PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ngaesti Nur Khasanah NIM 13102244015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2017
i
ii
iii
iv
MOTTO Kepemimpinan berurusan dengan upaya menghadapi perubahan. Manajemen berurusan dengan upaya untuk menghadapi kompleksitas. (John Kotter) Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu engkau berharap. (Terjemahan QS. ASY-SYARH:6-8)
v
PERSEMBAHAN Atas karunia Allah SWT Karya ini saya persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya serta do’a yang tidak pernah lupa mereka sisipkan, sehingga penulis dapat berhasil menyusun karya ini. Terimakasih atas semua pengorbanan yang telah diberikan. 2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang begitu besar. 3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mencari pengalaman yang sangat luar biasa.
vi
PENGELOLAAN PROGRAM PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA YOGYAKATA Oleh Ngaesti Nur Khasanah NIM 13102244015 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pengelolaan program pembelajaran luar sekolah. (2) Faktor pendukung dan penghambat program pembelajaran luar sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian yaitu bagian marketing, pemandu program, dan guru pendamping. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif metode interaktif yang meliputi: pengumpulan, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pengelolaan program pembelajaran luar sekolah telah menjalankan fungsi dari pengelolaan yaitu perencanaan berupa penyusunan kurikulum, penyediaan SDM, rencana pelaksanaan program dan sasaran program. Pengorganisasian dilakukan dengan adanya pembagian tugas baik bagi pengelola maupun bagi team instruktur sebagai pelaksana program. Pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah meliputi persiapan diantaranya yaitu persiapan modul, media pembelajaran dan pelatihan bagi team intruktur, pelaksanaan meliputi penjemputan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo dan recalling, penutupan kegiatan dilakukan dengan adanya evaluasi harian, pengawasan yang dilakukan berupa adanya evaluasi harian, bulanan dan tahunan. (2) Faktor pendukung program meliputi antusias yang tinggi dari peserta, dukungan dari dinas pendidikan kabupaten dan provinsi di DIY yang menghimbau kepada sekolah-sekolah yang ada di DIY untuk mengikuti program pembelajaran luar sekolah. Faktor penghambat program pembelajaran luar sekolah adalah masih ada sekolah yang datang terlambat sehingga menghambat waktu pelaksanaan kegiatan Pembelajaran luar sekolah, peserta didik yang masih didampingi orang tua, belum adanya gedung khusus sebagai fasilitas kegiatan pembelajaran luar sekolah mengingat kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan di alam terbuka, dan ketika cuaca buruk belum ada pengalihan lokasi kegiatan.
Kata kunci: pengelolaan program, pembelajaran luar sekolah
vii
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta”, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya berjalan dengan lancar.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan skripsi.
4.
Bapak Dr. Sujarwo, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengarahkan dan membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi.
5.
Ibu Nur Djazifah E.R,M.Si., selaku dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan motivasi dalam proses belajar dan penyusunan skripsi.
6.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal proses penelitian ini.
7.
Direktur Utama Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka, yang telah memberikan ijin dan bantuan untuk penelitian.
8.
Bapak dan Ibu pengelola KRKB Gembira Loka, yang telah bersedia membantu dalam penelitian.
viii
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN……………………………...........................................iii PENGESAHAN…………………………………………………………………..iv MOTTO .................................................................................................................. v PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B.
Indentifikasi Masalah ................................................................................... 8
C.
Pembatasan Masalah .................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9 E.
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
F.
Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................ 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Wisata Belajar ............................................................................. 12 1.
Pengertian Wisata Belajar .......................................................................... 12
2.
Tujuan Wisata Belajar ................................................................................ 13
3.
Program Wisata Belajar ............................................................................. 14
4.
Kelebihan dan Kekurangan Wisata Belajar ............................................... 15
5.
Wisata Belajar di Kebun Binatang ............................................................. 16
B.
Hakikat Pengelolaan................................................................................... 18
C.
Tinjauan Pembelajaran Luar Sekolah ........................................................ 24
D. Tinjauan Pendidikan Luar Sekolah ............................................................ 34
x
E.
Tinjauan Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka............... 36
F.
Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................. 40
G. Kerangka Berfikir....................................................................................... 41 H. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 44 B.
Setting Penelitiaan ...................................................................................... 44
C.
Penentuan Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 46 E.
Instrumen Penelitian................................................................................... 48
F.
Teknik Analisis Data .................................................................................. 51
G. Keabsahan Data .......................................................................................... 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 55 B.
Pembahasan ................................................................................................ 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................ 90 B.
Saran ........................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94 LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
xi
DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………...48 Tabel 2. Sarana Dan Prasarana KRKB Gembira Loka…………………………..58
xii
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Komponen-Komponen Model Analisis Data………………………...51 Gambar 2. Struktur Organisasi KRKB Gembira Loka…………………………..57
xiii
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Pedoman Observasi………………………………………………..99 Lampiran 2. Pedoman Dokumenasi…………………………………………….101 Lampiran 3. Pedoman Wawancara……………………………………………..104 Lampiran 4. Catatan Lapangan…………………………………………………112 Lampiran 5. Hasil Dokumentasi Foto………………………………………….122 Lampiran 6. Analisis Data……………………………………………………...139 Lampiran 7. Surat Rekomendasi Kegiatan PLS………………………………..158 Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas……………………………….159 Lampiran 9. Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kota Yogyakarta…………160
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota yang juga dikenal sebagai kota wisata, sudah tidak diragukan lagi keberadaanya di Indonesia bahwa Yogyakarta termasuk kota tujuan wisata masyarakat baik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Namanya yang sering disebut sebagai kota wisata siap menyajikan berbagai macam tempat wisata, mulai dari wisata sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, wisata religi, wisata budaya, wisata edukasi hingga wisata alam. Selain masyarakat yogyakarta sendiri banyak dari masyarakat luas menjadikan salah satu tujuan Yogyakarta untuk menimba ilmu sebab Selain sebagai kota wisata, Yogyakarta juga disebut sebgai kota pendidikan, karena banyaknya sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swasta berada di Yogyakarta. Pilihan destinasi wisata di Yogyakarta sangat beragam, terutama destinasi wisata edukasi yang membelajarkan, selain menikmati keindahan wisata, pengunjung juga mampu belajar mandiri dari lokasi wisata yang sudah dikemas sedemikian rupa karena belajar adalah kegiatan aktif sesorang untuk
membangun
pengetahuannya.
Wisata
edukasi
di
Yogyakarta
diantaranya Taman Pintar, Monumen Jogja Kembali, Benteng Vredeburg, KRKB Gembira Loka, Goa Pindul, dan lain sebagainya. Masing-masing memiliki ciri khas dan memberikan pengetahuan dan wawasan pendidikan yang luas sehingga pengunjung mampu belajar, karena belajar tidak hanya di
1
sekolah saja melainkan ditempat-tempat umum, termasuk ditempat wisata, dengan demikian budaya belajar pada masyarakat tetap terlaksana. Saat ini banyak masyarakat pada kalangan usia sekolah yang merasakan kebosanan dengan sistem pembelajaran formal dikelas. Dengan adanya wisata edukasi di Yogyakarta mampu memberikan alternatif cara belajar baru bagi masyarakat,
sehingga
masyarakat
tidak
merasakan
kejenuhan
dan
pengetahuan mereka tetap bertambah selain dari apa yang mereka dapatkan di sekolah. Contoh wisata edukasi di Yogyakarta diantaranya Taman pintar memberikan pembelajaran tentang tata surya, kehidupan purbakala, dan mahluk hidup, berdirinya sekolah pindul di obyek wisata goa pindul di mana peserta didik belajar menggunakan kurikulum berbasis wisata dan kewirausahaan, benteng dan musium mengajarkan sejarah perjuangan Republik Indonesia menuju kemerdekaanya, memberikan
pendidikan
tentang
flora
KRKB Gembira Loka
dan
fauna
serta
cara
perkembangbiakannya. Hal itu diwujudkan agar masyarakat selalu belajar kapan saja dan di mana saja tidak hanya disekolah. Selain itu masyarakat juga mengetahui secara nyata tentang pengetahuan-pengetahuan yang selama ini dimiliki secara teori. Menurut peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah bab 1 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik dilembaga maupun tidak.
2
Pendidikan Luar Sekolah memiliki tujuan antara lain: 1. 2.
3.
Melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan martabat dan mutu kehidupan. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dari pendidikan luar sekolah Untuk mewujudkan budaya belajar pada masyarakat, bukan hanya
menjadi perhatian dan kewajiban pemerintah saja melainkan juga lembaga-lembaga swasta agar keinginan masyarakat untuk terus belajar tertampung. Sejak ditetapkannya Undang-Undang perseroan terbatas (PT) Nomer 40 tahu 2007 ayat 74 tentang tanggung jawab sosial perusahaan, kebijakan pemerintah ini menjadi momentum yang sejalan dengan isu CSR secara global. Lebih lanjut didalam Undang-Undang yang sama yaitu pada ayat 76 menyebutkan perusahaan dituntut untuk memiliki laporan dari program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. Seperti halnya salah satu wisata di Yogyakarta yaitu KRKB Gembira Loka mewujudkan program CSR dalam bidang pendidikan melalui kegiatan Pembelajaran luar sekolah. Menurut Sujarwo, dkk (2017) salah satu fungsi dari Gembira Loka Zoo adalah fungsi dalam bidang pendidikan. Penerapan fungsi ini bertujuan untuk memberikan berbagai pengetahuan yang ada dalam pendidikan, sehingga perlu adanya tenaga pendamping yang bergerak dalam bidang pendidikan. Pembelajaran luar sekolah merupakan program pendampingan belajar diluar sekolah atau sering disebut sebagai outing class yang diadakan di
3
KRKB Gembira Loka. Program ini ditujukan bagi anak-anak usia sekolah mulai dari TK/KB, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi berdasarkan Visi dan Misi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi, yang salah satunya tentang pendidikan. Tujuan dari program Pembelajaran luar sekolah adalah memberikan suasana baru pada sistem pembelajaran formal yang dilakukan secara Non formal dengan peserta berinterkasi secara langsug dengan satwa dan tumbuhan yang ada di kebun binatang Gembira Loka. Materi yang diberikan pada program Pembelajaran luar sekolah diantaranya konservasi tentang tumbuhan dan satwa, sehingga anak-anak tidak hanya melihat hewan dan tumbuhan yang ada di KRKB Gembira Loka saja, melainakan juga menerima nilai-nilai karakter belajar dari aktifitas yang diberikan dalam kegiaan Pembelajaran luar sekolah. Peserta mendapatkan nilai lebih setelah mereka mengetahui karakter dari masing-masing satwa yang dijelaskan oleh instruktur Pembelajaran luar sekolah. Program Pembelajaran luar sekolah sudah berlangsung selama 4 tahun dengan sasaran lembaga-lembaga pendidikan di DIY dilakukan pada hari aktif saja yaitu pada hari senin sampai dengan hari jum’at. Setiap harinya maksimal melayani 2 sekolah yang sebelumnya melakukan reservasi program Pembelajaran luar sekolah pada bagian marketing dengan mengajukan surat pengantar permohonan Pembelajaran luar sekolah dari sekolah minimal 2 minggu sebelum hari pelaksanaan kegiatan. Jumlah group minimal 25 orang, wajib menggunakan seragam sekolah, dan tidak boleh didampingi oleh orang tua.
4
Dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah ini KRKB Gembira Loka bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai penyedia sumber daya manusia dan pihak Gembira Loka sebagai pengelola kegiatan. Peminat program pembelajaran luar sekolah yang tinggi dari berbagai kalangan menuntut adanya perbaikan dan inovasi dalam setiap prosesnya. Begitupun juga dengan pengelolaan program harus semakin baik agar program pembelajaran luar sekolah semakin berkembang kearah yang lebih baik. Pengelolaan yang baik pada program Pembelajaran luar sekolah sangat diperlukan agar nantinya sasaran mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan tujuan dari program pembelajaran luar sekolah. Pengelolaan yang baik akan menjadi tolak ukur bagi keberasilan program. Selama ini pengelola program
pembelajaran
luar
sekolah
melakukan
perbaikan-perbaikan
pengelolaan program. Selama berjalannya program, yaitu dalam kurun waktu 4 tahun masih banyak kendala yang dirasakan oleh pengelola maupun pelaksana program. Pada perencanaan yang harus dipersiapkan meliputi persiapam media pembelajaran yaitu penyediaan alat dan bahan, buku panduan, sarana dan prasarana, dan alat evaluasi. Media pembelajaran yang digunakan dipersiapkan oleh mahasiswa selaku instruktur hal ini menjadi kendala karena waktu luang antar instruktur sangat sedikit. Buku panduan yang ada masih belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan jumlah. Sarana prasarana dilokasi kurang memadai, diantaranya tikar yang sering bergantian penggunaan dengan pengunjung umum, lokasi bina suasana yang kurang
5
presentatif karena sering kali panas oleh sinar matahari, peralatan pojok kreatif yang memerlukan pembaruan secara berkala. Pengorganisasian dalam pengelolaan program pemebelajaran luar sekolah masih berjalan kurang maksimal. Dilihat adanya sistem kerja ganda pada pengelola, di mana bidang pendidikan tidak hanya mengurus program pembelajaran luar sekolah saja melainkan juga program lain. Tidak mudah mendapatkan instruktur pada hari-hari tertentu karena latar belakang instruktur adalah mahasiswa. Pembagian tugas pada hari pelaksanaan kegiatan yang masih kurang baik disebabkan karena banyaknya instruktur yang belum memahami alur pelaksanaan kepemanduan. Selama ini penyedia SDM sering merasa kualahan dalam menyediakan SDM setiap harinya, karena SDM yang sudah terlatih tidak bisa ditugaskan setiap waktu. Tugas Leader adalah membagikan tugas di lapangan seperti penataan tempat, penjemputan, maind speaker, dan bagian administrasi. Kegiatan Pembelajaran luar sekolah meliputi penyambutan, bina suasana, kemampuan instruktur dalam menghangatkan suasana serta mengondisikan peserta sangat diperlukan dalam kegiatan bina suasana ini, namun pada kenyataannya masih banyak pemandu yang terlihat kaku dalam mencairkan suasana, masih malu-malu dalam berekpresi sehingga anak kurang tertarik atau
mengabaikan
instruksi
dari
pemandu.
Pojok
kreatif
adalah
kegiatan-kegiatan yang mengasah kreatifitas peserta pembelajaran luar sekolah. Inovasi-inovasi baru sangat diperlukan dalam pojok kreatif ini mengingat peminat yang sangat banyak, serta banyak pula sekolah-sekolah
6
yang kembali pada waktu yang berbeda dengan peserta yang berbeda pula, namun inovasi itu belum muncul selama 4 tahun berjalan. Kegiatan selanjutnya adalah Tour the zoo. Pada langkah
ini pemandu terkadang
kurang mampu untuk menjelaskan secara umum ciri-ciri dan sifat satwa maupun tumbuhan karena adanya pergantian pemandu dari waktu kewaktu. Mereka menjelaskan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan harus membaca terlebih dahulu pada papan nama satwa dan tumbuhan yang dilalui sesuai jalur yang sudah ditentukan untuk kegiatan pembelajaran luar sekolah. Recalling merupakan kegiatan akhir dari Pembelajaran luar sekolah. Beberapa kali belum dilakukan proses ini karena alasan waktu yang tidak mencukupi. Kegiatan ditutup dengan instruktur berpamitan dengan peserta dan pendamping atau guru. Evaluasi yang dilakukan dalam pengelolaan pogram masih berjalan kurang maksimal. Hal ini ditunjukan dengan proses pelaksanaan evaluasi yang tidak konsisten. Evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada saat terjadi masalah. Evaluasi juga masih dilakukan secara mandiri baik bagi pengelola, instruktur, maupun pihak Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pengelolaan Pembelajaran luar sekolah masih kurang efektif diantaranya koordinasi pihak KRKB Gembira Loka selaku pengelola yang dalam hal ini dilakukan oleh bidang pendidikan terhadap Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY selaku penyedia SDM masih berjalan kurang baik, kemampuan instruktur yang kurang maksimal
7
karena adanya pergantian instruktur secara berkala, masih adanya sistem kerja ganda pada pengelola, di mana pengelola tidak hanya difokuskan pada program pembelajaran luar sekolah melainkan mengurus program lain, reservasi dan pengajuan permohonan masih dicampur pada bagian marketing di mana pengunjung umum dan pengguna program pembelajaran luar sekolah mendapatkan pelayanan yang sama sehingga penjadwalan masih kurang efekif, kegiatan evalusi antara pengelola dan pelaksana program belum dilaksanakan secara teratur, adanya faktor penghambat seperti kurangnya fasilitas berupa gedung khusus untuk program pembelajaran luar sekolah dan pendukung program pembelajaran luar sekolah baik dari internal pengelola maupun dari eksternal seperti pihak mitra. Faktor penghambat dan faktor pendukung ketika tidak dikemas dengan baik menyebabkan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah berjalan kurang efektif. Berangkat dari latar belakang yang dijabarkan di atas dan belum ada penelitian untuk mengkaji pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah maka peneliti mengajukan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta” sebagai tugas akhir di bangku kuliah Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. B. Idetifikasi Masalah Dari latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
8
1.
Masih adanya sistem kerja ganda pada pengelola program sehingga kinerjanya kurang maksimal.
2.
Pengelolaan program yang kurang tertata dengan baik dilihat dari kurang efektifnya kordinasi pengelola program dan penyedia sumber daya manusia, serta kurang maksimalnya kemampuan pemandu dalam mendampingi kegiatan pembelajaran luar sekolah.
3.
Adanya faktor pendukung dan penghambat pembelajaran luar sekolah baik dari internal maupun eksternal yang menyebabkan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah berjalan kurang efektif.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, diperlukan pembatasan masalah. Penelitian ini akan difokuskan pada masalah pengelolaan program lembaga luar sekolah yang dikelola oleh Kebun Binatang Gembira Loka yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, faktor pendukung dan penghambat pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas maka selanjutnya akan peneliti uraikan rumusan masalahnya. Adapun rumusan masalah tersebut adalah: 1.
Bagaimana pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka ?
2.
Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka?
9
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi: 1.
Pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta.
2.
Faktor penghambat dan faktor pendukung pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah.
F. Manfaat Hasil Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Dengan memperhatikan tujuan penelitian, maka diharapkan hasil penelitian ini mampu menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman peneliti dibidang pengelolaan sebagai bahan masukan untuk meningkatakan perbaikan dan pengelolaanya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Peneliti Untuk memenuhi syarat kelulusan guna memperoleh gelar S-1 kependidikan di UNY.
b.
Bagi Pengelola Sebagai bahan referensi untuk menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan pada program Pembelajaran luar sekolah agar sesuai dengan Visi dan Misi Kebun Binaang Gembira Loka.
c.
Bagi program Pembelajaran Luar Sekolah
10
Sebagai referensi dan bahan masukan terhadap pelaksanaan pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah, sehingga dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk perkembangan dan kemajuan instansi dimasa yang akan datang. d.
Bagi Universitas Negeri Yogyakrta Menambah referensi bacaan dan kajian tentang pengelolaan program pada program studi Pendidikan Luar Sekolah pada khususnya dan Universitas Negeri Yogyakarta pada umumnya.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Wisata Belajar 1.
Pengertian Wisata Belajar Menurut Humasah (2013:53), pembelajaran melalui wisata belajar merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan kegiatan mempelajari sumber belajar yang ada diluar kelas, dengan tujuan agar siswa memiliki wawasan yang luas tentang bahan ajar yang dipelajari dikelas. Menurut Moeslichatun (2007:21) wisata belajar merupakan salah satu metode yang melaksanakan kegiatan pengajaran dengan dunia luar secara langsung yang mendorong anak untuk memperoleh kesan yang sesuai dengan yang diamati. Wisata belajar biasanya dilakukan untuk mencari suasana baru dari biasanya, melepas kepenatan tanpa menghilangkan nilai-nilai pendidikan. Wisata belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan diluar kelas atau sekolah dengan sengaja melalui perencanaan yang matang. Wisata belajar dilakukan untuk memperkaya wawasan bagi anak juga untuk menambah pengetahuan baru. Wisata belajar mengajarkan anak untuk bisa beriteraksi dengan lingkungan baru dan dilatih untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada dilapangan. Wisata belajar dilakukan dengan cara siswa diajak ke luar lingkungan sekolah menuju tempat-tempat wisata atau objek luar yang merupakan tempat umum di mana tempat itu menyediakan fasilitas atau media pembelajaran yang dapat digunakan bagi siswa untuk belajar. Siswa di upayakan untuk
12
mampu bereksplorasi dengan alam dan lingkungan sekitar dengan melihat, merasakan dan mengaplikasikan. 2.
