RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT
TEUKU MUNAWIR A44050029
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul : Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo, Ohio, Amerika Serikat Nama : Teuku Munawir NRP : A44050029
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, MS NIP. 19591106 198501 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal disetujui:
RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT
TEUKU MUNAWIR A44050029
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk me mperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN TEUKU MUNAWIR. Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo, Ohio, Amerika Serikat. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan HADI SUSILO ARIFIN) Kebun raya (atau bisa juga disebut kebun botani, taman botani) adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan terutama untuk keperluan koleksi tanaman sebagai tempat penelitian dan pendidikan. Selain itu, kebun raya juga kerap kali digunakan sebagai sarana wisata bagi pengunjung. Kebun Raya merupakan tempat yang sangat sesuai untuk melakukan kegiatan magang dalam bidang pengelolaan lanskap. Jika ditinjau dari segi tujuan, kegiatan magang ini memiliki dua tujuan, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, kegiatan magang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman profesi, memperluas wawasan, dan mengasah keahlian dalam mempelajari fungsi lanskap kebun raya. Secara khusus, kegiatan magang dilakukan untuk mempelajari dan mengevaluasi proses pengelolaan lanskap kebun raya serta untuk mengevaluasi dan mengenalisis berbagai masalah yang muncul di lapangan. Kegiatan magang ini dilakukan di Kebun Raya Toledo (KRT), Toledo, Ohio, Amerika Serikat. Kebun Raya Toledo sendiri memiliki beberapa kelebihan, seperti: sebagai pusat hortikultura dan seni (taman), satu-satunya kebun raya di Negara Bagian Ohio, terbuka untuk umum/publik, dikunjungi lebih dari 120000 pengunjung setiap tahunnya, dan sumber keunikan lainnya. Kegiatan magang ini berlangsung dari bulan April sampai Oktober 2009. Dalam kegiatan magang ini, dilakukan berbagai kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan. Selain itu, dalam kegiatan magang ini juga dilakukan survai responden (pengunjung) dengan cara penyebaran kuisioner terhadap para pengunjung. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan magang ini ialah kegiatan observasi yang bekerja langsung di lapang, partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di Kebun Raya Toledo, wawancara, dan studi pustaka. Kegiatan tersebut dilakukan secara pro-aktif dan dirasakan dapat juga memberikan pengaruh pendidikan di dalamnya. Kebun Raya Toledo merupakan suatu ruang terbuka untuk publik dengan luas 60 acres atau 24,3 ha yang dapat diakses secara gratis (free admission). Wilayah KRT sendiri memiliki beberapa taman pendukung yang terdapat di dalamnya. Secara umum, KRT memiliki dua taman utama, yaitu: Shade Garden dan Perennial Garden. Selain itu, terdapat juga beberapa taman lain, seperti: Herb Garden, Pioneer Graden, Vegie Garden, dan Hosta Collection. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan, pihak KRT memiliki Rumah Kaca (greenhouse) yang digunakan untuk menyimpan dan memperbanyak tanaman. Tindakan pengelolaan lanskap, terutama pemeliharaan lanskap wilayah KRT dilakukan oleh para staf bidang hortikultura secara in housing. Kegiatankegiatan pemeliharaan yang dilakukan pun cukup komprehensif. Selama kegiatan magang berlangsung, tindakan pemeliharaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga waktu, yaitu: kegiatan pemeliharaan pada musim semi, kegiatan pemelihraan pada musim panas, dan kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan. Pada musim semi, kegiatan pemeliharaan didominasi oleh pembersihan area taman dari daun-daun kering. Selain itu, juga dilakukan penanaman tanaman, pemindahan tanaman, dan
pemberian mulsa pada permukaan tanah. Sedangkan pada musim panas, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan lebih beragam, seperti: pemangkasan yang berupa pemangkasan ranting pohon dan pemangkasan tanaman pagar (hedge), membuat pola flower bed, pemupukan, feeding plants, pengendalian hama, dan deadheading. Selain itu, terdapat juga tindakan-tindakan pemeliharaan yang rutin dilakukan, di antaranya: pencabutan gulma, pemotongan rumput, penyiraman, dan pengomposan. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berlangsung di KRT membutuhkan dana. Pihak KRT sendiri memilki Dewan Pengurus KRT (Toledo Botanical Garden Board Members) yang menyumbangkan dana agar seluruh kegiatan KRT tetap berjalan. Selain itu, Pihak KRT pun gencar mencari dana tambahan dari para sponsor. Akan tetapi, dana-dana di atas tersebut belum mencukupi seluruh dana yang dibutuhkan oleh pihak KRT. Oleh karena itu, pihak KRT menyelenggarakan beberapa acara yang dapat menghasilkan dana tambahan, di antaranya: Spring Plant Sale, Crosby Festival of the Arts, Jazz in the Garden, Weddings in the Gardens, dan Fall Plant Sale. Selain itu, pihak KRT juga menyelenggarakan acara yang juga dapat diakses secara gratis, seperti: Arts in the Gardens dan Arts Gone Wild. Ditinjau dari segi rencana pengelolaan, pihak KRT belum memiliki suatu Rencana Pengelolaan yang utuh. Hal ini disebakan karena keadaan KRT secara keseluruhan belum terbangun 100% sesuai dengan Master Plan. Master Plan KRT sendiri direncanakan oleh pihak konsultan MESA GROUP pada tahun 2005. Masalah dana menjadi masalah utama untuk membangun KRT sesuai dengan Master Plan yang telah direncanakan. Rencana Pengelolaan sendiri terdiri dari lima aspek, yaitu: struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, dan estimasi biaya. Kebun Raya Toledo memiliki struktur organisasi yang unik. struktur organisasi dipimpin oleh Dewan Pengurus KRT (Toledo Botanical Garden Board Members) yang membawahi Direktur Eksekutif KRT, Direktur Hortikultura, dan Manajer Pemasaran. Dari aspek tenaga kerja, pihak KRT memiliki tiga jenis tenaga kerja, yaitu: tenaga kerja penuh (tetap), tenaga kerja musiman, dan tenaga kerja kontrak (mahasiswa magang internasional). Hampir seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tidak terjadwal. Hal ini disebabkan oleh Master Plan KRT yang belum terealisasi 100%. Akan tetapi, terdapat dua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jadwal, yaitu: penyiraman dengan menggunakan sprinkler dan pemotongan rumput. Untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, pihak KRT memfasilitasi seluruh pekerja dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pemeliharaan tersebut terbagi dua macam, yaitu: peralatan manual dan peralatan mekanis (mesin). Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut membutuhkan biaya. Pada tahun 2008, pihak KRT mengalokasikan $1.800.000,-USD untuk dana pemeliharaan dan administrasi.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Juli 1987 di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Penulis adalah anak tunggal dari pasangan Ayahanda Teuku Agussalim (Alm) dan Ibunda Tjut Ariami. Di masa hidupnya, Ayahanda Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Koperasi, sedangkan Ibunda Penulis bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Penulis menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Pertiwi pada tahun 1993. Selanjutnya, Penulis melanjutkan ke pendidikan dasar di SD Negeri 39 Banda Aceh pada tahun 1999. Tiga tahun selanjutnya, Penulis menamatkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Banda Aceh. Di tahun 2005, Penulis menyelesaikan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Banda Aceh. Pada tahun yang sama, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut (USMI). Pada tahun 2006, Penulis lulus seleksi masuk pada mayor Departemen Arsitektur Lanskap dengan minor Manajemen Sumber Daya Lahan di Fakultas Pertanian. Penulis memilih minor tersebut karena dianggap sangat menunjang terhadap Mayor Arsitektur Lanskap. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif tergabung dalam dua organisasi, yaitu: Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) pada tahun 2006 dan Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR) pada tahun 2006-2008. Selain itu, Penulis juga aktif dalam mengikuti lomba- lomba di bidang Arsitektur Lanskap, di antaranya: Lomba Desain Taman Tebet, Lomba Pengkayaan Desain Kebun Raya Samosir, Lomba Desain Taman Keluarga di Taman Bunga Nusantara, dan lainnya. Penulis mendapatkan dua prestasi berharga selama menjadi mahasiswa, yaitu Pemenang Juara II Lomba Desain Taman Keluarga di Taman Bunga Nusantara dan Lulus program magang The Ohio Program dari Ohio State University selama enam bulan yang ditempatkan di Kebun Raya Toledo, Toledo, Ohio, Amerika Serikat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat dan rahmat Allah SWT ya ng telah memberi kesehatan, kekuatan, dan kemauan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan topik PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT. Skripsi ini merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian IPB yang juga menjelaskan pentingnya manajemen/pengelolaan lanskap pada suatu kawasan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan segenap pihak yang terus mendukung proses penulisan skripsi ini. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Hadi Susilo Arifin, MS sebagai dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik, atas arahan, bimbingan, semangat, dukungan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis sela ma menjalani pendidikan di Departemen Arsitektur Lanskap. 2. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr dan Dr. Ir. Nurhayati HSA, M.Sc sebagai dosen penguji pada ujian skripsi penulis yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini. 3. Philip, Jonathan, Matthew, Josue, Nick, Josh, dan seluruh staf di KRT yang telah memberikan suasana kekeluargaan selama Penulis melaksanakan kegiatan magang di Kebun Raya Toledo. 4. Seluruh teman seperjuangan ARL’42 yang tetap menyemangati dan membantu penulis dalam bertukar pikiran. 5. Orangtua dan keluarga tercinta yang terus memberi semangat, dukungan, dan cinta sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat dan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Bogor, Desember 2009 Teuku Munawir
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... l.1. Latar Belakang....................................................................................... l.2. Tujuan Magang ...................................................................................... l.3. Manfaat Magang .................................................................................... l.4. Kerangka Pikir .......................................................................................
1 1 2 3 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2.1. Pengelolaan Lanskap ............................................................................ 2.2. Lanskap Berkelanjutan ......................................................................... 2.3. Kebun Raya .......................................................................................... 2.1. Rumah Kaca..........................................................................................
5 5 7 9 9
BAB III METODOLOGI ................................................................................... 11 3.1. Tempat Magang .................................................................................... 11 3.2. Waktu Magang...................................................................................... 11 3.3. Metode Magang .................................................................................... 11 BAB IV KONDISI UMUM................................................................................. 16 4.1. Geografi ................................................................................................ 16 4.2. Demografi ............................................................................................. 16 4.3. Tanah dan Geologi................................................................................ 17 4.4. Fisiografi, Relief, dan Drainase ............................................................ 18 4.5. Sumber Air............................................................................................ 19 4.6. Iklim...................................................................................................... 19 4.7. Vegetasi ................................................................................................ 20 BAB V PENGELOLAAN KEBUN RAYA TOLEDO ..................................... 22 5.1. Sejarah Umum ...................................................................................... 22 5.2. Kondisi Umum Kebun Raya Toledo .................................................... 23 5.3. Kondisi Lanskap Kebun Raya Toledo .................................................. 25 5.3.1. Pola Pembagian Ruang Kebun Raya Toledo .............................. 26 5.3.2. Pola Sirkulasi .............................................................................. 27 5.3.3. Tanaman Koleksi di Kawasan Kebun Raya Toledo ................... 28 5.3.4. Taman-taman di Kebun Raya Toledo ......................................... 29 5.3.4.1. Shade Garden ................................................................. 29 5.3.4.2. Perennial Garden ........................................................... 32 5.3.4.3. Pioneer Garden .............................................................. 38 5.3.4.4. Rose Garden ................................................................... 39 5.3.4.5. Village Garden ............................................................... 39 5.3.4.6. Greenhouse..................................................................... 40 5.4. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan di KRT ............................................. 41
5.4.1. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan pada Musim Semi .................. 42 5.4.1.1. Raking............................................................................. 42 5.4.1.2. Planting dan Transplanting............................................ 43 5.4.1.3. Mulching......................................................................... 44 5.4.2. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan pada Musim Panas ................. 45 5.4.2.1. Pemangkasan .................................................................. 45 5.4.2.2. Edging ............................................................................ 51 5.4.2.3. Fertilizing ....................................................................... 52 5.4.2.4. Feeding Plants................................................................ 52 5.4.2.5. Pengendalian Hama dan Gulma ..................................... 53 5.4.2.6. Deadheading dan Cutting back ...................................... 55 5.4.3. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang Rutin Dilakukan ............ 55 5.4.3.1. Weeding .......................................................................... 55 5.4.3.2. Mowing ........................................................................... 55 5.4.3.3. Blowing dan Sweeping ................................................... 56 5.4.3.4. Watering ......................................................................... 56 5.4.3.5. Composting..................................................................... 58 5.5. Pembangunan Taman............................................................................ 59 5.6. Acara-acara yang Diselenggarakan oleh Kebun Raya Toledo ............. 61 5.6.1. Spring Plant Sale ........................................................................ 61 5.6.2. Crosby Festival of the Arts ......................................................... 62 5.6.3. Arts in the Garden ...................................................................... 63 5.6.4. Arts Gone Wild ........................................................................... 63 5.6.5. Jazz in the Garden ...................................................................... 64 5.6.6. Wedding in the Gardens ............................................................. 65 5.7. Pengelolaan Kebun Raya Toledo.......................................................... 68 5.7.1. Struktur Organisasi ..................................................................... 68 5.7.2. Ketenagakerjaan ......................................................................... 70 5.7.3. Jadwal Pemeliharaan .................................................................. 71 5.7.4. Alat dan Bahan Pemeliharaan..................................................... 72 5.7.5. Anggaran Biaya Pemeliharaan ................................................... 76 BAB VI PERSEPSI PENGUNJUNG ................................................................ 77 BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP....................................... 88 6.1. Struktur Organisasi ............................................................................... 88 6.2. Ketenagakerjaan ................................................................................... 89 6.3. Jadwal Pemeliharaan ............................................................................ 92 6.4. Alat dan Bahan Pemeliharaan............................................................... 93 6.5. Anggaran Biaya Pemeliharaan ............................................................. 93 6.6. Daya Dukung Rekreasi ......................................................................... 94 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 97 7.1. Simpulan ............................................................................................... 97 7.2. Saran ..................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99 LAMPIRAN ......................................................................................................... 102
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Jenis data yang digunakan .............................................................................. 13
2.
Komponen-komponen KRT saat ini .............................................................. 24
3.
Komponen-komponen KRT berdasarkan Master Plan.................................. 25
4.
Jenis fasilitas pada Shade Garden .................................................................. 31
5.
Klasifikasi tanaman dailili.............................................................................. 32
6.
Jenis fasilitas pada Perennial Garden ............................................................ 36
7.
Jadwal kegiatan pemeliharaan periode April sampai Oktober....................... 73
8.
Inventarisasi alat dan bahan di KRT .............................................................. 74
9.
Kebutuhan staf seluruh KRT.......................................................................... 89
10. Efektifitas kerja seluruh kegiatan pemeliharaan ............................................ 91 11. Jadwal kegiatan pemeliharaan........................................................................ 92
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Kerangka pikir ................................................................................................ 4
2.
Lokasi Kebun Raya Toledo ............................................................................ 11
3.
Kondisi lanskap Shade Garden: Shade Garden main entrance (kiri) dan Herb Garden (kanan) ..................................................................................... 30
4.
Tanaman yang teradapat pada Color Garden: Katsura Tree (Cercidiphyllum japonicum) (kiri), Globe Thistle (Echinops ritro) (tengah) , dan (4) Hibiscus (kanan)............................................................................................................ 34
5.
Kondisi lanskap English Border: Lawn pada English Border (kiri) dan Patung Josephine (kanan)............................................................................... 34
6.
Tanaman yang terdapat pada English Border: Lamb’s Ears (Stachys bizantina) (kiri), Russian Sage (Perovskia atriplicifolia) tengah), dan Potentilla ‘Gibson Scarlet’ (Potentilla astrosanguinea) (kanan) ................... 35
7.
Tanaman yang terdapat pada Cottage Garden: Joe-pye Weed (Eupatorium maculatum ‘Gateway’) (kiri atas) , Shasta daysies (Leucanthemum x superbum) (tengah atas), Lavender (Lavabdula sp.) (kanan atas), Phlox (Phlox maniculata) (kiri bawah), Speedwell (Veronica) (tengah bawah), dan Daylily (Hemerocallis) (kanan bawah) ................................................... 35
8.
Kondisi lanskap Green Garden: Tembok pembatas antara Cottage Garden dan Green Garden (kiri) dan Koleksi tanaman ever green pada Green Garden................................................................................................. 36
9.
Koleksi rumput yang terdapat pada Grass Garden: Ravennae Grass (Erianthus ravennae) (kiri) dan Elijah’s Blue Fescue (Festuca glauca) (kanan) ............................................................................... 37
10. Kabin (rumah kecil) pada area Pioneer Garden ............................................ 38 11. Kantor administrasi KRT (kiri) dan lanskap Rose Garden (kanan)............... 39 12. Flower Arrangement di dalam Pot ................................................................. 40 13. Kondisi greenhouse KRT: Tanaman-tanaman yang siap untuk di jual pada acara Spring Sale (kiri) dan Bangunan greenhouse (kanan) .......................... 41 14. Jenis-jenis ‘rake’: hard rake (kiri atas), leaf rake (kanan atas), hand-leaf rake (kiri bawah), dan hand-hard rake (kanan bawah) ................. 43 15. Perlakuan mulching pada lingkar pohon/tree ring ......................................... 44
16. Pemangkasan cabang pohon: Pohon sebelum pemangkasan (kiri) dan Pohon setelah pemangkasan (kanan).............................................................. 45 17. 3 Cuts Theory pada pemangkasan dahan ....................................................... 47 18. Cabang pohon hasil pemotongan 2 ................................................................ 47 19. Luka pohon akibat kesalahan pemotongan 3 ................................................ 48 20. Perbedaan cabang tanaman lama dan baru..................................................... 49 21. Jenis-jenis alat pemangkasan: gergaji tangan (kiri atas), hand-shear (kanan atas), lopper (kiri bawah), hand pruner (kanan bawah)................................. 50 22. Pemangkasan tanaman pagar: Tanaman pagar sebelum pemangkasan (kiri) dan Tanaman pagar setelah pemangkasan (kanan) ........................................ 51 23. Edging area flower bed: Flower bed sebelum dilakukan edging (kiri) dan Flower bed setelah dilakukan edging (kana)……………………………… 51 24. Dampak tanaman yang diserang oleh Japanese Beetles ................................ 53 25. Zat kimia pencegah serangan kelinci ............................................................. 54 26. Pagar pencegah serangan kelinci.................................................................... 54 27. Tree alligator bag pada lingkar pohon........................................................... 56 28. Area kompos: Area kompos berkayu (kiri) dan Area kompos hijau (kanan) 59 29. Taman-taman baru di KRT periode April 2009-Oktober 2009: Embroedery Bed (kiri atas), Dahlia Bed (kanan atas), Netherland Bed (kiri bawah), dan Circle Bed (kanan bawah) .............................................................................. 60 30. Proses pembangunan taman ........................................................................... 60 31. Proses pembangunan taman: Tanah yang telah dibajak (kiri), Tanah dan kompos yang telah dibajak serta diratakan (tengah), dan Taman yang telah ditanami (kanan)…………………………..………………………………... 61 32. Tempat-tempat berlangsungnya pesta perkawinan: Pond Gazebo pada area Shade Garden (kiri) dan Grande Alle (kanan)……………………….. 66 33. Kelompok usia pengunjung KRT................................................................... 78 34. Tingkat pendidikan pengunjung KRT............................................................ 78 35. Jenis pekerjaan pengunjung KRT .................................................................. 79 36. Hari kunjungan ke KRT ................................................................................. 79 37. Tujuan mengunjungi KRT ............................................................................. 80 38. Frekuensi kunjungan ke KRT ........................................................................ 80 39. Klasifikasi waktu kunjungan ke KRT ............................................................ 81 40. Tingkat kepuasan pengunjung terhadap kondisi KRT ................................... 81
41. Persepsi pengunjung terhadap kondisi KRT saat ini...................................... 82 42. Jarak KRT terhadap perumahan pengunjung ................................................. 82 43. Jenis landmark di KRT .................................................................................. 83 44. Jenis-jenis landmark di KRT: gazebo (kiri atas), kolam air (tengah atas), Shade Garden (kanan atas), Perennial Garden (kiri bawah), danau (tengah bawah), dan angsa (kanan bawah)..................................................... 83 45. Tingkat kemudahan aksesibiltas menuju KRT............................................... 84 46. Kondisi fasilitas di KRT................................................................................. 84 47. Kondisi perkerasan di KRT............................................................................ 85 48. Jenis fasilitas yang perlu ditambahkan di KRT.............................................. 85 49. Musim kunjungan di KRT.............................................................................. 86 50. Kondisi tanaman di KRT................................................................................ 86 51. Kondisi pengelolaan lanskap KRT................................................................. 87
LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Jadwal kegiatan magang................................................................................. 102
2.
Peningkatan populasi di Kota Toledo ............................................................ 103
3.
Iklim di Kota Toledo ...................................................................................... 103
5.
Master Plan KRT ........................................................................................... 105
4.
Kondisi lanskap KRT saat ini......................................................................... 104
6.
Realisasi Master Plan KRT............................................................................ 106
7.
Pola pembagian ruang KRT……………………………………………….. 107
8.
Pola sirkulasi KRT………………………………………………………... 108
9.
Pembagian tanaman koleksi di KRT………………………………………. 109
10. Komponen-komponen taman di KRT beserta kegiatan pemeliharaan yang dilakukan……………………………………………………………. 110 11. Acara-acara yang diselenggarakan oleh KRT…………………………….. 112 12. Struktur organisasi KRT…………………………………………………... 114 13. Kuisioner terhadap para Pengunjung KRT .................................................... 115 14. Struktur organisasi yang direncanakan .......................................................... 118
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, Saya me nyatakan bahwa skripsi yang berjudul: PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT. Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Januari 2010
TEUKU MUNAWIR A44050029
® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Amerika adalah negara dengan wilayah terbesar keempat di dunia, setelah Rusia, Kanada, dan Republik Rakyat Cina (RRC) dan ketiga terbesar dalam jumlah penduduk, setelah RRC dan India. Tetapi jika dilihat dari segi ekonomi, Amerika adalah nomor satu di dunia, meliputi kira-kira seperempat hingga sepertiga total pengeluaran ekonomi dunia. Selain itu, Amerika Serikat juga merupakan negara yang berbasis pada pertanian sehingga menjadi produsen utama jagung, gandum, gula, dan tembakau (www.wikipedia.com). Seiring dengan perkembangan waktu, bisnis di bidang pertanian atau yang lazim disebut agribisnis pun mulai berkembang. Salah satu jenis agribisnis yang sedang berkembang ialah industri pembibitan (nursery). Dalam industri ini dapat diusahakan berbagai jenis pembibitan, seperti: pembibitan komoditas hortikultura baik buah-buahan maupun sayuran dan pembibitan tanaman lanskap (hias). Hal ini didukung oleh pernyataan Davidson dan Mecklenburg (1981) yang berpendapat bahwa di Amerika terdapat lebih dari 100 spesies untuk jenis tanaman Eucalyptus dan Banksias (Banksia sp). Didasari pada pernyataan di atas, potensi keragaman hayati yang dimiliki oleh Amerika harus dipertahankan. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya sebuah kebun raya yang yang secara ekologis berfungsi untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini terbukti dengan terdapatnya sejumlah kebun raya di Amerika Serikat. Tercatat lebih dari 10 kebun raya yang terdapat di Amerika Serikat, salah satunya ialah Kebun Raya Toledo yang terletak di Negara Bagian Ohio. Kebun Raya Toledo (KRT) memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: sebagai pusat hortikultura dan seni (taman), satu-satunya kebun raya di Negara Bagian Ohio yang terbuka untuk umum/publik, dikunjungi lebih dari 120000 pengunjung setiap tahunnya, dan sumber keunikan lainnya (www.toledogarden.org). Aspek keberlanjutan dari kondisi KRT harus tetap dijaga dan dipertahankan. Hal ini dapat dilakukan agar KRT tidak hanya dapat dinikmati pada saat ini saja, tetapi juga dapat diwariskan dan dinikmati pada masa yang akan datang.
Menyadari akan pentingnya keberlanjutan maka tindakan pengelolaan pun dibutuhkan. Tindakan pengelolaan sendiri diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: pengelolaan fisik dan pengelolaan ideal. Pengelolaan fisik merupakan tindakan pengelolaan yang berfokus pada elemen fisik kebun raya, seperti: pohon, semak, herba, dan sebagainya, yang kemudian dikenal dengan istilah memelihara tanaman. Tindakan ini dapat berupa menyiram, memangkas, memupuk, menanam, dan lainnya. Sedangkan pengelolaan ideal merupakan tindakan pengelolaan yang bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi kebun raya agar tidak mengalami perubahan (sesuai dengan desain awal). Kebun raya dilengkapi dengan keberadaan rumah kaca (greenhouse). Pada kawasan KRT juga terdapat beberapa rumah kaca. Fungsi rumah kaca itu sendiri juga bermacam- macam, di antaranya berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanaman, pembibitan tanaman, perlakuan tertentu terhadap tanaman, dan sebagainya.
