. Asuhan medis perioperatif sudah tentu dapat dilaksanakan dengan baik Referensi : 1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004 2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006 3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005. 4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Materi Mampu menjelaskan patofisiologi gangguan hormon tiroid,dan gangguan metabolisme karbohidrat Mampu menjelaskan patofisiologi malnutrisi-obesitas Mampu menjelaskan perubahan tubuh pada adiksi narkotik Mampu menjelaskan patofisiologi COPD dan asma bronkial Mampu menjelaskan perubahan fungsi sistem tubuh akibat perubahan degeneratif pada usia lanjut Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah untuk pasien dengan hipertiroid dan diabetes melitus Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah untuk pasien dengan obesitas Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pascabedah untuk pasien dengan adiksi narkotik Mampu merencanakan anestesia dan asuhan perioperatif untuk pasien dengan PPOM dan asma bronkial Mampu merencanakan anestesia dan asuhan pasca bedah untuk pasien geriatric Mampu mengatasi komplikasi yang terjadi selama anestesia dan masa perioperatif pasien dengan penyakit khusus
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2 3 4
Materi Mampu melakukan anamnesis dan diagnosis fisis pada pasien dengan penyakit khusus yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai Mampu melakukan persiapan pra anestesia untuk pasien dengan penyakit khusus Mampu melakukan penatalaksanaan anestesia pada pasien dengan penyakit khusus Mampu melakukan asuhan pascabedah pada pasien dengan penyakit khusus
Ya
Tidak
Checklist No
1 2 3 4 5 6 1 2
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Materi PERSIAPAN PRE OPERASI Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang adekuat Laboratorium Pemeriksaan tambahan Antibiotik propilaksis Cairan dan Darah Peralatan dan instrumen khusus ANESTESIA Teknik anesthesia Obat anestetik PERSIAPAN ANALGESIA REGIONAL/LOKAL DAERAH OPERASI Penderita diatur dalam posisi sesuai dengan letak kelainan Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis/antisepsis pada daerah operasi Lapangan anestesia dipersempit dengan linen steril TINDAKAN ANESTESIA Induksi, intubasi Rumatan Ekstubasi PERAWATAN PASCABEDAH Komplikasi dan penangannya Pengawasan terhadap fungsi vital Pemantauan khusus dengan alat khusus
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
POST ANESTHESIA CARE UNIT
Tujuan : 1. Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu mengelola pasien pascaanestesia umum dan regional di PACU, 2. Mengetahui kapan pasien dipulangkan (untuk ambulatori), kapan boleh dipindah ke ruangan (untuk pasien rawat inap), serta kapan indikasi masuk ICU, HCU, atau perlu operasi lagi. Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Chung F. Discharge process. In: Twersky RS, ed. The Ambulatory Anesthesia Handbook. St Louis: Mosby;1995,431-49. 4. Practice Guidelines for Postanesthetic Care. Anesthesiology 2002; 96(3).
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Materi Mengetahui alat pemantauan dan obat-obatan apa yang perlu diadakan di PACU Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: obstruksi jalan nafas Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipoksemia Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hiperkarbia Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipotensi Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipertensi Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: aritmia Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: menggigil Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: PONV Mengetahui komplikasi yang sering terjadi di PACU: delirium Mengetahui komplikasi akibat pemasangan jarum untuk analgesia lokal atau akibat kateternya Memahami kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1 (pindah ke ruangan atau ke PACU fase2) Memahami kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2 (boleh pulang ke rumah) Memahami indikasi pasien harus masuk ke ICU atau HCU
Ya
Tidak
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14
2. Psikomotor Materi Mampu melakukan pemantauan pasien PACU dan persiapan obat-obatan yang harus ada di PACU Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: obstruksi jalan nafas Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipoksemia Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: hiperkarbia. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipotensi. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: hipertensi. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: aritmia Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: menggigil. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: PONV. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: delirium. Mampu menilai dan mengatasi komplikasi yang sering terjadi di PACU: akibat penusukan jarum untuk analgesia regional atau kateternya. Mampu menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1 dengan Modifikasi Aldrete’s skor Mampu menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2 (boleh pulang ke rumah) dengan PADSS skor Mampu menilai kapan pasien harus masuk ke ICU atau HCU
Checklist No Materi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PENGENALAN KOMPLIKASI Pemasangan monitor menilai dan mengatasi komplikasi obstruksi jalan nafas menilai dan mengatasi komplikasi hipoksemia menilai dan mengatasi komplikasi hiperkarbia menilai dan mengatasi komplikasi hipotensi menilai dan mengatasi komplikasi hipertensi menilai dan mengatasi komplikasi: aritmia menilai dan mengatasi komplikasi menggigil menilai dan mengatasi komplikasi PONV menilai dan mengatasi komplikasi delirium menilai dan mengatasi komplikasi akibat penusukan jarum untuk analgesia regional atau kateternya menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 1 dengan Modifikasi Aldrete’s skor menilai kapan pasien boleh keluar dari PACU fase 2 (boleh pulang ke rumah) dengan PADSS skor menilai kapan pasien harus masuk ke ICU atau HCU
Sudah dikerjakan
Ya
Tidak
Belum dikerjakan
SEMESTER V 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Modul Anestesia Bedah Rawat Jalan Modul Anestesia Regional IV (Bier block, Blok Saraf) Modul Anestesia Bedah Saraf I Modul Anestesia Kardiotoraksik I Modul Anestesia Bedah Invasif Minimal Modul Anestesia Bedah Penyakit Langka Modul Intensive Care I Modul Penelitian
ANESTESIA BEDAH PASIEN RAWAT JALAN
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu melakukan persiapan preoperatif pasien ambulatory dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum maupun regional yang baik dan tepat, pemantauan dan penatalaksanaan pascabedah pasien ambulatori. Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed.Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 4. Tatang Bisri : Literasi Anestesiologi : Ambulatori Anestesia, 2007.
