RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B 2 B ANJARNEGARA T AHUN 2015 - 2019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA JL.SELAMANIK NO 16 A BANJARNEGARA Telp (0286) 594972, 5803088 Email :
[email protected] [email protected]
DAFTAR I SI KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2 DAFTAR ISI............................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4 A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 4 B. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA................................................................................... 5 C. PENGERTIAN ....................................................................................... 6 D. LANDASAN PENYUSUNAN ..................................................................... 7 E. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................... 9 BAB II ANALISIS sItuasi .......................................................................... 10 BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN NILAI BALAI LITBANG P2B2 ......................... 26 BAB IV RENCANA KEGIATAN 2015-2019 ................................................... 28 BAB V INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN ................... 33 BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN ...................................................... 34 1. Pemantauan (Monitoring) ................................................................... 35 2. Evaluasi ............................................................................................ 35 3. Organisasi Pelaksana ......................................................................... 36 4. Pembiayaan ...................................................................................... 36 5. Jadwal Kegiatan................................................................................. 36 BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 37 EDITOR .................................................................................................. 38
3
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan di bidang tehnologi dewasa ini disamping berdampak positif bagi
pembangunan,
juga
meninggalkan
dampak
negatif
terhadap
lingkungan fisik, biologis dan sosial. Ledakan penduduk, pencemaran lingkungan dan penebangan hutan menyebabkan reservoir dan vektor penyakit mendekati manusia. Menjelang abad 20 terjadi perubahan pola dan keganasan penyakit yang bersumber binatang. Penularannya yang semakin meluas (dibantu oleh kemudahan transportasi), reservoir dan vektor mudah menjangkau komunitas dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit endemik dengan prevalensi tinggi dan kecenderungan meningkat diantaranya malaria, DBD, chikungunya, flu burung, filariasis dan leptospirosis. Sementara penyakit yang terbatas penyebarannya dan ada kemungkinan muncul kembali antara lain pes, rabies,antrak dll Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah
peningkatan
akses
masyarakat
terhadap
kesehatan
yang
berkualitas, yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
(Litbangkes).
Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai
Penelitian
dan
Pengembangan
Pengendalian
Penyakit
Bersumber Binatang. Adapun tugas pokoknya melakukan Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) dan mempunyai fungsi sebagai penyusun rencana dan program litbang P2B2 sesuai dengan ekosistimnya,
penentuan
karakteristik
epidemiologi,
pengembangan
metode dan tehnik P2B2, pelaksana kerjasama dan pelatihan litbang serta pengembangan jaringan informasi Iptek P2B2, evaluasi dan penyusunan laporan dan pelaksanaan urusan ketatausahaan serta kerumahtanggaan Balai.
4
Besarnya
tugas
Banjarnegara,
yang
akan
harus diemban
dapat
tercapai
oleh
dengan
Balai
baik
Litbang
apabila
P2B2
didukung
anggaran memadai, SDM yang tangguh, cekatan dan mempunyai dedikasi yang
tinggi
terhadap
Litbang
serta
sarana
dan
prasarana
(laboratorium,ruang kerja, perpustakaan, peralatan, kendaraan) dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, dengan demikian diperlukan suatu pedoman dalam bentuk rencana aksi kegiatan (RAK) untuk menentukan arah pengembangan Balai dapat
memberikan
Banjarnegara
di masa mendatang Melalui RAK diharapkan
tambahan
masukan
dalam menentukan
arah
bagi
Balai
Litbang
pengembangan
P2B2
institusi dan
pelaksanaan kegiatan penelitian yang mendukung kebijakan kesehatan (evidence based policy) di tingkat propinsi maupun kabupaten. RAK tahun 2015-2019 ini merupakan perubahan dan pengembangan dari Master Plan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sehubungan dengan adanya
peningkatan
status
kelembagaan
dari
Balai menjadi Balai,
sehingga diperlukan penyesuaian dengan struktur organisasi yang baru. B. MANFAAT
RENCANA
AKSI
KEGIATAN
BALAI
LITBANG
P2B2
BANJARNEGARA Rencana Aksi kegiatan (RAK) merupakan turunan substansi litbangkes dari RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019. RAK juga merupakan upaya untuk mendukung RAP Badan Litbangkes sejak Proses Restrukturisasi. RAK
memiliki
jangka
waktu
5
(lima)
tahun,
berguna
untuk
memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi hasil penelitian dalam menyusun kebiajakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan serta menjawab permasalahan di setiap daerah selama 2015-2019. Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes.
5
C. PENGERTIAN Pengertian ini dimaksudkan untuk memberikan kesamaan pemahaman dalam membaca dan mengimplementasikan RAK Balai litbang P2B2 Banjarnegara 2015-2019. Beberapa pengertian dimaksud, menurut abjad, yaitu: Aktivitas iptek: Semua kegiatan sistematis dari produksi, pemajuan, diseminasi dan penerapan dari pengetahuan ilmiah dan teknis di semua bidang iptek Diklat iptek: semua kegiatan pendidikan dan pelatihan iptek (non pendidikan
tinggi/universitas)
untuk
pengembangan
keilmuan
dan
kepakaran ilmuwan Formula: susunan atau bentuk tetap atau rumus yang dihasilkan dari litbangkes untuk pengembangan teknologi Indikator kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan Input: segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya Layanan
iptek:
Kegiatan
yang
terkait
dengan
penelitian
dan
pengembangan dan berkontribusi terhadap produksi, diseminasi dan penerapan pengetahuan ilmiah dan teknis Kajian: hasil dari proses kaji/analisis terhadap area utama litbang dalam rangka memberikan rekomendasi Model
intervensi:
pola
intervensi
dari
hasil
litbangkes
untuk
pengembangan kebijakan, program dan kegiatan Output: segala sesuatu berupa barang/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan Outcome: segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya luaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
6
Penelitian dan pengembangan kesehatan: pekerjaan kreatif yang dilakukan dengan metode ilmiah dan etika dalam rangka meningkatkan stok
pengetahuan,
termasuk
pengetahuan
manusia,
dan
budaya
masyarakat, serta penggunaan stok pengetahuan untuk merancang aplikasi baru dalam pembangunan kesehatan Prototipe: disain alat dari hasil litbangkes yang masih tahap ujicoba Standar: ukuran jumlah atau mutu sebagai patokan dalam manajemen litbangkes D. LANDASAN PENYUSUNAN Rencana
Aksi
Kegiatan
Balai
Litbang
P2B2
direncanakan,
diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut. 1. Landasan Ideal: Pancasila Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini, Program Litbangkes merupakan salah satu upaya pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi TUHAN. 2. Landasan Konstitusional: UUD 1945 UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi 3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d Keputusan Menteri Kesehatan dan Kebijakan Kepala Badan Litbangkes mengenai manajemen litbang dan iptek, yaitu: a. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan b. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik c.
UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
7
d. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional e. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah f.
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
g. UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian Dan Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi h. UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta i.
PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
j.
PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
k. Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah l.
Permen PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
m. Kepmenkes No. 160 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 n. Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 o. Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional p. Kepmenkes No. 732 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Kegiatan Litbangkes q. Keputusan Kepala LANRI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah r.
Dr. dr. Trihono, MSc, (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta.
s.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor.