1.2 Tujuan Magang Kegiatan magang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman profesi, memperluas wawasan, dan mengasah keahlian yang terkait lanskap kebun raya, khususnya bidang pengelolaan lanskap, sehingga dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa yang berupa: 1. Mengetahui bentuk pengelolaan suatu lanskap kebun raya secara keseluruhan; 2. Memperoleh pengetahuan baru yang didapat dalam menghadapi dunia kerja; 3. Meningkatkan kemampuan dalam aspek spesialisasi kerja, terutama kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh; 4. Meningkatkan sikap dan perilaku yang berupa: rasa tanggung jawab, sikap, dan kemampuan bekerja dalam tim.
Adapun tujuan khusus kegiatan magang ini antara lain: 1. Mempelajari proses kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap kebun raya;
2. Mengasah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan lanskap; 3. Melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan lanskap kebun raya secara langsung; 4. Mengenal berbagai jenis alat dan bahan serta teknologi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan lanskap kebun raya; 5. Mempelajari rencana pengelolaan lanskap kebun raya;
1.3 Manfaat Magang Kegiatan magang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pekerjaan lanskap dan dapat mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapang pekerjaan sesungguhnya serta untuk mempersiapkan mahasiswa agar terampil d i bidang jasa lanskap, khususnya bidang pengelolaan lanskap. Kegiatan magang ini juga tentunya akan bermanfaat sebagai pengalaman dalam menghadapi dunia kerja, sehingga siap bekerja sebagai supervisor atau manajer dari suatu lanskap. Selain itu, kegiatan magang ini juga menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan para staf Kebun Raya Toledo dalam hal pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi di bidang pengelolaan lanskap. Kegiatan magang yang bersifat internasional ini juga bermanfaat sebagai sarana untuk mempromosikan Institut Pertanian Bogor (IPB), khususnya Departemen Arsitektur Lanskap, secara internasional. Program magang ini juga berperan dalam mempererat hubungan antara IPB dan Ohio State University (OSU) sebagai pelopor program magang kerja yang dikenal dengan sebutan The Ohio Program pada bidang pertanian di Amerika Serikat. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa di seluruh dunia untuk belajar dan bekerja di Amerika Serikat.
1.4 Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan acuan dalam melakukan kegiatan magang. Adapun kerangka pikir tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Kebun Raya Toledo (Toledo Botanical Garden) Keberlan jutan (Sustainability) masa kini dan yang akan datang
Sosial-Budaya Perilaku Pengunjung, Ketaatan pada peraturan, Jumlah Pengunjung
Biofisik Iklim, Jenis Vegetasi, Sat wa, Kualitas Visual Lanskap
Pengelolaan Lanskap 1. 2. 3. 4.
Pemangkasan Penyiraman Penyulaman Pelabelan (labeling)), dll
Fisik
Ideal
Sesuai dengan desain awal
Menganalisis Efisiensi dan Efekt ifitas Kerja dan Kesesuaian dengan Daya Dukung Mempelajari dan menganalisis pola pembagian ruang Kebun Raya Toledo
Rencana Pengelol aan (organisasi, penjadwalan, bahan dan alat, tenaga kerja, dan estimasi biaya)
Gambar 1. Kerangka pikir
Kebun Raya Toledo merupakan taman publik yang harus dijaga dan dilestarikan agar berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pengelolaan lanskap di KRT. Kawasan KRT sendiri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal (biofisik) dan faktor eksternal (sosial dan budaya). Kedua faktor tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu lanskap. Tindakan pengelolaan lanskap dibutuhkan untuk mengintegrasikan kedua faktor tersebut dengan mempelajari dan menganalisis daya dukung, pola pembagian ruang, dan sirkulasi. Pada akhirnya, disusun rencana pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, serta estimasi biaya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Lanskap Pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan (Stoner et al, 1996). Stoner et al (1996) juga mengungkapkan beberapa karakteristik pengelolaan, yaitu sebagai berikut: 1. Pengelolaan adalah usaha menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan mengingat masa lalu dan masa kini; 2. Pengelolaan dipraktekan di dalam dan refleksi dari era sejarah tertentu; dan 3. Pengelolaan adalah kegiatan yang menghasilkan konsekuensi dan pengaruh yang muncul dengan berlalunya waktu.
Menurut Simonds (2006) lanskap secara spesifik adalah suatu area lahan/daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda (menarik). Tentunya, dalam sebuah lanskap memilki beberapa ciri atau karakteristik yang mencerminkan sebuah lanskap. Beberapa karakter dalam sebuah lanskap, di antaranya: adanya harmoni atau kesatuan diantara elemen-elemen alam, ground forms, rock formation, vegetasi, dan kehidupan satwa (animal life). Suatu
lanskap
membutuhkan tindakan pengelolaan. Secara umum,
pengelolaan lanskap merupakan sebuah metode pendekatan untuk merencanakan dan menyusun penggunaan lahan, seperti: melindungi area yang alami, operasi hutan, pertanian, dan segala aktifitas manusia dalam suatu lanskap. Pendekatan tersebut berdasarkan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi terhadap seluruh penggunaan. Dengan kata lain, pengelolaan lanskap merupakan seluruh kegiatan integrasi antara kegiatan merencanakan dan menyusun penggunaan lahan dan aktifitas-aktifitas manusia dalam seluruh area lanskap yang ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan keberlanjutan sumberdaya alam serta ekosistem lingkungan. (www.whc.org)
Untuk mengaplikasikan kegiatan pengelolaan lanskap tersebut, dibutuhkan introduksi prinsip-prinsip pengelolaan lanskap agar kegiatannya sesuai prosedur. Terdapat tujuh prinsip pengelolaan lanskap (www.whc.org), yaitu sebagai berikut. 1. Komitmen. Pengelolaan lanskap membutuhkan suatu komitmen untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan melalui penggabungan seluruh elemen kehidupan, termasuk individual, institusi dan komunitas, sektor swasta, institusi akademik, lembaga non-pemerintah, pemerintah, yang didukung dengan adanya legislasi dan kebijakan yang positif. 2. Kolaborasi Pengelolaan lanskap sangat bergantung pada pemahaman umum terhadap keuntungan sosial yang ditransformasikan dalam kerjasama partnerships dan stewardships. 3. Menghormati Pengelolaan lanskap memahami bahwa adanya keberagaman kepentingan dalam sebuah ekosistem dan area yang sama. Oleh karena itu, setiap area difasilitasi dengan pendekatan yang memberi keleluasaan terhadap pengguna (stakeholder dan promotes ownership). 4. Integrasi Pengelolaan lanskap berupaya untuk meningkatkan aspek ekonomi secara terintegrasi dan tujuan sosial serta lingkungan dengan mengembangkan pemahaman terhadap seluruh pengguna, untuk mewujudkan lanskap dengan ekosistemnya yang berkelanjutan. 5. Adaptasi Pengelolaan lanskap merupakan suatu penyesuaian proses pengelolaan yang berkelanjutan dengan karakteristik seperti: strategi, rencana, program, kode, dan sistem kerja yang berorientasi pada efektifitas pengelolaan yang dilakukan untuk mengubah kondisi eksisting dan untuk meningkatkan pemahaman berdasarkan riset, monitoring, penilaian, umpan balik, dan pengalaman.
6. Holistic Landscape management is a holistic, pengetahuan berdasarkan pendekatan yang berusaha mengintegrasikan hasil- hasil riset dari seluruh disiplin ilmu dengan pengetahuan tradisional untuk mendukung pengambilan keputusan dan menyediakan pembuat keputusan dengan pilihan-pilihan yang tersedia, data, dan informasi. 7. Keberlanjutan Meliputi pemahaman terhadap efek terhadap segala aktifitas manusia yang diprediksi dalam ambang batas dan daya dukung (carrying capacity) yang terukur secara spasial dan temporal.
Selain itu, Parker dan Bryan (1989) mengungkapkan bahwa proses pengelolaan
lanskap
diklasifikasikan
ke
dalam
empat
proses,
yaitu:
menentukan/menetapkan tujuan pengelolaan, merencanakan kegiatan pengelolaan, melaksanakan kegiatan pengelolaan yang telah direncanakan, dan melakukan pemantauan (monitoring) terhadap pelaksanaan. Pengelolaan lanskap juga sangat terkait dengan daya dukung suatu kawasan. Sela in itu,
pengelolaan lanskap
terkait dengan pengelolaan jumlah pengunjung. Tentunya, sebuah kebun raya juga memiliki kapasitas tertentu untuk diakses oleh pengunjung. Hal ini senada dengan pernyataan Douglas (1982) dalam Astri dan Arifin (2005) yang mengungkapkan bahwa pembatasan jumlah pengunjung dilakukan dengan berdasarkan pada daya dukung yang menjelaskan bahwa daya dukung sosial adalah tingkatan aktivitas yang paling dapat diterima oleh pengguna.
2.2 Lanskap Berkelanjutan Benson dan Roe (2000) berpendapat bahwa konsep keberlanjutan memiliki tiga faktor utama, yaitu: a) Faktor efisiensi yang masih mempertimbangkan dan mengizinkan adaptasi teknologi; b) Memperhatikan konservasi sumber daya alam; dan c) Melakukan restorasi, perlindungan, dan perbaikan terhadap kesehatan manusia dan kualitas lingkungan.
Konsep keberlanjutan menjadi suatu faktor yang harus diperhatikan. Hal ini terbukti dengan gencarnya promosi yang sangat terkait dengan konsep keberlanjutan, seperti: green building, green architecture, green city, dan sebagainya. Istilah ‘green’ sendiri didefinisikan sebagai faktor yang berorientasi pada lingkungan yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Faktor ini sangat terkait dengan beberapa aspek, di antaranya: hemat energi, konservasi air, dan lainnya. Aspek-aspek tersebut merupakan masalah lingkungan yang sedang dihadapi saat ini. Benson dan Roe (2000) menyebutkan bahwa terdapat empat aspek pengelolaan lingkungan, yaitu: a. Aspek energi yang meliputi kegiatan hemat energi dan mencari s umber energi yang dapat diperbaharui. b. Aspek air yang berfokus pada pengelolaan sampah, penanaman tanaman air yang sesuai, dan mengintroduksi sistem reuse. c. Aspek bahan kimia yang berorientasi untuk mengurangi atau menghindari penggunaan pestisida dan pupuk anorganik. d. Aspek tanah yang menghindari pemadatan tanah secara berlebihan, pengelolaan sampah organik dengan sistem recycling, dan avoiding peat.
Benson dan Roe (2000) juga mengungkapkan bahwa kegiatan pengelolaan berkelanjutan dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu sebagai berikut: a) Mengurangi input- input yang tidak berguna (unnecessary inputs); b) Menekan produk-produk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (undesirable outputs); c) Melindungi sumber daya alam penting.
Untuk mewujudkan dan menciptakan suasana lanskap yang nyaman secara berkelanjutan (sustainable), dibutuhkan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan terhadap elemen-elemen taman sehingga tingkat dari kenyamanan suatu taman dapat terjaga. Lanskap berkelanjutan (sustainable landscape) dapat tercipta jika terdapat keterkaitan dengan pengelolaan lanskap (landscape management) yang dianggap penting karena terdapat di antara dua kegiatan utama lanskap, yaitu: landscape design dan landscape maintenance (Benson dan Roe, 2000).
2.3 Kebun Raya Kebun raya (atau bisa juga disebut kebun botani, taman botani) adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan terutama untuk keperluan penelitian. Selain untuk penelitian, kebun raya juga kerap kali digunakan sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dua buah bagian utama dari sebuah kebun raya adalah perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan yang telah dikeringkan untuk keperluan penelitian dan dokumentasi (www.wikipedia.com). Selain itu, kebun raya juga didefinisikan sebagai tempat menanaman berbagai spesies tanaman untuk keperluan penelitian dan pendidikan yang didukung oleh taman-taman, rumah kaca, dan arboretum (www. qanda.encyclopedia.com). Definisi di atas dapat merepresentasikan kondisi Kebun Raya Toledo. Dengan adanya tanaman koleksi, rumah kaca, dan taman, KRT dapat dikunjungi untuk melakukan beberapa kegiatan, yaitu: penelitian, pendidikan, dan rekreasi. Selain itu, KRT juga dibentuk oleh keberadaan taman-taman yang indah, di antaranya: Shade Garden, Herb Garden, Perennial Garden, dan lainnya. Jika dibandingkan dengan kebun raya di Indonesia, juga terdapat tanaman-tanaman koleksi. Sebagai contoh, Kebun Raya Purwodadi yang memiliki taman dengan tanaman koleksi obat, sama halnya dengan KRT yang memiliki koleksi tanaman obat/herbal di Herb Garden. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikutip pada www.qanda.encyclopedia.com yang menyebutkan bahwa suatu kebun raya dibentuk oleh tanaman-tanaman yang mencerminkan budaya atau habitat, seperti: Rock Garden, Desert Garden, Aquatic Garden, dan Tropical Garden.
2.4 Rumah Kaca Rumah kaca (atau rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik yang menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini. Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah
di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. O leh karena itu rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi. Nelson (1973) mengungkapkan bahwa rumah kaca dibangun dengan tujuan utama untuk mengontrol lingkungan di sekitar tanaman. Mastalerz (1977) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi lingkungan di sekitar tanaman, yaitu: temperatur, radiasi sinar matahari, karbon dioksida, dan kelembapan udara. Keberadaan dari tanaman koleksi di dalam greenhouse dan polyhouse mendukung fungsi dari suatu kebun raya. Kebun Raya Toledo sendiri memiliki 5 rumah kaca dan dua polyhouses. Menurut Nelson (1973), polyhouse digunakan untuk mengatur temperatur, pergerakan udara, dan panjang hari (cahaya) sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Rumah kaca yang dimiliki KRT beroperasi pada dua kegiatan utama, yaitu: menanam/memperbanyak tanaman, dan menyimpan tanaman. Terdapat beberapa cara untuk melakukan kegiatan perbanyakan tanaman. Bonar et al (1994) mengemukakan tiga cara untuk memperbanyak
tanaman,
di
antaranya:
perbanyakan
tanaman
dengan
menggunakan benih, perbanyakan tanaman dengan sistem cutting, dan perbanyakan tanaman dari daun (foliage) tanaman stok (stock plant). Rumah kaca KRT mengadopsi seluruh cara perbanyakan tanaman tersebut. Akan tetapi, cara perbanyakan dengan sistem cutting merupakan cara yang paling sering digunakan dalam kegiatan perbanyakan tanaman. Sistem ini dapat dilakukan dengan tiga cara. Bonar et al (1994) menyatakan tiga cara untuk melakukan sistem cutting, yaitu: green tip cutting, pemotongan pada tangkai (hard-wood cutting), dan pemotongan pada bagian daun atau akar. Perbanyakan tanaman merupakan aktivitas utama pada rumah kaca di KRT. Hal ini disebabkan karena tanaman-tanaman hasil perbanyakan akan ditanam di area KRT dan dijual pada acara-acara penjualan tanaman yang diselenggarakan pihak KRT, yaitu: Spring Plant Sale dan Fall Plant Sale.
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat Magang Tempat magang dilakukan di Kebun Raya Toledo, Ohio, 5403 Elmer Drive, Toledo, Ohio, United State of America. Kota Toledo terletak pada 41°39′56” LU dan 83°34′31″BB (Gambar 2).
Gambar 2. Lokasi Kebun Raya Toledo
3.2 Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan selama 6 bulan yang dimulai pada minggu kedua bulan April 2009 sampai minggu kedua bulan Oktober 2009. Kegiatan magang serta jadwal disajikan dalam tabel jadwal kegiatan magang (Lampiran 1).
3.3 Metode Magang Metode magang untuk kegiatan pengelolaan lanskap meliputi kegiatan observasi, bekerja langsung di lapang, partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di KRT, wawancara, dan studi pustaka. Kegiatan magang ini bersifat pro-aktif dan dapat juga mengandung unsur pendidikan di dalamnya. Mahasiswa magang dilibatkan secara
langsung dalam melakukan kegiatan-kegiatan
pengelolaan dan pemeliharaan di lapangan. Mahasiswa magang bekerja langsung di bawah arahan dan pantauan supervisor. Selain itu, metode yang juga digunakan ialah mengikuti sistem tata kerja atau peraturan-peraturan yang berlaku di KRT. Secara khusus,
mempelajari dan mengikuti kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan lanskap Kebun Raya Toledo yang meliputi: 1. Orientasi Tempat Magang 1. Pengenalan lembaga kerja dan staf 2. Mempelajari struktur organisasi 3. Pengenalan kondisi lapang 4. Pengenalan profil perusahaan (Kebun Raya Toledo) 5. Pengenalan dan mempelajari fasilitas dan teknologi yang diterapkan
2. Kegiatan Administrasi Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan empat hal yang harus dipelajari. 1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan, untuk mengetahui berbagai pihak yang berperan dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang landscape management serta badan/organisasi yang menjadi bagian di dalamnya. 2. Mempelajari sistem kerja yang digunakan dalam perusahaan, standar dan mekanisme
kerja
yang
diterapkan
dalam
kegiatan
pengelolaan/pemeliharaan di lapangan. 3. Mempelajari berbagai masalah dalam pengelolaan dan bagaimana solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang sesuai, dapat dipertanggungjawabkan secara kualitas dan juga berkelanjutan. 4. Memahami prosedur-prosedur pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan proses pengelolaan.
3. Melakukan Kegiatan Pengelolaan Menginventarisasi dan menganalisis kegiatan kerja dengan melakukan pengamatan terhadap kapasitas pekerjaan, kinerja pekerjaan, efektifitas dan efisiensi waktu dalam melakukan pekerjaan, dan sebagainya. Selain itu, dilakukan juga pengamatan pola pembagian ruang, sirkulasi, dan area tanaman-tanaman koleksi di KRT. Kegiatan pengelolaan juga menghitung dan menganalisis daya dukung terhadap kegiatan rekreasi alam terbuka.
4. Data Bentuk data yang yang dikumpulkan berupa data umum, data biofisik, dan data sosial. Data umum yang diambil ialah data profil perusahaan, termasuk struktur, lembaga, dan kondisi perusahan, serta data yang berhubungan dengan pekerjaan pengelolaan lanskap yang menjadi studi kegiatan magang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Mahasiswa melakukan verifikasi data dan menganalisisnya. Data yang diambil adalah data sebagai penunjang kegiatan magang pengelolaan lanskap kebun raya maupun data penunjang laporan kegiatan magang sebagai bahan penulisan skripsi. Data biofisik yang diambil ialah data vegetasi, geologi dan tanah, iklim, hidrologi, dan lainnya. Data ini didapat dengan cara studi pustaka dan laporan- laporan terdahulu yang terkait dengan Kebun Raya Toledo. Untuk pengambilan data sosial dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner terhadap pengunjung terkait dengan kondisi lanskap Kebun Raya Toledo. Pengunjung yang diwawancara ialah pengunjung yang sedang tidak melakukan aktivitas secara aktif (pengunjung yang pasif) dengan jumlah 34 pengunjung. Secara rinci jenis data, indikator pengamatan, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis data yang digunakan `
1
Jenis Data
Kondisi umu m
2 Biofisik
3 Kependuduk -an
4 Karakteristik Pengunjung
Indikator Pengamatan
Asal
Jenis Kelamin Aktivitas
6 Ekonomi
Sumber Data
Aspek Eko logi Laporan terdahulu/studi pustaka Laporan Luas area m² terdahulu/studi pustaka 0 Iklim C Laporan terdahulu/studi pustaka Geologi dan Laporan tanah terdahulu/studi pustaka Hidro logi Laporan terdahulu/studi pustaka Vegetasi Laporan terdahulu/studi pustaka Aspek Sosial dan Ekonomi Pertu mbuha % Laporan n penduduk terdahulu/studi pustaka Letak dan batas wilayah
Usia
5 Persepsi Pengunjung
Unit
-
luar/ dalam daerah Tahun Lakilaki/per empuan -
Keindahan, kenyaman, dan kepuasan Koindisi elemen lanskap Sarana dan Prasarana
-
Jumlah Pengunjung Waktu Kunjungan Aktivitas Kunjungan
Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner
-
Wawancara/kui sioner
-
Wawancara/kui sioner
Orang
Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner Wawancara/kui sioner
hari Rekrea si/pendi dikan
Kegunaan
Analisis
Data penunjang
-
Mengetahu i kondisi lanskap
-
Mengetahu i kondisi perkembangan penduduk Mengetahu i karakter pengunjung yang datang
Analisis deskriptif
Mengetahu i persepsi pengunjung
Analisis deskriptif
Mengetahu i besar permintaan rekreasi untuk dibandingkan dengan
Analisis deskriptif
Analisis deskriptif
daya dukung
7 Pengelolaan
Aspek Pengelol aan yang Berlaku saat ini Struktur KRT Mengetahu organisasi i kondisi KRT dan tujuan Jadwal Waktu pengelolaa pengelolaan KRT n yang Tenaga kerja Orang KRT dilakukan Alat dan Unit saat ini bahan KRT Estimasi Dollar biaya
Analisis deskriptif
5. Membuat Management Plan Membuat rencana pengelolaan kebun raya yang ditinjau dari lima aspek, yaitu: organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, dan estimasi biaya. Aspek-aspek tersebut dijelaskan dan dianalisis terkait kepentingannya dalam kegiatan pengelolaan lanskap.
BAB IV KONDISI UMUM
Sebuah wilayah memiliki ragam kondisi umum yang berbeda. Kondisi umum ini dapat berupa keadaan geografi, iklim, topografi, curah hujan, sosial dan ekonomi, vegetasi, satwa, dan lain sebagainya. Adapun kondisi umum Kota Toledo, Ohio, Amerika Serikat, dijelaskan sebagai berikut. 4.1. Geografi Berdasarkan Biro Pusat Sensus Amerika Serikat, Kota Toledo memiliki luas 217.8 km² dengan luas daratan 208.8 km² dan luas perairan (sungai dan danau) 8.9 km² (4.10 %). Kota Toledo sendiri memiliki dua sumber utama air, yaitu: Sungai Maumee dan Danau Erie.
4.2. Demografi (Sosial dan Ekonomi) Lucas County merupakan daerah bagian Baratlaut Negara Bagian Ohio, berbatasan dengan Danau Erie dan Negara Bagian Michigan. Daerah ini berdiri sejak tahun 1835 dengan Toledo meruapakan salah satu kotanya. Pada tahun 1820-an, pertanian yang dikembangkan ialah ladang jagung o leh suku Indian. Mereka menanam jagung di daerah sekitar danau karena sumber air yang dekat. Ketika Canal Erie dibangun, maka daerah ini berubah menjadi daerah sebagai pusat perdagangan yang berkembang sangat pesat dan juga Toledo berkembang sebagai daerah pelabuhan. Berdasarkan Sensus tahun 2000, Toledo memiliki jumlah penduduk 313.619 jiwa dengan kepadatan penduduk 1502/km2 . Selain itu, Toledo memiliki 139.871 perumahan (house units) dengan rata-rata kepadatan mencapai 669/km2 . Secara umum, Penduduk Toledo terdiri dari beberapa suku/ras, di antaranya: White (70.23%), African American (23.55%), Native American (0.31%), Asian (1.03%), Pacific Islander (0.02%), dan Hispanic atau Latino (5.47%). Di antara seluruh penduduk Toledo, terdapat lima negara yang memiliki populasi terbesar, yaitu: Jerman (23.4%), Irlandia (10.8%), Polandia (10.1%), Inggris (6.0%), dan Perancis (4.6%).
Pada tahun 2000, Toledo memiliki 128.925 rumah tangga (household) dan 29.8% dari jumlah tersebut memiliki anak pada usia di bawah 18 tahun, 38.2% pasangan menikah, 17.2% tanpa suami, dan 40% pasangan bukan keluarga. Secara khusus, populasi Kota Toledo berdasarkan persebaran usia ialah 26.2% (usia di bawah 18 tahun), 11.0% (18-24 tahun), 29.8% (25-44 tahun), 19.8% (4564 tahun) dan 13.1% (usia di atas 65 tahun), dengan usia rata-rata (median) 33 tahun. Pendapatan per kapita Kota Toledo pada tahun 2000 adalah $17,388. Pendapatan per kapita penduduk Toledo diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu: rumah tangga (household) dengan median pendapatan per kapita $32,546/tahun dan keluarga (family) dengan median pendapatan per kapita 41,175/tahun. Selain itu, jika ditinjau berdasarkan perbedaan gender, pria menghasilkan median pendapatan per kapita lebih tinggi yaitu $35,407/tahun dibandingkan wanita dengan median pendatapan per kapita $25,023/tahun. Di lain pihak, terdapat 14,2% keluarga dan 17,9% dari seluruh populasi termasuk penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Dari persentase tersebut, 25,4% adalah remaja yang berusia di bawah 18 tahun dan 10,4% merupakan orang tua yang berusia di atas 65 tahun. Menurut Data Pusat Sensus Amerika Serikat, jumlah populasi Toledo terus bertambah. Pada tahun
2006, jumlah
populasi Toledo 295.026 dan 297.806 pada tahun 2007 (Lampiran 2).
