RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2012 BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA 2012
1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………………………….…………2 1.2. TUJUAN …………………………………………………………………………………………………………………… 2 1.3. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA………3 1.4. RUANG LINGKUP ………………………………………………………………………………………………………3 1.5. VISI DAN MISI BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA ………………………………………….4 1.6. INDIKATOR DAN SASARAN …………………………………………………………………………………… 4 1.7. LANDASAN PENYUSUNAN ……………………………………………………………………………………… 5 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN ……………………………………………………………………………………….7 BAB II. ANALISIS SITUASI ………………………………………………………………………………………………8 BAB III. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 - 2014 …………………………………………………… 22 BAB IV PEMANTAUAN DAN PENILAIAN ..................... Error! Bookmark not defined. BAB V PENUTUP .................................................... Error! Bookmark not defined. EDITOR
2
KATA PENGANTAR Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2012 pada hakekatnya perubahan revisi dari RAK 2010 – 2014, dikarenakan adanya perubahan dan peningkatan kelembagaan dari Loka Litbang P2B2 Banjarnegara (eselon IV) menjadi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (eselon III) yang berakibat perubahan program/kegiatan sesuai dengan struktur organisasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang baru. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program kegiatan yang akan dilaksanakan langsung oleg Balai Litbang P2B2 Banajrnegara untuk kurun waktu tahun 2010-2014, dengan penekanan pada pencapaian sasaran kinerja yang sudah tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK). Permasalah penyakit yang bersumber binatang semakin bertambah berat dan komplek, baik yang emerging maupun re emerging diseases. Oleh sebab itu kegiatan yang ada di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan semangat kemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif masyarakat. Melalui RAK ini saya berharap dan mengajak semua karyawan karyawati untuk saling bekerjasama mewujudkan Visi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara “Sebagai centre of excellence
penelitian
dan
pengembangan
bersumber
binatang,
khususnya
penyakit
pengendalian bersumber
penyakit rodensia”.
Semoga upaya kita mendapat rahmat, hidayah dan ridho-Nya. Amin. Banjarnegara, 4 Januari 2012 Kepala Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Budi Santoso,SKM,M,Kes
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Kemajuan di bidang tehnologi dewasa ini disamping berdampak positif bagi pembangunan, juga meninggalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik, biologis dan sosial. Ledakan penduduk, pencemaran lingkungan dan penebangan hutan menyebabkan reservoir dan vektor penyakit mendekati manusia. Menjelang abad 20 terjadi perubahan pola dan keganasan penyakit yang bersumber binatang. Penularannya yang semakin meluas (dibantu oleh kemudahan transportasi), reservoir dan vektor mudah menjangkau komunitas dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit endemik dengan prevalensi tinggi dan kecenderungan meningkat diantaranya malaria, DBD, chikungunya, flu burung, filariasis dan leptospirosis. Sementara penyakit yang terbatas penyebarannya dan ada kemungkinan muncul kembali antara lain pes, rabies,antrak dll Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas, yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. Adapun
tugas
pokoknya
melakukan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) dan mempunyai fungsi sebagai
penyusun
rencana
dan
program
litbang
P2B2
sesuai
dengan
ekosistimnya, penentuan karakteristik epidemiologi, pengembangan metode dan
tehnik
P2B2,
pelaksana
kerjasama
dan
pelatihan
litbang
serta
pengembangan jaringan informasi Iptek P2B2, evaluasi dan penyusunan laporan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan serta kerumahtanggaan Balai. Besarnya tugas yang harus diemban oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, akan dapat tercapai dengan baik apabila didukung anggaran memadai, SDM yang tangguh, cekatan dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap Litbang 4
serta
sarana
dan
prasarana
(laboratorium,ruang
kerja,
perpustakaan,
peralatan, kendaraan) dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, dengan demikian diperlukan suatu pedoman dalam bentuk rencana aksi kegiatan (RAK) untuk menentukan arah pengembangan Balai
di masa mendatang
Melalui RAK diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam menentukan arah pengembangan institusi dan pelaksanaan kegiatan penelitian yang mendukung kebijakan kesehatan (evidence based policy) di tingkat propinsi maupun kabupaten. RAK tahun 2010-2014 ini merupakan perubahan dan pengembangan dari Master Plan Balai lItbang P2B2 Banjarnegara sehubungan dengan adanya peningkatan status kelembagaan dari Loka menjadi Balai, sehingga diperlukan penyesuaian dengan struktur organisasi yang baru. 1.2. TUJUAN Kementerian
Kesehatan
mempunyai
tujuan
terselenggranya
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Untuk mendukung tujuan program Kementerian Kesehatan, Badan Litbangkes sebagai salah satu unit eselon 1 di bawah Kementerian Kesehatan yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan pembangunan kesehatan Tujuan yang hendak dicapai oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara adalah tersedianya data hasil penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang yang berkualitas,informasi IPTEK yang handal tentang vector dan dinamika penularan penyakit bersumber binatang khususnya penyakit bersumber rodensia di seluruh wilayah endemis dan potensial yang didukung oleh sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan penyusunan RAK ini bertujuan untuk : a. Memberikan panduan dan acuan bagi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas penelitian mulai dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pembiayaan,
pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi periode tahun 2010-2014. 5
b. Memberikan
informasi
mengenai
pengembangan
penyakit
Penelitian
Pengembangan
dan
Masyarakat selama
kontribusi
bersumber
binatang
Teknologi
penelitian untuk
Intervensi
dan
Program Kesehatan
tahun 2010-2014.
