UPAYA PENINaGKATAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT Dr. Marmo Soemarmo President COTIM, Ohio University Laporan tentang Upaya Peningkatan Pengajaran Bahasa Indonesia di Amerika Serikat terdiri dari dua bagian: A. Kesempatan untuk Belajar Bahasa Indonesia B. Peningkatan Pengajaran A. Kesempatan untuk Belajar Bahasa Indonesia Usaha untuk memberi kesempatan mahasiswa Amerika untuk belajar Bahasa Indonesia terdiri dari: 1. Pelajpkins University dan Columbia University: i. Arizona State University ii. Cornell University iii. Northern Illinois University iv. Ohio University v. University of California at Berkeley vi. University of California at Los Angeles vii. University of Hawai'i viii. University of Michigan ix. University of Washington x. University of Wisconsin-Madison xi. Yale University xii. University of Colorado at Boulder 2. Pelajaran intensif di Amerika: i. SEASSI: http://seassi.wisc.edu/General%20Information/inde x.htm - diadakan tiap musim panas (Summer) di University of Wisconsin – Madison. 3. Pelajaran intensif di Indonesia: i. COTIM: http://www.ohiou.edu/COTIM/. Program ini sudah berjalan selama 32 tahun. Dana didapat 1
dari pemerintah Amerika dan Fulbright. Program ini program intensif (9 minggu, 5 jam sehari). Mahasiswa tinggal di keluarga asuh dan disamping belajar bahasa, mereka juga belajar kebudayaan dan tugas lapangan. Dana untuk empat tahun lagi (2008-2012) sudah dihadiahkan. Mulai tahun ini program ini diadakan di UKSW Salatiga. Sebelum tahun ini, di UNSRAT, Manado. ii. PIBBI–Salatiga: http://www.geocities.com/pibbiid/. “PIBBI, commonly known as The Salatiga Program, is a high quality intensive Indonesian language and culture program offering courses at the campus of Satya Wacana Christian University in Salatiga, …” = “PIBBI, terkenal dengan nama Program Salatiga, adalah program intensif tingkat tinggi untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia di Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga …” iii. USINDO: http://usindo.org/. “The United StatesIndonesia Society is dedicated to expanding understanding of Indonesia and of the importance of the United States-Indonesia relationship. … Despite its great importance, most Americans know little about Indonesia.” = USINDO (The United States-Indonesia Society) membaktikan tujuannya untuk memperluas pengetahuan tentang Indonesia dan mutu perhubungan antara Amerika dan Indonesia. Meskipun pentingnya daerah ini kebanyakan orang Amerika hanya tahu sedikit atau tidak tahu tentang Indonesia” 4. Bahasa Indonesia sebagai “Critical Language”: Homeland Security Administration menentukan bahasa apa yang dianggap “critical”. Tahun ini kami diberi tahu bahwa Bahasa Indonesia dimasukkan sebagai “critical” language. Mudah-mudahan pergantian ini akan menambah bea siswa untuk belajar Bahasa Indonesia. i. Fulbright Critical Language Enhancement Award : http:// us.fulbrightonline.org/language_crit.html 2
ii. Staffing and Foreign Language Shortfalls Persist Despite Initiatives to Address Gaps: http://www.gao.gov/new.items/d06894.pdf 5. Beasiswa dari pemerintah Indonesia: Beasiswa dari Konsulat Indonesia pernah ada, tetapi sudah beberapa tahun ini tidak ada lagi. Mahasiswa yang ingin belajar Bahasa Indonesia masih memerlukan bantuan, meskipun mereka dapat bea siswa dari COTIM. 6. Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar: bahasa Jepang dan Cina sudah mulai diajarkan di sekolah dasar, tetapi usaha untuk mengajar Bahasa Indonesia belum ada. 7. Pelajaran Jarak Jauh (Distance Learning): Tiga universitas akan melancurkan pelajaran bahasa Indonesia jarak jauh: Cornell University, Ohio Univesrity, dan Unviversity of Michigan. B. Peningkatan Pengajaran 1. Pengaruh jumlah mahasiswa dan nilai metode pengajaran: Seperti yang dilaporkan di konperensi BIPA tahun 2007, jumlah mahasiswa yang belajar Bahasa Indonesia turun. Yang ironis ialah bahwa karena rasio antara mahasiswa dan pengajar turun, jadi dipandang dari metode pengajaran, mutu pengajaran naik. 2. Pendidikan Guru Bahasa Indonesia di Amerika Serikat: Sampai sekarang belum ada institusi di Amerika yang mendidik guru Bahasa Indonesia. Hampir semua pengajar Bahasa Indonesia mempunyai pengalaman mengajar Bahasa Indonesia and belajar atau sudah mendapat gelar MA di bidang TESOL (Teaching English for Speakers of Other Languages) atau Language Acquisition. Institusi juga biasanya memberi lokakarya cara mengajar yang modern. Program seperti COTSEAL (The Council of Teachers of Southeast Asian Languages --. http://cotseal.org/) juga sering memberi lokakarya untuk pengajar bahasa-bahasa Asia Tenggara.