4.3. Tanah dan Geologi Secara umum, jenis tanah pada daerah Lucas County berasal dari postglacial atau glacial-lake yang dibedakan dalam 2 jenis,.yaitu: tanah pasir dan tanah pasir pantai. Jika ditinjau dari segi mineral, kedalaman lapisan tanah keras/batuan dasar (bedrock) berkisar antara 20-160 feet (6,1-48,8 m). Lapisan ini terbentuk oleh dua asosiasi mineral, yaitu: batu kapur (limestone) dan dolomit (dolomite). Untuk daerah Toledo sendiri, jenis tanah yang mendominasi ialah tanah berpasir yang sangat subur dan memiliki sistem drainase yang cukup baik. Jika ditinjau dari struktur lapisan tanah, jenis tanah daerah Lucas County didominasi oleh asosiasi Latty-Toledo-Fulton-Association. Asosiasi ini menutupi 17% dari daerah Lucas County. Asosiasi ini terdiri dari 50% latty soils, 20%
Toledo soils, 10% fulton soils, dan 20% minor soils. Secara umum, jenih tanah asosiasi ini memiliki tingkat drainase yang sangat buruk dengan tingkat permeabilitas yang rendah. Jenis asosiasi ini sangat sesuai untuk dikembangkan pertanian tanaman pangan/panenan, seperti: jagung, gandum, dan kedelai. Untuk Kota Toledo khususnya, jenis tanah yang terdapat pada daerah ini ialah Latty Silty Clay. Jenis tanah ini merupakan tanah dengan tingkat sistem drainase yang buruk dan tingkat infiltrasi dan permeabilitas yang rendah sehingga sangat mudah terjadi aliran permukaan, khususnya pada daerah yang berkontur. Secara fisiologi, tanah ini coklat keabu-abuan dengan permukaan yang relatif kasar. Kedalaman subsoil-nya mencapai 46 inchi (1,15 m) dan substratum-nya mencapai 65 inchi (1,625 m). Jenis tanah ini sangat berpotensial untuk dikembangkan pertanian tanaman pangan dan pengembangan habitat satwa liar, khususnya daerah basah. Selain itu, tanah ini juga sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai daerah tegakan pohon (woodland). Di lain pihak, jenis tanah ini tidak berpotensial untuk mendirikan bangunan dan sebagai area rekreasi.
4.4. Fisiografi, Relief, Topografi, dan Drainase Lucas County termasuk daerah yang relatif datar dengan kemiringan dari bagian Tenggara ke arah Sungai Maumee dan dari bagian Timurlaut ke arah Danau Erie. Akan tetapi, daerah ini juga memiliki beberapa bukit dan permukaan yang bergelombang. Selain itu, Lucas County juga memiliki daerah Oak Openings sebagai area sabuk hijau (green belt) yang melintang dari bagian Timurlaut menuju bagian Tenggara, dari Sylvania ke Neapolis, dengan ketebalan 5-10 mil (8-16 km). Secara umum, relief pada bagian Timurlaut relatif bergelombang. Hal ini disebabkan oleh daerah-daerah rendah yang membentuk beberapa anak sungai (creeks), seperti: Swan Creek, Blue Creek, dan Ten Mile Creek. Selain itu, topografi Lucas County, khususnya Toledo relatif datar. Kota Toledo sendiri terletak pada dataran rendah dengan ketinggian 620 kaki (189 m) di atas permukaan laut (dpl).
4.5. Sumber Air Danau Erie merupakan sumber air utama pada daerah Lucas County. Selain digunakan untuk rekreasi, Danau Erie juga menjadi sumber air utama bagi Kota Toledo dan Oregon. Selain Danau Erie, Sungai Maumee juga menjadi sumber mata air di Kota Toledo. Persediaan air tanahnya pun sangat mencukupi. Air tanah yang tersedia pun relatif dangkal yang dapat digali pada kedalaman tanah yang berkisar antara 15-25 kaki (4,575-7,625 m). Hal ini menyebabkan banyaknya terdapat genangangenangan air/kolam (pond) yang terdapat pada daerah Lucas County. Secara keseluruhan, kolam yang terdapat pada daerah ini memiliki luas sekitar 345 acres (140 ha) yang tersebar di beberapa kota, termasuk Toledo. Berdasarkan hasil studi mengenai ketersediaan air tanah pada daerah Lucas County oleh Divisi Survey Air dan Geologi, Departemen Sumberdaya Alam, menunjukkan bahwa ketersediaan air tanah yang melimpah terdapat pada lapisan tanah yang mengandung mineral dolomit. Jumlah air yang terkandung di dalamnya tergantung dari ukuran batu banyaknya lubang/rongga yang terdapat pada batu/mineral.
4.6. Iklim Secara umum, daerah Lucas County memiliki iklim yang sangat dingin pada saat musim dingin dan sangat panas dengan kelembapan yang cukup tinggi pada saat musim panas. Curah hujannya pun menyebar rata dan hal ini berindikasi bahwa
iklim di daerah
Lucas County sangat sesuai untuk
tanaman
panenan/pangan dengan tanah yang lembab. Toledo merupakan kota yang berbatasan langsung dengan Danau Erie yang sangat berpengaruh terhadap iklim mikro kota, khususnya pada musim semi dan gugur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang sangat signifikan antara udara dan air. Sedangkan pada musim dingin, Danau Erie membeku lebih awal sehingga mengakibatkan temperatur kota menurun. Di lain pihak, Danau Erie dapat meningkatkan kelembaban iklim mikro kota pada musim panas. Berdasarkan data yang didapat (www.ustravelweather.com), temperatur tertinggi terjadi pada bulan Juli, dengan temperatur rata-rata 87 F (30 °C) dan 66
F (19 °C) pada malam hari. Bulan Januari merupakan waktu terdingin dengan temparatur rata-rata 33 F (1 °C) dan 20 F (-7 °C) pada malam hari. Sementara itu, Bulan Juni merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi, yaitu 3.84 inchi (97.5 mm). Sedangkan bulan yang paling kering ialah Bulan Januari dengan curah hujan rata-rata 2.00 inchi (50.8 mm). Selain itu, berdasarkan data sebelumnya tercatat bahwa Toledo mengalami temperatur tertinggi pada tanggal 14 Juli 1936 dengan temperatur mencapai 105 °F (41 °C) dan mengalami temperatur terendah pada tanggal 21 Januari 1984 dengan suhu 20 °F atau -29 °C (Lampiran 3).
4.7. Vegetasi Pada dasarnya, vegetasi alami pada daerah Lucas County ialah berupa deciduous forest. Mayoritas hutan ini terbagi ke dalam dua tipe hutan, yaitu: the oak forest dan the elm-ash swamp forest. The oak forest sendiri berasal dari daerah Oak Openings. Pada daerah ini, terdapat beberap jenis pohon, di antaranya: northern red oak, white oak, sugar maple, black oak, white ash, basswood, dan shagbark hickory. Sedangkan pada area The elm-ash swamp forest didominasi oleh rawa-rawa dengan kondisi tanah yang lembab hingga basah. Vegetasi yang terdapat pada daerah ini didominasi oleh pohon american elm, beberapa jenis pohon dari spesies ash dan maple, serta pohon-pohon cottonwoods dan sycamores. Pada masa lampau (1817-1832), area Oak Openings terdiri dari beberapa area, yaitu: 43% savana/padang rumput (oak savanna), 27% padang rumput dengan lahan basah (wet prairie), 23% tegakan pohon ek (oak woodland), dan 7% lahan tandus. Area ini memiliki beberapa spesies langka, seperti: burung pipit/gereja dan beberapa spesies kupu-kupu di antaranya: persius dusky wing, serta the karner blue butterfly.
the frosted elfin,
Pada tahun 1990-an,
Pemerintah Toledo melalui Toledo Metroparks melakukan konservasi terhadap habitat Oak Openings yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: Toledo Metroparks melakukan konservasi terhadap 3600 acres (1458 ha) Oak Openings Preserve. Departemen Sumberdaya Alam Ohio memelihara tiga area, yaitu: Irwin Prairie (215 acres/87 ha), Lou Campbell State Nature Preserve (170 acres /68,85 ha), dan Maumee State Forest (3100 acres/1255 ha). Kelompok Konservasi Alam
bertanggung jawab menjaga dan memelihara 700 acres (283,5 ha) Kitty Todd Preserve (www.oakopen.org). Saat ini, keadaan Oak Openings telah banyak berubah. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertanian monokultur. Pembangunan perumahan dan area komersial menjadi faktor utama perubahan penggunaan lahan area oak openings. Berdasarkan sejarah, Black Swamp merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama bagi tiga sungai, yaitu: Sungai Maumee, Sungai Auglaize, dan Sungai Portage, yang ketiga sungai tersebut terletak di bagian Baratlaut Ohio. Vegetasi di daerah ini diklasifikasikan berdasarkan ketinggian ke dalam kelompok, yaitu: 1. Pada daerah rendah dan datar didominasi oleh vegetasi yang menggugurkan daun (deciduous), seperti: ash, elm, cottonwood, dan sycamore. 2. Pada daerah yang lebih tinggi dan bertopografi didominasi oleh beberapa vegetasi berupa beech, maple, basswood, dan tuliptree. 3. Pada daerah di sepanjang pantai didominasi oleh tanaman oak dan hickory.
Pada Black Swamp juga terdapat lahan basah (wetlands), seperti: daerah rawa dengan genangan air (marsh) dan padang rumput dengan lahan basah (wet prairie). Daerah ini dapat ditemui di sepanjang garis Danau Erie, khususnya di antara Toledo dan Sandusky.
BAB V PENGELOLAAN KEBUN RAYA TOLEDO
5.1. Sejarah Umum Kebun Raya Toledo didirikan sejak tahun 1964 dengan luas 20 acres (8,1 ha). Taman ini disumbangkan oleh George P. Crosby dengan tujuan untuk mewujudkan suatu taman publik, sebagai pusat pertamanan dan kesenian. Tujuan ini dirumuskan oleh Elmer Hinkleman. Pada tahun 1967, KRT melalui George P. Crosby membentuk dewan pengurus taman agar dapat mengawasi kegiatan pemeliharaan dan dapat menyebarluaskan program-program yang sedang dan akan dilaksanakan. Pada tahun 1970, Departemen Perencanaan Kota membuat Master Plan pertama KRT dengan mengikutsertakan dewan pengurus dan staf. Pelaksanaan Master Plan tersebut selama tiga tahun dengan luas 20 acres (8,1 Ha). Hal ini terealisasikan berkat adanya donatur dan dana bantuan/hibah. Dengan cara ini, pihak KRT dapat menghemat $200,000,- USD dari seluruh biaya total pembangunan. Enam tahun kemudian, dewan pengurus KRT melakukan kerja sama dengan Sekolah Publik Toledo untuk mengimplementasikan program pendidikan ilmu hortikultura selama dua tahun dengan tujuan untuk memantau tingkat kreativitas dalam mendesain taman dan mengembangkan pengetahuan akan pentingnya lingkungan yang meliputi dua program, yaitu: program pengetahuan tanaman dan program pendidikan hortikultura. Pada tahun 1974, luas KRT menjadi 60 acres (24,3 ha). Pada tahun 1981, Dewan Penasehat dan Pengurus KRT memulai untuk mencari dana agar seluruh kegiatan di KRT tetap berlangsung. Pada tahun 1984. Dewan Pengurus KRT bersama dengan Pemerintah Kota Toledo tertarik untuk memperbaharui Master Plan yang telah ada dengan tujuan untuk menciptakan suasana baru. Berdasarkan Master Plan tersebut, KRT memiliki beberapa taman, yaitu: Shade Garden, Rose Garden, Perennial Garden, Pioneer Garden, Vegetable Garden, dan lainnya. Pada tahun 1987, kegiatan tersebut pun terealisasikan dengan kucuran dana $2.1 USD. Setelah itu, para pengunjung KRT meningkat drastis mencapai 100,000 pengunjung per tahun.
Pada tahun 1990-an, KRT merenovasi Rose Garden dan merencanakan untuk membangun pusat pengunjung (visitor center) dan tempat parkir (parking lot). Setelah itu, tepatnya tahun 1995, KRT membangun Grande Allee yang terletak di sebelah Selatan Danau. Dua tahun kemudian, KRT juga membangun rumah kaca. Pembangunan ini terlaksana melalui kerjasama antara KRT dengan USDA dan Ohio State University-OARDC (Ohio State’s Agricultural Business Enhancement Center). Setalah membangun greenhouses, KRT membentuk suatu yayasan atau grup dengan nama Toledo GROWS (Gardens Revitalize Our World). Yayasan ini bergerak pada pembibitan dan pemeliharaan tana man buah dan sayuran. Yayasan ini beroperasi pada salah satu rumah kaca KRT. Memasuki abad ke-20, Dewan Pengurus KRT ingin memperbaharui Master Plan tahun 1986 dan merencanakan program kerja KRT jangka pendek selama lima tahun, dari tahun 2000-2005. Secara umum, program kerja tersebut bertujuan untuk memperkaya kehidupan melalui berkebun, seni, dan alam, yang seiring perkembangan waktu hal-hal tersebut menjadi prioritas utama. Sejak tahun 2000, Dewan Pengurus bertanggung jawab untuk menutupi 85% dari seluruh dana operasional KRT yang dianggarkan mencapai $1.3 USD. Selain itu, mereka juga merencanakan dan membuat Master Plan dan konservasi tanaman. Pada tahun 2005, KRT mendapatkan dana bantuan/hibah dari Departemen Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Amerika Serikat untuk konstruksi jalan Bancroft sebagai salah satu pintu masuk (entryway) KRT. Pada tahun yang sama, KRT menambah sebuah greenhouse untuk mengakomodasi hubungan kerja sama antara KRT dengan USDA’s Agricultural Research Service. Pada tahun 2006, KRT tergabung dalam Metroparks of Toledo Area.
5.2. Kondisi Umum Kebun Raya Toledo Kebun Raya Toledo merupakan suatu tempat publik yang menyajikan integrasi antara keindahan taman dengan seni yang menyatu dengan alam. Kebun raya ini terletak di Kota Toledo, Ohio, dengan luas 60 acres (24,3 ha). Jika ditinjau dari aspek topografi, kawasan KRT terletak pada ketinggian 618-634 kaki (188-193 m) di atas permukaan laut (dpl). Hal ini menunjukkan bahwa topografi
wilayah KRT cenderung datar. Kebun Raya Toledo memiliki batas administrasi sebagai berikut (Lampiran 4). Barat : Hawkins Elemntary School Timur : Pemukiman Utara : Elmer Drive Selatan : West Bancroft Street
KRT sendiri memiliki beberapa taman utama, seperti: Shade Garden, Perennial Garden, Herb Garden, Rose Garden, Village Garden, dan Pioneer Garden. Selain itu, KRT juga memiliki beberapa fasilitas lainnya, seperti: bangunan Conference Center, kolam (pond), rumah kaca (greenhouse), dan lainnya. Fasilitas- fasilitas tersebut disajikan secara terperinci pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen-komponen KRT saat ini Komponen KRT Luas (m2 ) Shade Garden 9506,7 Perennial Garden 4879,7 Village Garden 1035,5 Herb Garden 313 Rose Garden 469,7 Turf/Lawn 100299,4 Trees/Arbor 30571,6 Pioneer Garden 1389,4 Pond/Ditch 11631 Conference Center 1838,6 Bancroft Entry 12502 Greenhouse 1002,3 Total 175442,5 Sumber: Master Plan KRT (2005)
Luas (%) 5.4 2.8 0.6 0.2 0.3 57.2 17.4 0.8 6.6 1.0 7.1 0.6 100.0
Pada dasarnya, KRT memiliki Master Plan dengan luas KRT 65 acres (26,325 ha). Master Plan tersebut belum diimplementasikan secara keseluruhan. Terdapat sedikit perbedaan antara spesifikasi fasilitas KRT pada saat ini dengan spesifikasi fasilitas KRT berdasarkan Master Plan. Berikut disajikan Tabel 3 komponen-komponen yang terdapat pada KRT berdasarkan Master Plan.
Tabel 3. Komponen-komponen KRT berdasarkan Master Plan Komponen KRT Luas (m2 ) Children’s Garden 20061,5 Learning Village 7694,6 Picnic Area 2342 Event Village 19089,4 East Lake 13184,5 Axis Garden 6334,3 Staff Village 24802 Entry Landscape 10452,2 Perennial Garden 7772,2 Hillside, Westlake 11424 Artist Village 18755,8 Shade Garden 15601,6 Conference Center 72956 Maintenance Building 4827,6 Floral Promenade 3835,4 Turf/Lawn 37200 Total 210672,6 Sumber: Master Plan KRT (2005)
Tabel 3 mengindikasikan bahwa terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap kondisi KRT sekarang. Perubahan luas KRT juga menjadi salah satu indikasi bahwa kondisi KRT pada saat ini belum mencapai kondisi yang sempurna, yang sesuai dengan Master Plan. Jika dibandingkan antara kedua Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa perubahan terbesar terdapat pada luas rumput dari 100299,4 m2 menjadi 37200 m2 . Master Plan tersebut didesain ulang oleh Konsultan MESA Group pada tahun 2005 (Lampiran 5). Untuk saat ini, pihak KRT hanya dapat merealisasikan 70% dari keseluruhan Master Plan tersebut (Lampiran 6). Pihak KRT sendiri sedang berupaya mencari dana dan sponsor untuk membangun Children’s Garden.
5.3. Kondisi Lanskap Kebun Raya Toledo Kebun Raya Toledo merupakan kebun raya yang menjadi pusat kegiatan pertamanan dan kesenian. KRT terdiri dari taman-taman kecil yang saling terintegrasi membentuk kawasan KRT. Di dalam beberapa taman tersebut, terdapat taman yang memiliki tanaman-tanaman koleksi yang menjadi bahan interprertasi untuk bidang pendidikan.
5.3.1. Pola Pembagian Ruang Kebun Raya Toledo Berdasarkan kondisi KRT saat ini, terdapat sepuluh ruang yang saling terintegrasi. Kesepuluh ruang tersebut ialah Entrance Area,
Woodland Area,
Transition Area, Garden, Bird Watching Area, Parking Area, Compost Area, Greenhouse, Service Area, dan Festival Lawn (Lampiran 7). Berikut dijelaskan pola pembagian ruang KRT. 1. Entrance Area Kebun Raya Toledo memiliki empat entrance area, tiga gerbang terletak di sebelah Utara yang dapat diakses melalui Elmer Drive dan satu gerbang terletak di sebelah Selatan yang diakses melalui West Bancroft Street. 2. Woodland Area Area ini terletak di dua bagian, yaitu di sebelah Barat dan Timur KRT. Pada area ini terdapat tegakan pohon-pohon dan kumpulan semak. Di sebelah Barat, area ini berfungsi sebagai penyangga terhadap Hawkins Elementary School yang terletak di sebalah Barat KRT dan di sebelah Timur yang juga berfungsi sebagai area pembatas dan penyangga terhadap pemukiman penduduk. 3. Transition Area Area ini merupakan area transisi yang menghubungkan antara daerah di luar KRT dan di dalam KRT. Area ini didesain secara simetris dengan adanya pohon-pohon di kedua sisi jalan masuk KRT. 4. Gardens Area Area ini merupakan kumpulan taman-taman yang terdapat di dalam KRT. Terdapat enam taman utama, yaitu: Shade Garden, Perennial Garden, Pioneer Garden, Vegetable Garden, Rose Garden, dan Herb Garden. 5. Bird Watching Area Area ini terletak di sekitar danau. Pada danau tersebut terdapat beberapa satwa yang dapat menarik minat pengunjung, seperti: bebek, ikan, angsa, dan canadian geese. Pada area ini, disediakan bangku-bangku taman untuk menikmati aktivitas angsa, bebek, ikan, dan canadian geese di area danau.
6. Parking Area Terdapat empat tempat parkir yang terbagi di bagian Selatan dan Utara. Oleh karena itu, area ini dapat diakses dengan mudah, baik dari gerbang di sebelah Selatan maupun gerbang di sebelah Utara. 7. Compost Area Area ini digunakan untuk mengomposkan segala limbah yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan pemeliharaan. Area ini terbagi dua bagian, yaitu: area kompos hijau dan area kompos berkayu. 8. Greenhouse Pada area ini terdapat greenhouse yang digunakan untuk menyimpan dan memperbanyak tanaman. Selain itu, area ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan pupuk dan media tanam. 9. Service Area Area ini merupakan area pelayanan yang berupa area perkantoran. Terdapat lima
jenis
bangunan
perkantoran,
yaitu:
maintenance
building,
administrative office, fun house, horticulture office, dan conference center. 10. Festival Area (Festival Lawn) Area ini terletak di sebelah Selatan Shade Garden. Area ini merupakan area tempat berlangsungnya seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Kebun Raya Toledo.
5.3.2 Pola Sirkulasi Sirkulasi merupakan faktor utama yang dapat membantu pengunjung untuk menjelajahi seluruh elemen lanskap. Sirkulasi juga menjadi faktor penentu untuk mengklasifikasikan antara sirkulasi pengunjung (manusia) dan kendaraan. Secara umum, Kebun Raya Toledo mengintegrasikan dua jenis pola sirkulasi, yaitu: pola sirkulasi axis dan pola sirkulasi loup. Akan tetapi, pola sirkulasi loup sangat mendominasi dari seluruh jalur sirkulasi yang terdapat di KRT. Berdasarkan pengggunanya, KRT mengklasifikasikan jalur sirkulasi menjadi dua kategori, yaitu: jalur sirkulasi manusia/jalur sirkulasi kendaraan dan jalur sirkulasi khusus kendaraan yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan (Lampiran 8).
1. Jalur sirkulasi pengunjung dan kendaraan pemeliharaan Jalur sirkulasi mengakomodasi jalan untuk para pengunjung yang juga tergabung dengan jalur kendaraan pemeliharaan. Jalur ini mengadopsi pola sirkulasi loup. Hal ini dilakukan agar para pengunjung dapat menjelajahi seluruh bagian yang terdapat pada KRT.
2. Jalur sirkulasi kendaraan/sepeda pengunjung Jalur ini membatasi pergerakan kendaraan/sepeda yang dibawa oleh pengunjung. Jalur ini akan mengarahkan para pengunjung untuk memarkir kendaraan mereka di tempat parkir yang tersedia. Khusus para pengunjung yang menggunakan sepeda, mereka juga harus memarkir sepeda mereka di tempat parkir yang telah disediakan. Pihak KRT tidak mengijinkan para pengunjung yang menggunakan sepeda di kawasan KRT. Hal ini disebabkan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan antara sepeda dengan kendaraan pemeliharaan yang sedang beroperasi.
5.3.3 Tanaman Koleksi di Kebun Raya Toledo Kebun Raya merupakan kebun botani yang memiliki tanaman koleksi untuk kebutuhan wisata dan pendidikan. Layaknya seb uah kebun raya, Kebun Raya Toledo juga memiliki beberapa kumpulan tanaman koleksi, di antaranya: Rose Garden, Dahlia Bed, Daylily Walk, Green Garden, Grass Garden, Herb Garden, dan Hosta Collection (Lampiran 9). Tanaman-tanaman koleksi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Green garden, merupakan taman yang memiliki koleksi tanaman evergreen. Taman ini terletak di Perennial Garden. 2. Grass garden,
merupakan taman
yang mengoleksi rumput-rumput
ornamental dengan 20 spesies yang berbeda. Taman ini juga terletak di Perennial Garden. 3. Herb garden, merupakan taman memiliki kumpulan tanaman herbal (bumbu masak dan obat) yang terdiri dari 50 spesies tanaman yang berbeda. 4. Hosta collection, merupakan taman yang mengakomodasi seluruh tanaman hosta dengan jumlah spesies mencapai 400 spesies tanaman hosta yang
berbeda. Taman yang terletak pada kawasan Shade Garden
ini,
mendapatkan penghargaan dari AHS (All Hosta Selection). 5. Daylily walk, merupakan taman kecil yang terletak di Perennial Garden dengan jumlah 300 spesies tanaman daylily yang berbeda. Taman ini juga mendapatkan penghargaan dari AHS (All Hemerocalis Selection) 6. Rose garden, merupakan taman yang memiliki koleksi bunga mawar dengan jumlah 30 spesies berbeda. 7. Dahlia bed, merupakan taman yang mengoleksi 50 jenis tanaman dahlia yang berbeda.
5.3.4 Taman-taman di Kebun Raya Toledo Berdasarkan kondisi KRT saat ini, berikut dijelaskan beberapa komponen taman-taman yang terdapat pada lingkup KRT (Lampiran 10). 5.3.4.1. Shade Garden Shade garden merupakan salah satu taman utama yang dimiliki oleh Kebun Raya Toledo. Taman ini memiliki luas 9506,7 m2 yang mencakup 5,4% dari total keseluruhan KRT. Taman ini dinamakan ‘shade garden’ karena didominasi oleh pohon-pohon besar sehingga taman ini selalu terkesan sejuk dan nyaman. Secara umum, taman ini dibagi dalam tiga taman pendukung yang terletak di dalam area Shade Garden, yaitu: 1. Herb Garden Taman ini terletak di sebelah Timur Shade Graden Main Entrance. Taman ini dikelola oleh kelompok Maumee Valley Herb Society (MVHS) yang melakukan kegiatan pemeliharaan setiap hari Selasa pada pukul 09.0012.00. Sesuai dengan namanya, taman ini didomisasi oleh tanaman-tanaman herbal yang berfungsi sebagai obat tradisional dan juga bumbu masakan (Gambar 3). Taman ini memiliki beberapa fasilitas, seperti: bangku taman, pot, irigasi, pergola, topiari, dan lainnya. Taman ini tergolong taman yang dipelihara secara intensif. Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada taman ini adalah penyiraman, pemangkasan, perangkaian tanaman yang merambat pada rangka pergola, penanaman, mencabut gulma, pemotongan cabang tanaman yang telah mati, dan deadheading.