c. Memberikan dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 1.3. MANFAAT RENCANA BANJARNEGARA
AKSI
KEGIATAN
BALAI
LITBANG
P2B2
Rencana Aksi kegiatan (RAK) merupakan turunan substansi litbangkes dari RPJMN 2010-2014 dan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014. RAK juga merupakan upaya untuk mendukung RAP Badan Litbangkes sejak Proses Restrukturisasi. RAK memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi hasil penelitian dalam menyusun kebijakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan serta menjawab permasalahan di setiap daerah selama 2010-2014. Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes. 1.4. RUANG LINGKUP RAK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara tahun 2010- 2014 memiliki ruang lingkup: a. Inventarisasi perencanaan kegiatan
di lingkungan Balai Litbang P2B2
Banjarnegara , mengacu pada RPJMN, Renstra Kemenkes 2010-2014 dan RAK Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (PTIKM) Badan Litbangkes b. Perkembangan kegiatan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. c. Sumberdaya dan sarana prasarana di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. d. Monitoring dan evaluasi kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
6
1.5. Visi dan Misi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Visi Balai Litbang P2B2 adalah sebagai centre of excellence penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang, khususnya penyakit bersumber rodensia. Sedangkan untuk mencapai visi didukung oleh misi berupa : 1. Menghimpun, mengkaji, mengembangkan, dan menyebarkan informasi IPTEK tentang vektor, reservoir,
bionomik serta dinamika penularan
P2B2. 2. Meningkatkan profesionalisme pengkajian
SDM dalam bidang pengamatan dan
vektor, reservoir dan
dinamika
penularan
serta cara
pengendaliannya. 3. Menggalang dan
mengembangkan kemitraan lintas program dan
sektor terkait dalam pengamatan dan pengkajian vektor dan reservoir serta dinamika penularan penyakit 1.6. Indikator dan Sasaran Untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja sejak tahun 2011 dibuatlah indikator kinerja sasaran yang meliputi : a. Tersedianya produk/model intervensi/prototype/standar/kajian di bidang kesehatan masyarakat intervensif b. Tersedianya publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional c. Meningkatnya sarana prasarana litbang
7
Tabel 1.1. Penetapan Indikator Kinerja Sasaran Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Tahun 2010-2014
No
Target
Program/ Kegiatan
1 Penelitian dan Pengemba ngan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyaraka t
Indikator 2010
1.Jumlah Produk/model/pro totipe/standar/for mula dibidang teknologi Iintervensi kesehatan masyarakat
2011
2012
6 produk
2 model interv ensi
1
2
2. Jumlah Publikasi Ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan media elktronik :
2013
2014
2 model 2 interve produk nsi
2
2
1.7. Landasan Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut. 1.
Landasan Ideal: Pancasila
Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini, Program
Litbangkes
merupakan
salah
satu
upaya
pembangunan
yang
ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi TUHAN.
8
2. Landasan Konstitusional: UUD 1945 UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi 3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d Keputusan Menteri
Kesehatan
dan
Kebijakan
Kepala
Badan
Litbangkes
mengenai
manajemen litbang dan iptek, yaitu: a. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan b. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik c. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 d. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional e. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah f. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara g. UU
No.
18
Tahun
2002
Tentang
Sistem
Nasional
Penelitian
Dan
Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi h. UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta i. PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga j. PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan k. Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah l. Permen PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah m.
Kepmenkes
No.
160
Tahun
2010
Tentang
Rencana
Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 n. Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 o. Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional p. Kepmenkes No. 732 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Kegiatan Litbangkes
9
q. Keputusan Kepala LANRI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah r. Dr. dr. Trihono, MSc, (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta. s. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN Rencana
Aksi
Kegiatan
Sekretariat
Badan
Litbangkes
ditulis
dengan
sistematika sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN BAB II. ANALISIS SITUASI BAB III. RENCANA KEGIATAN 2013-2014 BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI BAB V. PENUTUP EDITOR
10
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Balai Litbang P2B2 Banjarnegara bermula dari adanya proyek Intensification of Communicable Disease Control – Asian Development Bank (ICDC-ADB) yang dimulai pada tahun 1998, yaitu suatu proyek Intensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular (IPPM) yang meliputi penyakit Malaria, ISPA, TBC dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Proyek ICDC-ADB ini dilaksanakan di enam provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Proyek ini terdistribusi pada 21 Kabupaten di enam provinsi tersebut. Untuk menunjang upaya menurunkan kejadian malaria di daerah ICDCADB maka dibangun institusi penunjang proyek bernama Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV) di enam Provinsi. Di Provinsi Jawa Tengah, SLPV ini berkedudukan di Kabupaten Banjarnegara dengan Annual Parasite Incidence tertinggi pada saat itu dibandingkan empat kabupaten pelaksana proyek ICDC-ADB lainnya di Jawa Tengah yaitu : Banjarnegara, Jepara, Kebumen, dan Pekalongan. SLPV Departemen
ini
secara
operasional
Kesehatan
bertanggungjawab
kepada
bertanggungjawab
Provinsi
Jawa
Tengah
Kepala
Direktur
kepada dan
Kanwil
secara
Pemberantasan
teknis
Penyakit
Bersumber Binatang. SLPV Banjarnegara mulai beroperasi tanggal 15 Agustus 1999 yang menempati rumah kontrakan di Jalan Al Munawaroh No. 11 Banjarnegara sampai dengan bulan September 2000. Gedung baru kemudian dibangun di atas tanah Pemda Banjarnegara dengan luas tanah 1360 m2. Pembangunan gedung mulai tanggal 6 Januari 2000 dan selesai tanggal 3 Mei 2000. Kemudian baru ditempati sejak tanggal 14 September 2000. Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, SLPV tidak diintegrasikan ke dalam Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Dinas Kesehatan Provinsi tetapi masih merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat, dibawah Badan Litbangkes bernama UPF-PVRP. Hal ini dimaksudkan agar SLPV dapat bermanfaat lebih luas bagi kabupaten/provinsi
11
lain di luar Jawa Tengah. Dengan berakhirnya Proyek ICDC-ADB aset
UPF-
PVRP yang ada di Provinsi harus diberdayakan. Untuk itu oleh Badan
Litbangkes dan dibantu oleh Ditjen PPM-PL
diusulkanlah kelembagaan UPF-PVRP kepada Menpan. Dengan persetujuan Menpan, Menteri Kesehatan dengan SK Nomor : 1406/MENKES/SK/IX/2003, tanggal : 30 September 2003 menetapkan kelembagaan UPF-PVRP di enam Provinsi menjadi Loka Litbang P2B2 dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 meningkat status kelembagaannya menjadi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
B. Kedudukan Balai
Litbang
P2B2
Banjarnegara
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, kedudukan adalah sebagai unit pelaksana tehnis
di
lingkungan
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Baadan penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Secara administrasi dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan secara tehnis dibina oleh Pusat yang bersesuaian.