3
3. Pemakaian Teknologi: i. Situs yang sangat berguna sebagi sumber bahan pengajaran adalah: 1. Nothern Illinois University: http://www.seasite.niu.edu/ Indonesian/ 2. University ot Hawaii: http://www.hawaii.edu/indolang/reader/ ii. Program yang dipaki untuk menyokong pengajaran: 1. Blackboard: program ini dipakai untuk menyebarkan bahan pengajaran, pekerjaan rumah, komunikasi dengan pengajar dan pelajar, dan test. 2. WordSmith: program ini dapat dipakai untuk menganalisa bahan tertulis – contoh disajikan dibawah. 3. Permainan Bahasa (Language Games): program ini diciptakan oleh pemakalah ini dan dipakai untuk mencitakan bermacammacam latihan. Sudah dipakai untuk pengjaran bahasa Jepang, Cina, dan Spanyol (Soemarmo (2008). Contoh dalam bahasa Indonesia akan didemonstrasikan. 4. Pelajaran JavaScript diciptakan oleh pemakalah ini bagi pengajar yang ingin menciptakan bahan online yang interaktif. (Soemarmo, 2000). 4. Bahan Pelajaran: disamping buku pengajaran, bahan yang asli (atentik) diambil dari media (radio, rekaman, TV, surat kabar, dan sebagainya.) 5. Profisiensi dan Metode Pengajaran: i. Saran untuk memakai bahan untuk menentukan profisiensi dianjurkan oleh tim COTIM dan dicoba di UKSW Salatiga tahun ini. Projek ini dipimpim oleh Dr. A. Rafferty dari University of Wisconsin, Madison. Pada dasarnya, pelajar diminta untuk menceritakan apa yang dilihat digambar yang disajikan. Dengan memakai “ACTFL Proficiency Guidelines” (http://www.actfl. 4
org/i4a/pages/index.cfm?pageid=1) tingkat profisiensi dapat ditentukan. ii. Kontektual Deduktif Tata Bahasa: Membuat deduksi dari suatu kata dan konteksnya. Dengan program WordSmith Tools (Scott, Mike. 2008), bahan tertulis dapat dianalisa untuk menentukan frekwensi tiap kata (contoh terlampir) dan untuk menentukan konkordinasi (concordance). Dari daftar kata ini, mahasiswa dan pengajar dapat membicarakan bentuk dan kata kunci (key word) di bacaan tersebut. Dari konkordensi suatu kata mahasiswa dapat mempelajari konteks kata dan menentukan (secara deduktif) bentuk dan pemakain kata tersebut sehingga dapat membuat kalimat baru dengan kata itu. Metode ini sering dipakai dipelejaran Bahasa Inggris untuk penutur asing dan dicoba di COTIM untuk pelajaran Kosakata dan Tata Bahasa Indonesia. Mahasiswa menyaksikan salah satu video dari Soemarmo (2004). Berdasarkan atas anjuran Celce-Murcia (2000), Moder dan Martinovic-Zic (eds. 2004) pelajar harus dibimbing dalam membuat kalimat dengan memperhatikan pilihan kata (Lumintaintang, Indiyastini, dan Kurniawati. 1998), memperhatikan kohesi dan topic (Soemarmo, 1971; Suladi, Non Martis, Titik Indiyastini, 2000; Unger, 2006; Wolf danGibson, 2006). Karena kecerundungan persepsi terpilih (selective perception – Mantero, 2002), pelajar harus dibimbing untuk memperhatikan latar belakang (background) dan perincian (details) dari apa yang dilihat dan didengar. Dengan demikian, pelajar dapat mencapai profisiensi tertentu, menurut ACTFL “Proficiency Guidelines.” F×G 3 September 2008
5
DAFTAR PUSTAKA • • • • •
• • •
• • • •