Gambar 3. Kondisi lanskap Shade Garden; Shade Garden Main Entrance (kiri) dan Herb Garden (kanan) 2. Hosta Collection Taman ini terletak di sebelah Barat dari Shade Garden Main Entrance. Taman ini dikelola oleh kelompok Black Swamp Hosta Society (BSHS) yang melaksanakan tindakan pemeliharaan setiap hari Rabu pada pukul 09.00-12.00. Taman ini merupakan pusat dari berbagai jenis tanaman hosta. Tercatat lebih dari 400 spesies tanaman hosta yang terdapat di area taman ini. Area ini tidak membutuhkan tingkat pemeliharaan secara intensif. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan pada taman ini berupa: mencabut gulma, deadheading, penanaman spesies baru, dan penyiraman.
3. Aquatic Garden Taman ini terletak di tengah-tengah Shade Garden. Taman ini merupakan taman yang dapat menarik perhatian para pengunjung. Hal ini disebabkan oleh kondisi taman terlihat sangat indah dan sempurna dengan perpaduan antara garis organik yang membentuk kolam dan garis geometrik yang terdapat pada gazebo dan deck. Selain itu, taman ini memiliki air mancur (fountain) membuat seolah-olah taman tersebut hidup dan alami. Keistimewaan ini membuat gazebo di Shade Garden menjadi salah satu landmark KRT. Sejalan dengan hal tersebut, banyak acara/pesta perkawinan yang dilakukan di tempat ini, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu selama musim panas. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan dana sehingga kegiatan pemeliharaan KRT tetap berlangsung. Pemeliharaan di area ini tergolong tidak intensif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga suasana taman ini terkesan alami, bukannya artificial. Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada taman ini berupa :
a. Membersihkan area gazebo dan deck dengan menggunakan blower (alat peniup). Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada hari Jum’at untuk menjaga kebersihan pada hari Sabtu dan Minggu (weekend), terutama untuk mempersiapkan acara pesta perkawinan yang berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu selama musim panas. b. Membersihkan kolam dengan menggunakan rake terhadap daun-daun kering, baik yang berada di dasar kolam maupun di permukaan air. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pakaian tahan air (water proof) dan rake yang dapat mengangkat daun-daun kering dari dasar kolam. Selanjutnya, daun-daun kering tersebut dikumpulkan dalam area kompos (compost area). Kegiatan ini dilakukan sekali dalam setahun, tapatnya di akhir musim semi atau di awal musim panas.
Secara umum, Shade Garden memiliki fasilitas yang sangat memadai. Jenis fasilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis fasilitas pada Shade Garden Jenis Fasilitas Conference Center Water fountain Gazebo Kolam Jembatan Deck
Jumlah (Unit) 1 2 2 1 1 2
Jenis Fasilitas
Jumlah (Unit) Toilet 1 Handicap building 1 Bangku taman 6 Tempat sampah 2 Quick coupler 2 House unit (keran 2 air)
Bee Nest (sculpture) 1 Sumber: Pengamatan lapang
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Shade Garden memiliki jenis fasilitas yang sangat sesuai dengan jumlah yang mencukupi, yaitu: a. Conference Center merupakan bangunan yang digunakan untuk keperluan rapat antara staf di KRT. Selain itu, bangunan ini juga disewakan untuk menyelenggarakan berbagai acara yang berlangsung di KRT. b. Handicap Building ialah jenis bangunan yang khusus diperuntukkan untuk pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik (pengunjung yang cacat).
Bangunan ini memiliki fasilitas yang lengkap yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, terutama kebutuhan akan kursi roda. c. Quick Coupler merupakan salah satu alat yang dapat menyerap air tanah. Alat ini dibutuhkan untuk melakukan kegiatan penyiraman.
5.3.4.2. Perennial Garden Perennial Garden adalah salah satu taman yang dimiliki oleh KRT. Taman ini mempunyai luas 4879,6 m2 atau mewakili 2,8% luas KRT secara keseluruhan. Taman ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan Shade Garden. Hal ini disebabkan oleh tanaman-tanaman yang mendominasi area ini berupa annual dan perennial serta terdapat beberapa semak dan pohon peneduh. Selain itu, taman ini terkesan sangat artificial dengan gaya desain yang didominasi oleh garis-garis geometrik. Taman ini dibentuk dari beberapa gabungan taman kecil yang saling terhubung, yaitu: Color Garden, English Border Garden, Cottage Garden, Green Garden, dan Grass Garden. 1) Color Garden Taman ini merupakan satu-satunya taman yang tidak memiliki perkerasan (path) di antara taman-taman pembentuk Perennial Garden. Selain itu, taman ini juga didesain dengan garis organik. Secara umum, taman ini terdiri dari lima flower beds, yaitu: Daylily Walk, Red Bed, Pink Bed, White Bed, dan Blue Bed. a. Dailyly Walk merupakan salah satu taman kecil yang secara keseluruhan adalah kumpulan tanaman dailili. Tercatat 400 spesies dailili yang ditanam di KRT. Spesies-spesies tersebut dikategorikan dalam sembilan kelompok yang sesuai dengan breeder yang menyilangkan tanaman tersebut (Tabel 5). b. Red Bed ialah suatu taman kecil yang seluruh tanaman memiliki bunga berwarna merah. c. Pink Bed merupakan suatu taman kecil yang didominasi oleh tanaman-tanaman dengan bunga berwarna merah muda (pink). d. White bed yaitu taman pembentuk color garden yang merupakan kumpulan tanaman-tanaman dengan bunga berwarna putih.
e. Blue Bed adalah salah satu taman pembentuk dengan keseluruhan tanaman memiliki bunga berwarna biru.
Tabel 5. Klasifikasi Tanaman Daylili Kelompok
Tahun
Stout Silver Medal
1950
Eugene S. Foster Award Lennington AllAmerican Award
1991 1970
L. Ernest Plant Award
1979
Harris Olson Spider Award
1989
Ida Munson Award Don C. Stevens Award
Karakteristik Merupakan penghargaan tertinggi di antara semua kelompok. late-blooming cultivar All American Hemerocallis Selection Regions Tanaman yang manghasilkan aroma wangi (aromatik) pada saat dormansi Tanaman dengan bentuk fisiologinya menyerupai labalaba
Tanaman yang dikenal dengan istilah double flowers Tanaman yang memiliki banded 1985 flower Tanaman dengan diameter Annie T. Giles 1964 bunga berkisar antara 7.5-11.5 Award cm Donn Fischer Tanaman dengan diameter 1952 Memorial Cup bunga kurang dari 7.5 cm Sumber: Pengamatan Lapang (2009) 1975
Taman ini juga memiliki beberapa tanaman yang sangat berpotensial untuk menarik minat pengunjung, yaitu: katsura tree (Cercidiphyllum japonicum), blue false indigo (Baptista australis), globe thistle (Echinops ritro), dan hibiscus plants (Hibiscus moscheutos). Tanaman-tanaman tersebut dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut.
Gambar 4. Tanaman yang terdapat pada Color Garden; katsura tree (Cercidiphyllum japonicum) (kiri), globe thistle (Echinops ritro) (tengah), dan hibiscus plants (Hibiscus moscheutos) (kanan). 2) English Border Garden Taman ini merupakan taman yang satu-satunya
didesain secara
simetrik. Taman ini merepresentasikan taman dengan gaya barat (western garden). Taman ini dideskripsikan dengan terdapatnya dua tanaman pagar (hedges) di kedua sisi taman yang dipisahkan oleh bentangan rumput dan diakhiri oleh sebuah patung Josephine (Ratu Yunani) yang dikelilingi oleh empat hedges berbentuk segi empat dengan proporsi lebar dan tinggi yang sama. Taman ini terkesan sangat formal dengan kegiatan pemeliharaan yang intensif pula (Gambar 5).
Gambar 5. Kondisi Lanskap English Border; Lawn pada English Border (kiri) dan Patung Josephine (kanan). Pada taman ini juga terdapat beberapa bunga yang dapat menarik minat pengunjung, di antaranya: lamb’s ears (Stachys bizantina), Russian sage (Perovskia atriplicifolia), dan potentilla ‘Gibson Scarlet’ (Potentilla astrosanguinea) (Gambar 6). Secara umum, seluruh tanaman pada area ini akan berbunga pada akhir musim semi dan keseluruhan musim panas.
Gambar 6. Tanaman yang terdapat pada English Border; lamb’s ears (Stachys bizantina) (kiri), Russian sage (Perovskia atriplicifolia) (tengah), dan potentilla ‘Gibson Scarlet’ (Potentilla astrosanguinea) (kanan). 3) Cottage Garden Taman ini merupakan taman yang didesain secara informal. Cottage Garden merupakan sebuah nama yang merepresentasikan taman ini yang memiliki sebuah cottage atau pergola/shelter yang dirambati dengan tanaman akebia. Uniknya, pada taman ini terdapat taman-taman kecil di antara paving block sebagai material perkerasan. Selain itu, taman ini memiliki lawn yang di sebelah Barat pergola. Pada taman ini terdapat beberapa tanaman yang berbunga (Rudbekia fulgida), joe-pye weed (Eupatorium maculatum ‘Gateway’), shasta daysies (Leucanthemum
x
superbum),
lavender
(Lavandula
sp.),
dailili
(Hemerocallis), speedwell (Veronica), phlox (Phlox maculata dan Phlox maniculata), dan mawar (Rosa sp.) (Gambar 7).
Gambar 7. Tanaman-tanaman yang terdapat pada Cottage Garden: joe-pye weed (Eupatorium maculatum ‘Gateway’) (kiri atas), shasta daysies
(Leucanthemum x superbum) (tengah atas), lavender (Lavandula sp.) (kanan atas), phlox (Phlox maniculata) (kiri bawah), speedwell (Veronica) (tengah bawah), dan dailili (Hemerocallis) (kanan bawah). 4) Green Garden Taman ini terletak di sebelah Barat Cottage Garden dan didesain dengan menggunakan garis geometrik sehingga terkesan sangat artificial. Selain itu, taman ini juga dikenal dengan sebutan taman rahasia ( secret garden) karena letaknya yang sedikit tersembunyi. Hal ini dilakukan agar taman tersebut terlihat sebagai private area. Hal ini disebabkan karena taman ini didesain dengan hedge dan tembok. Tembok tersebut berfungsi sebagai pembatas antara Cottage Garden dan Green Garden. Taman ini juga memiliki pergola yang terhubung dengan tembok (Gambar 8).
Gambar 8. Kondisi lanskap Green Garden; Tembok pembatas antara Cottage Garden dan Green Garden (kiri) dan Koleksi tanaman evergreen pada Green Garden Jika ditinjau dari segi pemeliharaan, taman ini tergolong jenis pemeliharaan yang semi- intensif. Taman ini tentunya didominasi oleh tanaman-tanaman evergreen, seperti: pinus, dan lainnya. Adapun kegiatan pemeliharaan
yang
dilakukan
ialah
pemotongon
rumput
dengan
menggunakan push mower, hedging, pencabutan gulma, dan penanaman.
5) Grass Garden Taman ini terletak disebelah Selatan dari Cottage Garden. Sepintas, Taman ini menyerupai Color Garden karena secara keseluruhan didesain dengan garis organik. Hal utama yang membedakan antara kedua taman ini ialah pada koleksi tanaman. Pada Color Garden didominasi oleh tanaman-
tanaman dengan spesifikasi warna bunga tertentu, sedangkan pada Grass Garden didominasi oleh koleksi rumput ornamental (Gambar 9). Hal ini membuat taman ini sangat aneh tetapi unik.
Gambar 9. Koleksi rumput yang terdapat pada Grass Garden: ravennae grass (Erianthus ravennae) (kiri) dan elijah’s blue fescue (Festuca glauca) (kanan). Secara umum, kegiatan pemeliharaan di taman ini tergolong intensif. Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa: 1. Edging, ialah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga bentuk dari flower bed dengan menggunakan edger atau spade. 2. Hedging,
ialah tindakan pemeliharaan
yang dilakukan untuk
mempertahankan bentuk tanaman pagar dan topiari . Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan gunting tanaman (shears) dan gas power hedger. 3. Deadhead, merupakan kegiatan pemotongan tanaman yang telah berbunga kemudian memiliki biji/ benih. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah tanaman melakukan pembenihan (seeding). 4. Cutting back, merupakan kegiatan pemotongan tanaman yang telah berbunga dengan ketinggian tanaman 10-20 cm dari permukaan tanah. Tindakan ini biasanya dilakukan pada musim semi dan musim panas. 5. Weeding, adalah kegiatan pencabutan gulma. 6. Penanaman dan pemindahan tanaman (transplanting). 7. Pemotongan rumput dengan menggunakan push mower secara berkala (seminggu sekali).
Secara umum, Perennial Garden memiliki fasilitas yang sangat memadai. Berikut disajikan tabel jenis fasilitas beserta dengan jumlah (Tabel 6). Tabel 6. Jenis Fasilitas pada Perennial Garden Jumlah (Unit) Gerbang 1 Bangku taman 9 Pergola 2 Sumber: Pengamatan lapang (2009) Jenis Fasilitas
Jenis Fasilitas Sculpture Sistem irigasi Ornamental pot
Jumlah (Unit) 10 1 2
5.3.4.3. Pioneer Garden Pioneer Garden merupakan taman kecil dengan luas 1389,4 m2 yang dedikasikan untuk Peter Naverre. Beliau adalah orang pertama yang mendiami wilayah Ohio bagian Baratlaut yang selanjutnya dikenal sebagai orang pertama yang mendiami Kota Toledo. Taman ini dideskripsikan sebagai suatu area kecil yang memiliki sebuah kabin (rumah kecil) dengan kebun disekitar kabin (Gambar 10). Tanaman yang dikembangkan di kebun tersebut berupa tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran. Di dalam kabin, dapat dilihat peralatan-peralatan kuno yang digunakan untuk berladang dan berburu. Adapun peralatan-peralatan yang dapat dijumpai di dalam bangunan ini berupa: kapak, cangkul, dan lainnya. Tentunya, fisolofi tersebut sangat sesuai dengan sebutan Pioneer Garden yang merupakan pioneer (awal terbentuknya taman/kebun/ladang).
Gambar 10. Kabin (rumah kecil) pada area Pioneer Garden
Sesuai dengan filosofi tersebut, taman ini tidak mengintroduksi bahan kimia untuk membangun tanaman ini. Seperti halnya hama dan penyakit tanaman, taman ini tidak menggunakan bahan kimia untuk mencegah masalah tersebut, melainkan menggunakan pestisida alami untuk mengontrol hama dan penyakit. Begitu pula
dengan pupuk, penanaman pada area ini tidak menggunakan bahan pupuk kimia, tetapi pupuk organik, seperti kompos dan hijauan. Jika ditinjau dari segi jenis tanaman yang ditanam, pihak KRT setiap tahunnya merotasi tanaman yang ditanam. Untuk tahun 2009, tanaman yang terdapat pada area ini ialah kentang, squash, tembakau, beans, dan lainnya. Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada taman ini berupa penyiraman dengan menggunakan quickcoupler dan sprinkler serta pencabutan gulma.
5.3.4.4. Rose Garden Area ini terletak di bagian Timur Kantor Administrasi KRT, berbentuk segi empat yang dikelilingi oleh tanaman pagar (hedges) dengan tinggi 50 cm (Gambar 11). Taman ini memiliki luas 470,487 m2 atau mencakup 0,3 % luas KRT secara keseluruhan. Pada taman ini, terdapat lebih dari 30 jenis varietas bunga mawar. Taman ini biasanya akan berbunga dua kali setahun, yaitu pada akhir musim semi atau bulan Juni dan pada awal musim gugur (akhir September atau awal Oktober). Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada taman ini berupa penyemprotan pestisida, pemupukan, dan pemangkasan. Untuk kegiatan penyemprotan pestisida, hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki lisensi.
Gambar 11. Kantor administrasi KRT (kiri) dan lanskap Rose Garden (kanan)
5.3.4.5. Village Garden Taman ini terletak di bagian Utara Kantor Administrasi KRT dengan luas 1035,5 m2 yang mencakup 0,6% dari total luas KRT. Secara umum, taman ini terbagi dalam dua taman kecil, yaitu: Village Green dan Artist Gardens. Kedua taman ini sepenuhnya dikelola oleh para sukarelawan yang salah satu dari mereka ialah anggota dari Dewan Pengurus KRT. Taman ini terlihat lebih indah dengan
tambahan beberapa pot yang dihasilkan dari kegiatan flower arrangement (Gambar 12). Kegiatan ini mengkombinasikan lebih dari tiga tanaman dalam satu pot. Adapun kegiatan pemeliharaan pada taman ini berupa pencabuta n gulma, penyiraman, dan pemotongan rumput.
Gambar 12. Flower arrangement di dalam pot
5.3.4.6. Greenhouse Greenhouse atau yang lebih dikenal dengan sebutan rumah kaca ialah suatu bangunan dengan struktur primer yang terbuat dari gelas sehingga temperatur dan kelembapan ruangan dapat dikontrol untuk penggunaan penanaman dan perlindungan terhadap tanaman. Pembangunan rumah kaca ini terlaksana melalui kerjasama antara KRT dengan USDA dan The Ohio State University-OARDC (Ohio State’s Agricultural Business Enhancement Center). Bangunan ini memiliki luas 1002,2 m2 yang terletak di bagian Selatan KRT. Selain itu, rumah kaca ini juga dilengkapi dengan dua Polyhouses. Kebun Raya Toledo sebagai area hijau yang terbuka untuk publik tentunya sangat membutuhkan keberadaan rumah kaca. Selain melakukan penanaman dan perlindungan terhadap tanaman, rumah kaca juga dapat dioperasikan untuk memperbanyak tanaman sehingga kegiatan pergantian tanaman di lingkungan KRT dapat terus berjalan. Dengan adanya rumah kaca ini juga p ihak KRT masih dapat tetap menyelenggarakan acara Spring Sale dengan menjual tanaman untuk mendapatkan dana (Gambar 13).
Gambar 13. Kondisi greenhouse KRT: Tanaman-tanaman yang siap untuk dijual pada acara Spring Sale (kiri) dan Bangunan greenhouse (kanan) Rumah kaca ini hanya beraktivitas secara penuh pada musim dingin dan musim semi. Pada kedua musim tersebut, Pihak KRT mempersiapkan acara penjualan tanaman pada musim semi. Khususnya pada musim dingin, hampir seluruh staf hortikultura bekerja di dalam rumah kaca. Kegiatan yang dilakukan pada area ini berupa pengakaran tanaman, penanaman tanaman dalam pot, pencucian pot, dan pemetikan bunga dari tanama n. Untuk kegiatan terakhir, hal ini dibutuhkan agar tanaman dapat menyimpan energi untuk pertumbuhan.
5.4. Kegiatan-kegiatan Pe meliharaan di KRT Suatu lanskap terbangun tentunya harus dijaga agar tetap dapat dinikmati dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan suatu proses pengelolaan lanskap. Pengelolaan lanskap sendiri diartikan sebagai suatu rangkaian proses berkelanjutan yang dimulai dari kegiatan desain, konstruksi, dan pemeliharaan dari sebuah proyek lanskap. Kegiatan ini mencakupi pada seluruh aspek lanskap, seperti: taman publik maupun taman privat, preservasi kehidupa n liar, dan area hutan lindung. Pada dasarnya, kegiatan pengelolaan lanskap diklasifikasikan ke dalam dua kegiatan utama, yaitu: kegiatan pemeliharaan ideal dan kegiatan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal didefinisikan sebagai suatu kegiatan pemantauan agar kegiatan pemeliharaan sesuai dengan desain awal, sedangkan pemeliharaan fisik diartikan sebagai aktivitas pemeliharaan langsung terhadap suatu lanskap, seperti: pemangkasan, penanaman, penyapuan, penyikatan, dan lain sebagainya. Kebun Raya Toledo merupakan suatu jenis lanskap publik yang tentunya membutuhkan kegiatan pengelolaan lanskap. Jika ditinjau dari jenis pemeliharaan
ideal, KRT dikelola agar fungsinya sebagai kebun raya dengan fungsi utama pendidikan dan rekreasi tidak berubah. Di lain pihak, jenis pemeliharaan fisik juga memiliki peran penting untuk menciptakan suasana KRT tetap indah dan nyaman. Adapun kegiatan pemeliharaan fisik yang dilakukan di KRT dibedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu: kegiatan pemeliharaan pada musim semi, kegiatan pemeliharaan pada musim panas, dan kegiatan pemeliharaan ya ng rutin dilakukan. Berikut diuraikan lebih spesifik mengenai ketiga kegiatan utama pemeliharaan fisik di KRT. 5.4.1. Kegiatan Pemeliharaan pada Musim Se mi. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan pada musim semi didominasi oleh raking. Selain itu, dilakukan juga planting/transplanting dan pemberian mulsa (mulching). 5.4.1.1. Raking Raking merupakan kegiatan membersihkan/menyapu area taman dari daun-daun kering yang dihasilkan pada musim gugur dan musim dingin. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan ‘rake’ (Gambar 14). Kegiatan ini hanya dilakukan pada area Shade Garden mengingat area ini didominasi oleh
pohon-pohon
besar.
Tentunya,
pohon-pohon
tersebut
akan
menggugurkan daun dalam jumlah yang sangat besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak Kebun Raya Toledo menyelenggarakan kegiatan raking bersama yang melibatkan sejumlah sukarelawan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 15 April 2009 yang diikuti oleh seluruh staf hortikultura KRT dan sukarelawan yang keseluruhan berjumlah sekitar 30 orang. Uniknya, sukarelawan yang membantu kegiatan ini didominasi oleh orang tua dan remaja. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya tingkat kepedulian warga Toledo terhapap
lingkungan.
dihancurkan/dihaluskan
Selanjutnya, dengan
daun-daun
menggunakan
kering
mesin
TRAC
tersebut VAC.
Kemudian, daun-daun yang telah dihaluskan tersebut dikumpulkan pada area kompos. Kegiatan ini tidak dapat mereduksi seluruh jumlah daun kering yang terdapat pada Shade Garden. Hal ini menyebabkan kegiatan raking menjadi
kegiatan pemeliharaan yang utama dilakukan selama 1-2 bulan pertama selama musim semi. Selain itu, pada musim semi juga dilakukan pembersihan kolam yang terdapat pada area Shade Garden terhadap daundaun kering. Kegiatan ini juga menggunakan rake dengan waiter (pakaian anti air). Kegiatan ini dilakukan dengan cara masuk ke dalam area kolam dengan menggunakan waiter, lalu mengangkat daun-daun kering dengan menggunakan rake. Selanjutnya, daun-daun kering tersebut dikumpulkan dan kemudian dibuang pada kompos area. Kegiatan ini dilakukan pada akhir musim semi atau menjelang musim panas.
Gambar 14. Jenis-jenis ‘rake’; hard rake (kiri atas), leaf rake (kanan atas), hand-leaf rake (kiri bawah), dan hand-hard rake (kanan bawah) 5.4.1.2. Planting dan Transplanting Planting merupakan kegiatan penanaman tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim semi dengan tujuan tanaman tersebut akan berbunga pada musim panas. Selain itu, kegiatan penanaman ini juga dilakukan untuk mengganti tanaman setiap musimnya. Sebagai contoh, seluruh tanaman tulip akan berbunga pada musim semi, kemudian pada akhir musim semi atau awal musim panas, seluruh tanaman tersebut akan digantikan dengan tanaman berbunga lainnya. Hal ini dilakukan karena tanaman tulip akan mati setelah berbunga dan umbi tanaman tulip tersebut
diangkat dan akan ditanam kembali pada musim gugur. Selain itu, hal ini dilakukan dengan tujuan tanaman tulip tersebut akan tumbuh dan berbunga pada musim dingin dan musim semi. Kegiatan transplanting sendiri diartikan sebagai tindakan pemindahan tanaman dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan keindahan dan keseragaman.
5.4.1.3. Mulching Mulching merupakan tindakan pemberian mulsa pada permukaan tanah di sekitar tanaman. Hamdani (2009) berpendapat bahwa pemberian mulsa menimbulkan berbagai keuntungan, baik dari aspek fisik maupun kimia tanah. Secara fisik mulsa mampu menjaga temperatur tanah lebih stabil,
mempertahankan kelembapan di sekitar perakaran tanaman, dan
mencegah radiasi matahari. Selain itu, mulsa juga diberikan pada tanah lingkar pohon/tree ring (Gambar 15). Selain itu, Dahiya et al (2007) mengungkapkan bahwa pemberian mulsa juga dapat mengurangi hilangnya air tanah.