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2
3 4
5 6
7
8
Materi Mampu menjelaskan kriteria pemilihan pasien untuk operasi ambulatori Mampu menjelaskan pemeriksaan preoperatif pasien untuk operasi ambulatori, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang yang tepat Mampu menjelaskan status fisis pasien ambulatori berdasarkan klasifikasi ASA. Mampu menjelaskan kondisi pasien yang tidak sesuai untuk operasi ambulatori dan risikonya, seperti bayi prematur dan eksprematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA, apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung kongenital, pasien dengan riwayat hipertermia malignan, pasien obesitas morbid, pasien dengan keganasan, gangguan jalan nafas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascabedah Mampu menjelaskan persiapan preoperatif operasi ambulatori seperti puasa dan premedikasi. Mampu menjelaskan rencana anestesia umum seperti anestesia intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT, dan regional seperti spinal, epidural, kaudal maupun blok perifer untuk operasi pasien ambulatori yang akan dilakukan Mampu menjelaskan persiapan alat anestesia umum maupun regional, dan obat-obatan dengan masa kerja singkat yang sesuai untuk anestesia ambulatori Mampu menjelaskan pemantauan yang baik dan sesuai untuk
Ya
Tidak
9 10 11 12
anestesia ambulatori Mampu menjelaskan cara pemulihan pembiusan yang cepat untuk pasien ambulatori Mampu menjelaskan penatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien ambulatori Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat timbul pascabedah ambulatori Mampu menjelaskan kriteria pasien keluar dari PACU/ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2 (dengan Modifikasi Aldrete’s skor) pulang ke rumah (PADSS skor) atau harus dirawat pascabedah ambulatori
2. Psikomotor No 1 2
3 4
5 6
7 8 9 10 11 12
Materi Mampu melakukan pemilihan pasien untuk operasi ambulatory Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk operasi ambulatori, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang yang tepat Mampu mengklasifikasi status fisis pasien ambulatori berdasarkan klasifikasi ASA Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk operasi ambulatori dan risikonya, seperti bayi prematur dan eksprematur, pasien dengan riwayat gangguan respirasi seperti ISPA, apnea, spasme bronkus, pasien dengan penyakit jantung seperti CHF, kelainan jantung kongenital, pasien dengan riwayat hipertermia malignan, pasien obesitas morbid, pasien dengan keganasan, gangguan jalan nafas sulit, operasi besar yang memungkinkan kehilangan banyak darah, yang membutuhkan pemantauan dan penanganan nyeri khusus pascabedah Mampu melakukan persiapan preoperatif operasi ambulatori seperti puasa dan premedikasi Mampu memberikan anestesia umum seperti anestesia intravena, sungkup, LMA atau intubasi ETT, dan regional seperti spinal, epidural, kaudal untuk operasi pasien ambulatori yang akan dilakukan (lihat prosedur anestesia umum dan regional) Mampu melakukan persiapan alat anestesia umum maupun regional Mampu melakukan pemberian obat-obatan dengan masa kerja singkat yang sesuai untuk anestesia ambulatori Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesia ambulatori Mampu melakukan penatalaksanan nyeri, mual muntah pascabedah untuk pasien ambulatori Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi yang dapat timbul pascabedah ambulatori Mampu menilai kondisi pasien keluar dari PACU/ruang pulih fase 1 ke ruang pulih fase 2 dengan Modifikasi Aldrete skor atau pulang (dengan PADSS skor), atau dirawat pascabedah ambulatori.
Ya
Tidak
ANALGESIA REGIONAL IV
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi fungsional , anasgesia regional blok perifer, dapat memberikan anasgesia regional blok perifer dan bier block secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi anasgesia regional blok perifer Referensi : 5. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 6. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 Kompetensi 5. Kognitif No 1 2 3 4
5
6
8 9
10
11
12
Materi Mampu menjelaskan anatomi fungsional anatomi pleksus brakialis dan pleksus lumbosacral Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada anesthesia pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral. Mampu menjelaskan mekanisme kerja obat analgetik lokal pada anesthesia blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosacral Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia blok perifer pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral. Mampu menjelaskan rencana penatalaksanaan anesthesia blok perifer pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral untuk prosedur bedah yang akan dilakukan. Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat yang akan dipakai untuk anesthesia blok pleksus brakialis dan blok pleksus lumbosakral . Mampu menjelaskan cara kerja nerve- stimulator dan metode lainnya untuk identifikasi saraf , keuntungan dan kerugiannya Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia berbagai pendekatan blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral yang baik dan benar. Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan anestesia epidural, kaudal, blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral. Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mula dan masa kerja obat pada anestesia blok pleksus brakialis dan blok
Ya
Tidak
13
pleksus lumbosakral Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada anestesia blok pleksus brakialis dan blok pleksus lumbosakral, tanda- tanda dan gejala, cara mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut.
6. Psikomotor No Materi 1 Mampu melakukan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk anestesia blok pleksus brakialis dan pleksus lumbosakral , dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia. 2 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia blok perifer dan alat resusitasi) dan obat (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia blok perifer dan blok pleksus lumbosakral dengan baik dan benar. 3 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia blok pleksus brakialis, blok pleksus lumbosakral yang baik dan benar dengan berbagai cara pendekatan 4 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom, miotom dan osteotom yang dipengaruhinya pada anestesia blok pleksus lumbosakral sehingga sesuai untuk kebutuhan masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan. 5 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia blok pleksus brakialis, blok pleksus lumbosakral, serta jenis adjuvan yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik local 6 Mampu melakukan monitor pasien dalam anestesia blok pleksus brakialis, blok pleksus lumbosakral 7 Mampu mengenali perubahan fisiologis yang terjadi pada anestesia blok kaudal, blok pleksus brakialis , blok pleksus lumbosakral dan penatalaksanaannya 8 Mampu mengenali tanda- tanda dini komplikasi yang terjadi pada anestesia epidural lumbal, kaudal, blok pleksus brakialis, blok pleksus lumbosakral, melakukan pencegahan dan mengatasi komplikasi tersebut.
