RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN 2010-2014
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia kesehatan sehingga Rencana Aksi kegiatan (RAK) ini dapat tersusun dengan baik. RAK Tahun 2010-2014 merupakan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan institusi. Loka Litbang P2B2 Baturaja sebagai salah satu instansi pemerintah juga mempunyai kewajiban menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2010-2014 dan diharapkan menjadi panduan dan sekaligus upaya akselerasi Loka Litbang P2B2 Baturaja mendukung Badan Litbangkes sebagai lokomotif pembangunan kesehatan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Loka Litbang P2B2 Baturaja Tahun 2010-2014 ini masih mempunyai banyak kekurangan dan belum menyajikan informasi secara lengkap, namun diharapkan RAK ini dapat memberikan gambaran tentang rencana aksi program Loka Litbang P2B2 Baturaja Tahun 2010-2014 kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sesungguhnya masih terdapat keterbatasan dalam penyusunan RAK ini. Kami mengharapkan saran-saran positif dalam penyempurnaan penyusunan RAK ini, sehingga dapat sesuai dengan yang diharapkan pembaca.
Baturaja , Desember 2011 Kepala,
Yulian Taviv, SKM, M.Si NIP 196507311989021001
2
Daftar Isi BAB I.
Pendahuluan...........................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
4
1.2 Manfaat Penyusunan .......................................................................................
5
1.3 Landasan penyusunan ......................................................................................
6
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................
8
Analisis Situasi.........................................................................................................
9
2.1 Analisis Derajat Kesehatan................................................................................
9
2.2 Analisis Perilaku Kesehatan dan Kelembagaan Sumber Daya Masyarakat.......
10
2.3 Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan.....................................................
10
2.4 Analisis Kebijakan Kesehatan di Era Desentralisasi...........................................
10
2.4 Analisis Kecenderungan Kesehatan...................................................................
11
Bab III.
Rencana Kinerja 2010-2014……………………………………………………........................
12
Bab IV.
Identifikasi Masalah Kesehatan Dan Masalah Yang Terkait Dengan Pembangunan Kesehatan.......................................................................................
15
Bab V.
Penentuan Prioritas Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja ...........................
18
Bab VI.
Program Loka Litbang P2B2 Baturaja ...........................................................
19
Bab VII.
Monitoring dan Evaluasi.........................................................................................
21
Bab VIII.
Penutup..................................................................................................................
23
Bab II.
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”, sedangkan misinya adalah: 1. 2. 3. 4.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Untuk itu salah satu Strategi Kementerian Kesehatan RI adalah ”Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Terjangkau, Bermutu Dan Berkeadilan Serta Berbasis Bukti Dengan Mengutamakan Pada Upaya Promotif Dan Preventif. Agar Hal Ini Bisa Tercapai Maka Diperlukan Data Kesehatan Baik Yang Berbasis Fasilitas Maupun Komunitas Yang Dikumpulkan Secara Berkesinambungan.” Loka Litbang P2B2 Baturaja merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbangkes Kemenkes RI yang awal berdirinya dimulai dengan kelembagaan setingkat Stasiun Lapangan dan kemudian pada tahun 1999 didirikan suatu institusi penunjang peroyek Intensified Communicable Diseases Control (ICDC). Bernama Statsiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SPLV). Agar SPLV lebih bermanfaat bagi Kabupaten maupun Propinsi diluar daerah proyek ICDC ,maka SPLV ditingkatkan perannya menjadi unit Penelitian dan Pengembangan Penyakit Bersumber Binatang dibawah Litbangkes.kemudian pada tanggal 31 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Kesehatan Depkes RI No.KP.04.04.2.2.2423,SPLV berubah nama menjadi menjadi Unit Pelaksana Fungsional – Pemberantasan Vektor dan Reservoir Penyakit (UPF-PVRP). Selanjutnya melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1406/MENKES/SK/IX/2003 ditetapkan menjadi Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumbar Binatang (Loka Litbang P2B2).pada tahun 2008 sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.895/Menkes/PER/IX/2008, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumbar Binatang diubah menjadi Loka Penelitian Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. Merujuk kepada Visi dan Strategi Program, baik kebijakan dan kegiatan program pembangunan kesehatan memerlukan dukungan penelitian dan pengembangan (litbang). Penelitian merupakan salah satu aktivitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang menjadi penyedia data/informasi/bukti untuk perencanaan pembangunan kesehatan , dan monitoring/evaluasi dari pembangunan kesehatan . Pengembangan merupakan salah satu aktivitas iptek yang memberikan suatu produk baru atau terobosan sebagai input dari pembangunan kesehatan. 4