C. Sumber Daya 1. Ketenagaan Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sampai saat ini memiliki sumber daya manusia sebanyak 35 orang (29 orang PNS dan 6 orang honorer) terdiri dari :
12
Tabel 2.1 Komposisi pegawai di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (PNS,CPNS dan Honorer) No
Nama Pegawai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Budi Santoso,SKM,M.Kes Sunaryo, SKM Tri Ramadhani, SKM,M.Sc Jarohman Raharjo, SKM Bina Ikawati, SKM Tri Wijayanti, SKM Nur Ika Hariastuti, S. Si Asyhar Tunissea, SKM Rr.Anggun Paramita , SKM Diah Widiastuti, S.Si Dewi Marbawati, S. Si Zumrotus Sholichah, SKM Tri Isnani, S. Sos Eti Supeni, SE Bondan Fajar Wahyudi Asnan Prastawa Novia Tri Astuti Hari Ismanto Adil Ustiawan Yuswanto Agung Puja Kesuma Dian Indra Dewi Nur Sholihatin Pisesa Restu Widarani Endang Setiyani Margono Edi Surahman Sumarwoto (CPNS) Moh. Isdiyanto (CPNS) Slamet Sanmiarto Suud Al Huda Sulistiyanti Ady Wicaksono Prasetyo Sigit Priyosuseno Diah Fitri Rahayu Jumlah
Jenjang Pendidikan
Golongan I
II
III √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SD
SMP
D3
S1
S2 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3
SMA
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12
14
√ √ √ √ √ 1
4
4
√ 12
10
4
13
Tabel 2.2 Distribusi pegawai Balai Litbang P2B2 Banjarnegara menurut jabatan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2
11
8
1
1
-
√ √ √ √ 6
Ket./ SK Jabatan Fungsional
Pustakawan /wati Analisis Kepegawaia n Staf /Administrasi
Budi Santoso,SKM,M.Kes Sunaryo, SKM Tri Ramadhani, SKM Jarohman Raharjo, SKM Bina Ikawati, SKM Tri Wijayanti, SKM Nur Ika Hariastuti, S. Si Asyhar Tunissea, SKM Rr.Anggun Paramita , SKM Diah Widiastuti, S.Si Eti Supeni Bondan Fajar Wahyudi Asnan Prastawa Novia Tri Astuti Hari Ismanto Adil Ustiawan Yuswanto Dewi Marbawati, S. Si Zumrotus Solichah, SKM Tri Isnani, S. Sos Agung Puja Kesuma Dian Indra Dewi Nur Sholihatin Pisesa Restu Widarani Endang Setiyani Margono Edi Surahman Sumarwoto (CPNS) Moh. Isdiyanto (CPNS) Slamet Sanmiarto Suud Al Huda Sulistiyanti Ady Wicaksono Prasetyo Sigit Priyosuseno Diah Fitri Rahayu Jumlah
Fungsional Non Angka Kredit Arsiparis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Litkayasa
Nama
Fungsional dg Angka Kredit
PENELITI
No
Struktural
Jabatan
Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Sudah Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum -
14
2. Sarana Prasarana a. Ruang Kelas Ruang Kelas Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berukuran 34,2 m2 dengan kapasitas 40 orang, dilengkapi dengan AC, terdapat 40 kursi dan meja, apabila dikehendaki dapat disediakan pula LCD viewer dan laptop maupun sound system sebagai sarana pendukung suatu acara/kegiatan. Fungsi dari ruang kelas adalah sebagai tempat untuk kegiatan rapat dinas, diskusi, menyambut kunjungan mahasiswa dalam jumlah besar atau pertemuan
lainnya.
Ruang
kelas
Balai
Litbang
P2B2
Banjarnegara
terkadang pula dipinjam oleh instansi lain maupun organisasi sosial masyarakat (umumnya yang bergerak di bidang kesehatan) untuk melaksanakan pertemuan.
b.
Ruang Staf Ruang staf berukuran 6 x 4 m2 dilengkapi AC , terdapat 7 set meja dan
kursi pegawai dengan 2 unit komputer, 1 printer ink jet, 1 printer laser dan
3
lemari
arsip
dari
kayu.
Fungsi
ruang
ini
sebagai
tempat
berkantornya staf peneliti Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Namun seiring bertambahnya jumlah pegawai yang belum diikuti penambahan ruang, kapasitas ruang staf ini tidak mencukupi lagi. Maka pegawai yang mempunyai laboratorium
tugas
dan
kewenangan
menempati
ruangan
di
tambahan luar
maupun
ruang
staf,
pengelola seperti
di
laboratorium dan ruang administrasi.
c. Selasar Pada selasar terdapat 1 set kursi tamu, 1 buah lemari perpustakaan dan koleksi buku yang ada, lemari arsip, 4 set meja kursi staf, mesin ketik manual, papan display hasil kegiatan, mesin fotocopy dan televisi kecil. Koleksi buku yang ada di perpustakaan diperuntukkan bagi pegawai Balai Litbang P2B2 Banjarnegara maupun mahasiswa dan umum. Pada selasar ditempatkan meja kerja pegawai karena daya tampung ruangan yang sudah tidak mencukupi lagi.
15
d. Ruang Kepala Balai Ruang Kepala dilengkapi dengan AC, 1 set meja kursi kepala, filling kabinet, meja kursi tamu, brankas, pesawat telepon, 1 unit komputer dan 1 unit printer. Ruang Kepala selain berfungsi sebagai ruang kerja kepala juga berfungsi menerima/menyambut tamu dalam jumlah kecil.
e. Ruang Administrasi dan Keuangan Ruang ber-AC, terdapat 4 set meja kursi kerja, 1 filling kabinet, 2 unit komputer PC, 1 printer ink jet, 1 printer dot matric, 1 pesawat telepon dan fax. Pada ruang inilah Kepala urusan Tata Usaha beserta tenaga administrasi dan keuangan mengerjakan tugas-tugas kesehariaannya.