Tujuan Wisata Belajar Menurut Sujarwo, dkk (2016), selain program pembelajaran di dalam kelas, program wisata belajar dilaksakan dengan tujuan untuk meningkatkan pola pembelajaran dan sosialisasi para peserta didik. Wisata belajar memiliki tujuan tersendiri bagi pelakunya. Menurut Supriatna dalam Humasah (2013:54) yang menguraikan tujuan wisata belajar sebagai berikut: a.
Sebagai pembanding antara teori yang dipelajari siswa di kelas dengan keadaan atau praktek nyatanya dilapangan.
b.
Untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar.
c.
Sebagai rekreasi belajar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wisata belajar
merupakan kegiatan yang bertujuan sebagai pengayaan untuk siswa mengenai materi yang didapatkan di dalam kelas melalui belajar dengan cara berinteraksi dan berhubungan langsung dengan alam. Selain sebagai proses pembelajaran langsung wisata belajar juga digunakan sebagai alat untuk menghilangkan kejenuhan di dalam kelas. Program wisata belajar dapat berupa ekowisata (ecotourism), wisata warisan (heritage tourism), wisata pedesaan / pertanian (rural/farm tourism), wisata komunitas (community tourism) dan pertukaran siswa antar institusi pendidikan (student exchanges), (Sujarwo, dkk, 2017).
13
Kegiatan belajar tidak lagi tergantung pada kegiatan di kelas, pada perkembangan terakhir kegiatan di luar kelas juga memberikan peranan yang besar pada pengembangan pengetahuan peserta didik. Beberapa kegiatan yang dapat dikelola dalam wisata belajar antara lain: Atraksi dan kegiatan yang menyediakan tempat untuk belajar (misalnya taman, situs bersejarah, kebun binatang, burung dan cagar alam dan tempat penggalian arkeologi), bermain sambil belajar. Manfaat wisata belajar bagi siswa adalah untuk mendapatkan pengalaman secara langsung, hal ini disebabkan tidak mungkin menghadirkan setiap peristiwa ke dalam kelas untuk dipelajari dan di amati. Wisata belajar merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dengan belajar melalui permainan (games), peragaan (cara memelihara binatang), pemeliharaan tumbuhan, mengenal aneka binatang, dan mengenal lebih dekat kehidupan aneka binatang dan tumbuhan untuk memperkuat pemahaman dan pengetahuan mengenai dunia flora, fauna dan kebersamaan antar peserta wisata belajar yang lebih lengkap. 3.
Program Wisata Belajar Wisata belajar yang dilakukan sebagai salah satu variasi metode pembelajaran guna menghindari kejenuhan dan tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isjoni dalam Muchsin (2013:3) yang menyatakan wisata belajar sebagai cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek luar sekolah seperti pabrik, bengkel, peternakan, dan museum. Pernyataan di atas membuktikan program wisata belajar dapat
14
diselenggarakan di mana saja tidak terbatas oleh lembaga persekolahan atau gedung sekolah. Wisata belajar sebagai sebuah program pembelajaran dapat diselenggarakan diberbagai tempat dengan dilakukan perencanaan secara matang. Program wisata belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memadukan unsur edukatif dan rekreatif. Menurut Aditya (2015:9) program wisata belajar merupakan program yang dapat mendorong
siswa
untuk
berpikir
kreatif
dengan
bersumber
pada
pengetahuan-pengetahuan baru yang diperoleh siswa dengan mengalaminya langsung sehingga lebih mudah di ingat dan dipahami. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa program wisata belajar merupakan program pembelajaran yang menggabungkan unsur edukaif dan rekreatif, dapat dilakukan diberbagai tempat serta mendorong siswa untuk berpikir kreatif bersumber pada pengalaman yang didapatkannya secara langsung. 4.
Kelebihan dan Kekurangan Wisata Belajar Menurut Humasah (2013:54), terdapat sisi positif bagi seseorang yang mengikuti kegiatan wisata belajar yaitu: a. b. c.
d. e.
Kegiatan belajar mengajar lebih bermakna sebab siswa memperolehnya dengan mengalaminya secara langsung Membangkitkan sisi eksploratif siswa dalam usahanya menyelesaikan sesuatu. Memperlihatkan kondisi nyata dilapangan dengan megintegrasikan dengan pengajaran didalam kelas sehingga menciptakan kepribadian yang komplit bagi bagi guru maupun bagi siswa. Memperbanyak pengetahuan dan wawasan yang diperoleh siswa baik didalam maupun diluar kelas. Meberikan kesenangan siswa terhadap alam sekitarnya.
15
Dari sekian banyak kelebihan yang diperoleh siswa dengan mengikuti wisata belajar, terdapat beberapa kekurangan dari kegiatan wisata belajar ini. Seperti yang dikemukakan oleh Humasah (2013:55), kekurangan dari wisata belajar yaitu: a. Persiapan harus matang dan cenderung memakan waktu yang cukup lama. b. Biaya yang relatif tinggi dan sarana prasarana yang relatif banyak. c. Persiapan yang kurang matang akan mempengaruhi hasil yang diperoleh dari kegiatan. d. Resiko yang cukup besar dengan membawa siswa yang jumlahnya banyak ke lingkungan luar kelas. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan wisata belajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan akan mudah dirasakan oleh peserta maupun guru pendidik. Sedangkan untuk kekurangan dapat di atasi dengan perencanaan yang matang dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. 5.
Wisata Belajar di Kebun Binatang Kebun binatang merupakan tempat di mana banyak terdapat satwa-satwa langka dan dilindungi. Satwa yang ada hidup di lingkungan yang sama akan tetapi setiap tempat masing-masing satwa diserupakan dengan habitat aslinya. Selain satwa, tumbuhan-tumbuhan juga banyak terdapat dikebun binatang, hal ini dilakukan agar satwa yang ada dikebun binatang benar-benar merasakan nyaman dan seolah-olah mereka hidup di alam bebas. Kebun binatang sering kali dijadikan sebagai tempat rekreasi juga sebagai tempat wisata belajar. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 497/KPS-II/1998 yang didalamnya menyebutkan bahwa selain sebagai
16
lembaga konservasi dan pengembangan satwa, kebun binatang juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, pengembangan IPTEK, serta sarana rekreasi yang sehat. Menurut Pringle dalam Lai (2012:91) kegiatan belajar di kebun binatang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan tentang binatang dan kesadaran lingkungan dalam upaya menuju lingkungan yang aman untuk mendorong pengembangan ketrampilan sosial. Artinya, anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari kegiatan tersebut. Menurut Moeslichatoen (2007:72), anak yang dibawa ke kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai binatang. Anak-anak tidak hanya melihat bentuk dan rupa hewan-hewan yang ada di kebun binatang saja, melainkan dengan adanya pendampingan anak-anak mampu mengetahui karakteristik setiap binatang baik itu sifat, kebiasaan, makanan dan habitatnya. Pembelajaran secara langsung dan nyata akan memudahkan peserta didik untuk mampu menyerap materi yang ada. Menurut Surakhmad dalam Suryaningsih (2012:5) perjalanan wisata dalam rangka belajar merupakan bentuk pengalaman yang tidak pernah dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan kesempatan pengalaman kongkrit secara terpimpin. Kegiatan wisata belajar merupakan cara yang tepat untuk
17
menyampaiakan materi dan menjadi alternatif cara belajar agar tidak membosankan. B. Hakikat Pengelolaan 1.
Pengertian Pengelolaan Secara etimologi pengelolaan berasal dari kata “kelola” yang berarti mengusahakan, menyelenggarakan, dan mengurus. Kata ini mendapat imbuhan pe-an maka menjadi pengelolaan yang berarti penyelenggaraan atau pengusahaan. Pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar (Arikunto, 1992:8). Kata “pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen yang berarti pula pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1993:31). Kata lain dari pengelolaan adalah manajemen. Manajemen merupakan kata dalam bahasa inggris, yakni management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan (Djamarah dan Zain, 2006:175). Konsep manajemen menurut pengertian bahasa berarti “pengelolaan” sedangkan menurut substansinya adalah kerja sama (cooperation) diantara anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama (Muliawan, 2009:3). Menurut Tatang M. Amirin (2013:7) manajemen mengandung dua substansi (wujud) yaitu sebagai proses atau kegiatan memanajemen dan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen tersebut. Pendapat lain tentang manajemen dikemukakan oleh Fattah (2008:1) yang menyatakan manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan
18
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasinya tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen menurut Terry dalam Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:26), adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya. Melengkapi pernyataan di atas, Terry dalam Djati Julistriaso dan Jhon Supriyanto
(2001:3)
menyebutkan
bahwa
manajemen
adalah
soal
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan ilmu dan seni secara bersama-sama dan selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan. Menurut Umberto Sihombing (2000:50), manajemen adalah cara kerja yang sistemik dan sistematis pada suatu lembaga dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu yang harus dikerjakan. Berdasarkan definisi manajemen di atas secara garis besar tahap-tahap dalam
melakukan
manajemen
meliputi
melakukan
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam
suatu
kegiatan
pengelolaan
atau
manajemen.
Kemudian
pengorgansasian berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu pengarahan diperlukan agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawsanan yang dekat. Evalusi dapat menjadi proses monitoring aktivitas untuk menentukan apakah individu atau kelompok
19
memperoleh dan mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. 2.
Fungsi pengelolaan Fungsi pengelolaan atau manajemen pembelajaran luar sekolah mengacu pada fungsi-fungsi manajemen yang dikemukaakan oleh Terry dalam Didik (2013:20) mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu perencanaan (planing),
pengorganisasian
(organizing),
pelaksanaan
(actuating),
pengawasan (controlling). Perencanaan mencangkup rangkaian kegiatan dari berbagai alternatif upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian meliputi pembagian dan pengelompokan kegiatan.,
pelaksanaan
kegiatan,
motivasi,
pengarahan.
Pengawasan
menyangkut motivasi, koordinasi, dan pelayanan. Adapun pengertian tentang fungsi manajemen menurut Terry dalam Didik (2013:20), adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan (planning) Dalam sebuah perencanaan haruslah menentukan tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mencapainya. Perencanaan dilakukan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang hendak dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Kauffman dalam Nanang Fattah (2001:49) perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-efisien dan se-efektif mungkin.
20
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang dan diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008:23). Perencanaan menurut Joel G. Seigel dan Jae K. Shim mendefinisikan perencanaan adalah pemilihan tujuan jangka panjang serta merencanakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan (Irham Fahmi, 2011:11). Definisi pengertian perencanaan juga dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2), secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, tata cara pelaksanaan program dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Umberto Sihombing (2000:59, rencana disusun dengan harapan agar tercipta situasi yang memungkinkan masyarakat dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan kemajuan yang ada diluar lingkungannya serta untuk membuka peluang untuk bermatapencaharian bagi peserta didik. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan salah satu proses menuju tercapainya suatu tujuan. Perencanaan yang matang mampu mengantarkan usaha pada hasil yang maksimal.
21
b.
Pengorganisasian (organizing) Menurut Djuju Sudjana (2008:9), fungsi pengorganisasian adalah kegiatan bersama orang lain dan/melalui orang lain. Untuk memilih dan menyusun sumber daya mansia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang mampu melaksanakan program yang telah direncanakan. Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkanya (Sobari, dkk. 2009:15). Dalam suatu organisasi harus ada hubungan timbal balik antara satu orang dengan orang lain agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Umberto Sihombing (2000:62), organisasi pelaksana yang baik, teratur dan disiplin akan menunjang usaha pencapaian tujuan. Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.
c.
Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan dapat didefinsikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan
22
(Sondang, 2007:95). Maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan merupakan keseluruhan usaha cara dan teknik dalam implementasi dari segenap perencanaan yang sudah direncanakan sebelumnya. d.
Pengawasan ( controlling) Menurut Murdick dalam Nanang Fatah (2001:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi. Menurut Terry dalam Irfan Fahmi (2011: 85) pengawasan dapat diartikan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan selaras dengan standar. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar supervisi dan mengukur penampilan/ pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai (Jamal, 2009:71). Menurut Umberto Sihombing (2000:65), rencana yang telah disusun dan diatur organisasi pendukung yang akan menjamin usaha pencapain tujuan yang sudah dirancang. Umberto Sihombing (2000:66), keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh komitmen dan ketrampilan para pelaksana disamping efisien dan efektivitas penggunaan aspek yang bersifat administratif yang sering diabaikan.
23
Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan proses penentu standar yang harus tercapai dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi itu sendiri tercapai. C. Tinjauan Pembelajaran Luar Sekolah 1.
Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut corey (Syaiful Sagala, 2011:61) pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Menurut Isjoni (2009:11) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaku utama sebuah pembelajaran adalah siswa. Menurut Pribadi (2009:10), pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik, dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
2.
Tujuan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran memberikan pemahaman baru terhadap seseorang, melalui interaksi yang terjadi. Hal-hal baru didapatkan yang sebelumnya tidak dimiliki, kemudian setelah berinteraksi sesorang mendapat suatu
24
kemampuan yang berbeda maka itulah tujuan dari sebuah pembelajaran. Menurut H. Daryanto (2005:58), tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyantakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Menurut Wina (2008:86), tujuan pembelajaran merupakan kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010: 316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan pokok dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar: a. b. c.
d.
Mengidentifikasi, mencari dan memilih sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran Memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan laporan tertulis dan lisan siswa. Memilih teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka yang memuat pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusi-kontribusinya tentang pembelajaran ini. Mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas, presentasi ini berisikan informasi pnting tentang materi dan dilakukan secara efektif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah untuk memudahkan siswa mendapatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan baru yang dinyatakan dalam tingkah laku baik di dalam kelas maupun di luar kelas secara mandiri maupun kelompok. 3.
Media Pembelajaran (Dikasih prolog biar gak gantung bawah nya ini dek)Susilana dan Cepi Riyana (2009:179) mengklasifikaskan penggunaan media berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu:
25
a.
Penggunaan Media Kelas Pada proses ini kelas dijadikan sebagai media untuk menyampaikan materi. Tugas seorang pengajar adalah membuat suasana kelas senyaman mungkin dan seorang siswa menyebar materi yang disampaikan di dalam kelas.
b.
Penggunaan Media Luar Kelas Media tidak selalu apa yang dibawa oleh guru ke dalam kelas. Media merupakan alat bantu untuk tersampaikannya materi atau pengetahuan kepada seorang siswa. Media Luar sekolah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Di
luar
kelas
siswa
akan
dihadapkan
pada
permasalahan-permasalhan lingkungan, menemukan fenomena alam, serta hal-hal baru yang ada di luar lingkungan biasanya. Dari situlah seorang siswa akan mengalami pembelajaran yang nyata. Media luar kelas juga merupakan aplikasi dari media dalam kelas. 4.
Pengertian Pembelajaran Luar Sekolah Pembelajaran luar sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik yang dilakukan di luar kelas dan menggunakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran ( Sujarwo, dkk, :2017). Berdasarkan pengertian pembelajaran luar sekolah di atas maka dapat diuraikan
bahwa
pembelajaran
luar
sekolah
merupakan
kegiatan
pembelajaran yang dilakukakn oleh siswa diluar sekolah guna mendapatan
26
pengetahuan baru. Di dalam kegiatan pemebelajaran luar sekolah dilakukan secara non formal sehingga pembelajaran mejadi menyenangkan. Melalui pembelajaran luar sekolah siswa dilatih untuk bijak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, menjadikan media yang ada sebagai wawasan pengetahuan yang baru sehingga pembelajaran luar sekolah mampu meberikan kesan bagi siswa. 5.
Jenis-jenis Pembelajaran Luar Sekolah Sebagai salah satu metode pembelajaran, pembelajaran luar sekolah dalam pelaksanaannya memiliki banyak jenis dan variasi. Menurut Agus (2016:50) yang dimaksud sebagai metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk tujuan pembelajaran. Diantara banyak jenis pembelajaran luar sekolah yang ada, peneliti akan menguraikan tiga jenis pembelajaran luar sekolah yang paling banyak dilaksanakan yaitu: a.
Outing class Outing class merupakan kegiatan yang dilakukan diluar kelas. Kegiatan yang dilakukan berupa permainan edukasi, outbound maupun pengenalan alam sekitar. Menurut Komarudin dalam Humasah (2013:19) outing class merupakan aktivitas yang dilakukan di luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan berada dilingkungan luar seperti bermain di lingkungan sekolah, taman dan kegiatan bersifat kepetualangan serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.
27
Menurut Aristoteles dalam Susanta (2010:4), segala hal yang harus kita pelajari, kita pelajari sambil melakukannya. Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan melalui kegiatan outing class siswa melakukan kegiatan sambil belajar dan bermain. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa outing class bukan sekedar keluar kelas melainkan keluar kelas yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi siwa yang di dalamnya terdapat kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa bisa mempelajari dan melakukan kegiatan yang bersifat penyadaran. Aktivitas outing class dapat berupa outbound, permainan edukasi dan pengamatan alam. b.
Outbound Menurut Badiatul (2009:11) outbound adalah usaha oleh diri (oleh pikir dan fasik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan
motivasi,
kinerja
dan
prestasi
dalam
rangka
melaksanakan tugas dann kepentingan organisasi secara lebih baik lagi. Menurut Agustinus Susanata (2010:8) secara teori, kegiatan yang disebut dengan outbound adalah kegiatan di luar ruangan yang tujuannya untuk relaksasi dan santai, dengan rangkaian petualangan atau permainan yang relatif ringan. Menurut Radiatul (2009:11), outbound training adalah kegiatan diluar ruangan atau di alam terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan. Dari beberapa pengertian Outbound di atas maka dapat disimpulkan bahwa outbound adalah pendidikan yang dilakukan diluar ruangan atau
28
di alam terbuka berbasis petualangan yang menyenangkan. Kegiatan Outbound melatih diri seseorang untuk memecahkan masalah dan bekerja sama. c.
Field Trip Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidik sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toserba, dan sebagainya (Asmani, 2010:150). Field Trip adalah metode pembelajaran yang menggabungkan antara rekreasi dan belajar. Dalam proses Field Trip, peserta didik akan dapat menggunakan semua hal yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. Pendapat lain disampaikan oleh Syaiful Sagala (2006:214) yang menyebutkan metode Field Trip sebagai pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupkan bagian integral dari kurikulum sekolah. Metode Field Trip sengaja dimasukan ke dalam kurikulum sekolah sebagai salah satu cara untuk menetralisir kejenuhan siswa akan proses belajar mengajar di dalam kelas yang cenderung monoton dan membosankan. Metode pembelajaran Field Trip juga dapat digunakan sebagai ajang peserta didik untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang didapatkannya di kelas dengan kehidupan nyata.
29
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode Field Trip merupakan metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung siswa ke objek di luar kelas atau di lingkngan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung dan dapat mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan nyata. 6.
Langkah-langkah Pembelajaran Luar Sekolah Kegiatan pembelajaran luar sekolah terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: a.
Perencanaan Perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebagai rangkaian dari kegiatan pembelajaran luar sekolah. Perencanaan dilakukan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan kegiatan. Menurut Hamazah (2006:2), kegiatan perencanan pembelajaran merupakan kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Menurut Majid (2008:15), perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah awal dalam kegiatan pembelajaran adalah perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk memudahkan langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
30
Kegiatan perencanaan yang ada dalam program pembelajaran luar sekolah diantaranya persiapan materi, penyediaan SDM instruktur, dan media pembelajaran. Materi dan media pembelajaran disiapkan disesuiakan dengan tingkatan kelas sesuai dengan tahapan perkembangan siswa-siswi peserta kegiatan pemblajaran luar sekolah. Hal ini dilakukan agar materi mudah terserap dan dapat tersampaikan kepada peserta. Penyampaian disampaikan dengan cara belajar dan bermain oleh instruktur. Instruktur merupakan mahasiswa aktif jurusan pendidikan luar sekolah FIP UNY yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan menjadi instruktur dan trainer. Setiap satu orang instruktur melayani sekitar 15-20 peserta kegiatan. Hal ini dilakukan agar peserta mendapatkan pelayanan yang intensif. b.
Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan didahului dengan perencanaan dimaksudkan agar memudahkan langkah-langkah yang harus
dilakukan
dalam
pelaksanaan.
Adanya
perencanaan
meminimalkan adanya hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan jika ada hambatan, pelaksana sudah memiliki solusi dalam menyikapi permasalahan yang ada. Menurut Sujarwo (2013:38) guna mencapai tujuan yang hendak dicapai, fasilitator (pendamping) hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih metode, media, alat evalusi pembelajaran, dan memanfaatkan secara tepat.