Adanya peningkatan Anggaran Pembangunan untuk Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), semakin memperkuat perlunya kebutuhan data, informasi dan bukti sebagai basis program pembangunan. Sejak tahun 2006, Badan Litbangkes termasuk Loka Litbang P2B2 Baturaja, sudah melakukan proses restrukturisasi guna menyiapkan sumbersumber daya untuk berkreativitas dan berinovasi dalam dinamika peradaban dan iptek masa kini. Terjadi pergeseran paradigma litbangkes, yang sebelumnya bersifat pasif menjadi proaktif dan lebih fokus pada upaya mendukung unit-unit program berdasarkan kepakaran/minat yang ada, upaya penyediaan data dasar (basis data) yang progresif dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan sebagai kontribusi dalam mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan khususnya program pemberantasan penyakit tular vektor. Kecenderungan meningkatnya kasus penularan penyakit oleh vektor di Indonesia menuntut perhatian yang lebih intensif untuk keberhasilan penanganannya. Beberapa kasus penyakit tular vektor antara lain : malaria, filariasis, Rabies dan Antraks. Seringkali masa penularan penyakit tular vektor dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perilaku Masyarakat. Keadaan lingkungan iklim tropis di Indonesia merupakan faktor potensial yang mendukung berkembangnya penyakit tular vektor. Disisi lain informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan dalam upaya penanggulangan penyakit tular vektor belum memadai. Disinilah peran penting lembaga penelitian dalam penyediaan informasi yang akurat. Loka litbang P2B2 Baturaja memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai institusi yang bertugas melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang untuk wilayah Propinsi Sumatera Selatan . dengan kompleksitas masalahnya. Untuk mampu menghadapi tantangan ke depan maka disusunlah Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Loka Litbang P2B2 Baturaja . I.2 Manfaat
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan rencana aksi setingkat kelembagaan eselon IV dan turunan substansi dari Rencana Aksi Program (RAP) Badan litbangkes sedangkan RAP merupakan turunan substansi dari RPJMN 2010-2014 dan Rencana Strategis Kemenkes 2010-2014. Rencana Aksi Kegiatan memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan institusi. Kemampuan yang dimaksud adalah membantu daerah dalam penyediaan data dan informasi yang akurat dalam mendukung Pengendalian penyakit bersumber binatang dalam rangka mempercepat pencapaian Visi Pembangunan di daerah. Rencana Aksi Kegiatan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan.
5
Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi litbang prasyarat dan litbang evaluasi untuk program Kemenkes selama 2010-2014. Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes.
1.3. Landasan Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut: 1) Landasan Ideal: Pancasila Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini, Program Litbangkes merupakan salah satu upaya pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi TUHAN. 2) Landasan Konstitusional: UUD 1945 UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi. 3) Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d Keputusan Menteri Kesehatan dan Kebijakan Kepala Badan Litbangkes mengenai manajemen litbang dan iptek, yaitu: 1) UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 2) UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian dan Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. 4) UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 5) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 6) UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 7) UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. 8) UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publikasi 9) UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 10) PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 11) PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 12) PP No. 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Litbang oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang. 6
13) PP No. 21 Tahun 2005 Tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. 14) PP No. 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 15) PP No. 41 Tahun 2006 Tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Litbang Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Litbang Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing. 16) PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 17) Perpres No. 24 Tahun 2010 Tentang Pengaturan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 18) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 19) Permenristek No. 4 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaporan Kekayaan Intelektual, Hasil Kegiatan Litbang dan Pengelolaannya. 20) Permen PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 21) Permenkes No. 1144 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 22) Peraturan Menteri Kesehatan No. 894/Menkes/Per/IX/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. 23) Kepmenkes No. 937 Tahun 1998 Tentang Komite Nasional Jaringan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 24) Kepmenkes No. 1179 A Tahun 1999 Tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 25) Keputusan Kepala LANRI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 26) Kepmenkes No. 145 Tahun 2007 Tentang Pedoman Bencana. 27) Kepmenkes No. 732 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Kegiatan Litbangkes. 28) Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional. 29) Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025. 30) Kepmenkes No. 160 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. 31) Kepmenkes No. 267 Tahun 2010 Tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat. 32) Dr. dr. Trihono, MSc, (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta.