f. Instalasi Parasitologi Ruang ber-AC dengan ukuran 22,5 m2 , dengan 4 set meja kursi pegawai, lemari penyimpanan dari kayu 2 buah, 2 unit komputer PC, 1 printer ink jet dan 1 printer laser, 2 filing kabinet. Alat pendukung laboratorium
yaitu
:
satu
buah
mikroskop
compound
berkamera,
mikroskop compound, teaching microscope (tandem 5 orang), alat dan bahan pembuatan sediaan darah untuk malaria dan filariasis. Kemampuan instalasi
parasitologi
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
antara lain :
1) Pengambilan,
pengecatan
(pembuatan
sediaan
darah)
dan
pemeriksaan untuk malaria dan filariasis
2) Pengambilan dan pengiriman organ dalam tikus (ginjal, hati) untuk pemeriksaan leptospirosis
3) Pengambilan
dan
pengiriman
darah
tikus
untuk
pemeriksaan
leptospirosis (uji serologi)
4) Pemeriksaan haemoglobin. 5) Pemeriksaan secara cepat untuk malaria maupun leptospirosis menggunakan Rapid Diagnostic Test
6) Pengambilan dan pengiriman sampel untuk flu burung (petugas terlatih, namun beberapa alat bahan yang ada telah expired).
16
g. Instalasi Entomologi 1)
Ruang praktikum entomologi
Ruang ber-AC dengan ukuran 23,4 m2, 4 set meja kursi pegawai, 2 filling kabinet, 2 lemari penyimpanan dari kayu, 2 unit komputer PC, 1 unit printer ink jet. Untuk sementara dengan pengembangan obyek penelitian
ke
arah
rodensia,
penyimpanan
spesimen
rodensia
dilakukan di ruang entomologi. Alat bahan pendukung di Laboratorium entomologi adalah : mikroskop disecting berkamera, mikroskop disecting, mikroskop compound, alat bahan survei nyamuk, bioassay, succeptibility test kit, replikas nyamuk Anopheles dan Aedes, alat pendukung rearing nyamuk dan mencit. Kemampuan instalasi Entomologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara : a) Pengambilan dan pemeriksaan nyamuk (meliputi penangkapan nyamuk, identifikasi, pembedahan ovarium untuk penentuan parousitas dan dilatasi). b) Pengambilan, pengawetan dan identifikasi jentik nyamuk Anopheles dan Aedes sampai tingkat spesies. c) Pengambilan,
identifikasi
dan
pembuatan
awetan
tikus
serta
ektoparasitnya. d) Bioassay
(uji
hayati)
efektivitas
insektisida
pada
Indoor
Residual
Spraying (IRS), kelambu berinsektisida, larvisida maupun fogging. e) Pengambilan dan pengiriman sampel darah nyamuk untuk uji presipitin. f) Uji succeptibility nyamuk terhadap golongan insektisida tertentu. g) Survei Entomologi nyamuk (Longitudinal survei, Spot survei) 2)
Ruang Rearing Ruang rearing merupakan bagian dari instalasi entomologi, dilengkapi
dengan AC. Menempati ruang berukuran 23,4 m2, , terdapat 2 set meja kursi pegawai. Ruang ini digunakan untuk mengembangbiakkan nyamuk. Saat ini koloni yang ada adalah nyamuk dari genus Aedes, terdapat rak untuk penetasan telur, serta pemeliharaan jentik. Ruang rearing terhubung dengan kandang hewan yang didalamnya digunakan untuk memelihara marmut yang digunakan untuk pakan nyamuk serta tempat memelihara mencit. Tujuan pemeliharaan nyamuk dan mencit selain untuk mengetahui siklus hidupnya di 17
laboratorium, pembelajaran bagi mahasiwa, serta menyediakan kebutuhan hewan uji.
h. Instalasi Rodentologi Sampai saat ini instalasi rodentologi belum memiliki ruang tersendiri, sehingga masih menjadi satu dengan instalasi entomologi. Sarana yang dimiliki instalasi rodentologi diantaranya adalah alat-alat survei tikus, spesimen tikus dari beberapa daerah di Pulau Jawa, kandang untuk pengembangbiakan
mencit.
Kemampuan
dari
instalasi
rodentologi
diantaranya adalah melaksanakan survei tikus, identifikasi tikus, identifikasi ektoparasit serta pengambilan darah dan organ tikus untuk pemeriksaan laboratorium.
i.
Studio Audio Visual Aid (AVA)
Ruang ini digunakan untuk pemutaran film yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang, maupun film yang bersifat promotif preventif di bidang penyakit bersumber binatang seperti film tentang malaria, demam berdarah dengue dan Filariasis. Ruang ini ber-AC, dilengkapi dengan LCD viewer, Home Theatre, DVD Recorder , DVD Player, TV 29”, layar LCD, Genset.
j.
Ruang dapur
Ruang dapur berfungsi untuk melakukan kegiatan penunjang bagi pegawai di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara utamanya kebutuhan konsumsi maupun kegiatan yang bersifat jamuan bagi tamu. Pada ruang dapur terdapat set kebutuhan dapur seperti kompor gas, kulkas, rak, pring dan gelas.
k.
Kamar mandi & WC
Pada gedung kantor dilengkapi pula dengan 3 kamar mandi dan WC.
l.
Rumah Dinas
Terdapat 3 rumah dinas, masing-masing 1 unit rumah dinas Kepala Balai dan 2 rumah dinas staf Balai. Masing-masing rumah dinas dilengkapi meja kursi tamu, meja makan, kitchen set, tempat tidur, meja dan kursi kerja.
m. Green House Green house digunakan untuk memelihara berbagai tanaman pengusir nyamuk. Tujuan pemeliharaan tanaman pengusir nyamuk selain untuk tujuan pembelajaran juga untuk keperluan sediaan tanaman sebagai bahan 18
uji. Diantaranya terdapat tanaman : Geranium, Zodia, Tembelekan, Tahi Kotok, Selasih, Lavender, Serai Wangi dan Rosemary.
n.
Garasi
Kantor Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dilengkapi dengan 2 buah garasi sebagai tempat menyimpan kendaraan operasional kantor.
o.
Gudang
Terdapat 1 unit gudang untuk menyimpan barang-barang dan alat-alat penunjang kegiatan.
p.
Musholla
Sarana ibadah berupa musholla menempati Bala isi seluas 3 x 4 m disebelah ruang dapur, digunakan oleh pimpinan dan staf Balai Litbang Banjarnegara untuk shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah .
q.