920/Menkes/Per/V/2011
tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 8
E. SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Aksi Program Litbangkes ditulis dengan sistematika sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II. ANALISIS SITUASI BAB III. TUGAS DAN FUNGSI BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA BAB IV. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA BAB V.
INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN
BAB VI. PENUTUP LAMPIRAN: Matriks RAK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Tahun 2015-2019 DAFTAR PUSTAKA EDITOR
9
BAB II ANALI SI S SI TUASI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Balai Litbang P2B2 Banjarnegara bermula dari adanya proyek
Intensification
of
Communicable
Disease
Control
–
Asian
Development Bank (ICDC-ADB) yang dimulai pada tahun 1998, yaitu suatu proyek Intensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular (IPPM) yang meliputi penyakit Malaria, ISPA, TBC dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Proyek ICDC-ADB ini dilaksanakan di enam provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan,
Sulawesi
Tengah
dan
Nusa
Tenggara
Timur.
Proyek
ini
terdistribusi pada 21 Kabupaten di enam provinsi tersebut. Untuk menunjang upaya menurunkan kejadian malaria di daerah ICDC-ADB maka dibangun institusi penunjang proyek bernama Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV) di enam Provinsi. Di Provinsi Jawa Tengah, SLPV ini berkedudukan di Kabupaten Banjarnegara dengan Annual Parasite Incidence tertinggi pada saat itu dibandingkan empat kabupaten pelaksana proyek ICDC-ADB lainnya di Jawa Tengah yaitu : Banjarnegara, Jepara, Kebumen, dan Pekalongan. SLPV ini secara operasional bertanggungjawab kepada Departemen
Kesehatan
bertanggungjawab
kepada
Kanwil
Provinsi Jawa Tengah dan secara teknis Kepala
Direktur
Pemberantasan
Penyakit
Bersumber Binatang. SLPV Banjarnegara mulai beroperasi tanggal 15 Agustus 1999 yang menempati rumah kontrakan di Jalan Al Munawaroh No. 11 Banjarnegara sampai dengan bulan September 2000. Gedung baru kemudian dibangun di atas tanah Pemda Banjarnegara dengan luas tanah 1360 m2. Pembangunan gedung mulai tanggal 6 Januari 2000 dan selesai tanggal 3 Mei 2000. Kemudian baru ditempati sejak tanggal 14 September 2000. Dengan Pemerintahan
diberlakukannya Daerah, SLPV
UU
No.
22
Tahun
tidak diintegrasikan
1999 ke
tentang
dalam Dinas
Kesehatan Kabupaten maupun Dinas Kesehatan Provinsi tetapi masih merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat, dibawah Badan Litbangkes bernama UPF-PVRP. Hal ini dimaksudkan agar SLPV dapat bermanfaat 10
lebih luas bagi kabupaten/provinsi lain di luar Jawa Tengah. Dengan berakhirnya Proyek ICDC-ADB aset UPF-PVRP yang ada di Provinsi harus diberdayakan. Untuk itu oleh Badan
Litbangkes dan dibantu oleh Ditjen PPM-PL
diusulkanlah kelembagaan UPF-PVRP kepada Menpan. Dengan persetujuan Menpan,
Menteri
Kesehatan
dengan
SK
Nomor
1406/MENKES/SK/IX/2003, tanggal : 30 September 2003
:
menetapkan
kelembagaan UPF-PVRP di enam Provinsi menjadi Balai Litbang P2B2.
B. Kedudukan Pada
tahun
Banjarnegara
2011
berubah
berdasarkan
status menjadi
Keputusan
kelembagaan Balai
Balai
Litbang
Menteri
Litbang
P2B2
P2B2
Banjarnegara
Kesehatan
Nomor
920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 5 Mei 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai
Penelitian
dan
Pengembangan
Pengendalian
Penyakit
Bersumber Binatang. Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas, yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
C. Sumber Daya 1. Ketenagaan Untuk
melaksanakan tugas
dan
fungsinya,
Balai
Litbang P2B2
Banjarnegara sampai saat ini memiliki sumber daya manusia sebanyak orang (46 orang PNS/CPNS dan 20 orang honorer) terdiri dari :
N o 1 2 3 4 5
Tabel 1 Komposisi pegawai di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara (PNS,CPNS dan Honorer) Tahun 2015 Jenjang Pendidikan Golongan Nama Pegawai I II III IV SMP SMA D3 S1 S2 Budi Santoso,SKM,M.Kes √ √ Sunaryo, SKM √ √ Tri Ramadhani, SKM,M.Sc √ √ Jarohman Raharjo, SKM √ √ Bina Ikawati, SKM √ √ 11
N o 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Nama Pegawai Tri Wijayanti, SKM AsyharTunissea, SKM,M.Kes Rr.Anggun Paramita , SKM Diah Widiastuti, S.Si Dewi Marbawati, S. Si Zumrotus Sholichah, SKM Tri Isnani, S. Sos Eti Supeni, SE Gunawan Hari Cahyadi, SE Rahmawati, S.Si Asnan Prastawa Nur Sholihatin Dwi Priyanto, S.Si Dewi Puspita Ningsih, SKM Nova Pramestuti, SKM Bondan Fajar Wahyudi Novia Tri Astuti Hari Ismanto Adil Ustiawan Yuswanto Agung Puja Kesuma, SKM Dian Indra Dewi Mohamad Umar Yusup Pisesa Restu Widarani Endang Setiyani Ratih Sulistiyanti Puji Astuti Ulfah Farida Trisnawati Tri Setiyowati Margono Edi Surahman Sumarwoto Moh. Isdiyanto drh Corry Laura JS (PNS) Eva Lestari, SKM (PNS) Heni Herawati, SE (PNS) Andri Wahyu P,S.Sos (CPNS) Vina Yuliana,A.Md.KL (CPNS) Isya Fikria K,A.Md.AK(CPNS) Nuri Alfino Q, A.Md.AK(CPNS) Somsiah,A.Md (CPNS) Diah Fitri Rahayu Ady Wicaksono Prasetyo Wahyuning Nuraeni Rini Widayanti Priya Setiya Adi
I
Golongan II III IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
Jenjang Pendidikan SMP
SMA
D3
S1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √
-
√ √ √ √ -
-
√ √ √
-
√ √ √ √ √ 12
S2 √ √ √ √
N o 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Nama Pegawai
I 1
Barata Wella Ardhany Su’ud Al Huda Sigit Priyosuseno Amin Saefurrochman Salis Wagianto Dwiyatno Adi Purnomo Surakhman Tri Haryadi Nur Hidayatullah Sulistiyanti Eni Murwati Endang Sukasih Erfan Widiantoro Dedi Setiadi Yazid Durrohman Jumlah
Golongan II III 11 28
Jenjang Pendidikan IV 1
SMP
1
SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4
D3
S1
S2
14
18
8
Tabel 2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Menurut Jabatan Tahun 2015 Fungsional Sub Bagian/Seksi Peneliti Litkayasa
Struktural
Staf
Jumlah
Ka Balai
-
-
1
-
1
Sub Bagian TU
-
-
1
12
13
Seksi PKS
1
-
-
4
5
Seksi Yanlit
8
5
-
14
27
9
5
2
30
46
Jumlah
2. Sarana Prasarana
a. Gedung Kantor 1) Gedung Kantor A (Gedung Baru) Gedung kantor A seluas 296,4 m2 dibangun pada tahun 2010, terdiri atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari ruang Kepala Balai, ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, ruang sekretaris pimpinan, dan ruang staf administrasi. Sedangkan 13
lantai dua terdiri dari ruang Kepala Seksi dan staf program dan kerjasama, ruang Kepala Seksi dan staf pelayanan penelitian, dan ruang peneliti. 2) Gedung Kantor B (Gedung Lama) Gedung
kantor
B
perpustakaan, ruang
seluas
kelas,
376
m2
ruang arsip,
terdiri
dari
ruang
ruang
pengadaan
barang/jasa, rearing nyamuk, dapur dan rumah dinas. a) Ruang kelas Ruang Kelas Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berukuran 56,7 m2 dengan kapasitas 60 orang, dilengkapi dengan AC, terdapat 60 kursi dan meja. b) Perpustakaan Perpustakaan menyediakan buku-buku referensi untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dengan jumlah koleksi 654 judul buku 859 eksemplar, serta 319 judul buletin/majalah 349 eksemplar. c) Rumah Dinas : untuk Kepala Balai Litbang, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Program dan Kerjasama
b. Gedung Laboratorium Terpadu Gedung laboratorium terpadu seluas 564 m2 dibangun pada tahun 2010 terdiri atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari Instalasi
Rodentologi,
Parasitologi,
Entomologi,
Bakteriologi.
Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang teknisi, ruang diskusi dan ruang kendali IT, serta instalasi Epidemiologi, GIS dan Statistik. 1) Instalasi Parasitologi Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, dengan 3 set meja kursi pegawai, 2 buah lemari penyimpanan dan 14 buah kursi laboratorium. Sarana pendukung di instalasi parasitologi antara lain : a) Mikroskop Compound Teaching (Nikon ECLIPSE 50i),1 buah b) Mikroskop Compound dengan kamera (Nikon ECLIPSE 50i), 1 buah 14
c) Mikroskop Coumpond (Nikon ECLIPSE E 100), 3 buah d) Mikroskop Disecting (Nikon SMZ745T), 1 buah e) 1 unit PC beserta perangkatnya 2) Instalasi Entomologi Ruang praktikum entomologi Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 2 set
meja
kursi
penyimpanan
pegawai,
dari
kayu.
2
filling
Sarana
cabinet
dan
pendukung
3
di
lemari instalasi
entomologi antara lain : a) Mikroskop dissecting (SMZ 745T, SMZ 1000) b) Mikroskop compound (E100) c) Mikroskop Stemi DV 4 d) Alat dan bahan survey nyamuk e) Succeptibility test kit f)
Alat pendukung rearing nyamuk
g) Replika nyamuk Anopheles dan Aedes h) Spray can 2 buah i)
Swing fog 1 unit
j)
Mist blower 1 unit
k) Alat dan bahan pembuatan awetan nyamuk Ruang Rearing Nyamuk Ruang rearing merupakan bagian dari instalasi entomologi, menempati ruang set
meja
kursi
berukuran 46,8 m2 dilengkapi dengan AC, 2 pegawai.
mengembangbiakkan
koloni
Ruang nyamuk
ini
digunakan
Aedes
aegypti.
untuk Ruang
rearing diatur agar memiliki suhu 23-320C dan kelembaban antara 60-85%. Selain itu juga terdapat rak untuk penetasan telur, serta pemeliharaan jentik dan nyamuk. Ruang rearing terhubung dengan kandang hewan yang didalamnya digunakan untuk memelihara marmut yang digunakan untuk pakan nyamuk. 3) Instalasi Rodentologi a) Ruang praktikum Rodentologi 15
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan luas 35 m2, dengan 2 set meja kursi pegawai, 4 rak laci kabinet, 1 buah PC, 2 buah lemari kayu, 1 buah lemari besi dan 16 buah kursi laboratorium. Sarana yang dimiliki instalasi rodentologi diantaranya adalah alat-alat survei tikus, alat-alat survei lingkungan dan spesimen tikus (kering dan basah) dari beberapa daerah di Pulau Jawa. b) Ruang Rearing Mencit Ruang rearing mencit merupakan bagian dari instalasi rodentologi. Menempati ruang
berukuran 50 m2, terdapat 1
unit Mice cage and racks dan box kandang. Ruang ini digunakan untuk mengembangbiakkan mencit (Mus musculus albino) galur swiss dan balb-c serta tikus putih (Rattus norvegicus albino) yang digunakan untuk penelitian, baik oleh peneliti Balai Litbang P2B2 Banjarnegara maupun dari instansi lain. 4) Instalasi Bakteriologi Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2 , dengan 4 meja, 2 kursi pegawai, lemari penyimpanan dari kayu 2 buah. Sarana pendukung di instalasi bakteriologi antara lain : a) Thermal cycler (1 buah) b) Microcentrifuge (1 buah) c) Refrigerated centrifuge (1 buah) d) Water Bath (1 buah) e) Vortex (2 buah) f) Horizonthal electrophoresis (1 buah) g) Vertical electrophoresis (1 buah) h) Analityc balance (2 buah) i) Gel documentation (1 buah) j) Bio Safety Cabinet (1 buah) k) Incubator (1 buah) l) CO2 incubator (1 buah) m) Mikroskop lapang gelap (1 buah) ELISA Washer (1 buah) 16
n) ELISA Reader (1 buah) o) Shaker (1 buah) p) Sonicator (1 buah) q) Spektrofotometer (1 buah) r) Autoclave (1 buah) s) Mikroskop fase kontras (1 buah) t) Mikroskop inverted (1 buah) u) Hot plate styrer (1 buah) v) Deep freezer (1 buah) w) 1 unit komputer dan 2 unit laptop x) Software (Total lab dan UV-Visible and Fluorescence) 5) Instalasi Epidemiologi dan Biostatistik Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 5 set meja kursi dan 3 buah lemari penyimpanan. Sarana pendukung di instalasi antara lain : a) GPS Garmin dengan tipe Oregon 550 (1 buah), E trex (1 buah), 12XL (2 buah), 76CSX (2 buah) b) 2 unit PC, printer A3 serta alat-alat pendukung analisis data secara epidemiologi dan statistik c) Software (Arc View 3.3, SPSS 17, Corel X3, rekso translator)
c. Studio Multimedia Berupa bangunan seluas 203,5 m2, dengan 2 set meja tamu, 6 unit AC, 80 kursi, LCD viewer, layar ukuran 6 x 4 m, perangkat audio / sound system, DVD Player. Memiliki koleksi film antara lain film tentang kehidupan tikus, film Awas Leptospirosis”, film tentang filariasis, film tentang demam berdarah dengue “Awas Nyamuk Jahat”, film malaria dan film kunjungan PAUD/TK.
d. Green House Green house dibangun selain untuk penghijauan di lingkungan kantor juga ditujukan untuk koleksi dan memelihara berbagai tanaman pengusir nyamuk, tanaman obat dan tanaman pemandul tikus. Tujuan pemeliharaan tanaman tersebut untuk pembelajaran. Beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk koleksi Balai Litbang P2B2 17
Banjarnegara diantaranya diantaranya geranium, zodia, selasih, lavender, rosemary, basil, dan kemangi, tanaman obat : sirih, sirih merah, wijaya kusuma, jeruk, aloevera, tanaman pemandul tikus : mindi dan mimba.