7
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Aksi Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja ditulis dengan sistematika sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
ANALISIS SITUASI
BAB III.
RENCANA KEGIATAN 2010-2014
BAB IV.
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
BAB V.
PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA
BAB VI.
PROGRAM LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA
BAB VII.
MONITORING DAN EVALUASI
BAB VIII.
PENUTUP
8
BAB II ANALISIS SITUASI
2.1 Analisis Derajat Kesehatan Secara umum program dan kegiatan yang dilaksanakan adalah untuk mendukung sasaran strategis Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan dapat menghasilkan teknologi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kontribusi hasil-hasil penelitian dan pengembangan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Loka Litbang P2B2 Baturaja
menetapkan indikator kinerja yaitu jumlah produk hasil penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan. Penetapan indikator ini mengacu pada RPJMN 2010-2014 dan Renstra Kemenkes 2010-2014
TARGET PENCAPAIAN IPM DAERAH KESEHATAN
PENDIDIKAN
EKONOMI (Daya Beli)
(DERAJAT KESEHATAN) PEL AYAN AN
LINGKUNG AN
PERILAKU
GENETIK
KESEHAT AN 20%
45%
30%
5%
KONTRIBUSI POTENSIAL LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA
9
Beberapa masalah potensial di wilayah propinsi Sumatera Selatan antara lain: • Penyakit menular masih menjadi masalah. • Faktor yang berperan dalam transmisi penyakit didominasi oleh lingkungan dan perilaku. • Upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit menular membutuhkan informasi yang akurat. • Peranan Loka Litbang P2B2 Baturaja dirasakan belum optimal. 2.2 Analisis Perilaku Kesehatan dan Kelembagaan Bersumber Daya Masyarakat Analisa perilaku kesehatan yang berkaitan dengan konsep sehat – sakit dan kepercayaankepercayaan tentang kesehatan di masyarakat, tergambar bahwa kondisi geografis yang masih banyak daerah endemis. Terdapat pula kegiatan masyarakat yang belum sesuai dengan pola hidup sehat, keadaan ini berpotensi sebagai faktor terjadinya transmisi Penyakit Bersumber Binatang. Hal lain yang memperberat keadaan adalah masih adanya persepsi yang keliru di masyarakat tentang penyakit tular vektor. 2.3
Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Sistem kesehatan kesehatan di Indonesia yang menempatkan Puskesma sebagai ujung tombak pelaksanaan program kesehatan, tidak selalu sejalan dengan kebijakan pemerintah. Beberapa permasalahan muncul karena konsep otonomi daerah yang tidak sepenuhnya sejalan dengan sistem kesehatan nasional. Sebagai suatu sistem program P2B2 dapat dilihat melalui pendekatan sistem yaitu adanya input, proses dan output. Input dalam program P2B2 berupa sarana, tenaga dan dana. Sarana yang terlibat dalam program P2B2 meliputi jumlah Pukesmas, Pustu dan lainnya. Sarana yang tersedia tidak selalu dapat diakses oleh masyarakat karena faktor biaya, jarak, pola pencarian sarana kesehatan dan pengetahuan tenaga medis atau masyarakat. Tenaga pelaksana kegiatan P2B2 meliputi pengelola program, mikroskopis, Entomologis dan lainnya. Permasalahan tenaga diantaranya terdapat pengurangan tenaga karena pensiun atau alih tugas . Pelayanan kesehatan yang disediakan masih belum semuanya bisa diakses oleh masyarakat. Permasalahan yang muncul antara lain bagi penderita malaria di daerah terpencil. Masalah yang berkaitan dengan penyakit filaria adalah kondisi kejiwaan penderita yang cenderung enggan berobat. 2.4
Analisis Kebijakan Kesehatan di Era Desentralisasi
Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan otonomi daerah menimbulkam beberapa implikasi dalam bidang kesehatan. Banyak sisi positif dari kebijakan ini, namun ada juga permasalahan yang timbul misalnya kemampuan daerah yang tidak sama dalam melaksanakan program kesehatan. Kekekurangan lain yang masih perlu perbaiki adalah pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Belum semua pemerintah daerah memiliki pemahaman fungsi pelayanan kesehatan, sebagai contoh anggapan sarana pelayanan kesehatan sebagai ”mesin” penghasil PAD.