Perpustakaan
Perpustakaan
menyediakan
buku-buku
referensis
untuk
menunjang
kegiatan penelitian dan pengembangan. Koleksi buku yang ada meliputi bidang kesehatan, keluarga, agama,
umum, dan lain lain. Koleksi yang
dimiliki perpustakaan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara : 349 Judul buku, dengan prosentase sebagai berikut :
1)
Kesehatan
2)
Agama
1 %
3)
Umum
14 %
4)
Lain-lain
5%
r.
Kendaraan Dinas
1)
Kendaraan : tiga unit mobil (1 unit Toyota Avanza Tipe G, 1 unit
80 %
Daihatsu Hiline dan 1 unit Isuzu Panther).
2)
2 unit sepeda motor (1 unit sepeda motor Honda Supra X 125 dan 1
unit sepeda motor Suzuki Trail TS 125) sebagai kendaraan penunjang di lapangan.
s.
Sarana Penunjang
1)
Sarana Teknologi informasi : LAN, Internet (Modem ADSL, Modem
USB, Modem 56 Kbps, GIS, Wifi), telephon dan fax, penangkal petir.
2)
Peralatan ATK
: mesin ketik, mesin foto copy, printer, mesin hitung
elektronik, paper cutter, scanner. 19
3)
Personal komputer sepuluh unit dan tiga buah komputer note book
4)
Sarana presentasi (Camera digital, Camera manual SLR, Handycam,
Mini DV, OHP, LCD viewer, Slide Proyektor, Banner, Sound System, DVD Recorder , DVD Player)
3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang dengan memfokuskan penelitian dan pengembangan di bidang penyakit
tular
Banjarnegara
Rodensia.
melaksanakan
Pada 4
tahun
kegiatan
2008
Balai
penelitian
Litbang
lapangan
P2B2 dan
1
penelitian laboratorium sebagai berikut :
a. Studi Epidemiologi Leptospirosis di Kota Semarang
Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008
b. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Sebagai Instrumen Deteksi Sebaran Leptospirosis pada Tikus dan Manusia di Kabupaten Demak Tahun 2008.
c. Palatabilitas Tikus Domestik pada Daerah Endemis Leptospirosis di Kabupaten Demak Tahun 2008
d. Konfirmasi Rattus sp. Sebagai Reservoir Penyakit Pes di Ciwideuy, Cangkringan, Boyolali dan Pasuruan
e. Kolonisasi Mus musculus dan Mus musculus albino di Laboratorium Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Sedangkan pada tahun 2009 hanya ada satu penelitian yaitu Studi Epidemiologi Leptospirosis Lanjut di Kota Semarang,
Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009.Untuk anggaran dana penelitian selama 4 tahun berjalan cenderung mengalami kenaikan, hal ini terlihat pada grafik 1.
20
Grafik 2.1. Perkembangan alokasi dana Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (2004-2012) Dari trend di atas terlihat bahwa anggaran Balai Litbang P2B2 Banjarnegara cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
periode
ini,
penelitian
kesehatan
belum
mampu
secara
penuh
memberikan asupan data dan informasi kesehatan terkait biomolekuler, klinis, kesehatan masyarakat, dan iptek terkait kesehatan, karena lebih dominan menyediakan data dan informasi terkait kesehatan masyarakat. Bila dikaitkan dengan teori HL Blum, ada 4 (empat) determinan kesehatan yang perlu diperhatikan, yaitu: Lingkungan (biologi, fisik, kimia dan sosial) Genetika/keturunan Perilaku Pelayanan kesehatan. Artinya pada periode sebelum desentralisasi, Program Litbangkes belum memberikan
output,
outcome,
yang
diharapkan
dalam
mendukung
penyusunan kebijakan masalah kesehatan di daerah.
21
4.
Diseminasi Hasil Penelitian
Tiga pendekatan yang dapat membantu dalam diseminasi teknologi, yaitu: faktor budaya, sosial, dan agen pembawa1. Artinya, dalam diseminasi dan utilisasi iptekkes, pertama kali perlu dilihat siapa sasaran dan apa metode pendekatan yang digunakan. Tentunya ini sudah mengakomodasi pendekatan multisiplin yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu. Ada 3 sasaran dari diseminasi dan utilisasi, yaitu akademik/academics, pebisnis/business dan pemerintah/government (ABG)2. Keserasian ABG dalam menghasilkan inovasi produk atau proses akan berdampak positif terhadap komunitas baik pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, juga pada misi penciptaan
lapangan
kerja
baru
dan
tidak
kalah
pentingnya
adalah
penggapaian cita-cita pengentasan komunitas dari kubangan kemiskinan. Diseminasi iptek hasil Program Litbangkes, meliputi publikasi, sosialisasi, seminar, advokasi dan mobilisasi. Diseminasi yang telah dilaksanakan di Balai Litbang P2B2 Banjarnergara sbb: Melibatkan akademisi di dalam publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah berkala, workshop/Balaikarya, seminar hasil. Melibatkan pemerintah di dalam sosialisasi, advokasi, dan pemberian opsi untuk kebijakan dan teknis program/kegiatan. Penyebarluasan hasil kegiatan dan penelitian melalui media internet yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Pembuatan Buletin Balaba yang terbit dua kali setahun sejak tahun 2005. Membuat media informasi baik berupa leaflet, buku saku maupun film/video pembelajaran. Melihat karakteristik Program Litbangkes dengan iptek yang dihasilkan, tentu tidak serta merta langsung bermanfaat untuk masyarakat. Perlu proses lebih lanjut dalam tataran pemerintah/kebijakan sebelum diluncurkan menjadi
1
2
Savitri Dyah, (1986):Diseminasi Teknologi Tepat Guna. http://www.docstoc.com/docs/36654548/DISEMINASI-TEKNOLOGI-TEPAT-GUNA Kusmayanto Kadiman, (2009): ABG-Asli Indonesiahttp://www.ristek.go.id/index.php?module=News%20News&id=4767
22
program dan kegiatan untuk masyarakat. Namun, dalam hal diseminasi dan utilisasi, informasi
perlu
ditingkatkan
publik
melalui
dan media
digiatkan
aktivitas
massa,
elektronik,
berupa
pemberian
internet.