Ya
Tidak
Checklist blok interscalenus Pleksus Brakialis No
1 2 3 1
2 3 4 5 6 7
8 9 10
11
12
1
2
3 4
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK INTERSKALENUS Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat (blok perifer, resusitasi) yang diperlukan dan cek kesiapan alat Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak diblok Premedikasi bila perlu Posisikan pasien dengan kepala pasien miring ke arah sisi yang tidak diblok Gambar penunjuk anatomi blokbinterskalenus : bagian posterior otot sternokleidomastoideus pars klavikularis, vena jugularis eksterna, dan klavikula. Raba otot skalenus anterior dan medial di bagian posterior otot sternokleidomastoideus pars klavikula, di dekat vena jugularis eksterna Asepsis dan antisepsis daerah penyuntikan Analgesia lokal daerah penyuntikan Jarum simulator 2 inci dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan pada daerah antara otot skalenus anterior dan medial dengan arah sedikit kaudal dan posterior. Perhatikan jarum jangan masuk lebih dari 2 cm Amati adanya respons positif berupa twitch otot deltoid, lengan atas , lengan bawah atau tangan. Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu. Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan jarum simulator. Aspirasidan injeksikan analgesia lokal secara pelan dan aspirasi sering DURANTE BLOK INTERSKALENUS PLEKSUS BRAKIALIS Monitor ABC, intensitas blok dan dermatom, osteotom, miotom yang terblok Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok interskalenus pleksus brakialis Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat
Sudah dikerjakan
Tidak dikerjakan
1 2 3
PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
Checklist Blok Aksilaris Pleksus Brachialis
1 2 3 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10
11
12
13
1 2 3 4 1 2 3
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK INTERSKALENUS Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi)dan obat yang diperlukan dan cek kesiapan alat Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak diblok Premedikasi bila perlu Posisikan pasien dengan kepala pasien miring ke arah sisi yang tidak diblok, dan lengan yang akan diblok abduksi dan fleksi di sendi siku sehingga aksila terekspos Raba denyut arteri aksilaris pada lengan yang akan diblok A dan antisepsis daerah penyuntikan Analgesia lokal daerah penyuntikan Jarum simulator 2 inch dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan pada daerah di atas denyut arteri aksilaris Amati adanya respons twitch tangan. Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu Hubungkan sempri tberisi analgesia lokal dengan jarum simulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal secara pelan dan aspirasi sering Bila perlu dapat dicari respons motorik nervus medianus, ulnaris, radialis satu persatu DURANTE BLOK AKSILARIS PLEKSUS BRAKIALIS Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom , miotom yang terblok Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok interskalenus pleksus brakialis Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
Checklist Blok Siatik Pleksus Sakralis No
Materi
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK SIATIK PLEKSUS SAKRALIS 1 Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi)dan obat yang diperlukan dan cek kesiapan alat 2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis 3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien 4 Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak diblok 5 Premedikasi bila perlu 6 Posisikan pasien dengan posisi lateral sedikit jatuh ke ventral dengan tungkai yang akan diblok di sebelah atas, dengan fleksi sendi panggul dan lutut 7 Gambar penunjuk anatomi blok siatik : 4 sm dari pertengahan garis yang menghubungkan SIPS dan trokanter mayor 8 A dan antisepsis daerah penyuntikan 9 Analgesia lokal daerah penyuntikan 10 Jarum simulator 4 inch dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan dengan arah tegak lurus semua plana 11 Amati adanya respons twitch otot hamstring, betis atau kaki. Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu. 12 Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan jarum simulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal secara pelan dan aspirasi sering DURANTE BLOK SIATIK PLEKSUS SAKRALIS 1 Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom , miotom yang terblok 2 Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok 3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya 4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH 1 Monitor ABC di ruang pulih 2 Pasien dikembalikan ke ruang rawat 3 Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi 1. 2. Checklist Blok Femoralis pleksus Lumbalis No Materi
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
Sudah
Belum
1 2 3
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7
8 9
10
11
1
2 3 4 1 2 3
Check list Blok Poplitea Pleksus Sakralis No Materi
1 2
dikerjakan
dikerjakan
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK FEMORALIS PLEKSUS LUMBALIS Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat yang diperlukan dan cek kesiapan alat Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak diblok Premedikasi bila perlu Posisikan pasien supine Gambar penunjuk anatomi blok femoralis : lipatan inguinal dan denyut arteri femoralis A dan antisepsis daerah penyuntikan Analgesia lokal daerah penyuntikan 10 Jarum simulator 2 inci dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan dengan arah hampir tegak lurus tepat di sebelah denyut arteri femoralis Amati adanya respons twitch otot kuadriseps femoris .Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu Hubungkan semprit berisi analgesia lokal dengan jarum stimulator. Aspirasi dan injeksikan analgesia lokal secara pelan dan aspirasi sering DURANTE BLOK FEMORALIS PLEKSUS LUMBALIS Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom , miotom yang terblok Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab
3 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11
1 2 3 4 1 2 3
Pemeriksaan tambahan PROSEDUR BLOK POPLITEA PLEKSUS SAKRALIS Periksa kesiapan alat (blok perifer, resusitasi) dan obat yang diperlukan dan cek kesiapan alat Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang tidak diblok Premedikasi bila perlu Posisikan pasien dengan posisi prone Gambar penunjuk anatomi blok poplitea : 8 cm dari lipatan poplitea ke arah kaudal di pertengahan tendon otot semi membranosus dan otot biseps femoris A dan antisepsis daerah penyuntikan Analgesia lokal daerah penyuntikan Jarum simulator 4 inch dihubungkan dengan nerve stimulator, dengan arus 1,5 mA, disuntikkan dengan arah tegak lurus Amati adanya respons twitch otot kaki. Kecilkan arus sampai didapat twitch adekuat dengan arus 0,2 -0,4 mA. Sesuaikan posisi jarum bila perlu DURANTE BLOK POPLITEA PLEKSUS Monitor ABC , intensitas dan dermatom, osteotom , miotom yang terblok Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama blok Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi
Checklist ujian Analgesia regional intravena No Materi
1 2 3 1 2 3 4
PERSIAPAN PRA ANESTESIA Informed consent Pemeriksaan fisis dan lab Pemeriksaan tambahan PROSEDUR ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan dan cek kesiapan alat Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan antisepsis Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien Pasang jalur intravena pada ekstremitas lain yang
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 1 2 3
tidak diblok Premedikasi bila perlu Posisikan pasien dengan ekstremitas yang akan diblok dielevasi selama 1-2 menit Lengan dibalut dengan vellband dan turnike kaf ganda dipasang pada bagian proksimal ekstremitas yang diblok Kateter intravena 22 G dipasang pada dorsum manus atau dorsum pedis pada lengan/kaki yang akan diblok Elevasi ekstremitas 1 menit untuk eksanguinasi Pembalut Esmarch dipasang dengan baik secara sistematis dari ujung jari sampai kaf distal Inflasikan kaf distal sampai 300 mmHg Inflasikan kaf proksimal sampai 300 mmHg Deflasikan kaf distal Pembalut Esmarch dilepaskan Cek ekstremitas untuk warna (pucat) dan oklusi arteri (tidak ada denyut arteri) Ekstremitas diturunkan, obat analgetik lokal disuntikkan melalui kateter intravena pada ekstremitas yang akan diblok DURANTE ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA Monitor ABC Penatalaksanaan rasa tidak nyaman pasien selama analgesia regional Intravena Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya Penatalaksanaan bila durasi blok akan habis PASCABEDAH Lepascan turnike pelan dan bertahap Monitor ABC di ruang pulih Pasien dikembalikan ke ruang rawat
ANESTESIA BEDAH SARAF I
Tujuan : Memberikan anestesia pada operasi intrakranial, operasi di luar otak akan tetapi pasiennya mempunyai kelainan otak, bedah spinal dan kolumna verebralis. Referensi : 1. Cottrell JE, Smith DS. Anesthesia and Neurosurgery, 4th ed. St Louis : Mosby; 2001. 2. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia, 4th ed, Philadelphia : Lippincott Williams&Wilkins ; 2007. 3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 5. ISNAML participant workbook 2007. 6. Matta BF, Menon DK, Turner JM (eds) Textbook of Neuroanaesthesia and Critical care, 1st ed., Greenwich Medical Media Ltd., London. 7. Albin MS (1997). Textbook of Neuroanesthesia with Neurosurgical and Neuroscience Perspectives. McGraw-Hill, New York.1137-1175. 8. Bisri T, Himendra A, Surahman E. Neuroanestesia. Bandung 1998.
KOMPETENSI 1. Kognitif: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Materi Memahami neurofisologi, neurofarmakologi Memahami penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial Memahami patofisiologi kelainan intraserebral baik trauma atau non trauma Memahami bagaimana melakukan identifikasi peningkatan tekanan intrakranial Memahami pemantauan untuk prosedur intrakranial Memahami persiapan penatalaksanaan jalan nafas pada operasi servikal Memahami pemilihan anestesia untuk bedah saraf Memahami cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi Memahami cara merencanakan anestesia yang memungkinkan dilakukan 1. pemantauan neurofisiologis 2. Memahami pilihan-pilihan untuk mengatasi peningkatan tekanan intrakranial Memahami cara melakukan proteksi otak perioperatif
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Materi Mampu melakukan persiapan untuk operasi intrakranial Mampu menilai GCS secara cepat Mampu melakukan manajemen jalan nafas pada operasi spinal servikal Melakukan pemasangan jalur intraarterial dan intravena dengan jarum besar (keberhasilan 75%) Mampu memasang kateter vena sentral tanpa mengganggu drainase vena serebral (75% berhasil) Mampu melakukan induksi anestesia umum untuk operasi besar (masih di supervisi) Mampu melakukan intubasi pasien dengan kelanan serebral atau cervikaldengan benar (dengan intubasi serat optik, kalau ada). Mampu memberikan anestesia pada prosedur diagnostik (MRI, CTScan) Mampu menangani komplikasi pascabedah saraf diruang pulih Mampu melakukan proteksi otak perioperatif
Ya
Tidak
Checklist Bedah Saraf I No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum Pemantauan Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya Ekstubasi PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH KARDIOTORASIK I
Tujuan : 1. Mahasiswa mampu melaksanakan persiapan preoperatif pasien bedah toraks, elektif maupun darurat 2. Menentukan pasien yang layak menjalani ventilasi satu paru 3. Menguasai teknik anestesia dengan ventilasi satu paru 4. Menguasai teknik anestesia pada pasien dengan massa mediastinum, termasuk penderita miasthenia gravis dan sindroma vena kava superior 5. Melakukan pemantauan untuk bedah toraks, termasuk yang menggunakan teknik ventilasi satu paru 6. Penatalaksanaan pascaanestesia pasien bedah toraks, termasuk penatalaksanaan nyeri pascabeda Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 4. Kaplan JA, Slinger PD. Thoracic Anesthesia, 3rd ed, 2003 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi paru normal 2 Mampu menjelaskan patofisiologi berbagai kelainan paru dan hubungannya dengan anestesia 3 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan kelainan paru, termasuk persiapan prabedah yang baik 4 Mampu menjelaskan fisiologi pada ventilasi satu paru 5 Mampu menjelaskan indikasi, indikasi kontra dan komplikasi ventilasi satu paru 6 Mampu menjelaskan teknik anestesia, peralatan dan pemantauan yang diperlukan pada ventilasi satu paru 7 Mampu menjelaskan berbagai lokasi massa mediastinum dan konsekuensi fisiologisnya 8 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan massa mediastinum 9 Mampu menjelaskan teknik anestesia pada massa mediastinum 10 Mampu menjelaskan patofisiologi sindrom vena kava superior 11 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien dengan sindrom vena kava superior 12 Mampu menjelaskan patofisiologi miastenia gravis dan implikasinya pada teknik anestesia 13 Mampu menjelaskan penatalaksanaan perioperatif pasien miastenia gravis 14 Mampu menjelaskan kegawatan torasik yang mengancam nyawa, termasuk trauma toraks 15 Mampu menjelaskan teknik anestesia pada bedah darurat trauma toraks 16 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pascabedah dan tatalaksana nyeri pasien bedah toraks