10
2.5
Analisis Kecenderungan Kesehatan
Penyakit tular vektor masih menjadi masalah yang nyata dalam bidang kesehatan di Propinsi Sumatera Selatan . Beberapa diantaranya menunjukkan kecenderungan meningkat di banding saat sebelumnya.
11
BAB III RENCANA KEGIATAN 2010-2014 Sasaran Kinerja Utama Badan Litbangkes adalah meningkatkan Kwalitas Penelitian,Pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator Kinerja Utama Jumlah Penelitian yang di proses dalam HAKI yang targetnya adalah 2 output setiap Tahun.Dalam mendukung sasaran kinerja utama badan Litbangkes tersebut,Loka Litbang P2B2 Baturaja memiliki indikator kegiatan utama Yaitu: Jumlah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat,dan Jumlah Publikasi Ilmiah pada program Penelitian dan pengembangan Kesehatan.sasaran yang akan di hasilkan dari kedua Indikator kegiatan utaman ini yaitu: 1.Meningkatnga kwalitas penelitian dan pengembangan Teknologi intervensi Kesehatan Masyarakat. 2.Meningkatnya Meningkatnya Jumlah Publikasih Ilmiah pada program penelitian dan pengembangan kesehatan. Kedua kegiatan utama Loka Litbang P2B2 Baturaja dalam mencapai outputnya memiliki indikator.indikator ini merupakan tolak ukur dalam pencapaian output ,sehinnga dengan indikator ini terlihata bagaiman output tersebut akan tercapai. 3.1.Penelitian dan pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Strategi dan langkah yang tepat dan fokus diperlukan dalam upaya mencapai tujuan serta sasaran yang ditetapkan dalam pembangunan. Strategi yang dilakukan antara lain : 1. Penelitian dilaksanakan secara lintas sektor dengan melibatkan multidisiplin ilmu dukung peran serta masyarakat termasuk swasta. 2. Identifikasi dan perumusan masalah penelitian dilakukan dengan kerjasama aktif antara peneliti dan pelaksana program di berbagai tingkat administrasi dan teknologi dalam bidang pengendalian penyakit bersumber binatang. 3. Membangun dan menciptakan kemitraan/jejaring kerja. 4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengendalian penyakit bersumber binatang. 5. Pengembangan mutu, jumlah dan karier peneliti secara dinamis untuk mendukung percepatan upaya alih teknologi maupun upaya kemandirian. Penelitian dan pengembangan kesehatan ditujukan untuk menghasilkan output kegiatan berupa jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dan jumlah publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif. 3.2. Publikasi Ilmiah Mendorong peneliti maupun litkayasa untuk mengirimkan karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian maupun telaah pustaka ke berbagai jurnal/media ilmiah nasional/internasional yang terakreditasi maupun yang belum terakreditasi.
12
MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN 2010-2014
TARGET NO
PROGRAM/ KEGIATAN
OUTCOME/ OUTPUT
INDIKATOR
2010 2011
2012
REALISASI 2013 2014
2010
2011
2012
2013
UNIT ORGANI SASI 2014 PELAKSA NA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5
6
7
8
1
Penelitian dan Pengemban gan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Meningkatn ya penelitian dan pengemban gan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe /standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat
2
2
2
2
1
100%
100%
100%
100%
100% Loka Litbang P2B2 Baturaja
9
a. Nasional
1
2
2
2
2
100%
100%
100%
100%
b. Internasional
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100 % 0
2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik:
13
10
Perlu dijelaskan pada Tabel 3.1 diatas penelitian yang dimaksud dalam rencana aksi adalah semua penelitian yang dilaksanakan di Loka Litbang P2B2 Baturaja yang dibiayai dari DIPA Satker Loka Litbang P2B2 Baturaja . Termasuk publikasi adalah semua bentuk publikasi nasional/ internasional baik yang sudah terakreditasi maupun yang belum terakreditasi. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi, kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman serta isu-isu strategi. Dalam rencana strategi disusun suatu visi, misi, tujuan, kebijakan program dan sasaran yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Loka Litbang P2B2 Baturaja dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan diatas maka ditetapkan Visi Loka Litbang P2B2 Baturaja adalah a.