31
Dalam program pembelajaran luar sekolah tahapan kegiatan meliputi: 1) Pengondisian Peserta Pengondisian peserta didahului dengan penjemputan siswa dan perkenalan instruktur. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempermudah dan menjalin komunikasi selama kegiatan berlangsung. 2) Bina suasana Bina suasana merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencairkan suasana dan membentuk kehangatan antar peserta dan instruktur kegiatan. Menurut Sujarwo (2013:37) perkenalam menjadi sangat penting adanya guna membangun hubungan yang hangat antar fasilitator (pemandu) dan peserta didik. Dalam kegiatan ini peserta diberikan permaianan-permainan edukatif dan mini outbound yang menyenangkan. 3) Pojok Kreatif Pojok kreatif adalah kegiatan-kegiatan yang mengasah kreatifitas
peserta
pembelajaran
luar
sekolah
dengan
materi-materi yang telah disesuaikan berdasarkan tingkat usia kelas dan umur peserta. 4) Tour the zoo Tour the zoo merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran luar sekolah, peserta diajak berkeliling kebun binatang gembira
32
loka untuk melakukan pengamatan satwa maupun tumbuhan yang ada disana. 5) Recalling Recalling merupakan kegiatan akhir dari pembelajaran luar sekolah. Pada sesi ini instruktur meminta peserta didik untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilalui oleh peserta selama perjalanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengingat-ingat materi yang telah disampaikan dan melatih keberanian peserta untuk berbicara di depan umum. Kegiatan ditutup dengan instruktur berpamitan dengan peserta dan pendamping atau guru. e.
Evaluasi Evaluasi adalah langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran. Proses evaluasi merupakan proses pemantauan hasil yang dari rangkaian kegiatan. Menurut Widyoko (2009:6), kegitan evaluasi merupakan proses yang
sistematis
dan
berkelanjutan
untuk
mengumpulkan,
mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program yang digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan menyusun program selanjutnya. Kegiatan evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak program yang dilaksanakan bermanfaat bagi peserta yang mengikuti program dan menjadi tolak ukur program selanjutnya. Menurut
33
Sudaryono (2012:41), evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian target program dan digunakan untuk menentukan seberapa jauh target program pengajaran tercapai. Pada langkah evaluasi ini pelaksana bisa melihat bagaimana peserta pembelajaran mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan dalam pembelajaran atau tidak tercapai. Hasil akhir dari evaluasi adalah mengetahui program yang dilaksanakan itu berhasil atau tidak. D. Tinjauan Pendidikan Luar Sekolah 1.
Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, dan penambah pendidikan formal. Menurut Marzuki (2010:93), pendidikan luar sekolah adalah semua pendidikan baik disengaja atau tidak, dirancang atau tidak, diorganisasikan atau tidak, yang berlangusng di luar sekolah atau universitas. Menurut undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional telah menetapkam bahwa pendidikan luar sekolah adalah salah satu diantara dua jalur pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Hamojoyo dalam Kamil (2011:14) pendidikan non formal merupakan usaha yang terorganisir secara sistematis dan berkelanjutan diluar sistem formal, melalui hubungan sosial yang digunakan untuk membimbing individu, kelompok maupun masyarakat agar memiliki cita-cita yang berguna untuk meningkatkan taraf hidupnya disegala bidang untuk mewujudkan
34
kesejahteraan sosial. Menurut Coombs dalam Sudjana (2004:22), pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Menurut Sihombing (2001:1) sebelum pendidikan yang bernama sekolah ada, Pendidikan Luar Sekolah sudah ada. Hal ini ditandai degan adanya pewarisan ilmu atau pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulan bahwa pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal dengan pendidikan formal itu saling melengkapi. Keduanya menjadi penting karena memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. 2.
Tujuan Pendidikan Luar Sekolah Tujuan Pendidikan Luar Sekolah adalah untuk melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya. Pendidikan Luar Sekolah juga bertujuan untuk membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja atau melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Menurut Sudjana (2004:47), tujuan pendidikan luar sekolah adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan secara efektif dan efisien di lingkungan keluarganya, pekerjaannya, masyarakat, dan bahkan negaranya.
35
Menurut peraturan Pemerintah No. 73/1991 tujuan dari pendidikan luar sekolah adalah: a.
Melayani warga belajar agar dapat berkembang dalam segala bidang untuk meningkatkan taraf kehidupannya dan dapat berguna bagi masyarakat sekitarnya.
b.
Membimbing masyarakat agar mempunyai pengetahuan/ilmu ketrampilan dan mental yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri untuk meghasilkan pendapatan untuk melanjutkan kehidupan atau pendidikan yang lebih tinggi.
c.
Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak diperoleh dari kegiatan di sekolah formal. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Luar Sekolah bertujuan untuk memberikan pelayanan ketrampilan dan pengetahuan kepada warga belajar untuk bekal dimasa yang akan datang. E. Tinjauan Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka 1.
Pengertian Kebun Binatang Kebun binatang Menurut Sujarwo, dkk (2016), adalah tempat yang indah dengan sumber daya yang kaya bagi proses pendidikan yang memungkinkan peserta
didik
untuk
menjelajahi
dunia
alam
dan
mempromosikan
pengembangan konsep tentang hewan, ekologi, dan keanekaragaman hayati. Kebun binatang Gembira Loka di Yogyakarta sebagai salah satu jenis kebun binatang yang ada di Indonesia mempunyai fungsi dan tujuan sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi, hal ini seperti yang di
36
sampaikan oleh Tirtodiprojo dalam Sujarwo (2017) Konsep Gembira Loka yang naturalistik, adalah sebagai wadah kegiatan rekreasi alami yang fungsi dan tujuannya sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi, perkembangan ilmu zoology dan botani di Indonesia dan kesadaran masyarakat dalam merawat, menjaga dan melindungi flora dan fauna. Kesimpulannya kebun binatang merupakan tempat konservasi flora maupun fauna yang juga memiliki fungsi sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan. Segela sesuatu yang tersedia di kebun binatang dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki individu, sehingga kegiatan yang berlangsung didalamnya bukan hanya yang sifatnya rekreatif saja namun juga edukatif bagi masyarakat. 2.
Wisata Belajar di Kebun Binatang Menurut Surakhmad dalam Suryaningsih (2012: 5) perjalanan wisata dalam rangka belajar merupakan bentuk pengalaman yang tidak pernah dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan kesempatan pengalaman kongkrit secara terpimpin. Kegiatan wisata belajar merupakan salah satu alternatif pilihan kegiatan untuk mengoptimalkan penyampaian materi pembelajaran oleh pendidik. Pengoptimalan tersebut dikarenakan adanya integrasi materi pelajaran yang didapat siswa di kelas, dengan pengalaman langsung yang didapat siswa ketika melakukan wisata belajar. Hal ini lah yang mendasari pentingnya kegiatan wisata belajar di internalisasikan dalam kurikulum persekolahan.
37
Metode pembelajaran secara langsung dan nyata memiliki daya rangsang terhadap kreativitas anak lebih baik jika dibandingkan pembelajaran monoton yang terjadi di kelas. Menurut Aditya (2015: 14) penggunaan metode pengajaran pendidikan yang berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar akan meningkatkan daya kreativitas anak. Hal tersebut berhubungan langsung dengan proses dan kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh pendidik. Metode pembelajaran yang berkembang selama ini seperti diskusi, ceramah, dan tanya jawab keseluruhannya dilakukan hanya di dalam kelas. Metode pembelajaran klasikal dan monoton seperti itu lama kelamaan akan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi sia-sia adanya. Kejenuhan yang di alami siswa akan menjadi penghambat bagi dirinya untuk menerima pengetahuan-pengetahuan baru yang disampaikan oleh pendidik di kelas. Kebun binatang dianggap mampu menyediakan sarana pendidikan penunjang kegiatan pembelajaran luar sekolah. Di kebun binatang, siswa dapat bukan hanya mendapat sumber belajar dari binatang saja, proses interaksi dan sosialisasi yang terjadi antar pengunjung, pedangan, dan lain-lain dapat pula dijadikan sumber belajar untuk menumbuhkan kepekaan sosial siswa. Aktivitas bebas yang terjadi selama wisata belajar khususnya di kebun binatang, menjadikan siswa dapat berkreasi semaksimal mungkin tanpa harus berorientasi pada nilai. Pembelajaran di kelas yang kebanyakan patokan bisa atau tidaknya dilihat dari nilai yang di dapat, cenderung
38
membuat siswa jenuh bahkan tertekan. Hal ini tentu dapat menghambat proses belajar mengajar yang terjadi karena siswa akan cenderung acuh terhadap materi yang disampaikan guru ketika kondisi tersebut telah terjadi. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa wisata belajar di kebun binatang merupakan sarana rekreasi yang sekaligus dapat membelajarkan bagi anak-anak untuk mengoptimalkan perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui kegiatan yang menyenangkan dan membelajarkan. 3.
Fungsi Wisata Belajar di Kebun Binatang Menurut Pringle dalam Lai (2012: 91) kegiatan belajar di kebun binatang memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan tentang binatang dan kesadaran lingkungan dalam upayanya menuju lingkungan yang aman untuk mendorong pengembangan keterampilan social, artinya anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman sekaligus dari kegiatannya tersebut. Melalui kegiatan eksploratif perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak akan dapat berjalan dengan seimbang. Selain ketiga aspek perkembangan tersebut, sisi positif lain yaitu anak-anak akan terbiasa kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Wisata belajar dikebun binatang sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dapat diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah mengingat pentingsnya kegiatan sejenis guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan
39
yang dimiliki siswa. Menurut Moeslichatoen (2007: 72), anak yang dibawa ke kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai binatang. Tidak terbatas pada mempelajari bentuk fisiknya saja, lebih lanjut anak-anak dengan arahan guru ataupun pendamping pun dapat belajar mengenai karakteristik binatang. Karakteristik binatang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak. Karakter binatang diantara gajah yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter-karakter binatang lainnya pun dapat diajarkan kepada anak sehingga anak dapat membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang. F. Hasil Penelitian Yang Relevan 1.
Skripsi yang berjudul Manajemen Program (Outbound) Pendidikan Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Aisyiyah Desa Kedung Ringin Kabupaten Wonogiri yang dilakukan oleh Kartika Wulan Tumanggal, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2010. Hasil dari penelitian ini menunjukan
fungsi-fungsi
manajemen
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Faktor pendukung program yaitu antusias yang tinggi dari peserta didik, kerjasama yang baik dengan orang tua, lokasi yang mudah dijangkau. Hambatan program adalah kesulitan dalam mengondisikan peserta didik KB sehingga dalam pengelolaannya meminta bantuan kepada orang tua untuk turut
40
mengawasi atau mengondisikan anak-anaknya. Keterbatasan dana untuk menyewa kendaraan sehingga peserta didik berangkat dari rumah dengan orang tuanya. Outbound menuntut kreatifitas kepala sekolah dan pendidik untuk menciptakan permainan dari alat bahan yang mudah didapat dan tidak banyak menghabiskan dana. 2.
Skripsi Pendampingan pembelajaran luar sekolah Berbasis Wisata Pada Anak SD di Gembira Loka Zoo oleh Adityo Gari Purossani, Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan
2010.
Hasil
penelitiannya
menyatakan
pendampingan
pembelajaran luar sekolah di Gembira Loka Zoo dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evalusi. Faktor pendukung kegiatan PLS yaitu alat dan bahan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak, adanya kerjasama yang baik antara Gembira Loka dan Pemandu kegiatan. Faktor penghambat meliputi alat dan bahan masih belum mencukupi, jumlah peserta yang semakin banyak membuat kurangnya jumlah pemandu. G. Kerangka Berfikir Saat ini banyak masyarakat pada kalangan usia sekolah yang merasakan kebosanan dengan sistem pembelajaran formal dikelas. Dengan adanya wisata edukasi
mampu memberikan alternatif cara belajar baru bagi masyarakat,
sehingga masyarakat tidak merasakan kejenuhan dan pengetahuan mereka tetap bertambah selain dari apa yang mereka dapatkan di sekolah.
41
Pembelajaran luar sekolah merupakan program pendampingan belajar diluar sekolah atau sering disebut sebagai outing class yang diadakan di KRKB Gembira Loka. KRKB Gebira Loka dalam program ini bekerja sama dengan program Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Program ini ditujukan bagi anak-anak usia sekolah mulai dari TK/KB, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi berdasarkan Visi dan Misi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi, yang salah satunya tentang pendidikan. Pengelolaan yang baik pada suatu program menunjukan kualitas program itu sendiri. Program pembelajaran luar sekolah yang dilaksanakan di KRKB Gembira Loka menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Selain pengelolaan, faktor pendukung dan penghambat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan demi tercapainya tujuan program. H. Pertanyaan Penelitian 1.
Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah dilihat dari empat fungsi manajemen yaitu: a.
Bagaimana perencanaan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
b.
Bagaimana
pengorganisasian
pada
pengelolaan
program
Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka? c.
Bagaimana pelaksanaan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
42
d.
Bagaimana pengawasan pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binaang Gembira Loka?
2.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada pngelolaan program Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka?
43
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan Taylor (Moleong, 2007:4), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Maksud dari peneliti menggunakan penelitian ini adalah karena permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis maupun tidak tertulis, dan bukan merupakan angka-angka. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Penulis memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan jenis kasus tertentu. Penelitian studi kasus menurut Rachmat (2006:79) merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Fokus dari penelitian ini terletak pada pengelolaan program sebagai kegiatan yang mampu meningkatakan daya kualitas pengelola dalam mengelola program. B. Setting Penelitiaan Penelitian mengenai pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah yang dilaksanakan di Kebun binatang Gembira Loka di jalan Raya No. 2
44
Yogyakarta. Alasan peneliti memilih Gembira Loka Sebagai tempat penelitian karena: 1.
Letak lokasi penelitian di Kebun Binatang Gembira Loka terbilang dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti.
2.
Kebun Binatang Gembira Loka memiliki kegiatan Pembelajaran luar sekolah.
C. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek penelitian Dasar penelitian subjek penelitian adalah adanya pertimbangan kelayakan untuk mengambil informasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Peneliti menentukan subjek penelitian menggunakan dua tokoh informan, yaitu tokoh formal dan informal. Menurut Lexy J. Moleong (2004:90), tokoh formal berkaitan dengan individu yang mampu mengelola lembaga, misalnya pimpinan atau kepala bagian, sedangkan tokoh informal adalah sekelompok masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terkena dampak dari aktifitas lembaga tersebut. Subyek penelitian ini adalah orang, tempat maupun peristiwa yang menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian dibutuhkan sebagai pusat pemberi informasi dan keterangan data-data yang menjadi sasaran penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengelola program pembelajaran luar sekolah (staff marketing, bidang pendidikan), pendidik atau guru pendamping peserta pembelajaran luar sekolah, dan instruktur
45
kegiatan. Maksud dari pemilihan subjek ini adalah untuk mendapat sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber sehingga data yang diperoleh valid atau diakui kebenarannya. Pertimbangan lain adalah subjek memiliki waktu apabila peneliti membutuhkan informasi untuk pengumpulan data. 2.
Objek Penelitian Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu (Sugiyono, 2013: 297:298) Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui objek yang akan
dikaji
dalam
penelitian
ini
adalah
pengelolaan
program
pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting dalam penelitian ini. Menurut Nasution (2003: 26), metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dapat diperoleh dari pengelola program (staff marketing, bidang pendidikan), pendidik atau guru pendamping peserta pembelajaran luar sekolah, dan
46
instruktur. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukana dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi yang bertujuan untuk memperoleh data yang relevan secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatat kemudian megolahnya sehingga dihasilkan data yang valid dan reliable (Nasution, 2006:106). Melalui metode observasi ini diharapkan dapat memperoleh data yang terbukti kebenarannya karena peneliti mangamati secara langsung apa yang terjadi dilapangan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang data pengelola, data pemandu, kondisi fisik daerah penelitian, dan keadaan di Kebun Binatang Gembira Loka. Mulai dari perencanaan, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka, menganalisa Objek dan tujuan dari program. Observasi dilaksanakan untuk menyimpukan data tentang pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka.
2.
Wawancara Merupakan teknik penelitian dengan mengajukan pertanyaan secara langsung sesuai pedoman wawancara yang telah peneliti susun kepada subyek penelitian di mana subyek yang peneliti maksud adalah pengelola program (staff marketing, bidang pendidikan), pendidik atau guru pendamping peserta pembelajaran luar sekolah, serta instruktur kegiatan pembelajaran luar sekolah. Subjek penelitian dapat memberikan
47
informasi mengenai pengelolaan program. Wawancara atau interview merupakan suatu bentuk komunikasi berupa verbal atau sejenis percakapan yang bertujuan untuk mendapat informasi yang akurat dan sistematis (Nasution, 2006:113). Data yang dikumpulkan adalah mengenai latar belakang terbentuknya kegiatan pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka, dan pengelolaan program. Melalui wawancara diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data-data yang valid sesuai keadaan dilapangan untuk membantu penelitiannya. 3.
Dokumentasi Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2007:216). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari kegiatan pendampingan pembelajaran luar sekolah berupa foto-foto kegiatan. Hal ini
bertujuan
pembelajaran
untuk luar
memperoleh
sekolah
di
data KRKB
tentang Gembira
pendampingan Loka
serta
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. E. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen utama dan pendukung. Instrumen utama dan instrumen pendukung dalam penelitian ini diharapkan mampu
48
memberikan informasi yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data secara optimal. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Peneliti sebagai instrumen utama
2.
Buku catatan sebagai instrumen pendukung
3.
Pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dalam
penelitian atau alat penelitian (Moleong,2007). Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2013:306). Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap fcused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2013:307). Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data yang sesungguhnya tentang
program pembelajaran luar sekolah di KRKB
Gembira Loka, pengelola, pemandu, dan peserta yang terlibat dalam pembelajaran luar sekolah.
49
NO 1.
Aspek
Sumber
Teknik pengumpulan data
Perencanaan program 1.
Pengelola program
1. Observasi
pembelajaran
Instruktur kegiatan
2. Wawancara
luar 2.
sekolah 2.
3. Dokumentasi
Pengorganisasian
1
program pembelajaran 2
Pengelola program 1. Observasi Instruktur kegiatan 2. Wawancara
luar sekolah 3
Pelaksanaan pembelajaran
program
1. Pengelola program 1
Observasi
luar
2. Instruktur kegiatan 2
Wawancara
3. Pendidik
Dokumentasi
sekolah
atau 3
pendamping peserta
kegiatan
pembelajaran luar sekolah 4
Pengawasan pembelajaran
program
1. Pengelola program
1
Observasi
luar
2. Instruktur kegiatan
2
Wawancara
sekolah 2.
Faktor pendukung dan 1. Pengelola program
1. Observasi
penghambat
2. Instruktur kegiatan
2. Wawancara
pengelolaan program
3. Konsumen
3. Dokumentasi
(pendidik/guru pendamping) 3.
Kondisi fisik dan profil 1. Pengelola KRKB 1. Observasi KRKB Gembira Loka
Gembira Loka
2. Wawancara 3. Dokumentasi
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Mengenai Pengelolaan Program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka
50
F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2010:333) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data
yang
bermacam-macam.
Sugiyono
(2010:335)
menerangkan bahwa teknik analis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubunga atau menjadi hipotesis, kemudian data disimpulkan. Apabila penyimpulan tersebut diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Macam-macam teknik analisi data kualitatif menurut Spradley dalam Sugiyono (2010:348) sebagai berikut: 1.
Analisis domain (domain analysis). Memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Maka banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.
2.
Analisis taksonomi ( taxonomic analysis). Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus.
3.
Analisis komponensial (componential cultural theme). Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar
51
elemen. Dilakuakn melalui observasi, dan wawancara terseleksi dengan pernyataan yang mengontraskan (contrast question). 4.
Analisis tema kultural (discovering cultural theme). Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema judul penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis komponensial
yang dilakukan secara induktif. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Model interaktif yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
kesimpulan
Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif. Sumber: Miles dan Hubermen (dalam M. Djamal 2015:146) a.
Reduksi Data Reduksi data adalah pengorganisasian data-data yang telah dikumpulkan, data yang sudah dipilih kemudian diurutkan kedalam pola sesuai dengan topik penelitian. Data yang direduksi adalah data yang dianggap penting berkaitan dengan pengelolaan program.
52
Dalam tahap ini, peneliti membuat rangkuman berdasarkan data yang diperoleh
baik
dari
teknik
observasi,
wawancara
maupun
dokumentasi. b.
Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan data yang diuraikan terhadap hasil
data
yang
diperoleh
untuk
memudahkan
dalam
mendeskripsikan suatu peristiwa yang memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini peneliti menyajikan dan menghubungkan data-data hasil pengumpulan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah direduksi menjadi sebuah narasi atau kalimat yang mudah dimengerti. c.
Penarikan Kesimpulan Kesimpulan data yaitu mengambil kesimpulan berdasarkan pengolahan data yang telah diuraikan dan telah diintepretasikan, sehingga menghasilkan kesimpulan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam tahap ini peneliti melakukan pemaknaan dari penyajian data yang telah berupa narasi sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka.
