RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA
APRIL 2011
SEKRETARIAT TIMNAS PERSIAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA
OUTLINE • • • • • • • •
Latar Belakang Ruang Lingkup Jalan Tol Trans Sumatera dan Jembatan Selat Sunda Progress Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan Struktur Organisasi Tim Nasional Alternatif Rute Pemilihan Tipe Jembatan Skema Pengusahaan Rencana Pembiayaan
LATAR BELAKANG Moda transportasi penyeberangan di Selat Sunda saat ini mengandalkan sistem feri Jumlah total penumpang feri adalah ± 3,68 juta/tahun, mobil ± 2,35 juta/tahun dan sepeda motor ± 359.450/tahun atau setara dengan 11.500 kendaraan/hari (2007) Waktu tempuh (termasuk waktu bongkar muat dan transfer): 2 jam ~ 6 jam Kemacetan parah, terutama pada musim liburan dengan waktu tunggu mencapai lebih dari 24 jam (pada kasus-kasus tertentu) Sangat bergantung pada kondisi cuaca Dalam jangka panjang akan selalu terjadi peningkatan volume lalu lintas, lalu lintas antara kedua pulau tersebut dapat mencapai 20.000 – 27.000 kendaraan/hari
RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SELAT SUNDA Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Selat Sunda (kawasan ekonomi Banten dan Lampung) KAWASAN SELAT SUNDA JEMBATAN SELAT SUNDA
BANTEN
LAMPUNG
Sarana dan Prasarana Lain (Kereta Api, utilitas, Jaringan Transmisi pipa gas, kabel listrik)
Rel Kereta Api
Jembatan/Tol
Transmisi Gas
INFRASTRUKTUR
Transmisi Listrik
Transmisi Air Minum
Zona Industri
Zona Energi
Zona Pariwisata
Infrastruktur
Pengembangan Kawasan
Zona Pengembangan Teknologi
Zona Logistik
Zona Pengolahan Ekspor
Pembangunan JSS bukan hanya merupakan pembangunan jembatan untuk jalan raya dan KA, namun juga pembangunan untuk utilitas seperti air, listrik, minyak/gas, telkomunikasi, disamping pengembangan kawasan sekitar jembatan. Oleh karena itu pembangunan JSS merupakan pembangunan multi infrastruktur dan multi sektoral.
JALAN TOL TRANS SUMATERA DAN JEMBATAN SELAT SUNDA Pulau Sumatera saat ini dilayani oleh tiga jalur jalan raya utama : (i) Jalan Lintas Timur, (ii) Jalan Lintas Tengah dan (iii) Jalan Lintas Barat Jalan-jalan utama tersebut menghubungkan 8 pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan daerah dan lokal, dan jalur kereta api Jalan Tol Trans Sumatera akan dibangun di Pantai Timur dikarenakan kondisi geologi yang lebih baik, tingkat perkembangan lalulintas dan ekonomi yang lebih tinggi, juga penghubung pusat kegiatan ekonomi yang lebih baik Jalur Pantai Timur memiliki kondisi geologi yang lebih stabil, melayani sekitar 20.000 – 40.000 kendaraan/hari dan sekitar 18 juta orang, juga menghubungkan 7 pusat aktivitas nasional, 6 pelabuhan, 5 pelabuhan udara dan jalur kereta api (Bandar Lampung - Palembang) Jalur Timur merupakan bagian dari jaringan jalan raya ASIA dan ASEAN yang juga berfungsi sebagai jalan internasional untuk negara-negara ASEAN dan Asia yang lainnya Jalur penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, antara Jalan Tol Trans Sumatera dan Trans Jawa (sedang dalam proses pembangunan), nantinya akan dihubungkan oleh Jembatan Selat Sunda sebagai jaringan jalan yang terintegrasi yang akan mendorong perkembangan ekonomi nasional dan daerah.