Visi Pemberi informasi iptek dan pengembang utama sumber daya manusia yang handal dalam pengamatan dan kajian vektor, bionomiknya (perilaku) serta cara pengendalian vektor penyakit bersumber binatang di wilayah regional Sumatera
b.
Misi - Menghimpun, mengkaji, mengembangkan, dan menyebarkan informasi iptek tentang vektor, bionomik dan dinamika penularan penyakit bersumber binatang; - Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam bidang pengamatan dan pengajian vektor, dan dinamika penularan serta cara pengendalian vektor penyakit; serta - Menggalang dan mengembangkan kemitraan lintas program dan sektor terkait dalam pengamatan dan pengkajian vektor serta dinamika penularan penyakit.
c.
Tugas Melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.
d.
Fungsi 1) Penyusunan rencana dan program penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. 2) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya. 3) Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya. 4) Pengembangan metode dan tehnik pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya 5) Pelaksanaan kerjasama dan pelatihan penelitian dan pengembangan serta pengembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pengendalian penyakit bersumber binatang 6) Evaluasi dan penyusunan laporan
14
7) Memberikan rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi tentang pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan 8) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Loka e. Tujuan dan Sasaran 1.Tujuan Tersedianya sumber daya manusia profesional yang didukung oleh sarana dan prasarana, serta tersedianya informasi iptek yang handal tentang vektor dan dinamika penularan penyakit di seluruh wilayah endemis dan potensial. 2.Sasaran Sesuai dengan Rentan Waktu Rencana Startegi Kementrian Kesehatan 20102014,maka tahun 2012 merupakan Tahun ketiga pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran Program dan kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja . Sasaran output Loka Litbang P2B2 Baturaja adalah meningkatnya kualitas penelitian dan pengembangan di bidang pengamatan dan pengajian vektor, dan dinamika penularan serta cara pengendalian vektor penyakit, yaitu masalah-masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat, terutama ditujukan pada penyakit-penyakit tular vektor diantaranya adalah Malaria, DBD, Filariasis, Chikungunya yang endemis.
15
BAB IV Identifikasi Masalah Kesehatan Dan Masalah Yang Terkait Dengan Pembangunan Kesehatan Beberapa permasalahan yang masih ditemui berkaitan dengan penanganan masalah penyakit tular vektor antar lain: a. Aspek vektor Terdapat kecenderungan vektor menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan. Selain itu dosis efektif yang sesuai untuk masing-masing permasalahan terkait pengendalian vektor masih minim informasinya. Informasi mengenai keberadaan vektor, aspek bionomik, habitat, dinamika populasi, dan pola penyebarannya belum semuanya tersedia dengan memadai. Selain itu pengendalian vektor yang efektif sesuai dengan kondisi tiap lokasi belum cukup terdokumentasi. b. Aspek epidemiologi Faktor risiko penularan penyakit tular vektor di beberapa daerah endemis (malaria, filariasis,Antraks,Rabies), belum diketahui dengan pasti karena dukungan epidemiologi lapangan belum lengkap pada semua aspek. Faktor risiko penularan ini diperlukan untuk melakukan pencegahan dan atau perluasan penularan supaya tidak menjadi kejadian luar biasa, dengan melakukan kegiatan antisipasi terhadap faktor risiko yang dominan. c. Keterbatasan Sumber Daya Sumber daya yang diperlukan untuk upaya pengendalian penyakit bersumber binatang meskipun terus diupayakan peningkatan kualitas dan kuantitasnya namun masih terasa belum mencukupi, terutama tenaga yang terampil di bidang pengendalian P2B2. Demikian pula dengan ketersediaan sarana dan biaya juga dirasakan masih belum optimal. d. Organisasi dan Manajemen Secara lintas sektoral, lintas program dan lintas batas kerjasama atau koordinasi yang ada dirasa belum mencukupi sebagai upaya menyeluruh dalam usaha meminimalkan dampak negatif dari P2B2. Identifikasi Masalah yang Terkait dengan Kesehatan 1. restrukturisasi organisasi kesehatan Diharapkan mampu menghasilkan organisasi yang ramping namun mampu menyelesaikan masalah. Disisi lain tampaknya masih perlu adanya seksi khusus yg menangani masalah P2B2 di kabupaten/kota dan propinsi. Diharapkan keberadaan Loka litbang P2B2 Baturaja dapat mendukung penanganan masalah yang masih timbul.