G. Keabsahan Data Penelitian ini keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi data. Sugiyono (2011:330) teknik triangulasi data merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara menggabungkan dari berbagai
53
teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Teknik triangulasi bisa dilakukan dalam dua cara yaitu triangulasi teknik di mana pengumpulan data dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda pada sumber yang sama, sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang sama. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Penelitian ini, triangulasi data dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan pengelola program (staff marketing, bidang pendidikan), pendidik atau guru pendamping peserta pembelajaran luar sekolah, serta instruktur kegiatan pembelajaran luar sekolah. Tujuan akhir dari triangulasi data adalah dapat membandingkan informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai pihak mengenai hal yang sama agar diperoleh jaminan dari informasi yang didapat dan menghindari subjektifitas dari peneliti.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Lokasi dan Keadaan Kebun Binatang Gembira Loka Berdasarkan dokumentasi nomer 1 (CL8: 16/2/2017) pada peta siaran lokasi yang didapatkan peneliti, lokasi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka berada pada posisi yang strategis karena letaknya mudah dijangkau dan berada di tengah kota Yogyakarta. Lokasi yang strategis ini memudahkan masyarakat untuk menuju lokasi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka beralamat di Jalan Kebun Raya No. 2, kelurahan Warungboto Rejowinangun, Kecamatan Umbulharjo Kotagede Yogyakarta.
2.
Profil Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka
a.
Sejarah berdirinya Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Sejarah Berdirinya Kebun Binatang Gembira Loka diawali dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi di sebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti.
55
Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat. Hingga ditahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai dengan akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953) yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunanKebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang. Seiring berjalannya waktu dalam perkembangannya, pada bulan November 2009 Yayasan Gembira Loka menjalin kerja sama dengan PT.
56
Buana Alam Tirta untuk mengelola Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi Gembira Loka dimasa depan b.
Visi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Melestarikan tumbuh-tumbuhan dan satwa sesuai dengan alam habitatnya sehingga bermanfaat bagi alam dan kehidupan manusia.
c.
Misi Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka 1) Mengembangbiakkan dan melestarikan tumbuhan 2) Mensejahterakan satwa dengan memelihara, merawat satwa sesuai habitatnya dan menangkarkan satwa dengan menjaga kemurnian genetik. 3) Tempat penelitian satwa yang memberikan informasi dan sarana pendidikan serta penyadaran untuk mencintai dan melestarikan. 4) Tempat rekreasi berwawasan lingkungan yang kreatif dan edukatif. 5) Sebagai paru-paru kota dan cadangan resapan air
d.
Struktur kepengurusan Kebun RayaKebun Binatang Gembira Loka
Gambar 2. Stuktur Kepengurusan KRKB Gembira Loka Yogyakarta
57
e.
Sarana Prasarana Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Sesuai dengan panduan observasi dan pengamatan peneliti ( CL 1 : 20/10/2016), Gembira Loka Zoo memiliki gedung dan bangunan yang lengkap. Beberapa ruangan tersebut adalah gedung Direktur Utama, Gedung Marketing, Kantor HRD, Laboratorium Alam, Pos Satpam, Mushola, Toilet, Dapur, Pendopo atau Joglo yang digunakan sebagai gedung serbaguna. Gembira Loka memiliki sarana dan prasarana yang berguna untuk memberikan fasilitas kepada pengunjung agar memiliki rasa nyaman saat berkunjung ke Gembira Loka Zoo. Adanya sarana dan prasarana ini mendukung kegiatan yang berkaitan langsung dengan Gembira Loka Zoo. Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Gembira Loka antara lain:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SARANA DAN PRASARANA KRKB GEMBIRA LOKA Objek Keterangan Keterangan Ada Tidak Gedung Kantor Dalam keadaan baik Kamar Mandi Dalam keadaan baik Mushola Dalam keadaan baik Fasilitas Cuci Tangan Dalam keadaan baik Alat Keselamatan Dalam keadaan baik Ruang Media Dalam keadaan baik Pengeras Suara Dalam keadaan baik Halaman Dalam keadaan baik Museum Flora dan Fauna Dalam keadaan baik Kantin Dalam keadaan baik Papan Pengumuman Dalam keadaan baik Pos Satpam Dalam keadaan baik Gudang Dalam keadaan baik Tempat Parkir Dalam keadaan baik Alat p3k Dalam keadaan baik Tabel 2. Sarana Dan Prasarana KRKB Gembira Loka
58
f.
Jenis Program Edukasi di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Berdasarkan dokumentasi nomer 4 (CL 8: 16/2/2017) peneliti mendapatkan informasi bawa Gembira Loka Zoo merupakan lembaga konservasi Ex-situ yang memiliki fungsi sebagai tempat penelitian edukasi dan rekreasi. Fungsi edukasi menjadi salah satu bagian penting untuk mendidik generasi penerus agar dapat menjadi sosok yang peduli terhadap kelestarian satwa. Sebagai upaya dalam mengembangkan salah satu fungsi lembaga konservasi tentang edukasi, Gembira Loka Zoo membuat program, yang diantaranya adalah Pembelajaran Luar Sekolah (PLS) dan Satwa Masuk Sekolah (SMS). Program ini diperuntukan khusus pelajar TK-SMA sebagai salah satu upaya dalam pengenalan flora fauna dan pendidikan konservasi. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Adapun fungsi lembaga konservasi adalah sebagai berikut: a) Pengembangan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya b) Tempat
pendidikan,
peragaan,
penelitian,
pengembang
ilmu
pengetahuan, sarana perlindungan dan pelestarian jenis serta sarana rekreasi yang sehat.
59
1) SMS Gembira Loka Zoo selain sebagai lembaga konservasi dan tempat rekreasi, juga merupakan tempat edukasi untuk semua kalangan, baik pelajar maupun umum. Program satwa masuk sekolah merupakan program edukasi dan pengenalan satwa yang memungkinkan peserta dapat berinteraksi secara langsung. Program SMS merupakan salah satu program CSR dari Gembira Loka Zoo kepada masyarakat, khususnya pelajar di sekolah. Teknis pelaksanaan program SMS dari Gembira Loka Zoo berkunjung ke sekolah dengan membawa binatang peliharaan seperti reptil dan aves dan dikemas dalam bentuk pengenalan dan interaksi. Waktu pelaksanaan dikoordinasikan antara pihak Gembira Loka Zoo dengan pihak sekolah. 2) Pembelajaran Luar Sekolah Ide awal kegiatan Pembelajaran luar sekolah di Gembira Loka Zoo berawal dari Sri Paduka Alam VIII, yang berkeinginan di Gembira Loka Zoo untuk bisa dikunjungi anak-anak sekolah setiap harinya. Adanya ide dan gagasan dari Sri Paduka Alam VIII tersebut, maka Gembira Loka Zoo ingin membuat program sesuai dengan Visi dan Misi Kebun Binatang Gembira Loka sebagai lembaga koservasi, salah satunya tentang pendidikan. Program tersebut dinamakan program pembelajaran luar sekolah. Program ini diperuntukan bagi Sekolah-sekolah mulai TK, SD, SLTP, dan SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Materi kegiatan PLS tersebut
60
juga menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di Kebun Binatang Gembira Loka yang diantaranya konservasi tentang tumbuhan dan satwa. 3.
Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah Pengelolaan merupakan ilmu dan seni tentang perencanaan dan pengelolaan yang didalamnya ada monitoring dan evalusi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah dapat dikatakan berjalan baik karena telah menjalankan fungsi-fungsi pengeloaan. Pengelola dapat mengetahui apa tujuan dan fungsi dari adanya pengelolaan program. Pengelolaan mengandung dua substansi atau wujud yang berfungsi sebagai proses atau kegiatan mengelola dan sebagai orang yang melakukan pengelolaan. Pengelolaan dilakukan secara kerjasama antar individu dan kelompok guna mencapai sebuah tujuan. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh MS (CW 2: 31/1/2017) selaku kepala bidang pendidikan yang mengelola program Pembelajaran luar sekolah, “pengelolaan merupakan usaha yang dilakukan secara kelompok untuk mencapai suatu tujuan” Hal yang sama disampaikan juga oleh DS (CW3: 31/1/2017) bahwasannya, “pengelolaan itu proses yang dilakukan secara terencana demi mencapai suatu tujuan program dan tidak bisa dilakukan sendiri. Harus melibatkan orang lain” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengelolaan program pembelalajaran luar sekolah merupakan proses yang dilakukan sekelompok orang secara bersama-sama guna mencapai tujuan program. Pengelolaan tidak bisa dilakukan sendiri harus melibatkan orang lain.
61
Pengelolaan merupakan tindakan yang pasti dilakukan dengan rangkaian proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah sudah dikatakan baik karena telah melakukan sesuai dengan fungsi dan peran pengelolaan. Sesuai dengan konsepnya bahwa pengelolaan adalah proses maka pengelolaan pembelajaran luar sekolah juga dialakukan dengan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. a.
Perencanaan Perencanaan yang dilakukan dalam program pembelajaran luar sekolah berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan program. Hal ini seperti yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017) sebagai berikut, “semua hal yang akan dilakukan itu pasti harus direncanakan, perencanaan digunakan sebagai acuan dalam proses pelaksanaan nantinya. Jadi dalam suatu program itu memang harus ada perencanaan.” Perencanaan program Pembelajaran luar sekolah disusun oleh pengelola program pembelajaran luar sekolah dan dari UNY sebagai lembaga pendidikan sekaligus team instruktur pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah. Perencanaan program pembelajaran luar sekolah disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran luar sekolah, selain itu perencanaan disusun berfungsi sebagai panduan bagi pengelola dan team instruktur dalam melaksanakan program pembelajaran luar sekolah.
62
Seperti yang disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017) mengenai fungsi pengelolaan perencanaan program pembelajaran luar sekolah, “perencanaan dilakukan untuk mempermudah kita dalam melaksanakan program. Dengan perencanaan pula tahapan-tahapan yang harus kita lakukan lebih jelas dan terarah” Hal tersebut juga disampaikan oleh AR (CW1: 16/1/2017) “perencanaan itu dilakukan untuk menjadi acuan atau pedoman pelaksanaan program Pembelajaran luar sekolah” Dari hasil wawancara dan analisis dokumentasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Perencanaan program Pembelajaran luar sekolah disusun untuk mempermudah ketika hendak melakukan kegiatan. Sehingga terarah tahapan-tahapan yang harus dilalui selama proses pelaksanaan. Perencanaan program pembelajaran luar sekolah dilakukan antara dua pihak, yaitu pihak Kebun Binatang Gembira Loka selaku pengelola dan dari UNY selaku lembaga pendidikan yang kemudian bertugas sebagai team instrukur. UNY yang dalam program ini diamanahkan pada jurusan Pendidikan Luar Sekolah bertugas menyusun kurikulum dan konsepan pelaksanaan di lapangan. Hal ini seperti disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017), “Pereencanaan program Pembelajaran luar sekolah dikonsep dari UNY karena UNY adalah lembaga pendidikan, sehingga kurikulum yang membuat adalah dari UNY” Hal serupa juga disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017),
63
“Kalo untuk program Pembelajaran luar sekolah sendiri yang merencanakan proses kegiatannya dari team instruktur atau dari UNY”. Kedua pernyataan tersebut dibenarkan oleh AR (CW1: 16/1/2017) selaku team instruktur dari UNY bahwa UNY yang menyusun kurikulum dan merancang proses kegiatana Pembelajaran luar sekolah. “...yang merencanakan kegiatan itu dari kami mba, team instruktur. Soalnya kami yang memegang dilapangan. Dan kami juga yang membuat kurikulum pelaksanaan kegiatan.” “Hal tersebut sesuai dengan hasil dokumentasi peneliti (CL 8: 16/2/2017) yang mendaptakkan adanya modul yang telah disusun oleh pengelola. Hal tersebut didokumentasikan pada dokumntasi nomer 5” Dari hasil wawancara dan dokumentasi peneliti dapat disimpulkan bahwa perencanaan kurikulum dan pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah dirancang dan disusun oleh pihak UNY sebagai lembaga pendidikan dan team instruktur yang menangani langsung dilapangan pada saat kegiatan. Perencanaan selanjutnya yaitu berkaitan dengan waktu pelaksanaan kegiatan. Waktu merupakan hal utama dalam sebuah perencanaan program. Hal ini agar memudahkan bagi pengelola dalam menentukan waktu yang tepat dalam pelaksanaan program. MS (CW2: 31/1/2017) menyampaikan perencanaan kegiatan Pembelajaran luar sekolah adalah, “.…Berlangsung Februari-April, kemudian September-November. Pelaksanaannya hari senin sampai dengan Jum’at Jam 08.00-11.00 WIB” Hal senada juga disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017) mengenai rencana pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah,
64
“Rencana pelaksanaan itu satu tahun ada 6 bulan dibagi 2 periode. Untuk harinya pada hari aktif” Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran luar sekolah direncanakan selama 6 bulan dalam satu tahun, dibagi dalam 2 periode, yakni bulan februari-april dilanjutkan bulan september-november. Dilaksanakan pada hari aktif kerja yaitu senin-jum’at pada jam 08.00-11.00 WIB. Berkaitan dengan sasaran program, MS (CW2: 31/1/2017) menyampaikan, “Peserta yang mengikuti minimal 25 orang, tidak boleh didampingi oleh orang tua, dan harus mengenakan seragam. Dalam satu hari maksimal menerima dua sekolah. Sasaran program Pembelajaran luar sekolah adalah sekolah yang ada Daerah Istimewa Yogyakarta”. Hal serupa disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017), “...Ditujukan untuk sekolah yang ada di DIY. Untuk program Pembelajaran luar sekolah minimal 25 siswa, tidak boleh bersama dengan orang tua dan harus mengenakan seragam sekolah.” Pernyataan
di
atas
merupakan
rencana
sasaran
program
Pembelajaran luar sekolah segaligus rencana syarat bagi peserta pembelajaran luar sekolah, bahwa sasaran program yaitu sekolah yang ada di DIY, peserta minimal 25 orang, tidak boleh didampingi oleh orang tua dan harus mengenakan seragam. Dalam satu hari pengelola memaksimalkan penerimaan reservasi, yakni maksimal 2 sekolah saja. Evaluasi yang direncanakan dalam program Pembelajaran luar sekolah melibatkan beberapa pihak. Selain itu pengelola program
65
pembelajaran luar sekolah merenecanakan waktu pelaksaanaan evaluasi sebagai bentuk pengawasan guna mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Seperti disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/17), “Kami juga merencanakan adanya evalusi mbak, evalusi diantaranya evaluasi harian, bulanan dan tahunan. Evalusi harian direncanakan ketika selesai kegiatan. Evalusi bulanan dilakukan bersamaan dengan penyampaian laporan kegiatan dan evalusi tahunan dilakuakan diakhir periode bersama dua pihak yaitu pihak dari UNY dan dari pengelola atau dari Gembira Loka.” Hal senada juga disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/17), “...Evaluasi yang dilakukan antara pengelola dan team instruktur itu harian, bulanan dan tahunan.” Hal serupa disampaikan oleh team instruktur yaitu AR (CW1: 16/1/2017), “...Untuk evaluasi direncanakan setiap hari setelah kegiatan, bulanan bersamaan dengan penyampaian laporan dan tahunan pada akhir periode kedua.” Pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti (CL-1) “setiap selesai kegiatan pembelajaran luar sekolah, dilakukan adanya evaluasi harian” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rencana evaluasi dilakukan harian, bulanan dan tahunan. Adapun yang nantinya akan terlibat dalam proses evaluasi tidak hanya pihak pengelola melainkan juga pihak UNY selaku pelaksana program.
66
b. Pengorganisasian Pengorganisasian
adalah
fungsi
pengelolaan
setelah
adanya
perencanaan. Pengorganisasian berhubungan dengan pembagian strutrur, pembagian tugas, untuk meraih tujuan bersama serta memudahkan dalam pengawasan kinerja. Hal ini seperti yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017) selaku kepala bidang pendidikan, “fungsi pengorganisasian yaitu untuk mempermudah dalam pembagian tugas yang ada dalam program pembelajaran luar sekolah. Harapannya setelah adanya pengorganisasian tidak ada lagi penumpukan pekerjaan pada satu orang saja dan bisa bekerja sama agar tidak berhenti ditengah jalan” Hal serupa juga disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017) selaku team pengelola program Pembelajaran luar sekolah, “Pengorganisasian atau pembagian jobdesk itu mempermudah kita dalam bekerja. Sehingga pekerjaan itu tidak menumpuk. Selain itu juga kita bisa fokus dengan tugas kita masing-masing. Disini kita harus bekerja sama, ngga bisa tunggu-tungguan. Soalnya kan kerjaan kita juga bergantung dengan pekerjaan orang lain begitu juga sebalikanya.” AR (CW1: 16/1/2017) selaku team instruktur juga menyampaikan, “fungsi pengorganisasian itu membantu kita dalam menyelesaikan tugas mbak, jadi kita ngga repot sendiri dengan pekerjaan yang ada. Soalnya sudah ada tuganya masing-masing” Dari pernyataan di atas dapat disimpulakan bahwa pengorganisasian atau pembagian tugas memudahkan dalam menyelesaikan taggung jawab dan pekerjaan. Pengorganisasian juga mempermudah dalam mencapai tujuan dari program pembelajaran luar sekolah.
67
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan menentukan tugas apa saja yang harus dilakukan pada setiap bagian. Pada program pembelajaran luar sekolah banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan, dan pada pengelolaan program pembelajaran luar sekolah sudah melakukan fungsi pengorganisasian. Pengorganiasaian merupakan pembagian peran secara sistematis agar fungsi peran disetiap lini berfungsi secara maksimal dan sebagai mana mestinya. Kinerja yang baik dan optimal dapat membawa hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil observasi peneliti (CL2: 20/10/2016), dalam pengorganisasian pengelolaan program pembelajaran luar sekolah terdapat pembagian tugas baik bagi pengelola maupun bagi team instruktur. Bagi pengelola pembagian tugas yang dilakukan berkaitan dengan pemasaran dan administrasi serta sarana dan parasarana pendukung kegiatan pembelajaran luar sekolah sedangkan bagi team insturtur berkaitan dengan media dan materi serta pembagian tugas pada saat dilapangan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah. Bagi pengelola atau pihak Kebun Binatang Gembira Loka tugas yang dilakukan adalah pemasaran oleh bagian marketing dan humas. Kemudian menerima reservasi dari pihak sekolah oleh bagian reservasi. Dalam kaitannya reservasi ini masih becampur dengan reservasi pengunjung umum atau belum ada reservasi khusus untuk kegiatan pembelajaran luar sekolah. Selanjutnya adalah penjadwalan pelaksanaan
68
pembelajaran luar sekolah yang dilakukan oleh bagian bidang pendidikan karena bidang pendidikan yang nantinya akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah. Bidang pendidikan juga yang nantinya akan berhubungan langsung dengan team instruktur pembelajaran luar sekolah atau dengan pihak UNY. Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017) sebagai berikut, “Untuk surat yang menerima bagian reservasi, kemudian diserahkan ke bagian pendidikan, bagian pendidikan membuat jadwal, atau melihat permintatan tanggal dari sekolah yang bersangkutan. Dan kami akan melihat apakah tanggal tersbut sudah ada jadwal atau belum. Kalo belum, maka kami acc. Kalo sudah nanti kami tawarkan di hari lain mba. Jika tanggal sudah sepakat, kami akan alihkan surat kepada bagian administrasi untuk dibuatkan surat tembusan kepada UNY dan surat tersebut kami sampaikan via email” Hal serupa juga disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017), “Untuk promosi dilakuakan oleh bidang humas dan marketing , untuk pendaftaran juga di marketing bagian reservasi, untuk bidang pendidikan bertugas mengatur jadwal, persiapan pelaksanaan, pengadaan media, berhubungan dengan instruktur. Dan selama ini kinerja sudah berjalan denga baik. Kemudian kami juga berkordinasi dengan bidang lain, baik humas maupun kebersihan. Biar kegiatan berjalan dengan baik.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian yang ada dalam pengelolaan pembelajaran luar sekolah melibatkan banyak pihak demi terlaksananya proses kegiatan pembelajaran luar sekolah baik pihak dalam maupun pihak luar. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran luar sekolah yang berperan langsung dilapangan adalah team instruktur dari UNY, selain sebagai
69
team instruktur atau penyedia SDM instruktur, UNY juga bertugas merancang materi kegiatan pembelajaran luar sekolah. Materi yang diberikan disesuaikan dengan jenjang dan usia peserta pembelajaran luar sekolah. Pengorganisasian dalam pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah, team isntruktur juga melakukan pengorganisasian intern. hal ini dilakukan karena ada banyak hal yang harus dipersiapakan oleh instruktur, seperti halnya menentukan materi, menetukan media, pembagian
jadwal
instruktur,
administrasi
dan
pengembangan
kemampuan instruktur secara berkala. Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh AR (CW1: 16/1/2017) selaku anggota team instruktur, “Dalam team instruktur kami ada pengurusnya mba. Ada koordinator, ada sekertaris, ada bendahara, perlengkapan, humas dan kurikulum. Hal ini dilakukan agar memudahkan kami dalam berkerja.” Berdasarakan hasil pengamatan peneliti didukung dengan uraian dan pernyataan narasumber di atas maka pengorganisasian pengelolaan pembelajaran luar sekolah sudah dilakukan dengan baik. Sudah terdapat pembagian tugas yang jelas bagi dua pihak, yaitu pihak Kebun Binatang Gembira Loka sebagai pengelola program dan pihak UNY selaku penyedia SDM dan pelaksana program. c.
Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan implementasi
dari perencanaan dan
pengorganisasian. Pelaksanaan berkaitan langsung dengan penerapan dan rancangan yang telah disusun. Tahapan tahapan Pembelajaran luar sekolah yang tertuang dalam perencanaan yang semula disusun oleh team
70
instruktur dari UNY direalisasikan dalam proses ini. Seperti yang disampaikan oleh AR (CW1: 16/1/2017), “Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan rancangan awal. Kita kan ada modul kegiatan dan ada kurikulum, kita jadikan itu sebagai patokan.” MS (CW2: 31/1/2017) selaku pengelola, “fungsi pelaksanaan adalah merealisasikan apa yang sudah direncanakan dengan memulainya dari persiapan hingga evaluasi. Tapi kadang ada yang tidak sesuai dengan perencanaan, tapi ngga banyak. Soalnya kan ini kegiatan rutin.” Modul yang digunakan dalam pelaksanaan program Pembelajaran luar sekolah sebagai pegangan bagi instruktur di lapangan. Disusun agar jelas proses yang dilalui apa saja dan sesuai dengan SOP, jikapun ada perbedaan atau perubahan maka sifatnya sementara. Berdasarkan pengamatan peneliti (CL1: 5/10/2016), Pelaksanaan pembelajaran luar sekolah memiliki tahapan-tahapan kegiatan yaiu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. a) Persiapan Persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan kegitan. Persiapan dan perencanan berbeda karena perencanaan sifatnya mendasar. Sedangkan pelaksanaan bersifat khusus yang masuk dalam proses pelaksanaan. Persiapan
pelaksanaan
Pembelajaran
luar
sekolah
yang
dilakukan paling utama adalah sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh bagian humas dan marketing serta bagian pendidikan. Promosi yang dilakukan bekerja sama denga Dinas Pendidikan se
71
Provinsi DIY yakni kota Jogja, Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul dan Sleman dan Depag bagian pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017), “Kami melakukan sosialisasi bekerja sama dengan dinas pendidikan Provinsi, Kulon Progro, Sleman, dan Gunung Kidul, serta Depag bagian Pendidikan.” Disampaikan juga oleh DS (CW3: 31/1/2017), “Untuk pemasaran biasanya yang kita lakukan adalah membuat surat untuk dinas pendidikan untuk suat ijin, kemudain menyurati Dinas Pendidikan yang ada di kota Jogja, Kulon Progo, Bantul, Sleman dan Gunung Kidul . Kemudian kita menjadwalkan untuk sosoialisai kepada Kepala Sekolah tentang program Pembelajaran luar sekolah” Hal ini sesuai dengan hasil dokumentasi nomer 6 (CL8: 16/2/2017) peneliti pada kegiatan sosialisasi program pembelajaran luar sekolah. Dalam proses soslalisasi juga disampaikan tujuan dari kegiatan Pembelajaran luar sekolah adalah memberikan wadah bagi masyarakat belajar mengenal keanekaragaman hayati baik flora dan fauna, dengan adanya program PLS ini peserta diharapkan mampu memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar seimbang dengan kehidupan alam dan manusia. Tujuan program Pembelajaran luar sekolah juga selaras dengan keinginan pihak sekolah yang mana pihak sekolah memiliki program field trip keluar sekolah salah satunyaa di Kebun Binatang. Pihak sekolah mengharapkan adanya pemahaman secara nyata bagi siswa mengenai materi yang telah dijelaskan di sekolah. Seperti yang disampaikan oleh SY (CW4: 7/2/2016) selaku pendamping siswa,
72
“Harapannya anak menjadi tau secara langsung tentang satwa, soalnya kalo disekolah itu kan cuma tau replika aja mba. Nah dengan diajak kesini anak-anak tau secara nyata” Disampaikan oleh IS (CW5: 7/2/2017), “Tujuan anak-anak masuk ke GLZoo adalah menerapkan materi yang di terima oleh anak-anak di sekolah. Misalnya anak mendapatkan teori kaitannya dengan dunia satwa, nah anak bisa belajar langsung.” Dari hasil sosialisasi yang dilakukan pihak sekolah yang akan melakukan kegiatan pembelajran luar sekolah harus melakukan pendaftaran dengan mengajukan surat permohonan kegiatan Pembelajaran luar sekolah dan mengisi formulir kegiatan. Hal ini dibenarkan oleh SY (CW4: 7/2/2017), “Saya tau program ini dari hasil sosialisasi mba. Kemarin saya ngisi formulir, tapi sebelumnya saya mengajukan surat permohonan kegiatan Pembelajaran luar sekolah”
Disampaikan oleh IS (CW5: 7/2/2017), “Saya tau program ini dari marketing mba. Kemarin saya kesini untuk reservasi, kemudian dikasih tau ada program ini. Untuk masuk sini syaratnya ngga susah. Kegiatannya hari senin-jum’at. Ada harga khusus juga untuk kegatan ini. Kami mengajukan surat dan proposal, kemudian kami mengisi formulir.” Hal tersebut sesuai dengan hasil dokumentasi nomer 7 (CL8: 16/2/2017) peneliti surat permohonan kegiatan pembelajaran luar sekolah dan bukti reservasi. Setelah adanya permohonan kegiatan dari pihak sekolah maka bidang pendidikan akan menjadwalkan kegiatan Pembelajaran luar sekolah atau menyesuaikan dengan pemintaan dari pihak sekolah. Selanjutnya jadwal yang sudah ada akan dikirimkan kepada team instruktur via email. Team
73
instruktur akan menerima jadwal dari pihak pengelola maksimal H-4 kegiatan. Jadwal yang ada sudah dilampiri dengan jumlah peserta, jenjang pendidikan, dan kelas yang kemudian akan digunakan oleh team instruktur dari UNY untuk menentukan jenis permainan dan materi yang akan diberikan serta menyediakan media yang dibutuhkan dalam proses kegiatan Pembelajaran luar sekolah. Hal tersebut sesuai dengan hasil dokumentasi nomer 8 (CL 9: 16/2/2017) pemberitahuan jadwal kegiatan pembelajaran luar sekolah dari GLzoo kepada team instruktur. Sebelum pemandu diturunkan dan dipercaya turun ke lapangan untuk menjadi instruktur Pembelajaran luar sekolah, mahasiswa mendapatkan pelatihan dari trainer hal ini dimaksudkan agar menunjang kemampuan intruktur dalam menyampaikan materi dan mengondisikan peserta. Selain itu juga ada pemantapan materi mengenai koleksi satwa dan tumbuhan yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka. Seperti yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017), “Untuk menunjang kemampuan instruktur dalam kepemanduan, bidang pendidikan memberikan materi pengayaan kepada instruktur mengenai koleksi satwa yang ada di Gembira Loka maupun koleksi tumbuhan. Pemberian materi akan kita bedakan, contohnya untuk memberikan materi kepada TK, SD, SMP, SMA tapi kami kembalikan ke konsep awal. Bahwa materi sepenuhnya kami berikan kepada pihak UNY. Kita juga mengundang trainer Outbound untuk memberikan pengayaan kepada instruktur dalam menyampaikan materi dan pengondisian peserta” Senada dengan AR (CW1 : 16/1/2017), “.…Setelah kami dinyatakan diterima kami diberikan pelatihan untuk menjadi instruktur. Jadi ada training mba, untuk menjadi
74
seorang instruktur. Biasanya dalam kali pelatihan.”
1 tahun dilaksanakan 2
Hal ini sesuai dengan dokumentasi nomer 9 (CL8: 16/2/2017) yang didapatkan oleh peneliti mengenai pelatihan yang dilakukan. Persiapan yang lain yang dilakukan adalah penyiapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan, media, modul dan peta Kebun Binatang Gembira Loka. b) Pelaksanaan Pelakasanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya dari kesepakatan kedua pihak, yaitu pihak pengelola program pembelajaran luar sekolah dan pihak sekolah. Pada kegiatan pembelajaran luar sekolah yang menangani secara utuh adalah instruktur. Adapun setiap satu orang instruktur mendampingi 15 hingga 20 anak, dilakukan agar pelayanan dan penyampaian materi kepada peserta lebih mudah dan lebih efektif. Pembelajaran luar sekolah sudah memiliki rangkaian kegiatan yang pasti yaitu penyambutan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo dan recalling. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan jenjang sekolah dan usia peserta didik. DS mengungkapkan (CW3: 31/1/2017), “Tahapan kegiatan PLS itu ada penjemputan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo dan recalling setelah itu ada evaluasi harian.” Senada dengan AR (CW 1: 16/1/2017),
75
“... Dalam menentukan materi yang akan kami berikan kepada siswa, kami melihat jenjang sekolah dan usia mba” Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran luar sekolah berorientasi pada kebutuhan peserta. Ketercapaian materi dan memaksimalkan pelayanan program pembelajaran luar sekolah menjadi prioritas utama baik bagi pengelola maupun instruktur pembelajaran luar sekolah. 1) Penjemputan Penjemputan peserta Pembelajaran luar sekolah dilakukan di depan pintu masuk Gembira Loka. Pada langkah ini diisi dengan perkenalan oleh team instruktur dan berdoa bersama. 2) Bina suasana Bina suasana dilakukan di lingkungan Kebun raya Gembira Loka pada lokasi yang luas dan lapang. Pada kegiatan ini diisi dengan permainan dan mini outbound. Tujuan dari dilakukannya bina suasana adalah untuk mengakrabkan dan mendekatkan peserta dengan instruktur sebab pada saat kegiatan berlangsung peserta tidak boleh didampingi oleh orang tua. 3) Pojok kreatif Pojok kreatif diisi dengan membuat kerajinan untuk mengasah kreatifitas anak. Penentuan jenis pojok kreatif ini ditentukan berdasarkan usia dan jenjang sekolah. Seperti membuat mahkota gajah, mewarnai grabah, finger printing, membuat gantungan kunci, pembibitan tanaman.
76
4) Tour The Zoo Tour The zoo diawali dengan melihat silvicultur, pemerahan sapi dan budidaya ikan dan tikus yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka dilanjutkan dengan perjalanan melihat koleksi satwa. Selama perjalanan instruktur akan menjelaskan megenai jenis dan kelompok satwa, makanan dan habitat. Selain itu instruktur akan memberikan nilai-niai karakter kepada anak melalui peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menyakiti satwa dan memberikan penjelasan mengenai fakta unik yang ada pada satwa yang dapat diterapkan pada diri peserta. 5) Recalling Recalling merupakan kegiatan bercerita peserta akan diminta untuk menceritakan kembali apa yang sudah dilalui dan pelajaran apa yang bisa diambil selama perjalanan. Selain mengikuti alur yang sudah ditentukan oleh instruktur, kegiatan pembelajaran luar sekolah juga tidak jarang mengikuti permintaan kegiatan dari pihak sekolah. Akan tetapi esensi dari kegiatan Pembelajaran luar sekolah tetap didapatkan oleh peserta dan waktu pelaksanaan tidak melewati dari yang sudah ditentukan. Maksimal pukul 11.00 WIB karena instruktur harus melanjutkan perkuliahan. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti beberapa sekolah datang pada pukul 11.00 dan
77
sebelumnya sudah ada pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan, karena dari team instruktur akan mempersiapkan kegiatan lebih siang. c) Penutupan Penutupan pelakasanaan Pembelajaran luar sekolah dilakukan dengan kegiatan evaluasi harian sebagi bentuk pengawasan bagi instruktur
dan
pengelola.
Evaluasi
ini
bersifat
cepat,
menyampaikan kendala dan melaporkan kegiatan pada hari tersebut. Hal ini dimaksudkan agar adanya tindakan langsung untuk memperbaiki pada kegiatan selanjutnya. d. Pengawasan Pada fungsi pengelolaan pengawasan, pengelola menggunakan evaluasi sebagai bentuk pengawasan dalam program pembelajaran luar sekolah. Evaluasi sebagai bentuk pengawasan yaitu adanya evaluasi harian. Evaluasi adalah suatu cara untuk mengukur penentuan standar, supervisi dan mengukur pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan program tercapai. Fungsi dari evaluasi adalah melihat dan mengukur kemudian membandingkan perencanaan dan pelaksanaan apakah sesuai atau tidak. Fungsi evaluasi dapat memberikan penjelasan tentang kondisi yang ada di lapangan, proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah sebenarnya. Melalui kegiatan evaluasi dapat menemukan pemecahan
78
masalah. Hasil evaluasi digunakan sebagai acuan pada perencanaan program pembelajaran luar sekolah pada tahun selanjutnya. Proses pelaksanaan evaluasi pada program pembelajaran luar sekolah sudah dilakukan sesuai dengan rencana, yakni harian, bulana dan tahunan. Pelakasanan evaluasi harian bersifat insidental dan ini merupakan bentuk dari pengawasan yang dilakukan. Evaluasi bulanan dilakukan bersamaan dengan penyampaian fee bagi instruktur dan evaluasi akhir tahun atau akhir periode dilakukan bersamaan dengan kedua belah pihak antara pengelola dan dari team insturktur. Dalam pelaksanaan evaluasi diadakan adanya sumbang saran. Kendala yang terjadi di lapangan apa dan penyelesaiannya bagaimana. Seperti pada kondisi instruktur yang masih kuliah dan jumlahnya yang terbatas sedangkan permintaan pembelajaran luar sekolah semakin hari semakin banyak, oleh karena itu diberikan kebijakan dalam satu hari maksimal menerima 2 sekolah saja. Bagi team instruktur diadakan penjadwalan keberangkatan pemandu. Rombongan sekolah masih ada yang datang terlambat sehingga mengakibatkan terpotongnya jadwal kegiatan oleh karena
itu
penyelesaiaanya
adalah
ditegaskan
jadwal
kegiatan
pembelajaran luar sekolah hal ini dilakukan agar antara pihak sekolah dan pengelola maupun instruktur tidak ada yang dirugikan.
79
4.
Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Pelaksanaan
Program
Pembelajaran luar sekolah. Keberhasilan penyelenggaraan suatu program dapat dilihat dari aspek pengelolaan dan fungsinya. Keberhasilan program juga tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program. Faktor pendukung pelaksanaan program Pembelajaran luar sekolah antara lain tercapainya sasaran program yakni pelajar dari tidak terlepas dari dukungan Dinas Pendidikan dan
menghimbau
bagi
sekolah-sekolah
TK-SMA se-DIY, hal ini dan Depag yang ada di DIY
untuk
mengikuti
program
Pembelajaran luar sekolah. Koleksi tumbuhan dan satwa yang lengkap di Kebun Binatang Gembira Loka menambah nawacita keindahan dan wawasan tentang perlindungan flora dan fauna bagi peserta pembelajaran luar sekolah. Hal ini seperti yang disampaikan oleh MS (CW2: 31/1/2017), “Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan Setempat. Antusias yang tinggi dari sekolah-sekolah. Bahkan dari luar DIY banyak yang mengajukan permohonan kegiatan Pembelajaran luar sekolah.” Disampaikan oleh DS (CW3: 31/1/2017), “koleksi satwa sudah lumayan lengkap. Media edukasi yang memadai. Sasaran program PLS adalah TK-SMA. Dukungan dari dinas pendidikan setempat yang menghimbau kepada sekolah-sekolah untuk mengikuti program Pembelajaran luar sekolah membuat tingginya animo permintaan program Pembelajaran luar sekolah.” Dan AR (CW1: 16/1/2017), “Anak-anaknya antusias mba mengikuti kegitan Pembelajaran luar sekolah. Dukungan dari pihak Dinas Pendidikan dan sekolah di DIY untuk program Pembelajaran luar sekolah”
80
Dapat disimpulkan bahwa peran peserta pembelajaran luar sekolah merupakan faktor pendukung utama keberhasilan program pembelajaran luar sekolah. Faktor penghambat pembelajaran luar sekolah berdasarkan pengamatan peneliti adalah fasilitas gedung yang belum memadai khusus untyk kegiatan pembelajajaran luar sekolah, hal ini dikatakan sebagai penghambat karena kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan di alam terbuka, sedangkan cuaca tidak bisa dipastikan. Apabila hujan peserta tidak bisa melakukan kegiatan secara maksimal. Peserta yang datang terlambat dan masih didampingi oaring tua juga sering kali menjadi faktor penghambat, karena mengurangi kemandirian bagi peserta. B. Pembahasan 1. Pengelolaan Program Pembelajaran luar sekolah Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah disusun dengan memperhatikan kebutuhan peserta pembelajaran luar sekolah. Melalui kegiatan Pembelajaran luar sekolah peserta dapat belajar dan bermain di Kebun Binatang Gembira Loka. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah disusun untuk memberikan wewenang dan pembagian tugas agar pada pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengelolaan program pembelajaran
luar
sekolah
didalamnya
memiliki
fungsi-fungsi
pengelolaan yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Fungsi pengelolaan ini digunakan sebagai alur yang harus dipakai agar penyelenggaraan pengelolaan program pembelajaran luar
81
sekolah dijalankan secara optimal. Di bawah ini rangkuman dari fungsi-fungsi pengelolaan program pembelajaran luar sekolah, adapaun penjelasannya adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Perencanaan program pembelajaran luar sekolah disusun oleh pihak pengelola atau pihak Kebun Binatang Gembira Loka dengan UNY sebagai lembaga pendidikan yang kemudian UNY merupakan penyedia SDM. Tujuan dari pelaksanaan program Pembelajaran luar sekolah adalah Gembira Loka memfasilitasi untuk masyarakat belajar mengenal keanekaragaman hayati baik flora dan fauna, dengan adanya program Pembelajaran luar sekolah ini peserta diharapkan mampu memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar seimbang dengan kehidupan alam dan manusia, harapannya dengan mereka ikut program tersebut, mereka tidak hanya berkunjung dan berpariwisata tetapi juga belajar sehingga mereka dapat mengingat apa yang mereka pelajari di Gembira Loka. Pembelajaran luar sekolah direncanakan dilaksanakan 2 periode dalam satu tahun dengan jumlah pelaksanaan selama 6 bulan yaitu pada bulan Februari-April, Sepetember-November. Dilaksanakan pada hari aktif yaitu hari Senin sampai dengan Jum’at. Waktu kegiatan
pada
pukul
08.00-11.00
WIB.
Sasaran
program
Pembelajaran luar sekolah adalah jenjang TK-SMA se-DIY. Syarat mengikuti kegiatan Pembelajaran luar sekolah adalah rombongan
82
minimal 25 siswa, tidak boleh didampingi oleh orang tua, harus mengenakan seragam sekolah. Penyusunan kurikulum dan teknis kegiatan di lapangan dilakukan oleh pihak UNY yang dalam program ini oleh team Instruktur dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Perencanaan yang dilakukan dalam program Pembelajaran luar sekolah telah sesuai dengan pengertian perencanaan menurut Roger A. Kaufman dalam Nanang fattah (2004:49), perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-efisien dan se-efektif mungkin. Kesesuaian perencanaan yang dilakukan program pembelajaran luar sekolah dengan teori dapat dibuktikan dengan adanya pembuatan modul kegiatan Pembelajaran luar sekolah. Perencanaan program Pembelajaran luar sekolah disusun oleh pihak pengelola dan instruktur kemudian disosialisasikan kepada sekolah-sekolah se-DIY bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Departemen Agama bidang pendidikan setempat. Hal ini senada dengan Suharsimi dan Lia (2008:9), perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangakian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang dan diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.
83
b.
Pengorganisasian Pengorganisasian pada program pembelajaran luar sekolah dilakukan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab oleh bidang pendidikan kepada bagian humas, marketing dan instruktur. Bidang pendidikan bertindak sebagai koordinator pengelola program. Tugas bidang pendidikan adalah mengawasi jalannya kegiatan serta bertanggung pembelajaran.
jawab
penuh
Bagian
terhadap
marketing
pelaksanaan dan
humas
program bertugas
mempublikasikan adanya program Pembelajaran luar sekolah baik dilakukan dengan sosialisasi langsung maupun menggunakan brosur, dalam hal ini bidang pendidikan juga terlibat. Team instruktur atau dari UNY bertugas sebagai penyedia SDM dan bertanggung jawab pada jalannya kegiatan pembelajaran luar sekolah di lapangan serta menyusun kurikulum pembelajaran yang akan digunakan. Pengorganisasian yang dilakukan dalam program Pembelajaran luar sekolah sesuai dengan yang disampaikan Sondang (2007:60),
pengorgansasian
adalah
keseluruhan
proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
84
Bidang
pendidikan
sebagai
penanggung
jawab
program
Pembelajaran luar sekolah mengupayakan adanya dukungan fasilitas sarana dan prasarana pendukung agar mampu melaksanakan program Pembelajaran luar sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Djuju Sudjana (2008:9), fungsi pengorganisasian adalah kegiatan bersama orang lain dan melalui orang lain, untuk memilih dan menyusun sumber daya manusia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya agar mampu melaksanakan program yang telah direncanakan. c.
Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan implemantasi dari sebuah perencanaan dan pengorganisasian program. Sebagaimana fungsi pelaksanaan dalam pengeloaan menurut Sondang (2007:95) didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis. Pelaksanaan
pembelajaran
luar
sekolah
telah
mengimplementasikan perencanaan kurikulum yang telah disusun sebelumnya.
Dalam
pelaksanaan
terdapat
proses
persiapan,
pelaksanaan dan penutup. Persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan yaitu dengan sosialisasi program, pelatihan bagi instruktur, penerimaan reservasi bagi sekolah dan penjadwalan,
85
menyiapkan perangkat pembelajaran seperti media, modul, dan peta. Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan yang terdiri dari penjemputan, bina suasana, pojok kreatif tour the zoo dan recalling. Langkah terakhir yaitu penutup diakhiri dengan evaluasi harian bagi instruktur dan bidang pendidikan. d.
Pengawasan Pada fungsi pengelolaan pengawasan, pengelola menggunakan evaluasi sebagai bentuk pengawasan dalam program pembelajaran luar sekolah. Evaluasi sebagai bentuk pengawasan yaitu adanya evaluasi harian. Evaluasi merupakan kegiatan monitoring dari pelaksanaan program kegiatan. Evaluasi penting dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan perencanaan dan visi, misi, tujuan program Pembelajaran luar sekolah. Pengawasan menurut Terry, dalam Irfan, (2011:85) mengemukakan bahwa pengawasan dapat diartikan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan,
sehingga
pelaksanaan
sesuai
dengan
perencanaan yaitu selaras dengan standar. Evaluasi pada program Pembelajaran luar sekolah dilakukan oleh pengelola dan UNY selaku peneyedia SDM dan konseptor kegiatan secara harian, bulanan, dan tahunan. Evaluasi harian dilakukan setelah kegiatan berakhir. Melaporkan hambatan atau
86
perkembangan
yang
terjadi.
Dilakukan
agar
apabila
ada
kendala-kendala kecil bisa segera ditangani baik itu sifatnya sementara maupun permanen. Evaluasi harian juga menyampaikan masukan-masukan yang ada dari pihak sekolah atau peserta kegiatan pembelajaran luar sekolah. Evaluasi bulanan dilakukan pada saat memberikan fee bagi instruktur. Evaluasi tahunan dilakukan diakhir periode bersama kedua belah pihak. Pada evaluasi akhir tahun disampaiakan ketercapaian tujuan dari program sesuai atau tidak, kendala yang harus dan mutlak untuk dibenahi dan penyampaian inovasi yang perlu dilakukan pada periode selanjutnya. 2.
Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Pelaksanaan
Program
Pembelajaran Luar Sekolah. Keberhasilan suatu program dapat dilihat dari fungsi pengelolaannya. Begitu pula dengan keberhasilan pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Pengelolaan program pembelajaran luar sekolah tidak dapat terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung dapat digunakan sebagai
nilai
tambah
dalam
mengukur
keberhasilan
program
pembelajaran luar sekolah. Faktor penghambat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi demi tercapaianya tujuan program. Menurut Pringle (dalam Lai, 2012:91) kebun binatang sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan tentang binatang dan kesadaran
87
lingkungan.
Kebun
binatang
sebagai
tempat
penyelenggaraan
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Menurut Humasah (2013:54), terdapat sisi positif bagi seorang siswa mengikuti kegiatan wisata belajar khususnya di kebun binatang, yaitu: a. b. c.
d. e.
Kegiatan belajar mengajar lebih bermakna sebab siswa memperoleh dengan mengalaminya secara langsung Mengembangkan sisi eksportif siswa dalam usahanya menyelesaikan sesuatu Memperlihatkan kondisi nyata dilapangan dengan mengintegrasikannya dengann pengajaran di dalam kelas sehingga menciptakan kepribadian yang komplit baik bagi guru maupun siswa Memperbanyak pengetahuan dan wawasan yang diperoleh siswa baik di dalam maupun di luar kelas Memberikan kesenangan siswa terhadap alam sekitarnya Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran luar sekolah di Kebun
Binatang Gembira Loka adalah antusias yang tinggi dari peserta, sehingga memudahkan bagi instruktur untuk menyampaikan materi dan kegiatan. Dukungan dari dinas pendidikan kabupaten dan provinsi di DIY yang menghimbau kepada sekolah-sekolah yang ada di DIY untuk mengikuti
program
pembelajaran
luar
sekolah
sehingga
animo
permintaan program pembelajaran luar sekolah tinggi. Koleksi satwa yang lengkap mendukung tersampaikannnya materi serta menambah nawacita keindahan Kebun Binatang Gembira Loka. Faktor penghambat pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah adalah masih ada sekolah yang datang terlambat sehingga menghambat waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah. Peserta didik yang masih didampingi oleh orang tua mengurangi kemandirian anak. Belum adanya gedung khusus sebagai fasilitas kegiatan pembelajaran
88
luar sekolah mengingat kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan di alam terbuka, dan ketika cuaca buruk belum ada pengalihan lokasi kegiatan. Faktor pendukung maupun penghambat akan sangat berpengaruh terhadap pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Hal ini dapat menjadi pelajaran dan referensi untuk menjadi perbaikan dan refleksi agar kedepannya program Pembelajaran luar sekolah menjadi semakin baik.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarakan penelitian yang sudah dilakukan pada pengelolaan program pembelajaran luar sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakata, didapatkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa: 1.
Pengelolaan pembelajaran luar sekolah yang ada di kebun raya kebun binatang gembira loka sudah menggunakan fungsi-fungsi pengelolaan, yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan yang dilakukan dengan meyusun kurikulum yang dtunjukan dengan adanya modul pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah, menentukan sasaran peserta kegiatan pembelajaran sekolah dalam kegiatan ini sasaran kegiatan yaitu sekolah se-DIY, merancang sayarat pelaksanaan kegiatan yaitu persyaratan apa saja yang harus dilengkapi oleh pihak sekolah maupun pihak pengelola dalam melaksanakan kegiatan, rencana waktu kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di lapangan dan SDM yang dilibatkan dalam pengelolaan baik administrasi maupun pelaksana atau instruktur kegiatan. Pengorganisasian yang dilakukan dalam Pembelajaran luar sekolah yakni dengan pembagian tugas antara pihak gembira loka bidang pendidika dan bidang marketing dan humas. Penanggung jawab dan administrasi program merupakan wewenang dan tugas bagian pendidikan.
90
Marketing dan humas bertugas dalam sosialisasi dan promo serta reservasi kegitan. Pembagian tugas yang kedua yaitu kepada team instruktur pembelajaran luar sekolah yang bertugas sebagai penyedia SDM dan pelaksana program. Fungsi pelaksanaan pada program Pembelajaran luar sekolah dilakukan menyesuaikan dengan perencanaan yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah dilakukan dengan tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Persiapan yang dilakukan meliputi pelatihan bagi team instruktur, sosialisasi, penerimaan reservasi, pengadaan media pembelajaran dan breafing kegiatan. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penjemputan peserta, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo, dan recalling. Penutupan dilakukan dengan evaluasi harian antara team intruktur dengan pihak Gembira Loka. Fungsi pengelolaan yang terakhir yaitu pengawasan atau evaluasi. Evaluasi yang dilakukan pada program Pembelajaran luar sekolah telah dilakukan sesuai dengan perencanaan. Evaluasi dilakukan merujuk pada proses pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan digunakan sebagai rujukan pelaksanaan kegitan pembelajaran luar sekolah selanjutnya. Adapun pelakasanaan evaluasi pogram Pembelajaran luar sekolah dilakukan harian, bulanan dan tahunan.
91
2.
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan pembelajran luar sekolah. Faktor pendukung pelaksanaan Pembelajaran luar sekolah di Kebun Binatang Gembira Loka adalah antusias yang tinggi dari peserta, sehingga memudahkan bagi instruktur untuk menyampaikan materi dan kegiatan. Dukungan dari dinas pendidikan kabupaten dan provinsi di DIY yang menghimbau kepada sekolah-sekolah yang ada di DIY untuk mengikuti
program
Pembelajaran luar
sekolah
sehingga
animo
permintaan program Pembelajaran luar sekolah tinggi. Koleksi satwa yang lengkap mendukung tersampaikannnya materi serta menambah nawacita keindahan Kebun Binatang Gembira Loka. Faktor penghambat pelaksanaan program Pembelajaran luar sekolah adalah masih ada sekolah yang datang terlambat sehingga menghambat waktu pelaksanaan kegiatan Pembelajaran luar sekolah. Peserta didik yang masih didampingi oleh orang tua mengurangi kemandirian anak. Belum adanya gedung khusus sebagai fasilitas kegiatan Pembelajaran luar sekolah mengingat kegiatan Pembelajaran luar sekolah dilakukan dialam terbuka, dan ketika cuaca buruk belum ada pengalihan lokasi kegiatan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada pengelolaan program Pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta, peneliti mengajukan beberapa saran baik untuk pihak gembira loka maupun instruktur selaku pengelola program pembelajaran luar sekolah yang dapat digunakan sebagai
92
bahan masukan dan perbikan dalam pengelolaan program pembelajaran luar sekolah berdasarkan hasil penelitian pada pengelolaan program pembelajaran luar sekolah sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan kegiatan tidak hanya di hari aktif saja. Bisa ditambah pada hari sabtu dan minggu, dan rentang bulannya di tambah sehingga tidak menumpuk pada bulan yang bersamaan.
2.
Penyediaan media perangkat bagi team instrukur, hal ini karena melihat instruktur yang harus banyak bergerak dan terlihat repot ketika harus membawa toa.
3.
Disediakan ruang khusus penyimpanan perlengkapan pembelajaran luar sekolah.
4.
Adanya ketegasan bagi sekolah yang datang terlambat dan tidak mengikutsertakan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah.
5.
Adanya pelatihan yang intensif bagi instruktur sehingga kemampuan instruktur selalu diasah dan bertambah.
93
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Majid (2008). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya. Aditya Gari P. (2015). Pendampingan Pembelajaran luar sekolah Berbasis Wisata Pada Anak SD di Gembira Loka Zoo Tahun 2012/2013. Skripsi.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Agus Salim. (2006). Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Agustinus Susanta. (2010). Outbound Profesional Pengertian, Prinsip, Perancangan, Dan Panduan Pelaksanaan. Yogyakarta: CV. Andi Offiset. Anderson, Lorin w Dan David R Krathwohl (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen (Penerjemah: Prihantoro a Bloom’s Taxonomy Of Education Objecives a Bridged Eddition: Addison Wesley Longman, Inc.2001). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badiatul Muchlisin. (2009). Fun Outbound Merancang Kegiatan Outbound Yang Efektif. Yogyakarta: Diva Press. Didik Kurniawan. (2013). Manajemen Program Kelompok Bermain (KB) Pada Sekolah Bina Anak Sholeh (BIAS) Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Djamarah, S.BA & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djati Julistriasa dan John Suprihanto. (1998). Manajemen Umum, Sebuah Pengantar.Yogyakarta : BPFE UGM. Djudju, Sudjana. (2004). Pendidikan Non Formal. Bandung: Fallah Production. ___________. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rodakarya. Eko Putro Widyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fatah, Nanang. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. H. Daryanto. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
94
Humasah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning). Jakarta: Pustaka Karya. Irfan, Fahmi. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta. Isjoni. (2009). Cooperative Learning Afektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:alfabeta. Jamal Ungguh Kurniawan. (2009). Manajemen Playgroup Dan Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Diva Press. Lai, C. (2012). A Study of Informal Science Learning at Taipei Zoo. The Jounal Of Human Resource and Adult Learning, 8(2), 91-97. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1318922292?accountid=31324 Lexy j. Moleong. (2004). Metodolologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______________. (2005). Metodolologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______________. (2007). Metodolologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Marzuki Saleh. (2010). Pendidikan Non Formal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi). Bandung: ROSDA. Muchsin (2013). Pengaruh Penggunaan Metode Karyawisata Terhadap Prestasi Belajar Kognitif IPS Kelas IV Sekolah Dasar. Artikel Jurnal PGSD UNY.Hlm. 1-11 Mustofa, Kamil. (2011) Pendidikan Non Formal (Pengembangan Melalui PKBM di Indonesia). Bandung: Alfabeta. ___________. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomer 73 Tahun 1991 Bab I Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 497/KPS-II/1998 R, Moeslichatun. (2007). Metode Pengajaran Ditaman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. S. Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. _________. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
95
_________________. (2000). Pendidikan Luar Sekolah (Managemen strategi ). Jakarta: PD. Mahkota. Sobari, Dkk. (2009). Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Multi Pressindo Sondang p. Siagian (2007). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara Suandy, Erly. (2003). Perencanaan Pajak, Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ________. (2013). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto . (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto Dan Lia Yuliana. (2008). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: Aditya Media Printing Jogja. Sujarwo. (2013). Pembelajaran Orang Dewasa (Metode dan Teknik). Yogyakarta: Venus Gold Press. Sujarwo, S., Samsi, I., & Wibawa, L. (2017). Desain model wisata belajar di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta sebagai Laboratorium Luar Kampus. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(1), 90-100.doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppm.v4i1.12535 Suryaningsih. (2012). Penerapan Metode Karyawisata Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Di Kelas V SD Nanggulan Maguwoharjo. Artikel Journal PGSD. Hlm 1-15. Syaiful Sagala. (2007). Manajemen Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.Bandung: Alfabeta. _________. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Tatang M. Amirin, Dkk. (2013). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: UNY Press. Umberto, Sihombing. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Masalah, Tantangan Dan Peluang). Jakarta: Wirakarsa.
96
Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 Tahun 2007 Ayat 74 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 Tahun 2007 Ayat 76 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Wina, Sanjaya. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
97
LAMPIRAN
98
Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI PENGELOLAAN PROGRAM Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka No
Pertanyaan
1
Lokasi Dan Keadaan Tempat Penelitian
2
a.
Letak dan Tempat
b.
Kondisi Bangunan dan Fasilitas
Sejarah Berdirinya a.
Latar Belakang
3
Visi dan Misi Lembaga
4
Struktur Kepengurusan
5
Keadaan Pengurus
6
Deskripsi
a.
Jumlah
b.
Tingkat Pendidikan
Pendanaan a.
Sumber
b.
Penggunaan
99
7
Program
Layanan
Pembelajaran
Luar
Sekolah a. Tujuan b. Sasaran c. Bentuk 8
Unsur Pembelajaran Luar Sekolah
9
Pengelolaan Program a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pelaksanaan d. Pemantauan/Evaluasi
10
Faktor Pendukung dan Penghambat Program
100
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi PEDOMAN DOKUMENTASI 1.
2.
Berupa Catatan/Arsip Lama a.
Profil KRKB Gembira Loka
b.
Sejarah Visi dan Misi berdirinya KRKB Gembira Loka
c.
Gambaran umum KRKB Gembira Loka
d.
Struktur pengorganisasian di KRKB Gembira Loka
e.
Dokumen reservasi kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah
f.
Brosur program Pembelajaran Luar Sekolah
g.
Modul Pelaksanaan PLS
Foto a.
Gedung atau fisik KRKB Gembira Loka
b.
Sarana dan prasarana yang dimiliki KRKB Gembira Loka
c.
Kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah.
101
PEDOMAN DOKUMENTASI SARANA DAN PRASARANA KRKB Gembira Loka No
Objek
Keterangan Ada
1
Gedung Kantor
2
Kamar Mandi
3
Mushola
4
Fasilitas Cuci Tangan
5
Alat Keselamatan
6
Ruang Media
7
Pengeras Suara
8
Halaman
9
Museum Flora dan Fauna
10
Kantin
11
Papan Pengumuman
12
Pos Satpam
13
Gudang
102
Tidak
Keterangan
14
Tempat Parkir
15
Alat p3k
103
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara I Untuk Pengelola program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Hari, tanggal :
I.
Waktu
:
Tempat
:
Identitas diri 1.
Nama
:
2.
Jabatan :
3.
Usia
4.
Pendidikan :
5.
Pekerjaan
6.
Alamat :
:
:
II. Identitas lembaga 1.
Bagaimana sejarah berdirinya KRKB KRKB Gembira Loka?
2.
Apa Visi, Misi dan tujuan berdirinya KRKB Gembira Loka?
3.
Kegiatan bidang pendidikan apa saja yang ada di KRKB Gembira Loka?
4.
Bagaimana stuktur organisasi KRKB Gembira Loka?
5.
Berapa jumlah pengelola KRKB Gembira Loka?
6.
Bagaimana struktur pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah?
III. Pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah
104
1.
Perencanaan a.
Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam program Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan program Pembelajaran Luar Sekolah?
c.
Bagaimana dengan pengadaan perangkat pembelajaran dalam program Pembelajaran Luar Sekolah?
d.
Bagaiamana mempersiapkan evaluasi dan pelaporan program Pembelajaran Luar Sekolah?
2.
Pengorganisasian a.
Bagaimana pembagian tugas pada pengelola program Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Apakah sudah melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal?
c.
Tugas apa saja yang dibutuhkan dalam mengelola program Pembelajaran Luar Sekolah?
3.
Pelaksanaan a.
Apa saja tahapan-tahapan Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Hal apa yang harus dicapai dalam Pembelajaran Luar Sekolah?
c.
Materi apa saja yang diberikan pada kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
d.
Siapa yang melaksanakan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
e.
Kapan program Pembelajaran Luar Sekolah dilaksanakana?
f.
Di mana tempat Pembelajaran Luar Sekolah dilaksanakan?
105
g.
Apa faktor pendukung pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah?
4.
h.
Apa faktor penghambat program Pembelajaran Luar Sekolah?
i.
Siapa sasaran program Pembelajaran Luar Sekolah?
Evaluasi a.
Bagaimana evaluasi dilakukan?
b.
Kapan saja evaluasi dilakukan?
c.
Apa saja yang harus dievalusi?
d.
Pihak mana saja yang terlibat dalam proses evaluasi?
106
Pedoman Wawancara II Untuk instruktur program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka
Hari, tanggal :
I.
Waktu
:
Tempat
:
Identitas diri 1.
Nama
:
2.
Jabatan :
3.
Usia
4.
Pendidikan :
5.
Pekerjaan
6.
Alamat :
:
:
II. Pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah 1.
Perencanaan a.
Bagaimana perencanaan dalam kepemanduan Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Apa saja yang dilakukan team instruktur dalam perencanaan kgiatan kepemanduan Pembelajaran Luar Sekolah?
c.
Hal apa saja yang harus dipersiapkan dalam kepemanduan Pembelajaran Luar Sekolah?
107
d.
Adakah pelatihan khusus untuk menjadi instruktur dalam program Pembelajaran Luar Sekolah?
2.
Pengorganisasian a.
Bagaimana pembagian tugas dalam pelaksanaan kegiatan kepemanduan pembeljaran luar sekolah?
b.
Adakah susunan organisasi/pengurus team Pembelajaran Luar Sekolah?
c.
Apa peran instruktur dalam kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
d.
Tugas apa saja yang harus dilakukan oleh instruktur pembeljaran luar sekolah?
3.
Pelaksanaan a.
Bagaimana tahapan Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Bagaimana cara menyampaikan materi agar tujuan kegiatan bisa tercapai?
c.
Materi apa saja yang diberikan pada kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
d.
Di mana pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
e.
Apa saja yang menjadi fator pendukung pada kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
f.
Adakah faktor penghambat kegiatan program Pembelajaran Luar Sekolah?
g.
Bagaimana menangani permasalahan yang ada dilapangan pada saat pelaksanaan kegiatan?
108
4.
Evaluasi a.
Bagaimana evaluasi kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
b.
Adakah evalusi khusus bagi team instruktur Pembelajaran Luar Sekolah?
c.
Apakah team instruktur dilibatkan dalam proses evaluasi program?
d.
Kapan saja evaluasi program dilaksanakan?
109
Pedoman Wawancara III Untuk pendidik/guru pendamping peserta Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Hari, tanggal :
I.
Waktu
:
Tempat
:
Identitas diri 1.
Nama
:
2.
Jabatan
:
3.
Usia
:
4.
Pendidikan :
5.
Pekerjaan
:
6.
Alamat
:
II. Persiapan 1.
Persiapan apa saja yang dilakukan untuk kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
2.
Bagaimana proses mengikuti kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
3.
Berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
4.
Bagaimana pelayanan program kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah?