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Materi Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk bedah toraks, meliputi pemeriksaan fisis dan penunjang yang tepat Mampu menilai kelayakan anestesia untuk bedah toraks Mampu menilai kondisi pasien yang tidak sesuai untuk teknik ventilasi satu paru dan risikonya Mampu melakukan persiapan preoperatif bedah toraks, termasuk fisioterapi dada dan terapi inhalasi Mampu mempersiapkan peralatan dan pemantauan yan diperlukan untuk anestesia dengan ventilasi satu paru Mampu melakukan teknik anestesia dan pemantauan dengan ventilasi satu paru Mampu melakukan intubasi dengan double lumen tube Mampu memberikan anestesia pada pasien dengan massamediastinum Mampu memberikan anestesia pada bedah darurat toraks Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesia bedah toraks Mampu melakukan penatalaksanan pascabedah toraks, termasuk tatalaksana nyeri Mampu mengenali tanda-tanda dan mengatasi komplikasi yang dapat timbul pascabedah toraks
Checklist No Materi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6 7 8 1 2
3
PERSIAPAN PRAANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat Pemasangan monitor Interpretasi hasil monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi ETT/ DLT) Anestesia Anestesia intravena Pemberian cairan dan transfusi Pemanatauan fungsi vital, kesadaran, kardiovaskular, pernafasan. Tekanan darah, nadi, Saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu Pengakhiran anestesia, masa siuman Tindakan ekstubasi Komplikasi dan penanganannya PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital pascabedah Penanganan komplikasi, respirasi, kardiovaskular, kesadaran, metabolik, gastrointestinal (mual muntah) dan nyeri pascabedah Penetapan kriteria untuk laik boleh dipulangkan
Ya
Sudah dikerjakan
Tidak
Belum dikerjakan
ANESTESIA BEDAH INVASIF MINIMAL
Tujuan Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu melakukan tatalaksana perioperatif operasi invasive minimal (selanjutnya disingkat dengan OIM) atau operasi laparoskopi (selanjutnya disingkat OL) yangmeliputi: 1. evaluasi dan persiapan preoperatif dengan baik dan cermat, 2. melakukan penatalaksanaan anestesia secara benar dan aman sehingga menghasilkan trias anestesia yang optimal, 3. melakukan penatalaksanaan reanimasi yang adekuat selama prosedur berlangsung, 4. melakukan pemantauan, 5. melakukan prosedur pemulihan anestesia yang aman dan mulus serta melakukan tatalaksana pascaanestesia/operasi yang rasional Referensi : 1. Basic & Clinical Pharmacology Katzung BG 9th ed 2004 2. Clinical Anesthesiology GE Morgan, Jr 4th ed 2006 3. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2005. 4. Miller´s Anesthesia RD 6th ed 2005 5. Berry & Kohn’s Operating room technique, 10th ed 2004 KOMPETENSI 1. Kognitif No 1 2
3
4 5 6
7 8 9
Materi Penyakit sistemik lain yang diderita pasien yang dapat mempengaruhi jalannya anestesia untuk OIM atau OL Deskripsi prosedur OIM atau OL, elemen esensial, bahaya dan pertimbangan keamanan pasien yang akan dilakukan OIM atau OL Persiapan preoperatif yang harus dilaksanakan baik persiapan rutin maupun persiapan khusus; di rumah (pada pasien rawat jalan), di bangsal/ruang perawatan, di kamar persiapan IBS dan di kamar operasi Rencana anestesia dan reanimasi yang akan dilakukan untuk prosedur OIM atau OL Pemantauan dan penyulit yang dapat terjadi selama OIM atau OL Perubahan fisiologis akibat insuflasi gas CO2 dan perubahan posisi trendelenburg, antitrendelenburg, lateral, litotomi, terhadap kondisi pasien selama anestesia untuk OIM atau OL Cara mengenali dan menangani komplikasi pemakaian gas CO2 dan pemakaian alat bedah elektrik pada OIM atau OL Pemantauan, beberapa penyulit yang dapat terjadi dan penatalaksanaannya pasca OIM atau OL Rekam medis perioperatif pasien OIM atau OL
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2
3
4
5
6
7
8 9
10
Materi Melakukan langkah-langkah evaluasi preoperatif yang meliputi; anamnesis, pemeriksaaan fisis, pemeriksaan penunjang, dan konsultasi untuk menentukan status fisis ASA preoperatif pasien OIM atau OL Menentukan status fisis ASA dan menegakkan diagnosis penyakit sistemik lain yang diderita pasien yang dapat mempengaruhi jalannya anestesia untuk OIM atau OL Melakukan identifikasi dengan benar perihal indikasi prosedur OIM atau OL yang minimal, moderat atau yang kompleks dan indikasikontranya terkait dengan butir 2 di atas Melakukan persiapan preoperatif yang harus dilaksanakan baik persiapan rutin maupun persiapan khusus; di rumah (pada pasien rawat jalan), di bangsal/ruang perawatan, di kamar persiapan IBS dan di kamar operasi Melakukan penatalaksanaan anestesia secara benar dan aman sehingga menghasilkan trias anesthesia yang optimal, melakukan penatalaksanaan reanimasi yang adekuat selama prosedur berlangsung dan melakukan prosedur pemulihan anestesia yang aman dan mulus Melakukan pemantauan dan segera melakukan penanggulangan terhadap penyulit yang dapat terjadi selama OIM atau OL Melakukan antisipasi terhadap perubahan fisiologis akibat insuflasi gas CO2 dan perubahan posisi trendelenburg, anti-trendelenburg, lateral, litotomi, terhadap kondisi pasien selama anestesia untuk OIM atau OL Mengenali dan menangani komplikasi pemakaian gas CO2 dan pemakaian alat bedah elektrik pada OIM atau OL Melakukan pemantauan, menegakkan diagnosis penyulit-penyulit yang dapat terjadi dan melakukan penatalaksanaannya pasca OIM atau OL Membuat rekam medis perioperatif OIM atau OL
Ya
Tidak
Checklist No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2
3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6
Materi EVALUASI PRA OPERASI Anamnesis Pemeriksaan fisis Pemeriksaan penunjang Konsultasi Kesimpulan status fisis ASA PERSIAPAN PRA OPERASI Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang adekuat Persiapan di ruang perawatan (a.l. puasa, donor dll) Persiapan di kamar persiapan operasi (a.l. premedikasi, infusi dll) Persiapan di kamar operasi (a.l. posisi, alat pantau dll) TINDAKAN ANESTESIA Induksi konvensional atau induksi cepat Pemasangan sonde lambung dan LMA atau PET dan penatalaksanaan jalan nafas yang lain sesuai kebutuhan Pemeliharaan trias anestesia dan puresi simpatikus Penatalaksanaan ventilasi mekanis Pemantauan dasar intraoperatif Penatalaksanaan terapi cairan dan transfusi darah Pemulihan anestesia termasuk ekstubasi LMA atau PETdan sonde lambung PERAWATAN PASCA-ANESTESIA Pemantauan nilai Aldreta dan oksigenasi di ruang pulih Terapi mual / muntah Penatalaksanaan nyeri akut Terapi nyeri bahu akibat residu CO2 di dalam peritonium Terapi cairan dan nutrisi Kriteria pengeluaran dari ruang pulih
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
SEMESTER VI 1. 2. 3. 4. 5.