16
2. Manajemen dan pengembangan SDM Beberapa masalah yang timbul dalam aspek manajemen dan pengambangan SDM adalah berkurangnya tenaga terampil ataupun yang baru karena alih tugas atau pensiun. Disisi lain regenerasi tenaga baru relatif sedikit dibandingkan kebutuhan yang ada. 3. Kegiatan P2B2 terkait program. Kegiatan Loka P2B2 dalam batas tertentu masih belum selaras dengan kebutuhan program (terpisah, belum melekat dengan program). Idealnya terdapat upaya sinergis antara kedunya. 4. Perundangan & legislasi Aspek legal belum mampu mendukung sepenuhnya bagi upaya yang berkaitan dengan penanganan masalah yang terkait dengan P2B2. 5. Akuntabilitas publik Masih terdapat anggota masyarakat kurang proporsional dalam menyikapi permasalah terkait penanganan P2B2. 6. Mobilisasi sumber dana Bidang kesehatan secara umum dan masalah terkait dengan P2B2 belum menjadi sentral pembangunan & pengalokasian anggaran. Dukungan anggaran masih sebatas kebijakan hukum yang belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. 7. Dukungan pemda Kontribusi Loka Litbang P2B2 Baturaja bagi Pemerintah provinsi Sumatera Selatan masih sangat berpeluang untuk lebih ditingkatkan, mengingat selama ini intensitas interkasinya belum optimal.
17
BAB V Penentuan Prioritas Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan ada beberapa pertimbangan yang ada dapat dijadikan acuan, yaitu; 1. Besaran masalah ( magnitude); menggambarkan seberapa banyak penduduk yang terkena (prevalence/incidence penyakit) 2. Kepedulian lingkungan (community & political concern) 3. Ketersediaan sumber daya (affordability) terutama keberadaan sumber dana Dengan memperhatikan prioritas masalah di atas maka kegiatan penelitian yang diutamakan adalah; 1. Penelitian epidemiologi. Kegiatan penelitian yang meliputi survai faktor risiko penularan yang meliputi host, agent dan environment dia daerah dengan kesakitan penyakit tular vektor. Dari analisis terhadap data terkumpul, diharapkan diperoleh faktor risiko penularan 2. Penelitian Faunistik,Taksonomi dan populasi Kegiatan berupa inventarisasi fauna dan vektor Penyakit Bersumber Binatang didaerah endemis dan dinamika populasinya dan pola penyebarannya. 3. Penelitian Bioekologi Kegiatan berupa survey bionomik, ekologi vektor periodisitas aktifitas vektor dan karakteristik tempat perindukan 4. Inkriminasi dan konfirmasi vektor Kegiatan berupa penentuan vektor dari berbagai Penyakit Bersumber Binatang dan konfirmasi vektor Penyakit Bersumber Binatang didaerah endemis. Untuk mendukung dan menjamin terlaksananya kegiatan diatas maka perlu dukungan menejemen yang handal. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan upaya pemantapan manajemen Loka yang efektif dan efisien, antara lain berupa; 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rencana Penyediaan Tenaga Rencana Penyediaan Sarana dan Prasarana Rencana Penyediaan Alat Rencana program dan Kerjasama Rencana Pelatihan Rencana Pendidikan Lanjutan
18
BAB VI Program Loka Litbang P2B2 Baturaja
6.1.