Karena
bagaimanapun, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab moral dan etika dalam menyampaikan kebenaran untuk kesejahteraan manusia.
5.
Masalah dan Isu Stratejik Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat dikemukakan beberapa masalah yang dihadapi sebagai berikut : Kelembagaan 1. Pesatnya perkembangan kasus penyakit bersumber binatang secara global menuntut dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu
sebagai
sumber
Informasi
IPTEK
yang
handal
agar
pemanfaatnnya benar-benar berdaya guna dan berhasil guna untuk kesehatan masyarakat. 2. Meningkatnya kerja sama lintas sektor yang lebih luas, baik dengan Perguruan Tinggi, Dinas terkait dan swasta dalam hal penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, sehingga membawa konsekuensi peningkatan sumber daya dan sumber dana. 3. Adanya tuntutan kebutuhan penerapan hasil-hasil penelitian kepada pelaksana program maupun masyarakat, maka dipandang perlu peningkatan status lembaga dari Loka menjadi Balai. 4. Adanya kesenjangan jabatan struktural antara Balai Litbang dengan Dinas lain di daerah sehingga menghambat koordinasi kegiatan lintas instansi di daerah. 5. Terbatasnya pejabat struktural yang ada di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara menyebabkan rentang kendali Kepala Balai dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen menjadi sangat berat untuk dilaksanakan. 6. Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sampai saat ini mengalami banyak kendala untuk dapat dimanfaatkan oleh pelaksana program. Hal tersebut disebabkan kurang fokusnya kegiatan litbang yang dilaksanakan dari hulu ke hilir, karena banyak institusi litbang penyakit bersumber 23
binatang melakukan penelitian secara parsial sehingga sulit untuk dikembangkan
menjadi
satu
hasil
komprehensif
yang
dapat
dimanfaatkan. Untuk itu dengan peningkatan status lembaga dari Balai
menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit
Bersumber
Binatang
diharapkan
akan
menghasilkan
penelitian yang tuntas dari hulu ke hilir sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan para stakeholder. Dengan peningkatan Balai menjadi Balai diharapkan litbang P2B2 dapat lebih terfokus dan mendalam sehingga
hasil
penelitian
lebih
dapat
dimanfaatkan
pengelola
program. 7. Adanya perubahan spesifikasi (kekhasan) dari Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
yang dulunya masih sangat umum menjadi fokus di
bidang penyakit tular rodensia (Lestospirosis, Pes, Hantaan Virus, Scrubtypus ) yang tentu berbeda dari kegiatan sebelumnya, hal ini merupakan tantangan bagi seluruh karyawan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara untuk berkreasi dan berprestasi sebaik-baiknya. Berdasarkan
analisis
dinamika
sebelumnya,
dapat
diidentifikasi
isu-isu
stratejik yang perlu diberikan fokus penanganan dalam kegiatan-kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, yaitu: Adapun permasalahan yang dihadapi sampai dengan Tahun 2011 : A. Belum
terpetakannya
vektor
dan
reservoir
yang
berpotensi
menyebarkan penyakit bersumber rodensia B. Penyakit tular rodensia yang ada di Indonesia belum merupakan penyakit prioritas baik di daerah maupun nasional. C. Belum diketahui cara pengendalian rodensia dan vektor secara efektif dan efisien guna penanggulangan zoonosis. D. Belum teridentifikasinya faktor risiko penyakit tular rodensia E. Belum optimalnya bermutu
sebagai
dukungan penelitian sumber
Informasi
dan pengembangan yang IPTEK
yang
handal
guna
pengambilan kebijakan dalam bidang kesehatan.
24
BAB III RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010-2014
Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI yang targetnya adalah2 output setiap tahunnya. Dalam mendukung sasaran kinerja utama Badan Litbangkes tersebut, khususnya Pusat
Tehnologi
Intervensi
Kesehatan Masyarakat,
Balai
Litbang
P2B2
Banjarnegara memiliki kegiatan utama yaitu penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, publikasi hasil penelitian dan Dukungan Manajemen Lainnya Pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Sasaran yang akan dihasilkan dari kegiatan utama ini yaitu: 1. Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. 2. Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generic dan tugas teknis Lainnya pada program penelitian dan pengembanganm kesehatan. Berdasarkan
analisis
dinamika
sebelumnya,
dapat
diidentifikasi
isu-isu
stratejik yang perlu diberikan fokus penanganan dalam kegiatan-kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, yaitu: 1) Hasil penelitian Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berkontribusi
signifikan
dalam
belum
penyelenggaraan
mampu
pembangunan
kesehatan di daerah. Hal ini disebabkan karena: Belum optimal dalam mengelola input dan proses litbangkes Belum
banyak
menghasilkan
rekomendasi
yang
berkontribusi
langsung pada kebijakan, program dan kegiatan Belum banyak menghasilkan jumlah iptek yang berkontribusi pada pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek Belum optimal mengelola modal sosial internal dan eksternal, agar kinerja diakui, diapresiasi dan bermanfaat untuk kesejahteraan manusia 25
Belum optimal dalam mengidentifikasi kebijakan-kebijakan publik terkait litbang dan iptek yang perlu dibarui dan diperbaiki 2) Diseminasi dan utilisasi produk Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum dikelola dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena: Belum optimal dalam mengidentifikasi kelompok sasaran yang relevan agar informasi tepat sasaran dan tepat tindak lanjut Masih rendahnya komitmen dalam mengembangkan jejaring iptekkes agar seluruh potensi dan produk iptekkes dapat dikelola dan akhirnya bermanfaat bagi masyarakat 3) Budaya organisasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum dapat membangun perilaku sebagai institusi Kemenkes dan iptekkes yang profesional. Hal ini disebabkan karena: Belum mampu menginternalisasikan visi, misi dan nilai Badan Litbangkes dan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Belum optimal mengidentifikasi dan mendayagunakan seluruh potensi dan aset yang dimiliki sesuai kebutuhan kinerja Belum maksimal membangun rasa memiliki dari seluruh pegawai. SASARAN Dari tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai yaitu ; a. Tercapainya kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dengan lingkup wilayah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY yang mempunyai implikasi terhadap kebijakan maupun program kesehatan, bersifat inofatif dan mengarah standarisasi b. Tersedianya tenaga Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang professional menurut jumlah, kepakaran, jenjang fungsional serta jenjang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan c. Tersedianya