ACTFL Proficiency Guidelines (http://www.actfl.org/i4a/pages/index.cfm?pageid=1) Celce-Murcia, Marianne. 2000. Discourse and context in language teaching : a guide for language teachers. Cambridge, UK ; New York : Cambridge University Press. Mantero, Miguel. 2002. The reasons we speak : cognition and discourse in the second language classroom. Westport, Conn. : Bergin & Garvey. Moder, Carol Lynn, Aida Martinovic-Zic (eds.) 2004. Discourse across languages and cultures. Amsterdam ; Philadelphia : John Benjamins Pub. Richard McGinn ,James Coady, Marmo Soemarmo (eds.) 1998. Studies in Austronesian linguistics. Athens, Ohio : Ohio University Center for International Studies, Center for Southeast Asian Studies. Scott, Mike. 2008. WordSmith Tools. http://www.lexically.net/wordsmith/ Soemarmo, Marmo. 2000. Creating Interactive Exercises on the Web. Soemarmo, Marmo. 2004. Bahasa Indonesia / [electronic resource] / courseware developer and project director, Marmo Soemarmo ; content writers, Suharni Soemarmo. Distance Learning Projects, Department of Linguistics, Ohio University. Soemarmo, Marmo. 2008. Marmo Soemarmo's Word Game Construction Set. Bahasa Indonesia. http://www.ohiou.edu/dlcds/jsgames2002/. Soemarmo. 1971. Subject-Predicate, Focus-Presupposition, and Topic- Comment in Bahasa Indonesia and Javanese. UCLA: Department of Linguistics. Soemarmo. 1997. Syntactic And Semantic Well-Formedness. Jakarta: NUSA, pp. 19-26. Suladi, Non Martis, Titik Indiyastini. 2000. Kohesi dalam media massa cetak bahasa Indonesia : studi kasus tentang 6
• • •
berita utama dan tajuk. Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Unger, Christoph. 2006. Genre, relevance and global coherence : the pragmatics of discourse type. Basingstoke [England] ; New York : Palgrave Macmillan. Wolf, Florian and Edward Gibson. 2006. Coherence in natural language : data structures and applications. Cambridge, Mass. : MIT Press. Yayah B. Lumintaintang, Titik Indiyastini, Wati Kurniawati. 1998. Bahasa Indonesia ragam lisan fungsional : bentuk dan pilihan kata. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
F×G
7
LAMPIRAN Lampiran 1: Frekwensi (Kekerapan) Kata (hanya sebagian) Dalam bahasa Inggris, frekwensi kata berdasarkan korpus besar su dah ada (www.americancorpus.org/word_frequency.asp). Mudah-mudahan karya untuk Bahasa Indonesia akan timbul. N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Word # KPU YANG DI DAN ITU NEGERI UNTUK INI TIDAK LUAR DALAM ADA PEMILU AKAN KE ANGGOTA KITA JAKARTA SOSIALISASI KATA SUDAH LEBIH PEMILIH KEPADA AZIZ
Freq. 143 139 107 84 80 69 64 59 56 56 51 45 39 39 38 36 35 33 27 27 24 24 23 23 21 20 8
% 3.31 3.21 2.47 1.94 1.85 1.60 1.48 1.36 1.30 1.30 1.18 1.04 0.90 0.90 0.88 0.83 0.81 0.76 0.62 0.62 0.56 0.56 0.53 0.53 0.49 0.46
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
DARI DENGAN JUGA KAN SUARA DAERAH HARUS JEIRRY MELAKUKAN MEREKA PARTAI TIM
20 20 20 20 20 18 18 18 18 18 18 18
9
0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42 0.42
Lampiran 2: Konteks kata YANG: (hanya sebagian) N
Concordance
1
Andi, Pokja Pemuktahiran Data Pemilih dalam rapat pleno akan melaporkan kendala yang dialami sejumlah daerah. "KPU dalam rangka itu, berencana akan adakan rap
2
aksimal di daerah, seperti adanya benturan pencairan anggaran. "Sehingga PPDP yang wajib dimutakhirkan ada yang nggak jalan di beberapa daerah, itu yg perlu d
3