Ingels (2004) menyatakan bahwa kegiatan ini memiliki dua
fungsi, yaitu: a. Untuk meningkatkan kualitas penampilan tanaman yang terkesan dirawat dengan baik sehingga dapat meningkatkan keindahan taman. b. Untuk melindungi menjaga kelembapan tanah, terutama pada musim panas.
Gambar 15. Perlakuan mulching pada lingkar pohon/tree ring
Kegiatan ini dilakukan pada akhir musim semi. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan perubahan flutuasi temperature dari musim semi ke musim panas, sehingga dapat kelembapan tanah terjaga.
5.4.2. Kegiatan Pemeliharaan pada Musim Panas Tindakan-tindakan pemeliharaan yang dilakukan pada musim panas berupa pemangkasan, membuat pola flower bed (edging), pemupukan, feeding plants, pengendalian hama, dan deadheading. 5.4.2.1 Pemangkasan Pemangkasan
(pruning)
merupakan
suatu
kegiatan
yang
memotong/membuang bagian dari tanaman dengan tujuan menjaga kesehatan tanaman, meningkatkan kualitas lanskap, dan juga meningkatkan nilai dari tanaman tersebut. Tujuan khusus dari kegiatan pemangkasan, yaitu: 1. Menjaga arsitektur tajuk atau bentuk tanaman (Gambar 16). 2. Menjaga ukuran tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh sesuai dengan yang diinginkan. 3. Mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan sehingga mengurangi nilai keindahan dari tanaman tersebut.
Gambar 16. Pemangkasan cabang pohon: Pohon sebelum pemangkasan (kiri) dan Pohon setelah pemangkasan (kanan) 4. Membuang bagian tanaman yang mati, baik yang diakibatkan oleh penyakit/virus maupun yang diakibatkan oleh serangga. 5. Menjaga bentuk tanaman, khususnya tanaman dengan bentukan yang khusus, seperti: topiary, espalier, dan tanaman pagar. 6. Menjaga kestabilan pertumbuhan tanaman.
7. Menciptakan pertumbuhan cabang yang baru, khususnya pada semaksemak yang telah tua. 8. Meningkatkan pertumbuhan pembungaan/pembuahan dengan cara memotong bunga/buah yang tua. 9. Membuat tanaman tua menjadi tampak lebih muda. 10. Meningkatkan kenyamanan dan keamanaan bagi manusia, terutama kegiatan pemangkasan terhadap cabang-cabang pohon yang telah rapuh.
Kegiatan pemangkasan juga dapat dilakukan kapan saja. Waktu tersebut tergantung pada tingkat pencapaian hasil dari pemangkasan.
Waktu
kegiatan pemangkasan berdasarkan musim, yaitu: a. Pemangkasan dilakukan pada akhir musim dingin pada saat tanaman dormansi sehingga tanaman tersebut akan berbunga kembali pada musim semi. b. Kegiatan pemangkasan yang dilakukan pada awal musim panas dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lambat, khususnya pada semak, yang mengurangi pertumbuhan daun. Hal ini dilakukan untuk menyimpan energi tanaman pada tahun selanjutnya. c. Untuk tanaman yang luka yang disebabkan oleh badai atau tindakan vandalisme, sebaiknya dilakukan tindakan pemangkasan segera mungkin.
Pelaksanaan kegiatan pemangkasan, yaitu: a. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang yang mati, patah, terjangkit penyakit/virus, atau diserang oleh serangga. Pemangkasan dilakukan secara perlahan dan hati- hati. b. Kegiatan
pemangkasan
dilakukan
pada
cabang-cabang
yang
merusak/menggangu bentuk tajuk tanaman. Cabang-cacang tersebut tumbuh hingga ke bagian batang (mendekati batang) dan cabangcabang tersebut juga saling menyilang.
c. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada usia tanaman masih muda sehingga pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang diinginkan. d. Memulai kegiatan pemangkasan dengan memperhatikan bentuk tajuk tanaman dari atas kemudian memotong cabang terendah terlebih dahulu. e. Mengidentifikasi cabang-cabang yang menjadi acuan sebelum melakukan pemangkasan. f. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat yang tajam sehingga tidak terjadi luka pada tanaman.
Untuk
pemangkasan
cabang
pohon
yang
besar/berat,
perlakuan
pemangkasan memiliki perbedaan dengan pemangkasan pada umumnya. Pemangkasan
yang
dilakukan
pada
kasus
ini
dilakukan
dengan
mengaplikasikan ‘3 cuts theory’ atau teori tiga kali memotong (Gambar 17).
Gambar 17. 3 Cuts Theory pada pemangkasan dahan.
Gambar 17 menjelaskan skema proses pemotongan cabang pohon. Untuk potongan 1, dilakukan 5-10 cm dari bahu cabang pohon yang ingin dipotong, dengan ketebalan potongan setengah dari ketebalan cabang. Kemudian dilakukan pemotongan 2 yang berjarak 2-4 cm dari potongan 1. Pemotongan ini dilakukan dengan memotong habis ketebalan cabang pohon. Hal ini dilakukan untuk mencegah terbentuknya luka pada permukaan cabang yang disebabkan oleh cabang pohon yang terlalu berat. Selanjutnya, setelah pemotongan 2 dilakukan, cabang poho n menjadi ringan sehingga pemotongan 3 dapat dilakukan. Pemotongan 3 dilakukan dengan memotong
habis cabang pohon yang tersisa tepat pada bahu cabang pohon. Berikut akan disajikan gambar ilustrasi 3 Cuts Theory (Gambar 18).
Gambar 18. Cabang pohon hasil pemotongan 2
Pada kenyataannya, terdapat kesalahan pada saat melakukan pemotongan 3 yang dilakukan terlalu dekat dengan bahu batang pohon. Hal ini menyebabkan luka pada batang pohon itu sendiri (Gambar 19).
Gambar 19. Luka pohon akibat kesalahan pemotongan 3
Selain itu, terdapat juga pemangkasan yang dilakukan pada tanaman pagar (hedging). Secara umum, tanaman pagar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu: tanaman pagar rendah dan tanaman pagar tinggi. Pada kasus ini, aplikasi pemangkasan yang dilakukan pun sedikit berbeda. Untuk memulai kegiatan pemangkasan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan terhadap tanaman yang akan dipangkas. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengamati cabang-cabang tanaman yang akan dipangkas untuk mengetahui kedalaman sebagai indikator pemangkasan yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat diketahui melalui pertumbuhan cabang tanaman (Gambar 20).
Gambar 20. Perbedaan cabang tanaman lama dan baru
Tanda panah pada Gambar 20 menunjukkan perbedaan antara cabang lama dan cabang baru. Pada titik tersebutlah dilakukan pemangkasan (hedging) yang selanjutnya menjadi indikator kedalaman pemangkasan tanaman pagar. Di dalam melakukan kegiatan ini, dibutuhkan ketelitian dalam menjaga ketinggian dan kelurusan pemangkasan. Setelah melakukan pemangkasan beberapa meter (1-3 meter), kemudian diamati apakah hasil pemangkasan cukup lurus dan memiliki ketinggian yang sama atau tidak. Oleh sebab itu, kegiatan ini terkesan membuang waktu, tetapi harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kemudian potonganpotongan daun dan cabang yang dihasilkan, dikumpulkan dengan menggunakan leaf-rake, untuk selanjutnya dikomposkan. Untuk tanaman pagar rendah, alat pemangkasan yang d ibutuhkan hanyalah hand-shears, baik untuk pemangkasan bagian atas tanaman maupun pemangkasan bagian sisi tanaman. Sedangkan untuk tanaman pagar tinggi, dibutuhkan beberapa alat untuk melakukan kegiatan pemangkasan, yaitu: tangga, lopper, dan hand-shears. Ketinggian tangga yang dibutuhkan tentunya tergantung dari ketinggian tanaman yang ingin dipangkas, sedangkan lopper dibutuhkan untuk memotong cabang yang keras dan tebal, yang tidak dapat dipotong oleh hand-shears. Kebutuhan ini hanya diperlukan untuk memangkas bagian atas tanaman. Di lain pihak, untuk memangkas bagian sisi tanaman, digunakan mesin gas power hedger yang bekerja jauh lebih cepat dibandingkan pemangkasan menggunakan handshears. Sebagaimana peraturan yang berlaku, untuk menggunakan mesin ini
juga harus disertai dengan peralatan pelindung, seperti: kacamata, headset, dan ear-plug. Kegiatan pemangkasan
membutuhkan peralatan yang khusus.
Klasifikasi kebutuhan peralatan berdasarkan spesfikasi pemangkasan cabang/batang yang dilakukan sebagai berikut (Gambar 21): 1. Pohon besar menggunakan power equipment (chain saw or saw tree) 2. Cabang besar menggunakan gergaji (pruning saw) 3. Cabang sedang menggunakan lopper (lopping shears) 4. Cabang kecil menggunakan hand pruner 5. Cabang tinggi menggunkan tangga dan pole pruner 6. Tanaman pagar (hedge) menggunakan hand-shears.
Gambar 21. Jenis-jenis alat pemangkasan; gergaji tangan (kiri atas), handshear (kanan atas), lopper (kiri bawah), dan hand pruner (kanan bawah) Pemangkasan tanaman pagar harus dilakukan secara hati- hati untuk menjaga bentuk dari tanaman pagar. Selain itu, kegiatan ini juga harus menjaga tinggi dan lebar dari seluruh tanaman agar tetap sama, sehingga memiliki bentuk yang jelas (Gambar 22).
Gambar 22. Pemangkasan tanaman pagar: Tanaman pagar sebelum pemangkasan (kiri) dan Tanaman pagar setelah pemangkasan (kanan). 5.4.2.2. Edging Edging merupakan suatu kegiatan membuat batasan (border) dan pola (pattern) taman kecil (seperti: flower bed) agar dapat meningkatkan kualitas lanskap dan menambah nilai estetika suatu lanskap. Hal ini senada dengan pendapat Ingels (2004) yang mendefinisikan edging sebagai suatu kegiatan yang membuat garis (pola) yang tegas untuk memisahkan bentangan taman (flower bed) dengan bentangan rumput (lawn). Hal ini dilakukan dengan cara menggali tanah dengan kedalaman 6-8 inci (15-20 cm). Kemudian tanah yang digali tersebut disebarkan pada area flower bed yang sedang dilakukan edging, tentunya tanah tersebut telah dicabuti rumput atau gulma terlebih dahulu. Setelah tanah disebarkan, kemudian tanah diratakan sehingga terkesan indah dan menarik. Untuk mempertegas batasan edging dilakukan pengaturan kemiringan (slope) tanah di sekitar garis batasan atau edging. Adapun peralatan yang digunakan yang untuk membuat edging ialah edger, mesin edger, dan sekop spade. Berikut disajikan gambar flower bed sebelum dan sesudah dilakukan edging (Gambar 23).
Gambar 23. Edging area flower bed: Flower bed sebelum dilakukan edging (kiri) dan Flower bed setelah dilakukan edging (kanan).
5.4.2.3. Fertilizing Fertilizing merupakan kegiatan pemupukan pada tanaman. Terdapat dua alasan utama mengapa kegiatan pemupukan dilakukan, yaitu tanaman tidak tumbuh secara normal dan gejala fisiologis yang ditunjukkan oleh tanaman tersebut, seperti: daun layu, warna daun menguning, dan sebagainya. Pupuk yang digunakan ialah butiran pupuk NPK. Selain itu, khusus untuk tanaman rhododendron dan azalea, diberikan pupuk organik. Aplikasi pemupukan sendiri dilakukan dengan cara menaburkan pupuk di atas permukaan tanah yang melingkar mengikuti bentuk tajuk tanaman yang diberi pupuk. Kemudian, pupuk tersebut dicampurkan dan diratakan dengan tanah. Hal ini dilakukan dengan menggunakan hard-hand rake. Perlakuan ini dilakukan agar pupuk dapat bereaksi dengan tanah. Selain itu, pada saat terjadi hujan, pupuk tersebut tidak hilang akibat aliran permukaan (run-off).
5.4.2.4. Feeding plants Feeding plants merupakan kegiatan memberikan nutrisi terhadap tanaman sehingga secara fisiologis tanaman terlihat lebih segar dan menarik. Alasan utama dilakukan kegiatan ini ialah pertumbuhan tanaman yang tidak sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan pertumbuhan dan ukuran normal tanaman tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan pada tanaman yang terlihat layu. Adapun nutrisi yang diberikan kepada tanaman ialah komposisi dari zat kimia yang berupa zat besi (iron) dan pupuk yang dicampur dengan air. Komposisi nutrisi ini terdiri dari 5 sendok teh pupuk yang dikombinasikan dengan 1 sendok teh zat besi. Kemudian, komposisi nutrisi tersebut dicampurkan dengan 5 galon (19 liter) air. Hal ini dilakukan tidak jauh berbeda dengan melakukan penyiraman. Pada saat melakukan kegiatan ini, dibutuhkan filter yang menyaring dan menyampurkan bahan feeding plants (bahan kimia dan air) dan air dengan perband ingan 30% bahan feeding plants dan 70% air.
5.4.2.5. Pengendalian Hama Untuk kegiatan ini, terutama pengendalian hama pada pohon-pohon, pihak
KRT
mengontrak
perusahaan
swasta
yang
bergerak
pada
pengendalian hama. Perusaahaan ini melakukan penyemprotan terhadap pohon-pohon secara insidentil berdasarkan laporan dari pihak KRT. Selain itu, kegiatan penyemprotan juga dilakukan pada saat sebelum beberapa acara besar (Plant Sale, Crosby Festival, dan lainnya) dilaksanakan. Untuk tindakan pengendalian hama pada taman, dilakukan beberapa tindakan, yaitu: pengendalian gulma, pengendalian hama Japanese beetles, dan pengendalian tanaman dari serangan kelinci. Tindakan-tindakan tersebut dijelaskan secara terperinci sebagai berikut. a. Pengendalian gulma Kegiatan pengendalian gulma dilakukan khususnya pada gulma yang yang tumbuh di antara paving block. Kegiatan ini dilakukan dengan bahan kimia Round Up dengan komposisi 100 gram air dicampur dengan 1 galon (1,89 liter) air. Pengendalian ini juga harus memperhatikan kecepatan angin sehingga bahan kimia
yang
disemprotkan tidak mengenai tanaman. b. Pengendalian hama Japanese Beetles Kegiatan ini dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil hama Japanese Beetles pada tanaman, kemudian hama tersebut dicelupkan ke dalam bahan kimia. Hama ini biasanya menghinggapi tanaman Hibiscus dan Roses. Pada dasarnya, hama ini menyerang bagian bunga dari tanaman (Gambar 24).
Gambar 24. Dampak tanaman yang diserang oleh japanese beetles
c. Pengendalian tanaman dari serangan kelinci Pengendalian ini dilakukan khususnya pada taman-taman yang baru dibangun. Hal ini dilakukan agar tanaman-tanaman yang baru ditanam tidak dirusak dan dimakan oleh kelinci. Tindakan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan bahan kimia (Gambar 25)
yang memiliki aroma bawang putih di setiap tanaman yang baru ditanam. Selain itu, diletakkan juga pagar disekitar flower bed yang akan diserang oleh kelinci (Gambar 26). Biasanya, kelinci sering menyerang tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan, serta tidak terkecuali pada tanaman-tanaman lainnya, seperti: dahlia, mawar, dan lainnya.
Gambar 25. Zat kimia pencegah serangan kelinci
Gambar 26. Pagar pencegah serangan kelinci
5.4.2.6. Deadheading and Cuttingback Deadheading merupakan kegiatan pemotongan bunga yang telah mati. Tindakan pemotongan dilakukan batang yang telah memiliki cabang baru, sehingga setelah bunga mati tersebut dipotong, daun baru akan terbentuk dan kembali berbunga. Sedangkan Cuttingback merupakan tindakan pemotongan seluruh tanaman dengan ketinggian 15-20 cm dari atas permukaan tanah. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman dapat menyimpan energi dan mendapat lebih banyak nutrisi, sehingga dapat berbunga kembali pada musim dingin atau musim semi selanjutnya. Tindakan diaplikasikan pada jenis tanaman tertentu, seperti: da ilili dan davidels. Kedua kegiatan ini tentunya dilakukan dengan menggunakan hand-pruner.
5.4.3. Kegiatan Pemeliharaan yang Rutin Dilakukan Terdapat beberapa tindakan pemeliharaan yang secara rutin dapat dilakukan, di antaranya: weeding, mowing, watering, blowing, dan sweeping. 5.4.3.1. Weeding Weeding
merupakan
kegiatan
pencabutan
gulma-gulma
yang
mengganggu. Kegiatan ini perlu dilakukan karena pertumbuhan gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu, pertumbuhan gulma sangat cepat sehingga jumlahnya dapat mendominasi pada flower bed. Tidak hanya, dengan bantuan angin, gulma dapat menyebarkan benih sehingga menjadi gulma baru. Oleh karena itu, kegiatan pencabutan gulma merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Untuk melakukan kegiatan ini, dibutuhkan beberapa peralatan, seperti: weiter, kneeler, dan sarung tangan
5.4.3.2. Mowing Mowing merupakan kegiatan pemotongan rumput dan bentangan rumput. Setiap bentangan rumput yang terdapat di KRT dilakukan pemotongan rumput seminggu sekali dengan jadwal setiap bentangan rumput yang tidak tetap. Hal ini senada dengan pendapat Emmons (2000) bahwa kegiatan pemotongan rumput (mowing) tidak dapat ditentukan
jadwalnya karena pertumbuhan rumput tergantung pada tiga faktor, yaitu: kondisi lingkungan, tingkat pemeliharaan, dan jenis rumput yang ditanam. Pada dasarnya, kegiatan ini menggunakan alat dengan spesifikasi tertentu. Hal ini tergantung oleh luas bentangan rumput dan ketinggian rumput yang dibutuhkan. Pihak KRT sendiri memiliki lima jenis alat pemotongan rumput yang berbeda, yaitu: mesin pemotongan rumput manual (hand-machine mower), push mower, scag mower, kubota mower, dan grasshopper mower. Tentunya, semua alat ini memiliki spesifikasi kepentingan
yang berbeda. Untuk
menggunakan alat-alat tersebut,
dibutuhkan beberapa perlengkapan pelindung, seperti: kacamata pelindung (goggle) dan pelindung telinga yang berupa ear plug dan headset.
5.4.3.3. Blowing dan Sweeping Blowing merupakan kegiatan membersihkan area jalur jalan yang panjang dan luas (paving dan aspal) dengan menggunakan blower, sedangkan sweeping merupakan kegiatan penyapuan area kecil dengan menggunakan sapu. Kegiatan blowing tentunya akan berlangsung jauh lebih cepat dibandingkan dengan menyapu. Pada dasarnya, kedua kegiatan ini saling melengkapi. Hal ini disebabkan karena kegiatan blowing hanya mengumpulkan sampah organik yang berupa daun kering dan ranting kecil menjadi beberapa tumpukan besar. Kemudian tumpukan-tumpukan tersebut disapu dan dimasukkan ke dalam ember dengan menggunakan sekop. Selanjutnya, sampah organik tersebut dikomposkan. Seperti halnya kegiatan mowing, kegiatan blowing juga harus dilengkapai dengan peralatan pelindung yang sama dengan kegiatan mowing, yaitu: kacamata pelindung, headset, dan ear plug.
5.4.3.4. Watering Watering merupakan kegiatan penyiraman tanaman. Kegiatan ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Watering by Irrigation System Kegiatan penyiraman ini dilakukan oleh sistem irigasi yang terdapat di KRT. Sistem ini tidak mencakup seluruh tanaman di KRT. Terdapat beberapa taman kecil, khususnya yang baru dibangun, tidak dapat dijangkau oleh sistem irigasi. Sistem ini beroperasi mulai pukul 12 malam sampai dengan pukul 8 pagi. Waktu ini ditetapkan sebagai waktu penyiraman karena dianggap sepi dan tidak mengganggu aktivitas pengunjung yang biasanya mulai mengunjungi KRT pukul 9 pagi. Setiap sprinkler akan menyemprotkan air selama 20 menit. Sistem ini merotasi jadwal penyiraman setiap sprinkler sehingga setiap tempat/taman di KRT memiliki jadwal penyiraman yang berbeda. Secara normal, sistem ini akan berjalan setiap hari. Akan tetapi, pada saat Kota Toledo mendapat curah hujan yang tinggi, sistem ini akan berjalan 2-4 kali dalam seminggu. Hal ini tergantung dari tingkat curah hujan yang diprediksi.
2. Watering by Manual/Hand (Using Watering Can) Kegiatan penyiraman ini dilakukan pada taman-taman dan potpot yang tidak dapat dijangkau oleh sistem irigasi. Untuk penyiraman pot dilakukan dengan menggunakan gembor (watering can). Terdapat tiga kelompok pot berdasarkan ukurannya, yaitu: kecil (5 kg tanah), sedang (10 kg tanah), dan besar (20 kg tanah), yang masing- masing pot tersebut disiram dengan kuantitas air yang berbeda, yaitu: 2 liter air, 4 liter air, dan 8 liter air. Untuk taman-taman kecil, kegiatan penyiraman yang dilakukan dengan menggunakan pipa (hose) yang disambungkan dengan sprinkler. Untuk sumber airnya, terdapat dua sumber
air
yang
dapat
digunakan.
Pertama
ialah
dengan
menyambungkan pipa dengan keran terdekat. Kedua ialah dengan memanfaatkan keberadaan air tanah. Hal ini dilakukan dengan cara mengkoneksikan pipa dengan quickcopler yang dapat menyerap air tanah. Kegiatan ini tentunya dilakukan hampir setiap hari, khususnya selama musim panas. Akan tetapi, sebelum melakukan penyiraman,
terlebih dahulu dilakukan pengecekan tingkat kelembapan tanah untuk memutuskan apakah taman/tanah ini perlu penyiraman atau tidak.
3. Watering by Tree Alligator Bag Kegiatan penyiraman ini dilakukan terhadap pohon-pohon yang baru ditanam dan juga tidak dapat dijangkau oleh sistem irigasi. Tree alligator bag sendiri merupakan alat penyiraman yang bekerja secara otomatis. Alat ini digunakan dengan cara mengisi air (maksimal 32 liter), kemudian diletakkan melingkari batang pohon. Selanjutnya, air akan menetes secara perlahan ke tanah. Untuk jumlah air 32 liter dibutuhkan waktu 4 jam untuk meneteskan seluruh air tersebut ke dalam tanah (Gambar 27).
Gambar 27. Tree alligator bag pada lingkar pohon . 5.4.3.5. Composting Composting merupakan kegiatan pengomposan area taman. Hal ini dilakukan untuk memberikan nutrisi kepada tanaman. Selain itu, hal ini juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas nilai lanskap taman. Sebelum melakukan composting, terlebih dahulu dilakukan kegiatan weeding untuk membersihkan taman dari pertumbuhan gulma. Selanjutnya, dilakukan edging agar taman tersebut memiliki bentuk dan pola yang jelas. Kegiatan pengomposan ini sendiri dilakukan dengan cara menyebarkan secara merata kompos pada permukaan tanah dengan ketebalan rata-rata 2-3 cm. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sekop kemudian diratakan dengan menggunakan tangan.
Semua kegiatan pemeliharaan di atas memiliki sampah organik (limbah) yang dihasilkan dari kegiatan pemeliharaan. Sampah-sampah organik tersebut dapat berupa gulma, potongan daun hasil pemangkasan, potongan cabang, daun kering, dan sebagainya. Semua sampah tersebut dikumpulkan pada area kompos. Area kompos sendiri terletak di sebelah Baratdaya dari KRT. Area ini terbagi dalam dua bagian, yaitu: bagian sampah hijau (gulma, potongan rumput, dan daun kering) dan sampah berkayu (cabang atau ranting pohon) (Gambar 28). Untuk sampah hijau dikomposkan untuk menjadi kompos yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanah, sedangkan untuk sampah berkayu dikomposkan untuk menghasilkan mulsa dengan menggunakan mesin VERMEER.