Modul Anestesia Bedah Saraf II Modul Anestesia Kardiotoraksik II Modul Anestesia dan Penyakit Langka Modul Intensive Care II Modul Penelitian
ANESTESIA BEDAH SARAF II
Tujuan : Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik diharapkan mampu: 1. Memberikan anestesia pada operasi intrakranial, operasi di luar otak akan tetapi pasiennya mempunyai kelainan otak, 2. Anestesi pada operasi spinal dan columna verebralis, 3. Anestesia pada prosedur intervensional neuroradiologi di dalam maupun di luar kamar operasi. 4. Mampu melakukan proteksi otak selama periode perioperatif Referensi : 1. Cottrell JE, Smith DS. Anesthesia and Neurosurgery, 4th ed. St Louis : Mosby; 2001. 2. Newfield P, Cottrell JE. Handbook of Neuroanesthesia, 4th ed, Philadelphia : Lippincott Williams&Wilkins ; 2007. 3. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 5. ISNAML participant workbook 2007. 6. Matta BF, Menon DK, Turner JM (eds) Textbook of Neuroanaesthesia and Critical care, 1st ed., Greenwich Medical Media Ltd., London. 7. Albin MS (1997). Textbook of Neuroanesthesia with Neurosurgical and Neuroscience Perspectives. McGraw-Hill, New York.1137-1175. 8. Bisri T, Himendra A, Surahman E. Neuroanestesia. Bandung 1998.
KOMPETENSI 1. Kognitif: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Materi Memahami neurofisiologi, neurofarmakologi Memahami penilaian preoperatif pasien untuk operasi intrakranial Memahami patofisiologi kelainan intraserebral baik trauma atau non trauma Memahami bagaimana melakukan identifikasi peningkatan tekanan intrakranial Memahami pemantauan untuk prosedur intrakranial Memahami persiapan penatalaksanaan jalan nafas pada operasi servikal Memahami pemilihan anestesia untuk bedah saraf Memahami cara pendekatan kegawatan pada kraniotomi Memahami cara merencanakan anestesia yang memungkinkan dilakukan pemantauan neurofisiologi Memahami cara-cara untuk mengatasi peningkatan tekanan intrakranial Memahami proteksi otak selama periode perioperatif
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13
Materi Mampu melakukan persiapan untuk operasi intrakranial Mampu menilai GCS secara cepat Mampu menilai adanya herniasi otak Mampu melakukan manajemen jalan nafas pada operasi spinal servikal Melakukan pemasangan jalur intraarterial dan intravena dengan jarum besar (keberhasilan 75%) Mampu memasang kateter vena sentral tanpa mengganggu drainase vena serebral (75% berhasil) Mampu melakukan induksi anestesia umum untuk operasi besar, rumatan, ekstubasi tanpa gejolak hemodinamik Mampu melakukan intubasi pasien dengan kelanan serebral atau cervikal dengan benar (dengan fibreoptic intubation, kalau ada) Mampu melakukan teknik anestesia hipotensif Mampu menilai adanya embolusudara dan menanganinya Mampu memberikan anestesia pada prosedur diagnostik (MRI, CTScan) Mampu menangani komplikasi pascabedah saraf diruang pulih Mampu melakukan tindakan proteksi otak selama periode perioperatif
Ya
Tidak
Checklist Bedah Saraf II No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum Pemantauan Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya Ekstubasi PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
Checklist Bedah Rawat Jalan No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Materi PERSIAPAN PRA ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang Penentuan ASA Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat Pemasangan monitor ANESTESIA Induksi, rumatan dan pengakhiran anestesia umum Pemantauan Pemberian cairan dan transfusi Komplikasi dan penanganannya Ekstubasi PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Pengawasan ABC dan tanda vital Penanganan komplikasi dan nyeri pascabedah
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
ANESTESIA PASIEN DENGAN PENYAKIT LANGKA
Tujuan : Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memahami patofisiologi berbagai penyakit langka, demikian juga obat apa yang dikonsumsi pasien untuk jangka panjang. Atas dasar hal tersebut dapat direncana pemilihan teknis, obat, perawatan, dan pemantauan yang akan dipergunakan. Asuhan medis perioperatif penyakit langka dilaksanakan dengan baik Referensi a. Anesthesia and Uncommon Diseases edisi 5, Lee A. Fleisher, MD. b. Anesthesia and Uncommon Diseases, Jonathan Benummof dan Katj
KOMPETENSI 1. Kognitif No 1
2 3 4
Materi Mampu merencanakan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai Mampu menjelaskan patofisiologi penyakit-penyakit langka Mampu menjelaskan anestesia dan perawatan pascaanestesia untuk pasien penderita penyakit langka Mampu menjelaskan komplikasi yang terjadi selama anestesia dan masa perioperatif pasien dengan penyakit langka
Ya
Tidak
Ya
Tidak
2. Psikomotor No 1
2 3 4
Materi Mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis pasien penyakit langka yang akan mengalami pembedahan untuk penyakit primer atau penyakit lain yang menyertai Mampu melakukan persiapan dan optimalisasi pra anestesia untuk pasien dengan penyakit langka Mampu melakukan penatalaksanaan anestesia pada pasien dengan penyakit langka Mampu melakukan perawatan pasca-anestesia pada pasien dengan penyakit langka