III. Pelaksanaan 1.
Tahap apa saja yang peserta didik ikuti dalam kegiatan ini?
2.
Bagaimana peran insruktur dalam menangani peserta didik?
110
3.
Apakah materi yang diberikan sudah sesuai dengan usia perkembangan peserta didik?
4.
Apakah anda tahu kapan saja program ini dilaksanakan?
5.
Sudah berapa kali anda mengikuti program ini?
6.
Bagaimana pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah ini? Apakah tujuan anda mengikuti kegiatan ini tercapai?
111
Lampiran 4. Catatan Lapangan Catatan Lapangan 1 Tanggal : 05 Oktober 2016 Waktu
: 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : KRKB Gembira Loka Kegiatan
: Observasi Awal
Deskripsi Rabu, 05 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB peneliti bergabung bersama tujuh pemandu yang menjadi pendamping dalam program PLS GL Zoo. Langkah awal ini peneliti tempuh guna melihat dan mengamati langsung proses pelaksanaan program PLS GL Zoo yang nantinya akan dijadikan bahan penelitian. Dari mengikuti kegiatan tersebut, peneliti sedikit banyak sudah mengerti tahap-tahap dalam pelaksanaan program PLS GL Zoo. Setelah melakukan pendampingan selama kurang lebih 2 jam, selanjutnya peneliti mulai bertanya-tanya terkait program PLS GL Zoo kepada salah satu pemandu yang bertugas pada hari itu yaitu RA. RA lalu mulai bercerita mengenai bagaimana awal mula program ini dapat terselenggara dan bagaimana dia bisa tergabung dalam tim pemandu PLS GL Zoo. RA juga menceritakan beberapa pengalamannya ketika menjadi pemandu dalam program PLS GL Zoo ini. pada saat melakukan pendampingan peneliti sekaligus melihat sarana dan prasarana yang ada di KRKB Gembira Loka.
112
Peneliti kemudian menemui pak YH di ruangan marketing setelah sebelumnya sudah membuat janji melalui pesan singkat. Bapak YH merupakan bagian
marketing
KRKB
Gembira
Loka
yang
juga
ditunjuk
untuk
mengembangkan program PLS GL Zoo. Setelah bertemu dengan Bapak YH, peneliti kemudian memperkenalkan diri. Selesai peneliti memperkenalkan diri, kemudian pak YH juga sedikit memperkenalkan diri dan mulai bercerita tentang masa kuliahnya dulu.
Percapakan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan
dari peneliti mengenai sejarah dan latar belakang terselenggaranya program PLS GL Zoo, pihah-pihak yang terlibat didalamnya, dan harapan kedepan terhadap program tersebut. Setelah dirasa cukup dengan penjelasan dan informasi yang diperoleh terkait program PLS GL Zoo, peneliti kemudian berterimakasih dan pamit pulang kepada Bapak YH. Diakhir percakapan Bapak YH menyampaikan bahwa peneliti diperbolehkan untuk menemui beliau kembali jika data yang diperoleh dirasa kurang atau masih ada yang harus dilengkapi.
113
Catatan Lapangan 2 Nomor
: 02
Tanggal : 12 Oktober 2016 : 09.00 – 11.00 WIB
Waktu
Tempat : KRKB Gembira Loka Kegiatan
: Observasi Lanjutan
Deskripsi Rabu, 12 Oktober 2016 peneliti kembali melakukan observasi lanjutan untuk menanyakan beberapa hal hasil observasi awal yang menurut peneliti masih dapat dijadikan fokus permasalahan untuk diteliti. Peneliti bertemu dengan Bapak YH setelah sebelumnya telah membuat janji lewat pesan singkat. Obrolan dimulai dengan bahasan-bahasan santai agar terkesan tidak kaku dan lebih hangat. Kepada Bapak YH, peneliti mulai bertanya mengenai hal-hal yang sebelumnya telah dipersiapkan dalam catatan kecil mulai dari sekolah mana saja yang pernah terlibat dalam program PLS GL Zoo, tanggapan beliau tentang program tersebut, dan kebijakan-kebijakan yang ada didalamnya. Dari informasi-informasi yang didapatkan, peneliti mulai menyimpulkan permasalahan yang ada dalam penyelenggaraan program PLS. Permasalahan tersebut akan kembali ditanyakan kepada MS yang merupakan kepala bagian pendidikan yang menangani langsung program pemebelajaran luar sekolah. Peneiti menemui bapak MS diruangan yang berbeda. Hasil wawancara dengan bapak MS menujukan bahwa permaselahan yang disampaikan oleh YH memang benar-benar terjadi. Setelah dirasa cukup, peneliti mohon ijin untuk pulang
114
Catatan Lapangan 3 Tanggal
: 3 Januari 2017
Waktu
: 08.00-10.00
Tempat : Ruang Marketing Keperluan
: Izin Penelitian Secara Lisan
Deskripsi Pada hari selasa tanggal3 januari 2017 peneliti datang ke KRKB Gembira Loka pukul 08.00 WIB dengan tujuan untuk meminta izin penelitian secara lisan. Sesampainya di sana peneliti bertemu dengan MS yang sedang berada diruang marketing, setelah dipersilahkna peneliti masuk dan duduk. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan yaitu ingin mengadakan penelitian tentang pengelolaan program pembelajaran luar sekolah. Bagian yang terkait dengan penelitian itu adalah bagian pendidikan dan marketing. Setelah
menyampaikan
maksud
dan
tujuannya
serta
sedikit
berbincang-bincang mengenai kegiatan pembelajaran luar sekolah, peneliti meminta izin untuk pulang dan akan kembali lagi membawa surat izin penelitian resmi sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
115
Catatan Lapangan 4 Tanggal : 5 Januari 2017 Waktu
: 09.00-10.00 Wib
Tempat
: Ruang Marketing
Kegiatan
: Menyerahkan Surat Izin Penelitian
Deskripsi Pada hari kamis tanggal 5 januari 2017 peneliti kembali datang ke KRKB Gembira Loka pada pukul 09.00 WIB dengan tujuan menyerahkan surat penelitian dan melengkapi dokumen penelitian. Peneliti langsung disambut oleh bapak MS selaku kepala bagian Pendidikan. Setelah dipersilahkan masuk dan duduk peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan. Oleh MS peneliti diarahkan kepada ibu AN untuk melakukan pendataan dokumntasi
perijinan
penelitian.
Ibu
AN
meminta
peneliti
untuk
menyerahkan dokumen seperti foto, KTP, KTM dan surat izin. Kemudian Ibu AN membuatkan peneliti kartu izin penelitian yang harus dikenakan selama penelitian atau mengambil data sebagai tanda pengenal. Setelah semua dokumen terpenuhi dan urusan selesai peneliti mohon izin untuk pulang dan akan kembali lagi untuk melakukan pengabilan data. Namun sebelumnya bapak MS menyarankan untuk menghubungi terlebih dahulu responden, agar pada saat peneliti datang responden yang diharapkan sudah mempersiapkan waktu dan peneliti menyanggupi setelah itu peneliti pamit pulang.
116
Catatan Lapangan 5 Tanggal : 16 januari 2016 Waktu
: 07.30-08.30
Tempat : KRKB Gembira Loka Kegiatan
:
Wawancara Pemandu
Deskripsi Pada hari Senin 16 januari 2016 peneliti tiba di KRKB Gembira Loka pukul 7.30 WIB untuk mengikuti kepemanduan dengan salah satu sekolah dasar dari kota Yogyakarta. Peneliti melakukan kepemanduan dengan 7 pemandu lainya. Peneliti bertemu dengan koordinator pemandu AR. Dengan janji yang telah disepakati hari sebelumnya peneliti melakukan wawancara dengan AR terkait focus yang akan diambil untuk penelitian. Peneliti melakukan wawancara setelah kegiatan kepemanduan. Peneliti melakukan wawancara di rest area depan. Tidak lupa peneliti
menanyakan kompetensi
apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemandu kegiatan pembelajaran luar sekolah. Setelah dirasa cukup peneliti mengucapkan terimakasih dan berpamitanpula
117
Catatan Lapangan 6 Tanggal
: 31 januari 2016
Waktu
: 09.00-11.00 WIB
Tempat
: KRKB Gembira Loka
Kegiatan
: wawancara pengelola
Deskripsi Pada hari Selasa 31 januari 2016 penelitian tiba di KRKB Gembira Loka pukul 09.00 untuk melakukan wawancara dengan pihak pengelola, peneliti telah membuat janji dengan 2 pengelola dari Pendidikan, dan Humas. Peniliti memulai wawancara pada pukul 9.10 WIB dengan MS dari pihak pendidikan di ruang pendidikan. Wawancara berlangung hingga pukul 10.00 setelah itu tidak lupa peneliti mengucapkan terimakasih dan peneliti melanjutkan ke wawancara berikutnya. Peneliti melakukan wawancara dengan sodara DS dari bidang humas dan dulu penah menjabat di bidang marketing. Wawancara dilakukan hingga pukul 11.00. percakapan tidak murni membicarakan penelitain melainkan obrolan santai seperti awal mula sodara DS bekerja di KRKB Gembira Loka. Setelah dirasa cukup peneliti mengucapkan terimakasih dan berpamitan untuk pulang.
118
Catatan Lapangan 7 Tanggal
:7
February 2017
Waktu
: 09.00-12.00 WIB
Tempat
: KRKB Gembira Loka
Kegiatan
: Wawancara dengan Guru Pendamping Kegiatan dari Sekolah Peserta Program Pembelajaran Luar Sekolah
Deskripsi Pada tanggal 7 februari 2017 peneliti melakukan wawancara dengan pendamping atau guru pembimbing peserta kegiatan pembelajaran luar sekolah di kebun binatang Gembira Loka. Wawancara dilakukan bersamaan dengan pelaksana kegiatan program pembelajaran luar sekolah. Peneliti memperkenalkan diri serta menyampaikan maksud dan tujuan menemui ibu SM dan ibu SM pun bersedia memberikan informasi sepanjang pengetahuannya mengenai program pembelajaran luar sekolah. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan seputar persiapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran luar sekolah yang dilakukan oleh pihak sekolah. Peneliti dan narasumber berbincang-bincang sekaligus mengamati kegiatan yang sedang berlangsung yaitu pojok kreatif. Setelah selesai melakukan wawancara, peneliti berpamitan kepada narasumber dan mempersilahkan narasumber melanjutkan pendampingan kepada peserta didik. Narasumber meminta maaf jika informasi informasi yang disampaikan kurang lengkap dan peneliti pun berterima kasih atas informasi yang disampaikan. Pada kesempatan
119
itu, peneliti juga melakukan observasi langsung guna mengamati konten dan pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah.
120
Catatan Lapangan 8 Tanggal
: 16 Februari 2017
Waktu
: 09.00-11.00
Tempt
: Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka
Kegiatan
: Melengkapi Data
Deskripsi Pada tanggal 16 februari 2017 peneliti kembali datang ke KRKB Gembira Loka guna mendapatkan data dan dokumentasi pendukung dari pengelola program Pembelajaran Luar Sekolah. Peneliti sebelumnya sudah bersepakat untuk bertemu di ruangan MS. Peneliti bertemu dengan MS selaku kepala bidang pendidikan. Data yang diperoleh peneliti ialah jumlah sekolah yang mengikuti program pembelajaran luar sekolah, jumlah pemandu, jumlah karyawan, struktur organisasi di kebun binatang Gembira Loka, profil kebun binatang Gembira Loka. Disela-sela pencarian data narasumber dan peneliti berbincang-bincang mengenai persiapan pelaksanaan program dan jumlah wisatawan yang datang. Ada beberapa data yang narasumber tidak miliki sehingga harus mencari atau meminta pada pihak lain. Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan, peneliti berpamitan dengan narasumber dan akan menghubungi kembali jika ada data yang kurang. Narasumber tidak keberatan untuk memberikan data yang dibutuhkan.
121
Lampiran 5. Hasil Dokumentasi Foto DOKUMENTASI FOTO 1. Peta siaran Lokasi KRKB Gembira Loka Yogyakarta
2. Sarana prasarana Program PLS di KRKB Gembira Loka
a. Laboratorium alam
122
b. Silvicultur
c. Perlengkapan pojok kreatif
123
d. Pengeras suara
e. Lapangan Terbuka Lokasi Bina Suasana
124
3. Sejarah KRKB Gembira Loka
4. Buku Program Edukasi Gembira Loka
125
5. Modul Pelaksanaan Kegiatan PLS a. Panduan Pelaksanaan Kegiatan
b. Panduan Satwa Gembira Loka
126
6. Sosialisasi Program PLS di Dinas a.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kulon Progo
Kegiatan sosialisasi program pembelajaran luar sekolah sebagai bentuk persiapan pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah tahun 2017 di Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo
127
b.
Departemen Agama Bidang Pendidikan Gunung Kidul
Kegiatan sosialisasi program pembelajaran luar sekolah sebagai bentuk persiapan pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah tahun 2017 di Departemen Agama bagian Pendidikan Kabupaten Gunung Kidul.
128
7. Contoh Surat Permohonan dan Reservasi Kegiatan PLS a. Surat permohonan Kegiatan PLS dari pihak Sekolah
129
b. Formulir Reservasi Kegiatan PLS
130
8. Surat Pemberitahuan Kegiatan PLS kepada Team Instruktur
131
9. Pelatihan Peningkatan Kemampuan Instruktur
Dokumentasi pelatihan bagi team instruktur untuk meningkatkan kemampuan sebagai instruktur kegiatan PLS tahun 2016. dilakukan di Gembira Loka zoo bersama team oubbound kids jogja
132
Kegiatan pelatihan dan pengayaan materi bagi team instruktur untuk team instruktur baru tahun 2017. dilaksanakan di Gembira Loka zoo dan kegiatan upgrading dilaksanakan di wirawisata goa pindul.
133
10. Kegiatan Pembelajaran Luar Sekoalah a. Penyambutan
Penyambutan peserta kegiatan PLS sekaligus perkenalan dilakukan di halaman depan GLZoo
b. Bina suasana
Bina suasana dilakukan untuk mengakrabkan peserta dan instruktur
134
c. Pojok Kreatif
Kegiatan pojok kreatif dilakukan untuk melatih kreativitas anak dan peduli sosial anak. Dilakukan setelah rangkaian bina suasana. Jenis pojok kreatif disesuaikan dengan jenjang sekolah dan usia
135
d. Tour The Zoo
Kegiatan tour the zoo. Peserta sedang mengisi lembar kerja siswa berupa pengamatan jenis-jenis tumbuhan di KRKB Gembira Loka
Peserta kegiatan pembelajaran luar sekolah berinteraksi dengan satwa. Mengenalkan karakter dan fakta-fakta unik yang ada pada satwa, jenis makanan, dan habitat merupakan bentuk edukasi kecintaan anak terhadap satwa.
136
e. Recalling
Pengulasan kembali materi yang telah disampaikan oleh instruktur kegiatan.
137
11. Data Kegiatan PLS Bulan Februari 2017
No.
Tanggal
1
02 Feb 2017
2
02 Feb 2017
3
03 Feb 2017
4
07 Feb 2017
5
07 Feb 2017
6
08 Feb 2017
7
09 Feb 2017
8
09 Feb 2017
9 10 11 12
16 Feb 2017 21 Feb 2017 23 Feb 2017 23 Feb 2017
Nama Sekolah TK PEMBINA BANTUL SD MUH SAPEN JOGJA KB/TK SURYA MARTA JOGJA KB/TK AN NISA JOGJA TK MARGAJAYA KOTAGEDE SD NGUPASAN JOGJA SD MUH SAPEN JOGJA TK BODEH GAMPING SLEMAN TK MASYITOH GK SDN 4 WATES SD BUDI UTAMA MI BLEMBLEM
138
Jumlah Peserta (Orang) 105 252 60 26 25 72 199 85 38 115 91 52
Keterangan
Lampiran 6. Analisis Data ANALISIS DATA (Display, Reduksi dan Kesimpulan) Hasil Wawancara Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah Di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. 1.
Bagaimana latar belakang program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Program PLS itu yang mencetuskan Paduka Pakualam ke VIII, saat beliau berkunjung ke kebun binatang di jepang, disana kebun binatangnya banyak didatangi oleh anak-anak, nah beliau menginginkan Gembira Loka menjadi seperti itu. Kemudian keinginan itu direalisasikan oleh bapak direktur utama. Kemudian kami mencari-cari relasi untuk program PLS dan ditemukan dengan jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Kami bertemu dengan bapak Sujarwo dan menerima baik usulan kerja sama untuk program pembelajaran luar sekolah. Kemudian setelah itu kami melakukan uji coba program sebanyak 3 kegiatan pada tahun 2013. jadi pembelajaran luar sekolah ini sudah berjalan sekitar 4 tahun. Gembira Loka sebagai penyedia tempat dan UNY sebagai konseptor kegiatan dan kurikulum.
DS (CW3) : Program pembelajaran luar sekolah itu terbentuk ada sejak tahun 2013. Yang mencetuskan ialah paduka pakualam ke VIII yang waktu itu berkunjung ke kebun binatang di Jepang
139
kemudian beliau menginginkan di Gembira Loka memiliki program sama seperti di jepang. Sehingga Gembira Loka banyak
dikunjungi
oleh
anak-anak.
Kemudian
untuk
merealisasikan keinginan itu Bapak direktur utama dengan bidang pendidikan mencari lembaga pendidikan yang sesuai dengan gambaran kegiatan pembelajaran luar sekolah dan bertemulah dengan bapak Sujarwo yang kala itu menjabat sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah di UNY. Beliau menerima baik tawaran kerja sama program tersebut, di mana UNY sebagai konseptor kegiatan dan Gembira Loka sebagai fasilitator berjalannya kegiatan. Kesimpulan : Program PLS digagas oleh Paduka Pakualam VIII yang menginginkan di kebun binatang Gembira Loka memiliki program pendidikan seperti di Jepang. Untuk merealisasikan itu Gembira Loka Zoo menggandeng UNY sebagai lembaga pendidikan untuk bekerja sama dalam mewujudkan program tersebut. 2.
Apa Yang Anda Ketahui Tentang Pengelolaan Program Menurut Anda? MS (CW2)
: Pengelolaan merupakan usaha yang dilakukan secara kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
DS (CW3) : Pengelolaan itu proses yang dilakukan secara terencana demi mencapai suatu tujuan program dan tidak bisa dilakukan sendiri. Harus melibatkan orang lain.
140
AR (CW1)
:Pengelolaan merupakan usaha sadar dalam mengelola suatu program demi tercapainya tujuan program itu sendiri.
Kesimpulan: pengelolaan merupakan usaha untuk mencapai sebuah tujuan program. 3.
Bagaimana Fungsi Perencanaan Pada Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
:Semua hal yang akan dilakukan itu pasti harus direncanakan, perencanaan
digunakan
sebagai
acuan
dalam
proses
pelaksanaan nantinya. Jadi dalam suatu program itu memang harus ada perencanaan. DS (CW3)
:Perencanaan dilakukan untuk mempermudah kita dalam melaksanakan
program.
Dengan
perencanaan
pula
tahapan-tahapan yang harus kita lakukan lebih jelas dan terarah. AR (CW1)
: Perencanaan itu dilakukan untuk menjadi acuan atau pedoman pelaksanaan program Pembelajaran Luar Sekolah.
4.
Apa Yang Dilakukan Dalam Perencanaan Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Pereencanaan program Pembelajaran Luar Sekolah dikonsep dari UNY karena UNY adalah lembaga pendidikan, sehingga kurikulum yang membuat adalah dari UNY. Berlangsung Februari-April,
kemudian
September-November.
Pelaksanaannya hari senin sampai dengan Jum’at Jam
141
08.00-11.00 wib. Pihak kami mempersiapakan tempat dan perlengkapan pendukung. Peserta yang mengikuti minimal 25 orang, tidak boleh didampingi oleh orang tua, dan harus mengenakan seragam. Dalam satu hari maksimal menerima dua sekolah. Sasaran program Pembelajaran Luar Sekolah adalah sekolah yang ada Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami juga merencanakan adanya evalusi mbak, evalusi diantaranya evaluasi harian, bulanan dan tahunan. Evalusi harian di rencanakan ketika selesai kegiatan. Evalusi bulanan dilakukan bersamaan dengan penyampaian laporan kegiatan dan evalusi tahunan dilakuakn diakhir periode bersama dua pihak yaitu pihak dari UNY dan dari pengelola atau dari Gembira Loka. DS (CW3)
: perencanaan yang dilakukan dalam program Pembelajaran Luar Sekolah adalah merencanakan kapan dan di mana kegiatan pembelajaran luar sekolah dilaksanakan, kemudian sasarannya siapa, yang melaksanakan siapa, dan evaluasinya bagaimana. Kalo untuk program pembelajaran luar sekolah sendiri yang merencanakan proses kegiatannya dari team instruktur atau dari UNY. Dari pengelola atau pihak grmbira loka bertugas untuk pemasaran dan manajemennya saja. Rencana pelaksanaan itu satu tahun ada 6 bulan dibagi 2 periode. Untuk harinya pada hari aktif. Ditujukan untuk sekolah yang ada di DIY. Untuk program pembelajaran luar
142
sekolah minimal 25 siswa, tidak boleh bersama dengan orang tua dan harus mengenakan seragam sekolah. Evaluasi yang dilakukan antara pengelola dan team instruktur itu harian, bulanan dan tahunan. AR (CW1)
:yang merencanakan kegiatan itu dari kami mba, team instruktur. Soalnya kami yang memegang dilapangan. Dan kami juga yang membuat kurikulum pelaksanaan kegiatan. Untuk evaluasi direncanakan setiap hari setelah kegiatan, bulanan bersamaan dengan penyampaian laporan dan tahunan pada akhir periode kedua.