Gambar 28. Area kompos: Area kompos berkayu (kiri) dan Area kompos hijau (kanan) 5.5. Pembangunan Taman Di dalam mengelola sebuah lanskap, tentunya dibutuhkan suatu ide yang membuat lanskap tersebut tidak monoton. Oleh karena itu, dibutuhkan hal- hal yang baru dalam suatu lanskap. Hal ini bisa ditempuh dengan cara pembangunan taman-taman baru atau meredesain taman yang telah ada. Di KRT sendiri, terdapat beberapa pembangunan taman (kecil) baru yang dilakukan untuk menciptakan suasana baru. Selain itu, hal ini juga dapat menarik minat pengunjung yang sangat antusias, khususnya terhadap perubahan suatu taman. Selama periode April sampai Oktober 2009, pihak KRT membangun beberapa taman kecil baru, di antaranya: Dahlia Bed, Circle Bed, Embroedery Bed, dan Netherland Bed (Gambar 29). Keempat taman tersebut tentunya mempunyai daya tarik tersendiri. Semua taman tersebut dibangun dengan menempuh serangkaian proses yang sama. Skema proses konstruksi atau pembangunan taman dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 29. Taman-taman baru di KRT periode April 2009-Oktober 2009: Embroedery Bed (kiri atas), Dahlia Bed (kanan atas), Netherland Bed (kiri bawah), dan Circle Bed (kanan bawah)
Pencabutan gulma Menyebarkan kompos
Membuat batasan taman (edging) Pembajakan (tilling)
Mencampurkan dan meratakan kompos dengan tanah Membajak tanah dan kompos yang telah dicampur Menginstalasi saluran irigasi Taman telah siap untuk ditanami Gambar 30. Proses Pembangunan Taman
Gambar 30 menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan taman diawali oleh pencabutan gulma yang dilanjutkan oleh pembuatan batasan taman (edging). Setelah itu, dilakukan pembajakan dengan menggunakan mesin pembajak (tiller). Untuk taman kecil, kegiatan pembajakan dapat dilakukan secara manual. Pembajakan sendiri dilakukan untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah sehingga tanah menjadi gembur. Pada tahap selanjutnya dilakukan penyebaran
kompos secara merata dengan ketebalan 2-3 cm yang dilakukan dengan menggunakan hard-rake. Penambahan unsur kompos ini dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanaman mendapat nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan. Kemudian, tanah dan kompos tersebut dibajak kembali agar kedua unsur tersebut saling menyatu. Setelah itu, area tersebut dilengkapi dengan saluran irigasi, baik berupa sprinkler maupun berupa pipa air yang menetes. Pada akhirnya, taman tersebut pun siap untuk ditanami (Gambar 31).
Gambar 31. Proses pembangunan taman: Tanah yang telah dibajak (kiri), Tanah dan kompos yang telah dibajak serta diratakan (tengah), dan Taman yang telah ditanami (kanan). 5.6. Acara-acara yang Diselenggarakan oleh KRT Kebun Raya Toledo sebagai area publik merupakan suatu tempat yang ramai dikunjungi. Hal ini didukung dengan tidak dibutuhkannya biaya untuk mengunjungi KRT atau gratis (free admission). Hal ini terdengar sangat sulit dipercaya mengingat KRT membutuhkan biaya untuk melangsungkan kegiatan pemeliharaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak KRT bersama Dewan Pengurus KRT menyusun beberapa rencana yang bertujuan untuk mendapatkan dana, sehingga seluruh kegiatan internal di KRT, baik kegiatan pemeliharaan maupun kegiatan administrasi, akan tetap berjalan. Rencana-rencana tersebut berupa penyelenggaraan acara-acara tertentu (Lampiran 11) dan penyewaan fasilitas KRT untuk masyarakat umum. Berikut dijelaskan jenis-jenis acara yang diselenggarakan oleh KRT dan jenis kegiatan penyewaan fasilitas KRT. 5.6.1. Spring Plant Sale Spring Plant Sale merupakan suatu acara yang diselenggarakan oleh pihak KRT untuk menjual tanaman-tanaman yang dimiliki. Selain itu, tanaman-tanaman yang dijual juga didatangkan dari perusahaan-perusahaan yang lainnya yang bergerak di bidang pembibitan dan tanaman hias. Acara ini diselenggarakan pada
pertengahan musim semi, selama tiga hari berturut-turut yang dimulai pada hari Kamis 7 Mei 2009 hingga Minggu 10 Mei 2009. Khusus pada hari Kamis, acara ini hanya dibuka untuk para pengunjung yang merupakan Anggota Dewan Pengurus KRT (TBG members) yang dimulai sejak pukul 16.00-20.00. Untuk hari- hari selanjutnya, acara ini dimulai sejak pukul 10.00-17.00. Acara ini sendiri tetap dibuka untuk publik dengan tujuan agar acara ini banyak dikunjungi sehingga tanaman-tanamannya pun terjual. Pada dasarnya, acara ini bertujuan secara khusus untuk mendapatkan dana pemeliharaan rumah kaca yang dimiliki oleh KRT agar tetap beroperasi. Keberadaan rumah kaca sendiri dinilai sangat penting bagi pihak KRT karena dengan adanya rumah kaca, pihak KRT bisa membibitkan dan memperbanyak tanaman yang telah dimiliki, sehingga kegiatan pergantian tanaman pun dapat terus dilakukan. Tanaman-tanaman yang dijual pada acara ini ialah hosta, rumput ornamental, groundcover, annual, perennial, flower arrangement, dan dailili. Semua tanaman tersebut merupakan hasil pembibitan dan perbanyakan rumah kaca di KRT. Selain itu, acara ini juga menjual pohon yang masih di dalam pot, bibit dan benih, dan hanging basket, yang seluruh tanaman tersebut didatangkan dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Acara ini sendiri diselenggarakan di area festival lawn yang terletak di sebelah Selatan dari tempat parkir utama sehingga mudah diakses oleh para pengunjung.
5.6.2. Crosby Festival of The Arts Crosby Festival of The Arts merupakan suatu pertunjukan berbagai karya seni berbeda yang dihasilkan oleh para seniman. Acara ini merupakan acara terbesar dan terpenting yang diselenggarakan oleh KRT. Hal ini disebabkan karena dana pemasukan yang dihasilkan dari acara ini mencakup 70% dana total yang dibutuhkan pihak KRT per tahun. Oleh karena itu, acara ini direncanakan dan dipersiapkan dengan sangat matang. Acara Crosby Festival of The Arts ini sendiri merupakan acara ke-44 di tahun 2009, sehingga acara ini telah menjadi maskot dari seluruh acara yang diselenggarakan oleh pihak KRT. Acara ini juga diselenggarakan di seluruh festival lawn yang tersedia di KRT.
Seniman yang berpartisipasi pada acara ini berjumlah lebih dari 200 seniman dari Negara Bagian (State) yang berbeda di Amerika Serikat, seperti: California, Florida, Michigan, Washington, dan lainnya. Adapun jenis dari produk seni yang diperjual-belikan di acara ini berupa lukisan, lukisan kain kanvas, fotografi, perhiasan, perabotan tanah liat, fasion, anyaman rotan, dan lainnya. Acara ini diselenggarakan pada awal musim panas, tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 27 dan 28 Juni 2009. Acara ini dibuka pada pukul 10.00 dan ditutup pukul 19.00 pada hari Sabtu serta pukul 16.00 pada hari Minggu. Untuk mengakses acara ini, dibutuhkan tiket dengan harga $7 USD, sedangkan bagi anak-anak berumur 12 tahun ke bawah dan para anggota KRT, dapat mengakses acara ini dengan gratis. Acara ini dikunjungi oleh lebih dari 5000 pengunjung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak KRT memfasilitasi pengunjung dengan menyewa bus antar-jemput, sedangkan para pengunjung dapat memarkir kendaraan mereka di tempat parkir KROGER dan WALMART (pusat swalayan) yang masing- masing terletak dengan jarak 750 m dan 1000 m dari pintu gerbang utama KRT. Agenda pembukaan acara ini ialah penyelenggaraan The Gala Preview Party, yaitu pesta dan makan malam bersama. Acara ini diselenggarakan pada hari Jum’at, 26 Juni 2009, yang dimulai pada pukul 18.00-22.00. Acara ini merupakan acara yang sangat mewah dan formal yang ditunjukkan oleh gaya pakaian dan busana yang digunakan oleh para pengunjung, seperti: jas, tuxedo, blus, dan lainnya. Hal ini sangat wajar mengingat harga tiket untuk berpartisipasi pada pesta ini ialah $75 USD. Acara ini sendiri dihadiri oleh lebih dari 1000 pengunjung. Philip Page sebagai Direktur Pemeliharaan KRT mengungkap bahwa Crosby Festival of The Arts yang berlangsung tahun 2009 merupakan acara tersukses yang pernah pihak KRT selenggarakan.
5.6.3. Arts in the Garden Arts in the Garden merupakan acara yang mengundang para pengunjung untuk menikmati kegiatan-kegiatan kesenian. Pada acara ini, pengunjung dapat terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan kesenian yang diselenggarakan. Pada acara ini dipertunjukkan beberapa kegiatan kesenian yang berupa lukisan dan
tarian. Selain itu, juga dipertunjukkan karya-karya seni yang terbuat dari gelas. Tentunya, semua karya seni yang diperlihatkan untuk diperjual-belikan. Pada acara pertunjukan lukisan, anak-anak diikutsertakan secara langsung dalam menciptakan kreasi-kreasi lukisan yang cukup menarik. Acara ini bertujuan untuk menggali kreativitas anak-anak dalam dunia seni, khususnya lukisan. Selain itu, diipertunjukan pula beberapa tarian Amerika Latin yang cukup menarik perhatian pengunjung. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 2 Agustus 2009 pada area Shade Garden dan Village Garden. Acara ini dapat diakses secara gratis sehingga banyak pengunjung yang berdatangan. Pengunjung pun dapat menikmati pertunjukkan seni di tengah-tengah keindahan taman.
5.6.4. Arts Gone Wild Arts Gone Wild merupakan acara yang digelar dengan tujuan untuk mempertunjukkan berbagai macam jenis kesenian yang terdapat di Kota Toledo. Adapun jenis-jenis kesenian yang dipertunjukkan berupa tarian, lukisan, orkestra, drama teater, dan aksi cinta lingkungan. Selain itu, acara ini juga berfungsi sebagai tempat promosi beberapa organisasi dan sekolah kesenian yang terdapat di Kota Toledo, seperti: Toledo Zoo, Toledo Orchestra, Toledo Symphony, Toledo Museum, Toledo Theatre, dan lainnya. Acara ini diselenggarakan pada Hari Jum’at sampai Minggu, tepatnya tanggal 7-8 Agustus 2009, pada area Festival Lawn, Shade Garden, dan Bangunan Conference Center. Acara ini terbuka untuk publik yang dapat mengakses secara gratis. Hal ini dilakukan agar banyak pengunjung yang dapat menyaksikan dan menikmati acara ini.
5.6.5. Jazz in the Garden Jazz in the Garden merupakan acara pertunjukan musik jazz dari beberapa grup musik ternama yang berlangsung setiap hari Kamis selama musim panas, dari tanggal 9 Juli sampai 20 Agustus. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pihak KRT. Acara ini juga merupakan salah satu cara pihak KRT untuk mendapatkan dana untuk kegiatan operasi pemiliharaan dan
administrasi. Untuk dapat menikmati konser musik ini, dibutuhkan $8 USD sebagai uang untuk membeli tiket. Pertunjukan ini diselenggarakan pada area Shade Garden Lawn. Konser musik ini berlangsung selama tiga jam, di mulai pada pukul 18.30 dan berakhir pada pukul 21.30. Di tengah-tengah acara konser, terdapat break time selama 15 menit. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak KRT menutup semua gerbang pada pukul 15.00, dan hanya membuka gerbang utama yang terletak di sebelah Utara sebagai satu-satunya cara untuk mengakses pertunjukan ini. Pengunjung dari acara ini didominasi oleh para orang tua, tetapi terdapat juga beberapa remaja yang datang untuk menikmati konser musik ini. Selain itu, terdapat beberapa keluarga yang melakukan piknik sambil menikmati lantunan irama musik jazz. Pada acara ini, terdapat juga beberapa sukarelawan (volunteers) yang membantu pengaturan sirkulasi kendaraan, khususnya pengadaan tempat parkir. Hal ini dibutuhkan karena pada konser grup musik tertentu, jumlah pengunjung dapat meningkat tajam, sehingga tempat parkir yang d isediakan oleh Pihak KRT tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan tempat parkir cadangan untuk menampung seluruh kendaraan yang ada. Area Selatan festival lawn digunakan sebagai tempat parkir alternatif.
5.6.6. Weddings in the Gardens Weddings in the Gardens ialah acara pesta perkawinan yang diadakan di area KRT. Acara ini hanya berlangsung selama musim panas. Tentunya, penyewaan tempat dan penyelenggaraan acara ini merupakan salah satu cara Pihak KRT untuk mendapatkan dana pemeliharaan dan administrasi. KRT merupakan tempat yang sangat dikenal oleh masyarakat Toledo untuk melangsungkan pesta perkawinan yang berada di tengah-tengah kedamaian dan keindahan taman. Untuk melangsungkan acara ini, terdapat beberapa peraturan yang ditetapkan oleh pihak KRT dalam penyelenggaraan pesta perkawinan, di antaranya sebagai berikut.
1. Penyewaan tempat hanya berlangsung selama empat jam, 2. Waktu yang tersedia untuk penyewaan ialah pukul 10.00-14.00 atau pukul 15.00-19.00, dan 3. Hanya dua pesta perkawinan yang diizinkan dalam sehari.
Acara ini sendiri terbagi dalam dua kategori, yaitu: Pesta Perkawinan dan Pesta Perkawinan beserta Acara Resepsi. 1. Pesta Perkawinan Kategori ini hanya diperuntukkan untuk melangsungkan pesta perkawinan saja, tanpa adanya acara resepsi. Untuk kategori ini, pihak KRT hanya menyewakan tempat-tempat perkawinan dengan harga $400 USD. Tempat-tempat yang tersedia untuk melangsungkan acara ini ialah Pond Gazebo pada area Shade Garden, Gazebo yang terletak pada area Grande Alle, dan Small Park with Arches (Gambar 32).
Gambar 32. Tempat-tempat berlangsungnya pesta perkawinan: Pond Gazebo pada area Shade Garden (kiri) dan Grande Alle (kanan) 2. Pesta Perkawinan beserta Acara Resepsi Kategori ini merupakan acara resepsi perkawinan dengan mengundang para tamu. Kategori ini memiliki juga beberapa tempat perkawinan dengan kriteria jumlah tamu tertentu dan harga penyewaan yang juga berbeda. a) Pond Gazebo Wedding with Indoor Reception Acara perkawinan ini berlangsung pada Pond Gazebo Shade Garden dengan acara resepsi pada bangunan Conference Center. Acara ini mengakomodasi 100 tamu undangan dengan harga penyewaan $1500 USD.
b) Sycamore Alle Wedding with Outdoor Reception Acara ini berlangsung pada area Sycamore Alle dengan acara resepsi pada ruang terbuka. Acara ini dapat menampung 350 tamu undangan dengan harga penyewaan $2700 USD. c) Small Park with Archs with Outdoor Reception Acara ini berlangsung pada Sculpture Archs yang juga memfasilitasi acara resepsi di ruang terbuka. Harga penyewaannya ialah $2700 USD dengan jumlah tamu yang diundang berjumlah 350 tamu. d) Grand Alle Wedding with Outdoor Reception Acara ini berlangsung pada gazebo yang terdapat pada area Grande Alle dengan acara resepsi perkawinan di ruang terbuka. Kategori ini memfasilitasi hingga 500 tamu undangan dengan harga penyewaan $2000 USD. e) Exclusive Wedding Acara perkawinan ini berlangsung pada area Perennial Garden yang tentunya dilengkapi dengan acara resepsi di ruang terbuka. Acara ini mengakomodasi 100 tamu undangan dengan harga penyewaan $4000 USD.
Dari seluruh penjelasan acara-acara yang berlangsung di KRT, dibutuhkan kegiatan pemeliharaan, baik sebelum maupun sesudah acara berlangsung. Kegiatan pemeliharaan ini sangat penting dilakukan untuk menjaga citra keindahan dan kebersihan arean KRT. Adapun kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sebelum dan sesudah acara berlangsung sevagai berikut: 1. Kegiatan Pemeliharaan sebelum Acara Berlangsung. a. Membersihkan segala jenis jalan (aspal, kerikil) dengan menggunakan blower. b. Menyemprotkan bahan kimia anti- nyamuk (mosquitoes repellent). c. Melakukan weeding, composting/mulching, dan edging pada tamantaman di sekitar acara yang akan digelar. Kegiatan ini dilakukan untuk memperindah suasana KRT.
d. Mengosongkan/membuang isi tong sampah dan pengecekan tong sampah ketika acara sedang berlangsung. e. Melakukan flower arrangement untuk memperindah suasana acara. f.
Mengunci gerbang masuk bagi pejalan kaki (khusus bagi acara-acara yang membutuhkan tiket).
g. Mengatur spanduk-spanduk yang menjadi sponsor acara.
2. Kegiatan Pemeliharaan setelah Acara Berlangsung. Pada dasarnya, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah acara berlangsung hanya dua kegiatan, yaitu: pembersihan area tempat acara berlangsung dan pemupukan rumput setelah acara berlangsung. Kegiatan pembersihan yang dilakukan berupa pemungutan sampah yang terdapat pada area tempat acara berlangsung. Sampah tersebut sendiri terbagi dalam dua bagian, yaitu: sampah organik yang dapat didaur ulang dan sampah anorganik. Sampah yang didaur ulang sendiri terdiri dari sampah kertas, kaleng, dan sampah-sampah organik (buah, sayur, dan lainnya), sedangkan untuk sampah anorganik berupa plastik. Untuk pada
dasarnya
kegiatan
ini
dilakukan
kegiatan
dua kali
pemupukan,
dalam
setahun.
Pemupukan pertama dilakukan pada musim semi sebelum acara Spring Plant Sale dilaksanakan dan pemupukan kedua dilakukan pada awal musim gugur setelah seluruh acara pada musim panas diselenggarakan.
5.7. Pengelolaan Kebun Raya Toledo Pengelolaan lanskap KRT dikategorikan dalam lima bagian, yaitu: struktur organisasi, jadwal pemeliharaan, ketenagakerjaan, alat dan bahan pemeliharaan, serta estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan.
Seluruh bagian
tersebut kemudian menjadi petunjuk untuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan. Pihak KRT sendiri belum memiliki rencana pengelolaan secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh belum direalisasikannya seluruh Master Plan KRT yang didesain oleh Konsultan MESA Group pada tahun 2005. Berdasarkan Master Plan tersebut, keadaan KRT pada saat ini hanya menunjukkan 70% dari keseluruhan Master Plan. Oleh sebab itu, baik pihak KRT
maupun pihak Konsultan MESA Group belum mencantumkan rencana pengelolaan yang semestinya. 5.7.1. Struktur Organisasi Kebun Raya Toledo tergabung dalam salah satu kelompok Toledo Metroparks. Sedikitnya, terdapat lebih dari lima metroparks yang terdapat di Kota Toledo dan kesemua metroparks tersebut dapat diakses secara gratis. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan antara KRT dengan metroparks lainnya. Hal yang berbeda tersebut ialah perbedaan struktur organisasi kepengurusan. Untuk KRT, struktur organisasi dipimpin oleh Dewan Pengurus KRT (Board Member), sedangkan untuk kawasan Toledo metroparks lainnya dikelola oleh Pemerintah Lucas County. Di bawah Dewan Pengurus, terdapat Direktur Eksekutif KRT yang membagi organisasi KRT ke dalam dua bidang, yaitu: Bidang Hortikultura dan Bidang Pemasaran (Lampiran 12). Struktur Organisasi di sebuah perusahaan, tentunya memiliki rencana kerja periode 2009-2011. Adapun rencana kerja tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Menciptakan dan menjaga kualitas lingkungan serta meningkatkan pelayanan terhadap para pengunjung. a. Mengurangi penggunaan sampah padat dan meningkatkan daur ulang kertas dan plastik, b. Menggunakan air dengan efisien dan mengurangi dampak negatif terhadap daerah aliran air, c. Mengurangi penggunaan energi yang terlalu berlebihan, dan d. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian staf, pengunjung, dan seluruh elemen masyarakat melalui seluruh media komunikasi. 2. Mengembangkan komunikasi dan meningkatkan tingkat kepuasan para stakeholder, diantaranya: staf, sukarelawan, anggota, dewan pengurus, asosiasi, organisasi, partner/sponsor, pengunjung, dan pihak masyarakat luas. a. Mengukur dan mengamati tingkat kepuasan dari seluruh pihak penyelenggara (stakeholder) dengan menyebar survai terhadap seluruh staf dan seniman yang terdapat dalam lingkup KRT.
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kegiatan pemasaran secara komprehensif yang dapat mendukung peningkatan pendapatan. c. Memperluas jaringan sukarelawan. d. Mengidentifikasi dan melakukan pendekatan terhadap beberapa partner/sponsor baru. 3. Meningkatkan pendapatan untuk menjaga kegiatan operasi (pemeliharaan dan administrasi) dengan memaksimalkan efesiensi keuangan. a. Mengembangkan
kegiatan-kegiatan
(acara-acara
tertentu
dan
penyewaan) yang dapat meningkatkan pendapatan secara keseluruhan. b. Menganalisis program-program yang telah dan sedang berlangsung untuk mengetahui nilai positif (keuntungan) dari program-program tersebut. c. Melakukan kampanye-kampanye
mencari sponsor yang dapat
membantu untuk mengimplementasikan Children Garden. d. Menyelenggarakan pelatihan khusus kepada seluruh staf yang berkaitan dengan bidang masing- masing. e. Mengidentifikasi dan mengimplementasi cost saving. f. Memantau perubahan/pertumbuhan keuangan, seperti melakukan audit keuangan per tahun. 4. Mengimplementasikan Master Plan. a. Menambah
fasilitas,
koleksi tanaman,
display bed,
material
perkerasan, dan ruang terbuka hijau. b. Menciptakan strategi-strategi yang dapat meyakinkan pihak terkait (stakeholder) dalam mengimplementasi Master Plan.
Untuk bidang hortikultura sendiri, struktur organisasi dipimpin oleh Direktur Operasi dan Hortikultura yang membawahi empat bidang pekerjaan, yaitu: Manajer Toledo Grows, Manajer Rumah Kaca, Ahli Tanaman/Supervisor (Horticulturists), dan Spesialis Rumput/Alat dan Bahan.
5.7.2. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan kunci kesuksesan dalam memelihara taman. Hal ini disebabkan karena hanya tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatankegiatan pemeliharaan. Pada dasarnya, semua staf di bawah bidang hortikultura melakukan kegiatan pemeliharaan secara langsung. Pada bidang ini, terdapat tiga jenis tenaga kerja, yaitu: tenaga kerja tetap (full-time staff), tenaga kerja per jam (part-time staff), dan sukarelawan. Untuk tenaga kerja per jam, terdiri dari mahasiswa internasional yang melakukan magang di KRT, tenaga kerja musiman, penjaga KRT, dan maintenance technician. Para staf hortikultura bekerja 8 jam sehari yang dimulai pada pukul 07.00 hingga pukul 03.30 dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00. Selain itu, para staf juga melakukan rapat kecil setiap pagi selama 15-20 menit sebelum memulai aktivitas pemeliharaan. Rapat ini membahas kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Khusus untuk mahasiswa internasional dan tenaga kerja musiman bekerja selama 40 jam per minggu dan bekerja langsung d i bawah arahan horticulturist di dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemeliharaan. Sebelum memulai kerja, horticulturist menjelaskan pekerjaan apa yang harus dilakukan dan menjelaskan bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut. Selain itu, seluruh staf dilengkapi dengan radio sehingga komunikasi antara staf dapat berlangsung dengan lancar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalah-pahaman sehingga mempermudah kegiatan pemeliharaan Bidang hortikultura sendiri memiliki 12 staf yang terdiri dari 5 full time staff, 3 mahasiswa internasional magang, dan 4 tenaga kerja musiman. Dari seluruh staf tersebut, 2 staf bekerja memelihara rumah kaca, 2 staf khusus memelihara rumput, alat, dan bahan, dan 8 staf bekerja memelihara seluruh elemen lanskap KRT, baik berupa elemen lunak (tanaman) maupun elemen keras (paving, aspal, dan lainnya). Selain itu, bidang hortkikultura juga memiliki tenaga kerja yang berupa para sukarelawan. Sedikitnya, terdapat lebih dari 10 sukarelawan yang juga memelihara kondisi KRT. Para Sukarelawan tersebut bekerja pada hari Selasa untuk area Shade Garden dan Rabu untuk area Perennial Garden, pada pukul 09.00-12.00. Semua sukarelawan tersebut didominasi oleh orang tua yang berusia lebih dari 55 tahun.
Selama musim panas, Bidang Hortikultur KRT berkeja sama dengan Pemerintah Lucas County menyelenggarakan Summer Youth Program. Program ini memfasilitasi para siswa dan mahasiwa yang mencari pekerjaan selama liburan musim panas. Melalui program ini, terdapat 8 tenaga kerja yang berusia 17-22 tahun yang bekerja di bidang hortikultura KRT. Para tenaga kerja tersebut bekerja 25 jam per minggu dan mendapat gaji dari Pemerintah Lucas County.