anya benturan pencairan anggaran. "Sehingga PPDP yang wajib dimutakhirkan ada yang nggak jalan di beberapa daerah, itu yg perlu diantisipasi bagaimana mengata
4
iri diakui Andi telah melakukan evaluasi dan ditemukan minim sekali masyarakat yang ngecek DPS. "Minimnya masyarakat mencek apakah sudah masuk ke DPS atau be
5
untuk mengecek. Harapannya DPSHP sudah bisa akomodir itu, kalau ada masyarakat yang belum terdaftar," tegasnya lagi. Dijelaskan Andi, semua KPU daerah sudah d
6
lagi. Dijelaskan Andi, semua KPU daerah sudah disurati dan sudah ada beberapa yang menyampaikan. Tanggal 10 September itu merupakan limit akhir, sehingga dat
7
ng menyampaikan. Tanggal 10 September itu merupakan limit akhir, sehingga data yang sudah masuk saat ini bisa diinput sementara oleh KPU secara nasional. KPU j
8
bisa diinput sementara oleh KPU secara nasional. KPU juga meminta agara daerah yang belum melakukan pemuktahiran untuk segera menyelesaikannya. Sebagai kontr
10
9
luar negeri untuk sosialisasi Pemilu. Minimnya sosialisasi Pemilu terhadap WNI yang tinggal di luar negeri tidak memungkinkan KPU untuk melakukannya di dalam n
10
r negeri atau KBRI. Selama ini, lanjut Andi, ada UU Pemilu dan peraturan KPU yang baru belum diketahui banyak oleh perwakilan di luar negeri. "Jadi, merek
11 data pemilih dan budgeting tetap tugas KPU. Lagipula, kalau kita bicara program yang berbasis anggaran, tidak ada anggaran untuk telekonferens," jelasnya. Disi 12
Andi memastikan anggaran itu hanya digunakan bagi kepentingan anggota KPU. "Yang jelas tidak ada anggaran untuk anggota keluarga KPU," tegasnya. Sementara
11
Lampiran 3: Konteks kata DALAM: (hanya sebagian) N 1
Concordance r Romli, juga perlu dirancang dan diumumkan ke publik pada saat kampanye nanti. Dalam arti, apakah PDIP berencana merampingkan kabinet atau bahkan menambah pos 2 ma untuk posisi menteri yang strategis. Yaitu seperti menteri keuangan, menteri dalam negeri, dan menteri luar negeri. Bentuk kabinet, ujar Romli, juga perlu d 3 U meminta itu diperbaiki sampai masa perbaikan habis," ujarnya. Andi mengakui, dalam UU menang tidak ada pasal mengenai pemberian sanksi bagi parpol yang tak m 4 or urut 1 dan 2, maka nomor urut ketiga adalah caleg perempuan dan seterusnya. Dalam UU tersebut memang diatur penempatan caleg sesuai bilangan pembagi pemilih 5 enin (25/8/2008). Andi menjelaskan, hampir semua parpol kurang mematuhi aturan dalam pengisian form B dan BA, seperti foto, nama, jenis kelamin dan alamat tida 6 uk untuk mengkaji kasus-kasus hukum di KPU. Misalnya kasus yang mungkin terjadi dalam pengadaan logistik pemilu. "KPU merespons positif sekali," pungkasnya. = 7 an dilakukan secara sentralistik di pusat. KPU pusat sesuai UU hanya dibolehkan dalam tiga pengadaan, yaitu surat suara, tinta dan kertas segel. Selebihnya, pe 8 da parpol yang melakukan kampanye dengan kedok ibadah memang tidak ada sanksi dalam aturan itu kan ini kampanye bentuk lainnya juga," papar Sri. == Jaka 9 dan Jasa KPU Sucitno mengatakan, Tim Pengadaan Barang dan Jasa ini akan terbagi dalam delapan sub tim yang akan dibentuk pada September ini. Delapan sub tim ini 10 yang dilakukan di Bandung dua hari lalu. Keengganan para pejabat dan staf masuk dalam tim pengadaan karena trauma terjerat kasus korupsi seperti Pemilu 2004. A 11 an ini khusus terkait adanya tekanan psikologis para pejabat di KPU untuk masuk dalam tim pengadaan. "Karenanya, kami harus menunjuk personel, sebab kalau disur 12