JALAN TOL TRANS SUMATERA DAN JEMBATAN SELAT SUNDA
Lhoksumawe MALAYSIA
Medan Dumai
Pekanbaru
U B
Jambi
T S
Palembang
Kalimantan Bandar Lampung
KETERANGAN :
Jakarta
Semarang
Jalan Tol: Bandung
Operasi
Surabaya
Rencana Jembatan Selat Sunda
Selat Sunda
Jalan Jalan Nasional Jalan Provinsi Pusat Kegiatan Nasional
1.227 km
6
PROGRESS PERSIAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA 7 Desember 2004
2008
28 Desember 2009
25 Mei 2010
MOU antara Pemprov Banten dengan Pemprov Lampung Tentang Pembangunan Jembatan Selat Sunda dengan Surat No. 550/20-HUK2007
Kajian Prakarsa Badan Usaha dengan contoh kasus Jembatan Selat Sunda
Keppres No. 36 Tahun 2009 Tentang Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Kepmenko No. KEP29/M.EKON/05/2010 Tentang Sekretariat dan Kelompok Kerja Pada Tim Nasional Persiapan Pembanguan Jembatan Selat Sunda
STRUKTUR ORGANISASI TIM NASIONAL JEMBATAN SELAT SUNDA
26 November 2010
KepmenPU No. 584/KPTS/M/201 Tentang Penetapan Susunan Anggota Sekretariat dan Susunan Anggota Serta Tugas Kelompok Kerja Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda
now
Finalisasi Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Tim Nasional Ketua: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Wakil Ketua: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ketua Harian: Menteri Pekerjaan Umum Wakil Ketua Harian: Menteri Perhubungan Serta Anggota-Anggota Yang Lain
Anggota Lainnya : Menteri Sekretaris Negara, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri ESDM, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Lingkungan Hidup, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BKPM, Kepala BPPT, Kepala BPN, Wakil Sekretaris Kabinet, Gubernur Banten, Gubernur Lampung.
Ketua: Wakil Menteri Pekerjaan Umum Wakil Ketua: Wakil Menteri Perhubungan
Pokja Teknis dan Lingkungan Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II
: Dirjen Bina Marga, Kem. PU : Deputi Penataan Lingkungan, Kem. LH : Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa
Pokja Pengembangan Wilayah, Ekonomi dan Keamanan Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II
: Deputi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko. Perekonomian : Dirjen Penataan Ruang, Kem. PU : Dirjen Sarana Pertahanan, Kemham
Eksekutif Sekretariat Berdasarkan : KEPPRES No. 36 TAHUN 2009 KEPMENKO No. KEP-29/M.EKON/05/2010 KEPMEN PU No. 584/KPTS/M/2010
Pokja Pendanaan dan Kelembagaan Ketua : Deputi Sarana dan Prasarana, Bappenas Wakil Ketua I : Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu Wakil Ketua II : Deputi Menteri Ristek Bidang Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
NARASUMBER
Profesional, Akademisi, Praktisi
ALTERNATIF RUTE JEMBATAN SELAT SUNDA Pelabuhan Bakauheni
ALKI
Pelabuhan Merak
Palung Pulau Sangiang
Sesar
Area Industri
JICA, 1986 WW, 1997 JF, 2003 Balitbang PU, 2008 Kajian BM, 2008 PT BSM, 2008
Palung
Sesar
PEMILIHAN TIPE JEMBATAN U
Jembatan Antar Pulau Terpanjang Kedua di Dunia INDONESIA
Jembatan AntarAntar-Pulau Terpanjang di Indonesia 2.2-2.5 m
2.2-2.5 m
o Jembatan Selat Sunda terdiri atas 2 jalur sekitar ± 28 km. o Struktur jembatan memiliki lebar 50-65 meter, yang dapat mengakomodasi kendaraan laju lambat dan kereta api. Selain itu, untuk mengakomodasi ALKI, tinggi bebas vertikal jembatan didesain setinggi 75-meter. o Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan antar pulau terpanjang di Indonesia dan terpanjang kedua di dunia. o Tipe struktur merupakan kombinasi dari pre-stressed balance cantilever concrete box girder untuk jembatan pendekat dan 2 jembatan suspensi steel deck .