e. Kendaraan Dinas 1) Kendaraan roda empat : tiga unit mobil (1 unit Toyota Avanza, 1 unit Ford Ranger dan 1 unit Isuzu Panther). 2) Kendaraan roda dua : dua unit sepeda motor (1 unit sepeda motor Honda Supra X 125 dan 1 unit sepeda motor Suzuki Trail TS 125)
f. Sarana Penunjang 1) Sarana Teknologi informasi : LAN, Internet (Modem ADSL, Wifi), telepon dan fax, CCTV, PABX, peralatan komunikasi, HT, 2) Peralatan ATK
: mesin ketik, mesin hitung elektronik, paper
cutter, scanner. 3) Sarana presentasi (Camera DSLR, LCD viewer, Banner, Sound System, Voice Recorder , DVD Player, Rak Display Portable, LED TV 42”) 4) Genset 500VA 5) Pemotong rumput 6) Mushola Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dibangun tahun 2013 dengan dana pembangunan diperoleh dari kontribusi pegawai dan donatur. 3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara melaksanakan bersumber
kegiatan binatang
penelitian dengan
dan
pengembangan
memfokuskan
penyakit
penelitian
dan
pengembangan di bidang penyakit tular vektor dan reservoar. Pada periode ini, penelitian kesehatan belum mampu secara penuh memberikan asupan data dan informasi kesehatan terkait biomolekuler, klinis, kesehatan masyarakat, dan iptek terkait kesehatan, karena lebih dominan
menyediakan
data
dan
informasi
terkait
kesehatan
18
masyarakat. Bila dikaitkan dengan teori HL Blum, ada 4 (empat) determinan kesehatan yang perlu diperhatikan, yaitu: Lingkungan (biologi, fisik, kimia dan sosial) Genetika/keturunan Perilaku Pelayanan kesehatan. Artinya pada periode sebelum desentralisasi, Program Litbangkes belum
memberikan
output,
outcome,
yang
diharapkan
dalam
mendukung penyusunan kebijakan masalah kesehatan di daerah. 4. Diseminasi Hasil Penelitian Tiga pendekatan yang dapat membantu dalam diseminasi teknologi, yaitu: faktor budaya, sosial, dan agen pembawa. Artinya, dalam diseminasi dan utilisasi iptekkes, pertama kali perlu dilihat siapa sasaran dan apa metode pendekatan yang digunakan. Tentunya ini sudah mengakomodasi pendekatan multisiplin yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu. Ada
3
sasaran
dari
diseminasi
dan
utilisasi,
yaitu
akademik/academics, pebisnis/business dan pemerintah/government (ABG)1. Keserasian ABG dalam menghasilkan inovasi produk atau proses akan berdampak positif terhadap komunitas baik pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, juga pada misi penciptaan lapangan kerja baru dan tidak kalah pentingnya adalah penggapaian cita-cita pengentasan komunitas dari kubangan kemiskinan. Diseminasi iptek hasil Program Litbangkes, meliputi publikasi, sosialisasi, seminar, advokasi dan mobilisasi. Diseminasi yang telah dilaksanakan di Balai Litbang P2B2 Banjarnergara sbb: Melibatkan akademisi di dalam publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah berkala, workshop/Balaikarya, seminar hasil.
19
Melibatkan pemerintah di dalam sosialisasi, advokasi, dan pemberian opsi untuk kebijakan dan teknis program/kegiatan. Penyebarluasan hasil kegiatan dan penelitian melalui media internet yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Pembuatan Buletin Balaba yang terbit dua kali setahun sejak tahun 2005. Membuat media informasi baik berupa leaflet, buku saku maupun film/video pembelajaran. Melihat dihasilkan,
karakteristik tentu
masyarakat.
Program
tidak
serta
Perlu
proses
pemerintah/kebijakan
sebelum
Litbangkes
merta
dengan
langsung
lebih
lanjut
diluncurkan
iptek
yang
bermanfaat dalam
menjadi
untuk tataran
program
dan
kegiatan untuk masyarakat. Namun, dalam hal diseminasi dan utilisasi, perlu ditingkatkan dan digiatkan aktivitas berupa pemberian informasi publik
melalui
media
massa,
elektronik,
internet.
Karena
bagaimanapun, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab moral dan etika dalam menyampaikan kebenaran untuk kesejahteraan manusia. 5. Masalah dan Isu Stratejik Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat dikemukakan beberapa masalah yang dihadapi sebagai berikut : a. Pesatnya perkembangan kasus penyakit bersumber binatang secara global menuntut dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu
sebagai
sumber
Informasi
IPTEK
yang
handal
agar
pemanfaatnnya benar-benar berdaya guna dan berhasil guna untuk kesehatan masyarakat. b. Meningkatnya kerja sama lintas sektor yang lebih luas, baik dengan Perguruan Tinggi, Dinas terkait dan swasta dalam hal penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, sehingga membawa konsekuensi peningkatan sumber daya dan sumber dana. c. Adanya tuntutan kebutuhan penerapan hasil-hasil penelitian kepada pelaksana program maupun masyarakat, maka dipandang perlu peningkatan status lembaga dari Loka menjadi Balai.
20
d. Adanya kesenjangan jabatan struktural antara Balai Litbang dengan Dinas lain di daerah sehingga menghambat koordinasi kegiatan lintas instansi di daerah. e. Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sampai saat ini mengalami banyak kendala untuk dapat dimanfaatkan oleh pelaksana program. Hal tersebut disebabkan kurang fokusnya kegiatan litbang yang dilaksanakan dari hulu ke hilir, karena banyak institusi litbang penyakit bersumber binatang melakukan penelitian secara parsial sehingga sulit untuk dikembangkan
menjadi
satu
hasil
komprehensif
yang
dapat
dimanfaatkan. Untuk itu dengan peningkatan status lembaga dari Balai
menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit
Bersumber
Binatang
diharapkan
akan
menghasilkan
penelitian yang tuntas dari hulu ke hilir sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan para stakeholder. Dengan peningkatan Balai menjadi Balai diharapkan litbang P2B2 dapat lebih terfokus dan mendalam sehingga
hasil
penelitian
lebih
dapat
dimanfaatkan
pengelola
program. Adapun permasalahan yang dihadapi sampai dengan Tahun 2014: a. Belum
terpetakannya
vektor
dan
reservoir
yang
berpotensi
menyebarkan penyakit bersumber rodensia b. Penyakit tular rodensia yang ada di Indonesia belum merupakan penyakit prioritas baik di daerah maupun nasional. c.
Belum diketahui cara pengendalian rodensia dan vektor secara efektif dan efisien guna penanggulangan zoonosis.
d. Belum teridentifikasinya faktor risiko penyakit tular rodensia e. Belum optimalnya dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu sebagai sumber Informasi IPTEK yang handal guna pengambilan kebijakan dalam bidang kesehatan. f.