Checklist
No
1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Materi PERSIAPAN PRE OPERASI Persetujuan setelah mendapatkan informasi yang adekuat Laboratorium Pemeriksaan tambahan Antibiotik propilaksis Cairan dan Darah Peralatan dan instrumen khusus ANESTESIA Teknik anestesia Obat anestetik Lapangan anestesia dipersempit dengan linen steril TINDAKAN ANESTESI Induksi, intubasi Rumatan Ekstubasi PERAWATAN PASCABEDAH Komplikasi dan penangannya Pengawasan terhadap fungsi vital Pemantauan khusus dengan alat khusus
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
KEDOKTERAN CRITICAL CARE / INTENSIVE CARE (I dan II) (semester 2)
Setelah mengikuti modul ICU 1 dan 2 ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan meliputi: 1. Indikasi pasien masuk ICU 2. Tanda2 pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi awal di ICU 3. Penilaian klinis pasien ICU 4. Investigasi/ pemeriksaan penunjang ,interpretasi data dan diagnosis 5. Bantuan organ dan prosedur prosedur praktis terkait 6. Pemantauan dan pengukuran klinis 7. Pemakaian alat-alat di ICU dengan aman 8. Kondisi khusus (tidak termasuk trauma, luka bakar dan pasien pediatrik) a. Sistem respirasi b. Sistem kardiovaskular c. Sistem renal d. Sistem saraf e. Trauma dan luka bakar f. Pasien pediatrik g. Pasien obstetri h. Sepsis dan pengendalian infeksi i. Transportasi pasien kritis 9.End-of- life- care
Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006 2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006 3. Texbook of Critical Care
Checklist No
Materi
1 2 3 4
Antisipasi terhadap kondisi yang mengancam nyawa Penolong mencuci tangan dengan antiseptik/ pakai sarung tangan steril, masker Penilaian kesadaran Penilaian jalan nafas pasien kritis Pembebasan jalan nafas Pemberian oksigen dan ventilasi dengan balon-katupsungkup Penilaian sirkulasi/kardiovaskular Pemasangan artifisial jalan nafas (intubasi, LMA, krikotirotomi)
5 6
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20
21
22 23 24
25 26
27 28 29 30
31
32 33
Pemasangan akses vena perifer Pemasangan akses vena sentral Menentukan pasien gagal nafas Penanggulangan awal gagal nafas Setting ventilator pada pasien gagal nafas Menentukan pasien dalam keadaan gagal sirkulasi Resusitasi cairan pada pasien syok Penggunaan cairan kristaloid Penggunaan cairan koloid Melakukan target resusitasi dalam 6jam Early Goal Directed Therapy (EGDT) Melakukan pemasangan ventilator dengan seting yang benar Melakukan pemberian obat-obat vasoaktif (inotropik dan vasopresor) Menentukan pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan untuk investigasi: darah perifer lengkap, kimia darah fungsi ginjal, fungsi hepar, hemostasis, kultur dan resistensi tes, EKG 12 lead, radiologi, pencitraan lain (CT, USG, Echo), bronkoskopi, analisis gas darah, elektrolit, lain lain sesuai indikasi. Menentukan skor prognosis bila ada Melakukan pemantauan kesadaran, tekanan darah (S,D,MAP), HR, EKG, SpO2, ETCO2, suhu, produksi urin, keseimbangan cairan Melakukan terapi titrasi untuk mencapai target fungsi vital : pernafasan, kardiovaskular, susunan saraf, metabolik, renal Melakukan dukungan terapi nutrisi enteral Melakukan dukungan terapi nutrisi parenteral Melakukan posisi pasien, pencegahan tukak lambung, pencegahan DVT, pencegahan dekubitus, pencegahan infeksi nosokomial, pencegahan pnemonia karena ventilator (VAP) Melakukan terapi simptomatik dan bantuan hidup Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang : biokimia, oksigenasi, hasil pencitraan, hasil kultur dan resisitensi tes Melakukan terapi kausal sesuai hasil investigasi Melakukan interpretasi hasil terapi titrasi Melakukan konsultasi/koordinasi dengan spesialis lain dan kolaborasi dengan profesi lain Melakukan prosedur invasif untuk pemantauan maupun terapi sesuai indikasi: pemasangan pipa toraks, trakeostomi perkutaneus Melakukan follow up pasien terhadap hasil terapi atau tindakan invasif secara terus menerus dengan interval waktu sesuai kondisi pasien sampai kondisi stabil normal Melakukan penilaian prognosis pasien dengan APACHE II Melakukan penilaian prognosis pasien dengan SAPS II
34 35 36 37 38 39
Melakukan penilaian prognosis pasien dengan SOFA Melakukan perkiraan beaya untuk menilai manfaat dan risiko Menetapkan Do Not Resuscitate (DNR) pada pasien Memutuskan withdrawing dan withholding therapy Memutuskan asuhan akhir kehidupan Menetapkan mati batang otak
Modul 26 ANESTESIA BEDAH KARDIOTORASIK II (MODUL PILIHAN)