Kesimpulan
:perencanaan merupakan proses yang dilakuakan dalam pengelolaan pogram. Di dalam program Pembelajaran Luar Sekolah, yang membuat kurikulum adalah team instruktur dari UNY, kegiatan PLS dilakuakan selama 6 bulan dalam satu tahun yaitu pada bulan Februari-April dan September-Agustus. Dilaksanakan pada hari aktif yaitu Senin-Jum’at, minimal rombongan
berjumlah
25
siswa,
tidak
diperkenankan
didampingi oleh orang tua dan harus mengenakan seragam. Rencana evaluasi dilakukan setiap hari setelah pelaksanaan kegiatan, bulanan dan tahunan. 5.
Bagaimana Fungsi Pengorganisasian Pada Program Pembelajaran Luar Sekolah?
143
MS (CW2)
:Fungsi pengorganisasian yaitu untuk mempermudah dalam pembagian tugas yang ada di program pembelajaran luar sekolah. Harapannya setelah adanya pengorganisasian tidak ada lagi penumpukan pekerjaan pada salah satu orang saja dan bisa bekerja sama agar tidak berhenti ditengah jalan.
DS (CW3)
: Pengorganisasian atau pembagian jobdesk itu mempermudah kita dalam bekerja. Sehingga pekerjaan itu tidak menumpuk. Selain itu juga kita bisa fokus dengan tugas kita masing-masing. Disini kita harus bekerja sama, ngga bisa tunggu-tungguan. Soalnya kan kerjaan kita juga bergantung dengan pekerjaan orang lain begitu juga sebalikanya.
AR (CW1)
:Fungsi
pengorganisasian
itu
membantu
kita
dalam
menyelesaikan tugas mbak, jadi kita ngga repot sendiri dengan pekerjaan
yang
ada.
Soalnya
sudah
ada
tuganya
masing-masing. Kesimpulan :Pengorganisasian memudahkan sesorang dalam menyelesaikan pekerjaan.
Setiap
orang
memiliki
fokus
pekerjaan
masing-masing dan setiap pekerjaan saling bergantung dengan hasil pekerjaan orang lain. 6.
Bagaimana
Pengorganisasian
Yang
Dilakukan
Dalam
Program
Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Untuk surat yang menerima bagian reservasi, kemudian diserahkan ke bagian pendidikan, bagian pendidikan
144
membuat jadwal, atau melihat permintatan tanggal dari sekolah yang bersangkutan. Dan kami akan melihat apakah tanggal tersbut sudah ada jadwal atau belum. Kalo belum, maka kami acc. Kalo sudah nanti kami tawarkan di hari lain mba. Jika tanggal sudah sepakat, kami akan alihkan surat kepada bagian administrasi untuk dibuatkan surat tembusan kepada UNY dan surat tersebut kami sampaikan via
email,
selanjutnya
untuk
pelaksanaan
kegiatan
sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak instruktur. Intruktur nantinya akan memandu dari pejemputan pada saat rombongan datang hingga berahir kegiatan pembelajaran luar sekolah. DS (CW3)
: Untuk promosi dilakuakan oleh bidang humas dan marketing, untuk pendaftaran juga di marketing bagian reservasi, untuk bidang pendidikan bertugas mengatur jadwal,
persiapan
pelaksanaan,
pengadaan
media,
berhubungan dengan instruktur. Dan selama ini kinerja sudah
berjalan
denga
baik.
Kemudian
kami
juga
berkordinasi dengan bidang lain, baik humas maupun kebersihan. AR (CW1)
: Setiap ada kegiatan pembelajaran luar sekolah, maksimal h-4 kami mendapatkan jadwal kegiatan mbak. Dikirim dari bidang pendidikan via email. Ada pembagian tugas dalam
145
kepemanduan mba, ada yang menyiapkan media, admisintrasi, penjemputan, dan main speaker dalam kegiatan bina suasana. Dalam team instruktur kami ada kepengurusnya mba. Ada koordinator, ada sekertaris, ada bendahara, perlengkapan, humas dan kurikulum. Hal ini dilakukan agar memudahkan kami dalam berkerja. Kesimpulan : Didalam pengelolaan program Pembelajaran Luar Sekolah ada pengorganisasian dan pembagian jobdesk yang jelas seperti pemasaran oleh bagian humas dan marketing, penjadwalan oleh bidang pendidikan dan kepemanduan oleh team instruktur dari UNY. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengelola program.
Setiap
orang
atau
bagian
memiliki
jobdesk
masing-masing. 7.
Bagaimana
Fungsi
Pengelolaan
Pelaksanaan
Pada
Program
Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
:Fungsi pelaksanaan adalah merealisasikan apa yang sudah direncanakan dengan memulainya dari persiapan hingga evaluasi. Tapi kadang ada yang tidak sesuai dengan perencanaan, tapi ngga banyak. Soalnya kan ini kegiatan rutin.
DS (CW3)
: Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan rencana dan konsepan awal mbak, kan kita udah buat perencanaan nah tujuannya itu ya untuk memudahkan dalam pelaksanaan. Yang harus dilakukan apa saja dan tahapannya apa saja. Biasanya
146
dimulai dari persiapan, kemudian pelaksanaan kegiatan dan diakhiri dengan evaluasi. AR (CW1)
: Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan rancangan awal. Kita kan ada modul kegiatan dan ada kurikulum, kita jadikan itu sebagai patokan.
Kesimpulan : Pelaksanaan disesuaikan dengan perencanaan. Dalam program pembelajaran luar sekolah pelaksanaan diawali dengan persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi. 8.
Bagaimana
Tahapan
Pelaksanaan
Program
Pembelajaran
Luar
Sekolah? MS (CW2) :Kami melakukan sosialisasi bekerja sama dengan Dinas pendidikan Provinsi, Kulon Progro, Sleman, dan Gunung Kidul, serta Depag bagian Pendidikan. Kami akan menerima reservasi dari pihak sekolah. Kemudaian jadwal kami kirimkan ke team instruktur untuk menyiapkan kepemanduan dan materi. Untuk menunjang kemampuan instruktur dalam kepemendauan, bidang pendidikan memberikan materi pengayaan kepada instruktur mengenai koleksi satwa yang ada di Gembira Loka maupun koleksi tumbuhan. Pemberian materi akan kita bedakan, contohnya untuk memberikan materi kepada TK, SD, SMP, SMA tapi kami kembalikan ke konsep awal. Bahwa materi sepenuhnya kami berikan kepada pihak UNY. Kita juga mengundang trainer outbound untuk memberikan pengayaan kepada instruktur dalam
147
menyampaikan materi dan mengondisikan peserta. Pengadaan perangkat pembelajaran yang menyediakan adalah bidang pendidikan dari hasil kordinasi dengan UNY, perangkat dan media apa saja yang harus disiapkan oleh Gembira Loka. Pendanaan dari pengajuan anggaran yang ditujukan kepada bapak Direktur Utama. Untuk tahapan kegiatannya rombongan datang, penyambutan
dilajutan
dengan
bina
suasana,
kemudian
dilanjutkan dengan pojok kreatif, kemudian tour the zoo, dan diakhiri dengn recalling dan penyerahan kembali ke pihak sekolah setelah mereka sampai di gelar satwa trampil tapi kadang juga ada permintaan dari sekolah akan berhenti di mana mba. Setelah kegiatan selesai dilakukan evaluasi dengan pemandu. Evaluasi kecil dilakukan hampir setiap kegiatan mba. Misal kendala hari itu apa saja, sehingga ada penanganan langsung. Tujuan
program
edukasi
sendiri
adalah
Gembira
Loka
memfasilitasi untuk masyarakat belajar mengenal keaneka ragaman hayati baik flora dan fauna, dengan adanya program ini peserta diharapkan mampu memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar seimbang dengan kehidupan alam dan manusia. Harapan kami dengan mereka ikut program tersebut, mereka tidak hanya berkunjung dan berpariwisata, tetapi juga belajar, sehingga mereka dapat mengingat apa yang mereka pelajari di Gembira Loka.
148
DS (CW3)
: Untuk pemasaran biasanya yang kita lakukan adalah membuat surat untuk Dinas Pendidikan untuk suat ijin, kemudain menyurati Dinas Pendidikan yang ada di kota Jogja, Kulon Progo, Bantul, Sleman dan Gunung Kidul, kemudian kita menjadwalkan untuk sosoialisai kepada Kepala Sekolah tentang program pembelajaran luar sekolah. Setelah itu apabila pihak sekolah ingin mengikuti program pembelajaran luar sekolah, pihak sekolah mendaftrkan dan kita menentukan jadwal, setelah kita mendapatkan info dari sekolah masing-masing nanti kita akan membuatkan scan yang akan dikirmkan kepada pemandu. Pesiapan lain yang dilakukan adalah penyediaan modul, peta, dan media pembelajaran yang lain. Tahapan kegiatan PLS itu ada penjemputan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo dan recalling setelah itu ada evaluasi harian. Tujuan program PLS adalah anak lebih mencintai flora dan fauna, anak lebih menyayangi satwa, anak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang satwa dan tumbuhan, jadi anak datang ngga cuma main. Anak tau mana satwa yang jinak mana yang buas gitu mba.
AR (CW 1)
: Biasanya kami persiapan terlebih dahulu mba. Setiap ada Kegiatan
pembelajaran
luar
sekolah,
maksimal
h-4
kami
mendapatkan jadwal kegiatan mbak. Setelah itu kami data yang masuk seperti jumlah peserta, kelas, dan jenjang sekolanya. Hal itu digunakan untuk kami menentukan jenis kegiatan yang akan kami berikan khususnya pada sesi pojok kreatif. Setiap instruktur
149
mendampingi 15 siswa mba, jadi jumlah pemandu yang kami berangkatkan kami lakukan perbandingan 1:15. Hal ini kami lakukan untuk memaksimalkan pelayanan pendampingan kepada anak. Dalam menentukan materi yang akan kami berikan kepada siswa, kami melihat jenjang sekolah dan usia mba. Yang harus disiapkan oleh team intruktur dalam pelaksanaan kegiatan adalah tenaga instruktur, media pembelajaran, dan modul kepemanduan. Kami menjadi instruktur itu seleksi mba dari jurusan dibantu asistensi lebsite PLS, Setelah kami dinyatakan diterima kami diberikan pelatihan untuk menjadi instruktur. Jadi ada training mba, untuk menjadi seorang instruktur. Biasanya dalam 1 tahun dilaksanakan 2 kali pelatihan. Tahapan Pembelajaran Luar Sekolah, biasanya diisi dengan perkenalan pada saat penjemputan, kemudian ada bina suasana. Bina suasana itu dilakukan untuk mengakrabkan antara instruktur dengan peserta. Soalnya kalo pas lagi kegiatan itu orang tua ngga boleh ikut mba. Jadi peserta dilatih mandiri. Nah dengan adanya bina suasana ini nanti biasanya peserta akan dekat dengan instruktur, dari situlah peserta akan merasa nyaman. Selanjutnya ada pojok kreatif. Pojok kreatif ini dilakukan untuk mengasah kreatifitas siswa. Kegiatan ini disesuaikan dengan umur dan jenjang peserta. Selanjutnya ada tour the zoo. Ini dilakukan untuk mengenalkan satwa yang ada di Gembira Loka dan karakter masing-msing satwa. Dengan pengenalan karakter satwa inilah
150
diharapkan peserta mampu belajar dan meniru karakter baik yang dimiliki oleh satwa. Juga lebih menyayangi satwa serta meghargai lingkungan. Teraktir adalah recalling. Recalling merupakan kegiatan bercerita mba, jadi peserta bisanya diuji keberanianya untuk menceritakan apa saja yang sudah dilakukan selama di kebun binatang, apa yang bisa diambil atau dipelajari selama perjalanan, anak berceritanya di depan teman-teman yang lain mba. Setelah itu penutupan dan kami pamit. Selanjutnya ada evaluasi kegiatan mba. Biasanya si membahas kendalanya apa aja. SY (CW4): Saya tau program ini dari hasil sosialisasi mba. Kemarin saya ngisi formulir, tapi sebelumnya saya mengajukan surat permohonan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah. Kegiatannya tadi anak-anak dijemput sama instruktur kemudian ada kegiatan prakondisi, kemudian ada pembuatan keterampilan, lalu ada jalan mengelilingi kebun binatang Gembira Loka. Harapannya anak menjadi tau secara langsung tentang satwa, soalnya kalo disekolah itu kan cuma tau replika aja mba. Nah dengan diajak kesini anak-anak tau secara nyata. Peran instruktur sudah cukup baik mba. Sepertinya sudah terlatih. IS (CW5) : Saya tau program ini dari marketing mba. Kemarin saya kesini untuk reservasi, kemudian dikasih tau ada program ini. Untuk masuk sini syaratnya ngga susah. Kegiatannya hari senin-jum’at. Ada harga khusus juga untuk kegatan ini. Kami mengajukan surat
151
dan proposal, kemudian kami mengisi formulir. Rangakaian kegiatannya tadi anak-anak dijemput sama kaka pemandunya, terus ada bermain bersama, kemudian ada kegiatan membuat mahkota gajah,
dilanjutkan
dengan
berjalan-jalan.
Disitu
pemandu
menjelaskan tentang hewan-hewan serta dilengkapi dengan fakta-fakta unik dari masing-masing hewan, terus ini terakhir tadi ada recalling. Tujuan anak-anak masuk ke glzoo adalah menerapkan materi yang diterima oleh anak-anak di sekolah. Misalnya anak mendapatkan teori kaitannya dengan dunia satwa, nah anak bisa belajar langsung. Kesimpulan: Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah diawali dari persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi harian. Persiapan meliputi sosialisasi program, pendafataran bagi sekolah, penyiapan modul dan media pembelajaran dan pelatihan bagi team instruktur. Rangkaian kegiatan meliputi penjemputan, bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo, dan recalling. Bagi team instruktur dan bagian pendidikan ada evaluasi harian. Adapun tujuan dari kegiatan pembelajaran luar sekolah adalah memberikan wawasan mengenai satwa dan tumbuhan serta menambah kecintaan anak terhadap satwa. Anak tidak hanya berwisata di
Gembira Loka tetapi juga
belajar secara nyata mengenai materi yang sudah disampaikan disekolah.
152
9.
Bagaimana Fungsi Pengelolaan Evaluasi Pada Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Evaluasi digunakan sebagai bentuk pengawasan terhadap program. Memantau bagaimana berjalannya program dari proses perencanaan hingga pelaksanaan. Hasil dari evaluasi digunakan sebagai acuan dan pertimbangan terhadap pelaksanaan di periode selanjutnya.
DS (CW3)
: Evaluasi merupakan cara kita mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada pada saat pelaksanaan dan apa saja yang perlu
diperbaiki
atau
ditingkatkan
pada
pelaksanaan
selanjutnya. AR CW 1
:Hasil evaluasi yang kita lakukan kita gunakan sebagai acuan pembenahan kedepannya mbak. Jadi apa saja yang perlu ditambah, apa yang perlu dikurangi, dan apa yang perlu diganti
Kesimpulan
: Fungsi evaluasi dalam pengelolaan program pembelajaran luar sekolah adalah sebagai bentuk pengawasan atau controling. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan pada pelaksanaan program selanjutnya.
10. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Kami merencanakan untuk kegiatan evalusi dilakukan 1 bulan sekali yang dilakukan dengan pihak instruktur, kalo dengan UNY dilakukan persemester. Dilakukan evalausi lagi
153
ketika hampir tutup tahun. Tapi kalo ada masalah mendesak kita adakan pertemuan mba. Kalo dengan pemandu evaluasi kecil dilakukan hampir setiap kegiatan mba. Misal kendala hari itu apa saja, sehingga ada penanganan langsung. Kordinasi melalui email juga dilakukan mba. Pelaporan kegiatan
dilakukan
setiap
bulan
bersamaan
dengan
pemberian fee instruktur mba. Kecuali ada hal khusus kami yang datang ke UNY atau sebaliknya. DS (CW3)
: Untuk evaluasi program tidak semua ikut. Biasanya kepala bidang
marketing,
meneger
marketing,
dan
bidang
pendidikan, kemudian team instruktur dan dari pihak UNY (jurusan PLS). Evaluasi
dilakuakan 1 bulan sekali.
Dilakuakan secara intern antara pemandu dan pengelola, berkaitan dengan media yang dibutuhkan, faktor pendukung dan apa saja yang perlu dibenahi guna mendukung kegiatan pembelajaran luar sekolah. Selain itu juga evaluasi diakhir periode dilakukan antara pihak Gembira Loka dan pihak UNY. AR (CW1)
: Untuk kegiatan evaluasi biasanya ada evaluasi harian, bulanan dan tahunan. Kalo evaluasi harian itu biasanya dilakukan setelah kegiatan. Misalnya kendalanya apa, kurangnya apa. Dan itu sifatnya insidental. Kalo evalusi bulanan biasanya dilakuakn antar team instruktur dengan
154
pengelola sekaligus penyampaian laporan kegiatan. Yang berkaitan
dengan
administasi.
Dan
evaluasi
tahunan
dilakuakan setiap akhir periode. Dilakukan di kampus atau di Gembira Loka bersama manajemen Gembira Loka, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, dan pengurus team instruktur. Kesimpulan
: Evaluasi dilakukan secara berkala. Harian, bulanan, maupun tahunan pada akhir periode. Yang terlibat dalam pelaksanaan evaluasi adalah marketing, bidang pendidikan, pihak dari UNY (jurusan PLS) dan team instruktur.
11. Apa Saja Faktor Penghambat Menjalankan Fungsi Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Faktor penghambat beberapa sekolahan masih ada yang belum
memahami
persyaratan
mengikuti
program
pembelajaran luar sekolah. Dan kadang siswa masih didampingi oleh orang tua sehingga mengurangi kemandirian siswa. Keterbatasan gedung yang akan sangat berguna sekali ketika hujan karena kegiatan diluar ruangan, dan ketika hujan biasanya kebingugnan untuk tempat berteduh. DS (CW3)
: Faktor penghambat untuk program PLS ini kita masih belum punya ruang atau gedung tersendiiri untuk program Pembelajaran Luar Sekolah. Kalo misal hujan itu kan bisa dilakukan didalam ruangan. Tapi kita belum punya gedung
155
yang memadai. Media pendukung untuk pemandu belum terpenuhi. AR (CW1)
:Instruktur masih kuliah, jadi kadang kami kualahan memberangkatkan pemandu, kalo cuaca buruk mba, hujan. Gembira Loka masih belum memiliki gedung khusus untuk program pembelajaran luar sekolah. Ada si laboratorium alam, salah satu bagian dari pendidikan juga tapi itu kapasitasnya tidak banyak mba.
Kesimpulan
: Faktor penghambat pelaksanaan program pembelajaran luar sekolah adalah kurangnya fasilitas khusus untuk program pembelajaran luar sekolah diantaranya gedung serba guna untuk mengantisipasi hujan pada saat pelaksanaan kegiatan.
12. Apa Saja Faktor Pendukung Menjalankan Fungsi Pengelolaan Program Pembelajaran Luar Sekolah? MS (CW2)
: Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan Setempat. Antusias yang tinggi dari sekolah-sekolah. Bahkan dari luar DIY banyak yang mengajukan permohonan kegiatan pembelajaran luar sekolah.
DS (CW2)
: Koleksi satwa sudah lumayan lengkap. Media edukasi yang memadai. Sasaran program PLS adalah TK-SMA. Dukungan dari dinas pendidikan setempat yang menghimbau kepada
sekolah-sekolah
156
untuk
mengikuti
program
pembelajaran luar sekolah membuat tingginya animo permintaan program pembelajaran luar sekolah. AR (CW1)
:
Anak-anaknya
antusias
mba
mengikuti
kegitan
pembelajaran luar sekolah. Dukungan dari pihak Dinas Pendidikan dan sekolah di DIY untuk program Pembelajaran Luar Sekolah. Kesimpulan
: Adanya dukungan dari Dinas Pendidikan dan antusiasme dari sekolah yang ada di DIY.
157
Lampiran 7. Surat Rekomendasi Kegiatan PLS
158
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
159
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kota Yogyakarta
160