Hasil penelitian Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum mampu berkontribusi
signifikan
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan di daerah. Hal ini disebabkan karena: 1. Belum optimal dalam mengelola input dan proses litbangkes 21
2. Belum banyak menghasilkan rekomendasi yang berkontribusi langsung pada kebijakan, program dan kegiatan 3. Belum banyak menghasilkan jumlah iptek yang berkontribusi pada pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek 4. Belum optimal mengelola modal sosial internal dan eksternal, agar
kinerja
diakui,
diapresiasi
dan
bermanfaat
untuk
kesejahteraan manusia 5. Belum
optimal
dalam
mengidentifikasi
kebijakan-kebijakan
publik terkait litbang dan iptek yang perlu dibarui dan diperbaiki g. Diseminasi dan utilisasi
produk Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
belum dikelola dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena: 1. Belum optimal dalam mengidentifikasi kelompok sasaran yang relevan agar informasi tepat sasaran dan tepat tindak lanjut 2. Masih rendahnya komitmen dalam mengembangkan jejaring iptekkes agar seluruh potensi dan produk iptekkes dapat dikelola dan akhirnya bermanfaat bagi masyarakat h. Budaya organisasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara belum dapat membangun perilaku sebagai institusi Kemenkes dan iptekkes yang profesional. Hal ini disebabkan karena: 1. Belum mampu menginternalisasikan visi, misi dan nilai Badan Litbangkes dan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 2. Belum optimal mengidentifikasi dan mendayagunakan seluruh potensi dan aset yang dimiliki sesuai kebutuhan kinerja 3. Belum
maksimal
membangun
rasa
memiliki
dari
seluruh
pegawai.
22
F. RENCANA PENGEMBANGAN SDM DAN SARANA PRASARANA TAHUN 2015 – 2019 1. Rekuitment pegawai (CPNS) Strata 1
2015
2016
Biologi
2017 1
Manajemen Sosiologi Administrasi Kebijakan Kesehatan
20018
2019
JML
1
2
1
1
1
1
1
1
Diploma III D3-Administrasi perkantoran
1
1
D3-Perpustakaan
1
2 1
D3 Kesehatan lingkungan
1
1
D3 Analisis kesehatan
2
2
Jumlah
5
2
18
1
2
1
1 1
2. Rekuitment PPPK
RENCANA PENEMPATAN
NO
SATUAN ORGANISASI
ORGANISASI
1 Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
RENCANA PEMENUHAN TAHUN 2014
UNIT ORGANISASI
Balai Penelitian Dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara
UNIT KERJA
JABATAN
PENDIDIKAN
GOL
JML
Subbagian Tata Usaha
Litkayasa
SMU, D3, S1
5
Subbagian Tata Usaha
Pramubakti
SMU
7
Subbagian Tata Usaha
Petugas Keamanan
SMU
8
2
3
3. Pelatihan Rencana Pengembangan
Nama Pelatihan
2015
2016
2017
2018
2019
A. Metodologi Penelitian Dasar
+
+
+
+
+
B. Metodologi Penelitian Lanjutan
+
+
+
+
+
1. Analisa Statistik Lanjutan
+
+
+
+
+
2. Meta analisis
+
+
+
+
+
3. Disain Penelitian Lanjutan
+
+
+
+
+
4. Riset Operasional
+
+
+
+
+
A. Dasar-dasar Entomologi dan Parasitologi
+
+
+
+
+
B. Manajemen Program Pemberantasan Penyakit
+
+
+
+
+
C. Bionomik Vektor dan Dinamika Penularan
+
+
+
+
+
I. Pelatihan Dasar
II. Pelatihan Teknis
19
III. Teknis Fungsional Litkayasa
2015
2016
2017
2018
2019
1. ELISA Test
+
+
+
+
+
2. Pemeriksaan sampel
+
+
+
+
+
3. Pengelolaan Laboratorium
+
+
+
+
+
4. Aplikasi SIG dalam penelitian vektor
+
+
+
+
+
1. Arsiparis
+
+
+
+
+
2. Pengelolaan Barang
+
+
+
+
+
3. Kepegawaian
+
+
+
+
+
4. Perpustakan
+
+
+
+
+
5. Manajemen Informasi
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
IV. Pelatihan Penunjang A. Diklat Kepemimpinan 1. Diklat Kepemimpinan III 2. Diklat Kepemimpinan IV B. Diklat Manajemen
C. Diklat Keuangan
4. Pendidikan
Rencana Pengembangan Nama Pendidikan Lanjutan
2015
2016
2017
2018
2019
Pendidikan Lanjutan S3 Tropical Medicine Public Health
1 1
Entomologi
1 1
Pendidikan Lanjutan S2
Entomologi
1
Zoologi
1
1
Public Health
1
Epidemiologi Lapangan
1
Pendidikan Lanjutan S1 Sarjana Informatika
1
Sarjana Kesehatan Masyarakat
1
Sarjana Administrasi
1 20
5. Pengembangan Sarana Prasarana 2015 2016 2017 a. Ruang Administrasi - Pembangunan gedung insektarium, ruang arsip dan perpustakaan - Rak box arsip - PC Desktop - Almari arsip - Laptop - Printer - Mesin Penghitung Uang - Kamera - Door lop - IPAL - Pengadaan CCTV - Filling cabinet - Printer - Printer laser - Mess Peneliti - Mesin Pemusnah Dokumen - Laptop - Almari arsip - Scanner Folio - Mesin fotocopy
b. Laboratorium Bakteriologi - Mikro Pipet 0,5 - 20 µl - Multichanel Micropipet 20 - 100 µl - Mikro Pipet 10 - 200 µl - Deep Frezer - Mikro Pipet 100 - 1000 µl - Electroblotter - Genset Silent25 KVA c. Laboratorium Epid Biostat dan GIS - GPS Trimble Juno - GPS Garmin - Voice Recorder Sony - Software Arc Gis - Kamera DSLR - Lemari Kayu
2018 2019
1 2 3 4 2 2 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
21
d. Laboratorium Parasitologi - Kulkas 2 Pintu - Elissa Reader - Inkubator CO2 - Mikro Pipet 10 - 200 µl - Handycam Sony HXR-NXSP - Glass Desector - Suction Pump Laboratory - Rak Besi - Easypet (eppendoff) - Dryving Oven (Kalc) - Microtom membuat histopat - Lemari Reagen
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 e. Laboratorium Rodentologi - Lemari besi - Microscope Nikon Desekting - Pembangunan Kandang mencit - LTBS - pH Meter Digital - Suit Test Meter - Refraktometer Atago - Thermohigrometer f. Laboratorium Entomologi - Kulkas 2 Pintu - Microscope Desekting Lapangan - PC unit - Printer - Lemari Besi - Colour Photomicrography - Lensa Okuler 15x Compound e100 - Lensa Okuler 20x Desekting SM2875
2017
2018
1 1 1 1 3
3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 6
2015 g. Perpustakaan - Buku perpustakaan (1 paket) - Buku perpustakaan (1 paket) - Buku perpustakaan (1 paket) - Buku perpustakaan (1 paket) - Buku perpustakaan (1 paket) - Meja baca dan kursi perpustakaan (paket) f. Ruang Staf - Meja Pegawai - Kursi Pegawai h. Kendaraan Dinas - Sepeda Motor
2016
1 1 2019
2016
2017
2018
2019
1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
5 5
1 1
2 2
1 1
2 2
2 22
1
6.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KERJASAMA
2015 2016 2017 2018
Informasi Publikasi Dokumentasi
2019
Desiminasi Informasi Seminar/pertemuan ilmiah
+
+
+
+
Pameran
+
Akreditasi Jurnal Balaba
+
+
Perpustakaan
+
+
+
+
+
Jaringan/LAN
+
+
+
+
+
Diseminasi hasil-hasil penelitian
+
Advokasi aplikasi kebijakan daerah
+
+
+
+
+
Jaringan Peneliti Daerah
+
+
+
+
+
Pengembangan Percepatan Visi Daerah
+
+
+
+
+
Rujukan spesimen
+
+
+
+
+
PKL dan Magang Mahasiswa
+
+
+
+
+
+
+ +
+
+
Kerjasama
7.