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
ana. == Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui adanya keterlambatan dalam pembentukan Tim Pengadaan Barang dan Jasa Pemilu 2009. Ini disebabkan bany ke luar negeri. Hal itu tertuang dalam Surat Tugas KPU No 412/15/ST/VIII/2008. Dalam surat tugas yang ditandatangian Ketua KPU Abdul Hafidz Ansyari itu disebut tian, masing-masing anggota KPU akan melancong ke luar negeri. Hal itu tertuang dalam Surat Tugas KPU No 412/15/ST/VIII/2008. Dalam surat tugas yang ditandatang akan mengganggu kinerja KPU. Alasannya, selama ini KPU sudah sering bermasalah dalam tiap tahapan pemilu. "Nggak jalan-jalan aja tahapan mereka bermasalah kok pentingan bangsa yang lebih besar. "Agak sulit bagi kita untuk memahami mereka dalam kerangka tugas. Kelihatannya alasan untuk jalan-jalan lebih kuat ketimbang an KPU yang tidak bisa menentukan skala prioritas dalam tiap tahapan. Misalnya, dalam perpanjangan masa penetapan daftar pemilih sementara (DPS), KPU tidak mela Jeirry. Jeirry juga menyesalkan KPU yang tidak bisa menentukan skala prioritas dalam tiap tahapan. Misalnya, dalam perpanjangan masa penetapan daftar pemilih s negeri tidak terlalu signifikan. "Saya kira jauh lebih penting sosialisasi di dalam negeri. Berapa sih jumlah pemilih di luar negeri? Kok itu yang mendapat pr sa (2/9/2008). Menurut Jeirry, KPU sebaiknya lebih fokus melakukan sosialisasi dalam negeri mengingat jumlah pemilih di luar negeri tidak terlalu signifikan. sosialisasi dalam negeri. "Alasan KPU sangat aneh. Yaitu untuk sosialisasi. Di dalam negeri saja sosialisasi tidak dilakukan, ngapain mereka sosialisasi ke lua pentingan bangsa yang lebih luas. Seharusnya KPU lebih mengutamakan sosialisasi dalam negeri. "Alasan KPU sangat aneh. Yaitu untuk sosialisasi. Di dalam negeri akan mengganggu kinerja KPU. Alasannya, selama ini KPU sudah sering bermasalah dalam tiap tahapan pemilu. "Nggak jalan-jalan aja tahapan mereka bermasalah kok 13
24 25 26 27 28 29 30
pentingan bangsa yang lebih besar. "Agak sulit bagi kita untuk memahami mereka dalam kerangka tugas. Kelihatannya alasan untuk jalan-jalan lebih kuat ketimbang an KPU yang tidak bisa menentukan skala prioritas dalam tiap tahapan. Misalnya, dalam perpanjangan masa penetapan daftar pemilih sementara (DPS), KPU tidak mela Jeirry. Jeirry juga menyesalkan KPU yang tidak bisa menentukan skala prioritas dalam tiap tahapan. Misalnya, dalam perpanjangan masa penetapan daftar pemilih s negeri tidak terlalu signifikan. "Saya kira jauh lebih penting sosialisasi di dalam negeri. Berapa sih jumlah pemilih di luar negeri? Kok itu yang mendapat pr sa (2/9/2008). Menurut Jeirry, KPU sebaiknya lebih fokus melakukan sosialisasi dalam negeri mengingat jumlah pemilih di luar negeri tidak terlalu signifikan. sosialisasi dalam negeri. "Alasan KPU sangat aneh. Yaitu untuk sosialisasi. Di dalam negeri saja sosialisasi tidak dilakukan, ngapain mereka sosialisasi ke lua pentingan bangsa yang lebih luas. Seharusnya KPU lebih mengutamakan sosialisasi dalam negeri. "Alasan KPU sangat aneh. Yaitu untuk sosialisasi. Di dalam negeri F×G
14