5.7.3. Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan merupakan salah satu aspek yang menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan. Agar kegiatan pemeliharaan tersebut teratur tentunya harus merujuk pada jadwal pemeliharaan yang telah ditetapkan, sehingga kulalitas lanskap dari suatu area dapat tetap terjaga. Secara normal, kegiatan pemeliharaan sendiri dilakukan dari hari Senin sampai Jum’at, dimulai pada pukul 07.00-15.30 waktu setempat. Akan tetapi, jadwal ini dapat berubah. Pada saat KRT menyelenggarakan acara-acara tertentu, para staf KRT dapat bekerja lebih dari 8 jam sehari, bahkan juga bekerja pada hari Sabtu dan Minggu. Pada dasarnya, pihak KRT tidak memiliki jadwal kegiatan pemeliharaan yang jelas. Berdasarkan pengamatan lapang, kegiatan pemeliharaan yang terjadwal ialah penyiraman dan pemotongan rumput. Untuk penyiraman, pihak KRT menggunakan sprinkler dengan menggunakan sistem irigasi yang setiap sprinkler menyiram tanaman selama 20 menit. Kegiatan penyiraman ini sendiri dimulai pada pukul 12.00 dini hari yang dilakukan setiap hari terkecuali pada saat curah hujan tinggi dan musim dingin. Sedangkan untuk pemotongan rumput dilakukan
seminggu
sekali.
Jadwal kegiatan
pemeliharaan
berdasarkan
pengamatan lapang dapat dilihat pada Tabel 7.
5.7.4. Alat dan Bahan Pe meliharaan Kegiatan pemeliharaan tentunya membutuhkan alat dan bahan agar pelaksnaaan kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Dengan adanya peralatan, maka kegiatan-kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan secara optimal. Jenis peralatan yang digunakan terbagi dua macam, yaitu: peralatan manual dan peralatan mekanis (mesin). Kedua jenis peralatan tersebut pun sangat bervariasi.
Sebagai contoh, sekop terbagi dalam tiga jenis, yaitu: square, round, dan spade, dengan masing- masing memiliki fungsi yang berbeda (Tabel 8). Tabel 7. Jadwal kegiatan pemeliharaan periode April sampai Oktober No
1.
Jenis Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan Pemeliharaan Musim Semi
Nama Kegiatan a. b. c. d.
Raking Planting Transplanting Mulching
a. Hedging b. Pruning c. Edging
2.
Kegiatan Pemeliharaan Musim Panas
d. Feeding plants e. Deadheading f. Pengendalian hama g. Cuttingback h. Fertilizing a. Penyiraman
3.
Kegiatan Pemeliharaan yang Rutin Dilakukan
b. Pemotongan rumput c. Pencabutan gulma d. Blowing
Sumber: Pengamatan Lapang (2009)
Waktu
Frekuensi
(April –Mei) 2009 Juni 2009 Juni 2009 Juni 2009
Setiap hari 3 x Seminggu 1 x Seminggu 2 x Seminggu
(Juli –Agustus) 2009 (Juli –Agustus) 2009 (Juli-September) 2009 Agustus 2009
3 x Seminggu
(Agustus-Sept.) 2009 (Agustus-Sept) 2009 September 2009 September 2009
2 x Seminggu
(April-Oktober) 2009 (April-Oktober) 2009 (April-Oktober) 2009 (Mei-Oktober) 2009
Setiap hari
1 x Seminggu 2 x Seminggu 1 x Seminggu
1 x Seminggu 1 x Seminggu 1 x Seminggu
1 x Seminggu 3 x Seminggu 1 x Seminggu
Tabel 8. Inventarisasi alat dan bahan di KRT No 1 2
Jenis Peralatan Mobil golf Truk
Bahan Bensin Bensin
Jumlah 4 unit 1 unit
Kondisi Baik Baik
3
Mobil Pick-up
Bensin
1 unit
Baik
4
Bensin
3 unit
Baik
5
Mesin pemotong rumput Push-mower
Bensin
2 unit
Baik
6
MPR gendong
Bensin
2 unit
Baik
7
Blower
Solar
5 unit
Baik
8
Traktor
Diesel
1 unit
Baik
9
Mesin pembajak
Solar
1 unit
Baik
10
Gas Power Hedger
Solar
1 unit
Baik
11
Gergaji kecil
-
4 buah
Baik
12
Gergaji besar
-
14 buah
Baik
13
-
14
Sekop -Square -round -spade Cangkul
-
10 buah 8 buah 5 buah 4 buah
Baik Baik Baik Baik
15 16
Garden fork Edger
-
7 buah 4 buah
Baik Baik
17
Mesin edger
-
1 unit
Baik
18 19 20
Palu Kapak Sapu
-
11 buah 2 buah 14 buah
Baik Baik Baik
21
Rake -leaf rake -hard rake
20 buah 14 buah
Baik Baik
Fungsi Alat transportasi Pengangkutan benda-benda berat, Alat transportasi Pengankutan tanaman, Alat transportasi Pemotongan rumput Pemotongan rumput Pemotongan rumput Pembersihan areal perkerasan Pengankutan mulsa dan kompos Pembajakan tanah Pemangkasan tanaman pagar Pemotongan cabang kecil Pemotongan cabang besar -
Penggalian lubang tanam. Meratakan tanah Pembatasann areal taman Pembatasan areal taman Pembersihan areal perkerasan -
22
-
23
Hand-rake -leaf rake -hard rake Shears
24
-
-
2 buah 8 buah 8 buah
Baik Baik Baik
Lopper
-
6 buah
Baik
25
Hand pruner
-
6 buah
Baik
26 27
Hand shovel Kored (weiter)
-
18 buah 6 buah
Baik Baik
28
Kneeler/kneeling pad Ember besar (drum) Ember kecil Sprinkler Shower Gembor Hose kart Tangga -tinggi -pendek Waiter Jas hujan Cones Black kart Knapsack sprayer
-
10 buah
Baik
Pemangkasan tanaman pagar Pemotongan cabang kecil Pemotongan cabang kecil Penanaman Pencabutan gulma Pelindung lutut
-
30 buah
Baik
-
-
10 buah 10 unit 12 buah 5 buah 3 unit
Baik Baik Baik Baik Baik
Penyiraman Penyiraman Penyiraman Penyiraman -
2 buah 2 buah 6 buah 10 buah 50 buah 4 unit 2 unit
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
4 buah 20 buah
Baik Baik
29 30 31 32 33 34 35
36 37 38 39 40
-
41 Sikat 42 Pipa/Selang Air Sumber: Pengamatan lapang (2009)
Penyemprotan hama dan gulma Penyikatan Penyiraman
5.7.5. Anggaran Biaya Pe meliharaan Anggaran biaya merupakan faktor yang paling menentukan dalam keberlangsungan kegiatan-kegiatan pemeliharaan. Faktor ini merupakan faktor kunci dalam pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi dan pemeliharaan. Pada tahun 2008, pihak KRT menghabiskan $1.800.000,- untuk dana pemeliharaan. Total dana tersebut termasuk pengeluaran terhadap gaji para staf, biaya perawatan mesin, biaya pembelian mesin baru, biaya pembelian tanaman annuals yang
ditanam pada musim semi, biaya pembelian umbi- umbi tulip yang ditanam pada musim gugur, dan lain sebagainya. Dana tersebut didapat dari sumbangan TBG Board Members, pihak sponsor (PT. Anderson, Buckeye Cable System), dan dana pemasukan dari berbagai acara yang diselenggarakan oleh pihak KRT.
BAB VI PERSEPSI PENGUNJUNG
Pengunjung merupakan faktor yang menentukan apakah suatu lanskap tersebut tergolong baik ataukah buruk. Jika suatu lanskap dikunjungi dengan tingkat frekuensi pengunjung yang tinggi maka hal tersebut mengindikasikan bahwa lanskap tersebut indah dan menarik. Secara tidak langsung, hal ini juga mengindikasikan bahwa lanskap tersebut juga dipelihara dengan baik. Hal ini berlaku dengan kondisi lanskap Kebun Raya Toledo. Oleh karena itu, untuk mengetahui kondisi lanskap KRT secara keseluruhan, dibutuhkan suatu kuisioner terhadap para pengunjung. Kuisioner tersebut harus mengandung sejumlah pertanyaan
yang komprehensif.
Forman dan
Gordon (1986)
mengungkapkan bahwa survai/kuisioner dapat mengetahui persepsi orang terhadap suatu lanskap. Kuisioner tersebut harus mengandung banyak kriteria yang saling berhubungan dalam mengevaluasi kualitas dari suatu lanskap. Berikut dilampirkan bentuk kuisioner yang disebarkan kepada para pengunjung KRT (Lampiran 13). Jumlah responden yang diambil tentunya harus mewakili keseluruhan responden. Survai ini dilakukan selama 4 minggu, dari minggu pertama Agustus sampai minggu pertama September. Responden yang diambil dipilih secara acak yang sedang tidak melakukan aktivitas aktif. Berikut disajikan pertanyaan dan hasil kuisioner beserta grafik hasil serta penjelasan terkait dengan lanskap. 1. Kelompok usia para pengunjung KRT Persebaran usia pengunjung KRT cenderung merata (Gambar 33). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi lanskap KRT dapat diterima oleh segala usia. Berdasarkan pengamatan lapang, KRT juga dikunjungi oleh golongan usia anak-anak. Di KRT sendiri, terdapat bagian Children Education yang memberikan tur pendidikan mengenai lanskap KRT terhadap anak-anak sekolah.
Gambar 33. Kelompok usia pengunjung KRT
2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan para pengunjung KRT juga cenderung merata (Gambar 34). Pendidikan universitas dan sarjana merupakan dua jenis tingkat pendidikan yang mendominasi para pengunjung KRT. Hal ini mengindikasikan bahwa para pengunjung KRT merupakan orang yang berpendidikan.
Gambar 34. Tingkat pendidikan pengunjung KRT
3. Jenis pekerjaan para pengunjung KRT Jenis pekerjaan pengunjung KRT didominasi oleh pegawai swasta. Setelah itu, diikuti dengan pegawai negeri dan mahasiswa dengan jumlah yang sama (Gambar 35). Hal ini senada dengan didominasinya pengunjung dari kalangan universitas atau mahasiswa. Hal ini setidaknya tidak menyimpang dengan salah satu fungsi kebun raya ialah untuk belajar.
Gambar 35. Jenis pekerjaan pengunjung KRT
4. Hari Kunjungan ke KRT Hari kunjungan di KRT didominasi oleh hari liburan mingguan, yaitu: Sabtu dan Minggu (Gambar 36). Hal ini disebabkan oleh pada hari- hari tersebut merupakan hari- hari diselenggarakannya acara-acara di KRT yang mengundang banyak pengunjung.
Gambar 36. Hari kunjungan ke KRT
5. Tujuan kunjungan ke KRT Tujuan kunjungan ke KRT hanya untuk jalan-jalan mengelilingi kawasan lanskap KRT (Gambar 37). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi kebun raya yang memfasilitasi para pengunjungnya untuk melakukan aktivitas jalan-jalan di dalam kawasan kebun raya. Akan tetapi, kebun raya juga berfungsi sebagai wadah bagi para pengunjung untuk belajar. Pada Gambar 37 juga menunjukan bahwa adanya tujuan kunjungan untuk belajar walaupun dengan persentase yang kecil. Berdasarkan pengamatan lapang
yang dilakukan, pada hari- hari tertentu terdapat sejumlah siswa dan mahasiswa yang melakukan pengamatan dan praktikum di kawasan KRT.
Gambar 37. Tujuan mengunjungi KRT
6. Frekuensi kunjungan ke KRT Frekuensi kunjungan 1-2 kali mendominasi persepsi frekuensi kunjungan ke KRT dan frekuensi 3-4 kali berada di posisi kedua (Gambar 38). Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah KRT cukup terkenal di Kota Toledo sehingga banyak pengunjung yang mengunjungi tempat ini. Selain itu, berdasarkan pengamatan lapang, terdapat beberapa pengunjung yang hampir setiap hari mengunjungi KRT. Aktivitas yang mereka lakukan pun hanyalah jalan-jalan mengelilingi KRT dengan menikmati keindahan dan kedamaian lanskap KRT.
Gambar 38. Frekuensi kunjungan ke KRT
7. Pembagian waktu kunjungan ke KRT Pembagian waktu kunjungan ke KRT relatif merata. Akan tetapi, rentang waktu pukul 12.00-17.00 merupakan waktu yang mendominasi para pengunjung untuk mengunjungi KRT (Gambar 39). Hal ini juga mengindikasikan bahwa lanskap KRT menyajikan keindahan yang dapat dinikmati di setiap waktunya.
Gambar 39. Klasifikasi waktu kunjungan ke KRT
8. Tingkat kepuasan pengunjung terhadap kondisi KRT Tingkat kepuasan pengunjung berbanding lurus dengan kondisi lanskap KRT saat ini. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 40 dan Gambar 41. Persepsi sangat puas dan sempurna merupakan dua kategori yang mendominasi terhadap kondisi lanskap KRT saat ini. Jika dikaitkan antara aspek persepsi kepuasan pengunjung terhadap kondisi lanskap KRT saat ini, para pengunjung puas karena kondisi lanskap KRT yang sempurna untuk dinikmati keindahan dan kedamaiannya.
Gambar 40. Persepsi kepuasan pengunjung terhadap kondisi KRT
Gambar 41. Persepsi pengunjung terhadap kondisi KRT saat ini
9. Lokasi KRT terhadap perumahan pengunjung Letak perumahan para pengunjung terhadap KRT tergolong tidak terlalu jauh. Selain itu, berdasarkan hasil survai ini juga dapat diketahui bahwa para pengunjung KRT juga berasal dari kota/negara bagian lain, seperti: Cleveland dan Michigan (Gambar 42). Hal ini mengindikasikan bahwa KRT merupakan tempat yang cukup terkenal.
Gambar 42. Jarak KRT terhadap perumahan pengunjung
10. Jenis Landmark di KRT Setiap landmark
memiliki proporsi pilihan yang cenderung sama
(Gambar 43). Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah KRT tidak memiliki suatu elemen yang sangat kuat yang dapat mewakili lanskap KRT. Berdasarkan hasil survai ini, angsa merupakan suatu elemen yang memiliki proporsi pilihan yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena angsa sangat
diminati oleh para pengunjung. Pada saat tertentu, sebagian pengunjung datang untuk memberi makan tiga angsa yang terdapat di KRT. Jenis-jenis landmark tersebut dapat dilihat pada Gambar 44.
Gambar 43. Jenis landmark di KRT
Gambar 44. Jenis-jenis landmark di KRT, yaitu: gazebo (kiri atas), kolam air (tengah atas), Shade Garden (kanan atas), Perennial Garden (kiri bawah), danau (tengah bawah), dan angsa (kanan bawah)
11. Tingkat kemudahan aksesiblitas menuju KRT Tingkat kemudahan aksesibilitas menuju KRT tergolong sangat mudah (Gambar 45). Hal ini disebabkan karena KRT sendiri memiliki dua pintu utama untuk mengakses wilayah KRT. Selain itu, papan-papan penunjuk arah KRT juga terdapat di sekitar Kota Toledo sehingga begitu mudah untuk menemukan lokasi KRT. Akan tetapi, berdasarkan juga
pengamatan terdapat hasil tidak mudah untuk mengakses KRT. Hal ini disebabkan karena pengunjung tersebut berasal dari kota atau negara bagian lain yang mengalami kesulitan untuk mengakses lokasi KRT.
Gambar 45. Tingkat kemudahan aksesibiltas menuju KRT
12. Kondisi fasilitas di KRT Kondisi fasilitas yang dimiliki oleh KRT masih tergolong dalam kondisi yang sempurna (Gambar 46). Hal ini mengindikasikan bahwa pihak KRT memelihara seluruh fasilitas dengan baik pula.
Gambar 46. Kondisi fasilitas di KRT
13. Kondisi perkerasan di KRT Kondisi perkerasan dikawasan KRT masih tergolong sangat baik (Gambar 47). Hal ini disebabkan karena masih terdapatnya beberapa perkerasan yang tidak dalam kondisi sempurna.
Pihak KRT sendiri
mengalami kesulitan untuk memperbaiki sejumlah perkerasan tersebut karena keterbatasan dana yang dialami.
Gambar 47. Kondisi perkerasan di KRT
14. Jenis fasilitas yang perlu ditambahkan di KRT Jenis fasilitas yang perlu ditambahkan di KRT ialah taman anak (Gambar 48). Hal ini senada dengan tujuan KRT dalam waktu dekat yaitu ingin membangun taman anak yang telah didesain di dalam Master Plan KRT. Selain itu, dibutuhkan juga wifi internet yang memfasilitasi jaringan internet gratis di lingkungan KRT. Hal ini memudahkan bagi para pengunjung yang ingin menggunakan fasilitas internet gratis.
Gambar 48. Jenis fasilitas yang perlu ditambahkan di KRT
15. Musim kunjungan di KRT Sebagian besar pengunjung berpendapat bahwa KRT me narik untuk dikunjungi di semua musim (Gambar 49). Hal ini mengindikasikan bahwa KRT menyajikan kondisi lanskap yang berbeda di setiap musimnya. Sebagai contoh, pada musim panas semua tanaman (khususnya annuals) berbunga sedangkan pada musim dingin giliran semua tanaman tulip dan tanaman umbi (bulb) lainnya berbunga. Tentunya, perubahan ini sangat menarik untuk diikuti dan juga dapat menarik minat para pengunjung.
Gambar 49. Musim kunjungan di KRT
16. Kondisi tanaman di KRT Kondisi tanaman di lingkup KRT juga masih tergolong dalam kategori sangat baik (Gambar 50). Hal ini disebabkan oleh terdapatnya beberapa tanaman yang diserang penyakit dan virus tanaman sehingga penampilan fisik tanaman kurang menarik. Akan tetapi, secara keseluruhan, kondisi seluruh tanaman di KRT tergolong baik.
Gambar 48. Kondisi tanaman di KRT
17. Kondisi pengelolaan lanskap di KRT Kondisi pengelolaan lanskap KRT tergolong sempurna dan sangat baik (Gambar 51). Hal ini mengindikasikan bahwa lanskap KRT secara keseluruhan tergolong indah dan damai sehingga banyak pengunjung menghabiskan waktu, terutama pada saat liburan, untuk mengunjungi KRT.
Gambar 51. Kondisi pengelolaan lanskap KRT
BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP
6.1. Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo Rencana Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap merupakan produk akhir dari kegiatan Pengelolaan Lanskap (Landscape Management). Hal ini dilakukan agar suatu lanskap dapat menunjukkan nilai estetika dan fungsional, sehingga lanskap yang dikelola dapat berkelanjutan. Pengelolaan lanskap sendiri terdiri dari lima aspek, yakni: struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan pemeliharan, serta anggaran biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil survai kuisioner yang dilakukan, Kebun Raya Toledo telah melakukan kegiatan pengelolaan lanskap dengan baik. Akan tetapi, kegiatan pengelolaan di KRT belum sempurna. Hal ini disebabkan karena alur pekerjaan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi. Selain itu, pihak KRT tidak memiliki jadwal pemeliharaan yang jelas sesuai dengan kondisi lanskap KRT saat ini. 6.1.1. Struktur Organisasi Pengelolaan Struktur organisasi KRT, khususnya bidang hortikultura/pengelolaan lanskap sudah sangat baik dan terstruktur. Setiap bidang yang berada di bawah bidang hortikultura melaksanakan kewajiban dan tugas sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya antusias para pengunjung untuk mengakses KRT dan menghadiri beberapa acara yang diselenggarakan oleh pihak KRT. Hal ini disebabkan karena para staf bidang hortikultura menjalankan tugas dan wewenang dengan penuh tanggung jawab sehingga kondisi lanskap KRT tetap indah dan damai. Hal ini juga didukung dengan tersedianya alat dan bahan yang memadai untuk melakukan kegiatan pemeliharaan. Selain itu, koordinasi di antara para staf pun juga menjadi salah satu kunci keberhasilan pihak KRT menjaga keindahan lanskap KRT. Berdasarkan pengamatan lapang yang dilakukan, terdapat ketidaksesuaian antara alur pekerjaan dengan struktur organisasi KRT, khususnya pada bidang hortikultura. Berdasarkan struktur organisasi KRT (Lampiran 12), terdapat tiga jenis tenaga kerja yang hanya berkeja di bawah supervisor (horticulturist), yaitu: tenaga kerja musiman (temporary worker), mahasiswa magang international
(international intern student), dan sukarelawan (volunteer). Pada kenyataannya, semua tenaga kerja tersebut dapat bekerja di seluruh bidang hortikultura. Oleh karena itu, struktur organisasi KRT yang ideal ialah menempatkan semua tenaga kerja pemeliharaan di bawah tiga bidang hortikultura, yaitu: rumah kaca, taman, dan rumput (Lampiran 14). Struktur organisasi ini dapat bersifat lebih fleksibel yang memberikan kesempatan kepada semua tenaga kerja pemeliharaan terlibat dalam semua pekerjaan di bidang hortikultura. Selain itu, khusus untuk staf penjaga (caretaker) dan tekhnisi pemeliharaan (maintenance technician) dapat bekerja langsung di bawah arahan direktur hortikultura dan staf ahli rumput/alat dan bahan pemeliharaan.
6.1.2. Ketenagakerjaan Kebun Raya Toledo hanya memiliki 5 tenaga kerja penuh (full-time staff) bidang pemeliharaan, yaitu: direktur pemeliharaan, manajer rumah kaca, ahli rumput/alat dan bahan, dan dua staf sebagai supervisor taman (Perennial Garden dan Shade Garden). Akan tetapi, jumlah tenaga kerja ini masih dianggap kurang, terutama kebutuhan tenaga supervisor. Hal ini disebabkan karena kawasan KRT terdiri dari 6 taman, yaitu: Shade Garden, Perennial Garden, Rose Garden, Village Garden, Herb Garden dan Pioneer Garden. Selain itu, berdasarkan data master plan tahun 2005, seharusnya pihak KRT memiliki 9 tenaga kerja penuh (full time). Hal ini dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 9. Tabel 9. Kebutuhan staf seluruh KRT Komponen KRT Staf (unit) Shade Garden 1.50 Perennial Garden 2.00 Village Garden 0.50 Herb Garden 0.50 Rose Garden 0.50 Turf/Lawn 1.00 Trees/Arbor 0.50 Pioneer Garden 0.50 Pond/Ditch 0.25 Conference Center 0.50 Bancroft Entry 0.25 Greenhouse 1.00 Total 9.00 Sumber: Master Plan KRT (2005)
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja pada seluruh kawasan KRT berjumlah 9 tenaga kerja penuh. Tabel 7 juga menunjukan bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk Perennial Garden ialah 2 tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena tingkat pemeliharaan di Perennial Garden tergolomg sangat intensif. Oleh karena itu, seharusnya pihak KRT memiliki 5 supervisor dengan spesifikasi pekerjaan, yaitu: 2 supervisor memelihara Perennial Garden, 2 supervisor memelihara Shade Garden dan Herb Garden, dan 1 supervisor memelihara Rose Garden, Village Garden, dan Pioneer Garden. Di dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, semua tenaga kerja dituntut untuk
bekerja
secara
efektif.
Menurut
Sondang
P.
Siagian
(www.othenk.blogspot.com), efektifitas diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang sedang dijalankan. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan efektivitas tenaga kerja merupakan suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian
pekerjaan
sesuai dengan
rencana
yang
telah
ditentukan
(http://othenk.blogspot.com) Tentunya, efektivitas kerja sangat penting di dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Menurut Arifin dan Arifin (2005), efektivitas kerja operator pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut. 1. Motivasi kerja dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh para operator pemeliharaan taman. 2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3. Ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. 4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan. 5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor (supervisor) dan antara mandor/supervisor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan.
Adapun tabel kapasitas kerja disajikan secara terperinci sebagai berikut (Tabel 10) Tabel 10. Kapasitas kerja seluruh kegiatan pemeliharaan Jenis Kegiatan Pemeliharaan
Kapasitas kerja/jam/orang Pengamatan lapang Pembanding1 Pembanding2 (m2 /jam) Transplanting Groundvover 4.0 Transplanting semak 3.0 Penyiraman dengan gembor 30.0 Penyiraman dengan 340.0 500.0 sprinkler Pemupukan 40.0 Penyemprotan gulma 600.0 500.0 Pembersihan areal 2000.0 800.0 perkerasan Deadheading semak 30.0 18.5 Pemangkasan cabang 5 pohon 5 pohon pohon Pemangkasan tanaman 7.5 10 3.0 pagar dengan hand shears Pemangkasan tanaman 22.5 pagar dengan gas power hedger Edging 4.0 7.5 Pencabutan gulma 4.5 3.0 11.0 Penanaman groundcover 20.0 Penanaman semak 15.0 Mulching 20.0 Composting 30.0 Penggarukan daun kering 18.0 Penggarukan daun kering di 2.2 dalam kolam Pemotongan rumput 600.0 500.0 Sumber: Pengamatan lapang (2009) 1 Arifin dan Arifin (2005) 2 Parker dan Bryan (1989) Tabel 10 menunjukkan tingkat kefektifan pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan. Berdasarkan Tabel 10, efektifitas pekerjaan terbagi dua, yaitu: pekerjaan yang dilakukan secara efektif dan pekerjaan yang dilakukkan secara tidak efektif. Pada dasarnya, hampir seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tergolong efektif. Hal ini disebabkan karena pihak KRT memiliki alat dan bahan yang mencukupi sehingga para operator taman (tenaga kerja) dapat dengan
mudah
melakukan kegiatan pemeliharaan.