AGENDA RISET BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA TAHUN 2015 – 2019 Tujuan : •
Umum Panduan bagi peneliti di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian kesehatan tahun 2015-2019
•
Khusus
-
Agar kegiatan litbang bidang kesehatan lebih terfokus dan saling mendukung satu sama lain -
Meningkatkan sumberdaya Iptek prasarana termasuk laboratorium
kesehatan,
baik
SDM,sarana
dan
- Meningkatkan jejaring iptek bidang kesehatan - Menjadikan hasil penelitian kesehatan sebagai produk untuk mendukung kemandirian dan daya saing industri kesehatan
23
A. MALARIA
‘15
NO
URAIAN
1
Pengembangan kultur Plasmodium dari daerah endemis di laboratorium secara in vitro Area: teknologi
2.
Kajian/Riset Vektoria pada daerah endemis di Prov. Jawa Tengah Tujuan: Mengetahui vektoria penular penyakit potensial di Jawa Tengah Area : Perilaku Vektor dan Manusia
v
3
EVALUASI DAN INTERVENSI PENGENDALIAN MALARIA DI DAERAH ENDEMIS
v
‘16
‘17
‘18
‘19
v
Tujuan : mengevaluasi upaya pengendalian malaria dg menghitung parameter entomologi, sekaligus intervensi yang dapat mengembangkan/memperbaiki upaya pengendalian sebelumnya B. DBD NO
URAIAN
’15
1.
Studi Resistensi Larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus Terhadap Larvasida Temephos di Indonesia (Lanjutan penelitian) Area:Uji Insektisida
v
2.
Skrining Virus Dengue pada Kasus Tersangka dan Vektor Tersangka DBD Berdasarkan Geografi di Jawa Trengah Area: Epidemiologi penyakit &reservoir
v
3.
Model Intervensi dalam merubah Persepsi Masyarakat tentang Fogging Area : Perilaku Vektor dan manusia
v
4.
Karakteristik bionomik dan habitat Aedes aegepty pada daerah endemis dan non endemis DBD di Provinsi Jateng Area : Perilaku vektor dan manusia
v
5.
Patogenitas transovarial DBD Area:perilaku vektor &manusia
v
24
‘16
‘17
‘18
’19
’15
NO
URAIAN
6.
Studi Epidemiologi spasial DBD dan Surveilans
‘16
’17
‘18
v
Vektor DBD di Provinsi Jawa Tengah Area :Epidemiologi penyakit&reservoir 7
V
PENDEKATAN ECOHEALTH UNTUK PENGENDALIAN DBD DI DAERAH ENDEMIS
8
v
Pengaruh daun X sediaan obat nyamuk bakar & sprai terhadap angka fekunditas dan
fertilitas Aedes Aegypti di lab. 9
v
EVALUASI DAERAH POTENSIAL DBD DENGAN MENILAI MAYA INDEX
C. LEPTOSPIROSIS
NO
URAIAN/TOPIK
15
16
17
18
19
PRODUK
1. Propagasi, Karakterisasi dan Pemanfaatan Ab monoklonal Spesifik Leptospira untuk Deteksi Penyakit Leptospirosis dengan Teknik ELISA Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian) A
hibridisasi limfosit dan myeloma
B
seleksi hibridoma producer
C
karakterisasi antibodi monoklonal
D
propagasi in vitro sel hibridoma dan purifikasi
E
Produk sel hibridoma produser yang aktif menghasilkan antibodi
V
Produk sub kultur sel hibridoma yang aktif menghasilkan antibodi
V
Produk antibodi monoklonal yang diketahui isotype-nya (kelas IgM atau IgG, IgA, dll)
V
Produk kultur sel hibridoma dalam jumlah yang mencukupi untuk kebutuhan pembuatan kit diagnostik
V
V
Pembuatan kit FELISA dan uji diagnostik
25
Prosuk berupa alat deteksi cepat untuk leptospirosis yang telah diketahui sensitivitas dan spesifisitasnya
‘19
2.
Model deteksi dini/Algoritme diagnosa dini
Model deteksi dini
Leptospirosis di daerah endemis dan non
V
endemis Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian) 3.
4.
Uji coba model untuk penanganan
V
Model pengendalian
leptospirosis pada suatu wilayah
dengan pemberdayaan
Area : pemberdayaan masyarakat
masyarakat
Pengembangan model untuk penanganan
V
Pengembangan Model
leptospirosis pada suatu wilayah
pengendalian
Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian)
D. FILARIASIS NO 1.
URAIAN/TOPIK
15
16
17 18
19
PRODUK
Pemanfaatan Radiasi dalam Pengendalian vektor Filariasis (Nyamuk Culex quiquifasciatus) di Kota Pekalongan. V a.
Pembiakan lab dan uji dosis pemandulan nyamuk Culex quiquifasciatus
b. Uji daya saing kawin dosis mandul Culex quiquifasciatus c. Uji aplikasi TSM semi lapang pada nyamuk Culex quiquifasciatus
V
V
V d. Uji aplikasi TSM pada Culex quiquifasciatus pada skala lapang terbatas e. Uji aplikasi TSM pada Culex quiquifasciatus skala standard Kemenkes.
26
V
SOP pembiakan massal nyamuk dan data hasil uji dosis pada nyamuk Culex sp. Data hasil uji daya saing kawin dosis mandul nyamuk Culex sp. Data hasil uji TSM semi lapang pada nyamuk Culex sp., Data hasil uji aplikasi TSM Culex sp. pada skala lapang terbatas Model pengendalian Culex sp.
E. PES NO 1.
2.
3.
URAIAN/TOPIK
15
16
17
Rekonfirmasi pes pada daerah fokus dan bekas fokus pes Area : epidemiologi dan surveilans Uji coba model untuk penanganan pes pada suatu wilayah Area: Teknologi pengendalian
18 19
PRODUK
V
Informasi epidemiolo gi Model pengendalia n
V
Kajian Pes dalam rangka perubahan status daerah Fokus pes DIY Area : epidemiologi
V
Informasi daerah fokus dan bebas pes
F. MURINE TYPHUS NO
URAIAN/TOPIK
15
1.
Pendataan/screening murine typhus dan scrub typhus pada Rumah Sakit di Jateng,Jatim, DIY Area : Epidemiologi dan surveilans
2.
Identifikasi faktor risiko murine typhus dan scrub typhus termasuk seroprevalens pada rodent Area : Epidemiologi dan surveilans
16
17
V
18 19
PRODUK
V
Informasi epidemiolo gi
Informasi faktor risiko
V
G. PENYAKIT LAINNYA NO 1.
2.