fasilitas
instalasi
atau
laboratorium
perpustakaan
dan
perangkat jejaring informasi Balai Litbang P2B2 Banjaernegara serta sarana dan prasarana pendukung yang sesuai dengan kebutuhan baik jumlah maupun mutu
26
d. Terlaksananya pengembangan jejaring informasi melalui peningkatan aksesibilitas, pemanfaatan website dan perpustakaan Balai Litbang P2b2 Banjarnegara e. Terlaksanaya
pemanfaatan
hasil
Balai
Litbang
P2B2
Bajarnegara
dikalangan pelaksana program atau pengambil keputusan, kalangan ilmiah an masyarakat f. Terwujudnya jejaring kemitraan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dengan sector terkait serta bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang STRATEGI Strategi Rencana Aksi Kegiatan lima tahunan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam
hal
ini
perencanaan,
adalah
pendekatan
pelaksanaan,
dan
secara
keseluruhan
eksekusi
sebuah
terkait
dengan
aktivitas
dalam
kurun waktu tertentu. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut hendaknya mengikuti falsafah: policy follow research, penelitian harus bersifat antisipatif sebagai bukti prasyarat kegiatan (evidence based program) bukan sebaliknya. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, identifikasi faktor pendukung yang rasional, efisien, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Dalam pengelolaan program dan kegiatan, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara memiliki komponen strategi yang mengawal hal tersebut, yaitu: 1. Peningkatan mutu litbangkes, dengan strategi: a) Pengembangan aset manusia litbang dan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan (iptekkes) melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi. b) Peningkatan sarana dan prasarana litbangkes melalui pengadaan dan pemeliharaan bahan, alat, gedung, dan teknologi, termasuk metodologi. c) Efisiensi dan efektivitas anggaran litbangkes melalui perencanaan dan pelaksanaan berbasis kinerja. 2. Pengembangan hasil litbangkes, dengan strategi: a) Meningkatkan koordinasi dan kemitraan untuk pengembangan hasil litbangkes dengan pendekatan multi disiplin dan multi institusi
27
b) Mengikuti pembinaan litbangkes dari Badan Litbangkes secara kontinum mulai dari identifikasi orientasi produk sampai diseminasi hasil. 3. Diseminasi hasil litbangkes dengan strategi: a) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal nasional (akreditas dan non akreditasi) b) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal internasional c) Mengadakan diseminasi penyakit tular vektor 4. Pemanfaatan hasil litbangkes, dengan strategi: a) Menyediakan data, informasi, HKI, rekomendasi yang berorientasi pada kebutuhan akademisi, bisnis, dan pemerintah (program). b) Pemanduan dan pendampingan dalam utilisasi hasil litbangkes. c) Penyelenggaraan forum penyampaian hasil olahan penelitian dengan Unit Perencanaan dan pelaksana program secara tematik dan berkala d) Pemanfaatan hasil hasil litbangkes termasuk di dalamnya berbagai hasil penelitian secara nasional
28
Tabel 3.1. Matrik Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2010 – 2019 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara OUTPUT/OU TCOME Penelitian Meningkatn dan ya penelitian Pengemban di bidang gan tehnologi Tehnologi dan Intervensi intervensi Kesehatan kesehatan Masyarakat masyarakat PROGRAM
INDIKATOR Produk/Model /Prototipe/Sta ndar/Formula di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
DEFINISI OPERASIONAL
2010
2011
1. Leptospirosis 2. Malaria 3. DBD 4. Filariasis 5. Pes Risbinkes Iptekdok Jumlah Layanan Perkantoran Belanja pegawai
1
1 1 1
v
Operasional & Pemeliharaan
TARGET 2012 2013
2014
satuan kerja
Jumlah Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran Penyusunan RKAKL Rapat Kerja dan Penyusunan Program Kerja Penyusunan Masterplan Laporan Kinerja Penyusunan LAK,LAPTAH,PROFIL,LAPTRI Dokumen Keuangan,Kekayaan negara dan Tata Usaha Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi Pengelolaan keuangan dan tata Ketata Usahaan PNBP
1 1 1 1
1
2 1
2
v
v
v
v
v
v
v
v
v
1 dok 1 keg
1 dok 1 keg
1 dok 1 keg
1 dok 1 keg
1 dok 1 keg v
4 dok
4 dok
4 dok
4 dok
4 dok
v v v
v v v
v v v
v v v
v v v
1
1
1 1
Sie Yanlit
1
Su bag TU
Sie PKS
Su bag TU
1
Publikasi Ilmiah
Pembangunan Gedung dan Penunjang Pembangunan Gedung Kantor Pembangunan Laboratorium Terpadu Kegiatan pembangunanLingkungnan Kantor Perangkat pengolah data dan komunikasi Perangkat pengolahan data dan komunikasi Peralatan Fasilitas Perkantoran Pengadaan sarana dan prasarana kantor Peralatan Fasilitas Laboratorium Dokumen Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian Adminstrasi Pengelolaan Kepegawaian Pelatihan Teknis (Peneliti,Tenaga Laboratorium) Workshop Administrasi Workshop Pengadaan Barang dan Jasa Gedung/Bangunan Pembelian tanah Kendaraan bermotor roda 4 Kendaraan bermotor roda 2 Penghapusan kendaraan Jumlah Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Dimuat Pada Media Cetak dan Elektronik (Nasional dan Internasional) 1. Media Nasional 2. Media Internasional Manajemen Informasi dan Diseminasi Publikasi Promosi Hasil Penelitian
v v v
v
v
v
v
v
v v
v v
v v
v
v v
v v v v
v v v v
v v v v
v v v v
v v v v
v
v v v
1
Sie Yanlit -
2 -
2 -
2 -
2 -
2 ed
2 ed
2 ed
2 ed
2 ed
Sie PKS 2
Pameran Partisipasi Seminar Desinfo Perpustakaan Pertemuan Lintas Unit/Sektor pengajuan akreditasi jurnal balaba Dokumen bidang Ilmiah dan Etik Pembahasan Protokol Penelitian Monitoring dan Evaluasi Pertemuan Ilmiah Berkala
1 kl 1 pkt 1 kl 15 bk 5 kl
1 kl 1 pkt 1 kl 15 bk 5 kl