PEMILIHAN TIPE JEMBATAN Jembatan Suspensi Ultra Panjang (Jembatan Utama) HASIL STUDI DATA TEKNIS: LEBAR TOTAL : 60.0 m, terdiri dari : 3 lajur lalu lintas, masing-masing arah selebar 3 x 3.75 m 2 lajur pembatas, masing-masing selebar 1 m 2 lintasan kereta api selebar 10 m lajur pelayanan, masing-masing sisi selebar 5.05 m lajur pejalan kaki, pada masing-masing sisi selebar 1.7 m 2 celah kosong, masing-masing selebar 5 m
JEMBATAN MESSINA
DATA TEKNIS: LEBAR TOTAL : 60.4 m, terdiri dari : Lajur lalu lintas masing-masing arah selebar 17.2 meter termasuk bahu dalam dan bahu luar 2 lintasan kereta api masing-masing dengan lebar total 8.7 meter 2 lajur darurat masing-masing arah selebar 4.2 meter
PEMILIHAN TIPE JEMBATAN Jembatan Balanced Cantilever (Jembatan Pendekat)
JEMBATAN SURAMADU
Jembatan Balanced Cantilever Selat Sunda: • Bentang tipikal 200 m • Gelagar dibuat di darat untuk mengurangi resiko konstruksi di laut • Crane apung khusus = HLV Svanen dengan kapasitas angkat 78 MN (7800 ton) JEMBATAN CONFEDERATION, KANADA
• Sambungan dicor setempat hanya pada batas antara gelagar utama dan gelagar drop-in • Hubungan integral dengan pilar-pilar untuk menghindari perawatan sistem tumpuan (bearing) yang mahal • Siar delatasi diadakan setiap beberapa bentang
SKEMA PENGUSAHAAN MODIFIED UNSOLICITED
PERSETUJUAN HASIL FS, BD & RENCANA INDUK
BADAN PENGEMBANGAN DEWAN PENGARAH 1 KONSORSIUM BANTEN LAMPUNG
BADAN PELAKSANA
BUMN DAN/ATAU BUMD
FS DAN BASIC DESIGN 3 YA
TIDAK OK
2a
BUKSISS
2b 4
PENGGANTIAN BIAYA FS DAN BASIC DESIGN
MITRA STRATEGIS
1. Badan Pengembangan menugaskan Pemprov Lampung & Banten untuk menyelesaikan FS dan basic design dengan cara: • Pemprov Lampung dan Banten melalui BUMD Lampung & Banten beserta dengan mitra membentuk Konsorsium Banten Lampung. • Konsorsium memenuhi persyaratan kualifikasi: (i) Memiliki kemampuan keuangan yang memadai; (ii) Memiliki kompetensi dan pengalaman yang memadai; (iii) Mendapatkan dukungan perbankan; dan (iv) Sanggup memberi jaminan penyelesaian proyek. 2. a. Setelah FS dan Basic Design disetujui, Konsorsium Banten Lampung membentuk BUKSISS bersama BUMN dan/atau BUMD lain yang ditetapkan oleh Badan Pengembangan dengan parameter yang ditetapkan sesuai hasil audit b. Apabila proyek batal dilaksanakan, biaya FS dan Basic Design yang telah dikeluarkan akan dikembalikan sesuai hasil audit 3. Perjanjian Pengusahaan BUKSISS meliputi pelaksanaan pembangunan dan operasi Infrastruktur Selat Sunda serta Pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda. 4. BUKSISS dapat bekerja sama dengan Mitra Strategis dengan mekanisme business to business dengan persetujuan Badan Pelaksana.