3.
URAIAN/TOPIK
15
Deteksi Dini Dan Pemetaan Faktor Risiko Japanese Encephalitis Di Berbagai Daerah Potensial Di Jawa Area : Epidemiologi Studi Toxoplasmosis pada tikus domestik di lab Area : Diagnosis dan identifikasi
Studi Toxoplasmosis pada WUS di masyarakat wilayah Provinsi Jawa Tengah Area : Epidemiologi
27
16
17
V
18 19
PRODUK Produk peta faktor risiko
V
Informasi faktor risiko
V
V
Informasi epidemiologi dan faktor risiko
7.
Pengelolaan
sarana
penelitian
dan
pengembangan
pengendalian
penyakit bersumber binatang serta pelayanan masyarakat. 8.
Pengembangan jejaring informasi dan ilmu pengetahuan teknologi kesehatan.
9.
Pelaksanaan
diseminasi
dan
promosi
hasil-hasil
penelitian
dan
pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. 10. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. D. Nilai Dalam menjalankan visi dan misi melalui implementasi tugas dan fungsi, Badan Litbangkes memiliki nilai-nilai yang diacu berupa: 1.
Nilai-nilai Kemenkes, yaitu Pro rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif efesien, dan Clean (PIREC)
2.
Boleh salah tidak boleh bohong
3.
Tertib dalam kebebasan
4.
Menjunjung tinggi moral ilmiah dan moral etik.
27
BAB IV RENC ANA KEGIATAN 2015-2019 A. TUJUAN Kementerian
Kesehatan
mempunyai
tujuan
terselenggaranya
pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Badan Litbangkes)
sebagai salah satu unit eselon di bawah Kementerian Kesehatan yang melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan. Tujuan yang hendak dicapai oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 1. Tersedianya data hasil penelitian dan pengembangan
pengendalian
penyakit bersumber binatang yang akurat, didukung oleh sarana dan prasarana serta tersedianya informasi IPTEK yang handal tentang vector
dan
dinamika
penularan
penyakit
bersumber
binatang
khususnya penyakit bersumber rodensia di seluruh wilayah endemis dan potensial. 2. Menghasilkan penelitian di Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) yang berkualitas sesuai kebutuhan stakeholder serta mendukung program pembangunan kesehatan. B. SASARAN Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI yang targetnya adalah 2 output setiap tahunnya. Dalam mendukung sasaran kinerja utama Badan Litbangkes tersebut, khususnya Pusat Tehnologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara memiliki kegiatan utama yaitu penelitian dan pengembangan penyakit bersumber binatang, publikasi hasil penelitian dan
Dukungan
Manajemen
Lainnya
Pengembangan Kesehatan. Sasaran
Pada
Program
Penelitian
dan
yang akan dihasilkan dari kegiatan
utama ini yaitu:
28
1. Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. 2. Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generic dan tugas teknis Lainnya pada program penelitian dan pengembanganm kesehatan. Dari tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai yaitu ; 1. Tercapainya kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang mempunyai implikasi terhadap kebijakan maupun program kesehatan, bersifat inovatif dan mengarah standarisasi. 2. Tersedianya tenaga Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang profesional menurut
jumlah,
kepakaran,
jenjang
fungsional,
serta
jenjang
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Tersedianya
fasilitas
instalasi
/laboratorium,
perpustakaan
dan
perangkat jejaring informasi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara serta sarana dan prasarana pendukung yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah maupun mutu. 4. Terlaksananya pengembangan jejaring informasi melalui peningkatan aksesibilitas, pemanfaatan website dan perpustakaan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. 5. Terlaksananya pemanfaatan hasil Balai litbang P2B2 Banjarnegara dikalangan
pelaksana
program/pengambilan
keputusan,
kalangan
ilmiah dan masyarakat. 6. Terwujudnya jejaring kemitraan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dengan sektor terkait serta bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. Rencana Kerja Tahunan diarahkan untuk memberikan:
29
1. Bukti prasyarat untuk merancang dan menetapkan kinerja Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. 2. Bukti penilai untuk memberikan rekomendasi terhadap permasalahan pengendalian penyakit bersumber rodensia bagi stakeholder (Dinas Kesehatan) pada lokasi penelitian di wilayah kerja Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. 3. Kebaruan
dan
perbaikan
bagi
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
kesehatan. C. INDIKATOR KINERJA Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, sasaran outcome hasil program dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
adalah
meningkatnya
kualitas
penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara termasuk dalam satuan kerja ampuan Pusat Penelitian Upaya Kesehatan Masyarakat. Untuk sasaran Puslit UKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, sehingga capaian output Balai Litbang P2B2 Banjarnegara mendukung sasaran output Pusat TIKM. Sasaran output Balai Litbang P2B2 Banjarnegara tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
2015-2019
adalah
meningkatnya
penelitian
dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja utamanya adalah : 1. Tersedianya
produk/model
intervensi/prototype/standar/kajian
di
bidang kesehatan masyarakat intervensif 2. Tersedianya
publikasi
ilmiah
di
bidang
kesehatan
masyarakat
intervensif yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional. D. KEGIATAN Kegiatan dalam pengelolaan Program Litbangkes adalah sebagai berikut: 1. Diutamakan memberikan kontribusi signifikan pada salah satu Kementerian
Kesehatan,
yaitu
Pengendalian
penyakit
fokus
menular,
penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan 30
2. Pengelolaan sumberdaya Balai Litbang P2B2 Banjarnegara bersifat proaktif, yaitu tidak mengandalkan sepenuhnya pada fasilitas negara, namun memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi sumberdaya sesuai aturan hukum 3. Pengelolaan pendidikan, pelatihan, dan forum peneliti, litkayasa dan administrasi dilakukan dengan menumbuhkembangkan iklim ilmiah yang sehat. 4. Produk
penelitian
dan
pengembangan
pengendalian
penyakit
bersumber rodensia adalah publikasi ilmiah, model intervensi, dan opsi rekomendasi. E. STRATEGI Strategi Rencana Aksi Kegiatan lima tahunan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dalam hal ini adalah pendekatan secara keseluruhan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut hendaknya mengikuti falsafah: policy
follow
research,
penelitian
harus bersifat
antisipatif sebagai bukti prasyarat kegiatan (evidence based program) bukan sebaliknya. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, identifikasi faktor pendukung yang rasional, efisien, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Dalam
pengelolaan
program
Banjarnegara memiliki komponen
dan
kegiatan,
Balai
Litbang
P2B2
strategi yang mengawal hal tersebut,
yaitu: 1. Peningkatan mutu litbangkes, dengan strategi: a) Pengembangan
aset
manusia
litbang
dan
ilmu
pengetahuan
teknologi kesehatan (iptekkes) melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi. b) Peningkatan sarana dan prasarana litbangkes melalui pengadaan dan pemeliharaan bahan, alat, gedung, dan teknologi, termasuk metodologi. c) Efisiensi dan efektivitas anggaran litbangkes melalui perencanaan dan pelaksanaan berbasis kinerja. 31