Tujuan Setelah proses alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku melalui modul ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk: 1. Menilai kelayakan pasien untuk menjalani bedah jantung dan bedah nonjantung pada pasien dengan kelainan jantung 2. Melaksanakan penatalaksanaan perioperatif pasien bedah jantung dan bedah non jantung pada pasien dengan kelainan jantung, di bawah supervisi konsulen (konsultan anestesia kardiovaskular 3. Memberi penjelasan yang adekuat kepada pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembedahan, menyangkut risiko dan kemungkinan komplikasi yang berhubungan dengan anestesia, CPB maupun teknik pembedahannya sendiri 4. Melakukan pemasangan dan interpretasi pemantauan untuk bedah jantung, invasive maupun tidak 5. Melakukan penatalaksanaan pascabedah jantung 6. Mendeteksi dan melakukan tindakan penyelamatan dengan cepat dan tepat pada kegawatan kardiovaskular 7. Menggunakan obat-obat kardiovaskular secara tepat Referensi : 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ, Larson CP. Clinical Anaesthesiology, 3th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2002 2. Clinical Anesthesia PG Barash 4th ed 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller 6th ed 2005 4. Kaplan’s Cardiac Anesthesia, 5th ed, Saunders, 2006 5. Lake CL, Booker PD. Pediatric Cardiac Anesthesia. 4th ed, 2005 KOMPETENSI 1. Kognitif No Materi 1 Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung normal 2 Mampu menjelaskan pembagian penyakit-penyakit jantung 3 Mampu menjelaskan tentang penyakit jantung koroner beserta patofisiologi, risiko dan komplikasi dihubungkan dengan anestesia 4 Mampu menjelaskan berbagai kelainan katup jantung beserta patofisiologinya 5 Mampu menjelaskan berbagai penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai 6 Mampu menjelaskan berbagai jenis operasi jantung, terbuka maupun tertutup 7 Mampu menjelaskan persiapan prabedah jantung dewasa 8 Mampu menjelaskan persiapan prabedah jantung anak 9 Mampu menjelaskan anestesia pada penderita kelainan jantung pada pembedahan non jantung 10 Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada pembedahan koroner 11 Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada pembedahan katup jantung
Ya
Tidak
12 13 14 15 16 17
Mampu menjelaskan secara garis besar anestesia pada pembedahan penyakit jantung bawaan Mampu menjelaskan prinsip kerja dan komplikasi teknik pintas jantung-paru (cardiopulmonary bypass) Mampu menjelaskan pemantauan hemodinamik yang diperlukan sebelum, selama dan sesudah bedah jantung Mampu menjelaskan prinsip perawatan pascabedah jantung Mampu menjelaskan keadaan yang dimaksud dengan kedaruratan kardiovaskular perioperatif Mampu menjelaskan berbagai obat-obat kardiovaskular dan penggunaannya
2. Psikomotor No 1
2 3 4
5
6
7
8
9 10
11
Materi Mampu melakukan pemeriksaan preoperatif pasien untuk bedah jantung, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang yang tepat Mampu menilai kelayakan anestesia untuk bedah jantung dan bedah non jantung Mampu menentukan pasien yang berisiko tinggi untuk tindakan bedah jantung dan bedah nonjantung Mampu melakukan persiapan preoperatif bedah jantung dan bedah nonjantung, termasuk menentukan puasa dan premedikasi, dengan pengawasan dan persetujuan konsulen Mampu mempersiapkan peralatan dan obat-obatan yang diperlukan untuk anesthesia bedah jantung dan bedah non jantung, atas persetujuan konsulen Mampu melakukan pemantauan yang baik dan sesuai untuk anestesia bedah jantung dan bedah nonjantung, dengan pengawasan ketat konsulen Mampu melakukan pemasangan monitor invasif, seperti pemasangan kateter vena sentral (CVC) dan kanul arterial untuk pemantauan tekanan darah arterial, di bawah supervisi konsulen Mampu melakukan penatalaksanaan pascabedah pasien bedah jantung dan bedah non jantung, dengan supervisi ketat konsulen Mampu mengenali tanda-tanda komplikasi yang dapat timbul pascabedah jantung Mampu melakukan tindakan penyelamatan nyawa, termasuk RJP pada kegawatan kardiovaskular sebelum, selama dan sesudah operasi bedah jantung dan bedah non jantung Mampu menggunakan obat-obat kardiovaskular dengan tepat indikasi, tepat dosis dan tepat cara pemberian
Ya
Tidak
Checklist No
1
2 3 4 5 1 2 3 4 5
6 7 1
2
3
Materi PERSIAPAN ANESTESIA Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang, persetujuan setelah mendapatkan informasi yang adekuat Penentuan NYHA Persiapan alat, mesin anestesia, STATICS, obat Pemasangan monitor noninvasif Interpretasi hasil monitor ANESTESIA Anestesia umum (intubasi ETT) Insersi CVC Insersi kanula arterial Pemberian cairan dan transfusi Pemanatauan fungsi vital, hemodinamik, ventilasi, oksigenasi, tekanan darah arteri, laju nadi, segmen ST, irama jantung. Saturasi Hb (SpO2), ventilasi (ETCO2 bila ada), jumlah urin, suhu inti Pengakhiran anestesia, kestabilan hemodinamik, oksigenasi, perdarahan Transportasi pasien ke ICU PENATALAKSANAAN PASCABEDAH Tekanan darah arteri, CVP, PAP (kalau ada), SPO2, ETCO2 (kalau ada), perdarahan, produksi urin, pemeriksaan laboratorium, Xray, kesadaran/ neurologik, usaha nafas Komplikasi dan penanganannya low cardiac output syndrome, krisis hipertensi pulmonal, tamponade jantung, aritmia Penetapan kriteia untuk layak ekstubasi, layak keluar ICU
Sudah dikerjakan
Belum dikerjakan
SEMESTER VII 1. Modul Penelitian 2. Modul Kemampuan Komunikasi dan Profesionalisme