1 kl 1 pkt 1 kl 20 bk 10 kl
1 kl 1 pkt 1 kl 25 bk 10 kl
1 kl 1 pkt 1 kl 30 buku 15 kl 1keg
3 pen 4 kl 2kl
5 pen
6 pen
4 kl 2kl
4 kl 2kl
2 pen 4 kl 2kl
2 pen 4 kl 2kl
Sie Yanlit
3
BAB IV PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Program Litbang Pengendaian Penyakit Bersumber Binatang perlu dikelola dengan
pendekatan
muldisiplin
dan
multiinstitusi,
yang
juga
harus
mengembangkan seluruh komponen-komponen mulai dari input, proses, output, dan outcome, agar berkontribusi signifikan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek kesehatan. Mekanisme ini ternyata mengalami berbagai hambatan dan belum dapat dilaksanakan secara optimal meskipun sampai sekarang telah banyak peraturan perundangan yang diterbitkan dalam rangka litbang/ iptek secara umum dan litbang/iptekkes secara khusus. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sebagai UPT Badan Litbangkes , belum dapat berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya kontribusi pihak-pihak terkait dalam mekanisme kemitraan akibat sistem dan pedoman kerja belum tersusun sebagaimana yang harus dicapai bersama. yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan. Untuk itu dengan adanya rencana aksi ini mekanisme kerja dapat lebih terarah namun tetap harus dilakukan pemantauan dan penilaian. Kualitas
atau
melakukan
mutu
penelitian
dapat
dikendalikan
antara
lain
dengan
monitoring dan evaluasi. Melalui monitoring dapat diketahui
keefektifan proses pelaksanaan penelitian dan melalui evaluasi akan diketahui mutu hasil atau baik tidaknya suatu hasil penelitian. Monitoring dan evaluasi atau sering disingkat Monev dapat merupakan kunci dalam penjaminan mutu suatu program, termasuk dalam program penelitian. Pelaksanaan monev dalam manjemen penelitian, dilakukan sepanjang proses penelitian berjalan. Kegiatan monev ini dapat dilakukan bagian
akhir
proses
penelitian.
pada bagian pertengahan atau pada
Mengingat
pentingnya
penelitian
yang
dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, khususnya dalam rangka pemberian data dasar untuk penentuan kebijakan, maka penelitian harus dapat dikendalikan dan diarahkan agar proses dan hasilnya bukan hanya sesuai dengan rencana, melainkan juga sesuai dengan standar mutu yang 1
telah ditetapkan. Dengan demikian, kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut berlangsung secara terarah dan mencapai hasil sebagaimana di harapkan, maka perlu disusun Panduan Monitoring dan Evaluasi Penelitian di Lingkungan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Penyusunan panduan monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan agar kegiatan monitoring dan evaluasi penelitian yang dilakukan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berlangsung efektif. Dengan kata lain, panduan ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi peneliti dan tim pemantau atau petugas monev dalam menjalankan tugas monitoring dan evaluasi penelitian di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Dalam hal ditemui hambatan atau
kendala
yang
tidak
dapat
dihindari,
harus
dicari
solusi
agar
penyimpangan tidak terlalu jauh dari rencana yang sudah ditetapkan. 1. PEMANTAUAN (MONITORING) Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring penelitian adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang
tersedia
monitoring
atau
sebaiknya
dianggarkan. tiap
Untuk
penelitian
atau
mempermudah
pelaksanaan
penanggungjawab
kegiatan
diharuskan mengisi form monev (progress report) setiap bulan. Tiap penelitian hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan .penelitian
sekaligus
sebagai
pedoman
atau
kompas
untuk
peneliti.
Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses penelitian agar berlangsung secara efektif dan mencapai
hasil sesuai yang
direncanakan. 2. EVALUASI Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi penelitian berarti upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil penelitian untuk 2
menilai kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali informasi yang berkait dengan pelaksanaan penelitian dan hasilnya sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan
kebijakan penelitian lebih lanjut.
Indikator akhir kegiatan penelitian dalam evaluasi adalah: 1) Jumlah
produk/model
intervensi/prototipe/standar/kajian
di
bidang
teknologi intervensi kesehatan masyarakat khususnya penyakit bersumber binatang 2) Jumlah
publikasi
ilmiah
di
bidang
teknologi
intervensi
kesehatan
masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasionaldan internasional 3. ORGANISASI PELAKSANA Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh seksi program dan kerjasama. 4. PEMBIAYAAN Pembiayaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penelitian yang dilakukan dibebankan pada Anggaran seksi program dan kerjasama Balai Litbang p2B2 Banjarnegara. 5. JADWAL KEGIATAN Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan berdasarkan rencana kegiatan oleh masing-masing penanggungjawab, kemudian dilakukan rekapitulasi oleh petugas monev di seksi program dan kerjasama setiap bulannya untuk dilakukan evaluasi.
3
BAB V PENUTUP
Program Litbangkes
memerlukan proses dan waktu tidak singkat, sumber
daya yang memadai serta partisipasi seluruh komponen pengelola litbangkes dan iptekkes. Karena itu, pelaksanaan semua rencana tindak dalam Rencana Aksi Kegiatan ini, evaluasi dan penilaian perlu melibatkan semua pihak, termasuk pihak Kemenkes, instansi pengawasan/pemeriksaan pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga litbang dan iptek terkait. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara menyambut baik kerjasama nasional dan internasional, termasuk kerjasama regulasi dan bantuan teknis, dalam memperkuat kemampuan litbangkes sebagai data pendukung pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan menjadikan hasil penelitian sebagai evidence base dalam pengendalian penyakit bersumber binatang khususnya rodensia
4
EDITOR
Editor Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2010-2014 disusun berdasarkan abjad: 1. Asnan Prastawa,SKM 2. Asyhar Tunnisea,SKM.M.Sc 3. Budi Santoso,SKM.M.Kes 4. Tri Ramadhani,SKM,M.Sc
5