Rencana Kegiatan Tahun 2010-2014
No. I.
Kegiatan
Tahun 2010
Tahun 2011
Penelitian/survai Sistem Survailans Malaria di 1 Prop Sumsel 2
3 4 5 6 7 8 9 10
Analisis Program Pengendalian,pada vektormalaria pada era Otonomi Pameran Produk Litbang Inter vensi laboratorium/sample untuk permasalahan kesehatan Studi populasi vektor Studi Bionomik vektor Pengembangan SDM Pemetaan dan Bio Vektor Malaria Study Endemitas dan Faktor resiko kejadian filariasis Identifikasi Vektor Malaria
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V V
V V V
V
V
V
V V
V V V
V V
II. 1 2 3 4
Pelatihan Epidemiologi Pelatihan Parasitologi Pelatihan Entomologi Pelatihan Administrasi
V V V V
Diseminasi hasil litbang Pertemuan ilmiah Publikasi Lokakarya Kerjasama/kemitraan 1 Lintas sector 2 Lintas program VIII Kelembagaan
V V V V
III IV V VI VII
V V
19
V V V
V V V V
V V
V V
Pengembangan Jejaring Penelitian Kesehatan
Jejaring penelitian yang hendak dikembangkan mengacu kepada konsep Jejaring P2B2 dengan pendekatan Cross cutting resources sharing. Kegiatannya berupa; 1. 2.
Mengusulkan penggunaan web loka masuk ke web balitbangkes dengan catatan harus meng up date data oleh masing-masing loka Melakukan jejaring Loka dalam Digital library dengan PAU.
20
BAB VII MONITORING DAN EVALUASI
Badan Litbangkes sebagai Pembina dan Pengawas Litbangkes sesuai PP No. 39 tahun 1995 tentang Litbangkes, tidak berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya pihak-pihak terkait yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan. Untuk itu dalam rangka monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RAP Loka Litbang P2B2 Baturaja , selain penguatan fungsi pengawasan secara internal juga dari pusat pengampu yaitu Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dan Badan Litbangkes sebagai satker utama. Pedoman monev tersebut dapat juga digunakan oleh seluruh jajaran instansi/lembaga pemerintahan yang mempunyai kaitan dalam kegiatan sebagaimana tertuang dalam dokumen RAP ini. Sebagaimana tertuang dalam matriks-matriks, monev diarahkan pada penilaian capaian indikator kinerja output dan outcome. Monev dilakukan baik secara internal oleh Loka Litbang P2B2 Baturaja , Pusat Pengampu dan Sekretariat Badan Litbangkes. Adapun bagan mekanisme monev untuk keterlibatan pihak internal dan eksternal adalah sebagai berikut:
MONITORING Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring litbangkes adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap litbangkes diharuskan membuat laporan kemajuan (progress report) secara berkala, yaitu 3-4 bulan. Tiap litbangkes hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan sekaligus sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses litbangkes agar berlangsung secara efektif dan mencapai hasil sesuai yang direncanakan. EVALUASI Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi litbangkes berarti upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil litbangkes untuk menilai kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali informasi yang berkait dengan pelaksanaan dan hasilnya sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan lebih lanjut.
21
Keluaran dari litbangkes adalah meliputi: 1) Laporan penggunaan uang. 2) Laporan hasil. 3) Set data. 4) Naskah publikasi ilmiah. 5) Usulan HKI (bagi litbangkes yang sudah sejak awal berproses ke HKI).
PENGORGANISASIAN PELAKSANA Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala Loka Litbang P2B2 Baturaja . Koordinasi pelaksanaan oleh Sekretaris Badan Litbangkes. Pembiayaan monev dibebankan pada Anggaran Badan Litbangkes pada tahun berjalan. Monev dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data berlangsung.
22
BAB VIII Penutup
Dengan telah tersusunnya konsep rencana aksi program Loka Litbang P2B2 Baturaja diharapkan lebih meningkatkan perkembangan dan kontribusi yang mampu diberikan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah memungkinkan tersusunya konsep rencana aksi program ini. Masukan serta saran konstruktif senantiasa diharapkan untuk perbaikan lebih lanjut.
23