2. Pengembangan hasil litbangkes, dengan strategi: a) Meningkatkan koordinasi dan kemitraan untuk pengembangan hasil litbangkes dengan pendekatan multi disiplin dan multi institusi b) Mengikuti pembinaan litbangkes dari Badan Litbangkes secara kontinum mulai dari identifikasi orientasi produk sampai diseminasi hasil. 3. Diseminasi hasil litbangkes dengan strategi: a) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal nasional (akreditas dan non akreditasi) b) Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal internasional c) Mengadakan diseminasi penyakit tular vektor 4. Pemanfaatan hasil litbangkes, dengan strategi: a) Menyediakan data, informasi, HKI, rekomendasi yang berorientasi pada kebutuhan akademisi, bisnis, dan pemerintah (program). b) Pemanduan dan pendampingan dalam utilisasi hasil litbangkes. c) Penyelenggaraan forum penyampaian hasil olahan penelitian dengan Unit Perencanaan dan pelaksana program secara tematik dan berkala d) Pemanfaatan hasil hasil litbangkes termasuk di dalamnya berbagai hasil penelitian secara nasional
32
B AB V I NDI KATO R KI NERJA SASARAN DAN TARG ET TAHUNAN Balai Litbang P2B2 Banjarnegara merupakan unit pelaksana teknis Badan Litbangkes yang dalam ini di bawah bimbingan teknis dari Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Program Litbangkes memiliki outcome meningkatnya
penelitian
dan
pengembangan
di
Bidang
TIKM
dengan
meningkatkan kualitas litbang dan pemanfaatan di bidang kesehatan melalui penapisan, pengaturan, pemanfaatan dan pengawasan terhadap penggunaan teknologi dan produk kesehatan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja sejak tahun 2011 dibuatlah indikator kinerja sasaran yang mendukung indikator kinerja PTIKM. Adapun indikator tersebut meliputi : a. Tersedianya produk/model intervensi/prototype/standar/kajian di bidang kesehatan masyarakat intervensif b. Tersedianya publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Tabel Penetapan Indikator Kinerja Sasaran Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Tahun 2015 - 2019 Indikator Presentasi hasil litbang yang mendukung isi strategis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang disosialisasikan kepada pengelola program dan pemangku kegiatan
Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan media elktronik: Nasional Internasional a. a. Media Nasional b. b. Media Internasional c. c. Buku
Target 2015
2016
2017
2018
2019
100%
100%
100%
100%
100%
2
3
3 1
4 1 1
4
Target indicator kinerja Tahun 2016 mengalami perubahan, sesuai dengan Renja K/L Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yaitu untuk publikasi menjadi 3 (publikasi nasional). 33
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENIL AIA N Program Litbang Pengendaian Penyakit Bersumber Binatang perlu dikelola dengan
pendekatan
muldisiplin
dan
multiinstitusi,
yang
juga
harus
mengembangkan seluruh komponen-komponen mulai dari input, proses, output, dan outcome, agar berkontribusi signifikan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek kesehatan. Mekanisme ini ternyata mengalami berbagai hambatan dan belum dapat dilaksanakan secara optimal meskipun sampai sekarang telah banyak peraturan perundangan yang diterbitkan dalam rangka litbang/ iptek secara umum dan litbang/iptekkes secara khusus. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara sebagai UPT Badan Litbangkes , belum dapat berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya kontribusi pihak-pihak terkait dalam mekanisme kemitraan akibat sistem dan pedoman kerja belum tersusun sebagaimana yang harus dicapai bersama. yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan. Untuk itu dengan adanya rencana aksi ini mekanisme kerja dapat lebih terarah namun tetap harus dilakukan pemantauan dan penilaian. Kualitas atau mutu penelitian dapat dikendalikan antara lain dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Melalui monitoring dapat diketahui keefektifan proses pelaksanaan penelitian dan melalui evaluasi akan diketahui mutu hasil atau baik tidaknya suatu hasil penelitian. Monitoring dan evaluasi atau sering disingkat Monev dapat merupakan kunci dalam penjaminan mutu suatu program, termasuk dalam program penelitian. Pelaksanaan monev dalam manjemen penelitian, dilakukan sepanjang proses penelitian berjalan. Kegiatan monev ini dapat dilakukan bagian
akhir
proses
penelitian.
pada bagian pertengahan atau pada
Mengingat
pentingnya
penelitian
yang
dilakukan oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, khususnya dalam rangka pemberian data dasar untuk penentuan kebijakan, maka penelitian harus dapat dikendalikan dan diarahkan agar proses dan hasilnya bukan hanya sesuai dengan rencana, melainkan juga sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut berlangsung secara terarah dan mencapai hasil sebagaimana di harapkan, maka perlu 34
disusun Panduan Monitoring dan Evaluasi Penelitian di Lingkungan Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Penyusunan panduan monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan agar kegiatan monitoring dan evaluasi penelitian yang dilakukan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara berlangsung efektif. Dengan kata lain, panduan ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi peneliti dan tim pemantau atau petugas monev dalam menjalankan tugas monitoring dan evaluasi penelitian di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Dalam hal ditemui hambatan atau
kendala
yang
tidak
dapat
dihindari,
harus
dicari
solusi
agar
penyimpangan tidak terlalu jauh dari rencana yang sudah ditetapkan. 1. PEMANT AUAN (MO NITO RI NG) Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung
selama
kegiatan
berjalan
untuk
memastikan
dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring penelitian adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap penelitian atau
penanggungjawab
kegiatan
diharuskan
mengisi
form
monev
(progress report) setiap bulan. Tiap penelitian hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan .penelitian sekaligus sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses penelitian agar berlangsung secara efektif dan
mencapai
hasil sesuai yang
direncanakan. 2. EV ALUASI Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi penelitian berarti upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil penelitian untuk menilai kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali informasi yang berkait 35
dengan
pelaksanaan
penelitian
dan
hasilnya
sebagai
bahan
untuk
pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan penelitian lebih lanjut. 3. O RGANI SASI PEL AKSANA Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala
Balai
Litbang
P2B2
Banjarnegara
yang
pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh seksi program dan kerjasama. 4. PEMBIAYAAN Pembiayaan
kegiatan
Monitoring
dan
Evaluasi
Penelitian
yang
dilakukan dibebankan pada Anggaran seksi program dan kerjasama Balai Litbang p2B2 Banjarnegara. 5. JADWAL KEGI ATAN Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan berdasarkan rencana kegiatan oleh masing-masing penanggungjawab, kemudian dilakukan rekapitulasi oleh petugas monev di seksi program dan kerjasama setiap bulannya untuk dilakukan evaluasi.
36
BAB VI PENUTUP Program Litbangkes memerlukan proses dan waktu tidak singkat, sumber daya yang memadai serta partisipasi seluruh komponen pengelola litbangkes dan iptekkes. Karena itu, pelaksanaan semua rencana tindak dalam Rencana Aksi Kegiatan ini, evaluasi dan penilaian perlu melibatkan semua pihak, termasuk pihak Kemenkes, instansi pengawasan/pemeriksaan pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga litbang dan iptek terkait. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara menyambut baik kerjasama nasional dan internasional, termasuk kerjasama regulasi dan bantuan teknis, dalam memperkuat kemampuan litbangkes sebagai data pendukung pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan menjadikan hasil penelitian sebagai evidence base dalam pengendalian penyakit bersumber binatang khususnya rodensia
37