Selain
itu,
kegiatan
pemeliharaan juga dilakukan bersamaan dengan supervisor (horticulturists) sehingga
para
operator
taman
termotivasi dalam
melakukan
kegiatan
pemeliharaan taman. Di lain pihak, terkadang terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara tidak efektif. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu: terjadinya pembicaraan singkat (‘ngobrol’) antara operator taman sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak optimal dan timbulnya rasa bosan sehingga hilangnya motivasi dalam melakukan pekerjaan. Untuk mencegah terjadi dua afktor yang menyebabkan tidak efektifnya suatu pekerjaan, pihak KRT berupaya untuk merotasi setiap pekerjaan yang dilakukan dengan operator taman yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya rasa bosan yang disebabkan oleh pekerjaan yang sama dilakukan dalam waktu yang lama.
6.1.3. Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan berisikan seluruh kegiatan pemeliharaan selama satu tahun. Jadwal ini meliputi empat jenis kegiatan pemeliharaan utama di KRT, di antaranya: kegiatan pemeliharaan musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin (Tabel 11). Tabel 11. Jadwal Pemeliharaan Kebun Raya Toledo No
Jenis Kegiatan Pemeliharaan
1.
Kegiatan Pemeliharaan Musim Semi
2.
Kegiatan Pemeliharaan Musim Panas
Nama Kegiatan a. Raking b. Planting c. Transplanting d. Mulching e. Penyiraman f. Pemotongan rumput g. Pencabutan gulma h. Blowing a. Hedging b. Pruning c. Edging d. Feeding plants e. Deadheading f. Pengendalian hama g. Cuttingback h. Fertilizing i. Penyiraman j. Pemotongan rumput k. Pencabutan gulma
Frekuensi harian mingguan mingguan mingguan harian harian harian mingguan mingguan mingguan mingguan bulanan mingguan bulanan bulanan bulanan harian harian harian
3.
4.
Kegiatan Pemeliharaan Musim Gugur
Kegiatan Pemeliharaan Musim Dingin
l. Blowing a. Penanaman tanaman umbi b. Raking c. Pengomposan d. Cuttingback e. Penyimpanan tanamantanaman tropis (evergreen) f. Penyiraman g. Pemotongan rumput h. Pencabutan gulma i. Blowing a. Pruning b. Pemindahan salju c. Perbaikan hardscape d. Pekerjaan di rumah kaca
minguan mingguan mingguan bulanan bulanan mingguan harian harian harian mingguan mingguan harian bulanan harian
6.2.4. Alat dan Bahan Pe meliharaan Secara keseluruhan, alat dan bahan yang tersedia di KRT dalam kondisi baik. Hal ini sangat mendukung kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Selain itu, jumlah yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga mendukung proses kelancaran kegiatan pemeliharaan. Khusus untuk peralatan mesin, dibutuhkan keahlian khusus untuk menggunakannya. Tidak hanya itu, petugas yang menggunakan alat tersebut harus dilengkapi dengan beberapa alat pelindung, seperti: ear plug, goggle, dan headset. Hal ini merupakan peraturan dari pemerintah Amerika Serikat bagi para tenaga kerja yang harus diikuti.
6.1.5. Anggaran Biaya Pe meliharaan Estimasi biaya merupakan faktor terakhir yang harus diperhatikan dalam membuat rencana pengelolaan. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pada tahun 2008 pihak KRT menghabiskan biaya $1.800.000,-USD. Biaya tersebut telah mencakup pengeluaran terhadap seluruh kebutuhan, baik administrasi maupun pemeliharaan (hortikultura). Sedangkan pada tahun 2009 pihak KRT menghabiskan biaya $1.500.000,- USD. Biaya ini lebih hemat dibandingkan biaya yang dikucurkan oleh pihak KRT pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2009 pihak KRT melakukan pengurangan jumlah pegawai. Selain itu, pada tahun 2009 juga tidak diberlakukan sistem kerja
‘lembur’ (over time). Jika para pegawai bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu, mereka dapat mengambil libur berdasarkan jumlah jam lebih yang mereka miliki pada minggu selanjutnya. Hal ini tentunya mengurangi jumlah pengeluaran terhadap gaji para pegawai. Pada dasarnya, permasalah biaya yang dihadapi oleh pihak K RT disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat. Pada tahun 2008, pihak KRT masih mendapat dana bantuan dari pemerintah Lucas County. Akan tetapi, sejak tahun 2009, pihak KRT tidak lagi mendapat dana bantuan dari pemerintah Lucas County. Di lain pihak, pengurangan biaya pemeliharaan pada tahun 2009 tidak berdampak signifikan di KRT. Seluruh acara yang telah direncanakan tetap berjalan lancar. Selain itu, seluruh kegiatan pemeliharaan juga tidak
menemui kendala
yang
berarti dalam pelaksanaannya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa biaya yang dianggarkan pada tahun tahun 2009 jauh lebih efektif dan efisien.
6.2. Daya Dukung KRT Daya dukung merupakan faktor kunci yang terkait dengan kemampuan lahan dalam menampung dan mendukung jumlah populasi pada suatu waktu tertentu. Daya dukung dibutuhkan untuk mengetahui jumlah pengunjung maksimal untuk mengakses suatu lanskap. Selain itu, daya dukung juga dibedakan berdasarkan aktivitas yang dilakukan, seperti daya dukung untuk aktivitas piknik, rekreasi, berenang, berselancar, berkemah, photo hunting, dan lainnya. Sebagai taman publik, Kebun Raya Toledo juga memiliki daya dukung untuk aktivitas-aktivitas tertentu. Berdasarkan kegiatan pengunjung di kawasan KRT, daya dukung rekreasi perlu dihitung dan dianalisis terkait jumlah pengunjung yang mengakses KRT. Daya dukung rekreasi sangat terkait aspek kemampuan kawasan (site capability). Hal ini senada dengan pendapat Nurisyah dkk (2003) yang menyebutkan bahwa daya dukung rekreasi merupakan suatu konsep pengelolaan yang menempatkan kegiatan rekreasi pemakai kawasan/tapak dalam berbagai aspek yang terkait dengan kemampuan kawasan/tapak (site capability). Menurut Tivy (1972) yang dikutip dalam Nurisyah (2003), pengelolaan yang mengkaitkan hubungan antara permintaan rekreasi dengan
kapasitas dan keterbatasan sumber daya ini menjadi penting berdasarkan beberapa alasan, yaitu: 1) Terjadinya peningkatan permintaan rekreasi ruang luar (outdoor) yang cepat dan melampaui tidak saja terhadap ketersediaan fasilitas yang ada dan direncanakan, tetapi juga terhadap ketersediaan sumberdaya. 2) Terjadinya penurunan dan kerusakan areal rekreasi telah merupakan suatu masalah yang serius pada daerah rekreasi tertentu karena tingkat penggunaan yang tinggi, dalam frekuensi dan intensitas, dari juga perilaku yang negatif terhadap lingkungan dari para pemakainya.
Kebun Raya Toledo yang berfungsi sebagai taman publik memiliki beberapa tempat/taman yang berpotensi sebagai area rekreasi. Aktivitas rekreasi sendiri dapat berupa jalan-jalan, duduk-duduk, piknik, dan sebagainya. Diasumsikan bahwa bahwa area-area yang berpotensi dijadikan area rekreasi ialah area taman dan bentangan rumput dengan total luasnya 129520 m2 (32 acres). Khusus untuk kegiatan rekreasi, kebutuhan ruang yang dibutuhkan adalah 10 m2 /orang (108 feet 2 /orang). Berikut dijabarkan perhitungan daya dukung rekreasi pada kawasan KRT dengan formula: D = Y*CD*TF*K A = 32 acres * 120 hari * 1.5 * 43.560 108 feet 2 /orang = 2349.757 = 2350 orang/hari
Keterangan: D = demand aktivitas (jumlah pengunjung) Y = luas area yang dibutuhkan (dalam acre) A = area/orang (dalam feet 2 ) CD = capacity days (hari rekreasi/tahun), diasumsikan pada hari Sabtu dan Minggu, serta hari libur Nasional Amerika Serikat. TF = turn factor (untuk rekreasi, TF = 1.5) K = konstanta (43.560)
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat bahwa daya dukung rekreasi pada kawasan KRT ialah 2350 pengunjung. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengunjung tersebut merupakan jumlah maksimum untuk melakukan rekreasi di KRT pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pengunjung KRT setiap tahunnya ialah 120000 pengunjung. Jika diasumsikan pengunjung KRT berjumlah sama setiap harinya, maka didapat jumlah pengunjung KRT setiap harinya ialah berkisar 300-350 pengunjung. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung maksimum untuk melakukan rekreasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak KRT harus lebih gencar dalam melakukan promosi sehingga antusias para pengunjung untuk melakukan rekreasi di kawasan KRT dapat meningkat.
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan Kegiatan magang ini sangat bermanfaat karena mendapat praktek kerja langsung di bidang pemeliharaan lanskap berupa: 1. Mendapat pengetahuan dan meningkatkan kemampuan (skill) dalam mengelola dan memelihara sebuah lanskap, khususnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan. 2. Mengenal dan mengetahui cara menggunakan alat dan bahan pemeliharaan, baik alat yang digunakan secara manual maupun alat yang digunakan secara mekanis (mesin). 3. Dapat melakukan kegiatan-kegiatan pemeliharaan secara langsung di lapangan. 4. Dapat menerapkan sikap profesionalisme dalam bekerja, seperti: rasa tanggung jawab, kedisiplinan, dan dapat bekerja dalam tim.
Kebun Raya Toledo merupakan tempat yang sangat sesuai untuk melakukan kegiatan magang. Kebun Raya Toledo (KRT) sendiri memiliki beberapa taman kecil di dalamnya. Dari seluruh taman tersebut, terdapat 2 taman yang terkenal dan membelah KRT, yaitu: Shade Garden yang terletak di bagian Utara dari danau dan Perennial Garden yang terletak di bagian Selatan danau. Kegiatankegiatan pemeliharaan yang dilakukan pun cukup beragam yang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu: kegiatan pemeliharaan pada musim semi, kegiatan pemeliharaan pada musim panas, dan kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan. Pada musim semi, kegiatan pemeliharaan didominasi oleh pembersihan area taman dari daun-daun kering. Selain itu, juga dilakukan penanaman tanaman, pemindahan tanaman, dan pemberian mulsa pada permukaan tanah. Sedangkan pada musim panas, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan lebih beragam, seperti: pemangkasan yang berupa pemangkasan ranting pohon dan pemangkasan tanaman pagar (hedge), membuat pola flower bed, pemupukan, feeding plants, pengendalian hama, dan deadheading. Selain itu, terdapat juga tindakan-tindakan
pemeliharaan yang rutin dilakukan, di antaranya: pencabutan gulma, pemotongan rumput, penyiraman, dan pengomposan.
7.2. Saran Kebun Raya Toledo merupakan suatu area terbuka yang dapat diakses oleh publik secara gratis (free admission). Berikut diuraikan beberapa saran yang terkait dengan permasalahan keuangan yang pihak KRT hadapi dan juga saran terhadap kegiatan pemeliharaan, di antaranya: 1. Menyelenggarakan acara-acara yang menghasilkan dana dengan frekuensi yang lebih sering. 2. Membuka kembali toko suvenir (gift shop) di kawasan KRT. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan KRT dan juga meningkatkan minat pengunjung. 3. Membuat jadwal pemeliharaan sehingga kegiatan pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim].
2003.
Landscape
Management
Workshop.
http://209.85.175.104/search?q=cache:cEaLLDRb1sJ:www.whc.org/documents/IML_Report_Final_August.pdf+landscape +management+definition&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id [29 April 2008]. ________.
2009.
About
Toledo
Botanical
Garden.
http://www.toledogarden.org/content/information/ [14 Pebruari 2009] ________.
2009.
About
Toledo
Botanical
Garden.
http://www.toledogarden.org/content/gardens/ [18 Agustus 2009] ________. 2009. Amerika Serikat. http://en.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat/ [14 Pebruari 2009]. ________. 2009. Botanical Garden. qanda.encyclopedia.com/question/functionsdo-botanical-gardens-peform-82354.html [13 Desember 2009] ________.
2009.
Botanical
Garden.
http://qanda.encyclopedia.com/question/plants-botanical- gardens-oftenarranged-108954.html [13 Desember 2009] ________.
2009.
Efektifitas.
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-
tentang-efektivitas.html [18 Agustus 2009] ________. 2009. Greenhouse. http://www.answers.com/topic/greenhouse [18 Agustus 2009]. ________. 2009. Kebun Raya. http://en.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya/ [14 Pebruari 2009]. ________. 2009. Landscape Management. http://www.wisegeek.com/what- islandscape- management.html [18 Agustus 2009]. ________. 1980. Soil Survey of Lucas County, Ohio (Soil Conservation Service in Cooperation with Ohio Department of Natural Resources, Division of Lands and Soil, Ohio Agricultural Research and Development Center). Ohio: United States Government. ________. 2009. Toledo. http://en.wikipedia.org/wiki/Toledo,Ohio/ [18 Agustus 2009].
Arifin, HS dan Arifin, NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya Astri, IM dan HS, Arifin. 2005. Rencana Pengelolaan Lanskap Safari Trek di Taman Safari Indonesia. Jurnal Lanskap Indonesia. 1 (1). Bogor: Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB. 14 p.. Benson, JF and Roe, MH. 2000. Landscape and Sustainability. New York: Spon Press. Bonar, A et al. 1994. Indoor, Conservatory, and Greenhouse gardening. London: Cassell Education Limited. Dahiya, R et al. 2007. The effect of mulching and tillage on the water and temperature regimes of a loss soil: Experimental findings and modeling. Soil and Tillage Research. www.sciencedirect.com [2 November 2009]. Davidson, H and Roy M. 1981. Nursery Management. United States of America: Prentice-Hall, Inc. 2-65 p. Emmons, R. 2000. Turfgrass Science and Management. United States of America: Thomson Delmar Learning, Inc. Forman, RTT and Michael G. 1986. Landscape Ecology. New York: John Willey and Sons. 50-56 p. Hamdani, JS. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Ditanam di Dataran Medium. Jurnal Agronomi Indonesia. 37 (1). Bogor: Perhimpunan Agronomi Indonesia dan Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Ingels, J. 2004. Landscaping Principles and Practicing. United States of America: Thomson Delmar Learning, Inc. Mastalerz, JW. 1977. The Greenhouse Environment. New York: John Wiley and Sons. 11-15 p. Nelson, KS. 1973. Greenhouse Management for Flower and Plant Production. Illinois: The Interstate Printers and Publishers, Inc. Nurisyah, S dkk. 2003. Daya Dukung dalam Perencanaan Tapak. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Parker, J and Peter B. 1989. Landscape Management and Maintenance. United State of Ameica: Gower Technical. Simonds, JO and Barry WS. 2006. Landscape Architecture. New York: McGrawHill Company. Stoner, JAF dkk. 1996. Manajemen. Jakarta: PT. Prenhallindo. 7-9 hal.
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Magang Jenis Kegiatan 1. Pelaksanaan Magang a. Orientasi Lapang b. Pengenalan Kondisi Lapang c. Pengenalan Lembaga Kerja d. Mempelajari Struktur Organisasi e. Mempelajari dan Menganalisis Pola Pembagian Ruang f. Kegiatan Pemeliharaan (pemangkasan, penanaman, penyiraman, dll) g. Melakukan wawancara dan menyebarkan kuisioner h. Menganalisis Daya Dukung lahan terhadap vegetasi dan pengunjung i. Menganalisis efektifitas dan efisiensi kerja j. Menyusun Rencana Pengelolaan 2. Penyusunan Laporan
Waktu Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agu Sept
Okt
Lampiran 2. Peningkatan Populasi di Kota Toledo Peningkatan Populasi Sensus Populasi 1860 13.768 1870 31.584 1880 50.137 1890 81.434 1900 131.822 1910 168.497 1920 243.164 1930 290.718
% (%) 129,4 58,7 62,4 61,9 27,8 44,3 19,6
Sensus Populasi % (%) 1940 282.349 -2,9 1950 303.616 7,5 1960 318.003 4,7 1970 383.818 20,7 1980 354.635 -7,6 1990 332.943 -6,1 2000 313.619 -5,8 est. 316.851 1 2007
Sumber: www.wikipedia.com
Lampiran 3. Iklim di Kota Toledo Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tertinggi F C 68 20 71 21,67 81 27,22 88 31,11 95 35 104 40 105 40,56 99 37,22 98 36,67 91 32,78 80 26,67 70 21,11
Normal F C 31,4 -0,33 35,1 1,72 46,5 8,06 58,9 14,94 70,7 21,5 79,5 26,38 83,4 28,55 81 27,22 74 23,33 62,1 16,72 48,3 9,05 36 2,22
Sumber: www.wikipedia.com
Terendah F C -20 -28,9 -14 -25,6 -6 -21,1 8 -13,3 25 -3,89 32 0 40 4,44 34 1,11 26 -3,33 15 -9,44 2 -16,7 -19 -28,3
Normal F C 16,4 -8,67 18,9 -7,27 27,9 -2,27 37,7 3,16 48,6 9,22 58,2 14,55 62,6 17 60,7 15,94 52,9 11,61 41,6 5,33 32,6 0,33 22,3 -5,3
Lampiran 4. Ilustrasi lanskap KRT saat ini
Lampiran 5. Master Plan KRT
Lampiran 6. Realisasi Master Plan KRT
Lampiran 7. Pola Pembagian Ruang KRT
Lampiran 8. Pola Sirkulasi Kawasan KRT
Lampiran 9. Area Tanaman Koleksi di KRT
Lampiran 10. Komponen-komponen Taman di Kawasan KRT beserta Kegiatan Pemeliharaan yang Dilakukan Jumlah Kegiatan Pemeliharaan No Nama Taman Elemen Taman (Unit) Musim Semi Musim Panas Rutin Dilakukan 1 Shade Garden a. Conference Center 1 Raking, Deadheading, penyiraman b. Water fountain 2 planting, cuttingback, (sprinkler, gembor, c. Gazebo 2 transplanting, pemupukan, dan tree alligator d. Kolam 1 mulching hedging, feeding bag), blowing, e. Jembatan 1 plants, dan edging sweeping, f. Deck 2 pencabutan gulma, g. Bee Nest 1 dan pemotongan (sculpture) 1 rumput h. Toilet 1 i. Handicap house 1 j. Bangku taman 6 k. Tempat sampah 2 l. Quick coupler 2 m. Hose unit (keran 2 air) 2 Perennial Garden a. Gerbang 1 Planting, Deadheading, penyiraman b. Bangku taman 9 transplanting, cuttingback, (sprinkler dan c. Sculpture 10 pruning, hedging, gembor), blowing, d. Pergola 2 edging, pencabutan gulma, e. Quick coupler 1 pemupukan, dan pemotongan f. Pot ornamental 2 pengendalian rumput gulma dan hama japaneese betles
3.
Pioneer Garden
4.
Rose Garden
5.
Village Garden
Sumber: Pengamatan lapang (2009
a. Kabin b. Quick coupler
1 1
Planting
Edging
Penyiraman (sprinkler) dan pencabutan gulma
a. Hose unit (keran air) b. Sculpture c. Bangku taman
5
Mulching
Hedging, edging, dan pengendalian hama dengan zat kimia.
Penyiraman dan pencabutan gulma
a. b. c. d. e. f.
2 4 15 3 1 4
Planting, dan transplanting
Edging, pruning, deadheading, feeding plants
Penyiraman (sprinkler dan gembor), pencabutan gulma, blowing, sweeping, dan pemotongan rumput.
Pergola Sculpture Clay pot Bangku taman Quick coupler Hose unit
1 2
Lampiran 11. Acara-acara yang Diselenggarakan oleh KRT No Nama Waktu Kegiatan Deskripsi kegiatan Kegiatan (pukul) Berorientasi Ekonomi 1 Spring Plant 7 Mei 2009 (16.00- Acara yang menjual tanamanSale 20.00) tanaman yang dihasilkan oleh 8-10 Mei 2009 rumah kaca KRT. (10.00-17.00)
2
Crosby Festival of The Arts
26 Juni 2009 (18.00-22.00) 27 Juni 2009 (10.00-19.00) 28 Juni 2009 (10.00-16.00)
Acara yang mempertunjukan dan memperjual-belikan karya-karya seni dari para seniman, berupa: lukisan, fotografi, perabotan tanah liat, fashion, anyaman rotan, dan lainnya.
3.
Jazz in The Garden
Setiap hari Kamis selama musim panas, 9 Juli 2009 – 20 Agustus 2009 (18.00-21.00)
Acara pertunjukan musik jazz dari beberapa grup musik ternama di Kota Toledo.
Ilustrasi Gambar
4.
Wedding in the Gardens
5.
Arts in the Garden
6.
Arts Gone Wild
Setiap hari Sabtu dan Minggu selama musim panas (10.00-14.00 dan 15.00-19.00)
Acara perkawinan yang berlangsung di kawasan KRT. Tempat-tempat yang dapat disewa ialah Shade Garden, Perennial Garden, Grand Alle, dan Small Park with Arches.
Berorientasi Sosial dan Seni 2 Agustus 2009 Acara yang menyajikan (10.00-16.00) kegiatan-kegiatan kesenian, seperti: melukis, menari, dan lainnya.
7-8 Agustus 2009 (10.00-16.00)
Sumber: Pengamatan Lapang.
acara ini juga berfungsi sebagai tempat promosi beberapa organisasi dan sekolah kesenian, seperti: Toledo Zoo, Toledo Orchestra, Toledo Symphony, Toledo Museum, Toledo Theatre, dan lainnya. Selain itu, diadakan pula pameran cinta lingkungan.
Lampiran 12. Struktur Organisasi KRT
Sumber: Pihak Pengelola KRT
Lampiran 13. Kuisioner terhadap para pengunjung KRT
Honorable Respondent (guest of the garden), my name is Teuku Munawir Salim. I am a 2009 International Horticulture Intern Student at Toledo Botanical Garden (TBG). I hope you can answer the questions in this survey to help me collect the data I would like to use for a research report I am doing for my University in Indonesia
RESPONDENT IDENTITY Name (optional) : Date : 1. Sex: a. Male b. Female 2. Age: a. 15-24 years d. 45-54 years b. 25-34 years e. >55 years c. 35-44 years 3. Education completed: a. High School or GED d. Post Graduate b. Some College e. Other, mention…………………. c. College Graduate 4. Employment a. Civil Servant d. Enterpreneur b. Private Sector Worker e. Other, mention ………….. c. Student 5. When do you usually visit TBG: a. Saturday d. work day b. Sunday e. everyday c. National Holiday f. special events 6. How many times do you visit TBG: a. once - twice d. everyday b. 3-4 times c. 5-6 times 7. What attracts you to visit TBG (you can choose more than one) a. vacation d. b. study e. dating c. walk around f. other, mention…………….. 8. What time do you usually visit TBG (you can choose more than one) a. morning (9 am - noon) c. evening (5 pm – 9 pm) b. afternoon (noon – 5 pm) 9. In your opinion, how is the current condition of TBG right now: a. excellent c. good e. poor b. very good d. fair 10. How is the plesantness of TBG: a. excellent c. good e. poor b. very good d. fair
11. How far is TBG from your residence: a. 1-5 miles c. 10-15 miles e. >20 miles b. 5-10 miles d. 15-20 miles f. another state/city, mention………… 12. Does the location (accessibility) of TBG make it easier for you to visit: a. quite easy c. less easy b. pretty easy d. not easy 13. Does TBG have special thing(s)/land mark (such as: sculpture, statue, or anything else) which makes TBG different than the others Toledo Metroparks. a. no c. no idea b. yes* * If yes, What comes to mind when you visit or mention TBG?? a. Gazebo e. Lake b. Pond f. Swans, Ducks, or Geese c. Shade Garden g. Another thing, mention………… d. Perennial Garden 14. How is the current condition of TBG’s facilities (please rate the overall cleanliness of TBG): a. excellent c. good e. poor b. very good d. fair 15. What kind of facility(ies) would you like to see be added (you can choose more than one ) a. Sport(s) i. Rest Area (such as: bench) b. Garbage Can j. Shady Area (such as: gazebo, pergola, shelter, etc) c. Light(s) k. Cafe d. Sidewalk l. Children Garden e. Garden m. Hot spot/wifi (for internet access) f. Pond /Fountain n. Green House g. Toilet o. Other, mention…………………………….. h. Parking lot 16. How is the current condition of hard materials (paving, asphalt, path, etc): a. excellent c. good e. poor b. very good d. fair 17. How is the current condition of TBG Plants: a. excellent c good e. poor b. very good d. fair 18. In your opinion, do plants at TBG need to be added: a. no c. no idea b. yes * * If yes, what kind of plants which need to be added: a. Trees d. Hostas b. Shrubs e. Perennial and annual c. Bushes f. Groundcover
19. In your opinion, how is the current condition of landscape management system of TBG; a. excellent c. good e. poor b. very good d. fair 20. Which seasons would you like to visit TBG (you can choose more than one): a. summer c. winter e. all seasons b. autumn/fall d. spring 21. Please write down your suggestion(s) to develop TBG in the future (if any):
Lampiran 14. Struktur organisasi KRT yang direncanakan